strategi pengembangan pondok pesantren dalam era

25
STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA GLOBALISASI DI KABUPATEN BANYUWANGI Siti Aimah, Lely Ana Ferawati Ekaningsih, Mahbub Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA) Banyuwangi [email protected] Abstract Keywords: Islamic educational institutions,strategy Abdul Kholiq Syafa’at Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya [email protected] This study was conducted to identify and analyze the external factors that can lead to opportunities and threats, as well as internal factors are the strengths and weaknesses for boarding, so we can know what strategies are suitable to appliedi schools in an effort to increase its presence as an Islamic educational institutions in the environment conditions that have changed into modern one. The focus of research is the development strategy of boarding school in an effort to maintain its existence as educational institutions in the era of globalization. This type of research is qualitative research. Data analysis methods used are: a qualitative analysis, which is a series of activities to analyze the data in the study objects that are not expressed in the figures using SWOT analysis. Research results indicate that the development of appropriate strategies to be implemented in the pesantren of Banyuwangi regency there are :1) development of Islamic educational institutions there are two, namely: consistent and adaptive, 2) renewal of pesantren management by application of professional management, 3) improving resource there are namely: enhancement of human resources and improvement of Natural Resources. Vol. 8, No. 1, Juni 2014 245

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTRENDALAM ERA GLOBALISASI DI KABUPATEN

BANYUWANGI

Siti Aimah, Lely Ana Ferawati Ekaningsih, MahbubSekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA) Banyuwangi

[email protected]

Abstract

Keywords: Islamic educational institutions,strategy

Abdul Kholiq Syafa’atFakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)

Sunan Ampel [email protected]

This study was conducted to identify and analyze the external factorsthat can lead to opportunities and threats, as well as internal factors arethe strengths and weaknesses for boarding, so we can know what strategiesare suitable to appliedi schools in an effort to increase its presence as anIslamic educational institutions in the environment conditions that havechanged into modern one. The focus of research is the developmentstrategy of boarding school in an effort to maintain its existence aseducational institutions in the era of globalization. This type of researchis qualitative research. Data analysis methods used are: a qualitativeanalysis, which is a series of activities to analyze the data in the studyobjects that are not expressed in the figures using SWOT analysis. Researchresults indicate that the development of appropriate strategies to beimplemented in the pesantren of Banyuwangi regency there are :1)development of Islamic educational institutions there are two, namely:consistent and adaptive, 2) renewal of pesantren management byapplication of professional management, 3) improving resource thereare namely: enhancement of human resources and improvement ofNatural Resources.

Vol. 8, No. 1, Juni 2014 245

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

246 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi danmenganalisis faktor eksternal yang dapat menimbulkan peluang danancaman, serta faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelema-han bagi pesantren, sehingga dapat diketahui strategi apa yang cocokuntuk diterapkan pada pesantren dalam upaya meningkatkan eksistensi-nya sebagai lembaga pendidikan Islam di kondisi lingkungan yang telahberubah modern. Fokus penelitian adalah strategi pengembanganpondok pesantren dalam upaya mempertahankan eksistensinya sebagailembaga pendidikan di era globalisasi. Jenis penelitian adalah penelitiankualitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah: Analisis kualitatif,yaitu serangkaian kegiatan menganalisis data dalam obyek penelitianyang tidak dinyatakan dalam angka-angka tetapi menggunakan analisisSWOT. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembanganyang tepat untuk diterapkan pesantren di Kabupaten Banyuwangidiantaranya; 1) strategi pengembangan lembaga pendidikan Islam ada2, yaitu: konsisten dan adaptif, 2) strategi pembaruan manajemenpesantren yakni dengan penerapan manajemen profesional, 3) strategipeningkatan sumber daya pesantren ada 2, yaitu: peningkatan SumberDaya Insani dan peningkatan Sumber Daya Alam.

Kata kunci: lembaga pendidikan Islam, strategi

Pendahuluan

Pada era globalisasi, pondok pesantren dihadapkan pada beberapaperubahan sosial budaya yang tidak terelakkan, pondok pesantrentidak dapat melepaskan diri dari perubahan-perubahan. Kemajuanteknologi informasi dapat menembus benteng budaya pondokpesantren. Dinamika sosial ekonomi telah mengharuskan pondokpesantren untuk tampil dalam persaingan dunia pasar bebas (freemarket), belum lagi sejumlah perkembangan lain yang terbungkusdalam dinamika masyarakat yang juga berujung pada pertanyaantentang resistensi (ketahanan), responsibilitas (tanggung jawab),kapabilitas (kemampuan), dan kecanggihan pondok pesantrendalam tuntutan perubahan besar. Apakah pesantren mampu meng-hadapi konsekuensi logis dari perubahan-perubahan tersebut?.Usaha mencari alternatif jawaban itu relatif akan ditemukan bila

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

diketahui dan dipahami secara persis antropologi internal dan eks-ternal pondok pesantren. Upaya ini meniscayakan penelanjanganyang jujur dan rela melepaskan diri dari segala asumsi negatif dansikap apriori terhadap pondok pesantren(Suwendi, 2004:118).

Pesantren, dengan teologi yang dianutnya hingga kini, ditan-tang untuk menyikapi globalisasi secara kritis dan bijak. Pesantrenharus mampu mencari solusi yang benar-benar mencerahkan, se-hingga pada pada suatu sisi, dapat menumbuh kembangkan kaumsantri untuk memiliki wawasan yang luas, yang tidak gamang meng-hadapi modernitas, dan sekaligus tidak kehilangan identitas danjati dirinya, dan pada sisi lain, dapat mengantarkan masyarakatnyamenjadi komunitas yang menyadari tentang persoalan yang dihadapidan mampu mengatasi dengan penuh kemandirian dan peradaban(Abdul A’la, 2006: 9).

Seiring dengan kebutuhan yang demikian cepat berkembangdan beragam serta kompleksitasnya masalah yang dihadapi, makadiperlukan adanya profesionalitas dalam rangka meningkatkankualitas kinerja lembaga dakwah. Lembaga pesantren perlu ber-benah diri untuk dapat berhasil memenuhi kebutuhan dan tuntutanmasyarakat modern tersebut. Pesantren sebagai lembaga dakwahsekaligus sabagai lembaga pendidikan yang mencetak generasipenerus Islam yang handal dan profesional sesuai dengan perkem-bangan jaman, dituntut untuk mampu menawarkan pemahamanIslam yang modern dan universal. Di samping modernisasi ide,modernisasi kelembagaan organisasi juga harus dilakukan denganpenerapan proses manajemen yang benar .

Tantangan terbesar bagi keberhasilan sebuah lembaga dak-wah seperti pesantren dalam mencapai tujuan adalah berubahnyajaman yang menuntut profesionalisme dalam pengelolaan lembaga,kualitas sumber daya pengelola, kemampuan pengelola dalammenyikapi kemajuan teknologi, serta meluluskan alumni yangberkualitas. Untuk bisa memenuhi hal tersebut suatu lembagadakwah seperti pesantren dapat menerapkan dan mengaplikasikankonsep manajemen strategi dalam usaha mencapai tujuannya.

Dengan perencanaan strategi dapat membantu lembagadakwah seperti pesantren untuk menangani kondisi yang berubah,

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 247

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

248 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

membantu untuk merumuskan dan menyelesaikan isu-isu pentingyang dihadapi. Dengan perencanaan stategi dapat membantumembangun kekuatan dan menarik manfaat dari peluang-peluangpenting, sementara di lain pihak dapat juga mengurangi apa yangmerupakan kelemahannya atau menghindari ancaman serius.Bahkan perencanaan strategi mampu membuat lebih efektif dalamkondisi lingkungan yang penuh ancaman.

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahyang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: Apa saja faktoreksternal yang mempengaruhi pengembangan Pondok Pesantrenyang ada di Kabupaten Banyuwangi?. Apa saja faktor internal yangmempengaruhi pengembangan Pondok Pesantren yang ada diKabupaten Banyuwangi?. Bagaimanakah strategi pengembanganyang tepat untuk diterapkan pondok pesantren di Kabupaten Banyu-wangi?Apa saja kebijakan yang bisa direkomendasikan kepadapemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi terkait strategi pengem-bangan pesantren?

Manajemen Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani stratogos yang artinya ilmu parajenderal untuk memenangkan suatu pertempuran dengan meng-gunakan sumber daya yang terbatas (Sihombing, 2000). Pengertianatau definisi Manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmumanajemen memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pe-ngertian yang dianggap baku. Itulah sebabnya defenisi manajemenstrategi berkembang luas tergantung pemahaman ataupun penafsi-ran seseorang.

Strategi menjadi suatu kerangka yang fundamental tempatsuatu organisasi mampu menyatakan kontinuitasnya yang vital,sementara pada saat yang bersamaan ia akan memiliki kekuatanuntuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangkakerja untuk menyelesaikan setiap masalah strategis didalam perusa-haan, terutama yang berkaitan dengan persaingan, maka paramenajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secarastrategik. Merancang Strategic Architecture dan Operasi dalam Dunia

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

Pendidikan penting dilakukan setelah analisis lingkungan, lembagapendidikan diharapkan mampu memperoleh gambaran yang cukuputuh mengenai kondisi eksternal dan kondisi internalnya. Dengandemikian faktor-faktor yang merupakan kekuatan, kelemahan,kesempatan dan ancaman sudah mampu terdefenisi dengan jelas.Berdasarkan hal ini, suatu institusi pendidikan kemudian dapatmenentukan dan menetapkan arah yang ingin dituju dimasa depan.

Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan sekaligus lem-baga dakwah Islam yang ada di Indonesia, pesantren pada dasarnyadibangun atas keinginan bersama antara dua komunitas yang salingbertemu yaitu santri (masyarakat) yang ingin menimba ilmu sebagaibekal hidup dan kyai/guru yang secara ikhlas ingin mengajarkanilmu dan pengalamannya. Seperti yang dikatakan oleh ImamTholkhah dan Ahmad Barizi dalam bukunya membuka jendelaPendidikan (2004:55), “Kyai dan santri adalah dua komunitas yangmemiliki kesadaran yang sama untuk sacara bersama-samamembangun komunitas keagamaan yang disebut pesantren”.

Pesantren di Indonesia baru diketahui keberadaan dan per-kembangannya setelah abad ke 16. Karya-karya jawa klasik sepertiserat cabolek dan serat centini mengungkapkan bahwa sejakpermulaan abad ke 16 di Indonesia telah banyak di jumpai lembaga-lembaga yang mengajarkan berbagai kitab Islam klasik dalambidang fiqih, aqidah, tasawuf, dan menjadi pusat-pusat penyiaranIslam yaitu pesantren.

Pada masa penjajahan, pesantren mengalami tekanan yangamat berat, pesantren memang memberikan pengajaran tentangcinta tanah air dan menanamkan sikap patriotik pada para santrinya.Karena, walaupun pada dasarnya hanya merupakan lembagapendidikan keagamaan, namun lembaga ini juga mengutamakandalam pembinaan mental dan spiritual para santrinya. Hal inilahyang menjadi kekhawatiran penjajah. Untuk menanggulangi halyang demikian, pemerintah Hindia belanda kemudian menawarkanbentuk pendidikan yang modern dalam performa sekolah. Sekolah-sekolah Hindia Belanda kemudian berkembang menyaingi

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 249

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

250 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

keberadaan pesantren, sekolah-sekolah ini lebih bersifat pendidikanyang berorientai kepada kerja, dalam arti para lulusannya dapatmemperoleh kerja melalui ijasah yang diberikan oleh sekolah ter-sebut. Untuk mengimbangai hal yang demikian, beberapa cende-kiawan muslim Indonesia pada saat itu mencoba mendirikansekolah-sekolah lebih berciri khas keIslaman yaitu madrasah.Mulailah pengajaran agama diperkenalkan melalui sistem sekolahmodern. Akan tetapi sistem ini tidak serta merta diterima begitusaja. Sehingga mulai muncul dikotomi-dikotomi antara pesantrenyang mengadopsi sistem sebagaimana pesantren didirikan padaawalnya atau lebih dikenal dengan istilah pesantren salaf dan kholafatau modern.

Menurut Qomar (2007:6-7),tujuan umum pesantren adalahmembina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai denganajaran-ajaran agama Islam dan menanam rasa keagamaan tersebutpada semua segi kehidupan.

Ciri-ciri pesantren yang masih berpegang teguh pada nilai-nilai salafiyah menurut Sulthon dan Khusnurridlo (2006:12-13)dapatdidefinisikan sebagai berikut: (1) Adanya hubungan yang akrabantara santri dan kyai, (2) Kepatuhan santri pada kyai, (3) Hiduphemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkunganpesantren, hidup mewah hampir tidak ditemukan di sana, (4)Kemandirian amat terasa di kehidupan pesantren, (5) Jiwa tolongmenolong dan suasana persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah) sangatmewarnai pergaulan di pesantren. (6) Disiplin sangat dianjurkan,(7) Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia, (8) Pemberian ijazah.

Prinsip-prinsip pendidikan pesantren

Keinginan dan kaidah yang terlaku di dalam kehidupan pesantrenmerupakan nilai pokok yang melandasi kehidupan dunia pesantren.Eksistensi pesantren menjadi kokoh karena dijiwai oleh apa yangdikenal dengan pasca jiwa pesantren menurut Tolkhah dan Barizi,2004:55-56,yaitu: (1) Keikhlasan, (2) Kesederhanaan, (3) Keman-dirian, (4) Bebas, (5) Ukhuwah Islamiyyah.

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

Metode Penelitian

Fokus penelitian adalah strategi pengembangan pondok pesantrendalam upaya mempertahankan eksistensinya sebaga lembagapendidikan di era globalisasi. Sedangkan jenis penelitian adalahpenelitian kualitatif yang didefinisikan sebagai prosedur penelitianyang menghasilkan data deskriptif (berupa kata-kata yang tertulisatau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati).

Lokasi/obyek penelitian adalah Pondok pesantren yangberada di kabupaten Banyuwangi dan pondok pesantren yangmemiliki lembaga pendidikan formal serta telah diakui eksistensinyaoleh pemerintah dan masyarakat yaitu:

a. Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Tegalsari Banyuwangi

b. Pondok Pesantren Bustanulmakmur Canga’an Genteng Banyuwangi

c. Pondok Pesantren Mamba’ulhuda Krasak Tegalsari Banyuwangi

d. Pondok Pesantren Mamba’ululum Sumberberas Muncar Banyu-wangi

e. Pondok Pesantren Darussholah Gumirih Singojuruh Banyuwangi

Data yang akan diambil berupa data primer dan data sekun-der. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasidan dokumentasi. Informan penelitian diambil dengan tujuanpenelitian yaitu 10 orang pengasuh pondok pesantren, 14 orangstaf pengelola pondok pesantren, 15 orang tokoh agama dan 15orang tokoh masyarakat, 10 orang alumni pesantren dan 6 orangdari dinas terkait. Jadi total informan untuk penggalian data pada 5(lima) pesantren yang memiliki lembaga pendidikan formal dikabupaten Banyuwangi adalah sejumlah 70 orang.

Metode analisis data yang digunakan adalah: Analisis kuali-tatif, yaitu serangkaian kegiatan menganalisis data dalam obyekpenelitian yang tidak dinyatakan dalam angka-angka yaitumenggunakan analisis Strength, Weaknes, Opportunity and Threat(SWOT) adalah suatu analisis yang membandingkan antara kekuat-an dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi serta peluang danancaman yang terjadi dalam organisasi untuk memilih dan memilahalternatif strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuanorganisasi.

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 251

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

252 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

Analisis

Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Tegalsari Banyuwangi

Pesantren Darussalam Blokagung Tegalsari Banyuwangimerupakan lembaga pendidikan pesantren yang berada di daerahBanyuwangi Selatan wilayah Provinsi Jawa Timur, tepatnya + 12KM dari kota Genteng dan Jajag serta + 45 KM dari kota KabupatenBanyuwangi. KH. Mukhtar Syafa’at adalah tokoh pendiri berasaldari Desa Ploso Klaten Kediri Jawa Timur. Secara resmi berbadanhukum dan berbentuk yayasan dengan nama “Yayasan PesantrenDarussalam” dengan akte notaris Soesanto adi purnomo, SH. Nomor31 tahun1978. Unit-unit lembaga pendidikan formal yang dimilikiMadrasah Diniyah al-Amiriyyah yang berafiliasi pada kementerianagama Republik Indonesia direktorat pesantren dan diniyah. Kemu-dian juga membuka Madrasah Tsanawiyah (MTs) al-Amiriyyah,Madrasah Aliyah (MA) al-Amiriyyah yang berafiliasi padakementerian agama Republik Indonesia direktorat pendidikan Islam.Selain itu juga membuka unit pendidikan yang berafiliasi padakementerian pendidikan nasional yaitu Pendidikan Anak Usia Dini,Taman Kanak-kanak (TK) Darussalam, Sekolah Dasar (SD)Darussalam, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darussalam, SekolahMenengah Atas (SMA) Darussalam, Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Darussalam. Serta membuka unit pendidikan yang berafiliasipada kementerian agama Republik Indonesia direktorat pendidikantinggi Islam yakni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darussalamatau yang kemudian dikenal dengan nama STAIDA. Adapun jumlahsantri pesantren Darussalam Blokagung 4.121 santri, berasal dariseluruh kepulauan Nusantara dengan berbagai wilayah/daerah mulaisabang sampai merauke.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan

a) Peluang:

1) Pengelolaan pesantren yang mengutamakan high moraladalah statemen masyarakat yang menguntungkan untukmenjaga citra tersebut dalam aktualiasasi pengembanganpesantren. a) pengakuan masyarakat bahwa pesantren adalahbenteng moral bangsa, poin ini juga memberikan peluang

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa pendidikanmoral/etika adalah hal yang paling diutamakan.b) pengakuanmasyarakat bahwa pesantren adalah basis pendidikan Islam,dengan pengakuan ini pesantren juga berpeluang untukmengembangkan pesantren. c) kepercayaan masyarakat danpemerintah, peluang ini bermanfaat untuk membuktikaneksistensinya sebagai lembaga pendidikan Islam, khususnyayang dikelola pesantren, dengan menorehkan prestasisantrinya di tingkat daerah, wilayah dan nasional, sehinggamuncul kepercayaan masyarakat dan pemerintah denganpengakuan bahwa yayasan pesantren Darussalam Blokagungsaat ini menjadi yayasan pesantren terbesar dan terlengkapunit pendidikannya di daerah kabupaten Banyuwangi. d)dukungan tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah,hal ini menjadi poin/peluang penting bagi penyelenggaraanpendidikan dan kegiatan pesantren, karena dengan dukungantokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah melalui polapengelolaan pendidikan berbasis pesantren yang berafiliasipada kementerian agama untuk kajian pendidikan agamaIslam dan berafiliasi pada kementerian pendidikan nasionaluntuk kajian pendidikan ilmu pengetahuan umum. e)dukungan orang tua siswa/santri dan alumni, sebagai bagiandari stakeholder, orang tua siswa/santri dan alumni duku-ngannya memberikan peluang bagi upaya pengembanganpesantren. f) adanya workshop dan pelatihan profesionalpegawai oleh pemerintah maupun swasta, poin ini juga men-jadi peluang untuk mengikutsertakan pegawainya mengikutiworkshop dan pelatihan tersebut dalam rangka mendukungprofesionalitasnya. g) adanya kesempatan bagi pegawaiuntuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi denganbeasiswa dari pemerintah maupun swasta, poin ini juga meru-pakan peluang yang sangat berpengaruh positif terhadapperkembangan profesionalitas pegawai yang direkomen-dasikan melanjutkan pendidikannya ke tingkat lebih tinggiagar bisa memberikan kontribusi yang lebih baik padapengembangan pesantren. h) apresiasi yang baik dari orangtua siswa/santri, item ini merupakan peluang sekaligus

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 253

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

254 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

menjadi wacana penting bagi pengembangan pesantren. i)minat yang baik dari masyarakat, adalah peluang yang bisadimanfaatkan untuk mendapatkan input dan memprosesnyadengan kualiatas pendidikan yang baik.

2) Adanya bantuan dana dari pemerintah dan swasta untukpenyediaan pra sarana dan sarana pendidikan membantupesantren dalam mencukupi keterbatasan anggaran danapembangunan. a) bantuan dari pemerintah, dengan poin inipesantren berpeluang untuk meningkatkan kualitas pen-didikan melalui pemenuhan kebutuhan fasilitas yangmemadai bagi penyelenggaraan pendidikan dan kegiatanpesantren. b) bantuan dari swasta, poin ini juga memberikanpeluang bagi peningkatan pendidikan pesantren denganmenyiapkan ketersediaan fasilitas-fasilitas pendukung yangmencukupi untuk penyelenggaraan pendidikan dan kegiatanpesantren.

b) Ancaman

1) Pesantren sebagai the second choice atau pilihan kedua dalamalternatif pendidikan dan pesantren hanya mengajarkan ilmuagama Islam saja adalah statemen masyarakat yang menjadiancaman bagi pengelola pesantren. a) anggapan masyarakatyang selama ini berkembang memposisikan pesantren sebagaipilihan kedua juga merupakan ancaman bagi kelangsunganupaya pengembangan pesantren. b) anggapan masyarakatbahwa pendidikan dan kegiatan yang dikelola pesantrenhanya berfokus pada kegiatan keagamaan saja, sehinggaakan membatasi kreatifitas putra-putrinya untuk mengem-bangkan minat-bakatnya, ini juga ancaman bagi eksistensipesantren. c) berdirinya sekolah berstandar nasional daninternasional, d) berdirinya lembaga/kursus pendidikanketerampilan dan profesi, pemikiran masyarakat yang inginsecara instan/cepat dalam proses pendidikan akan lebihmemilih lembaga/kursus pendidikan berbasis keterampilandan profesi untuk bisa diterima di dunia kerja. Hal ini jugabisa mengancam eksistensi pesantren yang secara umumpenyelenggaraan pendidikannya relatif lebih lama. e)

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

kekhawatiran berlebih dari masyarakat atas aturan-aturanpesantren yang ketat akan mengekang kebebasan putra-putrinya, f) kurangnya pembelaan dari pemerintah atasanggapan masyarakat bahwa pesantren adalah sarang teroris,hal ini juga bisa menjadi ancaman serius bagi pengembanganpesantren untuk bisa lebih diterima masyarakat dunia luas.g) persaingan dunia kerja, jika pesantren tetap mempertahan-kan sistem upah pegawainya dengan bisyaroh yangnominalnya jauh lebih kecil dibandingkan gaji, maka hal inijuga bisa mengancam stabilitas penyelenggaran pendidikandan kegiatan pesantren, karena bisa jadi pegawai akan lebihmemilih mendedikasikan kemampuannya pada lembagayang lebih bisa mensejahterakan kebutuhannya.

2) Pesantren adalah kawasan kumuh merupakan statemenmasyarakat yang kurang menguntungkan dalam upayapengembangan pesantren. a) anggapan masyarakat bahwapesantren adalah kawasan yang kumuh, hal ini menjadiancaman tersendiri, mengingat masyarakat dewasa ini cukupmemperhatikan kesehatan dan kenyamanan dalam fasilitaspendidikan. Hal ini tampak jumlah santri pesantren Darus-salam Blokagung mencapai 1.421 santri sedangkan fasilitaskamar yang tersedia hanya mencapai 198 kamar, maka rata-rata per kamar dihuni oleh lebih dari 20-an santri, sedangkanukuran kamar rata-rata hanya mencapai 3x3 meter. Kondisiinilah yang mendukung terciptanya kesan kumuh, karenakapasitas kamar yang overload(melebihi kapasitas). b) asumsimasyarakat bahwa fasilitas pesantren kurang memadai untukpemenuhan dunia pendidikan, item ini juga merupakan halyang kurang mendukung terhadap upaya pengembanganpesantren, mengingat lembaga-lembaga di luar pesantren terusberupaya menonjolkan model bangunan dan keindahannyauntuk menarik simpati masyarakat. c) minimnya kendaraanumum yang beroperasi ke jalur pesantren, hal ini bisamengancam akses dengan dunia luar untuk lebih bisamemperluas jaringannya dengan berbagai pihak yangmendukung upaya pengembangan pesantren. Kondisi lokasipesantren Darussalam dari kota terdekatnya, yakni genteng

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 255

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

256 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

+ 12 kilo meter, sedangkan dari arah kota Jajag + 10 kilometer, sedangkan kendaraan umum yang ada hanya ojek.

Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan pesantren

a) Kekuatan yang dimiliki oleh pesantren Darussalam: 1) Pesantrentelah mengakar di masyarakat, 2) Kyai menjadi figur teladan, 3)Menyelenggarakan paket pendidikan yang lengkap dengan basispendidikan agama dan umum dalam rangka pembinaan danpendampingan kecerdasan intelektual, emosional serta spiritual.4) Menyelenggarakan kegiatan keterampilan yang berorientasipada penyaluran dan pengembangan minat-bakat. 5) Penerapanmanajemen modern dalam pengelolaan pesantren, 6) Penerapansistem sentralisasi dalam penyelenggaraan kegiatan pesantrendan pendidikan. 7) Penerapan manajemen keuangan sentraluntuk operasional biaya penyelenggaraan kegiatan pesantrendan pendidikan. 8) Keterlibatan pengelola pesantren padakegiatan sosial-keagamaan dan sosial politik. 9) Kepercayaanpemerintah dan swasta yang turut serta dalam upaya pengem-bangan pesantren, termasuk peningkatan pendidikan yangdikelola pesantren. 10) Mempunyai ikatan kuat dengan alumnidan wali santri yang terorganisir dalam penyelenggaraan kegiatansosial. 11) Mempunyai usaha pereokonomian dalam mendukungeksistensi pesantren berupa koppontren (koperai pesantren) yangbersifat layanan jasa kepada santri dan masyarakat

b) Kelemahan yang dimiliki oleh pesantren Darussalam adalah: 1)Keterbatasan dalam memberikan kesejahteraan kepada pegawai,2) Keterbatasan dalam kepemilikan anggaran pembangunan.

Strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan:

Strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan padapesantren Darussalam adalah sebagai berikut ini: a)Menambahfasilitas kamar dan ruang pendidikan, b)Membatasi jumlah santri/peserta didik dengan menetapkan kuota, c) Menambah anggaranbiaya pelaksanaan pendidikan, d) Meminimalisir rangkap jabatan,e)Menyediakan failitas berupa transportasi menuju pesantren, f) Terusmemajukan usaha perekonomian.

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

Pondok Pesantren Bustanulmakmur Kebunrejo GentengBanyuwangi

Pendiri Pesantren adalah KH Djunaidi Asymuni berasal daridesa Nampereh Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan pulauMadura. Hari jadi berdirinya pondok pesantren “Bustanul Makmur”Kebunrejo Genteng Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 1 september1947 Masehi. Pendidikan formal di yayasan Bustanul Makmur antaralain adalah: TK Khodijah 36, MI An – Nidhom dan SDI kebunrejo,MTs Kebunrejo dan SLTP Ma’arif khusus putri, Madrasah AliyahKebunrejo dan perguruan tinggi STIT Ibrahimy (berubah namamenjadi STAI Ibrahimy). Jumlah santri pesantren BustanulmakmurKebunrejo saat ini mencapai 185 santri.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan

a) Peluang yang dimiliki antara lain: 1) Pengelolaan pesantren yangmengutamakan high moral adalah statemen masyarakat yangmenguntungkan untuk menjaga citra tersebut dalam aktualiasasipengembangan pesantren.2) Adanya bantuan dana daripemerintah dan swasta untuk penyediaan pra sarana dan saranapendidikan membantu pesantren dalam mencukupi keterbatasananggaran dana pembangunan.

b) Ancaman yang dimiliki antara lain: 1) Pesantren sebagai thesecond choice atau pilihan kedua dalam alternatif pendidikandan pesantren hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja adalahstatemen masyarakat yang menjadi ancaman bagi pengelolapesantren.2) Pesantren adalah kawasan kumuh merupakanstatemen masyarakat yang kurang menguntungkan dalam upayapengembangan pesantren.

Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan

a) Kekuatan yang dimiliki adalah: 1) Pesantren telah dikenal olehmasyrakat, 2) Kharismatik kyai sebagai tokoh sentral pesantren.3) Masih kental kultur Madura di lingkungan pesantren, 4)Menyelenggarakan paket pendidikan agama dan umumsekaligus, 5) Lokasi strategis yang dimiliki oleh pesantren Busta-nulmakmur juga menjadi daya tarik tersendiri.

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 257

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

258 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

b) Kelemahan yang dimiliki adalah: 1) Tidak ada pengasuh utama/ketua dewan pengasuh. 2) Manajemen penyelenggaraan pen-didikan tidak sentral. 3) Tidak menerapkan manajemen keuang-an sentral. Hal ini dilatarbelakangi oleh penyelenggaraanlembaga pendidikan yang juga tidak bersifat sentral.4) Arealterbatas, 5) Ketidakseimbangan jumlah santri dan peserta didik..

Strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan

Strategi pengembangan yang tepat untuk pesantren ini adalahsebagai berikut: a) Menerapkan sistem manajemen sentral padaseluruh pendidikan yang dikelola, b) Menerapkan sistem keuangansentral, c) Perlu menetapkan ketua dewan pengasuh sebagai sentralpemimpin pesantren, d) Menambah areal pemukiman santri dengancara bangunan bertingkat di area pusat, e) Menambah jenis kegiatanketrampilan untuk santri.

Pondok Pesantren Mamba’ulhuda Krasak Tegalsari Banyuwangi

Pondok Pesantren Mamba’ul Huda yang berada di Krasak,Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur didirikan oleh KH. Abdul Majidpada tanggal 17 Agustus 1944 (data piagam pesantren dan aktanotaris Yayasan Pondok Pesantren Mamba’ul Huda). Untuk meng-akomodasi itu, dikembangkanlah unit-unit kegiatan yang relevandengan kebutuhan santri dan pesantren. Madrasah Diniyah MiftahulHuda menjadi unit formal pertama yang dibangun di sini (tahun1954). Menyusul kemudian MI, TK, MTs. Mamba’ul Huda (1989),SMK Negeri (2005), PAUD dan Madrasah Aliyah (MA) UnggulanMamba’ul Huda (Rabu, 22 Juli 2009) serta lembaga-lembaga lainnya.Karena unit-unit terus bertambah dan berkembang, maka dibentuk-lah Yayasan Pondok Pesantren Mamba’ul Huda (YPPMH) padatanggal 14 Rajab 1408 H, bertepatan dengan 29 Maret 1988. Denganberdirinya Yayasan, maka unit-unit yang ada di lingkungan PondokPesantren Mamba’ul Huda menjadi unit-unit Yayasan. Jumlah santripesantren Mamba’ulhuda Krasak saat ini mencapai 436 santri

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan

a) Peluang yang dimiliki antara lain: 1)Pengelolaan pesantren yangmengutamakan high moral adalah statemen masyarakat yang

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

menguntungkan untuk menjaga citra tersebut dalam aktualiasasipengembangan pesantren.2) Adanya bantuan dana dari peme-rintah dan swasta untuk penyediaan pra sarana dan saranapendidikan membantu pesantren dalam mencukupi keterbatasananggaran dana pembangunan.

b) Ancaman yang dimiliki antara lain: 1) Pesantren sebagai thesecond choice atau pilihan kedua dalam alternatif pendidikandan pesantren hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja adalahstatemen masyarakat yang menjadi ancaman bagi pengelolapesantren. 2) Pesantren adalah kawasan kumuh merupakanstatemen masyarakat yang kurang menguntungkan dalam upayapengembangan pesantren.

Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan

a) Kekuatan yang dimiliki antara lain: 1) Pesantren telah dikenaloleh masyrakat luas, 2) Menyelenggarakan paket pendidikanagama dan umum sekaligus, 3) Memiliki pemimpin yang adaptifterhadap perubahan, 3) Mempunyai jaringan alumni yang baik,4) Melakukan pendekatan dan kerjasama yang baik dengantokoh masyarakat melalui pelibatan pada susunan kepengurusanyayasan pesantren Mamba’ulhuda, sehingga eksistensi danpengembangan yayasan pesantren Mamba’ulhuda tidak hanyamenjadi tanggungjawab keluarga pendiri, tetapi juga menjaditanggungjawab masyarakat secara umum.

b) Kelemahan yang dimiliki adalah: 1) Manajemen penyelenggara-an pendidikan tidak sentral. 2) Tidak menerapkan manajemenkeuangan sentral. 3) Ketidakseimbangan jumlah santri danpeserta didik. Dari data yang terdokumentasikan, pesantrenMamba’ulhuda Krasak saat ini memiliki jumlah santri 669, se-dangkan jumlah peserta didiknya mencapai jumlah 3025. Ketim-pangan ini disebabkan kebijakan pesantren yang tidak bisamasuk pada lembaga pendidikan yang dikelola, karena masing-masing lembaga pendidikan mempunyai otoritas dalam penye-lengaraan pendidikannya. 4) Pengambilalihan SMK Mamba’ul-huda menjadi SMKN Tegalsari menyebabkan, lembaga pendidi-kan yang dirintis oleh pesantren Mamba’ulhuda ini tidal lagimenjadi binaan pesantren, akan tetapi menjadi binaan peme-

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 259

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

260 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

rintah, dalam hal ini khususnya adalah Pemerintah DaerahKabupaten Banyuwangi. Sehingga yang seharusnya alih statusswasta menjadi negeri tersebut menjadi daya tarik peserta didikuntuk menjadi santri pesantren, ternyata menjadi polemik padapembinaan pendidikan santri di pesantren. Karena ketidaksama-an waktu pelaksanaan pendidikan di SMKN dengan lembagapendidikan umum lainnya yang dikelola pesantren menye-babkan peserta didik yang menjadi santri kegaiatan pendidikanagamanya di pesantren diatur dengan jadual khusus dan adabeberapa kegiatan yang tidak diikuti akibat padatnya kegiatandi SMKN. 5) adanya rangkap jabatan oleh pegawai, 6) minimnyaanggaran pembangunan, 7) Keberadaan ketua yayasan yangtidak mukim di lokasi pesantren, sehingga tidak bisa melakukanpendampingan intensif pada kegiatan santri di pesantren danterkesan lebih berkonsentrasi pada pengelolaan lembaga pen-didikan umum.

Strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan

Strategi pengembangan yang tepat untuk pesantren ini adalahsebagai berikut:1) Menerapkan sistem manajemen sentral padaseluruh pendidikan yang dikelola, 2) Menerapkan sistem keuangansentral, 3) Menambah fasilitas kamar dan ruang pendidikan,4)Membatasi jumlah santri/peserta didik dengan menetapkan kuota,5)Menambah anggaran pembangunan, 6) Meminimalisir rangkap jaba-tan, karena menyebabkan kurangnya fokus kinerja dan memini-malisir kecemburuan sosial yang bisa muncul dari pegawai/lembagapendidikan lain di pesantren.7) Menambah jenis kegiatan ketram-pilan untuk santri, 8) Ketua yayasan akan menjadi harus bermukimdi lokasi pesantren, karena keberadaannya tidak hanya menjadipengawas kegiatan santri, khususnya di pesantren, akan tetapi jugamenjadi bagian dari inspirai santri dalam laku keteladanan pribadisantri.

Pondok Pesantren Mamba’ululum Sumberberas MuncarBanyuwangi

Perintisan Pondok Pesantren Mambaul Ulum adalah KH.Askandar Pesantren yang secara resmi berdiri pada tahun 1934

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

jauh sebelum kemerdekaan Indonesia ini. Pondok PesantrenMambaul Ulum Dusun Berasan Kecamatan Muncar KabupatenBanyuwangi Propinsi Jawa Timur. Jumlah santri pesantrenMamba’ululuum Muncar mencapai 817 santri sedangkan fasilitaskamar yang tersedia hanya mencapai 40 kamar, maka rata-rata perkamar dihuni oleh lebih dari 20-an santri, sedangkan ukuran kamarrata-rata hanya mencapai 4x3 meter. Selain lembaga pendidikanagama melalui madrasah diniyah juga telah menyelenggarakanlembaga pendidikan umum mulai pendidikan anak usia dini sampaiperguruan tinggi dan diantara lembaga pendidikan tersebut adalahlembaga pendidikan unggulan, yakni sekolah menengah pertama(SMP) Unggulan dan SMKN yang pada mulanya dirintis olehpesantren dengan nama SMK Darululuum. STAI Darululuum

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan

a) Peluang yang dimiliki adalah: 1) Pengelolaan pesantren yangmengutamakan high moral adalah statemen masyarakat yangmenguntungkan untuk menjaga citra tersebut dalam aktualiasasipengembangan pesantren.2) Adanya bantuan dana daripemerintah dan swasta untuk penyediaan pra sarana dan saranapendidikan membantu pesantren dalam mencukupi keterbatasananggaran dana pembangunan.

b) Ancaman yang dimiliki adalah:1) Pesantren sebagai the secondchoice atau pilihan kedua dalam alternatif pendidikan danpesantren hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja adalahstatemen masyarakat yang menjadi ancaman bagi pengelolapesantren.2) Pesantren adalah kawasan kumuh merupakanstatemen masyarakat yang kurang menguntungkan dalam upayapengembangan pesantren.

Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan

a) Kekuatan yang dimiliki adalah: 1) Pesantren telah lama dikenaloleh masyrakat, 2) Pesantren memiliki jaringan luas denganpemerintah daerah, wilayah maupun pusat. Hal ini karenapengasuh pesantren ada yang pernah menjabat sebagai wakilbupati Banyuwangi yakni, KH Yusuf Nuris dan KH NurMuhammmad Iskandar yang memiliki kedekatan dengan menteri

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 261

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

262 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

Agama dan Menteri Pendidikan Republik Indonesia, karenadipercaya menjadi mediator pemerintah dengan lembagapesantren di Indonesia.

b) Kelemahan yang dimiliki adalah:1)Tidak ada pengasuh utama/ketua dewan pengasuh. Saat ini pesantren Mamba’ululuumdipimpin oleh dewan pengasuh yang beranggotakan: 1) KHImam Baidlowi Askandar, Kyai Ali Hasan Syadzili dan KyaiAbdul Rouf Ali Manan. Kondisi ini mempengaruhi kelemahankebijakan yang diterapkan di pesantren, selain juga koordinasiorganisasi pesantren yang kurang fokus, karena tidak diimbangidengan pembagian kewenangan kebijakan.2)Manajemenpenyelenggaraan pendidikan tidak sentral. 3) Tidak menerapkanmanajemen keuangan sentral. 4) Ketidakseimbangan jumlahsantri dan peserta didik. Dari data yang terdokumentasikanpesantren Mamba’ululuum saat ini memiliki jumlah santri 817,sedangkan jumlah peserta didiknya mencapai jumlah 2598. 5)Pengambilalihan SMK Darululuum menjadi SMKN Muncarmenyebabkan, lembaga pendidikan yang dirintis oleh pesantrenMamba’uluum ini tidal lagi menjadi binaan pesantren, akantetapi menjadi binaan pemerintah, dalam hal ini khususnyaadalah Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, karenadiantara dampak negatif yang ditimbulkan adalah tingginyaminat masyarakat terhadap SMKN Muncar, tetapi minatmasyarakat pada pendidikan pesantren menjadi rendah. Apalagidengan pengambilalihan status tersebut menyebabkan pesantrentidak lagi mempunyai kewenangan terhadap pengelolaanSMKN.6) adanya rangkap jabatan oleh pegawai, 7) minimnyaanggaran pembangunan.

Strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan

Strategi pengembangan yang tepat untuk pesantren ini adalahsebagai berikut:1) Menerapkan sistem manajemen sentral padaseluruh pendidikan yang dikelola, karena hakikatnya tanpa adanyapesantren sebagai lembaga yang berbentuk yayasan, seluruhlembaga pendidikan tersebut tidak bisa berdiri. Maka menjaditanggungjawab pesantren untuk mempertahankan eksistensilembaga pendidikan tersebut, termasuk pengembangannyaa dengan

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

memberikan perhatian yang sama antar lembaga pendidikan.2)Menerapkan sistem keuangan sentral, 3) Perlu menetapkan ketuadewan pengasuh sebagai sentral pemimpin pesantren, karenabagaimanapun jika organisasi, teramasuk dalam hal ini organisasipesantren yang tidak memiliki pemimpin sentral terhambat pengem-bangannya, 4) Menambah anggaran pembangunan,5) Meminimalisirrangkap jabatan, 6) Menambah jenis kegiatan ketrampilan untuksantri, dari daftar kegiatan ekstra kurikuler yang ada, masih sangatterbatas akomodir minat-bakat santri dalam kegiatan keterampilan.Maka ragam kegiatan keterampilan perlu diciptakan agar kreatifitassantri bisa tersalurkan dengan baik.

Pondok Pesantren Darussholah Gumirih Singojuruh Banyuwangi

Berdirinya Pondok Pesantren Darussholah Singojuruh,adalahmerupakan bagian dari kisah nyata yang diilhami dari tokoh Ulama’Besar di Banyuwangi KH. Mukhtar Syafa’at Abdul Ghofur Pendiridan Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Blokagung. Beliaumenyampaikan kepada KH. Nurfauzi (Santri KH. Mukhtar Syafa’at)dalam acara silaturrohmi, Beliau mengatakan “Besok selatan rumahkamu (Ndalem) tolong dijadikan Masjid dan dikelilingi asramasantri, dan Pondok ini akan berkembang mengarah ke timur, denganpetunjuk KH. Muhtar Syafa’at tersebut, KH. Nurfauzi bertanya-tanyadalam benak hati, “darimana ada santri?” tapi pertanyaan tersebuthilang berubah menjadi kemantapan dan keyaqinan bahwa inimerupakan petunjuk Allah lewat sang Guru.Pada tanggal 17 April1988 M dengan susah payah dan bantuan masyarakat GumirihSingojuruh Pondok Pesantren Darussholah di dirikan. Kemudianpada tanggal tersebut (17 April 1988 M ) didirikan pula Yayasandengan nama “Yayasan Darussholah” yang kelak menjadi payungdari segala aktifitas yang ada, baik aktifitas pendidikan atausosial,serta membentuk susunan kepengurusan. Untuk menguatkankredibilitas dan status Yayasan di Masyarakat, Instansi dan Publikatas berdirinya lembaga tersebut, maka pada tanggal 08 September2004 M lembagadi Akte Notariskan di Notaris Muttaqien, SH dengannomor Notaris 29.Selanjutnya, dengan semakin banyaknya santriyang masuk di Pondok Pesantren Darussholah dan kebutuhanmasyarakat sekitar akan pendidika formal tingkat Sekolah menengah

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 263

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

264 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

Atas maka pada tanggal 22 Juni 2003 diresmikan berdirinya SMANegeri Darussholah Singojuruh.Pesantren Darussholah Gumirih yangsaat ini memiliki santri sejumlah 139 santri mukim dan 200 santriyang tidak mukim. Di pesantrentelah menyediakan kamar sebagaitempat mukim santri sejumlah 31 kamar dengan ukuran 4x3 meter.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan

a) Peluang yang dimiliki adalah : 1) Pengelolaan pesantren yangmengutamakan high moral adalah statemen masyarakat yangmenguntungkan untuk menjaga citra tersebut dalam aktualiasasipengembangan pesantren.2) Adanya bantuan dana dari peme-rintah dan swasta untuk penyediaan pra sarana dan sarana pen-didikan membantu pesantren dalam mencukupi keterbatasananggaran dana pembangunan.

b) Ancamanyang dimiliki adalah :1) Pesantren sebagai the secondchoice atau pilihan kedua dalam alternatif pendidikan danpesantren hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja adalahstatemen masyarakat yang menjadi ancaman bagi pengelolapesantren.2) Pesantren adalah kawasan kumuh merupakanstatemen masyarakat yang kurang menguntungkan dalam upayapengembangan pesantren.

Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan

a) Kekuatan yang dimiliki adalah : 1)Pesantren telah mengakar dimasyarakat, 2) Menyelenggarakan paket pendidikan agama danumum sekaligus, hal ini juga menjadi sebab ketertarikan masya-rakat pada pesantren. 3) Memiliki pemimpin yang adaptifterhadap perubahan, dalam hal ini adalah Agus Afuwung Karimyang menjadi ketua umum pesantren Darussholah Gumirih. Ke-pemimpinannya mampu membawa pesantren ini mengem-bangkan lembaga pendidikan, sehingga pesantren yang awaldibentuknya hanya menyelenggarakan lembaga pendidikanagama sebagai bagian dari konsekuensi kesalafan pesantrenmulai berkembang menjadi salaf-modern karena mempertahan-kan lembaga pendidikan agama dan menambah lembagapendidikan umum.

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

b) Kelemahan yang dimiliki adalah : 1) Kurang adanya dukungandari pemerintah desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama padaperkembangan pesantren. Hal ini tampak pada rendahnya lo-yalitas dan solidaritas mereka pada kegiatan pendidikan pesan-tren dengan membatasi akses pesantren pada masyarakat. 2)Kerjasama yang kurang baik antara pengurus yayasan dan pe-ngurus pesantren. Dari awal berdirinya hingga saat ini pengurusyayasan dipercayakan kepada masyarakat sekitar pesantrendalam rangka menarik simpati dan perhatian mereka terhadappesantren, akan tetapi pada kenyataannya pengurus yayasantidak bisa melakukan koordinai dan komunikasi yang baikdengan pengurus pesantren, bahkan terkesan menghambatperkembangan pesantren. 3) Ketidakseimbangan jumlah santridan peserta didik. 4) Pengambilalihan SMA Darussholah menjadiSMAN menyebabkan, lembaga pendidikan yang dirintis olehpesantren Darussholah ini tidal lagi menjadi binaan pesantren,akan tetapi menjadi binaan pemerintah, dalam hal ini khususnyaadalah Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Sehinggayang seharusnya alih status swasta menjadi negeri tersebutmenjadi daya tarik peserta didik untuk menjadi santri pesantren,ternyata menjadi polemik pada pembinaan pendidikan santridi pesantren. Karena diantara dampak negatif yang ditimbulkanadalah tingginya minat masyarakat terhadap SMAN, tetapi minatmasyarakat pada pendidikan pesantren menjadi rendah. Apalagidengan pengambilalihan status tersebut menyebabkan pesantrentidak lagi mempunyai kewenangan terhadap pengelolaan SMANkarena otoritas penuh ada pada pemerintah, khususnya Peme-rintah Daerah. 5) adanya rangkap jabatan oleh pegawai, bagai-manapun rangkap jabatan memberikan pengaruh kurang baikpada profesionalitas pegawai karena konsentrasinya tidak lagifokus terhadap satu pekerjaan, hasilnya kinerjanya menjadikurang maksimal. 6) Kurang beragamnya jenis pendidikan umumyang dikelola. 7) Kurang tersedianya variasi kegiatan keteram-pilan santri yang tidak hanya bernuansa Islami tetapi jugabernuansa umum.

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 265

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

266 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

Strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan

Strategi pengembangan yang tepat untuk pesantren ini adalahsebagai berikut: 1) Melakukan konsolidasi dengan pemerintah desauntuk membangun kerjasama yang baik, bisa juga dengan pelibatanpihak lain sebagai mediator untuk menjembatani minimnyakomunikasi dan koordinasi antara pesantren dan pemerintah desa.2) Perlunya pembaruan kepengurusan di tingkat yayasan bertolakdari evaluasi kinerjanya selama ini dengan duduk bersama yangbertujuan untuk pengembangan pesantren ke depan, 3) Menambahjenis pendidikan umum yang dikelola pesantren sebagai daya tarikmayarakat pada pesantren. 4) Meminimalisir rangkap jabatan, karenamenyebabkan kurangnya fokus kinerja dan meminimalisir kecem-buruan sosial yang bisa muncul dari pegawai dan lembaga pendidik-an lain di pesantren. 5) Menambah jenis kegiatan ketrampilan untuksantri, dari daftar kegiatan ekstra kurikuler yang ada, masih sangatterbatas akomodir minat-bakat santri dalam kegiatan keterampilan.Maka ragam kegiatan keterampilan perlu diciptakan agar kreatifitassantri bisa tersalurkan dengan baik.

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Faktoreksternal dalam hal ini dibagi menjadi 2, yaitu: 1)Peluang ataukesempatan diantaranya; adanya kepercayaan masyarakat kepadapesantren dan adanya perhatian dari pihak pemerintah dan swasta.2)Ancaman diantaranya; adanya anggapan masyarakat bahwapesantren dengan lembaga pendidikan yang diselenggarakannyamerupakan the second choice dan pesantren merupakan kawasankumuh.

Faktor internal dalam hal ini dibagi menjadi 2, yaitu: 1)Kekuatan antara lain; pesantren telah mengakar di masyarakat danpredikat “The High Moral” yang dimiliki oleh pesantren, serta kyaisebagai figur teladan. 2)Kelemahan antara lain; penerapan mana-jemen yang kurang profesional, Sumber Daya Insani yang rendahdan pengelolaan Sumber Daya Alam pesantren yang kurang optimal,serta sikap inklusif pengelola pesantren.

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

Strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan pesan-tren di Kabupaten Banyuwangi:

1) Strategi pengembangan lembaga pendidikan Islam ada 2, yaitu:

a) Konsisten, dengan peluang dan kekuatan yang dimiliki olehpesantren berupa kepercayaan dari masyarakat sebagailembaga pendidikan berbasis pendidikan moral, sekaligusadanya kyai sebagai tokoh sentral pesantren dengan kharismaserta kelebihan lain yang dimiliki mampu menjadi daya tarikmasyarakat untuk mendaftarkan putra-putrinya belajar dipesantren, maka sudah seharusnya pesantren berupayasedemikian rupa mewujudkan asumsi masyarakat, bahwapesantren layak menyandang predikat The High Moral.Adapun caranya dengan mempertahankan sistem pendidikanyang telah diselenggarakannya selama ini yakni pendidikanberbasis keagamaan melalui madrasah diniyah yang disebutsebagai ruhnya pesantren. Hal inilah yang selaras dengankonsep almuhafadhotu ‘alaa al-qodiimi as-shoolih(mempertahankan sitem lama yang baik).

b) Adaptif, untuk bersaing dengan lembaga pendidikan nonpesantren baik yang dibina oleh pemerintah maupun swasta,maka pesantren melalui lembaga pendidikan Islam yangdikelolanya harus mau membuka diri dengan cara transfor-masi pendidikan, misalnya dengan sistem pendidikan yangberbasis IT yang memungkinkan lembaga pendidikan Islamtersebut mampu menerapkan variasi metode pembelajarandengan media visual maupun audio visual dan pada akhirnyabisa menciptakan suasanan pembelajaran aktif, inovatif,kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Kondisi inilahyang sebenarnya selaras dengan konsep wa al-akhdu bi al-jadiid al-ashlah (mengambil sistem baru yang lebih baik).

2) Strategi pembaruan manajemen pesantren

Selama ini pesantren sangat kental dengan manajemen tradi-sionalnya. Hal ini tampak pada struktur kepemimpinan pesantrenserta personalia pengelolanya yang cenderung atas restu darikyai sepuh yang menjadi pengasuh utama pesantren. Keadaan

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 267

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

268 INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan

Abdul Kholiq Syafa’at, dkk.

ini membawa dampak diantaranya: pengambilan keputusan/kebijakan, penentuan ustadz/ustadzahnya, termasuk kinerjanyahanya berorientasi pada pengabdian, sehingga berakibat padapeningkatan kinerja yang rendah. Oleh karena itu untukmemperbarui manajemen pesantren harus ada wacana baruyang berupa penerapan manajemen profesional, diantaranyarekuitment pegawai harus melalui tes kemampuan, kepemilikinlatar belakang pendidikan yang mendukung denganketrampilannya selain tingkat kepatuhan kepada kyai (mengikutiaturan pesantren). Dengan demikian akan terbangun kualitaspelayanan pendidikan yang baik sehingga bisa meningkatkanmutu lembaga pendidikan Islam di pesantren.

3) Strategi peningkatan sumber daya pesantren ada 2, yaitu:

a) Peningkatan Sumber Daya Insani, diantaranya denganmemberikan pembinaan mendatangkan tim ahli sesuaidengan bidang yang dibutuhkan, mengadakan pelatihan yangmendukung pada peningkatan kreatifitas sumber daya insanibahkan bisa dengan memberikan rekomendasi beasiswauntuk melanjutkan pendidikan melalui kerjasama denganpihak pemerintah maupun swasta.

b) Peningkatan Sumber Daya Alam, pesantren sebagai lembagapendidikan Islam mandiri sudah seharusnya mampumengoptimalkan aset yang dimilikinya agar bisa dimanfaatkansepenuhnya untuk meningkatan eksistensinya. Diantara carayang bisa ditempuh adalah mengembangkan KoperasiPesantren melalui berbagai unit usahanya (berupa jasapelayanan, baik untuk santri maupun masyarakat) dalamrangka memenuhi operasional penyelenggaran pendidikanpesantren. Adapun pengelolaan Koperasi Pesantren tersebutharus dengan manajemen profesional dan berbadan hukumsecara resmi agar perkembangannya tidak mendapathambatan, baik hambatan yang datang dari pemerintahmaupun swasta.

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DALAM ERA

Strategi Pengembangan Pondok Pesantren dalam Era Globalisasi...

Daftar Pustaka

A’la, Abdul. 2006. Pembaharuan Pesantren. Yogyakarta: PustakaPesantren (‘eLKIS)

Masyhud,Sulthon &Ridlo. 2005. Manajemen Pondok Pesantren,Jakarta: Diva Pustaka.

Qomar, Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam- strategi BaruPengelolaan Lembaga Pendidikan. Penerbit: Erlangga

Sihombing, Umberto. 2000. Manajemen Strategi, Jakarta: Mahkota.Syam, Nur. 2005. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Bebasis

Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren.Suwendi, RA. 2004. Sejarah&Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta:

Gravindo PersadaTholkhah, Imam dan Barizi, Ahmad. 2004. Membuka Jendela

Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Vol. 8, No. 1, Juni 2014: 245-269 269