strategi pemasaran tabungan qurban pada baitul …
TRANSCRIPT
i
PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL( BMT ) UMS
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1) Dalam
Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh
YOGI RAMADHAN
NIM : SES 141563
PEMBIMBING :
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si
Eja Armaz Hardi, Lc., MA
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN QURBAN
SAFITUNNAJAH KEC SUNGAI GELAM
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Yang Utama Dan Segalanya
Sembah sujud serta syukur kepada ALLAH SWT. Dengan rahmatmu telah
memberikanku kekuatan membekaliku dengan ilmu serta rasa kasih sayang.
Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang
Sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu tertimpahkan
Kehadiran baginda Rasulillah Muhammad SAW.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
Kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibuku tersayang dan Ayahku tersayang
yang telah memberikan dukungan, dan cinta kasih sayang yang tiada terhingga,
yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
ibu dan ayah bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih.
Untuk ibu dan ayah yang membuatku selalu termotivasi dan selalu menyirami
kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,
terima kasih ibu, ayah.......
Untukk para sahabat ku
Untuk para sahabat ku, Kety,Syawaludin, Raden Fery Setiawan,Umi
Mayaddah,Ramlah, Ayu, Lisa Bahri, Ulya, Fani Oktavia dan Indriani Ratih, tiada
yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun kita sering
bercanda yang berlebihan dan membuat kita semakin erat tapi hal itu selalu
menjadi warna yang tak bisa tergantikan selama ini, terimakasih untuk semangat
dan motivasi yang telah kalian berikan, Hanya karya kecil ini yang dapat
kupersembahkan. Untuk sahabatku, teman-teman khususnya Ekonomi Syariah
terimakasih selalu memberikanku semangat, motivasi sehingga aku bisa
menyelesaikan skripsi ini....
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pemasaran
Tabungan Qurban pada BMT UMS Safitunnajah kec Sungai Gelam.
Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis data yang
digunakan yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data dengan cara
wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa
dengan adanya strategi pemasaran yang dilakukan BMT UMS Safitunnjah
dengan menggunakan Strategi Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )
memberikan dampak yang positif dengan bertambahnya jumlah anggota
pada BMT UMS Safitunnajah kec Sungai Gelam, adalah untuk melakukan
bagaimana melakukan sesuatu itu harus dipikirkan atau di perencanakan
dalam Suatu Perusahaan atau pun Organisasi sebelum terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan ataupun banyak mudaratnya dari pada manfaatnya. Selain
itu, dengan adanya strategi pemasaran dapat merencanaakan apa yang akan
dilakukan pihak BMT. Adapun strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix )
yaitu: Product (Prouk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion
(Promosi).
Kata Kunci: Strategi Pemasaran. Marketing Mix.Anggota.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan penyayang, atas taufiq dan
hidayah-Nya maka penulis dapat meyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sang suri teladan umat, yang telah membawa umat-Nya dari zaman yang kealam
menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu
pengetahuan.
Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu indah
untuk dikenang suka dukanya dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi
yang berjudul “STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN QURBAN PADA
BMT UMS SAFITUNNAJAH KEC SUNGAI GELAM” untuk mendapat gelar
Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, ini mencapai titik akhir dengan penuh rasa
syukur.
Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak
pihak yang turut serta membantu terutama kepada Bapak Ambok Pangiuk,
S.AG.,M.SI selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Eja Armaz Hardi, LC.,M.A
selaku Dosen Pembimbing II yang saya ucapkan trima kasihatas motivasi bantuan
dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis juga
mengucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada mereka,
yaitu:
ix
1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rafidah, SE,M.EI, selaku wakil Dekan Fakultas FEBI. Bapak Dr.
Novi Mubyarto,SE., ME dan Ibu Dr. Halimah Dja’far, S.Ag., M.Fil.l selaku
wakil dekan I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr Sucipto,MA, selaku ketua prodi Ekonomi Syariah dan Ibu G.W.I.
Awal Habibah, M.E.Sy selaku sekretaris prodi Ekonomi Syariah
4. Elyanti Rosmanidar, SE.,M.SI.AK selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi. Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga
dapat menjadi bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut
menjadi suatuk bermanfaatan.
6. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Payuti selaku pengurus BMT UMS Safitunnajah kec Sungai Gelam dan
semua staf pengurus BMT UMS Safitunnajah.
8. Teman-teman jurusan Ekonomi Syariah, teman-teman seperjuangan di
kampus tercinta dan kawan-kawan posko20 Desa bangso KUKERTA
gelombang II,sehingga penulis dapat terus optimis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
x
Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT
melimpahkan ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.
Jambi, November 2019
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR ORISINALITAS .................................................................................... ii
NOTA DINAS .......................................................................................................... iii
PENGESAHAN ........................................................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 8
E. Batasan Masalah ................................................................................... 8
F. Kerangka Teori..................................................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 29
BAB II METODELOGI PENELITIAN .................................................... 31
A. Pendekatan penelitian ........................................................................... 31
B. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 33
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34
E. Teknik Analisis Data...................................................................36
F. Subjek-Objek Penelitian..............................................................38
xii
G. Sistematika Penulisan..............................................................................39
BAB III. GAMBARAN UMUM ......................................................................... 40
A. Sejarah BMT UMS Safitunnajah ............................................................ 40
B. Profil BMT UMS Safitunnajah ............................................................... 41
C. Letak Geografis dan Demografis ............................................................ 41
D. Visi dan Misi BMT UMS Safitunnajah ................................................... 42
E. Tujuan dan Sasaran BMT UMS Safitunnajah ......................................... 43
F. Produk-Produk BMT UMS Safitunnajah...................................................44
G. Struktur Organisasi BMT UMS Safitunnajah............................................47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 39
A. Strategi Pemasaran Pemasaran BMT UMS Safitunnajah ........................ 49
B. Kendala yang Dihadapi BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam
Dalam Memasarkan Produk Tabungan Qurban ...................................... 55
C. Upaya BMT UMS Safitunnajah Kec Sungai Gelam Dalam Mengatasi
Kendala Strategi Pemasaran Produk Tabungan Qurban...........................58
BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 60
A. Kesimpulan ............................................................................................. 60
B. Saran ....................................................................................................... 61
C. Kata Penutup..............................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
1
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
BMT (Baitul Maal wat Tamwil) merupakan lembaga keuangan bisnis yang
berlandaskan prinsip syariah serta memiliki peran sosial. Sebagai lembaga bisnis,
BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan
pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan
calon anggota nasabah serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal
dan menguntungkan.
Terbuka luas peluang bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya
pada sektor rill maupun sektor keuangan.1 BMT memiliki dua fungsi / peran, yaitu
Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha
mengelola dana yang didapatkan. Sedangkan Baitul Maal wat Tamwil sebagai
usaha pengumpulan dan penyaluran dana. BMT dituntut untuk memberikan
pelayanan yang terbaik dan memuaskan bagi semua nasabahnya. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kualitas BMT yang persaingannya semakin
ketat.2
Baitul Mal wa Tamwil (BMT) merupakan bentuk lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Segmen masyarakat yang biasanya dilayani BMT adalah
masyarakat kecil yang kesulitan berhubungan dengan bank. Perkembangan
BMT semakin meningkat setelah mendapat dukungan dari Pusat Inkubasi Bisnis
1 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil, Yogyakarta: Pinbuk D.I.Y,
2004, hlm.126. 2Noor Fahmi Najib, 2015. Manajemen Strategi Pemasaran Produk Simpanan Paket
Lebaran pada BMT Surya Sekawan Mandiri Boja. Semarang, sekripsi, hlm.2
2
Usaha Kecil (PINBUK) yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).3 BMT secara yuridis
bernaung dibawah Kementrian Koperasi dan UMKM, sehingga berbadan hukum
koperasi yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoprasian dan PP Nomor 4 tahun 1995 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Undang-
Undang tersebut sebagai payung berdirinya BMT ( Lembaga Keuangan Mikro
Syariah ).
BMT mengalami perkembangan secara signifikan dan mendapat respon
positif dari masyarakat karena sistemnya yang berbasis syariah. Produk yang
ditawarkan, pelayanan yang diterapkan, dan lembaga ini dalam program
pemberdayaan ekonomi sangat memprioritaskan masyarakat menengah ke bawah.
Hal ini membuat BMT sampai saat ini mampu bersaing dengan lembaga lain baik
lembaga keuangan konvensional maupun lembaga keuangan syariah yang lain4.
Salah satu BMT yang saat ini mulai berkembang dan mulai diminati oleh
masyarakat adalah BMT UMS Safitunnajah kec. Sungai Gelam. Yang mana
perkembangan BMT UMS Safitunnajah mengalami perkembangan yang sangat
signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 1.1, 1.2, dan 1.3:
3Muhamad, Bank Syariah,( Yogyakarta: Ekonisia, 2004),hlm.136
44 Izzatin Nupus, Strategi Pemasaran Model Celengan Mini Dalam Meningkatkan
Jumlah Anggota Simpanan Wadia’ah Yad-Dhamanah Di KSPPS Mitra Ussaha Ideal Bungah
Gresik, surabaya, 2018, hlm.5
3
Tabel 1.1
Proyeksi Perkembangan Kantor, Karyawan, Anggota, Penabung dan
sPeminjam
Keterangan 2016 2017 % 2018 %
Kantor 2 3 50% 3 0%
Karyawan 10 15 50% 20 33.3%
Anggota 64 564 781% 694 23%
Penabung 958 1500 56.5% 2013 34.2%
Peminjam 275 550 100% 621 12.9%
Sumber: kantor BMT UMS Safitunnajah kec. Sungai gelam
Tabel 1.2
Proyeksi kinerja keuangan
Keterangan 2016 2017 % 2018 %
Total Modal
Koperasi
69,440,000 169,440,000 144% 200,000,000 18%
Simpanan
Umum &
Berjangka
1,110,474,923 2,010,474,923 81% 2,412,356,172 19.9%
Total Omset
Koperasi
1,161,633,322 3,161,633,322 172% 3,832,979,561 21.2%
4
Piutang dan
Pembiayaan
701,358,889 1,701,358,889 142% 2,013,492,012 18.3%
Harta Tetap
& Lain-Lain
80,318,500 120,318,500 49.6% 153,034,208 27.1%
Kas dan
Penempatan
Bank
379,955,933 600,000,000 57.9% 730,000,000 21.6%
Sumber: kantor BMT UMS Safitunnajah kec. Sungai gelam
Tabel 1.3
Pendapatan dan Pengeluaran
Keterangan 2016 2017 % 2018 %
Omset
Pendapatan
Yang di
Harapkan
34,000,000 514,000,000 1.410% 700,000,000 36.1%
Beban dan
Biaya di
Perkirakan
31,000,000 391,000,000 1.160% 500.0000.000 27.8%
SHU yang
di Harapkan
3,000,000 123,000,000 4000% 170.000.000 38.2%
Sumber: kantor BMT UMS Safitunnajah kec. Sungai gelam
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
5
1. Dari proyeksi perkembangan kantor, karyawan, anggota, penabung dan
peminjam. Pada tahun 2016 jumlah anggota sebanyak 64 orang dan pada
tahun 2017 sebanyak 564 orang berarti mengalami peningkatan sebesar 781%
,dan pada tahun 2018 sebanyak 694 berarti mengalami peningkatan sebesar
23%. Ini berarti telah terjadi pertumbuhan yang signifikan..
2. Proyeksi kinerja keuangan. Dilihat dari total omset koperasi UMS
Safitunnajah pada tahun 2016 sebesar Rp 1. 161.633.322 dan pada tahun 2017
sebesar Rp 3. 161. 633. 322 berarti mengalami peningkatan sebesar 172% dan
2018 sebesar Rp 3,832,979,561 ini berarti telah terjadi pertumbuhan sebesar
21.2%.
3. Pendapatan dan pengeluaran. Dilihat dari SHU yang diharapkan, yang mana
pada tahun 2016 SHU yang di harapkan sebesar Rp 3.000.000 dan pada tahun
2017 sebesar Rp 123.000.000 berarti telah mengalami pertumbuhan sebesar
4000%, dan pada 2018 sebesar Rp 165,987,00 ini berarti telah terjadi
pertumbuhan sebesar 38.2%.
Perkembangan yang terjadi pada BMT UMS Safitunnajah tidak lepas dari
manajemen strategi yang telah dilakukan oleh manajer dalam menghadapi
persaingan yang komplek saat ini, organisasi ataupun perusahaan sebisa
mungkin menciptakan solusi antar perusahaan dan nasabahnya, karena yang
memegang kendali terhadap pasar bukanlah anda atau pesaing anda, melainkan
masyarakat luas sebagai konsumen.
Kemampuan suatu lembaga keuangan dalam usaha mencapai tujuanya
ditentukan oleh unsur-unsur yang terkait dalam pengorgansasian dan
6
pengoprasian lembaga keuangan syariah tersebut, salah satunya adalah strategi-
strategi yang dilakukan organisasi dalam memasarkan produknya kepada
masyarakat. Untuk itu strategi-strategi yang dijalankan perusahaaan haruslah
dirancang sedemikian rupa sehinga fleksibel, efesien, dan efektif dalam mencapai
tujuanya,5 dan untuk menciptakan strategi-strategi tersebut haruslah memerlukan
proses manajemen strategi yang baik. Salah satu strategi yang unik dan sangat
menarik yang dilakukan pihak BMT UMS Safitunnajah yaitu strategi periklanan
yang berbentuk celengan, dan ikut sertanya pihak BMT dalam acara pengajian
yang dilakukan oleh masyarakat, yang mana kegiatan tersebut kegiatan rutinitas
yang sering dilakukan oleh masyarakat dalam satu bulan sekali. Karena
perkembangan yang terjadi di BMT dan keunikan strategi yang dilakukan BMT
UMS Safitunnajah inilah yang menjadi alasan menggapa peneliti ingin meneliti di
BMT UMS Safitunnajah kec. Sungai Gelam.
Dalam hal ini BMT UMS Safitunnajah merupakan lembaga keuangan
yang kegiatanya berupa penghimpunan dan pemberian jasa berdasarkan prinsip
syariah yang mana produk tabungan yang ada di BMT UMS Safitunnajah Kec
Sungai Gelam yaitu:
1) Produk tabungan pendidikan
2) Produk tabungan qurban
3) Produk tabungan umrah
4) Produk tabungan haji
5) Produk tabuungan hari raya
5Hikmawati,2011. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Qurban Pada BMT AL-FATH.
Jakarta, skripsi, hlm.4
7
6) Produk tabungan wadiah umum
7) Produk gerakan koin untuk umat
Dari ke 7 produk tabungan tersebut penelitih memilih produk tabungan
qurban, karena jumlah penabung pada produk tabungan qurban.
Tabel 1.4
Keterangan 2018
Tabungan umrah 632
Tabungan haji 512
Tabungan hari raya 392
Tabungan qurban 33
Tabungan koin umat 210
Tabungan wadiah umum 118
Tabungan pendidikan 116
sumber: kantor BMT UMS Safitunnajah kec.Sungai Gelam
dari tabel di atas jumlah produk tabungan qurban sebanyak 33 penabung,
jumlah yang penabung paling sedikit dari jumlah penabung yang lainya.
Tabungan atau simpanan qurban yang merupakan suatu investasi yang mana
nasabah menitipkan dananya guna memenuhi perencanaan keuangan dalam
mewujudkan keinginanya untuk berqurban. Simpanan dengan prinsip wadia’ah.
Berdasarkan penelitian terdahulu seperti: 1). Mira Apridayanti yang berjudul
strategi pemasaran produk tabungan qurban pada lembaga amil zakat swadaya
ummah pekanbaru, yang mana hasil penelitianya strategi yang dilakukan oleh
pihak LAZ dalam memasarkan tabungan qurban cukup efektif, hal ini terlihat dari
8
strategi yang dijalankan antara lain: sistem jemput dana, sistem pemasaran
berbasis perkumpulan dana dan lain sebagainya. 2). penelitian yang dilakukan
Hikmawati yang berjudul strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT
AL-Fath, dan hasil penelitianya dapat disimpulkan bahwa semua lembaga mikro
seperti BMT AL-Fath perlunya bersaing pada pemasaran produk-produk dan jasa,
sehingga memerlukan strategi pemasaran yang baik, dan hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh BMT AL- Fath dalam memasarkan produk-produknya yaitu cukup
efektif. 3). Penelitian yang dilakukan Izzatin Nufus yang berjudul strategi model
celengan mini dalam meningkatkan jumlah anggota simpanan wadi’ah yad-
dhamanah di kspps mitra ideal bungah gresik, hasil dari penelitianya yaitu strategi
yang dilakukan efektif dalam meningkatkan jumlah anggota.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti,
mengamati, mengkaji, dan menganalisa lebih jauh dan mendalam pembahasan di
atas dalam sekripsi ini dengan judul „„ Strategi Pemasaran Tabungan Qurban
Di BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam.‟‟
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi pemasaran tabungan qurban di BMT UMS Safitunnajah
Kec. Sungai Gelam?
2. Apa saja kendala yang dihadapi BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam
dalam strategi pemasaran tabungan qurban?
9
3. Apa saja upaya BMT UMS Safitunnajah kec. Sungai Gelam dalam mengatasi
kendala strategi pemasaran produk tabungan qurban?
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan tentang keputusan
tabungan qurban di BMT ini, maka penulis membatasi masalah pada penelitian
ini, yaitu strategi pemasaran tabungan qurban di BMT UMS Safitunnajah
kec.Sunggai Gelam.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran tabungan qurban di
BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam.
b. untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi BMT UMS Safitunnajah
Kec. Sungai Gelam dalam strategi pemasaran tabungan qurban.
c. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan BMT UMS Safitunnajah
dalam mengatasi kendala strategi pemasaran produk tabungan qurban.
2. Manfaat penelitian
a. Bagi peneliti sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program sarjana
(S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
b. Bagi kalangan akademis sebagai memperkaya keilmuan sehingga dapat
menjadi referensi di kalangan akademis dan penelitian lainnya.
10
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari
kata stratos yang berarti memimpin. Pada konteks aslinya, strategi diartikan
sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam
membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.6 Di dalam kamus manajemen, strategi
pemasaran adalah semua rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar,
baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang yang didasarkan pada
riset pasar, penilaian dan perencanaan produk, promosi dan perencanaan
penjualan, serta distribusi berhubungan dengan sasaran perusahaan yang hendak
dicapai.
Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Husein Umar, strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.7 Menurut Kenneth R.
Andrews dalam bukunya Buchari Alma yang berjudul manajemen pemasaran dan
pemasaran jasa, menyebutkan bahwa strategi perusahaan adalah pola keputusan
dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau
tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk
6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Edisi 4, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2008, h.1340. 7 Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik, Jakarta: Rajawali Pers, 2010,
h.16.
11
pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh
perusahaan.8 Dan menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan
persyaratan strategi yang baik, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara
lain :
a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung penjelasan
singkat dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup, pemanfaatan sumber
dana dan daya, serta keunggulannya, bagaimana menghasilkan keunggulan
tersebut dan sinergi antara komponen -komponen tersebut diatas.
b. Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus
memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa organisasi
lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai sasaran
organisasi.
c. Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti
jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian
kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpang tindih, saling
lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.
d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan
berbentuk pernyataan-pernyataan yang masih dapat di implementasikan
dengan berbagai jenis interprestasi yang pada selera dan persepsi individu
dari pembuat intreprestasi.9
8 Buchari Alma, manajemen pemasaran dan pemasaran jasa. Bandng,
Alfabeta,2014,hlm. 14 9 Tita Lestari,Analisis Strategi Pemasaran Pada Produk Tamara( Tabungan Mandiri
Sejahtera Di BMT EL-Labana Semarang),Semarang,2015,hlm 17
12
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pertukaran adalah tindakan
untuk memperoleh barang yang diinginkan dari seseorang dengan memberikan
sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan konsep inti dari disiplin
pemasaran. Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli pakar marketing,
Adapun beberapan definisi yang di kemukakan para ahli: Menurut Philip Kotler,
dkk mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial yang di dalamnya individu
dan kelompok mendapatkan sesuatu yang diperlukan dan diinginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan saling bertukar produk, dan layanan yang bernilai
secara bebas dengan pihak lain. Pemasaran dalam definisi manajerial di sebut
sebagai seni untuk menjual produk.10
Pengertian lain adalah yang menyatakan
pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa
yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga
yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Oleh karena itu, terdapat
pengertian atau definisi lain yang lebih tentang pemasaran, yaitu sebagai usaha
untuk menciptakan dan menyerahkan suatu standar kehidupan.11
Menurut Hamel dan Prahald dalam bukunya Husain Umar mendefinisikan
strategi pemasaran yaitu merupakan tindakan yang bersifat senantiasa meningkat
dan terus-menerus, serta dilakukan dalam sudut pandang tentang apa yang di
harapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir
selalu di mulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan di mulai dari apa yang
10
Arif Yusuf Hamali,Pemahaman Strategi Bisnis & Kewirausahaan,edisi pertama,PT
Kharisma Putra Utama, hlm.196 11
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep & Strategi,jakarta, 2004,hlm.5
13
terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti.12
Dan menurut Suharto dan Yudi strategi
pemasaran juga merupakan susunan kerja jangka panjang sebagai pendorong
semangat untuk mencukupi kebutuhan pelangan.13
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang
kegiatan yang akan di jalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu
perusahaan. Dan dalam proses pemasaran adanya tahapan-tahapan, antara lain:
1. Tahap pertama yaitu, menganalisis kesempatan atau peluang pasar yang dapat
di manfaatkan dalam usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai
tujuanya.
2. Tahap kedua yaitu, penentuan sasaran pasar yang akan dilayani oleh
perusahaan. sesuatu perusahaan akan sulit sekali untuk melayani seluruh pasar
yang ada, karena setiap pasar terdiri dari kelompok konsumen yang berbeda-
beda, kebutuhan dan keinginan yang berbeda serta kebiasaan yang berbeda
pula.
3. Tahap ketiga yaitu, menilai kedudukan dan menempatkan strategi peningkatan
posisi atau kedudukan perusahaan dalam persaingan pada sasaran pasar yang
dilayani.
4. Tahap keempat yaitu, mengembangkan sistem pemasaran dalam perusahaan.14
12
Husain Umar, Strategic Management In Action , PT. Gramedia Pustaka Utmaa, Jakarta,
2001, hlm.31 13
Suharto dan Yudi Sutarso, marketing in Practice, Yogyakarta,Graha Ilmu, 2010,hlm.8 14
Syafrizallyanal Furqon, Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri Pada BMT AL-
FATH IKMI Pamulang,Jakarta, 2010, hlm.25
14
2. Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran sebagai filosofi bertujuan memberikan kepuasan pada
keinginan dan kebutuhan pelanggan atau konsumen. Seluruh kegiatan dalam
perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi
tujuan tersebut. Kegiatan ini meliputi kegiatan pada semua bagian yang ada,
seperti kegiatan personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan, serta
fungsi-fungsi lainnya.
Penggunaan Konsep Pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang
berhasilnya bisnis yang dilakukan. Etzel, Walker, dan Stanton menyatakan bahwa
filosofi bisnis ini menekankan pada orientasi pelanggan dan koordinasi kegiatan
pemasaran untuk mencapai tujuan kinerja organisasi. Kadang-kadang Konsep
Pemasaran itu secara sederhana dinyatakan dalam kalimat:“Pelanggan adalah raja,
Setia melayani Anda. Anda adalah bos dan Temukan keinginan mereka dan
penuhilah.”
Konsep bauran pemasaran ( marketing mix ) 4P (Product, Price,
Promotion, Dan Place).15
Yaitu:
1. Products,
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja baik yang
berwujud fisik maupun tidak, yang mana dapat ditawarkan kepada pelanggan
15
Jerome Mccarthy, Dasar-Dasar Pemasaran, jakarta, 1983, hlm. 41
15
potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk atau jasa
yang dibuat harus memperhatikan nilai kehalalan, bermutu, bermanfaat dan
berhubungan dengan kehidupan manusia. Melakukan jual beli yang
mengandung unsur tidak jelas (gharar) terhadap suatu produk akan
menimbulkan potensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah
satu pihak. Rasulullah Saw melarang kita untuk bersaksi terhadap suatu
produk yang mengandung unsur gharar, sesuai dengan sabda Rasulullah
SAW:
Artinya: Dari abu hurairah ra berkata: sesungguhnya Nabi saw, melarang
jual beli dengan lemparan batu dan jual beli yang samar (gharar).(H.R
Muslim)
Dari hadist di atas disebutkan bahwa Rasulullah SAW.melarang jual beli
yang tidak jelas (gharar). Maksudnya produk yang kita jual tersebut harus
jelas kehalalannya, jenis, bentuk, warnah, dan apabila produk tersebut cacat
perusahaan dilarang untuk menyembunyikannya.
2. Price,
Pengertian harga dalam perbankan syari’ah bisa dianalogikan dengan
melihat seberapa besar pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan sebuah manfaat dalam bentuk jasa yang setimpal atas
pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh konsumen tersebut.
keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategi dan taktis,
seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminsi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada umunya,
16
aspek-aspek ini mirip dengan yang biasa dijumpai pemasaran barang. Dan
Penentuan harga dalam ekonomi syari’ah didasarkan atas mekanisme pasar,
yakni harga ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran atas
azas sukarela (an’taradhim). Sehingga tidak ada satu pihak yang teraniaya
atau terzalimi.
3. Promotion,
Definisi promosi menurut Fajar Laksana ialah suatu bentuk komunikasi
dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang
bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak
mengenal menjadi mengenal, sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat
produk dan jasa tersebut16
. Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk anggota sasaran untuk membelinya.
Setidaknya ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh
setiap perusahaan maupun lembaga dalam mempromosikan produknya, yaitu :
1) Periklanan (Advertising)
Aktivitas promosi memberikan pengaruh yang penting untuk
keberhasilan penjualan perusahaan. Iklan merupakan salah satu alat yang
umum digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi
persuasif pada pembeli. Periklanan dapat digunakan untuk membangun
citra jangka panjang bagi suatu produk, dan di sisi lain, mempercepat
penjualan. Sehingga konsumen mungkin percaya bahwa merek yang
sering diiklankan pasti menawarkan “nilai yang baik”.
16
Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman, Perilaku Anggota dan Pemasaran Strategik.
Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hlm 123
17
2) Promosi Penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah kegiatan penjualan yang bersifat jangka
pendek dan tidak dilakukan secara berulang serta tidak rutin, yang
ditujukan untuk mendorong lebih kuat mempercepat respon pasar yang
ditargetkan sebagai alat promosi lainnya dengan menggunakan bentuk
yang berbeda.
3) Penjualan Pribadi (personal selling)
Personal selling dilakukan oleh pihak perusahaan dengan
menempatkan tenaga pemasaran untuk turun langsung ke lokasi dan
bertatap muka langsuung dengan calon anggota. Personal selling juga
merupakan bentuk presentasi secara lisan dengan calon anggota atau
pembeli dengan tujuan melakukan penjualan, dalam presentasinya terjadi
interaksi langsung antara tenaga pemasaran dengan calon anggota.
Interaksi ini akan berpengaruh, atau sebaliknya ketika tenaga pemasaran
tidak tepat pada calon anggota atau target pasar dan tidak dapat
menawarkan solusi yang tepat.
4) Publisitas (publicity)
Publisitas disebut juga hubungan masyarakat. Publisistas
merupakan kegiatan promosi untuk memancing calon anggota melalui
berbagai kegiatan, seperti bakti sosial, pengajian, dan lain sebagainya.
sehingga kegiatan yang dilakukan ini memiliki tujuan atau maksud
yaitu untuk membangun image baik perusahaan ataupun suatu lembaga
dalam benak masyarakat.
18
4. Place,
Penentuan tempat yang mudah terjangkau dan mudah dilihat akan
memudahkan bagi konsumen untuk mengetahui, mengamati dan memahami
dari suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Penentuan tempat disesuaikan
dengan target pasar sehinga dapat efektif dan efesien.Tempat merupakan
sarana yang digunakan untuk mendistribusikan produk kepada konsumen.
Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan barangnya, mulai dari
perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir.17
keputusan distribusi
menyangkut kemudahan akses terhadap jasa yang akan ditawarkan kepada
para pelanggan potensial.18
3. Pengertian Tabungan Qurban
Menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan Bab 1 pasal 1 butir 5 menyatakan bahwa tabungan adalah simpanan
yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, biyet, giro, atau alat lainya yang
dipersamakan dengan itu.19
Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk menarik uang yang
disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank lainya berbeda,
tergantung dari bank yang mengeluarkanya.20
17
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006, hlm 180 18
Ibid, hlm 30 19
Kariza Septavi,’’ strategi Pemasaran produk Tbungan Fasilitas Qurban Pada BMT Al-
Munawwarah Tangerang Selatan”,jakarta, 2015.hlm.28 20
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya, cetakan ke 15,PT RajaGrafindo
Persada.2014, hlm.91
19
Tabungan atau menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh islam,
karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk masa
yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam alquran terdapat ayat-aat yang secara tidak langsung telah memerintahkan
kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, hal tersebut
dijelaskan dalam QS. Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:
Artinya : hai orang orang yang beriman, bertakwalah kepad Allah dan hendaklah
setip diri memperhatikan apa yang telah di perbuatnya untk hari esok (
akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan ( QS. Al-Hasyr; 18)21
Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa kita diperintahkan untuk
bersiap-siap dan memperhatikan masa depan kita dengan langkah-langkah
perencanaan. Salah satunya adalah dengan cara menabung.
Qurban menurut bahasa artinya mendekatkan diri, dalam hal ini
mendekatkan diri kepada Allah. Menurut istilah, Qurban adalah menyembelih
binatang pada hari raya Idul Adha tangal 10 Dzulhijjah dan Hari Tasyrik tangal
21
Mira Apriadayanti,” Strategi Pemasaran Produk Tabungan Qurban pada Lembaga
Amil Zakat Swadaya Ummah Pekanbaru’’,uin sultan syarif kasim riau, 2013.hlm.36
20
11,12 dan 13 Dzulhijjah dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah22
.
Qurban merupakan salah satu perintah Allah kepada umat islam, seperti yang
tertulis dalam Al Qur’an Surat Al Kautsar Ayat 2 yaitu:
Artinya : Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
Perintah Qurban pertama kali ditunjukan kepada nabi Ibrohim AS, ketika
itu beliau diperintahkan oleh Allah SWT melalui mimpi untuk menyembelih putra
beliau yaitu nabi Ismail AS. Qurban merupakan sebuah simbol Pembuktian
ketaatan seseorang terhadap Allah Swt , seperti apa yang telah dilakukan oleh nabi
Ibrohim AS ketika mengikhlaskan putranya, Nabi Ismail AS untuk disembelih
atas perintah Allah Swt. Namun kemudian Allah SWT menggantikannya dengan
seekor domba. Sekalian itu dalam pelaksanaan Qurban juga terkandung nilai
kepedulian sosial terhadap sesama manusia.
Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk melaksanakan Qurban,
mungkin hanya mereka yang memiliki rizqi lebih yang diberikan oleh Allah
SWT. Namun demikian kita tidak begitu saja membiarkan diri kita tidak ikut
bagian dalam melaksanakan perintah tersebut. Banyak cara bagi kita untuk bisa
melaksanakan Qurban meskipun kita hanya memilik rizqi yang tidak berlebih,
22
Siti Fauzanah,Upayah Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajar
Fiqih Pokok Bahasan Qurban Melalui Penerapan Metode Team Quiz Di Min Sumerrejo
Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran,semarang, 2016,hlm.19
21
salah satu caranya yaitu bisa dengan menabung. Berdasarkan alasan tersebut
maka kami ingin ikut mewujudkan harapan orang-orang yang mungkin memiliki
keinginan melaksanakan Qurban, dengan jalan membuka tabungan Qurban.23
Adapun jenis hewan qurban, Para ulama sependapat bahwa ibadah kurban
tidak sah kecuali menggunakan binatang an’am, yaitu: unta, sapi, atau kerbau,
kambing, atau domba, dan semua hewan yang termasuk jenisnya. Dengan
demikian tidak sah berkurban dengan menggunakan binatang selain an,am. Dan
hewan-hewan tersebut haruslah jinak atau peliharaan, hewan liar seperti kambing
hutan atau banteng yang hidup di dalam hutan, tidak boleh dijadikan kurban.24
4. Akad Mudharabah Dan Wadiah
Pengertian akad dalam kamus besar indonesia adalah janji, perjanjian,
kontrak.25
Akad secara bahasa adalah ikatan, mengikat, dikatakan ikatan
maksudnya adalah menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali dan
mengikatkan salah satunya pada yang lainya hingga keduanya bersambung dan
menjadi seperti seutas tali yang satu. Kesepakatan Ahli Hukum Islam
mendefinisikan akad adalah suatu perikatan antara ijab dan qabul dengan cara
yang dibenarkan yang menempatkan adanya skibat-akibat hukum pada
objeknya.26
23
http://bmtmitraamanah.com/tabungan-qurban/ 24
Zulafa, pengaruh Strategi Promosi Terhadap Tabungan Kurban Di Bank Syariah
Mandiri, Jakarta, 2010, hlm.15 25
Dapertemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, jakarta, Balai
Pustaka, cetakan Pertama Edisi III, 2001,hlm.18 26
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata
Islam),yogyakarta,2000,hlm.65
22
a. Pengertian akad mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharab, berarti memukul atau berjalan.
Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Mudharabah adalah akad
kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama menyediakan seluruh
modal 100% (shohibul maal), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha
(mudharib)27
. Mudharabah adalah suatu transaksi pembiayaan berdasarkan
syariah, yang digunakan sebagai transaksi pembiayaan perbankan islam, yang
dilakukan oleh para pihak berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan
unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan mudharabah, kepercayaan yang
dimaksud adalah kepercayaan dari shahib Al-mal kepada mudharib, kepercayaan
merupakan unsur terpenting, karena dalam transaksi mudharabah, shahib Al-mal
tidak boleh meminta jaminan atau agunan dari mudharib dan tidak boleh ikut
campur di dalam pengelolaan proyek, shahibul al-mal hanya boleh memberikan
saran-saran tertentu kepada mudharib28
Akad mudharabah secara terperinci diuraikan dalam PSAK 105. Kamus
istilah keuangan dan perbankan syariah yang diterbitkan oleh BI dalam Wiroso
2011:326 menjelaskan bahwa mudharabah merupakan akad kerja sama usaha
antara pihak pemilik dana (shahibul maal) dan pihak pengelola dana (mudharib)
di mana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian di
27
Syafi’I Antonio, Bank syariah dari teori ke praktik, Jakarta : Gema Insani perss, 2001,
h. 95 28
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan islam dan kedudukannya dalam tata hukum
perbankan Indonesia, Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti, 2007, h. 27
23
tanggung pemilik dana atau modal.29
Dalam peraturan Bank Indonesia No
7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Pasal 1 ayat 6
menyatakan bahwa mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (
shahibul maal) kepada pengelola ( mudharib ) untuk melakukan kegiatan usaha
tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi ( profit
and loss sharing ) atau metode pendapatan ( revenue sharing ) antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang telah di sepakati sebelumnya.30
Jadi mudharabah
bisa dikatakan akad kerjasama di mana shahibul maal memberikan dana
100%kepada mudharib yang mana :
1. Jumlah modal yang diserahkan kepada anggota selakupengelola modal
harus diserahkan tunai, dapat berupa uangatau barang yang dinyatakan nilainya
dalam satuan uang.
2. Apabila uang diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan
disepakati bersama.
3. Hasil dari pengelolaan pembiayaan mudharabah dapat di perhitungkan
dengan dua cara yaitu : pertama; hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan
dalam akad, pada bulan atau waktu yang ditentukan. BMT selaku pemilik modal
menanggung seluruh kegiatan kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak
pengusaha. Kedua; BMT berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan
29
Muhamad Arif, Akutansi Syariah Seri Konsep Dan Aplikasi Ekonomi Dan Bisnis
Islam,cetakan ke 4,PT Rajagafindo Persada,hlm.290 30
Suripto, Analisi perlakuan Akuntansi Simpanan Berjangka Mudharabah Berdasarkan
PSAK NO.105 Pada KJKS/BMT Di Kabupaten Pamelang,pamelang,hlm,22
24
namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan anggota. Jika anggota cidera
janji dengan sengaja misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda
kewajiban, maka dapat dikenakan sanksi administrasi.31
Dalam pelaksananya mudharabah dibedakan menjadi dua jenis:
1. Mudharabah Muthalaqah
Mudharabah muthalaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal
atau pemilik modal dengan mudharib atau pengelola yang mana cakupanya sangat
luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan tempat bisnis.
Mudharabah muthlaqah adalah akad mudharabah dimana shibul maal memberi
kebebasan kepada pengelola dana tau mudharib dalam pengelolaan investasinya.
Mudharabah muthlaqah dapat disebut dengan investasi dari pemilik dana kepada
bank syariah, dan bukan merupakan kewajiban atau ekuitas bank syariah.32
2. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana atau shahibul
al-mal membatasi atau memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana
seperti misalnya hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara,
waktu, dan tempat tertentu saja. Bank dilarang mencampurkan rekening investasi
terikat dengan dana bank atau dana rekening lainnya pada saat investasi. Bank
dilarang untuk investasi dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin
atau jaminan. Bank diharuskan melakukan investasi sendiri tidak melalui pihak
31
Fitra Ananda,Analisis Perkembangan Usaha Mikro Dan Kecil Setelah Memperoleh
Pembiayaan mudharabah dari BMT AT-Taqwa Halmahera Di Kota
Semarang,Diponegoro,2011,hlmn,47 32
Zainudin Ali, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta, 2008, hlm.13
25
ketiga. Jadi, dalam investasi terikat ini pada prinsipnya bank sebagai agen saja dan
atas kegiatannya tersebut bank menerima imbalan33
.
b. Pengertian akad wadiah
secara terminologi, wadiah berarti simpanan atau depsit barang atau dana
kepada pihak lain yang bukan pemiliknya, untuk tujuan keamanan. Dengan kata
lain, wadiah meupakan akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang atau
barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan
diambil, pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang atau barang
titipan tersebut dan yang dititipi menjadi penjamin pengembalian barang titipan .34
wadiah juga dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
saja si penitip kehendaki.
Dalam lembaga keuangan syariah, lembaga syariah sebagai pihak yang
menerima dana boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang
dititipkan, dan pihak lembaga harus menjaganya sesuai kelaziman, serta dapat
mengembalikan barang tersebut disaat nasabah ingin menarik dananya.Tetapi
pihak lembaga dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan
dari pengguna dana. lembaga juga dapat memberi insentif kepada penitip dalam
bentuk bonus tetapi lembaga tidak menjanjikan hal tersebut.
Ketentuan-ketentuan pada prinsip wadi’ah:
33
Najahi Badruzaman, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil,
SertifikatWadiah Bank Indonesia Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Indonesia,Jakarta,
2009,hlm.30 34
Ibid hal,28
26
a) lembaga bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah
bertindak sebagai penitip dana.
b) lembaga sebagai penerima titipan haruslah benar-benar menjaga
barang titipan dengan baik dan tidak boleh merusak ataupun
menghilangkan barang titipan.
c) lembaga tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau
bonus kepada nasabah jika barang titipan tersebut tidak dipakai pihak
lembaga. Akan tetapi,lembaga harus memberikan imbalan berupa
bonus kepada nasabah jika barang yang dititipkan dipakai pihak si
penerima titipan.
d) Si penerima titipan dapat membebankan kepada nasabah sebagai biaya
penitipan.
e) Lembaga menjamin pengembalian dana titipan dana nasabah kapan
saja nasabah memintanya.
f) Apabilah barang titipan berkembang dan mendatangkan hasil di tangan
penerima titipan, maka keuntungan tersebut halal bagi penerima
titipan35
.
Transaksi jenis titipan atau wadiah ini ada dua, yaitu wadiah yad amanah
dan wadiah yad dhamanah. Pada awalnnya, wadiah muncul dalam bentuk yad al-
35
Mira Apridayanti,Strategi Pemasaran Produk Tabungan Qurban Pada Lembaga Amil
Zakat Swadaya Ummah Pekanbaru,pekanbaru,2013,hlm,28
27
amanah, yang kemudian dalam perkembanganya memunculkan yad al-dhamanah.
Transaksi wadiah yad al-dhamanah ini akhirnya banyak dipergunakan dalam
aplikasi perbankan syariah dalam bentuk produk-produk pendanaan.36
1. Wadi’ah Yad Amanah
Sebagaimana dijelaskan bahwa wadi’ah adalah titipan murni dari pihak
penitip yang mempunyai barang atau aset kepada pihak penyimpanan yang diberi
amanah atau kepercayaan, baik individu maupun badan hukum, tempat barang
yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, serta
keutuhanya, dan dikembalikan kapan saja jika si penyimpan menghendakinya.
2. wadi’ah yad al-dhamanah
Dari prinsip yad al-amanah kemudian berkembang prinsip yad al-
dhamanah atau tangan penanggung, artinya pihak penyimpan bertanggung jawab
atas segala kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang atau aset titipan.
Hal ini berarti bahwa pihak penyimpan adalah trustee yang sekaligus penjamin
keamanan barang yang dititipkan. Ini juga berarti bahwa pihak penyimpan telah
mendapatkan izin dari pihak penitip untuk mempergunakan barang yang dititipkan
tersebut untuk aktivitas perekonomian tertentu, dengan catatan bahwa pihak
penyimpan akan mengembalikan barang yang dititipkan secara utuh pada saat
36
Muhamad Hasbi Umar,filsafat Fiqih Muamalat Kontemporer, cetakan ke 1, PT
RajaGrafindo Persada,hlm.223
28
penyimpan menghendaki. Hal ini sesuai dengan anjuran Islam agar barang atau
aset selalu diusahakan untuk tujuan produktip, dan tidak didiamkan saja.37
Adapun rukun dan syarat wadi’ah yaitu:
1) Rukun Wadi’ah
a) orang yang menitipkan.
b) orang yang dititipi barang.
c) barang yang dititipkan.
d) ijab dan qabul.
Diisyaratkan untuk sahnya wadi’ah: berakal, baligh, dan rasyid, maka
tidak sah menitipkan harta kepada anak kecil, orang gila dan safih atau boros,
barang siapa yang menitipkan harta kepada anak kecil, orang gila, dan safih. Maka
tidaklah meraka menanggunya, karena diisyaratkan orang yang menitipkan itu
adalah orang yang diperbolehkan untuk tasharruf.38
37
Ibid, hlm.224 38
Dewan Pengurus Nasional Fordebi & Adesy, “ Ekonomi Dan Bisnis Islam”,cetakan ke
1,PT RajaGrafindo Persada. 2016,hlm.213
29
5. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini memiliki relevansi dengan beberapa dengan penelitian
sebelumnya.Akan tetapi, penelitian ini tetap memiliki sisi perbedaan dengan hasil
penelitian terdahulu tersebut.
No Judul Metode penelitian Hasil
1 Arthur Thomson,
dkk. (2010)“Crafting
and Executing
Strategy”sumatra
utara.
kuantitatif strategi sebagai rencana
tindakanyang
menggambarkan alokasi
sumber daya dan kegiatan
lainnya untukmenghadapi
lingkungan dan membantu
organisasi dalam meraih
tujuannya.39
2 Sari Listyorini,( 2011
)
“implememtasi
strategi produk
(tabungan) dalam
meningkatkan
pembiayaan
mudharabah dan
murabahah di BMT
Harum
Tulungagung”
kuantitatif Semakin tinggi tingkat dana
tabungan dari nasabah yang
diperoleh maka semakin
tinggi pula BMT Harum
Tulungagung dapat
menyalurkannya kembali
kepada nasabahnya dalam
bentuk pembiayaan.
Penerapan strategi produk
di BMT Harum
Tulungagung dapat
membantu meningkatkan
dana dari nasabah dalam
bentuk tabungan.40
3 Hikmawati, (2011)
“strategi pemasaran
produk simpanan
qurban pada BMT
kuantitatif Pada lembaga keuangan
mikro seperti BMT Al-fath,
didasari perlunya bersaing
pada pemasaran produk-
39
Jurnal, Arthur Thomson, dkk.“Crafting and Executing Strategy”sumatra utara. (2010) 40
Jurnal, Sari Listyorini,“implememtasi strategi produk (tabungan) dalam meningkatkan
pembiayaan mudharabah dan murabahah di BMT Harum Tulungagung”(2011)
30
Al-fath” produk serta jasa dan
layanannya.sehingga
diperlukan strategi
pemasaran pada produk dan
jasa BMT.41
4 Nurfauzi Hidayah, (
2016 ) “ Strategi
Pemasaran Produk
Tabungan Qurban Di
BPRS Suriyah
Kantor Cabang
Slawi-Tegal”
Kualitatif Tabungan IB Tasya Qurban
merupakan tabungan yang
diperuntukan bagi umat
islam yang mempunyai
ketetapan hati untuk
berbagi dengan sesamanya
melalui ibadah qurban,
karena itu maka diperlukan
strategi pemasaran yang
baik untuk memasarkan
produk IB.42
5 Mira
Apridayanti,(2013) “
Strategi Pemasaran
Produk Tabungan
Qurban Pada
Lembaga Amil Zakat
Swadaya Ummah
Pekanbaru’’
Kualitatif Strategi yang dilakukan
oleh pihak LAZ dalam
memasarkan tabungan
qurban sudah cukup efektif,
hal ini terlihat dengan
strategi yang dijalankan
anatara lain: sistem jemput
dana, seistem pemasaran
berbasis perkumpulan,
promosi, tempat, target, dan
lain sebagainya.
Yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu dan
sekarang yaitu: subjek penelitian, dimana subjek penelitian ini adalah tabungan
qurban di BMT UMS Safitunnajah kec.Sunggai Gelam dan periode tahun yang
berbeda, yaitu tabungan qurban yang terdapat pada tahun 2016-2017-2018.
41
Jurnal, Hikmawati, “strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT Al-
fath”(2011) 42
Nurfauzi Hidayah,strategi pemasaran produk Tabungan Qurban Di BPRS Suriyah
Kantor Cabang Slawi-Tegal,Purwokerto,2016,hlm,57
31
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif ini sering disebut pula dengan pendekatan
naturalistik karena penelitianya dilakukan pada kondisi yang alamiah43
. Menurut
Beni penelitian kualitatif meliputi menetapkan fokus penelitian menilai kualitas
data, menafsirkan data, melakukan pengumpulan data atas temuan penelitian.44
Maksud dari penelitian ini adalah penelitian yang datanya diperoleh dari lapangan,
baik berupa data lisan maupun data tertulis atau dokumen.
B. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
Secara umum jenis data dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori
yaitu: data primer dan data ekunder
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh yang peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian yang dilakukan.
Data ini merupakan informasi – informasi atau keterangan – keterangan
berkenaan dan langsung berkaitan dengan pokok permasalahan.
Data primer ini peneliti gunakan untuk mengetahui data tentang
strategi pemasaran terhadap tabungn qurban di BMT UMS Safitunnajah di kec
Sungai Gelam desa petaling jaya.
43Sugiono, memahami penelitian kuantitatif (Bandung; Alfabeta,2014),hlm.1
44Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung; Pustaka Setia. 2010),hlm.183-184
32
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusulkan sendiri
pengumpulannnya oleh penelitian. Data sekunder, merupakan data atau
informasi penujang penelitian yang didapat dari studi literratur, buku, jurnal,
internet, studi kepustakan lain. Data sekunder diperoleh secara tidak langsung
media peraturan (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublkasikan. beberapa sumber data sekunder antara lain buletin statistik,
publikasi pemerintah, informasi yang dipublikasikan dari dalam atau luar
perusahaan, data yang tersedia dari penelitian sebelumnya, studi kasus dan
dokumen perpustakaan, data online, situs web dan internet.45Data sekunder
dalam penelitian ini adalah arsip, dokumentasi, literatur perpustakaan lainya.
2). Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.46
Sesuai
dengan metode yang digunakan, maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah hal-hal yang bersangkutan dengan strategi pemasaran
terhadap keputusan tabungan qurban di BMT.
45
Cholid Narbuko dan abu Ahmadi,”Metodologi Penelitian” Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007, hlm.70 46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm.129
33
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
menurut Sparadley di dalam bukunya Dr.Sugiyono yang berjudul metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif, dinamakan “ social situation” atau situasi
sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku, dan aktivitas yang
berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dalam penelitian ini dapat
di BMT UMS Safitunnajah, situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai
obyek penelitian yang ingin diketahui “ apa yang terjadi” di dalamnya. Pada
situasi sosial atau obyek peneliatian ini peneliti dapat mengamati secara
mendalam aktifitas orang-orang yang ada pada BMT UMS Safitunnajah kec.
Sungai Gelam.
b. Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai
memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu, peneliti
memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang
diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari
sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainya yang
dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Unit sampel yang
dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan makin terarahnya fokus
penelitian.
Proses penelitian kualitatif, peneliti telah merencanakan A sebagai orang
pertama sebagai sumber data. Informan awal ini sebaiknya dipilih orang yang
34
bisa “ membukakan pintu” untuk mengenali keseluruhan medan secara luas.
Selanjutnya oleh A disarankan ke B dan C. dari C dan B belum memperoleh
data yang lengkap, maka peneliti ke F dan G, dan seterusnya sampai sumber
data sudah mencukupi, dan tidak perlu menambah sampel yang baru. Sampel
dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang menggunakan produk tabungan
qurban di BMT UMS Safitunnajah kec. Sungai Gelam.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian.47
Teknik pengumpulan data di
lapangan menggunaka tiga buah cara yaitu: (1) Observasi, (2) Wawancara, dan
(3) Dokumentasi. Adapun tiga cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan
pencatatan suatu obyek dengan sistematika fenomena yang akan diteliti.
Teknik ini penulis gunakan untuk mengambil data dengan cara menangkap
gejala yang diamati dengan menjadikannya sebuah catatan atau deskripsi
mengenai perilaku dalam kenyataan serta memahami perilaku tersebut.
Jenis observasi yang dilakukan secara langsung. Data yang di ambil
tentang cara memasarkan produk tabungan qurban. Adapun tempat yang
peneliti jadikan observasi adalah BMT UMS Safitunnajah Kec, Sungai Gelam.
47
Tim Penyusun, Pedoman PenulisanSkripsi, (Jambi: Syariah Press Fakultas Syariah
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Cet. Pertama, 2010), hlm.25
35
b. Wawancara
Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau
lebih, biasanya hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu dan masing-
masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi secara wajar
dan lancar.48
c. Dokumentasi
Menurut Guba dan Lincoln mendefinisikan record adalah setiap
pernyataan tertulis yang di susun oleh seorang atau lembaga untuk keperluan
pengujian suatu peristiwa atau pengkajian akunting. Sedangkan dokumen ialah
setiap bahan tertulis ataupun film. Jadi Dokumentasi yaitu suatu teknik atau
metode yang digunakan untuk pengumpulan data atau menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, serta catatan harian
dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
pelaksanaan tabungan qurban. data-data di dapat dari brosur, karya tulis
ilmiah, dan makalh-makalah yang terkait dengan tema serta laporan-laporan
yang didapat dari BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam. Serta data dari
obserpasi atau pengamatan dan wawancara berupa data catatan harian,
gambaran atau kumpulan foto, fideo atau film yang menunjang
pendokumentasi dalam penelitian ini. Untuk pendokumentasi sangat
membantu alat yang sangat mendukung seperti kamera.
48
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm.264
36
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, dan selama di lapangan. Dalam hal ini Nasution
sebagaimana dikutif oleh Sugiyono, menyatakan bahwa analisis telah
dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah. Sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai pada tahap penulisan laporan hasil
penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi peneliti selanjudnya sampai
jika dimungkinkan teori yang grounded. Namun dalam penelitian kualitatif.
Analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data49
1. Data Reduction ( Reduksi Data )
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci50
. jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci51
. Reduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan data yang
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.52
Seacara operasionalnya, dalam teknik reduksi data ini, selanjudnya besar
data mentah yang peneliti peroleh dan kumpulan di lapangan akan peneliti
49
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung; alfabeta,2014), hlm.90
50 Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian (Bandung; Pustaka Setia,2008),hlm.200
51
Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian (Bandung; Pustaka Setia,2008),hlm.200
52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta,2007), hlm.338
37
susun dalam bentuk catatan lapangan, selinan wawancara, salinan
dokumentasi. Setelah dipilih seperti itu, maka penelitian akan mudah untuk
melakukan proses reduksi dan penyeleksian dari data mentah yang terserak itu
mengkerucut menjadi sejumlah data yang penting-penting saja dan berkaitan
memang dengan penelitian ini.
2. Data Display ( Penyajian Data )
Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam
hal in Melis dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Penelitian melakukan teknik men-display-kan data ialah
dengan tujuan memudahkan penelitian untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang yang sudah ditemukan
tersebut. Secara operasionalnya, setelah data direduksi, tahap selanjutnya
penelittian akan merangkai dan mensistematikan data-data sesuai pada
tempatnya menyesuaikan dengan kepentingan laporan penelitian. Sehingga
data yang telah direduksi itu menjadi suatu argumen-argumen yang
menjelaskan dan mempunyai arti dan bermakna.
3. Verifikasi Data
Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses
analisis data penelitian kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.53
53
Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian (Bandung: pustaka setia.2008),hlm.202
38
Kesimpulan dalam penelitian yang diharapkan adalah merupakan temuan baru
yang sebelumnya berupa dekripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih samar-samar sehingga melakukan sejumlah obsevasi terhadap catatan
pembukuan retribusi.
F. Subjek-Objek Penelitian
Subjek-objek penelitian menjelasakan sebagai berikut:
Subjek-objek yang menjadi sumber inormasi data adalah pihak-pihk BMT
UMS Safitunnajah dan anggota BMT UMS Safitunnajah yang terkait dan
berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat
mengenai strategi pemasaran terhadap tabungan qurban yang dilakukan BMT
UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam. Objek yang menjadi sumber informasi
data adalah BMT UMS Safitunnajah.
G. Sistematika Penulisan
Untuk kejelasan dan ketetapan arah pembahasan dalam skripsi inipenulis
menyusun sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah tujuan
dan kegunaan penelitian, Batasan Masalah, kerangka Teori,
Tinjauan Pustaka, kerangka Pemikiran.
BAB II : Metode Penelitian
39
Dalam bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, jenis dan
sumber data, Instrumen Pengumpulan Data, Variabel Penelitian,
Populasi dan Sampel.
BAB III : Perkembangan UMK Di Jambi
Dalam bab ini akan membahas tentang kebijakan dan organisasi
BMT, Jenis dan Segmentasi BMT, Strategi dalam
Mengembangkan BMT, dan Sasaran dalam perkembangan BMT.
BAB IV : Hasil dan Analisis
Menguraikan tentang deskriptif objek penelitian yang
menjelaskan secara umum, obyek penelitian dan hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian ini, serta proses penginterpretasikan
data yang diperoleh untuk mencari makna dan implikasi dari
hasil analisis.
BAB V : Penutup
Mencakup uraian yang berisi kesimpulan diperoleh dari hasil
penelitian serta saran-saran
40
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Singkat BMT UMS Safitunnajah
Baitul Mal Wa at-Tamwil (BMT) adalah lembaga swadaya masyarakat,
dalam artinya, didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat. Pertama sekali pada
awal pendiriannya, biasanya dilakukan dengan mengunakan sumber daya,
termasuk dana atau modal, dari masyarakat setempat itu sendiri.54
BMT UMS Safitunnajah adalah sebuah lembaga ekonomi swadaya
masyarakat yang tumbuh dan berkembang di wilayah kecamatan sungai gelam
desa petaling jaya. Lahirnya BMT ini dimulai dengan adanya pertemuan tokoh-
tokoh masyaraka yang ada di sekitar sungai gelam baik itu tokoh pemuda maupun
tokoh agama. Pada tanggal 10 November 2013 di masjid AR-Rahman melalui
rapat yang dihadiri beberapa orang yang siap menjadi anggota atau pendiri.
Tujuan BMT ini untuk menciptakan sebuah lembaga perekonomian
masyarakat, sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial
ekonomi umat Islam dengan sasaran utama para pedagang dan pengusaha kecil,
serta masyarakat umum di kecamatan sungai gelam. Salah satu unit usahanya
ialah unit simpan pinjam dengan menggunakan sistem bagi hasil. Adapun target
yang hendak dicapai adalah terbentuknya pusat perekonomian umat dengan
tercapainya kesejahteraan hidup umat melalui kegiatan usaha berbasis syariah.
Koperasi Syariah Usaha Mandiri Sejahtera Safinatunnajah di singkat KS
UMS Safinatunnajah yang mulai beroperasi pada tanggal 01 Desember 2013. KS
54
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009, hlm. 82.
41
UMS Safinatunnajah didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat yang ada di
sungai gelam.
B. Profil BMT UMS Safitunnajah
Berikut profil singkat tentang BMT UMS Sfitunnajah :
Nama lembaga : Usaha Mandiri Syariah Safitunnjah
Alamat : Ps Senin Petaling Jaya, Sungai Gelam Ma Jambi
Telp : 085384356565
Tanggal berdiri : 01 Desember 2013
Badan Hukum : 002109/BH/M.KUKM.2/IX/2016
E-Mail :[email protected]
C. Letak Geografis dan demografis
1. Data Gegrafis dan Demografis
Batas wilayah :
Utara : Kecamatan Mestong
Selatan : Kota Jambi
Barat : Kecamatan Jambi Luar Kota
Timur : Kecamatan Kumpe Ulu
2. Data Demografis
a. Kependudukan
b. Social budaya
c. Data administratif
kecamatan sungai gelam terletak di kabupaten muaro jambi yang terdiri
dari desa dengan meliputi wilayah :
1. Kelurahan gamut jaya
42
2. Kelurahan kebon IX.
3. Kelurahan Ladang Panjang
4. Kelurahan Mekar Jaya
5. Kelurahan Mingkung Jaya
6. Kelurahan Parit
7. Kelurahan Petaling Jaya
8. Kelurahan Sido Mukti
9. Kelurahan Sumber Agung
10. Kelurahan Sungai Gelam
11. Kelurahan Talang Belido
12. Kelurahan Talang Kerinci
13. Kelurahan Tangkit
14. Kelurahan Tangkit Baru
15. Kelurahan Trimulya jaya
D. Visi dan Misi BMT UMS Safitunnajah
Secara umum program kerja BMT UMS Safitunnajah tetap konsisten dan
berkesinambungan dalam upaya menjadikan BMT UMS Safitunnajah yang
didalamnya ada unit simpan pinjam syariah sebagai lembaga keuangan koperasi
yang sehat dan menjadi kepercayaan serta mendapat dukungan partisipasi penuh
dari segenap anggota dan calon anggota secara bertahap dapat mewujudkan visi
dan misinya yaitu:
43
1. Visi
“Menjadi Lembaga Keuangan Syariah yang sehat, Profesional, Amanah, dan
Mandiri.”
2. Misi
a. Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang sehat.
b. Membangun kualitta sumber daya manusia yang tangguh,professional dan
berdaya saing tinggi.
c. Meningkatkan kepercayaan anggta dan masyarakat terhada lembaga baik
dari segi oprasional maupun finansial.
E. Tujuan dan sasaran BMT UMS Safitunnajah
Sebagai lembaga keungan syariah, BMT UMS Safitunnajah memiliki
beberapa tujuan dan sasaran antara lain:
Tujuan :
a. Menyelamatkan kelompok-kelompok usaha lapisan masyarakat menengah
kebawah dari situasi krisis ekonomi.
b. Menambah modal kerja bagi masyarakat lapisan paling bawah dan kecil.
c. Mengembangkan kelompok usaha masyarakat agar lebih poduktif.
Sasaran :
a. Tersedianya dana permodalan untuk anggota.
b. Menghimpun dan menyalurkan kepada anggotanya yang melaksanakan
aktifitas usaha yang produktif dan prosfektif kepada para anggota.
44
c. Memberikan pelayanan pinjaman kepada anggotanya yang melaksanakan
usaha untuk modal kerja dengan prosedur yang mudah.
H. Produk- Produk BMT UMS Safitunnajah
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Simpanan Wadiah Umum
Simpanan wadiah umum adalah tabungan atau simpanan dengan
akad wadiah yad ad amanah yang di himpun dari seluruh anggota koperasi
dimana simpanan tersebut bisa disetor dan di tarik sewaktu-waktu oleh
para anggotanya.
b. Simpanan Pendidikan
Simpanan pendidikan yaitu bentuk simpanan yang mengalokasikan
dananya di peruntukan untuk dana pendidikan bagi putra putri para
anggota BMT UMS Safitunnajah, yang mana penarikan dapat dilakukan
dua kali dalam setahun yaitu: penarikan pertama pada saat tahun ajaran
baru, dan penarikan kedua pada saat semester. BMT UMS Safitunnajah
mendapat bagi hasil sesuai dengan nisbah.
c. Simpanan Qurban
Simpanan qurban yaitu produk simpanan yang memberikan
kemudahan dalam perencanaan ibadah qurban bagi mitra. Dengan
demikian bebas menentukan setoran sehinga cukup membantu
pelaksanaan qurban mitra, penarikan dilakukan menjelang ibadah qurban.
Simpanan ini menggunakan prinip wadiah yad dhamanah.
d. Simpanan Umrah
45
Simpanan umrah yaitu produk simpanan yang di peruntukan untuk
mitra BMT UMS Safinatunnajah yang ingin melakukan ibadah umrah,
yang mana mitra membuat rekening dan menyetor kan uangnya setiap satu
miggu sekali sesuai kemampuan mitra. Yang mana penarikanya dilakukan
satu kali.
e. Simpanan Haji
Simpanan haji yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka
yang merencanakan untu menunaikan ibadah haji, yang mana penarikanya
dilakukan satu kali. Simpanan haji ini menggunakan
f. Simpanan Idul Fitri
Simpanan idul fitri yaitu direncanakan untuk keperluan idul fitri.
Yang mana penarikanya dilakukan satu kali menjelang idul fitri, simpanan
ini menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah.
g. Simpanan koin umat
Simpanan koin umat yaitu simpanan masyarakat yang mana setiap
masyarakat di kec. Sungai gelam menyerahkan atau menabung sukarela,
yang mana mereka menabung di celengan yang sebelumnya sudah di
berikan oleh pihak BMT UMS Safitunnajah,
2. Produk Penyaluran Dana
a. Piutang murabahah
Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT UMS
Safitunnajah dengan menyatakan harga perolehan atau harga beliatu harga
pokok ditambah keuntungan atau margin yang disepakati kedua belah
46
pihak. BMT UMS Safitunnajah membelikan barang barang yang
dibutuhkan mitra atau bmt member kuasa kepada mitra untuk membeli
barang-barang kebutuhan mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut
dijual kepada mitra dengan harga pokok ditambah dengan keuntunngan
yang diketahui dan disepakati bersama dan diangsur selama janngka waktu
tertentu.
b. Piutang Ijarah
Piutang ijarah yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara
BMT UMS Safitunnajah dengan mitra, yang mana BMT menyewakan jasa
atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan
diangsur selama jangka waktu tertentu.
c. Pembiayaan Mudharabah
Yaitu akad kerja sama antara BMT selaku pemilik modal atau di
sebut ( shaibul maal )dengan mitra selaku pengelola usaha ( mudharib )
untuk mengelola usaha produktif dan halal. Dan hasilnya atau keuntungan
yang di peroleh dibagi sesuia dengan nisbah yang disepakati kedua belah
pihak.
d. Pembiayaan Musyarakah
Yaitu akad kerjasama antara BMT dengan mitra untuk suatu usaha
produktif dan halal, di mana dalam akad ini sumber modalnya dari kedua
belah pihak. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati
kedua belah pihak, sedangkan kerugian di tanggung kedua belah pihak
sesuai dengan porsi modal masing-masing.
47
F. Struktur organisasi BMT UMS Safitunnajah
Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis tentang
hubungan kerja sama dari orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama bagi
suatu perusahaan agar dapat menjalankan usahanya dengan baik, lancar dan
efisien , menguntungkan dapat memberikan manfaat yang banyak kepada anggota
khususnya dan masyarakat pada umumnya maka sangat diperlukan struktur
organisasi yang jelas dan tegas yang menunjukkan garis kewenangan dan
tanggung jawab terhadap masing-masing bagian.
Agar memudahkan mencapai tujuan yang ditetapkan atau direncanakan
dengan perusahaan, maka disusunlah suatu struktur organisasi perusahaan.
Perusahaan adalah bentuk tata kerja yang dilengkapi dengan fungsionalisasinya.
Sedangkan organisasi perusahaan adalah hubungan struktural antara berbagai
unsur didalam rumah tangga perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur
organisasi adalah suatu bagian yang menunjukkan suatu aktivitas dan batas-batas
sekluruh kekuasaan, tanggung jawab dan masing-masing bagian yang ada dalam
organisasi.
Pengawas
Ketua : K. Abdul
Jabar
Anggota : Asnuri
Anggota : H.
Rudin
48
Adapun struktur organisasi dari BMT UMS Safitunnajah yaitu :
Badan Pengawas
K. Adul Jabbar
Dewan Pengawas Syariah
KH. Khoirul Insan
Rapat Anggota
Pengurus
Payuti
Manager
M. Syarif Hidayat
Pengawas Internal
H. Rudin
Kabag Oprasional
Kety Revana, S.kom
Pembukuan Akutansi
Lilis Susanti, SE
Layanan Anggota
Yanuar Triadi
Teller
Muthmainnah
SDM & Umum
Adam Mustofa
Kabag Pemasaran
H. Ari Kurniadi
Adm Pembiayaan
Ima Lismiyanti
Staff Pemasaran
Ahmad Khusairi
Staff Penagihan
Arif Nur Rifai
49
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kesuksesan sebuah perusahaan atau lembaga dalam bidang pemasaran. Strategi
pemasaran sendiri mempunyai fungsi untuk mengkomunikasikan dan
mengantarkan produk yang dimiliki lembaga untuk sampai ke konsumen atau
calon anggota. Strategi pemasaran dalam hal ini mencakup strategi bauran
pemasaran (marketing mix)55
yang merupakan strategi pemasaran yang dilakukan
oleh pihak BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam yang digunakan untuk
mempengaruhi penerimaan calon anggota maupun anggota.
Dalam memasarkan produknya, BMT UMS Safitunnajah menggunakan
Bauran pemasaran (marketing mix) meliputi : Product (produk), Price (harga),
Place (tempat), Promotion (promosi). Strategi pemasaran pada BMT UMS
Safitunnajah dapat dilihat dari unsur-unsur diatas dan yang paling penting
berlandaskan prinsip syari’ah.
Bahwa pada dasarnya setiap lembaga atau perusahaan memerlukan strategi
yang efektif, efisien dan baik dalam memasarkan produk yang dimilikinya.
Strategi pemasaran yang berdasarkan prinsip syari’ah dinilai memberikan
pandangan yang lebih baik dikarenakan didalamnya terkandung nilai-nilai ibadah
dan sosial yang memberikan kedamaian bagi yang melaksanakan kegiatan
pemasaran tersebut. Bauran pemasaran yang dimaksud yaitu :
55
Mega Ratna Sari,Strategi Pemasaran Pada Produk Tasaqur Di KJKS Binama
Tlogosari Semarang,semarang,2015,hlm.19
50
a. Product (produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk mendapat perhatian,dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi
barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat organisasi dan gagasan atau buah
fikiran.56
Produk merupakan suatu benda atau pelayanan jasa yang ditawarkan
pihak BMT dalam memenuhi kebutuhan dan memberikan manfaat bagi calon
anggota maupun anggota BMT UMS Safitunnajah.
Salah satu produk yang ditawarkan oleh BMT UMS Safitunnajah yaitu
tabungan qurban yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan tidak
menjual produk yang mengandung unsur haram dan dimana produk tersebut
menggunakan prinsip wadi’ah yadh dhamanah yaitu tabungan yang
menggunakan akad titipan57
. Strategi yang dilakukan pihak BMT untuk
produk tabungan qurban yaitu pihak BMT UMS Safitunnajah selalu menjaga
kualitas produknya yang mana dalam hal ini hewan qurban yang nantinya
akan disalurkan haruslah sehat dan telah memenuhi syarat kriteria untuk
hewan qurban.
b. Price (harga)
Harga yang ditentukan pada masing-masing produk khususnya produk
tabungan qurban tidaklah sama untuk setiap tahunya atau pada tahun
sebelumnya. Contoh pada tahun sebelumnya hewan qurban ( sapi ) seharga Rp
12.000.000. dan untuk tahun ini hewan qurban ( sapi ) seharga Rp 12.500.000.
56
Syafrizallyanal furqon, strategi pemasaran produk simpanan idul fitri pada BMT AL-
Fath IIKMI pamulang,jakarta,2010,hlm.60 57
Hasbi Umar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer,PT Rajagrafindo
Persada,2014,Jakarta,hlm.222
51
karena tidak stabilnya harga hewan qurban pada setiap tahunya. Maka pihak
BMT selalu mengkonfirmasikan apabila terjadinya biaya tambahan tersebut ke
pihak penabung, agar penabung bisa menyiapkan dana tambahan tersebut, dan
adanya keterbukaan tentang harga hewan qurban.
c. Place (tempat/saluran distribusi)
Lokasi BMT UMS Safitunnajah sangat strategis, karena selain dekat
dengan perkampungan dan pedagang mikro juga di daerah kec. Sungai gelam
hanya sedikit lembaga keuangan syariah yang mana di sana mayoritasnya
masayaratnya muslim. Dalam upaya memberikan kemudahan bagi para
anggota dengan tepat waktu dan tepat sasaran, serta untuk menghindari
kualitas jasa diambil oleh pesaing lain maka BMT UMS Safitunnajah
menggunakan sistem jemput dana yaitu petugas BMT mendatangi langsung
anggota di tempat mereka. Penentuan tempat yang mudah terjangkau sangat
memudahkan bagi anggota untuk mengetahui dan memahami suatu produk
yang akan di tawarkan oleh BMT UMS Safitunnajah. Dan untuk penyaluran
hewan qurban pada produk tabungan qurban pihak BMT selalu
mengkonfirmasikan ke nasabah untuk di salurkan ke daerah mana hewan
tersebut untuk di distribusikan.
d. Promotion (promosi)
Promosi sangat penting dalam dunia pemasaran, karena melalui cara
ini dapat menarik calon anggota untuk membeli produknya serta
mempertahankan anggota lama. Salah satu tujuan promosi BMT yaitu untuk
menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan. Promosi juga
52
berfungsi mengingatkan calon anggota akan produk yang dimiliki BMT, serta
promosi dapat mempengaruhi calon anggota untuk membeli.
Dari uraian diatas dapat diuraikan strategi pemasaran yang dilakukan atau
yang diterapkan oleh pihak BMT UMS Safitunnajah yaitu sebagai berikut :
1) Promosi melalui Periklanan yang dilakukan BMT UMS Safitunnajah,
yaitu dengan mencetak brosur dan membuat celengan yang mana
didalam brosur dan di sisi luar celengan berisi tentang profil BMT,
produk-produk yang dimiliki termasuk produk Tabungan qurban yang
menjadi fokus penelitian ini, persyaratan untuk menjadi anggota, serta
pelayanan yang disediakan oleh BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai
Gelam.. Dengan brosur-brosur atau iklan-iklan yang menarik, sehinga
masyarakat dengan mudah mengetahui bahwa adanya lembaga keuangan
mikro syariah seperti BMT UMS Safitunnajah dengan produk dan jasa
layananya khusus produk simpanan qurban ada di tengah-tengah mereka
yang umumnya untuk masyarakt muslim.
2) Melakukan sosialisasi secara langsung kepada calon nasabah,
yaitu dengan terjun langsung para marketing ke masyarakat untuk
memperkenalkan produk-produk yang ada di BMT UMS Safitunnajah.
Selain itu juga pihak BMT UMS Safitunnajah ikut serta dalam keagamaan
yang diadakan masyarakat secara rutinitas yang di adakan setiap sebulan
sekali, yang dilaksanakan pada masjid-masjid yang berada di masing-
masing desa di kec. Sungai gelam. Dengan mengundang pembicara dari
pihak BMT UMS Safitunnajah. Dengan melakukan ceramah keagamaan,
53
pihak BMT UMS Safitunnajah melakukan sosialisasi produk-produk yang
disalurkan. Dan salah satunya adalah produk tabungan qurban. Dengan
dilakukanya ini masyarakt akan mengetahui informasi mengenai produk-
produk dan jasa layanan BMT UMS Safitunnajah. Sehinga di sinilah
nantinya akan ada nasabah yang berminat menggunakan salah satu
produk-produk bmt itu sendiri.
3) Sistem Jemput Dana,
Sebagai lembaga keuangan, BMT UMS Safitunnajah membutuhkan
promosi dan sosialisasi secara lebih maksimal di masyarakat. Keaktifan
pengelola dalam memasarkan produk tabungan qurban merupakan
komponen terpenting yang akan menentukan tingkat keberhasilan suatu
lembaga. Salah satu cara yang efektif yang dapat dilakukan untuk
mencapai target-target pemasaran tabungan qurban adalah dengan
melakukan pendekatan “Jemput Dana”. Pendekatan ini dilakukan petugas
dengan mendatangi langsung ketempat nasabah dirumah. Untuk kegiatan
jemput dana ini, biasanya marketing membawa segala sesuatu yang
dianggap perlu seperti slip penyetoran, dan lain-lain.
Kegiatan jemput dana ini berjalan sangat baik untuk melayani para
nasabahnya dan menjadi senjata untuk merekrut nasabah baru. serta
anggota yang ingin menabung tetapi tidak ada waktu untuk ke kantor.
Sistem ini juga lebih bisa mengakrabkan petugas dengan calon anggota
maupun anggota dalam memasarkan dan menjelaskan produknya.
4) Memperluas Jaringan kerjasama,
54
Cara ini dilakukan BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai gelam agar
eksistensinya di masyarakat tetap terjaga, dan BMT selalu menjaga
hubungan baik dengan semua pihak misalnya mitra kerjasama BMT
dengan berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Menjalin kerjasama juga
dilakukan BMT untuk menambah permodalan, berbagi pengalaman
dengan BMT lain. Dan dalam menjalin kerjasama tersebut pihak BMT
bertemu dengan orang-orang sehingga menambah wawasan dan dan hal-
hal baru.
5) Selalu menjaga silaturami,
Pihak BMT UMS Safitunnajah selalu menjaga keterjalinan silaturami
terhadap anggotanya maupun masyarakat, agar terciptanya sifat
kekeluargaan. Sehingga BMT akan selalu di pandang baik oleh
masyarakat.
6) Menentukan target baru,
Yaitu pihak BMT UMS Safitunnajah selalu menetapkan target
pemasaran yang baru setelah target yang sebelumnya sudah terealisasikan,
sehingga nantinya BMT UMS Safitunnajah akan mempunyai banyak anggota.
Dalam hal ini seperti target wilayah yang sudah dan yang belum di jamah oleh
pihak BMT UMS Safitunnajah.
55
Adapun jumlah anggota BMT UMS Safitunnajah dari tahun 2016 sampai 2017
yaitu:
Tabel 1.4
Jumlah anggota tabungan qurban pada tahun 2016 - 2018
keterangan 2016 2017 2018
Anggota 16 27 33
Saldo akhir 20,509,983 35,658,873 46,170,234
sumber: kantor BMT UMS Safitunnajah kec.Sungai Gelam
Dari tabel 1.4 di atas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah anggota
yang terjadi di BMT UMS Safitunnajah terus mengalami peningkatan, ini berarti
bahwa strategi yang di lakukan oleh pihak BMT UMS Safitunnajah dari tahun
2016-2018 cukup efektif. Walaupun begitu dalam pemasaranya juga sering terjadi
beberapa kendala sehinga membuat pihak BMT UMS Safitunnajah mengalami
sedikit kesulitan.
B. Kendala Yang Dihadapi BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam
dalam Memasarkan produk tabungan qurban
Setiap perusahaan atau lembaga keuangan dalam memasarkan produknya
tentu tidak akan pernah berjalan mulus seperti yang diharapkan dan sudah tentu
akan mengalami berbagai macam kendala yang dihadapi dalam memasarkan
56
poduknya, berdasarkan wawancara dengan marketing BMT UMS Safitunnajah
maupun dengan anggota BMT itu sendiri dan pengamatan yang dilakukan penulis,
ada beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak BMT UMS Safitunnajah dalam
memasarkan produk Tabungan qurban adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kepedulian masyarakat untuk berkurban ke lembaga.
Ini karena Kebanyakan masyarakat lebih condong berkurban ke Mesjid
yang ada di sekitar pemukiman masyarakat itu sendiri. Padahal berkurban di
Mesjid belum tentu yang mendapat jatah kurban adalah orang yang
membutuhkan.
2. Kurangnya tanggapan masyarakat.
Dikarenakan sikap masyarakat yang kurang melirik produk tabungan
qurban, dan lebih melirik ke produk yang lain58
atau lebih memilih produk-
produk yang lain.
3. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang anjuran berkurban.
BMT UMS Safitunnajah dalam bidang sosialisasi mempunyai kendala
pada masyarakat Sungai Gelam yang pengetahuannya masih kurang tentang
produk-produk syari’ah karena pengetahuan masyarakat yang masih minim
dan juga masyarakat berpikir bahwa sistem lembaga keuangan syaria dengan
sistem konvensional sama. Hal ini yang menjadi kendala BMT UMS
Safitunnajah, tetapi BMT mempunyai solusi yaitu dengan diadakan kegiatan
58
Wawancara dengan anggota BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam
57
keagamaan sekalian mensosialisasikan produk-produk syariah setiap sebulan
sekali di desa-desa.
4. Kendala faktor kenaikan harga hewan kurban.
Hal ini menjadi suatu kendala bagi pihak BMT UMS Safitunnajah
karena antara harga perencanaan dan harga kenyataan suatu saat bisa berubah.
Misalnya telah ditetapkan dana awal untuk kurban per orang Rp.1.400.000
akan tetapi karena harga sapi naik, dana yang harus dibayarkan menjadi
Rp.1.650.000. Sehingga pihak BMT perlu mengkonfirmasi ulang nasabah dan
memberi pemahaman kepada nasabah tentang hal itu. Terkadang ada nasabah
yang mengerti dan membayar kembali, tapi ada pula yang acuh karena merasa
diberatkan. Sehingga pihak BMT harus harus menangani masalah seperti itu.
5. Kurangnya SDM ( sumber daya manusia ) yang melaksanakan kegiatan
pemasaran.
SDM merupakan elemen paling penting dalam sebuah lembaga keuangan.
Dengan adanya SDM yang handal maka perkembangan BMT UMS
Safitunnajah kec.Sungai Gelam akan terjamin dan kualitas pelayanan semakin
baik. Di BMT UMS Safitunnajah masih terdapat karyawan yang masih minim
pengalaman dalam menjalankan tugas-tugasnya serta kurangnya pelatihan
yang diterima karyawan mengakibatkan kendala tersendiri untuk bersaing
dalam mengembangkan kemampuannya dalam memahami produk-produk
Syari’ah yang mana SDM diwajibkan tahu sistem syari’ah dan akad-akad
yang digunakan dalam BMT UMS Safitunnajah kec.Sungai Gelam pada
penerapan produknya. Dan juga terkendala pada jumlah tenaga dilapangan
58
dalam mempromosikan produk. Dan semua ini merupakan kendala internal
dalam BMT.
6. Kurang ketertarikanya masyarakat dalam menabung.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal menabung, terutama tabungan
qurban, sehinga hal ini membuat pihak BMT kesulitan dalam memasarkan
produknya.
7. Tidak semua calon anggota merespon dengan baik saat marketing
memasarkan produk.
Karena saat pegawai marketing BMT UMS Safitunnajah dalam memasarkan
produknya, calon anggota sedang sibuk dan kurang tertarik dengan produk yang
sedang ditawarkan, sehingga calon anggota kurang fokus pada saat ditawarkan
produk tersebut. Maka terjadilah reaksi calon anggota yang kurang baik.
C. Upaya BMT UMS Safitunnajah kec Sungai Gelam dalam mengatasi
kendala strategi pemasaran produk tabungan qurban.
Berkaitan dengan kendala yang dihadapi BMT UMS Safitunnajah di atas,
maka diperlukan beberapa strategi dan menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi
pihak BMT untuk mengantisipasi hal tersebut agar tidak mengalami kesulitan
dalam mencari nasabah. Upayah yang dilakukan BMT UMS Safitunnajah Kec.
Sungai gelam yaitu:
1) pihak BMT harus lebih giat lagi dalam memasarkan produk tabungan qurban
kepada masyarakat, dengan cara memberikan pemahaman bahwa berkurban di
59
lembaga dapat membantu kaum miskin yang tidak pernah sama sekali makan
daging kurban. Sehingga dengan begitu masyarakat akan paham bahwa
berkurban di lembaga disamping sebagai amal ibadah kita kepada Allah SWT
juga saudara-saudara kita yang didaerah pelosok dapat menuai manfaat dari
kita yang berkurban.
2) Pihak BMT UMS Safitunnajah selalu berinovasi dalam menciptakan strategi-
strategi pemasaran yang lebih efektif dan efesien. Yang mana pihak BMT
UMS Safitunnajah selalu melihat apa-apa saja kekurangan yang ada, baik itu,
dalam segi periklanan, pemasaran, pelayanan dan lain sebagainya.
3) Pihak BMT UMS Safitunnajah ikut serta dalam kegiatan keagamaan
masyarakat, dalam hal ini pihak BMT selain ikut kegiatan keagamaan untuk
menjalin silaturami tetapi juga mensosialisasikan produk-produk terutama
produk tabungan qurban ke masyarakat59
. Dan juga menginformasikan
produk-produk syariah.
4) Mempertahankan hubungan baik dengan anggota, dalam hal ini pihak BMT
UMS Safitunnajah selalu menerima dengan baik keluh kesah maupun saran
dari anggota selama itu semua berkaitan dengan pihak BMT.
59
Wawancara dengan pengurus BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi pemasaran BMT UMS Safitunnajah Kec. Sungai Gelam
menggunakan konsep 4P yaitu: a. Product (produk), b. Price (harga), c. Place
(tempat/saluran distribusi), d. Promotion (promosi). Strategi yang dilakukan pihak
BMT UMS Safitunnajah antara lain: 1). Dari segi produk, pihak BMT UMS
Safitunnajah selalu menjaga kualitas hewan yang akan di distribusikan yaitu yang
sesuai dengan kriteria untuk hewan qurban. 2). Dari segi harga, pihak BMT UMS
Safitunnajah secara terbuka menerangkan harga hewan qurban dan harga lain-
lainya. Pihak BMT juga selalu mengkonfirmasi kepada penabung apabila nantinya
harga hewan qurban tersebut bertambah. 3). Dari segi promosi, pihak BMT UMS
Safitunnajah memberikan brosur ke masyarakat dan selalu mensosialisasikan
pentingnya berkurban, dengan cara ikut ke acara keagamaan masyarakat. 4). Dari
segi tempat atau distribusi, pihak BMT mendistribusikan hewan qurban langsung
ke tempat daerah penabung inginkan.
2. kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk tabungan qurban pada
BMT UMS Safitunnajah. Adapun kendala yang dihadapi BMT UMS Safitunnajah
dalam memasarkan produk tabungan qurban adalah sebagai berikut, 1).
Kurangnya kepedulian masyarakat untuk berkurban ke lembaga, 2). Kurangnya
tanggapan masyarakat, 3). Kurangnya pemahaman masyarakat tentang anjuran
61
berkurban, 4). Kendala faktor kenaikan harga hewan kurban, 5). Kurangnya SDM
( sumber daya manusia ) yang melaksanakan kegiatan pemasaran, 6). Kurang
ketertarikanya masyarakat dalam menabung. 7). Tidak semua calon anggota
merespon dengan baik saat marketing memasarkan produk.
3. upaya BMT UMS Safitunnajah kec Sungai Gelam dalam mengatasi
kendala strategi pemasaran produk tabungan qurban. Adapun upaya BMT UMS
Safitunnajah yaitu sebagai berikut,pihak BMT harus lebih giat lagi dalam
memasarkan produk tabungan qurban kepada masyarakat,Pihak BMT UMS
Safitunnajah selalu berinovasi dalam menciptakan strategi-strategi pemasaran
yang lebih efektif dan efesien,Pihak BMT UMS Safitunnajah ikut serta dalam
kegiatan keagamaan masyarakat,
B. SARAN.
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. lebih ditingkatkan lagi sosialisasi mengenai produk-produk BMT UMS
Safitunnajah kepada masyarakat umum, terutama untuk produk tabungan qurban.
2. tingkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan, baik itu pelatihan bagaimana cara memasarkan produk dan
pahami produk-produknya.
3. lebih Mempererat lagi hubungan antara anggota maupun masyarakat
umum dengan pihak BMT UMS Safitunnajah.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahan. Depertemen Agama. Agama. Al Qur’an dan
terjemahanya. Surabaya : UD Mekar. 2017
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat ( Hukum
PerdatIslam),yogyakarta,2000,hal.65.
Basu Swastha Dharmmesta,Peran Pemasaran Dalam Perusahaan Dan
Masyarakat,hal.11.
Buchari Alma,” Manajemen Pemasaran dan Pemasaran jasa’’, edisi kesebelas jilid
1,2014,alfabeta,hal.14.
Cholid Narbuko dan abu Ahmadi,”Metodologi Penelitian” Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2007, Hal.70
Dapertemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, jakarta, Balai
Pustaka, cetakan Pertama Edisi III, 2001,hal.18
Dewan Pengurus Nasional Fordebi & Adesy, “ Ekonomi Dan Bisnis
Islam”,cetakanke 1,PT RajaGrafindo Persada. 2016,hlm.213
Dokumentasi Laporan Akhir Tahun BMT UMS Safitunnajah,kec sunggai gelam.
Fitra Ananda,Analisis Perkembangan Usaha Mikro Dan Kecil Setelah Memperoleh
Pembiayaan Mudharabah Dari BMT AT-TAQWA Halmahera Di Kota
Semarang,Diponegoro,2011,hal,47
Hikmawati,2011. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Qurban Pada BMT AL-
FATH. Jakarta, skripsi, hlm,4
Husain Umar, Strategic Management In Action , PT. Gramedia Pustaka Utmaa,
Jakarta,2001, h.31.
Dikutip dari http://tugasbisnis.wordpress.com diakses 10 november 2018
Dikutip dari http://kompasiana.com/dede.hamdani. Diakses 10 november 2018
Dikutip dari https://leodaphne.wordpress.com diakses 12 januari 2019
Diktip dari http://bmtmitraamanah.com/tabungan-qurban/.com diakses 3 januari
2019
Arthur Thomson, dkk.“Crafting and Executing Strategy”sumatra utara. (2010)
Sari Listyorini, “implememtasi strategi produk (tabungan) dalam meningkatkan
pembiayaan mudharabah dan murabahah di BMT Harum
Tulungagung”(2011)
Hikmawati, “strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT Al-
fath”(2011)
Arthur Thomson, dkk. Crafting and Executing Strategy, sumatra utara.2010
Kariza Septavi,’’ strategi Pemasaran produk Tbungan Fasilitas Qurban Pada
BMT Al-Munawwarah Tangerang Selatan”,jakarta, 2015.hlm.28.
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya, cetakan ke 15,PT RajaGrafindo
Persada.2014, hlm.91
Muhamad Hasbi Umar,filsafat Fiqih Muamalat Kontemporer, cetakan ke 1, PT
RajaGrafindo Persada,hlm,223
Muhamad Arif, Akutansi Syariah Seri Konsep Dan Aplikasi Ekonomi Dan Bisnis
Islam,cetakan ke 4,PT Rajagafindo Persada,hal.290.
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil, Yogyakarta: Pinbuk
D.I.Y, 2004, hal. 126.
Muhamad, Bank Syariah,( Yogyakarta: Ekonisia, 2004),hlm.136
Mira Apriadayanti,” Strategi Pemasaran Produk Tabungan Qurban pada
Lembaga Amil Zakat Swadaya Ummah Pekanbaru’’,uin sultan syarif
kasim riau, 2013.hlm.36
Najahi Badruzaman, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil,
SertifikatWadiah Bank Indonesia Terhadap Pembiayaan Pada Bank
Syariah Di Indonesia,Jakarta, 2009,hlm.30
Noor Fahmi Najib, 2015. Manajemen Strategi Pemasaran Produk Simpanan Paket
Lebaran pada BMT Surya Sekawan Mandiri Boja.Semarang , sekripsi,
hlm.2
Nurfauzi Hidayah,strategi pemasaran produk Tabungan Qurban Di BPRS
Suriyah Kantor Cabang Slawi-Tegal,Purwokerto,2016,hal,57.
Siti Fauzanah,Upayah Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Mata
Pelajar Fiqih Pokok Bahasan Qurban Melalui Penerapan Metode Team
Quiz Di Min Sumerrejo Gunungpati Semarang Tahun
Pelajaran,semarang, 2016,hlm, 19
Son Wandrial,perkembangan manajemen strategi,jakarta ,2011,hlm,69
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep & Strategi,jakarta,
2004,hal.5
Suharto dan Yudi Sutarso, marketing in Practice, Yogyakarta,Graha Ilmu,
2010,hlm,8.
Susi DeSsmaryani.2016. Kinerja, Daya Tarik Dan Keputusan Nasabah Pada
Baitul Mal Wat Tamwil Di Provinsi Jambi. Jambi, jurnal, hlm.65
Syafrizallyanal Furqon, Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri Pada
BMT AL-FATH IKMI Pamulang,Jakarta, 2010, hal,25.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), Hal. 129
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Hal.264
Tim Penyusun, Pedoman PenulisanSkripsi, (Jambi: Syariah Press Fakultas
Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Cet. Pertama, 2010), Hal.
25
Zainudin Ali, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta, 2008, hlm,13
Zulafa, pengaruh Strategi Promosi Terhadap Tabungan Kurban Di Bank Syariah
Mandiri, Jakarta, 2010, hlm. 15