strategi pemasaran produk pembiayaan gadai emas...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI
BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG
TUGAS AKHIR
Oleh :
LIA ROFIANI
NIM : 20112 010
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
i
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI
BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Oleh :
LIA ROFIANI
NIM : 20112 010
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Jangan menyerah, tidak ada yang memalukan dari jatuh,
yang memalukan adalah kalau kau tidak berdiri lagi”
“Teruslah berusaha walau sekelilingmu meragukan kamu.
Teruslah tersenyum karena orang-orang yang kamu sayang menginginkan
senyummu.Teruslah bersinar untuk mereka yang ada di kegelapan. Dan
percayalah, Tuhan tidak akan mengubah nasib kaumnya tanpa usaha kaum
itu.Teruslah melangkah karena orang-orang yang menyayangimu akan selalu
menopangmu”
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, dengan ridha-Mu ya Allah… Amanah ini telah
selesai, sebuah langkah telah usai. Namun itu bukan akhir dari
perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.
Dengan kerendahan hati yang tulus, kupersembahkan karya tulis
ini untuk yang termulia, Ayah, Ibu, Kakakku, Abang iparku, dan
juga keponakanku Nayla. Terimakasih atas cintanya, semoga karya
ini dapat mengobati beban kalian walau hanya sejenak, semua
jasa-jasa kalian tak kan kulupakan.
Untuk tulusnya persahabatan yang telah terjalin, spesial untuk
sahabat-sahabatku, dan semua teman-teman DIII Perbankan
Syariah Angkatan 2012. Terimakasih… Semoga persahabatan kita
menjadi persaudaraan yang abadi selamanya.
Serta terimakasih kepada semua pihak yang telah
menyumbangkan bantuan dan doa dari awal hingga akhir yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq dan
Hidayahnya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
(TA) dengan judul : STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI
EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG ini
dengan lancar. Sholawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk golongan umatnya dan
mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah.Amin.
Nikmat yang Allah berikan begitu banyak, sehingga tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu. Sungguh Allah Maha Segalaya, sesembahan yang patut
disembah dan tempat meminta pertolongan bagi semua hamba-Nya. Cukup Allah
sebagai penolong, karena Dia adalah sebaik-baiknya Penolong.
Dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) ini penulis sangat berterimakasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan baik berupa
moral,materiil maupun spiritual sehingga penyusunan Tugas Akhir (TA) ini dapat
terselesaikan. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga;
3. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc.,M.Si selaku Ketua Jurusan D III
Perbankan Syariah IAIN Salatiga;
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku pembimbing penyusunan tugas akhir
yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan serta kritikan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini;
5. Seluruh dosen pengajar jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga;
viii
6. Seluruh karyawan dan staff yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang
Pembantu Gubug yang telah memberikan informasi dan pengalaman;
7. Kepada Bapak, Ibu dan keluarga besar penulis yang tersayang dan tercinta
yang telah memberikan doa dan bimbingan kasih sayang serta dukungan baik
moral maupun material;
8. Dan teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan 2012 yang telah berjuang
bersama-sama dalam perkuliahan selama tiga tahun ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir (TA) ini masih terdapat banyak
kekurangan, itu semata-mata karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik
maupun saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan penulis terima
untuk perbaikan kedepannya.
Salatiga, 10 Agustus 2015
Penulis
ix
ABSTRAK
Rofiani, Lia. 2015. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Gadai Emas di Bank
Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug. Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.Jurusan DIII Perbankan Syariah.Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.Pembimbing : Fetria Eka Yudiana, M.Si.
Kata kunci :Pemasaran, Gadai Emas, Bank Syariah Mandiri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme produk pembiayaan
gadai emas, strategi pemasaran produk pembiayaan gadai emas, dan kendala dalam
pemasaran produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang
Pembantu Gubug.Metode penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah dengan
pendekatan kualitatif.Data diperoleh melalui analisis data, observasi dan wawancara
terhadap pegawai maupun nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembntu
Gubug.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mekanisme produk pembiayaan
gadai emas meliputi pengajuan gadai, penaksiran, dan pelunasan barang
jaminan.Strategi pemasaran yang diterapkan pada produk pembiayaan gadai emas
inikurang maksimal, hal ini bisa dilihat berdasarkan pada penurunan pendapatan dari
tahun sebelumnya.Kendala utama pada pemasaran produk pembiayaan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug adalahmasyarakat belum begitu
mengenal produk rahnyang ada di bank syariah dengan baik.Sedangkan tindak lanjut
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug untuk mengatasi kendala-kendala
dalam pemasaran produk diantaranya: meningkatkan kegiatan pengenalan produk
dengan menambah jadwal kunjungan ke institusi, asosiasi, keikutsertaan dalam
kegiatan sosial, meningkatkan sosialisasi tentang fitur maupun prosedur gadai emas,
meningkatkan kreatifitas dalam pengelolaan anggaran souvenir produk, serta
menambah tenaga marketingkhusus gadai emas agar pemasaran produk pembiayaan
ini lebih maksimal.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................... 5
D. Metode Penelitian ...................................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
xi
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 11
B. Pengertian Pemasaran Bank ...................................................................... 14
C. Pengertian Strategi Pemasaran .................................................................. 15
D. Tujuan Pemasaran Bank ............................................................................. 16
E. Konsep Pemasaran .................................................................................... 17
F. Pengertian Bauran Pemasaran ................................................................... 18
1. Product (Produk) .................................................................................. 19
2. Price (Harga) ....................................................................................... 21
3. Place (Tempat / Saluran Distribusi) .................................................... 22
4. Promotion (Promosi) ........................................................................... 24
5. People (Orang) .................................................................................... 25
6. Physical Evidence (Bukti Fisik) .......................................................... 26
7. Process (Proses) .................................................................................. 26
G. Pengertian Pembiayaan ............................................................................. 26
H. Pengertian Gadai Syariah ........................................................................... 27
1. Landasan Hukum ................................................................................. 28
2. Rukun Gadai Syariah ........................................................................... 28
3. Syarat Gadai Syariah ............................................................................ 29
4. Ketentuan Menggadaikan Barang ........................................................ 32
5. Akad Perjanjian Gadai ......................................................................... 36
6. Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah Dan Konvensinal ............... 38
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri ................................................. 40
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ......................................................... 43
C. Budaya Kerja Bank Syariah Mandiri ......................................................... 44
D. Struktur Organisasi ................................................................................... 46
E. Tanggung Jawab Setiap Bagian ................................................................. 48
F. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri ..................................................... 62
xii
BAB IV ANALISIS
A. Mekanisme Produk Pembiayaan Gadai Emas............................................ 70
B. Strategi Pemasaran ..................................................................................... 77
C. Kendala Dalam Pemasaran Produk ............................................................ 90
D. Data Deskriptif Gadai Emas....................................................................... 91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 92
B. Saran .......................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri KCP Gubug ...……..… 46
Gambar 4.1 Alur Pembiayaan Gadai Emas …...…………………………………… 72
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan Konvensional ………… 38
Tabel 3.1 Profil Perusahaan ……………………………………………………… 42
Tabel 4.1 Fitur Produk Gadai Emas ……………………………………………... 70
Tabel 4.2 Fitur Promosi Sahabat Emas ………………………………………….. 83
Tabel 4.3 Penerapan Strategi Bauran Pemasaran (7P) …………………………... 86
Tabel 4.4 Perolehan Gadai Emas ………………………………………………… 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Falsafah dasar beroperasionalnya bank syariah yang menjiwai seluruh
hubungan transaksinya adalah efisiensi, keadilan, dan kebersamaan.Efisiensi
mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh
keuntungan sebesar mungkin.Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak
dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atau proporsional masukan
dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan
bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktifitas (Wibowo dan
Untung,2005:33).
Bank syariah mempunyai fungsi berbeda dengan bank konvensional,
fungsi bank syariah juga merupakan karakteristik bank syariah.Empat fungsi
bank syariah yaitu sebagai manajer investasi, sebagai investor yang
berhubungan dengan pembagian hasil usaha yang dilakukan oleh bank
syariah, sebagai fungsi sosial, dan jasa keuangan atau perbankan (Wiroso,
2005:4-5).
Dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir sejak diberlakukannya
undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang memberikan
peluang didirikannya bank syariah, perkembangan bank syariah, dipandang
dari sisi jumlah jaringan kantor dan volume kegiatan usaha, masih belum
2
memuaskan. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai keinginan untuk lebih
mendorong perkembangan bank syariah di Indonesia (Antonio, 2001:223).
Upaya mendorong pengembangan bank syariah dilaksanakan dengan
memperhatikan bahwa sebagian masyarakat muslim Indonesia pada saat ini
sangat menantikan suatu sistem perbankan syariah yang sehat dan terpercaya
untuk mengakomodasi kebutuhan mereka terhadap layanan jasa perbankan
yang sesuai dengan prinsip syariah. Pengembangan perbankan syariah juga
ditujukan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini
belum terlayani oleh sistem perbankan konvensional. Selain itu, sejalan
dengan upaya-upaya restrukturisasi perbankan.Pengembangan bank syariah
merupakan suatu alternatif sistem pelayanan jasa bank dengan kelebihan yang
dimilikinya (Antonio, 2001:223-224).
Keberadaan pegadaian syariah atau gadai syariah atau rahnlebih
dikenal sebagai bagian produk yang ditawarkan oleh bank syariah, dimana
bank menawarkan kepada masyarakat bentuk penjaminan barang guna
mendapatkan pembiayaan. Namun trend dari perkembangan rahn sebagai
produk perbankan syariah belum begitu baik, hal ini disebabkan oleh
keberadaan komponen-komponen pendukung produk rahnyang terbatas
seperti : sumberdaya penafsir, alat untuk menaksir, dan gudang penyimpanan
barang jaminan. Sebab lain mengapa perkembangan pegadaian syariah kurang
baik, sebab masyarakat belum begitu mengenal produk rahndengan baik di
3
bank syariah dibanding produk lain, misalnya mudharabah, musyarakah,
murabahah, salam dan lain sebagainya (Sudarsono, 2003 :143).
Pemasaran memberi perhatian pada produk dan jasa-jasa perusahaan,
keinginan dan kebutuhan konsumen, dan kegiatan-kegiatan para pesaing.
Fungsi pemasaran terdiri dari tiga komponen kunci:
1. Bauran pemasaran, meliputi unsur-unsur atau elemen-elemen internal
penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi;
2. Kekuatan pasar, meliputi peluang dan ancaman eksternal dimana operasi-
operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi;
3. Proses penyelarasan, meliputi proses strategik dan manajerial untuk
memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal
layak bagi kekuatan pasar.
Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal
yang telah dikembangkan dalam pemasaran.Kebanyakan pembahasan
mengenai pemasaran memusatkan perhatian sekitar empat komponen kunci
bauran pemasaran, yang disebut 4P. Komponen ini meliputi : Produk, Harga,
Promosi, dan Tempat (Payne,2000:27-28).
Sebagai salah satu bentuk dari perkembangan perbankan syariah di
Indonesia, Gadai Emas Bank Syariah Mandiri hadir untuk mewujudkan
keinginan sebagian masyarakat muslim yang menginginkan sistem perbankan
syariah yang sehat dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan mereka
terhadap layanan jasa dengan prinsip syariah.
4
Gadai Emas Bank Syariah Mandiri merupakan produk pembiayaan
atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang
tunai dengan cepat.Syarat dan ketentuan yang mudah, biaya pemeliharaan
yang terjangkau, serta kenyamanan pelayanan yang diberikan merupakan
sedikit dari banyak keunggulan yang ditawarkan oleh Gadai Emas Bank
Syariah Mandiri.
Atas dasar inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian
tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembantu Gubug, dan hasilnya disusun dalam Tugas Akhir (TA)
dengan judul : STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU
GUBUG.
B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang yang demikian, hal yang ingin diteliti oleh
penulis yaitu rumusan masalah yang terkait dengan kasus yang akan dibahas
pada penelitian Tugas Akhir ini, di antaranya :
1. Bagaimana mekanisme produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah
Mandiri Cabang PembantuGubug ?
2. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan gadai emas di Bank
Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug ?
3. Bagaimana kendala dalam pemasaran produk pembiayaan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug ?
5
C. Tujuan dan kegunaan
Penelitian Tugas Akhir ini dibuat untuk mengetahui jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul di atas, dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui mekanisme produk pembiayaan gadai emas di Bank
Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug;
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk pembiayaan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug;
3. Untuk mengetahui kendala dalam pemasaran produk pembiayaan gadai
emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug.
Selain memiliki tujuan-tujuan yang telah disebutkan diatas, penulis juga
memaparkan kegunaan dalam penulisan Tugas Akhir ini, baik bagi
mahasiswa, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, maupun bagi
pembaca. Adapun kegunaannya antara lain sebagai berikut :
1. Bagi penulis
a. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh
Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) di IAIN
Salatiga;
b. Memberikan pengetahuan dan informasi dari dunia praktis yang
sangat berguna untuk disinkronkan dengan pengetahuan teori yang
didapat di bangku kuliah.
6
2. Bagi IAIN Salatiga
a. Memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat luar
khususnya Jurusan DIII Perbankan Syariah;
b. Sebagai tambahan referensi literature serta informasi khususnya
bagi mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan DIII Perbankan Syariah.
3. Bagi Pembaca
Sebagai tambahan wawasan tentang strategi pemasaran produk
pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu
Gubug.
D. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Menurut Azwar (1998:5) pendekatan kualitatif lebih
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif
serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang
diamati, dengan logika ilmiah.
2. Jenis data yang dibutuhkan
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan
teknik pengambilan data yang berupa interview, observasi, maupun
7
penggunaan instrument pengukuran khusus dirancang sesuai dengan
tujuannya (Azwar,1998:36).
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya
berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi (Azwar,1998:36).
3. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Menurut Moleong (2008:186), wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Teknik pengumpulan data pada penulisan tugas akhir
ini dengan mewawancarai pihak-pihak yang terkait dengan pembiyaan
gadai emas, baik dengan bank maupun dengan nasabah.
b. Observasi partisipan
Peneliti terlibat secara langsung dengan objek penelitian. Di sini
penulis ikut dalam proses pengumpulan kelengkapan data yang
diperlukan.
c. Analisis data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan data (Moleong, 2008:280).
8
E. Penegasan Istilah
Berikut pengertian dari istilah-istilah yang terkait dengan penelitian
ini, yaitu :
1. Strategi adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan
organisasi untuk mencapai tujuannya (Lamarto,1996:40);
2. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan
jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial
(Lamarto,1996:7-8);
3. Produk adalah sekumpulan atribut nyata atau tidak nyata yang didalamnya
sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer,
dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh
pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya
(Lamarto,1996:222-223);
4. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit (Antonio,2001:160);
5. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak (UU Hukum Perdata pasal 1150);
9
6. Rahn merupakan perjanjian utang piutang antara dua atau beberapa pihak
mengenai persoalan benda dan menahan sesuatu barang sebagai jaminan
utang yang mempunyai nilai harta (Sudarsono,2003:142);
7. Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai tinggi, karena emas
merupakan nilai tukar selain uang yang digunakan dizaman dahulu
sebelum adanya uang seperti sekarang ini.
F. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan merupakan uraian mengenai hal-hal yang akan
dilaporkan secara sistematika bab demi bab, dari bab hasil laporan penelitin
diperoleh gambaran yang berurutan dan saling terkait. Adapun sistematika
penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dan
berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan, metode penelitian, penegasan istilah, serta sistematika
penulisannya.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang telaah pustaka, teori pemasaran,
pengertian strategi pemasaran, tujuan pemasaran bank, konsep pemasaran,
bauran pemasaran dan teori pembiayaan. Kemudian tentang gadai syariah,
yang meliputi: pengertian, rukun gadai syariah, syarat gadai syariah,
10
ketentuan menggadaikan barang, akad perjanjian gadai, dan persamaan serta
perbedaan gadai syariah dengan gadai konvensional.
BAB III LAPORAN OBJEK
Dalam bab ini berisi tentang sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri,
visi dan misi, budaya kerja, struktur organisasi, tanggung jawab setiap bagian,
serta produk dan jasa yang dimiliki Bank Syariah Mandiri.
BAB IV ANALISIS
Bab ini berisi tentang mekanisme produk pembiayaan gadai emas
yang diamati,meliputi :gambaran umum produk, sistem pengajuan gadai
emas, metode penaksiran barang jaminan, dan metode pelunasan barang.
Kemudian analisis penerapan strategi pemasaran berdasarkan konsep bauran
pemasaran, kendala yang dialami dalam proses pemasaran produk, serta
analisis data deskriptif tentang produk pembiayaan gadai emas yang diamati.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa
telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini.
Prabasanti (2014), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Gadai
Emas Bank Syariah terhadap perolehan feebase Income (Studi kasus
Pegadaian Emas Bank Syariah Mandiri Semarang” memaparkan bahwa
prosedur pelaksanaan gadai emas syariah cukup mudah, calon nasabah
mengisi formulir dan membawa barang gadai yang berupa emas,
penaksirannya sesuai dengan standart harga emas yang ditetapkan oleh divisi
usaha syariah, keuntungan dan kerugiannya cukup relevan, kontribusi yang
dihasilkan dari produk gadai emas syariah adalah fee based income yang
semakin meningkat pendapatan nilainya, fee based income yang dihasilkan
merupakan keunggulan dibanding produk lainnya. Penelitian ini menyoroti
tentang kontribusi gadai emas terhadap fee based income Bank Syariah itu
sendiri, sementara yang akan diteliti oleh penulis adalah tentang sistem
pemasaran produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri.
Sari (2012), dalam skripsinya yang berjudul “Prosedur pembiayaan
gadai emas syariah pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
12
Pembantu Ungaran” menyatakan bahwa prosedur pelaksanaan produk
pembiayaan gadai emas syariah di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
sangat praktis, mudah, serta prosesnya cepat. Produk pembiayaan gadai emas
di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran juga cukup banyak diminati oleh
masyarakat dan banyak masyarakat yang mempercayakan emasnya untuk
digadaikan di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran. Penelitin ini jelas berbeda
dengan yang akan diteliti oleh penulis, selain perbedaan lokasi, juga topik
masalah yang disoroti.
Sriati (2011), dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Peningkatan
Motivasi Masyarakat Terhadap Gadai Emas Di BMT Bina Insani Pringapus
Ungaran Jawa Tengah” menyimpulkan bahwa Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa motivasi masyarakat terhadap gadai
emas yang ada di BMT Bina Insani Pringapus Ungaran Jawa Tengah masih
kurang, sebaiknya BMT Bina Insani lebih serius mengenalkan produk gadai
emas sehingga masyarakat banyak yang menggadaikan emasnya di BMT Bina
Insani Pringapus Ungaran Jawa Tengah. Penelitian ini berbeda dengan yang
akan diteliti penulis, dalam penelitian ini lebih mengamati tentang upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan motivasi masyarakat sekitar dari BMT Bina
Insani di Pringapus. Sedangkan penulis akan meneliti tentang strategi
pemasaran gadai emas di wilayah Bank syariah Mandiri Kantor Cabang
Gubug.
13
Susilowati (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis
Peningkatan Produktivitas Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Ungaran” menyimpulkan bahwa prosedur pembiayaan
gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran
melalui beberapatahapan, diantaranya prosedur penaksiran barang jaminan
(emas), prosedur pembiayaan gadai emas, prosedur penyimpanan barang
jaminan, prosedur pelunasan, prosedur gadai ulang, prosedur
pelelangan.Faktor yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan
pembiayaan gadai emas untuk dapat meningkatkan produktivitas produk
gadai emas diantaranya perhitungan pembiayaanberdasarkan berat barang
jaminan, biaya administrasi yang lebih murah, kualitas pelayanan, lokasi
bank syariah, dan proses pencairan yang cepat.Tindak lanjut Bank
Syariah Mandiri Kantor CabangPembantu Ungaranuntuk
meningkatkanproduktivitasproduk gadai emas diantaranya melakukan
promosi, membuka geraidi tempat-tempat umum,optimalisasi
pemasaran,memberikanpromo-promo,memberikan bonus kepada nasabah
setia, dan mengadakan presentasi-presentasi di perusahaan tertentu. Dalam
penelitian tersebut penulis lebih menekankan pada faktor-faktor yang
dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan pembiayaan produk gadai emas di
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, sedangkan yang
akan ditulis oleh penulis dalam penelitian ini lebih mengedepankan pada
strategi pemasaran produk pembiayaan gadai emas.
14
B. Pengertian pemasaran bank
Secara umum pengertian manajemen pemasaran bank adalah suatu
proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan
menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya dalam
rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya (Kasmir,
2014:194-195).
Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa manajemen pemasaran
bank merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para
nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan, baik produk simpanan
(giro,tabungan, dan deposito), pinjaman (kredit) atau jasa-jasa bank lainnya.
Penyediaan keinginan dan kebutuhan produk bank ini harus dilakukan melalui
perencanaan yang matang, baik untuk perencanan jangka pendek maupun
jangka panjang.Selanjutnya dilaksanakan oleh bankir yang
professional.Kemudian perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian secara
terus-menerus agar tidak menyimpang dari yang sudah direncanakan. Pada
akhirnya, kegiatan pemasaran bank diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan nasabah serta juga akan memberikan kepuasan kepada para
nasabahnya.
Menurut Kasmir (2014:195) pengertian kebutuhan manusia atau
nasabah adalah suatu keadaan dimana dirasakan tidak ada dalam diri
seseorang, seperti kebutuhan akan rasa aman. Dalam praktiknya, kebutuhan
nasabah bank adalah sebagai berikut :
15
1. Kebutuhan akan produk bank;
2. Kebutuhan rasa aman berhubungan dengan bank;
3. Kebutuhan kenyaman berhubungan dengan bank;
4. Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai;
5. Kebutuhan untuk persahabatan;
6. Kebutuhan untuk diberi perhatian;
7. Kebutuhan status / prestise;
8. Kebutuhan aktualisasi diri.
C. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan
organisasi untuk mencapai tujuannya.Kata strategi berasal dari kata Yunani
strategia pada mulanya mempunyai hubungan dengan ilmu atau seni
memimpin dalam kemiliteran. Sebuah strategi adalah rencana akbar yang
digunakan sebagai langkah untuk mencapai sasaran yaitu memenangkan
peperangan (Lamarto,1996:40).
Pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis
yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial (Lamarto,
1996:7-8).
Sedangkan menurut Kotler (1999:25), pemasaran adalah kegiatan
manusia yang dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
16
melalui proses pertukaran. Konsep penting dalam studi marketing adalah
kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, pertukaran, transaksi dan pasar.
Jadi strategi pemasaran yaitu sebuah rencana dari kegiatan bisnis yang
digunakan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses
pertukaran, baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
D. Tujuan pemasaran bank
Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan
usaha tertentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu.Penetapan
tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen itu sendiri.Badan
usaha dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai dilakukan dengan
berbagai pertimbangan matang.Kemudian ditetapkan cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut (Kasmir, 2014:196).
Menurut Kasmir (2014:197), secara umum tujuan pemasaran bank
adalah sebagai berikut :
1. Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli
produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang;
2. Memaksimalkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah;
3. Memaksimumkan pilihan atau ragam produk dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki
beragam pilihan pula;
17
4. Memaksimumkan mutu hidup dan memberikan berbagai kemudahan
kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.
E. Konsep Pemasaran
Sebelum ilmu marketing berkembang sedemikian rupa dengan tingkat
persaingan usaha yang sedemikian ketat, pada zaman dulu orang yang
menanam padi maka terus menerus makan padi, nelayan akan terus menerus
makan ikan, dan pemburu akan terus menerus makan daging. Lama kelamaan
timbul kebosanan dan mereka berpindah tempat untuk menemukan sesuatu
yang baru. Ketika dalam perjalanan, orang yang membawa padi akan bertemu
dengan orang yang membawa ikan atau daging. Saat itu juga mereka
menukarnya.Di tempat itulah akhirnya kita mengenal istilah market atau
pasar.Tempat bertemunya antara penjual dan pembeli ini akhirnya disepakati
sebagai tempat penukaran resmi yang lama kelamaan dijadikan pasar secara
resmi (Arifin, 2004:32-33).
Dalam pemasaran terdapat konsep-konsep dasar marketing yang perlu
kita ketahui, yaitu :
1. Bauran Pemasaran atau marketing mix;
2. Segmentasi, targeting dan positioning pasar;
3. Market dan potensial market;
4. Posisi perusahaan.
18
F. Bauran Pemasaran
Menurut Kasmir (2014:213), bauran pemasaran atau marketing mix
merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya
kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara elemen-elemen yang ada
dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-
sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain.
Penggunaan bauran pemasaran atau marketing mix dalam dunia
perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai
dengan kebutuhan bank.Dalam praktiknya, konsep bauran pemasaran terdiri
dari bauran pemasaran untuk produk yang berbentuk barang maupun
jasa.Khusus untuk produk yang berbentuk jasa diberlakukan konsep yang
sedikit berbeda dengan produk barang.
Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran atau marketing mix
terdiri dari empat P, yaitu :
1. Product (Produk);
2. Price (Harga);
3. Place ( tempat / saluran distribusi);
4. Promotion atau promosi.
Sementara itu, Boom dan Bitner menambahkan dalam bisnis jasa,
bauran pemasaran di samping empat P seperti yang dikemukakan di atas,
terdapat tambahan tiga P, yaitu:
1. People (orang);
19
2. Physical Evidence (bukti fisik);
3. Process (proses).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
penggunaan konsep bauran pemasaran atau marketing mix untuk produk jasa
jika digabungkan menjadi tujuh P, yaitu :
1. Product (Produk)
Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya, apapun
wujudnya selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan
kita, katakan sebagai produk (Kasmir,2014:216).
Dalam praktiknya produk terdiri dari dua jenis, yaitu yang
berkaitan dengan fisik atau benda berwujud dan tidak berwujud.Produk
yang diinginkan pelanggan, baik berwujud maupun yang tidak berwujud
adalah produk yang berkualitas tinggi.Artinya, produk yang ditawarkan
oleh bank ke nasabahnya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan
dengan produk bank pesaing. Produk yang berkualitas tinggi ini disebut
juga produk plus.
Produk yang berkualitas tinggi yang berhasil diciptakan oleh bank
akan memberikan berbagai keuntungan baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Adapun keuntungan produk plus antara lain :
20
a. Dapat meningkatkan penjualan, mengingat nasabah akan tertarik untuk
membeli dan mempertahankan produk yang memiliki nilai lebih
dengan terus melakukan transaksi;
b. Menimbulkan rasa bangga bagi nasabah yang memiliki produk
plusnya ditengah-tengah masyarakat;
c. Menimbulkan rasa kepercayaan yang tinggi, sehingga dapat
mempertahankan nasabah lama dan menggaet nasabah baru;
d. Menimbulkan kepuasan tersendiri bagi nasabah yang bersangkutan.
Dalam praktiknya untuk menciptakan produk plus bukanlah
perkara mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan atau dengan
kata lain kehadiran produk plus sangat tergantung dari berbagai pihak
yang terkait produk tersebut. Secara umum produk plus sangat tergantung
dari:
a. Pelayanan yang prima, artinya pelayanan terhadap produk yang dijual
harus dilakukan secara baik, sehingga nasabah cepat mengerti dan
memahami produk tersebut dibandingkan dengan produk lainnya;
b. Pegawai yang professional, artinya memiliki kemampuan untuk
menjelaskan dan mempengaruhi nasabah sehingga mau membeli
produk yang ditawarkan;
c. Sarana dan prasarana yang dimiliki harus dapat menunjang
kelengkapan teknologi yang dimilikinya, sehingga mampu melayani
nasabah secara cepat dan tepat;
21
d. Lokasi dan layout gedung dan ruangan. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap kenyamanan dan keamanan nasabah selama berhubungan
dengan bank. Lokasi yang tidak strategis membuat nasabah malas
untuk mendatangi bank. Demikian pula dengan layout ruangan yang
tidak baik juga menyebabkan nasabah bosan untuk berhubungan
dengan bank;
e. Nama baik bank, menjual jaminan bagi nasabah untuk membeli
produk bank. Oleh karena itu, bank harus pandai menjaga nama baik,
mengingat jasa bank yang ditawarkan merupakan bisnis kepercayaan.
2. Price (Harga)
Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing
mix.Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa
perbankan. Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai
tujuan yang hendak dicapai (Kasmir,2014:227)
Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut:
a. Untuk bertahan hidup
Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan
maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran, misalnya
untuk bunga simpanan tinggi dan bunga pinjam rendah, tetapi dalam
kondisi masih menguntungkan.
22
b. Untuk memaksimalkan laba
Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat
sehingga laba, dapat ditingkatkan.Penentuan harga biasanya dapat
dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
c. Untuk memperbesar market share
Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan
jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing
beralih ke produk yang ditawarkan seperti penentuan suku bunga
simpanan yang lebih tinggi dari pesaing.
d. Mutu produk
Tujuannya adalah memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang
ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual
ditentukan setinggi mungkin.
e. Karena pesaing
Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga
pesaing.Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi
harga pesaing artinya bunga simpanan di atas pesaing dan bunga
pinjaman dibawah pesaing.
3. Place ( tempat / saluran distribusi)
Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam
memganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan
23
nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah
untuk berhubungan dengan bank.
Menurut Kasmir (2014:240), paling tidak ada dua faktor yang
menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu cabang, yaitu :
1. Faktor utama (Primer)
a. Dekat dengan pasar;
b. Dekat dengan bahan baku;
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang
diinginkan;
d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api
atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara;
e. Tersedianya sarana dan prasarana seperti listrik, telepon, dan
lainnya;
f. Sikap masyarakat.
2. Faktor sekunder
a. Biaya untuk invetasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau
pembangunan gedung;
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut;
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi;
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau
perumahan.
24
Setelah lokasi diperoleh maka langkah selanjutnya adalah
menentukan layout gedung dan layout ruang kantor. Kedua layout ini
saling mendukung kenyamanan nasabah serta keamanan nasabah
dalam berurusan dengan bank.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk layout gedung adalah
sebagai berikut:
a. Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafit;
b. Lokasi parkir luas dan aman;
c. Keamanan di sekitar gedung terjamin;
d. Tersedia telepon umum dan fasilitas lainnya khusus untuk
nasabah.
Sementara itu, untuk layout ruangan yang harus diperhatikan
adalah :
a. Suasana ruangan terkesan luas dan lega;
b. Tata letak kursi dan meja sesuai dengan urutan proses dokumen;
c. Dekorasi dan hiasan dalam ruangan.
4. Promotion atau promosi
Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan
seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak
langsung.Paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat
digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun
jasanya.
25
Keempat macam sarana promosi yang dapat dilakukan adalah:
a. Periklanan (advertising)
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna
menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon nasabahnya.
b. Promosi penjualan (sale promotion)
Tujuan promosi penjualan adalah adalah meningkatkan penjualan atau
untuk meningkatkan jumlah nasabah.Promosi penjualan dilakukan
untuk menarik minat nasabah untuk segera membeli setiap produk
atau jasa yang ditawarkan.
c. Publisitas (publicity)
Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah
melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas
cermat, kuis serta kegiatan lainnya memalui berbagai media.
d. Penjualan pribadi (Personal selling)
Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualan pribadi atau
personal selling.Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara
umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning
service, satpam sampai pejabat bank.
5. People (orang)
People yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan
memengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-
pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan. People meliputi
26
kegiatan untuk karyawan seperti mulai dari kegiatan rekruitmen,
pendidikan dan pelatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta
pelanggan yang menjadi nasabah atau calon nasabah (Kasmir,2014:214).
6. Physical Evidence (bukti fisik)
Physical Evidence atau bukti fisik terdiri dari adanya logo atau
simbol perusahaan, motto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan,
laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan (Kasmir,2014:214).
7. Process (proses)
Process atau proses merupakan keterlibatan pelanggan dalam
pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan, atau
kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan
(Kasmir,2014:214).
G. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan atau financing merupakan istilah yang dipergunakan
dalam bank syariah, sebagaimana dalam bank konvesional disebut dengan
kredit atau lending. Dalam kredit keuntungan berbasis pada bunga atau
interest based, sedangkan dalam pembiayaan atau financing berbasis pada
keuntungan riil yang dikehendaki atau margin ataupun bagi hasil atau profit
sharing (Dahlan, 2012:162).
27
Dalam pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah disebutkan:
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan
itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna;
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh;
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah
dan atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan
dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa
imbalan, atau bagi hasil.
H. Pengertian Gadai Syariah
Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai
adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas
sesuatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang
yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas
nama orang yang mempunyai utang (Sudarsono, 2003:141).
28
Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama
barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut
syara‟ artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan
secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tembusan (Sudarsono,
2003:141).
Jadi gadai syariah adalah perjanjian utang piutang atara dua atau
beberapa pihak dengan menyertakan benda yang memiliki nilai harta sebagai
jaminan utang dan dapat diambil sebagai tembusan atas piutang yang telah
diberikan sesuai dengan rukun, syarat ataupun ketentuan-ketentuan dalam
syariah.
1. Landasan Hukum
“Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan
muamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan
sebagai pegangan (oleh yang menghutangkan), tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaknya ia bertakwa kepada
Allah SWT” (QS. Al-Baqarah (2):283).
2. Rukun gadai Syariah
Menurut Sudarsono (2003:145), dalam menjalankan pegadaian
syariah, pegadaian harus memenuhi rukun gadai syariah. Rukun gadai
tersebut antara lain:
29
1. Ar-rahn (yang menggadaikan)
Orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki
barang yang akan digadaikan.
2. Al-murtahin ( yang menerima gadai)
Orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk
mendapatkan modal dengan jaminan barang ( gadai).
3. Al-marhun atau rahn (barang yang digadaikan)
Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam
mendapatkan utang.
4. Al-marhun bih (hutang)
Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar
besarnya tafsiran marhun.
5. Sighat, ijab dan qabul
Kesepakatan anatara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi
gadai.
3. Syarat gadai syariah
1. Rahin dan Murtahin
Pihak-pihak yang melakukan perjanjian rahn, yakni rahin dan
murtahin harus mengikuti syarat-syarat berikut kemampuan, yaitu
berakal sehat.Kemampuan juga berarti kelayakan seseorang untuk
melakukan transaksi pemilikan.
30
2. Shighat
a. Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga dengan
suatu waktu dimasa depan;
b. Rahn mempunyai sisi pelepasan barang dan pemberian hutang
seperti halnya akad jualbeli. Maka tidak boleh diikat dengan syarat
tertentu atau dengan suatu waktu dimasa depan.
3. Marhun bih (utang)
a. Harus merupakan hak yang wajib diberikan atau diserahkan
kepada pemiliknya;
b. Memungkinkan pemanfaatan. Bila sesuatu menjadi utang tidak
bisa dimanfaatkan, maka tidak sah;
c. Harus dikuantifikasi atau dapat dihitung jumlahnya. Bila tidak
dapat diukur atau tidak dikualifikasi rahn itu tidak sah.
4. Marhun (barang)
Aturan pokok dalam madzab Maliki tentang masalah ini ialah,
bahwa gadai itu dapat dilakukan pada semua macam harga pada semua
macam jual-beli, kecuali pada jual beli mata uang (sharf) dan pokok
modal pada salam yang berkaitan dengan tanggungan. Demikian itu
karena pada sharft disyaratkan tunai (yakni kedua belah pihak saling
menerima, oleh karena itu tidak boleh terjadi akad gadai padanya.
Begitu pula pada harta modal salam, meski menurut pendapatnya agak
31
kurang penting dalam masalah ini. Menurut pendapat ulama
Syafi’iyah, barang yang digadaikan itu memiliki tiga syarat:
a. Berupa hutang, karena barang nyata itu tidak digadaikan;
b. Menjadi tetap, karena sebelumnya tetap tidak dapat digadaikan,
seperti jika seorang menerima gadai dengan imbalan sesuatu yang
dipinjamnya. Tetapi Imam Malik membolehkan hal ini;
c. Mengikatnya gadai tidak sedang dalam proses penantian terjadi
dan tidak menjadi wajib, seperti gadai dalam kitabah.
Secara umum barang gadai harus memenuhi beberapa syarat,
antara lain:
a. Harus diperjualbelikan;
b. Harus berupa harta yang bernilai;
c. Marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah;
d. Harus diketahui keadaan fisiknya, maka piutang tidak sah untuk
digadaikan harus berupa barang yang diterima secara langsung;
e. Harus dimiliki oleh rahin (peminjam atau penggadai) setidaknya
harus seizin pemiliknya.
32
4. Ketentuan menggadaikan barang
Menurut Sudarsono (2003:146-149), dalam menggadaikan barang
di pegadaian syariah harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1. Barang yang tidak boleh dijual tidak boleh digadaikan. Artinya barang
yang digadaikan diakui oleh masyarakat memiliki nilai yang bisa
dijadikan jaminan;
2. Tidak sah menggadaikan barang rampasan (di-gasab) atau barang
yang dipinjam dan semua barang yang duserahkan kepada orang lain
sebagai jaminan. Sebab, gadai bermaksud sebagai penutup utang
dengan benda-benda yang digadaikan, padahal barang yang di-gasab,
dipinjam dan barang-barang yang telah diserahkan kepada orang lain
sebagai jaminan tidaklah dapat digunakan sebagai penutup utang;
3. Apabila utang sudah pasti menjadi tanggungan peminjam, maksudnya
adalah gadai itu tidak sah apabila utangnya belum pasti. Gadai yang
utangnya sudah pasti hukumnya sah, walaupun utangnya belum tetap,
seperti utang penerima pesanan dalam akad salam terhadap pemesan.
Gadai dengan utang yang akan menjadi pasti juga sah, seperti harga
barang yang masih dalam masa khiar;
4. Disyaratkan pula agar utang piutang dalam gadai itu diketahui oleh
kedua belah pihak. Ini dikatakan oleh Ibnu Abdan dan pengarang kitab
33
al-Istiqsha‟ serta Abu Khalaf al-Thabari yang diperkuat oleh Ibnu
Rif’ah;
5. Menerima barang gadai oleh pegadaian adalah salah satu rukun akad
gadai atas tetapnya gadaian. Karena itu, gadai belum ditetapkan
selama barang yang digadaikan itu belum diterima oleh pegadaian.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Baqarah 283, “…maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh orang yang
menerima gadaian)”. Allah SWT menetapkan barang yang digadaikan
itu dipegang oleh penerima gadaian berarti penerimaan barang tersebut
menjadi syarat sahnya;
6. Seandainya ada orang menggadaikan barang namun barang tersebut
belum diterima oleh pegadaian, maka orang tersebut boleh
membatalkannya. Sebab, gadaian yang belum diterima akan akadnya
masih jais atau boleh diubah oleh pihak nasabah sebagaimana masa
khiar dalam jual beli;
7. Jika barang gadaian tersebut sudah diterima oleh pegadaian, maka
akad rahn (gadai) tersebut telah resmi dan dapat dibatalkan atau
ditarik kembali;
8. Penarikan kembali (pembatalan) akad gadai itu adakalanya dengan
tindakan. Jika penggadaian menggunakan barang gadaian itu dalam
bentuk perbuatan yang dapat menghilangkan status kepemilikan, maka
batalah akad gadai itu, seperti penggadaian menjual barang
34
menjadikan mas kawin atau upah kerja, barang gadaian digadaikan
lagi kepada orang lain dan penggadaian tersebut telah menerimanya
kepada orang lain itu atau barang gadaian itu di-hibah-kan dan telah
diterima kepada penerima hibah. Semua tindakan penggadai tersebut
mengakibatkan akad gadai menjadi batal;
9. Kalau nasabah menyewakan barang yang ada dalam gadaian, apakah
termasuk pembatalan gadai. Kalau akhir masa sewanya sebelum tiba
masa membayar utang tidaklah termasuk penarikan kembali atau
pembatalan tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama Irak dan
al-Mutawali. Ketentuan tersebut juga telah dipastikan oleh Abu hamid
dan al-Baghawi dan telah di nas-kan oleh Imam Syafi’I, juga telah di
katam-kan oleh Imam Nawawi dalam tambahan Kitab al-Raudhah;
10. Jika masa membayar utang pada gadai lebih awal daripada masa sewa
(masa sewanya lebih lama daripada masa gadai) maka tidaklah
termasuk pembatalan gadai, apabila kita mengikuti pendapat yang
memperbolehkan penggadaian barang yang disewakan dan
memperbolehkan penjualan barang yang digadaikan hal ini termasuk
kaul yang ashah;
11. Barang gadaian adalah amanat di tangan penerima gadai, karena ia
telah menerima barang itu dengan ijin nasabah. Maka status amanat
barang gadai, seperti amanat berupa barang yang disewakan. Jadi,
35
pegadaian tidak wajib menanggung kerusakan baeang gadai, kecuali
jika disengaja atau lengah, tak ubahnya dengan amanat-amanat lain;
12. Jika barang gadaian tersebut musnah tanpa ada kelengahan dari pihak
pegadaian, pegadaian tidak wajib menanggung barang tersebut dan
jumlah pinjaman yang telah diterima oleh penggadai tidak boleh
dipotong atau dibebaskan. Sebab, barang tersebut adalah amanat dari
nasabah untuk mendapatkan pinjaman, maka pinjaman itu tidak boleh
disebabkan akibat musnahnya barang gadaian itu. Sama halnya dengan
kematian orang yang menjamin dalam masalah jaminan, dan kematian
orang yang menjadi saksi dalam masalah kesaksian;
13. Seandainya pegadaian mengaku bahwa barang gadaian tersebut
musnah, maka pengakuan tersebut dapat dibenarkan dengan disertai
sumpah, sebab pegadaian tidak menjelaskan sebab-sebab musnahnya
barang tersebut, atau ia menyebutnya tapi tidak jelas. Apabila
pegadaian menyebut sebab-sebab musnahnya barang tersebut dengan
jelas maka pengakuannya tidak dapat diterima kecuali dengan bukti-
bukti. Sebab, pegadaian tersebut bisa menunjukkan bukti-bukti apabila
sebab musnahnya barang tersebut jelas. Lain halnya dengan sebab
kemusnahan yang samar karena sebab yang samar itu sulit dicari
buktinya;
14. Seandainya pegadaian mengaku telah mengembalikan barang gadaian,
pengakuan tidak dapat diterima kecuali dengan disertai bukti
36
(kesaksian) sebab bukti bagi pegadaian itu tidak sulit, dan lagi barang
yang ditangan pegadaian itu untuk piutangnya sendiri, maka
pengakuannya tidak dapat diterima kecuali disertai dengan bukti sama
halnya dengan pengakuan musta‟ir (peminjam);
15. Jika pegadaian itu lengah atau merusak barang gadaian dengan sengaja
dilarang untuk dipergunakan. Diantara contoh kesengajaan atau
kelengahan tersebut adalah memanfaatkan barang gadaian, seperti bila
barang gadaian berupa binatang yang dapat dinaiki, atau bisa
dipergunakan untuk mengangkut barang sehingga binatang sakit.
5. Akad perjanjian gadai
Menurut Sudarsono (2003:149), Ulama Syafi’iyah berpendapat
bahwa penggadaian bisa sah dengan dipenuhinya tiga syarat:
1. Harus berupa barang, karena utang tidak bisa digadaikan;
2. Penetapan kepemilikan penggadaian atas barang yang digadaikan tidak
terhalang, seperti mushaf;
3. Barang yang digadaikan bisa dijual manakala sudah masa pelunasan
hutang gadai.
Berdasarkan tiga syarat diatas, maka dapat diambil alternatif dalam
mekanisme perjanjian gadai, yaitu dengan menggunakan tiga akad
perjanjian. Ketiga akad perjanjian tersebut adalah:
37
1. Akad al-Qardul hasan
Akad dilakukan untuk nasabah yang menginginkan
menggadaikan barangnya untuk keperluan konsumtif. Dengan
demikian, nasabah (rahin) akan memberikan biaya upah atau fee
kepada pegadaian (murtahin) telah menjaga atau merawat barang
gadaian (marhun).
2. Akad al-Mudharabah
Akad dilakukan untuk nasabah yang menggadaikan
jaminannya untuk menambah modal usaha (pembiayaan investasi
dan modal kerja). Dengan demikian, rahinakan memberikan bagi
hasil (berdasarkan keuntungan) kepada murtahun sesuai dengan
kesepakatan, sampai modal yang dipinjam dilunasi.
3. Akad al-Bai Muqayadah
Untuk sementara akad ini dapat dilakukan jika rahin yang
menginginkan menggadaikan barangnya untuk keperluan
produktif, artinya dalam menggadaikan, rahin tersebut
menginginkan modal kerja berupa pembelian barang.Sedangkan
barang jaminan yang dapat dijaminkan untuk akad ini adalah
barang-barang yang dapat dimanfaatkan atau tidak dapat
dimanfaatkan oleh rahin atau murtahin.
Dengan demikian, murtahinakan memberikan barang
sesuai dengan keinginan rahin atau rahin akan memberikan mark
38
up kepada murtahin sesuai dengan kesepakatan pada saat akad
berlangsung sampai batas waktu yang telah ditentukan.
I. Persamaan dan perbedaan gadai syariah dengan gadai konvesional
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan Konvensional
Persamaan Perbedaan
a. Hak gadai atas pinjaman
uang;
b. Adanya agunan sebagai
jaminan utang;
c. Tidak boleh mengambil
manfaat barang yang
digadaikan;
d. Biaya barang yang
digadaikan ditanggung oleh
para pemberi gadai;
e. Apabila batas waktu
pinjaman uang habis, barang
yang digadaikan boleh dijual
atau dilelang.
a. Rahn dalam hukum Islam
dilakukan secara suka rela
atas dasar tolong menolong
tanpa mencari keuntungan,
sedangkan gadai menurut
hukum perdata disamping
berprinsip tolong menolong
juga menarik keuntungan
dengan cara menarik bunga
atau sewa modal;
b. Dalam hukum perdata, hak
gadai hanya berlaku pada
benda yang bergerak.
Sedangkan dalam hukum
Islam, rahn berlaku pada
39
seluruh benda, baik harus
yang bergerak maupun yang
tidak bergerak;
c. Dalam rahn tidak ada istilah
bunga;
d. Gadai menurut hukum perdata
dilaksanakan melalui suatu
lembaga yang di Indonesia
disebut Perum pegadaian,
sedangkan rahn menurut
hukum Islam dapat
dilaksanakan tanpa melalui
suatu lembaga.
Sumber : Sudarsono (2003:152)
40
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan
integritas telah tertanam kuat pada segenap insan PT Bank Syariah Mandiri
(BSM) sejak awal pendiriannya.
Kehadiran PT Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997,
yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat
terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia
usaha.Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi
oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah
akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi
sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. PT Bank Susila
Bakti berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger
dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.Pada saat
41
bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank
Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu
bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli
1999.Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru PT Bank
Susila Bakti.
Sebagai tindaklanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang
bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan Undang-Undang tersebut merupakan momentum yang tepat
untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional
menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan
usaha PT Bank Susila Bakti berubah dari bank konvensional menjadi bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah
Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
42
Perubahan kegiatan usaha PT Bank Susila Bakti menjadi bank umum
syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999,
BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul
pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara
resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1
November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-
nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah
Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.PT Bank Syariah Mandiri
hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih
baik.
Tabel 3.1
Profil perusahaan
Nama PT Bank Syariah Mandiri
Alamat
Wisma Mandiri I
Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 – Indonesia
Telepon (021) 2300 509 , 3983 9000 (Hunting)
43
Faksimili (021) 3983 2989
Situs Web www.syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri 25 Oktober 1999
Tanggal Beroperasi 1 November 1999
Modal Dasar Rp 2.500.000.000.000,-
Modal Disetor Rp 1.489.021.935.000,-
Kantor Layanan
864 kantor, yang tersebar di 33 provinsi di seluruh
Indonesia
Jumlah jaringan
ATM BSM
921 ATM Syariah Mandiri
Jumlah Karyawan 16.945/ Desember 2013
Sumber :www.syariahmandiri.co.id
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
1. Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
2. Misi
Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri
yang berkesinambungan;
Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM;
Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat;
44
Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
C. Budaya Kerja Bank Syariah Mandiri
a. PT Bank Syariah Mandiri adalah bank yang operasionalnya mengacu pada
prinsip syariah Islam, yaitu sikap akhlaqul karimah yang berarti budi
pekerti yang mulia. Sikap tersebut ditetapkan sebagai budaya perusahaan
dan terangkum dalam lima pilar yang disingkat “SIFAT”, berikut
penjelasannya :
1. Siddiq (integrasi), menjaga martabat dengan integritas. Awali
dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap
terpuji dan perilaku teladan;
2. Istiqomah (konsistensi), konsisten adalah kunci menuju sukses.
Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah,
kesabaran dan percaya diri;
3. Fathanah (profesionalisme), profesional adalah gaya kerja kami.
Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil;
4. Amanah (tanggungjawab), terpercaya karena penuh
tanggungjawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif,
akurat dan disiplin;
45
5. Tabligh (kepemimpinan), kepemimpinan berlandaskan kasih
sayang. Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan
memberdayakan.
b. Doktrin Anti Fraud
Doktrin anti fraud merupakan prinsip yang dipegang teguh oleh
seluruh karyawan PT Bank Syariah Mandiri, dan selalu diserukan setiap
pagi sebelum mulai bekerja.
Bismillah perangi fraud, integritas harga mati;
Pahami dan patuhi aturan;
Jaga diri, jaga keluarga, jaga kawan, jaga BSM.
c. Nilai-nilai perusahaan (ETHIC)
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai
sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang
disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai PT Bank
Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri.
Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
Excellence (Imtiyaaz)
Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented);
Teamwork (Amal Jama‟iy)
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi;
46
Humanity (Insaaniyyah)
Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan;
Integrity (Shidiq)
Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi;
Customer Focus (Tafdhiil al-„Umalaa)
Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya
melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).
D. Struktur Organisasi
*
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri KCP Gubug
OFFICER
GADAI
ASM GADAI
SALES FUNDING
EXECUTIVE
PELAKSANA
PENAKSIR GADAI
SALES
ASISTANT 2
SALES
ASISTANT 1
OPERATION
OFFICER
KEPALA KCP
ASM MIKRO
KEPALA
WARUNG
MIKRO
ASISTEN
ANALIS
MIKRO CUSTOMER
SERVICE SECURITY
ADMIN
PEMBIAYAAN
MIKRO OFFICE BOY BACK
OFFICE
MESSENGER PELAKSANA
MARKETING
MIKRO TELLER
47
Keterangan:
a. Kepala Cabang Pembantu : Teguh Santoso S.E
b. Operation Officer : Joko Tri Laksono
c. Kepala Warung Mikro : Firmansyah Arief
d. Sales Asistant 1 : Tri Joko Wibowo
e. Sales Asistant 2 : Trisna Utami Dewi
f. Sales Funding Executive : Siti Fatimah
g. Officer Gadai : Sri Wahyuni H
h. Pelaksana Penaksir Gadai : Arizha Denna M
i. Back Office : Arif Tri Hartanto
j. Customer Service : Helena Permanasari
k. Teller : Dimas Bayu Murti
l. Asisten Analis Mikro : Bagus Setyawan
m. Admin Pembiayaan Mikro : Noor Fadlilah
n. Pelaksana Marketing Mikro :
- Hari Satriyo
- Bayu Iwan Suwito
- Aries Setyadi
o. Mesengger : Taufik Nur Desa
p. Office Boy : Nur Eko Adi P
q. Security :
- Budi Santoso
48
- Mudjiono
- M Thohirin
- Bambang
E. Tanggung Jawab Setiap bagian
Berikut ini adalah penjelasan secara singkat mengenai tanggung jawab
setiap bagian pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Gubug:
1. Kepala Cabang Pembantu
a. Tanggung Jawab Utama:
1. Memastikan tercapainya target bisnis Cabang Pembantu yang telah
ditetapkan meliputi : pendanaan, pembiayaan, fee based, dan laba
bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif;
2. Memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan prudensialitas
seluruh aktifitas cabang pembantu;
3. Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang pembantu;
4. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah di cabang
pembantu;
5. Memastikan pelaporan (intern dan ekstern) dilakukan secara akurat
dan tepat waktu;
6. Memastikan kelengkapan, kerapian dan keamanan dari
dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
7. Memastikan tindak lanjut hasil audit intern atau ekstern;
49
8. Melakukan analisa SWOT secara berkala untuk mengetahui posisi
Cabang Pembantu terhadap posisi pesaing di wilayah kerja
setempat.
b. Tanggung jawab umum:
1. Membuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja mingguan atau
bulanan di bagiannya untuk memastikan kesesuaiannya dengan
rencana kerja unit kerjanya;
2. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja
seluruh pegawai bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya
target kerja bagiannya;
3. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan di seluruh sub-unit
bagian, untuk memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau target kerja dan Standart of Procedure (SOP)
yang berlaku;
4. Membuat dan mengkaji laporan pelaksanaan rencana kerja
bagiannya untuk memastikan tersedianya data yang akurat dan
mutakhir sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan
atasan;
5. Memastikan kepatuhan penggunaan wewenang limit transaksi
operasional oleh bawahannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
50
6. Memastikan terlaksananya ITsecurity Awareness, antara lain tidak
sharing password, dan standarisasi aplikasi yang telah ditetapkan;
7. Mengusulkan kebutuhan penambahan pegawai di bagiannya sesuai
dengan hasil perhitungan Manning Analysis dan kebutuhan Bank;
8. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan, agar
memenuhi persyaratan minimum jabatan sehingga dapat
melakukan pekerjaannya sesuai SOP;
9. Mengkaji dan mengusulkan permintaan barang atau peralatan
kerja, untuk memastikan penggunaan yang paling efektif terhadap
seluruh barang dan peralatan kerja.
2. Operation Office
a. Tanggung jawab utama:
1. Memastikan terkendalinya biaya operasional cabang pembantu
(capem) dengan efisien dan efektif;
2. Memastikan dan mengelola transaksi harian operasional telah
sesuai dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan;
3. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal
di kantor cabang pembantu;
4. Memastikan dan mengelola semua kegiatan administrasi,
dokumentasi dan kewajiban pelaporan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku (internal dan eksternal);
51
5. Memastikan ketersediaan dan keamanan dokumen berharga Bank,
seperti: PIN kartu ATM dan key access layanan e-banking lainnya;
6. Memastikan dan mengelola fungsi-fungsi administrasi
kepegawaian, sarana dan prasarana kantor cabang pembantu;
7. Memastikan dan mengelola implementasi Know Your Customer
(KYC) dengan baik;
b. Tanggung jawab umum
1. Membuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja mingguan atau
bulanan di unitnya, untuk memastikan kesesuaiannya dengan
rencana kerja unit kerjanya;
2. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja
seluruh pegawai bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya
target kerja unit;
3. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan di unitnya, untuk
memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana
atau target kerja dan SOP yang berlaku;
4. Membuat dan mengkaji laporan pelaksanaan rencana kerja unit
untuk memastikan tersedianya data yang akurat dan mutakhir
sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan atasan;
5. Memastikan kepatuhan penggunaan wewenang limit transaksi
operasional oleh bawahannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
52
6. Memastikan terlaksananya IT Security Awareness, antara lain tidak
sharing password, standarisasi aplikasi yang telah ditetapkan;
7. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan, agar
memenuhi persyaratan minimum jabatan sehingga dapat
melakukan pekerjaannya sesuai standard SOP.
3. Sales Assistant
Tanggung jawab utama:
1. Memastikan kelengkapan persyaratan penandatanganan akad dan
pencairan pembiayaan nasabah;
2. Mendokumentasikan current file;
3. Menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban nasabah;
4. Membuat pengajuan BI/Bank/Trade Checking;
5. Memantau pemenuhan dokumen;
6. Membuat Surat Penolakan atas Permohonan Pembiayaan (SP3)
nasabah yang ditolak;
7. Melakukan korespondensi berkaitan dengan pendanaan baik intern
dan ekstern;
8. Menyusun laporan portofolio dan profitability nasabah, baik
pembiayaan maupun pendanaan, sesuai dengan target cabang
pembantu;
9. Memelihara data profil nasabah pendanaan;
53
10. Menyusun laporan pencapaian target kepala cabang pembantu (Ka
Capem) dan Account Officer.
4. Customer Service Representatif (CSR)
Tanggung jawab umum:
1. Memberikan informasi produk dan jasa bank kepada nasabah;
2. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening
tabungan, giro dan deposito;
3. Memblokir kartu Automatic Teller Machine (Kartu ATM) nasabah
sesuai permintaan nasabah;
4. Melayani permintaan buku cek atau bilyet giro, surat referensi
bank atau surat keterangan bank dan sebagainya;
5. Mendistribusikan salinan rekening koran kepada nasabah;
6. Menginput data customer dan loan facility yang lengkap dan
akurat;
7. Memelihara persediaan Kartu ATM sesuai kebutuhan;
8. Menyampaikan dokumen berharga Bank dan Kartu ATM kepada
nasabah;
9. Membuat laporan pembukaan dan penutupan rekening, keluhan
nasabah serta stock opname kartu ATM;
10. Memproses transaksi pengiriman dan pembayaran melalui Western
Union (WU);
11. Memastikan tersedianya media promosi produk dan jasa Bank.
54
5. Teller
Tanggung jawab utama:
1. Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan
SOP;
2. Mengelola saldo kas Teller sesuai limit yang ditentukan;
3. Mengelola uang yang layak dan tidak layak edar atau uang palsu;
4. Menjaga keamanan dan kerahasiaan kartu specimen tanda-tangan;
5. Melakukan cash count akhir hari;
6. Mengisi uang tunai di mesin ATM Bank Syariah Mandiri;
7. Menyediakan laporan transaksi harian.
6. Pelaksana Back Office
Tanggung jawab utama:
1. Domestic dan Clearing
a. Melaksanakan transaksi transfer, kliring, dan inkaso keluar dan
masuk sesuai dengan ketentuan dan SOP yang berlaku;
b. Melaksanakan transaksi domestic dan kliring lainnya (payroll,
payment point, pelimpahan transaksi valas) sesuai ketentuan
dan SOP yang berlaku;
c. Memelihara administrasi dan dokumen seluruh transaksi;
d. Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya;
e. Menggunakan wewenang limit transaksi operasional sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
55
2. Loan Admin
a. Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan
sebelum fasilitas dicairkan berdasarkan prasyarat/syarat yang
telah disepakati;
b. Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal
pembiayaan dengan tertib dan aman;
c. Memutakhirkan data-data nasabah dan persyaratan pembiayaan
pasca pencairan;
d. Menyediakan informasi data nasabah;
e. Memenuhi data dan informasi jaminan;
f. Membebankan biaya administrasi pembiayaan dan biaya
lainnya yang terkait;
g. Menindaklanjuti proses pencairan pembiayaan kepada nasabah.
3. SDI dan GA
a. Menatausahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan
fasilitas pegawai lainnya;
b. Menatausahakan absensi harian pegawai (pagi dan sore hari)
dan cuti pegawai;
c. Melakukan proses administrasi kepegawaian ke cabang;
d. Membuat proofing atas tiket-tiket yang berada dalam
pengelolaannya yang berhubungan dengan personalia setiap
akhir bulan atau akhir periode;
56
e. Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian sarana serta
prasarana kantor;
f. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor;
g. Memastikan pengamanan gedung dan inventaris kantor cabang
pembantu;
h. Membuat laporan realisasi biaya-biaya yang berkaitan dengan
logistik, seperti biaya telepon, air, kendaraan bermotor,
kebersihan, alat tulis kantor, barang cetakan dan berupaya
untuk menekannya;
i. Mengatur penggunaan kendaraan dinas cabang;
j. Membuat laporan proof sheet bulanan atas rekening persediaan
barang cetakan atau alat tulis, biaya dibayar dimuka, dan biaya
yang akan dibayar.
4. Accounting
a. Melakukan pelaporan kepada Bank Indonesia;
b. Melakukan perhitungan, pelaporan dan pembayaran
perpajakan;
c. Melakukan penginputan data untuk pelaporan cabang ke kantor
pusat;
d. Menyusun laporan rincian akun-akun tertentu, dalam laporan
keuangan (proofsheet);
e. Melakukan rekonsiliasi dan penyelesaian posisi open item;
57
f. Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh
dokumen terkait pelaporan.
7. Officer Gadai
Tanggung jawab utama:
1. Secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan atau
pemahaman produk-produk PT Bank Syariah Mandiri dan tatacara
pelayanannya termasuk syarat-syarat dari masing-masing jenis produk;
2. Melaksanakan pengumpulan data atau informasi mengenai
perkembangan ekonomi, pembangunan, dan dunia usaha setempat
untuk dijadikan indikator pengembangan usaha Cabang Pembantu;
3. Mengimplementasikan budaya kerja PT Bank Syariah Mandiri;
4. Menjaga sikap sesuai Code of ConductPT Bank Syariah Mandiri;
5. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan atasan.
8. Pelaksana Penaksir Gadai
Tanggung jawab utama:
1. Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi Kantor Layanan Gadai
(KLG);
2. Memastikan kualitas atau kadar barang jaminan yang dijaminkan;
3. Menindaklanjuti persetujuan dan permohonan pembiayaan Konter
Layanan Gadai hingga limitOfficer gadai;
4. Memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan Komite
Pembiayaan Konter Layanan Gadai;
58
5. Memutakhirkan dokumen dan data nasabah sesuai kelolaan;
6. Memenuhi seluruh standar layanan gadai.
9. Kepala Warung Mikro (KWM)
Tanggung jawab utama :
1. Membuat rencana kerja mingguan atau bulanan di Warung Mikro,
untuk memastikan kesesuaiannya dengan rencana unit kerjanya;
2. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja
seluruh pegawai bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya
target kerja unit;
3. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan di unitnya, untuk
memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana
atau target kerja dan SOP yang berlaku;
4. Membuat dan mengkaji laporan pelaksanaan rencana kerja unit
untuk memastikan tersedianya data yang akurat dan mutakhir
sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan atasan;
5. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan, agar
memenuhi persyaratan minimum jabatan sehingga dapat
melakukan pekerjaannya sesuai standardan SOP.
10. Asisten Analis Mikro
Tanggung jawab utama:
1. Memastikan kelayakan kondisi usaha calonnasabah dengan melakukan
On The Spot (OTS);
59
2. Memaksimalkan penilaian atau taksasi terhadap jaminan yang
diserahkan oleh nasabah sesuai harga pasar yangberlaku;
3. Memastikan tersedianya Nota Analisa Pembiayaan (NAP) berdasarkan
hasil On The Spot (OTS) dan taksasi jaminan;
4. Memastikan adanya persetujuan Komite Pembiayaan Warung Mikro
terhadap Nota Analisa Pembiayaan (NAP) yang telah dibuat;
5. Memaksimalkan monitoring kualitas pembiayaan (kolektibilitas 1 dan
2) Warung Mikro.
11. Pelaksana Administrasi Marketing Mikro (APM)
Tanggung jawab utama:
1. Memastikan adanya tindak lanjut persetujuan atau penolakan
permohonan pembiayaan nasabah;
2. Memastikan dokumen pembiayaan telah dilengkapi sebelum fasilitas
dicairkan berdasarkan prasyarat atau syarat yang telah disepakati;
3. Memastikan adanya tindak lanjut terhadap proses pencairan
pembiayaan kepada nasabah;
4. Memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan keputusan
Komite Pembiayaan;
5. Memastikan pembebanan biaya administrasi pembiayaan dan biaya
lainnya yang terkait sesuai jangka waktu yang ditetapkan;
6. Memastikan penyimpanan dokumen pencairan dan dokumen legal
pembiayaan dengan tertib dan aman;
60
7. Memastikan adanya pemutakhiran data-data nasabah dan persyaratan
pembiayaan pasca pencairan;
8. Memastikan tersedianya informasi data nasabah sesuai kebutuhan;
9. Memastikan terpenuhinya data dan informasi jaminan nasabah;
10. Memaksimalkan monitoring penerbitan surat peringatan pembayaran
kewajiban angsuran nasabah pembiayaan.
12. Pelaksana Marketing Mikro
Tanggung jawab utama:
1. Memaksimalkan hasil pemasaran terhadap calon nasabah mikro yang
layak untuk dibiayai;
2. Memastikan adanya pengajuan BI Checking untuk verifikasi profil
calon nasabah;
3. Memastikan adanya filtering/scoring terhadap data dan informasi yang
diperoleh dari nasabah;
4. Memastikan adanya Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan Mikro
(SP3M) untuk persetujuan permohonan pembiayaan kepada nasabah;
5. Memastikan adanya surat penolakan permohonan pembiayaan kepada
nasabah untuk penolakan permohonan pembiayaan;
6. Memastikan adanya surat peringatan kepada nasabah yang mengalami
keterlambatan pembayaran angsuran pembiayaan (kolektibilitas 1 dan
2);
61
7. Memaksimalkan hasil penagihan terhadap nasabah yang jatuh tempo
pembayaran angsuran dan tergolong (kolektibilitas 1 dan 2);
8. Mengoptimalkan hubungan atau relationship antara bank dengan
nasabah.
13. Sales Funding Executive
Tanggung jawab utama:
1. Memasarkan Produk;
2. Pemberkasan atau kelayakan data yang diminta dan penilaian
kelayakan;
3. Melakukan akad pembiayaan;
4. Maintenance atau monitoring nasabah.
14. Mesengger
Tanggung jawab utama:
1. Menjalankan perintah dari atasan untuk mengirim pesan;
2. Memonitoring nasabah.
15. Office Boy
Tanggung jawab utama:
1. Menjaga kebersihan dan kerapian;
2. Melayani karyawan terkait dengan operasional bank.
62
16. Security
Tanggung jawab utama:
1. Menjaga kestabilan keamanan kantor di dalam banking hall maupun di
luar bank;
2. Memberikan pelayanan dan informasi sesuai dengan kebutuhan
nasabah.
F. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri memiliki 3 jenis produk, yaitu produk
pendanaan, produk pembiayaan dan produk jasa. Adapun produk-produk PT
Bank Syariah Mandiri selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Produk Pendanaan
Produk pendanaan yang disediakan oleh PT Bank Syariah Mandiri
merupakan produk yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nasabah
yang semakin beragam.PT Bank Syariah Mandiri hadir dengan berbagai
penawaran produk dan layanan berdasarkan prinsip syariah dengan
mengutamakan kenyamanan, keamanan, kecepatan dan kemudahan
transaksi. Produk-produk pendanaan yang tersedia di PT Bank Syariah
Mandiri antara lain:
a. Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di
konter PT Bank Syariah Mandiri atau melalui ATM.
63
b. BSM Tabungan Simpatik
Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.
c. TabunganKu
TabunganKu merupakan tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama
oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil
berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah
ditetapkan.
e. Tabungan Investa Cendekia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan
jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan
perlindungan asuransi.
f. BSM Tabungan Mabrur
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu
pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
g. BSM Tabungan Dollar
Tabungan dalam mata uang dollar (USD) yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM.
64
h. BSM Tabungan Kurban dan Aqiqah
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah
dalam merencanakan ibadah kurban dan aqiqah.
i. BSM Tabungan Pensiun
Tabungan Pensiun BSM adalah simpanan dalam mata uang
rupiah berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah, yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan
yang disepakati.Produk ini merupakan hasil kerjasama BSM dengan
PT. Taspen yang diperuntukkan bagi pensiunan Pegawai Negeri
Indonesia.
j. BSM Giro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah
yad dhamanah.
k. BSM Giro Valas
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah
yad dhamanah untuk perorangan atau non perorangan.
l. BSM Deposito
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah
yang dikelola berdasarkan prinsipmudharabah muthlaqah untuk
perorangan dan non perorangan.
65
m. BSM Deposito Valas
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar
yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah untuk
perorangan dan non perorangan.
2. Produk Pembiayaan
Produk-produk pembiayaan yang tersedia di PT Bank Syariah
Mandiri antara lain:
1. BSM Implan
BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta
rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan
yang pengajuannya dilakukan secara masal (kelompok).
2. Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya
Penyaluran pembiayaan kepada atau melalui koperasi
karyawan untuk pemenuhan kebutuhan para anggotanya (kolektif)
yang mengajukan pembiayaan melalui koperasi karyawan.
3. Pembiayaan Griya BSM
Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek,
menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal
(konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer
maupun non developer.
66
4. Pembiayaan Kendaraan Bermotor
BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan
pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem
murabahah.
5. Pembiayaan Warung Mikro
Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan bersifat produktif
kepada nasabah/calon nasabah perorangan/badan usaha dengan limit
sampai dengan Rp100.000.000,00 Termasuk dalam segmen mikro
adalah pembiayaan dengan tujuan multiguna kepada nasabah
perorangan dengan limit sampai dengan Rp50.000.000,00 yang
disalurkan melalui warung mikro. Produk:
a. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas)
Limit pembiayaan: minimal Rp2.000.000,00 sampai dengan
Rp10.000.000,00dalam jangka waktu: maksimal 36 bulan;
b. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya)
Limit pembiayaan: di atas Rp10.000.000,00 sampai dengan
Rp50.000.000,00 dalam jangka waktu: maksimal 36 bulan;
c. Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama)
Limit pembiayaan: di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan
Rp100.000.000,00 dalam jangka waktu: maksimal 48 bulan.
67
6. BSM Gadai Emas
Gadai emas merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan
berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai
dengan cepat.
7. BSM Cicil Emas
Membantu nasabah untuk pembiayaan kepemilikan emas.
8. BSM Pembiayaan Pensiunan
BSM Pembiayaan Pensiunan merupakan fasilitas pembiayaan
yang diberikan BSM kepada para pensiunan PNS/TNI/Polri atau
pesiunan yang menerima manfaat pensiun bulanan.
3. Produk Layanan Jasa
1. BSM Card
Kartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi perbankan
melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data Capture).
2. BSM Mobile Banking GPRS
Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone
berbasis GPRS.
3. BSM Net Banking
Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet.
68
4. BSM Mobile Banking
Merupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi
SMS telephone selluler (ponsel) yang memberikan kemudahan untuk
melakukan berbagai transaksi perbankan di mana saja, kapan saja.
5. Electronic Payroll
Aplikasi komputer yang disediakan untuk membantu proses
pembayaran gaji suatu institusi.
4. Produk Layanan Operasional
1. BSM Kliring
Penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya
berada dalam satu wilayah kliring.
2. BSM Inkaso
Penagihan warkat bank lain di mana bank tertariknya berbeda
wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan
dikredit ke rekening nasabah.
3. BSM Intercity Clearing
Jasa penagihan warkat (cek/bilyet giro valuta rupiah) bank di
luar wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima
dana hasil tagihan cek atau bilyet giro tersebut pada keesokan harinya.
4. BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
Jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu
kota maupun dalam kota yang berbeda secara real time.
69
5. BSM Autosave
Produk layanan pemindahbukuan otomatis antar rekening giro
dan rekening tabungan dengan memelihara saldo tertentu.
6. BSM Pertukaran Valas
Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau
mata uang asing dengan mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh
Bank Syariah Mandiri dengan nasabah.
BAB IV
ANALISIS
A. Mekanisme Produk Pembiayaan Gadai Emas
1. Gambaran Umum
Gadai Emas Bank Syariah Mandiri merupakan produk pembiayaan
atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh
uang tunai dengan cepat. Berikut adalah fitur-fitur dari produk gadai emas
yang dimiliki Bank Syariah Mandiri :
Tabel 4.1
Fitur Produk Gadai Emas
NO KETENTUAN KETERANGAN
1. Jenis produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri IB
2. Peruntukan Perorangan
3. Objek Gadai (Marhum) Emas berupa perhiasan atau batangan
4 Karatase Minimal 16 karat
5. Pengikatan - Prinsip gadai menggunakan
skimQardh dalam rangka Rahn
- Pengikatan objek gadai
menggunakan skim gadai
- Jasa penitipan objek gadai
menggunakan skim ijarah
70
71
6. Jangka Waktu 4 (empat) bulan dan dapat digadai ulang
(diperpanjang)
7. Syarat gadai ulang - Telah dilakukan penilaian ulang
atas barang jaminan
- Telah melunasi biaya
pemeliharaan untuk gadai ulang
8. Nilai pembiayaan Mulai dari Rp500.000,00 sampai dengan
Rp250.000.000,00
9. Maksimal pembiayaan
terhadap taksiran
- 90% untuk logam mulia atau
perhiasan yang tidak berongga
- 85% untuk perhiasan yang
berongga
Sumber: Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug
72
2. Sistem pengajuan gadai
1. Ukur berat dan karat
2. Taksasi pembiayaan
(adm& biaya pemeliharaan)
3. Isi formulir
1. Pencatatan: input
jaminan, input
fasilitas, cetak akad
2. Fc. Form & cetak
transaksi
Ttd Akad
Pencairan pembiayaan
Gambar 4.1
Alur Pembiayaan Gadai Emas
Nasabah
KTP
Officer Gadai
BO
Form
Cetak
transaksi dan
copiyan form
ARSIP
Officer
Gadai
Nasabah
Akad
Slip
pencairan
Teller
Form
Akad
Form 2
Akad
Form 3
Akad
Arsip OG
BRANKAS
73
Keterangan:
a. Nasabah datang ke konter layanan gadai di Bank Syariah mandiri
Kantor Cabang pembantu Gubug membawa barang jaminan
berupa emas beserta kartu identitas;
b. Barang jaminan yang berupa emas tersebut kemudian ditaksir
kadar emas, berat jenisnya, serta dihitung taksasi pembiayaannya
yaitu biaya administrasi dan biaya pemeliharaan yang harus
dibayarkan nasabah;
c. Nasabah mengisi formulir permohonan gadai. Sementara petugas
officer gadai mewawancarai tujuan pengajuan gadai, latar belakang
nasabah, dan karakter nasabah. Serta melakukan BI Checking guna
mengetahui tingkat kolektibilitas nasabah;
d. Petugas officer gadai menyerahkan formulir pengajuan gadai
kepada petugas Back Office untuk dilakukan pencatatan identitas
nasabah, jaminan, fasilitas, akad, serta bukti transaksi;
e. Bukti copyan transaksi dan formulir tersebut dibagi menjadi tiga
lembar. Yang pertama untuk arsip barang jaminan di brankas,
kemudian untuk officer gadai, dan untuk nasabah;
f. Officer gadai dan nasabah melakukan akad dan tanda tangan
kesepakatan, serta penyerahkan slip pencairan;
g. Kemudian slip pencairan dibawa ke teller, setelah cair uang dapat
diserahkan kepada nasabah.
74
3. Metode penaksiran emas
Barang gadai ditaksirkan atas beberapa pertimbangan, seperti jenis
barang, nilai barang, usia barang, dan lain sebagainya. Emas merupakan
logam yang bersifat lunak, sehingga jika dibuat untuk perhiasan harus
dicampur dengan logam lain, seperti tembaga, perak, timah dan
nikel.Untuk metode menaksir emas sendiri terdapat 4 cara, yaitu :
a. Analisa Fisik
Analisa fisik adalah suatu metode identifikasi emas melalui
pengamatan dan pemeriksaan fisik emas.
- Menimang, untuk mengetahui berat emas;
- Melihat warna, untuk mengetahui karatas;.
- Menjatuhkan, untuk mengetahui karatase.
Emas yang mempunyai karatase lebih dari 22 Karat,
mempunyai suara pekak saat dijatuhkan.Sedangkan emas yang
karatasenya kurang dari 22 Karat mempunyai suara nyaring saat
dijatuhkan (Hasil wawancara dengan ibu Denna sebagai pelaksana
penaksir gadai, pada tanggal 12 Maret 2015).
b. Analisa kimia
Analisa kimia adalah suatu metode identifikasi logam mulia
melalui media kimia serta dengan memperhatikan hasil reaksi kimia
yang terjadi. Peralatan yang digunakan untuk analisa kimia ini antara
lain : Batu uji, air uji atau cairan kimia, kertas hisap, dan jarum uji.
75
c. Berat jenis
Berat jenis adalah suatu angka yang menunjukkan berapa gram
berat suatu benda yang mempunyai isi atau volume tiap 1 cc. Emas
murni mempunyai berat jenis rata-rata 19,32. Artinya, air yang
bervolume 1 cc beratnya sama dengan 19,32 gram. Metode pendekatan
berat jenis ini memerlukan peralatan antara lain:
- Timbangan air (hydrostatis balance) atau timbangan elekronik
yang memiliki fasilitas timbangan kering sekaligus timbangan air;
- Air bersih;
- Tali pengikat barang yang tidak menyerap air.
d. Alat bantu (Gold Tester)
Alat bantu lainnya yang secara khusus dibuat untuk
menentukan kadar atau kekuatan logam mulia yaitu Gold Tester. Gold
Tester adalah suatu alat yang didasarkan pada teknologi untuk menguji
atau menetapkan kekuatan atau kadar emas secara efisien dan tidak
merusak barang.
Jika barang gadai yang berupa emas sudah diketahui karatase
maupun berat jenisnya, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai
taksirannya.Nilai taksiran diperoleh dari karatase emas yang dikalikan
berat jenis emas, kemudian dikalikan dengan harga dasar emas pada
saat itu juga.
76
Contoh :
Pak Andi datang ke Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug
dengan membawa 10 gram logam mulia dan 5 gram emas perhiasan
berongga untuk keperluan biaya pendidikan anaknya.
1. Nilai taksiran:
Berat emas x Harga dasar emas (pada saat transaksi)
10 gram x Rp400.000,00 = Rp4.000.000,00
5 gram x Rp400.000,00 = Rp2.000.000,00
Jadi nilai taksiran emas tersebut Rp6.000.000,00
2. Pembiayaan yang dapat diberikan:
Untuk logam mulia
90% x Rp4.000.000,00 = Rp3.600.000,00
Untuk perhiasan berongga
85% x Rp2.000.000,00 = Rp1.700.000,00
Jadi pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank Rp5.300.000,00
4. Metode pelunasan
Pelunasan adalah dimana nasabah membayar angsuran
pembiayaan gadai emas.Pada dasarnya nasabah dapat melunasi kewajiban
setiap waktu tanpa menunggu jatuh tempo.Setelah adanya pelunasan,
nasabah dapat mengambil barang yang telah digadaikan.
77
B. Strategi Pemasaran
1. Product atau produk
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta dalam menghadapi persaingan
dengan pegadaian konvensional, Konter Layanan Gadai (KLG) Bank
Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug menerapkan strategi-strategi
produk seperti berikut:
a. Layanan gratis cuci emas
Layanan gratis cuci emas ini ditujukan untuk nasabah yang
menggadaikan emasnya di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu
Gubug.
b. Menerima Take over
Takeover adalah layanan dimana emas yang hendak digadaikan
telah digadaikan di pegadaian atau tempat gadai resmi lainnya, dan
nasabah hendak memindahkan tanggungjawabnya untuk mengangsur
ke Konter Layanan Gadai Bank Syariah Mandiri.
c. Bekerjasama dengan toko emas
Konter Layanan Gadai (KLG) Bank Syariah Mandiri Cabang
Pembantu Gubug menerima perhiasan-perhiasan emas yang
digadaikan oleh pemilik toko, seperti toko emas Sinar Mulya dan
Wisma Cahaya.Uang gadaian emas tersebut digunakan pemilik toko
sebagai modal untuk membeli perhiasan model baru.Jadi dalam
78
produk gadai emas,tidak hanya menerima gadai dari perorangan untuk
kebutuhan yang bersifat konsumtif tetapi juga untuk modal usaha para
pengusaha (Hasil wawancara dengan ibu Ayu selaku Officergadai,
pada tanggal 11 Juni 2015).
d. Terkoneksi dengan rekening tabugan
Nasabah yang menggadaikan emas wajib memiliki rekening
tabungan di Bank Syariah Mandiri, terutama nasabah dengan
pembiayaan lebih dari Rp5.000.000,00. Rekening tabungan tersebut
digunakan sebagai antisipasi jika nasabah tidak mampu melunasi
angsurannya pada saat jatuh tempo. Bank akan secara otomatis
mengambil biaya angsuran melalui rekening tabungan nasabah,
sehingga nasabah dapat terbantu dan tidak merasa keberatan dengan
fasilitas tersebut.
2. Price atau harga
Untuk produk gadai emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Pembantu Gubug memiliki struktur biaya gadai yang terdiri dari:
a. Biaya administrasi
Pada Konter Layanan Gadai (KLG) Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembantu Gubug, biaya administrasi sudah termasuk dengan
biaya materai 2 lembar dan juga biaya asuransi. Biaya-biaya ini
dibebankan pada nasabah pada saat pencairan.
79
b. Biaya pemeliharaan barang jaminan
Biaya pemeliharaan barang jaminan gadai emas di Bank
Syariah Mandiri Cabang Pambantu Gubug sangat terjangkau.Biaya
pemeliharaan barang jaminannya dihitung per 15 hari.Apabila nasabah
hendak mempercepat pelunasan, maka biaya pemeliharaan akan
dihitung ulang sesuai dengan jangka waktu gadai yang sebenarnya
(diskon).
Contoh perhitungan biaya gadai :Pak Andi datang ke Bank Syariah
Mandiri Cabang Pembantu Gubug dengan membawa 10 gram logam
mulia dan 5 gram emas perhiasan berongga untuk keperluan biaya
pendidikan anaknya. Setelah dihitung nilai taksiran emas tersebut sebesar
Rp6.000.000,00. Berapa biaya administrasi dan biaya pemeliharaan yang
harus dibayar pak Andi ?
1. Biaya administrasi
(Administrasi + materai 2 lembar + Asuransi)
Rp8.000,00 + Rp12.000,00 + (0,133% x Rp6.000.000,00)
Rp8.000,00 + Rp12.000,00 + Rp7.980,00 = Rp27.980,00
Jadi biaya administrasi yang harus dibayar Rp27.980,00
2. Biaya pemeliharaan per 15 hari
Rp5.400,00/gram/bulan x 15 gram x 15/30 hari = Rp40.500,00
Jadi biaya pemeliharaan yang harus dibayar selama 15 hari
Rp40.500,00.
80
Untuk strategi harga, biaya administrasi pada produk pembiayaan
gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug ini
gratis.Program ini berlaku pada nasabah gadai emas hingga akhir tahun
(Hasil wawancara dengan ibu Ayu selaku officer gadai pada tanggal 11
Juni 2015).
3. Place atau tempat
Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam
menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan
nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah
untuk berhubungan dengan bank. Paling tidak ada dua faktor yang
menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu cabang, yaitu faktor
utama atau primer dan faktor sekunder (Kasmir,2014:239-240).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, lokasi Bank Syariah
Mandiri Cabang Pembantu Gubug sangat memenuhi dua faktor
pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu cabang bank, baik faktor
primer maupun sekunder. Letak Bank di Jalan Bhayangkara No. 33
Gubugyang dekat pasar Gubug sebagai pusat perekonomian masyarakat,
terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya antar kota dan jalur
kereta api, tersedia tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi, tersedia
sarana dan prasarana, sikap masyarakat yang terbuka, kemudian prospek
kemajuan lokasi dan terdapat fasilitas lain seperti perumahan, merupakan
81
lokasi yang sangat tepat untuk ditujukan sebagai tempat mengembangkan
produk-produk perbankan terutama bank syariah.
Dalam pemilihan tempat untuk saluran distribusi produk-produk,
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug tidak memiliki sasaran
atau target daerah tertentu saja, tetapi mencakup semua daerah. Dimana
tempat itu terdapat nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu
Gubug, maka tempat itu juga dijadikan pihak bank untuk mempromosikan
produk-produk yang dimiliki oleh Bank (Hasil wawancara dengan ibu
Ayu selaku Officergadai, pada tanggal 11 Juni 2015).
4. Promotion atau promosi
Bank Syariah Mandiri menyediakan anggaran khusus
Rp3.000.000,00 per tahun untuk dikelola dan dibelanjakan sebagai
anggaran souvenir bagi nasabah pembiayaan gadai emas. Pemberian
souvenir kepada nasabah tersebut tidak lain adalah untuk menarik minat
nasabah agar bersedia menggadaikan emas di Bank Syariah Mandiri.
Anggaran khusus Rp3.000.000,00 tersebut, biasanya digunakan untuk
pemberian souvenir berupa bolfoin, gelas, tempat tisu bahkan bingkisan
sembako.Nasabah yang mendapatkan souvenir atau bingkisan tersebut
adalah nasabah yang menggadaikan emasnya minimal 1 bulan gadai
(Hasil wawancaradengan ibu Ayu selaku officer gadai pada tanggal 10
Maret 2015).
82
a. Periklanan
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug dalam
mengiklankan produk gadai emas menggunakan media brosur, dan
juga pemasangan spanduk atau MMT.
b. Promosi penjualan
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Ayu
(officergadai) pada tanggal 10 Maret 2015, untuk menarik minat
nasabah atau meningkatkan jumlah nasabah, Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembatu Gubug mempunyai strategi-strategi sebagai berikut :
- Kunjungan ke Institusi pendidikan, institusi pemerintahan,
lembaga masyarakat dua kali dalam seminggu;
- Meminta referall nasabah eksisting gadai untuk adai baru atau
Take Over ke Bank Syariah Mandiri;
Dalam strategi pemasaran poin ini, Bank Syariah
Mandiri memiliki Program khusus yang dikenal dengan
sebutan “Sahabat Emas”.Program retail tahunan ini berupa
pemberian marketing fee kepada nasabah (perorangan atau
institusi) yang berhasil melakukan referral sehingga orang
tersebut melakukan transaksi gadai emas dan cicil emas di
Bank Syariah Mandiri.Sahabat Emas Bank Syariah Mandiri
terdiri dari dua macam yaitu “Sahabat Gadai Emas” dan
83
“Sahabat Cicil Emas”.Untuk fitur sahabat gadai emas bank
Syariah mandiri adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Fitur Program Promosi Sahabat Emas
Gol Range pembiayaan (Rp)
Marketing fee maksimum
(RP)
1 1 - 20 juta Rp 20.000,00
2 20 – 50 juta Rp 50.000,00
3 50 – 100 juta Rp 100.000,00
4 100 – 200 juta Rp 200.000,00
5 200 – 250 juta Rp 250.000,00
Sumber : PT Bank Syariah Mandiri KCP Gubug
- Sosialisasi ke perkumpulan ibu-ibu arisan, pengajian, maupun
ibu-ibu PKK;
- Penyebaran brosur ke perumahan-perumahan sekitar lokasi
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug;
- Melakukan grebeg pasar, yaitu pembagian brosur ke pasar-
pasar tradisional bersama dengan timmarketing Bank Syariah
Mandiri lainnya sebulan sekali pada setiap awal bulan.
84
c. Publisitas
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug pernah
mengadakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui
kegiatan senam dan juga pengobatan.
d. Personal selling
Di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug seluruh
pegawai juga bertindak sebagai marketing produk-produk yang
dimiliki oleh bank, termasuk produk pembiayaan gadai emas.
5. People atau orang
Di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug terdapat
kegiatan-kegiatan untuk karyawan seperti pendidikan dan pelatihan.
Misalnya pelatihan untuk petugas pelaksana penaksir emas, petugas back
office, teller, sharing tentang produk-produk bank setiap pagi, motivasi
dari atasan kepada bawahannya, balas jasa, kerja samateamwork,
kemudian sistem pelanggan yang menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembantu Gubug.
6. Physical Evidence atau bukti fisik
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug memiliki logo
khas atau simbol perusahaan berwarna hijau dan kuning, termasuk pada
seragam karyawannya. Fasilitas yang dimiliki Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembantu Gubug juga lengkap, seperti terdapatnya :Banking hall,
meeting room, mushala, toilet, rest room bagi karyawan, dan lain-lain.
85
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug juga telah bekerja sama
dengan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) untuk menjamin dana para
nasabah yang disimpan di bank. Untuk produk pembiayaan gadai emas
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug memiliki fasilitas untuk
menaksir emas, seperti : timbangan, alat untuk menguji kadar emas, serta
terdapat alat untuk mencuci emas.
7. Process atau proses
Di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug juga terdapat
kotak saran.Kotak saran ini ditujukan untuk mengetahui kesan nasabah
terhadap pelayanan yang diberikan oleh para pegawai Bank Syariah
Mandiri.Untuk produk gadai emas sendiri, syarat pengajuannya juga
sangat mudah. Cukup dengan menggunakan kartu identitas saja dan
membawa emas berupa jaminan, nasabah dapat mendapatkan dana yang
dibutuhkan.
Selain memiliki biaya gadai yang lebih terjangkau, Konter layanan
Gadai (KLG) Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug juga
memberikan pelayanan yang sangat baik.Pelayanan di gadai konvensional
kurang maksimal, berbeda dengan Bank Syariah Mandiri Cabang
Pembantu Gubug.Di bank ini petugas-petugasnya lebih ramah sehingga
nasabah terkesan dan merasa nyaman (Hasil wawancara penulis dengan
ibu Sulistyaningsih salah satu nasabah gadai emas, pada tanggal 12 Maret
2015).
86
Tabel 4.3
Penerapan Strategi Bauran Pemasaran ( 7 P )
No Konsep Bauran
Pemasaran Strategi khusus yang diterapkan
1. Productatau
produk
Layanan gratis cuci emas;
Menerima Take over;
Bekerja sama dengan toko emas;
Terkoneksi dengan rekening tabungan.
2. Priceatau harga a. Gratis biaya administrasi;
b. Biaya pemeliharaan barang jaminan
lebih murah;
c. Apabila hendak mempercepat
pelunasan, maka biaya pemeliharaan
dihitung ulang sesuai dengan jangka
waktu gadai yang sebenarnya (diskon).
3. Placeatau tempat a. Bank berada ditempat yang mudah
dijangkau oleh nasabah;
b. Tidak ada batasan khusus untuk
distribusi produk, selama terdapat
nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang
Pembantu Gubug maka wilayah
tersebut juga dijadikan sebagai tempat
87
promosi produk.
4. Promotionatau
promosi
1. Periklanan : Brosur, spanduk atau
MMT.
2. Penjualan :
Kunjungan ke Institusi pendidikan,
institusi pemerintahan, lembaga
masyarakat dua kali dalam
seminggu;
Meminta referall nasabah eksisting
gadai untuk gadai baru atau Take
Over ke Bank Syariah Mandiri;
Sosialisasi ke perkumpulan ibu-ibu
arisan, pengajian, maupun ibu-ibu
PKK;
Penyebaran brosur ke perumahan-
perumahan sekitar lokasi Bank
Syariah Mandiri Cabang Pembantu
Gubug;
Melakukan grebeg pasar, yaitu
pembagian brosur ke pasar-pasar
tradisional bersama dengan
88
timmarketing Bank Syariah Mandiri
pada setiap awal bulan.
Pemberian souvenir kepada nasabah
yang menggadaikan emasnya.
3. Publisitas
Mengadakan kegiatan promosi untuk
memancing nasabah melalui kegiatan
senam dan juga pengobatan.
4. Personal selling
Seluruh pegawai juga bertindak sebagai
marketing produk-produk yang dimiliki
oleh bank, termasuk produk
pembiayaan gadai emas.
5. People atau orang Terdapat kegiatan seperti pendidikan dan
pelatihan untuk karyawan, misalnya: sharing
tentang produk-produk bank setiap pagi,
motivasi dari atasan kepada bawahannya, kerja
sama teamwork, kemudian sistem pelanggan
yang menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembantu Gubug.
6. Physical Petugas di konter layanan gadai memiliki
89
Evidence atau
bukti fisik
seragam atau identitas tertentu yang berbeda
dengan petugas devisi lain. Konter layanan
gadai juga terdapat fasilitas untuk menaksir
emas, seperti : timbangan, alat untuk menguji
kadar emas, serta terdapat alat untuk mencuci
emas.
7. Process atau
proses
Syarat pengajuan produk ini sangat mudah.
Cukup dengan menggunakan kartu identitas
dan membawa emas berupa jaminan, nasabah
bisa mendapatkan dana yang dibutuhkan.
Dari strategi-strategi promosi yang telah dilakukan, kunjungan ke
institusi pendidikan, institusi pemerintahan, lembaga masyarakat, dan
meminta referall nasabah eksisting gadai untuk gadai baru atau Take Over ke
Bank Syariah Mandiri, merupakan strategi yang dinilai lebih banyak menarik
minat masyarakat untuk menggadaikan emas di Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembantu Gubug (Hasil wawancara dengan ibu Ayu selaku Officer
Gadai pada tanggal 11 Juni 2015).
90
C. Kendala Dalam Pemasaran Produk
Berikut adalah kendala-kendala pada strategi pemasaran produk gadai
emas hasil wawancara penulis dengan Ibu Ayu (Officer Gadai) dan Ibu Denna
(pelaksana penaksir gadai) pada tanggal 10 Maret 2015 :
1. Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug merupakan bank syariah
yang belum lama berdiri dibandingkan dengan pegadaian umum yang ada
di wilayah gubug. Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug baru
berdiri pada tahun 2012, oleh karena itu gadai emas di Bank Syariah
Mandiri belum mampu mengalahkan minat masyarakat yang telah lama
menggadaikan barang jaminannya ke pegadaian umum atau pegadaian
konvensional;
2. Masyarakat kurang familier dengan produk rahn di bank syariah, sehingga
masyarakat lebih sering menggadaikan barangnya di pegadaian umum;
3. Konter Layanan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu
Gubug hanya terdiri dari dua petugas saja, yaitu petugas sebagai Officer
Gadai dan Pelaksana Penaksir Emas. Karena tidak ada petugas marketing
khusus pada produk pembiayaan gadai emas ini pemasarannya menjadi
kurang maksimal.
4. Promosi melalui penyebaran brosur memiliki pengaruh yang cukup lama
jika dibandingkan dengan referral nasabah atau rekomendasi dari nasabah
lain yang pernah melakukan gadai emas di Bank Syariah Mandiri;
91
5. Asumsi yang telah berkembang lama di masyarakat bahwa syarat ataupun
prosedur pengajuan pembiayaan di Bank Syariah berbelit-belit juga
menjadi kendala dalam memasarkan produk pembiayaan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri.
D. Data Deskriptif Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu
Gubug
Tabel 4.4
Perolehan Gadai Emas (dalam milyar)
No. Tahun Jumlah Nasabah Pendapatan
1. Per Desember 2013 200 Rp8,001 M
2. Per Desember 2014 289 Rp5,870 M
Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi
pemasaran pada produk pembiayaan gadai emas Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembantu Gubug dinilai kurang maksimal. Meskipun jumlah nasabah
meningkat dari tahun pertama dibukanya Konter Layanan Gadai yaitu dari
200 Nasabah menjadi 289, akan tetapi perolehan pendapatannya pada tahun
2014 mengalami penurunan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian mengenai penelitian Tugas Akhir ini dapat
disimpulkanbahwa :
Mekanisme produk pembiayaan gadai emas pada Bank Syariah
Mandiri Cabang Pembantu Gubug meliputi : pengajuan gadai emas
dari nasabah, penaksiran barang jaminan, dan pelunasan.
Penerapan strategi pemasaran 7P meliputi:
a. Produk : Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug
menerapkan layanan gratis cuci emas, menerima Take Over,
bekerja sama dengan toko emas, dan terkoneksi dengan rekening
tabungan.
b. Harga : Gratis biaya administrasi dan biaya pemeliharaan barang
jaminan lebih terjangkau jika dibandingkan dengan pegadaian
umum.
c. Tempat : Berada ditempat yang strategis sehingga mudah
dijangkau, yaitu di Jalan Bhayangkara No. 33 Gubug.
d. Promosi : Menggunakan media periklanan brosur dan spanduk,
mengadakan kegiatan senam dan pengobatan masal, mengadakan
93
kunjungan ke institusi-institusi dua kali seminggu, meminta
referall nasabah eksisting gadai untuk gadai baru atau Take Over,
sosialisasi ke perkumpulan ibu-ibu, penyebaran brosur ke
perumahan-perumahan, melakukan grebeg pasar, dan pemberian
souvenir kepada nasabah yang menggadaikan emasnya.
e. Orang : Terdapat kegiatan pendidikan dan pelatihan karyawan
untuk meningkatkan kualitas layanan karyawan kepada nasabah,
seperti : sharing tentang produk-produk bank setiap pagi, motivasi
dari atasan kepada bawahannya, kerja sama teamwork, dan sistem
pelanggan yang menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang
Pembantu Gubug.
f. Bukti fisik : Petugas Konter Layanan Gadai memiliki seragam
yang berbeda dengan petugas bagian lain, di Konter layanan
Gadai emas juga terdapat fasilitas yang lengkap untuk menaksir
emas, seperti : timbangan, alat untuk menguji kadar emas, dan alat
cuci emas.
g. Proses : Proses pengajuan gadai emas sangat mudah, cukup
dengan menyerahkan kartu identitas dan jaminan berupa emas,
nasabah bisa mendapatkan dana yang dibutuhkan.
Kendala utama pada pemasaran produk pembiayaan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug adalah masyarakat
94
belum begitu mengenal produk rahnyang ada di bank syariah dengan
baik. Apabila membutuhkan dana, masyarakat sudah terbiasa
menggadaikan barang-barang berharganya menggunakan jasa
pegadaian konvensional. Selain itu, keberadaan pegadaian umum atau
pegadaian konvensional di wilayah gubug sudah lebih lama jika
dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug
yang baru berdiri pada tahun 2012. Tidak adanya marketing khusus
pada Konter Layanan Gadai juga menjadi kendala dalam pemasaran
produk pembiayaan gadai emas ini.
B. Saran
Sebagai upaya untuk meningkatkan pemasaran produk pembiayaan gadai
emas, Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug diharapkan :
a. Meningkatkan kegiatan pengenalan produk rahnyang berupa gadai emas
dengan menambah jumlah kunjungan ke institusi, asosiasi atau
perkumpulan, maupun keikutsertaan dalam kegiatan sosial yang ada
dimasyarakat, sehingga masyarakat bisa lebih mengenal produk rahn.
b. Meningkatkan sosialisasi tentang fitur, prosedur, atau kemudahan-
kemudahan lain yang dimiliki produk pembiayaan gadai emas kepada
masyarakat, agar asumsi tentang prosedur pembiayaan di bank berbelit-
belit dapat berkurang atau bahkan hilang. Sehingga masyarakat tidak takut
dan menutup diri untuk melakukan pembiayaan di bank, khususnya Bank
Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gubug.
95
c. Meningkatkan kreatifitas marketing dalam pengelolaan anggaran souvenir
pada produk pembiayaan gadai emas, agar menarik minat masyarakat
untuk menggadaikan emasnya di Bank Syariah Mandiri.
d. Menambah tenaga marketing khusus gadai emas, agar pemasaran produk
pembiayaan ini bisa lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhamad Syafi’i, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema
Insani.
Arifin, Ali, 2004. Seni Menjual (Prespektif bisnis, ide-ide penjualan serta strategi
pemasaran), Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Azwar, Syaifuddin, 1998. Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka pelajar.
Dahlan, Ahmad, 2012. Bank Syariah : Teoritik, Praktik, Kritik, Yogyakarta : Teras.
Kasmir, 2014.Manajemen Perbankan,Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Lamarto, Yohanes, 1996. Prinsip pemasaran.Jakarta : Erlangga.
Moleoung, Lexy J, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Payne, Adrian, 2000. Pemasaran Jasa, Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Prabasanti, Fransiska Cicylia, 2014. Analisis Gadai Emas Bank Syariah mandiri
Terhadap Perolehan Feebase Income (Studi Kasus Pegadaian Emas Bank
Syariah Mandiri Semarang), Salatiga : STAIN Press.
Sari, Agustina Wulan, 2012. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada PT
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, Salatiga : STAIN
Press.
Sriati, 2011.Upaya Peningkatan Motivasi Masyarakat Terhadap Gadai Emas di BMT
Bina Insani Pringapus Ungaran Jawa Tengah, Salatiga : STAIN Press.
Sudarsono, Heri, 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta :
Ekonisia.
Susilowati, 2014.Analisis Peningkatan Produktivitas Produk Gadai Emas Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, Salatiga : STAIN Press.
Wibowo, Edy dan Untung Hendy Widodo, 2005.Mengapa Memilih Bank Syariah?,
Bogor : Ghalia Indonesia.
Wiroso, 2005.Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah,
Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
www.syariahmandiri.co.id
Wawancara :
- Ibu Arizha Denna M selaku Pelaksana Penaksir Gadai pada tanggal 10 Maret
2015 dan 12 Maret 2015;
- Ibu Sri Wahyuni H selaku Officer Gadai pada tanggal 10 Maret 2015 dan 11
Juni 2015;
- Ibu Sulistyaningsih sebagai nasabah gadai emas pada tanggal 12 Maret 2015.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : LIA ROFIANI
Tempat, tanggal lahir : Kab.Semarang, 24 Agustus 1994
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : 1. SD Negeri 02 Tempuran, Tahun Lulus 2006
2. SMP Negeri 1 Bringin, Tahun Lulus 2009
3. SMA Negeri 1 Bringin, Tahun Lulus 2012
Alamat : Dusun Tepusan RT:01 RW:04, Desa Tempuran, Kec.Bringin,
Kab.Semarang, Jawa Tengah
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.