strategi maternal feeding pada ibu bekerja ditinjau dari

32
DISERTASI STRATEGI MATERNAL FEEDING PADA IBU BEKERJA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU, LINGKUNGAN MAKAN TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL MELALUI TUJUAN MATERNAL FEEDING SEBAGAI VARIABEL MODERATOR ROHMAH RIFANI NIM 111317127306 PROGRAM STUDI DOKTOR PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2021

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DISERTASI

STRATEGI MATERNAL FEEDING PADA IBU BEKERJA DITINJAU

DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU, LINGKUNGAN MAKAN

TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL MELALUI TUJUAN

MATERNAL FEEDING SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

ROHMAH RIFANI

NIM 111317127306

PROGRAM STUDI DOKTOR PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021

ii

DISERTASI

STRATEGI MATERNAL FEEDING PADA IBU BEKERJA DITINJAU

DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU, LINGKUNGAN MAKAN

TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL MELALUI TUJUAN

MATERNAL FEEDING SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

ROHMAH RIFANI

NIM 111317127306

PROGRAM STUDI DOKTOR PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021

iii

STRATEGI MATERNAL FEEDING PADA IBU BEKERJA DITINJAU

DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU, LINGKUNGAN MAKAN

TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL MELALUI TUJUAN

MATERNAL FEEDING SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

DISERTASI

Untuk memperoleh Gelar Doktor

Dalam Program Studi Doktor Psikologi

Pada Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Telah dipertahankan di hadapan

Panitia Ujian Doktor Terbuka

Pada hari:

Tanggal: 15 Januari 2021

Pukul: 09.00-11.00 WIB

Oleh:

ROHMAH RIFANI

NIM 111317127306

iv

v

vi

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah disertasi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis maupun diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surabaya, 1 Januari 2021

Rohmah Rifani

vii

Disertasi ini Telah Diuji pada Ujian Doktor Tahap I (Tertutup)

Tanggal 25 November 2020

Ketua: Prof. Dr. Suryanto, M.Si., Psikolog

Anggota: 1. Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si., Psikolog.

2. Prof. Dr. Mareyke M.W. Tairas, MA

3. Prof. Jatie K. Pudjibudojo, SU., Psikolog

4. Dr. Hamidah, M.Si., Psikolog

5. Dr. Nurul Hartini, M.Kes., Psikolog

6. Dr. Wiwin Hendriani, M.Si.

Ditetapkan dengan Surat Keputusan

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Aairlangga

No. 2596/UN3.1.9/PK/2020

Tanggal 25 November 2020

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa syukur yang mendalam kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya

penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Perjalanan yang panjang menuntut ilmu

tiada akan berbatas waktu dan jarak. Sampai pada titik ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Prof. Dr. Suryanto, M.Si.,

Psikolog. Wakil Dekan I, Dr. Nur Ainy Fardana Nawangsari, M.Si., Psikolog.

Wakil Dekan II, Dimas Aryo Wicaksono, S.Psi., M.Sc. Wakil Dekan III, Endang

Retno Surjaningrum, S.Psi.,M.AppPsych., Ph.D., Psikolog. Koordinator Program

Studi Doktor Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Dr. Fitri Andriani, S.Psi.,

M.Si., Psikolog.

Bapak Prof. Dr. Suryanto, M.Si., Psikolog selaku promotor, terima kasih

banyak atas masukan, saran, diskusi, dan motivasi serta penerimaan selama proses

penelitian hingga hari ini. Kesabaran dan keikhlasan membimbing yang baik sekali

semoga menjadi amal jariyah beliau. Ko-Promotor Ibu Dr. Dewi Retno Suminar,

M.Si, Psikolog terima kasih banyak atas bimbingan, diskusi, masukan, dan

penerimaan yang baik sekali selama proses penyusunan disertasi hingga saat ini.

Beliau tak putus-putus memotivasi untuk terus berproses menyelesaikan studi.

Kesabaran dan keikhlasan membimbing semoga menjadi amal jariyah beliau.

Bapak dan Ibu dosen penguji sejak ujian prakualifikasi hingga saat ini, Prof.

Dr. Mareyke M.W. Tairas, MA, Dr. Hamidah, M.Si., Psikolog, Dr. Nurul Hartini,

M.Kes., Psikolog, Dr. Wiwin Hendriani, M.Si., Prof. Dr. Jatie K. Poedjibudojo, SU,

ix

Psikolog. Terima kasih banyak atas masukan dan saran yang kritis dan bermakna

untuk perbaikan kualitas disertasi ini. Bapak Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si

sebagai penguji eksternal pada ujian terbuka, terima kasih. Ibu Dr. Fajrianthi,

M.Psi., Psikolog yang telah memberi masukan yang kritis dan memberi pencerahan

pada saat seminar alat ukur, proses yang berharga pada saat berdiskusi dengan

beliau. Terima kasih banyak Ibu atas waktu dan usaha yang dilakukan untuk

perbaikan disertasi ini. Bapak/Ibu Staf Pengajar Program Doktor Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga, terima kasih telah memberikan ilmu pengetahuan

dan mengajarkan nilai-nilai hidup, semoga menjadi amal jariyah.

Bapak Dr. M. Daud, M.Si., Ibu Dr. Moerdiningsih, M.Si., Psikolog, Ibu Dr.

Asniar Khumas, M.Si., Ibu Dr. Sitti Murdiana, M.Si., Psikolog, Ibu Dr. Nurus

Sa’adah, M.Si., Psikolog, Ibu Dr. Dian Novita Siswanti, M.Si., Psikolog., Ibu Dr.

Haerani Nur, S.Psi., M.Si., dan Ibu Gilberta Permata Mahanani, M.Psi, Psikolog

terima kasih telah bersedia memenuhi undangan akademik pada ujian terbuka.

Experts review, Ibu Lely Lusmilasari, M.Nurs, Ph.D dan Dr.

Moordiningsih, M.Si., Psikolog yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran untuk berdiskusi dalam proses penyimpulan kategorisasi tema. Terima

kasih banyak atas saran dan masukan. Peer review, Sulasmi Sudirman, S.Psi., M.A.,

Dr. Haerani Nur, M.Si., Kurniati Zainuddin, S.Psi., M.A., Dr. Sri Aryanti, M.Si.,

Psikolog, dan Aniva Kartika, S.Psi. M.A, Psikolog. Terima kasih banyak telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan mendampingi dalam analisa data

mulai dari koding hingga menyimpulkan hasil.

x

Subject matter expert yang telah membantu penyusunan alat ukur Prof. Dr.

Fatah Hanurawan, M.Si, Srisiuni Sugoto, M.Si.,Ph.D., Aulia Iskandarsyah, S.Psi.,

M.Psi., Ph.D., Psikolog, Dr. Moordiningsih, M.Si., Psikolog., Lely Lusmilasari,

M.Nurs., Ph.D., Dr. Asniar Khumas, M.Si., Dr. Siti Murdiana, M.Si., Psikolog.

Terima kasih banyak telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran untuk

validasi isi alat ukur. Tak lupa, saya ucapkan terima kasih banyak untuk adik

Wahyu Widhiarso, S.Psi., MA., Ph.D. yang telah merelakan waktu, tenaga dan

pikiran untuk bertukar pendapat mengenai analisis statistik.

Bapak/Ibu Staf Tenaga kependidikan Fakultas Psikologi Universitas

Airlangga yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas pelayanan

yang baik selama ini. Ibu Reza Lidia Sari, S.Psi., M.Si. terima kasih banyak telah

membantu dalam pengurusan tiap tahapan ujian.

Dekan Fakultas Psikologi UNM, Dr. M. Daud, M.Si., Wakil Dekan I, Eva

Meizarra Puspita Dewi, S.Psi., M.Si.Psikolog, Wakil Dekan II, Lukman, S.Psi.,

M.App. Wakil Dekan III, Ahmad Razak, M.Si., Ph.D., Ketua Jurusan, Dr. Haerani

Nur., S.Psi., M.Si. Kaprodi, Ahmad Ridfah, S.Psi., M.Psi, Psikolog dan rekan-

rekan Staf Pengajar dan Tenaga Kependidikan Fakultas Psikologi UNM Makassar.

Terima kasih telah membantu kelancaran studi.

Ketua perhimpunan taman kanak-kanak se-kota Makassar, Ibu Parida, S.Pd.

selaku Ketua IGRA Sulawesi Selatan dan kepala sekolah TK & Kelompok Bermain

Al Ikhlas, Ibu Hj. Sri Putri M. Nadjamuddin, SE, sekalu Kepala Sekolah TK dan

Taman Bermain Melati, Ibu Dian Novita Siswanti, Ph.D., Psikolog selaku pemilik

TK dan Taman Bermain Adinda, Hj. A. Rosdiannah, S.Pd kepala sekolah TK dan

xi

Taman Bermain Adinda, Ananda Hajar yang telah membantu Peneliti

mengumpulkan data, para Kepala Sekolah dan para Guru taman kanak-kanak se-

kota Makassar yang pernah terlibat dalam pengambilan data penelitian.

Responden yang telah berpartisipasi pada penelitian ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu. Responden yang telah berpartisipasi mulai dari

preliminary study hingga penelitian yang tidak bisa saya sebut satu per satu, terima

kasih banyak. Asisten Peneliti dalam pengambilan data dan olah data Tri Sugiharti,

Hasniar, Ibu Andi Nasmi, Adinda Hajar, dan yang tidak bisa saya sebutkan satu per

satu. Terima kasih banyak atas bantuannya,

Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Doktor Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga angkatan 2013, Mbak Aniva, Mbak Kris, Mbak

Iffah, Mbak Luvy, Mbak Warih, Mbak Moes, Pak Daliman, Pak Sulis, Pak Irfan,

dan Pak Anon. Terima kasih banyak atas kebersamaan yang kompak dan berbagi

ilmu serta pengalaman hidup. Akan menjadi kenangan yang indah dan smoga tali

silaturahmi kekeluargaan terus terbina.

Teriring doa yang tiada putus dari keluarga, penulis mengucapkan terima

kasih banyak atas dukungan selama proses studi kepada A. Nasvar Jaya yang telah

mendampingi penulis dalam suka dan duka. Ananda Nashirah Syadza Rafifah yang

selalu menumbuhkan semangat untuk terus menyelesaikan studi. Ibu mohon maaf

atas ketidakbersamaan selama ini. Bapak M. Mardjuni dan Ibu Siti Arifah, terima

kasih yang tiada terkira atas doa yang tiada putus dan kasih sayang yang berlimpah

sejak lahir hingga saat ini. Bapak Andi Hamid, BA dan Ibu Andi Siti Nurjanah. Ibu

A. Nuraini dan Ibu A. Eceng dan Bapak Dr. Kamaluddin Tadjibu terima kasih

xii

banyak dukungan moral yang tiada henti. Kakak dan adik-adikku tercinta,

kemenakan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu terima kasih atas

dukungannya selama ini. Terima kasih banyak atas doa dan dorongan untuk terus

berproses menyelesaikan studi.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada karya tulis yang

sederhana ini. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada karya ini

Penulis harapkan dari berbagai pihak. Besar harapan Penulis hasil penelitian ini

dapat bermanfaat untuk kesejahteraan bersama.

Penulis

Rohmah Rifani

xiii

RINGKASAN

STRATEGI MATERNAL FEEDING

PADA IBU BEKERJA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI IBU, SIKAP IBU,

LINGKUNGAN MAKAN TERSTRUKTUR, DAN DUKUNGAN SOSIAL

MELALUI TUJUAN MATERNAL FEEDING

SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

Ibu merupakan pemegang kunci utama dalam pembentukan pola perilaku

makan sehat pada anak (Ogden, 2014). Strategi memberi makan anak merupakan

prediktor yang dominan terhadap pola perilaku makan anak. Strategi memberi

makan anak yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu strategi maternal feeding.

Strategi maternal feeding didefinisikan sebagai cara memberi makan anak yang

sifatnya berubah-ubah mulai dari merencanakan, menyediakan makan, memberi

makan anak, hingga memikirkan dampaknya (Savage, Fisher, & Birch, 2008). Anak

mengkonsumsi makanan bergizi yang menunjang perkembangan fisik dan

kesehatannya sangat dipengaruhi oleh praktik pemberian makanan sehat yang

dilakukan oleh ibu sejak dilahirkan. Sebaliknya, kebiasaan anak mengkonsumsi

makanan dengan kandungan gizi yang tidak seimbang merupakan pencerminan

strategi maternal feeding yang belum dipahami sehingga tidak dijalankan ibu

sebagaimana mestinya.

Kendala apa saja yang dihadapi ibu sehingga kurang memahami dan

menghayati perannya dalam memberi makan anak akan dijelaskan sebagi berikut.

Ibu, khususnya ibu bekerja menghadapi kendala waktu (time constraint) dalam

membentuk pola perilaku makan sehat pada anak. Ibu bekerja harus mengelola

urusan rumah tangga dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas di tempat kerja.

Ibu dihadapkan pada ketatnya jadwal kerja dan target yang harus dicapai. Kendala

waktu menyebabkan ibu bekerja mengalami kesulitan untuk mengelola

ketersediaan makanan sehat dan strategi memberi makan pada anak (Morin,

Demers, Turcote, & Mongeau, 2013). Keterbatasan ibu terkait kendala waktu

menyebabkan ibu cenderung memilih cara-cara yang praktis, mudah dan nyaman

dalam menyiapkan makanan dan kecenderungan menggunakan strategi yang

sifatnya negatif. Konsekuensi dari tindakan tersebut adalah terbentuknya pola

perilaku makan yang tidak sehat (Hoffman, Marx, & Burmeister, 2016).

Pembentukan dan pembiasan pola perilaku makan pada anak sebaiknya

dimulai sejak usia dini. Tugas orang tua terkait dengan tugas perkembangan yang

spesifik pada perilaku makan diantaranya menyediakan struktur, ketersediaan

kecukupan nutrisi, stimulasi, monitoring, mengajarkan disiplin, dan memfasilitasi

anak untuk dapat meregulasi diri (Bradley 2007, dalam Holden 2014). Peran

penting orang tua terutama ibu yaitu membantu mensosialisasikan anak agar dapat

memenuhi tugas pertumbuhan fisik maupun perkembangan mental. Masih

banyaknya kasus malnutrisi menandakan anak belum mampu mandiri dan

meregulasi diri dengan baik. Ibu memiliki andil dalam kasus ini. Kasus obesitas

dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan di berbagai negara (Jacson, 2014).

Indonesia masih termasuk sepuluh besar negara dengan angka obesitas yang

xiv

tergolong tinggi. Selain kasus obesitas, kasus gizi buruk dan gizi kurang juga masih

menunjukkan angka yang tergolong tinggi 22% (Riskesdas, 2018)

Malnutrisi menimbulkan dampak bagi kesehatan baik kesehatan jasmani

maupun mental pada saat ini maupun dalam jangka panjang. Tingginya angka

obesitas diprediksi akan meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes,

jantung, stroke, dan kanker. Obesitas pada masa anak-anak memiliki hubungan

yang kuat pada kehidupan dewasa (Ogden, 2014). Masalah obesitas dapat

menimbulkan konsekuensi psikologis yaitu marginalisasi dan stigmatisasi yang

berdampak pada timbulnya masalah seperti depresi, harga diri, dan kualitas hidup

yang rendah (Gray, Janicke, Wistedt & Dumont-Driscoll, 2010). Masalah gizi

kurang dapat mengakibatkan penyakit anemia. Penyakit anemia berdampak pada

kesehatan anak maupun perkembangan mental. Anemia dapat memengaruhi

prestasi belajar anak (Adriani & Wirjatman, 2014).

Pola pengasuhan yang dilakukan ibu memiliki pengaruh yang penting

terhadap kasus malnutrisi. Sebagian besar ibu mengalami kesulitan menghadapi

anak yang mengalami problem perilaku makan. Ibu bekerja dengan peran ganda

mengalami kendala waktu dalam memberi makan anak (Savage, Fisher, & Birch,

2007). Ibu dengan beban kerja berlebih mengalami stress sehingga kurang sensitif

terhadap nafsu makan anak (Berk, 2006). Selain mengalami kendala waktu, ibu

merasa stres dan tidak tahu bagaimana cara memberi makan yang baik (Rifani,

Suryanto, & Suminar, 2015). Oleh karena itu, hal penting yang perlu dilakukan

yaitu memahami cara atau strategi memberi makan anak dan faktor-faktor yang

memengaruhinya pada ibu bekerja. Feeding strategies dalam hal ini strategi

maternal feeding merupakan prediktor yang dominan terhadap perilaku makan anak

(Scaoglioni, 2018).

Berdasarkan hasil kajian literatur terkait strategi maternal feeding hampir

sebagian peneliti merujuk pada teori parenting dalam menentukan faktor yang

memengaruhi. Strategi maternal feeding diderivasi dari teori parenting yaitu

feeding practices (Bornstein, 2002; Holden, 2014). Merujuk Maccoby (1992);

Darling & Steinberg, (1993) mempelajari feeding practices, dalam hal ini strategi

maternal feeding harus melibatkan konteks keyakinan (belief), nilai (value/norm),

dan sikap (attitude). Berikut dipaparkan riset terdahulu terkait faktor-fakor yang

memengaruhi strategi maternal feeding. Efikasi diri ibu merupakan prediktor

terbaik terhadap praktek parenting (Sanders & Woolley, 2005; Doaei dkk., 2015;

Morin dkk., 2013; Ernawati dkk., 2016; Mitchell dkk., 2009). Mitchell dkk., (2009)

meninjau faktor maternal psychosocial terhadap strategi memberi makan anak.

Maternal psychosocial yaitu kepuasan ibu, efikasi diri, kecemasan dan stres, dan

depresi. Emosi ibu, temperamen anak, dan persepsi ibu terhadap pengalaman

memberi makan anak merupakan faktor yang memengaruhi strategi maternal

feeding (Hughes & Shewchuk, 2009). Faktor sikap berpengaruh terhadap strategi

maternal feeding (Faith dkk., 2004; Wright & Jeanfreau, 2019; Swanson, 2011);

Darling & Steinberg (1993)). Swanson menggunakan pendekatan teori kognisi

sosial dalam menjelaskan pengaruh sikap terhadap perilaku makan anak. Pengaruh

tujuan maternal feeding merupakan faktor yang memiliki kaitan erat dengan

strategi maternal feeding dijelaskan oleh Hoffman dkk., (2016); Kiefner-

Burmeister dkk., 2014; Darling & Steinberg, 1993). Tujuan maternal feeding dan

xv

strategi maternal feeding dalam satu model membuktikan bahwa tujuan maternal

feeding memiliki hubungan yang sifatnya langsung (proximal) terhadap strategi

maternal feeding melalui pendekatan teori TPB (Hoffman dkk., 2016).

Faktor lingkungan dan budaya juga memengaruhi ibu dalam memberi

makan anak. Tugas dan fungsi ibu diantaranya menyediakan lingkungan makan

yang terstruktur serta memfasilitasi agar anak merasa kompeten (Solchany, dalam

Borstein, 2002). Lingkungan makan terstruktur menjadikan aturan terkait pola

makan menjadi jelas dan terstandar (Farkas & Grolnick, 2010). Adanya kendala

waktu menyebabkan ibu membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang terdekat

untuk membantu menggantikan perannya dalam memberi makan anak pada saat

jam kerja. Dukungan sosial dapat mengurangi beban ibu sehingga mengurangi

stress dan merasa nyaman dalam bekerja. Dukungan dapat berupa dukungan

emosional, instrumental seperti menyediakan makanan anak, menyuapi anak, dan

lain-lain. Lingkungan makan terstruktur dan dukungan sosial dapat dijelaskan

menggunakan pendekatan teori self-determination yang merupakan derivasi teori

ecological system Brofenbrenner (Holden, 2014).

Faktor budaya dan status sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap strategi

maternal feeding. Pengaruh budaya tercemin pada nilai-nilai atau aturan yang

berlaku pada suatu masyarakat. Aturan atau norma yang berlaku memengaruhi ibu

dalam mengorganisir dan mengelola struktur lingkungan makan. Ibu menjadikan

nenek sebagai sumber referensi dalam memberi makan anak (Savage, Fisher, &

Birch, 2007). Norma yang berlaku di masyarakat dapat bersifat subjektif ketika

diterapkan dalam keluarga. Norma subjektif tersebut dijelaskan dengan

menggunakan pendekatan teori planned behavior (TPB). TPB menjelaskan

keyakinan terhadap kemampuan mengontrol perilaku makan, sikap, dan norma

subjektif (Azjen, 2005). Faktor status sosial ekonomi seperti tingkat pendidikan

orang tua, status pekerjaan, pendapatan berpengaruh terhadap strategi maternal

feeding (Holden, 2014; Liu 2013, Ogden, 2010).

Berdasarkan paparan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi strategi

maternal feeding di atas yaitu efikasi diri ibu, sikap ibu, tujuan dalam memberi

makan, dukungan sosial, emosi ibu, dan kepuasan ibu, faktor lingkungan seperti

lingkungan makan terstruktur, dukungan sosial, dan budaya serta status sosial

ekonomi. Peneliti belum menemukan literatur yang secara khusus membahas

faktor-faktor yang memengaruhi strategi maternal feeding khususnya pada ibu

bekerja yang memiliki anak usia dini secara komprehensif berdasarkan determinan

parenting.

Strategi yang digunakan ibu dalam memberi makan anak dipengaruhi oleh

budaya dan petunjuk memberi makan yang beragam pada berbagai negara maupun

etnik. Para ahli menyarankan pentingnya mempertimbangkan faktor budaya ketika

meneliti perilaku memberi makan anak (Synnot, 2007). Hasil riset secara kualitatif

yang mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi strategi maternal feeding

dengan latar belakang budaya makassar yaitu efikasi diri ibu, sikap ibu, lingkungan

makan terstruktur, dukungan sosial, dan tujuan maternal feeding. Variabel-variabel

tersebut di atas dapat dijelaskan melalui beberapa pendekatan teori diantaranya

parental cognition, self-determinism theory dan planned behavior theory.

Pendekatan ini mengintegrasikan pendapat Maccoby (1992); Darling & Steinberg

xvi

(1993) yang menjelaskan feeding practices harus meliputi belief (efikasi diri),

sikap, dan nilai dengan konsep Grolnick & Farkas (2010); Solchany, dalam

Borstein, 2002).

Peneliti ingin membuktikan secara empiris apakah variabel efikasi diri ibu,

sikap ibu, lingkungan makan terstrukutur, dan dukungan sosial memiliki pengaruh

terhadap strategi maternal feeding dengan melalui variabel moderator tujuan

maternal feeding.

Metode

Penelitian ini bersifat survey cross-sectional. Pengambilan data dilakukan

di Kota Makassar. Karakteristik responden yaitu ibu bekerja, memiliki anak usia

dini, anak normal (tidak ada diagnosa klinis terkait perilaku makan) tinggal di

wilayah kota Makassar. Sebanyak 318 responden telah mengisi lima skala yang

menjadi alat ukur penelitian ini dan hanya 295 yang mengisi secara komplit.

Pengambilan data dilakukan di lima sekolah taman kanak-kanak (TK) dan PAUD

pada tiga kecamatan secara cluster random sampling.

Instrumen yang digunakan yaitu skala strategi maternal feeding, skala

tujuan maternal feeding, skala efikasi diri ibu, skala lingkungan makan terstruktur,

dan skala dukungan sosial. Skala dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan

hasil riset pendahuluan. Riset pendahuluan menggunakan metode survei dengan

pertanyaan terbuka. Riset ini merupakan eksplorasi konstrak berdasar latar

belakang budaya Makassar. Skala menggunakan metode Likert yang terdiri dari

empat pilihan alternatif jawaban (selalu, sering, jarang, dan jarang sekali). Validasi

isi dilakukan oleh tujuh orang pakar. Hasil analisis Aiken’s V menyatakan kelima

skala memenuhi kaidah batas minimal sehingga semua aitem dinyatakan valid.

Validasi internal konstrak dilakukan melalui dua tahap yaitu; exploratory

factors analysis (EFA) dan confirmatory factors analysis (CFA). Hasil analisis

faktor eksploratori kelima skala memenuhi kriteria statistik. Langkah berikutnya

yaitu masih merupakan proses validasi struktur internal dengan menggunakan

confirmatory factors analysis (CFA). Hasil analisis menunjukkan keenam skala

memenuhi uji properti psikometrik sehingga skala siap digunakan.

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan status sosial ekonomi

responden dan analisis deskriptif variabel penelitian. Status sosial ekonomi

meliputi; tingkat pendidikan, status pekerjaan, fleksibilitas waktu kerja,

pendapatan keluarga dan status kesehatan anak. Data penelitian dianalisis untuk

membuktikan hipotesis dengan bantuan teknik statistik Part Least Square (PLS3)

melalui program komputer untuk menguji hipotesis.

Hasil

Pada tahap analisis awal, model struktural tidak memenuhi uji outer model.

Efikasi diri ibu, sikap ibu, lingkungan makan terstruktur, dan dukungan sosial

dengan dimoderasi tujuan maternal feeding tidak berpengaruh terhadap strategi

maternal feeding. Hipotesis mayor ditolak. Setelah dilakukan respesifikasi model

struktural dengan mereduksi variabel sikap ibu, dimensi memaksa dan keterlibatan

maka didapat model persamaan struktural yang baru. Reduksi dilakukan karena

xvii

tidak memenuhi outer model. Model struktural setelah direspesifikasi yaitu strategi

maternal feeding dipengaruhi oleh efikasi diri ibu, lingkungan makan terstruktur,

dan dukungan sosial dengan tujuan maternal feeding sebagai variabel moderator.

Hasil analisis outer loading menunjukkan nilai factor loading bergerak dari

0,561-0,930 sehingga validitas konvergen terpenuhi. Validitas diskriminan

ditunjukkan dengan reliabilitas masing-masing variabel dengan nilai > 0,7.

Validitas diskriminan memenuhi kriteria penilaian PLS dengan nilai average

variance extracted (AVE) > 0,5. Dua variabel yaitu efikasi diri ibu dan lingkungan

makan terstruktur menunjukkan nilai AVE < 0,5 (tidak memenuhi standar kriteria).

Hal ini dapat diterima karena nilai composite reliability > 0,7 (Ghozali, 2014). Nilai

composite reliability masing-masing variabel yaitu efikasi diri ibu sebesar 0,839

dan lingkungan makan terstruktur sebesar 0,842. Berdasarkan hasil analisis outer

model dapat disimpulkan validitas semua skala tergolong baik. Skala strategi

maternal feeding, skala tujuan maternal feeding, skala efikasi diri ibu, skala

lingkungan makan terstruktur, dan skala dukungan sosial memiliki validitas yang

baik sehingga dapat dianalisis lebih lanjut.

Evaluasi inner model, nilai R-square merupakan uji goodness of fit model.

Nilai R-square pada masing-masing dimensi strategi maternal feeding tergolong

lemah sedangkan untuk tujuan maternal feeding tergolong moderat. Berdasarkan

hasil evaluasi outer loading dan inner model, disimpulkan model yang telah

dilakukan respesifikasi dapat diterima. Efikasi diri ibu, lingkungan makan

terstruktur, dan dukungan sosial melalui tujuan maternal feeding sebagai variabel

moderator berpengaruh terhadap strategi maternal feeding.

Estimasi jalur efikasi diri ibu secara langsung berpengaruh signifikan (p <

0.05) terhadap strategi maternal feeding. Pengaruh tidak langsung ketika melalui

tujuan maternal feeding hubungan keduanya hanya signifikan (p < 0,05) pada

hadiah dan mengalihkan perhatian. Pengaruh efikasi diri ibu terhadap strategi

maternal feeding ditunjukkan effect size sebesar 28,2%. Pengaruh efikasi diri ibu

secara langsung berpengaruh terhadap penyediaan makanan sehat, mengajarkan

manfaat nutrisi, variasi & kreativitas penyajian makanan, menggunakan hadiah dan

mengalihkan perhatian. Namun melalui tujuan, efikasi diri ibu hanya berpengaruh

terhadap menggunakan hadiah dan mengalihkan perhatian.

Sikap ibu tidak dapat diketahui pengaruhnya karena tidak memenuhi uji

outer model. Hipotesis pengaruh sikap ibu terhadap strategi maternal feeding tidak

terbukti. Variabel sikap ibu direduksi dari model struktural.

Estimasi jalur lingkungan makan terstrukur secara langsung berpengaruh

signifikan terhadap strategi maternal feeding yaitu penyediaan makanan sehat,

mengajarkan manfaat nutrisi, dan variasi & kreativitas penyajian makanan sehat.

Tujuan maternal feeding memoderasi keduanya. Lingkungan makan terstrukur

memiliki effect size sebesar 33,6% (moderat) terhadap strategi maternal feeding.

Lingkungan makan terstruktur secara langsung berpengaruh signifikan terhadap

strategi mengajarkan manfaat nutrisi, penyediaan makanan sehat, dan variasi &

kreativitas penyajian makanan. Tujuan ibu memberi makan anak memoderasi

lingkungan makan terstruktur terhadap strategi penyediaan makanan, mengajarkan

manfaat nutrisi, variasi & kreativitas penyajian makanan, menggunakan hadiah dan

mengalihkan perhatian.

xviii

Estimasi jalur dukungan sosial hanya berpengaruh signifikan terhadap

strategi penyediaan makanan sehat dan hadiah. Tujuan maternal feeding hanya

memoderasi mengalihkan perhatian. Dukungan sosial berkontribusi sebesar 12,4%

(lemah) terhadap strategi maternal feeding. Dukungan sosial secara langsung

berpengaruh terhadap penyediaan makanan dan menggunakan hadiah namun ketika

dimoderasi tujuan maternal feeding hanya berpengaruh pada mengalihkan

perhatian. Korelasi positif pada mengalihkan perhatian menunjukkan bahwa secara

norma subjektif mengalihkan perhatian merupakan strategi yang biasa digunakan

para ibu.

Hasil analisis terhadap faktor status sosial ekonomi menunjukkan tingkat

pendidikan berpengaruh terhadap strategi variasi & kreativitas penyajian makanan

(t = -2,350, p = 0,19, signifikan). Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap strategi

variasi & kreativitas penyajian makanan. Responden dengan tingkat pendidikan

tinggi kurang variasi dan kreatif dalam menyajikan makanan dibanding dengan

responden dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Tingkat pendidikan tidak

berpengaruh terhadap penyediaan makanan, mengajarkan manfaat nutrisi,

mengalihkan perhatian, dan menggunakan hadiah nilai t < 1,96, p > 0,5, tidak

signifikan.

Pendapatan, status pekerjaan dan fleksibilitas waktu kerja tidak

berpengaruh terhadap strategi maternal feeding. Hasil analisis menunjukkan nilai t

< 1,96, p > 0,5, tidak signifikan. Kondisi anak berpengaruh terhadap menggunakan

hadiah nilai t = -2,02, p = 0,045, signifikan. Terdapat perbedaan antara anak dengan

problem perilaku dengan anak tanpa problem perilaku makan terhadap strategi

menggunakan hadiah. Ibu yang memiliki anak yang mengalami problem perilaku

makan cenderung menggunakan hadiah untuk membujuk anak agar bersedia

makan. Kondisi anak tidak berpengaruh terhadap strategi penyediaan makanan,

mengajarkan manfaat makanan, variasi dan kreativitas penyajian makanan, dan

mengalihkan perhatian.

Pembahasan

Hipotesis mayor yang menyatakan strategi maternal feeding dipengaruhi

oleh efikasi diri ibu, sikap ibu, lingkungan makan terstruktur, dan dukungan sosial

melalui tujuan maternal feeding sebagai variabel moderator ditolak. Variabel sikap

ibu, dimensi memaksa, dimensi keterlibatan direduksi dari model. Pengaruh sikap

ibu tidak konsisten terhadap perilaku merupakan kritik terhadap TPB. Hal ini

disebabkan karena pengukuran sikap kurang spesifik pada perilaku yang akan

diukur (Ramdhani, 2011). Peneliti telah membuat alat ukur yang spesifik mengukur

sikap ibu pada saat memberi makan anak. Hasil analisis faktor konfirmatori (CFA)

menunjukkan dimensi kognitif menunjukkan validitas diskriminan dan konvergen

yang rendah. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan dimensi kognitif

menunjukkan skor yang tinggi sedangkan dimensi afektif/pengalaman memiliki

skor yang tergolong lebih rendah. Dimensi kognitif dengan dimensi

afektif/experiential tidak konsisten mengukur sikap ibu. Hasil analisis outer model

menunjukkan variabel sikap ibu tidak fit terhadap model sehingga direduksi dari

model.

xix

Dimensi memaksa tidak fit dalam model kemungkinan hal ini disebabkan

para ibu di Makassar jarang menggunakan strategi memaksa agar anak bersedia

makan. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan hasil penelitian preliminary study

dimensi memaksa dan membatasi anak terhadap akses makanan menunjukkan

persentase yang rendah < 2%. Hal ini dapat diartikan para ibu di Makassar jarang

menggunakan kedua dimensi tersebut (Rifani dkk., 2018). Dimensi keterlibatan

direduksi karena tidak memenuhi factor loading (< 0,5).

Hasil analisis model struktural ini menguatkan pendekatan parental

cognition, self-determinism theory, planned behavior yang menjelaskan strategi

maternal feeding pada ibu bekerja yang memiliki anak usia dini. Hasil ini berbeda

dengan Maccoby (1992); Darling & Steinberg (1993) bahwa strategi memberi

makan meliputi keyakinan, nilai/norma, dan sikap. Variabel sikap bukan prediktor

yang dominan pada penelitian ini. Keyakinan dan norma merupakan prediktor yang

signifikan terhadap strategi maternal feeding. Hal ini dijelaskan oleh variabel

efikasi diri ibu, tujuan maternal feeding, lingkungan makan terstruktur yang

dipengaruhi oleh faktor budaya (norma yang berlaku di masyarakat).

Penjelasan pengaruh masing-masing variabel dijelaskan pada koefisien

estimasi jalur. Lingkungan makan terstruktur merupakan prediktor terkuat yang

memengaruhi strategi maternal feeding, diikuti oleh efikasi diri ibu, dan dukungan

sosial. Meskipun dukungan sosial pengaruhnya tergolong lemah namun dukungan

sosial dalam (SEM) memiliki kontribusi dalam mengestimasi model. Dukungan

sosial mengurangi stress dan meningkatkan perasaan nyaman ibu ketika bekerja

karena tugas memberi makan anak telah ada yang menangani.

Efikasi diri ibu berpengaruh sebesar 28,2% terhadap strategi maternal

feeding. Efikasi diri ibu secara langsung memengaruhi strategi maternal feeding.

Ibu yang memiliki keyakinan yang kuat cenderung menggunakan strategi yang

efektif meskipun tanpa melalui tujuan maternal feeding. Efikasi diri ibu memiliki

kontribusi terhadap mengajarkan manfaat nutrisi dan variasi & kreativitas penyajian

makanan. Hasil ini sejalan dengan hasil riset terdahulu (Vancouver & Thompson,

William dkk., 2008; Morin dkk., 2013; Ernawati, Sudargo, & Lusmilasari, 2016).

Pengaruh secara tidak langsung hanya terjadi pada strategi maternal feeding yang

sifatnya negatif (menggunakan hadiah dan mengalihkan perhatian). Artinya ibu

yang memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu mengontrol anak dengan

mengaitkan tujuan memberi makan maka kecenderungan menggunakan hadiah dan

mengalihkan perhatian akan semakin jarang dilakukan. Efikasi diri ibu

berkontribusi terhadap mengalihkan perhatian dan hadiah. Sebagai contoh ibu

mengalami kesulitan dalam memberi sarapan pagi. Anak lama mengunyah

sementara ibu sudah harus pergi ke kantor sehingga cara yang ditempuh ibu yaitu

dengan memotivasi anak dikaitkan dengan cita-citanya. Contoh cara memotivasi,

jika anak ingin menjadi tentara harus makan yang banyak agar badan cepat besar

dan kuat.

Sikap ibu terhadap strategi maternal feeding pada ibu bekerja yang memiliki

anak usia dini bukan prediktor yang dominan. Hasil penelitian terdahulu

menjelaskan faktor yang memengaruhi sikap ibu dalam memberi makan anak yaitu

karakteristik anak, umur, urutan kelahiran, dan status gizi (Birch & Fisher, 2000).

Penelitian ini tidak mengontrol faktor-faktor tersebut. Sebagian besar ibu memiliki

xx

persepsi positif terhadap aktivitas memberi makan secara kognitif. Bahkan tidak

ada ibu yang tidak menganggap penting memberi makan anak (Rifani, Suryanto, &

Suminar, 2015). Kemungkinan hal ini yang menyebabkan tidak bervariasinya sikap

sehingga tidak memenuhi analisis outer model.

Lingkungan makan terstruktur memiliki pengaruh yang cukup dominan

terhadap strategi maternal feeding (33,6%, moderat). Lingkungan makan

terstruktur secara langsung maupun melalui tujuan maternal feeding berpengaruh

terhadap strategi maternal feeding yang bersifat positif. Strategi yang sifatnya

positif adalah penyediaan makanan sehat, variasi & kreativitas penyajian makanan,

dan mengajarkan manfaat nutrisi. Strategi maternal feeding yang sifatnya negatif

(menggunakan hadiah dan mengalihkan perhatian) hanya berpengaruh dengan

melalui tujuan maternal feeding. Semakin ibu mampu mengorganisir dan mengatur

struktur lingkungan makan maka ibu cenderung menggunakan strategi maternal

feeding yang efektif.

Ibu menetapkan aturan makan pada anak tidak lepas dari pengaruh budaya.

Misalnya aturan budaya makan masyarakat Makassar yaitu makan bersama

keluarga, duduk bersila, tidak berdiri. Aturan tersebut pada saat ini sering

diabaikan. Hal ini nampak pada perilaku para ibu dalam memberi makan anak

dengan mengalihkan perhatian (sambil bercerita, berjalan-jalan, nonton TV/game).

Hal ini tidak sesuai dengan dimensi structured meals setting. Masyarakat tidak

memberi sanksi sosial dalam hal ini sehingga berlaku norma subjektif. Norma

subjektif dijelaskan menggunakan pendekatan TPB. Dukungan sosial merupakan

komponen lingkungan yang dijelaskan menggunakan pendekatan self-determinism

theory. Dukungan sosial bagi ibu bekerja merupakan self- autonomy. Ibu merasa

mandiri ketika menerima dukungan sosial dari keluarga. Perasaan kompeten dan

self-autonomy dalam memberi makan anak merupakan dua komponen yang

terhubung (relatedness). Hal ini memotivasi ibu dalam mencapai tujuan memberi

makan anak.

Kontribusi dukungan sosial terhadap strategi maternal feeding tergolong

kecil (12,4%). Dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi ibu pada saat

bekerja. Ibu merasa aman dan nyaman dalam bekerja tanpa memikirkan beban

tugas memberi makan anak. Dukungan sosial berpengaruh secara langsung

terhadap strategi penyediaan makanan sehat dan memberi hadiah. Nenek atau

anggota keluarga lainnya memiliki kecenderungan memberi hadiah dalam memberi

makan anak. Dukungan yang berupa penyediaan makanan sehat terkadang berbeda

perseptif antara ibu dengan nenek atau anggota keluarga lainnya yang mengasuh

anak. Perbedaan pendapat seperti memberi gula-gula, coklat, es krim yang sering

diberikan nenek pada anak (Eli dkk., 2018) Dukungan sosial hanya berpengaruh

terhadap strategi mengalihkan perhatian melalui tujuan maternal feeding. Korelasi

positif menunjukkan strategi tersebut sifatnya negatif namun para ibu masih sering

menggunakan strategi tersebut.

Analisis status sosial ekonomi menunjukkan income, status pekerjaan,

fleksiblitas waktu kerja tidak berpengaruh terhadap strategi maternal feeding.

Status pekerjaan responden belum memungkinkan dilakukan cluster sesuai dengan

pekerjaan yang spesifik. Misalnya pegawai bank, dokter, dan pekerjaan lainnya

yang menuntut ibu harus berada pada tempat kerja dengan disiplin yang tinggi.

xxi

Responden sebagian besar berprofesi sebagai pegawai pemerintah. Hal ini

menyebabkan hasil tidak berpengaruh secara signifikan meskipun peneliti telah

mengontrol status pekerjaan dan fleksibilitas waktu kerja. Temuan ini sejalan

Cardel dkk., (2012) bahwa status pekerjaan hanya berkorelasi dengan

meningkatnya pendapatan namun tidak berpengaruh terhadap variasi dalam

penyediaan makanan anak. Tingkat pendidikan hanya berpengaruh terhadap variasi

dan kreativitas penyajian makanan. Hasil ini mendukung Ansem dkk., (2014) yang

menyatakan pengaruh pendidikan terhadap strategi maternal feeding terutama pada

penyediaan makanan. Kondisi anak berpengaruh terhadap penggunaan hadiah.

Responden yang memiliki anak dengan problem perilaku makan cenderung

menggunakan hadiah dalam membujuk agar anak bersedia makan.

Temuan tambahan pada penelitian ini yaitu konstrak strategi maternal

feeding terdiri dari lima dimensi yaitu penyediaan makanan sehat, mengajarkan

manafaat nutrisi, variasi & kreativitas penyajian makanan, menggunakan hadiah

dan mengalihkan perhatian. Strategi memaksa anak untuk makan (pressure to eat)

dan membatasi terhadap akses makanan (restricition) dikeluarkan dari model

karena tidak memenuhi batas kriteria validitas dan reliabilitas. Hasil ini berbeda

dengan riset terdahulu strategi memaksa dan membatasi merupakan strategi yang

memiliki peran yang kuat dalam strategi maternal feeding (Lauzon-Gillain, 2012).

Responden jarang yang membatasi akses terhadap makanan tidak sehat maupun

membatasi untuk menjaga berat badan. Meskipun ibu mempersepsi berat badan

anak berlebih namun ibu tetap tidak membatasi asupan makanan anak. Hal ini

kemungkinan disebabkan adanya anggapan (subjective norm) anak yang gemuk

dipersepsi menggemaskan dan merupakan lambang kesejahteraan (Ibnu, Thaha, &

Jafar, 2013). Hal ini dapat memicu obesitas pada anak. Memaksa anak untuk makan

biasanya terjadi pada anak dengan problem perilaku makan. Anak yang dibiarkan

mengkonsumsi makanan ringan dengan porsi yang berlebihan dapat mengakibatkan

anak kehilangan selera pada saat jadwal makan utama. Ketika anak tidak memiliki

selera makan maka strategi yang sering digunakan yaitu memaksa atau

menggunakan hadiah. Penggunaan hadiah yang berupa makanan tidak sehat

mendukung anak mengkonsumsi junk food berlebih. Hal ini dapat berdampak pada

malnutrisi yang ditandai dengan berat badan kurang.

Keterbatasan penelitian terletak pada responden penelitian yang jumlahnya

masih terbatas, masih perlu jangkauan subjek yang lebih luas agar dapat dilakukan

klaster berdasarkan wilayah (kota, desa, pinggiran) dan etnik. Indonesia sangat luas

dan memiliki beragam budaya yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-

masing daerah. Responden penelitian ini belum mampu dilakukan cluster dari

berbagai profesi karena sebagian besar responden hanya menuliskan swasta dan

ASN. Kajian parenting terkait strategi memberi makan pada anak masih terbatas di

Makassar sehingga penting untuk mengkaji secara spesifik penataan budaya waktu

makan.

Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu memperluas responden penelitian

berdasar jumlah responden dan faktor demografik. Faktor demografik misalnya

daerah kota besar, daerah pinggiran, dan desa, budaya yang berbeda di Indonesia.

Mengkaji secara spesifik pengaruh beragam profesi ibu. Hal ini menarik untuk

diteliti lebih spesifik pengaruhnya terhadap strategi maternal feeding.

xxii

Penelitian terkait struktur lingkungan makan yang berbasis budaya

Makassar masih belum banyak dikaji sehingga masih relevan untuk diteliti lebih

spesifik. Lingkungan makan terstruktur masih perlu dikaji secara kualitatif khusus

pada anak yang mengalami problem perilaku makan, obesitas, maupun kekurangan

gizi. Selain itu, program pendidikan atau intervensi dapat dirancang untuk

menegakkan disiplin/aturan pada saat makan dengan metode experimental.

Problem perilaku makan pada anak berpengaruh terhadap strategi

menggunakan hadiah. Intervensi khusus untuk anak dengan problem perilaku

makan dengan menggunakan prinsip reinforcement/belajar asosiasi (contingency).

Hal yang penting dilakukan mengubah mindset seperti mengubah norma subjektif

dengan menggunakan strategi maternal feeding yang efektif (penyediaan makanan

sehat, variasi & kreativitas, dan mengajarkan manfaat nutrisi).

Saran untuk responden, perlunya ibu meningkatkan efikasi diri dengan

membekali diri seperti keterampilan managemen waktu, memasak, merencanakan

menu, dan lain sebagainya. Sebaiknya ibu menyediakan makanan sehat dengan

beragam jenis makanan dan kreatif dalam menyajikannya sesuai petunjuk piramida

makanan. Hal ini penting agar anak mengkonsumsi makanan sesuai pola makan

gizi seimbang. Ibu berperan penting dalam pengorganisasian dan pengaturan

lingkungan makan untuk membentuk pola perilaku makan sehat pada anak.

Menegakkan aturan secara konsisten dan disiplin menjadi hal yang penting

dilakukan. Pemilihan makanan dan tata cara memberi makan hendaknya

menyesuaikan dengan norma yang berlaku. Dukungan sosial membantu ibu dalam

memberi makan anak, namun perlu menyamakan persepsi mengenai makanan sehat

dan strategi yang digunakan dalam memberi makan anak dengan sumber dukungan

(nenek, suami, dana anggota keluarga lainnya). Menghindari atau meminimalkan

menggunakan strategi mengalihkan perhatian dan menggunakan hadiah.

Saran ditujukan pada dinas kesehatan, kader PKK (posyandu), pengelola

sekolah, dan pengelola tempat penitipan anak. Hasil penelitian ini mendukung

program Indonesia sehat yaitu gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS).

Strategi penyediaan makanan sehat, variasi & kreativitas penyajian makanan, dan

mengajarkan manfaat nutrisi yang dilakukan para ibu menjadi kunci keberhasilan

gerakan makan buah dan sayur yang dicanangkan pemerintah. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara memaparkan berbagai jenis makanan sehat termasuk buah

dan sayur. Ibu memberikan penjelasan manfaat buah dan sayur serta makanan

lainnya bagi tubuh dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Pengelola kantin

sekolah dan tempat penitipan anak hendaknya menyediakan makanan sehat yang

bervariatif. Ketersediaan buah di kantin sekolah hendaknya disajikan dengan cara-

cara yang menarik seperti ditampilkan dalam bentuk sate buah, jus buah, dan lain

sebagainya. Pengelola sekolah “fullday school” hendaknya memperhatikan

penyediaan makanan sehat apakah sudah memenuhi unsur nutrisi sesuai piramida

makanan. Pemberian snack hendaknya memperhatikan jenis makanan dan waktu

pemberian. Snack diberikan kurang lebih dua jam sebelum dan sesuah jadwal

makan siang. Jenis makanan ringan hendaknya memperhatikan unsur-unsur

kandungan nutrisi dan menghindari bahan pengawet, pemanis, pewarna, dan zat

yang berbahaya lainnya.

xxiii

SUMMARY

MATERNAL SELF-EFFICACY, MATERNAL ATTITUDE,

STRUCTURED MEALS ENVIRONMENT, AND SOSIAL SUPPORT AS

PREDICTORS OF MATERNAL FEEDING STRATEGIES ON WORKING

MOTHERS WITH MATERNAL FEEDING GOAL AS MODERATOR

The mother is the main key person in developing of healthy eating behavior

patterns in children (Ogden, 2014). The feeding strategi is a dominant predictor of

children's eating behavior (Scaoglioni, 2018). Feeding strategies means maternal

feeding strategies. The maternal feeding strategy is defined as a way of feeding

children that starting from planning, providing food, feeding the child, to thinking

about its impact (Savage, Fisher, & Birch, 2007). Children consume nutritious

foods that support their physical development and health, which is greatly

influenced by maternal feeding strategies.

Obstacles are faced by mothers so that they do not understand and

appreciate their role in feeding their children will be explained as follows. Mothers,

especially working mothers face time constraints in developing healthy eating

behavior patterns in children. Working mothers have to manage household affairs

and are responsible for completing tasks at work. Mother is faced with tight work

schedules and targets that must be achieved. Time constraints cause working

mothers to have difficulty managing the availability of healthy food and feeding

strategies for children (Morin, Demers, Turcote, & Mongeau, 2013). Maternal

limitations related to time constraints cause mothers to tend to choose practical,

easy and comfortable ways to prepare food and to use negative strategies.

The developing and habituating of eating behavior patterns in children

should start at an early age. Parents' tasks are related to specific developmental tasks

on eating behavior, including providing structure, availability of adequate nutrition,

stimulation, monitoring, teaching discipline, and facilitating children to be able to

self-regulate (Bradley 2007, in Holden 2014). The important role of mothers, is to

help socialize children so that they can fulfill the task of physical growth and mental

development. There are still many cases of malnutrition, indicating that the child is

not able to be independent and self-regulate properly. Mother has a hand in this

case. Obesity cases from year to year continue to increase in various countries

(Jacson, 2014). Indonesia is still among the top ten countries with high obesity rates.

Malnutrition has implications for both physical and mental health at present

and in the long term. The high rate of obesity is predicted to increase the risk of

degenerative diseases such as diabetes, heart disease, stroke and cancer. Obesity in

childhood has a strong relationship in adult life (Ogden, 2014). The problem of

obesity can have psychological consequences, namely marginalization and

stigmatization that have an impact on problems such as depression, self-esteem, and

low quality of life (Gray, Janicke, Wistedt & Dumont-Driscoll, 2010).

Undernutrition can lead to anemia. Anemia has an impact on children's health and

mental development. Anemia can affect children's learning achievement (Adriani

& Wirjatmadi, 2014).

xxiv

Maternal feeding strategies has an important influence on cases of

malnutrition. Most mothers have difficulty dealing with children who have

difficulty eating. Mothers working with multiple roles experience time constraints

in feeding their children (Savage, Fisher, & Birch, 2007). Mothers with excessive

workload experience stress so they are less sensitive to children's appetite (Berk,

2006). Apart from experiencing time constraints, mothers feel stressed and don't

know how to feed properly (Rifani, Suryanto, & Suminar, 2015). Therefore, It is

important to understand maternal feeding strategies and the factors that influence

working mothers.

Based on the results of a literature review regarding the maternal feeding

strategy, most researchers refer to parenting theory in determining the influencing

factors. The maternal feeding strategy is derived from parenting theory, namely

feeding practices (Bornstein, 2002; Holden, 2014). Referring to Maccoby (1992);

Darling & Steinberg, (1993) studied maternal feeding strategy shoud be studied in

the context of their belief, value / norms, and attitudes. The following describes

previous research related to factors that influence maternal feeding strategies.

Mother's self-efficacy is the best predictor of parenting practice (Sanders &

Woolley, 2005; Doaei et al., 2015; Morin, et al. 2013; Ernawati, et al., 2016;

Mitchell et al., 2009). Mitchell et al., (2009) reviewed maternal psychosocial factors

on child feeding strategies. Psychosocial maternal namely maternal satisfaction,

self-efficacy, anxiety and stress, and depression. Mother's emotion, child's

temperament, and mother's perception of the child's feeding experience are factors

that influence maternal feeding strategies (Hughes & Shewchuk, 2012). Attitude

factors influence maternal feeding strategies (Faith et al., 2004; Wright &

Jeanfreau, 2019; Swanson, 2011); Darling & Steinberg (1993)). Swanson uses a

social cognition theory approach in explaining the effect of attitudes on children's

eating behavior. The effect of maternal feeding goals is a factor that is closely

related to the maternal feeding strategy described by Hoffman et al., (2016);

Kiefner-Burmeister et al., 2014; Darling & Steinberg, 1993).

Environmental and cultural factors also influence mothers in feeding their

children. The duties and functions of mothers include providing a structured eating

environment and facilitating children to feel competent (Solchany, in Borstein,

2002). A structured eating environment makes the rules related to eating patterns

clear and standardized (Farkas & Grolnick, 2010). Time constraints cause mothers

to need social support from family to help them in feeding their children during

working hours. Social support can reduce the burden on the mother so that it reduces

stress and feels comfortable at work. Support can be in the form of emotional

support, instrumental such as providing children's food, feeding children, and so on.

Cultural factors and socioeconomic status also influence maternal feeding

strategies. The influence of culture is reflected in the values or rules that apply to a

society. The rules or norms that apply influence the mother in organizing and

managing the structure of the eating environment. Mothers make grandmothers as

a reference source in feeding their children (Savage, Fisher, & Birch, 2007). The

norms that apply in society can be subjective when applied in the family. This

subjective norm was explained using the planned behavior (TPB) theory approach.

TPB explains belief in the ability to control attitudes, behavior and subjective norms

xxv

(Azjen, 2005). Socioeconomic status factors such as parental education level,

employment status, income influence the maternal feeding strategy (Holden, 2014;

Based on the explanation regarding the factors that influence the maternal

feeding strategy above, namely the maternal self-efficacy, maternal attitudes,

maternal feeding goals, social support, emotions and satisfaction, environmental

factors such as a structured meals environment, social support, and culture and

socioeconomic status. Researchers have not found any literature that specifically

discusses the factors that influence maternal feeding strategies, especially for

working mothers who have early childhood in a comprehensive manner based on

parenting determinants.

Maternal feeding strategies are influenced by different cultures and feeding

guidelines in different countries and ethnicities. Experts suggest the importance of

considering cultural factors when studying feeding practices (Synnot, 2007).

Preliminary study that explore the factors of maternal feeding strategies with a

cultural background of Makassar, namely maternal self-efficacy, maternal attitudes,

structured meals environments, social support, and maternal feeding goals.The

variables mentioned above can be explained through several theoretical approaches

including parental cognition, self-determinism theory and planned behavior theory.

This approach integrates the concept of Maccoby (1992); Darling & Steinberg

(1993) which explains that maternal feeding strategies should study of beliefs

(maternal self-efficacy), maternal attitudes, and values with the concept of Grolnick

& Farkas (2010); Solchany, in Borstein, 2002).

Researchers want to examine empirically whether the variables of maternal

self-efficacy, maternal attitudes, structured meals environment, and social support

have an influence on the maternal feeding strategy through maternal feeding

feeding goals as moderator.

Method

This research is a cross-sectional survey. Data were collected in Makassar

City. The characteristics of the respondents are working mothers, having early

childhood, normal children (no clinical diagnosis eating disorder) living in the city

of Makassar. A total of 318 respondents have filled in the five scales that are the

measuring instrument of this study and only 295 have filled in them completely.

Data were collected in five kindergartens (TK) and PAUD in three districts using

cluster random sampling.

The instruments used were the scale of the maternal feeding strategy, the

scale of maternal feeding goals, the scale of maternal self-efficacy, the scale of the

structured meals environment, and the scale of social support. The scale was

developed by researchers themselves based on the results of preliminary research.

Preliminary research using the survey method with open questions. This research is

an exploration of constructs based on the Makassat cultural background. Indigenous

study conducted this research (Faturachman, et.al., 2017). The scale uses the Likert

method which consists of four alternative answer choices (always, often, rarely, and

rarely). The content validation was carried out by seven experts. The results of

xxvi

Aiken's V analysis show that the five scales meet the minimum limit rules so that

all items are declared valid.

The internal construct validation is carried out in two stages, namely;

exploratory factor analysis (EFA) and confirmatory factor analysis (CFA). The

results of the exploratory factor analysis of the five scales met the statistical criteria.

The next step is still the internal structure validation process using confirmatory

factor analysis (CFA). The results of the analysis show that the six scales meet the

psychometric property test so that the scale is ready to use.

Descriptive statistics are used to describe the socioeconomic status of the

respondents and descriptive analysis of the research variables. Socioeconomic

status includes; education level, employment status, flexibility in working time,

family income and children's health status. The research data were analyzed to

prove the hypothesis with the help of statistical techniques Part Least Square

(PLS3) through a computer program to test the hypothesis.

Result

In the initial analysis stage, the structural model does not meet the outer

model evaluation. Maternal self-efficacy, maternal attitudes, structured meals

environments, and social support with moderation of maternal feeding goals do not

affect the maternal feeding strategy. The major hypothesis is not proven. After re-

specifying the structural model by reducing the variables of maternal attitudes,

dimensions of pressure to eat and involvement, a new structural equation model is

proven. The reduction is done because it does not meet the outer model. The

structural model after being re-specified is that the maternal feeding strategy is

influenced by maternal self-efficacy, structured meals environment, and social

support with maternal feeding goals as the moderator.

The result of outer loading analysis shows that the factor loading value

moves from 0.561 to 0.930 so that the convergent validity is fulfilled. Discriminant

validity is indicated by the reliability of each variable with a value> 0.7.

Discriminant validity met the PLS assessment criteria with an average variance

extracted (AVE) value> 0.5. Two variables, namely maternal self-efficacy and

structured meals environment showed an AVE value <0.5 (not meeting the standard

criteria). This is acceptable because the composite reliability value is > 0.7

(Ghozali, 2014). The composite reliability value of each variable was maternal self-

efficacy of 0.839 and structured meals environment of 0.842. Based on the results

of the outer model analysis, it can be concluded that the validity of all scales is

good.

Inner model evaluation, R-square value is a goodness of fit model test. The

R-square value on each dimension of the maternal feeding strategy was classified

as weak, while for the maternal feeding goals it was classified as moderate. Based

on the results of the evaluation of the outer loading and inner model, it is concluded

that the model that has been respected is acceptable. Maternal self-efficacy,

structured meals environment, and social support through maternal feeding goal as

moderator affect the maternal feeding strategies.

Estimated maternal self-efficacy pathways had a significant direct effect (p

<0.05) on maternal feeding strategies. The indirect effect of maternal feeding on

xxvii

the relationship between the two was only significant (p <0.05) on reward and divert

attiontion. The effect of mother's self-efficacy on the maternal feeding strategy is

shown by an effect size of 28.2% (moderate). The effect of maternal self-efficacy

directly affects the providing of healthy food, teaches about nutrition, variety &

creativity in serving food, uses reward and divert attention. However, through

maternal feeding goals, the maternal self-efficacy only affects the use of reward and

divert attention.

The effect of the maternal attitude cannot be known because it does not meet

the outer model evaluation. The hypothesis of the effect of maternal attitudes on

maternal feeding strategies is not proven. Maternal attitude variables were reduced

from structural models.

Estimation of a structured meals environment directly has a significant

effect on maternal feeding strategies, namely providing healthy food, teaching

about nutrition, and variety & creativity. The maternal feeding goals moderates

both. A structured meals environment has an effect size of 33.6% (moderate) on the

maternal feeding strategy. A structured meals environment directly influences

strategies for teaching about nutrition, providing healthy food, and variety &

creativity. The maternal feeding goal is to moderate the structured eating

environment towards feeding strategies, teach about nutrition, variety & creativity,

use rewards and divert attantion.

Estimates of social support pathways only have a significant effect on

strategies for providing healthy food and reward. The maternal feeding goal is only

to moderate on divert attantion. Social support contributed 12.4% (weak) to the

maternal feeding strategy. Social support directly affects providing healthy food

and reward. However, maternal feeding goal were moderated, social support only

had an effect on diverting attention. The positive correlation on diverting attantion

shows that subjectively the norm of diverting attation is a strategy commonly used

by mothers.

The results of the analysis of the socioeconomic status factors showed the

level of education had an effect on the variation & creativity (t = -2,350, p = 0.19,

significant). There is an influence of the level of education on the variation &

creativity. Respondents with higher education were less varied and creative in

serving food than respondents with lower levels. Education level has no effect on

providing healthy food, teaching about nutrition, diverting attation, and reward

value t <1.96, p> 0.5, not significant.

Income, job status and working time flexibility have no effect on maternal

feeding strategies (providing healthy food, teaching about nutrition, variety &

creativity, diverting attention, and reward. The analysis results show the value of t

<1.96, p> 0.5, not significant. The child eating problem has an effect on using the

reward value t = -2.017, p = 0.045, significant. There is a difference in the strategy

of rewarding between children with behavior problems and children without eating

behavior problems. Mothers who have children who experience eating behavior

problems tend to use reward to persuade the child to be willing to eat. The child

eating problem does not affect the strategy of providing food, teaching about

nutrition, variety and creativity, and diverting attation.

xxviii

Discussion

Major hypothesis stating strategy maternal feeding influenced by maternal

self-efficacy, maternal attitudes, structured melas environment, and social support

through the maternal feeding goal as moderator were not proven. Maternal attitude,

the dimension of pressure to eat, the dimension of involvement are reduced from

the model. The influence of inconsistent maternal attitudes on behavior is a

criticism of TPB. This is because the attitude measurement is less specific to the

behavior to be measured (Ramdhani, 2011). Researchers have created a specific

measuring tool to measure construct of maternal attitude. The results of the

confirmatory factor analysis (CFA) show that the cognitive dimensions show low

discriminant and convergent validity. The cognitive dimension with the affective /

experiential dimension did not consistently measure maternal attitudes.

The pressure to eat dimension does not fit in the model. This is because

mothers in Makassar tend not to use strategies for pressure to eat. This can be

explained based on the results of preliminary study studies the dimensions of

pressuring to eat and restricting show a low percentage of <2%. This means that

mothers in Makassar rarely use these two strategies (Rifani et al., 2018). The

involvement dimension is reduced because it does not meet the loading factor

(<0.5).

The results of this structural model analysis reinforce the parental cognition

approach, self-determinism theory, planned behavior explaining the maternal

feeding strategy for working mothers who have early childhood. This result is

different from Maccoby (1992); Darling & Steinberg (1993) that the feeding

strategy conveys beliefs, values / norms, and attitudes. Attitude variable is not the

dominant predictor in this study. Beliefs and norms are significant predictors of

maternal feeding strategies. This is explained by the variables of maternal self-

efficacy, maternal feeding goal, structured meals environment that is influenced by

cultural factors (norms prevailing in society).

The explanation of the effect of each variable is explained in the path

estimation coefficient. A structured meals environment was the strongest predictor

that influenced maternal feeding strategies, followed by maternal self-efficacy and

social support. Although social support has a weak influence, deep social support

(SEM) has a contribution to estimate the model. Social support reduces stress and

increases the mother's feeling of comfort when working because the task of feeding

the child has been handled.

The efficacy has an effect of 28.2% on the maternal feeding strategy.

Maternal self-efficacy directly influences maternal feeding strategies. Mothers who

have strong beliefs tend to use effective strategies even without going through

maternal feeding goals. Maternal self-efficacy has contributed to teaching about

nutrition and variety & creativity. This result is in line with the results of previous

research (Vancouver & Thompson, William, 2001; Morin, et al. 2013; Ernawati,

Sudargo, & Lusmilasari, 2016). The indirect effect only occurs in the maternal

feeding strategy which is negative in nature (reward and diverting attention). This

means that mothers who believe that they are able to control their children by

relating maternal feeding goal will tend to use reward and divert attantion. Maternal

xxix

self-efficacy contributes to disvert attation and reward. For example, mothers have

difficulty feeding their children. The child chews slowly while the mother has to go

to the office. The way the mother takes is by motivating the child in relation to his

goals. If you want to be a soldier you have to eat a lot so that your body quickly

gets big and strong. The way the mother takes is by motivating the child in relation

to his goals. If you want to be a soldier you have to eat a lot so that your body

quickly gets big and strong.

Maternal attitudes towards maternal feeding strategies for working mothers

with early childhood are not the dominant predictors. The results of previous studies

explain the factors that influence the attitude of mothers in feeding their children,

namely child characteristics, age, birth order, and nutritional status (Birch & Fisher,

2000). This study did not control for these factors. Most mothers have a positive

perception of cognitive feeding activity. In fact, there are no mothers who do not

consider it important to feed their children (Rifani, Suryanto, & Suminar, 2015).

The possibility of this is the reason why attitudes do not vary so that it does not

meet the outer model analysis.

The structured meals environment has a fairly dominant influence on the

maternal feeding strategy (33.6%, moderate). A structured eating environment

directly or through maternal feeding goal has a positive effect on the maternal

feeding strategy. Positive strategies include providing healthy food, variety &

creativity, and teaching about nutrition. Maternal feeding strategies that are

negative in nature (reward and diverting attention) only have an effect through

maternal feeding goal. The more mothers are able to organize and manage the

structure of the eating environment, the more likely they are to use effective

maternal feeding strategies.

The mother determines the dietary rules for children due to cultural

influences. For example, the cultural rules of eating for the people of Makassar,

namely eating with family, sitting cross-legged, not standing. These rules are

currently often ignored (Sohrah, 2016). This can be seen in the behavior of mothers

in feeding their children by distracting them (while telling stories, taking walks,

watching TV / games). Society does not give social sanctions in this case so that

subjective norms apply. Subjective norms are explained using the TPB approach.

Social support is an environmental component that is described using a self-

determinism theory approach. Social support for working mothers is self-autonomy.

Mother feels independent when receiving social support from family. Feelings of

competence and self-autonomy in feeding children are two components that are

connected (relatedness). This motivates the mother to achieve feeding goals.

The contribution of social support to the maternal feeding strategy was

relatively weak (12.4%). Social support has meaningful meaning for mothers at

work. Mothers feel safe and comfortable at work without thinking about the burden

of feeding their children. Social support directly influences strategies for providing

healthy food and rewards. Grandmothers or other family members have a tendency

to give reward in feeding children. Support in the form of providing healthy food is

sometimes perceptive different between mothers and grandmothers or other family

members who care for children. Differences in opinion such as giving sweets,

chocolate, ice cream that are often given by grandmothers to children (Eli et al.,

xxx

2018) Social support only affects strategies to divert attention through maternal

feeding goals.

Analysis of socioeconomic status shows that income, employment status,

flexibility in working time do not affect the maternal feeding strategy. Respondents'

job status has not been clustered according to specific jobs, for example bank

employees, doctors, and other jobs that require mothers to be in a highly disciplined

workplace. Most of the respondents work as government employees. This causes

the results not to have a significant effect even though the researcher has controlled

for job status and work time flexibility. This finding is in line with Cardel et al.

(2012) that employment status only correlates with increased income but does not

affect variety and providing healthy food. The level of education only affects

variety and creativity. These results support Ansem, et al (2014) which states the

effect of education on maternal feeding strategies, especially in providing healthy

food. The child's condition affects reward. Respondents who have children with

eating behavior problems tend to use reward to persuade children to eat.

Additional findings in this study are that the maternal feeding strategy

construct consists of five dimensions, namely providing healthy food, teaching

about nutrition, variety & creativity, reward and diverting attention. Strategies for

pressuring to eat and restricition were excluded from the model because they did

not meet the criteria for validity and reliability. This result is different from previous

research that pressure to eat and restriction is a strategy that has a strong role in the

maternal feeding strategy (Lauzon-Gillain, 2012). Respondents rarely limit access

to unhealthy foods or limit their body weight. Even though the mother perceives

the child's excess weight, the mother still does not limit the child's food intake. This

is probably due to the opinion (subjective norm) that obese children are perceived

as adorable and are a symbol of welfare (Ibnu, Thaha, & Jafar, 2013). This can lead

to obesity in children. Children who consume snacks without restrictions may result

in excessive consumption of low-fiber foods. Pressuring to eat usually occurs in

children with eating behavior problems. Children who are allowed to consume

excessive portions of snacks can cause them to lose their appetite during the main

meal schedule. When children do not have an appetite, the strategy that is often

used is to pressure to eat or reaward. The use of reward in the form of unhealthy

food encourages children to consume excess junk food.

The limitations of the research are that the research respondents are still

small number, they still need a wider range of subjects so that clusters can be done

based on regions (city, village, suburb) and ethnicity. Indonesia is very broad and

has a variety of different cultures and has the characteristics of each region.

Respondents of this study have not been able to do clusters from various professions

because most respondents only write private and civil servants. Parenting studies

related to the strategy of feeding children are still limited in Makassar so it is

important to specifically examine the cultural arrangement of meal times.

Suggestions for further researchers are to expand research respondents

based on the number of respondents and demographic factors. Demographic factors

such as large urban areas, suburbs and villages, different cultures in Indonesia.

Assess specifically the influence of the various maternal professions. It is

interesting to study more specifically its effect on maternal feeding strategies.

xxxi

Research related to the structured meals environment based on the Makassar

culture has not been widely studied so it is still relevant to be studied more

specifically. Structured meals environments still need to be studied qualitatively,

especially in children who experience problems with eating behavior, obesity and

malnutrition. In addition, educational or intervention programs can be designed to

enforce discipline / rules when eating with experimental methods.

The problem of eating behavior in children affects the strategy of using

rewards. Special interventions for children with eating behavior problems using the

principle of reinforcement / learning association (contingency using reward). It is

important to change the mindset such as changing subjective norms by using

effective maternal feeding strategies (providing healthy food, variety & creativity,

and teaching about nutrition).

Suggestions for respondents are that mothers need to increase self-efficacy

by providing themselves with skills such as time management, cooking, menu

planning, and so on. It is recommended that mothers provide healthy food with

various types of food and be creative in serving them according to the directions of

the food pyramid. This is important so that children consume foods with a balanced

nutritional diet. The importance of the role of mothers in organizing and regulating

the eating environment to shape healthy eating behavior patterns in children. It is

important to enforce the rules consistently and discipline. Food selection and

feeding procedures should conform to the prevailing norms. Social support helps

mothers in feeding their children, however, it is necessary to equalize perceptions

about healthy food and the strategies used in feeding children with sources of

support (grandmother, husband, funds from other family members). Avoid or

minimize using distraction strategies and use rewards.

Suggestions are addressed to the health office, PKK cadres (posyandu),

school managers, managers and daycare centers. The results of this study support

the Healthy Indonesia program, namely gerakan masyarakat hidup (GERMAS).

Strategies for providing healthy food, variety & creativity, and teaching about

nutrition by mothers are the keys to the success of the government's fruit and

vegetable eating movement. This can be done by exposing various types of healthy

foods including fruits and vegetables. The mother explained the benefits of fruits

and vegetables and other foods for the body using simple language. Managers of

school canteens and child care centers should provide a variety of healthy foods.

The availability of fruit in the school canteen should be presented in interesting

ways, such as being displayed in the form of fruit satay, fruit juices, and so on. Full-

day school management should pay attention to the provision of healthy food,

whether it meets the nutritional elements according to the food pyramid. Giving

snacks should pay attention to the type of food and the time of giving. Snack is

given approximately two hours before and according to the lunch schedule. Types

of snacks should pay attention to the elements of nutritional content and avoid

preservatives, sweeteners, dyes, and other harmful substances. Giving snacks

should pay attention to the type of food and the time of giving. Snack is given

approximately two hours before and according to the lunch schedule. Types of

snacks should pay attention to the elements of nutritional content and avoid

preservatives, sweeteners, dyes, and other harmful substances. Giving snacks

xxxii

should pay attention to the type of food and the time of giving. Snack is given

approximately two hours before and according to the lunch schedule. Types of

snacks should pay attention to the elements of nutritional content and avoid

preservatives, sweeteners, dyes, and other harmful substances.