strategi komunikasi persuasif pengurus ......dulur jowo ku di perkuliahan. selalu memberikan...
TRANSCRIPT
1
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF PENGURUS
KOMUNITAS PUNKAJIAN DALAM MENGAJAK ANAK PUNK
UNTUK BERHIJRAH
(STUDI KASUS KOMUNITAS PUNKAJIAN DI BEKASI)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)
Oleh:
MILLATUN HANIFAH
NIM: 11150510000030
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1441 H
2
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Millatun Hanifah
NIM : 11150510000030
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF PENGURUS
KOMUNITAS PUNKAJIAN BEKASI DALAM
MENGAJAK ANAK PUNK UNTUK BERHIRAH adalah
benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan
kegiatan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada
dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan
plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya
Jakarta, 23 Oktober 2019
Millatun Hanifah
NIM 11150510000030
3
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF PENGURUS KOMUNITAS
PUNKAJIAN DALAM MENGAJAK ANAK PUNK UNTUK
BERHIJRAH
(STUDI KASUS KOMUNITAS PUNKAJIAN DI BEKASI)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
MILLATUN HANIFAH
NIM. 11150510000030
Dosen Pembimbing
ARTIARINI PUSPITA ARWAN, M.PSI
NIP. 198611092011012016
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
ABSTRAK
Millatun Hanifah, 11150510000030 Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus Komunitas Punkajian Bekasi dalam Mengajak Anak-Anak Punk Untuk Berhijrah
Pada umumnya anak-anak punk kurang mengetahui mengenai pengajian-pengajian ataupun soal keagamaan. Namun, Komunitas Punkajian Bekasi merupakan kumpulan anak-anak punk yang mengetahui mengenai keagamaan, sehingga Komunitas Punkajian Bekasi menjadi wadah untuk pembelajaran bagi anak-anak punk. Dengan demikian Komunitas Punkajian Bekasi memerlukan strategi komunikasi persuasif. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan bagaimana strategi psikodinamik, sosiokultural dan konstruksi makna Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-anak punk untuk berhijrah.
Teori yang digunakan dalam penerlitian ini adalah teori strategi komunikasi persuasif Melvin L. DefLeur dan Sandra Ball-Rokeach (1989). Teori ini menjelaskan tiga pendekatan dalam komunikasi persuasif, yakni: teori psikodinamik, teori sosiokultural dan teori konstruksi makna. Strategi psikodinamik menekankan pada pendekatan emosional dan faktor kognitif, strategi sosiokultural menekankan pada faktor luar individu yang memengaruhi perilaku seseorang, dan strategi konstruksi makna menekankan bahwa pengetahuan dapat mengubah perilaku.
Hasil penelitian ini adalah bahwa strategi psikodinamik Komunitas Punkajian Bekasi menggunakan pesan-pesan persuasi emosional seperti mengatakan bahwa mereka tidak akan menghakimi namun merangkul anak-anak punk agar mau berhijrah, penggunaan bahasa yang gaul namun sopan, proses sosialisasi yang efektif seperti mengadakan kajian serta memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan persuaded dengan cara tanya jawab yang interaktif baik saat bertatap muka atau melalui media sosial. Strategi sosiokultural Komunitas Punkajian Bekasi yaitu dengan menggunakan pakaian yang santai, memberikan fasilitas pendukung seperti alat untuk ibadah, lalu ulasan/ kesan dari orang terkemuka dan lingkungan pertemanannya. Strategi konstruksi makna menggunakan pemahaman sederhana dengan analogi juga slogan yang tertanam di hati jamaahnya.
Kata kunci: Strategi Komunikasi Persuasif, Komunitas Punkajian Bekasi, Punk
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi Robbil‟alamin, segala puji dan syukur bagi Allah
SWT yang telah memberikan begitu banyak berkat, sehat, dan
karunia, kasih sayang serta petunjuk yang telah membimbing setiap
saat, mengajari lewat kejadian yang telah diperbuat-Nya, untuk
mempelajari lautan ilmu-Nya, dan yang terpenting untuk
menyadari, mengetahui, mengingat dan menyaksikan akan
eksistensi-Nya setiap saat.
Shalawat serta salam semoga Allah curahkan kehadirat
junjungan baginda nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para
sahabat serta seluruh pengikutnya yang senantiasa berpegang teguh
terhadap ajaran dalam menjalankan agama Allah SWT. Semoga
kita termasuk umat-Nya yang mendapat syafaat di hari akhir nanti.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis selalu
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Baik itu berupa pikiran, tenaga, dorongan
moril maupun materiil. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
memperlancar penyelesaian skripsi ini. Untuk itu peneliti ucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis Burhanuddin Umar Lubis, Lc.,
M.A sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag sebagai
iii
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor M.Ag
selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Drs.
Cecep Castrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si sebagai Ketua dan Dr. H. Edy Amin
sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
beserta para staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu selama
penulis melakukan studi.
4. Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah mengarahkan seluruh mahasiswa KPI A
2015 untuk mengikuti kegiatan akademikk, serta memberikan
motivasi kepada penulis untuk tidak menyerah dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi sebagai Dosen Pembimbing,
terima kasih karena telah memberikan arahan, waktu, ilmu dan
motivasi selama proses penulisan skripsi ini berlangsung
sehingga bisa terselesaikan dengan baik.
6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah tulus mendidik dan memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Orang tua tercinta, penyemangat hidup penulis. Ayah, Ibu,
Kakak, Bang Ami dan keponakan tersayang Abdurrahman.
Terima kasih atas semua keihklasan doa dan kasih sayang serta
semangat yang telah diberikan kepada penulis. Skripsi ini
didedikasikan untuk kalian.
iv
8. Keluarga Besar Punkajian Bekasi yang telah mengizinkan
penulis melakukan penelitian ini. Khususnya Bang Miki, Bang
Rizki, Bang Iwan, Bang Wisnu dan Bang Gepeng yang telah
membantu, menginspirasi dan memberikan banyak sekali
pengalaman sehingga membuat pikiran penulis lebih terbuka.
9. Risha Shafira Deskhansa. Ca, terima kasih telah menjadi
teman berbagi dalam segala hal. Selalu memberikan inspirasi
dan motivasi penulis selama perkuliahan, penelitian juga
kehidupan pribadi. Always be my 24/7 ya ca.
10. Tasya yustina AA. Bom, terima kasih penulis ucapkan karena
telah memotivasi, menginspirasi, menemani, memberikan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Without you I‟m nothing. Maaf selalu “bergantung” dengan-
mu. I cannot describe how happy I‟m to be your “stupid”
friend.
11. Firda Nur Fildzah. Wil, terima kasih telah menjadi dulur jowo
ku di perkuliahan. Selalu memberikan pencerahan, inspirasi
dan motivasi dikala penulis butuh. Semoga impian-mu
terwujud satu persatu dan tetap membumi dalam keadaan
apapun.
12. Sivaul Fuadah. Teh, mojang Bandung-ku. Terima kasih telah
menjadi kakak dan teman yang baik. Terima kasih telah
menjadi pribadi yang menyenangkan dan menghibur penulis.
Semoga impian teteh terjun ke dunia kuliner segera terwujud
ya teh.
13. Seli Nursolihat. Pank, tak ada kata yang dapat diungkapkan
selain terima kasih. Sudah menghibur dengan candaan yang
v
kadang hanya dimengerti oleh diri sendiri saja. Namun hal
tersebut membuat penulis senang berteman dengan-mu.
Semoga segala impian tercapai dan tetap menjadi pribadi yang
apa adanya.
14. “Bidadari Surgaku” (Bunda, Pinoy dan Cece) terima kasih
karena telah menjadi pengingat ketika penulis butuh untuk
diingatkan. Walaupun baru mengenal satu tahun terakhir,
namun penulis berharap persaudaraan ini terus berlanjut
hingga kita bertemu di Surga Firdaus nanti, aamiin. Terima
kasih telah menjadi penyemangat selama ini.
15. Keluarga besar RDK FM. Terkhusus angkatan 2016, terima
kasih atas pengalaman, perjuangan dan pembelajaran yang
berharga yang terlah dilaui. Semoga sukses selalu.
16. Keluarga Music Director RDK FM. Ka Anggy, Tasya, Bima,
Aldi, Dinda dll. Terima kasih telah menghibur dan memotivasi
penulis agar cepat menulis penelitian ini dan lulus tidak bareng
kalian (Aldi, Bima, Dinda dll). Semangat kuliahnya, jangan
bolong-bolong lagi.
17. Crusita Maharani Syamsudin. Adikku, terima kasih telah
bersedia menjadi pendengar, penghibur, pemberi semangat
untuk penulis selama memasuki RDK FM hingga saat ini.
Sehat selalu, semangat dan sukses perkuliahannya hingga
akhir.
18. Keluarga besar KPI 2015. Terkhusus KPI A 2015, terima kasih
telah menjadi teman seperjuangan dan teman diskusi selama 4
tahun ini. Semoga selalu kompak dan seru.
vi
19. Saudara-saudaraku di MAN 7 (Ski, Neng, Mbot, Unah, Tias,
Umi, Bundo dan Firda), terima kasih untuk selalu berbagi
cerita, inspirasi dan semangat kepada penulis. Semoga selalu
dalam lindungan-Nya.
Demikian ucapan terima kasih yang penulis bisa sampaikan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan-kebaikan yang telah
diberikan oleh mereka. Meskipun terdapat banyak kekurangan dari
penyusunan penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan.
Jakarta, 23 Oktober 2019
Millatun Han
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................... 6
C. Batasan Masalah .......................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................ 7
E. Tujuan dan Manfaat Penulisan ..................................... 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu .......................................... 9
G. Metodologi Penelitian .................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................... 15
A. Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. Defleur
dan Sandra J. Ball Rokeach ......................................... 15
1. The Psychodinamic Strategy .................................... 15
2. The Sociocultural Strategy ....................................... 17
3. The Meaning Construction Strategy ........................ 18
B. Strategi ......................................................................... 19
C. Komunikasi .................................................................. 21
1. Pengertian Komunikasi ............................................ 21
2. Unsur-Unsur Komunikasi ........................................ 23
D. Komunikasi Persuasif .................................................. 26
1. Pengertian Komunikasi Persuasif ............................ 26
2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif ......................... 28
E. Komunitas .................................................................... 32
F. Punk ............................................................................. 36
1. Pengertian Punk ....................................................... 36
viii
2. Jenis-Jenis Punk ....................................................... 37
G. Hijrah ........................................................................... 40
1. Pengertian Hijrah ..................................................... 40
2. Motif Pelaku Hijrah ................................................. 40
BAB III GAMBARAN UMUM ...................................................... 43
A. Sejarah Komunitas Punkajian Bekasi .......................... 43
B. Visi dan Misi ................................................................ 49
C. Kegiatan Komunitas Punkajian Bekasi ........................ 51
BAB IV TEMUAN PENELITIAN .................................................. 55
B. Punk dan Dakwah ........................................................ 57
C. Hambatan Komunitas Punkajian Bekasi ...................... 60
D. Strategi Persuasif Komunitas Punkajian Bekasi .......... 68
E. Kisah Inspiratif ............................................................. 73
BAB V PEMBAHASAN ................................................................ 81
A. Strategi Psikodinamik Komunitas Punkajian
Bekasi dalam Mengajak Anak Punk Untuk
Berhijrah ...................................................................... 81
B. Strategi Sosiokultural Komunitas Punkajian
Bekasi dalam Mengajak Anak Punk Untuk
Berhijrah ...................................................................... 97
C. Strategi Konstruksi Makna Komunitas Punkajian
Bekasi dalam Mengajak Anak Punk Untuk
Berhijrah ...................................................................... 108
BAB VI SIMPULAN & SARAN .................................................... 111
A. Simpulan ...................................................................... 111
B. Implikasi ...................................................................... 112
C. Saran ............................................................................ 113
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 115
LAMPIRAN ......................................................................................... 119
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Logo Punkajian Bekasi ........................................ 46
Gambar 3.2 : Website Resmi Punkajian Bekasi......................... 47
Gambar 3.3 : Profil Instagram Punkajian Bekasi ....................... 48
Gambar 3.4 : Profil Facebook Punkajian Bekasi ....................... 48
Gambar 3.5 : Profil Youtube Punkajian Bekasi ......................... 49
Gambar 3.6 : Kajian Bulanan Punkajian Bekasi ........................ 51
Gambar 3.7 : Kajian Pekanan Punkajian Bekasi ........................ 52
Gambar 3.8 : Punkajian On The Street ...................................... 53
Gambar 3.9 : Nongkrong Berfaedah .......................................... 54
Gambar 3.10 : Kegiatan Sebar Jumat ........................................... 54
Gambar 5.1 : Ustad Derry Sulaiman Sebagai Narasumber
Nongkrong Berfaedah .......................................... 89
Gambar 5. 2 : Komunitas Punkajian Membagikan Iftar ............. 92
Gambar 5. 3 : Poster Kajian Komunitas Punkajian Bekasi ......... 93
Gambar 5. 4 : Komunitas Punkajian Bekasi Berdakwah
Kepada Anak-Anak Punk dengan
Menggunakan Pakaian Kasual ............................. 97
Gambar 5. 5 : Ustad Aditya Abdurrahman Menggunakan
Pakaian Kasual Saat Bedah Buku ........................ 99
Gambar 5. 6 : Komunitas Punkajian Bekasi Memberikan
Makanan Sebagai Strategi Untuk Membuka
Jalan Dakwah Kepada Anak-Anak Punk ........... 100
Gambar 5. 7 : Komunitas Punkajian Bekasi Memberikan
Iqro dan Mukena Untuk Anak-Anak Punk
Bogor .................................................................. 101
x
Gambar 5. 8 : Komunitas Punkajian Bekasi Memberikan
Tempat Tinggal Untuk Anak Punk di Bogor ..... 102
Gambar 5. 9 : Ustad Farid Ahmad Okhbah, MA
Menyampaikan Kesan Terdahap Komunitas
Punkajian Bekasi ................................................ 103
Gambar 5. 10 : Tengku Wisnu Menyampaikan Kesan
Terdahap Komunitas Punkajian Bekasi ............. 104
Gambar 5. 11 : Chef Haryo Pramoe Menyampaikan Kesan
Terdahap Komunitas Punkajian Bekasi ............. 106
Gambar 5. 12 : Slogan Komunitas Punkajian Bekasi ................. 109
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 : Identitas Narasumber .................................................. 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan aktivitas yang bersifat urgent di dalam
agama Islam, karena dengan dakwah, Islam dapat tersebar serta
diterima oleh masyarakat. Dakwah juga berfungsi untuk menata
kehidupan yang agamis menuju keharmonisan dan kebahagiaan
masyarakat. Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu
kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku
dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik individual maupun
kelompok supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian,
kesadaran sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran
agama yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur
paksaan.1
Disinilah peran dakwah diharapkan dapat menyadarkan
manusia akan arti hidupnya. Melalui penyampaian pesan
dakwah yang tepat seorang pendakwah dapat membantu sesama
manusia untuk lebih menghargai pemberian Illahi atas
kehidupannya dengan saling mengingatkan untuk melakukan
hal-hal yang baik dan bermanfaat.
Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur‟an, surah Ali-Imran
ayat 104 yang berbunyi:
1 H.M Arifin. Psikologi Dakwah. (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 17.
2
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang
yang beruntung.
Umumnya ada tiga metode dakwah yang dapat dilakukan
oleh seorang muslim, yaitu:2
a. Dakwah bi Al-Lisan adalah dakwah yang dilaksanakan
melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-
ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain-lain.
b. Dakwah bi Al-Hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata
yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan tindakan
amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya
dapat dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai
objek dakwah.
c. Dakwah bi Al-Qalam, adalah dakwah melalui tulisan yang
dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar,
majalah, buku, maupun internet.
Berdasarkan tiga metode tersebut, bi al-lisan menjadi salah
satu metode yang sering digunakan dari dulu hingga sekarang.
Melalui ucapan, seseorang memiliki potensi untuk
mengingatkan sekaligus mengajak orang lainnya untuk berbuat
suatu kebaikan. Atau paling tidaknya kita dapat mengingatkan
2 Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah (Jakarta: AMZAH, 2009), h. 11.
3
orang tersebut bahwa apa yang dilakukanya adalah hal yang
buruk. Dalam Agama Islam sendiri, mengajak seseorang dalam
kebaikan sudah merupakan definisi umum dalam kegiatan
berdakwah yaitu ajakan untuk berbuat baik.
Dalam surah Ali-Imran ayat 104, Allah SWT memerintahkan
hendaknya diantara manusia ada kelompok yang menyeru
kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dakwah
adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan
menyempurnakan umat manusia agar tetap beriman kepada
Allah, dangen menjalankan syariat-Nya sehingga mereka akan
menjadi manusia yang hidup di dunia dan akhirat.3
Mad‟u atau objek dakwah merupakan sasaran dakwah, tertuju
pada masyarakat luas, mulai diri pribadi, keluarga, kelompok,
baik yang menganut Islam maupun tidak, dengan kata lain
manusia secara keseluruhan. Namun pada saat ini banyak
kegiatan-kegiatan dakwah hanya dilakukan terhadap kelompok-
kelompok tertentu saja seperti kelompok elit dan masyarakat
yang sudah mulai paham ajaran Islam. Ada salah satu kelompok
yang jarang sekali disentuh oleh pendakwah adalah komunitas
anak punk. Oleh karena itu da'i harus menyentuh mereka agar
kegiatan dakwah bisa mencakup keseluruhan lapisan masyrakat.
Selanjutnya penulis melihat adanya salah satu komunitas
punk bernama Punkajian, sebuah komunitas kajian kecil di Kota
Bekasi. Komunitas ini terdiri dari orang-orang yang dahulu
merupakan anak punk. Komunitas ini terbentuk karena memiliki
3 Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah. (Surabaya: Al-ikhlas,
1983), h. 20
4
kesamaan latar belakang, yaitu sama-sama menyukai musik dan
beberapa diantaranya memiliki band yang tumbuh di lingkungan
musik underground. Musik underground atau musik bawah
tanah merupakan sebuah gerakan musik yang tidak beraturan,
keras, kasar dan tidak senonoh4. Punkajian merupakan
kepanjangan dari anak-anak Punk yang mulai Ngaji. Selain
memiliki kesamaan sebagai mantan pemusik, juga memiliki
kenakalan yang hampir sama. Maka dari itu komunitas ini
memiliki tekad untuk bersama-sama menjadi lebih baik. Seperti
tagline yang diusung, yaitu “Menjadi Baik Adalah Proses”
(MBAP).5
Komunitas Punkajian ini didirikan pada tahun 2016 dan
hanya berbasis di Bekasi. Komunitas Punkajian ini berdiri
dengan mengedepankan tali persahabatan dan proses khususnya
anak-anak Punk dan anak jalanan. Secara bahasa punk adalah
sumbu, seorang (pemuda) yang tidak berpengalaman, berarti
buruk.6 Rendah, geretan, orang ceroboh, semberono, ugal-
ugalan.7 Anak punk identik dengan stigma negatif dan terkesan
jauh dari pendidikan agama. Dalam pikiran masyarakat ketika
mendengar kata itu yang terbayang adalah kenakalan dan
kerusuhan, kita semua pasti pernah melihat sekelompok
komunitas yang berkeliaran di lampu merah, halte, kolong
4 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/underground/ diakses pada 18
April 2019, pukul 08.46 WIB 5 http://punkajian.net/2018/03/12/inilah-kami-punkajian-bekasi/ diakses pada
9 April 2019, pukul 02:13 WIB 6 Jhon M. Echols, Hassan Shandly. Kamus Inggris Indonesia. (Jakarta:
Gramedia, 1997), h. 456 7 S. Wojowosito. Kamus Umum Lengkap. (Bandung: Penerbit Pengarang,
1976), h. 312
5
jembatan serta tempat-tempat lainnya yang biasa dijadikan
tempat nongkrong kelompok yang bergaya ala punk.
Menurut Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach yang
ditulis dalam buku karya Soleh Soemirat yang berjudul
Komunikasi Persuasif, strategi komunikasi persuasif terbagi
menjadi 3, yaitu: 1) The Psychodynamic Strategy, 2) The
Sociocultural Strategy, dan 3) The Meaning Construction
Strategy. The Psychodynamic Strategy atau Strategi
Psikodinamika dipusatkan pada faktor emosional atau faktor
kognitif. Salah satu asumsi dasarnya bahwa faktor-faktor
kognitif berpengaruh besar pada prilaku manusia. The
Sociocultural Strategy berasumsi bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh kekuatan luar diri individu. The Meaning
Construction Strategy berfokus pada pengetahuanlah yang dapat
memengaruhi perilaku.8
Alasan penulis memilih Komunitas Punkajian Bekasi sebagai
objek penelitian ialah karena keunikan dan cara mereka
mengajak anak-anak punk untuk berhijrah dan meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Contohnya, komunitas ini
sering turun ke jalan menyampaikan pesan-pesan dakwah
kepada anak punk, tidak hanya berdakwah mereka juga
membagikan makanan, minuman buku dan pakaian sebagai
salah satu cara untuk membantu proses untuk berhijrah. Setiap
satu pekan sekali Komunitas Punkajian Bekasi mengadakan
kajian atau belajar bersama yang dipimpin oleh seorang Ustad
8Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 8.30
6
setiap rabu malam. Pada hari jum‟at, mereka selalu bersedekah
membagikan makanan dan minuman gratis untuk para jamaah
shalat Jum‟at khusunya di Kota Bekasi. Komunitas ini bahkan
memberikan fasilitas rumah gratis bagi anak-anak punk yang
tidak memiliki tempat tinggal dan untuk belajar agama Islam.
Ketika musibah yang terjadi di Lombok dan palu beberapa
waktu lalu, Komunitas Punkajian Bekasi melakukan
penggalangan dana dan langsung menyalurkan ke lokasi
bencana. Seluruh kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara
agar bisa merubah stigma masyarakat bahwa anak-anak punk
juga sama dengan manusia biasa.
Maka berdasarkan penjelasan latar belakang itu lah penulis
ingin melihat lebih dalam mengenai strategi yang digunakan,
mengingat berbedanya tempat berdakwah yang dilakukan oleh
Komunitas Punkajian Bekasi, namun tetap banyaknya netizen
yang pro terhadap metode dakwahnya. Berdasarkan hal tersebut
penulis ingin melihat bagaimana STRATEGI KOMUNIKASI
PERSUASIF PENGURUS KOMUNITAS PUNKAJIAN
DALAM MENGAJAK ANAK PUNK UNTUK
BERHIJRAH (STUDI KASUS KOMUNITAS PUNKAJIAN
DI BEKASI).
B. Identifikasi Masalah
Pada umumnya tempat berdakwah sering sekali dilakukan di
masjid. Namun, Komunitas Punkajian Bekasi berdakwah di
jalan-jalan atau tempat berkumpul anak-anak punk. Berdasarkan
hal tersebut, penulis ingin melihat strategi dakwah yang
7
dilakukan oleh Komunitas Punkajian Bekasi sehingga dapat
mencapai konsistensi sejak 3 tahun hingga sekarang. Selain itu,
walaupun komunitas ini berdakwah dikepada mad‟u yang tidak
biasa, cukup banyak yang pro terhadap metode dakwahnya.
Dapat diketahui dari akun social media nya di Instagram ia
sudah memiliki 8753 followers.9.Maka dari itu penulis ingin
melihat bagaimana STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF
PENGURUS KOMUNITAS PUNKAJIAN DALAM
MENGAJAK ANAK PUNK UNTUK BERHIJRAH (STUDI
KASUS KOMUNITAS PUNKAJIAN DI BEKASI).
C. Batasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan yaitu strategi komunikasi
persusasif pada Komunitas Punkajian Bekasi sebagai
komunikator dalam berdakwah dan juga mengajak kebaikan
anak-anak punk sebagai komunikan atau mad‟u melalui
komunikasi persuasif. Pembatasan ini dilakukan agar penulis
menjadi fokus dan terarah dalam memproses pencarian data.
Selain itu, pembatasan masalah ini berguna untuk menghindari
perluasan pembahasan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang akan dibahas, maka
penulis merumuskan masalahnya, yaitu “Bagaimana strategi
komunikasi persuasif komunitas punkajian dalam mengajak
9 https://www.instagram.com/punkajian_bekasi/?hl=id diakses pada 15 Juli
2019, pukul 11.07 WIB
8
anak punk untuk berhijrah?” Adapun pertanyaan turunan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi psikodinamik Komunitas Punkajian
Bekasi dalam mengajak anak-nak punk untuk berhijrah?
2. Bagaimana strategi sosiokultural Komunitas Punkajian
Bekasi dalam mengajak anak-anak punk untuk berhijrah?
3. Bagaimana strategi konstruksi makna Komunitas
Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-anak punk untuk
berhijrah?
E. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini dapat menjawab sesuai dengan
rumusan masalah, yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi psikodinamik
Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-anak
punk untuk berhijrah.
b. Untuk mengetahui bagaimana strategi sosiokultural
Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-anak
punk untuk berhijrah.
c. Untuk mengetahui bagaimana strategi konstruksi makna
Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-anak
punk untuk berhijrah.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara praktis
Penulisan ini diharapkan menjadi informasi yang dapat
menambahkan wawasan dan memberikan masukan positif
9
bagi mahasiswa, masyarakat, dan bagi pihak-pihak yang
terkait dalam mengetahui tentang strategi komunikasi
persuasif Komunitas Punkajian Bekasi dalam berdakwah
untuk anak-anak punk. Serta memberikan informasi dan
masukan pengetahuan untuk penelitian serupa di masa
yang akan datang.
b. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bentuk kontribusi
penulisan terapan dan memperkaya ilmu di bidang
komunikasi, khususnya dalam memahami bagaimana
strategi komunikasi persuasif Komunitas Punkajian Bekasi
dalam berdakwah untuk anak-anak punk serta memahami
yang menjadi sasaran dalam penyampaian pesan tersebut.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Untuk menghindari segala bentuk plagiat, dalam penulisan
laporan penellitian ini telah dikaji di perpustakaan. Dalam
kajiannya, penulis telah menemukan hasil penulisan terdahulu
yang membahas tentang strategi dakwah, yaitu:
1. Skripsi berjudul, Gaya Komunikasi Komunitas “Punk
Muslim” Surabaya, oleh Ade Damarta Duni Mahasiswi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, program studi Ilmu Komunikasi,
pada tahun 2018. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ade Darmata Dunia sama-sama
menggunakan metodologi Kualitatif dan teknik pengumpulan
data sama-sama dengan menggunakan observasi, wawancara,
10
dan dokumentasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ade Darmata Dunia ialah teori yang
digunakan, teori yang digunakan adalah teori interaksi
simbolik. Sedangkan penelitianan yang digunakan penulis
menggunakan teori strategi komunikasi persuasif. Setelah
dilakukan analisis diperoleh hasil bahwa hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa gaya komunikasi yang dilakukan di
komunitas “Punk Muslim” Surabaya merujuk pada gaya
argumentatif.
2. Skripsi yang berjudul, Pengaruh Pengajian Terhadap Sikap
keberagamaan Komunitas Punk Muslim Diterminal
Pulogadung Jakarta Timur, oleh Yeti Nurhayati mahasiswi
Universitas Islam Negri Jakarta Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi pada tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh pengajian terhadap perubahan sikap
keberagamaan pada Komunitas Punk Muslim. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeti
Nurhayati sama-sama menggunakan metodologi Kualitatif
dan teknik pengumpulan data sama-sama dengan
menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah dilakukan analisis diperoleh hasil bahwa Pengajian
telah banyak merubah sikap dari komunitas punk yang
semula sangat akrab dengan narkoba dan free sex. Sekarang
anggota punk muslim hidup normal sebagaimana manusia
yang lain dan sebagaihamba Allah SWT.
11
3. Penelitian yang dilakukan oleh Bustomi Aripin yang berjudul
“Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour
Tangerang dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di
Kota Tangerang)”, tahun 2016. Masalah dalam penelitian ini
adalah perlunya penggunaan strategi komunikasi persuasif
oleh volunteer Earth Hour dalam melaksanakan gerakan
untuk mengajak masyarakat hemat energi sebagai urgensi
pemanasan global. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1) strategi psikodinamika diterapkan dengan
melibatkan emosi untuk melihat fenomena lingkungan, 2)
strategi sosiokultural diterapkan dengan memanfaatkan
kedekatan volunteer dengan teman atau keluarga untuk
menyebarkan kesadaran hemat energi, 3) strategi the
meaning construction diterapkan dengan kampanye langsung.
Persamaan dengan penelitian ini adalah pengunaan strategi
komunikasi persuasif Melvin L. DeFLeur dan Sandra J. Ball-
Rokeach. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek
penelitian, yaitu pengurus Komunitas Terang Jakarta, serta
penelitian ini meneliti implementasi strategi pada new media.
G. Metodologi Penelitian
1. Paradigma penelitian
Penulis menggunakan paradigma konstruktivis.
Pradigma konstruktivis meneguhkan asumsi bahwa indivdu-
individu selalu berusaha memahami dunia dimana mereka
hidup dan bekerja. Mereka mengembangkan makna-makna
subjektif atas pengalaman-pengalaman mereka, makna yang
12
diarahkan pada objek atau benda tertentu.10
Penelitian
konstruktivis digunakan penulis karena ingin mengamati
secara mendalam pada subjek dan objek penelitian.
2. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berupaya untuk
menghimpun, mengolah, dan menganalisa data secara detail
dan mendalam. Penelitian kualitatif melihat subjek dan objek
penelitian berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan dan
berusaha mencari makna yang terkandung di dalamnya.11
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian
fenomena yang kontemporer secara utuh dan menyeluruh
sesuai dengan kondisi sebenarnya, dengan menggunakan
berbagai sumber data, dan dilakukan pada kondisi yang
sebenarnya, dengan pendekatan penelitian naturalistik.12
Penelitian studi kasus dipilih oleh penulis dengan
berfokus pada suatu kasus dimana strategi komunikasi
persuasif yang dilakukan oleh Komunitas Punkajian Bekasi
dapat mengajak mad‟u untuk menuju kebaikan, maka
diperlukan pengumpulan data dari informan agar dapat
mengetahui dan memahami peristiwa yang terjadi.
10
Jhon W. Creswell, Research Design: Pendekata Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 11. 11
Lexy J. Moloeng, Metode Penulisan Kualitatif (Bandung: PT Rosda Karya,
2005), 13. 12
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013), 121
13
Berdasarkan pengertian di atas, maka pada penulisan ini
penulis akan mengamati dan melakukan teknik pengumpulan
data wawancara, dokumentasi, dan observasi pada Komunitas
Punkajian Bekasi untuk melihat bagaimana strategi
komunikasi persuasif dalam berdakwahnya.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun penelitian ini telah dilaksanakan di Perumahan
Villa Indah Asri, Kota Bekasi Utara. Sedangkan waktu
penelitian telah dilaksanakan terhitung mulai dari bulan Juni
2019 – Agustus 2019.
5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis model yang dipopulerkan oleh
Miles dan Huberman, diantaranya adalah:
a. Pengumpulan data
Data dikumpulkan berdasarkan teknik pengumpulan
data yang meliputi observasi, wawancara mendalam,
mencatat dokumen dan studi pustaka.
1) Observasi
Observasi telah dilakukan sebanyak 4 kali,
terdiri atas observasi langsung dan tidak langsung.
Observasi langsung dilakukan dua kali pada tanggal 30
Juli 2019 dan tanggal 3 Juli 2019. Observasi tidak
langsung dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
tanggal 27 Mei 2019 dan tanggal 1 Juli 2019.
2) Wawancara
Wawancara telah dilakukan sebanyak dua kali,
yaitu pada tanggal 15 Agustus 2019 dan tanggal 25
14
Agustus 2019. Pada tanggal 15 Agustus 2019 penulis
mewawancarai 3 narasumber, yang terdiri atas Ketua
(Miki Kosasih), Sekjen (Rizki Agung Kurniawan) dan
Anak punk dan artist tato (Zam Zami Ridwan). Pada
tanggal 25 Agustus 2019 penulis mewawancarai 2
narasumber, yaitu Wisnu Dzul Cahyo (Seksi
Dokumentasi) dan Gugun atau Gepeng (Anak Punk)
b. Reduksi data
Merupakan seleksi atau pemilihan data,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian
rupa hingga kesimpulan dan verifikasi. Penulis
melampirkan dalam bab 4.
c. Penyajian data
Dalam penyajian data ini, seluruh data dilapangan
yang berupa hasil wawancara dan dokumentasi akan
dianalisis sesuai dengan teori yang telah dipaparkan
sebelumnya. Penulis melampirkan dalam bab 5.
d. Penarikan kesimpulan13
Penarikan kesimpulan merupakan hal yang sangat
penting sebagai upaya untuk melakukan justifikasi temuan
penelitian. Justifikasi dilakukan dengan cara menarik
hubungan dari latar belakang masalah dan tujuan
penelitian untuk mencari jawaban hasil penelitian yang
selanjutnya dianalisis. Dengan demikian kesimpulan
merupakan penegasan dari temuan penelitian yang telah
dianalisis.
13
Lexy J. Moloeng, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 103.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. Defleur dan
Sandra J. Ball Rokeach
1. The Psychodinamic Strategy
The Psychodinamic Strategy atau Strategi Psikodinamika
dipusatkan pada faktor emosional atau faktor kognitif. Salah
satu asumsi dasarnya bahwa faktor-faktor kognitif
berpengaruh besar pada prilaku manusia. Esensinya bahwa
pesan yang efektif mampu mengubah fungsi psikologis
individu dengan berbagai cara, dimana sasaran merespon
secara terbuka dengan bentuk prilaku seperti yang diinginkan
persuader. 1
Menurut Greenwald, sebagaimana dikutip oleh
Werner J. Severin & James W. Tankard Jr bahwa dalam
kasus persuasi tertentu penerima pesan
mempertimbangkannya, menghubungkannya dengan sikap-
sikap, pengetahuan, dan perasaan yang ada. Dalam
melakukan hal itu, penerima pesan mengulang-ngulang
materi kognitif yang telah tersimpan.2
Strategi psikodinamika didasari oleh asumsi bahwa: (1) ciri-
ciri biologis manusia itu merupakan hal yang diwariskan, (2)
terdapat sekumpulan faktor lain yang bersifat mendasari
1Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 8.30. 2Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode, dan Terapan di dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 203
16
bagian dari biologis dan merupakan hasil belajar, seperti
pernyataan dan kondisi emosional, dan (3) terdapat
sekumpulan faktor yang diperoleh atau dipelajari yang
membentuk struktur kognitif individu. Oleh karena itu bagi
manusia, faktor organisme (dalam teori S-O-R), merupakan
hal yang kompleks, yang terbentuk dari unsur biologis,
emosional dan komponen kognitif yang memberikan arahan
pada respon yang akan diberikan terhadap stimulus atau
rangsangan yang diterimanya.3
Dengan kata lain, untuk komunikasi persuasif yang efektif
terletak dalam belajar hal yang baru, dengan dasar informasi
yang diberikan oleh persuader. Asumsi tersebut akan
mengubah struktur internal psikologis individu, seperti
kebutuhan, rasa takut, sikap, dan lain-lain yang hasilnya
tampak pada prilaku yang tampak.4
Kondisi psikologis internal yang berpengaruh pada perilaku
adalah disonansi kognitif. Kebutuhan untuk menjalani dunia
yang konsisten adalah faktor motivasi yang kuat membentuk
perilaku kita. Jika seseorang mendeteksi ketidakkonsistenan
dalam keyakinan, sikap, atau perilaku maka hal tersebut akan
menjadi dorongan untuk mengubah apa yang sedang
dilakukan untuk mengembalikan konsistensi.5
3Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 8.30 4 Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif. h. 8.27.
5 Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif. h. 8.31
17
2. The Sociocultural Strategy
The Sociocultural Strategy atau Strategi Sosiokutural
didasari oleh asumsi bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh kekuatan dari luar diri individu. Perilaku seseorang
dikendalikan oleh harapan sosial yang ada dalam sistem
sosial di mana kita berinteraksi dengan orang lain lebih dari
kecenderungan internalnya.6 Setiap kelompok dimana
seseorang menjadi anggota memberikan serangkaian kendali
yang kuat untuk mengendalikan orang tersebut, seperti
norma, peran yang diberikan, sistem rangking, dan
menyetujui sistem kontrol sosial.
Pendekatan sosiokultural dalam komunikasi adalah
bagaimana pengertian, makna, norma, peran dan aturan yang
bekerja dan saling berinteraksi dalam proses komunikasi.
Suatu realitas dibangun melalui proses interaksi yang terjadi
di kelompok, masyarakat dan budaya. Makna dari kata-kata
dalam situasi sosial yang sesungguhnya menjadi sangat
penting, juga pola-pola perilaku dan apa yang dihasilkan dari
interaksi.7
Untuk menetapkan strategi, kelompok social
menyediakan pengertian kultur tentang perilaku yang cocok,
yang melukiskan harapan-harapan dalam suatu tindakan, agar
seseorang mendapatkan tempat. Kuncinya adalah pesan harus
6 Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h.8.34 7 Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa. (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), h. 51-52.
18
ditentukan dalam konsensus bersama.8 Yang juga penting
untuk diperhatikan, seseorang akan termotivasi untuk
bergabung ke dalam kelompok yang paling menarik atau
memberikan keuntungan di mana ia menjadi anggota, dan
kelompok di mana ia berasal dan berada akan menunjukkan
identitas sosialnya.
Strategi sosiokultur yang efektif dibutuhkan karena
pesan persuasif menegaskan pada individu tentang
aturanaturan bagi pelaku sosial atau syarat-syarat kultur
untuk bertindak, yang akan mengatur aktivitas. Dalam
strategi ini, persuader menegaskan kepada persuade tentang
aturanaturan bagi pelaku sosial, jika pengertian telah dicapai,
tugas berikutnya adalah mendefinisikan kembali syarat
tersebut.9
3. The Meaning Construction Strategy
Menurut strategi ini, pengetahuan dapat memengaruhi
perilaku. Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan
pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang
dapat diingat. The meaning construction strategy
diimplementasikan dengan cara mengkonstruksi makna.
Persuader berupaya memberikan pengetahuan mengenai
sesuatu kepada orang yang dipersuasif dari lingkungan
sekitar atau berita-berita yang beredar menimbulkan suatu
8Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 8.32 9 Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif. h. 8.27-8.28
19
pengertian dalam benak masyarakat bahwa hal tersebutlah
yang harus diikuti, yang juga diinginkan oleh persuader.10
Pada strategi ini persuader berupaya untuk memanipulasi
makna, untuk mempermudah orang yang dipersuasif dalam
memahaminya. persuader juga memberikan perumpamaan-
perumpamaan terhadap suatu makna. Namun, tidak
mengurangi arti dan pengertian aslinya.
B. Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani Strategia yang
berarti “Keahlian Militer”. Strategi adalah konsep yang
mengacu pada sebuah jaringan yang kompleks dari
pemikiran, ide-ide, pengertian yang mendalam, pengalaman,
sasaran, keahlian, memori, presepsi, dan harapan yang
membimbing untuk menyusun suatu kerangka pemikiran
umum agar kita dapat memutuskan tindakan-tondakan yang
spesifik bagi tercapainya tujuan.11
Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy dalam
bukunya yang berjudul “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
didefinisikan sebagai perencanaan untuk mencapai suatu
tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi
tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
arah saja melainkan harus mampu menujukkan bagaimana
taktik operasionalnya.12
10
Soleh soemirat dkk, Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 8.37. 11
Alo Lilweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna. (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2011), h. 239. 12
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2007) cet, ke 21, h. 32.
20
Joseph A. Illardo mendefinisikan strategi sebagai
berikut: A Strategy is a carefully chosen plan or series of
maneuvers design to achive a specific goal”. Dengan kata
lain, strategi adalah rencana terpilih yang bersifat teliti dan
hati-hati atau serangkaian manuver yang telah dirancang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Stainer dan Minner menjelaskan strategi sebagai
penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi
dengan melihat kekuatan eksternal dan internal.13
Tery
menjelaskan bahwa strategi adalah suatu cara memikirkan
masa yang akan dating agar dapat memutuskan apa yang
sepatutnya dikerjakan di awal waktu, mengerjakan sesuatu
yang dapat merealisasikan sasaran-sasaran yang telah
ditentukan untuk direalisasikan.
Farmer dan Richman juga menjelaskan bahwa strategi
mengandung sikap memilih diantara sekian alternatif yang
ada. Termasuk didalamnya melakukan inovasi dan
menciptakan hal baru14
Dari berbagai definisi yang telah diungkapkan di atas,
penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah perencanaan
yang telah dirancang berupa konsep, tindakan, serta taktik
pelaksanaan yang telah dibuat untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan.
13
George A. Steiner, Kebijakan dan Strategi Manajemen. (Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama, 1997), h. 18 14
Ahmad Abdul Ahzim Muhgammad, Strategi Hijrah. (Solo: Tiga Serangkai.
2004). h.9
21
C. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi
diartikan sebagai pengiriman atau penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami.15
Komunikasi menurut bahasa atau
etimologi dalam “Ensiklopedia Umum” diartikan sebagai
“Perhubungan”, sedangkan yang terdapat dalam buku
komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu communicare
yang berarti berpartisipasi ataupun memberi tahukan16
,
communis yang berarti milik bersama ataupun berlaku
dimana mana17
, communis opinion yang berarti pendapat
umum ataupun pendapat mayoritas18
, communico yang
berarti membuat sama19
dan communication yang berasal dari
kata communis yang berarti sama, di sini artinya sama
makna20
.
Adapun pengertian komunikasi menurut istilah
(terminologi) banyak dijelaskan oleh para ahli, antara lain:
a. Hovland, Janis dan Kelly, mengatakan bahwa komunikasi
adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
15Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa”. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2013), Cet/ Ke 7, h. 721 16
A.G Pringgodigdo, Ensiklopedi Umum. (Yogyakarta: Kanisius, 1987). Cet.
Ke 7, h. 181 17
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 19 18
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. h. 19 19
Koentjoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. (Jakarta: PT. Rieneka
Cipta, 1981), h. 180. 20
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. h. 19
22
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk prilaku orang lainnya (khalayak).21
b. Definisi lain mengenai komunikasi dikemukakan oleh
Harold D, Lasswell yang dikutip oleh Mohammad
Zamroni memberikan pengertian komunikasi dalam
pernyataan: Who says what in with channer to whom with
effect. Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian
pesan dari komunikator yang ditujukan kepada
komunikan melalui media atau saluran yang
menimbulkan efek tertentu.22
c. Evveret M. Rogers, komunikasi adalah proses di mana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima atau
lebih, dengan maksud mengubah tingkah laku mereka.23
d. Onong Uchjana Effendy, Komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan
maupun tak langsung melalui media.24
Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai
komunikasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses dimana penyampaian pesan dilakukan oleh
21
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 21 22
Mohammad Zamroni. Filsafat Komunikasi. (Yogyakarta: Graha Ilmu.
2009), h. 5 23
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000), h. 69 24
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2007), h. 5
23
komunikator sebagai pemberi pesan kepada komunikan
sebagai penerima pesan, baik itu secara langsung maupun
tidak langsung melalui media dengan tujuan untuk
memberitahu, merubah sikap, atau merubah pendapat.
2. Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan baik itu
berupa pikiran atau gagasan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang. Pikiran dapat berupa
gagasan, informasi, opini, ide atau peristiwa. Dalam proses
komunikasi dibangun oleh beberapa unsur, yaitu:
a. Sumber (Komunikator)
Sumber sering disebut dengan banyak nama atau
istilah, antara lain: komunikator, pengirim, atau dalam
bahasa inggris disebut source, sender atau encoder.25
Komunikator yakni orang yang pertama kali
menyampaikan pesan. Encoder atau istilah lain
mempunyai pengertian yang sama dengan komunikator.
Encoder dalam menyampaikan pesan mempunyai sifat
Encoding, yaitu suatu usaha komunikator dalam
menafsirkan pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan agar komunikan dapat memahaminya.26
b. Pesan
Pesan pialah pernyataan yang disampaikan pengirim
kepada penerima. Pernyataan yang disampaikan bisa
25
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi. (Jakarta: Rajawali
Press, 2013) h. 34 26
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 46
24
dalam bentuk verbal (bahasa lisan atau tulisan) maupun
non verbal (isyarat) yang bisa dimengerti oleh penerima.27
Pesan seharusnya mempunyai inti pesan yang dapat
digunakan sebagai pengarah dalam memengaruhi atau
mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
c. Komunikan
Communicant, communicate, receiver, recipient
(komunikan) yaitu orang yang menerima pesan dari
komunikator. Komunikan akan memberikan umpan balik
(feedback) terhadap pesan yang disampaikan. Umpan
balik memainkan peran yang amat penting dalam
komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya
komunikasin atau berhentinya komunikasi yang
diutarakan oleh komunikator. Oleh karena itu, umpan
balik bisa bersifat positif atau negatif.
d. Media
Media adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media
dalam pengertian di sini bisa berupa media masa yang
mencakup surat kabar, radio, film, televise, dana internet.
Bisa juga berupa saluran misalnya kelompok pengajian
atau arisan, kelompok pendengar atau pemirsa, organisasi
masyarakat, rumah ibadah, pesta rakyat, pangguhng
27
Marhaeni Fajar, “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik”. (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009), h. 59
25
kesenian, serta media alternatif lainnya seperti poster,
brosur, buku, spanduk, bulletin, stiker dan semacamnya.28
e. Efek
Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia
menerima pesan tersebut, misalnya penambahan
pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu). terhibur,
perubahan sikap (dari yang tidak setuju menjadi setuju),
perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan
sebagainya.29
f. Feedback (Umpan Balik)
Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan oleh
penerima sebagai akibat penerimaan pesan dari sumber.
Sebenarnya ada juga yang beranggapan bahwa umpan
balik sebenarnya adalah efek atau pengaruh. Dalam bahasa
Inggris umpan balik sering disebut dengan istilah
feedback, reaction, respons, dan semacamnya.30
Setiap unsur di atas memiliki peran penting dalam
proses komunikasi, bahkan keseluruhan unsur-unsur
tersebut memiliki kaitan satu sama lainnya. Artinya, jika
salah satu unsur tidak ikut serta dalam proses komunikasi
maka akan berpengaruh pada komunikasi yang akan
dilakukan.
28
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi. (Jakarta: Rajawali
Press, 2013), h. 35 29
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000), h. 71 30
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikas., (Jakarta: Rajawali
Press, 2013) h. 35
26
D. Komunikasi Persuasif
1. Pengertian Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang
bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan,
sikap dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai
dengan yang diharapkan oleh komunikator.31
Soleh Soemirat, Hidayati dan Asep Suryana dalam
bukunya “Komunikasi Persuasif” mendefinisikan persuasi,
yakni melakukan suatu kegiatan yang jelas dan harus dapat
dicapai. Oleh karena itu setiap kegiatan persuasi perlu
dilandasi oleh strategi tertentu demi keberhasilannya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.32
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persuasi
adalah suatu proses memengaruhi sikap, pendapat, serta
perilaku dengan cara yang halus sehingga tibullah kesadaran
untuk berubah mengikuti apa yang dikatakan persuader atau
orang yang mempersuasi.
Definisi mengenai komunikasi persuasif banyak
diungkapkan oleh para ahli, diantaranya:
a. Brembeck dan Howell mendefinisakn komunikasi persuasi
sebagai usaha untuk mengubah pikiran dan tindakan
dengan memanipulasi motif orang lain kearah tujuan yang
sudah ditetapkan.33
31
Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2015), cet, ke 1, h.354 32
Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h.8.26 33
Roudhonah, Ilmu Komunikasi., (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 145
27
b. Phil Astrid mengartikan persusasif dalam komunikasi
adalah suatu teknik memengaruhi manusia dengan
memanfaatkan atau menggunakan data dan fakta
psikologis maupun sosiologis dari komunikasi yang
hendak dipengaruhi.34
c. Jalaluddin Rakhmat dalm bukunya yang berjudul psiklogi
komunikasi mengungkapkan bahwa persuasi didefinisikan
sebagai proses memengaruhi pendapat, sikap dan tindakan
orang dengan menggunakan manipulasi psikolohi
sehingga orang tersebut bertindak seperti atas
kehendaknya sendiri.35
d. Menurut Mar‟at komunikasi persuasif merupakan kegiatan
penyampaian suatu informasi atau masalah pada pihak lain
dengan cara membujuk. Kegiatan yang dimaksud adalah
memengaruhi sikap emosi komunikan/persuader.36
e. Illardo mendefiniskan komunikasi persuasi sebagai
communicative process of altering the beliefs, attitude,
intentions, or behaviour of another by the conscious or
unconscious use of words and non verbal messages
(persuasi adalah proses kumulatif untuk mengubah
kepercayaan, sikap, perhatian atau perilaku baik secara
sadar maupun tidak dengan menggunakan kata-kata dan
pesan non-verbal).37
34
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 154 35
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2008),
h. 14 36
Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 1.29 37
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. h. 154
28
Berdasarkan definisi-definisi yang diungkapkan oleh
beberapa ahli mengenai komunikasi persuasif, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi persuasif adalah suatu
teknik komunikasi dengan tujuan untuk memengaruhi
sikap, pendapat, dan perilaku dengan memanfaatkan data
psikologi persuade dan dilakukan secara verbal atapun non
verbal. Sehingga persuade akan melakukan hal yang
sesuai dengan persuader dengan sukarela.
2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif
Model komunikasi persuasive terdiri atas empat unsur utama,
yaitu sumber (source), penerima (receiver), pesan (message)
dan saluran (channel).38
a. Pengirim Pesan (Persuader) atau Sumber (Sources)
Sumber (sources) adalah yang berinisiatif untuk
berkomunikasi. Sumber tersebut bias berupa individu atau
kelompok. Sumber yang berinisiatif berkomunikasi adalah
pengirim (sender) atau pembicara yang melakukannya
secara verbal dan atau nonverbal dengan tujuan
berkomunikasi39
Sumber atau persuader adalah orang yang
menyampaikan pesan dengan tujuan untuk memengaruhi
sikap, pendapat dan perilaku orang lain baik secara verbal
maupun non verbal. Dalam komunikasi persuasive
persuader harus memiliki etos yang tinggi. Etos adalah
nilai diri seseorang yang merupakan panduan dan aspek
38 Soleh soemirat dkk, Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 2.6-2.8 39
Soleh soemirat dkk, Komunikasi Persuasif . h. 2.6-2.8
29
kognisi, efeksi dan konasi. Seorang persuader yang
memiliki etos yang tinggi dicirikan kesiapan,
kesungguhan, kepercayaan, ketenangan, keramahan dan
kesederhanaan.
Jika komunikasi persuasif ingin berhasil, persuader
harus memiliki sikap reseptif, selektif, digestif, asimilatif,
dan transitif. Sifat reseptif yaitu bersedia menerima
gagasan dari orang lain, selektif dalam menerima berbagai
informasi, digestif yaitu mampu menerima berbagai
gagasan, asimilatid yaitu mampu menciptkan gagasan-
gagasan baru yang orisinal sebagai bahan untuk
komunikasi, transitif yaitu memiliki kemampuan memilih
kata-kata yang fungsional, mempu menyusun kata secara
logis, memilih waktu yang tepat untuk komunikasinya dan
lain-lain.40
b. Penerima Pesan (Persuade) atau Penerima (receiver)
Penerima (receiver) adalah individu atau kelompok yang
merupakan sasaran dari sumber komunikasi. Sumber
bertindak untuk membuat oerubahan sikap, nilai, dan atau
perilaku penerima.41
Persuade adalah orang atau
sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan itu
disampaikan dan disallurkan oleh persuader baik secara
verbal maupun non verbal.
40
Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi, (Jakarta: Akademia Permata, 2013) h. 12. 41
Soleh soemirat dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 2.6-2.8
30
Persuade adalah orang yang menjadi tujuan pesan itu
tersampaikan. Sebelum melakukan perubahan dirinya,
sebenarnya persuade melakukan suatu aktivitas
fundamental yang sifatnya intern, didalam diri yakni
belajar. Belajar biasanya tidak hanya merupaka suaru
proses sesaat. Setiap persuade menerima stimulus,
menafsirkan kembali, memberikan respon baru,
menafsirkan seterusnya. Hal ini dilakukan terus menerus
sehingga persuade mendapat kebiasaan memberikan
respon dalam satu cara tertentu terhadap suatu stimulus
tertentu.42
c. Pesan (Message)
Pesan (message) adalah informasi yang dioperkan antara
sumber dan penerima. Terdapat dua bentuk dasar pesanm
non verbal dan verbal.43
Pesan jugha merupakan segala
sesuatu yang memberikan pengertian keada penerima.
Pesan bias berbentuk verbal maupun non verbal, baik
disengaja maupun tidak disengaja.
Isi pesan persuasif juga perlu diperhatikan karena isi pesan
persuasive harus berusaha untuk mengkondisikan,
menguatkan, atau membuat pengubahan tanggapan
sasaran. Wilbur Schramm menampilakn apa yang disebut
“the condition of success in communication”, yakni
kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar
42
Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi. (Jakarta: Akademia Permata, 2013) h. 11-12. 43
Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi. h. 11-12.
31
suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita
kehendaki.
Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian
rupa sehingga dapat menarik perhatian persuade.
2) Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju
kepada pengalaman yang sama antara oeseader dan
persuade, sehingga sana-sama mengerti,
3) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi
persuade dan mennyarankan beberapa cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut,
4) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk
memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi
kelompok dimana persuade berada pada saat ia
digerakkan utuk memberikan tanggapan yang
dikehendaki.44
d. Saluran (channel)
Saluran (channel) adalah sarana dimana pesan
mengalir antara sumber dan penerima.45
Saluran
merupakan perantara diantara orang-orang yang
berkomunikasi, bentuk saluran tergantung dengan jenis
komunikasi yang dilakukan. Saluran komunikasi adalah
media yang digunakan untuk membawa pesan. Hal ini
44
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Fislafat Komunikasi. (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2007) h. 42. 45
Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Persuasif. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 2.6-2.8.
32
berarti bahwa saluran merupakan jalan atau alat untuk
perjalanan pesan antara persuader dan persuade.46
e. Umpan Balik (feedback)
Umpan balik (feedback) mengacu pada berulangnya
proses komunikasi dimana sumber dapat mengetahui
bagaimana pesan yang dioperkan, siinterpretasikan.47
Umpan balik atau balasan dari perilaku yang diperbuat,
dapat berbentuk eksternal dan internal. Umpan balik
internal adalah reaksi persuader atas pesan yang
disampaikan sedangkan umpan balik eksternal adalah
reaksi persuade atas pesan yang disampaikan.
f. Efek Komunikasi Persuasif
Efek Komunikasi Persuasif yaitu perubahan yang
terjadi pada diri persuade sebagai akibat dan diterimanya
oesan melalui proses komunikasi, efek yang terjadi
aadalah dapat berbentuk perubahan sikap, pendapat dan
tingkah laku.48
E. Komunitas
Kata komunitas menurut Syahyuti adalah berasal dari
bahasa Latin, yaitu “Cum” yang mengandung arti together
(kebersamaan) dan “Munus”, yang bermakna the gift (memberi)
antara satu sama lain. Maka dapat diartikan bahwa komunitas
46
Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi, (Jakarta: Akademia Permata, 2013) h. 11-12 47
Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 2.6-2.8 48
Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi, h.12
33
adalah sekelompok orang yang saling berbagi dan mendukung
antara satu sama lain.49
Iriantara dalam buku Management
Strategis Public Relationvmendefinisikan makna komunitas
adalah sekumpulan individu yang mendiami lokasi tertentu dan
biasanya terkait dengan kepentingan yang sama.50
Menurut Wenger dalam buku Cultivating Communities of
Practive komunitas itu adalah sekumpulan orang yang saling
berbagi masalah, perhatian atau kegemaran terhadap suatu topik
dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan
saling berinteraksi secara terus-menerus. Selain itu, pengertian
komunitas ada yang mengacu pada orang yang berdasarkan
nilai-nilai dan kepentingan bersama yang khusus, seperti para
penyandang cacat atau kelompok imigran.51
Dan secara khusus,
menunjuk pada satu kategori manusia yang berhubungan satu
sama lain karena didasarkan pada lokalitas tertentu yang sama
karena kesamaan lokalitas itu secara tidak langsung membuat
mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang sama.
Komunitas memiliki banyak makna.
Komunitas dapat dimaknai sebagaisebuah kelompok dari
suatu masyarakat atau sebagai sekelompok orang yang hidup di
suatu area khusus yang memiliki karakteristik budaya yang
sama. Apapun definisinya, komunitas harus memiliki sifat
49
Syahyuti. Pembangunan Pertanian dengan Pendekatan Komunitas. (Kasus
Rancangan Program Prima Tani. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 2005), vol.
23. no.2: 102-115 50
Iriantara, Yosal. Manajemen Strategis Public Relations. (Jakarta: Ghalia,
2004) h. 22 51
Etienne Wenger, Cultivating Communities Of Practive. (Boston: Harvard
Business School Press, 2014), h. 23
34
interaksi. Interaksi yang ditekankan lebih kepada interaksi
informal dan spontan daripada interaksi formal, serta memiliki
orientasi yang jelas. Ciri utama sebuah komunitas adalah adanya
keharmonisan, egalitarian serta sikap saling berbagi nilai dan
kehidupan.
Menurut Etienne Wenger dalam bukunya Cultivating
Communities of Practive, komunitas mempunyai berbagai
macam bentuk dan karakteristik, diantaranya52
:
1. Besar atau kecil
Keanggotaan di beberapa komunitas ada yang hanya
terdiri dari beberapa anggota saja dan ada yang mencapai
1000 anggota. Besar atau kecilnya anggota di suatu
komunitas tidak menjadi masalah, meskipun demikian
komunitas yang memiliki banyak anggota biasanya dibagi
menjadi sub divisi berdasarkan wilayah sub tertentu.
2. Terpusat atau Tersebar
Sebagian besar suatu komunitas berawal dari
sekelompok orang yang bekerja di tempat yang sama atau
memiliki tempat tinggal yang berdekatan. Sesama anggota
komunitas saling berinteraksi secara tetap serta ada beberapa
komunitas yang tersebar di berbagai wilayah.
3. Berumur panjang atau berumur pendek
Terkadang sebuah komunitas dalam perkembangannya,
memerlukan waktu yang cukup lama, sedangkan jangka
waktu keberadaan sebuah komunitas sangat beragam.
52
Etienne Wenger, Cultivating Communities Of Practive. (Boston: Harvard
Business School Press, 2014), h.24
35
Beberapa komunitas dapat bertahan dalam jangka tahunan,
tetapi ada pula komunitas yang berumur pendek.
4. Internal atau Eksternal
Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam
unit bisnis atau bekerjasama dengan organisasi yang berbeda.
5. Homogen atau Heterogen
Sebagian komunitas berasal dari latar belakang yang
sama serta ada yang terdiri dari latar belakang yang berbeda.
Pada umumnya jika sebuah komunitas berasal dari latar
belakang yang sama komunikasi akan lebih mudah terjalin,
sebaliknya jika komunitas terdiri dari berbagai macam latar
belakang diperlukan rasa saling menghargai dan rasa
toleransi yang cukup besar satu sama lain.
6. Spontan atau Disengaja
Beberapa komunitas ada yang berdiri tanpa adanya
intervensi atau usaha pengembangan dari suatu organisasi.
Anggota secara spontan bergabung karena kebutuhan berbagi
informasi dan memiliki minat yang sama. Pada beberapa
kasus, terdapat komunitas yang secara sengaja didirikan
secara spontan atau disengaja tidak menentukan formal atau
tidaknya sebuah komunitas.
7. Tidak Dikenal atau Dibawahi
Sebuah institusi Sebuah komunitas memiliki berbagai
macam hubungan dengan organisasi, baik itu komunitas yang
tidak dikenali, maupun komunitas yang berdiri dibawah
sebuah institusi.
36
F. Punk
1. Pengertian Punk
Punk adalah sifat marah yang berbentuk perilaku tidak
tepat dengan tempatnya. Punkers tidak pernah merasa puas
dan selalu melawan pada suatu hal (sosial, politik, budaya,
ekonomi tindakan bahkan agama) terutama terhadap
menindas. Para punkers mewujudkan sikap tersebut ke dalam
musik dan cara berpakaian. Mereka hidup bebas dan tetap
bertanggung jawab pada setiap pemikiran dan tindakannya.
Oleh sebab itu mereka menciptakan perlawanan itu dengan
realisasi musik, gaya hidup, komunitas dan faham
tersendiri.53
Dalam “philosophy of Punk”, Craig O‟Hara (Fitia
Yulianti, 2012)54
, menuliskan tiga definisi punk. Pertama
adalah punk sebagai trend remaja dalam fashion dan
musik.Kedua yaitu punk sebagai yang “hebat” karena
menciptakan musik, gaya hidup, keberanian memberontak
dan melakukan perubahan. Terakhir, punk sebagai bentuk
perlawanan komunitas, dan kebudayaan sendiri.
Menurut John Martono dalam bukunya yang berjudul
PUNK! mengatakan punk merupakan suatu fenomena budaya
yang memberikan suatu identitas baru bagi sekelompok (sub
altern). Berdasarkan dari pendapat-pendapat atas, maka dapat
53
Widya, G. Punk Ideologi yang Disalah pahami. (Yogyakarta: Garasi House
of book, 2010), h. 11 54
Fitia Yulianti, Gaya Hidup Komunitas Punk di Yogyakarta. Skripsi: UNY.
2012.
37
disimpulkan bahwa punkbisa dianggap sebagai trend dalam
fashion remaja dan musik. Sebagai pemberontakan dalam
perlawanan mereka melakukan perubahan dengan
menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan faham
tersendiri dengan tingkah laku yang mereka perlihatkan.
Berdasarkan dari pendapat-pendapat bahwa punk bias di
di disimpulkan anggap sebagai gaya hidup yang
memberontak. Punk melakukan pemberontakan perlawanan
mereka dalam bentuk melakukan perubahan dengan
menciptakan musik, attitude, komunitas, dan faham tersendiri
dengan tingkah laku yang mereka perlihatkan.
2. Jenis-Jenis Punk
Dengan berkembangnya punk mengalami pasang surut,
kondisi seperti ini menurut ragam aliran atau jenis punk. Ada
beberapa aliran punk:55
a. Anarcho punk
Jenis komunitas punk yang sangat idealis dan bisa juga
disebut keras, dengan ideologi yang mereka anut dengan
anti-otoritarian dan anti-kapitalis. Mereka sangat menutup
diri dengan orang lain dan kekerasan sudah menjadi
bagian dari kehidupannya.
b. Crust Punk
Para anggotanya yang terkenal berpenampilan kusut dan
kritikannya pedas. Mereka suka melakukan protes atau
55
Widya, G. Punk Ideologi yang Disalah pahami. (Yogyakarta: Garasi House
of book, 2010), h. 25-26
38
demo di jalanan, mengemis, penghuni liar (penghuni ilegal
tempat), penghibur jalan.
c. Glam Punk
Para anggotanya yang biasanya terdiri dari seniman,
pengalaman sehari-harinya dituangkan sendiri dalam
berbagai macam karya. Mereka menjauhi perselisihan
dengan sesama maupun orang lain.
d. Nazi Punk
Jenis Punk yang masih murni, terdiri dari minoritas
terkecil di sub-kultur punk dan anggotanya berpaham
ideologi nasionalis kulit putih yang erat kaitannya dengan
skinhead kulit putih.Dalam bermusik mereka
mengutarakan tentang kebenciannya dengan kaum yahudi,
kulit hitam, multi-ras, dan homoseksual.
e. Oi
Terdiri dari para hoolygan yang anggotanya sering
membuat keonaran dimana-mana baik dipertunjukan
musik ataupun sepak bola. Mereka memandang rendah
dengan para kaum elit atau para pekerja.
f. Queercore
Budaya dan gerakan sosial yang dimulai pada pertengahan
1980-an. Anggotanya terdiri dari orang-orang berkelaian,
contohnya itu sendiri adalah homoseksual, biseksual,
lesbian dan transsexual. Mereka mengekspresikan dirinya
dalam gaya Do It Yourself melalui majalah, musik,
menulis, dan film.
39
g. Riot Grrrl
Gerakan punk feminis bawah tanah, mereka sering
mengangkat isu tentang pemerkosaan, kekerasan salam
rumah tangga, seksualitas, dan pemberdayaan perempuan.
h. Scum Punk
Mereka biasa menyebutnya Straight Edgescene. Banyak
para anggotanya yang no drugs atau bisa disebut juga
positive live. Benar-benar mengutamakan kenyamanan,
kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan pada dirinya
masing-masing.
i. Skate Punk
Pada pertengahan 1980-an di California, bermain
skateboard dianggap suatu bentuk perlawanan. Nama
skate punk karena kebanyakan kegemaran anggotanya
dalam bermain skateboard.
j. Ska Punk
Jenis ska punk ini adalah gabungan dari musik reggae dan
musik punk dan mereka mempunyai tarian sendiri yang
namanya pogo, tarian yang berenergik sesuai dengan
musik dari skapunk yang memiliki beat-beat yang cepat.
Berdasarkan uraian atau pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa punk itu mempunyai jenis berbeda dan bervariasi dalam
setiap komunitasnya, dengan berbekal ideologi yang mereka
miliki dan mereka sepakati bersama setiap individu.
40
G. Hijrah
1. Pengertian Hijrah
Hijrah mempunyai definisi secara syar‟i berawal pada
peristiwa hijrah (migrasi) Rasulullah dari Mekah ke Yatsrib
(yang kemudian hari diubah namanya menjadi Madinah)
dalam upaya menyelamatkan dakwah Islam dari gangguan
kafir Quraisy yang memiliki perluasan makna yaitu
meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran,
baik dalam perasaan (hati), perkataan dan perbuatan. Makna
hijrah secara ruhiyah, yaitu seseorang yang meninggalkan
perbuatan maksiat dan tidak menoleh pada hal-hal yang
menyebabkan Allah murka.56
Menurut Armawati Arbi di dalam bukunya yang berjudul
Psikologi Komunikasi dan Tabligh, konsep hijrah diartikan
sebagai manusia hijrah yang dimensi jism (jasmani) dirinya
meningkat. Adapun hijrah yang dimaksud di sini adalah
hijrah menjaga keseimbangan antara aspek jism, ruh, akal,
kalbu, dan nafs. Hijrah ke faktor situasi lingkungan yang
memperteguh potensi fitrah kemanusiaan.57
2. Motif Pelaku Hijrah
Annisa Novia Sari dan Adi Bayu Mahadian dalam
penelitiannya yang berjudul,“Perilaku Komunikasi Pelaku
Hijrah Studi Fenomenologi Pelaku Hijrah dalam Shift
56
Ahmad Abdul Azhim Muhammad, Strategi Hijrah: Prinsip-prinsip dan
Ilmiah Tuhan, h. 67 57
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, (Jakarta: Amzah,
2012), h. 80.
41
Gerakan Pemuda Hijrah Di Kota Bandung”, menemukan
bahwa dalam tindakannya, orang-orang berhijrah tidak hanya
didorong oleh keinginan hati, namun juga ada motif atau
dorongan lain, yaitu:58
a. Dorongan Masa Lalu
Dorongan dari peristiwa dan pengalaman yang dirasa
buruk di masa lalu, membuat seseorang mencari cara agar
keluar dari keadaan yang telah mereka alami sebelumnya
dan salah satu caranya adalah dengan berhijrah.
b. Dorongan dari Teman
Karena sifat yang persuasif, ajakan dari teman dapat
menjadi dorongan seseorang melakukan hijrah ditambah
karena meyakini teman tersebut lebih mengerti agama
dibanding dirinya yang belum berhijrah.
c. Dorongan untuk Memengaruhi Orang Lain
Dorongan untuk memengaruhi teman dekat untuk ikut
berhijrah dan memperbaiki diri, karena dirinya telah
merasakan pengalaman berhijrah, membuat seseorang akan
bertindak untuk memengaruhi orang lain agar dapat
merasakan pengalaman yang sama dengan dirinya.
d. Dorongan untuk Masa Depan
Menginginkan surga dengan amalan baik yang diperbuat
dan menjadi jalan istiqomah untuk bersungguh-sungguh
58
Annisa Novia Sari dan Adi Bayu Mahadian, “Perilaku Komunikasi Pelaku
Hijrah, Studi Fenomenologi Pelaku Hijrah Dalam Shift Gerakan Pemuda Hijrah
di Kota Bandung”, LINIMASA: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 1 No 1 (2018):
Januari 2018, Universitas Pasundan, 2018.
42
dalam memperbaiki diri, memberikan pengetahuan bahwa
pengalamannya merupakan pengalaman yang
menyenangkan dan ingin mengajak orang-orang di
lingkungannya menjadi lebih tertarik pada Islam.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Komunitas Punkajian Bekasi
Komunitas Punkajian Bekasi merupakan sebuah
komunitas kecil dibilangan kota Bekasi yang berawal dari
kesamaan latar belakang, yaitu sama-sama menyukai mpusik
dan bahkan masing-masing dari anggota komunitas ini pernah
memiliki band yang tumbuh di lingkungan musik underground
atau musik bawah tanah. Komunitas ini memiliki tiga pencetus,
diantaranya Ustadz Miki, Angga dan Vido.
Awal mula terbentuknya komunitas ini terjadi pada tahun
2014. Pada tahun 2014 terdapat beberapa halaqoh (pertemuan)
untuk berdiskusi tentang agama islam. Pada halaqoh selanjutnya
terjadi penurunan anggota yang mengikuti diskusi ini. Setelah
penurunan anggota itu tercetuslah ide untuk menyatukan
beberapa halaqoh ini menjadi satu kesatuan. Dengan latar
belakang yang sama yaitu sama-sama mantan anak punk, maka
ini menjadi pemicu semangat untuk terus belajar tentang agma
islam.
“Nah terbentuklah wacana kenapa ga disatuin halaqohnya,
nah baru dari situ penyatuan halaqoh dari beberapa
halaqoh jadi satu halaqoh qodarullah ketika bertemu rata-
rata background nya sama, maksudnya oh dulu anak punk
juga, bukan kebetulan, kenal tapi gak deket, taaruf tapi
belom tafahum.”1
1 Hasil wawancara dengan Rizky Agung Kurniawan, tanggal 15 Agustus
2019 di Taman Wisma Asri 2, Bekasi.
44
Setelah menyatukan halaqoh ini, mulai timbul lah ide-ide
untuk berdakwah, karena kegiatan ini hanya diisi dengan
pengajian saja. Gerakan ini sudah mulai terbentuk, diantaranya
sudah melakukan program bedah buku yang berjudul “Melawan
Arus” yang ditulis oleh Ustad Aditya Abdurrahman.
“Pertama kali kita bikin program bedah buku, judulnya
Melawan Arus. Itu buku yang ditulis oleh Ustad Aditya
Abdurrahman beliau yang bikin bukunya dan sering
mengisi di Hijrah Fest. Beliau kita undang kesini untuk
bedah buku kita bikin acara di kedai kopi di wilayah depan
SMA 1 Bekasi.”2
Dalam halaqoh ini, tempat yang digunakan bukan lah
tempat yang biasa. Karena bisanya tempat untuk bedah buku
seperti ini biasanya dilakukan di masjid, namun dalam bedah
buku kali ini dilakukan di kedai kopi. Karena target utama dari
bedah buku ini adalah anak-anak punk atau anak-anak musik
oleh karena itu acara ini dilakukan di tempat yang santai, tidak
ada tekanan karena memiliki perbedaan. Konsep yang dilakukan
para pendakwah ini cenderung untuk berbagi atau sharing bukan
untuk menggurui.
Setelah program bedah buku dilaksanakan, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari nama untuk
komunitas dakwah ini. Sebelumnya, ada komunitas yang sejenis
dengan komunitas Punkajian ini, ialah Punk Muslim yang dibina
oleh Ustad Abdurrahman atau biasa disapa Kang Aik yang
terletak di Surabaya. Tercetus ide untuk bergabung dengan
2 Hasil wawancara dengan Rizqi Agung Kurniawan, tanggal 15 Agustus 2019
di Taman Wisma Asri 2, Bekasi.
45
komunitas ini, namun hanya perbedaannya hanya berbeda
lokasi. Setelah difikir dan dipertimbangkan, agaknya terlalu sulit
untuk koordinasi kedepannya. Disaat itu juga tercetus sebuah
nama dengan tetap menggunakan unsur punk, karena filosofi
dari komunitas ini adalah anak-anak punk yang hijrah namun
setelah berhijrah tetap harus belajar tentang islam.
Kata “Kajian” sangat cocok untuk ditambahkan dalam
nama komunitas ini. Karena menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Kajian berasal dari kata “Kaji” yang artinya
pelajaran (agama dan sebagainya), sedangkan kajian merupakan
hasil dari mengkaji.3 Agar lebih menarik dan mudah diingat,
akhirnya nama ini digabung menjadi satu kesatuan, Punkajian.
Karena lokasi komunitas ini berada di Bekasi, namanya
ditambahkan menjadi Komunitas Punkajian Bekasi. Komunitas
Punkajian Bekasi ini memiliki slogan, yaitu “Menjadi Baik
Adalah Proses”.
Kegiatan selanjutnya setelah menemukan sebuah nama
adalah membuat program-program. Program pertama yang
dilakukan oleh komunitas ini adalah bersedekah dengan konsep
“Food Not Bombs”. Konsep ini digunakan sebagai kampanya
atau bentuk protes terhadap negara-negara konflik dimana
banyak sekali pertumpahan darah terjadi. Jadi kegiatan yang
dilakukan oleh komunitas Punkajian Bekasi ini adalah
memyebarkan makanan bukan bom. Dengan penampilan
sebagai anak punk yang notabene dipandang negatif oleh
masyarakat, bukan berarti tidak bisa berbuat kebaikan. Kegitan
3Kamus Besar Bahasa Indonesia
46
ini dilakukan sebagai langkah awal menuju proses hijrah dalam
mencari ridho Allah Subhanahu Wata‟ala. Melalui program ini,
tidak sedkit masyarakat yang memandang positif dan mulai
membuka pikiran sedikit demi sedikit tentang stigma anak punk
yang dianggap “negatif”. Pada tahun 2017 struktur, logo
komunitas sudah mulai tersusun rapih dan program-program
kedepannya sudah dipersiapkan. Dalam komunitas ini, terdapat
pengurus terdata yang terdiri dari 15-20 orang. Diluar angka
tersebut, banyak sekali orang-orang yang membantu secara
sukarela dalam membantu setiap kegiatan yang dilakukan.
Gambar 3. 1 : Logo Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_bekasi,
diakses pada 09 September 2019, pukul 13.12 WIB
Untuk menjalin ukhuwah islamiyah, Komunitas Punkajian
memiliki beberapa situs media sosial yang dapat diakses oleh
masyarakat yang lebih luas, salah satunya website. Website resmi
Punkajian adalah http://punkajian.net/. Di dalam website ini
47
terdapat sejumlah aktivitas, kegiatan, bahkan cerita inspirasi
yang diambil dari para anggota dan pengikut Komunitas
Punkajian.
Gambar 3. 2 Website Resmi Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Website http://punkajian.net/ diakses pada 09
September 2019, pukul 15.42 WIB
Komunitas Punkajian memiliki Instagram dengan name
account @punkajian_official. Komunitas ini memiliki jumlah
pengikut sebanyak 9.161. jumlah pengikut ini terus bertambah
seiring berjalannya kegiatan Komunitas Punkajian Bekasi di
social media.
48
Gambar 3. 3 : Profil Instagram Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official, diakses pada 09
September 2019, pukul 15.02 WIB
Selain instagram, Komunitas Punkajian juga memiliki laman
facebook dengan name account yang sama, yaitu
@PunkajianOfficial dan memiliki pengikut sebanyak 3.263.
Pengikut komunitas ini semakin naik seiring berjalan dengan
semakin dikenalya komunitas ini.
Gambar 3. 4 : Profil Facebook Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media Facebook @PunkajianOfficial, diakses
pada 09 September 2019, pukul 15.27 WIB
49
Setelah Instagram dan Facebook, untk meng-update
kegiatan secara visual, Komunitas Punkajian juga memiliki akun
youtube agar dakwah ini dapat diakses oleh siapa saja.
Komunitas Punkajian memiliki channel youtube dengan nama
Punkajian Bekasi. Saat ini subscriber atau pengikut channel
youtube ini sudah sebanyak 422 pengikut.
Gambar 3. 5 : Profil Youtube Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media youtube Punkajian Bekasi, diakses pada 09
September 2019, pukul 15.34 WIB
B. Visi dan Misi
Langkah awal yang harus dilakukan agar komunitas ini
kokoh harus memiliki sebuah fondasi, fondasi tersebut adalah
visi dan misi. Visi dan misi Punkajian Bekasi terletak pada
surah al-Baqarah ayat 208, yang berbunyi:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-
50
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh nyata
bagimu.
Tujuan komunitas Punkajian Bekasi berpacu pada ayat ini
karena ingin agar komunitas ini bukan hanya wadah untuk
berhijrah namun juga sebagai wadah untuk berproses setelah
hijrah. Karena saat ini tidak sedikit fenomena hijrah khususnya
bagi anak-anak muda oleh komunitas-komunitas, namun wadah
untuk pembinaannya belum fokus. Bukan bermaksud untuk
mengucilkan tanpa mengurangi rasa support terhadap komunitas
dakwah lain.
“...kan banyak nih sekarang fenomena hijrah anak-anak
muda ini membentuk komunita-komunitas hijrah ya, tapi
kita gak mengucilkanya dan tanpa mengurangi rasa
support kita kepada mereka, kebanyakan mereka membuat
komunitas itu untuk membuat tabligh gitu sifatnya tabligh
akbar, kajian-kajian umum di masjid dan sebagainya yang
sifatnya emang umum gitu, ga ada yang lebih dalam artinya
ga ada tarbiyah atau pembinaan gitu”.4
Komunitas Punkajian Bekasi memiliki misi untuk
memberikan pembinaan terhadap anak-anak punk yang
berhijrah. Pembinaan ini dilakukan agar anak-anak punk yang
sudah hijrah tersebut teguh pada pendirian. Ketika berkumpul
dalam satu majelis, tidak hanya berkumpul namun juga ada nilai
dan amalan yang bisa dipetik, seperti keimanan dan ketakwaan
sesuai dengan perintah Allah dan Rosul.
4Hasil wawancara dengan Rizky Agung Kurniawan, tanggal 15 Agustus
2019 di Taman Wisma Asri 2, Bekasi.
51
C. Kegiatan Komunitas Punkajian Bekasi
Kegiatan Komunitas Punkajian Bekasi diantaranya adalah:
1. Kajian Bulanan
Kajian yang rutin dilaksanakan tiap satu bulan sekali,
bertempat di Masjid Baitul Mukhlisin, Duren Jaya Bekasi Utara.
Mulai pada pukul 09.00 WIB diawali dengan penyampaian materi
oleh Ustadz-ustadz yang berkompeten dibidangnya dan diakhiri
pada pukul 15.00 WIB dengan waktu istirahat dan solat zuhur pada
pukul 12.00 sampai pukul 13.00 WIB. Kajian bulanan ini bersifat
umum artinya siapa saja boleh datang baik pria maupun wanita,
baik anak kecil maupun orang tua. Kajian di Masjid Baitul
Mukhlisini ini yang paling banyak diminati oleh jemaah selain
karena kapasitas masjidnya yang dapat menampung ratusan jemaah
juga tema yang menarik menjadi daya tarik, misalnya tentang huru
hara akhir zaman, Selain warga sekitar yang datang, komunitas ini
juga mengundang komunitas yang berelasi.
Gambar 3. 6 : Kajian Bulanan Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official, diakses pada 20
September 2019, pukul 16.25 WIB
52
2. Kajian Pekanan
Kajian Pekanan dilakukan setiap rabu malam dan sabtu
malam, bertempat di Pondok Hijrah Punkajian Bekasi Utara.
Kajian dimulai pada pukul 18.00 WIB sampai 20.30 WIB diisi oleh
ustadz yang berbeda pada setiap pekannya. Ustadz yang mengisi
kajian diantaranya Ustadz Aditya dan Ustadz Mizan. Materi-materi
yang disampaikan berbagai macam disetiap pekan, seperti kitab
tauhid, Fikih dan Bahasa Arab. Pembahasan materi ini sifatnya
berkelanjutan di setiap pekannya jadi diusahakan untuk hadir di
setiap pecan. Kajian pekanan ini jumlah jamaahnya terbatas tidak
seperti kajian bulanan, karena tempatnya masih terbatas dan
khusus untuk laki-laki saja.
Gambar 3. 7 : Kajian Pekanan Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official, diakses pada
20 September 2019, pukul 16.50 WIB
3. Punkajian On The Street
Punkajian On The Street merupakan kegiatan rutin
Punkajian Bekasi berdakwah dengan menyambangi langsung
anak punk di jalan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
untuk mengajak anak-anak punk yang ada di jalanan agar
tergerak hatinya untuk hijrah ke jalan yang benar. Punkajian
On The Street ini telah dilakukan di berbagai kota, Bekasi,
Cilengsi, Puncasan Bogor, Subang. Selain berdakwah,
53
Punkajian Bekasi juga membawa makanan untuk dibagikan
kepada anak-anak punk.
Gambar 3. 8 : Punkajian On The Street
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official, diakses
pada 20 September 2019, pukul 18.53 WIB
4. Nongkrong Berfaedah
Nongkrong berfaedah merupakan kegiatann kajian yang
rutin dilaksanakan tiap satu bulan sekali. Nongkrong berfaedah ini
diperuntuhkan untuk anak-anak punk yang masih belum siap untuk
berhijrah. Karena itu tempat kajian ini dilakukan bukan di masjid-
masjid, melainkan kafe-kafe agar suasananya lebih santai dan lebih
akrab dengan mereka. Selain kafe, kegiatan ini juga dilakukan di
rumah yang bersedia untuk dijadikan tempat kajian. Nongkrong
berfaedah ini diisi oleh Ustadz-ustadz yang tidak sedikit memiliki
latar belakang yang sama seperti Ustadz Derry Sulaiman yang
merupakan mantan anak band metal bernama Betrayer.
54
Gambar 3. 9 : Nongkrong Berfaedah
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official, diakses
pada 20 September 2019, pukul 16.27 WIB
5. Sebar Jumat
Sebar Jumat atau Sedekah Barokah Jumat merupakan
kegiatan rutin tiap sepekan sekali yang dilakukan oleh
Punkajian Bekasi bekerja sama dengan komunitas Fam-Us.
Kegiatan ini berisi sedekah membagi-bagikan makanan dan
minuman khususnya kepada jamaah solat jumat. Namun pada
bulan Ramdhan, kegiatan ini dilakukan setiap hari menjelang
berbuka puasa dan dibagikan kepada pengendara di jalanan.
Sebar Jumat ini merupakan pemberian dari para donator-
donatur dan langsung disalurkan kepada jamaah.
Gambar 3. 10 : Kegiatan Sebar Jumat
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official, diakses pada 20
September 2019, pukul 20.17 WIB
55
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
Dalam menganalisis strategi komunikasi persuasif Komunitas
Punkajian Bekasi, penulis menggunakan teori komunikasi persuasif
dari Melvin L. De Fleur dan Sandra Ball-Rocceach. Terdapat tiga
strategi dalam teori tersebut yaiatu teori psikodinamik, strategi
sosiokultural dan strategi meaning construction atau konstruksi
makna. Sebelumnya komunikasi persuasifitu didefiniskan sebagai
proses memengaruhi pendapat, perilaku ataupun tindakan
seseorang melalui pendekatan manipulasi psikologis sehingga
orang tersebut bertindak atau berprilaku seperti apa yang
diinginkan persuade. Proses komunikasi persuasif biasanya
memiliki sebuah gejala atau perubahan jika dilakukan terus
menerus dalam konteks waktu tertentu.
Dengan demikian penulis akan menggambarkan hasil temuan
data dengan model teori Melvin L. DeFleur dan Sandra Ball-
Rocceach sehingga penulis dapat memahami bagaimana strategi
psikodinamik, strategi sosiokultural dan konstruksi makna yang
digunakan Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-
anak punk untuk berhijrah, yang difokuskan pada komunitas punk
di Bekasi.
A. Identitas Narasumber
Untuk mendukung data penelitian, penulis mewawancarai
lima narasumber yang berkaitan dengan subjek dan objek
penelitian. Subjek dari penelitian ini yaitu Komunitas Punkajian
Bekasi. Penulis mewawancarai tiga pengurus Komunitas
56
Punkajian Bekasi yang terdiri atas Ketua, Sekretaris Jendral, dan
Divisi Dokumentasi. Setelah itu penulis mewawancarai objek
penelitian yaitu anak-anak punk. Penulis mewawancarai dua
anak punk yang salah satunnya adalah pembuat tato atau tattoo
artist. Berikut lampiran identitas naarasumber penelitian:
Tabel 4. 1 : Identitas Narasumber
No Nama Latar Belakang
1. Miki Kosasih
Cirebon, 15
Agustus 1988.
(Ketua Komunitas
Punkajian Bekasi)
Mantan anak punk yang beraliran
Musik sejak masih muda. Miki
hijrah karena sudah berada pada
titik jenuh kehidupan, sehingga
memutuskan untuk membentuk
komunitas yang berisi anak-anak
punk.
2. Rizki Agung
Kurniawan
Jakarta, 5 Juni
1990
(Sekjen
Komunitas
Punkajian Bekasi)
Seorang mantan anak punk juga
yang beraliran musik. Bersamaan
dengan Miki, Rizki memutuskan
untuk hijrah dan mendalami agama
Islam karena sudah jenuh dan
merasa tak terarah menjadi anak
punk.
3. Zam Zami
Ridwan atau Iwan
Jakarta, 26
November 1983
(Artist Tato dan
Anggota
Komunitas
Punkajian Bekasi)
Memiliki bakat dibidang seni tato
membuat Iwan menggeluti Artist
Tato. Sejak tahun 2018 beliau hijrah
karena mendapat hidayah saat
sedang melamun dan diperlihatkan
bayangan api neraka. Saat itu juga
Iwan menjadi hijrah dan bergabung
dengan Komunitas Punkajian
Bekasi.
4. Gugun alias
Gepeng
Tangerang, 22
Maret 1987
(Mantan Anak
Gugun alias Gepeng adalah mantan
anak punk beraliran musik yang
berasal dari Bogor. Gepeng tertarik
untuk berhijrah karena pengaruh
dari persuasi teman-teman
57
Punk dan
Anggota
Komunitas
Punkcasan Bogor)
Komunitas Punkajian Bekasi yang
datang ke Bogor juga membentuk
komunitas punk hijrah baru
bernama Punkcasan.
5. Wisnu Dzul
Cahyo
Bekasi, 09 april
1996
(Divisi
Dokumentasi
Komunitas
Punkajian Bekasi)
Seorang mahasiswa Institut Bisnis
Nusantara semester akhi yang ingin
merubah diri menjadi lebih baik.
Kesehariannya hanya nongkrong
untuk membicarakan hal yang
kurang bermanfaat. Wisnu diajak
oleh seorang teman untuk
mengikuti kajian. Hingga saat ini
Wisnu menjabat sebagai divisi
dokumentasi Komunitas Punkajian
Bekasi.
B. Punk dan Dakwah
Dari data yang ditemukan, komunikasi persuasif yang
digunakan oleh Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak
anak-anak punk untuk berhijrah bersifat mengajak agar
berproses menjadi lebih baik. Sehingga komunikasi persuasif
yang digunakan memerlukan bahasa dan yang tidak
menyinggung perasaan serta pesan yang disampaikan dapat
terdengar oleh jamaah khususnya anak-anak punk Bekasi.
Dalam hal ini Komunitas Punkajian Bekasi yang diwakili oleh
Sekretaris Jendral Rizki Agung Kurniawan menuturkan ada
sebuah motivasi mengapa ia memilih jalan ini untuk menebar
kebaikan.
Dalam mengajak seseorang untuk berproses menjadi lebih
baik tentu memiliki motivasi, motivasi terbesar yang dimiliki
Komunitas Punkajian Bekasi adalah untuk berdakwah, karena
dengan berdakwah dapat membantu orang lain menuju jalan
58
kebaikan. Komunitas Punkajian Bekasi lebih fokus untuk
mendakwahkan orang-orang terdekat seperti keluarga maupun
anak-anak punk yang memang memiliki latar bekalang yang
sama, agar bisa kembali ke jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT.
“Motivasi yang pertama ya dakwah sih, karena dakwah itu
kan esensinya mengajak, mengajak orang lain kepada jalan
Allah dan kepada jalan kebaikan. Tapi kan prosesnya itu
yang pertama adalah kerabat yang harus kita dakwahkan,
artinya yang terdekat dari kita seperti keluarga ataupun
“temen-temen”. Disini sifatnya lebih ke “temen-temen”,
nah makanya yang memotivasi kita itu gimana caranya
supaya kita bisa narik temen-temen jalan bareng-bareng di
jalan kebaikan, di jalan Allah kembali ke jalan Allah
bareng-bareng kita berlomba-lomba dalam kebaikan,
berlomba-lomba dalam amal ibadah dan seterusnya yang
artinya kita sama-sama mau mencapai tujuan, ridhonya
Allah SWT dan nanti kita sama-sama ada di surganya
Allah, itu motivasi terbesarnya”.1
Ada tiga alasan mengapa Komunitas Punkajian Bekasi
memilih anak-anak punk sebagai objek dakwah, pertama karena
memang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki, yaitu sama-
sama berawal dari anak-anak punk. Karena sudah mengetahui
seluk beluk anak-anak punk maka objek utama yang harus di
dakwahkan adalah anak-anak punk. Alasan kedua adalah untuk
mengamalkan ilmu yang dimiliki, karena jika kita memiliki
ilmu, ilmu itu harus di manfaatkan dan diamalkan. Alasan ketiga
yaitu untuk mengisi peta dakwah yang kosong. Saat ini sudah
banyak masjid-masjid yang menghadirkan ustad-ustad untuk
kajian, disisi lain masih banyak anak-anak jalanan diluar sana
yang kurang mendapat perhatian untuk diberi arahan tentang
1 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
59
agama. Oleh karena itu Komunitas Punkajian Bekasi memilih
anak-anak punk untuk menjadi objek dakwahnya.
“Kalo bicara dakwah kita bicara kapasitas, kapasitas diri
kita. Ya mungkin kapasitas kita hanya itu, artinya kita yang
tau dunianya punk dan sebagainya kaya apa dulu. Kita yang
Alhamdulillah udah banyak minum asam garamnya
kehidupan yah, ya yaudah dari situ ketika kita banyak
belajar, oh yang paling pertama kita dakwahkan akan
diterapkan. Dan yang kedua kita harus berdakwah sesuai
kapasitas kita, yang artinya ilmu yang kita punya harus kita
manfaatkan dan harus kita dakwahkan, dakwah itu sesuai
dengan apa yang kita punya, ilmu ya. Ilmu itu kan ilmu
agama dan wawasan kita terhadap dakwah itu sendiri. Nah
jadi dari ketentuan itu yang kita pegang, jadi sesuai
kemampuan kita ga memilih anak punk aja. Disamping itu
turunan alasannya banyak, salah satunya sebagai pengisi
peta dakwah yang kosong, karena kita bicara masjid-masjid
ya gak mungkin artinya itu sudah tugas ustad yang itu
memang wilayah dia, artinya ya memang mereka punya
kapasitasnya disana, undangan mereka ngisi, udah gitu kan,
nah kalo kita dakwah bil hal (langsung) ya kapasitas kita
seperti itu dan kita pun masih muda gitu masih bisa kesana
sini leluasa Inshaallah leluasa. Intinya masih kosong peta
dakwahnya, jarang liat ustad dakwah ke anak punk gitu”.2
Saat ini jamaah Komunitas Punkajian Bekasi lebih banyak
fokus kepada jamaah laki-laki saja. Hal ini disebabkan belum
tersedianya fasilitas dan fasilitator untuk mendukung jamaah
perempuan untuk fokus dalam kajian ini. Terkecuali saat
program kajian bulanan diadakan, kajian ini dibuka untuk umum
laki-laik dan perempuan boleh datang.
“Sebenernya fokusnya di ikhwan (laki-laki), ya kalau
qodarullah ada akhwatnya (perempuannya) juga ya
2 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
60
Alhamdulillah. Tapi kalau di program kita kajian bulanan
itu ikhwan dan akhwat, kalo kajian yang pekanannya
khusus ikhwan. Kita masih belum bisa memfasilitasi yang
akhwatnya, masih ada keterbatasan”.3
Target dakwah Komunitas Punkajian Bekasi sudah pasti anak-
anak punk dan anak jalanan. Namun tak luput dari hal itu,
karena kita hidup di Negara yang memiliki berbagai macam
agama, maka target dakwah pun juga tak secara general muslim.
Komunitas Punkajian Bekasi menemukan beberapa anak-anak
punk yang berbeda keyakinan, namun hal tersebut bukanlah
menjadi masalah dalam menyebarkan dakwah.
“Sebenernya heterogen sih, tapi karena masyarakat kita
mayoritas muslim jadi ya Alhamdulillah atau istighfar juga,
karena memang terjerumus kan ya istilahnya ya mereka
muslim gitu, yang kita temuin nasrani itu gak banyak lah ya
cuma satu atau dua orang, itu pun bisa diitung jari,
Alhamdulillah muslim semua”4.
C. Hambatan Komunitas Punkajian Bekasi
Saat ini Komunitas Punkajian Bekasi memiliki anggota
terdata sebanyak 15 sampai 20 orang. Namun jumlah tersebut
belum dijumlahkan dengan simpatisan yang datang secara
sukarela untuk membantu baik secara langsung maupun tidak,
yaitu sebanyak 9000 lebih orang5, dilihat dari jumlah pengikut
di Instagram.
3 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 4 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 5 https://www.instagram.com/punkajian_official/ diakses pada tanggal 4
Oktober 2019, pukul 13.57 WIB.
61
“Kalau sejak resmi sih ya sekitar 15 sampai 20, ini yang gak
resmi ya artinya terdata. Tapi kalau simpatisan banyak
banget bisa dilihat dari followers di Instagram”.6
Penulis menemukan tidak sedikit hambatan yang dialami
Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-anak punk
untuk hijrah. Pertama karena terbatasnya RAB (Rancangan
Anggaran Biaya) dan terbatasnya waktu yang dimiliki anggota
dari Komunitas Punkajian Bekasi.
“Penghambat ya, penghambat sebetulnya secara khusus ga
ada ya cuma kalo secara umum pengurusnya ini kan
waktunya memang terbagi dua, intinya terbagi waktunya
dalam mencari pendapatan atau mencari nafkah gitu ya, itu
satu masalah waktu. Hambatan yang kedua dakwah yang
memfasilitasi orang lain dengan wacana yang besar, itu
butuh RAB yang besar juga, kita mau bilang ini hambatan
kayaknya kurang etis ya, pada kenyataannyaini juga bisa
dinilai sebagai hambatan, wacana nya banyak, ketika
disusun RAB nya sekian ternyata dana yang sudah ada
sekian nah disitu kita harus memikirkan”.7
Tetapi hambatan tersebut tidak menyurutkan semangat
Komunitas Punkajian Bekasi untuk terus berdakwah, walaupun
memakan waktu yang lama namun pelan-pelan kegiatan yang
direncakan segera terealisasi.
“Tapi itu hambatan bukan pemberhentian, yang artinya
terhambat sedikit ya mungkin nantin lama-lama wacana itu
bisa teralisasi, Inshaallah lambat laun, pelan-pelan”.8
6 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 7 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 8 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
62
Sebagai persuader dan fasilitator dakwah, adakalanya
Komunitas Punkajian Bekasi mengalami hal yang tidak
menyenangkan ketika berdakwah. Contohnya ketika Komunitas
Punkajian Bekasi akan mengadakan kajian perdana dan
membutuhkan tempat untuk tempat kajian. Masjid menjadi
pilihan yang tepat dilihat dari esensinya yaitu tempat untuk
ibadah serta untuk belajar mengajar. Ketika mencari masjid
tidak sedikit yang menolak untuk digunakan untuk kajian oleh
Komunitas Punkajian Bekasi, bahkan ada pula masjid yag sudah
menyetujui untuk dijadikan tempat kajian, namun sehari
sebelum dimulai acara, tiba-tiba dibatalkan secara sepihak
dengan alasan sudah ada jadwal kajian sebelumnya.
“Dulu itu awal-awal khususnya ketika kita menjalankan program kajian bulanan pertama kali, itu kita cari masjid MasyaAllah, itu susah, susahnya bukan karena masjid itu sedikit, bukan. Tapi sedikit yang mau nerima, karena kan kita presentasi, komunitasnya seperti ini dakwahnya seperti ini, ustadnya siapa? Ustadnya ini seperti ini dan sebagainya. Ada salah satu masjid, contohnya salah satu masjid itu ceritanya kita udah deal, deal dengan waktu dan tempat yang sudah di kontrak lah ya oleh masjid itu, nah tiba-tiba ketika kita sudah sebar flyer, udah siap-siap lah ya segala macem, teknisnya udah lengkap dan pokoknya udah 80% teknikal itu udah mateng, tiba-tiba H-1 itu tim kita yang WA, karena qodarullah ada tim yang ngecek kesana, ngecek ke masjid tersebut ngeliat jadwal kok jadwal kita gak ada justru malah ketika awal itu waktu kita ya maksudnya itu gak ada nama kita adanya nama orang lain, maksudnya dari ustad yang lain, entah dari komunitas mana itu yang menjalankan atau dari DKM gitu, lantas kita confirm dong ke pihak DKM, yang jawab marbotnya waktu itu ”ohiya afwan, lupa ternyata”. Maksudnya ternyata udah ada jadwal, dia bilangnya gitu
9.
9 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
63
Dengan ujian seperti itu, tidak membuat Komunitas
Punkajian Bekasi hilang arah. Mereka terus berusaha mencari
masjid-masjid yang bersedia untuk dijadikan tempat untuk
kajian hingga larut malam. Usaha ini membuahkan hasil sedikit
demi sedikit, Vido selaku ketua Komunitas Punkajian Bekasi
mendapatkan informasi bahwa masjid di dekat rumahnya
menyediakan tempat dan mendukung untuk dijadikan tempat
belajar mengajar. Masjid ini bernama Baitul Mukhlisin, Duren
Jaya Bekasi.
“Tapi kita coba push lagi, tapi gimana kita udah seperti ini
dan sebagainya.. ternyata gak aktif nomerny. Itu udah H-1
dan awwalun yang pertama kan. Nah yaudah dari situ panik
lah ya artinya ini besok nih besok mau ngadain itu, satu hari
kemana kita harus cari masjid itu, sementara gak mudah gitu
karena weekend dan beberapa masjid udah ada jadwalnya
gitu. Yaudahlah, coba kita cari malem-malem, ternyata
qodarullah alhamdulillah Allah mudahkan gitu karena ya
mungkin ini ujian, ujian ketulusan dan keikhlasan kita
memfasilitasi dan berdakwah. Ada yang tadi salah satu
founder, Vido dia nanya ke DKM masjidnya, ke DKM dia
ngasih kabar malem-malem, “masjid dekat rumah ana bisa,
InshaAllah besok. Inshaallah mereka pun support apa yang
dibutuhkan”.10
Setelah di konfirmasi bahwa masjid tersebut bisa
digunakan, Komunitas Punkajian Bekasi langsung menghubungi
kembali para undangan dan juga media bahwa tempat kajiannya
berpindah. Ustad yang mengisi kajian ini secara kebetulan
berasal dari latar belakang yang sama yaitu mantan anak punk,
oleh karena itu materi yang disampaikan sangat berhubungan
10
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
64
dan bisa menganalogikan dengan keadaan yang dialami anak –
anak punk
“Alhamdulillah bisa disitu, yaudah abis dari situ setelah
kajian dan memang qodarullah juga yang ngisi rumahnya
dekat situ, masih muda dan mantan anak punk juga,
qodarullah ya itu udah Allah susun ya dan itu ada beberapa
rekan-rekan kita yang sudah kenal juga dengan beliau, “ah
ini mah senior, senior anak punk”. Yaudah dari situ jadi
ketika materinya di share nyambung juga, karena dia juga
bawain pake analogi-analogi sejarah anak punk11
.
Karena mendapat respon yang postif dari DKM (Dewan
Kemakmuran Masjid) tersebut memberikan izin agar kegiatan
kajian ini selalu diadakan di tempat ini agar semakin banyak
orang-orang yang belajar agama islam hingga saat ini.
“Nah dari situ DKM support langsung, dan qodarullah DKM
disitu adalah orang-orang yang tua lah, istilahnya masih old
school lah tapi bukan berarti mereka gak paham artinya
masih orang-orang yang berilmu juga, mereka paham,
suppoort, “udah bulan depan disini lagi dan seterusnya
disini lagi” yaudah ini sudah dimudahkan Allah dan abis itu
ini menjadi wacana kami setiap bulan disini dan
alhamdulillah di tahun 2017, 2018, 2019 sampai hari ini
masih disitu, ya udah kaya saudara jadinya, jadi tiap bulan
disitu”12
.
Selain kesulitan dalam mencari tempat, Rizki selaku
Sekjen Komunitas Punkajian Bekasi mengatakan bahwa
Punkajian Bekasi juga menghadapi kesulitan untuk
mendapatkan kontrakan yang akan digunakan untuk teman-
teman punk di daerah Bogor. Karena banyak stigma masyarakat
11
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 12
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi
65
yang masih menganggap bahwa punk identik dengan hal-hal
negatif. Hal ini dikhawatrkan akan mengganggu kenyamanan
masyarakat setempat.
“Sebenernya ada lagi satu duka, kalau tadikan susahnya
masjid, sekarang qodarullah ini di Bogor, Punkcasan. Sedikit
cerita lah, intinya garis besar aja, kira-kira tiga kali lah kita
nyari kontrakan untuk mengaji ditolak, tiga kali kalo gak
salah. Kita ditolak dengan bahasa yang sama, “takutnya ini..
takutnya ini jadi omongan warga dan sebagainya” ini
ketakutan-ketakutan yang berasal dari sini (zone) zone nya
zone negatif gitu, jadinya su‟udzon”13
.
Rizki menuturkan bahwa sudah ada ustad yang akan
mendampingi, akhirnya mereka mendapatkan tempat tinggal
untuk dijadikan tempat belajar anak-anak punk Bogor yang
dinamakan Punkcasan Bogor. Kegiatan ini sifatnya kolaborasi,
karena sudah diluar wilayah Bekasi. Pembina-pembina yang
mengajar pun berasal dari daerah yang sama, karena Pembina
atau ustad merupakan salah satu figur dakwah yang harus ada.
Sampai sekarang Komunitas Punkcasan ini masih ada dan
keadaannya stabil.
Penulis mewawancarai salah satu anak punk yang berasal
dari Komunitas Punckasan Bogor bernama Gugun alias Gepeng.
Gepeng mengatakan bahwa ia memang tidak mau selamanya
seperti ini (menjadi anak punk), ia ingin berubah. Namun dalam
prosesnya terntu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, perlu
banyak belajar dan belajar lagi agar bisa diterapkan
mengamalkan ilmu yang sudah didapat.
13
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
66
“Karena gak mungkin selamanya saya mau kaya gini. Setiap
manusia kan ingin ada perubahan. Tapi saya juga mesti
harus banyak belajar mba, karena saya masih baru, saya
pengen banyak nyari ilmu biar bisa saya pake dan kasih ke
orang lain”14
.
Dibalik duka yang dialami oleh Komunitas Punkajian
Bekasi, terdapat hikmah yang dapat dipetik dari kejadian-
kejadian tersebut. Komunitas Punkajian Bekasi menjadi lebih
dikenal oleh kalangan masyarakat, karena bukan hanya
mengajak anak-anak punk untuk berhijrah, namun juga
memberikan pengertahuan baru kepada masyarakat agar tidak
memandang sebelah mata anak-anak punk yang mau berubah.
“Alhamdulillah saat ini dakwah kita semakin dikenal, dikenal
disini artinya semakin diterima ya, yang tadinya “ini
apasih?” bahkan pernah di tahzim, tahzimnya “ini apaan
nih? Ini aliran Islam apalagi nih?” karena kan kita pakai
nama Punkajian, itu anak-anak yang notabene masih muda
seperti ini itukan ada bekasnya, Ane kan gak ada bekasnya,
jadi aliran apalagi nih, gitu”.15
Dahulu komunitas ini memang dianggap menyimpang
karena nama yang digunakan adalah Punkajian, dan anggota dari
komunitas ini mayoritas adalah anak-anak punk. Dengan ukiran
tato yang masih membekas di tubuh mereka, menimbulkan suatu
presepsi baru bahwa komunitas ini memiliki aliran baru.
Ditambah dengan adanya film tentang anak-anak punk dengan
latar belakang budaya timur, namun tinggal di Amerika Serikat.
Film ini berjudul Taqwacore. Dalam film tersebut, menceritakan
kehidupan anak punk dengan subkultur muslim, namun
14 Hasil Wawancara dengan Gugun alias Gepeng, pada tanggal 25 Agustus
2019 di Masjid Baitul Mukhlisin, Bekasi. 15
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
67
berperilaku menyimpang dari agama Islam. Contohnya ketika
azan subuh berkumandang, mereka tidak melantunkan kalimat-
kalimat yang seharusnya dikumandangkan, melainkan
menggantinya dengan alunan petikan gitar. Begitupun dengan
sholat jumat, mereka bebas sholat jumat dirumah dan imam
sholat jumat tersebut boleh dilakukan oleh wanita.
“Contohnya di salah satu film itu (taqwacore), adzan subuh
diganti pakai gitar dengan alunan petikan gitar gitu. Terus
contoh satu lagi, sholat jumat dirumah, dan ini bebas artinya
imamnya pun yang akhwat boleh, ini bergantian. Nah ini kan
anak muda dengan semangat kemudaannya dengan semangat
seperti itu ini kan bisa menjadi salah satu influence apalagi
mereka nganggepnya “keren banget nih”, ya Allah itu film
gak beres. Wah ancur pokoknhya film itu”16
.
Banyak presepsi yang muncul dengan adanya film ini,
dikhawatirkan komunitas ini akan berperilaku menyimpang dari
agama Islam. Namun hal tersebut dibuktikan dengan kegiatan-
kegiatan positif yang dilakukan lalu di sebarkan melaui media
sosial, bahkan diliput oleh media daring. Hal ini dilakukan agar
dapat membuka mata mereka satu persatu bahwa Komunitas
Punkajian Bekasi bukanlah seperti yang ada difikiran
masyarakat, melainkan hanya sebuah wadah untuk memfasilitasi
anak-anak punk yang mau berproses menjadi lebih baik.
Dalam prosesnya, tentu tidak mudah. Banyak batu krikil
yang harus dilewai bagi nak-anak punk yang baru berhijrah.
Sepereti ketika akan memulai sholat di masjid, mereka
mendapat cibiran karena masih bertato dan memiliki empat
16
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
68
lubang di telinganya. Bahkan ada yang nyeletuk dengan berkata
“wah tumben”, “ah muna lo paling besok ga gini lagi”.
“Bahkan ada salah satu rekan kita ke masjid, dia mau sholat
tapi malah dicengin karena dia bertato, bolongan telinganya
empat. Ke masjid mau sholat malah di cengin gitu sama
orang masjid. Ini ada yang gak beres kalo kaya gini nih,
dirangkul gitu dia baru hijrah mereka ini jangan di judge
gitu, malah ada yang ngomong “wah tumben sholat”
mungkin bukan kata-kata yang terlalu keras gitu, tapi kan
tetep ngena gitu di hati mereka apalagi buat orang-oorang
yang baru hijrah, “tumben”. Bahkan waktu itu ada yang
pernah cerita “ah muna lu paling besok ga ini lagi” justru
malah kaya gini yang akan menghancurkan Islam”17
.
Melihat keadaan seperti ini, tentu sudah menjadi resiko
yang akan dialami jika seseorang memiliki niat baik untuk
berubah. Komunitas Punkajian Bekasi hanya bisa memberikan
arahan serta motivasi-motivasi. Ujian ini harus dihadapi, karena
jika iman seseorang akan naik, pasti Allah SWT akan
mengujinya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
“Kita sudah semakin meningkatkan iman otomatis kita akan
diuji oleh Allah, ujian kita berhasil iman kita naik diuji lagi
dengan yang lebih besar dan seterusnya gak akan selesai
sampai kita meninggal, yaudah gitu aja patokannya.
Solusinya? Ya sabar aja, begitulah”.18
D. Strategi Persuasif Komunitas Punkajian Bekasi
Untuk menjaga agar mereka tatap berada dalam koridor
dan tetap terawasi, Komunitas Punkajian Bekasi juga memiliki
wadah untuk berbagi dan saling mengingatkan, yaitu dengan
17
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 18
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
69
membuat whatsapp group untuk anak-anak punk yang
menghimpun se-Indonesia. Adapula group chatting bernama
Pondok Hijrah Punkajian yang anggotanya hanya laki-laki saja
untuk menunjang keistiqomahan anggotanya.
“Ada, wadah untuk di grupnya tapi khusus ikhwan namanya
Pondok Hijrah Punkajian. Ada banyak sih kita sesuai sama
metode tarbiyahnya. Karena kan ada nih yang menghimpun
se Indonesia, kita kan taaruf tapi bukan yang tafahum. Nah
ada lagi grup yang sudah tafahum, artinya sudah saling
mengenal sudah saling mengerti satu sama lain ada
backgroundnya.. kenal deket lah. Ada lagi yang mengkrucut
lagi, untuk menunjang ke istiqomahan”19
.
Banyak cara yang dilakukan agar tetap terhadap pilihan
untuk menjadi orang yang lebih baik. Ketika sudah merasakan
kenikmatan yang baru dalam kehidupan, jangan lupakan
lingkungan yang dahulu, karena masih banyak anak-anak punk
lain yang butuh diajak untuk berhijrah dan hal ini bisa dijadikan
objek dakwah sebab sudah mengetahui seluk beluk anak punk.
“Artinya ini sekarang jadi tongkrongan kita, tongkrongan
utama kita temen-temen ini, kita tidak meniggalkan
tongkrongan ini karena bisa jadi ini menjadi objek dakwah
kita ya kita disini untuk menimba ilmu dan kita sudah mantap
mental kita untuk berdakwah pelan-pelan dengan metode
kita, dakwah ke tongkrongan kita yang dulu, jangan
ditinggal, apalagi dihakimi”20
.
Banyak hal yang menarik anak-anak punk untuk berhijrah.
Rizki mengatakan bahwa ada dua faktor yang membuat anak-
anak punk tertarik untuk berubah. Pertama karena murni
19
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.. 20
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
70
mendapat taufik dan hidayah dari Allah SWT, kedua karena
Rosulullah SAW pernah mengatakan bahwa akan banyak orang
yang akan berhijrah, maka hal ini dimanfaatkan oleh Komunitas
Punkajian Bekasi untuk mengajak anak-anak punk untuk sama-
sama saling merangkul agar semakin banyak orang-orang yang
akan hijrah menuju jalan yang di ridhoi Allah SWT.
“Faktor pendukungnya itu tadi yang pertama hidayah Allah,
yang kedua faktor yang sudah di nubuwatkan oleh Rosulullah
SAW bahwasannya banyak yang akan hijrah, baik hijrah dari
kekafiran kepada keislaman atau hijrah dari jalan
kemaksiatan menuju jalan Islam baik dan kaffah juga faktor
titik jenuh. Titik jenuh mereka yang harus kita manfaatkan.
Karena problemnya kan hak dan bathil. Nah gimana caranya
yang hak ini bisa sama-sama bisa saring merangkul, jangan
bathil yang ngerangkul. Masalahnya yang tadi kita katakan
kan punya titik jenuh gabisa ditahan seperti itu dan temen-
temen yang lain juga sama iya iya begitu, nah kalo kita
rangkul terus rangkul terus otomatis banyak energi positif
yang akan diterima dan semakin banyak Inshaallah akan
semakin berpotensi. Kalo kita biarkan kita lepas dirangkul
setan, yasudah lebih jelas lagi ya , mungkin nanti lebih buruk
lagi. Karena sudah berilmu, jatuh dan itu lebih berbahaya.
Sebisa mungkin kita rangkul dengan erat temen-temen kita
dan kita manfaatkan semua faktor yang ada”.21
Rizki mengatakan bahwa dengan adanya menggunakan
media sosial seperti Instagram, Facebook, Whatsapp, Youtube
dapat menjadi salah satu cara agar bisa menjadi lebih dekat
dengan para jamaahnya. Bahkan adapula salah satu jamaah yang
datang dari Lampung untuk mengikuti kegitan Komunitas
Punkajian Bekasi karena mengatahui informasi tersebut melalui
media sosial. Bagi jamaah yang tidak dapat belajar secara
21
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
71
langsung, mereka dapat mengakses informasi melalui media
sosial yang telah disediakan.
“Karena dalam dakwah meskipun beda komunitas atau
misalnya dalam yayasan dengan yayasan atau institusi
dengan institusi itu tidak ada ceritanya kompetitor, fastabikul
khoirot aja, berlomba-lomba dalam kebaikan. Gak bisa kita
bilang kompetitor, masa tujuannya sama-sama ke Allah kok.
Yang penting kita sama-sama satu koridor bawa mereka ke
jalan Islam dan bawa mereka ke jalan Allah”.22
Untuk mengubah diri menjadi lebih baik tidak harus
mengubah lingkungannya terlebih dahulu. Justru harus
mengubah diri sendiri dahulu, jika sudah siap ilmunya bisa
ditularkan kepada lingkungan. Karena dengan siapa kita
berteman, akan memengaruhi perilaku kita juga. Untuk itu
jadilah orang yang selalu membawa dampak positif agar
semesta juga menerima dengan hal yang serupa.
“Lihatlah agama seseorang dari qoribmu (teman)”. Jadi
dengan siapa kita berteman itu mempengaruhi. Makanya
perubahan pertama personal. Misalnya kita berteman, kalo
kita bisa menjadi orang yang berpengaruh dan mebawa
alhamdulillah, tapi kalo engga nanti kita yang terbawa.
Makanya tadi saya bilang kita gak meninggalkan lingkungan
itu, tapi kita berfokus concern berada di lingkungan yang
soleh karena nongkrongnya orang-orang yang soleh itu
nongkrongnya itu ngomongin agama lagi agama lagi, gak
ada yang lain. Cuma inshaallah bukan hal yang membawa
maksiat, itu bedanya. Harusnya personnya dulu yang diubah,
baru lingkungannya kalo bisa”.23
Sebagai bentuk dukungan jamaah Komunitas Punkajajian
Bekasi, tentu banyak dukungan yang diberikan secara personal.
22
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 23
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
72
Seperti memberikan wakaf al-Qur‟an, kitab, tafsir dan
sebagainya. Dukungan berupa dana pun diterima walaupun
dalam kategori cukup untuk menjalankan misi-misi dakwah
lainnya di masa depan.
“Misalnya relasi kita mau wakaf al-qur‟an kitab atau tafsir,
banyak lah. Kalo bentuk dana sama alhamudulillah ada yang
support kalo sekarang, walaupun alhamdulillah masih
kategori cukup cuma kita punya wacana yang tadi itu, besar.
Tapi inshaallah mudah-mudahaan harapannya bisa
terwujud, aamiin”24
.
Nasihat yang paling sering diingatkan kepada para jamaah
Komunitas Punkajian Bekasi adalah tentang niat. Karena
perilaku dan balasan yang kita lakukan tergantung dengan niat.
Jika niatnya baik akan membuahkan hasil yang baik, namun jika
niatnya buruk maka yang didapat adalah hal yang buruk pula.
Seperti yang dianalogikan Rizki, jika berhijrah karena wanita,
maka tidak akan mendapatkan apapun dari Allah dan Rosul.
Tetapi jika niat berhijrah karena Allah dan Rosul, maka pahala
akan didapatkan,
“Kalo paling sering masalah niat, hadisnya innamal a‟malu
binniyyat. Karena segala sesuatnya tergantung niat, kita
akan mendapatkan seseuatu dari apa yang kita niatkan.
Artinya analoginya, jika kamu berhijrah karena Allah dan
Rosulnya Inshaallah dapetnya Allah dan Rosulnya. Tapi jika
kamu berhijrah misal karena wanita atau dunia atau segala
isinya (materi) ya kamu akan mendapatkan itu, tapi mohon
maaf kamu gak akan mendapatkan apapun dari Allah dan
Rosulnya, artinya pahala dan kebaikan itu gak dapet.
24
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
73
Makanya itu yang bener-bener nilai urgensinya paling tinggi,
salah niat itu berbahaya”.25
Dalam penuturan terkahir Rizki berharap bahwa semua
orang bisa hijrah dan istiqomah. Karena dengan dua kata
tersebut saling berkaitan dan akan terus berjalan hingga akhir
hayat, juga berharap agar bisa bertemu di surganya Allah SWT.
“Semoga semuanya bisa hijrah dan istiqomah. Itu aja.
Karena dua kata itu saling berkitan dan Inshaallah akan
terus berjalan sampai dia meninggal dan meninggalnya
husnul khatimah. Dan kita sama-sama harapannya bisa
kembali bertemu di jannahnya Allah SWT. Hijrah dan
Istiqomah. Kalo hijrah doang ya udah segitu aja, tapi kalo
istiqomah kan yang lain Inshaallah dijalani”.26
E. Kisah Inspiratif
Salah satu anggota sekaligus mantan artist tato bernama
Zam Zami Ridwan alias Iwan mengatakan bahwa ia sudah
bergabung dengan Komunitas Punkajian Bekasi sejak tahun
2017 dan belum bisa membaca baik membaca al-Qur‟an atau
membaca tulisan. Sejak ia masuk Komunitas Punkajian Iwan ia
diajarkan untuk belajar membaca al-Qur‟an. Bukan hanya
membaca namun pelafalan huruf-hurufnya harus jelas.
“Kalo saya sendiri asal Jakarta, Tanah Tinggi Senen. Dulu
nge punk juga, artist tatoo juga. Artis tato itu pembuat tato.
Jadi gabung sama punkajian ini udah dua tahun (2017), dari
nol jadi emang sebelumnya ga bisa baca, sampe sekarang
gak bisa baca. masih belajar terus, masih ngebernerin huruf-
huruf, karena kan harus jelas gak cuma baca-baca doang”27
.
25 Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 26
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 27
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
74
Di Komunitas Punkajain Bekasi, Iwan diajarkan tentang agama
Islam, cara beribadah, mengaji. Karena menurut Iwan hijrah
tidak boleh dipermainkan, harus balajar memahami apa yang
dilakukan, karena setiap perbuatan akan ada konsekuensi.
Tujuannya adalah untuk meraih surganya Allah SWT.
“Karena menurut saya hijrah ini kan gak boleh main-main
harus serius mempelajari agama karena harapannya pengen
jannah nya Allah”.28
Iwan menceritakan bahwa ia mengalami perubahan ini
karena mengalami suatu kejadian yang wallahu‟alam hanya ia
dan Allah saja yang mengetahui. Kebiasannya yang amat sangat
Allah larang beliau lakukan, seperti mabuk-mabukan, bermain
judi, bahkan narkoba. Namun disuatu hari tepatnya sepuluh hari
sebelum idul fitri tahun 2017 kurang lebih pukul 2 pagi, Iwan
mengalami hal yang menakutkan. Dengan keadaan sadar, tidak
mabuk, bermain judi dan narkoba Iwan diperlihatkan bayangan
api neraka. Saat kejadian itu Iwan merasa sangat ketakutan,
gemetar, gelisah, takut akan pedihnya siksaan yang
diperlihatkan kepadanya. Saat itu juga Iwan langsung
membangunkan istri dan meminta maaf hingga air matanya
bercucuran.
“Dua tahun yang lalu, sepuluh hari mau lebaran kurang
lebih jam 2 pagi, posisi lagi gak mabuk lagi bareng-bareng
sama istri sama anak-anak juga, trus sepintas ngeliat
bayangan neraka. Semenjak dari itu bangunin istri minta
maaf nangis-nangis bareng dia”29
.
28
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 29
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
75
Iwan merasa bahwa ini pertanda bahwa memang sudah
saatnya ia untuk bertaubat dan kembali kepada jalan kebenaran
serta meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
Wallahu‟alam bisawam.
Dipagi hari, Iwan meminta maaf kepada keluarganya atas
perbuatan yang selama ini ia perbuat. Setelah itu Iwan langsung
bergegas untuk belajar solat walaupun masih di rumah. Karena
ia khawatir dengan keadaan yang masih bertato akan
menimbulkan prasangka yang tidak diinginkan seperti
mengambil kotak amal atau sandal masjid.
“Tapi saat itu solatnya masih di rumah, karena badan masih
tatoan malu, takut ke masjid takut disangka mau ngambil
kotak amal atau sendal gitu. Pikiran orang kan gitu, wah
tatoan nih mau nyolong kotak amal nih. Makanya solatnya
waktu itu dirumah, manggil guru ngaji kerumah untuk
belajar agama islam”.30
Hidayah yang Allah berikan kepada hambanya memang
turun dengan berbagai macam cara. Seorang pemabuk, narkoba,
maksiat, tidak mengerti agama bisa saja Allah balikkan hatinya
agar kembali kepada jalan yang benar. Di lingkungan keluarga,
hanya kakeknya saja yang memiliki pengetahuan agama yang
lebih, dibandingkan dengan Iwan dan keluarga. Ia mengaku
belum pernah solat seumur hidupnya.
“Ada kakek, dua-duanya kakek memang agamanya kuat. Tapi
nenek sama orang tua engga, agamanya malah kurang.
Ibadahnya malah gak pernah ibadah seumur hidup saya, ini
murni pengalaman saya melihat sepintas bayangan neraka.
Qodarullah wallahualam saya juga gak tau masalah itu juga
30
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
76
ya, kenapa Allah ngasih petunjuk kaya gitu saya gak tau,
kemungkinan Allah punya rencana yang berbeda supaya
saya bertobat”31
.
Namun tidak semua orang bisa menerima perubahan ini
yang ia alami. Keluarga dan sanak saudara ada yang khawatir
jika Iwan berubah, Iwan pasti akan meninggalkan pekerjaannya
sebagai artist tattoo, karena penghasilan utamanya adalah
menjadi artist tattoo.
“Cuma ada keluarga juga yang gak setuju saya ninggalin
dunia tato. Karena dari situ saya bisa menghidupi keluarga
dan saudara-saudara saya32
.”
Terlepas dari kekhawatiran itu, Iwan menyerahkan segala
urusannnya hanya kepada Allah, rezeki sudah diatur oleh Allah
Subhanahu Wata‟ala. Setelah meninggalkan dunia tato, Iwan
beralih ke dunia usaha. Iwan membuka kedai mie yang dimasak
sendiri dengan harga tujuh ribu rupiah. Namun ia
mengecualikan untuk anak-anak yatim dan piatu, ia memberikan
mie ayam nya secara gratis dalam rangka bersedekah sekaligus
salah satu cara agar Allah mengampuni dosa-dosanya.
“Alhamdulillah selepas saya dari dunia tato, masih bisa bantu mereka. Rezeki Allah yang atur”. Saya buka usaha mie ayam yang saya masak sendiri. Mie ayam harga 7 ribu, makan gratis untuk anak yatim. Mie Ayam Bang Da‟I namanya. Jadi memang rumah deket sekolah SD, target memang untuk anak-anak yatim makan sepuasnya untuk mereka. Karena Cuma ini yang bisa saya lakukan untuk menebus dosa-dosa saya, terlalu banyak dosa saya”
33.
31
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 32
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 33
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
77
Kegigihannya untuk mencari ladang rezeki yang Allah
berikan tentunya juga atas dukungan dan semangat yang
diberikan oleh teman-teman Komunitas Punkajian Bekasi.
Dukungan yang diberikan oleh teman-teman Komunitas
Punkajian Bekasi bukan hanya dukungan moral namun juga
memberikan dukungan dana kepada Iwan. Tujuannya untuk
membantu agar Iwan tetap semangat mencari rezeki yang di
ridhoi Allah Subhanahu Wata‟ala. Berbagai usaha ia lakoni
mulai dari berkeliling menjual mangga, nasi goreng, kebab,
hingga mie ayam. Walaupun adakalanya usaha tersebut gagal
karena satu dan lain hal. Dengan kegigihannya tersebut, saat ini
kebutuhan keluarganya pun tercukupi dan ia bersyukur atas
rezeki yang ia terima dengan cara yang halal.
“Jadi selepas dari dunia tato itu mereka (Komunitas
Punkajian Bekasi) yang kasih dana untuk buka usaha. Saat
itu buka usaha jualan nasi goreng, tapi gagal. Trus saat itu
dagang mangga, keliling. Karena pengen ninggalin dunia
tato itu, merubah kodrat Allah juga kan. Uang banyak, tapi
Allah gak ridho. Dan akhirnya dagang mangga keliling kita
panas-panasan mangkal-mangkal gatau lapak siapa, cari
keuntungan sedikit tapi Allah ridho. Dan sekarang
alhamdulillah Allah kasih jalan lagi yang lebih berkah, kita
punya projek lagi bikin kebab sama batagor juga kita ada,
mie ayam juga ada, berbau kuliner lah, karena hobi masak
juga. Alhamdulillah mencukupi, dan kelurga juga sudah
menerima”.34
Menurut Iwan, kegiatan yang paling menarik dari Komunitas
Punkajian Bekasi adalah Punkajian On The Street. Karena
dahulu Iwan pernah berada di posisi yang kelam, menjadi anak
34
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
78
punk sekaligus artist tattoo. Iwan ingin mengajak teman-teman
untuk menikmati kenikmatan sesungguhnya
“Punkajian On The Streetnya. Punkajian On The Streetnya
itu kan memang saya sendiri pernah ngerasain di posisi
mereka lah. Dan setelah saya hijrah ini saya ingin mengajak
temen-temen saya yang lama-lama untuk merasakan
kenikmatan yang sesungguhnya dari Allah, kenikmatan iman,
islam yang kaya gitu, itu sih yang menarik dakwah on the
street”.35
Punkajian On The Street dinilai sebagai kegiatan positif
khususnya bagi anak-anak punk, karena kegiatan ini membuat
mereka lebih nyaman karena ketika berbicara mengenai agama
tanpa pandang bulu. Komunitas Punkajian Bekasi memposisikan
diri mereka setara dengan anak-anak punk, oleh karena itu
mereka menjadi lebih terbuka tentang apa yang mereka rasakan.
“Dengan adanya komunitas ini kemungkinan dia lebih
nyaman lah rasanya untuk belajar bareng. Jadi rasanya
disini kita bisa setara lah kalo dalam anak punk itu kita bisa
setara, tidak ada abang-abangan kita setara, positif lah”.36
Iwan mengatakan bahwa Komunitas Punkajian Bekasi
memberikan pengajaran tentang agama Islam dengan sabar dan
tidak menghakimi. Iwan merasa semenjak ia bergabung dengan
Komunitas Punkajian Bekasi, hidupnya menjadi lebih tenang
dibandingkan dengan masa lalu. Iwan percaya bahwa jalan yang
ia pilih saat ini merupakan jalan terbaik dan ia yakin bahwa
Allah akan menolong hamba-hambanya.
“…beliau ini ngajar saya dengan sabar tidak menghakimi,
mereka tulus ngajarin dari nol trus selalu kasih support dan
35
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 36
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
79
semangat, kalo iman lagi turun mereka nyemangatin. Dan
juga hidup lebih tenang dibanding yang lalu-lalu. Jadi lebih
yakin kalo Allah pasti menolong hamba-hambanya”.
Iwan berharap akan banyak anak-anak punk lainnya yang akan
berubah dan kembali ke jalan Allah Subhanahu Wata‟ala. Juga
ia memberikan semangat kepada teman-teman Komunitas
Punkajian Bekasi agar terus menginspirasi anak-anak punk
untuk bersama-sama berubah menjadi lebih baik.
Salah satu jamaah sekaligus anggota dari Punkajian Bekasi,
Wisnu mengatakan bahwa ia masuk ke dalam komunitas ini
karena ajakan dari seorang teman yang merupakan salah satu
anggota dari Komunitas Punkajian Beksi. Wisnu mengatakan
bahwa ia ingin belajar mengaji dan berubah menjadi lebih baik
“Karena saya ingin merubah diri menjadi lebih baik, nah
dari situlah kan saya nongkrong di tempat tongkrongan
ketemu dengan Bang Inal teman saya. Karena di tempat yang
dulu saya bener-bener jenuh, gak tau arah, sering nongkrong
sana sini. Tanya-tanya lah, bang ada pengajian gak? Adaa,
ikut ajaa. Dari situ saya baru ikut komunitas Punkajian, dari
Bang Inal. Belajar ngaji semuanya”.37
Hal yang sama juga dikatakan oleh Gugun alias Gepeng, mantan
seorang anak punk yang berasal dari Bogor juga mengatakan
bahwa ia ingin meninggalkan dunia punk karena tidak ingin
selamanya terjebak dalam kesuraman, ia ingin menjadi orang
yang lebih baik.
“Berproses ya harus lebih baik dan gak mungkin lah kita
selamanya kaya gini”.38
37
Hasil Wawancara dengan Wisnu Dzul Cahyo, pada tanggal 25 Agustus
2019 di Masjid Baitul Mukhlisin, Bekasi. 38
Hasil Wawancara dengan Gugun alias Gepeng, pada tanggal 25 Agustus
2019 di Masjid Baitul Mukhlisin, Bekasi.
80
Gepeng mengaku bahwa ia berubah karena memiliki kesadaran
dari diri sendiri, juga dibantu dengan semangat dari teman-
temannya yang mendukungnya untuk berubah ke jalan yang di
ridhoi Allah Subhanahu Wata‟ala.
“Diajak dan ada kesadaran juga dari diri sendiri. Kalo
kebanyakan dari kawan kawan disini ada yang diajak, ada
yang kemauan sendiri”.39
39
Hasil Wawancara dengan Gugun alias Gepeng, pada tanggal 25 Agustus
2019 di Masjid Baitul Mukhlisin, Bekasi.
81
BAB V
PEMBAHASAN
A. Strategi Psikodinamik Komunitas Punkajian Bekasi dalam
Mengajak Anak Punk Untuk Berhijrah
Strategi psikodinamik dipusatkan pada faktor emosional atau
faktor kognitif. Salah satu asumsi dasarnya adalah faktor-faktor
kognitif berpengaruh besar pada perilaku manusia. Esensinya
bahwa pesan yang efektif mampu mengubah fungsi psikologis
individu dengan berbagai cara, dimana sasaran merespon secara
terbuka dengan bentuk prilaku seperti yang diinginkan
persuader.
Strategi persuasi berdasarkan konsep psikodinamik harus
dipusatkan pada faktor emosional dam kognitif, rasanya tidak
mungkin untuk mengubah faktor-faktor biologis (seperti tinggi,
berat, seks, ras dan lain-lain) dengan pesan persuasif. Hal yang
mungkin adalah menggunakan pesan persuasi untuk pernyataan
emosional.1 Seperti yang dilakukan Komunitas Punkajian
Bekasi dalam menyentuh emosi dan kognitif jamaahnya untuk
mengubah perilaku anak punk menuju jalannya.
a. Pesan Persuasi Pernyataan Emosional
Strategi psikodinamik yang digunakan oleh Punkajian
Bekasi yaitu dengan menggunakan pesan persuasi pernyataan
emosional. Mengajak untuk menjalankan perintah agama
melalui pernyataan emosional. Seperti yang dikatakan Rizki
1Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif (Jakarta: universitas Terbuka,
2007), 8.27.
82
selaku Sekjen Punkajian Bekasi, bahwa anak-anak punk akan
lebih nyaman bercerita tentang keluh kesahnya jika
pendekatan yang dilakukan tidak dengan menghakimi,
melainkan merangkul dan menjadikan mereka berada di
posisi yang sama.
“Merangkul bukan menghakimi. Kalau kita merangkul itu
menjadikan mereka berteman dan bersahabat, tapi kalau
menghakimi kita menjadikan mereka sebagai musuh, atau
terdakwa gitu. Karena ketika kita dekati mereka cerita,
“iyaa sebenernya saya juga udah ada keinginan, sudah
ada titik jenuh”, dan kebanyakan seperti itu”.2
Hal ini juga dicontohkan oleh baginda Rosulullah SAW,
beliau mengajarkan untuk berdakwah tidak dengan cara
menghakimi melainkan dengan cara merangkul dan bertutur
kata yang baik seperti firman Allah dalam surat Ali Imran
ayat 159:
Artinya:
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
2Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15 Agustus
2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
83
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad,
maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal”.
b. Penggunaan Bahasa
Dalam menyampaikan dakwah kepada anak-anak punk,
komunitas Punkajian Bekasi menggunakan bahasa gaul
namun tetap santun agar pesan yang disampaikan dapat
tersampaikan dengan baik. Komunitas Punkajian Bekasi
selalu menganalogikan dakwah sesuai dengan apa yang
mereka pahami.
“Selalu dengan analogi, dan yang paling penting itu
dakwah lah dengan bahasa kaummu, perintahnya kan
gitu. Nah bahasa kita bahasa gaul lah anak-anak
muda, nah nanti disitu kita ketemuv dengan kelas-
klasnya atau kasta-kastanya. Misalnya kasta kelas atas,
istilahnya orang-orang berdasi itu kan gabisa
ngomong dengan bahasa-bahasa kampung. Nah itu
berpengaruh, makanya sebisa mungkin kita janga
terlihat meninggi, kita bergaul, kaya nongkrong biasa.
Dianalogikan, dengan yang mereka pahami”3
Analogi-analogi yang sering digunakan dalam
menyampaikan dakwah bukanlah analogi mengenai kisah
nabi, karena belum sampai pada titik untuk menceritakan
hal tersebut. Komunitas Punkajian Bekasi menganalogikan
sebuah kisah yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemapuan anak-anak punk saat itu, seperti menceritakan
tentang kisah hijrah seorang roker-roker dimana latar
belakang mereka adalah sama.
3Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15 Agustus
2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
84
“Misal analogi sederhana seperti kisah sejarah Nabi
Muhammad dan para sahabat itu kan agak ketinggian,
kasih yang ringan-ringan misalnya kita kasih kisah
tentang hijrah roker–roker karena ini karena itu.” 4
Selain tentang hijrah para roker, Komunitas Punkajian
Bekasi selalu menceritakan tentang teologi atau tentang
ketuhanan, karena konsep ketuhanan merupakan konsep
pertama yang harus mereka ketahui dan mengerti siapa
Tuhannya dan harus mengetahui apa yang harus diamalkan
dan apa konsekuensi yang akan diterima jika dilanggar.
“Biasanya sih masalah teologi atau ketuhanan, karena
yang harus kita benahi konsep ketuhanan artinya mereka
harus bener-bener mengerti siapa tuhannya, jangan cuma
ucapan laa ilaa ha illallah jadi harus mengerti dan
amalkan nah selain itu ada konsekuensi di dalamnya. Jadi
analoginya yang menurut mereka realistis aja gitu, emang
lebih banyak analoginya gitu”. 5
c. Proses sosialisasi yang efektif
Penerapan lain strategi psikodinamik yaitu proses
sosialisasi yang menarik dunia anak-anak punk. Selain dari
pesan-pesan persuasif peryataan emosional dan penggunaan
bahasa, komunitas Punkajian Bekasi juga menjalin hubungan
yang baik dengan para jamaah Punkajian Bekasi, salah
satunya dengan diadakannya program-program yaitu
pelajaran akidah, tazkiyatun nafs, kumpul pembinaan, kajian
bulanan dan tabligh akbar, nongkrong berfaedah dan
4Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15 Agustus
2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 5Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15 Agustus
2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
85
punkajian on the street seperti yang dikatakan Ustad Miki
selaku ketua dari komunitas Punkajian Bekasi.
“Kalo hari rabu ada pelajaran akidah, kadang dua pekan
lagi ada tazkiyatun nafs, trus hari ahad tuh baru kumpul-
kumpul pembinaan, kaya rapat harian aja. Dateng untuk
membicarakan program-program. Program-program kita
ada punkajian bulanan, itu kita ngadain tabligh akbar,
manggil ustad-ustad dari mana aja. Ada lagi nongkrong
berfaedah, ini kajian juga cuma diluar masjid. Jadi ada
kan temen-temen kita itu ada yang mau diajak ke masjid
ada juga yang anti maksudnya malu atau belum siap,
makanya kita ada program nongkrong berfaedah.
Nongkrong berfaedah itu maksudnya juga ngaji, juga
dibikin santai misalnya di kafe, ada juga outdoor
dirumah-rumah orang baik, diluar kaya ada pendopo itu.
Nah kita biasanya disitu kalo di kafe kan minimal kita
bayar. Ada juga punkajian on the street, dakwah ke jalan
langsung”.6
Kajian bulanan diadakan tiap satu bulan sekali dan
dihadiri oleh jamaah umum, artinya siapa saja boleh ikut
kajian bulanan ini baik ikhwan maupun akhwat, komunitas-
komunitas, bahkan ada yang datang jauh-jauh dari Bogor dan
diberikan uang transpotasi agar bisa mengkaji ilmu bersama.
“Kajian bulanan itu sifatnya umum tapi tetep kita punya
cara tersendiri, kita undang temen-temen dari relasi
komunitas, kita undang temen-temen dari anggota kita,
temen-temen punk, yang terjauh ya dari Bogor, jadi dari
Bogor kita ajak kesini, kita ongkosin kesini untuk kajian
bulanan“.7
6Hasil Wawancara dengan Miki Kosasih, pada tanggal 15 Agustus 2019 di
Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 7Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15 Agustus
2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
86
Pengisi kajian bulanan ini diisi oleh Ustad-ustad yang
mumpuni dalam bidangnya. Dalam kajian ini terjadi interaksi
antara jamaah dengan Ustad-ustad yang mengisi kajian.
Seperti saat peneliti menghadiri kajian bulanan pada tanggal
25 Agustus 2019 pukul 11.00 WIB, bertempat di Masjid
Baitul Mukhlisin Duren Jaya Bekasi. Kajian bertema Huru
Hara Akhir Zaman menjadi bahasan yang menarik untuk di
bahas. Kajian ini diisi oleh pemateri yaitu Ustad Anshari
Taslim, Lc dan Ustad Ihsanul Faruqi. Ketika Ustad Anshari
membahas tentang kejadian-kejadian akhir zaman, salah satu
jamaah akhwat ada yang bertanya tentang keberadaan Ya‟jud
dan Ma‟jud di akhir zaman, Ustad Anshari menjawab dengan
tegas bahwa memang sudah ditetapkan dalam al-Qur‟an
surah al-Kahfi ayat 95 bahwa Ya‟jud dan Ma‟jud akan hadir
di akhir zaman dan akan berbuat kerusakan di muka bumi.
Di sesi berikutnya pukul 13.00 WIB, Ustad Ihsanul Faruqi
juga membahas tentang akhir zaman, namun beliau
mengisinya dengan tambahan visual dengan adanya
keruskan-kerusakan yang sudah mulai terlihat di zaman
sekarang. Beliau memutarkan sebuah video tentang perang
iman dan akidah yang terjadi di Suriah. Dalam video tersebut
terlihat jihad-jihad kaum muslimin dalam mempertahankan
iman dan islamnya. Peperangan terjadi dimana-mana, kota-
kota di bombardir, anak-anak banyak yang meninggal dunia,
pertumpahan darah terjadi di Negeri Islam. Setelah selesai
diputarkan video ini, banyak jamaah yang bertanya bahkan
87
rela memberi sedikit rezekinya kepada kaum muslimin yang
sedang dilanda musibah.
Kajian bulanan ini sangat membantu sosialisasi Punkajian
Bekasi dalam menyebarkan dakwah kepada masyarakat luas.
Banyak masyarakat menyambut positif kegiatan ini dan
berharap agar kajain ini terus dilaksanakan setiap bulannya.
Proses sosialisasi selanjutnya dari Komunitas Punkajian
Bekasi adalah dengan mengadakan kajain pekanan. Kajian
pekanan ini hanya diadakan satu pekan sekali namun dengan
jamaah yang terbatas, karena kapasitas untuk kajian ini belum
memadai untuk dibuka secara umum. Kajian pekanan ini
ibarat sedang kuliah, mencari ilmu lebih dalam namun
berbeda, karena kajian ini tidak berbayar alias gratis.
“Disamping karena tempat kita terbatas (Pondok Hijrah)
kita terbatas, yak arena memang kita belom focus untuk
share ke ranah yang lebih besar. Dan disitu sifatnya
memang kita sama-sama yang proses intinya atau
tarbiyahnya disitu, gali ilmu disitu. Makanya kaya tadi
saya bilang kaya kuliah, gimana caranya kita
menyediakan itu tapi gak bayar”.8
Oleh karena itu kajian ini hanya dihadiri oleh anggota-
anggota saja. Kajian pekanan ini berbeda dengan kajian
bulanan, karena yang dibahas dalam kajian pekanan ini
adalah kitab, sedangkan kajian bulanan bersifat tematik
(sesuai tema) dan lebih interaktif lagi karena ditiap
pertemuannya selalu membahas ilmu yang berkelanjutan dari
pekan yang lalu.
8Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15 Agustus
2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
88
“Jadi kajian bulanan itu ustadnya lain, temanya lain
gitu. Nah kalo pekanan kita kajiannya kitab, salah
satunya setiap rabu malam kita ada kajian tauhid yang
kitabnya kitab tauhid, runutan (berurutan), pekan ini bab
satu pekan depan bab 2 dan seterusnya”.9
Seperti yang dikatakan oleh Ustad Miki, bahwa kajian
pekanan ini belajar ilmu-ilmu seperti tazkiyatun nafs, fikih,
akidah, bahasa Arab juga tahsin. Diantara para pengajarnya
ialah Ustad Mizan yang merupakan guru tahfid dan juga
bahasa arab. Beliau secara sukarela mengajar dengan ilmu
yang beliau miliki, dengan kondisi apa adanya Komunitas
Punkajian Bekasi menyiapkan fasilitasnya. Beliau mengajar
pada hari rabu malam dan hari sabtu di Pondok Hijrah
Punkajian Bekasi.
“Beliau ngajar agama, ketika beliau ngobrol dan qodarullah
memang lagi mencari tempat belajar Bahasa Arab. Ustad
Mizan bilang sama saya aja, saya bisa Inshaallah ya kita
sama-sama belajar. Alhamdulillah beliau tawaddu‟,
umurnya kurang lebih 60-an dan sekarang masih mengajar
di hari rabu malam. Dan yang satu lagi di sabtu itu sama
beliau juga karena support, respect, tiba-tiba mengajukan
diri, “saya mau ngajar nih”, “ya boleh ustad”,
Alhamdulillah..”10
Berbeda dengan kajian bulanan dan pekanan, ada kegiatan
lain dalam mensosialisasikan dakwah Punkajian Bekasi. Salah
satunya Nongkrong Berfaedah. Nongkrong berfaedah ini lebih
khusus untuk teman-teman punk yang mau belajar tentang
agama islam namun masih belum percaya diri, masih malu
untuk mengikuti kajian-kajian di muka umum. Dalam kegiatan
9Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15 Agustus
2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 10
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
89
ini, Komunitas Punkajian lebih menyesuaikan dengan keadaan
para jamaahnya. Disini sifatnya lebih kepada sharing
pengalaman-pengalaman dan tentunya tetap ada kajian
keislamannya namun dikemas secara ringan agar dapat
dipahami oleh jamaah yang notabene anak-anak punk.
Pengisi sharing ini juga sering kali dihadiri oleh orang-orang
yang dulunya memiliki latar belakang yang sama dengan
mereka. Salah satunya ustad Derry Sulaiman yang dahulu
adalah pemain gitar band metal, Betrayer. Lokasi yang dijadikan
tempat untuk sharing ini juga dilakukan di kafe-kafe atau kalau
sekarang lebih sering diadakan di sebuah rumah milik salah satu
sukarelawan agar sharingnya lebih efektif tanpa adanya tekanan.
Namun dalam kajian ini peneliti mengamati hanya ada jamaah
laki-laki saja, dikarenakan kegiatan ini dilakukan ba‟da maghrib
sampai malam.
Gambar 5. 1 : Ustad Derry Sulaiman Sebagai Narasumber
Nongkrong Berfaedah
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official pada
tanggal 28 Septemper pukul 23.55 WIB
Ada pula Punkajian On The Street. Kegiatan ini
merupakan sosialisasi paling mendasar dalam mensyiarkan
ajaran islam terutama dalam mengajak anak-anak punk untuk
90
berhijrah. Karena dalam Punkajian On The Street dakwah
yang dilakukan langsung turun ke jalan dan berdakwah di
jalanan. Dakwah ini dilakukan oleh anggota Komunitas
Punkajian Bekasi yang masa lalunya adalah artist tato yaitu
Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan. Beliau bisa disebut
Punklima atau bisa dibilang pemimpin dalam kegiatan
Punkajian On The Street ini.
“Ada juga punkajian on the street, kita ada anggota yang
mantan anak punk, ada bekasnya lah. Kalo saya kan dan
Rizky ga ada bekasnya kan karena dari punk musik, jadi
gak perlu di tato. Kalo street punk kan di kita ada yang
namanya bang Iwan, dia artist tato. Makanya kita
manfaatkan dia untuk merekrut orang-orang yang sama
seperti dia, ibaratnya yang satu latar belakang dengan
mereka”.11
Rizki mengatakan bahwa jika turun ke jalan dengan
penampilan seperti ini (menunjuk dirinya, tidak bertato dsb)
anak-anak punk tidak tahu kalau dahulu beliau juga memiliki
latar belakang yang sama meskipun berasal dari punk yang
alirannya musik. Maka dari itu dengan keberadaan Bang
Iwan sebagai mantan artist tato dinilai mampu menarik anak-
anak punk dengan berhijrah ke arah yang lebih baik.
“Pengalaman saya sendiri kalo mendampingi dia kan kalo
kita yang ngajak kan yang penampilannya biasa gini kan
mereka gatau kita anak punk dulu, tapi ketika yang
menyampaikan Bang Iwan itu beda, target dakwah nya itu
nyimak Bang Iwan, karena merasa dia aja pernah
berubah kenapa kita gak bisa”.12
11
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 12
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
91
Punkajian On The Street ini bahkan sudah meluas hingga
Bogor. Dengan teknik-teknik yang dilakukan oleh Komunitas
Punkajian Bekasi akhirnya anak-anak punk yang berada di
Bogor sedikit demi sedikit mau berhijrah hingga menjadi
komunitas yang berada di naungan Punkajian Bekasi
bernama Puncasan. Komunitas ini diberikan sebuah rumah
singgah sebagai sarana untuk berbuat kebaikan.
“Alhamdulillah di Bogor kan juga ada Puncasan
namanya, itu awalnya bang iwan beerawal dari pesantren
daerah sana, nah dari pesantren mau ke terminal naik
angkot, ada anak punk dari punkcasan ngamen, trus Bang
Iwan ngobrol minta nomernya, pas disitu komunikasi-
komunikasi, samperin lagi kesana bawa makanan, pekan
depannya lagi dateng lagi bawa iqro, bilang mau belajar
ga? Trus pekan selanjutnya akhirnya ngomong, kayaknya
gaenak juga kita ngobrol di jalanan gini, akhirnya kita
sewain kontrakan atau rumah singgah”.13
Menurut penuturan Bang Iwan, beliau mengatakan bahwa
dahulu beliau pernah merasakan berada di posisi mereka,
maka dari itu setelah berhijrah beliau ingin menularkan
kenikmatan yang sesungguhnya dari Allah SWT.
“Dakwah on the street itu kan memang saya sendiri
pernah ngerasain di posisi mereka lah. Dan setekah saya
hijrah ini saya ingin mengajak temen-temen saya yang
lama-lama untuk merasakan kenikmatan yang
sesungguhnya dari Allah, kenikmatan iman dan islam”.14
Proses sosialisasi selanjutnya yang dilakukan ialah dengan
mengadakan kegiatan Sebar Jumat (Sedekah Barokah).
13
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 14
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
92
Kegiatan ini berawal dari kegiatan sedekah nasi box untuk
kaum dhuafa dan pemulung-pemulung di Bantar Kali.
Lambat laun kegiatan ini menjadi rutin, namun dilakukan
untuk jamaah sholat jum‟at dan dilkaksanakan tiap satu
minggu sekali berkerja sama dengan Komunitas Fam Us.
“Jadi buat mendukungnya kita bergerak bareng, support.
Daintaranya ada Sebar Jumat. Jadi sebenernya dulu tuh
bukan Sebar Jumat, dulu tuh cuma Sebar aja, artinya
Sedekah Barokah. Jadi dulu itu kita lebih ke kaum dhuafa
di Bantar Kali, pemulung-pemulung itu kita kasih nasi
box”. Bang iwan
Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada hari jumat saja,
namun jika datang bulan Ramadhan kegiatan ini rutin
dilaksanakan setiap hari menjelang berbuka puasa, dan
dibagikan kepada para pengendara di jalanan.
Gambar 5. 2 : Komunitas Punkajian Membagikan Iftar
Sumber: https://republika.co.id/berita/ramadhan/kabar-
ramadhan/prmz9u458/komunitas-punk-hijrah-bagibagi-iftar-tiap-hari-di-
jalanan
Terakhir, untuk mendukung proses sosisalisasi yang
efektif, Komunitas Punkajian Bekasi memberitahukan
kajiannya melalui sebuah poster yang diunggah pada
platform instagram @punkajian_official. Dengan adanya
93
poster ini, dapat membantu para jamaahnya untuk mengikuti
kajian yang rutin.
Gambar 5. 3 : Poster Kajian Komunitas Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official
pada tanggal 28 Septemper pukul 01.37 WIB
d. Informasi yang dibutuhkan persuaded
Komunikasi persuasif yang efektif terletak dalam belajar
banyak hal yang baru, dengan dasar informasi yang diberikan
persuader. Asumsi tersebut akan mengubah struktur internal
psikologis individu, sepereti kebutuhan, rasa takut, sikap dan
lain-lain yang hasilnya akan tampak pada prilaku nyata.
Informasi yang diberikan oleh Komunitas Punkajain Bekasi
berkaitan dengan apa yang dialami oleh anak-anak punk.
94
Kebiasaan-kebiasaan yang mereka sering lakukan, setelah itu
menjelaskan kaitannya dengan ajaran agama Islam.
“Jadi kita dateng, ajak ngobrol dulu. Ngobrolin tentang
dunia dia dulu, ajak-ajak ngopi. Ya dia mabok ya mabok.
Nah setelah dibikin akrab baru kita sampaikan walaupun
cuma satu ayat, dan disitu kita masukin pelan-pelan dia
mau ngaji dia mau solat”.15
Salah satu tujuan didirikannya Komunitas Punkajian
Bekasi ini sebagai sarana untuk memberantas buta huruf al-
Qur‟an di jalan. Oleh karena itu, program Dakwah On The
Street menajadi salah satu sarana informasi yang dibutuhkan
oleh persuaded sebagai upaya pengurangan buta huruf al-
Qur‟an.
“Jadi memang target kita anak-anak jalanan. Memang
salah satu program di Punkajian ini memberantas buta
huruf al-Qur‟an di jalan. Dengan dakwah on the street itu
mengajak ke jalan Allah”.16
Namun dalam pelaksanaannya ada saja gangguan atau
hambatan yang dialami oleh Komunitas Punkajian Bekasi.
Ada yang tetap istiqomah, adapula yang imannya futur atau
turun. Seperti yang dituturkan Rizki sebagai Sekjen
Komunitas Punkajian Bekasi yang selalu mengatakan bahwa
jika sudah terjerumus ke jalan yang tidak benar, tidak akan
dipaksakan lagi. Bukan membiarkan namun masih banyak
orang yang harus diajak menuju kebaikan.
“Kembali sampe lepas itu ada dan kalo seandainya dalam
ketentuan Islam pun kita tidak boleh memaksakan, jika
15
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 16
Hasil Wawancara dengan Zam Zami Ridwan atau Bang Iwan, pada tanggal
15 Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
95
mereka sudah seperti itu futur, lebih jauh lagi terpelosok
sudah. Bukan membiarkan tapi kita melepas, karena ada
maslahat yang lebih banyak lagi nih yang harus kita urus nih
artinya, gak boleh fokus sama satu orang”.17
Rizki juga mengatakan bahwa teman-teman Komunitas
Punkajian Bekasi sudah niat dan ikhtiar, diterima atau tidak
amal seseorang diserahkan kepada Allah SWT. Jika
seseorang ingin istiqomah dijalan yang benar dengan senang
hati Komunitas Punkajian Bekasi membantu besama-sama
ikhtiar dalam istiqomah, namun jika kembali bermaksiat, itu
merupakan tanggung jawab diri sendiri yang akan
dipertanggung jawabkan di akhir nanti.
“Intinya kita udah niat, ikhtiar, udah. Masalah diterima atau
tidak itu urusan Allah, hidayah atau taufik itu urusan Allah
kan gitu. Kajian tiap pekan, tiap bulan itu proses istiqomah,
cuma kan dikembalikan ke personalnya, kalau dia mau
datang Inshaalah istiqomah, pun misalnya dia sudah selesai
kajian atau tidak kajian entahlah dia maksiat lagi atau tidak
baik sendiri ataupun berjamaah dia tetap dia tetap menjaga
keistiqomahan itu tidak futur sama sekali, hilang ghiroh
(antusias atau semangat) keislamannya”.18
Untuk menjaga keistiqomahan jamaah Punkajian Bekasi,
Rizki mengatakan bahwa melalui program-program yang
disediakan oleh Komunitas Punkajian Bekasi diharapkan dapat
menanamkan nilai-nilai spiritual atas apa yang telah dipelajari.
Salah satunya dengan program Mabit (Malam Bina Insan dan
Taqwa) agar tuh kerohaniannya bisa terjaga, juga dapat
meningkatkan nilai keimanan, nilai Islam dan ihsan.
17
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 18
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
96
“Jadi, program-program kita itu untuk menanamkan nilai
spiritual sekaligus untuk menjaga keistiqomahan. Nilai
spiritual itu kita sama-sama untuk belajar, mengamalkan
apa yang kita pelajari. Contoh kita ada program Mabit di
masjid, malam keimanan dan takwa, jadi disitu proses
buat siapapun yang ikut disitu untuk fokus ibadah, untuk
memacu diti istilahnya mengecas iman. Artinya kita bikin
program itu supaya temen-temen ini bisa fokus. Mungkin
dirumah mereka ga bisa solat malem misalnya, kalo
bareng kan inhaallah bisa fokus khusyu‟ zikir baca qur‟an
dsb. Dan memang ada acara khususnya juga, misalnya
muhasabah atau renungan, wallahualaam ketika proses
itu ya kita bener-bener dosa apa yang telah kita lakukan,
ini salah satu contoh. Artinya ruh kerohanian kita itu
harus dijaga, kalo ruhnya kosong kita akan terbawa
arus”.19
Selain dengan cara bertatap muka, informasi-informasi
yang dibutuhkan jamaah atau persuaded difasilitasi dengan
adanya obrolan kelompok melalui aplikasi chat Whatsapp.
Upaya ini dilakukan agar ukhuwah islamiyah antar sesama
semakin erat terlebih dalam menyebarkan kebaikan.
Anggota-anggota yang termasuk dalam chat group terbagi
menjadi dua: Pondok Hijrah Punkajian dan group yang
menghimpun komunitas punk hijrah se-Indonesia.
“Ada, wadah untuk di grupnya tapi khusus ikhwan namanya
Pondok Hijrah Punkajian. Ada banyak sih kita sesuai sama
metode tarbiyahnya. Karena kan ada nih yang menghimpun
se Indonesia, kita kan taaruf tapi bukan yang tafahum. Nah
ada lagi grup yang sudah tafahum, artinya sudah saling
mengenal sudah saling mengerti satu sama lain ada
backgroundnya.. kenal deket lah”.20
19
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi. 20
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
97
B. Strategi Sosiokultural Komunitas Punkajian Bekasi dalam
Mengajak Anak Punk Untuk Berhijrah
Strategi sosiokultural didasari oleh asumsi bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh kekuatan dari luar diri individu.
Komunitas Punkajian Bekasi menggunakan berbagai strategi
untuk memengaruhi jamaahnya dengan kekuatan luar individu.
Seperti dengan cara berpakaiannya, fasilitas yang diberikan
hingga lingkungan pertemanan yang membuat jamaahnya
tertarik untuk berubah menjadi pribadi baru yang lebih baik.
a. Pakaian atau Ketampakan
Komunitas Punkajian Bekasi mencocokkan cara
berpakaiannya atau ketampakannya saat berdakwah
kepada anak-anak punk dengan menggunakan pakaian
yang memang cocok dengan budaya anak-anak punk,
artinya tidak menggunakan pakaian koko dan sebagainya,
melainkan berpakaian kasual, santai namun tetap sopan.
Seperti yang dikatakan Rizki.
“Salah satu cara ya meskipun kita belum kenal, tapi
bagaimana caranya kita ini bukan kelihatan orang yang
berbeda ke mereka, gak harus tiba-tiba dateng ke mereka
dengan pakaian seperti ini (memperlihatkan pakaian
koko dan peci). Ya ini biasa kasual aja”.21
Gambar 5. 4 : Komunitas Punkajian Bekasi Berdakwah
Kepada Anak-Anak Punk dengan Menggunakan Pakaian
Kasual
21
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
98
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official pada
tanggal 30 September 2019 pukul 16.20 WIB
Dalam gambar tersebut, terlihat beberapa anggota
Komunitas Punkajian Bekasi memakai pakaian kasual yaitu
dengan memakai kaos, celana jeans dan topi dalam
menyampaikan dakwah kepada anak-anak punk.
Menyeimbangkan budaya setempat merupakan strategi yang
digunakan Komunitas Punkajian Bekasi. Saat berdakwah,
Komunitas Punkajian menyesuaikan pakaian di tempat
dimana akan berdakwah. Bahkan ketika acara bedah buku,
dengan mengundang Ustad Abdurrahman sebagai pembicara,
Ustad Abdurrahman tidak memakai baju koko atau gamis,
beliau menggunakan pakaian kasual untuk menarik minat
anak-anak punk.
“...bedah buku dan pakaiannya pun kasual jadi masih
tetep ada yang dengan dandanan punk nya gitu dan Ustad
Aditya Abdurrahman juga ya gak pake koko gak pake
gamis, beliau kasual gitu untuk menjadi magnet temen-
99
temen yang mau dateng gitu yang masih ngepunk
istilahnya”.22
Gambar 5. 5 : Ustad Aditya Abdurrahman Menggunakan
Pakaian Kasual Saat Bedah Buku
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram
@punkajian_official pada tanggal 30 September 2019 pukul
16.13 WIB
b. Fasilitas Pendukung
Selain itu semua, strategi sosiokultural Komunitas
Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-anak punk untuk
berhijrah adalah degan memberikan fasilitas pendukung
untuk membuka jalan dakwah, seperti memberikan makanan
kepada anak-anak punk. Karena salah satu kebutuhan yang
dibutuhkan terutama oleh anak-anak punk adalah makanan.
Dengan cara ini, diharapkan dapat menimbulkan dampak
positif agar mau berubah menjadi lebih baik.
“ya kita buka obrolan biasa tapi selalu strategi kita yaitu
bawa makanan, otomatis. Itu bukan nyogok ya tapi memang
sedikit banyak itu punya nilai dan amat sangat berarti buat
kususnya anak-anak punk itu. Siapa tau dengan itut menjadi
wasilah mereka untuk memasukkan kebaikan-kebaikkan dari
22
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
100
apa yang kita dakwahkan dan terus dari situ kita berdoa dan
berharap kalo mereka itu ini bisa ikut gitu, artinya bukan
ikut jamaah kita gitu ya engga tapi artinya ikut bersama-
sama untuk berlomba-lomba dalam kebaikan ikut bersama-
sama hijrah pada jalan Allah dan Rosul-Nya, sehingga
Inshaallah mudah-mudahan bisa ketemu lagi di surga. Itu
salah satu yang wajibnya istilahnya (memberi makanan)”.23
Gambar 5. 6 : Komunitas Punkajian Bekasi Memberikan
Makanan Sebagai Strategi Untuk Membuka Jalan Dakwah
Kepada Anak-Anak Punk
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official pada
tanggal 30 September 2019 pukul 21.38 WIB
Selagi menikmati makanan yang diberikan oleh Komunitas
Punkajian Bekasi, sedikit demi sedikit anak-anak punk tersebut
diberikan pesan dakwah utamanya mengenai ketauhidan. Ini
dilakukan agar mereka tahu terlebih dahulu tentang konsep
ketuhanan. Tidak hanya sekali, Komunitas Punkajian Bekasi
akan mendatangi anak-anak punk tersebut untuk kembali di
dakwahkan. Pertemuan selanjutnya Komunitas Punkajian
Bekasi kembali membawakan makanan hingga akhirnya mereka
tertarik untuk memutuskan berubah menjadi lebih baik.
Komunitas Punkajian Bekasi memberikan fasilitas dukungan
alat-alat ibadah seperti Iqro dan mukena untuk sholat. Hal ini
23
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
101
dilakukan agar mereka merasa tidak sendirian untuk berhijrah
dan merasa terbantu untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Gambar 5. 7 : Komunitas Punkajian Bekasi Memberikan Iqro
dan Mukena Untuk Anak-Anak Punk Bogor
Sumber: https://jurnalislam.com/punkajian-bekasi-bagikan-iqro-dan-
mukena-untuk-anak-punk-bogor/ pada tanggal 30 September 2019
pukul 22.05 WIB
Bukan hanya iqro dan mukena saja, Komunitas Punkajian
Bekasi bahkan menyewakan kontrakan untuk anak-anak punk
khususnya yang berada di daeran Puncasan, Bogor. Mereka
diberikan fasilitas kontrakan agar dapat tinggal sekaligus
belajar mengaji, belajar agama Islam, hingga membuka
pelatihan sablon untuk menujang perekonomian. Namun jika
kontrakan ini digunakan untuk hal yang negatif, akan ada
konsekuensi. Yaitu pemberhentian uang sewa yang diberikan
oleh relawan-relawan dari Komunitas Punkajian Bekasi.
“Oke, hari ini kita nyari kontrakan buat lapak ngaji, dan
tinggal sebagian dr mereka yg tiap hari tidur di jalan.
Kita jg buka perlatihan sablon buat mereka. In syaa Allah.
Dan kita buat akad diawal, kalau Rumah tersebut
dijadikan tempat maksiat, maka Allah akan segera
berhentikan pembayaran bulanannya. Serta kami akan
adakan tim sidak dari teman2 yarsi, in syaa Allah. Tadi jg
102
ada titipan „merchendise‟ dan Komunitas Rela Baik,
berupa 10 sarung dan 10 baju koko. Antusias mereka,
saya terharu juga lihatnya. Semoga Allah mudahkan
langkah kebaikan kita”.24
Gambar 5. 8 : Komunitas Punkajian Bekasi Memberikan
Tempat Tinggal Untuk Anak Punk di Bogor
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official pada
tanggal 30 September 2019 pukul 21.44 WIB
c. Ulasan atau Kesan orang terkemuka
Strategi sosiokultural mengungkapkan bahwa prilaku
manusia dipengaruhi oleh kekuatan dari luar individu.
Strategi sosiokultural yang digunakan oleh Komunitas
Punkajian Bekasi yaitu dengan membuat kesan atau ulasan
tentang sejumlah kejadian melalui orang terkemuka yang
didapatkan secara sosial. Seperti salah satunya, Komunitas
Punkajian Bekasi mendapat dukungan dari Ustad Farid
Ahmad Okhbah, MA. (Da‟i Internasional, Inisiator
MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia),
24
Hasil Observasi Keterangan Foto Media Instagram @punkajian_official
https://www.instagram.com/p/BvHIXHYHo_Z/, diakses pada tanggal 1 Oktober
2019 pukul 02.29 WIB.
103
Ketua Yayasan Islamic Center al Islam juga murid Syaikh
Utsaimin. Sebagai kesan atau ulasannya terhadap
Komunitas Punkajian Bekasi dalam sebuah video di
Instagram.
“Alhamdulillah, bersyukur saya dipertemukan dengan
kawan-kawan Punkajian, kawan-kawan punk yang
sudah merapat dalam kajian-kajian islam,mudah-
mudahan saudara kita ini hijranya betul-betul tulus
dan sungguh-sungguh. Untuk kedepan sekaligus
menjadi pejuang-pejuang islam yang tangguh, karena
itu bisa menjadi pembela islam dan terus kalian maju,
terus berkreasi dan melangkah kepada yang positif dan
buktikan kepada umat kalian adalah orang-orang
hebat, orang-orang muslim yang senantiasa
bermanfaat untuk orang lain, mulailah dengan
berjualan kopi, berdagang makanan, dan berbuat
baiklah kepada orang banyak, yang kemudian kita
terus memperjuangkan Islam, semoga di tangan Islam
kita melihat kejayaan umat islam inshaallah”25
.
Gambar 5. 9 : Ustad Farid Ahmad Okhbah, MA
Menyampaikan Kesan Terdahap Komunitas Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official pada
tanggal 8 Oktober 2019 pukul 01.11 WIB
25
Hasil Observasi Keterangan Foto Media Instagram @punkajian_official
https://www.instagram.com/p/Bq1mFdWHk4P/ diakses pada tanggal 8
Oktober 2019 pukul 01.11 WIB.
104
Selain Ustad Farid Ahmad Okhbah MA, seorang public
figure sekaligus saat ini menjadi seorang pengusaha, Tengku
Wisnu juga memberikan ulasannya terhadap Komunitas
Punkajian Bekasi. sebagai seseorang yang dicontoh oleh
masyarakat kehadiran Tengku Wisnu pada saat kajian
bulanan yang diadakan oleh Komunitas Punkajian Bekasi
pada Januari 2019 lalu, menimbulkan antusias yang positif
dari masyarakat. Kehadirannya menjadi salah satu faktor
antusiasme jamaah menjadi naik sehingga masyarakat ramai-
ramai datang. Beliau meninggalkan kesan yang baik terhadap
Komunitas Punkajian Bekasi dan beliau ingin mencontoh
kegiatan positif ini.
“Bismillah, saya tengku wisnu. Ini pengalaman pertama
saya bertemu dengan teman-teman saudara-saudara saya
punkajian bekasi. masyaaallah ya. barakallah fii kum.
Yang paling patut saya contohi salah satunya adalah
bagaimana semangat temen-temen punkajian bekasi
begitu luar biasa semangatnya, ini bener-bener harus
saya ikuti, luar biasa sekali ada yang dari sini sampe ke
bogor katanya, ngajak temen temen dan saudara kita punk
yang ada di bogor sampe ke kolong-kolong jembatan,
mashaallah luar biasa, semoga allah berkahi, semoga
allah mudahkan, semoga allah tuluskan niat-niat antum
semua. Bismillah, semoga berkah semua. barakallahu fii
kum”26
.
Gambar 5. 10 : Tengku Wisnu Menyampaikan Kesan
Terdahap Komunitas Punkajian Bekasi
26
Hasil Observasi Keterangan Foto Media Instagram @punkajian_official
https://www.instagram.com/p/BtuO_OTnzJf/ diakses pada tanggal 8 Oktober
2019 pukul 01.13 WIB.
105
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official pada
tanggal 8 Oktober 2019 pukul 01.13 WIB
Ulasan terakhir datang dari seorang chef Indonesia yang
mulai mendalami ilmu agama. Ditemui saat kejadian bencana
gempa bumi yang terjadi di Palu pada tahun 2018. Beliat
berpesan agar anak punk totalitas dalam berhijrah dan
berkontribusi untuk umat. Haryo berharap agar umat Islam
dipertemukan di hilir yang sama yaitu kumpulan orang baik
di surga.
“Assalamu‟alaikum Punkajian apa kabar. Wah buat
temen-temen dari Punkajian nih yang saya kenal nih kalo
berbuat sesuatu itu total, totalitas. Nah mumpung masih
muda masih punya tenaga, total juga hijrah. Jadi jangan
ragu, karena hijrah itu gak sendiri, tapi berkumpul. Buat
kawan-kawan Punkajian, ayo deh. Kita sama-sama dari
hulu yang sama, nanti kita akan bertemu pada hilir yang
baik, yaitu berkumpul dengan orang-orang yang baik.
Punkajian, semangat ya. Kita lagi di Balaroa nih di Palu.
Kita liat sudah nyata Allah memberikan pencerahan dan
ini adalah bukti kebesaran Allah. Jadi kapan lagi, ayo kita
106
hijrah, kamu gak sendirian kok, berkumpul dengan orang-
orang baik”27
.
Gambar 5. 11 : Chef Haryo Pramoe Menyampaikan Kesan
Terdahap Komunitas Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Media Instagram @punkajian_official pada
tanggal 7 Oktober 2019 pukul 19.32 WIB
d. Lingkungan Pertemanan
Berkat masuknya Bang Iwan ke dalam Komunitas
Punkajian Bekasi pada tahun 2017, Komunitas Punkajian
Bekasi lebih banyak dikenal dikalangan anak-anak punk,
karena Bang Iwan memiliki latar belakang yang sama
yaitu sebagai artist tato sehingga masih terlihat tato-tato,
telinga tertindik dan melebar. Penampilan seperti itu
27
Hasil Observasi Keterangan Foto Media Instagram @punkajian_official
https://www.instagram.com/p/BpUbILVHOKL/diakses pada tanggal 7 Oktober
2019 pukul 19.34 WIB.
107
sangat menarik anak-anak punk hingga mereka tertarik
dan menambah jaringan pertemanan untuk hijrah.
“Kalo street punk kan di kita ada yang namanya bang
Iwan, dia artis tato. Makanya kita manfaatkan dia
untuk merekrut orang-orang yang sama seperti dia,
ibaratnya yang satu latar belakang dengan mereka.
Pengalaman saya sendiri kalo mendampingi dia kan
kalo kita yang ngajak kan yang penampilannya biasa
gini kan mereka gatau kita anak punk dulu, tapi ketika
yang menyampaikan bang iwan itu beda, target dakwah
nya itu nyimak bang Iwan, karena merasa dia aja
pernah berubah kenapa kita gak bisa”.28
Dengan jaringan pertemanan yang luas, Komunitas
Punkajian terus menerus mencari anak-anak punk untuk
diajak berhijrah. Hampir rutin setiap bulan komunitas ini
turun ke jalan mencari anak-anak punk untuk diajak
berhijrah hingga luar Kota Bekasi. Salah satunya ke
daerah Puncasan di Bogor. Awalnya Bang Iwan salah satu
utusan untuk turun ke jalan hanya silaturrahmi ke
pesantren di daerah Bogor dan mendapati anak-anak punk
yang berada di terminal sedang mengamen. Setelah tau
disana ada sekumpulan anak-anak punk, Bang Iwan segera
meminta nomor telepon salah satu anak punk, agar
selanjutnya dapat di bina untuk belajar agama Islam.
“Alhamdulillah di Bogor kan juga ada Puncasan
namanya, itu awalnya bang iwan berawal dari
pesantren daerah sana, nah dari pesantren mau ke
terminal naik angkot, ada anak punk dari punkcasan
28
Hasil Wawancara dengan Miki Kosasih, pada tanggal 15 Agustus 2019 di
Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
108
ngamen, trus bang iwan ngobrol minta nomernya, pas
disitu komunikasi-komunikasi, samperin lagi kesana
bawa makanan, pekan depannya lagi dateng lagi bawa
iqro, bilang mau belajar ga? Trus pekan selanjutnya
akhirnya ngomong, kayaknya gaenak juga kita ngobrol
di jalanan gini, akhirnya kita sewain kontrakan atau
rumah singgah”29
C. Strategi Konstruksi Makna Komunitas Punkajian Bekasi
dalam Mengajak Anak Punk Untuk Berhijrah
Pendekatan strategi konstruksi makna adalah dengan
memanipulasi makna. Berdasarkan pemikiran DeFleur dan
Rokeach, nampak bahwa yang menjadi asumsi dasar konstruksi
makna adalah bahwa pengetahuan dapat memengaruhi perilaku.
Pengetahuan yang diberikan oleh Komunitas Punkajian Bekasi
bertujuan untuk membentuk pengertian dan pemahaman bagi
jamaah dan anak-anak punk.
1. Membuat Pemahaman Sederhana
Komunitas Punkajian Bekasi memiliki cara tersendiri
dalam menyampaikan dakwahnya yakni dengan
menggunakan analogi-analogi sederhana agar jamaahnya
lebih mudah untuk mencerna pesannya. Misalnya dengan
menganalogikan kisah hijrah seorang roker.
“Misal analogi sederhana seperti kisah sejarah Nabi
Muhammad dan para sahabat itu kan agak ketinggian,
kasih yang ringan-ringan misalnya kita kasih kisah
tentang hijrah roker–roker karena ini karena itu.
Biasanya sih masalah teologi atau ketuhanan, karena
29
Hasil Wawancara dengan Miki Kosasis, pada tanggal 15 Agustus 2019 di
Pondok Hijrah Punkajian, Bekasi.
109
yang harus kita benahi konsep ketuhanan artinya
mereka harus bener-bener mengerti siapa tuhannya,
jangan cuma ucapan “laa ilaa ha illallah” jadi harus
mengerti amalkan nah ada konsekuensi di dalamnya.
Jadi analoginya yang menurut mereka realistis aja
gitu, emang lebih banyak analoginya gitu”.30
Analogi yang disampaikan Komunitas Punkajian
Bekasi merupakan analogi yang ringan-ringan, mengingat
masih terbatasnya kemampuan mereka untuk diberikan
analogi yang cukup tinggi seperti kisah Nabi Muhammad
SAW. Mereka lebih tertarik kepada kisah-kisah yang sesuai
dengan keadaan mereka, sehingga mereka lebih termotivasi
untuk berubah menjadi lebih baik dengan mendengarkan
pesan yang dikemas dengan baik oleh Komunitas Punkajian
Bekasi.
a. Slogan
Menggunakan sebuah slogan yang singkat-singkat, seperti
mengekspresikan “sesuatu” yang dapat melekatkan
pengertian positif dalam citra komunikasinya.31
Seperti
yang dilakukan oleh Komunitas Punkajian Bekasi,
slogannya mampu membuat citra komunikasinya dapat
dipercaya dan tidak mendiskriminasi siapapun.
30
Hasil Wawancara dengan Rizki Agung Kurniawan, pada tanggal 15
Agustus 2019 di Pondok Hijeah Punkajian, Bekasi. 31
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), 8.41
110
Gambar 5. 12 : Slogan Komunitas Punkajian Bekasi
Sumber: Hasil Observasi Website http://punkajian.net/pada tanggal
01 Oktober 2019 pukul 02.09 WIB
111
BAB VI
SIMPULAN & SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pengamatan
yang dilakukan penulis tentang strategi komunikasi persuasif
Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak anak-anak punk
untuk berhijrah, naka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Intisari pada strategi psikodimik yang dimana aspek
emosional dan faktor kognitif digunakan dalam
mempersuasif jamaahnya agar mengikuti apa yang menjadi
tujuan Komunitas Punkajian Bekasi yaitu dengan pesan-
pesan yang menarik, penggunaan bahasa, proses sosialisasi
yang efefktif dan juga memberikan informasi sesuai dengan
kebutuhan anak-anak punk. Komunitas Punkajian Bekasi
juga memberikan pemahaman-pemahaman baru yang
memengaruhi kognitif anak-anak punk. Tak lupa Komunitas
Punkajian Bekasi juga menyentuh efek emosional jamaahnya
yaitu anak-anak punk.
2. Intisari dari strategi sosiokultural yang menyatakan bahwa
ada faktor diluar diri seseorang yang dapat merubah sikap
yaitu memanfaatkan lingkungan dengan memberikan
fasilitas-fasilitas pendukung seperti memberikan alat-alat
ibadah. Komunitas Punkajian Bekasi menggunakan pakaian
yang cocok dengan kebudayaan anak-anak punk, didukung
dengan adanya ulasan orang-orang terkemuka sebagai
112
penyemangat anak-anak punk agar termotivasi untuk
berhijrah.
3. Intisari dari strategi konstruksi makna adalah Komunitas
Punkajian Bekasi menggunakan atau memberikan
pemahaman secara sederhana agar isi pesannya mudah
diterima oleh anak-anak punk. Tentu saja tidak mengubah arti
yang sebenarnya. Komunitas Punkajian Bekasi memberikan
pengetahuan dengan perumpamaan atau analogi-analogi
dengan dakwah yang disampaikan. Ditambah dengan slogan
yang mereka selalu gunakan bahwa menjadi baik adalah
proses.
B. Implikasi
Sebagai komunitas yang memberikan dampak yang besar
khususnya bagi anak-anak punk, pengurus Komunitas
Punkajian Bekasi memiliki target untuk memiliki program
yang sesuai dengan wacana-wacana yang sudah
direncanakan. Program-program ini untuk menjaga
keistiqomahan jamaah Komunitas Punkajian Bekasi. Masih
banyak anak-anak punk yang kurang mendapatkan binaan
yang khusus dari pengurus Komunitas Punkajian Bekasi.
termasuk kurangnya dana dan ruangan yang dimiliki, oleh
karena itu pembinaan menjadi titik penting yang perlu
diperhatikan.
Eksistensi Komunitas Punkajian Bekasi juga sangat
diharapkan. Komunitas ini merupakan ruang yang bagus
bukan hanya untuk anak-anak punk, melainkan mencakup
113
ruang yang lebih luas seperti website. Untuk itu perlu lebih
diberdayakan lagi website yang telah ada, agar program-
program dari Komunitas Punkajian Bekasi dapat diakses
dengan mudah.
C. Saran
Berdasarkan pengamatan secara langsung, maka beberapa
saran yang akan disampaikan penulis kepada Komunitas
Punkajian Bekasi yang terbagi menjadi dua bagian, antara
lain:
a. Teoritis
1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat
menambah referensi cara pandang teori komunikasi
persuasif oleh Melvin L. Defleur dan Sandra J. Ball
Rokeach khususnya dalam kasus bagaimana strategi
Komunitas Punkajian Bekasi dalam mengajak anak
punk untuk berhijrah.
2. Diharapkan agar target dakwah yang dipersuasi bukan
hanya anak-anak punk, melainkan masyarakat lain
yang masih butuh untuk pembinaan.
b. Praktis
1. Pengurus Komunitas Punkajian Bekasi perlu
mengaktifkan kembali website resmi Komunitas
Punkajian Bekasi agar lebih up to date. Karena posting-
an terakhir di website pada tahun 2018. Sajian “Potret
Inspirasi” berpeluang besar menarik minat para
114
pembaca lewat cerita dan pengalaman yang dibagikan
oleh teman-teman Komunitas Punkajian Bekasi.
2. Pengurus perlu mengoptimalkan fasilitas untuk belajar
ilmu agama khususnya untuk kajian pekanan, agar bisa
menampung jamaah lebih banyak lagi. Karena penulis
melihat tempat yang tersedia masih terbatas.
3. Pengurus perlu menyediakan pembinaan lebih lanjut
untuk anak-anak punk khususnya perempuan. Karena
masih banyak terlihat anak-anak punk perempuan
masih belum terbina. Jika memungkinkan, agar dibina
oleh pembina perempuan agar proses belajar
mengajarnya lebih maksimal.
115
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmad, Abdul Ahzim Muhammad. Strategi Hijrah. Solo: Tiga
Serangkai, 2004.
Alo, Lilweri. Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011.
Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: AMZAH, 2009.
Arbi, Armawati. Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta:
Amzah, 2012.
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum, 2013.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Faizah. Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana, 2012.
Gaffar, Abdoel Pringgodigdo. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta:
Kanisius, 1987.
George A. Steiner, Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta:
PT. Gelora Aksara Pratama, 1997.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
H.M Arifin. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Press, 2013
Jhon M. Echols, Hassan Shandly. Kamus Inggris Indonesia.
Jakarta: Gramedia, 1997.
Jhon W. Creswell, Research Design: Pendekata Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2010.
Juliansyah, Noor. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.
116
Koentjoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT.
Rieneka Cipta, 1981.
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009.
Maulana, Herdiyan & Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi
dan Persuasi, Jakarta: Akademia Permata. 2013.
Moloeng. J. Lexy. Metode Penulisan Kualitatif. Bandung: PT
Rosda Karya, 2005.
Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2014.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi,Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000.
Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001.
Noor, Juliansyah. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Dakwah. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998.
Raudhonah, Ilmu Komunikasi. Jakarta: Atma Kencana Publishing,
2013.
Soemirat, Soleh dkk. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas
Terbuka. 2007.
Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2015.
Syahyuti, Pembangunan Pertanian dengan Pendekatan
Komunitas. Kasus Rancangan Program Prima Tani. Forum
Penelitian Agro Ekonomi. 2005.
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al-
Ikhlas, 1983.
117
Wenger, Etienne. Cultivating Communities Of Practive Boston:
Harvard Business School Press, 2014.
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi:
Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Widya, G. Punk Ideologi yang Disalah pahami. Yogyakarta:
Garasi House of book, 2010.
Zamroni, Mohammad. Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009.
Jurnal
Annisa Novia Sari dan Adi Bayu Mahadian. Perilaku Komunikasi
Pelaku Hijrah, Studi Fenomenologi Pelaku Hijrah Dalam
Shift Gerakan Pemuda Hijrah di Kota Bandung.
LINIMASA: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 1 No 1 (2018):
Januari 2018, Universitas Pasundan, 2018.
Fitia Yulianti, Gaya Hidup Komunitas Punk di Yogyakarta, Studi
Kasus Komunitas Punk di Yogyakarta. EPRINTS@UNY:
Skripsi: UNY. 2012.
Website
http://punkajian.net/2018/03/12/inilah-kami-punkajian-bekasi/
https://www.instagram.com/punkajian_bekasi/?hl=id/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/underground/
118
LAMPIRAN
119
LAMPIRAN
120
121
Rizki Agung Kurniawan
122
DOKUMENTASI
Foto saat wawancara bersama Miki Kosasih Selaku Ketua
Komunitas Punkajian Bekasi pada 15 Agustus 2019 di Taman
Wisma Asri 2, Bekasi.
Foto saat wawancara bersama Rizki Agung Kurniawan Selaku
Ketua Komunitas Punkajian Bekasi pada 15 Agustus 2019 di
Taman Wisma Asri 2, Bekasi
123
Foto saat wawancara bersama Zam Zami Ridwan Selaku Anggota
dan mantan Artist Tatoo Komunitas Punkajian Bekasi pada 15
Agustus 2019 di Taman Wisma Asri 2, Bekasi
Foto Saat Wawancara Bersama Gugun Alias Gepeng (Tengah Baju
Putih Celana Hitam) Selaku Mantan Anak Punk Komunitas
Puncasan Bogor, Pada 25 Agustus 2019 di Masjid Baitul
Mukhlisin, Bekasi.
124
Foto Saat Wawancara Bersama Wisnu Dzul Cahyo Selaku Anggota
Punkajian Bekasi pada 25 Agustus 2019 di Masjid Baitul
Mukhlisin, Bekasi.
125
HASIL WAWANCARA
Nama : Ustad Miki Kosasih
Status : Ketua Komunitas Punkajian Bekasi
Tempat : Taman Wisma Asri 2 Bekasi Utara
Tanggal : 15 Agustus 2019
Waktu : 11.15 – 12.00 WIB
T : Sebenernya sejarah awal mulanya punkajian ini gimana sih
kak?
J : Kita kan punya yang namanya pondok hijrah punkajian kalo
bahasa kerennya mah ma‟had, yang didalamnya terdapat
kegiatan belajar mengajar, karena kita merekrutnya orang-
orang yang jauh dari agama disitu ada belajar iqro, nah itu
ada kegiatan setiap harinya, kalo sekarang lagi pada off. Kalo
hari rabu ada pelajaran akidah, kadang dua pekan lagi ada
tazkiyatunn nafs, trus hari ahad tuh baru kumpul-kumpul
pembinaan, kaya rapat harian aja. Dateng untuk
membicarakan program-program.kan program-program kita
ada punkajian bulanan, itu kita ngadain tabligh akbar,
manggil ustad-ustad dari mana aja. Ada lagi nongkrong
berfaedah, ini kajian juga cuma diluar masjid. Jadi ada kan
temen-temen kita itu ada yang mau diajak ke masjid ada juga
yang anti maksudnya malu atau belum siap, makanya kita ada
program nongkrong berfaedah. Nongkrong berfaedah itu
maksudnya juga ngaji, juga dibikin santai misalnya di kafe,
ada juga outdoor dirumah-rumah orang baik, diluar kaya ada
126
pendopo itu. Nah kita biasanya disitu kalo di kafe kan
minimal kita bayar. Ada juga punkajian on the street, kita ada
anggota yang mantan anak punk, ada bekasnya lah. Kalo saya
kan dan Rizki ga ada bekasnya kan karena dari punk musik,
jadi gak perlu di tato. Kalo street punk kan di kita ada yang
namanya bang Iwan, dia artis tato. Makanya kita manfaatkan
dia untuk merekrut orang-orang yang sama seperti dia,
ibaratnya yang satu latar belakang dengan mereka.
Pengalaman saya sendiri kalo mendampingi dia kan kalo kita
yang ngajak kan yang penampilannya biasa gini kan mereka
gatau kita anak punk dulu, tapi ketika yang menyampaikan
bang iwan itu beda, target dakwah nya itu nyimak bang Iwan,
karena merasa dia aja pernah berubah kenapa kita gak bisa.
Alhamdulillah di Bogor kan juga ada Puncasan namanya, itu
awalnya bang iwan berawal dari pesantren daerah sana, nah
dari pesantren mau ke terminal naik angkot, ada anak punk
dari punkcasan ngamen, trus bang iwan ngobrol minta
nomernya, pas disitu komunikasi-komunikasi, samperin lagi
kesana bawa makanan, pekan depannya lagi dateng lagi bawa
iqro, bilang mau belajar ga? Trus pekan selanjutnya akhirnya
ngomong, kayaknya gaenak juga kita ngobrol di jalanan gini,
akhirnya kita sewain kontrakan atau rumah singgah.
Narasumber
Miki Kosasih
127
HASIL WAWANCARA
Nama : Rizki Agung Kurniawan
Status : Sekretariat Jendral (Sekjen) Komunitas Punkajian
Bekasi
Tempat : Taman Wisma Asri 2 Bekasi Utara
Tanggal : 15 Agustus 2019
Waktu : 12.45 – 14.11 WIB
T : Nama lengkap kakak siapa kak?
J : Rizky Agung Kurniawan
T : Tempat tanggal lahir kakak dimana kak?
J : Tempat tanggal lahir di Jakarta 5 Juni 1990
T : Kalau riwayat pendidikan kakak?
J : Yang terakhir aja ya, S1 Ekonomi di STIE Tunas Patria Pasar
Minggu
T : Kalau kak Rizky anak ke berpaa dari berapa bersaudara?
J : Anak kedua dari empat bersaudara
T : Orang tua kak risky asli dari mana kak?
J : Orang tua asli dari Jawa Tengah
T : Kalau boleh tau latar belakang orang tua kakak apa sih kak?
J : Kalau latar belakang sebenrnya dulu orang Muhammadiyah,
tapi kalau orang tua yang ibu tidak masuk organisasinya tapi
kalau kakek dan beberapa saudara yang lainnya masuk di
kenggotaan organisasi Muhammadiyah.
T : Apakah keluarga kakak ada yang ikut Komunitas Punkajian
Bekasi?
J : Ga ada, cuma saya aja
128
T : Nah ini nih, sebenernya sejarah berdirinya Punkajian Bekasi
ini kaya gimana sih kak? Awal mulanya seperti apa sih kak?
J : Awal mulanya itu tahun 2014, di 2014 itu qodarullah ada
beberapa halaqoh (pertemuan) ya temen-temen halaqoh yang
per halaqohnya itu tiba-tiba semakin lama orangnya semakin
sedikit anggotanya. Nah kemudian beberapa halaqoh ini
qodarullah juga saling mengenal juga gitu, jadi temen-temen
juga. Nah terbentuklah wacana kenapa ga disatuin
halaqohnya, nah baru dari situ penyatuan halaqoh dari
beberapa halaqoh jadi satu halaqoh qodarullah ketika
bertemu rata-rata background nya sama, maksudnya oh dulu
anak punk juga, bukan kebetulan, kenal tapi gak deket, taaruf
tapi belom tafahum. Setelah itu tercetuslah wacana gimana
kalau kita berdakwah, karena kalau cuma ngaji, nyari ilmu
kurang lengkap karena konsep dalam Islam itu kan kalau kita
mencari ilmu maka ilmu itu esensinya untuk diamalkan
kemudian baru setelah itu baru di dakwahkan, untuk
kelengkapan dan termasuk dari kewajiban. Nah dari situ
belom ada nama, tapi gerakan sudah mulai terbentuk,
beberapa program sudah mulai terbentuk waktu itu pertama
kali kita bikin program bedah buku, bedah buku melawan
arus judulnya Melawan Arus, itu buku yang ditulis oleh
sekarang itu beliau sekarang sering ngisi di Hijrah Fest,
Ustad Aditya Abdurrahman beliau yang bikin bukunya.
Beliau kita undang kesini untuk bedah buku kita bikin acara
di kedai kopi di wilayah depan SMA 1 Bekasi, itu ada kedai
kopi disana kita bikin event nya disana dan memang kita
129
setting bukan di masjid karena memang dari awal kita sudah
sepakat segmentasi kita tuh “temen-temen”, temen-temen
dari latar belakang atau background yang sama, anak-anak
punk atau anak-anak musik gitu, tapi musiknya musik-musik
underground atau music-musik keras. Nah dari situ
Alhamdulillah temen-temen responnya positif gitu, dan
karena memang kita gak bikin konsep kaya pengajian gitu
kan tapi ngobrol biasa sharing gitu, bedah buku dan
pakaiannya pun kasual jadi masih tetep ada yang dengan
dandanan punk nya gitu dan Ustad Aditya Abdurrahman juga
ya gak pake koko gak pake gamis, beliau kasual gitu untuk
menjadi magnet temen-temen yang mau dateng gitu yang
masih ngepunk istilahnya. Nah alhamdulillahnya dari situ
event berjalan dengan baik lah yaa respon temen-temen juga
positif, nah dari situ barulah kita sama-sama memikirkan
nama karena program tadi istilahnya sukses, tapi kedepannya
kita butuh nama. Nah Alhamdulillah beliau salah satu
founder, umumnya sih ada tiga founder. Pertama Ustad Miki
Kosasih, Angga dan Vido, jadi ada tiga pencetus awalnya.
Setelah acara tersebut kita tadinya sebenernya mau ikut pake
nama gerakannya Kang Aik, Kang Aik itu panggilannya
Ustad Abdurrahman, panggilan kita kan Kang Aik. Nah
beliau kan punya gerakan Punk Muslim itu, Punk Muslim
yang di Surabaya, kita tadinya mau influence sekaligus
menjadi cabang dari Punk Muslim itu, Bekasi misalnya Punk
Muslim Bekasi, tapi kayaknya agak repot dan kayaknya
gimana ya terlalu sulit nanti kedepannya karena
130
komunikasinya Surabaya – Bekasi – Surabaya – Bekasi, nah
yaudah kita bikin nama sendiri aja. Qodarullah tercetuslah
disitu namanya, kenapa gak kita tetep pake nama punk nya
tapi gimana nih kalo seandainya filosofinya nih anak-anak
punk hijrah ke Islam, tapi gak cuma hijrah tok, apalagi sih
setelah hijrah? Ya jelas setelah hijrah kita harus belajar,
dalam Islam pun banyak yang harus kita pelajari, ya dari
situlah tercetus “Kajian” gabung Punkajian, nah pas tuh. Nah
dari situ baru tuh membuat program-program yang lainnya.
Dari situ kita punya program “Food Not Bombs” ini emang
khusus event nya ada di bulan ramadhan karena food not
bombs ini sebenernya konsep yang ada di temen-temen punk
yah dulu, bentuk protes ya atau campaigne, protes terhadap
Negara-negara yang kondisinya perang gitu, kaya bom dan
segala macem. Disitu campaigne kita menyebarkan makanan
bukan bom, nah campaigne food not bombs, intinya kita
menyebarkan makanan dengan kondisi atau penampilan kita
sebagai anak-anak punk yang notabene di mata masyarakat
itu negatif. Nah dari situ kita camapigne juga kan,
Alhamdulillah itu juga berhasil dan ada sedikit di mata
masyarakat itu sudah mulai terbuka gitu, oh ini anak-anak
punk dan dikenal anaknya emang ga jauh dari wilayah sini
kita bikin acaranya. Nah dari situ terus singkat cerita
sampailah 2017 kita mulai mengemas-mengemas-mengemas
Alhamdulillah mulai dirapihkan baik struktur, program-
program dan secara keseluruhan.
131
T : Rata-rata anak-anak punk tersebut sudah beragama Islam
sejak lahir atau macam-macam kak?
J : Sebenernya heterogen sih, tapi karena masyarakat kita
mayoritas muslim jadi ya Alhamdulillah atau istighfar juga,
karena memang terjerumus kan ya istilahnya ya mereka
muslim gitu. Karena sebenernya rata-rata mereka kaya gini
tuh (menjadi anak punk) bukan kemauan mereka. Mereka
kaya gini karena terkekang dengan dunia. Ada yang brokern
home, terlanjur kecebur di dunia punk. Soalnya anak-anak
punk itu solidaritasnya tinggi, jadi kalo ada yang ga seneng
satu pasti yang lain juga ikutan gitu. Ada juga yang kebawa
lingkungan, ada juga yang suka sama musiknya tapi malah
kumpul sama anak-anak punk jadinya bagian dari mereka.
T : Saat ini ada berapa anggota Punkajian Bekasi kak kalau boleh
tau?
J : Kalau sejak resmi sih ya sekitar 15 sampai 20, ini yang gak
resmi ya artinya terdata. Tapi kalau simpatisan banyak banget
bisa dilihat dari followers di Instagram.
T : Apa motivasi kakak untuk membut komunitas ini kak?
J : Motivasi yang pertama ya dakwah sih, karena dakwah itu kan
esensinya mengajak, mengajak orang lain kepada jalan Allah
dan kepada jalan kebaikan. Tapi kan prosesnya itu yang
pertama adalah kerabat yang harus kita dakwahkan, artinya
yang terdekat dari kita seperti keluarga ataupun “temen-
temen”. Disini sifatnya lebih ke “temen-temen”, nah
makanya yang memotivasi kita itu gimana caranya supaya
kita bisa narik temen-temen jalan bareng-bareng di jalan
132
kebaikan, di jalan Allah kembali ke jalan Allah bareng-
bareng kita berlomba-lomba dalam kebaikan, berlomba-
lomba dalam amal ibadah dan seterusnya yang artinya kita
sama-sama mau mencapai tujuan, ridhonya Allah SWT dan
nanti kita sama-sama ada di surganya Allah, itu motivasi
terbesarnya.
T : Kalau sebutan untuk jamaah Punkajian Bekasi itu ada gak sih
kak yang khusus gitu, atau temen-temen aja?
J : Gak ada sih, cuma biasaya ya biasanya cuma sahabat hijrah
tapi gak ada khusus panggilannya.
T : Lalu kalo visi misi Punkajian Bekasi itu apa kak?
J : Visi dan misi sebenernya ada di surah Al-Baqarah ayat 208
yang artinya wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian
ke dalam agama Islam secara kaffah (keseluruhan). Jadi
memang wadah temen-temen yang hijrah, iya, tapi bukan hanya
sebagai wadah hijrahnya tapi wadah yang setelah hijrah itu
mereka harus apa, kan banyak nih sekarang fenomena hijrah ini
anak-anak muda ini membentuk komunitas kan komunitas
hijrah ya, tapi kita gak mengucilkan ya dan tanpa mengurangi
rasa support kita kepada mereka kebanyakan mereka membuat
komunitas itu untuk membuat tabligh gitu sifatnya tabligh
akbar, kajian-kajian umum di masjid dan sebagainya yang
sifatnya emang umum gitu, ga ada yang lebih dalam artinya ga
ada tarbiyah atau pembinaan gitu. Kita ini Alhamdulillah ingin
difokuskan pada proses tarbiyah atau pembinaan tersebut itu,
seperti itu. Jadi gimana caranya temen-temen setelah mereka
berhijrah ga di lepas gitu tapi tetep mereka berteman tapi ketika
133
berteman itu ada nilai disitu, nilainya apa? Ya nilainya itu kita
tetep menambah ilmu dan dari situ kita bisa menambah amalan,
dan dari dua itu kita bisa menambah keimanan dan ketakwaan,
kan sesuai dengan perintah Allah dan Rosul tentang ketakwaan,
ya seperti itu.
T : Sejalan dengan visi misi surah Al-Baqoroh ayat 208 tadi,
apakah ada program-program tertentu untuk mewujudkannya?
J : Banyak, yang udah lama dan rutin ya kajian bulanan. Setiap
bulan itu harus ada kajian bulanan dan Alhamdulillah kita punya
masjid rekanan di Duren Jaya. Jadi qodarullah ada rekan kita di
masjid itu Baitul Mukhlisin namanya nah itu dari tahun 2017
alhamdulillah ternyata DKM dan warga support kita buat bikin
kajian bulanan, justru kalo kita lupa bikin kajian bulanan malah
ditanyain kapan kajian bulanan? Masya Allah.. Alhamdulillah
warga pada ikut. Jadi kita sebagai EO (Event Organizer) nah itu
kajian bulanan. Tapi kan kajian bulanan itu sifatnya umum tapi
tetep kita punya cara tersendiri, kita undang temen-temen dari
relasi komunitas, kita undang temen-temen dari anggota kita,
temen-temen punk, yang terjauh ya dari Bogor, jadi dari Bogor
kita ajak kesini, kita ongkosin kesini untuk kajian bulanan, ini
satu. Yang satu lagi kajian pekanan, ini rutin. Sekarang gini, kita
semua pada umumnya ini kalau nyari ilmu kan sekolah, sekolah
sekian tahun sampe SMA lulus jenjangnya kuliah, atau kalo gak
kuliah ma‟had lah. Nah gimana caranya kita mempersiapkan
diri juga, ya dalam rangka ini tadi. Karena kalo bulanan itu
sifatnya tabligh, ya kita gak kenal kanan kiri dan juga gak
interaktif dan juga tematik (sesuai tema) yakan, dan ketika nanti
kajian bulan depan temanya ga runut dengan tema yang bulan
134
kemarin. Jadi kajian bulanan itu ustadnya lain, temanya lain
gitu. Nah kalo pekanan kita kajiannya kitab, salah satunya setiap
rabu malam kita ada kajian tauhid yang kitabnya kitab tauhid,
runutan, pekan ini bab satu pekan depan bab 2 dan seterusnya
dan itu mengerucut lagi yang hadirnya dan kalo kajian akbar
yang hadir bisa 300-an, karena kan kalo yang pekanan ini
terbatas. Disamping karena tempat kita terbatas (Pondok Hijrah)
kita terbatas, yak arena memang kita belom focus untuk share
ke ranah yang lebih besar. Dan disitu sifatnya memang kita
sama-sama yang proses intinya atau tarbiyahnya disitu, gali
ilmu disitu. Makanya kaya tadi saya bilang kaya kuliah, gimana
caranya kita menyediakan itu tapi gak bayar. Bukan cuma gak
bayar tapi kita share. Antum tinggal dateng gausah bawa apa-
apa. Buku tulis ada, alat tulis ada buku paketnya ada qur‟annya
ada antum tinggal dateng aja, tinggal niat, ikhlas selesai,
makanannya yaudah kita siapin juga. Ya jadi semua magnet gitu
ya, kan kita fasilitator, dakwah itu juga harus bisa sebagai
fasilitator. Sekarang kalo kita bicara kuliah, memang ada
beasiswa, tapi kan mohon maaf gitu misalnya orang-orang yang
memang mampu, tapi karena segmentasi kita di anak-anak punk
yang notabene mohon maaf dari kalangan yang ada dibawah ya
bagaimana caranya kita bias memfasilitasi mereka kalo bisa
secara keseluruhan, semaksimal mungkin dengan kemampuan
kita seperti itu, nah itu yang kajian pekanan. Dan bukan cuma
hari rabu ada juga hari sabtu itu fikih kelasnya, runut juga dua
pekan sekali, karena dua pekannya lagi Inshaallah Bahasa Arab,
jadi dua pekan Bahasa Arab, sementara baru itu.
135
T : Kalau yang mengajar itu dari anggota sendiri pengurus atau
yang lainnya kak?
J : Oh engga, Alhamdulillah ya mungkin ini bantuannya Allah gitu
ya, jadi tiba-tiba kita gak nyari, dateng sendiri. Jadi ada salah
satu guru yang tadi contohnya Ustad Aditya. Cerita sedikit , jadi
memang kenal sama beliau dulu kenalnya disini, qodarullah
namanya Ustad Mizan. Ustad Mizan itu dagang disini, jadi
sering ngobrol dan udah kenal tapi belom tau kalau beliau ini
pengajar tahfid, macem-macem. Beliau ngajar agama, ketika
beliau ngobrol dan qodarullah memang lagi mencari tempat
belajar Bahasa Arab Ustad Mizan bilang sama saya aja, saya
bisa Inshaallah ya kita sama-sama belajar. Yaudah
Alhamdulillah, itu kalo ga salah 2016 udah lama memang,
beliau ke Ustad Mizan sebelum ada tempat di Punkajian gitu,
awalnya beliau yang kenal dulu dengan Ustad Mizan dan
Alhamdulillah saya juga diajak sama beliau eh ini ada guru, wah
Alhamdulillah siap. Jadi kalo kita bener-bener niat dan gak
putus berdoa sama Allah Inshaallah Allah yang akan ngasih
jalan gitu, pertama doa kita kira-kira doa yang niatnya ibadah,
karena kalo kita misalkan doa, “Ya Allah saya mau beli ini itu
juga kayaknya gimana ya, terlalu dunia, tapi kalau akhirat
karena memang tujuan kita akhirat Inshaallah Allah akan mudah
gitu ijabahnya. Alhamdulillah diijabah dan dari situ qodarullah
kita punya gerakan ini dan gerakan ini kita syura ada wacana
untuk bikin kajian pekanan supaya temen-temen bisa belajar
tapi dengan kondisi apa adanya tapi ya kita persiapkan semua
fasilitasnya gitu, kita sounding ke beliau (Ustad Mizan) yaudah
mau dengan sukarela karena Alhamdulillah beliau tawaddu‟,
136
umurnya kurang lebih 60-an dan sekarang masih mengajar di
hari rabu malam. Dan yang satu lagi di sabtu itu sama beliau
juga karena support, respect, tiba-tiba mengajukan diri, “saya
mau ngajar nih”, “ya boleh ustad”, Alhamdulillah..
T : Oh iya, kenapa Punkajian memilih berdakwah dengan target
audience atau sasaran yang berbeda dari komunitas lain? Apa
karena dengan latar belakang yang sama?
J : Kalo bicara dakwah kita bicara kapasitas, kapasitas diri kita. Ya
mungkin kapasitas kita hanya itu, artinya kita yang tau dunianya
punk dan sebagainya kaya apa dulu. Kita yang Alhamdulillah
udah banyak minum asam garamnya kehidupan yah, ya yaudah
dari situ ketika kita banyak belajar, oh yang paling pertama kita
dakwahkan akan diterapkan. Dan yang kedua kita harus
berdakwah sesuai kapasitas kita, yang artinya ilmu yang kita
punya harus kita manfaatkan dan harus kita dakwahkan, dakwah
itu sesuai dengan apa yang kita punya, ilmu ya. Ilmu itu kan
ilmu agama dan wawasan kita terhadap dakwah itu sendiri. Nah
jadi dari ketentuan itu yang kita pegang, jadi sesuai kemampuan
kita ga memilih anak punk aja. Disamping itu turunan alasannya
banyak, salah satunya sebagai pengisi peta dakwah yang
kosong, karena kita bicara masjid-masjid ya gak mungkin
artinya itu sudah tugas ustad yang itu memang wilayah dia,
artinya ya memang mereka punya kapasitasnya disana,
undangan mereka ngisi, udah gitu kan, nah kalo kita dakwah bil
hal (langsung) ya kapasitas kita seperti itu dan kita pun masih
muda gitu masih bisa kesana sini leluasa Inshaallah leluasa.
Intinya masih kosong peta dakwahnya, jarang liat ustad dakwah
ke anak punk gitu.
137
T : Lalu kalau jamaah dari komunitas ini fokusnya ke jamaah laki-
laki atau ada jamaah perempuannya juga kak?
J : Sebenernya fokusnya di ikhwan (laki-laki), ya kalau qodarullah
ada akhwatnya (perempuannya) juga ya Alhamdulillah. Tapi
kalau di program kita kajian bulanan itu ikhwan dan akhwat,
kalo kajian yang pekanannya khusus ikhwan. Kita masih belum
bisa memfasilitasi yang akhwatnya, masih ada keterbatasan.
T : Lalu kalau faktor penghambatnya apa kak yang dialami oleh
Komunitas Punkajian Bekasi dalam berdakwah?
J : Penghambat ya, penghambat sebetulnya secara khusus ga ada ya
cuma kalo secara umum pengurusnya ini kan waktunya memang
terbagi dua, intinya terbagi waktunya dalam mencari pendapatan
atau mencari nafkah gitu ya, itu satu masalah waktu. Hambatan
yang kedua dakwah yang memfasilitasi orang lain dengan
wacana yang besar, itu butuh RAB yang besar juga, kita mau
bilang ini hambatan kayaknya kurang etis ya, pada
kenyataannyaini juga bisa dinilai sebagai hambatan, wacana nya
banyak, ketika disusun RAB nya sekian ternyata dana yang
sudah ada sekian nah disitu kita harus memikirkan, tapi itu
hambatan bukan pemberhentian, yang artinya terhambat sedikit
ya mungkin nantin lama-lama wacana itu bisa teralisasi,
Inshaallah lambat laun, pelan-pelan. Karena ya itu tadi mungkin
Allah belom memberi kesiapan untuk kita dan kita selalu berdoa
Ya Allah berikan kami kesiapan, berikan kami keberhasilan
dalam wacana ini dengan kesiapan yang diberikan, karena kalau
kita gak siap ngerinya nanti ada hal-hal yang bisa merujuk ke
ujian yang amat sangat besar atau malah bisa jadi salah niat atau
138
kena azab dan sebagainya. Sesuai dengan slogan kita, menjadi
baik adalah proses, nah itu prosesnya.
T : Bagaimana cara atau strategi komunitas Punkajian dalam
menyentuh hati jamaah yang notabene anak-anak punk? Apakah
dengan mengemas pesan sedemikian rupa agar diterima atau
bagaimana?
J : Merangkul bukan menghakimi. Kalau kita merangkul itu
menjadikan mereka berteman dan bersahabat, tapi kalau
menghakimi kita menjadikan mereka sebagai musuh, atau
terdakwa gitu. Contoh, jika „maaf‟ di jalanan ya (yang belum
hijrah) itu masih dengan rutinitasnya misalkan mabuk, minum
khamr dan sebagainya, tidak mungkin ketika kita tiba-tiba
datang “tendang semua mirasnya, ini haram! Antum semua
neraka!” kan gak mungkin, nah ini bukan cara kita dan memang
itu juga bukan yang Nabi contohkan. Jadi intinya, sebisa
mungkin dakwah kita sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW, meskipun zamannya berbeda, teknologinya
berbeda ini hanya soal alat gitu ya, dan teknis ya. Tapi tetap
acuan kita tetap al-Qur‟an dan as-Sunnah gak boleh keluar dari
koridor itu, tapi balik ke tadi, merangkul bukan menghakimi.
Salah satu cara ya meskipun kita belum kenal, tapi bagaimana
caranya kita ini bukan kelihatan orang yang berbeda ke mereka,
gak harus tiba-tiba dateng ke mereka dengan pakaian seperti ini.
Ya ini biasa kasual aja, ya kita buka obrolan biasa tapi selalu
strategi kita yaitu bawa makanan, otomatis. Itu bukan nyogok ya
tapi memang sedikit banyak itu punya nilai dan amat sangat
berarti buat kususnya anak-anak punk itu. Siapa tau dengan itu
menjadi wasilah mereka untuk memasukkan kebaikan-
139
kebaikkan dari apa yang kita dakwahkan dan terus dari situ kita
berdoa dan berharap kalo mereka itu ini bisa ikut gitu, artinya
bukan ikut jamaah kita gitu ya engga tapi artinya ikut bersama-
sama untuk berlomba-lomba dalam kebaikan ikut bersama-sama
hijrah pada jalan Allah dan Rosul-Nya, sehingga Inshaallah
mudah-mudahan bisa ketemu lagi di surga. Itu salah satu yang
wajibnya istilahnya (memberi makanan).
T : Adakah pengalaman yang sangat memilukan juga
menyenangkan dalam berdakwah terhadap anak-anak punk?
J : Banyak, ini dua-duanya berarti suka duka ya. Salah satu duka
dulu ya, jadi biar senengnya belakangan. Dulu itu awal-awal
khususnya ketika kita menjalankan program kajian bulanan
pertama kali, itu kita cari masjid MasyaAllah, itu susah,
susahnya bukan karena masjid itu sedikit, bukan. Tapi sedikit
yang mau nerima, karena kan kita presentasi, komunitasnya
seperti ini dakwahnya seperti ini, ustadnya siapa? Ustadnya ini
seperti ini dan sebagainya. Ada salah satu masjid, contohnya
salah satu masjid itu ceritanya kta udah deal, deal dengan waktu
dan tempat yang sudah di kontrak lah ya oleh masjid itu, nah
tiba-tiba ketika kita sudah sebar flyer, udah siap-siap lah ya
segala macem, teknisnya udah lengkap dan pokoknya udah 80%
teknikal itu udah mateng, tiba-tiba H-1 itu marbotnya WA, oh
bukan mereka yang WA tim kita yang WA, karena qodarullah
ada tim yang ngecek kesana, ngecek ke masjid tersebut ngeliat
jadwal kok jadwal kita gak ada justru malah ketika awal itu
waktu kita ya maksudnya itu gak ada nama kita adanya nama
orang lain, maksudnya dari ustad yang lain, entah dari
komunitas mana itu yang menjalankan atau dari DKM gitu,
140
lantas kita confirm dong ke pihak DKM, yang jawab marbotnya
waktu itu ”ohiya afwan, lupa ternyata”. Maksudnya ternyata
udah ada jadwal, dia bilangnya gitu. Tapi kita coba push lagi,
tapi gimana kita udah seperti ini dan sebagainya.. ternyata gak
aktif nomerny. Itu udah H-1 dan awwalun yang pertama kan.
Nah yaudah dari situ panik lah ya artinya ini besok nih besok
mau ngadain itu, satu hari kemana kita harus cari masjid itu,
sementara gak mudah gitu karena weekend dan beberapa masjid
udah ada jadwalnya gitu. Yaudahlah, coba kita cari malem-
malem, ternyata qodarullah alhamdulillah Allah mudahkan gitu
karena ya mungkin ini ujian, ujian ketulusan dan keikhlasan kita
memfasilitasi dan berdakwah. Ada yang tadi salah satu founder,
Vido dia nanya ke DKM masjidnya, ke DKM dia ngasih kabar
malem-malem, “masji dekat rumah ana bisa, InshaAllah besok.
Inshaallah mereka pun support apa yang dibutuhkan, abis itu
yaudah langsung konfirm juga ke undangan-undangan kita juga
ke media, dibatalkan yang disini kemudian pindah.
Alhamdulillah bisa disitu, yaudah abis dari situ setelah kajian
dan memang qodarullah juga yang ngisi rumahnya dekat situ,
masih muda dan mantan anak punk juga, qodarullah ya itu udah
Allah susun ya dan itu ada beberapa rekan-rekan kita yang
sudah kenal juga dengan beliau, “ah ini mah senior, senior anak
punk”. Yaudah dari situ jadi ketika materinya di share
nyambung juga, karena dia juga bawain pake analogi-analogi
sejarah anak punk. Nah dari situ DKM support langsung, dan
qodarullah DKM disitu adalah orang-orang yang tua lah,
istilahnya masih old school lah tapi bukan berarti mereka gak
paham artinya masih orang-orang yang berilmu juga, mereka
141
paham, suppoort, “udah bulan depan disini lagi dan seterusnya
disini lagi” yaudah ini sudah dimudahkan Allah dan abis itu ini
menjadi wacana kami setiap bulan disini dan alhamdulillah di
tahun 2017, 2018, 2019 sampai hari ini masih disitu, ya udah
kaya saudara jadinya, jadi tiap bulan disitu. Masjid Baitul
Mukhlisin di daerah di Jalan Baru, Duren Jaya Bekasi. Nanti
inshaallah tanggal 25 kita mau ngadain tabligh, tapi kali ini kita
agak sedikit berbeda karena kita ada sedikit bazar. Kita mau
proses, yakan kita bukan cuma belajar Dinul islam, tapi kita
juga belajar bagaiman berorganisasi dengan baik. Makanya
pelan-pelan kita susun konsep, teknis, mudah-mudahamban
lama-lama bisa semakin masak (matang).
Sebenernya ada lagi satu duka, kalau tadikan susahnya
masjid, sekarang qodarullah ini di Bogor, Punkcasan. Sedikit
cerita lah, intinya garis besar aja, kira-kira tiga kali lah kita
nyari kontrakan untuk mengaji ditolak, tiga kali kalo gak salah.
Kita ditolak dengan bahasa yang sama, “takutnya ini.. takutnya
ini jadi omongan warga dan sebagainya” ini ketakutan-
ketakutan yang berasal dari sini (zone) zone nya zone negatif
gitu, jadinya su‟udzon. Padahal udah ada ustad yang dampingin
gitu artinya yang bicara ke yang punya kontrakan itu ustadnya
yang ngomong itu pembinanya udah, tapi alhamdulillah ya
Allah mudahkan lagi, nah sekarang udah ada tempatnya
ustadnya juga udah rutin kesana, karena kalo udah diluar bekasi
kita sifatnya collab bersinergi kita serahkan kepada yang
terdekat sana, itu juga salah satu figur dakwah yang artinya
disana ada ustadnya, di wilayah sana ada ustadnya kita tidak
mendahului ustad yang disana serahkan pada ustad yang disana
142
dan kita mengurus yang qorib-qorib yang dekat-dekat disini,
alhamdulillah ya artinya senang karena sekarang sudah stabil.
Kalo bicara duka sebenarnya setiap perjalanan hidup kita pasti
ada dukanya gak mungkin gak ada dukanya, ini juga setelah
senang juga pasti ada dukanya. Tapi ya gitu lah.
Menyenagkannya alhamdulillah saat ini dakwah kita semakin
dikenal, dikenal disini artinya semakin diterima ya, yang tadinya
“ini apasih?” bahkan pernah di tahzim, tahzimnya “ini apaan
nih? Ini aliran Islam apalagi nih?” karena kan kita pakai nama
Punkajian, itu anak-anak yang notabene masih muda seperti ini
itukan ada bekasnya, Ane kan gak ada bekasnya, jadi aliran
apalagi nih, gitu.
Jadi memang ini ada satu masalah si, coba nanti search FYI
aja, ada namanya taqwakor, ini sebenrnya diangkat dari film sih,
film anak-anak punk tapi background mereka orang timur cuma
mereka tinggal di US. Jadi mereka memang mereka gaulnya
sama anak-anak punk tapi tetep kan sub kultur merka muslim
gitu kan jadi mereka gak bisa ninggalin itu. Tapi kerancuan
banyak terjadi di film itu, karena memang yang udah kita
pelajari ternyata di film itu ternyata untuk merusak Islam
maksudnya gitu, artinya banyak penyimpangan di film itu
artinya membuat segmentasi Islamnya itu buyar ya artinya
pmakin parah. Contohnya di salah satu film itu, adzan subuh
diganti pakai gitar dengan alunan petikan gitar gitu. Terus
contoh satu lagi, sholat jumat dirumah, dan ini bebas artinya
imamnya pun yang akhwat boleh, ini bergantian. Nah ini kan
anak muda dengan semangat kemudaannya dengan semanagat
seperti itu ini kan bisa menjadi salah satu influence apalagi
143
mereka nganggepnya “keren banget nih”, ya Allah itu film gak
beres. Wah ancur pokoknhya film itu.
Nah jadi mungkin orang-orang yang udah tau taqwakor itu
ngiranya kita seperti itu, agama Islam tuh seperti ini. Tapi
alhamdulillah kita kan gencar gitu ya campaigne di media sosial
di jalanan juga dimana-mana, bahkan di media juga, itu salah
satu juga keputusan suroh juga. Tadinya gamau masuk media
sebenernya, tadinya. Cuma ini perlu nih ada yang harus
diluruskan gitu istilahnya yaudah dari situ kita alhamdulillah
sekarang sedikit banyak membuka mata mereka, bisa membuka
wawasan mereka juga bukan hanya dakwah bahkan anak-anak
punk secara khususnya. Malah pernah cerita sedikit, saya
interview di Bandung di Aman Palestine, sebuah Yayasan. Saya
presentasi kan kegiatan apa dan dakwahnya apa dan sebagainya.
Saya presentasi ini itu, setelah presentasi bilang “kok bisa ya?
bisa gimana? Saya malah ketemu yang kaya gitu takut terus
kabur gitu, saya pernah ketemu diangkot trus saya pasti
ngamanin barang”. Memang rasa takut itu manusiawi cuma kan
kalo seandainya kita open minded gitu wawasan kita luas gitu
dan kita yaudah takut kepada Allah saja berharap kepada Allah
saja dan kita pegang betul itu esensi dakwah dan kita otomatis
langsung gimana caranya bisa dakwahin dia gitu singkatnya kan
gitu nah kita pegang betul. Dari situ, gimana sih kak caranya?
Gampang, jangan kabur jangan takut jangan dihakimi, samperin
bawain makanan ajak ngobrol selesai, itu awal mulanya buka
jalannya seperti itu. Dikasih makan mereka seneng, siapapun sih
sebenernya buak anak punk aja, coba aja bawain orang tua pasti
seneng, karena memang itukan kebutuhan primer.
144
Bahkan itu kan masjid trus kontrakan, bahkan ada salah
satu rekan kita ke masjid, dia mau sholat tapi malah dicengin
karena dia bertato, bolongan telinganya empat. Ke masjid mau
sholat malah di cengin gitu sama orang masjid. Ini ada yang gak
beres kalo kaya gini nih, dirangkul gitu dia baru hijrah mereka
ini jangan di judge gitu, malah ada yang ngomong “wah
tumben” mungkin bukan kata-kata yang terlalu keras gitu, tapi
kan tetep ngena gitu di hati mereka apalagi buat orang-oorang
yang baru hijrah, “tumben”. Bahkan waktu itu ada yang pernah
cerita “ah muna lu paling besok ga ini” justru malah kaya gini
yang akan menghancurkan Islam begini, tapi ya kita cuma bisa
kasih sedikit arahan motivasi ke temen-temen, gapapa anggap
aja itu ujian, ujian kesabaran. Karena ketika iman sudah naik
atas izin Allah kan Allah bilang “apakah cukup jika kamu hanya
mengatakan diri kamu beriman, sementara tidak kami uji”, pasti
diuji. Kita sudah semakin meningkatkan iman otomatis kita
akan diuji oleh Allah, ujian kita berhasil iman kita naik diuji
lagi dengan yang lebih besar dan seterusnya gak akan selesai
sampai kita meninggal, yaudah gitu aja patokannya. Solusinya?
Ya sabar aja, begitulah.
T : Ada gak kak jamaah yang berasal dari kalangan preman dan
sebagainya? Jika ada pendekatan khususnya seperti apa?
J : Ada, caranya gimana ya yang tadi itu. Karena yang berkembang
di masyarakat kan penampilannya seperti ini mereka gak mikir
mereka anak punk atau preman bukan atau ini penjahat dan
sebagainya kan gak mikir kesitu, pokoknya dijalanan pakaian
compang camping ada tatonya pake tindikan udah ini mah orang
jahat, pukul rata istilahnya. Walaupun memang 20% ya memang
145
seperti itu, tapi 80% gak ada pemilah-pemilahnya khusus, tapi
kalo mengkategorikan preman itu gimana ya.. ada lah macem-
macem yang kaya gitu.
T : Lalu kalau sharing gitu lewat chat ata ada grupnya sih kak?
J : Ada, wadah untuk di grupnya tapi khusus ikhwan namanya
Pondok Hijrah Punkajian. Ada banyak sih kita sesuai sama
metode tarbiyahnya. Karena kan ada nih yang menghimpun se
Indonesia, kita kan taaruf tapi bukan yang tafahum. Nah ada lagi
grup yang sudah tafahum, artinya sudah saling mengenal sudah
saling mengerti satu sama lain ada backgroundnya.. kenal deket
lah. Ada lagi yang mengkrucut lagi, untuk menunjang ke
istiqomahan. Maksudnya gini, dulu kita nongkrong nih, misal
nongkrong di lingkungan tongkrongan kita yang notabene anak-
anak muda yang dengan “permainannya” lah dan dengan
keburukannya. Misalnya nongkrong, kan banyak yang main
gaple, main karambol ya biasa aja gitu kaya orang butuh dunia
kan, ya buat seneng-seneng kan itu namanya. Tapi ketika sudah
hijrah, ini bukan meninggalkan kebiasaan itu ya, tapi menjaga
jarak dari lingkungan yang dulu ke lingkungan yang lebih baik.
Artinya ini sekarang jadi tongkrongan kita, tongkrongan utama
kita temen-temen ini, kita tidak meniggalkan tongkrongan ini
karena bisa jadi ini menjadi objek dakwah kita ya kita disini
untuk menimba ilmu dan kita sudah mantap mental kita untuk
berdakwah pelan-pelan dengan metode kita, dakwah ke
tongkrongan kita yang dulu, jangan ditinggal, apalagi dihakimi.
T : Kak faktor pendukung apa sih kak yang membuat anak-anak
punk itu tertarik pengen ikut hijrah?
146
J : Sebenernya sih yang pertama murni ya, taufik dan hidayah dari
Allah yang paling pertama itu. Yang kedua kita harus
memahami fenomena ya, artinya sekarang ini akhir zaman. Kita
harus mempelajari hadis-hadis apa yang ada di akhir zaman nih,
yang nubuat Rosulullah SAW. Ya banyak, salah satunya, islam
akan berkembang pesat, walaupun kata Rosululloh seperti buih-
buih di lautan ditiup sedikit hancur kemana-mana. Tapi kita gak
bisa menampik fenomena bahwa orang-orang di zaman ini
presentase keislaman mereka meningkat. Sudah barang tentu
banyak banget yang akan hijrah, semakin lama. Nah dari situ
kita harus membaca kode, wah presentase kemungkinan kita
untuk mendakwahkan temen-temen kita yang masih di jalan
buruk lah istilahnya itu lebih berpotensi berhasil gitu ya, itu
salah satu faktor pendukung. Karena ketika kita dekati mereka
cerita, “iyaa sebenernya saya juga udah ada keinginan, sudah
ada titik jenuh”, dan kebanyakan seperti itu. Manusia itu punya
titik jenuh, tapi kadang mereka ini lebih condong dirangkul
setan daripada dirangkul orang-orang soleh. Nah makanya tugas
orang-orang soleh itu berdakwah, masa tunggu panggilan
jamaah baru dateng. Tapi dakwah itu panggilan jiwa, kita
melihat teman-teman kita khususnya masih berbuat maksiat dan
itu adalah ladang dakwah kita. Nah jadi faktor pendukungnya
itu tadi yang pertama hidayah Allah, yang kedua faktor yang
sudah di nubuwatkan oleh Rosulullah SAW bahwasannya
banyak yang akan hijrah, baik hijrah dari kekafiran kepada
keislaman atau hijrah dari jalan kemaksiatan menuju jalan Islam
baik dan kaffah juga faktor titik jenuh. Titik jenuh mereka yang
harus kita manfaatkan. Karena problemnya kan hak dan bathil.
147
Nah gimana caranya yang hak ini bisa sama-sama bisa saring
merangkul, jangan bathil yang ngerangkul. Masalahnya yang
tadi kita katakan kan punya titik jenuh gabisa ditahan seperti itu
dan temen-temen yang lain juga sama iya iya begitu, nah kalo
kita rangkul terus rangkul terus otomatis banyak energi positif
yang akan diterima dan semakin banyak Inshaallah akan
semakin berpotensi. Kalo kita biarkan kita lepas dirangkul setan,
yasudah lebih jelas lagi ya , mungkin nanti lebih buruk lagi.
Karena sudah berilmu, jatuh dan itu lebih berbahaya. Sebisa
mungkin kita rangkul dengan erat temen-temen kita dan kita
manfaatkan semua faktor yang ada.
T : Ada gak sih kak anak-anak punk yang sudah berhijrah lalu
kembali ke masa lalunya menjadi anak-anak punk?
J : Ada saja, bukan cuma anak-anak punk saja kalo kaya itu. Kan
iman itu naik turun, nah turunnya iman tergantung penjagaan
kita dan juga penjagaan lingkungan di sekitar kita. Kalo
seandainya gak ada yang jaga, nanti futur yang akan lebih
menjurumuskan. Umumnya naik turun, bahkan ketika naik
turunnya sedikit nanti naiknya lebih, turun lagi itu sudah fitrah,
sunnatullah, manusia seperti itu. Tapi itu tadi faktornya harus
dikondisikan, artinya kita mendukung. Kembali sampe lepas itu
ada dan kalo seandainya dalam ketentuan Islam pun kita tidak
boleh memaksakan, jika mereka sudah seperti itu futur, lebih
jauh lagi terpelosok sudah. Bukan membiarkan tapi kita
melepas, karena ada maslahat yang lebih banyak lagi nih yang
harus kita urus nih artinya, gak boleh fokus sama satu orang.
Intinya kita udah niat, ikhtiar, udah. Masalah diterima atau tidak
itu urusan Allah, hidayah atau taufik itu urusan Allah kan gitu.
Kajian tiap pekan, tiap bulan itu proses istiqomah, cuma kan
148
dikembalikan ke personalnya, kalau dia mau datang Inshaalah
istiqomah, pun misalnya dia sudah selesai kajian atau tidak
kajian entahlah dia maksiat lagi atau tidak baik sendiri ataupun
berjamaah dia tetap dia tetap menjaga keistiqomahan itu tidak
futur sama sekali, hilang ghiroh keislamannya, hilang ghiroh
hijrahnya. Ada lah intinya.
T : Gimana sih kak cara mengukur bahwa pesan yang disampaikan
sudah diterima dengan baik dengan jamaah?
J : Interaktif. Artinya gak pasif aja gitu. Maksudnya kan kalo kita
bicara gitu komunikasi dua arah bolak-balik bolak-balik kiat
sama-sama saling mengerti saling memahami interest gitu, kan
kelihatan. Apalagi kalo ngomongnya sama jamaah yang banyak
gitu, “wah ini udah pada ngantuk”, dan memang ada teknis
khususnya. Salah satunya misalnya kita harus bisa memainkan
intonasi. Jadi gaboleh datar, jelaskan begini begini begini,
apalagi ngeliat udah jam makan siang. Makanya kita buat
yaudah kaya ngobrol aja, sharing. Itu lebih menarik. Jadi itu
alhamdulillah juga kita banyak panggilan, banyak undangan kita
bikin coba perbanyak talk shownya dibanding materi, kalo pun
ada materi ya cukuplah setengah jam selebihnya talk show
interaktif karena orang lebih cenderung bertanya apa yang kita
butuhkan, lebih interaktif.
T : Saya melihat Komunitas Punkajian Bekasi memiliki sosial
media seperti instagram, youtube, dan facebook sering meng-
update kegiatan-kegiatan yang dilakukan, apakah itu menjadi
salah satu cara agar Komunitas Punkajian Bekasi agar lebih
dekat dengan jamaah?
J : Jelas. Salah satunya relasi komunitas lain, artinya mereka yang
udah jadi media support media partner atau jadi apa ya jadi kaya
149
sahabat kita lah sahabat dalam hijrah juga meskipun ada yang
jauh-jauh datang dari Lampung kesini, itu jadi sahabat. Jadi
membantu banget. Karena kita mention. Artinya kita juga
mengangkat mereka. Karena dalam dakwah meskipun beda
komunitas atau misalnya dalam yayasan dengan yayasan atau
institusi dengan institusi itu tidak ada ceritanya kompetitor,
fastabikul khoirot aja, berlomba-lomba dalam kebaikan. Gak
bisa kita bilang kompetitor, masa tujuannya sama-sama ke Allah
kok. Yang penting kita sama-sama satu koridor bawa mereka ke
jalan Islam dan bawa mereka ke jalan Allah.
T : Kak, jika faktor lingkungan dapat merubah sikap seseorang,
bagaimana menurut kakak soal anak-anak jalanan? Apakah
jika ia inginn berubah maka ia harus mengubah
lingkungannya terlebih dahulu?
J : Tidak, karena murni perubahan itu personal pertama kali baru
kemudian lingkungan, kalo bisa, tapi kalo ga bisa ya dia
harus pergi dari lingkungan itu. Itu pilihan. Karena “lihatlah
agama seseorang dari qoribmu (teman)”. Jadi dengan siapa
kita berteman itu mempengaruhi. Makanya pertama personal.
Misalnya kita berteman, kalo kita bisa menjadi orang yang
berpengaruh dan mebawa alhamdulillah, tapi kalo engga
nanti kita yang terbawa. Makanya tadi saya bilang kita gak
meninggalkan lingkungan itu, tapi kita berfokus concern
berada di lingkungan yang soleh karena nongkrongnya orang-
orang yang soleh itu nongkrongnya itu ngomongin agama
lagi agama lagi, gak ada yang lain. Cuma inshaallah bukan
hal yang membawa maksiat, itu bedanya. Harusnya
personnya dulu yang diubah, baru lingkungannya kalo bisa
150
T : Bagaimana cara atau strategi Komunitas Punkajian Bekasi
dalam memeberikan pengetahuan untuk membentuk
pemahaman tentang agama? Apakah dengan menganalogikan
sesuatu atau dengan metode lain?
J : Selalu dengan analogi, dan yang paling penting itu “dakwah
lah dengan bahasa kaummu” perintahnya kan gitu. Nah
bahasa kita bahasa gaul lah anak-anak muda, nah nanti disitu
kita ketemu dengan kelas-klasnya atau kasta-kastanya.
Misalnya kasta kelas atas, istilahnya orang-orang berdasi itu
kan gabisa ngomong dengan bahasa-bahasa kampung. Nah
itu berpengaruh, makanya sebisa mungkin kita janga terlihat
meninggi, kita bergaul, kaya nongkrong biasa. Dianalogikan,
dengan yang mereka pahami. Mohon maaf anak-anak punk
itu rata-rata kan memang kebanyakan tidak bersekolah, at
least pendidikan formal mereka tidak tahu, cuma tahu
seadanya yang ada dijalan dengan bahasa dan lingkungan
yang mereka geluti itu. Otomatis kita harus punya banyak
wawasan, kita analogikan aja. Misal analogi sederhana
seperti kisah sejarah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
itu kan agak ketinggian, kasih yang ringan-ringan misalnya
kita kasih kisah tentang hijrah roker–roker karena ini karena
itu. Biasanya sih masalah teologi atau ketuhanan, karena
yang harus kita benahi konsep ketuhanan artinya mereka
harus bener-bener mengerti siapa tuhannya, jangan cuma
ucapan “laa ilaa ha illallah” jadi harus mengerti amalkan nah
ada konsekuensi di dalamnya. Jadi analoginya yang menurut
mereka realistis aja gitu, emang lebih banyak analoginya gitu.
151
T : Ada 6 teknik komunikasi persuasif atau 6 cara untuk
mengajak seseorang, diantaranya teknik asosiasi (pesan yang
disampaikan sesuai dengan objek dan menarik), infegrasi
(senasib dan sepenanggungan), pay off (mengiming iming),
fear arousing (konsekuensi), icing (analogi yang fresh) dan
red herring (debat). Dari ke enam teknik ini, manakah teknik
yang digunakan komunitas Punkajian Bekasi dalam
mengajak anak-anak punk untuk hijrah?
J : Ini bukan ke debat lebih ke diskusi sih sebenernya debat itu
kondisional harus ada pemenangnya, bawa mereka ke
pemahaman yang bener, tapi dari semua ini rata-rata
digunakan lah. Yang penting dikomunikasiin taaruf tafahum,
takaful. Umumnya begitu. Itu kan sebenernya menjalin
komunikasi juga bagaimana memahami temen-temen,
maksudnya kita kenal betul nih saudaranya dimana aslinya
dimana, identitasnya, trus ini antar anggota doang ya. Yang
infegrasi maksudnya udah masuk ke takaful, tafahum kan kita
udah memahami kondisinya, artinya kita juga udah ngerti
betul ini pasti temen kita nih, dari belakang aja kita udah tau.
Nah takaful ini artinya
Udah lebih ke senasib sepenanggungan, kalo dalam
bahasa Islam itu ya mendahulukan orang lain lah. Artinya ini
semuanya masuk. Kalo yang asosiasi kan ini lebih ke jamaah
ya, jelas pakai poster, poster itu wajib malah, kan kita
ngundang komunitas lain itu selalu kita selipkan posternya.
Walaupun bukan bentuknya fisik yang bentuknya design
media sosial misalnya ke grup WA itu pasti ada dan
semenarik mungkin. Semenarik mungkin ini sesuai
segmentasi dakwah, lagi-lagi dakwah anak-anak punk. Jadi
152
gini konsepnya, kita ngeliat anak-anak punk, itu berhubungan
dengan acara musik, musik itu berkaitan dengan poster,
sebisa mungkin design nya konsepnya sama, gak jauh beda
modelnya, cuma isinya aja beda. Menarik tapi gak menyalahi
koridor gak masuk keharoman. Misalnya poster biasa,
mungkin yaa udahlah. Umumnya anak-anak muda pasti
bilang keren ni, nah itu jadi poin magnet yang harus kita
pegang dan arahkan, artinya berislma itu keren, bagaimana
kita menggiring opini, makanya poster harus bisa kita design
semenarik mungkin sesuai dengan rutinitas mereka.
T : Bagaimana bentuk dukungan komunitas Punkajian untuk
anak-anak punk?
J : Kalo itu personal, bukan institusi. Misalnya relasi kita mau
wakaf al-qur‟an kitab atau tafsir, banyak lah. Kalo bentuk
dana sama alhamudulillah ada yang support kalo sekarang,
walaupun alhamdulillah masih kategori cukup cuma kita
punya wacana yang tadi itu, besar. Tapi inshaallah mudah-
mudahaan harapannya bisa terwujud, aamiin. Konsekuensi
itu harus dong, karena rosulullah itu sebagai pembawa pesan,
peringatan dan … artinya taat pada perintahnya, ada
konsekuensinya ini ini ini, ini proses belajar. Jadi untuk
komunikasi ketika awal membuka jalan itu bukan langsung
diisi dengan nilai-nilai keislaman tapi nilai-nilai kebaikan.
Makanya proses taaruf itu kita proses perkenalan, makanya
konsekuensi iya juga tapi yang sudah kita rangkul. Tapi ya
memang tempatnya terbatas.
T : Bagaimana cara komunitas Punkajian untuk istiqomah
selama ini untuk berdakwah di lingkungan anak-anak punk?
Dan bagaimana cara menanamkan nilai spiritual kepada
153
anak-anak punk baik yang sudah berhijrah maupun yang
belum?
J : Informasi yang dibutuhkan persuaded. Jadi, program-
program kita itu untuk menanamkan nilai spiritual sekaligus
untuk menjaga keistiqomahan. Nilai spiritual itu kita sama-
sama untuk belajar, mengamalkan apa yang kita pelajari.
Contoh kita ada program Mabit (Malam bina Insan dan
Takwa) di masjid, malam keimanan dan takwa, jadi disitu
proses buat siapapun yang ikut disitu untuk fokus ibadah,
untuk memacu diti istilahnya mengecas iman. Artinya kita
bikin program itu supaya temen-temen ini bisa fokus.
Mungkin dirumah mereka ga bisa solat malem misalnya, kalo
bareng kan inhaallah bisa fokus khusyu‟ zikir baca qur‟an
dsb. Dan memang ada acara khususnya juga, misalnya
muhasabah atau renungan, wallahualaam ketika proses itu ya
kita bener-bener dosa apa yang telah kita lakukan, ini salah
satu contoh. Artinya ruh kerohanian kita itu harus dijaga, kalo
ruhnya kosong kita akan terbawa arus. Kadang dalam di
ceramah agama ustad-ustad kondang bilang, tingkatkan nilai
keimanan, nilai islam, atau nikmat iman dan ihsam pasti ada
kategori itu. Kalopun secara spesifik orang memahami yang
ihsan ini, (proses kewaspadaan kita) jadi kita selalu merasa
diri ini diawasi. Misalnya dia solat kalo ada orang tua karena
diawasi. Jadi mikirnya karena orang lain bukan karena Allah.
Nah itu proses peningkatan spiritual, ruhaniah. Jadi
konsekuensinya ada di personal. Misalnya dia gak solat,
konsekuensinya ada di dia dengan Allah.
T : Wejangan atau nasehat apa yang sering disampaikan kepada
para jamaah?
154
J : Kalo paling sering masalah niat, hadisnya innamal a‟malu
binniyyat. Karena segala sesuatnya tergantung niat, kita akan
mendapatkan seseuatu dari apa yang kita niatkan. Artinya
analoginya, jika kamu berhijrah karena Allah dan Rosulnya
Inshaallah dapetnya Allah dan Rosulnya. Tapi jika kamu
berhijrah misal karena wanita atau dunia atau segala isinya
(materi) ya kamu akan mendapatkan itu, tapi mohon maaf
kamu gak akan mendapatkan apapun dari Allah dan
Rosulnya, artinya pahala dan kebaikan itu gak dapet.
Makanya itu yang bener-bener nilai urgensinya paking tinggi,
salah niat itu berbahaya.
T : Bagaimana kesan pesan dan harapan Komunitas Punkajian
untuk jamaah di Punkajian Bekasi?
J : Semoga semuanya bisa hijrah dan istiqomah. Itu aja. Karena
dua kata itu saling berkitan dan Inshaallah akan terius
berjalan sampai dia meninggal dan meninggalnya khusnul
khatimah. Dan kita sama-sama harapannya bisa kembali
bertemu di jannahnya Allah SWT. Hijrah dan Istiqomah.
Kalo hijrah doang ya udah segitu aja, tapi kalo istiqomah kan
yang lain Inshaallah dijalani.
Narasumber
Rizki Agung
Kurniawan
155
HASIL WAWANCARA
Nama : Zam Zami Ridwan (Bang Iwan)
Status : Mantan Anak Punk dan Artis Tato
Tempat : Taman Wisma Asri 2 Bekasi Utara
Tanggal : 15 Agustus 2019
Waktu : 12.45 WIB
T : Boleh tau nama abang siapa?
J : Zam Zami Ridwan
T : Bagaimana latar belakang abang baik itu asal dan tempat
tinggal? Dulu sebagai apa, apakah anak punk dsb?
J : Kalo saya sendiri asal Jakarta, Tanah Tinggi Senen. Dulu nge
punk juga, artist tatoo juga. Artis tato itu pembuat tato. Jadi
gabung sama punkajian ini udah dua tahun, dari nol jadi
emang sebelumnya ga bisa baca, sampe sekarang gak bisa
baca. masih belajar terus, masih ngebernerin huruf-huruf,
karena kan harus jelas gak cuma baca-baca doang. Karena
menurut saya hijrah ini kan gak boleh main-main harus serius
mempelajari agama karena harapannya pengen jannah nya
Allah.
T : Dulu awalnya kenapa memutuskan untuk berhijrah?
J : Sebenernya dari dua tahun yang lalu, sebelum dua tahun lalu
kita masih ngepunk masih artis tato, masih minum-minuman
(mabuk) maksudny masih doyan maksiat. Tapi kita sering
ngadain santunan anak yatim, kita serig ngadain sunatan
masal dari komunitas punk sendiri. Trus dua tahun yang lalu,
156
sepuluh hari mau lebaran kurang lebih jam 2 atau 3 malem,
posisi lagi gak mabuk lagi bareng-bareng sama istri sama
anak-anak juga, trus sepintas ngeliat bayangan neraka.
Semenjak dari itu bangunin istri minta maaf nangis-nangis
bareng dia. Besok paginya ke keluarga minta maaf nangis-
nangis, dari situ baru udah mulai solat, belajar solat. Tapi saat
itu solatnya masih di rumah, karena badan masih tatoan malu,
takut ke masjid takut disangka mau ngambil kotak amal atau
sendal gitu. Pikiran orang kan gitu, wah tatoan nih mau
nyolong kotak amal nih. Makanya solatnya waktu itu
dirumah, manggil guru ngaji kerumah untuk belajar agama
islam.
T : Sebelumnya dari latar belakang keluarga, apakah berasal dari
keluarga yang religius atau seperti apa?
J : Ada kakek, dua-duanya kakek memang agamanya kuat. Tapi
nenek sama orang tua engga, agamanya malah kurang.
Ibadahnya malah gak pernah ibadah, ini murni pengalaman
saya melihat sepintas bayangan neraka. Qodarullah
wallahualam saya juga gak tau masalah itu juga ya, kenapa
Allah ngasih petunjuk kaya gitu saya gak tau, kemungkinan
Allah punya rencana yang berbeda. Jadi saat itu memang
kurang lebih jam 2 pagi sepuluh hari sebelum lebaran, lagi
bulan puasa, cuma kita gak puasa dan bahkan saya gak
pernah solat selama dua puluh tahun. Memang walaupun
bulan puasa kita masih maksiat terus, entah itu mabok-
mabokan pasti kaya gitu. Entah kenapa hari itu lagi gak kena
alkohol lagi gak kena yang lain-lain, jam 2 pagi itu ya begitu.
157
Itu takut bener-bener takut sampe nutupin bantal, gelisah,
gemeter sampe bangunin istri. Bahkan minta maaf nangis-
nangis ke dia. Trus besoknya ke rumah orang tua itu juga
minta maaf, kerumah orang tua tuh minjem kain sarung,
sajadah, baju koko. Rencananya mau minjem motornya, tapi
kata orang tua pake aja ini dulu. Yaudah akhirnya pake,
mulai dari situ udah mulai solat.
T : Bagaimana tanggapan keluraga saat abang hijrah menjadi
lebih baik?
J : Bersyukur karena mau solat, mau menjadi lebih baik. Cuma
ada keluarga juga yang gak setuju saya ninggalin dunia tato.
Karena dari situ saya bisa menghidupi keluarga, saudara-
saudara saya bisa. Selepas dari situ kata orang tua mau lanjut
apa? Ntar anak gimana? Cuma saya yakin ada pertolongan
Allah. Tapi alhamdulillah selepas saya dari dunia tato, masih
bisa bantu mereka. Rezeki Allah yang atur.
T : Kalau boleh tau, saat ini pekerjaan abang apa?
J : Saya buka usaha mie ayam yang saya masak sendiri. Mie
ayam harga 7 ribu, makan gratis untuk anak yatim. Mie
Ayam Bang Da‟I namanya. Jadi memenag rumah deket
sekolah SD, target memang untuk anak-anak yatim makan
sepuasnya untuk mereka. Karena Cuma ini yang bisa saya
lakukan untuk menebus dosa-dosa saya, terlalu banyak dosa
saya.
T : Faktor luar yang mendorong untuk abang berhijrah ini ada
gak bang?
158
J : Ada, dari temen-temen. Beliau–beliau ini (Komunitas
Punkajian Bekasi) yang kasih semangat. Jadi selepas dari
dunia tato itu mereka yang kasih dana untuk buka usaha. Saat
itu buka usaha jualan nasi goreng, tapi gagal. Trus saat itu
dagang mangga, keliling. Karena pengen ninggalin dunia tato
itu, merubah kodrat Allah juga kan. Uang banyak, tapi Allah
gak ridho. Dan akhirnya dagang mangga keliling kita panas-
panasan mangkal-mangkal gatau lapak siapa, cari keuntungan
sedikit tapi Allah ridho. Dan sekarang alhamdulillah Allah
kasih jalan lagi yang lebih berkah, kita punya projek lagi
bikin kebab sama batagor juga kita ada, mie ayam juga ada,
berbau kuliner lah, karena hobi masak juga. Alhamdulillah
mencukupi, dan kelurga juga sudah menerima.
T : Apa yang menarik dari setiap kajian atau ajakan untuk
berhijrah?
J : Dakwah on the streetnya. Dakwah on the street itu kan
memang saya sendiri pernah ngerasain di posisi mereka lah.
Dan setekah saya hijrah ini saya ingin mengajak temen-temen
saya yang lama-lama untuk merasakan kenikmatan yang
sesungguhnya dari Allah, kenikmatan iman, islam yang kaya
gitu, itu sih yang menarik dakwah on the street.
T : Apakah abang yang memimpin dakwah on the street ini?
J : Kalo dibilang mimpin sih gak mimpin sih, Cuma temen-
temen bilang Punklima nya lah. Dibilang punklilmanya
dakwah on the street, karena memang setiap dijalan saya
yang tuntun.
159
T : Bagaimana cara mengajak anak-anak punk lain dalam
dakwah on the street?
J : Jadi kita dateng, ajak ngobrol dulu. Ngobrolin tentang dunia
dia dulu, ajak-ajak ngopi. Ya dia mabok ya mabok. Nah
setelah dibikin akrab baru kita sampaikan walaupun cuma
satu ayat, dan disitu kita masukin pelan-pelan dia mau ngaji
dia mau solat. Alhamdulillah udah ada beberapa titik. Di
kawasan Bekasi udah beberapa titik yang udah kita samperin.
Inshaallah mau ke Cileungsi juga. Hari selasa kita mau ke
Subang. Jadi memang target kita anak-anak jalanan. Memang
salah satu program di Punkajian ini memberantas buta huruf
al-Qur‟an di jalan. Dengan dakwah itu mengajak ke jalan
Allah. Cuma ad asedikit dana, dana. Gak punya donatur
mbak, hehe.
T : Bagaimana pendapat abang tentang Komunitas Punkajian
Bekasi?
J : Bagus sih, kemungkinan kan temen-temen kalau langsung
dateng ke masjid kan rada sungkan atau malu ya. Dengan
adanya komunitas ini kemungkinan dia lebih nyaman lah
rasanya untuk belajar bareng. Jadi rasanya disini kita bisa
setara lah kalo dalam anak punk itu kita bisa setara, tidak ada
abang-abangan kita setara, positif lah.
T : Perubahan yang abang rasakan setelah ikut komunitas ini apa
bang?
J : Kalo lebih banyak dapat ilmu itu pasti ya, karena beliau ini
ngajar saya dengan sabar tidak menghakimi, mereka tulus
ngajarin dari nol trus selalu kasih support dan semangat, kalo
160
iman lagi turun mereka nyemangatin. Dan juga hidup lebih
tenang dibanding yang lalu-lalu. Jadi lebih yakin kalo Allah
pasti menolong hamba-hambanya.
T : Apakah abang mengetahui kapan Punkajian Bekasi akan
memberikan kajian?
J : Tahu, karena saya alhamdulillah ikut bergabung di komunitas
ini dan alhamdulillah sudah berjalan dua tahun.
T : Apakah ada kajian lain yang abang ikuti?
J : Kalo kajian sih sebenernya gaka ada ya, komunitas Cuma
satu. Cuma kita kalo bergaul ya di masjid-masjid sama Ustad
Imron dari dewan dakwah. Memang kita suka bersinergi
dengan beliau juga (dakwah on the street) jadi memang
beliau itu salah satu guru bahasa arab kita.
T : Bagaimana bentuk dukungan abang dalam mengikuti
Komunitas Punkajian Bekasi ini?
J : Jadi buat mendukungnya kita bergerak bareng, support.
Daintaranya ada SEBAR JUMAT. Jadi sebenernya dulu tuh
bukan SEBAR JUMAT, dulu tuh Cuma SEBAR aja, artinya
Sedekah barokah. Jadi dulu itu kita lebih ke kaum dhuafa di
Bantar Kali, pemulung-pemulung itu kita kasih nasi box.
Trus dulu sempet bangun musholla juga dipinggir kali untuk
pemulung-pemulung itu, masih ada sampai sekarang
alhamdulillah berjalan, kita bangun dengan dana seadanya,
dananya kita teriak aja ke temen-temen karena memang
belum punya donatur tetap.
T : Bagaimana kesan pesan dan harapan untuk komunitas
punkajian bekasi?
161
J : Kesannya aja ya mba, kesannya maju terus semangat buat
temen-temen punkajian. Mudah-mudahan anak-anak punk
yang lain tertarik dan terinspirasi untuk berhijrah.
Narasumber
Zam Zami Ridwan
162
HASIL WAWANCARA
Nama : Wisnu Dzul Cahyo
Status : Mahasiswa dan Seksi Dokumentasi Komunitas
Punkajian Bekasi
Tempat : Masjid Baitul Mukhlisin Bekasi Utara
Tanggal : 25 Agustus 2019
Waktu : 11.30 – 12.00 WIB
T : Kalau boleh tau nama kakak siapa ya?
J : Nama saya Wisnu Dzul Cahyo
T : Sudah berapa lama ikut komunitas Punkajian Bekasi?
J : Saya sih baru, baru tahun 2019 ini
T : Apa alasan kakak ikut komunitas ini?
J : Karena saya ingin merubah diri menjadi lebih baik, nah dari
situlah kan saya nongkrong di tempat tongkrongan ketemu
dengan Bang Inal teman saya. Tanya-tanya lah, bang ada
pengajian gak? Adaa.. ikut ajaa. Dari situ saya baru ikut
komunitas Punkajian, dari Bang Inal. Belajar ngaji semuanya.
T : Apakah sebelumnya kakak anak punk?
J : Oh saya anak kuliahan, tapi begitulah kuliah nya. Acak
kadul, sering mabok dsb.
T : Di komunitas ini kakak sebagai apa?
J : Saya disini sebagai seksi dokumentasi
T : Kegiatan apa saja yang kakak lakukan disini?
J : Tugas saya memfoto, setelah foto sebar di sosial media kalo
ada acara
163
T : Acara apa saja sih kak yang ada disini?
J : Kalo di Punkajian sih biasanya belajar tentang tauhid, baca
iqro, trus bahasa arab, setau saya sih itu aja.
T : Apakah kakak rutin mengikuti kegiatan Punkajian Bekasi ini?
J : Karena saya masih kuliah, jarang-jarang. Saya kuliah di IBN
(Institut Bisnis Nusantara).
T : Harapan kakak untuk komunitas ini apa sih kak?
J : Saya berharap komunitas inin dapat istiqomah dalam
mengajak anak-anak punk untuk berhijrah, bahkan bukan
anak punk saja tetapi orang-orang lain yang meu berubah
berproses menjadi lebih baik.
Narasumber
Wisnu Dzul Cahyo
164
HASIL WAWANCARA
Nama : Gugun alias Gepeng
Status : Mantan Anak Punk
Tempat : Masjid Baitul Mukhlisin Bekasi
Tanggal : 25 Agustus 2019
Waktu : 14.40 – 15.30 WIB
T : Boleh tau gak nama abang siapa?
J : Nama saya Gepeng, panggil aja saya begitu
T : Sebelumnya ikut kajian ini atau tidak?
J : Sebelumnya baru kali ini kalo saya, tapi kalo kawan-kawan
udah ke sekian kalinya
T : Bagaimana latar belakang abang? Dari mana asalnya?
J : Kalo saya asli dari Bogor, dari komunitas Punkcasan. Kita
dateng kesini pengen mendalami pengetahuan aja.
T : Sebelumnya apakah abang anak punk?
J : Ya anak punk, dari musik
T : Sejak kapan abang bergelut sebagai anak punk?
J : Sudah lumayan lama sih
T : Sebenernya abang sudah mulai hijrah sejak kapan?
J : Sebenernya kita belom bisa dikatakan hijrah, kalo berproses
iya. Soalnya kalo berhijrah kan kita meninggalkan sesuatu
kebiasaan kita, bahkan kita disini berproses menjadi lebih
baik. Jadi belom bisa dikatakan berhijrah.
T : Apa yang membuat abang tertarik untuk berhijrah/berproses?
165
J : Karena gak mungkin selamanya saya mau kaya gini. Setiap
manusia kan ingin ada perubahan.
T : Awalnya diajak atau gimana?
J : Diajak dan ada kesadaran juga dari diri sendiri. Kalo
kebanyakan dari kawan-kawan disini ada yang diajak, ada
yang kemauan sendiri.
T : Bagaimana tanggapan keluarga abang yang sudah berubah
ini?
J : Positif dan mendukung dengan baik
T : Bagaimana tanggapan abang tentang strategi komunitas
Punkajian ini dalam mengajak anak-anak punk untuk
berhijrah?
J : Oh bagus banget, positif. Membantu anak-anak yang lain
untuk belajar lebih baik dan ada wadah
T : Harapan abang untuk abang dan untuk anak-anak yang lain?
J : Berproses ya harus lebih baik dan gak mungkin lah kita
selamanya kaya gini.
Narasumber
Gugun/Gepeng