strategi dakwah persatuan islamrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48831...juga...
TRANSCRIPT
STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM
(PERSIS) MELALUI PROGRAM “PERSIS
DAKWART”
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh: MUCH. MUGNI NOORRACHMAN
NIM : 1112 051 000 104
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
ABSTRAK
Much. Mugni Noorrachman. NIM. 1112 051 000 104. Strategi
Dakwah Persatuan Islam (Persis) melalui Program “Persis
DakwArt”
Persis DakwArt mencoba berdakwah dengan cara lain
selain bil lisan, yakni bil kitabah. Tepatnya program Persis
DakwArt menggunakan media seni desain grafis dengan
membuat poster berkonten dakwah. Tujuannya adalah mengawal
jalan dakwah Persis dengan Persis DakwArt. Juga
mendakwahkan Qur’an-Sunnah secara elegan dengan seni desain
grafis di Jam’iyyah Persatuan Islam (Persis) sebagai visinya.
Berdasarkan latarbelakang di atas, tujuan penelitian ini
adalah untuk menjawab apa yang menjadi rumusan masalah
penelitian. Adapun rumusan masalahnya adalah Bagaimana
Perencanaan Strategi Dakwah Persatuan Islam (Persis) melalui
program “Persis DakwArt?” Bagaimana Implementasi Strategi
Dakwah Persis melalui program “Persis DakwArt?” Bagaimana
Evaluasi Strategi Dakwah Persis melalui program “Persis
DakwArt?”
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah yang berkembang di masyarakat,
hubungan, sikap, serta proses yang berlangsung dan pengaruh
setiap fenomena.
Sebagai karya tulis ilmiah, data-data yang dikumpulkan
dianalisis menggunakan konsep tahapan strategi Fred R. David.
Konsep tahapan strategi tersebut yaitu tahapan perumusan
strategi, tahapan implementasi strategi, dan tahapan evaluasi
strategi.
Perumusan strategi Persis DakwArt dengan membuat
tiga program unggulan yakni membuat poster dengan konten
Fatwa Ulama Persis, poster Tutorial Ibadah, dan poster merespon
fenomena sosial yang terjadi. Implementasinya, poster didesain
semenarik mungkin, sesuai ajaran Qur`an-Sunnah, serta menghin-
dari kata-kata provokatif. Evaluasi strategi dilakukan dengan
melihat bagaimana respon khayalak, kemudian diolah menjadi
rumusan strategi baru bagi postingan berikutnya.
Kata kunci: Dakwah, Persis DakwArt, Strategi
Dakwah, Fred R. David, Desain Grafis
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabb al-‘Aalamiin, tiada kata lain yang
dapat penulis ucapkan selain puji dan syukur kepada Allah SWT.
yang telah memberikan nikmat yang tidak dapat dihitung, karena-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah skripsi ini.
Juga Shalawat selalu tercurah-limpahkan kepada Rasulullah
SAW. yang telah menyelamatkan milyaran manusia dari jurang
kegelapan menuju kecerahan dengan hadirnya Islam.
Proses pengerjaan skripsi selama tiga tahun ini
bukanlah pada masa yang singkat, penuh perjuangan yang harus
dilalui hingga skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah Persatuan
Islam (Persis) melalui program ‘Persis DakwArt’” ini dapat
selesai. Penulis rasa hormat dan terimakasih banyak kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, do’a,
serta dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini,
terutama kepada:
1. Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag.,
BSW., MSW., sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.
Sihabudin Noor, M.Ag., sebagai Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, M.A.,
sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Dr. Armawati Arbi, M.Si., sebagai Ketua Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Dr. Edi Amin, M.A.,
sebagai Sekretaris Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
iii
Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Fatmawati, M.A., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah memberikan ilmu serta meluangkan waktunya
yang sangat berharga untuk membimbing dan memberikan
pengarahkan kepada penulis selama proses penulisan skripsi
ini.
4. Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, M.A., sebagai Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis
selama kurang lebih tujuh tahun perkuliahan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih
telah mengajar dan memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis.
6. Seluruh Staff Tata Usaha dan karyawan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam hal peminjaman buku-buku yang
digunakan sebagai referensi dan memberikan pelayanan
dengan baik dengan penulis sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan.
7. Teruntuk “tunggul rahayu” Mamah Leli Yulia Solihati
sareng “tangkal darajat” Babeh Zarkasih, yang tidak pernah
mengeluh, selalu bersabar berjuang meluluskan kesembilan
anaknya untuk mampu bersekolah terbaik hingga perguruan
tinggi, “hapunten mah, pa, kedah ngantosan dugi tujuh taun
lami na, Allahummagfirlii waliwaa lidayya warhamhumaa
iv
kamaa rabbayaani shogiiraa.” Juga untuk “raka-raka
sareng rai-rai Liza Family” yang terus selalu mendukung
penulis untuk terus berjuang menuntaskan perjuangan
sebagai “rantawers” di Ciputat.
8. Kepada Istri tercinta, Nuri “Poetry” Meilani, S.Ag., yang
tidak pernah berhenti “rewel” untuk mengingatkan suaminya
tentang finish ketika berjuang, “haturnuhun sayang,
hapunten kedah ngantosan wae, mugi Allah nuntun urang
teras dugi ka sawarga-Na Aaaamiin Yaa Allah Yaa Rabb al-
‘Aaalamiin.”
9. Kepada Mertua, Mamah Yuningsih dan Bapa Ade, serta
Teteh-teteh dan Aa-aa, juga rai-rai ipar yang tidak bosan
menunggu kapan lulus, Alhamdulillah lulus setelah dilantik
sah sebagai keluarga baru terlebih dahulu.
10. Kepada semua anggota “dulur sagalana,” Oki-Ibu, Irham,
Aji, Ibnu, M. Zakiyudin, Yasyifa, Vina-Vani, berserta
pasangan. Kawan Elite Daos, Rizky, Sofwat, Fajri, Hisan,
Adhya, dan Agita. Juga kawan seperjuangan Markas
Komando Griya Satwika, Gilang-Hilwah, Asa, Meteor, Alif,
Ferdy, Ridho, Reza, Fatur, Bayu, Basit, Rouf, dkk.,
terimakasih dukungan dan pengorbanannya yang melebihi
sodara.
11. Kepada kawan omdo club, Azmi, Andanu, Asep, Septian,
Irvan, Putra, Danang, Tiwi, Diana, Wita, Tiara, Syifa, Bill,
serta Fadel. Juga Keluarga KPI D 2012 selamat, kalian
keluarga perantauanku.
v
12. Kepada keluarga #GEN31, DEMA FIDKOM, HMJ KPI,
HMI KOMFAKDA, HMI KOMTAR, KKN Bakti Bangsa,
Viking UIN Jakarta, terimakasih atas ilmu, pengalaman, dan
kesempatan mencicipi warna lain dalam kehidupan penulis.
13. Terakhir kepada narasumber yang telah rela diganggu
waktunya, Ustadz Jejen Zaenudin, M.Pd.I., Kang Oid Kholid
Barkah & Istri, juga Kang Ryan Alviana di Bidgar Kominfo
PP Persis dan Persis DakwArt. Serta al-Ustadz KH. Aceng
Zakaria yang telah mengizinkan dan mendoakan penulis
melakukan & menyelesaikan penelitian, juga al-Ustadz HR.
Prawoto Allahuyarhamh, perjuangan beliau menginspirasi
karya tulis ini.
جزاك هللا خيرا كثيرا
Ciputat, 12 Juli 2019
Penulis,
Much. Mugni Noorrachman
NIM. 1112 051 000 104
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................ 7
D. Metodologi Penelitian ............................................. 9
E. Tinjauan Pustaka ..................................................... 12
F. Sistematika Penulisan .............................................. 14
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................... 16
A. Strategi ..................................................................... 16
1. Pengertian Strategi .............................................. 16
2. Tahapan-tahapan Strategi ................................... 19
B. Dakwah .................................................................... 21
1. Pengertian Dakwah ............................................. 23
2. Hukum dan Fadhilah Berdakwah ....................... 26
3. Unsur-unsur Dakwah .......................................... 28
4. Macam-macam Dakwah ..................................... 39
vii
C. Strategi Dakwah ...................................................... 42
1. Pengertian Strategi Dakwah ................................ 43
2. Azas-Azas Strategi Dakwah ............................... 44
3. Prinsip-prinsip Strategi Dakwah .......................... 45
BAB III GAMBARAN UMUM ........................................... 47
A. Sejarah Persatuan Islam ........................................... 48
B. Lambang, Visi, Misi, dan Program Jihad
Jam’iyyah Persatuan Islam ....................................... 62
1. Lambang Jam’iyyah ............................................ 62
2. Visi Jam’iyyah Persatuan Islam ........................... 62
3. Misi Jam’iyyah Persatuan Islam ......................... 62
4. Program Jihad Jam’iyyah Persatuan Islam .......... 63
C. Tujuan Persatuan Islam ........................................... 63
D. Struktur Persatuan Islam .......................................... 70
1. Organisasi Otonom Persis ................................... 70
2. Struktur Pimpinan Pusat Persatuan Islam ........... 73
E. Gambaran Strategi Dakwah Persatuan Islam .......... 78
F. Program ‘Persis DakwArt’ ...................................... 80
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................... 99
A. Perumusan Strategi Dakwah .................................... 101
1. Menentukan Visi, Misi, dan Tujuan ................... 102
2. Analisa Lingkungan ............................................ 104
3. Perumusan program-program ............................. 110
B. Implementasi Strategi Dakwah ................................ 118
C. Evaluasi Strategi Dakwah ........................................ 151
viii
BAB V PENUTUP ............................................................. 156
A. Kesimpulan .............................................................. 156
B. Saran ........................................................................ 160
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 163
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1: Lambang Persatuan Islam .................................... 64
Gambar 3.2: Lambang Persis DakwArt ................................... 85
Gambar 4.1: Home page website resmi Persis ......................... 121
Gambar 4.2: Beranda akun facebook resmi Persis ................... 124
Gambar 4.3: Home page akun instagram resmi Persis ............ 124
Gambar 4.4: Website resmi Persis mem-buzzer kebutuhan
kegiatan Jam’iyyah Persis .................................. 126
Gambar 4.5: Akun instagram @persispeople mem-buzzer
kegiatan santri ..................................................... 129
Gambar 4.6: Foto Persis Photograpy. ...................................... 132
Gambar 4.7: Foto Beranda YouTube Persis Tv Channel. ....... 135
Gambar 4.8: Poster Ulama Persis ............................................ 139
Gambar 4.9: Poster Tatacara Penyembelihan Hewan Qurban
beserta Dalilnya ................................................... 141
Gambar 4.10: Poster merespon keprihatinan kepada Palestina 143
Gamabr 4.11: Poster meninggalnya Ustadz HR. Prawoto ....... 145
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1: Tabel Temuan Evaluasi Strategi Dakwah
Program “Persis DakwArt” ................................. 154
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah memiliki pengertian dan cakupan yang
luas, menyeru mengajak orang lain ke Jalan Allah itulah
dakwah. Batasannya menurut Sayyid Qutb adalah Mengajak
atau Menyeru kepada orang lain untuk masuk ke dalam Sabil
Allah Swt. bukan mengikuti Da’i atau sekelompok orang.1
Dengan artian Dakwah tidaklah terpaku dengan suatu metode
atau cara penyampaian, juga Dakwah tidak terpaku pada
seseorang atau golongan tertentu saja yang menjadi Da’i
(pendakwah).
Aceng Zakaria dalam bukunya menyebutkan
Dakwah adalah kewajiban abadi Ummat Islam, gerakan amr
ma’ruf nahyi munkar tidak akan berhenti sampai akhir hayat.
Karenanya kualitas dan derajat ketaqwaan ummat sangatlah
tergantung kepada upaya dakwah. Dakwah yang maksimal
dan terprogram akan mampu mengangkat harkat martabat
ummat, mampu mengeluarkan dari dlalalah kepada
kehidupan yang penuh dengan cahaya ilahi. Sebaliknya,
dekadensi moral, kerusakan akhlak, tatanan hidup yang
1 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010) 14.
2
semrawut merupakan indikasi bahwa upaya dakwah belum
maksimal.2
Dari segi kualitas juga keahlian serta pentingnya
sosok Da’i, Imam Ghazali menyebut para Ulama atau Da’i
ibarat garam, perasa sebuah negeri. Nilai garam sangatlah
murah. Tetapi sangat dominan dalam sebuah makanan.
Begitu juga nilai suatu bangsa, sangat ditentukan dengan
upaya da’wah para ulama.3 Maka jelas kebutuhan Ummat
terhadap Da’i yang berkualitas secara keilmuannya tentang
Agaman Islam serta ilmu pengetahuan lainnya, sangat
dibutuhkan di setiap zaman karena perannya yang
menentukan kualitas serta ketaqwaan Ummat. Namun tidak
cukup hanya dengan ilmu pengetahuan yang mendalam,
kegiatan Dakwah pun harus dikemas dengan cara yang tepat
guna tidak ditinggalkan oleh zaman.
Shiddiq Aminullah menyebutkan dakwah memiliki
pengertian yang luas. Bukan hanya sebatas dakwah bil-lisan
dalam bentuk ceramah, khutbah, diskusi, dan seminar saja.
Tetapi juga dakwah bil-kitabah dan juga bil-lisanil hal,
melalui kegiatan sosial, perbaikan kondisi ekonomi, maupun
siyasah atau dengan pendekatan struktural melalui lembaga-
lembaga pemerintahan, dan sebagainya. Serta dengan
menggunakan berbagai media dakwah yang ada, bukan
hanya media konvensional seperti mimbar Jum’at dan
2 A. Zakaria, Materi Da’wah untuk Da’i dan Muballigh (Bandung:
Risalah Press, 2005) vii. 3 A. Zakaria, Materi Da’wah untuk Da’i dan Muballigh ..., vii.
3
pengajian, tapi juga melalui media-media audio-visual dan
elektronik lainnya.4
Dakwah sangatlah dinamis baik dari segi
penyampaiannya, materi dakwahnya, siapa Da’i nya, dan
pengemasannya. Seiring dan disesuaikan dengan zaman,
karena dakwah merupakan kewajiban bagi setiap Ummat
Islam, jika dakwah terhenti (ditinggalkan oleh zaman) maka
Islam pun akan mati ditinggalkan oleh manusia.
Selain kualitas dari Da’i, hal yang terpenting
dalam kegiatan dakwah adalah pengemasan dakwah. Seperti
yang telah diungkapkan di atas dakwah haruslah memiliki
wujud lain dalam pengemasan penyampaiannya, kegiatan
dakwah secara tradisional mesti ditingkatkan dengan mode
baru yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Dakwah haruslah dikemas dengan cara komunikasi
dan strategi yang tepat, dakwah harus tampil secara aktual,
faktual dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan
masalah yang kekinian dan hangat ditengah masyarakat.
Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual
dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang
dihadapi oleh masyarakat. Oleh sebab itu, memilih cara dan
strategi yang tepat agar dakwah menjadi aktual, faktual, dan
kontekstual, menjadi bagian strategis dari kegiatan dakwah
itu sendiri.5
4 A. Zakaria, Materi Da’wah untuk Da’i dan Muballigh ..., xi.
5 M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006) ix.
4
Pengemasan dakwah yang menarik mulai
digalakan oleh para Da’i dan Ulama di Negeri ini. Mulai dari
inisiatif pribadi Da’i yang kemudian menjadi karakter khas
dalam dakwahnya dalam membangun jama’ahnya seperti
Ustadz Arifin Ilham dengan Dzikirnya yang khusu, Ustadz
Wijayanto dengan dakwah cerdasnya, Aa Gym dengan cara
keramahannya, Ustadzah Lulu dengan penggunaan
bonekanya, dan masih banyak da’i-da’iah lainnya yang
berdakwah dengan cara yang bermacam-macam guna
menarik perhatian mad’u dan membangun jama’ah-nya.
Juga yang dilakukan oleh organisasi Islam seperti
Nahdlatul Ulama, Muhammadiyyah, dan yang lainnya selain
berdakwah dengan cara konvensional kini organisasi Islam
tersebut mulai memanfaatkan teknologi Internet, sebagai
media publikasi dan media dakwah. Perkembangan zaman
dan semakin vitalnya peran Internet bagi Masyarakat luas,
pengemasan dakwah mutlak dilakukan, dalam rangka
menjangkau mad’u yang bukan hanya masyarakat di dunia
nyata tetapi masyarakat di dunia Maya (Internet) yang kini
disebut dengan Netizen.
Selain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyyah
yang menggunakan Internet sebagai media dakwah dengan
berbagai bentuk, organisasi Persatuan Islam (Persis) mulai
merambah dakwah modern ini. Di mulai dari website resmi
hingga akun resmi di media sosial, dengan tujuan lebih dekat
kepada masyarakat sekaligus berdakwah dengan pengemasan
yang baru.
5
Persatuan Islam termasuk Organisasi Islam yang
terbilang tua di Indonesia, yang sudah berumur 96 tahun di
tahun 2019 ini. Lahir pada tahun 1923 di Bandung, Persatuan
Islam atau disingkat “Persis” didirikan oleh H. Zamzam, H.
Muhammad Yunus (Joenoes), dll. dengan tujuan memper-
dalam anggota-anggotanya tentang Islam.6
Jika Nahdlatul Ulama dengan ciri khas dalam
pendidikan salafinya, dan Muhammadiyyah berdakwah
dengan aksi sosialnya, berbeda dengan Persis yang terkesan
lebih kaku dan bahkan terkesan keras dalam dakwahnya.
Ekspresi dakwahnya yang keras dan tegar sering
kali menyebabkan timbulnya perdebatan dari kalangan Islam
sendiri. Pada tahun 1925 dengan bergabungnya Ahmad
Hassan (1887-1958), ulama kelahiran Singapura yang
dikenal dengan Hassan Persis, Hassan Bandung, atau Hassan
Bangil juga dikenal dengan berpendirian modern, radikal
dalam memutuskan hukum-hukum Islam, watak inilah yang
kemudian mewarnai “kepribadian” Persis.7
Mungkin hal tersebut pula yang menyebabkan
Persis kurang dikenal di masyarakat umum dibandingkan
dengan organisasi Islam lain yang disebutkan di atas. Jika
dibandikan dengan keduanya Persis tertinggal jauh dari segi
jumlah anggota, Persis lebih eksis dikenal dikalangan para
terpelajar, para orang tua, serta masyakakat Jawa Barat dan
6 Ensiklopedia Sunda, Alam, Manusia, dan Budaya Termasuk Budaya
Cirebon dan Betawi (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2000) 512. 7 Ensiklopedia Nasioal Indonesia, Jilid 13, (PT. Cipta Adi Pustaka,
1990) 130.
6
sebagian kecil wilayah di Indonesia yang terdapat pimpinan
jam’iyyah, pimpinan cabang, atau pimpinan daerah Persis di
lingkungannya.
Namun kekinian ada tampak berbeda yang
diperlihatkan Persis ini, seolah ingin memberikan hal yang
baru, Dakwahnya di new media (internet) lebih terlihat
kalem, soft, dan elegan menjauhi kesan galak yang melekat
pada organisasi ini. Di Internet, Persis melalui website
resminya www.persis.or.id tetap mendakwahkan serta
menyikapi persoalan yang terjadi di Negeri ini menurut
pandangan Persis, termasuk disebar di media sosialnya.
Ada produk terbilang baru dari pola dakwah Persis
dengan adanya Persis DakwArt, jika dilihat dari produk
karyanya, Persis DakwArt berdakwah menggunakan poster
atau caption image dengan konten fatwa-fatwa dari ulama-
ulama Persis, serta pandangan Persis tentang peristiwa yang
terjadi kemudian direspon melalui poster/gambar digital,
yang sebarannya memanfaatkan media sosial seperti
facebook, instagram, twitter, dan telegram.
Berangkat dari penjabaran di atas, penulis merasa
tertarik untuk mengkaji lebih dalam cara dakwah Persatuan
Islam khususnya program Persis DakwArt-nya, apa tujuan-
nya, bagaimana aktifitasnya, dan apa hasilnya. Dengan
pendekatan strategi dakwah, penulis memberi judul
penelitian ini dengan “Strategi Dakwah Persatuan Islam
(Persis) melalui Program ‘Persis DakwArt.”
7
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dengan Judul
Strategi Dakwah Persatuan Islam (Persis) Melalui
Program “Persis DakwArt,” maka fokus penelitian ini
adalah bagaimana Strategi Dakwah yang digunakan para
Penggiat Dakwah/para Da’i Persatuan Islam (Persis)
dengan Progam Persis DakwArt.
2. Rumusan Masalah
Setelah batasan dibuat, selanjutnya membuat
rumusan masalah agar penelitian sistematis, lebih
mendalam berdasarkan judul dan batasan masalah serta
lebih mudah dalam penulisannya. Rumusan masalah
pada penelitian ini diperinci sebagai berikut:
a. Bagaimana Perumusan Stategi Dakwah Persatuan
Islam (Persis) melalui Program “Persis DakwArt”?
b. Bagaimana Implementasi Stategi Dakwah Persatuan
Islam (Persis) melalui Program “Persis DakwArt”?
c. Bagaimana Evaluasi Stategi Dakwah Persatuan Islam
(Persis) melalui Program “Persis DakwArt”?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian yang penulis cari melalui
penelitian ini, sesuai dengan rumusan masalah di atas
ialah untuk peneliti mengetahui:
8
a. Bagaimana Perumusan Strategi Dakwah yang
dilalukan Persatuan Islam (Persis) melalui Program
“Persis DakwArt.”
b. Bagaimana Implementasi Strategi Dakwah yang
dilalukan Persatuan Islam (Persis) melalui Program
“Persis DakwArt.”
c. Bagaimana Evaluasi Strategi Dakwah yang dilalukan
Persatuan Islam (Persis) melalui Program “Persis
DakwArt.”
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini selain sebagai syarat
kelulusan, penulis berharap dapat bermanfaat, diantara-
nya:
a. Manfaat Akademis
Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi
penambah wawasan khazanah keilmuan dan menjadi
daftar rujukan, referensi, atau perbandingan dalam studi
Ilmu Dakwah. Khususnya bagi mahasiswa Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam dan umumnya bagi
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan untuk menambah
bahan informasi bagi para peneliti yang berminat untuk
mengkaji lebih mendalam mengenai Persatuan Islam
(Persis), berdakwah menggunakan seni dengan meman-
9
faatkan internet, juga sebagai bahan referensi metode
dakwah yang lebih menarik.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode
kualitatif serta peneliti akan menggunakan pendekatan
field research atau penelitian lapangan, yaitu dengan
mendatangi langsung objek yang diteliti guna
mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas. Metode yang dipergunakan
adalah deskriptif, dengan menggunakan analisis
deskriptif peneliti berusaha melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat.8
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa metode
untuk mengumpulan data penelitian, di antaranya:
a. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara.9 Dalam penelitian ini
8 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005) 22. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 126.
10
guna mendapatkan data tentang program “Persis
DakwArt” penulis melakukan wawancara dengan:
1) Desainer Senior Persis DakwArt juga sebagai
Admin (Administator) Media PersisDakwArt,
Kang Kholid Barkah atau sering dipanggil
Kang Oid.
2) Ketua Bidang Garapan Komunikai dan
Informasi Pimpinan Pusat Persatuan Islam
(Bidgar Kompinfo PP. Persis) periode 2015-
2020, Ustadz Jejen Zaenudin, M.Pd.I.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan
secara sengaja dan sistematis untuk memperoleh
data serta melakukan pencatatan dari hasil
observasi.10
Observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah peneliti mengamati jumlah
orang yang suka, berkomentar, dan membagikan
terhadap poster yang diunggah oleh akun media
sosial Persis DakwArt.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan
data dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
catatan harian, dan sebagainya.11
10
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontenporer
(Yogyakarta, Andi Yogyakarta, 2004) 63. 11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan ..., 126.
11
Peneliti mengumpulkan, membaca dan mem-
pelajari, berbagai bentuk data tertulis (buku,
majalah, atau jurnal) yang terdapat di perpus-
takaan. Internet atau instansi lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton dalam Lexy J.
Moeleong adalah proses mengatur uraian data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori,
dan uraian dasar.12
Penelitian ini penulis melakukan penghimpunan
data yang berkaitan dengan Dakwah Persatuan Islam
termasuk Program ‘Persis DakwArt.’ Kemudian meng-
analisanya, degan membuat perbandingan antara data
temuan dengan teori yang telah ada sebelumnya.
Terakhir menuangkannya dalam bentuk laporan hasil
penelitian.
4. Teknik Penulisan
Teknik penulisan penelitian Skripsi ini,
berpedoman pada “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, sesuai dengan Keputusan
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507
Tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
12
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet-10, (Bandung,
Remaja Rosdakarya, 1993) 103.
12
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek penelitian ini adalah Pimpinan Pusat
Persatuan Islam (PP Persis).
b. Objek penelitian ini adalah strategi dakwah dari
Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis).
6. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian; Penelitian ini berlangsung pada
bulan Februari 2018.
b. Tempat Penelitian; Penelitian ini dilaksanakan di
Gedung Pimpinan Pusat Persatuan Islam, Jln.
Perintis Kemerdekaan, No. 2 & 4, Bandung, Jawa
Barat, 40117.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam melaksanakan penelitian untuk menjadi
suatu karya ilmiah sangatlah penting untuk mengkaji literatur
yang ada sebagai bahan rujukan atau referensi, penulis
mengkaji skripsi-skripsi terdahulu yang dirasa mirip dengan
judul penelitian ini. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui
bahwa penelitian ini tidak sama dengan skripsi terdahulu.
Berikut skripsi yang dirasa memiliki kesamaan judul dengan
penelitian yang akan diteliti:
1. Indra Dita Puspito, Mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam, lulusan tahun 2011, dengan judul
13
skripsi “Strategi Dakwah Generasi Muda Masjid Al-
Hikmah (GEMA) dalam meningkatkan nilai-nilai
keislaman para pemuda di kampung Areman,
Cimanggis, Depok”. Skripsi ini membahas bagaimana
strategi dakwah dari generasi muda Masjid Al-Hikmah
(GEMA) sebagai sampel penelitiannya, berbeda dengan
penelitian ini yang membahas program Persis DakwArt
dalam upayanya memberi wajah berbeda bagi
perjuangan dakwah Persis sebagai organisasi utamanya.
2. Bobby Rahman, mahasiswa Jurusan Manajemen
Dakwah Tahun 2010, dengan judul skripsi “Strategi
Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam Menciptakan Keluarga
Sakinah.” Skripsi membahas strategi dakwah yang
digolongkan kepada dua aspek yang dinilai menjadi hal
yang sangat penting untuk menciptakan keluarga yang
sakinah yaitu Aspek Fikriyah dan Aspek Ruhiyah yang
baik diguna-kan dalam sebuah keluarga atau rumah
tangga dalam menciptakan keluarga sakinah mawaddah
warahmah yang dilakukan majelis Az-Zikra melalui
titian Keluarga Sakinah.
3. Dodiana Kusuma, Mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam lulusan tahun 2010, dengan judul
skripsi “Strategi Dakwah Front Pembela Islam (FPI)
dalam menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi.”
Skripsi berisi tentang strategi, upaya serta peran FPI
dalam menghadapi globalisasi yang dinilai berdampak
negatif terhadap kehidupan umat manusia khususnya di
14
Indonesia dalam upaya mewujudkan baldatun
thoyyibah.
Dari sekian skripsi yang membahas tentang
Strategi Dakwah berdasarkan tinjauan pustaka, tidak satupun
penulis menemukan skripsi yang membahas tentang Strategi
Dakwah Persatuan Islam (Persis) Melalui Program “Persis
DakwArt.”
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang
hal-hal yang baru diuraikan dalam penelitian ini, maka
penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab,
masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub bab dengan
rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini penulis menyampaikan Latar
Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Bab kedua ini menjabarkan tentang Strategi dari
Pengertian dalam perpektif Etimologi dan
Terminologi, serta Tahapan-Tahapan Strategi.
Kemudian pembahasan tentang Dakwah dari
Pengertian Dakwah, Hukum dan Fadhilah
15
Berdakwah, Unsur-unsur Dakwah, dan Macam-
macam Dakwah. Serta pembahasan tentang
Strategi Dakwah, meliputi Pengertian Strategi
Dakwah, Azas-Azas Strategi Dakwah, dan Prinsip-
prinsip Strategi Dakwah.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ketiga ini menjelaskan tentang Persatuan
Islam (Persis) meliputi Sejarah Persatuan Islam,
Lambang, Visi, dan Misi Persatuan Islam, Tujuan
Persatuan Islam, Struktur Persatuan Islam,
Gambaran Strategi Dakwah Persatuan Islam, dan
Program ‘Persis DakwArt.’
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang Strategi Dakwah
Persatuan Islam (Persis) dengan Program ‘Persis
DakwArt.’ Meliputi perumusan strategi dakwah
Persatuan Islam (Persis) melalui program ‘Persis
DakwArt,’, impementasi strategi dakwah Persa-
tuan Islam (Persis) melalui program ‘Persis
DakwArt,’ dan evaluasi strategi dakwah Persatuan
Islam (Persis) melalui program ‘Persis DakwArt.’
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis menyimpulkan seluruh data
yang diperoleh dari penelitian dan menyampaikan
saran berdasarkan proses dan hasil penelitian.
16
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi sering didengar di dalam dunia
bisnis, manajemen ekonomi, bahkan tidak jarang dalam
dunia politik. Karena keluwesannya, istilah ini
belakangan digunakan juga oleh bermacam-macam
bidang, termasuk juga dalam bidang dakwah.
Agar lebih mengetahui pengertian strategi lebih
jauh lagi penulis memberikan pengertian melalui dua
perspektif, yaitu perspektif etimologi dan perspektif
terminologi.
a. Perspektif Etimologi
Dilihat dari sudut pandang etimologi, yakni
cabang ilmu bahasa yang menyelediki asal-usul kata
serta perubahan bentuk dan makna.1 Strategi berasal
dari kata Yunani Kuno, yaitu strategos yang sering
digunakan dalam istilah militer yang berarti suatu
cara untuk memenangkan suatu pertempuran.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), strategi artinya ilmu dan seni menggunakan
1 https://kbbi.web.id/etimologi, diakses Senin, 12 Maret 2018, Pukul
09.53. 2 Veithzal Rifai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Murai Rencana, 2006) 85.
17
sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan
tertentu dalam perang dan damai. Atau rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus,3 maka dalam pandangan komunikasi berarti
strategi adalah sesuatu yang dikerjakan demi
kelancaran berkomunikasi.
Dalam manajemen (management strategy),
strategi adalah suatu proses yang berkenaan dengan
penentuan arah masa depan suatu organisasi dan
pelaksanaan keputusan dalam rangka mencapai
sasaran jangka pendek dan jangka panjang
organisasi.4
Sedangkan menurut Achmad Rukhy, strategi
adalah sebuah proses yang sistematis dan berke-
sinambungan dimana orang membuat keputusan-
keputusan tentang tujuan yang ingin dicapai pada
masa depan dan bagaimana tujuan tersebut harus
dicapai dan bagaimana pula keberhasilan akan
diukur.5
b. Perspektif Terminologi
Setelah membahas secara bahasa, kemudian
melihat kata strategi dari sudut pandang istilah yang
dikemukakan oleh para ahli. Menurut Onong
3 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) ed. Ke-3, 1092. 4 Veithzal Rifai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan, ..., 84. 5 Mulkanasir, Strategi Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia,
Jurnal Dakwah dan Komunikasi, edisi 2 Desember 2006, 276.
18
Uchjana Effendi, strategi pada dasarnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu
tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjuk satu arah saja, melainkan
harus menunjukkan bagaimana cara
operasionalnya.6
Bahri Ghazali dalam bukunya mengatakan
strategi adalah langkah-langkah operasional dalam
menuju terlaksanakannya suatu kegiatan yang meru-
pakan taktik untuk mencapai suatu tujuan kegiatan.
Pelaksanaan dakwah dapat dilaksanakan melalui
modifikasi kegiatan dakwah sesuai dengan situasi
kondisi lingkungan dakwah tersebut.7
Dalam pembahasan ilmu komunikasi, Alo
Liliweri mengatakan bahwa strategi komunikasi
adalah “Strategi yang mengartikulasikan, menjelas-
kan dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan
satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan
yang baik.”8
Rogers memberi batasan pengertian strategi
komunikasi “sebagai suatu rancangan yang dibuat
6 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 40. 7 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka
Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997) 21. 8 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana,
2011) 240.
19
untuk mengubah tingkah laku manusia dalam
skala lebih besar melalui transfer ide-ide baru.”9
Maka dapat ditarik kesimpulan dan
pentingnya strategi, strategi adalah susunan rencana
yang dirancang sedemikian rupa dengan sistematis,
oleh individu maupun kelompok, dengan memper-
timbangkan kekuatan dan kekurangan yang dimiliki,
demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
2. Tahapan-Tahapan Strategi
Bambang Hariadi dalam buku Strategi Manajemen
mengatakan bahwa “proses strategi manajemen pada
dasarnya meliputi tiga langkah utama, yaitu: perumusan
strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.”10
Pendapat senada diungkapkan oleh Fred R. David, ia
berpendapat bahwa dalam proses strategi ada tiga
tahapan yang harus ditempuh, yaitu:
a. Perumusan Strategi
Hal-hal yang termasuk dalam perumusan
strategi adalah pengembangan tujuan, mengenai
peluang dan ancaman eksternal, penetapan kekuatan
dan kelemahan secara internal, menghasilkan
strategi alternatif, serta memilih strategi untuk
dilaksanakan. Pada tahap ini adalah proses
9 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta:
Rajawali Pres, 2013) 61. 10
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkang
Perang Bisnis (Malang: Bayumedia Publishing, 2005) 4.
20
merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang
akhirnya menuntun pada pencapaian nilai dan tujuan
organisasi.11
Dalam perumusan strategi, konseptor harus
mempertimbangkan mengenai peluang dan ancaman
eksternal, menerapkan kekuatan dan kelemahan
secara internal, menetapkan suatu objek, menyiap-
kan strategi alternatif dan memilih strategi untuk
dilaksanakan.
b. Implementasi Strategi
Disebut juga sebagai tindakan atau pelaksana-
an strategi, karena implementasi berarti memobili-
sasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan
menjadi suatu tindakan. Kegiatan yang termasuk
dalam implementasi strategi adalah pengembangan
yang mendukung stategi, menciptakan struktur yang
efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran,
mengembangkan dan memanfaatkan sistem infor-
masi yang masuk. Agar tercapai kesuksesan dalam
implementasi strategi, maka dibutuhkan adanya
disiplin, motivasi dan kerja keras.12
Proses formulasi analisis strategi yang telah
dirumuskan hanya akan menjadi impian yang jauh
dari kenyataan, bila langkah keduanya yakni
11
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhallindo,
2002) 7. 12
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, ..., 7.
21
melaksanakan strategi yang ditetapkan tidak
dilaksanakan, tahap pelaksanaan strategi yang
dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja-
sama dalam pelaksanaan strategi.
c. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah proses dimana
manager membandingkan antara hasil-hasil yang
diperoleh dengan tingkat pencapai tujuan. Tahap
akhir dalam strategi adalah mengevaluasi strategi
yang telah dirumuskan.13
Evaluasi mempunyai peranan tidak kalah
penting dari dua langkah strategi sebelumnya,
evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan
sasaran yang dinyatakan telah tercapai. Serta
menjadi tolak ukur, menjadi penilaian strategi yang
telah dilaksanakan apakah sukses, kurang dan harus
dimodifikasi, atau bahkan diganti untuk strategi
yang akan dilaksanakan pada kemudian hari.
B. Dakwah
Sejak awal, Islam sudah merupakan agama
dakwah, yaitu agama yang menetapkan bahwa usaha
menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang
belum mempercayainya adalah tugas suci Nabi Saw. dan
para penerusnya. Ketentuan dasar dan tata cara penyampaian
13
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep ..., 7.
22
dakwah Islam itu secara umum telah dijelaskan oleh Allah
SWT dalam al-Qur`an surah an-Nahl ayat 125, yaitu dengan
metode al-Hikmah, al-Mau’izah al-Hasanah, dan al-
Mujaadalah bi al-Latii hiya Ahsan.
Dakwah al-Hikmah berarti penyampaian dakwah
dengan terlebih dahulu mengetahui tujuannya dan mengenal
secara benar serta mendalam orang atau masyarakat yang
menjadi sasarannya. Dakwah al-Mau’izah al-Hasanah
mengandung arti memberi kepuasan kepada jiwa orang atau
masyarakat yang menjadi sasaran dakwah Islam itu dengan
cara yang baik, seperti dengan memberi nasihat, pengajaran,
dan contoh teladan yang baik. Sedangkan dakwah al-
Mujaadalah bi al-Latii hiya Ahsan adalah bertukar pikiran
dengan cara-cara terbaik yang dapat dilakukan, sesuai
dengan kondisi orang-orang dan masyarakat sasaran.
Dakwah Nabi Saw. melalui perbuatan nyata (dakwah bi al-
Haal) adalah dengan merintis dan mempraktekkan ajaran-
ajaran Islam dengan kehidupan sehari-hari. Firman Allah
Swt. menegaskan bahwa pada pribadi Rasulullah Saw. itu
terdapat contoh teladan yang baik (QS. al-Ahzab: 21).
Dakwah bi al-Haal dapat dilakukan oleh setiap orang Islam
(muslim) sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-
masing dalam segala kegiatan hidup dan kehidupannya.14
Dakwah pada hakikatnya adalah upaya untuk
menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan menyerui
14
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopeda Islam, jilid 1, cet. 4,
(Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), 281-282.
23
seseorang kepada ajaran agama Islam pada apa yang
diserukan.15
Sayyid Qutb memberi batasan yang luas tentang
dakwah, dakwah adalah Mengajak atau Menyeru kepada
orang lain untuk masuk ke dalam Sabil Allah SWT.16
Tuty Alawiyah mengatakan bahwa dakwah dalam
arti amr ma’ruf nahyi munkar adalah syarat mutlak bagi
kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat.17
Dalil
yang menerangkan siapa yang harus berbuat Amar Ma’ruf
Nahyi Munkar atau menyeru pada kebaikan dan mencegah
dari perbuatan munkar adalah firman Allah Swt.:
روف تمعت مرون بالت ويأ يت عون إل الت ة يدت م
كنت منتكمت أ ولت
تمنتكر ن عن ال ك هم وينتهوتئ
وللحون وأ تمفت (401: سورة آل عمران) ال
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).
1. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal tentu merupakan kata dalam
bahasa Arab, yakni dari kata da’aa – yad’uu – du’aan –
da’watan.
عوت –دع ) وة –دعء –يدت (دعت
15
Ahmad Mahmud, Dakwah Islam (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah,
2002) 13. 16
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010) 14. 17
Tuty Alawiyah, Strategi Dakwah Dikalangan Majlis Ta’lim
(Bandung: Mizan, 1997) 25.
24
yang artinya berdo’a, memanggil, memohon, mengajak,
menyeru, memanggil.18
Seperti dalam beberapa ayat
diterangkan:
لك عبادي عني فإني قريب جيب وإذا سأ
وة أ اع دعت ادل
منوا ب لعلهمت يرتشدون فلتيست دعن إذا ؤت تجيبوا ل ولت (481: سورة ابلقرة)
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku)
dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran.” (QS. al-Baqarah:
186).
عون إل انلار ... ك يدتئ
ول أ عو والل نة إل يدت تم الت فرة وال غت
بإذتنه رون لعلهمت للناس آياته ويبيي : سورة ابلقرة ) يتذك224)
Artinya: “Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-
Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.” (QS. al-Baqarah: 221).
Dakwah dalam pembahasan di sini maksudnya
adalah “suatu usaha yang disengaja dan direncanakan
secara sistematis dalam mengajak, menunjukan,
menuntun, dan membimbing manusia ke jalan Allah
18
Jeje Zainudin, Fiqih Dakwah Jam’iyyah, Berjam’iyyah tidak Bid’ah
(Jakarta: Pembela Islam Media, 2012), 24.
25
Swt. baik dengan lisan maupun perbuatan, baik secara
perorangan maupun berkelompok untuk mencapai
keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat dengan
keridhaan Allah Swt.”19
Adapun pengertian dakwah menurut para ahli:
a. M. Arifin berpendapat dalam bukunya, menandung
arti seruan dalam bentuk lisan, tulisan dan perbuat-
an yang dilakukan secara terencana, dalam usaha
mempengaruhi orang lain secara individual maupun
kelompok, bertujuan agar timbul pengertian, kesa-
daran, penghayatan dan pengalaman terhadap
ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan
kepadanya, dengan tanpa adanya unsur paksaan.20
b. Tuty Alawiyah sebagaimana di atas, mengatakan
bahwa dakwah dalam arti amr ma’ruf nahyi munkar
adalah syarat mutlak bagi kesempurnaan dan kesela-
matan hidup masyarakat. Ini adalah kewajiban
manusia yang memiliki pembawaan fitrah sebagai
social being (mahluk sosial), dan kewajiban yang
ditegaskan oleh risalah sebagaimana tercantum
dalam Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Oleh
karena itu, dakwah bukan monopoli golongan yang
disebut “ulama” atau “cendik-cendikiawan” saja.21
19
Jeje Zainudin, Fiqih Dakwah Jam’iyyah, ..., 25. 20
M. Arifin, Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Study, cet. Ke-7,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1997) 17. 21
Tuty Alawiyah, Strategi Dakwah Dikalangan Majlis Ta’lim
(Bandung: Mizan, 1997) 25.
26
c. Shiddiq Aminullah, dakwah memiliki pengertian
yang luas. Bukan hanya sebatas dakwah bil-lisan
dalam bentuk ceramah, khutbah, diskusi, dan
seminar saja. Tetapi juga dakwah bil-kitabah dan
juga bil-lisanil hal, melalui kegiatan sosial,
perbaikan kondisi ekonomi, maupun siyasah atau
dengan pendekatan struktural melalui lembaga-
lembaga pemerintahan, dan sebagainya. Serta
dengan menggunakan berbagai media dakwah yang
ada, bukan hanya media konvensional seperti
mimbar jum’at dan pengajian, tapi juga melalui
media-media audio-visual dan elektronik lainnya.22
2. Hukum dan Fadhilah Berdakwah23
Hukum berdakwah menurut Ibnu Taimiyyah
adalah Wajib Kifayah. Artinya bahwa setiap Muslim
yang sudah Baligh dan berakal sehat wajib berdakwah
menurut kesanggupan dan caranya masing-masing. Dan
apabila telah tertunaikan dengan sempurna oleh
sekelompok Muslim di suatu tempat maka muslim yang
lain terlepas dari dosa jika tidak melakukannya.
Sebagaimana yang terkandung dari Firman Allah
Swt. Surat Ali Imran: 104 di atas, “hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah
22
A. Zakaria, Materi Da’wah untuk Da’i dan Muballigh (Bandung:
Risalah Press, 2005) xi. 23
Jeje Zainudin, Fiqih Dakwah Jam’iyyah, ..., 26-27.
27
dari yang munkar.” Di akhir ayat terdapat kalimat
“Merekalah (yang berdakwah) orang-orang yang
beruntung.”
Sedangkan Fadhilah atau keutaman menunaikan
ibadah berdakwah antara lain:
a. Berdakwah adalah sebaik-baiknya perkataan dan
perbuatan, sebagaimana dalam Firman Allah Swt.:
وعمل صالا نت دع إل الل ل مم سن قوت حت ...ومنت أ
Artinya: “siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal Shaleh.” (QS. Fushilat: 33).
b. Mendapat pahala sebanyak orang yang mengikutinya,
disebutkan dalam Hadits:
جت ر منت تبعه ر منت دع إل هدى كن ل من اتأل جوت
مثتل أ
جوترهمت شيتئا، ل ينتقص ...ذلك منت أ
“barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk maka
ia mendapat pahala sebanyak orang yang
mengikutinya, tanpa dikurangi dari pahala mereka
sedikitpun. ...” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits
di atas jelas menunjukkan anjuran dan disukainya
memberikan contoh perkara-perkara yang baik dan
haramnya memberikan contoh perkara-perkara yang
buruk. Orang yang memberi teladan perbuatan yang
baik, maka ia akan mendapatkan pahala perbuatan
tersebut serta pahala orang yang mengikutinya sampai
28
hari kiamat. Dan orang yang memberikan contoh
kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa perbuatan
tersebut serta dosa orang-orang yang mengikutinya
sampai hari kiamat. Begitu juga orang yang mengajak
kepada petunjuk, ia mendapat pahala seperti pahala
orang-orang yang mengikutinya, atau mengajak
kepada kesesatan maka ia mendapat dosa seperti
dosa-dosa pengikutnya, baik petunjuk atau kesesatan
tersebut ia yang pertama kali memulainya, atau sudah
ada sebelumnya (yang melakukannya). Dan baik itu
dengan mengajarkan ilmu, atau ibadah, ataupun adab
dan lainnya.24
3. Unsur-unsur Dakwah
Menurut Zaini Muhtaram dalam bukunya, terdapat
lima faktor atau komponen dalam dakwah, diantaranya:
(1) Subjek dakwah, (2) Objek dakwah, (3) Materi
dakwah, (4) Media dakwah, dan (5) Metode dakwah.
Yang dimaksud dari lima komponen tersebut ialah
komponen yang selalu ada dalam pelaksanaan kegiatan
dakwah.25
Sedangkan terdapat tambahan poin unsur-
unsur Dakwah menurut M. Munir dan Wahyu Ilahi,
diantara adalah sebagai berikut:
24
Al-Manhaj.or.id - Wajib Berdakwah Mengajak Manusia Kepada
Kebaikan Dan Haram Berdakwah Mengajak Kepada Kesesatan
https://almanhaj.or.id/6354-wajib-berdakwah-mengajak-manusia-kepada-
kebaikan-danharam-berdakwah-mengajak-kepada-kesesatan.html#_ftn2,
diakses pada: 26 Juni 2019, Pukul 20:13 WIB.). 25
Zaini Muhtaram, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta:
Al-Amin Press Dan IFKA, 1966), 14.
29
a. Subjek Dakwah (Da’i)
Subjek dakwah adalah pelaku dakwah
(Da’i atau mubaligh).26
Subjek dakwah ialah orang
yang melakukan dakwah, yaitu orang yang berusaha
mengubah situasi kepada situasi yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Allah Swt., baik secara individu
maupun berbentuk kelompok (organisasi), sekaligus
sebagai pemberi informasi dan pembawa misi.
Kata da’i ini secara umum sering disebut
dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan
ajaran Islam) namun sebenarnya sebutan ini kono-
tasinya sangat sempit karena masyarakat umum
cenderung mengartikan sebagai orang yang menyam-
paikan ajaran Islam melalui lisan seperti penceramah
agama, khatib (orang yang bekhutbah) dan
sebagainya.
Sehubung dengan hal tersebut terdapat
pengertian para pakar dalam bidang dakwah, yaitu
dari Hasjmy menjelaskan tentang juru dakwah adalah
para penasihat para pemimpin dan pemberi peringat-
an, yang memberi nasihat dengan baik, yang
mengarang dan berkhutbah, yang memusatkan kegiat-
an jika raganya dalam wa’ad dan wa’id (berita pahala
dan berita siksa) dan dalam membicarakan tentang
kampung akhirat untuk melepaskan orang-orang
26
Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan (Semarang:
CV Toha Putra) 47.
30
yang karam dalam gelombang duniawi.27
Dan M.
Natsir menjelaskan bahwa pembawa dakwah merupa-
kan orang yang memperingatkan atau memanggil
supaya memilih, yaitu memilih jalan yang membawa
pada keuntungan.28
Dalam kegiatan dakwah peranan da’i
sangatlah esensial, sebab tanpa da’i ajaran Islam
hanyalah ideologi yang tidak berwujud dalam
kehidupan masyarakat.
Sungguhpun demikian, sudah barang tentu
tidak mudah berdakwah dengan baik dan sempurna
karena pengetahuan dan kesanggupan setiap orang
berbeda-beda pula. Namun bagaimanapun, mereka
wajib berdakwah menurut ukuran kesanggupan dan
pengetahuan yang dimilikinya.
Sejalan dengan keterangan tersebut yang
berperan sebagai muballigh dalam berdakwah dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Secara umum; adalah setiap muslim atau
muslimat yang mukallaf dimana bagi mereka
kewajiban dakwah merupakan suatu yang
melekat tidak terpisahkan dari missionnya
sebagai penganut Islam.
27
A. Hasjmy, Dutur Dakwah Menurut Al-Qur’an (Jakarta, Bulan
Bintang 1994) 16. 28
M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya (Jakarta, Gema Insani 1999)
119.
31
2) Secara khusus; adalah mereka yang mengambil
keahlian khusus (mutakhassis) dalam bidang
agama Islam yang dikenal dengan ulama.29
Anwar Masy’ari dalam bukunya Butir-Butir
Problematika Dawah Islamiyah menyatakan
syarat-syarat seorang da’i harus memiliki
keadaan khusus yang merupakan syarat baginya
agar dapat mencapai sasaran dan tujuan dakwah
dengan sebaik-baiknya. Syarat-syarat seorang
Da’i menurut Anwar Masy’ari dalam bukunya
Butir-Butir Problematika Dawah Islamiyah itu
ialah:
Pertama, mempunyai pengetahuan agama
secara mendalam, berkemampuan untuk membe-
rikan bimbingan, pengarahan dan keterangan
yang memuaskan.
Syarat kedua yaitu tampak pada diri da’i
keinginan/kegemaran untuk melaksanakan tugas-
tugas dakwah dan penyuluhan semata-mata
untuk mendapatkan keridhaan Allah dan demi
memperjuangkan di jalan yang diridhainya.
Syarat ketiga, harus mempelajari bahasa
penduduk dari suatu negeri kepada siapa dakwah
itu akan dilancarkan. Sebabnya dakwah baru
akan berhasil bilamana da’i memahami dan
menguasai prinsip-prinsip ajaran Islam dan
punya kemampuan untuk menyampaikan dengan
bahasa lain yang diperlukan sesuai dengan
kemampuannya tadi. Harus mempelajari jiwa
penduduk dan alam lingkungan mereka, agar
kita dapat menggunakan susunan dan gaya
29
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, cet ke-2, (Jakarta: Gaya Media
Pratama 1997) 41-42.
32
bahasa yang dipahami oleh mereka, dan dengan
cara-cara yang berkenan di hati para pendengar.
Sudahlah jelas bahwa setiap sikon ada kata-kata
dan ucapan sesuai untuk diucapkan; sebagai-
mana untuk setiap kata-kata dan ucapan ada
pula sikonnya yang pantas untuk tempat menggu-
nakannya.
Syarat keempat, harus memiliki perilaku,
tindak tanduk dan perbuatan sedemikian rupa
sehingga dapat dijadikan suriteladan bagi
orang-orang lain.30
Hamka berpandangan tentang standar
seorang da’i dalam delapan kriteria sebagai berikut:
1) Hendaklah seorang da’i melihat dirinya sendiri
apakah niatnya sudah bulat dalam berdakwah.
Kalau kepentingan dakwahnya adalah untuk
kepentingan diri sendiri, popularitas, untuk
kemegahan dan pujian orang, ketahuilah
bahwa pekerjannya itu akan berhenti ditengah
jalan. Karena sudah pasti bahwa di samping
orang yang menyukai akan banyak pula yang
tidak menyenangi.
2) Seorang da’i mengerti benar soal yang akan
diucapkannya.
30
Anwar Masy’ari, Butir-Butir Problematika Dawah Islamiyah
(Surabaya: Bina Ilmu 1993).
33
3) Seorang da’i harus mempunyai kepribadian yang
kuat dan teguh, tidak mudah terpengaruh oleh
pandangan orang banyak ketika memuji, dan
tidak tergoncang ketika orang-orang melotot
karena tidak senang. Jangan ada cacat pada
perangai, meskipun ada cacat jasmani.
4) Pribadinya menarik, lembut tetapi bukan lemah,
tawadhu tetapi bukan rendah diri, pemaaf tetapi
disegani.
5) Seorang da’i harus mengerti pokok pegangan kita
ialah Al-Qur’an dan As-Sunnah, di samping itu
pun harus mengerti ilmu jiwa (Ilmu Nafs), dan
mengerti adat-istiadat orang yang hendak
didakwahi.
6) Jangan membawa sikap pertentangan, jauhkan
dari sesuatu yang membawa perdebatan, sebab
hal itu akan membuka masalah khilafiyah.
7) Haruslah di-insyafi bahwa contoh teladan
dalam sikap hidup, jauh lebih berkesan kepada
34
jiwa umat dari pada ucapan yang keluar dari
mulut.
8) Hendaklah seorang da’i itu menjaga jangan
sampai ada sifat kekurangan yang akan mengu-
rangi gengsinya dihadapan pengikutnya.31
b. Objek Dakwah (Mad’u)
Objek dakwah adalah setiap orang atau
sekelompok orang yang dituju atau menjadi sasaran
suatu kegiatan dakwah. Berdasarkan pengertian
tersebut maka setiap manusia tanpa membedakan
jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, warna
kulit, dan lain sebagainya adalah sebagai objek
dakwah.32
Objek dakwah adalah manusia yang
menjadi audiens yang akan diajak ke dalam Islam
secara kaffah.33
Mereka adalah orang-orang yang
telah memiliki atau setidak-tidaknya telah tersentuh
oleh kebudayaan asli atau kebudayaan selain Islam.
Karena itu, objek dakwah senantiasa berubah karena
perubahan aspek sosial kultural, sehingga objek
dakwah ini akan senantiasa mendapat perhatian
31
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikasi (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1997) 21. 32
A. Karim Zaidan, Asas al-Dakwah, diterjemahkan. M. Asywadie
Syukur dengan judul Dasar-Dasar Ilmu Dakwah (Jakarta: Media Dakwah,
1979) 68. 33
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2000) 32.
35
dan tanggapan khusus bagi pelaksanaan dakwah.
Berdasarkan keterangan tersebut dapat juga
dikatakan bahwa unsur dakwah yang kedua adalah
mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah
atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok, baik manusia yang
beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata
lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan
firman Allah QS. Saba’ 28:
ث كتكن أ
ئ رتسلتناك إل كفة للناس بشيا ونذيرا ولوما أ
(28: ءسورة سبا) انلاس ل يعتلمون Artinya: Dan kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
Mengetahui (QS. Saba’: 28).
c. Materi Dakwah (Maddah)
Materi dakwah adalah isi pesan yang
disampaikan oleh Da’i kepada mad’u, yakni ajaran
agama Islam sebagaimana tersebut di dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadist. Yang mana ajaran agama
Islam adalah diklasifikasikan menjadi empat masalah
pokok yaitu: Masalah akidah (keimanan), masalah
syari’ah, masalah akhlak dan masalah mu’amalah.34
34
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah (Jakarta:
Rahmat Semesta, 2006) 24-31.
36
d. Metode Dakwah (Thariqah)
Metode dakwah adalah cara-cara
menyampaikan pesan pada objek dakwah, baik itu
individu, kelompok ataupun masyarakat agar
pesan-pesan tersebut mudah diterima, diyakini dan
diamalkan.35
Dalam menyampaikan suatu pesan
dakwah, metode sangat penting peranannya, karena
suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan
lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa
saja ditolak oleh si penerima pesan. Ketika membahas
tentang metode dakwah, maka pada umumnya
merujuk pada surat an-Nahl ayat 125:
سنة تموتعظة الت مة وال كت ادتع إلئ سبيل ربيك بالتسن حت
تهمت بالت ه أ لم بمنت وجادل عت
إن ربك هو أ
تدين ضل عنت سبيله تمهت لم بال عت: سورة انلحل) وهو أ
421) Artinya: “Serualah (manusia) kepada jalan Tuhan-
Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapatkan
petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).
35
Salahudin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah
Islam (Semarang: Ramadhoni, 1964) 111.
37
e. Media Dakwah (Wasilah)
Media dakwah dalam arti sempit adalah
alat dakwah. Alat dakwah berarti media dakwah
yang memiliki peranan atau kedudukan sebagai
penunjang tercapainya tujuan.36
Media dakwah yang
dimaksud adalah sarana untuk merealisasikan
materi dakwah terhadap mad’u. Hamzah Ya’qub
membagi wasilah dakwah menjadi lima macam yaitu:
Lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, akhlak.37
Media merupakan salah satu syarat mutlak yang
harus dipenuhi oleh seorang da’i saat berdakwah.
Karena pemilihan media memiliki peranan penting
dalam menentukan bagaimana aktifitas dakwah
yang dilakukan seseorang da’i. Media dakwah
dapat memudahkan para juru dakwah untuk
menyampaikan pesan pada khalayak atau
komunikannya dengan cepat dan pesan yang
disampaikan dapat tersebar dengan luas.38
f. Efek Dakwah (atsar)39
Dalam setiap aktivitas dakwah pasti
akan menimbulkan efek atau reaksi. Artinya jika
dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan
36
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-
Ikhlas, 1983) 164. 37
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah ..., 32. 38
M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikasi ..., 12. 39
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah ..., 33.
38
materi dakwah, Wasilah dan thariqah tertentu
maka akan timbul respon dan efek pada si Mad’u.
Efek dakwah sering disebut dengan
feedback atau umpan balik dari proses dakwah ini
sering dilupakan atau tidak banyak menjadi
perhatian para da’i. Kebanyakan mereka menganggap
bahwa setelah berdakwah, maka selesailah dakwah,.
Padahal, atsar sangat besar artinya dalam penentuan
langkah-langkah dakwah berikutnya. Hubungan antar
unsur-unsur Dakwah supaya proses dakwah berjalan
dengan sempurna maka seorang da’i harus
menggunakan metode, materi serta media yang tepat.
Seorang Da’i harus mempunyai Materi
yang sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u, yang
mana dalam Penyampaian materi, si Da’i hendaklah
menggunakan metode-metode pokok bagi seorang
Da’i. Setelah proses penentuan materi serta
metode-metodenya terlaksana maka seorang Da’i
bisa melaksanakan dakwahnya melalui media, baik
itu media lisan tulisan dan sebagainya. Apabila
seorang dai telah melakukan tahapan-tahapan di atas
maka yang terakhir adalah Proses Evaluasi terhadap
dakwah yang disampaikannya, bagaimana respon
ataupun feedback dari mad’u.
Evaluasi dan koreksi terhadap efek dakwah
harus dilaksanakan secara radikal dan komprehensif,
artinya tidak secara parsial atau setengah-setengah.
39
Seluruh kompenen sistem (unsur-unsur) dakwah
harus di evaluasi secara keseluruhan. Para dai
harus mempunyai jiwa terbuka untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan. Jika proses evaluasi
telah menghasilkan beberapa keputusan, maka segera
diikuti dengan tindakan korektif (corrective
action). Dan jika proses ini telah dapat terlaksana
dengan baik, maka terciptalah mekanisme perjuangan
dalam bidang dakwah, dan inilah yang di sebutkan
dalam agama dengan sebutan ikhtiar insani.
Jadi, dalam proses penyampaian ajaran
agama Islam maka si Da’i harus sangat
memperhatikan unsur-unsur dakwah guna mewujud-
kan efektifitas dalam penyampaianm supaya si mad’u
bisa menerima dan mengaplikasikan ajaran-ajaran
agama yang telah disampaikan oleh si Da’i tersebut
dalam kehidupannya.
4. Macam-macam Dakwah
a. Dakwah bil lisan, yaitu dakwah yang dilaksana-
kan melalui lisan, yang dilakukan antara dengan
ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan
lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah
sering dilakukan oleh para juru dakwah, baik
ceramah di majlis taklim, khutbah jum’at di masjid-
masjid atau pengajian-pengjian. Dari aspek jumlah
40
barangkali dakwah melalui lisan (ceramah dan yang
lainnya) ini sudah cukup banyak dilakukan oleh
para juru dakwah di tengah-tengah masyarakat.
Dalam perkembangan berikutnya dakwah bil lisan
dapat menggunakan teori komunikasi modern
dengan mengembangkan melalui publikasi penyiar-
an (broadcasting publication) antara lain melalui
radio penyiaran dan lain-lain.
b. Dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan
nyata di mana aktivitas dakwah dilakukan
dengan melalui keteladanan dan tindakan amal
nyata. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata
yang dari karya nyata tersebut hasilnya bisa
dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai
objek dakwah. Dakwah bil hal dilakukan oleh
Rasullullah, terbukti bahwa ketika pertama kali
tiba di Madinah yang dilakukan Nabi adalah
membangun Masjid Quba, mempersatukan kaum
Anshar dan Muhajirin. Kedua hal ini adalah
41
dakwah nyata yang dilakukan oleh Nabi yang
bias dikatakan sebagai dakwah bil hal.
Dakwah bil hal saat ini bisa dilakukan dengan karya
nyata sebagai solusi kebutuhan masyarakat banyak,
misalnya membangun sekolah-sekolah Islam,
perguruan tinggi Islam, membangun pesantren,
membangun rumah-rumah sakit, membangun poli
klinik, dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
lainnya.
c. Dakwah bil qalam, yaitu dakwah melalui tulisan
yang dilakukan dengan keahlian menulis surat
kabar, majalah, buku, maupun internet. Jangkauan
yang dapat dicapai oleh dakwah bil qalam ini
lebih luas daripada melaui media lisan, demikian
pula metode yang digunakan tidak membutuhkan
waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan
saja dan dimana saja mad’u atau objek dakwah
dapat menikmati sajian dakwah bil qalam ini.
Dalam dakwah bil qalam ini diperlukan
kepandaian khusus dalam hal menulis, yang
42
kemudian disebarkan luaskan melalui media cetak
(printed publication). Bentuk tulisan dakwah bil
qalam antara lain dapat berbentuk artikel ke
Islaman, Tanya jawab hukum Islam, rubrik
dakwah, rubrik pendidikan agama, kolom
keislaman, cerita religius, cerpen religius, puisi
keagamaan, publikasi khutbah, famlet keislaman,
buku-buku, dan lain-lain.40
C. Strategi Dakwah
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas
mengenai dakwah merupakan wujud pelaksanaan kewajiban
melaksanakan amr ma’ruf nahyi munkar, maka sangatlah
relevan apa yang dikatakan Sayyidina Ali R.A. “kebatilan
yang terorganisir, dapat mengalahkan kebenaran yang tidak
teroganisir.”41
Strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan
manajemen, karena orientasi kedua term atau istilah tersebut
sama-sama mengarah kepada sebuah keberhasilan planning
yang sudah ditetapkan oleh individu maupun organisasi.42
40
Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam
(Jakarta: Amzan, 2008) 10-12. 41
Shiddiq Amien, Panduan Hidup Berjamaah (Bandung: Tafakur,
2005) v. 42
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Ciputat:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010) 60.
43
Salah satu dimensi yang penting dalam ilmu
pengetahuan, yaitu merumuskan suatu perencanaan dan
strategi agar dakwah dapat berhasil atau efektif. Dakwah
yang efektif akan memiliki pengaruh yang bersifat sosial,
yaitu terciptanya kehidupan Islami dalam masyarakat.43
1. Pengertian Strategi Dakwah
Menurut Samsul Munir, strategi dakwah
merupakan siasat, metode, taktik, atau manuver yang
digunakan dalam aktivitas kegiatan dakwah.44
Strategi
dakwah bisa diartikan sebagai panduan dari perencanaan
dan manajemen dakwah untuk mencapai suatu tujuan.
Dan untuk tujuan itu, pendekatan strategi dakwah bisa
berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan
kondisi.45
Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi
rangkaian kegiatan yang didesain atau dirancang untuk
mencapai tujuan tertentu.46
Strategi dakwah dapat juga
diartikan sebagai proses menentukan cara dan daya
upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi
43
Anwar Arifin, Dakwah Kontenporer: sebuah Studi Komunikasi
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) 226. 44
Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam
(Jakarta: Amzah, 2008) 11-12. 45
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) 32. 46
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009) 349.
44
dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan dakwah
secara optimal.47
Merangkum pengertian ahli di atas, sebagai
persiapan dakwah yang terorganisir demi tercapainya
tujuan dakwah yang dilakukan, maka sangatlah penting
untuk membuat suatu strategi sebagai jalan untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan dakwah. Dengan
membuat suatu strategi maka jelas apa yang harus
dilakukan karena telah mempunyai rencana, apa plan b
atau rencana kedua jika selama pelaksanaan kegiatan
dakwah terjadi deadlock atau tidak sesuai rencana awal,
dan terakhir dapat melakukan evaluasi terhadap kegiatan
dakwah yang dilakukan kemudian kembali menyusun
rencana sehingga tercapainya tujuan dakwah.
2. Azas-Azas Strategi Dakwah
Dalam strategi dakwah, ada beberapa azas yang
harus diperhatikan agar dakwah dapat berjalan dengan
efektif dan tepat sasaran, diantaranya adalah:
a. Azas filosofis: azas ini membicarakan masalah yang
erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai dalam proses atau aktivitas dakwah.
b. Azas kemampuan: azas ini menyangkut pembahasan
mengenai kemampuan dan profesionalisme da‟i
sebagai subjek dakwah.
47
Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis (Semarang: Rasail,
2005) 50.
45
c. Azas sosiologis: azas ini membahas masalah-
masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi
sasaran dakwah.
d. Azas psikologis: azas ini membahas masalah yang
erat hubungannya dengan kejiwaan manusia.
e. Azas efektifitas dan efisiensi: maksud azas ini adalah
di dalam aktivitas dakwah harus diusahakan keseim-
bangan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang
dikeluarkan dengan pancapaian hasilnya sehingga
hasilnya dapat maksimal.48
Setelah penjabaran azas-azas strategi dakwah di
atas, demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pada
perencanaan Strategi dakwah, maka seorang Da’i perlu
bahkan dituntut memiliki ilmu-ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan azas-azas tersebut.
3. Prinsip-prinsip Strategi Dakwah
Prinsip-prinsip strategi dakwah menurut Marwah
Daud Ibrahim yang dikutip oleh Abdul Jalil, menyebut-
kan lima prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam
strategi dakwah, yaitu:49
a. Prinsip sinerji; setiap da’i haruslah mempertimbang-
kan bahwa apa yang ia lakukan hanya dapat lebih
bermakna bila terintegrasi dengan yang lain.
48
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: AMZAH, 2009) 107-
108 49
Abdul Jalil, “Mekanisme Dakwah dari Proses Penyadaran
Menuju Implementasi Pelembagaan dan Pengelolaan,” Jurnal Dakwah, Vol.
2, No. 1, 2000, 30.
46
b. Prinsip akumulasi; setiap yang ingin kita sampai-
kan perlu dilihat sebagai suatu proses akumulatif
kebenaran-kebenaran relatif.
c. Prinsip konvergensi; walaupun kita berangkat dari
tempat yang berbeda dalam memakai jalan beragam
pada dasarnya kita menuju titik sentripental
sempurna, yaitu tauhid.
d. Prinsip totalitas; bahwa dakwah perlu dipersepsikan
sebagai multi dimensi dan semua dimensi yang harus
disentuh.
e. Prinsip inklusif; kita harus melihat siapa saja
sebagai bagian dari kita. Dengan kata lain da’i
dipersepsikan sebagai mediator yang efektif
menyatukan potensi-potensi umat yang selama ini
berserakan.
47
BAB III
GAMBARAN UMUM
Persatuan Islam (PERSIS). Organisasi Islam di
Indonesia yang mempunyai tujuan utama untuk memberlakukan
hukum Islam berdasarkan Al-Qur`an dan Hadist di masyarakat.
Persis didirikan di Bandung pada tanggal 12 September 1923
oleh KH. Zamzam yang berasal dari Palembang, Organisasi ini
berusaha keras untuk mengembalikan kaum muslimin kepada
pimpinan Al Qur`an dan Hadist, menghidupkan Jihad dan Ijtihad,
membasmi bid’ah, khurafat, takhayul, taklid dan syirik,
memperluas tabligh dan Dakwah Islam kepada segenap
masyarakat, mendirikan pesantren dan sekolah untuk mendidik
kader Islam. Persis mempunyai Dewan Hisbah yang bertugas
menyelidiki dan menetapkan hukum Islam berdasarkan al-Qur`an
dan Hadits, kemudian mewajibkan Pusat Pimpinan untuk
menyiarkannya. Persis dengan mubalignya yang berpikiran
modern dan tajam lidah dalam telah menggemparkan dunia Islam
dalam membasmi bid’ah. Banyak Ulama yang dibangunkan dari
tidurnya dan kembali menunaikan kewajibannya menyelesaikan
masalah-masalah kemasyarakatan dan di kemudian hari melahir-
kan pemimpin-pemimpin Islam yang berwatak.1
1 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, jilid 4, cet. 4,
(Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997) 95-96.
48
A. Sejarah Persatuan Islam2
Pada permulaan abad ke-20, ketika rasa nasionalisme
bangsa Indonesia masih baru tumbuh, kata Islam merupakan kata
pemersatu bagi bangsa Indonesia dalam berhadapan dengan
bangsa lain, bukan saja dengan pihak Belanda, tetapi juga dengan
orang Cina. Ingatlah sebab berdirinya organisasi Sarekat Dagang
Islam (1911, kemudian Sarekat Islam 1912) yang pada mulanya
diarahkan sebagai reaksi terhadap rencana politik pengkristenan
dari Gubernur Jenderal Idenburg serta menghadapi para pedagang
Cina. Dengan ikatan terhadap Islam seperti ini berarti juga bahwa
pada sejak tahun 1911 organisasi ini dapat menyebar ke seluruh
penjuru tanah air; dari Aceh di sebelah Barat sampai ke Maluku
di sebelah Timur yang meliputi berbagai lapisan masyarakat dari
lapisan bawah sampai lapisan atas, karena telah didorong oleh
rasa seagama (Islam).3
Namun, pada masa penjajahan kolonial Belanda umat
Islam dihadapkan pada situasi terjepit; agama Islam seringkali
hanya dijadikan serangan, cemoohan, serta tuduhan dan celaan
orang-orang yang tidak menyukainya. Semuanya itu dilancarkan
baik melalui lisan maupun tulisan, melalui ceramah-ceramah,
mimbar gereja, pelajaran sekolah maupun berupa karangan yang
dimuatdalam surat kabar serta majalah dalam berbagai bahasa,
dengan maksud tiada lain untuk menanamkan benih-benih
2 PP. Persis, Qanun Asasi Qanun Dakhili (QAQD) Pedoman Kerja
Rencana Jihad 2015-2020 (Bandung: PP Persis, 2015) 211-216. 3 Deliar Noer, Partai di Pentas Nasional 1945-1965 (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1987) 5.
49
kebencian dalam hati kaum dan bangsa pribumi Indonesia
terutama terhadap Islam dan pemeluknya.4
Tampilnya jamiyah Persatuan Islam (Persis) dalam
pentas sejarah Indonesia pada awal abad ke-20 telah memberikan
corak dan warna baru dalam gerakan pembaharuan Islam. Persis
lahir sebagai jawaban atas tantangan dari kondisi umat Islam
yang tenggelam dalam kejumudan (kemandegan berfikir),
terperosok ke dalam mistisisme yang berlebihan, tumbuh
suburnya khurafat, bid'ah, takhayul, syirik, musyrik, rusaknya
moral dan lebih dari itu, umat Islam terbelenggu oleh kolonial
Belanda yang berusaha memadamkan cahaya Islam. Situasi
demikian kemudian mengilhami munculnya gerakan "reformasi"
Islam, yang pada gilirannya, melalui kontak-kontak intelektual,
mempengaruhi masyarakat Islam Indonesia untuk melakukan
pembaharuan Islam.
Lahirnya Persis diawali dengan terbentuknya suatu
kelompok “tadarusan” (penelaahan agama Islam) di kota
Bandung yang dipimpin oleh H. Zamzam dan H. Muhammad
Yunus, dan kesadaran akan kehidupan berjamaah, berimamah,
berimarah dalam menyebarkan syiar Islam, menumbuhkan
semangat kelompok tadarus untuk mendirikan sebuah organisasi
baru dengan ciri dan karakteristik khas.
Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus merupakan
para pedagang yang berasal dari pulau Sumatera khususnya
Palembang, yang telah turun-menurun menetap di Bandung untuk
4 Dadan Wildan, dkk., Gerakan Dakwah Persatuan Islam (Tangerang
Selatan: Amana Publishing, 2015) 32.
50
berdagang, dalam tadarusan atau kenduri itu mereka yang paling
banyak mengemukakan pikiran-pikirannya, karena memang
mereka mempunyai pengetahuan agama yang cukup luas. Haji
Zamzam dan Haji Muhammad Yunus sebenarnya adalah
pedagang biasa, tetapi keduanya masih punya kesempatan dan
waktu untuk memperdalam pengetahuan tentang agama Islam.
Haji Zamzam (1894-1952) pernah menghabiskan waktunya
selama tiga setengah tahun untuk belajar di Lembaga Dar al-
Ulum Mekkah. Sekembalinya dari Mekkah ia menjadi guru di
Darul Muta’allimin, sebuah sekolah agama di Bandung sekitar
1910-an dan mempunyai hubungan dengan Syekh Ahmad
Soorkati dari Al-Irsyad di Jakarta. Sedangkan Muhammad
Yunus, yang memperoleh pendidikan agama secara tradisional
namun pandai berbahasa Arab, tidak pernah mengajar, ia hanya
berdagang, tetapi minatnya dalam mempelajari agama Islam tidak
pernah hilang. Kekayaannya menyanggupkan ia untuk membeli
kitab-kitab yang diperlukannya, juga untuk para anggota Persis
setelah organisasi itu didirikan.5
Topik pembicaraan dalam kenduri itu bermacam-
macam, misalnya masalah-masalah agama yang dimuat dalam
majalah Al-Munir yang terbit di Padang, majalah Al-Manar yang
terbit di Mesir, dan pertikaian-pertikaian antara Al-Irsyad dan
Jamiat Khaer di Jakarta. Selain itu mereka pun menaruh
perhatian pada organisasi-organisasi keislaman, seperti Sarekat
Islam yang pada waktu itu mengalami perpecahan akibat
5 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1990-1942 (Jakarta:
LP3ES, 1980) 96.
51
pengaruh paham komunis yang bukan saja merupakan hal
menarik untuk dibicarakan, tetapi juga merupakan hal yang
menyebabkan kalangan pemuka agama di Bandung menjadi
resah. Terlebih lagi setelah pengurus Sarekat Islam di Bandung
mendukung kelompok komunis dalam kongres Sarekat Islam
keempat di Surabaya pada tahun 1921, sehingga menyebabkan
terjadi pula perpecahan dalam tubuh Sarekat Islam Bandung.
Dalam diskusi-diskusi itu, hadir pula Fakih Hasyim Seorang
pedagang yang memberikan perhatian dalam masalah-masalah
keagamaan. Ia berasal dari Padang dan bertempat tinggal di
Surabaya. Ia mempelopori kaum muda dalam perdebatan tentang
masalah-masalah agama dengan kaum tua di Surabaya, beliau
berkunjung ke Bandung untuk keperluan perdagangan.6
Para anggota kelompok itu semakin lama mengkaji
ajaran Islam, semakin tahulah hakekat Islam sebenarnya dan
mereka semakin sadar akan keterbelakangan dan kejumudan yang
menyadarkan mereka untuk membuka pintu ijtihad dan
mengadakan pembaruan serta pemurnian agama Islam di
masyarakat. Untuk itulah mereka kemudian mengajarkan apa
yang telah diketahuinya kepada sesama muslim lainnya di
kampung halaman mereka. Sehingga dengan demikian secara
tidak langsung, resmi atau tidak resmi, telah berdiri pula
kelompok-kelompok penelaah seperti yang terdapat di kota
Bandung di berbagai tempat di Indonesia. Setiap kelompok yang
telah tersebar di berbagai tempat selalu mengadakan hubungan
6 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1990-1942 (Jakarta:
LP3ES, 1980) 95-96.
52
dengan kelompok pertama yang ada di kota Bandung dan selalu
mengadakan hubungan satu sama lain. Dalam keadaan seperti ini
telah terbentuk suatu hubungan horizontal (mendatar) tanpa
hubungan organisatoris yang resmi atau berdasarkan satu nizham
jam’iyah yang pasti. Oleh karena itu dengan maksud agar
perjuangan serta jihad yang telah dilakukan oleh setiap kelompok
itu lebih berkemampuan lagi, maka dengan resmi didirikanlah
sebuah organisasi yang mempunyai hubungan vertikal dengan
satu nizham jam’iyah yang pasti dan disusun bersama-sama.
Kelompok studi pengkajian Islam itu kemudian menamakan
kelompoknya dengan nama “Persatuan Islam” walaupun pada
saat itu ada juga yang memberi nama “Permupakatan Islam.”7
Persatuan Islam resmi didirikan pada tanggal 12
September 1923 M, bertepatan dengan tanggal 1 Shafar 1342 H,
kelompok tadarus ini secara resmi mendirikan organisasi yang
diberi nama "Persatuan Islam" (Persis). Nama Persis ini diberikan
dengan maksud untuk mengarahkan ruh ijtihad dan jihad,
berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai harapan dan cita-
cita organisasi, yaitu persatuan pemikiran Islam, persatuan rasa
Islam, persatuan suara Islam dan persatuan usaha Islam. Falsafah
ini didasarkan kepada firman Allah Swt. dalam al-Qur`an surat
Ali Imran 103 dan Hadits Nabi Riwayat Imam At-Tirmidzi, yang
kemudian dijadikan motto Persis dan tertera di dalam lambang
7 Dadan Wildan, dkk., Gerakan Dakwah Persatuan Islam ..., 35.
53
Persis dalam lingkaran bintang bersudut dua belas.8 Dalil tersebut
ialah:
قوا يعا ول تفره ج (301: سورة آل عمران)... واعتصموا ببل الله
Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali
(undang-undang Allah seluruhnya dan janganlah kamu bercerai
berai.” (QS. Ali Imran: 103).
(444: 4رواه الرتمذي )ة يد اهلل مع الماع
Artinya: “Tangan Allah itu bersama Jama'ah.” (HR. At-Tirmidzi
4: 366).
1. Tujuan dan Aktifitas Persis
Pada dasarnya perhatian Persis ditujukan terutama
pada faham al-Qur`an dan as-Sunnah. Hal ini dilakukan
dengan berbagai aktifitas diantaranya mengadakan
pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok
studi, tadarus, mendirikan sekolah-sekolah (pesantren),
menerbitkan majalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai
aktifitas keagamaan lainnya. Tujuan utamanya adalah
terlaksananya syari'at Islam secara kaffah dalam segala aspek
kehidupan.
Berbeda dengan organisasi-organisasi lain yang
berdiri pada awal abad ke-20, Persis mempunyai ciri
tersendiri, kegiatannya dititikberatkan pada pembentukan
paham keagamaan. Sedangkan kelompok-kelompok yang
8 PP. Persis, Qanun Asasi Qanun Dakhili (QAQD) Pedoman Kerja
Rencana Jihad 2015-2020 ..., 18-19.
54
telah diorganisasikan, misalnya Budi Utomo yang didirikan
pada tahun 1908, hanya bergerak dalam bidang pendidikan
bagi orang-orang pribumi (khususnya bagi orang-orang
Jawa), sementara Sarekat Islam yang didirikan pada tahun
1912 hanya bergerak untuk kemajuan bidang perdagangan
dan politik. Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1912,
gerakannya diperuntukkan bagi kesejahteraan sosial
masyarakat muslim dan kegiatan pendidikan keagamaan.9
Sebagai suatu organisasi perjuangan yang
bertujuan untuk menyusun dan menciptakan masyarakat
yang berjalan di dalamnya ajaran dan hukum Islam, Persis
mempunyai pandangan dan analisis perjuangan yang sesuai
dengan dasar keyakinannya. Selama zaman kolonial Belanda
(sejak awal berdirinya) Persis menitikberatkan perjuangan-
nya pada penyebaran dan penyiaran paham dan aliran
Qur’an-Sunnah kepada masyarakat kaum muslimin, dan
bukan untuk memperbesar atau memperluas jumlah anggota
dalam organisasi. Persis pada umumnya kurang memberi
tekanan pada kegiatan organisasi itu sendiri, ia tidak terlalu
berminat untuk membentuk banyak cabang atau menambah
sebanyak mungkin anggota. Pembentukan cabang bergan-
tung semata-mata pada inisiatif peminat dan tidak didasarkan
kepada suatu rencana yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat.10
9 Howard M. Fiederspiel, Persatuan Islam: Islamic Reform in Twenteith
Century Indonesia (New York: Cornel University, 1970) 11. 10
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1990-1942 ..., 97.
55
Pada masa penjajahan Belanda, Persis memiliki
dua sisi perjuangan; ke dalam, Persis secara aktif
membersihkan Islam dari paham-paham yang tidak
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi terutama yang
menyangkut aqidah dan ibadah serta menyeru umat Islam
supaya berjuang atas dasar Al-Qur’an dan Sunnah.
Sedangkan perjuangan ke luar, Persis secara aktif menentang
dan melawan setiap aliran dan gerakan anti Islam yang
hendak merusak dan menghancurkan Islam di Indonesia.
Karena itulah segala aktivitas dan perjuangannya ditekankan
pada usaha menyiarkan, menyebarkan, dan mengembangkan
paham Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan demikian, usaha
mengembangkan dan membina organisasi tidak mendapat
pelayanan yang wajar, di samping karena tidak diniatkan
hendak menjadikan Persis menjadi organisasi massa Islam
yang besar dan beranggota banyak. Persis malah berjuang
membentuk diri menjadi ‘kern,’ menjadi intisari dari dan
dalam masyarakat kaum muslimin, ia mencari kualitas bukan
kuantitas, ia mencari isi bukan mencari jumlah.11
Untuk mencapai tujuan jamiyah, Persis melaksana-
kan berbagai kegiatan, antara lain pendidikan yang dimulai
dengan mendirikan pesantren Persis pada tanggal 4 Maret
1936, dari pesantren Persis ini kemudian berkembang
berbagai lembaga pendidikan, mulai Raudhatul Athfal
(Taman kanak-kanak) hingga perguruan tinggi. Kemudian
11
M. Isa Anshary, Manifest Perjuangan Persatuan Islam (Bandung:
PP. Persatuan Islam, 1958) 6.
56
menerbitkan berbagai buku, kitab-kitab, dan majalah, antara
lain majalah Pembela Islam (1935), majalah At-Taqwa
(1937), majalah berkala Al-Hikam (1939), majalah Aliran
Islam (1948), majalah Risalah (1962), majalah berbahasa
Sunda (Iber), serta berbagai majalah yang diterbitkan di
cabang-cabang Persis.
Langkah Persis yang menggunakan junalistik seba-
gai media Dakwah tidak terlepas dari contoh yang diberikan
oleh sang guru besar, Ahmad Hassan. A. Hassan adalah
Persis dan Persis adalah A. Hassan.12
Kurang lebih itulah
kesan yang ada dibenak masyarakat Islam diawal
terbentuknya Persatuan Islam. Apa yang dilakukan A.
Hassan bersama Persis juga telah memberi warna yang khas
dalam perkembangan sejarah bangsa ini. Walaupun Persis
bukan organisasi dengan banyak pengikut seperti Muhamma-
diyyah dan NU, namun gerakannya yang khas memper-
lihatkan kepeloporan dan pengaruhnya yang cukup penting
di Indonesia, walaupun tidak harus selalu disebut paling
menentukan. Kepeloporan itulah yang menandai kontribusi
A. Hassan dan Persis terhadap perkembangan sejarah
Indonesia pada masa-masa berikutnya. A. Hassan banyak
melakukan hal-hal yang sangat penting untuk menerobos
kebekuan dalam mempelajari Islam, salah satunya dengan
memanfaatkan jurnalisme dengan ajaran Islam. Kecintaanya
terhadap kajian Islam dan pengalamannya di Singapura
12
Tiar Anwar Bachtiar (Editor), Risalah Politik A. Hassan (Jakarta:
Pembela Islam, 2013) xi.
57
membantu penerbitan majalah, mengantarkannya melakukan
terobosan dengan meng-gabungkan Jurnalisme dengan
Kajian Islam. A. Hassan memanfaatkan Jurnalisme sebagai
media dakwah, didalamnya berisi kajian Tafsir Al-Qur`an,
Hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan yang utama konsultasi
tentang masalah keagamaan sehari-hari. Hal ini kemudian
menjadi tradisi, dimana sebelumnya (di Indonesia pada masa
tersebut) tidak ada kajian agama yang mudah ditemukan
publik di media massa.13
Selain pendidikan dan penerbitan, kegiatan rutin
adalah menyelenggarakan pengajian dan diskusi yang banyak
digelar di daerah-daerah, baih atas inisiatif Pimpinan Pusat
Persis ataupun permintaan dari cabang-cabang, undangan-
undangan dari organisasi Islam lainnya serta masyarakat
luas.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan Persis periode pertama (1923-
1942), ada dibawah pimpinan H. Zamzam, H. Muhammad
Yunus, Ahmad Hasan dan Muhammad Natsir yang
menjalankan roda organisasi pada masa penjajahan kolonial
Belanda, dan mengahadapi tantangan yang berat dalam
menyebarkan ide-ide dan pemikirannya.
Pada masa pendudukan jepang (1942-1945), ketika
semua organisasi Islam dibekukan, para pemimpin dan
anggota Persis bergerak sendiri-sendiri menentang usaha
13
Tiar Anwar Bachtiar (Editor), Risalah Politik A. Hassan ..., xi-xii.
58
Niponisasi dan pemusyrikan ala Jepang. Hingga menjelang
proklamasi dan pasca kemerdekaan Persis mulai melakukan
reorganisasi untuk menyusun kembali sistem organisasi yang
telah dibekukan selama pendudukan Jepang. Melalui
organisasi pada tahun 1941, kepemimpinan Persis dipegang
oleh para ulama generasi kedua, diantaranya KH.
Muhammad Isa Anshari sebagai ketua umum (1948- 1960),
KH. E. Abdurrahman, Fakhruddin Al-Kahiri, KH. O.
Komarudin Shaleh, dll. Pada masa ini Persis dihadapkan
pada pergolakan politik yang belum stabil, pemerintahan
Republik Indonesia sepertinya mulai tergiring ke arah
demokrasi terpimpin yang dicanangkan presiden Soekarno
dan mengarah pada pembentukan Negara dan masyarakat
dengan ideologi Nasionalis, Agama, Komunis (Nasakom).
Setelah berakhirnya periode kepemimpinan KH.
Muhammad Isa Anshary, kepemimpinan Persis dipegang
oleh KH. E. Abdurrahman (1962-1982), yang dihadapkan
kepada berbagai macam persoalan internal dalam organisasi,
maupun persoalan eksternal dengan munculnya berbagai
aliran keagamaan yang menyesatkan, seperti aliran
pembaharu Isa Bugis, Islam Jama'ah, Darul Hadits, Ingkar
Sunnah, Syiah, Ahmadiyyah, dan faham sesat lainnya.
Kepemimpinan KH. E. Abdurrahman dilanjutkan
oleh KH. A. Latief Mukhtar, MA. (1983-1997) dan KH.
Shiddiq Amien (1997-2009) yang merupakan regenerasi dari
tokoh-tokoh Persis kepada eksponen organisasi otonom
kepemudaannya (Pemuda Persis). Pada masa ini terdapat
59
perbedaan yang cukup mendasar: jika pada awal berdirinya
Persis muncul dengan isu-isu kontroversial yang bersifat
shock therapy, maka pada masa ini Persis cenderung ke arah
low profile yang bersifat persuasive edukatif dalam
menyebarkan faham-faham al-Qur`an dan as-Sunnah.
3. Persis Masa Kini
Pada masa kini Persis berjuang menyesuaikan diri
dengan kebutuhan umat pada masanya yang lebih realistis
dan kritis. Gerak perjuangan Persis tidak terbatas pada
persoalan ibadah dalam arti sempit, tetapi meluas kepada
persolan-persoalan stretegis yang dibutuhkan oleh umat
Islam, terutama pada urusan muamalah dan peningkatan
pengkajian pemikiran keislaman.
Di bawah kepemimpinan KH. Shiddiq Amien,
anggota dan simpatisan Persis tercatat kurang lebih tiga juta
orang yang tersebar di 14 provinsi dengan tujuh Pimpinan
Wilayah, 33 Pimpinan Daerah, 258 Pimpinan Cabang.
Bersama lima organisasi otonom Persis yakni Persatuan
Islam Istri (Persistri), Pemuda Persis, Pemudi Persis,
Himpunan Mahasiswa (HIMA) Persis, Himpunan Mahasiswi
(HIMI) Persis, aktifitas Persis telah meluas ke dalam aspek-
aspek lain tidak hanya serangkaian pendidikan, penerbitan
dan tabligh, akan tetapi telah meluas ke berbagai bidang
garapan yang dibutuhkan oleh umat Islam melalui bidang
pendidikan (dasar, ekonomi, perwakafan menengah dan
tinggi), dakwah, bimbingan haji, perzakatan, sosial ekonomi,
perwakafan, dan perkembangan fisik, yakni pembangunan
60
masjid dengan dana donasi kaum muslimin baik dari dalam
ataupun luar negeri, menyelenggarakan seminar-seminar,
pelatihan-pelatihan, dan diskusi pengkajian Islam. Demikian
pula fungsi Dewan Hisbah sebagai lembaga tertinggi dalam
pengambilan keputusan hukum Islam di kalangan Persis,
serta Dewan Hisab dan Rukyat juga Dewan Tafkir semakin
ditingkatkan aktifitasnya dan semakin intensif dalam
penelaahan berbagai masalah hukum keagamaan,
perhitungan hisab, dan kajian sosial semakin banyak dan
beragam.
Setelah meniggalnya KH. Shiddiq Amien,
kepemimpinan PERSIS selanjutnya dipegang oleh Prof. Dr.
KH. M. Abdurrahman, MA (Masa Jihad 2010-2015), Persis
masa kini dihadapkan kepada tantangan yang jauh lebih berat
dari tantangan yang dihadapi pada masa-masa sebelumnya.
Tantangan tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealitas
umat manusia yang serba multiinterest yang berdimensi nilai
ganda dengan tuntutan hidup yang komplek pula.
Pada Muktamar 2015 di Jakarta terpilih KH.
Aceng Zakaria sebagai pelanjut kepemimpinan untuk masa
jihad (2015-2020). Tentu tentangan lebih besar telah
menanti, baik dari internal ataupun eksternal. Di tengah
kondisi masyarakat yang terus berkembang dengan berbagai
problematika sosial, ekonomi, politik, moral dan sebagainya,
Persis dituntut untuk lebih eksis dalam memberikan solusi-
solusi untuk problematika keumatan.
61
Persatuan Islam saat ini memiliki jenjang
kepemimpinan terdiri dari 19 Pimpinan Wilayah, 91
Pimpinan Daerah dan 369 Pimpinan Cabang, serta tiga (3)
Pimpinan Cabang Istimewa di luar negeri yaitu Mesir,
Madinah dan Islamabad.
Persatuan Islam membina hubungan baik dengan
berbagai organisasi massa, organisasi politik, pemerintah,
lembaga di dalam dan luar negeri, mempunyai jaringan
organisasi yang kuat, mempunyai ketegasan dalam pemikiran
hukum Islam, usia organisasi yang cukup panjang, para
tokoh pendiri yang mempunyai kontribusi di tingkat
Nasional dan internasional.
Kini Persis dituntut untuk lebih mengembangkan
konsep perjuangan (jihad) yang dinamis dalam menghadapi
tantangan dakwah yang semakin komplek. Persis dituntut
untuk melakukan koordinasi internal secara intensif, peka,
responsif dan selalu datang dengan solusi-solusi terhadap
problem keumatan. Hal ini tentu dengan terus memperkuat
dan memperdalam dasar keilmuan dan kajian hukum serta
pemikiran keislaman sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman.
62
B. Lambang, Visi, Misi, dan Program Jihad Jam’iyyah
Persatuan Islam
1. Lambang Jam’iyyah
Gambar 3.1: Lambang Persatuan Islam
2. Visi Jam’iyyah Persatuan Islam
Visi Jam’iyyah Persatuan Islam adalah
terwujudnya “Jamaah” yang sesuai dengan tuntunan al-
Qur`an dan as-Sunnah.
3. Misi Jam’iyyah Persatuan Islam
Misi Jam’iyyah Persatuan Islam adalah
sebagai berikut:
Mengembalikan umat kepada al-Qur`an dan as-
Sunnah,
Menghidupkan Ruhul Jihad, Ijtihad, dan Tajdid,
Mewujudkan Muwahid, Mujahid, Mujtahid, dan
Mujaddid,
Meningkatkan kesejahteraan Umat.
63
4. Program Jihad Jam’iyyah Persatuan Islam
a. Islahul Aqidah dengan jalan membasmi khurafat,
takhayul, dan syirik di kalangan umat Islam.
b. Islahul Ibadah dengan jalan membasmi bid’ah dan
taqlid, serta membimbing umat dengan tuntunan al-
Qur`an dan as-Sunnah.
c. Islahul Muamalah dengan jalan membimbing umat
dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, sosial,
budaya atas dasar al-Qur`an dan as-Sunnah.
d. Islahul Khuluqil Ummat, dengan jalan memperbaiki
akhlak masyarakat.14
C. Tujuan Persatuan Islam15
Pada dasarnya perhatian Persis ditujukan terutama
pada faham al-Qur`an dan as-Sunnah. Hal ini dilakukan
dengan berbagai aktifitas diantaranya mengadakan
pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok
studi, tadarus, mendirikan sekolah-sekolah (pesantren),
menerbitkan majalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai
aktifitas keagamaan lainnya.16
Tujuan utama Jam’iyyah
Persatuan Islam adalah terlaksananya syariat Islam
14
Shiddiq Amien, Panduan Hidup Berjamaah (Bandung: Tafakur,
2005) 83-84. 15
Dadan Wildan, dkk., Gerakan Dakwah Persatuan Islam ..., 38-42. 16
PP. Persis, “Qanun Asasi Qanun Dakhili (QAQD) Pedoman Kerja
Rencana Jihad 2015-2020 ..., 212.
64
berlandaskan al-Qur`an dan as-Sunnah secara Kaffah dalam
segala aspek kehidupan.17
Ketika Persis didirikan pertamakalinya pada
tanggal 12 September 1923 di kota Bandung, umat Islam
Indonesia pada umumnya masih terbelenggu oleh fatwa-
fatwa yang tidak berdasar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Mereka hanyut dalam arus praktik campuran antara unsur
Islam dan unsur pra-Islam. Sebelum Persis berdiri secara
resmi, telah terdengar semboyan dan suara yang menyerukan
agar umat Islam kembali kepada tuntunan Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Akan tetapi seruan-seruan itu tidak diikuti dengan
pemberantasan bid’ah, taqlid, dan syirik secara tegas dalam
praktik kehidupan keseharian. Malahan ada kelompok yang
bersemboyan Al-Qur’an dan As-Sunnah beranggapan bahwa
perjuangan dalam memberantas bid’ah, taqlid, syirik,
khurafat, dan takhayul itu hanya akan memecah-belah
persatuan di kalangan umat Islam. Persis tidak sependapat
dengan golongan yang seperti itu, sebab Persis malah
berpendapat bahwa selama kaum muslimin belum kembali
kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, selama itu pula kaum
muslimin tidak akan dapat menyusun persatuan yang hakiki,
membina kekuatan, dan membangun kekuasaan. Pandangan,
keyakinan, dan perjuangan Persis berpangkal pada sebuah
keyakinan (aqidah) bahwa tauhid tidak mungkin dapat
ditegakkan tanpa membasmi syirik, Sunnah tidak mungkin
dihidupkan tanpa memberantas bid’ah, dan ruhul intiqad
17
Shiddiq Amien, Panduan Hidup Berjamaah ..., 84.
65
tidak mungkin dapat dihidupkan tanpa memberantas taqlid.
Pandangan dan keyakinan Persis yang demikian itu telah
membentuk watak dan moral perjuangan Persis sejak awal.18
Tujuan dan cita-cita Persis diwujudkan dalam
Rencana Jihad sebagaimana tercantum dalam Qanun Asasi
(Anggaran Dasar) Persis.19
Bab II Pasal 1 tentang rencana
jihad umum sebagai berikut:
1. Mengembalikan kaum muslimin kepada pimpinan Al-
Qur’an dan As-Sunnah,
2. Menghidupkan ruhul jihad dalam kalangan umat Islam,
3. Membasmi bid’ah, khurafat, takhayul, taqlid dan syrik
dalam kalangan umat Islam,
4. Memperluas tersiarnya tabligh dan dakwah Islamiyah
kepada segenap lapangan masyarakat,
5. Mengadakan, memelihara, dan memakmurkan mesjid,
surau, dan langgar serta tempat ibadah lainnya untuk
memimpin peribadatan umat Islam menurut sunnah nabi
yang sebenarnya menuju kehidupan taqwa,
6. Mendirikan pesantren atau madrasah untuk mendidik
putra-putra Islam dengan dasar Al-Qur’an dan Sunnah,
18
Qanun Asasi dan Qanun Dahili Persatuan Islam, Bandung: PP. Persis,
1957, hlm. 4-5 dalam Dadan Wildan, dkk., Gerakan Dakwah Persatuan
Islam,” (Tangerang Selatan: Amana Publishing, 2015) 39. 19
Qanun Asasi yang dikutip adalah Qanun Asasi tahun 1957. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat kerangka berpikir Persis pada tahap awal. Tujuan
dan cita-cita Persis selalu dirumuskan kembali pada setiap Muktamar, lima
tahun sekali. Rumusan di atas dipilih karena dianggap mendasari Qanun Asasi
Persis pada periode berikutnya. Dalam Dadan Wildan, dkk., Gerakan Dakwah
Persatuan Islam (Tangerang Selatan: Amana Publishing, 2015) 39.
66
7. Menerbitkan kitab, buku, majalah dan siaran-siaran
lainnya guna mempertinggi kecerdasan kaum muslimin
dalam segala lapangan ilmu pengetahuan,
8. Mengadakan dan memelihara hubungan yang baik
dengan segenap organisasi dan gerakan Islam di
Indonesia dan seluruh dunia Islam, menuju terwujudnya
persatuan alam Islami.20
Sedangkan rencana jihad khususnya, tercantum di
dalam Qanun Asasi Bab II Pasal 2 sebagai berikut:
1. Membentuk hawariyyun Islam yang terdiri dari
muballighin dan muballighat dengan jalan mempertajam
serta memperdalam pengertian mereka dalam soal-soal
dan ajaran Islam,
2. Mendidik dan membentuk warga dan anggota Persis
supaya menjadi uswatun hasanah bagi masyarakat
sekelilingnya, baik dalam lapangan aqidah dan ibadah
maupun dalam muamalah,
3. Mengadakan tantangan dan perlawanan terhadap aliran
yang mengancam hidup keagamaan pada umumnya dan
hidup keislaman pada khususnya, seperti paham
materialisme, atheisme, dan komunisme,
4. Melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar dalam segala
ruang dan waktu, dan melawan golongan musuh-musuh
20
Qanun Asasi dan Qanun Dahili Persatuan Islam, Bandung: PP. Persis,
1957, hlm.6-7. dalam Dadan Wildan, dkk., Gerakan Dakwah Persatuan Islam,
(Tangerang Selatan: Amana Publishing, 2015) 40.
67
Islam dengan cara yang sepadan sesuai dengan ajaran
Al-Qur’an dan Sunnah.21
Pada Qanun Asasi Persis hasil Muktamar ke-11 di
Jakarta tahun 1995, dirumuskan bahwa tujuan Persis (Bab I
Pasal 4) adalah sebagai berikut:
1. Anggotanya mengamalkan ajaran Islam menurut
tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Sebagian anggotanya menjadi Thoifatun Mutafaqihuna
fi dien (sekelompok yang memperdalam agama) atau
ulama.
3. Kaum muslimin menempatkan dirinya pada aqidah dan
syariah Islam menurut tuntunan Al-Qur’an dan As-
Sunnah .
4. Para anggota dan Umat Islam di Indonesia umumnya
dapat ikut serta secara aktif dalam pembangunan
nasional, demi terwujudnya masyarakat adil makmur
yang diridlai oleh Allah Swt.
5. Umat manusia menjadi hamba Allah Swt. yang bertaqwa
kepada-Nya.
Tujuan ini dirumuskan dalam rencana jihad Bab I
Pasal 6 sebagai berikut:
1. Dalam lingkungan anggota ialah dengan mendidik dan
membina para anggota untuk:
21
Qanun Asasi dan Qanun Dahili Persatuan Islam, Bandung: PP. Persis,
1957, hlm.6-7. dalam Dadan Wildan, dkk., Gerakan Dakwah Persatuan Islam
(Tangerang Selatan: Amana Publishing, 2015) 40.
68
1) Menjadi uswatun hasanah bagi keluarga dan
masyarakat dalam mengamalkan syariat Islam.
2) Menjadi ulama, zuama, ashabun dan hawariyun
Islam dengan jalan memperkaya ilmu dan
memperdalam pengertian tentang ajaran Islam
sehingga mampu bertindak sebagai mubaligh dan
mubalighat.
3) Mengadakan, memelihara, dan memakmurkan
masjid, mushalla, dan wakaf.
4) Mendirikan dan mengembangkan lembaga-lembaga
pendidikan Islam.
5) Mengadakan dan mengembangkan perpustakaan
Islam.
6) Melaksanakan penelitian dan pengkajian ilmiah
keislaman dalam rangka memelihara dan mengem-
bangkan ruhul jihad.
7) Mengadakan dan mengembangkan penerbitan
keagamaan sebagai salah satu media dakwah.
8) Memelihara keutuhan jam’iyah dan mengembang-
kannya.
9) Menjadi pelopor dan pelaksana Ikramul Aitam.
10) Mendirikan lembaga kesehatan Islami.
11) Mendirikan lembaga-lembaga ekonomi Islami.
12) Mengadakan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakat-
an lainnya yang sejalan dengan tujuan jam’iyah.
69
2. Dalam lingkungan umat dengan :
1) Melaksanakan dakwah melalui berbagai cara dan
media yang ma’ruf.
2) Membela dan menyelamatkan umat Islam dari
gangguan musuh-musuh Islam dengan cara haqq
dan ma’ruf.
3) Menghidupkan dan memelihara ruhul jihad dan
ijtihad.
4) Membasmi bid’ah, khurafat, takhayul, taqlid, syrik,
dan munkarat lainnya.
5) Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan
segenap organisasi Islam lainnya baik nasional
maupun internasional sebagai perwujudan prinsip
kaljasadil wahid dalam menuju terwujudnya
bunyanul Islam.22
Secara ringkas, tujuan Persis pada dasarnya adalah
menginginkan terlaksananya syariat Islam berlandaskan Al-
Qur’an dan As-Sunnah secara kaffah dalam segala aspek
kehidupan untuk:
1. Menyelamatkan aqidah umat dan menyelamatkan umat
dalam beraqidah;
2. Menyelamatkan ibadat umat dan menyelematkan umat
dalam beribadat; dan
3. Menyelamatkan muamalah umat dan menyelamatkan
umat dalam bermuamalah dengan jalan:
22
PP. Persis, Qanun Asasi dan Qanun Dahili Persatuan Islam,
(Bandung: PP. Persis, 1995) 6-8.
70
a) Mengembangkan dan memberdayakan potensi
jam’iyah demi terwujudnya jam’iyah sebagai
shurotun mushagharatun ’anil Islam wa hikmatuhu
al-asma.
b) Meningkatkan pengamalan dan pemahaman
keislaman anggota khususnya dan umat Islam pada
umumnya sehingga tercipta barisan ulama, zuama,
ashabun dan hawariyun Islam yang senantiasa
iltizam terhadap Risalah Allah.
c) Meningkatkan kesadaran dan pemberdayaan
anggota khususnya dan umat Islam pada umumnya
dalam bermuamalat secara jama’i dalam setiap
aspek kehidupan.
D. Struktur Persatuan Islam
Sebelum masuk kepada struktur Pimpinan Pusat
(PP) Persatuan Islam, berikut sedikit dibahas tentang
organisasi otonom Persis .
1. Organisasi Otonom Persis
Organisasi otonom dalam jam’iyyah Persis ada
lima organisasi:
a. PERSISTRI; Persatuan Islam Istri. Adalah
organisasi ibu-ibu Persis, yang didirikan 11 Syawal
1355 H./25 Desember 1936 M. dalam konfrensi
Persis ke-3 di Bandung.
71
Persistri dibina oleh Persis sebagai pelopor
perjuangan di kalangan wanita untuk melaksanakan
rencana jihad Persis dalam berbagai bidang garapan,
antara lain bidang Jam’iyyah, bidang Tarbiyyah,
bidang Maliyah, dan kegiatan kemasyarakatan bagi
kaum ibu.
b. PEMUDA PERSIS; Pemuda Persatuan Islam.
Secara resmi menjadi bagian otonom Persis, pada 22
Maret 1936 diketuai oleh Juju Danuwikarta.
Aktivitas rutin yang digalakan tetap berdasar pada
kegiatan dakwah antara lain dengan mengirim para
muballigh Pemuda Persis ke cabang-cabang untuk
mengisi pengajian rutin dan insidental, membantu
Persis dalam penyelenggaraan pendidikan di pesan-
tren-pesantren, melakukan perdebatan-perdebatan,
mengisi acara ceramah di Radio, sampai menerbit-
kan majalah Pemuda Persis “Tamaddun” pada 1970,
meski terhenti pada lima nomor terbitan.
Selain kegiatan dakwah dan pembinaan rohani,
untuk membina fisik para pemuda diadakan
kegiatan olahraga dan beladiri seperti Thifan
(Turfan) yang berasal dari Turkistan, dan Taesyu
Khan yang berasal dari kebudayaan Mogul Muslim.
Hingga setelah Muktamar Pemuda Persis ke-7
diketuai Drs. H. Entang Mukhtar, ZA (1990-1995)
dilajutkan oleh H. Atif Latifulhayat, SH (1995-
72
2000) Pemuda Persatuan Islam diwarnai dengan
atkivis dakwah kampus.
c. PEMUDI PERSIS; Pemudi Persatuan Islam, secara
resmi bergabung menjadi otonom Persis pada 28
Februari 1954, dengan nama Jam’iyyatul Banaat.
Kegiatan rutinnya sejak awal bediri adalah (1)
menyelenggarakan pengajian rutin dan bulanan di
gedung Persistri, (2) menghadiri dan memberikan
ceramah triwulan di cabang-cabang, (3) ikut serta
dalam pengajian-pengajian yang diselenggarakan
oleh Persistri, (4) mengikuti kegiatan Tahmiedul
Muballighat, (5) memberikan pelajaran di madra-
sah-madrasah dan ibu-ibu di lingkungannya, (6)
mengisi siaran Mimbar Islam di Radio-radio dan
siaran “Bina Mentalia” di radio Dwikarya Bandung,
(7) menyebarluaskan majalah dan buku-buku
terbitan Persis, dan serangkaian aktivitas keagamaan
lainnya.
d. HIMA PERSIS; Himpunan Mahasiswa Persatuan
Islam serta HIMI PERSIS; Himpunan Mahasiswi
Persatuan Islam. HIMA dan HIMI lahir sebagai
bagian dari dinamika perjuangan Persis yang
bertujuan mengamalkan syariat Islam dalam segala
aspek kehidupan. Kelahirannya sangat tepat, sebab
perjuangan mengamalkan syariat Islam berdasarkan
al-Qur`an dan as-Sunnah bisa sempurna apabila
seluruh komponen umat terlibat didalamnya,
73
termasuk mahasiswa sebagai generasi muda
intelektual.
HIMA dan HIMI Persis didirikan pada 24 Maret
1996 di Cianjur dengan tujuan membentuk insan
akademis, mujaddid, revolusioner, dan berkepri-
badian Islami menurut al-Qur`an dan as-Sunnah.23
2. Struktur Pimpinan Pusat Persatuan Islam
Dikutip dari website resmi Persatuan Islam
(Persis) www.persis.or.id., Tasykil Pimpinan Pusat
Persis (PP Persis) Masa Jihad 2015 – 202024
adalah
sebagai berikut:
PARA KETUA
Ketua Umum : KH. Aceng Zakaria
Wakil Ketua : Dr. H. Jeje Jaenudin, M.Ag.
Ketua Bidang Jamiyah : H. Ihsan Setiadi Latif, M.Si.
Ketua Bidang Tarbiyah : Dr. H. Irfan Safrudin, M.Ag.
Ketua Bidang Dakwah : KH. Wawan Shofwan
Ketua Bidang Maliyah : Drs. H. Uyun Kamiludin, SH., MH.
Ketua Bidang Hubungan : Dr. H. Dody S. Truna, MA.
Masyarakat & Kelembagaan
PARA SEKRETARIS
Sekretaris Umum : H. Haris Muslim, Lc, MA
Wakil Sekretaris Umum : Aay Muhammad Furqon, M.Si.
Sekretaris Bidang Jamiyah : H. Erdian, S.Ag.
23
Shiddiq Amien, Panduan Hidup Berjamaah ..., 143-154. 24
Website Resmi Persatuan Islam, http://Persis .or.id/tasykil-pp-Persis -
masa-jihad-2010-2015/, diakses 05 Desember 2017, pukul: 17:39.
74
Sekretaris Bidang Tarbiyah : Drs. H. Asep Saefudin Badru
Sekretaris Bidang Dakwah : H. Supriatna, S.Pd., M.Pd.I.
Sekretaris Bidang Maliyah : H. Latif Nasharuddin, ST., MM.
Sekretaris Bidang Hubungan : Komarudin Soleh
Masyarakat & Kelembagaan
PARA BENDAHARA
Bendahara Umum : H Andi Sugandi
Bendahara 1 : H. Ruspendi
Bendahara 2 : H. Rosid
PARA KETUA BIDANG GARAPAN (BIDGAR)
a) Bidang Jam’iyyah:
Pembinaan dan pengembangan : H. Sulwan Kosasih, SH.
Sumber Daya Insani
Pembinaan Jamiyah : Drs. H. Uu Suhendar, M.Ag.
Pengembangan Jamiyah : H. Salam Rusyad
Siyasah Jamiyah : Dr. Asep Saeful Mimbar, M.Ag.
b) Bidang Tarbiyah:
Pendidikan Tinggi dan : Dr. Badri Khaeruman, M.Ag.
Ma’had Aly
Pendidikan Menengah : Dr. H. Dedeng Rosyidin, M.Ag.
Kepesantrenan
Pendidikan Dasar dan : Dr. H. Darwis, M.Pd.
Menengah Umum
Pendidikan Dasar, : H. Hasan Natsir
Usia Dini dan Khusus
75
c) Bidang Dakwah:
Pengembangan Dakwah : Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum
dan Kajian Keislaman
Sumber Daya Dakwah : Drs. H. Uus M. Ruhiyat
Komunikasi Dakwah : H. Nurmawan, M.Ag.
dan Kemasjidan
Bimbingan Haji dan Umroh : Drs. H. Anwarudin, M.Ag.
d) Bidang Maliyah:
Perwakafan : H. Ikun Suharyadi, SH.
Perzakatan : Dr. H. A. Hasan Ridwan, M.Ag.
Ekonomi dan Keuangan : Latif Awaludin, S.Ag., MA., MH.
Sosial : Ir. H. M. Faisal Nursyamsi, MBA.
Pengembangan Sarana Fisik : H. Ahmad Husein
Kepala Rumah Tangga : Ir. H. Rudi Tanuwijaya
Bidang Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan
Komunikasi dan Informasi : H. Jejen Jaenudin, M.Pd.I.
Hubungan antar Lembaga : Drs. H. Nanang H., M.Pd.
dan Organisasi
Hubungan Luar Negeri : H. Yusuf Burhanudin, Lc., M.Pd.I.
Konsultasi dan Bantuan : H. Yudi Wildan Latif, SH., MH.
Hukum
e) DEWAN-DEWAN
DEWAN HISBAH:
Ketua : KH. M. Romli
Sekretaris : KH. Zae Nandang
Wakil Sekretaris : H. Wawa Suryana Hidayat
76
Anggota 1. Prof. Dr. KH. M. Abdurrahman, MA.
2. KH. A. Zakaria
3. KH. Ad-Dailamy Abu Hurairah
4. KH. Lutfi Abdullah Ismail, Lc.
5. KH. Ahmad Mubin, Lc.
6. KH. Taufiq Rahman Azhar, S.Ag.
7. KH. Rahmat Najib, M.Pd.
8. KH. Drs. Uus Muhammad Ruhiyat
9. KH. Ade Abdurrahman, Lc.
10. KH. Drs. U. Jalaluddin, M.Ag.
11. KH. Drs. A. Daeroby, M.Ag.
12. Dr. KH. Jeje Jaenudin, M.Ag.
13. KH. Salam Rusyad
14. Drs. H. Uu Suhendar, M.Pd.l.
15. Dr. Nasrudin Syarif, M.Pd.l.
16. Drs. H. Hamid Shiddiq, M.Ag.
17. Dr. KH. Dedeng Rosyidin, M.Pd.
18. Amin Mukhtar
19. H. Husen Zaenal M., Lc., M.Pd.I.
20. H. Haris Muslim, Lc, MA.
21. H. Teten Romli Qomaruddin
22. Fatahillah, Lc., MA.
23. Suud Hasanudin, Lc., MA.
DEWAN TAFKIR:
Ketua : Dr. Amin Fauzi, M.Si.
Wakil Ketua : Dr. H. Rahmat Effendi, M.Pd.I.
Sekretaris : H. Lutfi Lukman Hakim, Lc. M.H.
77
Anggota 1. H. Yusuf Badri, M.Ag.
2. Lam-lam Pahala, M.Ag.
3. Drs. H.M. Amin Jamaludin
4. Dr. H. Hamdani Hamid, MA.
5. Drs. H. Syamsul Falah, M.Ag.
6. Yusep Sholehudin, M.Pd.I.
7. Drs. Asep Saeful Mimbar, M.Ag.
8. Drs. Ahmad Agus Sulthoni, M.Ag.
9. H. Danis Wijaksana, Lc., M.Si.
10. H. Arif Rahman Hakim, Lc., M.Ag.
11. Uus Rustiman, Lc., M.Hum.
12. Latif Awaludin, MH., MA.
13. Tatang Muttaqin, M.Sc.
14. Dr. Malki Ahmad Nasir
15. Dr. Khoerul Fuad
16. H. M. Yamin, SH., MH.
17. Dr. Muslim Mufty
18. Dr. Ulil Amri Syafri
19. Nurkholis Ridwan, Lc.
20. H. Akmal Burhanudin, Lc., MM.
21. Wildan Hasan, M.Pd.I.
22. Zaki Mubarak, M.Ag.
23. Pepen Irpan Fauzan, M.Si.
24. Arta Wijaya
25. Cedin Rosyad Nurdin, M.Kom.
26. Dr. H. Jajang Sobari
27. Nurhakim Zaki, Lc.
28. Dr. Maman Sumpena
78
DEWAN HISAB DAN RUKYAT:
Ketua : H.M. Iqbal Santoso
Wakil Ketua : H. Syarif Ahmad Hakim, MH.
Sekretaris : Drs. H. Acep Saefudin Maksum, M.Ed.
Anggota 1. KH. M. Abdurrahman KS.
2. Hilman Syaukani, M.Pd.
3. H. Hasan Natsir
4. Dindin Syawaludin, M.Ag.
5. Usman Burhanudin
6. Agus Salim
PARA KETUA BADAN OTONOM:
Pimpinan Pusat Persatuan : Dra. Lia Yuliani, M.Ag.
Islam Istri (PP. PERSISTRI)
Pimpinan Pusat Pemuda : H. Eka Permana Habibillah
Persis
Pimpinan Pusat Pemudi : Hj. Gyan Puspa Lestari, Lc. M.Pd.
Persis
Pimpinan Pusat Himpunan : Nizar Saputra, S.Pd.
Mahasiswa (HIMA Persis)
Pimpinan Pusat Himpunan : Rima Destiani
Mahasiswi (HIMI Persis)
E. Gambaran Strategi Dakwah Persatuan Islam
Untuk memantapkan dan mengendalikan aktivitas
tablig para mubalig Persis, pada tanggal 1 April 1937
Pengurus Besar Persis mengeluarkan maklumat tentang
penyajian materi tablig. Adapun isi maklumat tersebut adalah
sebagai berikut:
79
1. Persatuan Islam sebagai perkumpulan tidak menetapkan
salah satu hukum agama atas nama perkumpulan;
umpamanya Persis memutuskan ini halal, atau Persis
memutuskan itu haram.
Persatuan Islam berpendirian bahwa hukum agama yang
berdasakan kepada Al-Qur’an dan Hadits, tidak perlu cap
officiel yang diberi oleh salah satu perkumpulan.
Masalahnya dikuatiri, bahwa cap officiel itu bisa
menghalangi kemerdekaan dalam menetapkan hukum
Islam ataumemeriksa keterangan-keterangan agama, dan
menjauhkan mereka dari pokok-pokoknya yang asal.
2. Persatuan Islam mempunyai satu bahagian pustaka yang
memeriksa masalah-masalah agama dan menyiarkan
keputusannya, yang diambil dengan alasan-alasan Al-
Qur’an dan Hadits, sehingga bisa dipertimbangkan dan
dibandingkan oleh orang-orang yang membacanya.
3. Persatuan Islam mengundang tiap-tiap muslim, untuk
berdialog bilamana ia pandang keputusan itu keliru
dengan membawa alasan-alasannya.
4. Persatuan Islam mewajibkan kepada mubaligh-mubaligh
Persis supaya selalu memperhatikan tiap-tiap masalah
yang disiarkan oleh Persis bahagian pustaka juga menegor
bilamana mereka berpendirian lain, dengan membawakan
alasan-alasan pendirian mereka pula.
80
5. Tegoran dalam kalangan Persis ini, menurut cara berikut:
a. Dengan surat langsung kepada P.B. Persis (Pengurus
Besar Persatuan Islam) dan salinannya kepada Persis
bahagian pustaka.
b. Dengan rembukan yang teratur menurut organisasi.
6. Persis bahagian pustaka bersedia setiap waktu ruju dari
pendiriannya yang salah dan mengumumkan seluas-
luasnya supaya menjadi perhatian dan pertimbangan tiap-
tiap muslim yang membaca.
7. Cara bantahan salah satu anggota atau mubaligh sebelum
menegor atau bertukar pikiran terlebih dahulu sebagai-
mana yang dimaksud di atas (poin 5), sehingga dianggap
bukan sebagai tegoran, melainkan sebagai cara yang
merusak keamanan dalam perkumpulan. Cara membantah
yang macam ini akan diurus oleh P.B. Persis menurut
Qanun Persis. Tetapi isi bantahan yang macam ini pun
akan mendapat perhatian yang penuh juga dari P.B. Persis
dan Persis bahagian pustaka sebagaimana perhatian yang
diberikan kepada tegoran yang teratur (lihat poin 5)25
F. Program ‘Persis DakwArt’
Persis DakwArt adalah sebuah komunitas pemuda-
pemudi penggiat Dakwah Persatuan Islam (Persis) dari
berbagai latar belakang. Mereka terdiri dari Anggota
25
Majalah Al-Lisan, Bandung: Persatuan Islam, 1937, No.16, hlm. 38.
Dalam Dadan Wildan, dkk., Gerakan Dakwah Persatuan Islam, (Tangerang
Selatan: Amana Publishing, 2015) 67.
81
organisasi otonom Pemuda-Pemudi Persis, mahasiswa,
alumni bahkan siswa atau santri sekolah dan pesantren-
pesantren Persis. Mereka mempunyai minat yang sama
terhadap desain grafis, kemudian dimanfaatkan untuk
membuat konten Dakwah dengan pemahaman Persis.
Persis DakwArt sendiri merupakan program yang
datang dari komunitas yang ada Jam’iyyah Persis, yang
kemudian diadopsi oleh Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP.
Persis) di bawah bidang garapan Komunikasi dan Informasi
(Bidgar Kominfo) sebagaimana yang diungkapkan oleh Jejen
Zaenudin sebagai ketua Bidgar Kominfo PP. Persis.
“Itu merupakan produk kita walaupun ada sebagian
yang datang dari mereka, DakwArt misalkan muncul
dari komunitas teman-teman yang memang menyukai
(dan) karena memiliki kompetensi dalam bidang itu,
mereka merapat ke kita. Kebetulan kalau untuk
DakwArt kita belum bisa SK-kan (Surat Keputusan
PP Persis, pen.) secara resmi tapi secara komunikasi
itu sudah jalan In Sya Allah di bulan-bulan ini, kita
akan resmikan bahwa ini adalah milik Jamiyyah
Persis di bawah Bidgar Kominfo.
Saya mengapresiasi kinerja, kompetensi dan
keinginan teman-teman untuk membantu bagaimana
Persis didakwahkan dengan berbagai cara, dengan
berbagai sisi saya mengapresiasi sekali, In Sya Allah
itu akan saya fasilitasi di PP Persis, kita tidak akan
membiarkan potensi-potensi itu berseliweran. Nanti
82
kita akan wadahi sehingga nanti akan lebih rapih lagi
lebih terarah lagi dan lebih terevaluasi lagi, dan kita
akan juga lihat nanti hasilnya seperti apa.”26
Berikut pemaparan Program Persis DakwArt yang
penulis deskripsikan sesuai dengan data wawancara dengan
Kang “Oid” Kholid Barkah, Desainer Senior Persis DakwArt
yang juga sebagai admin media sosial Persis DakwArt.27
Dari segi Pengertian, Persis DakwArt adalah terdiri dari dua
kata “Persis” dan “Dakwart,” dirunut dari segi bahasa Persis
“Persatuan Islam” dan DakwArt singkatan dari Dakwah dan
Art. Secara makna kita mengedepankan nama Persis, karena
ini lahir dari Jam’iyyah, untuk Jam’iyyah, dan oleh
Jam’iyyah. Pokonya yang kita lakukan adalah dakwah
mengajak, menghimbau, memberikan informasi, boleh
berbentuk perintah, larangan, berbentuk himbauan dengan
menggunakan Art. Art ini secara bahasa, dari bahasa Inggris
yang kita ambil ke dalam bahasa Indonesia sebagai Seni,
maka Persis DakwArt mempunyai berdakwah dengan seni.
26
Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018. 27
Wawancara pribadi, dengan Kang Oid Kholid Barkah, Pada 20
Desember 2016.
83
Gambar 3.2: Lambang Persis DakwArt
Sumber: www.facebook.com/Persis dakwart diakses 11 juli
2019 pukul 22.00
Namun yang jadi patokan tujuan dakwah kita
bukan seni secara keseluruhan, karena kalau kita kaitkan seni
ini cakupannya luas. Bisa seni musik, seni lukis, seni tari,
seni rupa, dan lain sebagainya. Karena sekarang ini di Era
Digital dengan medianya media sosial, kita hanya
menggunakan art ini sebagai desain grafis. Sebenernya jika
kita mempunyai keinginan untul lebih menggema, nama
Persis DakwArt bukan hanya desain grafis, tapi bisa dengan
seni tari seni musik dan lain sebagainya, yang intinya berupa
seni untuk tujuannya berdakwah itu cita-cita kita kedepan.
84
Di Persatuan Islam Jam’iyyah Persis, saya ingin
berdakwah dengan desain grafis yang berupa himbauan,
ajakan, perintah, dan larangan. Persis DakwArt ini dulu
namanya “Persis Art,” namun karena melihat dari yang lain
kita ada kesamaan nama dengan Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) dengan program PKS Art, hingga kita rubah agar
memiliki perbedaan dengan yang lain.
Kita mengedepankan Dakwah secara Qur’an-
Sunnah secara elegan, sekalipun kita baru dari dunia sosial,
namun kita tidak pernah memprovokasi. Diusahakan tidak
memprovokasi dengan tidak menggunakan kalimat-kalimat
yang rasis, tidak menggunakan bahasa-bahasa yang
mencolok. Kemarin kita membuat satu konsep poster itu
untuk Ahok, sebut ada ‘penjarakan Ahok,’ dan lain
sebagainya. Kita pandang tidak bertentangan, karena
memang ini satu kesepakatan dari para ulama sehingga kita
ikut menyuarakan aspirasi masyarakat pada saat itu.
Meskipun secara pribadi jujur kita agak risih
ketika kita membuat poster yang bernada provokasi, karena
kita tahu Persis memang terkesan galak ketika berdakwah,
namun saya ingin membawa DakwahArt ini mempunyai
kesan lebih halus, lebih soft dalam dakwah, lebih lembut
tanpa menggunakan provokasi dan lain sebagainya.
Sehingga harapan kita ketika orang lain melihat
poster kita itu, mereka mempunyai kesan “ohh ini Persis
lohh, ohh ini lohh yang diinginkan Persatuan Islam, ohh ini
Qur’an-Sunnah, ohh inilah ajaran Rasul, ohh ini lohh agama
85
Islam” kurang lebih ingin seperti itu. Jangan sampai
oranglain ketika melihat poster yang dibuat oleh anak-anak
Persis DakwArt itu, merasa “lohh kok gini Islam?” Jadi
jangan seperti ini, sehingga setelah acara kemarin
(demonstrasi tentang penjarakan Ahok) kita agak mengu-
rangi tensi konten poster yang mengarah ke arah provokatif.
Walaupun In Sya Allah besok ketika untuk aksi
Aleppo ada satu poster yang memang agak provokasi, tapi itu
untuk menyuarakan aspirasi kepada pemerintah. Jadi kita
anggap tidak masalah karena tetap berada dalam koridor, itu
yang pertama dalam pertimbangan konten poster Persis
DakwArt.
Yang kedua kita pun ada Dewan Pertimbangan
ketika karya ini mau upload, kita digodog (dikaji) secara
materi atau konten, apakah ini menyinggung masyarakat,
apakah ini mengandung memprovokasi. Bahkan kita sangat
hati-hati, jangan sampai poster ini menjadi blunder terhadap
Persis, itu yang kita jaga.
Itu secara nama, jadi dari nama ini menggam-
barkan visi misi, tujuan bagaimana Persis kedepan itu seperti
ingin mengawal bagaimana jalannya Dakwah Persatuan
Islam dengan Persis DakwArt.
Dari latar belakang lahirnya Persis DakwArt, kami
merasakan Persis sangat jauh tertinggal secara teknologi dan
informasi dibandingkan Organisasi Masyarakat (Ormas)
Islam yang lain. Nahdatul Ulama (NU) sudah mempunyai
komunitas atau program (dakwah dengan poster) “NUtizen"
86
namanya. NUtizen kurang lebih sudah hampir puluhan tahun
bisa aktif di media sosial, begitupun Muhammadiyah dan
lain sebagainya. Sedangkan Persis baru memiliki akun resmi
fanspage facebook, instagram, twitter dan lain sebagainya
akhir tahun 2016 ini.
Sejarah Persis di media sosial tidak terlepas dari
salah satu tokoh pemuda ini, yakni kang Ryan Alfiana.
Beliau menjadi penggerak sekaligus menjadi pemimpin
admin (administator) akun resmi media sosial Persis, beliau
sekarang duduk sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat
Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Sekum PP HIMA
Persis). Beliau bercerita kalau tidak salah ketika tahun 2008,
beliau inisiatif membuat fanspage facebook dengan nama
Persatuan Islam. Beliau merintis dari 2008 ketika beliau
masih duduk di bangku Mu’allimin (aliyah) terus sampai
kurang lebih tahun 2014 atau 2015, hingga banyak dilirik
oleh masyarakat, sampai dapat ditangkap reaksi masyarakat
kurang lebih “ohh Persis punya Facebook,” yang akhirnya
fanspage facebook memiliki banyak pengikut.
Pada Mukhtamar Persis tahun 2015, kang Alvin
secara pribadi menghibahkan akun ini untuk Pimpinan Pusat
Persatuan Islam (PP. Persis). Karena memang kalau mem-
buat dari awal lagi prosesnya membangun akunnya akan
lama, diberikanlah akun-akun tersebut kepada Bidang
Garapan Komunikasi dan Informasi Pimpinan Pusat Pemuda
Persatuan Islam (Bidgar Kominfo PP Pemuda Persis) dan
kang Alvin sendiri menajdi admin-nya. Jadi secara de facto
87
awalnya fanspage facebook Persis itu dimiliki secara pribadi
oleh kang Alvin, kemudian diberikan kepada PP. Persis,
berikut juga akun-akun di sosial media lainnya seperti akun
resmi Persis di twitter, juga di Instagram, begitulah cerita
hingga Persatuan Islam memiliki akun-akun resmi di media
sosial.
Sebelumnya Persis hanya memiliki website dengan
alamat www.persatuanislam.or.id, namun website ini di-hack
kurang lebih satu tahun eror bahkan sampai menjadi vakum.
Alhamdulillah mulai bangkitnya Persis di media sosial ketika
terpilihnya al-Ustadz KH. Aceng Zakaria pada tahun 2015,
PP Persis juga PP Pemuda Persis bergerak merambah dunia
maya satunya adalah Persis DakwArt.
Persis DakwArt itu lahir di tahun 2014, pelopornya
kang Alvin juga. Kang Alvin membuat Persis DakwArt sama
kang Rasyid Gazhali yang berasal dari Pesantren Persatuan
Islam (PPI) di Cianjur, beliau anggota PP HIMA Persis juga.
Kang Rasyid ini mengelola blog pribadinya dengan nama
nineteenboys, dengan alamat www.nineteenboys.blogspot.
com. Inilah orang-orang yang membuat adanya Persis
DakwArt pada tahun 2014, dengan pergantian nama dari
“Persis Art” menjadi “Persis DakwArt.”
Terus untuk saya pribadi tahun 2015 saya mulai
masuk bergabung menjadi pengurus dan menjadi admin di
facebook Persis DakwArt. Awalnya saya sendiri mengenal
kang Alvin itu ketika masih menjadi santri Mu’allimin
Pesantren Persis Rancabogo Garut, saya menjadi Ketua
88
Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Persis (PD IPP) Garut dan
kang Alvin sebagai Ketua Pimpinan Daerah HIMA Garut,
jadi sering mengadakan kegiatan bareng.
Saya bisa mendesain itu ketika kelas dua
Mu’allimin, mulai aktif mendesain di Pesantren juga
Pimpinan Daerah Persis (PD. Persis) Garut. Tetapi belum
digali lebih dalam karena belum fokus untuk menekuni
bidang desain grafis, belum banyak berkarya pada saat itu
karena memang smartphone android juga media sosialnya
belum punya ketika tahun tesebut.
Jadi secara lahiriyah atau secara biologis, dalam
dunia aktivis saya merupakan anak buah kang Alvin, dari PD
IPP dan PD HIMA Persis Garut. Namun untuk masalah ilmu
desain grafis saya tidak ada, saya tidak pernah belajar kepada
kang Alvin karena memang sebelumnya saya tidak tahu
bahwa kang Alvin itu seorang desainer juga.
Postingan Pertama kali, yakni di tahun 2014 ketika
saya lulus Mu’allimiin. Saya mulai bergabung, karya saya
yang pertama masuk itu adalah “20 cara mengajar ala
Rasulullah Saw.” Kalau tidak salah itu album pertama, yang
saya buat 20 poster di facebook.
Pertama mulai masuk, saya masuk begitu saya
punya whatsapp, udah aktif di facebook, dari sana saya mulai
menjadi admin Persis DakwArt. Pada periode ini Persis
DakwArt itu tidak terlalu booming karena memang masih
eksklusif, masih orang-orang tertentu yang melihat fanspage
Persis DakwArt ini, yakni temen-temen kang Alvin yang satu
89
tim, kemudian temen saya di facebook jadi tidak terlalu
booming.
Kemudian setelah saya masuk Persis DakwArt,
saya melihat karena di whatsapp saya punya kurang lebih
ada 25 grup, jadi sebelum saya upload di fanspage, itu saya
upload dulu di grup whatsapp, di grup Telegram juga, lalu
setelah itu saya upload di fanspage facebook. Sehingga
orang-orang itu sebelum lihat Persis DakwArt di facebook,
mereka sudah terlebih dahulu punya di whatsapp sendiri,
mereka otomatis langsung melihat poster itu di fanspage
facebook, sehingga setiap postingan menjadi agak banyak
like-nya. Itu merupakan konsepnya dahulu, bagaimana
temen-temen yang di satu grup whatsapp saya mengenal
Persis DakwArt.
Mungkin karena kesibukan kegiatan, sekarang
yang terkenal dengan Persis DakwArt bukan Kang Alvin,
tapi saya. Karena memang yang mempropaganda,
menggalakan di whatsapp, sehingga orang-orang mengenal
DakwArt itu pasti Oid, itu sudah menjadi laqob (julukan),
sudah jadi trend tersendiri jika Persis DakwArt pasti Oid.
Dari tahun 2015 saya masuk terus upload karya,
kurang lebih satu hari itu jumlah like bisa 300-500, jumlah
share kurang lebih 10-50, read atau jangkauan bacanya
kurang lebih 1.000-2.000. Terakhir yang mendapat terbanyak
itu, 2.000 share dan yang janggkauan bacanya kurang lebih
100.000 orang.
90
Masih tahun 2015 ketika bulan Ramadhan saya
mulai gencar kembali mengupload karya, karena Ramadhan
ini menjadi momen, sebuah momen untuk berakwah. Saya
membuat suatu template yaitu satu konsep desain untuk
poster Dakwah ramadhan. Kontennya dari mulai sejarah
Ramadhan, dari tanggal Ramadhan, do’a-do’a buka shaum,
adab-adab shaum, kurang lebih ada 60 karya yang saya buat
sendiri. Saya buat itu rutinitas, saya upload, setiap hari
kurang lebih ada dua poster saya upload pagi-pagi dan sore
selama Ramadhan satu bulan penuh.
Lama kelamaan ini mulai menggiat karena saya
sering upload di grup whatsapp, banyak temen-temen juga
banyak orang-orang berminat ingin ikut Persis DakwArt.
Ada yang chat di inbox facebok “kang saya ingin ikutan,
kang ini karya saya ingin diupload,” dan sebagainya.
Saya berinisiatif untuk mengadakan sebuah forum
pertemuan berjuluk “SilArturahmi” sebagai wadah open
recruitmen (oprek), menjawab pertanyaan temen-temen di
facebook Persatuan Islam juga di akun Pemuda Persis. Acara
SilArturahmi tersebut terdiri dari HIMA Persis dan IPP,
mereka ingin berkarya juga mempunyai keahlian desain
grafis, saya kumpulkan. Meskipun saya hanya modal inisiatif
pribadi, kemudian laporan ke kang Alvin, “kang alvin
banyak temen-temen kita yang ingin ikutan, kita adakan
oprek yukk,” dan Kang Alvin menjawab iya.
Saya follow up langung bekerja, saya buat
posternya, saya yang mengadakan sayembara, saya yang
91
membuat format, juga yang menerima sms pendaftaran.
Sampai satu ketika, karena saya masuk di grup PP Pemuda
Persis, Ustadz Eka ketua PP Pemuda Persis mengajukann
penawaran, “Oid DakwArt di bawah pemuda we lah! (di
bawah PP pemuda Persis saja).” Sebenarnya saya tidak
terlalu senang, karena saya mempunyai keinginan langsung
ke PP Persis, sehingga saya bilang “ustadz saena, lebih baik
ku Persis, tapi upami ku pemuda wae sae, (lebih baik sama
PP Persis, tapi jika sama PP Pemuda bagus juga)” itu
bahasa saya meskipun disalahkan sama ustadz eka, “ceunah
hayang ku Persis, tapi ku pemuda keun bae, kumaha?
(kataya pengen sama Persis tapi sma pemuda tidak apa-apa,
gimana nih?)”
Intinya begini saya ingin Persis DakwArt itu
diambil oleh PP Persis tetapi Ustadz Eka berpikir “alah di
Persis mah lila birokrasi na, riweuh kaditu kadieu na,
riweuh jeng kolot mah mending jeung pemuda (alah dengan
Persis itu lama proses birokrasinya, ribet ke sana sini, ribet
kalau sama orang tua, mendingan sama pemuda saja).”
Dari situ saya ngobrol dengan Kang Alvin, “kang gimana?”
Kata kang Alvin “sok we lah, gimana hade na (terus saja,
gimana baiknya).” Akhirnya saya menerma ajakan Ustadz
Eka, Persis DakwArt itu di bawah PP Pemuda Persis.
Kemudian mulai oprek dibuka, dalam satu hari pendaftar
telah ada 20 orang, itu hari pertama. Orang yang daftar
langsung buatkan grup (member Persis DakwArt), langsung
lempar ke grup member baru.
92
Sampai akhirya ada 60 orang pendaftar, jadi
member baru Persis DakwArt setelah oprek selama bulan
ramadhan, dari sana kita laporan sama Ustadz Eka.
Kemudian Ustadz Eka memberikan keputusaan, “Persis
DakwArt di bawah bidang Komunikasi dan Informasi
(Kominfo) Pimpinan Pusat Pemuda Persis.” Di Bidang
Kominfo PP Pemuda Persis itu ada (bidang) website IT, ada
yang programmer, dan dimasukan Persis DakwArt di bawah
bidang desain.
Tapi tetap tidak merubah nama menjadi “Pemuda
Persis DakwArt,” tetep kita dengan nama “Persis DakwArt,”
di logo pun tidak ada perubahan kita tidak menggunakan
logo pemuda. Sekalipun kang Alvin di HIMA Persis,
kemudian saya di IPP, tapi kita tidak menggunakan
organisasi masing-masing kita hanya membawa Persis saja.
Walaupun teman-teman di IPP menyaran-kan memasukan
logo IPP dalam Persis DakwArt, tapi saya berpkir enggak, ini
lebih baik, kita mengedepankan Persis nya, dengan tujuan ini
milik Persis.
Mulai di sana kita bersama sekitar 60 member baru
mulai berkumpul setelah bulan Ramadhan, 60 orang ini
terbagi kepada beberapa daerah mulai dari Garut, Tasik, Kota
Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cimahi, dari
Bogor, dari Purwakarta, ada tujuh sampai delapan kota.
Para member baru ini kebanyakan Santri, 70%
kalangan santri, 30% dari kalangan Mahasiswa. Mahasiswa
kebanyakan dari mereka, dari Universitas Islam Negeri
93
(UIN) Bandung, ada yang di Politeknik Bandung
(POLBAN), ada yang Sekolah Tinggi Agama Islam
Persatuan Islam (STAIPI), ada yang di Imarat, Universitas
Komuter Indonesia (UNIKOM), kemudian Universitas
Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI), dan sebagainya.
Pertemuan pertama itu kita membahas, bagaimana
Persis DakwArt ini kedepannya seperti apa, apa yang kita
harapkan ketika ditanya Persis DakwArt, sampai hari itu kita
membentuk tujuh region. Tujuh region Persis DakwArt
sesuai dengan daerahnya masing-masing, untuk daerah Garut
silahkan dipegang oleh siapa, hal ini untuk memudahkan
mobilisasi Dakwah kita, jangan sampai terpusat. Jadi
pengennya ketika di Garut mengadakan event (acara),
mengadakan pengajian, silahkan kalian yang bikin poster,
ketika pesantren membutuhkan brosur, silahkan buat brosur,
itu kedepannya.
Namun ketujuh region ini tidak terlalu aktif karena
memang Sumber Daya Manusia (SDM)-nya juga masih
terbatas, kemudian dari kitapun tidak mengadakan pelatihan
secara khusus berjangka. Kang Alvin pribadi pernah menjadi
mentor para (Anggota Kominfo) Pemuda Persis di Kota
Bandung, yang mengadakan PD Pemuda Persis Kota
Bandung selama delapan pertemuan, karena kang Alvin yang
menjadi mentor, maka acara itu kita gabungkan bersama kita
di Persis DakwArt.
Orang sudah sepakat, Ustadz Eka hadir saat itu,
ikut membiayai, ikut membidani, meskipun kita belum
94
mendapatkan SK tetapi kegiatan kita sudah berjalan, sudah
mulai bahwa Persis DakwArt ini di bawah PP Pemuda Persis.
Dari sana kita sudah mulai kita membuat Telegram, yang
awalnya kita mulai dengan whatsapp, kita langsung
berpindah ke Telegram, dari sini kita mulai lebih aktif lagi,
mulai lebih giat lagi. Bagaimana seminggu sekali kita
membuat konten, apa nih yang kita buat kemudian merespon
masalah, dari sanapun terbentuk “Dewan DakwArt.” Dewan
pertimbangan yang memperhatikan dari konsep materi,
Dewan pertimbangan ini berisi ulama-ulama muda Persatuan
Islam, para asatidz-asatidz.
Meskipun kita masih belum memiliki dewan
standarisasi warna misalnya, untuk secara desain layout,
kemudian pewarnaan, itu hanya pribadi saja. Kita belum ada
mentor sendiri. Kang Alvin pun secara senior, kita anggap
senior, selalu hanya sharing di Telegram, bagaimana
memilih layout yang baik, dan sebagainya. Mulai lama
kelamaan, ini mulai berkembang lebih maju lagi, lebih
progresif, yang mengisi di fanspage facebook bukan hanya
saya tapi temen-temen yang lain sama ikut meng-upload,
tapi tetap yang menjadi Admin saya dan kang Alvin.
Dari sana Persis DakwArt mulai menggeliat, mulai
aktif, kita melihat jangkauan PP Pemuda Persis itu yang
mereka inginkan seperti apa, konsep-konsep Dakwah dan
kita pun melihat, merinci, yang layak di-share, yang layak
dikomentari itu apa di facebook.
95
Yang pertama, yang paling menarik minat mad’u
itu fatwa-fatwa Ulama Persis, jadi Fatwa Ulama Persis paling
menarik perhatian. Terbukti ketika saya membuat poster
Dakwah yang fotonya Ustadz Romli yang menjabat sebagai
Dewan Hisbah Persis, itu sampai saat ini menjadi poster
dengan like terbanyak, komentar terbanyak, share terbanyak,
hingga saat ini belum teralahkan. Itu konten fatwa ulama
yang jadi fokus, kita obati kebutuhan mad’u, juga berarti
masyarakat itu haus akan sosok para Ulama Persis, jadi kita
menggerakan anak-anak member untuk ikut membuat foto-
foto ulama Persis, karena yang menjadi kendala kita dulu
adalah bagaimana mencari foto-foto para ulama Persis.
Alhamdulillah sejak sejak Muktamar 2015
kemarin, Persis menggadakan Persis Photography, sebuah
komunitas pemuda Persis yang mempunyai minat pada
Fotografi di facebook, kita mulai bekerjasama dengan Persis
Photography. Persis Photography menyediakan foto para
ulama, kita yang mengeditnya, jadi kita berkolaborasi. Persis
Photography sendiri itu awalnya sama seperti kita
komunitas, namun langsung diambil oleh Kominfo PP Persis.
Jadi Persis Fotografi sebagai dokumentator di PP Persis, dan
berada di bawah asuhan Persis.or.id, sebagai reporter dam
sebagai dokumentator di awalnya.
Dari sana kita mulai bekerjasama dengan Persis
Photography, karena sama-sama Pemuda juga, kang Agus
(pimpinan Persis Photography) di PP Pemuda Persis, saya
juga di PP Pemuda Persis. Di bawah naungan PP Pemuda
96
Persis juga kita masuk, jadi secara sosial secara psikologis,
Persis Photography dan Persis DakwArt adalah komunitas
Pemuda Persis, walaupun secara struktural Persis
Photography itu dibawah Kominfo PP Persis, yakni
Persis.or.id, sedangkan Persis DakwArt di bawah PP Pemuda
Persis. Setelah kita dekat dengan Persis Photography, foto-
foto tersedia banyak Alhamdulillah, sudah mulai fokus
pertama kita adalah membuat poster para tokoh Ulama secara
konten.
Yang kedua, kitapun fokus terhadap masalah-
masalah yang muncul saat ini, kita merespon masalah.
Masalah Palestina misalnya, masalah apapun kita membuat
dan kitapun membuat poster dakwah sesuai dengan keadaan
hari ini. Contoh ada hari buruh kita buat, dan memperingati
kemerdekaan seperti apa, Idul Fitri-Idul Adha kita buat. Itu
konsep yang memang sesuai waktu saja bergulir, kita
merespon masalah di Masyarakat seperti apa, merespon
masalah-masalah di masyarakat dengan menggunakan adab-
adab, sebisa mungkin tidak memprovokasi masyarakat, itu
secara sejarah.
Untuk saat ini, kita memiliki member di Telegram
itu kurang lebih 230 orang, di whatsapp kita tidak terlalu
aktif, jarang aktif karena dipindah di Telegram saja untuk
menjadi media sharing, wadah pengurus, Dewan DakwArt,
dan para member DakwArt.
Perlu dicatat Persis DakwArt membernya banyak
dilirik oleh para pengusaha, mereka ditawari bekerja di
97
bidang jasa desain secara profesional, seperti kepada Kang
Alvin dan lainnya, juga ke temen-temen member. Namun apa
yang kita rasakan itu sangat sulit, karena memang awalnya
kita berawal dari Jam’iyyah, kita tidak memikirkan materi,
kita mendesain ikhlas-seikhlasnya karena berdakwah. Murni
mengalir tanpa ada embel-embel, tanpa ada iming-iming.
Berbeda ketika kita mengerjakan desain para pengusaha,
yang kita rasakan bukan tertekan, tapi karena tidak terbiasa
harus dikejar deadline, harus profesional, dan sebagainya,
sehingga kita hindari.
Kang Alvin sendiri pernah menjadi desainer di
perusahaan baju kloting south legend, saya juga masuk, dan
kang Alvin pun merasakan lebih enak di Persis DakwArt
untuk mengisi dakwah, karena enjoy lebih enak, temen-
temen lain pun sama lebih enjoy mengerjakan desain untuk
Persis DakwArt dari pada mendesain untuk para pengusaha,
untuk perusahaan, dan lain sebagainya, jadi kita difokuskan,
walaupun ada temen-temen yang hal ini dibawa ke ranah
profesional tapi sampai saat ini temen-temen belum terlalu
responsif terhadap tawaran seperti itu, entah itu kata dari
hati. Walaupun kita butuh keuangan tapi entah kenapa kita
memilih fokus berdakwah dengan ikhlas, itu bagi saya
menjadi kelebihan ketika mengelola akun ini.
In Sya Allah untuk program kedepan bisa dicatat,
kedepan kita ingin mengadakan pelatihan desain untuk
penguatan materi member, kalau dulu kita oprek sekarang
lebih ke penguatan member, temen-temen yang sudah masuk
98
kita gali, kita latih itu kita 8x (delapan kali) pertemuan, satu
minggu satu kali di Viadult (Kantor PP Persis) kita inginnya.
Kita pengennya dengan pemateri yang bisa
mempuni di bidangnya, kemudian kang Alvin, di tambah
dengan Persis Fotografi karena nanti kita berkutat bagaimana
memilih fotografi yang benar, bagaimana memilih foto-foto
yang sesuai, dengan keinginan kita mendesain tidak asal-
asalan itu keinginan kita In Sya Allah, minta do’anya.28
28
Wawancara pribadi, dengan Kang Oid Kholid Barkah, Pada 20
Desember 2016.
99
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Sebelum masuk kepada pembahasan utama bab ini,
penulis mengambil kesimpulan pengertian-pengertian yang telah
dikumpulkan pada bab sebelumnya. Berikut penulis rangkum
pengertian dari startegi, dakwah, dan strategi dakwah sebagai
berikut:
Pengertian strategi adalah susunan rencana yang dirancang
sedemikian rupa dengan sistematis, oleh individu maupun
kelompok, dengan mempertimbangkan kekuatan dan keku-
rangan yang dimiliki, kemudian dirancang sedemikian rupa
demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
Pengertian dakwah diungkapkan Jeje Zainudin dalam
bukunya Fiqih Dakwah Jam’iyyah, sebagai berikut:
“Dakwah adalah suatu usaha yang disengaja dan
direncanakan secara sistematis dalam mengajak,
menunjukan, menuntun, dan membimbing manusia ke
jalan Allah Swt. baik dengan lisan maupun
perbuatan, baik secara perorangan maupun
berkelompok untuk mencapai keselamatan hidup di
dunia maupun di akhirat dengan keridhaan Allah
Swt.”1
Pengertian strategi dakwah menurut Samsul Munir dan
Onong Uchjana Effendi dalam bukunya mengatakan:
“Strategi dakwah merupakan siasat, metode, taktik,
atau manuver yang digunakan dalam aktivitas
1 Jeje Zainudin, Fiqih Dakwah Jam’iyyah, Berjam’iyyah tidak Bid’ah
(Jakarta: Pembela Islam Media, 2012) 25.
100
kegiatan dakwah.2 Sedangkan menurut Onong
Uchjana Effendi: Strategi dakwah bisa diartikan
sebagai panduan dari perencanaan dan manajemen
dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Dan untuk
tujuan itu, pendekatan strategi dakwah bisa berbeda
sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.3”
Merangkum pengertian ahli di atas, sebagai persiapan
dakwah yang terorganisir demi tercapainya tujuan dakwah yang
dilakukan, maka sangatlah penting untuk membuat suatu strategi
sebagai jalan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan dakwah.
Dengan membuat strategi dakwah maka jelas apa yang
harus dilakukan, karena telah mempunyai rencana pelaksanaan
dakwah, kemudian apa plan b atau rencana kedua jika selama
pelaksanaan dakwah terjadi deadlock atau tidak sesuai rencana
awal, dan terakhir dapat melakukan evaluasi terhadap kegiatan
dakwah yang dilakukan, kemudian kembali menyusun rencana
sehingga tercapainya tujuan dakwah.
Kemudian untuk membuat suatu strategi dakwah, maka
perlu memperhatikan tiga tahapan strategi seperti yang
diungkapkan oleh Fred R. David yang penulis cantumkan pada
bab sebelumnya, yaitu tahap perumusan strategi, tahap
implementasi strategi, dan terakhir evaluasi strategi. Hal sedana
diungkapkan Bambang Hariadi dalam bukunya Strategi
Manajemen, ia mengatakan bahwa “proses strategi manajemen
pada dasarnya meliputi tiga langkah utama, yaitu perumusan
2 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta:
Amzah, 2008) 11-12. 3 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) 32.
101
strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.4 Lalu
bagaimana Strategi Dakwah yang dilakukan Persatuan Islam
(Persis) dengan Program “Persis DakwArt”-nya berikut penulis
uaraikan sebagai berikut.
A. Perumusan Strategi Dakwah
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan
langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk
membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan
strategis dan kemampuan organsasi, serta merancang strategi
untuk mencapai tujuan tersebut.5 Dalam perumusan strategi,
konseptor harus mempertimbangkan mengenai peluang dan
ancaman eksternal, menerapkan kekuatan dan kelemahan
secara internal, menetapkan suatu objek, menyiapkan strategi
alternatif dan memilih strategi untuk dilaksanakan.
Tahap perumusan strategi sangat dibutuhkan agar
dakwah dapat masuk atau diterima oleh berbagai mad’u yang
memiliki latar belakang yang berbeda. Juga merupakan tahap
yang paling menentukan, ibarat bangunan, maka perumusan
strategi merupakan pondasinya. Adapun langkah-langkah
perumusan strategi dakwah Persatuan Islam melalui Program
sebagai berikut.
4 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan
Perang Bisnis (Malang: Bayumedia Publishing, 2005) 4. 5 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi ..., 5.
102
1. Menentukan visi, misi, dan tujuan
Menurut Kang “Oid” Kholid Barkah salah satu
Desainer Senior dan admin Persis DakwArt, penentuan
nama menggambarkan visi, misi, dan tujuan program
Persis DakwArt, yakni mengawal Dakwah Persatuan
Islam. Berikut pemaparan yang dapat penulis jabarkan
dari data wawancara.
a. Visi
Mendakwahkan Qur’an-Sunnah secara elegan dengan
seni desain grafis, di Jam’iyyah Persatuan Islam
(Persis).
b. Misi
Berdakwah mengajak, menghimbau, memberikan
informasi, berbentuk perintah, larangan, serta
himbauan dengan menggunakan seni desain grafis
memanfaatkan perkembangan era digital sosial media.
Tujuannya sendiri adalah Mengawal jalan
Dakwah Persatuan Islam dengan Persis DakwArt, karena
program ini lahir dari Jam’iyyah, untuk Jam’iyyah, dan
oleh Jam’iyyah Persatuan Islam.
“Dari segi Pengertian, Persis DakwArt adalah
terdiri dari dua kata ‘Persis’ dan ‘DakwArt,’
dirunut dari segi bahasa Persis ‘Persatuan Islam’
dan DakwArt singkatan dari ‘Dakwah’ dan ‘Art.’
Secara makna kita mengedepankan nama Persis,
karena ini lahir dari Jam’iyyah, untuk Jam’iyyah,
dan oleh Jam’iyyah.
Pokonya yang kita lakukan adalah dakwah
mengajak, menghimbau, memberikan informasi,
boleh berbentuk perintah, larangan, berbentuk
103
himbauan dengan menggunakan ‘Art.’ Art ini
secara bahasa, dari bahasa Inggris yang kita
ambil ke dalam bahasa Indonesia sebagai Seni,
maka Persis DakwArt mempunyai berdakwah
dengan seni. Karena sekarang ini di Era Digital
dengan medianya media sosial, kita hanya
menggunakan art ini sebagai desain grafis.
Di Persatuan Islam Jam’iyyah Persis, saya ingin
berdakwah dengan desain grafis yang berupa
himbauan, ajakan, perintah, dan larangan. Kita
mengedepankan Dakwah secara Qur’an-Sunnah
secara elegan, sekalipun kita baru dari dunia
sosial, namun kita tidak pernah memprovokasi.
Diusahakan tidak memprovokasi dengan tidak
menggunakan kalimat-kalimat yang rasis, tidak
menggunakan bahasa-bahasa yang mencolok. Itu
secara nama, jadi dari nama ini menggambarkan
visi misi, tujuan bagaimana Persis kedepan itu
seperti ingin mengawal bagaimana jalannya
Dakwah Persatuan Islam dengan Persis
DakwArt.”6
Persis DakwArt mengedepankan berdakwah
dengan cara yang halus, kalem, dan elegan. Menggunakan
media poster digital yang disebarkan melalui sosial media
seperti facebook, instagram, whatsapp, dan telegram,
poster yang mereka buat didesain dengan semenarik
mungkin dengan pemilihan kata-kata yang efektif, sesuai
ajaran al-Qur`an dan as-Sunnah, tidak menyinggung
masyarakat, dan menjauhi kata-kata bernada provokatif.
Sehingga yang mereka inginkan timbul kesan yang baik
dari masyarakat, inilah wajah Islam, inilah Persatuan
Islam (Persis), mengubur kesan yang melekat kepada
6 Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 20
Desember 2016.
104
Persis, bahwa Persis itu keras dalam berdakwah.
Sebagaimana kutipan wawancara dengan Kang Oid:
“Kita tahu Persis memang terkesan galak ketika
berdakwah, namun saya ingin membawa
DakwahArt ini mempunyai kesan lebih halus, lebih
soft dalam dakwah, lebih lembut tanpa
menggunakan provokasi dan lain sebagainya.
Sehingga harapan kita ketika orang lain melihat
poster kita itu, mereka mempunyai kesan ‘ohh ini
Persis lohh, ohh ini lohh yang diinginkan
Persatuan Islam, ohh ini Qur’an-Sunnah, ohh
inilah ajaran Rasul, ohh ini lohh agama Islam’
kurang lebih ingin seperti itu. Jangan sampai
oranglain ketika melihat poster yang dibuat oleh
anak-anak Persis DakwArt itu, merasa ‘lohh kok
gini Islam?’ Jadi menghindari tensi konten poster
yang mengarah ke arah provokatif.”7
Inilah yang menjadi pedoman setiap poster
yang dibuat oleh Persis DakwArt, mendesain dengan
semenarik mungkin, mendakwahkan ajaran Qur`an-
Sunnah, dan memilih kata-kata yang efektif, tidak
menyinggung masyarakat, menjauhi rasis, dan
menghindari kata-kata provokatif. Sehingga mendapatkan
respon yang baik dari masyakat sebagai Mad’u Persis
DakwArt.
2. Analisa Lingkungan
Yang menjadi bahan pertimbangan perumusan
stategi dakwah yang berupa visi, misi, dan tujuan program
Persis DakwArt tidak terlepas dari adanya faktor internal
7 Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 20
Desember 2016.
105
dan eksternal, yang diukur apa kekuatan dan kelemahan
dari dan terhadap program Persis DakwArt.
a. Faktor Internal
Faktor inilah yang menjadi bahan pertimbangan
perumusan startegi dakwah Persis melalui program
Persis DakwArt di atas, dengan dasar kekuatan dan
kelemahan dari dalam Persatuan Islam (Persis) yang
penulis temukan dalam data penelitian.
1) Kekuatan
a) Diusia yang hampir memasuki satu abad,
yakni 96 tahun di 2019 ini, Persis tentu sudah
memiliki nama besar sebagai salah satu
organisasi massa (Ormas) Islam di Indonesia,
meskipun dari kuantitas anggota jumlahnya
tidak sebanyak Ormas Islam yang lain, namun
Persis selalu mempunyai kader yang bisa
berpentas di panggung Nasional bahkan
Internasional.
b) Dengan fokus pada bidang dakwah dan
pendidikan sejak kepemimpinan Pusat Persis
dipegang oleh KHE. Abdurrahman (1962-
1983), tentu jenjang pendidikan Persis telah
lengkap, dari mulai dari Kelompok Bermain
(KOBER), Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Raudha-
tul Athfal (RA), Mardasah Ibtidaiyyah (MI),
Madrasah Tsanawiyyah (MTs.), Madrasah
106
Mu’allimin/Aliyah (MA), hingga jenjang
Perguruan Tinggi.
c) Kaderisasi para Da’i-da’i muda yang telah
diasah dari jenjang usia sekolah dengan
Rijalul Ghad-Ummahatul Ghad (RG-UG/
Osis), Himpunan Mahasiswa-Mahasiswi
Persatuan Islam (HIMA-HIMI Persis), kemu-
dian tahap penggodokan terakhir di Pemuda-
Pemudi Persatuan Islam, sebelum berkancah
terakhir di Persis dan Persistri.
d) Persis diajarkan oleh guru besarnya Ahmad
Hassan untuk menulis, sebagaimana yang
beliau lakukan dengan memanfaatkan
jurnalistik sebagai wadah dakwah. Beliau
menerbitkan berbagai majalah yang berisi
kajian Tafsir Al-Qur`an, Hadist, Akidah,
Akhlak, Fiqih, dan yang utama konsultasi
tentang masalah keagamaan sehari-hari.
Langkah tersebut terus dilestarikan oleh
murid-muridnya, sampai hingga saat ini masih
ada majalah yang masih eksis yakni Majalah
Risalah yang berusia hampir 58 tahun.
“Bagi Persis, media tidak bisa dipisahkan
dengan Persis sendiri karena semua
program-program kegiatan di Jamiyyah
tidak bisa lepas dari dari media, baik
media kalau kita sederhanakan sebagai
sarana atau media dalam kontesks
kekinian, mau tidak mau, apalagi kalau
107
kita berbicara Persis secara historycal
bahwa Persis juga lahir karena dulu, ada
media yang mendukung dan sampai
sekarang baik, terutama di media
Dakwah bil kitabah kita masih memiliki
Majalah Risalah.
Majalah yang sudah cukup tua, seusia
dengan Panji Mas, Sabili, al-Muslimun,
dan lain-lain dan Alhamdulillah kita
sekarang masih eksis, sekarang kita
sudah masuk ke tahun 58 walaupun
oplahnya tidak begitu besar tapi
eksistensi majalah, itu menjadi ciri khas
sebagai corong Jamiyyah baik untuk
masalah kajian ataupun masalah berita-
berita walaupun sekarang kita lebih di
dominasi dengan web Persis. (Penulis:)
Jadi (hubungan majalah) risalah dengan
Persis memang naungan Persis ustadz?
Betul, malah sekarang kalau dulu risalah
masih di bawah yayasan, karena tuntutan
orde baru waktu itu harus semuanya
harus berdasarkan yayasan. Kalo
sekarang yayasannya dilebur dan
sekarang risalah ada di bawah Kominfo,
di bawah bidang HMK jadi SK-nya nanti
semua diatur oleh PP Persis, dari
semenjak 2015 ustadz? Betul, semenjak
Muktamar yang kemarin.”8
2) Kelemahan
a) Pemerataan metode berdakwah kepada para
Da’i dari tingkat tertinggi Pimpinan Pusat
(PP) hingga Pimpinan Jama’ah (PJ) tidaklah
merata. Sehingga dari segi materi atau metode
8 Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018.
108
penyampaian dakwah yang disampaikan
terkadang kurang tepat, katena tidak melihat
bagaimana situasi dan kondisi Mad’u.
b) Terlalu fokus mengamalkan dakwah bil lisan,
mungkin karena metode ini adalah metode
yang paling sering digunakan pada pendahulu.
Padahal masih ada metode dakwah lain yang
bisa lebih efektif digunakan seperti dakwah bil
kitabah.
c) Tertinggal merespon perkembangan teknologi
dan informasi digital, termasuk perkembangan
media. Hal ini pun diakui oleh Ketua Bidang
Garapan Komunikasi dan Informasi (Bidgar
Kominfo) PP Persis, Jejen Zaenudin, dalam
petikan wawancara sebagai berikut:
“Sehingga kedepan kalau Persis ingin
besar, tergantung bagaimana mengelola
medianya, kalau medianya tidak dikelola
Persis akan seperti ini (ketinggalan,
pen.), kenapa Persis tidak tampil dipentas
nasional karena kita memang kita tidak
dekat dengan media, dan kita tidak punya
media yang strategis, makanya untuk
Muktamar sekarang ini khusus bahwa di
Persis ada bidang HMK, Hubungan
Masyarakat dan Kelembagaan kalau dulu
PENPUB ‘Penerangan Publikasi’ ada
dibawah Sekum (Sekretaris Umum), kalau
sekarang dibikin bidang garapan
109
tersendiri dan nanti membawahi
beberapa kegiatan dibawahnya.”9
b. Faktor Eksternal
Pada faktor eksternal sangat bersinggungan dengan
lingkungan atau masyarakat, yang menjadi
pembahasan adalah apa yang menjadi peluang dan
apa yang menjadi ancaman strategi dakwah Persatuan
Islam melalui program Persis DakwArt-nya. Dengan
dasar peluang dan ancaman dari luar terhadap
Persatuan Islam (Persis) yang penulis temukan dalam
data penelitian.
1) Peluang
a) Dakwah Persatuan Islam akan terus terwujud
dengan adanya dukungan dan kepercayaan
dari masyakarat, dari pemerintah, dan dari
organisasi lain baik dalam maupun luar negeri,
yang terus mengalir kepada Persatuan Islam.
b) Banyak dari orang-orang di atas, menitipkan
anak-anaknya untuk mengenyam pendidikan
di lembaga pendidikan Persatuan Islam,
bahkan tidak jarang memang dipersiapkan
oleh orang tuannya untuk terus aktif dan di
Organisasi Persatuan Islam.
9 Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018.
110
2) Ancaman
Ancaman yang paling buruk adalah ketika
Persatuan Islam tidak bisa memanfaatkan Media
Massa di hari ini. Penggunaan media massa
sangat berguna untuk memberikan, memperbaiki,
juga meningkatkan citra Persatuan Islam di
masyarakat. Karena, hingga hari ini masih ada
yang menganggap Persis merupakan organisasi
dengan garis keras bahkan radikal karena tidak
adanya perwakilan Persatuan Islam di pentas
nasional.
Dari kedua Faktor Internal dan Eksternal,
didapat apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan,
serta apa yang jadi peluang dan tantangan bagi kegiatan
dakwah Persatuan Islam. Hal ini juga yang menjadi
pertimbangan dalam perumusan startegi dakwah yang
disusun oleh program Persis DakwArt.
3. Perumusan program-program
Dalam perumusan strategi yang dilakukan
Persatuan Islam (Persis), khususnya melalui program
Persis DakwArt yang berada di naungan Bidang Garapan
Komunikasi dan Informasi Pimpinan Pusat Persatuan
Islam (Bidgar Kominfo PP Persis), merumuskan program
seperti berikut:
111
1) Menghidupkan dan mengoptimalkan Program
yang telah ada.
Di Bidgar Kominfo PP Persis periode
2015-2020, setelah dilantik mengupayakan kembali
menghidupkan website resmi Persis setelah sebelum-
nya vakum karena eror atau di-hack oleh pihak yang
tidak bertanggungjawab.
2) Website resmi Persis (www.persis.or.id) sebagai
portal berita
Manusia hari ini tengah berada dalam
pusaran Revolusi Industri 4.0 di mana international
networking (internet) sebagai tokoh utamanya.
Kebutuhan informasi update dan valid sangat
ditentukan tiap menit bahkan detiknya, ditambah
dengan adanya sosial media yang siapapun dapat
memberikan pendapat, sehingga proses penyaringan
informasi yang valid sangat sulit dilakukan.
Hal tersebut menuntut setiap lembaga juga
mempunyai portal berita dan media sosial guna
meangkal kabar-kabar dan pemberitaan hoax, juga
sebagai pemberi informasi yang up to date dan valid.
Persis pun mulai merespon dengan memanfaatkan
website dan media sosial dengan akun resmi.
Terlebih fungsi website lebih ditekankan
sebagai portal berita resmi Persis, yang dituntut terus
update dengan ditunjang oleh media sosial resmi di
facebook dengan nama “Info Persis” (https://facebook
112
.com/infopersis) dan akun Instagram resmi dengan
nama @infopersis (https://www.instagram.com/
infopersis).
3) Website dan Akun Resmi PP Persis sebagai Buzzer
kegiatan Jam’iyyah
Buzzer berasal dari Bahasa Inggris yang
mempunyai arti lonceng, bel, atau alarm. Pengertian
buzzer secara harfiah diartikan sebagai alat yang
dimanfaatkan dalam memberikan pengumuman atau
mengumumkan sesuatu untuk mengumpulkan orang-
orang pada suatu tempat. Pada sosial media buzzer
yaitu orang yang memanfaatkan akun sosial media
miliknya guna menyebar luaskan info atau dengan
kata lain untuk melakukan promosi maupun iklan dari
suatu produk maupun jasa pada perusahaan tertentu.10
Sebagai langkah mebumikan nama
Persatuan Islam, media tidak boleh dipandang sebelah
mata. Perannya yang sangat strategis perlu
dimaksimalkan fungsinya, sehingga website dan akun
resmi persis digunakan menjadi buzzer media sosial
untuk pusat informasi kegiatan jam’iyyah Persis dari
Pimpinan Pusat (PP) hingga terendah yaitu Pimpinan
Jama’ah (PJ), dari Persis hingga Organisasi Otonom
10
Nuraini Anitasari, Zahir Blog, 14 Juni 2017, Mengenal Pengertian
Buzzer Pada Sosial Media, https://zahiraccounting.com/id/blog/pengertian-
buzzer-pada-sosial-media/ Diakses pada 11 Juli 2019, pukul 06.24.
113
dibahawahnya, bahkan kegiatan santri akan
dipublikasikan.
4) Membuat program baru sebagai penunjang
Dakwah Persatuan Islam
Luasnya jangkauan kegiatan dakwah
dipahami pula oleh Persis, setelah menghidupkan
kembali website resmi dan mengoptimalkan
fungsinya sebagai portal berita resmi Persis, Bidgar
Kominfo PP Persis memandang perlu adanya tim
dokumentasi yang meliput setiap kegiatan Jam’iyyah
Persatuan Islam.
Hal ini dianggap perlu karena Persis
keseluruhan kesulitan ketika mencari dokumen
kegiatan Persis di masa-masa dulu, kemudian
dibuatlah Program Persis Photography yang terdiri
dari para Pemuda Persis yang memiliki kemampunan
Fotografer Profesional, sehingga kegiatan Jam’iyyah
Persis didokumentasikan dengan baik, juga oleh
orang yang profesional dibidangnya. Selain di bidang
fotografi, Persis juga mulai merintis Persis Tv berupa
channel YouTube namun diharapkan fungsinya
sebagai media dokumentasi Jam’iyyah Persis dalam
bentuk video.
114
5) PP Persis mengapresiasi program dari komunitas
yang ada di Jamiyyah Persis
PP Persis mengapresiasi perjuangan komu-
nitas yang berdakwah atas nama persis, bahkan Persis
melalui Bidgar Kominfo memberikan Surat
Keputusan (SK) kepada komunitas agar mendapat
label sebagai akun resmi dibawah naungan Persis.
Hal tersebut juga diterapkan kepada
Program Persis DakwArt, Persis memberikan
apresiasi kepada Komunitas DakwArt atas kinerja,
kompetensi, dan perjuangan Persis DakwArt
berdakwah melalui seni desain grafis dengan nama
Persis. Bahkan kedepannya Persis melalui Bidgar
Kominfo akan memberikan fasilitas terhadap
komunitas-komunitas lain, sekaligus membina dan
memberi sistem yang jelas.
6) Dibentuknya Dewan DakwArt sebagai wadah
kajian konten Persis DakwArt
Persis DakwArt membentuk Dewan
DakwArt yang mempunyai peran sebagai dewan yang
mengkaji, mem-filter, memilih dan memilah konten
yang akan diunggah, apakah sesuai dengan yang
Persis DakwArt ingin kampanyekan, tentang Dakwah
yang Qur`an Sunnah, halus, tidak menggunakan
kalimat provokasi, dan sebagainya.
115
7) Membuat poster dengan konten Fatwa Ulama
Persis
Salah satu tema konten poster yang dibuat
oleh Persis DakwArt adalah fatwa atau Quots para
ulama-ulama Persis. Keuntungannya, satu sisi agar
selalu teringat fatwa ulama tersebut, disisilain secara
tidak langsung Persis DakwArt mengenalkan para
ulama-ulama Persis dengan poster.
8) Membuat poster dengan konten Tutorial Ibadah
Selain konten dengan fatwa Ulama Persis,
Persis DakwArt membuat poster dengan konten
tutorial ibadah sesuai ajaran nabi, lengkap dengan
dalilnya, yang dikemas semenarik mungkin, sehingga
menarik perhatian dan minat Mad’u.
9) Merespon fenomena sosial yang terjadi
Persis DakwArt ingin memberikan kesan
bahwa Persis DakwArt merupakan salah satu
penggiat dakwah Persis yang selalu update, fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat harus langsung
dicermati, diamati, dan ditindaklanjuti, sebagai respon
atas peristiwa yang terjadi.
Persis DakwArt membuat poster menun-
jukan partisipasi terhadap yang terjadi hari ini, poster
memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
(HUT RI), poster Hari Buruh, Pendidikan Nasional,
dll. Juga tentu poster yang memperingati hari-hari
116
besar Islam, seperti poster yang mengajarkan atau
mengingatkan tata cara Sholat gerhana, dan
sebagainya sebagai respon berpartisipasi atas apa
yang terjadi di masyarakat.
10) Alat dakwahnya orang-orang kaum muda juga
menaikan popularitas Persis
Perkembangan informasi dan teknologi ini,
sangat berkaitan dengan media sosial. Bahkan
kekuatan media sosial lebih kuat dari pada Media
Massa lainnya seperti Televisi, karena kecepatan dan
tingkat partisipasi penggunannya yang bebas menulis,
berkomentar, dan membagikan apa yang mereka
temukan di media sosial.
Terlepas konten apa yang mereka like,
komentari, dan yang mereka bagikan baik hal postif
maupun negatif menjadi privasi bagi tiap
penggunanya. Persis DakwArt ingin merubah ketika
remaja hingga pemuda-pemudi Persis membagikan
desain tentang dakwah, maka desain dakwah Persis
DakwArt yang digunakan terlebih dahulu baru desain
dakwah dari komunitas lain.
11) Persis DakwArt cikal-bakal meratanya desain
grafis di Jam’iyyah Persis
Diharapkan dengan adanya Persis
DakwArt, Sumber Daya Manusia (SDM) dari
Jam’iyyah Persis yang mempunyai kemampuan
117
bidang desain grafis bermunculan, sehingga setiap
kegiatan Persis dari Pusat hingga Pimpinanan Daerah,
organisasi otonom Persis, juga intansi yang berada di
naungan Persis, mempunyai seorang desainer grafis.
Sehingga setiap kegiatan dapat dikemas dengan baik,
semenarik mungkin, agar mengundang minat dari
Mad’u.
12) Diselenggarakannya acara SilArturahmi sebagai
wadah Silaturahmi member baru Persis DakwArt
Lahirnya program Persis DakwArt
mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat
dunia maya (Netizen) khususnya dari kalangan
Jama’ah Jamiyyah Persis. Banyak dari mereka
bertanya bagaimana cara berpartisipasi pada program
ini, dari yang ingin belajar desain grafis sampai yang
ingin diposting karya buatan mereka, hingga
dibukalah perekrutan Member DakwArt.
Setelah proses rekrutmen ditutup, para
member baru dikumpulkan dalam satu forum dengan
nama acara “SilArturahmi” yang didukung oleh
Pimpinan Pusat Pemuda Persis.
13) Mendigitalkan Fatwa Dewan Hisbah Persis
Dewan Hisbah mempunyai Tugas dan
Fungsi, (1) berfungsi sebagai dewan pertimbangan
hukum Syara’ dalam Jamiyyah Persis, (2) bertugas
melakukan pengkajian Syara’ atas berbagai persoalan
118
yang berkembang, (3) bertugas memutuskan
persoalan-persoalan Syara’ di bidang dakwah,
pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik.11
Namun fatwa-fatwa yang dihasilkan oleh
Dewan Hisbah didokumentasikan dalam bentuk buku,
belum digitalkan sehingga dapat dijangkau oleh
Jamaah Jamiyyah Persis juga khalayak umum.
B. Implementasi Strategi Dakwah
Proses formulasi analisis strategi yang telah
dirumuskan di atas, hanya akan menjadi impian yang jauh
dari kenyataan bila langkah keduanya yakni melaksanakan
strategi yang ditetapkan tidak dilaksanakan. Tahap
pelaksanaan strategi sangat membutuhkan komitmen dan
kerjasama dalam pelaksanaan strategi dari para konseptor
yang telah menyusun program.
Implementasi atau pelaksanaan pada dasarnya
merupakan proses pengaplikasian atas apa yang telah disusun
dalam perumusan strategi. Namun realitanya, proses ini
justru merupakan tahap yang paling sulit. Pada praktiknya,
banyak kendala dan rintangan yang dihadapi di lapangan
sehingga terkadang hasilnya tidak sama seperti yang
diinginkan.
Adapun implementasi program yang telah dibuat
pada proses perumusan program, adalah sebagai berikut:
11
PP. Persis, Qanun Asasi Qanun Dakhili (QAQD) Pedoman Kerja
Rencana Jihad 2015-2020 (Bandung: PP. Persis, 2015) 35.
119
1) Menghidupkan dan mengoptimalkan Program yang
telah ada.
Sebagaimana disebutkan diatas, program
pertama Bidgar Kominfo PP Persis periode 2015-2020
setelah dilantik adalah mengupayakan kembali
menghidupkan website resmi persis setelah sebelumnya
vakum karena eror atau di-hack oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab. Sehingga Bidgar Kominfo PP Persis
harus membangun ulang website resmi dari
www.persatuanislam.or.id menjadi www.persis.or.id.
“Bisa juga dengan web Persis dari dulu sudah
ada web Persis, cuma karena mungkin
pegelolaan SDM-nya terbatas. Kalo sekarang
kan wajar, karena sekarang banyak anak-anak
muda yang memang punya potensi dan
kompetensi di bidang itu. Alhamdulillah
sekarang web Persis juga sudah mulai bagus
walaupun kita sedang dan terus lakukan
perbaikan di berbagai lini dan berbagai sisi.”12
12
Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018.
120
Gambar 4.1: home page website resmi Persis
www.persis.or.id Sumber: https://persis.or.id/ diakses pada
11 Juli 2019, pukul 01.30 WIB.
2) Website resmi Persis (www.persis.or.id) sebagai
portal berita
Sebagaimana disebutkan di atas, penting nya
suatu lembaga mempunyai website dan akun resmi, guna
menangkal segala pemberitaan yang kurang benar, salah,
bohong, atau bahkan menyesatkan. Persis dahulu,
penyebaran informasi resmi hanya bisa dikirim via surat
yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat melalui surat
elektronik atau e-mail kepada Pimpinan Wilayah dan
Pimpinan Daerah, namun untuk sampai menjangkau
semua Pimpinan Cabang apalagi ke Pimpinan paling
bawah yakni Pimpinan Jama’ah sangat sulit karena tidak
meratanya Sumber Daya Manusia (SDM), jadi hanya
mengandalkan cara tradisional yakni surat.
Hal tersebut tentu sangat memakan waktu dan
energi, setelah dioptimalkannya fungsi website dan akun
sosial media resmi Persis pasca Muktamar di tahun
2015, penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan
dianggap lebih merata. Terlebih fungsi website lebih
ditekankan sebagai portal berita resmi Persis, yang
dituntut terus update dengan ditunjang oleh media sosial
resmi di facebook dengan nama “Info Persis” (https://
facebook.com/infopersis) dan akun Instagram resmi
121
dengan nama @infopersis (https://www.instagram.com/
infopersis/).
Pentingnya Persis mempunyai website dan
akun media sosial resmi sebagai portal berita guna
meminimalisir kabar tidak benar, terlebih setelah
kejadian meninggalnya Ustadz HR. Prawoto karena
dianiaya. Kabar bertinya simpang-siur yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan, menyebar dengan cepat di
media sosial. Hingga akhirnya muncul pemberitaan
resmi dari PP Persis melalui website dan akun media
sosial resmi Persis. Berikut kutipan wawancara penulis
dengan Ketua Bidgar Kominfo PP Persis:
“Berbicara Persis hari ini, saya dari Kominfo
harus mengapresiasi bagaimana perkembangan
teknologi, jangan sampai kebablasan. Kaya
kemaren saya sampaikan berita di web Persis,
jangan sembarang viral. Sekarang itu kan udah
kita dapat ancaman karena sudah ada korban di
Persis, korban pembunuhan, udah mah banyak
juga ustadz yang ditakut-takuti, udah mah
banyak juga di media sosial sekedar gambar
atau video entah tau dari mana, tiba-tiba
diviralkan, itu yang sangat berbahaya. Kita
jangan sampai masuk kepada apa yang terjadi
pada masa Rasulullah (yang disebut) Haditsul
Ifki kabar bohong, ketika Aisyah difitnah
berselingkuh dengan sahabat Rasul, makanya
muncul ayat tentang Tabayyun di (al-Qur`an
Surat) al-Hujurot itu adalah sebagai standar
dakwah bagi kita. Saya sering sampaikan, secara
personal atau secara grup tolong jangan
122
sembarang viral, jangan sembarang viral, (itu)
berbicara Persis hari ini.”13
Gambar 4.2: Foto beranda akun facebook resmi Persis “Info
Persis” Sumber: https://facebook.com/infopersis diakses pada
11 Juli 2019, pukul 01.55 WIB.
Gambar 4.3: foto home page akun instagram resmi Persis
@Info Persis
Sumber: https://instagram.com/infopersis/ diakses pada 11
Juli 2019, pukul 01.56 WIB.
13
Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018.
123
a. Website dan Akun Resmi PP Persis sebagai
Buzzer kegiatan Jam’iyyah
Sebagaimana disebutkan di peremcanaan
program, Persis menjadikan website dan akun resmi
Persis dipergunakan juga menjadi buzzer media sosial
untuk pusat informasi kegiatan jam’iyyah persis dari
Pimpinan Pusat (PP) hingga terendah yaitu Pimpinan
Jama’ah (PJ), dari Persis hingga Organisasi Otonom
dibahawahnya, bahkan kegiatan santri lewat organisasi
kesantrian mereka Rijalul Ghad-Ummahatul Ghad (RG-
UG/setara Osis) dipublikasikan di website dan akun
sosial media resmi Persis, sebagaimana ungkapan Jejen
Zaenudin sebagai Ketua Bidgar Kominfo PP Persis:
Peneliti: “Pemanfaatan era digital hari ini untuk
Persatuan Islam?” Ustadz Jejen: “Alhamdu-
lillah, baik yang secara personal atau secara
komunitas banyak yang mengelola lembaga
lembaga dakwah dengan internet dan sekarang
kita kembangkan dengan web (website) Persis di
lingkungan Pimpinan Pusat (PP). Kita punya
web tetapi di daerah juga banyak yang punya
web, tapi saya lebih menyarankan kepada teman-
teman yang ada di daerah, kita (himpun) di satu
(domain website) saja nanti diviralkan ke kita,
Alhamdulillah sekarang sudah mulai berjalan
sehingga apabila di satu daerah ada kegiatan
pasti masuk ke web Persis dan kita viralkan,
(seperti akun @infoPersis di media sosial
instagram).”14
14
Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018.
124
Gambar 4.4: screenshot website resmi Persis mem-buzzer
kebutuhan Pesantren Persis 85 Banjar memiliki kampus baru
Sumber: https://persis.or.id/yuk-bantu-wujudkan-pesantren-
persis-85-banjar-miliki-kampus-baru diakses pada
11 Juli 2019, pukul 09.06 WIB.
Sebagai Media buzzer kegiatan Jamiyyah
Persis juga dilakukan akun non resmi Persis, seperti
akun Instagram @persispeople yang adminya juga
dipegang oleh Kang “Oid” Kholid Barkah bersama
rekannya Yazid Imanullah, berikut kutipan langsung
wawancara dengan beliau:
“Kemudian saya ingin menaikan rating
(popularitas) dari ustadz di Persis. Termasuk
jihad PP pertama didesain oleh saya. Karena
kevakuman tersebut saya membuat Persis
People, Persis people ini saya mengambil konsep
akun Instagram “Lambe Turah” yang
mempublikasikan seluruh kegiatan artis. Maka
Persis people ini akan menjadi akun yang
memposting ulang seluruh kegiatan jam’iyah
125
yang baik personal maupun lembaga. Persis
people ini memposting ulah seluruh kegiatan
Jam’iyyah, baik PW, PD, PC, dsb. Selain
kegiatan memposting ulang itu, saya juga
membuat desain untuk Persis people.
Persis people sendiri dipegang oleh Yazid
Imanullah yang menjadi desainer akun Jihad-
Art, Bojongloa Kaler. Kami terus bekerja sama
untuk mengelola akun ini, kami mencantumkan
identitas kami, Persis dakwart, namun kami
meng-highlight Persis people agar popularitas
Persis people lebih tinggi. Maka saat ini saya
fokus untuk mengelola Persis people karena
secara fungsi lebih terasa dan dari nama pun
bukan sekedar seni tetapi juga merujuk seluruh
kegiatan jam’iyyah Persis, dari mulai 2017 saya
menggerakan Persis people hingga sekarang.”15
Urgensi kehadiran media buzzer di jam’iyyah
Persis jelsa sangat dibutuhkan, dimana Persis sudah
lama tertinggal dalam pemanfaatan teknologi dan
informasi, terutama pemanfaatan internet. Bahkan
karena ada kesamaan nama anatara Persis sebagai
singkatan Persatuan Islam dengan Persis yang berupa
klub sepak bola sebagai singkatan Persatuan Sepak Bola
Indonesia Solo (Persis Solo). Hal ini dirasakan oleh
jam’iyyah misalnya ketika membutuhkan logo Persis
untuk kepentingan kegiatan, ketika mencari di alat
pencarian (search engine) www.google.co.id, ketika
ditulis Logo Persis yang ditampilkan oleh google adalah
Logo Persis Solo.
15
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 06
Februari 2018.
126
Berangkat dari hal tersebut Kang Oid dan
Kang Yazid mulai menggiatkan memposting ulang
(repost) kegiatan Jam’iyyah Persis khususnya yang ada
di Instagram melalui akun instagram @persispeople.
Hanya dengan menandai (men-tag) @persispeople
dipostingan kegiatan jam’iyyah, kemudian akun
instagram @persispeople akan memposting ulang
kepada pengikutnya (followers) yang lebih banyak.
Di tahun 2019, kerja keras akun non-resmi
Persis @persispeople membuahkan hasil, sekarang jika
menuliskan Persis di kolom pencarian google muncul
logo-logo, foto-foto tentang Persatuan Islam. Ini
merupakan langkah yang digunakan oleh Kang Oid dan
Kang Yazid sebagaimana kutipan wawancara langsung
penulis:
“Ada anak-anak Persis bandung yang menyinyir
‘kenapa harus menyaingi (akun) info persis,
Persis people gak usah dibuat’ saya menjawab
NU pun banyak (akun sosial medianya) beda-
beda, karena berbeda konten pula, kita pun
harus begitu agar menaikan rating Persis.
Alhasil sampai sekarang alhamdulillah kalau
kita searching (di mesin pencari dengan
keyword) Persis, yang muncul desain-desain
Persis, kalo dulu 2014 jika melakukan pencarian
(di internet) yang muncul Persis solo, kalau bikin
logo yang ada logo Persis solo, kalau sekarang
bisa dilihat banyak (konten dan logo persis),
karena dimulai dengan membangun tagar,
hastag, dll.
Kalau sekarang searching gampang, ustadz-
ustadz Persis pada muncul (di internet), kalau
127
dulu sangat susah. Saya ingin mencari foto
ustadz Aceng (Ketua Umum PP Persis) begitu
susahnya, padahal itu kelas Ustadz Aceng (Ketua
Umum), bingung kan? Apalagi ustadz-ustadz
yang di bawah (struktur Ustadz Aceng) maka
hadirnya Persis photography sangat mendukung,
saya meminta kepada Persis photography untuk
khusus mengambil gambar ustadz secara close
up untuk kebutuhan desain kami.
Alhamdulillah sekarang menjadi banyak, bahkan
ustadz-ustadz di daerah bisa ada fotonya kalau
sekarang. Jika dipikir pantas saja A. Hassan, M.
Natsir, Isa Ansori susah untuk dicari foto mereka
(para tokoh persis). Makanya adanya Persis
photography sebagai pemasok foto (para ustadz
persis), oleh saya desain, terus dishare menjadi
berkembang.”16
Gambar 4.5: screenshot akun instagram @persispeople mem-
buzzer kegiatan santri Pesantren Persis 138 Cikijing, Majalengka
Sumber: https://www.instagram.com/p/BnELKd2lQMS/
diakses pada 11 Juli 2019, pukul 09.07 WIB.
16
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 06
Februari 2018.
128
3) Membuat program baru sebagai penunjang Dakwah
Persatuan Islam
Jam’iyyah Persis merasa kesulitan ketika
mencari dokumen kegiatan Persis di masa-masa dulu,
apalagi ketika dokumen berbentuk album-album foto itu
rusak, hilang, atau yang lainnya. Sehingga dokumentasi
perjuangan Persis di masa lalu sulit ditemukan hari ini.
Program Persis Photography sangatlah
dibutuhkan sebagai jawaban masalah tersebut,
komunitas yang terdiri dari para Pemuda Persis yang
yang juga berprofesi sebagai Fotografer Profesional,
sehingga kegiatan Jam’iyyah Persis didokumentasikan
dengan baik, oleh orang yang profesional dibidangnya.
Dengan memanfaatkan teknologi dan
informasi, media penyimpanan dokumentasi pun cukup
dalam bentuk digital, yang dapat diakses oleh semua
kalangan, teruatama Jama’ah Jam’iyyah Persis yang
membutuhkan foto dokumentasi dari Tokoh, Asatidz-
asatidzah Persis, juga kegiatan Jam’iyyah Persis. Album
digital Persis Photography disimpan rapih di akun
facebook mereka “Persis Photography” (http://facebook.
com/persisphotography) juga di instagram dengan nama
akun @persisphotography (http://instagram.com/persis-
photography).
Persis Photography masih terbatas Sumber
Daya Manusia (SDM)-nya, sehingga Bidgar Kominfo
PP Persis ingin memposisikan Persis Photography bukan
129
hanya sekedar tim dokumentasi kegiatan Jam’iyyah
Persis, tetapi juga diharapkan memberikan ilmu dan
pengalaman mereka yang dituangkan dalam pelatihan-
pelatihan, workshop, dan seminar yang bertemakan
misalnya berdakwah dengan lensa smartphone dengan
baik dan bernilai. Juga hal ini diharapkan adanya para
fotografer Persis Photography dari kalangan perempuan,
sehingga kegiatan Persistri, Pemudi, dan HIMI bisa
diambil alih oleh fotografer Persis Photogtaphy yang
perempuan demi menjaga Marwah Dakwah Persatuan
Islam, sebagaimana yang telah penulis kutip dibawah
ini;
“Persis Photography, kita juga ingin dengan
Persis Photography ini muncul ini nanti teman-
teman yang punya minat dan bakat, apalagi
sekarang dalam kancah Teknologi Informasi,
semua orang bisa menggunakan kamera,
termasuk dari hp. Tapi kita ingin semuanya
teredukasi, makannya nanti kita ada pendidikan
ada pelatihan untuk anak-anak yang dari
pesantren nanti dari Persis Photography ini,
sehingga mereka sekarang tidak sekedar jepret
tapi bagaimana jepret tapi bernilai dakwah,
jepret bernilai edukasi jangan jepret kemudian
viral dan yang tidak bermakna. Kita juga dengan
Persis photogaphy punya kepentingan bahwa
program yang ada di daerah (Pimpinan Daerah
Persis), cabang (Pimpinan Cabang Persis),
sampai Jamaah (Pimpinan Jamaah Persis) betul-
betul dilaksanakan, ditangani nanti untuk
urusan-urusan dokumentasinya oleh teman-
teman dari Persis Photography secara resmi.
Termasuk saya punya obesesi, bahwa Persis
Photography ini bukan hanya laki-laki saja nanti
130
rekrutmennya, (tapi) juga anak perempuan
sehingga nanti kalau ada musyawarah Persistri
misalkan, jangan laki-laki lagi yang masuk, kaya
acara HIMI, acara Pemudi, jangan fotografer
dari laki-laki, kita siapkan nanti dari anak
perempuan dari akhwat, itu untuk lebih menjaga
Marwah Dakwah kita dalam bidang itu.”17
Gambar 4.6: Foto Pimpinan Pusat Pesatuan Islam KH. Aceng
Zakaria (kanan) bersama Jendral Polisi Prof. Drs. H.
Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (kiri) pada acara
silaturahmi Akbar Persatuan Islam pada, Sabtu, 24 Februari
2018 yang didokumentasikan oleh Persis Photograpy.
Sumber: https://web.facebook.com/persisphotography
/photos/a.2567707166786988/2567707686786936/?type=3&t
heater diakses pada 11 Juli 2019, pukul 11.08 WIB.
Keberadaan Persis Photography sangat disam-
but gembira oleh komunitas Persis lainya, khusunya
Persis DakwArt. Kebutuhan desain terhadap foto-foto
Persis baik foto para tokoh, asatidz-asatidzah, juga
17
Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018.
131
kegiatan Jam’iyyah Persis kini tersedia dengan
melimpah, sekaligus menjadi jawaban rintangan Persis
DakwArt pada tahun-tahun sebelumnya, berikut kutipan
wawancara penulis bersama Kang Oid tentang Persis
Photography:
“Alhamdulillah sejak sejak Muktamar 2015
kemarin, Persis menggadakan Persis
Photography, sebuah komunitas Persis Fotografi
di facebook, kita mulai bekerjasama dengan
Persis Photography. Persis Photography
menyediakan foto para ulama, kita yang
mengeditnya, jadi kita berkolaborasi. Persis
Photography sendiri itu awalnya sama seperti
kita komunitas, namun langsung diambil oleh
Kominfo PP Persis. Jadi Persis Photography
sebagai dokumentator di PP Persis, dan berada
di bawah asuhan persis.or.id, sebagai reporter
dam sebagai dokumentator di awalnya.
Dari sana kita mulai bekerjasama dengan Persis
Photography, karena sama-sama Pemuda juga,
kang Agus (pimpinan Persis Photography) di PP
Pemuda Persis, saya juga di PP Pemuda Persis.
Di bawah naungan PP Pemuda Persis juga kita
masuk, jadi secara sosial secara psikologis,
Persis Photography dan Persis DakwArt adalah
komunitas Pemuda Persis, walaupun secara
struktural Persis Fotografi itu dibawah Kominfo
PP Persis, yakni www.persis.or.id, sedangkan
Persis DakwArt di bawah PP Pemuda Persis.
Setelah kita dekat dengan Persis Photography,
foto-foto tersedia banyak Alhamdulillah, sudah
mulai fokus pertama kita adalah membuat poster
para tokoh Ulama secara konten.”18
18
Wawancara pribadi, dengan Kang Oid Kholid Barkah, Pada 20
Desember 2016.
132
Selain di bidang fotografi, Persis juga mulai
merintis Persis Tv Channel. Meskipun baru sebatas
channel di media sosial YouTube, namun diharapkan
potensi maksimalnya dapat muncul, sehingga fungsinya
dapat dimanfaatkan sebagai Media dokumentasi
Jam’iyyah Persis dalam bentuk video.
Tercermin dari upaya yang dilakukan Persis
melalui Bidgar Kominfonya, Persis juga serius
memberikan fokus pada Persis Tv Channel ini dengan
mempunyai studio mini di kantor PP Persis, bahkan juga
terbuka bagi pihak-pihak tertentu menggunakan studio
Persis Tv Channel ini. Berikut kutipan wawancaranya:
“Juga sekarang menggagas “Persis Tv” ini
masih channel, karena kita dalam tahap
eksperimen tapi progresnya Subhanallah,
lumayan dari pemirsa dari Jamiyyah dan
sekarang kita akan tingkatkan di bulan Februari
ini untuk kelengkapan peralatan, kita sudah
disediakan sama PP di atas di lantai 5 (lima) itu
ada studio mini untuk nanti kita bisa record dan
kita pun sudah terbiasa menerima undangan dari
pihak-pihak tertentu yang ingin live atau hanya
sekedar record.”19
19
Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018.
133
Gambar 4.7: Foto Beranda YouTube Persis Tv Channel.
Sumber: https://www.youtube.com/persistvchannel
diakses pada 11 Juli 2019, pukul 11.09 WIB.
4) PP Persis mengapresiasi program dari komunitras
yang ada di Jamiyyah Persis
PP Persis mengapresiasi perjuangan komu-
nitas yang berdakwah atas nama persis, bahkan Persis
melalui Bidgar Kominfo akan memberikan Surat
Keputusan (SK) kepada komunitas yang sesuai kriteria,
agar mendapat label sebagai akun resmi dibawah
naungan Persis.
Hal tersebut juga diterapkan kepada Program
Persis DakwArt, Persis memberikan apresiasi kepada
Komunitas DakwArt atas kinerja, kompetensi, dan
perjuangan Persis DakwArt berdakwah melalui seni
desain grafis dengan nama Persis. Bahkan kedepannya
Persis melalui Bidgar Kominfo akan memberikan
fasilitas terhadap komunitas-komunitas lain, sekaligus
membina dan memberi sistem yang jelas. Berikut
kutipan wawancaranya:
134
“Itu merupakan produk kita walaupun ada
sebagian yang datang dari mereka, DakwArt
misalkan muncul dari komunitas teman-teman
yang memang menyukai (dan) karena memiliki
kompetensi dalam bidang itu, mereka merapat ke
kita. Kebetulan kalau untuk DakwArt kita belum
bisa SK-kan (Surat Keputusan PP Persis, pen.)
secara resmi tapi secara komunikasi itu sudah
jalan In Sya Allah di bulan-bulan ini, kita akan
resmikan bahwa ini adalah milik Jamiyyah
Persis di bawah Bidgar Kominfo.
Saya mengapresiasi kinerja, kompetensi dan
keinginan teman-teman untuk membantu
bagaimana Persis didakwahkan dengan berbagai
cara, dengan berbagai sisi saya mengapresiasi
sekali, In Sya Allah itu akan saya fasilitasi di PP
Persis, kita tidak akan membiarkan potensi-
potensi itu berseliweran. Nanti kita akan wadahi
sehingga nanti akan lebih rapih lagi lebih
terarah lagi dan lebih terevaluasi lagi, dan kita
akan juga lihat nanti hasilnya seperti apa.”20
5) Dibentuknya Dewan DakwArt sebagai wadah kajian
konten Persis DakwArt
Persis DakwArt membentuk Dewan DakwArt
yang mempunyai peran sebagai dewan yang mengkaji,
mem-filter, memilih dan memilah konten yang akan
diunggah, apakah sesuai dengan yang Persis DakwArt
ingin kampanyekan, tentang Dakwah yang Qur`an
Sunnah, halus, tidak menggunakan kalimat provokasi,
dan sebagainya, agar tujuan mengawal Dakwah Persis
terwujud, bukan malah menjadi blunder terhadap Persis.
20
Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi dan
Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada
07 Februari 2018.
135
Dewan DakwArt ini berdiri setelah Persis
DakwArt dilegalkan oleh PP Pemuda Persis (sebelum
diberi SK oleh PP Persis) setelah diselenggara-kannya
acara rekrutmen dan silaturahmi member baru Persis
DakwArt yang berjuluk “SilArturahmi” di Gedung PP
Persis Jumat, 29 Juli 2016.
Dewan DakwArt ini terdiri dari para ulama-
ulama muda Persatuan Islam khususnya yang berada
dalam forum “Tajdid Institut” yang merupakan program
PP Pemuda Persis. Di dalam Dewan DakwArt ini wadah
sharing diskusi baik langsung maupun online melalui
grup telegram, topik yang didiskusikan seperti poster
apa yang akan dibuat, layak atau tidaknya poster buatan
salah satu member Persis DakwArt untuk diunggah,
bagaimana kita merespon fenomena yang terjadi hari ini
di Masyakat, dan lain-lain, berikut wawancara penulis
kutip:
“Yang kedua kita pun ada Dewan Pertimbangan
ketika karya ini mau upload, kita digodog (dikaji)
secara materi atau konten, apakah ini
menyinggung masyarakat, apakah ini
mengandung memprovokasi. Bahkan kita sangat
hati-hati, jangan sampai poster ini menjadi
blunder terhadap Persis, itu yang kita jaga.
Pada acara SilArturahmi Ustadz Eka hadir saat
itu, ikut membiayai, ikut membidani, meskipun
kita belum mendapatkan SK tetapi kegiatan kita
sudah berjalan, sudah mulai bahwa Persis
DakwArt ini di bawah PP Pemuda Persis. Dari
sana kita sudah mulai kita membuat Telegram,
yang awalnya kita mulai dengan whatsapp, kita
136
langsung berpindah ke Telegram, dari sini kita
mulai lebih aktif lagi, mulai lebih giat lagi.
Bagaimana seminggu sekali kita membuat
konten, apa nih yang kita buat kemudian
merespon masalah, dari sanapun terbentuk
‘Dewan DakwArt.’ Dewan pertimbangan yang
memperhatikan dari konsep materi, Dewan
pertimbangan ini berisi ulama-ulama muda
Persatuan Islam, para asatidz-asatidz Persatuan
Islam.”21
6) Membuat poster dengan konten Fatwa Ulama Persis
Salah satu tema konten poster yang dibuat
oleh Persis DakwArt adalah fatwa atau Quots para
ulama-ulama Persis. Keuntungannya, satu sisi agar
selalu teringat fatwa ulama tersebut, disisilain secara
tidak langsung Persis DakwArt mengenalkan para
ulama-ulama Persis dengan poster.
Konten poster fatwa Ulama ini sangat
mengambil perhatian dari Mad’u, terlihat dari poster
fatwa para asatidz lebih banyak jumlah like dan share-
nya. Seperti poster Quots KH. Muhammad Romli yang
menjabat sebagai ketua Dewan Hisbah Persis, di
facebook mendapat like dan share terbanyak yakni 440
jumlah like, 14 komentar, dan 603 kali dibagikan.
21
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 20
Desember 2016.
137
Gambar 4.8: Poster Ketua Dewan Hisbah Persis, KH.
Muhammad Romli Sumber: https://web.facebook.com/
persisdakwartID/photos/a.1653062121645679/173990779629
4444/?type=3&theater, diakses pada 11 Juli 2019,
pukul 16.01 WIB.
Terlihat kebutuhan Mad’u terhadap nasihat
para ulama, khususnya ulama Persis sangat tinggi. Untuk
yang pernah belajar langsung dengan beliau, melihat
poster gurunya pasti sangat membanggakan, bagi yang
tidak pernah belajar langsung kepada beliau bisa
memperhatikan gaya bahasa yang beliau gunakan,
sederhana, simpel, namun mendalam, khas nasihat
seorang Ulama dahulu. Berikut penulis kutip transkip
wawancara bersama Kang Oid:
“Yang pertama, yang paling menarik minat
Mad’u itu fatwa-fatwa Ulama Persis, jadi Fatwa
Ulama Persis paling menarik perhatian. Terbukti
ketika saya membuat poster Dakwah yang
fotonya Ustadz Romli yang menjabat sebagai
Dewan Hisbah Persis, itu sampai saat ini
menjadi poster dengan like terbanyak, komentar
138
terbanyak, share terbanyak, hingga saat ini
belum teralahkan. Itu konten fatwa ulama yang
jadi fokus, kita obati kebutuhan mad’u, juga
berarti masyarakat itu haus akan sosok para
Ulama Persis, jadi kita menggerakan anak-anak
member untuk ikut membuat foto-foto ulama
Persis, karena yang menjadi kendala kita dulu
adalah bagaimana mencari foto-foto para ulama
Persis.”22
7) Membuat poster dengan konten Tutorial Ibadah
Selain konten dengan fatwa Ulama Persis,
Persis DakwArt membuat poster dengan konten tutorial
ibadah sesuai ajaran nabi, lengkap dengan dalilnya, yang
dikemas semenarik mungkin, sehingga menarik
perhatian dan minat Mad’u.
Kaidah Ushul Fikih yang diungkapkan oleh
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al-Fatawa 29: 17, Hukum
asal ibadah adalah tawqifiyah (menunggu adanya dalil)
yang artinya dilaksanakan bila ada dalil. Sedangkan
perkara adat yang bukan ibadah hukum asalnya
dimaafkan, sampai ada dalil yang mengharamkan.23
Dari kaidah tersebut dapat dipahami bahwa
ketika beribadah harus yakin bahwa setiap gerakan yang
kita laksanakan ada dalil petunjuk dari Nabi, sehingga
diperlukan perincian tatacaranya. Persis DakwArt
membuat konten poster yang menuntun cara beribadah
22
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 20
Desember 2016. 23
Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc., Rumaysho.com, 29 Januari
2013, https://rumaysho. com/3119-hukum-asal-ibadah-haram-sampai-ada-
dalil.html, diakses pada 11 Juli 2019.
139
yang sesuai dengan contoh dari Nabi, lengkap beserta
dalil-dalil perintahnya. Berikut kutipan wawancara
penulis tentang konten tutorial:
“Postingan Pertama kali, yakni di tahun 2014
ketika saya lulus Mu’allimiin. Saya mulai
bergabung, karya saya yang pertama masuk itu
adalah ‘20 cara mengajar ala Rasulullah SAW.’
Kalau tidak salah itu album pertama, yang saya
buat 20 poster di facebook.”24
Gambar 4.9: 10 Poster Tatacara Penyembelihan Hewan
Qurban lengkap dengan dalilnya Sumber:
https://web.facebook.com/
persisdakwartID/photos/a.1772782843006939/177278291300
6932/?type=3 diakses pada 11 Juli 2019, pukul 23.00 WIB.
24
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 20
Desember 2016.
140
8) Merespon fenomena sosial yang terjadi
Persis DakwArt ingin memberikan kesan
bahwa Persis DakwArt merupakan salah satu penggiat
dakwah Persis yang selalu update, fenomena sosial yang
terjadi di masyarakat harus langsung dicermati, diamati,
dan ditindaklanjuti, sebagai respon atas peristiwa yang
terjadi.
Persis DakwArt membuat poster menunjukan
partisipasi terhadap yang terjadi hari ini, poster
memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
(HUT RI), poster Hari Buruh, Pendidikan Nasional, dll.
Juga tentu poster yang memperingati hari-hari besar
Islam lainnya, seperti poster yang mengajarkan atau
mengingatkan tata cara Sholat Gerhana, dan sebagainya
sebagai respon berpartisipasi atas apa yang terjadi di
masyarakat.
Selain poster yang menunjukan kegembiraan,
Persis DakwArt juga membuat poster yang menunjukan
keprihatinan, duka, bahkan marah atas apa yang terjadi.
Seperti poster prihatin terhadap Palestina, Poster Duka
atas meninggalnya KH. M. Arifin Ilham, poster yang
berisi kutukan terhadap apa yang terjadi pada Muslim
Rohingya di Myanmar, dll. Postre dibuat dengan sebaik
mungkin, tetap dalam menjaga cita-cita Dakwah Persis
DakwArt, dibuat dengan memperhatikan adab juga
sebisa mungkin tidak memprovokasi masyarakat, berikut
kutipan wawanacara:
141
“Yang kedua, kitapun fokus terhadap masalah-
masalah yang muncul saat ini, kita merespon
masalah. Masalah Palestina misalnya, masalah
apapun kita membuat dan kitapun membuat
poster dakwah sesuai dengan keadaan hari ini.
Contoh ada hari buruh kita buat, dan
memperingati kemerdekaan seperti apa, Idul
Fitri-Idul Adha kita buat. Itu konsep yang
memang sesuai waktu saja bergulir, kita
merespon masalah di Masyarakat seperti apa,
merespon masalah-masalah di masyarakat
dengan menggunakan adab-adab, sebisa
mungkin tidak memprovokasi masyarakat, itu
secara sejarah.”25
Gambar 4.10: Poster merespon keprihatinan kepada Palestina
Sumber: https://web.facebook.com/persisdakwartID/photos/a.
1653062121645679/1739907796294444/?type=3&theater,
diakses pada 11 Juli 2019, pukul 16.01 WIB.
Dalam proses pembuatannya, ada permintaan
desain dari PP Persis untuk dibuatkan beberapa poster
pemberitaan tentang meninggalnya Ustadz HR. Prawoto,
25
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 20
Desember 2016.
142
seorang Ustadz Persis yang meninggal dianiaya.
Prosesnya di hari penganiayaan itu, Ustadz Prawoto
sedang ditangani oleh dokter-dokter Persis, kemudian
permintaan desain datang melalui Kang Edwin (Ustadz
Muhammad Edwin Khadafi, SE. yang juga menjabat
ketua Pimpinan Daerah Pemuda Persis Bandung) di grup
whatsapp, langsung dibuatkan, kemudian setelah selesai
dikonfirmasi ulang update beritanya, setelah beritanya
valid baru poster yang tadi dibuat didistribusikan melalui
grup-grup media sosial, akun Persis DakwArt di
facebook, instagram, twitter, dll. Berikut kutipan
wawancaranya:
“Saya memang lebih merasa (nyaman) untuk
jamiyyah, contoh ada pesenan desain dari PP,
termasuk untuk ILC, saya lebih senang jika hasil
desain saya dishare untuk semua orang,
termasuk yang pak Prawoto kemarin.
Kronologisnya begini ada masuk informasi dari
kang Edwin ‘tolong buatkan desain untuk pa
Prawoto meninggal’ masuk grup whatsapp,
ternyata belum meninggal, tapi desain telah
selesai. Satu jam kemudian saya share ke kang
Edwin, beliau bilang ‘simpan, jika telah
meninggal (valid kabarnya) baru share.’ Setelah
valid informasinya, dishare dari situ deras,
banyak akun menshare, desain saya pertama kali
muncul di postingan ustadz Prawoto meninggal,
desain tulisan ‘Innalillahi ...,’ selanjutnya ada
desain ‘Prawoto sang penjaga ulama, kini telah
tiada’ di-share secara bersamaan langsung dua
desain diupload. Jadi saya lebih enak kalau
143
desain saya dishare oleh orang-orang persis, itu
luar biasa sekali, terasa nikmat.”26
Gambar 4.11: Poster meninggalnya Ustadz HR. Prawoto,
salah satu korban penganiayaan terhadap para Ustadz.
Sumber: https://www.instagram.com/p/Bep4iFknJpu/,
diakses pada 11 Juli 2019, pukul 17.16 WIB.
Terdapat hal menarik yang terjadi ketika
terjadinya peristiwa tersebut, desain poster Ta’jiah atau
ucapan bela sungkawa terus Kang Oid buat sampai lebih
dari lima desain, karena melihat netizen butuh gambar
untuk di-share di media sosial prabadi mereka. Sehingga
booming pemberitaan juga poster-poster Ta’jiah yang
dibuatkan, sampai di twitter poster Ta’jiah di-retweet
oleh tokoh-tokoh nasional seperti Hidayat Nurwahid,
Dahnil Simanjuntak, Haikal Hassan, Musni Usman, DPP
PKS, dan akun-akun lain yang mempunyai follower
26
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 06
Februari 2018.
144
yang banyak ikut me-retweet, sampai peristiwa ini
diangkat oleh program talkshow “Indonesia Lawyers
Club (ILC) di TvOne pada 06 Februari 2018 dengan
tajuk “Siapa Menganiaya Para Ustadz,” hingga berita ini
menjadi berita nasional yang terus diperbincangkan di
media nasional. Berikut pemaparan Kang Oid saat
penulis tanya tentang proses pembuatan desain:
“Desain-desain Ta’jiah langsung pro aktif saya
buatkan, kira-kira yang masyarakat
membutuhkan, netizen Persis butuh yang harus
disharekan, saya langsung buru-buru bikin,
banyak poster yang seperti itu.” Penulis: “Jika
kejadian kemarin (meninggalnya ustadz
Prawoto), publikasi tanpa adanya desain saya
kira tidak akan booming kang?” “Iya lah, tidak
akan booming. Hanya mengandalkan kata-kata
saja jangankan sampai masuk ILC, bahkan
orang Persis pun hanya akan bertanya siapa sih,
yang mana, hanya sekedar sampai situ. Paling
hanya screenshoot chatting, hanya kata-kata.
Jadi setelah itu saya banyak mendesain pa
Prawoto, ada desain tulisan ‘terimakasih ...’
buru-buru dishare, jadi naik terus. Termasuk
saya kaget di twitter, Daniel Simanjuntak
Pemuda Muhammadiyyah meretweet, Hidayat
Nurwahid meretweet, DPP PKS meretweet
desain itu, juga Musni Usmar, Haikal Hassan,
pokonya orang-orang yang banyak followernya
di twitter mengupload, senang bangga. Makanya
penting desain grafis itu, kalau tidak ada desain
Wallahu A’lam (apakah sebooming itu atau
tidak) bakal seramai itu, tidak bakal sampai
daerah. Jadi kita tidak bisa diam, berpangku
tangan karena sekarang zaman telah begini
(kecanggihan IT) desain-desain berseliweran,
145
hoax, harus kita yang menangkalnya dengan
desain grafis dari persis.”27
Bagi Persis peristiwa ini sangat mengerikan,
salah satu Ustadznya dianiaya oleh orang yang polisi
bilang sebagai orang gila. Namun disisi lain, hikmah dari
meninggalnya Ustadz HR. Prawoto yang juga menjabat
sebagai Kepala Oprerasional (K.Ops) Komando Pusat
Brigade Persis, adalah momentum bagi Persis untuk
kembali bangun, menyatu dari Pimpinan Pusat hingga
Pimpinan Jamaah juga bagi organisasi otonom persis.
Hingga digelarnya acara “Silaturahim Akbar Keluarga
Besar Persatuan Islam” yang digelar di Monumen
Perjuangan Rakyat Jawa Barat, di kota Bandung, pada
Sabtu, 24 Februari 2018.
9) Alat dakwahnya orang-orang kaum muda juga
menaikan popularitas Persis
Setelah melihat kekuatan sosial media
dibandingkan media massa lainnya, terlepas konten apa
yang di-like, dikomentari, dan yang dibagikan baik hal
postif maupun negatif menjadi privasi bagi tiap
penggunanya. Persis DakwArt ingin merubah ketika
remaja hingga pemuda-pemudi Persis membagikan
desain tentang dakwah, maka desain dakwah Persis
DakwArt yang digunakan terlebih dahulu baru desain
dakwah dari komunitas lain.
27
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 06
Februari 2018.
146
“Prinsip DakwArt sendiri adalah menjadi
kebutuhan dunia komunikasi Persatuan Islam.
Saya berkeinginan bahwa jika netizen jama’ah
Persis ingin mempublikasikan desain dakwah,
maka mereka dapat menggunakan desain buatan
Persis DakwArt, bukan dari akun lain. Itulah
target awal Persis DakwArt. Kemudian saya
ingin menaikan rating (popularitas) dari ustadz
di Persis. Termasuk jihad (Kajian rutin Ahad di
kantor) PP pertama didesain oleh saya. Karena
kevakuman tersebut saya membuat Persis
People.”28
Untuk tujuan tersebut materi konten poster
Persis DakwArt sangat beragam, dari mulai materi
tentang Aqidah, Adab dan Akhlak, Fikih, dan materi
keislaman lainnya yang dikemas dalam bentuk
informasi, himbauan, ajakan, perintah, bahkan larangan,
tentu dengan desain yang menarik, elegan, dan
menghindari kata-kata yang berbau provokatif.
10) Persis DakwArt cikal-bakal meratanya desain grafis
di Jam’iyyah Persis
Diharapkan dengan adanya Persis DakwArt,
Sumber Daya Manusia (SDM) dari Jam’iyyah Persis
yang mempunyai kemampuan bidang desain grafis
bermunculan, sehingga setiap kegiatan Persis dari Pusat
hingga Pimpinanan Daerah, organisasi otonom Persis,
juga intansi yang berada di naungan Persis, mempunyai
seorang desainer grafis. Sehingga setiap kegiatan dapat
28
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 06
Februari 2018.
147
dikemas dengan baik, semenarik mungkin, agar
mengundang minat dari Mad’u.
Karena tidak meratanya SDM yang mem-
punyai kemampuan desain grafis di setiap Jam’iyyah
Persis, terjadi ketimpangan yang disayangkan. Misal
kampus-kampus yang dibawah naungan Persis,
mengadakan acara, acara itu menarik, namun karena
kurangnya SDM yang ahli mendesain, minimalnya
mendesain pamflet dan banner kegiatan, menjadikan
kegiatan itu menjadi kurang peminatnya.
Kedepannya jika Persis DakwArt telah legal
dibawah naungan PP Persis, diharapkan bisa meratakan
seluruh kegiatan Persis dengan satu konsep desain, yang
akan diterapkan di kegiatan Persis hingga ke Pimpinan
Jama’ah-nya, di kampus-kampus, pesantren-pesantren,
hingga organisasi santri Rijalul Ghad-Ummahatul Ghad
(RG-UG/setara osis). Bahkan diwajibkan semua RG-UG
mempunyai sosial media, yang diisi dengan desain-
desain dakwah Persis, lalu dididik hingga mereka terasah
kemampuan desain grafisnya.
“Keempat ingin (mengembangkan skill), karena
melihat mendesain itu ada anak yang mau, rajin
mendesain tapi kurang bagus hasilnya, ada yang
bisa, bagus, tapi tidak mau, malas untuk
mendesain. Sepeti akun-akun kampus, ada
STAIPI, SKTIP, mendesainnya sayang (biasa aja,
padahal punya naungan lembaga atau
organisasi). Jika Persis DakwArt dilegalitaskan,
ingin meratakan seluruh konsep desain di persis,
termasuk desain-desain di kampus, pesantren,
148
RG-UG (osis) dicoba. Kedepannya diwajibkan
untuk RG-UG semuanya memiliki akun
instagram dan media sosial lainnya, diisi dengan
desain-desain tentang persis, saya ingin
mendidik anak-anak supaya bisa (mempunyai
skill) desain grafis.”29
11) Diselenggarakannya acara SilArturahmi sebagai
wadah Silaturahmi member baru Persis DakwArt
SilArturahmi merupakan acara yang diseleng-
garakan oleh Bidang Kominfo PP Pemuda Persis,
sebagaimana diberitakan dalam website resmi PP Persis,
www.persis.or.id, acara ini diberi nama Sil.ARTurahmi
dengan maksud Sil (dalam bahasa arab artinya
sambungkanlah) ar-Rahmi (kasih sayang). Diharapkan
dengan acara ini, terjalin hubungan emosional, antara
kaum muda Persis yang minat terhadap desain grafis.
Acara yang dimulai pada pukul 08.00 pagi ini dihadiri
oleh 30 peserta yang terdiri dari 20 ikhwan dan 10
akhwat, sedangkan 15 orang absen dari jumlah
keseluruhan pendaftar.30
Pada acara ini Persis DakwArt sudah resmi
sebagai komunitas di bawah bidang kominfo PP Pemuda
Persis, atas permintaan ketua umum PP Pemuda Persis
Ustadz Eka Permana Habibillah. Para Member baru ini
berasal dari berbagai daerah sepeti Garut, Tasik, Kota
29
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 06
Februari 2018. 30
persis.or.id, 29 Juli 2016, “Persis DakwArt Gelar Acara Silarturahmi
Bersama Semua Member,” https://www.persis.or.id/persis-dakwart-gelar-
acara-silaturahmi-bersama-semua-mem-ber, diakses 11 Juli 2019 pukul 23:42
WIB.
149
Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cimahi,
Bogor, dan Purwakarta.
Para peserta hampir 70% dari kalangan santri,
dan sisanya dari kalangan Pemuda dan Mahasiswa dari
berbagai Universitas seperti dari Universitas Islam
Negeri (UIN) Gunung Djati Bandung, Politeknik
Bandung (POLBAN), Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM), Universitas Informatika dan Bisnis
Indonesia (UNIBI), dan Sekolah Tinggi Agama Islam
Persatuan Islam (STAIPI).
“Akhirnya saya menerma ajakan Ustadz Eka,
Persis DakwArt itu di bawah PP Pemuda Persis.
Member baru ini mulai berkumpul setelah bulan
Ramadhan, terdiri dari beberapa daerah mulai
dari Garut, Tasik, Kota Bandung, Kabupaten
Bandung, Bandung Barat, Cimahi, dari Bogor,
dari Purwakarta, ada tujuh sampai delapan kota.
Para member baru ini kebanyakan Santri, 70%
kalangan santri, 30% dari kalangan Mahasiswa.
Mahasiswa kebanyakan dari mereka, dari
Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, ada
yang di Politeknik Bandung (POLBAN), ada
yang Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan
Islam (STAIPI), ada yang di Imarat, Universitas
Komuter Indonesia (UNIKOM), kemudian
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
(UNIBI), dan sebagainya.”31
12) Mendigitalkan Fatwa Dewan Hisbah Persis
Dewan Hisbah mempunyai Tugas dan Fungsi,
(1) berfungsi sebagai dewan pertimbangan hukum
31
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 20
Desember 2016.
150
Syara’ dalam Jamiyyah Persis, (2) bertugas melakukan
pengkajian Syara’ atas berbagai persoalan yang
berkembang, (3) bertugas memutuskan persoalan-
persoalan Syara’ di bidang dakwah, pendidikan,
ekonomi, sosial, dan politik.32
Juga mempunyai kewajiban dan hak (1)
berkewajiban meneliti hukum-hukum Islam, (2)
berkewajiban merespon segala persoalan umat yang
berkaitan dengan hukum Syara’, (3) berkewajiban
membuat petunjuk pelaksanaan ibadah untuk keperluan
umat.33
Memberikan pertimbangan dan mengambil
keputusan hukum Islam dengan menerbitkan surat
keputusan sidang Dewan Hisbah tentang hukum Islam
untuk disampaikan kepada pimpinan pusat. Serta
bertindak sebagai lembaga pengkajian masalah-masalah
keislaman.34
Namun fatwa-fatwa yang dihasilkan oleh
Dewan Hisbah didokumentasikan dalam bentuk buku
yang pembacanya masih terbatas, belum digitalkan
sehingga dapat dijangkau oleh Jamaah Jamiyyah Persis
juga khalayak umum. Konsepnya satu poster memuat
sebuah fatwa, namun pelaksaannya belum mencapai titik
32
PP. Persis, Qanun Asasi Qanun Dakhili (QAQD) Pedoman Kerja
Rencana Jihad 2015-2020 (Bandung: PP. Persis, 2015) 35. 33
PP. Persis, Qanun Asasi Qanun Dakhili (QAQD) ...., 35-36. 34
PP. Persis, Qanun Asasi Qanun Dakhili (QAQD) ...., 132.
151
terang, harus dibuat sistemnya sehingga programnya
mapan.
“Selanjutnya (kelima) menginginkan, mungkin
cita-cita yang belum tercapai ingin fatwa Dewan
Hisbah Persis di-media-digital-kan, kan
sekarang masih dalam betuk buku, sementara
buku itu mahal, hanya kalangan ustadz saja yang
punya, orang-orang daerah tidak tahu fatwa
Dewan Hisbah Persis hingga secara komunikasi
belum sampai fatwa Dewan Hisbah belum
menjamah (keseluruh jamaah persis).
Saya ingin konsep ini diminimalisirkan, dibuat
sebuah poster, postingan Fatwa Dewan Hisbah.
Baik dalam bidang Akidah, Akhlak, Fikih, Ibadah
dan lain-lain, dan itu belum mendapat titik-temu.
Soalnya masih riskan, secara konten. Mana yang
harus didesain, fatwa langsung atau dalil-
dalinya sehingga masih susah. Tapi saya sudah
ngobrol dengan ustadz Ginanjar karena beliau
staf ahli (Dewan Hisbah), ‘Ustadz saya ingin
sekali (mendigitalkan Fatwa Dewan Hisbah),
karena ini merupakan kebutuhan Jamiyyah, ingin
saya desain.’ Tapi belum sampai sekarang.”35
C. Evaluasi Strategi Dakwah
1. Evaluasi strategi dakwah program Persis DakwArt
Setelah melalui beberapa tahapan yang sudah
dijelaskan sebelumnya, untuk mengetahui dan mengukur
tingkat keberhasilan strategi dakwah, diperlukan adanya
evaluasi strategi.
Evaluasi mempunyai peranan tidak kalah
penting dari dua langkah strategi sebelumnya, evaluasi
35
Wawancara Pribadi, dengan Kang “Oid” Kholid Barkah, pada 06
Februari 2018.
152
sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang
dinyatakan telah tercapai. Serta menjadi tolak ukur,
menjadi penilaian strategi yang telah dilaksanakan apakah
sukses, kurang dan harus dimodifikasi, atau bahkan
diganti untuk strategi yang akan dilaksanakan pada
kemudian hari.
Evaluasi Strategi dilakukan oleh Persatuan
Islam dilakukan secara rutin yaitu pada Musyawarah
Kerja Nasional (MUSKERNAS PP PERSIS) yang
dilakukan rutin satu tahun sekali. Juga membahas program
kerja satu tahun kedepan. Muskernas yang dilakukan
Persis sebelumnya yakni Muskernas IV, yang berlokasi di
Lembang, Bandung Barat, 07-09 Desember 2018.
Sementata evaluasi yang dilakukan oleh Persis
DakwArt yakni melihat respon Mad’u pada postingan
sebelumnya. Dengan memperhatikan jam diunggah, tema
konten apa yang diunggah, desain poster, dan media mana
saja yang diunggah.
Saat pertama kali Kang Oid masuk, apresiasi
terhadap Persis DakwArt tidak terlalu booming, bahkan
sepi. Namun setelah mencoba kembali, Kang Oid
memanfaatkan grup whatsapp, di-share ke grup terlebih
dahulu, baru kemudian di fanspage DakwArt. Sehingga
para anggota grup tau bahwa ada postingan baru di akun
fanspage facebook Persis DakwArt. Berikut percakapan
pribadi bersama kang Oid Kholid Barkah:
153
“Kemudian setelah saya masuk Persis DakwArt,
saya melihat karena di whatsapp saya punya
kurang lebih ada 25 grup, jadi sebelum saya
upload di fanspage, itu saya upload dulu di grup
whatsapp, di grup Telegram juga, lalu setelah itu
saya upload di fanspage facebook. Sehingga
orang-orang itu sebelum lihat Persis DakwArt di
facebook, mereka sudah terlebih dahulu punya di
whatsapp sendiri, mereka otomatis langsung
melihat poster itu di fanspage facebook, sehingga
setiap postingan menjadi agak banyak like-nya. Itu
merupakan konsepnya dahulu, bagaimana temen-
temen yang di satu grup whatsapp saya mengenal
Persis DakwArt.”36
36
Wawancara pribadi, dengan Kang Oid Kholid Barkah, Pada 20
Desember 2016.
154
2. Tabel Temuan Evaluasi
Evaluasi Strategi Dakwah program “Persis DakwArt”
Tanggal
Upload
Tema
Konten Isi Konten
Jumlah
Analisa Like
Kome
ntar
Sha-
re
18 Juni
2016
Moti-
vasi
Berlarilah, Jika
Tidak kau kan
Tertinggal. Ber-
hentilah, jika
tidak kau kan
Terlena.
99 0 8 Poster ini bersisi
avatar seorang
santri yang
berlari. Penggu-
naan avatar
efektif untuk
mengundang
perhatian netizen.
21 Juni
2019
Peringat
an
Sholat Itu
Bukan Part
Time, Bukan
Juga Some-time,
Apalagi No
time, Sholat itu
Harus Full
Time, dan Juga
On Time,
Karena Mati Itu
Any Time
61 0 14 Poster ini
menggunakan
background
jama’ah yang
sedang sujud.
Namun menurut
penulis dianggap
kurang menarik
terlihat dari
respon netizen.
22 Juni
2019
Quots
Ulama
Persis
“Antum kade!!!
Lamun Dakwah
Geus Pabeulit
jeng Eusi Peujit,
Pabaliut Jeung
Eusi Kadut,
Gancang Kaluar
Indit Lumpat,
Sabab Eta Lain
Jalan Dakwah.”
KH. Muham-
mad Romli
(Ketua Dewan
Hisbah PP.
Persis)
439 14 604 Poster ini
menggunakan
background foto
KH. Muhammad
Romli, kemudian
dituliskan apa
nasihat beliau.
Poster ini
mendapatkan
respon yang baik
dari netizen,
bahkan poster ini
mendapat respon
netizen terbanyak
hingga hari ini.
155
01 Juli
2019
Quots
Ulama
Persis
Pendapat Bukan
Dalil. Tapi
Pendapat "Harus
Jelas Dalilnya"
(KH. Usman
Shalehudin,
Alm.)
219 4 149 Poster ini
merupakan hasil
evaluasi yang
dilakukan, setelah
melihat
antusiasme
netizen pada
poster yang
berkonten quots
Ulama, meskipun
tidak mendapat
respon sebanyak
postingan
sebelumnya,
tetapi masih
mendapatkan
apresiasi yang
lebih tinggi dari
pada poster
berkonten lain.
22 Juli
2019
Ucapan
Ta’ziah
(bela
sungka
wa)
Ucapan Ta'ziyah
atas Wafatnya
KH. M. Arifin
Ilham dari PP.
Persis atas nama
Ketua Umum
KH. Aceng
Zakaria dan
Sekretaris
Umum H. Haris
Muslim, Lc.,
MA.
368 13 126 Poster berkonten
ucapan Ta’jizah
PP Persis atas
meninggalnya
KH. M. Arifin
Ilham, salah satu
Ulama besar di
Indonesia. Poster
ini mengundang
respon yang
banyak juga dari
netizen sebagai
wakil ucapan
belasungkawanya
mereka terhadap
meninggalnya
salah satu tokoh
gerakan 212 ini.
Tabel 4.1: Tabel Evaluasi Strategi Dakwah Pesis DakwArt
156
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persis DakwArt yang mencoba memberi wajah
baru dakwah Persatuan Islam (Persis). Persis DakwArt
mencoba berdakwah dengan cara lain selain bil lisan, yakni
bil kitabah. Tepatnya program Persis DakwArt menggunakan
media seni desain grafis untuk membuat poster berkonten
dakwah. Tujuannya adalah mengawal jalan dakwah Persis
dengan Persis DakwArt juga mendakwahkan Qur’an-Sunnah
secara elegan dengan seni desain grafis, di Jam’iyyah Persisi
sebagai visinya.
Strategi dalam kegiatan dakwah sangat diperlukan
agar memudahkan kegiatan dakwah. Fred R. David
mengungkapkan tiga tahapan strategi, yaitu perumusan
strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Lalu
perencanaan Strategi Dakwah program Persis DakwArt
adalah:
1. Tahap Perumusan Strategi
Persis DakwArt mempunyai pedoman setiap
poster yang dibuat oleh Persis DakwArt, didesain
dengan semenarik mungkin, mendakwahkan ajaran
Qur`an-Sunnah, dan memilih kata-kata yang efektif,
tidak menyinggung masyarakat, menjauhi rasis, dan
menghin-dari kata-kata provokatif. Sehingga mendapat-
157
157
kan respon yang baik dari masyakat sebagai Mad’u
Persis DakwArt.
Kemudian merancang program-program yang
disusun berdasarkan tujuan dakwah Persis DakwArt
melaui seni desain grafis, program yang paling
diunggulkan yaitu:
a. Membuat poster dengan konten Fatwa Ulama Persis
b. Membuat poster dengan konten Tutorial Ibadah
c. Membuat poster yang merespon fenomena sosial
yang terjadi.
Ketiga program ini dianggap mewakili tujuan
program Persis DakwArt yakni mengawal jalan dakwah
Persis dengan Persis DakwArt juga mendakwahkan
Qur’an-Sunnah secara elegan dengan seni desain grafis,
di Jam’iyyah Persisi sebagai visinya.
2. Tahap Implementasi Strategi
a. Poster dengan konten Fatwa Ulama Persis
Fatwa atau Quots para ulama-ulama Persis
memiliki keuntungan agar selalu teringat nasihat
ulama, juga secara tidak langsung Persis DakwArt
mengenalkan para ulama-ulama Persis dengan
poster.
Konten poster fatwa Ulama ini sangat
mengambil perhatian dari Mad’u, terlihat dari poster
fatwa para asatidz lebih banyak jumlah like dan
share-nya. Seperti poster Quots KH. Muhammad
158
Romli yang menjabat sebagai ketua Dewan Hisbah
Persis, di facebook mendapat like dan share
terbanyak yakni 440 jumlah like, 14 komentar, dan
603 kali dibagikan.
Terlihat kebutuhan Mad’u terhadap nasihat
para ulama, khususnya ulama Persis sangat tinggi.
Untuk yang pernah belajar langsung dengan beliau,
melihat poster gurunya pasti sangat membanggakan.
Kemudian bagi yang tidak pernah belajar langsung
kepada beliau, dengan poster dakwah ini diharapkan
bisa memperhatikan gaya bahasa yang beliau guna-
kan, sederhana, simpel, namun mendalam, khas
nasihat seorang Ulama dahulu.
b. Poster dengan konten Tutorial Ibadah
Persis DakwArt membuat poster dengan
konten tutorial ibadah sesuai ajaran nabi, lengkap
dengan dalilnya, yang dikemas semenarik mungkin,
sehingga menarik perhatian dan minat Mad’u.
Hal ini diperhatikan mengingat kaidah dalam
ilmu Ushul Fikih, hukum asal ibadah dilaksanakan
bila ada dalil. Sedangkan perkara adat yang bukan
ibadah hukum asalnya dimaafkan, sampai ada dalil
yang mengharamkan.
Menafsirkan dari kaidah tersebut, kemudian
Persis DakwArt membuat konten poster yang
159
159
tuntunan cara beribadah sesuai dengan contoh dari
Nabi, lengkap beserta dalil-dalil perintahnya.
c. Poster yang merespon fenomena sosial yang terjadi.
Persis DakwArt ingin memberikan kesan
bahwa Persis DakwArt selalu update untuk
merespon fenomena sosial yang terjadi di masya-
rakat harus langsung dicermati, diamati, dan
ditindaklanjuti, sebagai respon atas peristiwa yang
terjadi.
Persis DakwArt membuat memperingati Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI), Hari
Pendidikan Nasional, kemudian dalam konteks
keislaman, Persis membuat poster motivasi ketika
berpuasa. Selain poster yang menunjukan kegembi-
raan, Persis DakwArt juga membuat poster yang
menunjukan keprihatinan, duka, bahkan marah atas
apa yang terjadi. Seperti poster prihatin terhadap
Palestina, Poster Duka atas meninggalnya KH. M.
Arifin Ilham, poster yang berisi kutukan terhadap
apa yang terjadi pada Muslim Rohingya di
Myanmar, dll.
Semua Poster dibuat dengan sebaik mungkin,
tetap dalam menjaga cita-cita Dakwah Persis DakwArt,
dibuat dengan memperhatikan adab juga sebisa mungkin
tidak memprovokasi masyarakat.
160
3. Tahap Evaluasi Strategi
Tahapan Evaluasi strategi dilakukan oleh
Persis DakwArt yakni dengan melihat respon Mad’u
pada postingan sebelumnya. Dengan memperhatikan jam
diunggah, tema konten yang diunggah, desain poster,
dan media sosial mana saja yang diunggah.
Hasil yang didapatkan kemudian menjadi
bahan evaluasi bagi konten yang akan diunggah
berikutnya, seperti jam berapa proses unggah konten
dilakukan, tema apa saja tema yang mengundang banyak
respon khalayak, bagaimana desain yang disukai
khalayak, juga memperhatikan media (media sosial)
mana saja untuk mengunggah konten.
B. Saran
Setelah menyelesaikan penelitian ini, melihat data
yang penulis temukan selama penelitian maka penulis
mencoba memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada Persatuan Islam
Nama besar Persatuan Islam (Persis) sebagai
salah satu Organisasi Massa (Ormas) Islam terbesar di
Indonesia, dan bahkan sudah diakui di luar negeri. Sudah
sewajarnya jika Persis semakin meningkatkan pelayanan
terhadap ketersediaan informasi dan komunikasi.
Untuk semakin memajukan website resmi Persis
yang digunakan juga sebagai portal berita update yang
valid dari Persis, alangkah lebih baik jiga reporter
161
161
www.persis.or.id ditambah, agar dapat lebih produktif
dalam pemberitaan. Juga dapat memanfatkan kalangan
santri untuk belajar menjadi seorang jurnalis, yang objek
pemberitaannya adalah pesantren masing-masing.
2. Kepada Persis DakwArt
Pengembangan program Persis DakwArt sangat
luas cakupannya, semoga cita-citanya memberikan
couching klinik ke jama’ah-jamaah bisa dan wajib
terwujud, juga merambah orgasasi intra pesantren Rijalul
Ghad-Ummahatul Ghad (RG-UG).
Karena dengan desain, acara di kampung peda-
laman dapat menjadi lebih menarik dari pada acara di
kota, yang acaranya meriah namun kurang menarik karena
bungkusnya yang tidak sesuai.
3. Kepada peneliti selanjutnya
Penelitian terhadap Persatuan Islam masih
sangat dibutuhkan, masih banyak kegiatan yang belum di-
explore, termasuk pemanfaatan dan fungsi komunitas
yang bersentuhan dengan teknologi dan informasi, seperti
Persis Photography juga Persis Tv Channel. Serta
komunitas lain yang sering terdengar di kalangan
Jam’iyyah, namun kurang terangkat oleh pemberitaan
resmi di Pimpinan Pusat Persis.
162
4. Kepada para pembaca
Ruang lingkup dakwah itu sangatlah luas, tidak
terbatas oleh cara, tempat, dan waktu. Setiap kegiatan
mengajak, memberitahu, memperlihatkan tentang ajaran
Islam, sudah termasuk pada kegiatan dakwah.
Ditambah perkembangan teknologi informasi
pada revolusi industri 4.0, layaknya menjadi dua sisi mata
pisau yang dapat menjadi ancaman juga menjadi peluang,
bahkan keuntungan bagi para Da’i modern andai bisa
menggunakan dan memaksimalkannya.
163
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, Tuty, Strategi Dakwah Dikalangan Majlis Ta’lim.
Amien, Shiddiq, Panduan Hidup Berjamaah. Bandung: Tafakur,
2005.
Amin, Samsul Munir, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam.
Jakarta: Amzan, 2008.
Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: AMZAH, 2009.
Anshary, Isa, Manifest Perjuangan Persatuan Islam. Bandung:
PP. Persatuan Islam, 1958.
Arifin, Anwar, Dakwah Kontenporer: sebuah Studi Komunikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Arifin, M., Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Study. Jakarta:
Bulan Bintang, cet. Ke-7, 1997.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009.
Bachtiar, Tiar Anwar (Editor), Risalah Politik A. Hassan. Jakarta:
Pembela Islam, 2013.
Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Komunikasi Kontenporer.
Yogyakarta, Andi Yogyakarta, 2004.
Cangara, H. Hafied, Perencanaan dan Strategi Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pres, 2013.
David, Fred R., Manajemen Strategi Konsep. Jakarta:
Prenhallindo, 2002.
164
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopeda Islam. Jilid 1,
cet. 4, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. jilid 4, cet.
4, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.
Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Ensiklopedia Nasioal Indonesia, Jilid 13. PT. Cipta Adi Pustaka,
1990.
Ensiklopedia Sunda, Alam, Manusia, dan Budaya Termasuk
Budaya Cirebon dan Betawi. Jakarta: PT. Dunia
Pustaka Jaya, 2000.
Fiederspiel, Howard M., Persatuan Islam: Islamic Reform in
Twenteith Century Indonesia. New York: Cornel
University, 1970.
Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun
Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, Cet 1, 1997.
Hariadi, Bambang, Strategi Manajemen: Strategi
Memenangkang Perang Bisnis. Malang: Bayumedia
Publishing, 2005.
Hasjmy, A., Dutur Dakwah Menurut Al-Qur’an. Jakarta, Bulan
Bintang 1994.
Helmi, Masdar, Dakwah dalam Alam Pembangunan.
Semarang: CV Toha Putra.
Ilahi, Wahyu, Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
165
Jalil, Abdul, Mekanisme Dakwah dari Proses Penyadaran
Menuju Implementasi Pelembagaan dan Pengelolaan.
Jurnal Dakwah, Vol. 2, No. 1, 2000. h. 30.
Liliweri, Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta:
Kencana, 2011.
Mahmud, Ahmad, Dakwah Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah,
2002.
Masy’ari, Anwar, Butir-Butir Problematika Dawah Islamiyah.
Surabaya: Bina Ilmu 1993.
Moeleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif. Bandung,
Remaja Rosdakarya, cet-10, 1993.
Muhtaram, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah.
Yogyakarta: Al-Amin Press Dan IFKA, 1966.
Mulkanasir, Strategi Pengembangan Kualitas Sumber Daya
Manusia, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, edisi 2
Desember 2006.
Munir, M. dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah. Jakarta:
Rahmat Semesta, 2006.
Munir, M., Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006.
Muriah, Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000.
Natsir, M., Dakwah dan Pemikirannya. Jakarta, Gema Insani
1999.
Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1990-1942.
Jakarta: LP3ES, 1980.
______, Partai di Pentas Nasional 1945-1965. Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1987.
166
Pimay, Awaludin, Paradigma Dakwah Humanis. Semarang:
Rasail, 2005.
PP. Persis, Qanun Asasi Qanun Dakhili (QAQD) Pedoman Kerja
Rencana Jihad 2015-2020. Bandung, 2015.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, ed. Ke-3,
2007.
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005.
Rifai, Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Murai
Rencana, 2006.
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah. Ciputat:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010.
Sanusi, Salahudin, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah
Islam. Semarang: Ramadhoni, 1964.
Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya:
Al-Ikhlas, 1983.
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media
Pratama, cet ke-2, 1997.
Wildan, Dadan, dkk., Gerakan Dakwah Persatuan Islam.
Tangerang Selatan: Amana Publishing, 2015.
Zaidan, A. Karim, Asas al-Dakwah. diterjemahkan. M.
Asywadie Syukur dengan judul Dasar-Dasar Ilmu
Dakwah. Jakarta: Media Dakwah, 1979.
167
Zainudin, Jeje, Fiqih Dakwah Jam’iyyah, Berjam’iyyah tidak
Bid’ah. Jakarta: Pembela Islam Media, 2012.
Zakaria, A. Materi Da’wah untuk Da’i dan Muballigh. Bandung:
Risalah Press, 2005.
Daftar Wawancara
Wawancara Pribadi, dengan Kang Oid Kholid Barkah, Pada 20
Desember 2016.
Wawancara pribadi, dengan Kang Oid Kholid Barkah, Pada 06
Februari 2018.
Wawancara pribadi bersama ketua Bidang Garapan Komunikasi
dan Informasi (Bidgar Kominfo) PP Persis, Ustadz
Jejen Jaenudin, M.Pd.I., pada 07 Februari 2018.
Referensi Internet
Al-Manhaj.or.id - Wajib Berdakwah Mengajak Manusia Kepada
Kebaikan Dan Haram Berdakwah Mengajak Kepada
Kesesatan https://almanhaj.or.id/6354-wajib-berdawah-
mengajak-manusia-kepada-kebaikan-danharam-
berdakwah-mengajak-kepada-kesesatan.html#_ftn2,
diakses pada: 26 Juni 2019, Pukul 20:13 WIB.).
https://kbbi.web.id/etimologi, diakses Senin, 12 Maret 2018,
Pukul 09.53.
Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc., Rumaysho.com, 29 Januari
2013, https://rumaysho. com/3119-hukum-asal-ibadah-
haram-sampai-ada-dalil.html, diakses pada 11 Juli
2019.
168
Nuraini Anitasari, Zahir Blog, 14 Juni 2017, Mengenal
Pengertian Buzzer Pada Sosial Media,
https://zahiraccounting.com/id/blog/pengertian-buzzer-
pada-sosial-media/ Diakses pada 11 Juli 2019, pukul
06.24.
Persis.or.id, 29 Juli 2016, “Persis DakwArt Gelar Acara
Silarturahmi Bersama Semua Member,”
https://www.persis.or.id/persis-dakwart-gelar-acara-
silaturahmi-bersama-semua-mem-ber, diakses 11 Juli
2019 pukul 23:42 WIB.
Persis.or.id, http://persis.or.id/tasykil-pp-persis-masa-jihad-2010-
2015/, diakses 05 Desember 2017, pukul: 17:39.
169
Foto Bersama Kang “Oid” Kholid Barkah
di Pesantren Pesatuan Islam Cisomang, Kab. Bandung Barat.
Foto Bersama Kang “Oid” Kholid Barkah
di depan Kantor Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis).
170
Foto Bersama Ustadz H. Jejen Zaenudin, M.Pd.I
di Kantor Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan
Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis).
Narasumber : Ustadz Jejen Zaenudin, M.Pd.I
Jabatan : Ketua Bidang Garapan Kominfo PP Persis
Waktu : Rabu, 07 Februari 2018
Lokasi : Kantor HMK Gedung PP Persis, Bandung.
هللا الرحمن الرحيم بسم
1. Identitas Ustadz, Nama dan Jabatan di PP Persis
Bismillahirrahmanirrahim, nama saya Jejen Zaenudin,
kebetulan mendapatkan amanah pasca Muktamar 2015 itu di
ketua bidang garapan komunikasi dan informasi, kominfo
kalau dulu namanya humas. Sekarang lebih ditegaskan kepada
informasi dan komunikasi, sampai 2020 nanti. Saya tinnggal di
jalan sukamulya dalam 1, rt 6, rw 09 nomor 20. Di kelurahan
sukaasih, kecamatan bojongloa kaler kota bandung.
2. Berkaitan dengan media, bagaimana dan apa makna
media bagi persis?
Bagi persis, media tidak bisa dipisahkan dengan persis sendiri
karena semua program-program kegiatan di jamiyyah tidak
bisa lepas dari dari media , baik media kalau kita sederhanakan
sebagai sarana atau media dalam kontesks kekinian, mau tidak
mau, apalagi kalau kita berbicara persis secara historycal
bahwa persis juga lahir karena dulu, ada media media yang
mendukung dan sampai sekarang baik, terutama di media
dakwah bil kitabah kita masih memiliki majalah risalah, jadi
kaitan persis dengan media sangat erat ya ustadz? Ya Betul
sekali tidak bisa dipisahkan. Sehingga kedepan kalau persis
ingin besar, tergantung bagaimana mengelola medianya, kalau
medianya tidak dikelola persis akan seperti ini (ketinggalan,
pen.), kenapa persis tidak tampil dipentas nasional karena kita
memang kita tidak dekat dengan media, dan kita tidak punya
media yang strategis, makanya untuk muktamar sekarang ini
khusus bahwa di persis ada bidang HMK, Hubungan
Masyarakat dan Kelembagaan kalau dulu PENPUB
penerangan publikasi ada dibawah sekum, kalau sekarang
dibikin bidang garapan tersendiri dan nanti membawahi
beberapa kegiatan dibawahnya.
3. Bagaimana pemanfaatan media internet untuk persis?
Berbicara persis tidak jauh dari dakwah, bagaimana
persis memanfaatkan media internet untuk berdakwah?
Alhamdulillah, baik yang secara personal atau secara
komunitas banyak yang mengelola lembaga lembaga dakwah
dengan internet dan sekarang kita kembangkan dengan web
persis di lingkungan PP. Kita punya web tetapi di daerah juga
banyak yang punya web, tapi saya lebih menyarankan kepada
teman-teman yang ada di daerah, kita (himpun) di satu saja
nanti diviralkan ke kita, alhamdulillah sekarang sudah mulai
berjalan sehingga apabila di satu daerah ada kegiatan pasti
masuk ke web persis dan kita viralkan, (seperti akun
@infopersis di instagram).
4. Ada beberapa komunitas di persis seperti persis
photography, persis dakwart, bagaimana hubungannya
dengan persis, apakah langsung?
Itu merupakan produk kita walaupun ada sebagian yang datang
dari mereka, dakwah art misalkan muncul dari komunitas
teman teman yang memang menyukai (dan) karena memiliki
kompetensi dalam bidang itu, mereka merapat ke kita
kebetulan kalau untuk dakwah art kita belum bisa sk (surat
keputusan pp persis, pen.)-kan secara resmi tapi secara
komunikasi itu sudah jalan insyaallah di bulan bulan ini kita
akan resmikan bahwa ini adalah milik jamiyyah persis di
bawah bidgar kominfo. Bisa juga dengan web persis dari dulu
sudah ada web persis, Cuma karena mungkin pegelolaan sdm
nya terbatas, kalo sekarang kan wajar, karena sekarang banyak
anak-anak muda yang memang punya potensi dan kompetensi
di bidang itu alhamdulillah sekarang web persis juga sudah
mulai bagus walaupun kita sedang dan terus lakukan perbaikan
di berbagai lini dan berbagai sisi, juga sekarang menggagas
persis tv ini masih channel karena kita dalam tahap
eksperimen tapi progresnya subhanallah lumayan dari pemirsa
dari jamiyyah dan sekarang kita akan tingkatkan di bulan
februari ini untuk kelengkapan peralatan, kita sudah
disediakan sama PP di atas di lantai 5 (lima) itu ada studio
mini untuk nanti kita bisa record dan kita pun sudah terbiasa
menerima undangan dari pihak-pihak tertentu yang ingin live
atau hanya sekedar record kemudian dan selain itu kita juga
punya media lainnya (seperti) majalah risalah, majalah yang
sudah cukup tua, seusia dengan panji mas, sabili, dan lain-lain
al-muslimun, dan alhamdulillah kita sekarang masih eksis
sekarang kita sudah masuk ke tahun 58 walaupun oplahnya
tidak begitu besar tapi eksistensi majalah, itu menjadi ciri khas
sebagai corong jamiyyah baik untuk masalah kajian ataupun
masalah berita-berita walaupun sekarang kita lebih di
dominasi dengan web persis. Jadi (hubungan) risalah dengan
persis memang naungan persis ustadz? Betul, malah sekarang
kalau dulu risalah masih di bawah yayasan karena tuntutan
orde baru waktu itu harus semuanya harus berdasarkan
yayasan kalo sekarang yayasannya dilebur dan sekarang
risalah ada di bawah kominfo, di bawah bidang HMK jadi sk-
sknya nanti semua di atur oleh PP Persis, dari semenjak 2015
ustadz? Betul, semenjak muktamar yang kemarin.
5. Bagaimana tanggapan ustadz terhadap persis dakwah art?
Saya mengapresiasi kinerja, kompetensi dan keinginan teman-
teman untuk membantu bagaimana persis didakwahkan
dengan berbagai cara, dengan berbagai sisi saya mengapresiasi
sekali, insyaallah itu akan saya fasilitasi di pp persis, kita tidak
akan membiarkan potensi-potensi itu berseliweran nanti kita
akan wadahi sehingga nanti akan lebih rapih lagi lebih terarah
lagi dan lebih terevaluasi lagi dan kita akan juga lihat nanti
hasilnya seperti apa.
6. Program unggulan kominfo pp persis
Saya melihat semua saya unggulkan termasuk tadi yang belum
saya sebut persis photography, kita juga ingin dengan persis
photography ini muncul ini nanti teman-teman yang punya
minat dan bakat, apalagi sekarang dalam kancah teknologi
informasi, semua orang bisa menggunakan kamera, termasuk
dari hp. Tapi kita ingin semuanya teredukasi makannya nanti
kita ada pendidikan ada pelatihan untuk anak-anak yang dari
pesantren nanti dari persis phtograophy ini sehingga mereka
sekarang tidak sekedar jepret tapi bagaimana jepret tapi
bernilai dakwah, jepret bernilai edukasi jangan jepret
kemudian viral dan yang tidak bermakna kita juga dengan
persis photogaphy punya kepentingan bahwa program yang
ada di daerah, cabang sampai jamaah betul-betul dilaksanakan,
ditangani nanti untuk urusan-urusan dokumentasinya oleh
teman-teman dari persis photography secara resmi termasuk
saya punya obesesi bahwa persis photography ini bukan hanya
laki-laki saja nanti rekrutment nya, (tapi) juga anak perempuan
sehingga nanti kalau ada musyawarah persistri misalkan
jangan laki-laki lagi yang masuk kaya acara himi acara pemudi
jangan fotografer dari laki-laki kita siapkan nanti dari anak
perempuan dari akhwat, itu untuk lebih menjaga marwah
dakwah kita dalam bidang itu.
7. Bagaimana persis hari ini dan apa cita-cita ustadz
terhadap persis di waktu yang akan datang
Berbicara persis ada tiga (fase) persis masa lalu, ada persis
hari ini dan persis yang akan datang, yang lalu kita jadikan
spion saja kita liat sekali-kali saya berprinsip kepada guru kita
orang tua kita ustadz Latif Muktar Allahuyarham bahwa kita
ini adalah pelanjut bukan pengikut artinya kita melanjutkan
kalau melanjutkan itu apa yang dirasa kurang mari kita
perbaiki itu dalam berbagai sisi kemaren ketika sidang dewan
hisbah lengkap 2 di bangil ustadz aceng menyampaikan bahwa
tidak menutup kemungkinan ada produk-produk persis masa
lalu yang direhabilitasi dalam arti diperbaharui untuk sekarang
dalam (itu) urusan syar’i, apalagi dalam urusan sekarang
teknologi informasi komunikasi dulu kita cukup saja dengan
majalah iber lah majalah risalah, kalau hari ini kita harus
dengan media sosial dengan latar belakang IT, itu. Berbicara
persis hari ini saya dari kominfo harus mengapresiasi
bagaimana perkembangan teknologi jangan sampai kebablasan
kaya kemaren saya sampaikan berita di web persis jangan
sembarang viral sekarang itu kan udah kita dapat ancaman
karena sudah ada korban di persis korban pembunuhan udah
mah banyak juga ustadz yang ditakut-takuti udah mah banyak
juga di media sosial sekedar gambar video entah tau dari mana
tiba-tiba diviralkan itu yang sangat berbahaya kita jangan
sampai masuk kepada apa yang terjadi pada masa rasulullah
haditsul ifki kabar bohong ketika aisyah difitnah berselingkuh
dengan sahabat rasul makanya muncul ayat tentang tabayyun
di al-hujurot itu adalah sebagai standar dakwah bagi kita, saya
sering sampaikan secara personal atau secara grup tolong
jangan sembarang viral jangan sembarang viral, Berbicara
persis hari ini. Berbicara persis kedepan ya paling tidak kita
siapkan-
Narasumber : Kang “Oid” Kholid Barkah
Jabatan : Desainer Senior dan Admin Persis DakwArt
Waktu : Selasa, 06 Februari 2018
Lokasi : Kediaman kang Oid, Cadas, Cisomang, Kabupaten
Bandung Barat.
بسم هللا الرحمن الرحيم
1. Identitas dan Nama Narasumber
Nama saya Kholid barkah, namun ornag mengenal saya
Kang Oid. Saya lahir di Cisomang, 14 April 1995. Saya
menempuh pendidikan TK, SD, dan MTs di Cisomang, lalu
melanjutkan pendidikan di Mu’allimin Persis Tarogong dan
lulus tahun 2014. Saya kemudian melanjutkan pendidikan di
STKIP Siliwangi jurusan Bahasa Indonesia sampai semester 5
(lima). Tidak melanjutkan kuliah, kemudian saya membuka
usaha “kerupuk seblak sebling” sambil membuat desain lalu
menikah, dan saya mengajar Tsanawiyyah dan secara rutin
mengisi majlis tabligh ibu-ibu, mengajar anak-anak mengaji di
malam hari, dan rutin mengikuti kegiatan pemuda. Saya
mengisi majlis tabligh dan khutbah jum’at di seluruh wilayah
Cikalong Wetan.
2. Kapan mulai membuat desain?
Saya mempelajari desain dari kegiatan ekstrakurikuler
saat Mu’allimin kelas 2. Awalnya saya mengikuti
ekstrakulikuler Bahasa Arab, karena beberapa hal, dan saya
punya minat pada seni dari kecil, saya mengambil
ektrakurikuler desain, saya terlambat 3 bulan materi, namun
karena punya minat dan bakal pada seni dari kecil saya bisa
mengejar materi. Karena saya tinggal di asrama, saya tidak
memiliki laptop, tetapi dengan keterbatasan itu saya tetap
mempelajari desain dan akhirnya saya mampu mengejar
materi 3 bulan sebelumnya. Hal ini karena sejak kecil saya
menyukai seni dan menggambar, ketika Tsanawiyyah saya
membuat kaligrafi, graffiti, dan gambar-gambar sehingga
memiliki basic.
Selain itu saya akrab dengan guru, sehingga kemampuan
desain saya terus berkembang dan di akhir masa sekolah,
desain saya mendapat proyek desain untuk pesantren. Baik
desain untuk kegiatan RG (Rijalul Ghad, OSIS untuk santri
laki-laki), UG (Umahatul Ghad, OSIS untuk santri laki-laki),
sampai asrama. Ketika masuk kelas 3 Mu’allimin, saya tidak
mendapatkan pelajaran desain dari ekstrakulikuler karena
harus fokus pada pemadatan ujian. Ketika di asrama terdapat
sebuah komputer di sekretariat asrama, saya menggunakan
komputer tersebut untuk terus membuat desain.
Di pondok juga, terdapat adik kelas di Cisomang yang
juga melanjutkan pendidikan di Garut dan membawa laptop,
saya meminjam laptopnya untuk mendesain gantungan kunci
dan stiker. Pembuatan gantungan kunci dan stiker ini bermula
dari banyaknya kasus kehilangan kunci dan barang-barang
milik santri, karena itu akhirnya saya berinisiatif membuat
gantungan dengan logo pesantren dan nama santri lalu
menjualnya. Gantungan itu dijual Rp.5.000,- dengan untung
Rp.2.500,- perbuah, lalu santri meminta agar terdapat foto,
maka saya menambahkan foto, dengan meminjam kamera
asatidz. Pesanan pertama yang saya dapat berjumlah 50
pesanan, modal yang saya keluarkan saat itu berjumlah
Rp.50.000,-. Pesanan pertama tersebut menghasilkan
keuntungan sampai Rp.300.000,-. Gantungan kunci dan stiker
ini tersebar beritanya hingga ke seluruh asrama, lambat laun
terus menyebar ke asrama putri. Hingga akhir kelas 3, saya
mengahasilkan lebih dari Rp. 1.500.000,-.
Dari penghasilan tersebut, yang awalnya saya diberikan
bekal uang yang sangat minim dari orang tua, dari gantungan
kunci tersebut akhirnya saya bisa memberi kepada orang tua
saya dan saya tidak mendapatkan uang bekal lagi. Di sekolah
saya kenal dengan banyak alumni, salah satu alumni yang saya
kenal dan berpengaruh dalam desain saya adalah Asep
Lukman, orang yang memiliki percetakan ‘rahayasa’ di jalan
Pembangunan di Garut, disitu saya mencetak semua pesanan.
Dan ternyata Asep Lukman itu alumni Tarogong, dari situ
mulai mengenal percetakan dan desain grafis.
Pulang ke rumah (lulus Aliyah) mulai berkembang, saya
ngajar bahasa Indonesia di (Pesantren Persis) Cisomang
sampai dikuliahkan, asalnya saya daftar ke UIN Yogyakarta,
sebelumnya diterima SNMPTN di UIN Yogyakarta (Jakarta)
jurusan PMI Pengelolaan (Pengembangan) Masyarakat Islam,
tapi tidak diambil karena ibu tidak mengizinkan di Jakarta,
padahal SNMPTN yang diterima dari Tarogong hanya 13
orang saya termasuk dari hampir 400 santri, tapi tidak diambil.
Pulang ke rumah saya mengajar, kemudian kenal dengan
Kang Edwin, Kang Edwin itu yang punya warung nasi Ayam
Berkah, beliau juga sebagai direktur BUMJ (Badan Usaha
Milik Jam’iyyah) PP Pemuda Persis. Kemudian beliau
termasuk pendiri HIPPI “Himpunan Pengusaha Persatuan
Islam,” saya dekat dengan kang Edwin. Mulai dari situ,
berawal dari perkenalan saya dengan kang Edwin saya
mengenal Persis secara keseluruhan, diajak ke viaduct (kantor
Pimpinan Pusat “PP” Persis), diajak ke PZU (Pusat Zakat
Umat Persis), diajak ke PP Persis oleh kang Edwin, dikenalkan
oleh beliau dengan A Alvin bab Desain, punya laptop pribadi
pun dari A Edwin setelah lulus Muallimin. Sudah punya bassic
(modal) punya laptop, kang Edwin memberi sebagian
uangnya, dan dari saya sebagian sehingga punya notebook.
Perkenalan dengan kang Edwin, saya mengenal seluruh
Persis di Bandung (khusunya) sampai-sampai oleh A Edwin
saya diarahkan khusus pada Bab desain. Pertama mendesain
itu mendesain acara Pra Reuni Akbar Pesantren Tarogong.
Saya mendesain mulai disebar, dari situ saya mengenal dunia
WhatsApp tahun 2014, mulai pegang HP mulai aktif (di sosial
media), share-share ke banyak grup.
Lama kelamaan tahun 2015 saya kenal dengan kang
Alvin sudah lama (menjadi lebih akrab). Mulai mendesain
pertama kali itu “20 Cara Mendidik ala Rasul,” kenal dengan
kang Alvin, oleh beliau diupload di Persis DakwArt. Jadi
sebelumnya Persis DakwArt sudah ada oleh kang Alvin.
Sebelumnya saya hanya mendesain untuk kepentingan pribadi
dan kepentingan kang Edwin, untuk Warung Berkahnya,
mendesain Box, menu, dll.
Desain saya dishare di Persis DakwArt, dan mendapat
respon yang baik, sejak saat itu Alvin mempercayakan akun
facebook Persis DakwArt kepada saya. Saya mendesain lalu
diupload, lalu tersebar di grup-grup whatsapp. Hal itu
membuat nama saya dikenal sebagai desainer grafis, dan
akhirnya PZU mengetahui bakat saya.
Saat itu terdapat desainer grafis senior Persis, yaitu Kang
Dandi Gozali. Beliau adalah desainer acara-acara PP Persis,
buku-buku, dan program-program kerja Persis. Namun ketika
Kang Dandi sibuk bekerja dan posisi desainer grafis di PZU
kosong, saya ditelpon oleh kang Angga (Direktur PZU) untuk
ditarik untuk membuat desain disana. Lambat laun, semakin
banyak orang-orang Persis yang tertarik, punya minat dengan
desain grafis.
Ingat dulu pas bulan puasa saya bikin hampir tamat 30
hari bulan Ramadhan membuat postingan, hari pertama, hari
kedua, sampai 30 hari terus mendesain, banyak yang suka,
mereka mempunyai minat, sehingga kemudian diakan acara
kopi darat dengan nama ‘sil-art-urahmi’. Acara itu
dilaksanakan dua minggu setelah Idul Fitri (tahun 2016),
dengan peserta 30 orang. Seluruh acara dipersiapkan oleh saya
sendiri dengan persetujuan kang Alvin, saya menyiapkan
seluruh proposal, surat-menyurat, dan mencari sponsorship.
Lambat laun saya dikenalkan dengan Ust. Eka (Ketua
Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persis) hingga aktif di PP
Pemuda Persis, beliau tahu kebutuhan Dakwah Persis saat itu.
Lalu Persis DakwArt berada di bawah komando Kominfo PP
Pemuda Persis, sebelumnya Kominfo tidak berjalan dengan
baik karena kurangnya SDM pada bidang desainer grafis.
Setelah itu disahkan Persis DakwArt masuk di bawah
Kominfo PP Pemuda Persis. Saat sil-art-urahmi saya dan kang
Alvin mengisi materi berkenaan desain grafis secara bassic
dan Ustadz Eka menjadi tuan rumah, saat itu desainer grafis
dari berbagai daerah seperti Tasik, Garut, Bandung, Cimahi,
berkumpul sampai 30 orang, sehingga mereka diminta untuk
menjadi koordinator dari daerah mereka berasal.
Namun lama-kelamaan Persis DakwArt menjadi
ngambang, kalau saya memang anggota kominfo pemuda
Persis, yang awalnya Persis DakwArt di bawah naungan
Kominfo Pemuda Persis, oleh kang Alvin dipindah ke bawah
naungan Kominfo PP Persis Ustadz Jejen (naik tingkat). Itu
terjadi sebelum Musykernas 2 PP Pemuda Persis, saya
dikontak oleh kang Hendi (ketua Bidgar Kominfo PP Pemuda
Persis “Oid gimana sekarang posisi Persis DakwArt?” dan
setelah bermusyawarah degan Ustadz Eka, akhirnya
menyerahkan seluruhnya Persis DakwArt ke PP Persis, namun
hasilnya tetap mengambang bahkan vakum. Sebelum ditarik
itu, telah diselenggarakan dahulu workshop IT oleh PP
Pemuda Persis yang berisikan materi Internet Marketing,
Website Development, dan Desain Grafis, dan saya mengisi
materi desain grafis. Acara tersebut merupakan silaturahmi
kedua setelah sil-art-urahmi, yakni Workshop IT.
Lambat laun posisi Persis DakwArt yang sudah berada
dibawah koordinasi Kominfo Pemuda Persis menjadi
dipertanyakan oleh pendirinya (setelah Worskhop IT) yaitu
kang Alvin, karena ia merasa Persis DakwArt menjadi milik
saya, berdasarkan banyaknya desain yang saya posting dan
masyarakat lebih mengenal Persis DakwArt adalah milik saya
dan bukan didirikan oleh beliau. Sejak saat itu kang Alvin
membawa Persis DakwArt ke PP Persis, sayangnya Persis
DakwArt menjadi vakum.
Kemudian saya mulai membuat desain untuk saya
pribadi, namun tetap mencantumkan logo Persis DakwArt.
Tapi saya tidak mempublikasikan di akun media sosial Persis
DakwArt. Yang saya sesalkan, Persis DakwArt tidak
dilanjutkan eksistensinya oleh kang Alvin. Saat itu saya
mempercayakan Persis DakwArt kepada beliau karena beliau
merupakan salah satu anggota Kominfo PP Persis, dengan
wewenang beliau sebagai Kominfo PP Persis, saya berharap
Persis DakwArt akan mendapatkan SK (Surat Keputsan),
namun sayangnya malah Persis photography yang terlebih
dahulu mendapatkan SK, padahal Persis Photography
terbentuk setelah munculnya Persis DakwArt.
Hal ini salah satunya disebabkan karena anggota Persis
Photography memiliki kedekatan hubungan dengan PP Persis.
Persis tv chanel yang baru terbentuk beberapa bulan juga
langsung mendapatkan SK, tetapi Persis DakwArt sendiri
sampai saat ini bekum memiliki SK. Itulah kekecewaan
terbesar saya sehingga membuat saya memilih vakum untuk
mengurus Persis DakwArt secara kelembagaan.
Namun, meskipun begitu saya tetap menerima
permintaan pembuatan desain untuk kebutuhan jama’ah,
seperti musywil jabar, acara pemuda, UKMJ Kab. Bandung,
juga acara HIPPI. Kevakuman ini banyak ditanyakan Jama’ah,
terutama Jama’ah yang memiliki usaha. Hal ini karena para
pengusaha tersebut membutuhkan jasa desain tetapi merasa
ingin memberdayakan potensi yang ada di Jam’iyah (Persis
terlebih dahulu). Tetapi desainer yang ada di jam’iyyah sendiri
belum siap untuk memasuki dunia bisnis, termasuk saya pun
cenderung malas untuk mengerjakan desain untuk kebutuhan
bisnis.
Prinsip dakwart sendiri adalah menjadi kebutuhan dunia
komunikasi Persatuan Islam. Saya berkeinginan bahwa jika
netizen jama’ah Persis ingin mempublikasikan desain dakwah,
maka mereka dapat menggunakan desain buatan Persis
dakwart, bukan dari akun lain. Itulah target awal Persis
dakwart.
Kemudian saya ingin menaikan rating (popularitas) dari
ustadz di Persis. Termasuk jihad PP pertama didesain oleh
saya. Karena kevakuman tersebut saya membuat Persis
People, Persis people ini saya mengambil konsep “Lambe
Turah” yang mempublikasikan seluruh kegiatan artis. Maka
Persis people ini akan menjadi akun yang memposting ulang
seluruh kegiatan jam’iyah yang baik personal maupun
lembaga. Persis people ini memposting ulah seluruh kegiatan
Jam’iyyah, baik PW, PD, PC, dsb. Selain kegiatan
memposting ulang itu, saya juga membuat desain untuk Persis
people.
Persis people sendiri dipegang oleh Yazid Imanullah
yang menjadi desainer akun Jihad-Art, Bojongloa Kaler. Kami
terus bekerja sama untuk mengelola akun ini, kami
mencantumkan identitas kami, Persis dakwart, namun kami
meng-highlight Persis people agar popularitas Persis people
lebih tinggi. Maka saat ini saya fokus untuk mengelola Persis
people karena secara fungsi lebih terasa dan dari nama pun
bukan sekedar seni tetapi juga merujuk seluruh kegiatan
jam’iyyah Persis, dari mulai 2017 saya menggerakan Persis
people hingga sekarang.
Jika dikatakan siapa koordinator Persis DakwArt, maka
yang dikenal adalah saya dan bukan Alvin. Karena sejak sil-
art-urahmi diselenggarakan, kawan-kawan desainer lain lebih
mengenal saya daripada Alvin. Kawan-kawan pun lebih
terbuka untuk berbagi bersaama saya, dan saya pun jika
mendapatkan proyek besar desain saya akan membagikan
kepada mereka. Posisi Alvin sendiri bagi saya hanya pendiri
yang tidak mengurus dan melanjutkan eksistensi Persis
DakwArt. Saya sendiri hanya melanjutkan mengurus Persis
DakwArt dan mengembangkannya.
3. Adakah strategi yang digunakan ketika mendesain agar
lebih menarik?
Nah ini merupakan ada campur tangan sosok kang
Edwin, beliau dulu pernah punya usaha desain grafis juga
sebelum usaha warung nasi. Sedikit banyak beliau tahu
tentang dunia desain grafis, karena beliau juga sebagai
konsultan ekonomi, sehingga tentang bisnis beliau paham
bagaimana marketing komunikasi visual, tapi beliau hanya
berani, hanya mau share dengan saya bukan dengan kang
Alvin, “oid desain itu harus begini-begini” beliau yang
mengarahkan. “Konten desain itu fatwa-fatwa ustadz,
kegiatan jamiyyah, coba kamu desain.” Jadi bagi saya, kang
Edwin sebagai manager Persis DakwArt, beliau yang
mengarahkan.
Desain saya awalnya lebih cenderung kurang
berkembang (monoton), karena da konsep ATM “Amati Tiru
Modifikasi” saya saat itu banyak mencari inspirasi dari dua
akun, desain MDC “Muslim Desainer Community” dan
desain-desain salafi. Desain salafi ini bagi saya memiliki
konsep yang cukup modern, berwarna, (meskipun) tanpa
menggunakan foto ustadz, dengan desain-desain yang keren
pada saat itu.
Jadi kata kang Edwin “Karena desain kegiatan di
kampung pun bisa menjadi besar (meriah).” Dengan desain
yang gaya kegiatan menjadi mewah, padahal pengajiannya
hanya dua, atau sedikit jamaah. Dan ternyata kegiaatan di akun
lain pun sama, mau NU (Nahdlatul Ulama), di Salafi juga,
desain dibuat semenarik mungkin, modern, meskipun kegiatan
hanya berlokasi di kampung. Melihat konsep tersebut, saya
rasa bagus, mulailah seluruh desain-desain jamiyyah persis,
mulai dibuat desain (kegiatannya).
Awalnya tidak ada desain-desain secara umum karena
masuk (hadirnya) Persis DakwArt saya berkembang banyak
orang yang berminat juga (akhirnya menduplikasi), sebetulnya
sebelum saya pun banyak orang (persis) yang bisa mendesain
tapi hanya untuk pribadi saja tidak untuk kegiatan jamiyyah,
jadi istilahnya tertarik mengikuti (mendesain untuk kegiatan
jamiyyah). Dari situ mulai banyak akun-akun dakwah, akun-
akun dakwah di Instagram banyak menggunakan desain-desain
grafis, desain karya anak-anak mereka, mulai dari pemuda,
pemudi, HIMA, mulai kegiatan-kegiatan di desain.
Termasuk juga akun Syari’art, itu adalah akun
dakwahnya PD (Pimpinan Daerah) Pemuda Persis Bandung
Barat, jadi saya juga diamahi sebagai kominfo PD Pemuda
Persis Bandung Barat. Oleh saya desain syari’art, fokus kesitu
(media publikasi PD Pemuda Peris Bandung Barat). Konsep
desain syari’art sebenarnya oleh saya dibuat desain yang beda
jauh dengan Persis DakwArt, themplate-nya berbeda. Mulai
banyak followernya, dari situ saya mulai fokus, jadi sebelum
Persis people saya mengelola akun syari’art, termasuk
adminnya ketua PD (Pemuda Persis Bandung Barat) tapi
dibawahnya mencantumkan logo Persis DakwArt sebagai
media partner.
Saya ingat dulu, karena syari’art sudah banyak
followernya, ada acara TITN (Temu Ilmiah Tingkat Nasional)
PP Pemuda Persis. Saya menjadi tim kominfo acara tersebut,
tim media waktu itu membutuhkan akun (publikasi), kalau
buat dari awal bakal lama. Saya berinisiatif menggunakan
akun Syari’art, saya ganti namanya menjadi “Media TITN,”
semua konten-konten Syari’art dihapus padahal hampir 100
lebih postingan, diganti dengan TITN sampai sekarang belum
sempat diganti kembali, tapi arsip desain-desain Syari’art
masih ada.
Setiap desain saya menggunakan Persis DakwArt dan
syari’art. Sebelum Persis people saya buat “Watermark
Netizen Persis,” itu sebagai langkah penyeimbang akun Persis
people. Jadi Persis people sebagai desain utama, watermark-
nya dengan netizen persis, tapi saya dikemudian hari akan
membuat akun khusus netizen Persis untuk mendongkrak
persis. Jadi Persis people ada, Persis DakwArt terus
(berlanjut), jadi konsep piramida, membangun dari bawah,
bukan mengandalkan hanya satu akun.
Hari ini (Alhamdulillah) banyak akun-akun
mengatasnamakan Persis, saya melihat NU, karena saya
banyak follow akun-akun instagram NU. NU itu ada akun
santri NU, media NU, ada aswajagram, ada NU centre,
banyak. Termasuk juga santrinya, ada akun ala NU, ada ala
santri, santri NU kece, banyak sekali akun-akunnya, Sehingga
naik rating NU. Sampai saat ini memang akun NU yang paling
baik (produktivitasnya) untuk netizen, banyak akunya.
Kemudian Muhammadiyyah namun termasuk cukup kecil,
kemudian salafi ada dakwah tauhid, muslim, dll. banyak, saya
melihat dari situ sehingga saya terapkan di Persis, buat akun
yang banyak tapi dengan konten yang sama.
Ada anak-anak Persis bandung yang menyinyir “kenapa
harus menyaingi (akun) info persis, Persis people gak usah
dibuat” saya menjawab NU pun banyak (akun sosial
medianya) beda-beda, karena berbeda konten pula, kita pun
harus begitu agar menaikan rating Persis. Alhasil sampai
sekarang alhamdulillah kalau kita searching (di mesin pencari
dengan keyword) Persis, yang muncul desain-desain Persis,
kalo dulu 2014 jika melakukan pencarian (di internet) yang
muncul Persis solo, kalau bkin logo yang ada logo Persis solo,
kalau sekarang bisa dilihat banyak (konten dan logo persis),
karena dimulai dengan membangun tagar, hastag, dll.
Kalau sekarang searching gampang, ustadz-ustadz Persis
pada muncul (di internet), kalau dulu sangat susah. Saya ingin
mencari foto ustadz Aceng (Ketua Umum PP Persis) begitu
susahnya, padahal itu kelas Ustadz Aceng (Ketua Umum),
bingung kan? Apalagi ustadz-ustadz yang di bawah (struktur
Ustadz Aceng) maka hadirnya Persis photography sangat
mendukung, saya meminta kepada Persis photography untuk
khusus mengambil gambar ustadz secara close up untuk
kebutuhan desain kami.
Alhamdulillah sekarang menjadi banyak, bahkan ustadz-
ustadz di daerah bisa ada fotonya kalau sekarang. Jika dipikir
pantas saja A. Hassan, M. Natsir, Isa Ansori susah untuk dicari
foto mereka (para tokoh persis). Makanya adanya Persis
photography sebagai pemasok foto (para ustadz persis), oleh
saya desain, terus dishare menjadi berkembang.
4. Evaluasi dari Persis dakwart?
Pertama memang legalitas pasti sangat penting, menurut
saya walaupun tidak dilegalkan posisi (Persis dakwart) tetap
ada, kebutuhan jam’iyyah sudah ada (terlihat), orang-orang
(SDM) sudah ada, ini (legalitas) merupakan hal yang penting,
untuk kedepannya sebagai binaan dari PP Persis. (Kedua,
diharapkan) entah kedepannya ada pembinaan secara khusus,
istilahnya ada uang kepengurusan, walaupun kita tidak
bergerak, tapi ada indikasi seperti itu, harus ada yang
melegalkan. Makanya (ketiga) membuat kepengurusan secara
nyata, inginnya nanti diseluruh cabang dan daerah itu ada
desain khusus, kita siap back up, kalau sekarang masih
bergerak mandiri.
Keempat ingin (mengembangkan skill), karena melihat
mendesain itu ada anak yang mau, rajin mendesain tapi kurang
bagus hasilnya, ada yang bisa, bagus, tapi tidak mau, malas
untuk mendesain. Sepeti akun-akun kampus, ada STAIPI,
SKTIP, mendesainnya sayang (biasa aja, padahal punya
naungan lembaga atau organisasi). Jika Persis DakwArt
dilegalitaskan, ingin meratakan seluruh konsep desain di
persis, termasuk desain-desain di kampus, pesantren, RG-UG
(osis) dicoba. Kedepannya diwajibkan untuk RG-UG
semuanya memiliki akun instagram dan media sosial lainnya,
diisi dengan desain-desain tentang persis, saya ingin mendidik
anak-anak supaya bisa (mempunyai skill) desain grafis.
Selanjutnya (kelima) menginginkan, mungkin cita-cita
yang belum tercapai ingin fatwa Dewan Hisbah Persis di-
media-digital-kan, kan sekarang masih dalam betuk buku,
sementara buku itu mahal, hanya kalangan ustadz saja yang
punya, orang-orang daerah tidak tahu fatwa Dewan Hisbah
Persis hingga secara komunikasi belum sampai fatwa Dewan
Hisbah belum menjamah (keseluruh jamaah persis).
Saya ingin konsep ini diminimalisirkan, dibuat sebuah
poster, postingan Fatwa Dewan Hisbah. Baik dalam bidang
Akidah, Akhlak, Fikih, Ibadah dan lain-lain, dan itu belum
mendapat titik-temu. Soalnya masih riskan, secara konten.
Mana yang harus didesain, fatwa langsung atau dalil-dalinya
sehingga masih susah. Tapi saya sudah ngobrol dengan ustadz
Ginanjar karena beliau staf ahli (Dewan Hisbah), “Ustadz
saya ingin sekali (mendigitalkan Fatwa Dewan Hisbah),
karena ini merupakan kebutuhan Jamiyyah, ingin saya
desain.” Tapi belum sampai sekarang.
Itu satu cita-cita saya, ingin mendigitalkan Fatwa Dewan
Hisbah. Karena kalau untuk kegiatan Jam’iyyah, seperti
pengajian, musyawarah, Musyda (Musyawarah Daerah),
Musycab (Musyawarah Cabang), sudah terbackup. Malah
cabang masing-masing telah memiliki staf untuk mendesain,
tinggal ini Dewan Hisbah.
Jadi untuk akang, banyaknya desainer grafis lain bukan
sebagai saingan? Enggak lah, tentu saya senang, gembira.
Justru dengan adanya (akun) Persis people ini mengakomodir
desain-desain lain, sehingga saya tahu, misalkan ada akun
BEM Staipi Bandung (misalnya), lihat siapa yang desain,
dicek, kemudian direkrut, dimasukan ke grup. Ada pesantren
anu (misalkan), RG-UG mana di akun instagram, setelah
didesain dimasukan (di re-gram ke instagram Persis people),
anak IPP juga, sehingga banyak (sumberdayanya) kita jadi
tahu siapa desainernya, yang kurang mungkin akan ditambah,
kalo sudah bagus kita kasih tempat (desainer tetap di Persis
people). Sehingga malah saya gembira, bukanya merasa
tersaingi.
Tapi posisi saya cukup bisa dipertaruhkan, ditokohkan,
sebagai sesepuh, atau bisa dikatakan founder yang menjadi
pelopor desain-desain Persis (kekinian), karena jika dilihat
tidak ada lagi yang menggiatkan desain grafis di persis. Dulu
ketika saya masih santri, melihat desain PHBS cukup saya
minat, namun ya waktu dulu saja (awal-awal louncing
program PHBS baru diluncurkan) tidak berkelanjutan. Iya,
dan itu adalah kang dandi (yang medesain) senior saya di
PZU. Tapi beliau sekatang tidak bisa mendesain seperti
sekarang, mendesain musycab dll. Soalnya terlalu sibuk,
karena memang dari awal fokus beliau adalah pekerjaannya.
Saya fokus untuk jamiyyah, contohnya seperti ini ada
dua pesenan desain, desain bisnis dan desain jamiyyah, saya
pasti lebih mementingkan kepentingan jamiyyah, seperti
pengajian, musycab, dll. Karena hati merasa beda, kalau
mendesain untuk dakwah lebih terasa, lebih nikmat tidak ada
beban. Dari pada mendesain walaupun dibayar, tapi suka
malas-malasan, lebih nyaman mendesain untuk jamiyyah,
lebih nyaman. Itu juga dirasakan oleh anak-anak (desainer)
yang lain “kang oid, saya diminta mendesain jamiyyah mah
suka nyaman, kalaiu disuruh desain untuk dibayar suka
malas-malasan.” Itulah mulai belajar dari DakwArt.
5. Mendahulukan jamiyyah dari pada bisnis, apa sih yang
dirasa? Karena berntangan dengan akal pikiran.
Saya memang lebih merasa (nyaman) untuk jamiyyah,
contoh ada pesenan desain dari PP, termasuk untuk ILC, saya
lebih senang jika hasil desain saya dishare untuk semua orang,
termasuk yang pak Prawoto kemarin. Kronologisnya begini
ada masuk informasi dari kang Edwin “tolong buatkan desain
untuk pa Prawoto meninggal” masuk grup whatsapp, ternyata
belum meninggal, tapi desain telah selesai. Satu jam kemudian
saya share ke kang Edwin, beliau bilang “simpan, jika telah
meninggal (valid kabarnya) baru share.” Setelah valid
informasinya, dishare dari situ deras, banyak akun menshare,
desain saya pertama kali muncul di postingan ustadz Prawoto
meninggal, desain tulisan “Innalillahi ...”, selanjutnya ada
desain “prawoto sang penjaga ulama, kini telah tiada” dishare
secara bersamaan langsung dua desain diupload. Jadi saya
lebih enak kalau desain saya dishare oleh orang-orang persis,
itu luar biasa sekali, terasa nikmat.
Sedangkan untuk bisnis merupakan hal yang gampang,
dalam artian tidak ditinggalkan seluruhnya, jika sedang waktu
lenggang saya fokus usaha, tapi ini tidak disampingkan, jadi
secara beriringan saja, sambil berjalan saja. Sehingga uang
punya dari hasil desain, untuk sedekah desainnya ya dengan
Persis DakwArt. Saya kadang untuk sehari-hari untuk
mendesain Jamiyyah dari pada bisnis, misalkan a Edwin untuk
kebutuhan bikin box kan tidak setiap hari, bikin menu kan
tidak setiap hari, jadi hanya saat-saat tertentu saja. Banyak
desain untuk jamiyyah, karena jamiyyah itu mengalir selama
ada kegiatan harus ada poster, sebenarnya untuk sehari-hari
saya desain untuk itu (Jamiyyah) tapi ada aja rizki dari mana
pun, ya istilahnya “rejeki mah dari mana aja we.”
Saya dari dulu memang (disedekahkan), saya pernah
dulu mendesain untuk Jamiyyah dibayar untuk kegiatan
Musywil PW (Piminan Wilayah) Jabar yang jadinya (terpilih)
ustadz Iman di Grand Hotel Pasundan. Saya dikasih uang 400
ribu untuk mendesain, kata a Edwin sebenarnya dibayar 1,5
juta, 1 juta ada di kang Edwin untuk kebutuhan kedepan Persis
dakwart, sampai sekarang belum diambil, itu paling yang saya
pernah dibayar.
Terus acara TITN, bukan dibayar malah memberi 200
karena iuran sebagai panitia, sebagai tambahan untuk kegiatan,
selebihnya gak pernah dibayar, enjoy aja bawaannya. Pas
desain yang ILC, diupload oleh semua orang di grup-grup
whatsapp, melihat di facebook banyak yang upload, menjadi
sebuah kebanggaan, walaupun saya tidak membawa nama
“oidesain” (brand pribadi) di poster tersebut, diulpoad saja
bebas. Jadi terkadang saya memasukan nama oidesain ataupun
tidak yang pasti Allah yang Maha Mengetahui, tapi saya
mendesain jadi plong tenang aja tidak ada beban, dishare oleh
orang lain malah senang. Sehingga orang lain itu tau informasi
inti dari Persis, kegiatan Persis.
6. Untuk pelaksaan sebelum mendesain bagaimana?
Jadi begini, saya itu masuk hampir 20 grup persis, entah
itu Pemuda, PC (Pimpinan Cabang), PW (Pimpinan Wilayah),
PP (Pimpinan Pusat), Grup IPP, Grup RG, banyak otomatis
banyak pula orang, banyak dibahas (pembahasan). Paling
berpengaruh grup Tajdid Institut, itu dulunya Grup
Whatsappnya Dewan Hisbah Pemuda Persis, saya masuk.
Akhirnya masuk diseluruh grup bukan karena saya bisa, tapi
karena kebutuhan desain, sebagai seorang desainer, jadi
istilahnya kalau ada kegiatan apapun kata orang “oid selalu
yang paling pertama,” saya termasuk orang yang reaktif,
reaktif kalau ada kegiatan yang prinsipil langsung dibuatkan
desain, termasuk aksi-aksi Bela Palistina, Aksi Bela Rohingya,
kemaren aksi Ahok oleh saya desain.
Jadi desain-desain yang besar saya selalu hadir langsung,
kemudian desain-desain yang kira-kira penting langsung saya
desain, jadi mendesain itu ada dua, satu pesanan kedua melihat
situasi, “oid ini bikin desain” langsung dibikin desain.
Misalkan ustadz Eka (ketua PP Pemuda Persis) suka bikin
tulisan di facebook, saya kira bagus, langsung dibuatkan
desain dishare, ada orang lain muridnya ustadz Romli (Dewan
Hisbah Persis) membuat quots Ustadz Romli tanpa foto, saya
bikin desain kasih foto kemudian share, jadi ada dua, ada yang
pesan ada yang saya inisiatif membuat desain, saya mencari
informasi sendiri. Apa nih konten desainnya yang baik
kemudian saya desain.
Desain-desain Ta’jiah langsung pro aktif saya buatkan,
kira-kira yang masyarakat membutuhkan, netizen Persis butuh
yang harus disharekan, saya langsung buru-buru bikin, banyak
poster yang seperti itu. Jika kejadian kemarin (meninggalnya
ustadz Prawoto), publikasi tanpa adanya desain saya kira
tidak akan booming kang? Iya lah, tidak akan booming. Hanya
mengandalkan kata-kata saja jangankan sampai masuk ILC,
bahkan orang Persis pun hanya akan bertanya siapa sih, yang
mana, hanya sekedar sampai situ. Paling hanya screenshoot
chatting, hanya kata-kata. Jadi setelah itu saya banyak
mendesain pa Prawoto, ada desain tulisan “terimakasih ...”
buru-buru dishare, jadi naik terus. Termasuk saya kaget di
twitter, Daniel Simanjuntak Pemuda Muhammadiyyah
meretweet, Hidayat Nurwahid meretweet, DPP PKS meretweet
desain itu, juga Musni Usmar, Haikal Hassan, pokonya orang-
orang yang banyak followernya di twitter mengupload, senang
bangga. Makanya penting desain grafis itu, kalau tidak ada
desain Wallahu A’lam (apakah sebooming itu atau tidak) bakal
seramai itu, tidak bakal sampai daerah.
Jadi kita tidak bisa diam, berpangku tangan karena
sekarang zaman telah begini (kecanggihan IT) desain-desain
berseliweran, hoax, harus kita yang menangkalnya dengan
desain grafis dari persis. Pokonya sekarang kalau desain
Persis, orang banyak yang tau ke Oid.
7. Ada kendala lain ketika mendesain untuk Jamiyyah?
Enggak, lancar-lancar saja Alhamdulillah. Hambatan
legalitas, foto-foto ulama, itu hanya dalam tataran konten,
kalau untuk legalitas. Bagi saya meskipun menginginkannya,
tapi tidak apa-apa, karena telah melaksanakan semua yang
bisa, masih banyak cara lain.
Bagi saya desain grafis, membuat saya bisa kenal dengan
Prof. Dadan (Wildan), Prof. Atif (Latiful Hayat), kenal dengan
orang-orang peringgi Persis ustadz Ihsan (Setiadi Latief, Ketua
Bidgar Jamiyyah Persis), ustadz Jeje (Zaenudin, Waketum PP
Persis), Ustadz Haris (Muslim, Sekum PP Persis) oleh desain
jadi kadang untuk berkomunikasi dengan mereka, kita hanya
perlu mendesain saja satu “ada desain ini, gimana ustadz
pendapatnya?” oh bagus, saya upload. Sehingga jika mereka
perlu desain, akan mengontak saya, sehingga saya kalau ke PP
ketemu ustadz itu seperti dihormati padahal biasa saja, karena
desain. Jadi sebenarnya yang membuat saya bisa dikenal oleh
seluruh jamiyyah itu karena desain.
8. Untuk perihal copyright dan perizinan?
Terkadang gini, desain-desain fatwa ulama, quots-quots
ulama bagi saya itu sudah jadi konsumsi publik, misal ustadz
Eka diupload itu sudah menjadi hak ustadz Eka, kalau kita
desain, kita hanya sebagai merevisi bentuk desain beliau, jadi
tanpa persetujuan. Ada persetujuan pun, jika saya
mendengarkan langsung dari ustadz tersebut, misalnya sedang
pengajian, misalnya ustadz Jae (Nandang) bagus izin dulu ke
Ustadznya baru upload, jadi disebar di medsos banyak orang
oleh saya desain ulang itu sudah tidak ada hak, itu sudah
menjadi hak publik saja.
Bagi saya, hambatan dalam mendesain bagi pribadi saya
kalau bab bisnis, didesain, terus saya dikasih uang tapi sedikit,
itu yang membuat sakit hati. Istilahnya mendingan mendesain
untuk musycab dibuat sangat bagus, tidak ada beban. Ini sudah
didesain sebagus mungkin tapi dibayar sedikit, itu yang
membuat sakit hati.
Makanya saya lebih banyak mendahulukan desain untuk
jamiyyah, bebas beban, mau jelek, pasti diusahakan bagus
membuat puas. Dari pada untuk bisnis dibuat sebagus
mungkin tapi dibayar sedikit, tidak dihargai. Saya lebih baik
desain saya dishare oleh semua orang, dari pada dihargai
segitu, dengan keuntungan mereka pribadi, kan saya tidak
untung, berbeda jika mendesain untuk umum saya untung,
jamaah untung Persis diuntungkan naik rating persis, amal
jariyyah.
Narasumber
Kang Oid Kholid Barkah
Admin Facebook dan
Desain senior Persis DakwArt
Penulis/pewawancara
Much Mugni Noorrachman
NIM. 1112 051 000 104
Narasumber : Kang “Oid” Kholid Barkah
Jabatan : Desainer Senior dan Admin Persis DakwArt
Waktu : Selasa, 20 Desember 2016
Lokasi : -.
بسم هللا الرحمن الرحيم
Persis DakwArt
1. Pengertian Persis DakwArt
2. Latar belakang hadirnya Persis DakwArt
3. Siapa perintis Persis DakwArt
4. Kapan karya Persis DakwArt pertama kali rilis?
5. Tujuan Program Persis DakwArt
6. Siapa pemilik dan Pengelola program Persis DakwArt?
Bidang apa yang menaungi nya?
Jawaban
Pengertian Persis DakwArt, dari pengertian persis dakwart adalah
dari dua kata persis dan dakwart, dirunut dari segi bahasa Persis
“Persatuan Islam” DakwArt singkatan dari Dakwah dan Art.
Secara makna kita mengedepankan nama Persis, karena ini lahir
dari Jam’iyyah, untuk Jam’iyyah, dan oleh Jam’iyyah. Pokonya
yang kita lakukan adalah dakwah mengajak, menghimbau,
memberikan informasi, boleh berbentuk perintah, larangan,
berbentuk himbauan dengan menggunakan Art.
art ini secara bahasa, dari bahasa Inggris yang kita ambil ke
dalam bahasa Indonesia sebagai Seni, berdakwah dengan seni.
Namun yang jadi patokan tujuan dakwah kita bukan seni secara
keseluruhan, karena kalau kita kaitkan seni ini cakupannya luas.
Bisa seni musik, seni lukis, seni tari, seni rupa, dan lain
sebagainya.
Namun karena ini di Era Digital dengan medianya media sosial,
kita hanya menggunakan art ini sebagai desain grafis, sebenernya
mah kalau kita pengen lebih menggema nama ini bisa persis
dakwart bukan hanya desain grafis, bisa dengan seni tari seni
musik dan lain sebagainya, intinya yang berupa seni untuk
tujuannya berdakwah. Itu cita-cita kedepan, kita memikirkan
seperti itu.
Insyaallah mungkin tahun selanjutnya kita akan mengadakan
Persis Movement, masih berupa seni beladiri ini mah. Kebetulan
di Persis ini ada Nipan Pokan, Syufu Taisyukan kemudian ada
yang ikut di boxer dan lain sebagainya, pengen kita
mengakomodir para pemuda Persis para santri persis yang
bergerak di bidang olahraga seni bela diri ini, itu kedepan mudah-
mudahan Insyaallah tahun depan kita sudah mulai.
Di Persatuan Islam Jam’iyyah Persis, saya ingin berdakwah
dengan desain grafis yang berupa himbauan ajakan perintah dan
larangan itu secara bahasa,
Tapi yang paling penting persis ini, persis dakwart ini dulu
namanya persis art, awalnya persis art karena melihat dari yang
lain kita ada kesamaan nama dengan PKS Art. Di PKS ada yang
namanya PKS art kita pengen agak beda gitu dengan yang lain,
sehingga menggunakan dakwah art secara sejarah nama.
Maka kita pun mengedepankan pula dakwah-dakwah secara
Qur’an sunnah yang memang elegan. sekalipun kita baru dari
dunia sosial, namun kita tidak pernah memprofokasi. Diusahakan
tidak memprofokasi ataupun tidak menggunakan kalimat-kalimat
yang rasis, tidak menggunakan bahasa-bahasa yang mencolok.
Sekalipun kemarin kita pernah membuat satu konsep poster itu
untuk Ahok, sebut ada ‘penjarakan Ahok’, dan lain sebagainya.
Karena memang ini satu kesepakatan dari para ulama sehingga
kita euu ikut menyuarakan anspirasi masyarakat pada saat itu,
secara pribadi jujur kita agak risih ketika kita membuat poster
yang bernada profokasi, karena kita tahu Persis memang terkesan
galak ketika berdakwah, namun saya membawa dakwah art ini
pengen lebih halus, lebih soft dakwah itu lebih lembut tanpa
menggunakan profokasi dan lain sebagainya.
Yaa Ketika orang lain melihat poster kita itu “ohh ini Persis lohh,
ohh ini lohh yang diinginkan Persatuan Islam, ohh ini al-Qur’an
sunnah, ohh inilah ajaran Rasul, ohh ini lohh agama Islam” jadi
pengen gitu. Jangan sampai oranglain ketika melihat poster yang
dibuat oleh anak-anak itu, merasa ‘lohh kok gini Islam?’ nahh ini
jangan seperti ini sehingga setelah acara kemarin kita agak
mengurangi tensi konten poster, agak dikurangi.
Walaupun yang insyaAllah besok ketika yang Aleppo ada satu
poster yang memang agak profokasi tapi itu menyuarakan
aspirasi untuk pemerintahan, itu mah tidak jadi masalah lah tetap
dalam koridor, itu yang pertama.
Yang kedua kita pun ada dewan pertimbangan bagaimana ketika
karya ini mau di upload kita digogog (dikaji) secara materi
sekonteks, apakah ini menyinggung masyarakat, apakah ini
memprofokasi. bahkan jangan sampai membelunder terhadap
kepada Persis, itu yang kita jaga, jangan sampai. itu secara nama,
jadi dari nama ini menggambarkan visi misi, tujuan bagaimana
Persis kedepan itu seperti ingin mengawal bagaimana jalannya
dakwah Persatuan Islam dengan persis dakwah art.
Persis sendiri sangat jauh tertinggal secara teknologi, secara
informasi dari kalangan yang lain, NU itu punya NUtizen
namanya. Nutizen kurang lebih sudah hampir puluhan tahun bisa
aktif di media sosial, begitupun Muhammadiyah dan lain
sebagainya. Persis itu baru bisa memiliki panpage facebook,
instagram, twitter dan lain sebagainya baru akhir tahun ini.
Secara sejarah untuk persis di media sosial satu tokoh pemuda
yang memang ini menjadi cikal bakal berdirinya medsos di persis
dipimpin kang Ryan Alfiana, dia sekarang duduk di sekum PP
HIMA Persis, dia pernah cerita tentang ketika tahun 2008 kalau
nggk salah, Tahun 2008 dia iseng-iseng bikin panpage facebook
namanya Persatuan Islam, dari 2008 dari Mu’allimin. terus mulai-
mulai 2008 sampai kurang lebih tahun 2014 tahun 2015 ini
banyak dilirik oleh masyarakat, ohh Persis punya Facebook,
punya panpage facebook nahh gitu agak banyak.
Nahh mukhtamar persis kemarin kang Alfin pribadi, memberikan
apa namanya, menghibahkan mungkin ya. Menghibahkan akun
ini untuk PP persis. Karena memang kalau membuat dari awal
lagi lama, diberikan kepada kominfo PP pemuda persis dan kang
alfin sendiri yang jadi adminnya.
jadi secara defakto awalnya sih secara pribadi dimiliki oleh kang
alfin, namun lama kelamaan diberikan kepada dan lain
sebagainya twitternya, instagramnya, kalau channel youtobe sihh
agak kurang tahu yaa, belum kayanya. Dari mulai situ akhirnya
banyak akun-akun medsos di Persatuan Islam. Sebelumnya persis
hanya memiliki website persis.or ehh persatuanislam dulu bukan
persis persatuanislam.or.id, ini sempet di hack kurang lebih satu
tahun mah di hack kita pakum, eror.
Mulai bangkitnya persis itu dari medsos karena ketika terpilihnya
Ust. Aceng tahun 2015, jadi mulai bergerak persis atau pemuda
persis mulai bergerak salah satunya adalah persis dakwart. Persis
dakwart itu tahun 2014, dan yang bikin itu kang Alfin juga, kang
Alfin bikin bareng sama Rasyid Gazhali. Rasyid Ghazali dari PPI
Cianjur, (anggota) HIMA Persis juga, kang Rasyid ini mengelola
blog pribadinya nineteenboys (dicari ada)
nineteenboys.blogspot.com atau .id. ini yang membuat pertama
kali adanya persis dakwart dua orang ini tahun 2014 mulai,
dengan pergantian dua kali nama persis art langsung ke persis
dakwart.
Terus Tahun 2015, eu saya mulai masuk mulai gabung menjadi
pengurus dan menjadi admin di facebook, persis dakwart.
Awalnya saya sendiri mengenal kang Alfin itu ketika zaman
Mu’allimin di Garut, saya di Rancabogo, di IPP kang alfin
sebagai HIMA Persis ketua PD dulu di Garut, ketua PD HIMA
Persis Garut, saya di IPP. mulai kegiatan bareng, saya bisa
ngedesign itu ketika dua Mu’allimin. Saya dua Mu’allimin mulai
ngedesign, mulai aktif di pesantren di PD. Kemudian belum
terlalu digali karya saya karena memang kita tidak, tidak apa yaa
tidak ada ingin fokus untuk bisa, tidak bisa belum belum banyak
berkarya pada saat itu karena memang android ataupun medsos
belum punya ketika itu ketika tahun segituan mah belum punya.
Jadi secara lahiriyah secara biologis,, saya itu sebagai secara
aktivis anak buah kang alfin di garut, dari HIMA Persis. Namun
untuk masalah ilmu design grafis saya tidak ada, tidak pernah
belajar kepada kang alfin tidak pernah ada, tidak pernah ada, apa
face to face belajar, tidak pernah karena memang sebelumnya
saya tidak tahu bahwa kang alfin itu designer tidak tahu.
Tahun 2014 saya lulus Mu’allimiin saya mulai masuk, karya saya
yang pertama masuk itu adalah tentang, karya pertama saya yang
masuk yaa, kalau kang alfin entah apa. Yang pertama itu adalah
20 cara mengajar ala Rasulullah SAW. Ada kalau nggk salah itu
album pertama yang saya buat 20 poster di facebook. Entar di
cari, nanti ada. Kalau perlu saya nanti bikin ada posternya. Itu
poster yang pertama kali saya masuk (tahun 2015).
Pertama mulai masuk, saya masuk begitu saya punya whatsapp,
udah aktif di facebook, dari sana saya mulai menjadi admin,
menjadi admin Persis Dakwart. Nahh ini sebelumnya ini tidak
terlalu booming dakwart itu, tidak terlalu booming karena
memang masih eksklusif, masih orang-orang yang melihat
PersisArt, ini fanspage yaa, fanspage Persis Dakwart ini yang
melihatnya hanya kalangan tertentu saja, temen2 kang Alfin yang
satu tim, jadi temen di facebook. Jadi tidak terlalu booming. Saya
masuk, karena biasanya saya tuhh di whatsapp tuhh punya kurang
lebih saya tuhh ada 25 grup lahh, di whatsapp tuhh. Jadi sebelum
saya upload di fanspage, itu saya upload dulu di grup WA,
semuanya di upload, di Grup Telegram diupload, nanti setelah itu
saya melakukan di fanspage, sehingga orang-orang itu sebelum
lihat persis dakwart di facebook itu, mereka sudaah punya di WA
sendiri. Jadi mereka otomatis langsung melihat itu ke fanspage
facebook, ohh ada ini. Sehingga mereka like menjadi agak
banyaklah, itu konsepnya dahulu, sehingga temen-temen yang di
satu grup di whatsapp dengan saya itu mereka mengenal persis
dakwart.
dan sampai sekarang yang terkenal dengan persis dakwart bukan
kang alvin, tapi saya. Karena memang yang mempropaganda,
menggalakan di WA, sehingga orang-orang mengenal siapa sih
dakwart, itu pasti Oid, itu sudah menjadi laqob sudah jadi trend
tersendiri jika persis dakwart pasti oid.
dari 2015 saya masuk terus, terus upload karya kurang lebih satu
hari itu yang like bisa seribu sampai 2.000, yang share kurang
lebih 10-50, read jangkauan bacanya kurang lebih 1.000-2.000
lah, kalau like kita paling banyak itu 300-500. Terakhir yang
mendapat terbanyak itu 2.000 share dan yang janggkauan baca itu
kurang lebih 100.000 orang, jadi itu posternya berbda-beda.
tahun 2015 mulai, pas bulan Ramadhan saya mulai gencar
kembali, karena ini menjadi momen, momen berakwah. Saya
membuat satu template, satu konsep desain untuk poster dakwah
ramadhan. (Kontennya) dari mulai sejarah Ramadhan, dari
tanggal Ramadhan, do’a-do’a buka shaum, adab-adab shaum,
kurang lebih ada 60 karya yang saya buat sendiri. Yang saya
buat yang itu rutin saya upload, setiap hari itu kurang lebih ada
dua yang saya upload pagi-pagi dan sore selama Ramadhan
sebulan.
lama kelamaan ini mulai menggiat karena saya sering upload di
whatsapp grup banyak temen-temen, banyak orang-orang
terpancing ingin ikut. Ada yang chat di inbox (facebok) “kang
saya ingin ikutan, kang ini karya saya ingin diupload dan
sebagainya banyak.
saya berinisiatif untuk mengadakan apa namanya, Sil-Art-urahmi
sebagai open recruitmen, menjawab pertanyaan temen-temen di
facebook Persatuan Islam, di account pemuda persis, (acara
tersebut) yang terdiri dari HIMA Persis IPP mereka berkarya,
mempunyai keahlian juga sama seperti saya di desain grafis, saya
kumpulkan. (Meskipun) saya hanya modal pribadi, laporan ke
kang alvin, “kang alvin banyak temen-temen kita yang ingin
ikutan, kita adakan oprek yukk”, dan kang alvin (menjawab) iya,
mengiakan begitu saja.
saya langung bekerja, saya buat posternya, saya yang
mengadakan sayembara, saya yang membuat format, yang
menerima sms pendafaan, itu saya endiri. Sampai satu ketika,
karena saya masuk di grup pemuda persis, Ustadz Eka yang
menjadi ketua, itu mengajukann penawaran, “oid dakwart di
bawah pemuda we lah!” (di bawah PP pemuda Persis saja),
sebenarnya saya tidak terlalu (senang), karena kepengen nya
langsung ke Persis, saya bilang “ustadz saena, lebih baik ku
persis, tapi upami ku pemuda wae sae, (lebih baik sama persis,
tapi jika sama pemuda juga bagus juga)” itu bahasa saya
meskipun disalahkan sama ustadz eka, “ceunah hayang ku persis,
tapi ku pemuda keun bae, kumaha?” (kataya pengen sama persis
tapi sma pemuda tidak apa-apa, gimana nih?)
intinya begini saya ingin dibawa ku (diambil oleh) persis tapi
Ustadz Eka berpikir “alah di persis mah lila birokrasi na, riweuh
kaditu kadieu na, riweuh jeng kolot mah mending jeung pemuda
(alah dengan Persis itu lama proses birokrasinya, ribet ke sana
sini, ribet kalau sama orang tua, mendingan sama pemuda saja).”
Dari situ saya ngobrol dengan kang alvin, “kang gimana?” Kata
kang Alvin “sok we lah, gimana hade na (terus saja, gimana
baiknya).” Akhirnya saya menerma ajakan Ustadz Eka, persis
dakwart itu di bawah pemuda persis.
Lama kelamaan, mulai oprek dalam satu hari ketika
penndaftaraan telah ada (dibuka) 20 orang yang daftar, itu hari
pertama. Sampai kita, orang yang daftar langsung dibikinin grup,
lempar ke grup langsung, member baru langsung masuk.
sampai akhirya ada ada 60 orang yang daftar itu, (untuk) jadi
member persis dakwart open recruitment selama bulan
ramadhan, dari sana kita laporan sama Ustadz Eka, dan Ustadz
Eka memberikan keputusaan, “sudah persis dakwart di bawah
bidang kominfo pp pemuda perisis dengan (posisi) di bawah
bidang desain .....” jadi di kominfo pp pemuda persis itu ada
(bidang) website IT, ada yang programer, dan dimasukan persis
dakwart di bawah bidang desain ...
Tapi tetep tidak merubah nama menjadi pemuda persis dakwart,
tetep kita nama persis dakwart, di logo pun tidak ada perubahan
kita tidak menggunakan logo pemuda. Sekalipun kang Alvin di
HIMA Persis, saya di IPP tapi kita tidak menggunakan organisasi
masing-masing kita membawanya persis saja. Walaupun teman-
teman di IPP menyarankan memasukan IPP, logo dalam Persis
DakwArt. Saya berpkir enggak, ini lebih baik, kita
mengedepankan Persisnya, dengan tujuan ini milik Persis.
kang Alvin sendiri belum masuk kepemudaan di HIMA, masih
di Hima terus, saya sudah masuk di pemuda, walaupun status
saya di kepengurusan IPP, tapi tetep kita membawa Persis
DakwArt, itu sejarah.
mulai di sana kita mulai berkumpul setelah bulan Ramadhan,
setelah Idul Fitri kita berkumpul 60 orang kumpul. Yang 60
orang ini terbagi kepada beberapa daerah mulai dari Garut,
Tasik, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat,
Cimahi, dari Bogor, dari Purwakarta, ada tujuh.
tujuh daerah ini kebanyakan Santri, 70% kalangan santri, 30%
dari kalangan Mahasiswa. Mahasiswa kebanyakan dari mereka,
dari UIN Bandung, ada yang di POLBAN, ada yang STAIPI, ada
yang di Imarat, UNIKOM, kemudian UNIBI, dan sebagainya.
pertemuan pertama itu kita membahas, bagaimana Persis
DakwArt ini kedepannya seperti apa, apa yang kita harapkan
ketika di tanya Persis DakwArt, sampai hari itu kita membentuk
tujuh region. Tujuh region Persis DakwArt sesuai dengan
daerahnya masing-masing, untuk daerah Garut silahkan dipegang
oleh siapa, ini untuk memudahkan mobilisasi dakwah kita,
jangan sampai terpusat. Jadi pengennya ketika di Garut
mengadakan event, mengadakan pengajian, silahkan kalian yang
bikin poster, ketika pesantren membutuhkan brosur, silahkan buat
brosur, itu kedepannya.
namun ketujuh region ini tidak terlalu aktif karena memang
keterbatasan SDM juga masih terbatas, kemudian dari kitapun
tidak mengadakan pelatihan secara khusus berjangka, tidak
pernah. Namun kang Alvin pribadi pernah menjadi mentor para
pemuda Persis di kota bandung. Kang Alvin pernah mengadakan
mentor, ini yang mengadakan PD Kota Bandung selama delapan
pertemuan, kang Alvin mentornya. Karena kang Alvin yang
menjadi mentor, itu gabung bersama kita di Persis DakwArt.
orang sudah sepakat, Ustadz Eka hadir saat itu, ikut membiayai,
ikut membidani, meskipun kita belum mendapatkan SK (tapi)
sudah mulai, sudah mulai bahwa kita Persis DakwArt ini di
bawah PP Pemuda Persis. Dari sana kita sudah mulai, kita
membuat Telegram. Mulai kita dengan whatsap, kita langsung
berpindah ke Telegram, dari sini kita mulai lebih aktif lagi, mulai
lebih giat lagi. Bagaimana seminggu sekali kita membuat konten,
apa nih yang kita buat kemudian merespon masalah, dari sanapun
terbentuk Dewan DakwArt. Dewan pertimbangan dari konsep
materi, ini berisi ulama-ulama muda Persatuan Islam, para
asatidz-asatidz, kita masih belum memiliki dewan standarisasi
warna (misalnya) seperti-seperti itu belum. Kita hanya punya
Dewan DakwArt secara konten saja.
untuk secara desain layout, kemudian pewarnaan, itu hanya
pribadi saja. Kita belum ada mentor sendiri. Kang Alvin pun
secara senior, kita anggap senior, selalu (hanya) sharing di
Telegram, bagaimana memilih layout yang baik, dan sebagainya.
mulai lama kelamaan, ini mulai berkembang lebih maju lagi,
lebih progresif, yang mengisi di fanspage Facebook bukan hanya
saya tapi temen-temen yang lain sama ikut meng-upload, tapi
tetap yang menjadi Admin saya dan kang Alvin. Tapi karya-karya
tetap bukan hanya saya dan kang Alvin, tapi temen-temen
member dimasukin. Dari sana mulai menggeliat, mulai aktif, kita
melihat jangkauan PP Pemuda Persis itu yang mereka inginkan
seperti apa, konsep-konsep Dakwah dan kita pun melihat,
merinci, yang layak dishare, yang layak dikomen itu apa di
Facebook.
yang pertama, yang paling menarik (minat mad’u) itu fatwa-
fatwa ulama Persis, jadi fatwa ulama perisis paling menarik
perhatian. Terbukti ketika saya membuat poster dakwah fotonya
ustadz Romli Dewan Hisbah Persis, itu sampai saat ini menjadi
poster like terbanyak, komentar terbanyak, share terbanyak,
sampai saat ini belum teralahkan. Itu ulama, saya lupa lagi gak
liat, jadi liat aja di facebook ustadz Romli berapa ribu.
itu yang jadi fokus, kita obati, berarti masyarakat itu haus akan
sosok para Ulama Persis, jadi kita menggemakan anak-anak
untuk ikut membuat foto-foto ulama Persis. Yang menjadi
kendala kita dulu adalah bagaimana mencari foto-foto para ulama
Persis.
dan Alhamdulillah sejak sejak muktamar kemarin, Persis
menggadakan Persis Fotografi, komunitas Persis Fotografi di
facebook, dari situ kita mulai bekerjasama dengan Persis
Fotografi, Persis Fotografi menyediakan foto para ulama, kita
yang mengeditnya, jadi kita berkolaborasi.
persis fotografi itu awalnya sama seperti kita komunitas, namun
langsung diambil oleh Kominfo PP Persis. Jadi Persis Fotografi
sebagai dokumentator di PP Persis dan ini menjadi di bawah
asuhan persis.or.id, sebagai reporter sebagai dokumentator di
awalnya.
dari sana kita mulai bekerjasama dengan Persis Fotografi, karena
sama-sama Pemuda juga, kang Agus pemuda, saya pemuda. Di
bawah Pemuda juga kita masuk, jadi secara sosial secara
psikologis, Persis Fotografi dan Persis DakwArt adalah
komunitas Pemuda Persis, walaupun secara struktural Persis
Fotografi itu di bawah Kominfo PP Persis, persis.or.id, kalau
Persis DakwArt di bawah PP Pemuda Persis, sama-sama saja.
dari sana kita dekat dengan Persis Fotografi, foto-foto tersedia
banyak Alhamdulillah, sudah mulai fokus pertama kita adalah
membuat poster para tokoh Ulama secara konten. Yang kedua,
kitapun fokus terhadap masalah-masalah yang muncul saat ini,
kita merespon masalah. Masalah Palestina, masalah apapun kita
membuat dan kitapun membuat poster dakwah sesuai dengan
keadaan hari ini.
contoh ada hari buruh kita buat, dan kemerdekaan seperti apa,
Idul Fitri-Idul Adha kita buat. Itu konsep yang memang sesuai
waktu saja bergulir, kita merespon masalah di Masyarakat seperti
apa, merespon masalah-masalah di masyarakat dengan
menggunakan adab-adab, sebisa mungkin tidak memprovokasi
masyarakat, itu secara sejarah.
untuk saat ini, kita memiliki member di Telegram itu kurang
lebih 230 orang, di Whatsapp kita tidak terlalu aktif, jarang aktif
jadi di Telegram saja (untuk media/wadah pengurus, dewan, dan
member DakwArt).
perlu dicatat Persis DakwArt membernya banyak dilirik oleh para
pengusaha, untuk mereka bekerja di bidang jasa desain secara
proesional, ditawari oleh para pengusaha Persis menjadi
pendesain, Kang Alvin dan sebagainya, banyak temen-temen.
Namun apa yang kita rasakan itu sangat sulit, karena memang
awalnya kita, setelah kita berawal dari Jam’iyyah, kita tidak
memikirkan materi, kita mendesain ikhlas-seikhlasnya karena
berdakwah. Sudah saja tanpa ada embel-embel tanpa ada iming-
iming, sebab ketika kita mengerjakan desain pengusaha Persis, itu
kita agak bukan tertekan tapi ya tara biasa tea, harus dikejar
deadline harus profesional, dan sebagainya jadi kita menghindari.
kang Alvin sendiri pernah menjadi desainer di desain soft legend,
saya juga masuk, dan kang Alvin pun (merasakan) lebih enak di
Persis DakwArt untuk mengisi dakwah, karena enjoy lebih enak,
temen-temen lain pun sama lebih enjoy mengerjakan desain
untuk Persis DakwArt dari pada untuk para pengusaha untuk
perusahaan-