sterilisasi dengan radiasi ion
DESCRIPTION
sterilisasiTRANSCRIPT
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
Perkembangan yang cepat alat kesehatan yang tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan
kekhawatiran tentang keamanan etilen oksida mengakibatkan peningkatan penggunaan sterilisasi
radiasi. Tetapi cara ini juga dapat digunakan pada bahan obat dan bentuk sediaan
akhir.Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat
diukur dan kenyataan yang membuktikan bahwa variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
Kenyataanya sterilisasi radiasi adalah suatu kekhususan dalam dasar pengendalian yang penting
adalah dosis radiasi yang diserap, dan dapat diukur secara tepat. Oleh karena sifat khas tersebut,
banyak prosedur baru yang telah dikembangkan untuk menetapkan dosis sterilsasi. Walaupun
begitu, hal ini masih dalam peninjauan dan pertimbangan, terutama mengenai kegunaannya,
paling tidak, untuk pengedalian tambahan, dan tindakan keamanan. Iradiasi hanya menimbulkan
sedikit kenaikan suhu, tetapi dapat mempengaruhi kualitas dan jenis plastik atau kaca tertentu.
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu disintegrasi radioaktif dari
radioisotope(raiasi gamma) dan raiasi berkas elektron. Pada kedua jenis tersebut, dosis radiasi
yang dapat mengahasilkan derajat jaminan sterilisasi yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan yang
disterilkan dapat diterima.
Untuk iradiasi gamma, validasi prosedur meliputi penetapan kesesuaian bahan,
kesesuaian cara memasukan produk dan penyelesaian penataan jumlah produk didalam wadah
sterilisasi (termasuk identifikasi zona osis minimum dan maksimum), Penetapan pengatur waktu,
dan petunjuk pemberian dosis sterilisasi yang diperlukan. Untuk iradiasi berkas elektron, sebagai
tambahan, perlu divalidasi pengendalian voltase, arus listrik, kecepatan dan berjalan, dan
dimensi pengamat berkas elektron.
Untuk sterilisasi radiasi gamma, harus dipilih dosis sterilisasi yang efektif dan dapat
ditoleransi tanpa menimbulkan kerusakan. Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5
megarad(Mrad) radiasi yang diserap, tetapi tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dan dapat
diterima penggunaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan
akhir. Dalam hal lain mungkin diperlukan dosis yang lebih tinggi. Untuk validasi efikasi,
terutama tingkat paparan yang rendah, penting untuk menetapkan besaran yang rendah, penting
untuk menetapkan besar(jumlaj dan atau derajat) resistensi radiasi alami dari populasi mikroba
produk. Model pengisian produk yang khusus harus dibuat dan ditetapkan distribusi dosis
serapan maksimim dan minimum menggunakan dosimeter kimia.(Dosimeter ini umumnya
merupakan plastic silinder, pipih atau segi empat berwarna yang menunjukan intensifikasi warna
berdasarkan langsung pada jumlah energy radiasi yang diserap; alat ini harus di kalibrasi dengan
seksama.)
Penentuan dosis serapan yang diperlukan dilakukan berdasarkan biakan murni mikroba
resisten dan menggunakan produk yang telah diinokulasi, misalnya spora Bacillus pumilus
sebagai indikator biologik. Iklus eksperimen berfraksi memberikan data yang dapat digunakan
untuk menetapkan nilai D10 indikator biologik. Informasi ini dapat diterapkan untuk ekstrapolasi
jumlah radiasi yang diserap untuk menetapkan suatu probabilitas yang sesuai tentang mikroba
yang masih bertahan hidup. Prosedur prosedur yang terbaru untuk sterilisasi radiasi gamma
berdasarkan pada dosis terhadap resistensi radiasi dari beban mikroba heterogen alami, dalam
produk yang akan disterilkan. Prosedur tersebut sedang dikembangkan, tetapi dapat merupakan
penilaian yang lebih mewakili di bidang resistensi radiasi, terutama jika terdapat jumlah mikroba
yang signifikan terhadap radiasi. Rentang ini, mulai dari inokulasi mikroba resisten baku seperti
Bacillus pumilus hingga pemaparan dosis sub-letal contoh produk jadi yang diambil dari proses
produksi. Beberapa hipotesis tertentu adalah umum terhadap semua metode ini. Walau jumlah
populasi mikroba yang terdapat didalam suatu bahanumumnya terdiri dari suatu campuran
mikroba yang memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap radiasi, langkah memperlakukan
bahan ini dengan suatu dosis yang lebih rendah dari jumlah dosis sterilisasi letal akan
menghilangkan fraksi mikroba yang kurang resisten. Ini akan menghasilkan populasi residu yang
relatif homogen sehubungan dengan resistensi radiasi, dan menghasilkan suatu hasil penetapan
yang konsisten dan mempunyai keberulangan dari penetapan populasi yang tersisa. Jumlah
pengujian laboratorium yang diperlukan tergantung kepada prosedur tertentu yang digunakan.
Satu dari cara tersebut memerlukan penghitungan populasi mikroba dari contoh yang
mewakili bets bahan yang diproduksi secara terpisah. Resistensi populasi mikroba tidak
ditetapkan dan penentuan dosis didasarkan kepada arbitrari resistensi radiasi baku yang
ditetapkan untuk populasi mikroba, dan dari data yang diterima dari produsen dan pustaka.
Perkiraan kemudian dibuat bahwa distribusi pilihan resistensi menunjukkan suatu tantangan yang
lebih hebat dari pada populasi mikroba alami didalam produk yang akan disterilkan. Perkiraan
ini, bagaimanapun juga harus diverifikasi dengan percobaan. Setelah verifikasi, dosis sterilisasi
radiasi yang sesuai dapat dilihat dalam suatu tabel.
Metode lain yang dibuat lebih rinci, tidak memerlukan perhitungan populasi mikroba,
tetapi menggunakan satu seri paparan dosis meningkat untuk mendapatkan satu dosis yang akan
ditetapkan sedemikian rupa hingga lebih kurang 1 dari 100 contoh yang diiradiasi pada dosis
tersebut tidak steril. Ini bukannlah dosis sterilisasi tertinggi, tetapi sebagai dasar untuk
menetapkan dosis sterilisasi dengan ekstrapolasi dari dosis yang menghasilkan 1 dari 100 contoh
yang tidak steril, dengan menggunakan faktor resistensi yang sesuai dan mencerminkan populasi
mikroba resisten tersisa. Pengawasan berkala dilakukan untuk memeriksa bahwa temuan dapat
terus dilanjutkan.
Prosedur yang lebih rinci, memerlukan lebih banyak percobaan dan meliputi isolasi biakan
mikroba, termasuk satu percobaan setelah penetapan dosis substerilisasi (yang menghasilkan 1
dari 100 contoh yang tidak steril), resistensi mikroba yang bertahan hidup digunakan untuk
menetapakn dosis sterilisasi. Cara lain dibuat berdasarkan pada penetapan yang berbeda, dimulai
dengan peningkatan dosis substerilisasi yang menghasilkan tidak lebih dari 50% contoh yang
tidak steril. Setelah irradiasi jumlah secukupnya pada contoh ini, diperoleh beberapa isolate
mikroba. Resistensi radiasi dari setiap prosedur ditetapkan. Dosis sterilisasi kemudian dihitung
menggunakan penetapan resistensi dan dosis sterilisasi 50% yang semula telah ditetapkan.
Prosedur pengawasan diperlukan untuk metode ini seperti untuk metode lain.
Jika dosis radiasi minimum yang diperlukan telah ditetapkan dan pemberian dosis tersebut
telah dipastikan (dengan dosimeter kimia atau fisika), pelepasan bahan yang telah disterilkan
dapat diperkuat dengan validasi menyeluruh jaminan sterilitas yang meliputi antara lain
kepastian dosis yang digunakan, penggunaan indikator biologik dan lainnya).
METODE PENGENCERAN
Metode pengenceran (plating technique) merupakan metode penghitungan jumlah sel tampak
dan didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah dan memproduksi
satu koloni tunggal (Pratiwi, 2008). Metode ini menggunakan suatu seri pengenceran dari sampel
yang kemudian ditanam pada bakteri. Jumlah sel pada sampel asal dapat dihitung dengan cara
mengalikan jumlah koloni yang tumbuh dengan faktor pengenceran. Faktor pengenceran
biasanya dinyatakan dalam pangkat negatif (Kawuri dkk., 2007). Satuan penghitungan yang
digunakan dalam metode ini adalah CFU (colony forming unit) (Anonim A, 2009).