steril

37
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sediaan steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi – bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba. Salah satu sediaan yang termasuk sediaan steril adalah sediaan infus. Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Syarat-syarat sediaan steril antara lain : 1. steril 2. isotonis 3.Isohidris 4. bebas pirogen 5. bebas partikel asing 6. kejernihan 7. Stabil baik secara fisika, kimia, maupun mikrobiologi 8. aman (tidak toksik) 9. Tidak terjadi reaksi antar bahan dalam formula

Upload: oelan-sari

Post on 24-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

sterilisasi

TRANSCRIPT

Page 1: steril

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

       Sediaan steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi – bagi yang bebas dari

mikroorganisme hidup. Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan

steril. Secara tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat

penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan

bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan

kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis

angka kematian mikroba.

       Salah satu sediaan yang termasuk sediaan steril adalah sediaan infus. Infus adalah larutan

dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi

tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.

Syarat-syarat sediaan steril antara lain :

1. steril

2. isotonis

3.Isohidris

4. bebas pirogen

5. bebas partikel asing

6. kejernihan

7. Stabil baik secara fisika, kimia, maupun mikrobiologi

8. aman  (tidak toksik)

9. Tidak terjadi reaksi antar bahan dalam formula

10. Penggunaan wadah yang sesuai, sehingga mencegah terjadinya interaksi dengan bahan obat

11.  Sesuai antara bahan obat yang ada dalam wadah dengan etiket, dan tidak terjadi pengurangan

kualitas selama penyimpanan

2. Rumusan Masalah

         Apakah yang dimaksud dengan infus ?

         Sebutkan penggolongan sediaan infus berdasarkan komposisi dan kegunaannya ?

3. Tujuan

Page 2: steril

         Mengetahui pengertian infus

         Mengetahui penggolongan sediaan infus berdasarkan komposisi dan kegunaannya

Page 3: steril

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFENISI

            Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan

melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan

elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang

relatif sama. Rasionya dalam tubuh adalah air 57%; lemak 20,8%; protein 17,0%; serta

mineral dan glikogen 6%. Ketika terjadi gangguan hemeostatis (keseimbangan cairan tubuh),

maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan

elektrolit.

2. PENGGOLONGAN SEDIAAN INFUS BERDASARKAN KOMPOSISI DAN

KEGUNAANNYA

     2.1 Larutan Elektrolit

a.       Cairan Fisiologis Tubuh Manusia

        Tubuh manusia mengandung 60% air dan terdiri atas cairan intraselular (di dalam sel)

40% yang mengandung ion-ion K+, Mg++ , sulfat, fosfat, protein, serta senyawa organik asam

fosfat seperti ATP, heksosa monofosfat, dan lain-lain. Air pun mengandung cairan

ekstraselular (diluar sel) 20% yang kurang lebih mengandung 3 liter air dan terbagi atas

cairan interstisial ( di antara kapiler dan sel) 15% dan plasma darah 5% dalam sistem

peredaran darah serta mengandung beberapa ion seperti Na+, klorida, dan bikarbonat.

Tabel. Jenis elektrolit dalam plasma darah

Ion Jumlah normal mV/liter

Na

K

Ca

Mg

Cl

HCO3

HPO4

137,0 – 148,0

3,9 – 5,0

4,8 – 5,4

1,7 – 3,3

98,0 – 108,0

24,0 – 28,0

1,5 – 2,3

Page 4: steril

SO4

Protein

1 – 2,0

14,6 – 19,4

b.      Fungsi Larutan Elektrolit

        Secara klinis, larutan digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau penyimpangan

jumlah normal elektrolit dalam darah. Ada 2 jenis kondisi plasma darah yang menyimpang,

yaitu:

o   Asidosis

Kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat adanya ion klorida dalam jumlah berlebih.

o   Alkalosis

Kondisi plasma darah yang terlampau basa akibat adanya ion natrium, kalium, dan kalsium

dalam jumlah berlebih.

Sistem dapar darah adalah keseimbangan asam basa darah mengikuti sistem dapar,

yaitu :

Hidrogen karbonat – karbonat

Hidrogen fosfat – dihidrogen fosfat

Serum – protein

Penyebab berkurangnya elektrolit plasma adalah kecelakaan, kebakaran, operasi atau

perubahan patologis organ, gastroenteritis, demam tinggi, atau penyakit lain yang

menyebabkan output dan input tidak seimbang.

Kehilangan natrium disebut hipovolemia, sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi.

Kemudian, kekurangan HCO3 disebut asidosis metabolic dan kekurangan K+ disebut

hipokalemia.

Asidosis berbeda dengan asidemia. Asidosis berkaitan dengan proses fisiologis yang

menyebabkan penurunan pH darah, sedangkan asidemia adalah keadaan pH arteri < 7,35.

Contoh:

Infus Asering (Otsuka)

Page 5: steril

Formulanya sebagai berikut :

Resep larutan dasar elektrolit

Na+                         130 mEq

K+                                         4 mEq

Cl-                           109 mEq

Ca ++                                  3 mEq

Asetat                       28 mEq

Aqua p.i.                 1000 ml

2.2 Infus Karbohidrat

                

       Infus karbohidrat adalah sediaan infus berisi larutan glukosa atau dekstrosa yang cocok

untuk donor kalori. Kita menggunakannya untuk memenuhi glikogen otot kerangka,

hipoglikemia, dan lain-lain.

Kegunaan : 5% isotonis, 20% untuk diuretika, dan 30-50% terapi oedema di otak.

Contoh : larutan manitol 15-20% digunakan untuk menguji fungsi ginjal.

2.3 Larutan Kombinasi Elektrolit dan Karbohidrat

Contohnya : Infus KA-EN 4B paed (otsuka)

Formulanya sebagai berikut :

Na+                                30 mEq

K+                                                8 mEq

Cl-                                  28 mEq

Laktat                            10 mEq

Glukosa                             37,5 g

Aqua p.i.                        1000 ml

2.4 Larutan Irigasi

Page 6: steril

          Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besar (3 liter). Larutan tidak

disuntikkan ke dalam vena, tetapi digunakan di luar sistem peredaran dan umumnya

menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik yang dipatahkan, sehingga memungkinkan

pengisian larutan dengan cepat. Kita menggunakan larutan untuk merendam atau mencuci

luka-luka sayatan bedah atau jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi pendarahan. Kita

biasa menggunakannya dalam kegiatan  Laparatomy, Arthroscopy, Hysterectomy, dan Turs

(urologi).

Persyaratan larutan irigasi sebagai berikut :

a.  Isotonic

b. Steril

c.  Tidak absorpsi

d. Bukan larutan elektrolit

e.  Tidak mengalami metabolism

f.  Cepat diekskresi

g. Mempunyai tekanan osmotic diuretik

Contohnya : Larutan Glycine 1,5% dalam 3 liter

                     Larutan asam asetat 0,25% dalam 1-3 liter

2.5 Larutan Dialisis Peritoneal

          Larutan dialisis peritoneal merupakan suatu sediaan parental steril dalam jumlah besar

(2 liter). Larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tetapi dibiarkan mengalir ke dalam

ruangan peritoneal dan umumnya menggunakan tutup plastik yang dipatahkan, sehingga

memungkinkan larutan dengan cepat turun ke bawah. Penggunaan cairan demikian bertujuan

menghilangkan menghilangkan senyawa-senyawa toksik yang secara normal dikeluarkan

atau diekskresikan ginjal. Pada kasus keracunan atau kegagalan ginjal, penggunaaan larutan

dialisis peritoneal merupakan pilihan lain yang dapat dilakukan. Larutan diabsorbsi dalam

membran peritoneal mengikuti peredaran darah. Kemudian, di dalam ujung sel peritoneal

terjadi penarikan zat toksin dari darah ke dalam cairan dialisis, yang bekerja sebagai

membran semipermeabel.

Page 7: steril

Persyaratan larutan dialisis peritoneal adalah

a.       Hipertonis

b.      Steril

c.       Dapat menarik toksin dalam ruang peritoneal

Contohnya :

Larutan Dianeal 1,5% dan 2,5%, 2 liter

Formulanya sebagai berikut :

NaCl                  538 mg                        538 mg

Na laktat                        448 mg                        448 mg

CaCl2                 25,7 mg                       25,7 mg

MgCl2                5,08 mg                       5,08 mg

Dektrose                        1,5 g                            2,5 g

Aqua p.i.            100 ml                         100 ml

Osmolarity         346                              396

pH                      5,2                               5,2

2.6   Larutan Plasma Expander Atau Penambah Darah

Larutan plasma expander adalah suatu sediaan larutan steril yang digunakan untuk

menggantikan plasma darah yang hilang akibat perdarahan,luka bakar,operasi, dan lain-lain.

1.      Whole Blood

         Whole blood atau darah lengkap manusia adalah darah yang telah diambil dari donor

manusia, yang di pilih dengan pencegahan pendahuluan aseptic yang ketat. Darah di

tambahkan ion sitrat atau heparin sebagai antikoagulasi. Kita menyimpan darah yang di

kumpulkan pada temperature 1˚C-10˚C dan mempertahankannya tetap konstan dengan

kisaran 2˚C. Tanggal kadaluarsanya tidak lebih dari 21 hari sesudah tanggal pengambilan bila

sitrat yang di gunakan sebagai  antikoagulasi dan tidak lebih dari 48 jam bila heparin yang di

gunakan. Kita umumnya mengemas darah dalam 1 unit (500 ml) volume dan memberikan

atau memasukannya kedalam pembuluh darah. Namun, terlebih dulu pastikan ketercampuran

darah donor dengan darah penerima.

         Sebaliknya, sel-sel darah merah adalah darah lengkap manusia dengan plasma telah di

buang. Plasma dapat di pisahkan dari dengan disentrifuse (diputar). Kita menyimpan sel

Page 8: steril

darah pada temperature yang sama dengan darah lengkap manusia atau dapat

membekukannya  pada temperatur -65˚C.

2.      Human Albumin

         Human albumin adalah sediaan steril albumin serum yang di dapat dengan melakukan

fraksinasi darah dari donor manusia sehat. Tidak kurang dari 96% protein harus albumin.

Setiap 100 ml mengandung 25 g albumin serum sebanding atau ekuivalen keosmotikannya

dengan 500 ml plasma manusia normal atau 5 g sebanding dengan 100 ml plasma manusia

normal. Kita memberikan albumin serum sebagai penyokong volume darah dengan infuse

melalui pembuluh darah dan umumnya dengan volume yang ekuivalen dengan 25-75 g

albumin setiap harinya. Tanggal kadaluarsanya berkisar antara 3-10 tahun, tergantung pada

keadaan penyimpanan.

Contoh :

Infuse Human Albumin 20%

Formulanya sebagai berikut :

Resep Human Albumin 20% (mengandung 20% protein dari minimum 96% Human Albumin

     Human Albumin                                 192 g

     Ion Natrium                              125 mmol/L                                                 2,88 g/L

     Ion Kalsium                          max 2 mmol/L                                                 0,08 g/L

     Ion Kalsium                          max 2 mmol/L                                         max 0,08 g/L

     Ion Klorida                       max 100 mmol/L                                         max 3,55 g/L

     Aqua untuk injeksi                         1000 ml

3.      Plasma Protein

         Plasma protein adalah larutan steril protein yang terpilih dari plasma darah donor

manusia dewasa. Plasma mengandung ± 5 g protein per 100 ml, 83-90% adalah albumin, lalu

sisanya alfa dan beta globulin. Umumnya, kita memberikan plasma protein dalam volume

250-500 ml. tetapi kadang-kadang sampai 1500 ml sebagai penyokong volume darah.

Tanggal kadaluarsanya antara 3-5 tahun, tergantung pada kondisi penyimpanan. Plasma yang

digunakan sebagai penambah darah dinamakan darah lengkap manusia, sel darah merah

manusia, albumin serum manusia normal, dan fraksi protein plasma manusia. Pada

pengumpulan darah manusia dari donor-donor darah untuk digunakan pada tranfusi, kita

Page 9: steril

harus hati-hati memperlakukan seluruh darah atau sel darah agar sel darah atau darah tidak

menggumpal. Berikut adalah larutan  resmi yang digunakan untuk tujuan tersebut.

         Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% belum berakibat besar karena masih mampu

dinormalisasikan oleh peredaran darah sendiri. Namun, bila cairan tubuh atau jumlah plasma

yang hilang lebih dari itu, maka tubuh memerlukan pengganti untuk mencegah

penggumpalan sel-sel darah serta menormalkan viskositas darah yang membesar.

         Larutan yang dibutuhkan adalah senyawa koloid dengan BM>30.000, inert, cairan tidak

mudah dieliminasi, dan dapat digunakan dengan atau tanpa elektrolit.

Contoh:

Infus Plasmanate

Formulanya sebagai berikut:

Plasma Protein Fraction (Human) 5%, 100 ml USP

     Plasma Protein                                    5 g

     Sodium carbonat                                 0,004 M

     (setara dengan sodium caprylate dan acetyl tryptophan)

     Sodium ion                                          145 mEq/L

     Potasium                                             0,24 mEq/L

     Chloride                                              100 mEq/L

4.      Larutan Gelatin

            Larutan gelatin merupakan hasil hidrolisis kolagen, yakni suatu senyawa polipeptida.

Larutan sangat cocok untuk plasma ekspander karena strukturnya terdiri atas protein,

sehingga dengan protein plasma dapat memberikan efek osmotik yang sama. Pada suhu

kamar, gelatin dapat mengental, sehingga kita perlu menghangatkan larutan dan pada

pemanasan gelatin dapat terurai. Untuk memperbaiki kelarutan, kita perlu menambahkan

glioksal atau isosianat agar bentuk molekulnya bertambah panjang dan bercabang. Setelah 24

jam dieliminasi atau diurai secara enzimatik, gelatin hilang dari peredaran darah.

            Sebagai cairan pengganti darah, kita menggunakan larutan gelatin 5% yang

diisotonikkan dengan natrium klorida dan dapat disterilkan pada suhu 121-124˚C dalam

autoklaf.

Contoh:

Infus Haemacel, Infus Haemaccel.

Formulanya sebagai berikut:

Resep:      3,5% Colloidal Infusion Solution

Page 10: steril

     Gelatin dari polypeptides (bovine bone)         35 g

     Chlorida ion                                                 5,14 g        145 mmol

     Potasium ion                                                0,20 g        5,1 mmol

     Calcium ion                                                  0,25 g       6,25 mmol

     Sodium ion                                                   3,33 g        145 mmol

     Aqua untuk injeksi                                    1000 ml

5.      Larutan Dekstran

              Larutan dekstran adalah suatu senyawa polisakarida dengan satuan glukosa sebagai

komponen monomer, yang terikat secara glikosidik pada posisi alpha 1,6. Bentuk molekulnya

berupa benang panjang bergelombang. Dekstran terbentuk di dalam media yang mengandung

sakarosa di bawah pengaruh enzim dekstran-sakarase yang diproduksi berbagai spesies

leuconostoc.

              Sebagai pengganti plasma, kita menggunakan 6% atau 10% larutan dekstran 40 atau

70 dengan berat molekul rata-rata 40.000 atau 70.000 dengan penambahan NaCl 0,9%. Pada

umumnya, kita tidak menjumpai persoalan teknis pada pembuatan larutan dekstran. Kita

dapat mengsterilkan larutan pada suhu 120˚C dan yang disimpan pada suhu 4˚C terbukti

stabil dalam waktu 19 tahun.

Contoh:

Infus Otsutran -70 (Otsuka)

Formulanya sebagai berikut:

     Dekstran 70 in normal salin                                 6%

     Dekstran 70                                                       6,0%

     Sodium chloride                                                0,9%

     Aqua untuk injeksi                                          500 ml

     Osmolarity = 316,5 mOsm/L

6.      Larutan Protein (Asam Amino)

            Larutan protein diinfuskan ke dalam tubuh jika tubuh mengalami kekurangan protein.

Umumnya, larutan terdiri atas 8 asam amino penting, yaitu: L-Isoleusin, L-Leusin, L-Lisine,

L-Metionin, L-Fenilalanin, L-Trionin, L-Triptopan, dan L-Valin. Kedelapan asam amino ini

penting dan harus selalu ada dalam jumlah dan perbandingan yang tertentu di dalam infus.

Hilangnya satu komponen menyebabkan efek yang diharapkan tidak tercapai, malah akan

Page 11: steril

terjadi gangguan dalam pertukaran protein tubuh. Kemudian, jumlah yang berlebih pun tidak

ada gunanya.

            Komponen lainnya adalah sorbitol sebagai penyangga energy, demikian pula vitamin

dan tambahan elektrolit. Larutan diatur pada pH sekitar 6. Harga pH yang lebih tinggi akan

mengurangi stabilitas larutan.

            Untuk mengurangi penguraian asam amino pada sterilisasi panas, kita umumnya

melakukannya pada suhu 120˚C dengan tekanan uap disertai penjenuhan gas netral. Natrium

pirosulfit dalam jumlah sangat kecil mampu mengusir oksigen pada kondisi tertentu.

Contohnya:

Infus Aminofusin L (Primer).

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

          Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan

melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Penggolongan

sediaan infus berdasarkan komposisi dan kegunaannya yaitu larutan elektrolit, infus

karbohidrat, larutan kombinasi elektrolit dan karbohidrat, larutan irigasi, larutan dialisis

peritoneal, dan larutan plasma expander atau penambah darah.

2. Saran

          Sebaiknya dalam pembuatan infus harus diperhatikan dalam proses sterilisasi agar

tidak terkontaminasi dengan mikroba. Serta dalam penyimpanan dan penggunaannya harus

memperhatikan bahwa sediaan infus tersebut dalam keadaan steril.

INFUS

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian mikroba.

( Lachman, hal 1254 ).

Page 12: steril

Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain.

Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin.

Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.

Persyaratan

1. Sesuai kandungan bahan obat yang dinyatakan didalam etiket dan yang ada dalam sediaan; terjadi pengurangan efek selama penyimpanan akibat perusakan obat secara kimia.

2. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan sediaan tetap steril tetapi juga mencegah terjadinya interaksi bahan obat dengan material dinding wadah.

3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi. untuk itu, beberapa faktor yang paling banyak menentukan adalah:

a) bebas kuman

b) bebas pirogen

c) bebas pelarut yang secara fisiologis tidak netral

d) isotonis

e) isohidris

f) bebas bahan melayang

Keuntungan pemberian infus intravena adalah menghasilkan kerja obat yang cepat dibandingkan cara-cara pemberian lain dan tidak menyebabkan masalah terhadap absorbsi obat. Sedangkan kerugiannya yaitu obat yang diberikan sekali lewat intravena maka obat tidak dapat dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila diberikan per oral, misalnya dengan cara dimuntahkan

Pembahasan:

Infus tidak perlu pengawetkarena volume sediaan besa. Jika ditambahkan pengawet maka jumlah pengawet yang dibutuhkan besar sehingga dapat menimbulkan efek toksis

INFUS IV Ca GLUKONAT / GLUKONAT

Dalam percobaan ini akan dibuat sediaan infus intravena kalsium glukonat yang merupakan larutan supersaturasi yang distabilkan dengan penambahan 35 mg kalsium D-saccharate, dan harus disimpan pada suhu kamar. Laju infus maksimum yang disarankan adalah 200 mg/menit.

Farmakologi :

Page 13: steril

Kalsium merupakan mineral yang penting untuk pemeliharaan kesempurnaan fungsi susunan saraf, otot, sistem rangka, dan permeabilitas membran sel. Kalsium adalah aktivator yang penting pada beberapa reaksi enzimatis dan berperan dalam proses fisiologi yang mencakup transmisi rangsangan oleh saraf, kontraksi jantung, otot polos dan otot rangka, fungsi renal, pernafasan dan koagulasi darah. Kalsium juga berperan dalam reaksi pelepasan dan penyimpanan neurotransmiter dan hormon, pengambilan dan pengikatan asam amino, absorbsi vitamin B12 dan sekresi asam lambung.

Farmakokinetik :

Injeksi garam kalsium langsung masuk kedalam pembuluh darah. Setelah diinjeksi, kalsium darah meningkat dengan cepat dan kembali turun dalam 30 menit sampai 2 jam, terdistribusi cepat dalam jaringan serta dieliminasi melalui urine.

INFUS IV DEKSTRAN

Kehilangan darah, sejauh jumlahnya tidak melampaui 10% dari jumlah total, tubuh masih dapat menyeimbangkannya kembali. Jika kehilangannya lebih besar, harus disuplai cairan pengganti darah untuk mengisi plasma melalui jalan infus ke dalam tubuh. Hal tersebut dibutuhkan juga pada syok perdarahan, akibat luka (kebakaran, luka dalam) pada sakit perut atau muntah yang berkepanjangan.

Infus dextran 70 merupakan larutan makromolekul yang memiliki waktu tinggal yang lebih panjang dalam pembuluh darah, karena tidak atau sedikit mengalami difusi, juga airnya terikat secara hidratasi. Yang menentukan dextran 70 sebagai bahan pengganti plasma adalah berat molekulnya diatas 20.000. Pengisisan volume darah dapat dilakukan dengan larutan NaCl fisiologis atau dengan larutan elektrolit, namun jumlah cairan yang dimasukkan tersebut hanya sebentar berada dalam peredaran darah, untuk kemudian segera dieliminasi keluar tubuh melalui ginjal

INFUS IV ELEKTROLIT UNTUK DEHIDRASI

Fungsi larutan elektrolit secara klinis digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah. Ada 2 jenis kondisi plasma yang menyimpang, yaitu :

1. Asidosis

Kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat adanya ion klorida dalam jumlah berlebih.

2. Alkalosis

Kondisi plasma yang terlampau basa akibat ion Na, K, Ca dalam jumlah berlebih

Kehilangan natrium disebut hipovolemia, sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi, kekurangan HCO3 disebut asidosis, metabolic dan kekurangan K+ disebut hipokalemia. (Formulasi Steril, Stefanus Lukas, hal. 62)

Dehidrasi adalah hilangnya elektrolit lebih rendah secara disproporsional dibandingkan dengan hilangnnya air. Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotic cairan tubuh akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang hilang dengan cukup (Dorlan ed. 26, hal. 498)

Pada pasien yang tidak sadar atau mengalami gangguan keseimbangan elektrolit akut, sehingga harus segera diberikan ion-ion Ca2+, Na+, K+, Ce- dan HCO3-, dan sebagai sumber kalori dimana pengganti cairan dan kalori dibutuhkan, karena ion-ion tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk memnuhi kebutuhan elektrolit tubuh pada ekstrasel dan intrasel. Cairan ekstrasel baik plasma darah maupun cairan intrsel mengandung ion natrium dan klorida dalam jumlah yang besar, ion bilarbonat dalam jumlah yang agak besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion kalium, magnesium phospat, sulfat, dan asam organic.disamping itu plasma mengandung protein dalam jumlah yang besar, sedangkan cairan intrasel hanya mengandung protein dalm jumlah protein yang leih kecil.

Page 14: steril

Cairan intasel hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida serta hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi ia mengandung ion kalium dan phospat dalam jumlah besar serta ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup besar, semuanya hanya ada dalam konsentrasi yang kecil dalam cairan ekstrasel.

Bahan-bahan yang digunakan (NaCl, KCl, NaHCO3, CaCl2) mudah larut dalam air, sehingga dapat digunakan air sebagai pembawanya. Air yang digunakan harus bebas pirogen. Pirogen merupakan produk metabolisme m.o (umumnya bakteri, kapang dan virus). Secara kimiawi, pirogen adalah zat lemak yang berhubungan dengan suatu molekul pembawa yang biasanya merupakan polisakarida, tapi bisa juga peptide.

Pirogen menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang nyata, demam, sakit badan, kenaikan tekanan darah arteri, kira-kira 1 jam setelah injeksi. Pirogen dapat dihilangkan dari larutan dengan absorbsi menggunakan absorban pilihan. (Lachman, hal. 1295-1296). Ion-ion ini diberikan dalam bentuk injeksi iv karena diharapkan dapat segera memberikan efek.

INFUS IV GLUKOSA NaCl / GLUKOSA 10%

Pada umumnya larutan glukosa untuk injeksi digunakan sebagai pengganti kehilangan cairan tubuh, sehingga tubuh kita mempunyai energi kembali untuk melakukan metabolismenya dan juga sebagai sumber kalori. Dosis glukosa adalah 2,5-11,5 % (Martindale), pada umumnya digunakan 5 %. Dalam formula ini ditambahkan NaCl supaya diapat larutan yang isotonis, dimana glukosa disini bersifat hipotonis. Dalam pembuatan aqua p.i ditambahkan H2O2 yang dimaksudkan untuk menghilangkan pirogen, serta di dalam pembuatan formula ini ditambahkan norit untuk menghilangkan kelebihan H2O2.

INFUS IV MENGANDUNG Na, Ca, K

Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.

Natrium klorida (NaCl), natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya. Sering digunakan dalam infus dengan elektrolit lain.

Equvalent elektrolit (Steril Dosage Form, hal 250) :

Na+ = 135 mEq

K+ = 5 mEq

Ca+ = 5 mEq

Mg+ = 2 mEq

Kesetaraan ekuivalen elektrolit (Martindale) :

1g NaCl ~ 17,1 mEq Na+ E1 = 1,00

1g KCl ~ 13,4 mEq K+ E1 = 0,76

1g CaCl ~ 13,6 mEq Ca+ E1 = 0,51

1g MgCl ~ 9,8 mEq Mg+ E1 = 0,45

INFUS IV NaCl

Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial ( listrik ) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di syaraf.

Page 15: steril

Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak berkeringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian juga kejang otot lengan dan perut.

Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( larutan garam fisiologis ) dan dalam infus dengan elektrolit lain.

INFUS IV PENGGANTI CAIRAN TUBUH

Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh.

Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu :

1. Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini mengandung ion kalium dan fosfat dalam jumlah besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam jumlah cukup besar.

2. Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam jumlah besar, ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion Kalium, Kalsium, Magnesium, Posfat, Sulfat,dan asam-asam organik (Guyton hal 309).

Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan penambahan / pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat.

Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang masuk dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya. Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infuse pengganti cairan tubuh yaitu infuse Ringers.

Injeksi Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan Kalsium klorida dalam air untuk obat suntik. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-zat tersebut dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang diperlukan tubuh (Ansel hal 408).

INFUS IV PROTEIN UNTUK DBD

Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang memadai tetapi tidak dapat melalui saluran cerna. Indikasi cara ini biasanya digunakan untuk persiapan bedah pada penderita kurang gizi, persiapan kemoterapi radioterapi dan kelainan saluran cerna berat. Nutrisi parenteral total memerlukan larutan yang mengandung asam amino; glukosa; lemak; elektrolit; dan vitamin.

Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai, tapi bila tiap harinya diberikan lebih dari 180 g maka harus ada monitoring kadar gula darah. Bila mungkin diperlukan insulin. Glukosa dengan ragam kekuatan 10 – 50 % harus di infus melalui kateter vena central. Untuk menghindari trombosis (gumpalan darah yang terbentuk pembuluh darah).

Jumlah volume infuse intravena biasanya 500 mL dan 250 mL mengandung zat-zat sebagai nutrisi, penambah darah, elektrolit, asam amino, antibiotik, dan obat yang umumnya diberikan lewat jarum yang dibiarkan di vena atau kateter dengan diteteskan terus menerus. Tetesan atau kecepatan mengalir dapat diatur oleh dokter atau perawat sesuai dengan kebutuhan pasien. Umumnya 2-3 mL permenit.

Untuk Infus, intravena jarum/kateter biasanya ditusukkan divena yang menonjol di lengan atau kaki dan diikat erat di tempat tersebut sehingga tidak akan bergeser dari tempat selama diinfus. Bahaya utama infus intravena ialah kemungkinan terbentuknya trombus akibat rangsang tusukan jarum pada dinding vena.

Trombus akan lebih mungkin terjadi bila larutan infus bersifat mengiritasi jaringan tubuh. Trombus adalah gumpalan darah yang terbentuk dalam pembuluh darah (atau jantung) yang umumnya disebabkan oleh

Page 16: steril

melambatnya aliran atau perubahan darah atau pembuluh darah. Bila gumpalan darah itu beredar maka gumpalan tersebut menjadi embolus, dibawa oleh aliran darah sampai tersangkut di pembuluh darah, menghalangi dan mengakibatkan hambatan atau sumbatan yang disebut emboli. Suatu hambatan dapat sangat berbahaya tergantung pada tempat dan keparahan hambatan tersebut. Obat-obat yang diberikan lewat intravena biasanya harus berupa larutan air, bercampur dengan darah dan tidak mengendap. Keadaan tertentu dapat menimbulkan terjadinya trombus dan kemudian menghalangi aliran darah. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat, Howard C Ansel, hal 402)

Demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus Dengue tipe I-IV, disertai demam 5-7 hari gejala-gejala perdarahan, dan bila timbul syok: angka kematian cukup tinggi.

Gejala dan tanda :

1. panas 5-7 hari, gejala umum tidak khas

2. perdarahan spontan (petekie, ekimosa, epistaksis , derajat hematemesis, melena, perdarahan gusi, uterus, telinga, dll)

3. ada gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120/menit), tekanan nadi sempit (<>

4. nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung > 140/menit, acral dingin, berkeringat, kulit biru

Gejala Lain :

1. Hati membesar, nyeri spontan dan pada perabaan

2. Asites

3. Cairan dalam rongga pleura (kanan)

4. Ensepalopati: kejang, gelisah, sopor, koma

Prinsip penatalaksanaan :

1. Memperbaiki keadaan umum

2. Mencegah keadaan yang lebih parah

3. Memperbaiki syok dan perdarahan (pen: rehidrasi sampai hari ke 7, namun hati-hati pada hari ke 6 dapat terjadi arus balik cairan intersitiel ke pembuluh darah)

INFUS IV UNTUK MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN ASAM TUBUH

Pembuatan infus ini mengacu pada penggunaannya sebagai cairan infus yang dapat menstabilkan jumlah elektrolit-elektrolit yang sama kadarnya dalam cairan fisiologis normal, sehingga diharapkan pasien dapat mempertahankan kondisi elektrolitnya agar sesuai dengan batas-batas atau jumlah elektrolit yang normal pada plasma. Selain itu, digunakan pengisotonis dekstrosa yang diharapkan mampu menambah kalori bagi pasien serta meningkatkan stamina karena biasanya kondisi pasien yang kekurangan elektrolit dalam keadaan lemas (sehingga perlu diinfus).

Ion natrium (Na+) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk mengobati hiponatremia, karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.

Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.

Page 17: steril

Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses penyembuhan luka pada rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi normal dapat menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.

Ion Magnesium (Mg2+) juga diperlukan tubuh untuk aktivitas neuromuskuler sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dan protein.

Dekstrosa, suatu bentuk karbohidrat yang diberikan secara parenteral diharapkan dapat memberikan tambahan kalori yang diperlukan untuk menambah energi pada tubuh.

Batas konsentrasi normal elektrolit dalam plasma (Steril Dosage Form, hal 251-252) :

Na+ = 135-145 mEq/L

K+ = 3,5-5 mEq/L

Ca2+ = 5 mEq/L

Mg2+ = 2 mEq/L

INFUS IV UNTUK PENGELOLAAN DEHIDRASI

Sekitar 60% berat badan manusia terdiri dari cairan. Setiap hari sekitar 1,7 liter cairan di dalam tubuh keluar melalui urin, tinja, keringat dan pernapasan. Cairan yang keluar tersebut akan digantikan oleh cairan yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman, yakni sebanyak 3 liter perhari. Jika cairan yang keluar dai tubuh terjadi secara berlebihan dan tidak diimbangi dengan cairan yang masuk, maka terjadilah dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).

Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh, karena terjadi pengeluaran yang lebih banyak daripada pemasukan. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Zat eletrolit yang diperlukan tubuh terdiri dari anion dan kation antara lain Na+, K+, Ca2+, SO42-, dan Cl-.

Dehidrasi terdiri dari :

a. Absolut :Kandungan air dibawah normal atau dibawah standar.

b. Hypenatermic : Keadaan hilangnya elektrolit lebih rendah secara disproporsional dibandingkan dengan hilangnya air.

c. Relatif : Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotik cairan tubuh.

d. Voluntari : Akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang hilang dengan cukup.

INFUS MENGANDUNG KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan bahan bakar utama (sumber energi) bagi tubuh yang didalam makanan terdapat sebagai monosakarida, disakarida dan polisakarida. Selain sumber energi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa, pembentukan struktur sel, jaringan dan organ tubuh. Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang memadai tetapi tidak dapat melalui saluran cerna atau mengalami gangguan saluran cerna seperti diare maka sumber energi utama yakni karbohidrat dapat diberikan melalui infus yang mengandung karbohdrat.

Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai dan salah satu senyawa yang penting didalam tubuh sebagai sumber energi.

Page 18: steril

INFUS Na BIKARBONAT UNTUK ASIDOSIS METABOLIK

Asidosis metabolic adalah suatu keadaan dimana pH arterial bersifat asam dan konsentrasi bikarbonat plasma dibawah normal. Pada asidosis metabolic akut, pH arterial dibawah 7,1-7,2 dan konsentrasi bikarbonat plasma, <8>

Farmakologi

Na.bikarbonat merupakan agen pengalkali yang berdisosiasi membentuk ion bikarbonat. Bikarbonat merupakan komponen basa konjugasi dari buffer ekstraseluler utama yang ada di tubuh,yaitu buffer bikarbonat-asam karbonat. Pada kondisi normal buffer ini menjaga pH plasma yaitu 7,37-7,42. Namun bila terjadi gangguan pada system buffer ini maka pH plasma dapat naik ataupun turun. pH plasma yang dibawah normal mengindikasikan terjadinya asidosis metabolic. Pemberian Na.bikarbonat akan menigkatkan konsentrasi bikarbonat plasma dan meningkatkan pH plasma sehingga pH plasma normal kembali (DI 2003 hal 2472-2473).

INFUS PROTEIN

Protein merupakan makromolekul yang pada hidrolisa hanya menghasilkan asam amino. Sel hidup menghasilkan berbagai macam makromolekul (protein, asam nukleat dan polisakarida) yang berfungsi sebagai komponen struktural, biokatalisator, hormon, reseptor dan sebagai tempat penyimpanan informasi genetik. Makromolekul ini merupakan biopolimer yang dibentuk dari unit monomer atau bahan pembangun.

Asam amino dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat disintesis dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari luar. Contoh : Arginin, histidin, isoleusin, lisin, metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan valin.

2. Asam amino non essensial yaitu asam amino yang dapat disintesa didalam tubuh. Contoh: Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamate, glutamin, glisin, prolin, hidroksiprolin, serin, dan tirosin.

Arginin mempunyai fungsi yang sama seperti asam amino, yaitu meningkatkan stimulan hormon pertumbuhan, prolaktin, dan glukosa darah. Arginin dapat menambah konsentrasi glukosa darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari hati menjadi asam amino yang berkualitas.(DI hal 1341)

INFUS IV DEKSTROSA

Farmakologi (DI, hal 1427)

Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan menambah kalori. Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein tubuh dan kehilangan nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen dan mengurangi atau mencegah ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa dimetabolisme menjadi CO2 dan air, maka larutan dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh yang hilang. Injeksi dekstrosa dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume pemberian tergantung kondisi klinis pasien.

LARUTAN PENCUCI PADA OPERASI LAMBUNG

Larutan irigasi adalah larutan steril, bebas pyrogen yang digunakan untuk tujuan pencucian dan pembilasan. Sodium Klorida ( NaCl ) secara umum digunakan untuk irigasi ( seperti irigasi pada rongga tubuh, jaringan atau luka ). Larutan irigasi NaCl hipotonis 0,45% dapat digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan lain. Larutan irigasi NaCl 0,9% dapat digunakan untuk mengatasi iritasi pada luka. ( DI 2003 hal 2555 )

Larutan irigasi dimaksudkan untuk mencuci dan merendam luka atau lubang operasi, sterilisasi pada sediaan ini sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah.( Ansel hal 399 )

INFUS PENDERITA DIARE BERAT

Page 19: steril

(LOCKE RINGER)

Locke – Ringer mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh yaitu elektrolit-elektrolit dan karbohidrat sesuai untuk penderita diare berat

Digunakan norit, yaitu untuk menyerap pirogen dan mengurangi kelebihan H2O2. Cara sterilisasi yang digunakan adalah dengan teknik otoklaf karena bahan-bahan yang digunakan tahan panas

Pembahasan : hipertonis (harap diperhatikan laju tetesan per menit)

INFUS UNTUK PENGELOLAAN METABOLIK ALKALOSIS

Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Alkaosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut)

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bia kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama alkalosis metabolik :

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)

2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).

Gejala :

1. Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot, atau tanpa gejala sama sekali.

2. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

3. Diagnosa dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.

Pengobatan :

Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium)

INFUS LARUTAN IRIGASI GLISIN

Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besr. Larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tapi digunakan di luar sistem peredaran darah dan umumnya menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik yang dipatahkan, sehingga memungkinkan pengisian larutan dengan cepat. Larutan ini digunakan untuk merendam atau mencuci luka2. Sayatan bedah atau jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi pendarahan.

Persyaratan larutan irigasi adalah sbb :

1. Isotonik

Page 20: steril

2. Steril

3. Tidak disbsorpsi

4. bukan larutan elektrolit

5. Tidak mengalami metabolisme

6. Cepat diekskresi

7. Mempunyai tekanan osmotik diuretik

8. bebas pirogen

Larutan irigasi glisin digunakan selama operasi kelenjar prostat dan prosedur transuretral lainnya. Larutan yg digunakan untuk luka dan kateter uretra yg mengenai jaringan tubuh hrs disterilkan dgn cara aseptis.

INFUS IV YG MGD NUTRISI

Glukosa termasuk monosakarida dimana sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintetis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yg memerlukannya. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lbh lanjut. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insulin yg dihasilkan oleh kelnjar pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa dalam darah merupakan faktor yg sgt penting utk kelancaran kerja tubuh.

INFUS IV RINGER LAKTAT

Jika untuk mengatasi kondisi kekurangan volume darah, larutan natrium klorida 0,9% - 1,0% menjadi kehilangan maka secara terapeutik sebaiknya digunakan larutan ringer, larutan ini mengandung KCl dan CaCl2 disamping NaCl. Beberapa larutan modifikasi jg mengandung NaHCO3 maka larutan dapat disterilakan dengan panas yang stabil. Pengautoklafan larutan natrium hidrogen karbonat hanya diproses mempunyai penyaringan kuman.

Pembahasan : larutan ini bersifat hipertonis. Harap diperhatikan laju tetesan per menit. Laju tetesan maksimal 5 ml per menit

INFUS IV AMMONIUM KLORIDA

(PENDAHULUANNYA SAMA DENGAN ALKALOSIS METABOLIK)

Ammonium klorida digunakan sebagai z.a yang dapat berkhasiat untuk pengobatan gangguan metabolisme alkalosis dalam tubuh serta menggantikan ion klorida yang hilang dalam tubuh.

INFUS IV MENGANDUNG ELEKTROLIT DAN KARBOHIDRAT

Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.

SEDIAAN STERIL

Page 21: steril

FORMULASI SEDIAAN STERILDEFENISI

Sediaan steril yaitu sediaan terapetis yang bebas mikroroganisme baik vegetatif atau bentuk sporanya baik patogen atau nonpatogen.Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi dan luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologiSediaan steril secara umum adalah : sediaan farmasi yang mempunyai kekhususan sterilitas dan bebas dari mikroorganisme

Sterilitas khusus ini disebabkan :Metode, tempat atau saluran pemberiannya

Yang termasuk dalam sediaan steril antara lain sediaan parenteral volum besar, sediaan parenteral volum kecil (injeksi), sediaan mata (tetes/salep mata)

INDIKASI UMUMBerdasarkan penggunaan

a.      InjeksiSuatu larutan obat dalam pembawa yang cocok dengan atau tanpa bahan tambahan yang dimaksudkan untuk penggunaan parenteral

b.      Cairan InfusMerupakan injeksi khusus karena cara pemberiannya dan volumenya besar Berguna untuk :

1.      Nutrisi dasar, contoh : infus dekstrosa2.      Perbaikan keseimbangan elektrolit, contoh : infus ringer mengandung

ion Na+, K+, Ca2+ dan Cl-3.      Pengganti cairan tubuh, contoh iInfus dekstrosa dan NaCl4.      Membantu diagnosis, contoh untuk penentuan fungsi ginjal : injeksi

mannitol

c.       RadiopharmaceuticalSuatu injeksi yang mengandung bahan radioaktif. Berfungsi untuk diagnosis dan pengobatan dalam jaringan organ. Pembuatan dan penggunaannya berbeda dengan bahan obat biasa (non radioaktif)

d.      Zat Padat Kering Atau Larutan PekatBahan yang tidak stabil dalam bentuk cair/lrt disimpan dalam bentuk zat padat kering yang dilarutkan pada waktu akan digunakan. _ Jika bahan padat kering tidak mengandung dapar, pengencer atau zat tambahan lain, dan bila ditambah pelarut lain yang sesuai, memberikan larutan yang memenuhi semua aspek persyaratan untuk obat suntik. Sediaan diberi label obat steril.

Page 22: steril

Contoh : Ampicillin Sodium SterilJika bahan padat kering mengandung satu atau lebih, dapar, pengencer atau zat tambahan lain, sediaan diberi label obat suntik/injeksi. Contoh : Amphotericin B Injeksi

e.       Larutan IrigasiPersyaratan seperti larutan parenteral Dikemas dalam wadah volume besar dengan tutup dapat berputarDigunakan untuk merendam luka/mencuci luka, sayatan bedah atau jaringan/organ tubuhDiberi label sama seperti injeksi.Contoh : Sodium chlorida untuk irigasi, Ringers untuk irigasi, Steril water untuk irigasiLabel/etiket : “bukan untuk obat suntik”

f.       Larutan DialisisUntuk menghilangkan senyawa-senyawa toksis yang secara normal disekresikan oleh ginjal. Pada kasus keracunan atau gagal ginjal atau pada pasien yang menunggu transplantasi ginjal, dialysis adalah prosedur darurat untuk menyelamatkan hidup. Dialisis adalah proses, dimana senyawa-senyawa dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam larutan berdasarkan perbedaan kemampuan berdifusi lewat membran. Larutan yang tersedia di perdagangan mengandung dekstrosa sebagai sumber utama kalori, vitamin, mineral, elektrolit, dan asam amino/peptida sebagai sumber nitrogen.

g.      Bahan DiagnostikDiagnostik merupakan salah satu metode pemeriksaan dalam ilmu pengobatan pencegahan (preventive medicine) penyakit infeksi, didasarkan atas reaksi antara suatu antibodi dengan antigen yang bersangkutan. Untuk ini digunakan suntikan intrakutan diatas kulit (imunity skin test) dengan suatu antigen dengan kadar serendah2nya yang masih memungkinkan adanya reaksi.Reaksi positip dalam bentuk semacam benjolan diatas kulit, menunjukkan bahwa tubuh sudah mengandung antibodi tertentu. _ Hasil negatip, berarti tubuh tidak memiliki antibodi tsb, dlm keadaan ini orang harus diberi vaksin untuk mengebalkan tubuh secara aktifReaksi TUBERKULIN, merupakan salah satu tes kekebalan yg terkenal untuk mendiagnosa penyakit tuberculose (Mantoux skin test )Zat-zat yang diberikan kepada pasien secara oral/parenteral untuk menentukan keadaan fungsional dari suatu organ tubuh atau untuk membantu dokter menentukan diagnosa penyakit dan juga digunakan dalam reaksi imunisasiContoh : Injeksi Evans Blue, yang digunakan dalam penentuan volume darah

h.      Allergi Ekstrak (Ekstrak allergen)Merupakan larutan pekat alergen steril untuk maksud diagnosis atau pengobatan reaksi alergi

Page 23: steril

i.        Larutan, suspensi dan salep untuk mataObat-obatan dalam larutan atau suspensi yang diberikan dengan meneteskan ke dalam mata termasuk sediaan steril, meskipun batasan steril biasanya tidak dimasukkan dalam pada namanya, seperti : “Sulfacetamide larutan mata” atau Hydrocortison Acetat Suspensi mata.

j.        Pelet steril atau implantasi subkutanPelet atau implan steril merupakan tablet berbentuk silindris, kecil, padat dengan diameter lebih kurang 3,2 mm dan panjang 8 mm, dibuat dengan mengempa dan dimaksud untuk ditanam subkutan (paha atau perut) untuk tujuan menghasilkan pelepasan obat terus menerus selama jangka waktu panjang.3-5 bln. Obat antihamil dlm bentuk inplan dapat bekerja sampai 3 thn. (Implanon mengandung etonogestrel 68 mg/susuk KB). Menggunakan penyuntikan khusus (trocar)/dengan sayatan digunakan untuk hormon yang kuat sampai 100x dari pemakaian biasa (oral/parenteral). Pelet tidak boleh mengandung bahan pengikat, pengencer atau pengisi yang ditujukan untuk memungkinkan seluruhnya melarut dari absorbsi pelet di tempat penanaman.Contoh : pelet estradiol, biasanya mengandung 10 dan 25 mg estrogen estradiol (dosis lazim oral dan parenteral 250 mcg).

k.      AntikoagulanLarutan untuk mencegah pembekuan darah, butuh syarat seperti injeksi dan bebas pirogen.Contoh : Larutan Natrium sitrat Steril, ACDP, Heparin, ACD

l.        Sediaan vaksinMerupakan produk biologi (pembantu diagnostik) untuk tujuan mencegah penyakit dan pengobatan

KEUNTUNGAN DAN KERUGIANKeuntungan sediaan parenteral:1.      Aksi obat lebih cepat2.      Cocok untuk obat inaktif jika diberikan oral3.      Obat yang mengiritasi bila diberikasn secara oral4.      Kondisi pasien (pingsan, dehidrasi) sehingga tidak memungkinkan obat

diberikan secar oral.5.      Dapat digunakan secara depo terapi.6.      Kemurniaan dan takaran zat berkhasiat lebih terjamin.Kerugian sediaan parenteral:1.      Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukaar dilakukan

pencegahan.2.      Secara ekonomi lebih mahal dibandingkan sediaan per oral3.      Risiko, kalau alergi atau salah obat maka tidak bisa langsung

dighilangkan4.      Cara pemberian lebih sukar, butuh personil khusus, misal di rumah sakit

oleh dokter atau perawat.Alasan obat dibuat sediaan parenteral:1. Kadar obat sampai ke target

Page 24: steril

Jumlah obat yang sampai ke jaringan target sesuai dengan jumlah yang diinginkan untuk terapi.

2. Parameter farmakologiMeliputi waktu paruh, C maks., onset.

3. Jaminan dosis dan kepatuhanTerutama untuk pasien-pasien rawat jalan

4. Efek biologisEfek biologis tidak dapat dicapai karena obat tidak bisa dipakai secara oral. Contoh: amphoterin B (absorbsi jelek) dan insulin (rusak oleh asam lambung).

5. Alternatif rute, jika tidak bisa lewat oral.6. Dikehendaki efek lokal dengan menghindari efek atau reaksi toksik

sistemik.Contoh: methotreksat, penggunaan secara intratekal untuk pengobatan leukimia.

7. Kondisi pasienUntuk pasien-pasien yang tidak saar, tidak kooperatif, atau tidak bisa dikontrol

8. Inbalance (cairan badan dan elektrolit)Contoh: muntaber serius, sehingga kekurangan elektrolit yang penting dan segera harus dikembalikan

9. Efek lokal yang diinginkan. Contoh: anestesi lokal

Injeksi merupakan salah satu bentuk sediaan parenteral dimana memiliki : 1.      Keuntungano   Obat memiliki onset ( mulai kerja ) yang cepat o   Efek obat dapat diramalkan dengan pasti o   Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurnao   Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinalis dapat dihindarkano   Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit keras atau yang sedang

dalam keadaan koma2.      Kerugian o   Rasa nyeri saat disuntik, apalagi kalau harus diberikan berulang kalio   Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut disuntiko   Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin diperbaiki,

terutama sesudah pemberian intravenao   Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit atau tempat

praktek dokter oleh dokter dan perawat yang kompeten.

RUTE PENGGUNAANRute Pemberian

1.   IntravenaMerupakan larutan yang dapat mengandung cairan yang tidak

menimbulkan iritasi yang dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. Larutan ini biasanya isotonis dan hipertonis. Bila larutan hipertonis maka disuntikkan perlahan-lahan. Larutan injeksi intravena harus jernih betul, bebas dari endapan atau partikel padat, karena dapat menyumbat kapiler dan menyebabkan kematian. Penggunaan injeksi

Page 25: steril

intravena tidak boleh mengandung bakterisida dan jika lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.

2.   Pemberian Subkutis (Subkutan)Lapisan ini letaknya persis dibawah kulit, yaitu lapisan lemak (lipoid)

yang dapat digunakan untuk pemberian obat antara lain vaksin, insulin, skopolamin, dan epinefrin atau obat lainnya. Injeksi subkutis biasanya diberikan dengan volume samapi 2 ml (PTM membatasi tak boleh lebih dari 1 ml) jarum suntik yang digunakan yang panjangnya samapi ½ sampai 1 inci (1 inchi = 2,35 cm)

Cara formulasinya harus hati-hati untuk meyakinkan bahwa sediaan (produk) mendekati kondisi faal dalam hal pH dan isotonis. FN (1978) mensyaratkan larutannya isotoni dan dapat ditambahkan bahan vasokontriktor seperti Epinefrin untuk molekulisasi obat (efek obat)

Cara pemberian subkutis lebih lambat apabila dibandingkan cara intramuskuler atau intravena. Namun apabila cara intravena volume besar tidak dimungkinkan cara ini seringkali digunakan untuk pemberian elektrolit atau larutan infuse i.v sejenisnya. Cara ini disebut hipodermoklisis, dalam hal ini vena sulit ditemukan. Karena pasti terjadi iritasi maka pemberiannya harus hati-hati. Cara ini dpata dimanfaatkan untuk pemberian dalam jumlah 250 ml sampai 1 liter.

3.    Pemberian Intramuskuler  Intramuskuler artinya diantara jaringan otot. Cara ini keceparan

absorbsinya terhitung nomor 2 sesudah intravena. Jarum suntik ditusukkan langsung pada serabut otot yang letaknya dibawah lapisan subkutis. Penyuntikan dapat di pinggul, lengan bagian atas. Volume injeksi 1 sampai 3 ml dengan batas sampai 10 ml (PTM—volume injeksi tetap dijaga kecil, biasanya tidak lebih dari 2 ml, jarum suntik digunakan 1 samai 1 ½ inci. Problem klinik yang biasa terjadi adalah kerusakan otot atau syaraf, terutama apabila ada kesalahan dalam teknik pemberian (ini penting bagi praktisi yang berhak menyuntik). Yang perlu diperhatikan bagi Farmasis anatara lain bentuk sediaan yang dapat diberikan intramuskuler, yaitu bentuk larutan emulsi tipe m/a atau a/m, suspensi dalam minyak atau suspensi baru dari puder steril. Pemberian intramuskuler memberikan efek “depot” (lepas lambat), puncak konsentrasi dalam darah dicapai setelah 1-2 jam. Faktor yang mempengaruhi pelepasan obat dari jaringan otot (im) anatar lain : rheologi produk, konsentrasi dan ukuran partikel obat dalam pembawa, bahan pembawa, volume injeksi, tonisitas produk dan bentuk fisik dari produk. Persyaratan pH sebaiknya diperhatikan, karena masalah iritasi, tetapi dapat dibuat pH antara 3-5 kalau bentuk suspensi ukuran partikel kurang

Pemberian obat intramuscular menghasilkan efek obat yang kurang cepat, tetapi biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan oleh pemberian lewat IV.

Syarat pemberian obat secara IM :    Dapat berupa larutan, air, minyak, atau suspensi. Biasanya dalam bentuk

air lebih cepat diabsorbsi dari pada bentuk suspensi dan minyak.

Page 26: steril

    Dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam otot rangka    Tempat penyuntikan sebaiknya sejauh mungkin dari syaraf- syaraf utama

dan pembuluh-pembuluh darah utama.    Pada orang dewasa, tempat yang paling sering digunakan utnuk suntik IM,

adalah seperempat bagian atas luar otot gluteus max. pada bayi, daerah glutel sempit dan komponen utama adalah lemak, Bukan otot

    Tempat suntikan lebih baik dibagian atas atau bawah deltoid, karena lebih jauh dari syaraf radial.

    Volume yang umum diberikan IM, sebaiknya dibatasi maximal 5 mili, bila disuntikkan di daerah glutel dan 2 ml bila di deltoid.

Beberapa contoh Injeksi: Injeksi Antibiotik untuk Meningitis

Meningitis merupakan peradangan meningen biasanya disebabkan bakteri atau virus.Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit ini adalah antara lain : Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan virus yang dapat menyebabkan meningitis antara lain: virus coxsackie, virus gondongan dan virus koriomeningitis limfositik.

Ampisilin merupakan salah satu antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati meningitis. Penggunaanya biasa dikombinasi dengan sulbaktam untuk meningkatkan aktivitas nya. Dosis lazim yang digunakan adalah: 1,5 gr – 3gr kombinasi antara ampisilin dengan sulbaktam dengan perbandingan 2:1. berdasarkan literatur 375 mg kombinasi tersebut larut dalam 1 ml air. Sehingga bentuk sediaan yang dipakai adalah ampul rekonstitusi karena ampisilin tidak stabil pada air pada waktu yang lama.

    Injeksi Antibiotik Golongan Beta LaktamSuspensi kering adalah sediaan khusus dengan preparat berbentuk

serbuk kering yang baru dirubah menjadi suspensi dengan penambahan airr sesaat sebelum digunakan. Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat dari campuran kering untuk suspensi oral adalah obat-obat anatibiotik karena obat-obat seperti antibiotik tidak stabil untuk disimpan dalam periode tertentu dengan adanya cairan pembawa air maka lebih sering diberikan sebagai campuran serbuk keringuntuk dibuat suspensi pada waktu pada waktu akan diberikan. Alasan pembuatan suspensi kering salah satunya adalah karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi.

Suspensi kering dibuat dengan granulasi maupun tanpa granukasi. Granulasi adalah suatu metode yang memperbesar ukuran partikel serbuk guna memperbaiki sifat alir serbuk.

Persyaratan pada sebuah granulat sebaiknya :     Dalam bentuk dan warana yang sedapat mungkin teratur     Memiliki sifat alir yang baik     Tidak terlalu kering     Hancur baik dalam air     Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan

    Injeksi Oxytocin (Intramuskular)

Page 27: steril

Oksitosin (ŏk'sĭ-tō'sĭn) (bahasa Yunani: "kelahiran cepat") adalah hormon pada manusia yang berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim/uterus sehingga mempermudah dalam membantu proses kelahiran.

Injeksi oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut yang sesuai, bahan yang mengandung hormon polipeptida yang mempunyai sifat yang menyebabkan kontraksi otot rahim, otot vaskular, dan otot halus lain, yang dibuat dengan sintesis atau diperoleh dari globus posterior kelenjar pituitaria hewan peliharaan sehat yang biasa dimakan.

    Injeksi Vitamin CVitamin C tidak boleh diberikan secara oral kepada pasien dalam

kondisi tertentu seperti pasien penderita maag. Namun pada keaadaan defisiensi vitamin C pasien tersebut harus segera diberikan suplemen vitamin C. Oleh sebab itu vitamin c dibuat dalam bentuk sediaan injeksi. Injeksi intravena vitamin C dapat menyebabkan pusing dan pingsan, oleh sebab itu vitamin C dibuat dalam bentuk injeksi intra muscular, walaupun pemberian secara IM akan meninggalkan rasa sakit ditempat suntikan. Pemerian obat IM memberikan efek obat yang kurang tepat, tetapi biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan

4.   Pemberian intrathekal-intraspinal

Penyuntikan langsung ke dalam cairan serebrospinal pada beberapa temapt. Cara ini berbeda dengan cara spinal anastesi. Kedua pemberian ini mensyaratkan sediaan dengan kemurniaannya yang sangat tinggi, karena daerah ini ada barier (sawar) darah sehingga daerahnya tertutup.

Sediaan intraspinal anastesi biasanya dibuat hiperbarik yaitu cairannya mempunyai tekanan barik lebih tinggi dari tekanan barometer. Cairan sediaan akan bergerak turun karena gravitasi, oleh sebab itu harus pada posisi pasien tegak.

5.   IntraperitonealPenyuntikan langsung ke dalam rongga perut, dimana obat secara

cepat diabsorbsi. Sediaan intraperitoneal dapat juga diberikan secara intraspinal, im,sc, dan intradermal

6.  IntradermalCara penyuntikan melalui lapisan kulit superficial, tetapi volume

pemberian lebih kecil dari sc, absorbsinya sangat lambat sehingga onset yang dapat dicapai sangat lambat.

7.   IntratekalDigunakan khusus untuk bahan obat yang akan berefek pada cairan

serebrospinal. Digunakan untuk infeksi ssp seperti meningitis, juga untuk anestesi spinal. Intratekal umumnya diinjeksikan secara langsung pada lumbar spinal atau ventrikel sehingga sediaan dapat berpenetrasi masuk ke dalam daerah yang berkenaan langsung pada SSP.