status penderita pasien dengan demam tifoid
TRANSCRIPT
STATUS PENDERITA PASIEN DENGAN DEMAM TIFOID
A. PENDAHULUAN
Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typoid fever. Demam tifoid
ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran. Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di
Asia, Afrika, Amerika latin, Karibia, dan Oceania, termasuk Indonesia penyakit yang masih
tergolong endemik di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Penyakit infeksi
yang ditularkan melalui makanan dan minuman ini, disebabkan oleh kuman S. typhi. Insiden
demam tifoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 2002 sekitar 16 juta per tahun, 600.000
di antaranya menyebabkan kematian.
Di Indonesia insidens penyakit tersebut tergolong masih tinggi. Penyakit tersebut diduga
erat hubungannya dengan hygiene perorangan yang kurang baik, sanitasi lingkungan yang jelek
(misalnya penyediaan air bersih yang kurang memadai, pembuangan sampah dan kotoran
manusia yang kurang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan makanan dan minuman yang
belum sempurna), serta fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Tata laksana pada demam tifoid yang masih sering digunakan adalah istirahat, perawatan,
diet, terapi penunjang, serta pemberian antibiotik. Antibiotik adalah zat kimiawi yang dihasilkan
oleh mikroorganisme yang mempunyai kemampuan, dalam larutan encer, untuk menghambat
pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain.
B. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. N
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kanjuruhan 4 No.30 Tlogomas
Status Perkawinan : Menikah
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 11 September 2012
C. ANAMNESIS
2. Keluhan Utama : Demam
Harapan : Ingin sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula
Kekhawatiran : Takut akan penyakitnya semakin parah
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak kurang lebih satu minggu yang lalu pasien mengeluh demam pada sore-malam
hari pada pagi sampai siang tidak merasa demam, sudah berobat kedokter umum dekat
rumah diberi obat penurun panas yaitu paracetamol tapi keluhan masih tetap. Selain itu juga
1 minggu yang lalu pasien mengeluh pusing terasa berputar, terus menerus, dibuat
beraktifitas tambah berat, meskipun dibuat istirahat tetap pusing. Sejak 3 hari yang lalu
pasien mengeluh sakit perut diepigastrium, terasa seperti kembung (rasa tidak enak), mual
dan muntah, muntah > 4x dalam sehari, yang dimuntahkan hanya air atau seperti lendir saja,
nafsu makan pasien menurun, pasien tidak bisa BAB sejak 5 hari yang lalu. Satu hari yang
lalu pasien juga mengeluh batuk, namun tidak berdahak.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat sakit serupa : pernah demam tifoid sewaktu kecil pada usia 8
tahun, pada tahun 2007 juga mengalami demam
tifoid namun tidak sampai opname.
- Riwayat mondok : (+) karena Demam Berdarah Dengue pada tahun 2002
- Riwayat sakit gula : disangkal
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat sakit kejang : disangkal
- Riwayat alergi obat : disangkal
- Riwayat alergi makanan : disangkal
- Riwayat alergi udara dingin : disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat sakit gula : disangkal
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat asma : Ibu (+)
6. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok : disangkal
- Riwayat minum alkohol : disangkal
- Riwayat olah raga : jarang olah raga, seminggu 2x main futsal
- Riwayat pengisian waktu luang : budidaya jamur, jalan-jalan mencari orderan jamur
berkumpul sama keluarga.
7. Riwayat Sosial Ekonomi :
Penderita adalah seorang laki-laki berusia 33 tahun, seorang suami dengan 1 orang
anak. Penderita bekerja sebagai pembudidaya jamur dirumah. Penghasilan rata-rata sebulan
antara Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00. Istri pasien bekerja sebagai penjahit baju
dirumah, ibu pasien berjualan nasi. Saat ini penderita tinggal dalam extended family
bersama anak, mertua (ayah dan ibu), dan nenek dari istri pasien. Satus perekonomian
keluarga cukup. Hubungan pasien dengan anggota keluarga yang lain dalam satu rumah
baik-baik semua.
8. Riwayat Gizi:
Penderita makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sepiring, sayur, dan lauk
pauk tahu, tempe. Terkadang dengan telur dan daging. Buah kadang-kadang seperti
pepaya, jeruk, pisang. Kesan status gizi cukup.
C. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : kulit gatal (-).
2. Kepala : sakit kepala (+), berputar (+), cekot-cekot (-), rambut kepala tidak
rontok, luka pada kepala (-), benjolan / borok di kepala (-).
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (+), penglihatan kabur (+),
ketajaman penglihatan berkurang (-).
4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-).
5. Telinga : pendengaran berkurang (+), berdengung (-), keluar cairan (-).
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (+), ngiler (-).
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-).
8. Pernafasan : sesak nafas (-), , mengi (-), batuk (-),
9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)
10. Gastrointestinal : mual (+), muntah (+), diare (-), nafsu makan menurun (-),
nyeri perut (-), tidak bisa BAB (+).
11. Genitourinaria : BAK lancar
12. Neurologik : kejang (-), kelumpuhan kaki (-), kelumpuhan lidah (-)
13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri sendi (-), nyeri kaki (-), nyeri otot (-).
14. Ekstremitas :
o Atas kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
o Atas kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
o Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
o Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum: cukup baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), lesan gizi cukup
baik.
2. Tanda Vital
BB : 65 kg
TB : 165 cm
BMI : 24 (Normo weight)
Tensi : 130/90 mmHg
Nadi : 82 X/menit
Pernafasan : 16 X/menit
Suhu : 36˚c
3. Kepala:
Bentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah dicabut, keriput (-), makula (-), atrofi
m. temporalis (-), papula (-), nodula (-), bells palsy (-).
4. Mata:
Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+),reflek kornea (+/+), warna
kelopak (coklat kehitaman), arkus senilis (+/+), radang (-/-).
5. Hidung:
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-), hiperpigmentasi
(-), saddle nose (-).
6. Mulut :
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (+), papil lidah atrofi (-), tepi lidah
hiperemis (+).
7. Telinga:
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batas
normal.
8. Tenggorokan:
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).
9. Leher:
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).
10. Toraks:
Simetris, bentuk normochest, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-), spider nevi (-),
venectasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
- Cor :I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis tak kuat angkat
P : batas kiri atas :SIC II linea para sternalis sinistra
batas kanan atas :SIC II linea para sternalis dekstra
batas kiri bawah :SIC V 1 cm lateral linea medio clavicularis sinistra
batas kanan bawah :SIC IV linea para sternalis dekstra
pinggang jantung :SIC III linea para sternalis sinistra (batas jantung kesan
tidak melebar
A : Bunyi Jantung I–II intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo: Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri.
P : fremitus raba kanan sama dengan kiri
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+),suara tambahan (-/-)
Dinamis (depan dan belakang)
11. Abdomen:
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
A : peristaltik (+) normal
P : timpani seluruh lapang perut
P : supel, nyeri tekan (+) diregio epigastrium, hepar dan lien tak teraba
12. Sistem Collumna Vertebralis:
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : NKCV (-)
13. Ektremitas: palmar eritema(-/-)
akral dingin oedem ulkus
+ + - - - -
+ + - - - -
14. Sistem genetalia: dalam batas normal
15. Pemeriksaan Neurologik:
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : ada kelainan dalam BAB (+)
Fungsi Sensorik : N N
N N
Fungsi motorik :
K 5 5 T N N RF 2 2 RP - -
5 5 N N 2 2 - -
16. Pemeriksaan Psikiatrik:
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah ; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk :realistik
isi :waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
arus :koheren
Insight : baik
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Tanggal 11-9-2012
Hematologi:
Item periksa Hasil pemeriksaan Nilai normal satuan
Hemoglobin 17,9 12-16 g/dl
Leukosit 12.100 4-10 ribu/mm3
Trombosit 177.000 150-400 ribu/mm3
LED - 2-20 mm/jam
PCV/HCT 60,6 37-48 %
Eritrosit 6,07 4,0-5,5 juta/mm3
Hitung jenis eosinofil 4 1-3
Hitung jenis basofil 3 0-1
Hitung jenis N.Stab - 2-6
Hitung jenis N.Segmen 69 50-70
Hitung jenis lymphosit 17 20-40
Hitung jenis monosit 7 2-8
Kimia darah :
Gula darah sesaat 111 <105 mg/dl
Ureum/urea 27 15-39 mg/dl
Creatinin 1,2 <1,3 mg/dl
SGOT 19 <40 U/L
SGPT 13 <41 U/L
Serologi :
Thypi O Negatif Negatif
Thypi H (+) 1/80 Negatif
Parathypi OA (+) 1/160 Negatif
Parathypi OB (+) 1/160 Negatif
G. RESUME :
Sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu, pasien mengeluh demam dirasakan pada sore
sampai malem hari, pusing berputar terus menerus juga dirasakan sejak satu minggu yang lalu,
tidak hilang dengan istirahat, pada saat beraktifitas tambah berat. Sejak 3 hari yang lalu nyeri
perut, mual, muntah, muntah >4x dalam sehari, yang dimuntahkan hanya air, pasien tidak bisa
BAB sejak 5 hari yang lalu. Nafsu makan berkurang sejak sakit. Dahulu pasien pernah menderita
demam tifoid dan pernah opname karena DBD. Dari keluarga pasien yaitu ibu pasien menderita
asma. Dari pemeriksaam fisik didapatkan keadaan umum cukup baik, compos mentis (GCS:456),
status gizi baik, tanda vital prehipertensi (130/90 mmHg). Pada mulut didapatkan lidah kotor dan
tepi hiperemi, pada abdomen ada nyeri epigastrium. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hb:17,9 (↑), leukosit: 12.100 (↑), HCT: 60,6 (↑), erytrosit: 6,07 (↑), eosinofil 4 (↑), basofil 3 (↑),
GDS:111 (↑), Thypi H (+), Parathypi OA(+), Parathypi OB (+).
G.DIAGNOSIS HOLISTIK
Tn. N dengan usia 33 tahun adalah penderita demam tifoid. Dikeluarganya ibu menderita
asma, dan anak pertama menderita asma juga. Tn. N tinggal dalam Extended Family dengan
seorang anak, kedua orang tua dari pasien dan nenek pasien. Hubungan Tn. N dengan
keluarganya harmonis, dan dalam kehidupan sosial, Tn. N adalah anggota masyarakat biasa
dalam kehidupan kemasyarakatan.
i. Diagnosis dari segi biologis :
1. Demam tifoid 6. Demam influenza
2. Gastroenteritis 7. Bronkitis
3. Demam berdarah dengue 8. Tuberkulosis
4. Malaria 9. Keganasan: Leukimia
5. Bronkopneuminia 10. Rickettsia diseases
ii. Diagnosis dari segi psikologis :
Hubungan Tn. N dengan anak- anaknya dan anggota keluarga yg lain baik di
buktikan dengan saling membantu antar anggtota keluarga apabila salah satu anggota
keluarga sakit yang lainnya membantu menyelesaikan pekerjaan rumah
iii. Diagnosis dari segi sosial :
Penderita hanya sebagai anggota masyarakat biasa beberapa kegiatan di
lingkungannya di ikuti seperti tahlil, pengajian, hubungan di lingkungan rumah juga baik
sama tetangganya.
H. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
1. inj ceftriaxone 2x1 gr → golongan sefalosporin antibiotic, bekerja menghambat
pembentukan dinding sel mikroorganisme.
Indikasi : infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih,
sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak,
infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore),
profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan
gangguan pertahanan tubuh.
2. inj ranitidine 2x500 mg → Suatu antagonis histamin pada reseptor H2 yang menghambat
kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan
mengurangi sekresi asam lambung.
Indikasi : Ulkus duodenum, ulkus lambung tidak ganas.
Kondisi hipersekretori patologikal.
3. infus RD 5% (Ringer Dextrose ) 30 tpm → Komposisi setiap liter larutan mengandung
55 g glukosa anhidrat, 8,6 g natrium klorida, 0,3 g kalium
klorida dan 0,48 g kalsium klorida heksahidrat.
Indikasi : penambah cairan dan elektrolit, serta sekaligus sebagai
sumber kalori atau dipakai untuk menambah volume cairan
darah pada keadaan dehidrasi, shock dan hemoragi.
4. drip cernevit dalam 100 cc 1x1 → multivitamin dengan komposisi: Vit A 3,500 iu, vit D3
200 iu, vit E 11.2 iu, vit C 125 mg, vit B1 3.51 mg, vit B2
4.14 mg, vit B3 46 mg, vit B5 17.25 mg, vit B6 4.53 mg, vit
B12 6 mcg, folic acid 414 mcg, biotin 69 mcg, pantothenic
acid 17.25 mg, nicotinamide 46 mcg, glycine 250 mg,
glycocol ic acid 140 mg, soybean lecithin 112.5 mg.
Indikasi : Vitamin parenteral untuk dewasa dan anak usia lebih 11
tahun yang tidak mungkin atau tidak cukup diberikan secara
oral
5. p.o Antasida syr 3x1 → bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin
sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan
pepsin berkurang.
Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan
kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada
duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung,
nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.
6. p.o Analsik 3x1 →Analsik adalah kombinasi Metampiron dan Diazepam. Metampiron
500 mg, diazepam 2 mg. Metampiron adalah suatu obat
analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja sebagai
antiansietas, juga memiliki sifat relaksasi otot rangka.
Kombinasi ini dimaksudkan untuk menghilangkan rasa nyeri
dan spasme organ visceral.
Indikasi : Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-utama
nyeri kolik dan nyeri setelah operasi dimana di -perlukan
kombinasi dengan tranquilizer.
7. p.o Thiampenicol 4x500 mg → Thiamphenicol adalah antibiotika untuk pengobatan
infeksi yang disebabkan oleh organisme yang sensitif. Aktivitas
antibakteri Thiamphenicol dengan jalan menghambat sintesa
dinding sel bakteri. Thiamphenicol mempunyai aktivitas
bakteriostatik yang luas baik terhadap organisme gram positif
maupun gram negatif.
Indikasi : Sebagai pilihan utama untuk pengobatan thyphus atau parathypus, Infeksi saluran kemih dan kelamin Infeksi gonore (GO), Infeksi saluran pernafasan, Infeksi saluran pencernaan.
Non medikamentosa:
1. Pasien harus tirah baring sampai minimal 7 hari bebas demam atau
kurag lebih selama 14 hari. Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat
seperti makan, minum, mandi, buang air kecil dan buang air besar akan membantu dan
mempercepat masa penyembuhan. Dalam perawatan perlu sekali dijaga kebersihan
tempat tidur, pakaian, dan perlengkapan yg dipakai. Posisi pasien perlu diawasi untuk
mencegah dekubitus, hygiene penderita tetap dijaga dan diperhatikan. Istirahat
bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
2. pasien diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya
nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Namun beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pemberian makanan tingkat dini yaitu nasi dengan lauk pauk
rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman.
Juga perlu diberikan vitamin dan mineral untuk mendukung keadaan umum pasien.
3. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan menjaga kebersihan diri.
I. FOLLOW UP
Tanggal 11 September 2012 ( pukul 12.00)
S: demam, pusing, nyeri perut di epigastrium.
O: KU baik, composmentis, GCS 456, gizi kesan cukup
Tanda Vital : T: 130/90 mmHg RR: 18x/menit
N: 82x/menit S: 36˚c
BB: 65 kg
TB: 165 cm
Status generalis: kepala pusing berputar, mata berkunang-kunang, lidah kotor, tepi lidah
hiperemi. Pada perut didapatkan nyeri epigastrium.
BMI: 24 (normo weight)
A : demam tifoid
P : terapi medika mentosa: inj ceftriaxone 2x1 gr, inj ranitidine 2x500 mg, infus RD 5%
(Ringer Dextrose ) 30 tpm, drip cernevit dalam 100 cc 1x1, p.o
Antasida syr 3x1, p.o Analsik 3x1, p.o Thiampenicol 4x500 mg.
Tanggal 11 September 2012 ( pukul 18.00)
S: demam, pusing, nyeri perut di epigastrium.
O: KU baik, composmentis, GCS 456, gizi kesan cukup
Tanda Vital : T: 150/100 mmHg RR: 18x/menit
N: 76x/menit S: 37˚c
BB: 65 kg
TB: 165 cm
Status generalis: kepala pusing berputar, mata berkunang-kunang, lidah kotor, tepi lidah
hiperemi. Pada perut didapatkan nyeri epigastrium.
A : demam tifoid
P : terapi medika mentosa: inj (-), infus RD 5% (Ringer Dextrose ) 30 tpm, p.o Antasida
syr 3x1, p.o Analsik 3x1, p.o Thiampenicol 4x500 mg.
Tanggal 11 September 2012 ( pukul 22.00)
S: demam, pusing, nyeri perut di epigastrium.
O: KU baik, composmentis, GCS 456, gizi kesan cukup
Tanda Vital : T: 140/90 mmHg RR: 16x/menit
N: 75x/menit S: 36,5˚c
BB: 65 kg
TB: 165 cm
Status generalis: kepala pusing berputar, susah tidur.
A : cek leb darah lagi pada pagi hari.
P : terapi medika mentosa: inj ceftriaxone 2x1 gr, inj ranitidine 2x500 mg, infus RD 5%
(Ringer Dextrose ) 30 tpm, p.o Antasida syr 3x1, p.o Analsik 3x1, p.o
Thiampenicol 4x500 mg.
BMI: 24 (normo weight)
BMI: 24 (normo weight)
Tanggal 12 September 2012 ( pukul 07.00)
S: pusing, nyeri perut di epigastrium.
O: KU baik, composmentis, GCS 456, gizi kesan cukup
Tanda Vital : T: 130/90 mmHg RR: 18x/menit
N: 82x/menit S: 36,5˚c
BB: 65 kg
TB: 165 cm
Status generalis: kepala pusing berputar, mata berkunang-kunang, lidah kotor, tepi lidah
hiperemi. Pada perut didapatkan nyeri epigastrium.
A : demam tifoid
P : terapi medika mentosa: inj ketorolac, inj ceftriaxone 2x1 gr, inj ranitidine 2x500 mg,
infus RD 5% (Ringer Dextrose ) 30 tpm, drip cernevit dalam 100 cc
1x1, p.o Antasida syr 3x1, p.o Analsik 3x1, p.o Thiampenicol 4x500 mg.
Dilakukan tes laboratorium:
Hematologi:
Item periksa Hasil pemeriksaan Nilai normal satuan
Hemoglobin 15,8 12-16 g/dl
Leukosit 9.900 4-10 ribu/mm3
Trombosit 225.000 150-400 ribu/mm3
LED - 2-20 mm/jam
PCV/HCT 52,6 37-48 %
Eritrosit 5,37 4,0-5,5 juta/mm3
Hitung jenis eosinofil 8 1-3
Hitung jenis basofil 2 0-1
Hitung jenis N.Stab - 2-6
Hitung jenis N.Segmen 65 50-70
Hitung jenis lymphosit 17 20-40
Hitung jenis monosit 8 2-8
BMI: 24 (normo weight)
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis :
Keluarga terdiri atas penderita (Tn. N 33 tahun), istrinya yaitu Ny. S, seorang
anaknya, dan kedua orang tua pasien, beserta neneknya.
2. Fungsi Psikologis :
Hubungan keluarga di antara mereka terjalin baik, terbukti dengan adanya
komunikasi antar anggota keluarga, dan hubungan sama anak dan anggota keluarga yang
lain baik.
3. Fungsi Sosial :
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat, hanya
sebagai anggota masyarakat biasa. Penderita sering berkumpul dengan tetangga, seperti ikut
tahlilan, pengajian. Tn. N sangat menghargai budaya tradisi Jawa, hal ini dapat dilihat pada
pergaulan mereka sehari-hari yang menggunakan bahasa Jawa, tata karma jawa dan
kesopanan sehari-hari masih diperhatikan.
Kesimpulan:
Hubungan kelurga Ny. M berjalan baik semua komunikasi antar anggota keluraga baik
dengan lingkungan rumah (tetangga) juga baik.
B. FUNGSI FISIOLOGIS
APGAR Terhadap Keluarga Tn.N Ny.Y
A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah 2 2
P
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah
dengan saya 2 2
Saya puas dengan cara keluarga saya
G menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan kegiatan baru atau
arah hidup yang baru
2 2
A
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
2 2
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama 2 2
9 9
APGAR skore kelurga 10+10 = 20:2 = 10 → Fungsi Fisiolog Baik.
Skoring :
Hampir selalu : 2 poin
Kadang – kadang : 1 poin
Hampir tak pernah : 0 poin
C. FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM
SCREEM
SUMBER PATHOLOGY KET
SocialInteraksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
dengan saudara. Partisipasi mereka dalam masyarakat
misalnya mengikuti tahlil rutin, pengajian,
_
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik, banyak tradisi
budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara
yang bersifat hajatan. Menggunakan bahasa jawa dan
Indonesia, tata krama dan kesopanan
_
Religius Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga
dalam ketaatannya dalam beribadah. -
Economy Ekonomi keluarga ini termasuk perekonomian menengah
kebawah. Pendapatan dari gaji sudah mencukupi untuk
standard hidup layak sehari hari.
-
Education Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini cukup
baik, dimana Tn. N merupakan lulusan SLTA. -
Medical Keluarga ini belum menganggap pemeriksaan rutin kesehatan
sebagai kebutuhan, akan tetapi pasien jika merasa sakit,
pasien mencari pelayanan dokter terdekat.
-
Kesimpulan :
Hubungan kelurga Tn. N baik-Baik semua.
B. GENOGRAM :
C. INFORMASI POLA INTERAKSI:
Ny.Y
Tn.N
Ibu pasien menderita asma
Anak pertama pasien menderita asma
Diagram pola interaksi keluarga Tn. N
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
a. Identifikasi factor perilaku dan non prilaku keluarga
DENAH RUMAH
Keluarga Ny. TKeluarga Ny. T
Faktor Perilaku
Keluarga Tn. NKeluarga Tn. N
Sikap: keluarga cukup peduli terhadap
penyakit penderita
Lingkungan : rumah cukup memenuhi syarat
kesehatan
Tindakan: keluarga mengantarkan Ny.N
untuk berobat
Faktor Non Perilaku
Pengetahuan: keluarga cukup
memahami penyakit penderita
Keturunan : ibu pasien menderita asma dan
anak pasien menderita asma.
Pelayanan Kesehatan : Jika sakit Tn. N ke
dokter praktek
Pasien
Ny.Y
Ny.M
Ny. I
Tn. K
Ank. R
Manajemen Penatalaksanaan:
Ruang keluarga
Ruang makan
Kamar tidur I
Kamar Tidur II
Warung
Ruang tamu
Halaman depan
Kamar tidur III
Kamar mandi
Tempat pembudidayaan jamur
Penyimpanan jamur
Langkah 1: Menjembatani “doctor-patient gap”
Langkah 2: Mendiskusikan rencana manajemen
Langkah 3: Intervensi
Edukasi
Planing Medical monitoring rutin
Medikamentosa:
Planning Pemeriksaan lanjutan (untuk mengetahui komplikasi dan komorbid):
Langkah 4 : Monitoring (Follow up)