standar ukuran tinggal landas perekonomian suatu...
TRANSCRIPT
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI
PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA
JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410
Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id
Judul Penelitian
STANDAR UKURAN TINGGAL LANDAS
PEREKONOMIAN SUATU NEGARA
O
l
e
h
AMRIZAL
Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti
Jakarta, January 2000
2
KATA PENGANTAR
Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok
yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam
rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan
pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)
Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan
saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang
dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun
sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.
Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah
berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu
penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih
disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum
melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu
berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-
mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta
badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro
Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun
1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,
Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.
Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang
penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai
penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun
topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya
melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini
belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT
TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang
barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT
TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI
H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam
yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan
penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang
telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.
Jakarta, 15 Januari 2000
( Amrizal )
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
3. PEMBENTUKAN MODEL DAN METODOLOGI
3.1. Pembentukan Model
3.2. Metodologi
4. PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISIS PERHITUNGAN
4.1. Pengujian Empiris
4.2. Hasil Perhitungan Kebutuhan Investasi
5. KESIMPULAN
DAFTAR BACAAN
4
1. PENDAHULUAN
Pendapat ahli ekonomi kenamaan J.M Keynes sangat populer sekali dan hampir
seluruh negara menggunakan konsep tersebut. Versi lain yang merupakan kelanjutan
teori Keynes dalam hal pertumbuhan ekonomi seperti Harrod-Domar dan bahkan konsep
teori W.W Rostow yang menyangkut dengan tahap-tahap pembangunan, secara disadari
atau tidak, telah terjadi pada setiap negara baik negara maju, maupun negara
berkembang.
Tetapi bukan berarti bahwa setiap negara akan mengikuti tahap-tahap
pembangunan a la Rostow. Sebenarnya tidak ada satu negarapun yang akan mengikuti
langkah-langkah negara-negara lain dalam proses pembangunannya. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik ekonomi, sosial maupun politik. Tetapi pola pola
pemikiran Rostow mengenai periode kritis dalam tahap tinggal landas telah
mempengaruhi pola pemikiran negara-negara berkembang dewasa ini ( Hendra Esmara:
1985, h.56 ).
Bahkan Rostow sendiri ketika diminta tanggapannya mengenai masalah masalah
ini, mengemukakan sebagai berikut: "I suspect that the widespread and continuing
interest in The Stages among economists in developing word stems from the fact that its
structure can be recognizably linked to the phenomena they see about them and the
problems they must try to solve from day to day in their societies" ( Meier, Gerald M and
Dudley Seers: 1984, h.237 ).
Kiranya adalah cukup beralasan apabila Benjamin Higgins berpendapat bahwa
konsep Rostow akan tetap dipergunakan sebagai kerangka berfikir di dalam ilmu
ekonomi pembangunan, No matter how critical Rostow's collegues mey be of his system,
his terminology is here to stay. The expressions, "The Take-off and "Self-Subtained
Growth" are thoroughly entrenched in the the literature, and will continue to be by
development economists ( Benjamin Higgins: 1968, h.186 ).
Istilah tinggal landas ini, walaupun dalam pengertian yang berbeda dengan
Rostow telah terdapat pula dalam GBHN. Selama ora pemerintahan ordebaru, sejak dari
akhir Pelita III sudah terdengan isu bahwasya Indonesia akan memasuki era "terciptanya
kerangka landasan bagi bangsa Indonesia" dalam Pelita IV, kemudian dimantapkan
landasan tersebut pada Pelita V, sehingga dalam Pelita VI bangsa Indonesia sudah benar-
benar dapat tinggal landas untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat
yang kita cita-citakan, ialah masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Sekarang hampir berkahir periode Pelita VII dan dalam periode ini Soeharto telah
lengser mei 1998 dan cita-cita yang telah bertubi-tubi era orde baru telah berkhir dan
diganti dengan pemerintah era reformasi, pemerintah maupun bangsa Indonesia
menerima warisan sang leluhur berupa Hutang Luar Negeri yang nyaris peringkat 3
didunia.
5
Adalah suatu pukulan yang berat bagi bangsa yang tergiur dengan cita-cita
sementara sang pimpinan pemerintah ordebaru berkuasa selama 32 tahun yang
merupakan waktu yang cukup lama bagi seorang pemimpin seolah-olah tidak ada
penggantinya, kesemuanya telah menghambat kita untuk maju dan berkembang yang
pada akhirnya terjadi penderitaan rakyat dimana-mana pelosok bumi pertiwi Indonesia
yang kita cintai ini.
Sebenarnya Soal Kemampuan Indonesia akan tinggal landas tersebut semenjak
Pelita IV sudah sangat diragukan sekali oleh bangsa ini oleh karena warisan yang akan
ditinggalkan suatu saat oleh rezim Soeharto memang sudah mencerminkan hal itu, akan
tetapi karena bangsa kita juga terbiasa "takut banyak ngomong dan yang banyak
ngomong tempatnya dipenjara" sehingga aspirasi yang telah kaku demikian terpaksa
menerima apa adanya seperti sekarang.
Penelitian akan mencoba melakukan penaksiran kondisi ekonomi Indonesia
tersebut jangka panjang, dengan data untuk periode penelitian tahun 1969-1997.
Kebutuhan tabungan bagi pembiayaan pembangunan langsung diasenyelir menjadi
sebagai Kebutuhan Investasi untuk mencapai pertumbuhan ekononomi yang tinggi serta
dengan ukuran pertumbuhan ekonomi demikian sekaligus akan diterapkan terhadap
konsep Rostow untuk mencapai tinggal landas ( take-off ).
Sebenarnya konsep tinggal landas tersebut memang sudah ternyata tidak mampu
dicapai oleh Indonesia karena secara kualitatif belum terdengar isu yang menyesatkan
tentang itu, namun tujuan peper ini terpaksa beralih untuk hanya sekedar memperlihatkan
kemampuan atau katidakmampuan kita menelusuri konsep Rostow dan sebenarnya
faktor-faktor apa saja yang telah membuat ekonomi Indonesia, sehingga tinggal landas
tersebut sama selaki tidak berhasil dicapai.
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Perkembangan ekonomi suatu negara biasanya ditandai oleh besar atau kecilnya
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Secara singkat pertumbuhan ekonomi adalah
proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, yaitu melihat bagaimana suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada
perubahan atau perkembangan itu sendiri ( Boediono: 1982, h.1). Hal ini terlihat dengan
banyaknya gagasan untuk memonitor atau mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai, ukuran yang selama ini biasa dipergunakan adalah dengan pendapatan nasional
atau GNP (Hendra Esmara: 1982, h.155).
Pencapaian besarnya GNP tersebut membutuhkan sejumlah investasi yang besar
dalam tiap-tiap periode pembangunan. Oleh Keynes, Investasi tersebut merupakan stock
of capital, secara sederhana investasi tersebut berasal dari tabungan dan tabungan itu
sendiri diperoleh dari pendapatan yang tidak dikonsumsi, sehingga dari sudut penerimaan
( income side ), adalah merupakan sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi ( J.M.
Keynes: 1967, h.63 ).
Tabel 1 . PENGGUNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTO, TABUNGAN, STOKS MODAL
DAN PENDAPATAN DISPOSIBEL PENDAPATAN, TAHUN 1969-1997 ( Dalam Milyar Rupiah, Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 )
Ko ns ums i Inves tas i P erubahan Eks po r Impo r Eks po r P enda- P a jak Tidak P enyus utan P ro duk Tabungan Tabungan Tabungan S to k P enda-
Bruto Bruto Sto k Barang Barang Netto pa tan Langs ung Do mes tik Mas yarakat P emerintah Do mes tik Mo dal dapatan
& J as a & J as a Netto Netto Bruto Bruto Bruto Dispos ibel
Tahun Ct It Xt Mt Xt-Mt Fi T i Di Yt Sh Sg St Kt Yd
1969 48564.5 5984 0 20119.6 5843.9 14275.7 1309.1 1616.7 3431 68824.2 19576.2 683.5 20259.7 0 63468.9
1970 50137.6 7959 0 22493 6604.1 15888.9 1242.7 1714.1 3688.4 73985.5 22546.5 1301.4 23847.9 114089.6 68111.6
1971 51711.9 9645.8 0 25424.6 7612.4 17812.2 1033.9 1920.6 3945.8 79169.9 25755.4 1702.6 27458 147299.0 72416.8
1972 52976.8 11482.8 0 30837.5 8673.2 22164.3 -41.9 2112 4317 86623.9 30743.9 2903.2 33647.1 133443.1 78041.0
1973 58034.2 13441.1 0 36574 11628.3 24945.7 -645.6 2383.8 4807.6 96421 34743.9 3642.9 38386.8 132284.5 86200.2
1974 64159.1 16022.5 0 38971.6 15370.7 23600.9 -2375 2317.9 5174.5 103782.5 32472.2 7151.2 39623.4 225885.4 91597.2
1975 69720.2 18360.2 0 38030.4 17162.8 20867.6 -2373.6 3210.8 4993.8 108948 31400.2 7827.6 39227.8 387243.6 95159.0
1976 72520.6 19462.9 0 44505.8 20038.5 24467.3 -1040.5 2841.5 5911.5 116450.8 34321.8 9608.4 43930.2 302083.3 103815.8
1977 76479.7 22559.5 0 48702.4 20929.7 27772.7 -2281.8 5382.4 4124.3 126811.9 41098.4 9233.8 50332.2 276110.9 109641.0
1978 85004.1 25957.6 0 49201.3 23578.2 25623.1 -3057 3483.6 6833.6 136584.8 43181.1 8399.6 51580.7 362780.1 119727.0
1979 97749.2 27104.8 0 49139.3 28868.9 20270.4 -5086 4120.6 7288.1 145124.4 35435.9 11939.3 47375.2 460626.7 124509.1
1980 114108.1 32223.1 0 46369.5 33233.5 13136 -5966 4527.9 7978 159467.2 29825.8 15533.3 45359.1 358265.3 136467.4
1981 132976.9 35811.4 0 45261 42226.4 3034.6 -4629.4 4170.3 8609.9 171822.9 22195.2 16650.8 38846 498006.5 150243.0
1982 146220.8 40464.6 0 38952.7 45691.9 -6739.2 -7899.2 4542 8803.7 179946.2 17726.6 15998.8 33725.4 896366.1 154159.3
1983 140829.5 43630.2 8820.7 41398.9 51326 -9927.1 -6650 4840.5 9172.8 183353.3 28309.9 14213.9 42523.8 2347961.9 157849.5
1984 144666.7 41004.9 13400.8 44108.1 47471.5 -3363.4 -7852 5260 9790.9 195709 36918.9 14123.4 51042.3 649500.1 167546.1
1985 145698.2 43961.6 20195.5 40665.8 49976.8 -9311 -7879.8 6119.8 10033 200544.3 41843.4 13002.7 54846.1 1823309.5 170391.9
1986 150260.9 48008.9 19413.3 46852.1 52059.9 -5207.8 -7700.7 7056.4 10629.8 212475.3 52461 9753.4 62214.4 854974.9 180032.0
1987 156363.6 50642.4 14982.2 53698.5 53088.2 610.3 -8695.8 9644.8 11136.2 222598.5 58386.8 7848.1 66234.9 1113573.0 183476.9
1988 164951.7 56478.6 3469.7 54268.2 43164.1 11104.1 -6792.1 13870.1 11800.1 236004.1 66935.1 4117.3 71052.4 994299.5 189671.7
1989 174215.6 64024.9 4390.8 59937.3 48966.7 10970.6 -7225.6 17695.6 12665.5 253601.9 68511 10875.3 79386.3 922662.8 198319.6
1990 188456.2 73355.6 10232.9 60207.7 60284.3 -76.6 -8346.7 17869.3 13327.5 271968.1 65336.1 18175.8 83511.9 1086255.4 214555.3
1991 204815.9 78142 6164.3 72177.1 70428.7 1748.4 -8714.3 17792.3 14552.6 290870.6 68754.2 17300.5 86054.7 1202444.7 232019.1
1992 212778.6 82001.5 7170 82761.4 75052.4 7709 -79832.1 19655.6 -54511.7 309659.1 78701.1 18179.4 96880.5 1351492.2 245027.5
1993 222715.1 86667.3 10545.5 88230.9 78383 9847.9 -12552.6 21171.1 16488.8 329775.8 91237.7 15823 107060.7 1420748.8 258392.2
1994 238504.7 98589 14836 97002.1 94291 2711.1 -39729.8 -6894.1 17732 354640.8 95400.3 20735.8 116136.1 1406140.4 310967.2
1995 265096 112386.4 15852.7 104491.8 114034.6 -9542.8 -11923.8 23209.7 19189.6 383792.3 102638.7 16057.6 118696.3 1479616.3 306259.5
1996 291400.6 128698.6 3791.1 112391.4 121862.8 -9471.4 -12486.8 22173.3 20720.9 414418.9 104949.4 18068.9 123018.3 1741464.4 336864.6
1997 315332 134033.5 4733.1 119445 129858.4 -10413.4 -24093.8 21000.7 21684.3 443685.2 109946.4 18406.8 128353.2 2031984.9 355905.7
Sumber : Diolah oleh penulis dari, BiPS , Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok) dan Statistk Ekonomi-Keuangan
Indonesia, berbagai tahun penerbitan; Indikator Ekonomi, edisi Juli 1998.
Pada umumnya lebih kurang sekitar 75 % dari pendapatan nasional suatu negara
digunakan untuk konsumsi masyarakat atau rumah tangga yang dimaksud, sehingga
sisanya sejumlah 25 % akan merupakan tabungan. Dengan demikian, bahwa besar
kecilnya tabungan ditentukan oleh pendapatan. Namun demikian, tidak pula seluruh
pendapatan yang tersisa menjadi tabungan secara agregat ( menyeluruh ) tersebut akan
tersalur menjadi investasi bagi pembiayaan pembangunan, dan untuk kasus demikian
diperlukan semacam penelitian.
Seorang ahli ekonomi barat yang termashur seperti Simon Kuznet, menyatakan
bahwa banyak ilmu pengetahuan didasarkan pada suatu kumpulan pengetahuan diskriptif
dan pada pengukuran empiris sangat membuhtuhkan pengetahuan tentang ketepatan yang
dapat dipercayai (Simon Kuznets: 1981, h.7). Namun demikian, kitapun juga tidak boleh
terlalu terikat dengan suatu teori saja , sehingga untuk kontek penelitian di Indonesia
diperlukan suatu model makro yang mempengaruhi tabungan tersebut.
Khususnya mengenai analisa pendapatan, banyak dijabarkan oleh beberapa ahli
ekonomi setelah Keynes seperti analisa pendapatan melalui siklus hidup oleh A.Ando ,
R.Brumberg dan F. Modigliani. Kemudian pendekatan permanent income oleh Milton
Friedman, Relative Income oleh J.S. Duesemberry dan lain sebagainya. Seiring dengan
tujuan demikian, maka dalam penelian ini akan dicoba pula mengukur kondisi ekonomi
Indonesia dalam pencapaian Steady-State Growth yang menggunakan data nasional
Indonesia meliputi tahun 1969-1997.
Dalam penelitian ada kemungkinan estimasi yang dilakukan tersebut akurat atau
tidak sama sekali sehingga dilakukan pengujian statistik dan yang lebih penting dari pada
itu dalam penelitian ini akan dicoba melakukan penaksiran kondisi ekonomi tersebut dari
parameter-parameter hasil estimasi untuk fungsi jangka panjang atau jangka pendek atau
penggabungannya. Kebutuhan tabungan bagi pembiayaan pembangunan diasumsi
menjadi sebagai Kebutuhan Investasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Melalui
ukuran pertumbuhan ekonomi demikian akan diterapkanmelalui konsep Rostow
mengenai tinggal landas ( take-off ).
3. PEMBENTUKAN MODEL DAN METODOLOGI
3.1. Pembentukan Model
Dewasa ini hampir tidak ada negara yang mempunyai sistem ekonomi yang sama
sekali tertutup, tanpa adanya hubungan dengan negara luar. Pada Umumnya sistem
ekonomi suatu negara adalah terbuka. Namun demikian, model ekonomi secara makro
ada yang menyatakan ekonomi tertutup dan ekonomi terbuka, ini dimaksudkan agar
dalam penelitian ekonomi bahwa perekonomian lebih dapat disederhanakan dalam
perhitungan, sehingga dikenal pula dengan ekonomi dua sektor, tiga sektor dan empat
sektor, model makro keseimbangan ekonomi terbuka adalah sebagai berikut:
8
A = C + I + G + ( X – M ) ( 1 )
Y = C + S + ( T – R ) ( 2 )
A = Y ( ... Aggregate, Demand = Supply ) ( 3 )
C + I + G + ( X – M ) = Y = C + S + ( T - R ) ( 4 )
( I + G + R ) - ( S + T ) = ( M – X ) ( 5 )
S - I = ( G + R - T ) + Nx ( 6 )
I = S + ( T - R - G ) - ( X – M ) ( 7 )
I = [ S + ( T - G ) - R ] + ( M – X ) ( 8 )
I + G + X = S + ( T - R ) + M ( 9 )
I + X = S + M ( 10 )
persamaan (10) merupakan keseimbangan ekonomi yang bersifat terbuka, kalau saja
ingin ditinjau identitas ekonomi yang dalam penyusunan model makro termasuk ekonomi
tiga sektor dan ekonomi dua sektor tidaklah terlalu sulit, sebagai asumsi untuk tiga
sektor, dimana ( X - M ) = 0 dan mungkin R = 0. Sedangkan untuk asumsi dua sektor
diasumsi G + ( X - M ) = 0 dan ( T - R ) = 0 dari persamaan (4), alhasil didapatkan
sebagai berikut:
St = It ( 11 )
St = Sh + Sg = It ( 12 )
St = Sh + Mt = It ( 13 )
persamaan (11), (12) dan (13) masing adalah ekonomi dua sektor, tiga sektor dan empat
sektor. Ketiga persamaan tersebut telah siap bila dijadikan kedalam fungsi berkut
sekaligus dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Teori ekonomi Keynes ini pada
umumnya merupakan fungsi dari pendapatan nasional dan bisa juga fungsi lain seperti
tabungan dengan tabungan tahun lalu dan investasi dengan tingkat bunga ( interest rate ).
Dalam versi pertumbuhan ekonomi, model sederhana Keynes tersebut dirobah oleh
Harrod-Domar yang menganalisis adanya hungan antara tabungan dengan modal sebagai
berikut ( Michael P. Todaro: 1977, h.65):
St = s Yt ( 14 )
It = Kt ( 15 )
Kt/ Yt = k ( 16 )
atau Kt / Yt = k ( 17 )
Yt/ Yt = s/k ( 18 )
Selainnya itu, khusus dalam penaksiran stok modal atau modal (capital), dimana modal
adalah Kt = k Yt atau Kt = k Yt dan It = Kt, sehingga k tersebut ditulis sebagai
k = It / Yt ( 19 )
9
oleh karena antara investasi dan tabungan merupakan kembar siam yang tidak bisa
dipisahkan, maka secara otomatis tabungan besar kecilnya tergantung dengan pendapatan
dan begitu juga capital dengan pendapatan dan kedua merupakan fungsi dari pendapatan.
Untuk tujuan demikian baik tabungan mapun modal perlu dilakukan estimasi secara
serempak, yaitu guna mendapatkan besarnya pertumbuhan ekonomi dan fungsi tersebut
sebagai
St = -C + s Yt ( 20 )
Kt = K + k Yt-1 ( 21 )
maka perumusan Harrod-Domar pada persamaan (18) Yt/Yt = s/k ( adalah fungsi
jangka pendek pertumbuhan ekonomi dengan dana luar negeri ), dan dalam hal ini juga
bisa dilakukan dari pembagian koefisien hasil estimasi persamaan (20) dengan persamaan
(21). Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi dan merupakan fungsi
dari pendapatan, Menurut definisi lainya, bahwa perubahan tabungan sama dengan
tabungan tahun t dikurangi tabungan tahun sebelumnya, yang dapat ditulis sebagai
berikut dalam bentuk:
St = St - St-1 ( 22 )
Untuk menentukannya berapa besarnya perubahan tabungan, dimisalkan bahwa
jumlah tabungan yang diinginkan pada tahun t adalah St*. Asumsi bahwa hubungan
antara St* dengan St mempunyai persyaratan sebagai berikut:
St = h ( S*t - St-1 = 1 ) ( 23 )
dimana ha merupakan faktor penyesuaian antara keinginan dan kenyataan yang nilainya
terletak antara Nol dan Satu ( 0 < ha < 1 ). Jika h = 1 maka St = S*t, akan tetapi jika
h = 0 maka St = 0. Apabila dari kedua persamaan diatas dilakukan subsitusi, yaitu
persamaan (25) disubsitusikan kedalam persamaan (24) dan anggap bahwa S*t/ Yt = a,
maka diperoleh:
St = ( 1 - h ) St-1 + ha Y t ( 24 )
Secara statistik analisis regresi persamaan (24) yang merupakan persamaan
tabungan jangka panjang ( tanpa konstanta ) memperlihatkan bahwa tabungan tahun t
dipengaruhi oleh tabungan tahun lalu dan perubahan pendapatan. Untuk menentukan
berapa besarnya kebutuhan tabungan sebagai tingkat investasi produktif dalam
pembiayaan pembangunan, sehingga pada hakekatnya tingkat kebutuhan tabungan
tersebut dapat mencapai kondisi Steady-state growth yang dirumuskan sebagai berikut
St/Yt = ha g / ( g + h ) ( 25 )
dimana, h = h1: h1 = MPS
= s
= s (1- t) + t
= s (1- t) + m
10
Masing-masing h1 = MPS untuk analisa ekonomi dua sektor, tiga sektor dan empat
sektor antara lain harus memberikan hasil yang sama.
3.2. Metodologi
Metodologi yang hendak dibuat menyangkut dengan metode pengujian secara
statistik, dan uraian tersebut kiranya tidak perlu terlalu ditonjolkan, sehingan analisis
statistik yang diperlihatkan secara umum masing berdasarkan (24), (20) dan (21) yang
dalam bentuk fungsi sebagai berikut:
St = f ( St-1 , Yt , Ui ) ( 26 )
St = f ( Yt , Ui ) ( 27 )
Kt = f ( Yt-1 , Ui ) ( 28 )
dimana:
Ct = Konsumsi masyarakat pada tahun t
G = Government expenditure
It = Investasi bruto tahun t
Xt = Ekspor barang-barang dan jasa-jasa tahun t
Mt = Impor barang-barang dan jasa-jasa tahun t
Tt = Penerimaan Pajak tahun t
R = Transfer payment
St = Perubahan Tabungan ( Domestic Saving ) pada tahun t
St = Tabungan tahun t
St-1 = Tabungan tahun t-1 (sebelumnya)
Yt = Produk Domestik Bruto tahun t
Yd = Pendapatan Disposibel tahun t
Yt = Perubahan Produk Domestik Bruto
Kt = Stok Modal (Capital Stock)
C, K = Constant (autonomous Consumption and Capital)
ha = Faktor penyesuaian antara keinginan kemampuan menabung.
h = Perbandingan/ rasio antara tabungan yang diinginkan dengan
pendapatan nasional.
a = Angka (ratio) antara tabungan yang diinginkan dengan
perubahan pendapatan nasional
k = Incremental Capital Output Ratio
c = Marginal Propensity to Consume
s = Marginal Propensity to Save
g = Rate of Growth ( % ).
0 < ha < 1 MPC + MPS = 1 APC + APS = 1
11
4. PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISIS PERHITUNGAN
4.1. Pengujian Empiris
Berikut ini adalah hasil pengjian beberapa fungsi yang berhubungan dengan
persamaan (25) yang menjadi tofik penelitian dan interprestasi dari koefisien hasil
estimasi antara lain setelah dirobah kedalam bentuk fungsi jangka panjang akan dapat
digunakan untuk memperkirakan kebutuhan investasi produktif bagi pembiayaan
pembangunan Indonesia serta untuk menaksir ukuran tinggal landas ( take-off ), mampu
atau tidaknya menelusuri konsep W.W Rostow tersebut. Hasil estimasi yang dilakukan
sesuai dengan periode penelitian yang meliputi tahun 1969-1997, dan hasil pengujian
tersebut sebagai berikut:
Tabel 2: Hasil Pengujian Empiris Tabungan Dan Stoks Modal Jangka Pendek
Persamaan SE R2 R R2 F D-W
St = 7027.507 + 0.752617 St-1 + 1.223227 Yt 8785.956 0.929981 0.964355 0.957374 172.6653 0.725762
S(ai): (0.187704) (0.656360)
t(ai): (4.009593) (1.863652)
St = 3129.021 + 0.290389 Yt 7755.230 0.943348 0.971261 0.941249 449.5952 0.481440
S(bi): ( 0.013695)
t(bi): (21.20366)
St = - 689.605 + 0.371028 Yd 8341.309 0.934461 0.966675 0.932034 384.9747 0.381475
S(b'i): (0.018909)
t(b'i): (19.62077)
Kt = -127261.8 + 5.153196 Yt-1 375654.6 0.675966 0.822165 0.663954 56.32215 1.976660
S(ci): (0.686652)
t(ci): (7.504809)
Kt = -188829.8 + 6.563829 Yd-1 373896.4 0.678982 0.824004 0.667093 57.10766 2.045239
S(c'i): (0.868580)
t(c'i): (7.556961)
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
dari data Tabel 1.
12
Sebelum melakukan analisis pengujian, ada baiknya terlebih dahulu diketahui
bahwa estimasi dilakukan lima tahap, sedangkan yang diperlukan hanya tiga tahap saja.
Kalau secara berurut estimasi pada tabel 2 tersebut dinomorkan 1 s/d 5, maka hasil
estimasi yang terpakai adalah hasil estimasi 1, 3 dan 5. Alasan yang menguatkan adalah
bahwa "fungsi tabungan" mempunyai hubungan yang paling tepat dengan pendapatan
disposibel ( disposible income ), karena persamaan nomor (3) mempunyai konstanta yang
bernilai minus. Keadaan demikian juga diperlakukan terhadap Stoks modal, yaitu
persamaan nomor (5); antara lain untuk tujuan melihat pertumbuhan ekonomi jangka
panjang, yang merupakan pembagian nisbah tabungan dengan nisbah modal memerlukan
kesamaan independen variabel yang digunakan.
Bukannya tidak bisa persamaan nomor (2) dan (4) digunakan dalam jangka
panjang (karena yang terpakai adalah koefisien hasil estimasi masing-masingnya), hanya
saja tidak cocok sebagai fungsi yang diestiamsi jangka pendek. Hasil estimasi persamaan
nomor (1) memberikan indikasi secara statistik, dimana tabungan tergantung pada
tabungan tahun lalu dan perubahan pendapatan. kedua independen variabel tersebut
mempunyai hubungan yang cukup kuat secara statistik dalam hal menentukan naik-
turunya tabungan, dan indikasi tersebut dapat diperhatikan bahwa koefisien determinasi
(R2 = 0.929981).
Hubungan korelasi juga cukup kuat yaitu R = 0.964355 atau sebesar 96.4 %
korelasi yang terjadi secara total. Hasil pengujian secara statistik untuk variabel peubah
tabungan tahun lalu adalah significant pada tingkat keyakinan ( confidense lavel ) 99 %,
hal ini terbukti bahwa T4.009593 > T2.779. Sedangkan untuk variabel peubah perubahan
pendapatan dimana T1.863652 > T1.706, berarti significant pada tingkat keyakinan 90 %.
Nilai Ftest dan cukup besar yang semakin memperkuat hasil pengujian tersebut dan
sekaligus uji D-W yang significant pada tingkat keyakinan yang sama.
Persamaan nomor (3) dan (5) Khususnya sebagai pengganti penaksiran
pertumbuhan ekonomi yang merupakan pembagian koefisien regresi tabungan dengan
koefisien regresi stoks modal. Hasil estimasi tabungan secara statistik significat pada
derajat keyakinan 99 %. Hal lainya Ftest = 384.9747 adalah sangat besar dan D-W =
0.381475 yang masuk dalam range pengujian atau berarti secara bersamaan menyatakan
fungsi ini significant secara statistik. Demikian juga halnya hasil estimasi stok modal
yang significant pada tingakat keyakinan 99 % oleh karena Ttest = 7.556961 adalah lebih
besar dari T-tabel pada keyakinan tersebut, serta Ftest = 57.10766 yang besar dan D-W
= 2.045239 sehingga secara serempak telah menunjukan bahwa dari segi pengujian
sudah tidak perlu diragukan lagi.
4.2. Hasil Perhitungan Kebutuhan Investasi
Pada bagian ini yang akan ditelusuri adalah jumlah kebutuhan tabungan yang
tersalur sebagai investasi produktif bagi pembiayaan pembangunan Indonesia.
Mengangkut dengan investasi, istilah produktif dimaksudkan sebagai "tingkat tabungan
jangka panjang" yang tercapai bersamaan tingkat pencapaian laju pertumbuhan ekonomi
13
suatu negara. Investasi produktif adalah sejumlah investasi atau tingkat investasi yang
benar-benar berperan sebagai pembiayaan pembangunan, dan menaikan pendapatan
melalui produktivitas dan menaikan pertumbuhan ekonomi. Berikut ini, sebagaimana
Tabel 3 adalah hasil perhitungan tersebut.
Dengan mempergunakan interprestasi antar koefisien regresi, maka hal yang
menjadi perhatian khusus antara lain: Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
berhasil dicapai selama tahun 1969-1997 adalah sebesar 0.056526 atau sebesar 5,65 %
rata-rata per tahun. Sebenarnya laju pertumbuhan ekonomi sebesar tersebut sudah cukup
tinggi dicapai dan malahan lebih besar dari pada rencana yang harus dicapai.
Meskipun pertumbuhan ekonomi sudah cukup tinggi, maka belum tentu jumlah
tabungan berarti sudah mantap dan demikian juga halnya dengan investasi. Ada asumsi
yang mungkin tidak pernah dipopulerkan dalam masyarakat, yaitu dari segi sumber
investasi tersebut. Dari informasi para ahli ekonomi selama ini telah dapat dimengerti
atau disimpulkan, dimana Indonesia dalam menggalakan upaya pembangunan yang cepat
dan dengan mengeterapkan jalur pembangunan "rapid growth" dimana sumber
pembiayaan pembangunan telah nyata-nyata menggantungkan harapan pada dana luar
negeri capital inflows.
Tabel 3: HASIL PERHITUNGAN PERKIRAAN KEBUTUHAN INVESTASI DARI
FUNGSI REGRESI JANGKA PANJANG, TAHUN 1969-1997
St = ( 1 - h ) St-1 + ha Yt
= 0.752617 St-1 + 1.223227 Yt
St = s Yt = 0.371028 Yd
Kt = k Y t-1 = 6.563829 Yd-1
dimana, h = 0.247383
a = 4.944669
s = 0.371028
k = 6.563829
g ( % ) = 0.056526
St/Yt = hag / ( g + h )
= 0.227516
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
dari data yang terdapat pada Tabel 1.
Tabel 4 : FUNGSI TABUNGAN JANGKA PANJANG INDONESIA DIBANDING
NEGARA LAIN DAN PERKIRAAN KEBUTUHAN TABUNGAN
Taksiran Nilai Growth Rate (%)
Negara 1-h ha h a 4 5 6 7
Brazil 0.859 0.592 0.141 4.19 0.131 0.155 0.177 0.214[13.32] [3.35]
Costa Rica 0.715 0.819 0.249 3.58 0.123 0.149 0.173 0.217[10.57] [40.66]
Israel 0.959 0.24 0.041 0.09 0.012 0.013 0.014 0.016[9.56] [0.25]
Philippines 0.828 0.667 0.172 3.94 0.128 0.153 0.175 0.215[17.55] [5.39]
Taiwan 0.772 0.779 0.228 3.42 0.116 0.14 0.163 0.202[5.30] [2.56]
Indonesia *) 0.753 1.223 0.247 4.951 0.17 0.206 0.239 0.27[4.010] [1.864]
Sumber : Heff, Nathaniel H. dan Kasuo Sato (1975), "A Simultaneous Equations Model of Saving in Developing Countries", Journal of Political Economy, 83(b).
Catatan: *). Khusus untuk Indonesia dihitung oleh penulis untuk data periode tahun 1969-1997.
Disamping itu, bahwa apa yang telah diamanatkan GBHN "upaya pembangunan
yang semakin bertumpu pada kemampuan sendiri dicamkan hanya sebagai hiasan kata
belaka, dengan demikian tidak mustahil kiranya baik sektor swasta maupun sektor
pemerintah dalam kontek tata ekonomi nasional menanggung hutang yang besar terhadap
luar negeri, alhasil baik neraca pembayaran maupun anggaran negara mengalami posisi
yang kritis sepanjang tahun dan perdagangan luar negeri ternyata juga tidak mantap
ditelusuri.
Alasan yang menguatkan hasil penelitian ini sebagaimana dapat dilihat dimana
terlalu jauh perbedaan antara MPS dengan nilai h berupa perbandingan atau rasio antara
tabungan yang diinginkan dengan pendapatan. Sedangkan tingkat kebutuhan tabungan
terhadap pendapatan adalah masih cukup tinggi yaitu sebesar 0.227516 atau sebesar
22,75 % rata-rata per tahun. Tingginya nilai kebutuhan tabungan berarti menyatakan
bahwa Indonesia mampu melanjutkan pembangunannya.
Hal yang sangat menarik dalam penelitian ini alalah bahwa nilai h yang cukup
besar dan hampir menyamai nilai h negara Taiwan yang bernilai 0.228 atau 22,8 % rata-
rata setiap tahunnya. Dalam kenyataannya Indonesia tidak dapat langsung disamakan
dengan negara Taiwan. Negara seperti Taiwan tersebut adalah negara NICs dan sektor
perekonomiannya jauh lebih mantap dari Indonesia karena mereka lebih banyak
menikmati rembesan kemajuan yang dicapai Jepang akibat kedua negara agak
bertetangga dan ditambahkan pula Taiwan telah cukup lama memperdayakan sumber
daya manusianya.
Disamping itu, dari segi nilai a untuk Indonesia bernilai sebesar 4.944669 dan
nilai ini juga besar. Dibanding dengan beberapa negara seperti Brazil, Costa Rica,
Philippina dan Taiwan, dimana Indonesia adalah paling unggul terkecuali negara Israel.
Besarnya nilai a tersebut memberikan indikasi bahwa proses penyesuaian antara
tabungan yang diharapkan dengan tabungan yang terjadi adalah jauh lebih cepat
dibanding dengan negara-negara lain tersebut.
Selanjutnya, dengan asumsi bahwa St = A At* dimana At* adalah jumlah
kekayaan ( assets ) yang diharapkan, maka St*/Yt = A At*/Yt. Untuk kasus di Indonsia
oleh karena besarnya nilai a menunjukan pula bahwa besar pula rasio kekayaan yang
diinginkan terhadap pendapatan. Memang tidak dapat dipungkiri suatu negara miskin
atau hampir seluruh pendapatan tergunakan untuk pemenuhan konsumsi atau kondisi
yang dihadapi negara tersebut boleh dikatakan dengan apa yang disebut subsistence level
hingga hampir atau nyaris tidak ada pendapatan yang tersisa untuk tabungan, maka
negara demikian mempunyai hasrat konsumsi yang tinggi sekali, sehingga antara
keinginan menabung ( willingness to save ) menjadi bertolak belakang dengan
kemampuan menabung ( ability to save ).
Sebenarnya karena tabungan adalah sumber investasi bagi pembiayaan
pembanguan, maka rendahnya kemampuan menabung berarti rendahnya investasi, dan
kalau investasi rendah berarti pertumbuhan ekonomi yang mampu dicapai juga rendah,
dan bagi Indonesia terjadi kenyataan yang berlawanan arah seratus 180 derajat oleh
16
karena pertumbuhan ekonomi masih dicapai pada tinggkat yang cukup tinggi. Kalau
keadaan semacam ini yang terjadi, berarti benih-benih penyakit menular yang terjadi
dalam pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi tersebut adalah "ternyata harga ( price )
dan tingkat bunga ( interest rate ) telah tumbuh dalam waktu yang bersamaan.
Nampaknya Indonesia memerlukan tabungan yang sedikit lebih kecil dari pada
Taiwan. Agaknya, perbedaan kebutuhan ini dapat dijelaskan bahwa Taiwan boleh
dikatakan lebih baik ekonomi yang dimilikinya dan termasuk sebagai negara kelompok
NICs dengan sektor industrinya sangat memperbesar tabungan dan pendapatannya
selama ini. Sedangka Indonesia, kalau kemapuan mobilisasi tabungan tidak mantap.
Upaya pengingkatan tabungan lebih sering menghendaki melalui pengorbanan konsumsi
secara besar-besaran, dan sektor Industri tidak secerah di Taiwan.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dicapai selama ini adalah sebesar
0.056526 atau 5,65 % rata per tahun. Pencapaian laju pertumbuhan ekonomi sebesar ini,
dimana Indonesia telah "memperuntukan" tabungan sebesar 22,75 % dari pendapatan
nasional. Kalau prestasi pembangunan yang telah berjalan hingga sekarang dikaitkan
dengan konsep tahap-tahap pembangunan W.W. Rostow yang antara lain untuk mencapai
tahap tinggal landas (take-off) hanya memerlukan investasi produktif dari 5% sampai ke
tingkat sedikit diatas 10% (yaitu 12%) dari pendapatan nasional, tentunya dapat
dikatakan bahwa Indonesia sudah tinggal landas oleh karena telah terpenuhinya konsep
Rostow. Sementara kenyataannya, sampai sekarang bahwa tinggal landas belum juga
tercapai.
5. KESIMPULAN
Bahwa yang membedakan negara-negara maju dengan negara-negara sedang
berkembang adalah tingkat pendapatan rakyatnya. Tingkat pendapatan rakyat negara-
negara berkembang jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Dengan
tingkat pendapatan yang rendah sukar tercipta tabungan dalam masyarakat. Dengan
rendahnya tingkat pendapatan sukar pula terjadi Investasi, dan tanpa adanya investasi
tidak mungkin dilakukan usaha-usaha peningkatan pendapatan dan pembangunan.
Dengan mempergunakan ukuran pendapatan per kapita sekaligus dapat
dipecahkan dua permasalahan pokok sekaligus. Kenaikan jumlah pendapatan dan
kenaikan jumlah penduduk. Dengan terjadinya kenaikan jumlah pendapatan perkapita,
tersirat pula didalamnya adanya keharusan laju kenaikan pendapatan yang lebih besar
dibandingkan dengan laju kenaikan jumlah penduduk. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa penghalang utama bagi pembangunan negara-negara sedang berkembang dan
bahkan menjadi semacam pola pemikiran adalah masalah kekurangan modal.
Berkembangnya pola pemikiran ini tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan
Marshall Plan didalam membangun kembali eropah sebagai kehancuran perang dunia
kedua, sehingga tidak begitu heran kalau pola pemikiran demikian ingin pula untuk
diterapkan pula terhadap negara-negara sedang berkembang. Bersamaan dengan itu
17
mengenai teori tahap-tahap pembangunan yang dikemukakan Rostow bahwa negara-
negara maju sekarang tersebut telah menempuh lima tahap pembangunan, yaitu: (1).
Tahap masyarakat tradisionil, (2). Tahap prakondisi untuk tinggal landas, (3). Tahap
tinggal landas, (4). Tahap menuju kedewasaan dan (5). Tahap Konsumsi massa yang
tinggi.
Diantaranya dari kelima tahap tersebut, maka tahap yang paling kritis adalah
tahap tinggal landas. Tahap kritis ini akan dapat dilalui apabila tingkat tabungan dan
investasi telah mampu mencapai antara 5 % sampai 10 % dari pendapatan nasional dan
pola demikian ternyata terkait kuat dengan teori pertumbuhan ekonomi yang dipaparkan
Harrod-Domar.
Dengan menerapkan konsep Rostow tersebut terhadap ekonomi dan
pembangunan di Indonesia, dimana pertumbuhan ekonomi yang dicapai adalah sebesar
5,65 % rata-rata per tahun. Pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar ini, dimana
Indonesia telah "memperuntukan" tabungan dalam negeri sebesar 22,75 % rata-rata per
tahun dari pendapatan nasional. Sungguh hal yang sangat luar biasa telah terjadi pada
Indonesia walaupun telah memenuhi konsep Rostow tersebut, namun belum dapat
dikatakan mencapai take-off.
Rupanya masih banyak pra-syarat yang harus dipenuhi selain dari syarat tersebut
diatas, antara lain pelaksanaan pembangunan harus mampu dilakukan tanpa memperoleh
"pinjaman lunak", dan telah dapat tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri atau
menurut istilah Rostow "the take-off into self substained growth". Kalau sekiranya ini
terpenuhi sudah tentu Indonesia telah tinggal landas, dan tidaklah menherankan kalau
sejak awal akhir Pelita III saja sudah diduga bahwa Indonesia tidak bisa tinggal landas
dalam waktu secepat yang dicita-citakan semula.
18
DAFTAR BACAAN
Boediono, "Teori Pertumbuhan ekonomi" BPFE Jogyakarta, 1982.
Heff, Nathaniel H. dan Kasuo Sato (1975). "A Simultaneous Equations Model of Saving
in Developing Countries". Jurnal of Political Economy, 83 (b).
Esmara, Hendra dkk, "Beberapa Indikator Pembangunan Indonesia" dalam Masyarakat
Indonesia, Tahun ke-IX, No.2, 1982.
_______________., "Politik Perencanaan Pembangunan: Teori, Kebijaksanaan Dan
Prospek", Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar Perencanaan Pembangunan,
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang: 27 Juli 1985.
Higgins, Benjamin., " Economic Development: Problems, Principles and Policies ( New
York: W.W. Norton & Company, Revised edition 1968 ).
Meier, Gerald M and Dudley Seers ( editor )., "Pioneers in Development" ( New York:
Oxford University Press, 1984 ).
Johnston, J., (1972). Economietric Methods, Mc Graw-Hill Kogakusa, Ltd., Tokyo.
J. Supranto., (1981). Metode Ramalan Kwantitatif Untuk Perencanaan, Jakarta,
Gramedia.
Michael P. Todaro, "Economics For Developing World" ( London: Longman Group
Limited, 1977).
Simon Kuznet, "Economic Growth of Nation", dalam Teori Ekonomi Dan Penerapannya
di Asia ( Gramedia: Jakarta, 1981).
Thee Kian Wie., (1980). Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan, Jakarta, LP3ES.
------+++++------
Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:
19
Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:
Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN
PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil
Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL
& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi
10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.
Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah
DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016
12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN
TRANSPORTASI 2014 s/d 2017
I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta
Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:
02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang
004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen
005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia
006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia
008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia
010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri
011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan
012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth
013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan
014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat
015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995
016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan
017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan
020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi
021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka
022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi
023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka
024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas
026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan
028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana
029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
20
004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara
031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth
034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif
035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan
037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen
038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia
039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan
040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)
041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka
042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)
043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia
044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal
046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana
047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana
049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia
050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi
051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera
052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan
054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada
Kemampuan Sendiri
055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan
056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan
057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional
059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi
Aliran Dana Luar Negeri
062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan
005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi
065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi
066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan
068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro
069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional
070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro
071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro
073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial
074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial
21
II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi
Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Hasil Estimasi
File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Non-Estimasi
File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi
File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA
Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA
Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL
ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation
Result Function (242 halaman)
008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan
080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA
083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-
STATE GROWTH
084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai
085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber
Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off
010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
22
011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010
Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna
Kendaraan Pribadi Dan Umum
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)
File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)
File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010
atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung
Pandang
012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011
Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan
File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011
Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan
File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011
Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia
File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011
Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik
File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia
File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik
File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau
File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik
File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011
Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara
File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011
Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri
File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011
Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik
File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional
23
10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009
Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil
Pribadi Di Jakarta
File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010
Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi
Dan Umum
File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010
Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI
File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010
Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-
UJUNG PANDANG
File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016
Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute
JAKARTA-UJUNG PANDANG
014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014
Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA
File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014
Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API
INDONESIA
File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014
Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN
PENERBANGAN DOMESTIK
015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,
Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017
Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan
Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara
File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017
Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA
LUAR NEGERI
24
III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017
File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015
Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017
Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey
Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt
135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h
137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h
138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h
139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h
141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h
25
12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014
Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015
Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016
Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017
Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017
Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017
Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
26
Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan
didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN
ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan
keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.
KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah
dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai
MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar
mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan
juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai
bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah
Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF
(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya
bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan
dalam sebuah Daftar Harga).
Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),
sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan
ilmiah yang disusun oleh Amrizal.
Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal
ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar
TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:
Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari
Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)
keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),
cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut
ke dalam Google.
Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah
files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat
tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......
-------- Jakarta, 14 September 2017--------