sponya mas tobi

27
Manual Rumah Sakit MICRO WAVE DIATHERMY No. Dokumen Fis- 25/SPO/!/"/2 !5 No. Re#isi - T$n%%$& 'e()i' !/!/2!5 *um&$+ H$&$m$n !/, STANDAR PROSED R OPERASIO NA Di)u$' o&e+ A.E M$+en ($0 Am . Fis Diko(eksi o&e+ A.E M$+en ($0 Am . Fis Dis$+k$n o&e+ 1 Di(ek'u( RS. Ri $ni (. H$(i3$ i S$n'os$0 MM PEN4ERTIA N !.!Mi (o W$#e Di$'+e(m3 6MWD7 $ $&$+ A&$' 'e($8i 3$n% men%%un$k$n %e&om)$n% e&ek'(om$%ne'ik 3$n% i+$si&k$n o&e+ $(us )o&$k )$&ik 9(ekuensi 'in%%i en%$n 9(ekuensi 2:5 MH en%$n 8$n;$n% %e&om)$n% !2025 m. !.2In ik$si !.2.!<e&$in$n 8$ $ s3$($9 8e(i9e(0 neu(o8$'+30 neu($&%i$. !.2.2<on isi 8e($ $n%$n su) $ u' $n +(oni . !.2.,N3e(i mus u&os e&e'$&. !.2.:<e'e%$n%$n0 8e(&en%ke'$n $n 8emen ek$n o'o' $n ;$(in%$n &un$k. !.2.5Pe(si$8$n &$'i+$n $'$u sen$m. !.2.=4$n%%u$n 8$ $ sis'em 8e(e $($n $($+. !.,<on'($ In ik$si !.,.! o%$m $&$m 'u)u+ $'$u menem8e& 8$ $ ku&i'. !.,.2A&$'-$&$' e&ek'(onik $&$m 'u)u+ se8e('i 8e$ e m$ke(. !.,.,4$n%%u$n 8e(e $($n $($+. !.,.:Ni&on $n )$+$n k$in 3$n% 'i $k men3e($8 ke(in%$'. !.,.5*$(in%$n $n o(%$n 3$n% mem8un3$i )$n3$k $i($n se8e('i m$'$0 'es'is0 &uk$ $n e>im )$s$+. !.,.=4$n%%u$n sensi)i&i'$s. 6Dosis +$(us , ? &e)i+ (en $+7. !.,.@Neu(o8$'+3 3$n% iiku'i %$n%%u$n '(o k 8$ $ s3$ 8e(i9e(0 !.,.BNeu(o8$'+3 $ki)$' DM0 An%io8$'+3 $)e'i $. !.,. In9eksi $ u' $n em$m 68$n$s &e)i+ $(i ,@05 C7 !.,.! Se'e&$+ ($3. !.,.!! *$(in%$n 3$n% mi'osisn3$ s$n%$' e8$'. !.,.!2 Mens'(usi $'$u ke+$mi&$n un'uk 8en%o)$'$n $e($+ 8e&#i . !.,.!, F$k'o( k$&o%en$se T * AN Se)$%$i 8e'un;uk )$%i sio'e($8is $&$m mem)e(ik$n 8e&$3$n$n en%$n mo $&i'$s Mi (o W$#e Di$'+e(m3. <E"I*A<AN Prosedur Teknis Penggunaan Modalitas Fisioterapi Hal 1

Upload: tobi

Post on 04-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mas Tobi

TRANSCRIPT

Manual Rumah Sakit

MICRO WAVE DIATHERMY

No. DokumenFis-25/SPO/01/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman1/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIAN1.1Micro Wave Diathermy (MWD) adalah Alat terapi yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak balik frekuensi tinggi dengan frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm. 1.2Indikasi 1.2.1Kelainan pada syaraf perifer, neuropathy, neuralgia. 1.2.2Kondisi peradangan sub acut dan chronic . 1.2.3Nyeri musculosceletal. 1.2.4Ketegangan, perlengketan dan pemendekan otot dan jaringan lunak. 1.2.5Persiapan latihan atau senam. 1.2.6Gangguan pada sistem peredaran darah. 1.3Kontra Indikasi 1.3.1Logam dalam tubuh atau menempel pada kulit. 1.3.2Alat-alat elektronik dalam tubuh seperti peace maker. 1.3.3Gangguan peredaran darah. 1.3.4Nilon dan bahan kain yang tidak menyerap keringat. 1.3.5Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan seperti mata, testis, luka dan exim basah. 1.3.6Gangguan sensibilitas. (Dosis harus 30 % lebih rendah). 1.3.7Neuropathy yang diikuti gangguan trofik pada syaraf perifer, 1.3.8Neuropathy akibat DM, Angiopathy dabetica. 1.3.9Infeksi acut dan demam (panas lebih dari 37,50 C) 1.3.10Setelah X ray. 1.3.11Jaringan yang mitosisnya sangat cepat. 1.3.12Menstrusi atau kehamilan untuk pengobatan daerah pelvic. 1.3.13Faktor kalogenase

TUJUANSebagai petunjuk bagi fisioterapis dalam memberikan pelayanan dengan modalitas Micro Wave Diathermy.

KEBIJAKAN

PROSEDUR1.1Mengawali Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.1.1Lakukan pemanasan alat sekitar 5 menit. 1.1.2Pasang emitter (electrode) yang telah di pilih pada lengan emitter dan dihubungkan ke mesin dengan kabel emitter. Emitter bulat ,medan elektromagnetik yang dipancarkan berbentuk sirkuler dan paling padat di daerah tepi. Sedangkan emitter segi empat medan elektromagnetik yang dipancarkan berbentuk oval dan paling padat di daerah tengah. 1.1.3Pastikan pemasangan electrode pada daerah vasomotor / proximal.

MICRO WAVE DIATHERMY

No. DokumenFis-25/SPO/01/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman2/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PROSEDUR1.1.4Pastikan area yang diterapi tidak terpasang susuk atau implant metalik karena akan menyebabkan luka bakar1.1.5Beritahukan program pengobatan kepada pasien agar pasien paham mengenai tindakan terapinya dan tidak takut. 1.1.6Jelaskan berapa waktu yang diperlukan, tujuan, indikasi serta kontra indikasinya. 1.1.7Pastikan posisi pasien senyaman mungkin. 1.1.8Lepaskan pakaian pasien seperlunya agar area yang diperiksa lebih jelas 1.1.9Lakukan tes sensasi pada area yang diterapi serta jelaskan rasa yang timbul untuk mencegah terjadinya luka bakar 1.1.10Aturlah waktu sesuai kebutuhan antara 10 - 15 menit 1.1.11Berikan dosis sesuai toleransi pasien. 1.1.11.1Kondisi sub akut : Intensitas sub termal : Waktu 10 - 15 menit, pengulangan 1 x sehari selama 10x 1.1.11.2Kondisi kronik : Intensitas Termal : Waktu 10 - 15 menit, pengulangan 1 - 2 x sehari selama 10x 1.1.11.3Gangguan sistem peredaran darah : Intensitas, pengulangan dan seri sama dengan kedua kondisi diatas. Waktu 15 menit. 1.1.12Pastikan mesin dalam keadaan tuning 1.1.13Aturlah emitter sehingga sejajar kulit dan jarak sesuai ukuran emitter. 1.1.14Pastikan kabel tidak bersilangan atau lecet. 1.1.15Lakukan pengontrolan, rasa panas, nyeri pusing 1.2Mengakhiri Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.2.1Matikan mesin, pastikan tombol kembali ke angka 0 atau mesin tetap hidup dengan dosis 0 (standby). 1.2.2Pastikan pasien tidak mematikan mesin, kecuali dalam keadaan darurat 1.2.3Perhatikan reaksi pasien dan kemungkinan efek samping yang timbul. 1.2.4Kembalikan peralatan seperti kondensor ke tempat semula

REFERENSI1.1 User Manual Biowave HN-801, Hanil Tm Co.,LTD1.2 Guide Line SPO Fisioterapi

DOKUMEN TERKAITTidak ada.

MICRO WAVE DIATHERMY

No. DokumenFis-25/SPO/01/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman3/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

LAMPIRANTidak ada.

UNIT TERKAIT1.1 Instalasi Rawat Jalan1.2 Instalasi Rawat Inap1.3 Kepala Instalasi Fisioterapi

ULTRASONIC THERAPY

No. DokumenFis-25/SPO/02/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman1/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIAN1.1Ultrasonic Therapy yaitu suatu usaha pengobatan dengan menggunakan mekanisme getaran dengan frekuensi lebih dari 20 KHz. Didalam praktek klinik frekuensi yang digunakan antara 0,7 MHz 3 MHz, dengan intensitas 1 3 w/cm2 1.2Indikasi 1.2.1Kelainan / penyakit pada jaringan tulang, sendi dan otot. 1.2.2Keadaan post traumatik seperti kontusio, distorsi, luxation dan fractur. Kontra indikasi relatif selama 24 - 36 jam setelah trauma. 1.2.3Rheumatoid arthritis stadium tak aktif. 1.2.3.1Arthritis 1.2.3.2M. Becherev (Local) 1.2.3.3Bursitis, capsulitis, tendinitis 1.2.4Kelainan / penyakit pada persyarafan 1.2.4.1Neuropathie 1.2.4.2Panthoom pain 1.2.4.3H N P 1.2.5Kelainan / penyakit pada sirkulasi darah 1.2.5.1M. Raynould 1.2.5.2M. Buerger 1.2.5.3Sudeck dystrofie 1.2.5.4Oedema 1.2.6Penyakit pada organ dalam 1.2.7Kelainan pada kulit 1.2.8Jaringan parut setelah operasi 1.2.9Jaringan parut karena traumatic 1.2.10Dupuytren contracture 1.3Kontra Indikasi 1.3.1Absolut. 1.3.1.1Mata 1.3.1.2Daerah jantung 1.3.1.3Uterus pada wanita hamil1.3.1.4Epiphyseal plate 1.3.1.5Testis 1.3.2Relatif 1.3.2.1Hilangnya sensibilitas 1.3.2.2Endoprothese 1.3.2.3Tumor 1.3.2.4Post traumatik

ULTRASONIC THERAPY

No. DokumenFis-25/SPO/02/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman2/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIAN1.3.2.5Tromboplebitis dan varices 1.3.2.6Septis inflamation 1.3.2.7Diabetis mellitus

TUJUANSebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk memberikan pelayanan fisioterapi dengan modalitas ultra sonic.

KEBIJAKAN

PROSEDUR1.1Persiapan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.1.1Lakukan assesment untuk menemukan masalah dan menentukan program agar arus Ultasonic tepat mencapai sasaran. 1.1.2Berikan penjelasan langkah terapi serta tujuannya agar pasien tenang dan memahami program.1.1.3Tentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif 1.1.4Pilihlah Tranduser dinamis atau statis 1.1.5Tentukan metode untuk mencegah luka bakar 1.1.5.1Kontak langsung, lakukan dengan medium oil (minyak), water oil emulsion, aqueus-gel atau oinment (pasta) 1.1.5.2Kontak tak langsung, lakukan dengana Sub-aqual (dalam air) atau Water pillow 1.1.6Posisikan pasien senyaman mungkin 1.1.7Bersihkan area yang akan diterapi dengan menggunakan sabun atau alcohol 1.1.8Cukurlah rambut yang terlalu lebat.1.2Pelaksanaan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.2.1Perhatikan frekuensi, jenis arus dan intensitas agar sasaran tepat 1.2.1.1Intensitas 1.2.1.1.1Rendah:0,3 w/cm2 1.2.1.1.2 Sedang:0,3 - 1,2 w/cm2 1.2.1.1.3Tinggi:1,2 - 3 w/cm2 1.2.1.1.4Continued:Paling tinggi 3 w/cm2 1.2.1.1.5Intermittent:Paling tinggi 5 w/cm2 1.2.2Tentukan lamanya terapi, hal ini tergantung luas area yang diterapi dan jenis tranduser yang dipakai. Sebagai pedoman, area seluas 1 cm2 waktu 1 menit

ULTRASONIC THERAPY

No. DokumenFis-25/SPO/02/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman3/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

REFERENSI1.1 User Manual Biomed HS-501, Hanil Tm Co.,Ltd1.2 Guide Line SPO Fisioterapi

DOKUMEN TERKAITTidak ada.

LAMPIRANTidak ada.

Unit terkait1.3 Instalasi Rawat Jalan1.4 Instalasi Rawat Inap1.5 Kepala Instalasi Fisioterapi

INTERFERENTIAL THERAPY

No. DokumenFis-25/SPO/03/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIAN1.1Interferential therapy adalah suatu metode pengobatan fisioterapi dengan menggunakan penggabungan dua arus bolak - balik yang berfrekuensi menengah yang saling berinterferensi (4000 dan 4250) sehingga menghasilkan frekuensi baru.1.2Indikasi 1.2.1 Keluhan nyeri otot,tendon, ligamen, kapsul, syaraf. 1.2.2 Keadaan hipertonus / spasme otot. 1.2.3 Kelemahan otot. 1.3Kontra Indikasi 1.3.1 Demam. 1.3.2 Tumor. 1.3.3 Tuberculosis.

TUJUANSebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk memberikan pelayanan fisioterapi dengan modalitas interferntial therapy.

KEBIJAKAN

PROSEDUR1.1Persiapan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.1.1Lakukan assesment untuk mendapatkan masalah dan menentukan program sehingga agar Interferntial therapy lebih mencapai sasaran 1.1.2Berikan penjelasan langkah terapi serta tujuannya agar pasien tenang dan memahami program 1.1.3Tentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif 1.1.4Lakukan pemanasan alat 5 menit. 1.1.5Pilihlah elektrode dan metode yang digunakan. Trigger point dengan Elektrode besar (Pasif) atau kecil (Aktif) 1.1.5.1Nerve treatment 1.1.5.2Ganglion treatment 1.1.5.3Paravertebra treatment 1.1.5.4Segmental treatment 1.1.5.5Transregional 1.1.6Celupkan ped dengan air, dan jelaskan pada pasien agar pasien tidak terkejut 1.1.7Posisikan pasien senyaman mungkin. 1.1.8Lepaskan pakaian pasien seperlunya. Jelaskan bahwa yang dirasakan sedikit sakit tapi tidak perih bila dirasakan perih dikhawatirkan terjadi luka bakar.

INTERFERENTIAL THERAPY

No. DokumenFis-25/SPO/03/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman2/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

1.2 Pelaksanaan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.2.1Pasanglah ped sesuai metode yang dipilh. 1.2.2Putarlah waktu 10 15 menit sesuai kebutuhan. 1.2.3Berikan intensitas sesuai toleransi pasien. Lakukan pengontrolan apakah terdapat keluhan pasien atau kontrol keadaan mesin. 1.3 Dosis Terapi1.3.1Intensitas : Berdasarkan stadium,jenis dan sifat cidera. 1.3.2Lamanya terapi : 10 - 15 menit. Bila ada titik nyeri dapat diberikan per titik selama 5 menit. 1.3.3Frekuensi 2000 Hz akan menghasilkan aktifitas motorik, arus yang akan dihasilkan terasa kasar. 1.3.4Frekuensi 4000Hz tidak menghasilkan aktifitas motorik dan terasa halus sehingga cocok untuk mengurangi nyeri. 1.3.5Pengulangan terapi untuk dosis rendah dilakukan setiap hari, sedangkan untuk dosis tinggi 2 hari sekali. 1.4 Mengakhiri Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.4.1Matikan mesin, pastikan tombol kembali ke angka 0. 1.4.2Pastikan pasien tidak mematikan mesin sendiri atau langsung bangun setelah terapi selesai. 1.4.3Berilah tissue bila terapi selesai agar pasien dapat membersihkan 1.4.4Perhatikan reaksi pasien dan efek samping yang mungkin timbul. 1.4.5Kembalikan peralatan serta perlengkapannya ke posisi semula.

REFERENSI1.1 Operation Manual Biotens H-3000, Hanil Tm Co.,Ltd1.2 Guide Line SPO Fisioterapi

DOKUMEN TERKAITTidak ada.

LAMPIRANTidak ada.

UNIT TERKAIT1.1 Instalasi Rawat Jalan1.2 Instalasi Rawat Inap1.3 Kepala Instalasi Fisioterapi

ARUS FARADIC

No. DokumenFis-25/SPO/04/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIAN1.1Arus faradic adalah arus bolak balik yang tidak simetris yang mempunyai durasi 0,01 1 msc dengan frekuensi 50 100 cy / detik. 1.2Indikasi 1.2.1LMN Lession dengan nilai otot di bawah tiga. 1.2.2Post trauma atau operasi setelah konductivitas membaik. 1.2.3Kelemahan otot karena penyakit atau disuse atropy dengan nilai otot di bawah tiga. 1.2.4Otot yang tidak mampu berkontraksi karena nyeri misalnya setelah trauma. 1.2.5Tiga minggu setelah tendo transfer 1.2.6Adanya pembengkakan lokal / setempat pada anggota. 1.2.7Otot yang memendek atau berlengketan (contractur). 1.3Kontra Indikasi 1.3.1Setelah operasi / trauma pada urat syaraf yang konduktivitasnya belum membaik. 1.3.2LMN lession yang masih nyeri sekali. 1.3.3LMN complete lession. 1.3.4Panas tinggi diatas 37.50 C.

TUJUANSebagai petunjuk bagi fisioterapis dalam memberikan pelayanan dengan modalitas arus faradic.

KEBIJAKAN

PROSEDUR1.1Persiapan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.1.1Lakukan assesment untuk mendapatkan masalah dan menentukan program sehingga modalitas arus faradic lebih mencapai sasaran. 1.1.2Berikan penjelasan tentang terapi misalnya merasakan sedikit sakit tapi tidak perih. Kalau perih dikawatirkan dapat menimbulkan luka bakar. 1.1.3Jelaskan tujuannya agar pasien tenang dan memahami program1.1.4Tentukan area terapi yang Tepat agar terapi efektif 1.1.5Lakukan pemanasan alat 5 menit. 1.1.6Pilihlah elektrode dan metode yang digunakan. 1.1.6.1Stimulasi motor unit 1.1.6.2Stimulasi secara group 1.1.6.3Labile treatment 1.1.6.4Nerve conduction 1.1.6.5Bath treatment : Bipolar atau Monopolar 1.1.7Celupkan ped dengan air, dan jelaskan pada pasien agar pasien tidak terkejut

ARUS FARADIC

No. DokumenFis-25/SPO/04/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman2/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

1.1.8Posisikan pasien senyaman mungkin. 1.1.9Pastikan area yang akan di terapi terbuka seperlunya dan otot yang akan distimulasi dalam keadaan memendek / relax. 1.2Pelaksanaan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.2.1Pasanglah ped sesuai metode yang dipilh. 1.2.2Putar waktu 10 15 menit sesuai kebutuhan. 1.2.3Berikan intensitas sesuai toleransi pasien. Lakukan pengontrolan apakah terdapat keluhan pasien atau control keadaan mesin. 1.2.4Dosis Terapi1.2.4.1Intensitas : Berdasarkan stadium, jenis dan sifat cidera. Intensitas : 2 60 mA, Durasi arus 0,01msc. 1.2.4.2Waktu : Tiap satu otot perlu 30 - 90 kali rangsangan dalam waktu 1 - 3 menit. 1.2.4.3Pengulangan : 1 kali sehari bila otot telah mencapai nilai 2 + cukup 1 kali selama 10 kali. 1.3Mengakhiri Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.3.1Matikan mesin, pastikan tombol kembali ke angka 0. 1.3.2Perhatikan reaksi pasien dan efek samping yang timbul. 1.3.3Kembalikan peralatan ke tempat semula.

REFERENSI1.1 Operation Manual Biotens H-3000, Hanil Tm Co.,Ltd1.2 Guide Line SPO Fisioterapi

DOKUMEN TERKAITTidak ada.

LAMPIRANTidak ada.

UNIT TERKAIT1.1 Instalasi Rawat Jalan1.2 Instalasi Rawat Inap1.3 Kepala Instalasi Fisioterapi

ARUS GALFANIC

No. DokumenFis-25/SPO/05/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIAN1.1Arus galvanic adalah arus searah terputus putus yang telah modifikasi dengan frekuensi dan durasi tertentu yang bentuk pemutusannya dapat berupa trianguler, rekta anguler, trapezoid, saw tooth dan depolarized. 1.2Indikasi 1.2.1LMN lession baru yang masih disertai keluhan nyeri. 1.2.2Post trauma atau operasi urat syaraf yang konductivitasnya belum membaik. 1.2.3LMN Lession kronik yang sudah denervated muscle. 1.2.4Keluhan nyeri pada otot sebagai counter iritation atau awal dari suatu latihan (Preliminary exercise). 1.2.5Peradangan sendi : Osteo arthritis, Rheumatoid arthritis, tenis elbow, dll. 1.2.6Lokal oedem melewati 10 hari. 1.3Kontra Indikasi 1.3.1Setelah operasi tendon transfer sebelum 3 minggu. 1.3.2Ruptur tendon / otot sebelum terjadinya penyambungan. 1.3.3Kondisi peradangan akut atau pasien panas tinggi diatas 37,50C. 1.3.4Lokasi kulit yang anaesthesia. 1.3.5Lokasi kulit yang luka / kerusakan. 1.3.6Lokasi kulit yang hiper sensitif.

TUJUANSebagai petunjuk bagi fisioterapis dalam memberikan pelayanan dengan modalitas arus galvanic.

KEBIJAKAN

PROSEDUR1.1Persiapan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.1.1Lakukan assessment untuk mendapatkan masalah dan menentukan program agar penggunaan arus galfanic lebih mencapai sasaran1.1.2Berikan penjelasan terapi misalnya merasakan sedikit sakit tapi tidak perih. Kalau perih dikawatirkan dapat menimbulkan luka bakar. 1.1.3Jelaskan tujuannya agar pasien tenang dan memahami program 1.1.4Tentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif 1.1.5Lakukan pemanasan alat 5 menit. 1.1.6Pilih elektrode dan metode yang digunakan Elektrode (+) pada origo dan electrode (-) pada insersio.

ARUS GALFANIC

No. DokumenFis-25/SPO/05/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman2/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PROSEDUR1.2Pelaksanaan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.2.1Pasang ped sesuai metode yang dipilh. 1.2.2Putar waktu 10 15 menit sesuai kebutuhan. 1.2.3Berikan intensitas sesuai toleransi pasien. Lakukan pengontrolan apakah terdapat keluhan pasien atau control keadaan mesin. 1.2.4Dosis Terapi1.2.4.1Intensitas : Berdasarkan stadium,jenis dan sifat cidera. Intensitas : 2 - 60 m A, Durasi arus 0,01msc. 1.2.4.2Waktu : Tiap satu otot perlu 30 - 90 kali rangsangan dalam waktu 1 - 3 menit. 1.2.4.3Pengulangan : 1 kal sehari bila otot telah mencapai nilai 2 + cukup 1 kali selama 10 kali. 1.3Mengakhiri Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.3.1Matikan mesin, pastikan tombol kembali ke angka 0. 1.3.2Perhatikan reaksi pasien dan efek samping yang timbul. 1.3.3 Kembalikan peralatan ke tempat semula.

REFERENSI1.1 Operation Manual Biotens H-3000, Hanil Tm Co.,Ltd1.2 Guide Line SPO Fisioterapi

DOKUMEN TERKAITTidak ada.

LAMPIRANTidak ada.

UNIT TERKAIT1.1 Instalasi Rawat Jalan1.2 Instalasi Rawat Inap1.3 Kepala Instalasi Fisioterapi

SINAR INFRA MERAH

No. DokumenFis-25/SPO/06/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIAN1.1Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700 4 juta A. 1.2Klasifikasi : 1.2.1Berdasarkan panjang gelombang 1.2.1.1Gelombang panjang (non penetrating) Panjang gelombang : 12.000 A 150.000 A Daya penetrasi : 0,5 mm (superficial epidermis) 1.2.1.2Gelombang pendek (penetrating) Panjang gelombang : 7.700 A 12.000 A Daya penetrasi : jaringan sub cutan, pembuluh darah kapiler, pembuluh limfe, ujung ujung syaraf dan jaringan di bawah kulit 1.2.2Berdasarkan type 1.2.2.1Type A : Panjang gelombang 780 1500 mm, penetrasi dalam. 1.2.2.2Type B : Panjang gelombang 1500 3000 mm, penetrasi dangkal. 1.2.2.3Type C : Panjang gelombang 3000 10.000 mm, penetrasi dangkal 1.3Indikasi 1.3.1Kondisi peradangan setelah sub-acut : kontusio, muscle strain, trauma sinovitis. 1.3.2Arthritis : RA, OA, myalgia, lumbago, neuralgia, neuritis. 1.3.3Gangguan sirkulasi darah : thrombo plebitis, thrombo angitis obliterans, raynolds desease. 1.3.4Penyakit kulit : Folliculitis, Furuncolosi. 1.3.5Persiapan exercise dan massage. 1.4Kontra Indikasi 1.4.1Daerah dengan insufisiensi pada darah. 1.4.2Gangguan sensibelitas kulit. 1.4.3Kecenderungan pendarahan.

TUJUANSebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk memberikan pelayanan fisioterapi dengan modalitas sinar infra merah.

KEBIJAKAN

SINAR INFRA MERAH

No. DokumenFis-25/SPO/06/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman2/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PROSEDUR1.1Persiapan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.1.1Pilihlah jenis lampu, besarnya watt. 1.1.2Lakukan pemanasan alat 5 menit. 1.1.3Lakukan tes panas dingin untuk mencegah luka bakar pada daerah yang akan dilakukan penyinaran. 1.2Pelaksanaan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.2.1Untuk penyinaran lokal, gunakan reflektor berbentuk parabola. 1.2.2Untuk penyinaran general (misalnya punggung), gunakan lampu yang dipasang pada reflektor semi sirkuler. 1.2.3Posisikan pasien senyaman mungkin. 1.2.4Posisi bisa duduk, terlentang atau tengkurap. 1.2.5Agar penetrasi lebih dalam pada daerah yang akan disinar, maka bersihkanlah daerah tersebut dengan sabun dan dikeringkan dengan handuk. 1.2.6Pastikan lampu dipasang tegak lurus. 1.2.7Pastikan area yang diterapi tidak terpasang susuk atau implant metalik karena akan menyebabkan luka bakar1.3Dosis Terapi1.3.1Pada penggunaan lampu non-luminous pastikan jarak lampu antara 45 - 60 cm, waktu 10 - 30 menit. 1.3.2Lampu luminius 35 - 45 cm, waktu 10 - 30 menit. 1.3.3Pengulangan 1 kali dalam sehari, 1 seri : 10 kali. 1.4Mengakhiri Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.4.1Matikan mesin, pastikan tombol dalam keadaan nol. 1.4.2Pastikan pasien tidak mematikan mesin atau bangun sendiri. 1.4.3Memperhatikan pasien dan kemungkinan efek samping. 1.4.4Kembalikan peralatan ketempat semula.

REFERENSI1.1 Guide Line SPO Fisioterapi

DOKUMEN TERKAITTidak ada.

LAMPIRANTidak ada.

UNIT TERKAIT1.1 Instalasi Rawat Jalan1.2 Instalasi Rawat Inap1.3 Kepala Instalasi Fisioterapi

MASSAGE

No. DokumenFis-25/SPO/07/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIAN1.1Massage adalah salah satu bentuk modalitas fisioterapi dengan menggunakan tehnik pemijatan berupa gerusan melintang, tepukan, dorongan, ataupun tekanan pada jaringan lunak dengan tujuan untuk memperlancar sirkulasi darah, meningkatkan metabolisme tubuh, relaksasi dan untuk mengurangi nyeri. 1.2Indikasi 1.2.1Kondisi post trauma atau operasi sub acut dan kronik pada sisitem musculosceletal. 1.2.2Kondisi kekakuan sendi serta pengerasan, ketegangan, peerlengketan dan pemendekan jaringan otot dan jaringan lain. 1.2.3Keluhan nyeri, penekanan / penjepitan syaraf dan kelumpuhan syaraf. 1.2.4Kondisi kurang lancarnya peredaran darah dan limfe. 1.2.5Kondisi kurang lancarnya pengeluaran sekresi pada saluran pencernaan. 1.2.6Kondisi kurang lancarnya pencernaan dan pembuangan. 1.3Kontra Indikasi 1.3.1Peradangan akut, trauma dan setelah operasi yang baru. 1.3.2Kulit yang terluka. 1.3.3Cidera musculosceletal (fraktur, ruptur) yang belum direposisi atau belum pulih secara baik dan kuat. 1.3.4Lokasi yang mengalami tanda tanda keganasan. 1.3.5Panas tinggi. 1.3.6Kelainan jantung dan adanya haemoptoe (tidak boleh dilakukan tapotemen daerah thorax) 1.3.7Lokasi varices. 1.3.8Daerah perut pada penderita dengan haematemesis. 1.3.9Daerah perut pada wanita hamil atau haid.

TUJUANSebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk memberikan terapi dengan Massage.

KEBIJAKAN

PROSEDUR1.1Persiapan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.1.1Lakukan assesment untuk mendapatkan masalah dan menentukan program sehingga pelaksanaan lebih mencapai sasaran 1.1.2Tentukan area terapi yang tepat agar terapi efektif 1.1.3Pastikan pasien berbaring di di bed atau duduk di kursi dengan rilek. 1.1.4Pastikan area yang akan di terapi bebas dari pakaian, disangga dengan bantal, sedangkan bagian yang tidak diterapi ditutup dengan handuk.

MASSAGE

No. DokumenFis-25/SPO/07/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman2/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra,Amd.FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PROSEDUR1.1.5Fisioterapis berdiri di samping bed / pasien 1.1.6Untuk memudahkan massage, tambahkan bahan pelicin seperti salep, minyak atau bedak. 1.2Pelaksanaan Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.2.1Tehnik massage 1.2.1.1Effleurage:untuk memperlancar aliran darah dan limfe 1.2.1.2Friction:Menghancurkan perlengketan/ pengerasan jaringan lunak dan blokir nyeri diberikan pada akar akar syaraf atau pada titik nyeri. 1.2.1.3Petrissage:Terdiri dari kneading, wringing dan picking up. Berfungsi melemaskan dan mengulur otot / jaringan lunak, melancarkan peredaran darah di bagian yang lebih dalam dan metabolisme setempat. Membantu gerak pencernaan usus. 1.2.1.4Tapotament:Terdiri dari hacking, clapping, beating dan pounding. Berguna untuk memberikan rangsangan / pacuan pada syaraf dan otot. 1.2.1.5Bila dilakukan di daearah thorax bertujuan memperlancar gerak pencernaan dan pembuangan. 1.2.1.6Waktu pelaksanaan sangat tergantung dari luasnya bagian yang diterapi, tebalnya jaringan tubuh dan tujuan terapi. 1.2.1.7Kecepatan gerakan massage tegantung tujuannya. Gerakan yang cepat akan memacu sedangkan massage yang lambat sebagai efek penenang. 1.2.2Dosis Waktu : 5 15 menit Pengulangan : Sub akut dan kondisi berat 1 kali / hari. Kronik dan kondisi ringan 1 kali Seri : 1 seri 10 kali. 1.3Mengakhiri Terapi (Dilakukan oleh Fisioterapis)1.3.1Bersihkan area yang diterapi. 1.3.2Kembalikan peralatan ke tempat semula.

REFERENSI1.1 Guide Line SPO Fisioterapi

DOKUMEN TERKAITTidak ada.

LAMPIRANTidak ada.

UNIT TERKAIT1.1 Instalasi Rawat Jalan1.2 Instalasi Rawat Inap1.3 Kepala Instalasi Fisioterapi

ADMINISTRASI FISIOTERAPI

No. DokumenFis-25/SPO/08/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PENGERTIANAdministrasi fisioterapi adalah suatu kegiatan persiapan staff administrasi yang dilakukan oleh seorang fisioterapis atau seorang administrator dalam ruang kerja yang disesuaikan dengan perencanaan dan kapasitas pekerjaan yang meliputi proses pemeriksanaan dan persiapan alat kerja, persiapan kertas tulis (nota), kebersihan dan kerapihan ruang kerja, pemisahanan dan pemeriksaan file keuangan pasien.

TUJUANProsedur ini menetapkan petunjuk pelaksanaan bagi staf administrasi fisioterapi dalam mempersiapkan ruang kerja sampai menginput biaya terapi pasien ke biling rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan yang cepat, ramah, dan akurat kepada pasien dan keluarganya.

KEBIJAKAN

PROSEDUR1.1Memulai Administrasi (Dilakukan oleh Fisioterapis atau Administrator)1.1.1Ambilah kunci ruang kerja.1.1.2Bacalah informasi pasien rawat inap terbaru. 1.1.3Buka ruang kerja, pastikan bahwa ruang kerja terkunci sebelum dibuka. 1.1.4Nyalakan lampu, rapihkan ruang kerja, dan periksa kebersihan ruang kerja serta hidupkan semua modalitas fisioterapi yang ada. 1.1.5Minta pihak Cleaning Service untuk membantu membersihkan ruang kerja. 1.1.6Hidupkan komputer, periksa keadaannya, pastikan bahwa kertas nota pembayaran cukup, minta ke lobi bila habis. 1.1.7Periksa semua kelengkapan kerja, alat tulis, brosur sudah terpenuhi ? jika TIDAK : Catat semua kekurangan lalu minta ke lobi, jika YA : Lanjutkan1.1.8Konfirmasi dengan ruang perawatan untuk mengetahui jumlah pasien yang perlu tindakan fisioterapi.1.1.9Isilah RM pasien dengan lengkap sesuai anamnesa1.1.10Tulis tindakan terapi yang telah diberikan kepada pasien baik dari rawat jalan maupun dari rawat inap ke nota pembayaran lengkap dengan identitas pasien tersebut lalu ditandatangani, kemudian setelah pasien selesai diterapi serahkan nota tersebut ke pasien untuk diserahkan ke lobi agar di input ke biling.

ADMINISTRASI FISIOTERAPI

No. DokumenFis-25/SPO/08/B/2015No. Revisi-Tanggal terbit01/01/2015Jumlah Halaman2/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALDibuat oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDikoreksi oleh

A.E Mahendra, Amd. FisDisahkan oleh :Direktur RS. Rizani

dr. Hariyadi Santosa, MM

PROSEDUR1.2Mengakhiri administrasi (Dilakukan oleh Fisioterapis atau Administrator)1.2.1Setiap jam kerja berakhir, masukan semua data pasien yang datang kedalam laporan bulanan pasien (di komputer) untuk direkap dan dipresentasikan tiap hari Kamis awal bulan1.2.2Rapihkan ruangan dan pastikan semua modalitas fisioterapi dalam keadaan mati1.2.3matikan lampu ruangan dan kunci pintu, lalu pulang

REFERENSITidak ada.

DOKUMEN TERKAITTidak ada.

LAMPIRANTidak ada.

UNIT TERKAIT1.1 Instalasi Rawat Jalan1.2 Instalasi Rawat Inap1.3 Kepala Instalasi Fisioterapi 1.4 Lobi/Kasir

Prosedur Teknis Penggunaan Modalitas FisioterapiHal18