spondilitis tbc
DESCRIPTION
learning objectiveTRANSCRIPT
Spondilitis TBC
Erina N. M
Definisi
• Spondilitis tuberkulosis (TB) atau dikenal dengan Pott’s disease adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang mengenai tulang belakang.
Epidemiologi
• Kejadian TB ekstrapulmonal sekitar 4000 kasus setiap tahun di Amerika, tempat yang paling sering terkena adalah tulang belakang yaitu terjadi hampir setengah dari kejadian TB ekstrapulmonal yang mengenai tulang dan sendi.
• Tuberkulosis ekstrapulmonal dapat terjadi pada 25%-30% anak yang terinfeksi TB. TB tulang dan sendi terjadi pada 5%-10% anak yang terinfeksi, dan paling banyak terjadi dalam 1 tahun, namun dapat juga 2-3 tahun kemudian.
Etiologi
• Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
• jenis bakteri basil tahan asam memiliki dinding sel yang tebal
• ttd lapisan lilin dan lemak (asam lemak mikolat)• bersifat pleimorfik tidak bergerak dan tidak
membentuk spora• memiliki panjang sekitar 2-4 μm.
Patofisiologi
Fase Primer
• Basil saluran pernafasan alveoli didalam jaringan paru timbul reaksi radang yang melibatkan sistim pertahanan tubuh, dan membentuk efek primer.
• Bila basil kelenjar limfoid hilus limfadenitis primer (suatu granuloma sel epiteloid dan nekrosis perkijuan)
• Sebagian kecil mengalami resolusi dan sembuh tanpa meninggalkan bekas atau sembuh melalui fibrosis dan kalsifikasi.
Fase Miliar
• Kompleks primer penyebaran Miliar (suatu penyebaran hematogen infeksi diseluruh paru dan organ Lain).
• Penyebaran bronkogen menyebarkan secara langsung kebagian paru lain melalui bronkus dan menimbulkan bronkopneumonia tuberkulosa.
• Fase ini dapat berlangsung terus sampai menimbulkan kematian , mungkin juga dapat sembuh sempurna atau menjadi laten atau dorman.
Fase Laten
• Kompleks primer ataupun reaksi radang ditempat lain dapat mengalami resolusi pembentukan jaringan parut sehingga basil menjadi dorman.
• Fase ini berlangsung pada semua organ yang terinfeksi selama bertahuntahun.
• Bila terjadi perubahan daya tahan tubuh kuman dorman reaktivasi memasuki fase ke 4, fase reaktivasi.
Fase Reaktivasi
• Fase reaktivasi terjadi di paru atau diluar paru. • Pada paru, rektifasi penyakit ini sembuh tanpa bekas,
sembuh fibrosis dan kalsifikasi atau membentuk kaverne dan terjadi bronkiektasi.
• Reaktivasi sarang infeksi menyerang berbagai organ selain paru.
• Ginjal merupakan organ kedua yang paling sering terinfeksi ; selanjutnya kelenjar limfe, tuba , tulang, sendi, otak, kelenjar adrenal ,saluran cerna dan kelenjar mamma.
• Meskipun jarang, tuberkulosa kongenital dapat ditemukan pada bayi, ditularkan melalui vena umbilikal atau cairan amnion ibu yang terinfeksi.
• Perjalanan infeksi pada vertebra dimulai setelah terjadi fase hematogen atau reaktivasi kuman dorman.
• Vertebra yang paling sering terinfeksi adalah vertebra torako-lumbal (T8-L3).
• Bagian anterior vertebra lebih sering terinfeksi dibandingkan dengan bagian posterior.
Basil masuk ke korpus vertebra melalui 2 jalur utama , jalur arteri dan jalur vena serta jalur tambahan.• Jalur utama berlangsung secara sistemik
mengalir sepanjang arteri ke perifer masuk kedalam korpus vertebra ; berasal dari arteri segmental interkostal atau arteri segmental lumbal yang memberikan darah ke separuh dari korpus yang berdekatan,
• Jalur kedua adalah melalui pleksus Batson, suatu anyaman vena epidural dan peridural.• Vena dari korpus vertebra mengalir pleksus Batson
pada daerah perivertebral. • Pleksus ini beranastomose dengan pleksus-pleksus
pada dasar otak, dinding dada, interkostal, lumbal dan pelvis
• Jika terjadi aliran retrograd akibat perubahan tekanan pada dinding dada dan abdomen bakteri dapat ikut menyebar dari infeksi tuberkulosa yang berasal dari organ didaerah aliran vena-vena terbut.
• Jalur ketiga adalah penyebaran perkontinuitatum dari abses paravertebral yang telah terbentuk, dan menyebar sepanjang ligamentum longitudial anterior dan postrior ke korpus vertebra yang berdektan
Manifestasi Klinis
Gejala UmumPenderita memperlihatkan gejala-gejala sakit kronik dan mudah lelah, demam subfebris terutama pada malam hari, anoreksia, berat badan menurun, berkeringat pada malam hari, takikardi dan anemia.
Gejala Lokal
• Nyeri dan kaku punggung• Gejala kaku leher• Nyeri vertebra yang menjalar ke oksipital atau lengan• Deformitas• Kekakuan kifosis angular sampai gibbus• nyeri sepanjang pleksus brakialis• Nyeri di lateral paha (ekstremitas bawah)• Abses iliaka dan abses psoas• Gangguan gerak pada sendi panggul• Paraplegia
Diagnosis
• pemeriksaan klinis secara lengkap termasuk riwayat kontak dekat dengan pasien TB, epidemiologi, gejala klinis dan pemeriksaan neurologi.
• Metode pencitraan modern seperti X ray, CT scan, MRI dan ultrasound akan sangat membantu menegakkan diagnosis spondilitis TB
• pemeriksaan laboratorium dengan ditemukan basil Mycobacterium tuberculosis akan memberikan diagnosis pasti.
Tatalaksana
Prognosis
• Prognosis spondilitis TB bervariasi tergantung dari manifestasi klinik yang terjadi.
• Prognosis yang buruk berhubungan dengan TB milier, dan meningitis TB, dapat terjadi sekuele antara lain tuli, buta, paraplegi, retardasi mental, gangguan bergerak dan lain-lain.
• Prognosis bertambah baik bila pengobatan lebih cepat dilakukan. Mortalitas yang tinggi terjadi pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun sampai 30%