spondilitis

12
LOW BACK PAIN PENGERTIAN Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok, yaitu kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam faktor resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan, pekerjaan, dan aktivitas / olahraga. (Idyan, Zamna., 2007) PATOFISIOLOGI Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Sokoguru bagian belakang tersebut terdiri dari lumbal dan tulang belakang pada umumnya. Tiap ruas tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis dan

Upload: rizka-fajri-anggraeni

Post on 14-Apr-2017

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spondilitis

LOW BACK PAIN

PENGERTIAN

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari gangguan

muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP

menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal

berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok, yaitu kronik dan akut.

LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan LBP kronik

terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam faktor resiko LBP adalah umur,

jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan,

pekerjaan, dan aktivitas / olahraga.

(Idyan, Zamna., 2007)

PATOFISIOLOGI

Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Sokoguru bagian

belakang tersebut terdiri dari lumbal dan tulang belakang pada umumnya. Tiap ruas

tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis

merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis

dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahan

terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan

adalah nukleus pulposus.

Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis vertebralis yang didalamnya

terdapat medula spinalis yang membujur ke bawah sampai L 2. Melalui foramen

intervertebralis setiap segmen medula spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan

ventralisnya ke periferi. Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu

menuju ke foramen tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum

berjalan secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen

Page 2: Spondilitis

intervertebralis yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medula spinalis

membujur hanya sampai L 2 saja.

Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan insersio

pada prosesus transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna vertebrale

dijamin oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut. Ujung-

ujung serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamenta, otot-otot, periostium,

lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior.

(Sidharta, Priguna., 2004))

ETIOLOGI

Etiologi low back pain dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, HNP, stenosis spinalis, osteoartritis.

Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada korpus

vertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis serta ligamenta yang

menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu

proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis.

Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskus

intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus

intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). Unsur

tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilago

artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.

2. Penyakit Inflamasi

LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu artritis rematoid yang sering timbul sebagai

penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara serentak

atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada spondilitis

angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang sifatnya

pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu dirasakan.

3. Osteoporotik

Page 3: Spondilitis

Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali

disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.

4. Kelainan Kongenital

Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae

lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya

benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae

lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik.

Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.

5. Gangguan Sirkulatorik

Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat

menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah trombosis

aorta terminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah didiagnosa sebagai

HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai bokong,

belakang paha dan tungkai kedua sisi.

(Adelia, Rizma., 2007)

6. Tumor

Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget, osteoblastoma,

hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang primer seperti

mieloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.

7. Toksik

Keracunan logam berat, misalnya radium.

8. Infeksi

Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik

contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.

9. Problem Psikoneurotik

Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak mempunyai

dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis.

(Nuarta, Bagus., 1989)

MANIFESTASI KLINIS

Page 4: Spondilitis

Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-masing

seperti beberapa contoh dibawah ini :

1. LBP akibat sikap yang salah

Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan

tidak enak namun lokasi tidak jelas.

Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah

lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna,

walaupun hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak

enak

Lordosis yang menonjol

Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon

Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.

(Sidharta, Priguna., 2004)

2. Pada Herniasi Diskus Lumbal

Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa

tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.

Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau

bersin.

Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang

sakit difleksikan.

Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan

nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.

Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.

3. LBP pada Spondilosis

Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi

diskus, walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis

Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang

terkena

Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks

Page 5: Spondilitis

Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra

yang menekan medula spinalis.

Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat

stenosis kanal lumbal.

4. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis

Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringat

malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.

Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila

istirahat.

Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus

(akibat abses dingin)

Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan

kifosis)

Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparesis

yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia dan

refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketok tulang

vertebra.

Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul

terutama gangguan motorik.

5. LPB pada Spondilitis Ankilopoetika

Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.

Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.

Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal

dan seluruh tulang belakang lumbal.

Laju endap darah meninggi.

Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.

(Mansjoer, Arif, et all., 2007)

Page 6: Spondilitis

PEMERIKSAAN

1. Riwayat penyakit dengan perhatian khusus pada lokasi dan penjalaran nyeri,

posisi tubuh yang menimbulkan atau memperberat nyeri, trauma, ligitasi

(medikolegal), obat-obat penghilang nyeri yang dipakai dan jumlah yang dibutuhkan,

kemungkinan keganasan.

2. Pemeriksaan fisis, dengan perhatian khusus pada tanda-tanda infeksi sistemis,

tanda-tanda keganasan yang tersembunyi, nyeri tekan lokal atau pada insisura

iskiatika, spasme otot, ruang lingkup gerakan, tes angkat tungkai lurus (Laseque), dan

pemeriksan rektum (tonus sfingter dan prostat).

3. Pemeriksaan neurologis, dengan perhatian khusus pada afek dan alam perasaan,

kelemahan otot, atrofi, atau fasikulasi, defisit sensorik termasuk perineum, refleks

(tendon dalam, abdominal, anal, kremaster).

4. Pemeriksaan laboratorium yaitu foto rontgen polos (posterior, lateral, oblik)

hitung darah lengkap dan laju endap darah, serum : kreatinin, kalsium, fosfat, alkali

fosfatase, asam urat, fosfatase asam (pria), gula darah puasa.

5. Pemeriksaan khusus (misalnya sken tulang, gula darah 2-jam postprandial, sken

magnetik resonan, sken tomografik, mielografi) bergantung pada hasil pemeriksaan

rutin di atas.

(Mansjoer, Arif, et all., 2007)

PENATALAKSANAAN

Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat dan modalitas.

Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk jangka waktu

pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat.

Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek depresan. Namun

pada pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat rasa nyeri,

penggunaan anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis lainnya,

Page 7: Spondilitis

kadang memerlukan campuran antara obat analgesik, antiinflamasi,OAINS, dan

penenang.

Istirahat secara umum atau lokal banyak memberikan manfaat. Tirah baring pada

alas keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya tulang punggung. Modalitas

dapat berupa kompres es, semprotan etil klorida, dan fluorimetan.

Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang diperlukan

tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat-tempat seperti pada

faset, radiks saraf, epidural, intradural. Bahkan untuk beberapa kasus LBP dibutuhkan

pembedahan.

Setelah fase akut teratasi dilakukan beberapa pencegahan kekambuhan diantaranya

pelatihan peregangan dan pemakaian korset atau braching.

(Adelia, Rizma., 2007)

Page 8: Spondilitis

DAFTAR PUSTAKA

Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. In :

http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/

Idyan, Zamna., 2007. Hubungan Lama Duduk Saat Perkuliahan Dengan Keluhan

Low Back Pain. In : http://www.inna-ppni.or.id/index.php?

name=News&file=article&sid=130

Mansjoer, Arif, et all., 2007. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,

edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59

Nuarta, Bagus., 1989. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang

Bawah. In : http://www.kalbe.co.id

Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum,

edisi III, cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205