spkn kelompok 2-perencanaan pemeriksaan lkpp

Upload: aditya-aji-prabowo

Post on 02-Jun-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    1/45

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    2/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 2

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 2

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3

    A. Latar Belakang ................................................................................................................. 3

    B. Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi ........................................................................ 3

    C. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ............................................................................. 4

    BAB II PERENCANAAN PEMERIKSAAN LKPP .................................................................................. 5

    A. Tahapan Pemeriksaan Keuangan Negara ....................................................................... 5

    B. Lingkup Perencanaan Pemeriksaan ................................................................................ 6

    C. Pihak-Pihak Yang Terlibat ................................................................................................ 6

    BAB III TAHAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN LKPP .................................................................. 7

    A. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan .......................................... 8

    B. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa ................................................................................. 11

    C. Pemahaman Atas Entitas ................................................................................................ 13

    D. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Sebelumnya .......................................... 19

    E. Pemahaman Atas Sistem Pengendalian Internal (SPI) .................................................... 21

    F. Pemahaman & Penilaian Risiko ....................................................................................... 29

    G. Penetapan Materialitas Awal dan Kesalahan Toleransi ................................................. 31

    H. Penentuan Metode Uji Petik .......................................................................................... 34

    I. Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal ................................................................................ 35

    J.Penyusunan Program pemeriksaan dan Program Kegiatan Perseorangan ...................... 39

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    3/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 3

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan KementerianLembaga (LKKL) merupakan pertanggungjawaban PemerintahPusat, yaitu Presiden dan

    menteri/pimpinan lembaga, atas pelaksanaanAPBN setiap tahun anggaran. LKPP tersebut

    terdiri atas neraca, laporanrealisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

    keuangan.LKPP tersebut disusun dari LKKL dan informasi lain yang terkait. LKKL terdiri

    atas neraca, laporan realisasi anggaran dan catatan atas laporankeuangan. Kementerian

    negara/lembaga tidak menyusun laporan arus kaskarena kementerian negara/lembaga

    tidak memiliki fungsi perbendaharaan.Laporan arus kas disusun oleh Kementerian

    Keuangan yang memiliki fungsiperbendaharaan. Kementerian Keuangan juga

    menggabungkan LKKLmenjadi LKPP termasuk laporan arus kas.LKPP dan LKKL tersebut

    disusun berdasarkan Standar AkuntansiPemerintahan (SAP). Di dalam penyusunan LKPPdan LKKL, MenteriKeuangan menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan

    pemerintah pusat, yang diselenggarakan untuk penyusunan LKPP danLKKL tersebut.

    Pemeriksaan atas LKPP dan LKKL tersebut merupakan salah satu tugaspokok BPK-

    RI sebagai pelaksanaan Pasal 23 UUD 1945, Undang-UndangNomor 15 Tahun 2004 tentang

    Pemeriksaan Pengelolaan dan TanggungJawab Keuangan Negara dan Undang-Undang

    Nomor 15 Tahun 2006tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaan atas LKPP dan LK

    KLmerupakan pemeriksaan keuangan yang bertujuan untuk untukmemberikan keyakinan

    yang memadai (reasonable assurance) apakahLKPP telah disajikan secara wajar, dalam

    semua hal yang material sesuaidengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

    Pemeriksaan dilakukanberdasarkan pada standar pemeriksaan yang ditetapkan BadanPemeriksaKeuangan, yaitu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).

    B. Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

    a. Entitas Pelaporan

    Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu ataulebih entitas

    akuntansi yang menurut ketentutan perundang-undanganwajib menyampaikan

    laporan pertanggungjawaban berupa laporankeuangan. Laporan keuangan tersebut

    meliputi LKPP dan LKKL. Entitaspelaporan tersebut adalah pemerintah pusat dan

    kementerian/lembaga.

    b. Entitas Akuntansi

    Entitas Akuntansi dalam pengelolaan keuangan negara merupakan unitpemerintahan

    pengguna anggaran/pengguna barang dan olehkarenanya wajib menyelenggarakan

    akuntansi dan menyusun laporankeuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

    Entitas akuntansitersebut merupakan unit yang berperan dalam penyusunan laporan

    keuangan pemerintah pusat yaitu pada Direktorat JenderalPerbendaharaan dan unit-

    unit akuntansi pada kementerian /lembagamulai dari Unit Akuntansi Kuasa Pengguna

    Anggaran sampai UnitAkuntansi Pengguna Anggaran.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    4/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 4

    C. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

    Laporan Keuangan Pemerintah Pusat merupakan laporan

    konsolidasianyangmencakup seluruh transaksi keuangan Pemerintah

    Pusat,kementerian/lembaga, beserta jenjang struktural di bawahnya seperti eselonI,

    kantor wilayah serta kantor/satuan kerja yang bertanggung jawab atasotorisasi kredit

    anggaran yang diberikan kepadanya.

    Laporan Keuangan Kementerian /lembaga (LKKL)terdiri atas:

    a. Laporan Realisasi Anggaran

    b. Neraca

    c. Catatan atas laporan keuangan

    LKKL tersebut selanjutnya dikonsolidasi dan ditambah laporan arus kas oleh Kementerian

    Keuangan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat(LKPP)terdiri atas:

    a. Laporan Realisasi Anggaran

    b. Neraca

    c. Laporan Arus Kas

    d. Catatan atas laporan keuangan

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    5/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 5

    II. PERENCANAAN PEMERIKSAAN LKPP

    D. Tahapan Pemeriksaan Keuangan Negara

    Metodologi pemeriksaan keuangan meliputi tiga tahapan pemeriksaan, yaituperencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan yang terdiri dari 22 langkah.

    Kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan pemeriksaan keuangan adalah SPKN,

    PMP, dan Harapan Penugasan. Selain itu, kegiatan supervisi dan pengendalian mutu

    dilakukan terhadap seluruh tahapan pemeriksaan keuangan. Secara ringkas, metodologi

    pemeriksaan sebagai berikut:

    Langkah perencanaan pemeriksaanmeliputi 10 langkah kegiatan, yaitu: (1)

    Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan, (2) Pemenuhan Kebutuhan

    Pemeriksa, (3) Pemahaman atas Entitas, (4) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

    Sebelumnya, (5) Pemahaman atas Sistem Pengendalian Intern, (6) Pemahaman dan

    Penilaian Risiko, (7) Penetapan Materialitas Awal dan Kesalahan Tertolerir, (8) Penentuan

    Metode Uji Petik, (9) Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal, dan (10) Penyusunan ProgramPemeriksaan dan Program Kegiatan Perseorangan.

    Langkah pelaksanaan pemeriksaan meliputi tujuh langkah kegiatan, yaitu: (1)

    Pelaksanaan Pengujian Analitis Terinci, (2) Pengujian Sistem Pengendalian Intern, (3)

    Pengujian Substantif Atas Transaksi & Saldo Akun, (4) Penyelesaian Penugasan, (5)

    Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan, (6) Perolehan Tanggapan Resmi & Tertulis, dan

    (7) Penyampaian Temuan Pemeriksaan.

    Langkah pelaporan hasil pemeriksaanmeliputi lima langkah kegiatan, yaitu: (1)

    Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan, (2) Penyampaian Konsep Laporan Hasil

    Pemeriksaan Kepada Pejabat Entitas Yang Berwenang, (3) Pembahasan Konsep Laporan

    Hasil Pemeriksaan Dengan Pejabat Entitas Yang Berwenang, (4) Perolehan Surat

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    6/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 6

    Representasi, dan (5) Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil

    Pemeriksaan.

    E. Lingkup Perencanaan Pemeriksaan

    Perencanaan pemeriksaan diperlukan agar pemeriksaan dapat dilaksanakan

    secaraefisien, efektif, dan sesuai dengan standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh BPK.

    Perencanaan pemeriksaan meliputi persiapan yang bersifat teknis dan administratif.

    Persiapan teknismencakup pembentukan tim persiapan, pemahaman penugasan,

    pemahaman entitas, penyusunan konsep Program Pemeriksaan (P2), penentuan tim

    pemeriksa, persetujuan penugasan, dan penyusunan Program Kerja Perorangan (PKP).

    Persiapan administratif meliputi penerbitan Surat Perintah Perjalanan Dinas

    (SPPD), pencairan biaya pemeriksaan, dan pengurusan akomodasi serta transportasi ke

    lokasi danselama pemeriksaan.

    F.

    Pihak-Pihak Yang Terlibat

    Perencanaan pemeriksaan melibatkan Badan beserta AKN (Auditorat Keuangan

    Negara), tim persiapan pemeriksaan yang selanjutnya disebut tim persiapan, dan Sub

    Auditorat Manajemen Intern AKN (Subaud MIA). Peranan pihak-pihak Terkait:

    1. Badan, memiliki peran menandatangani Surat Perintah Persiapan Pemeriksaan (SP3),

    dan Surat Tugas.

    2. AKN (Auditorat Keuangan Negara)memiliki peran:

    a)Mengevaluasi materi program pemeriksaan yang meliputi tujuan, sasaran,

    metodologi pemeriksaan, petunjuk pemeriksaan, dan waktu penerbitan laporanhasil pemeriksaan;

    b)Mengevaluasi susunan tim pemeriksa terkait dengan independensi dan persyaratan

    kompetensi.

    3. Tim persiapan

    Menyusun program pemeriksaan dengan memperhatikan petunjuk pelaksanaan dan

    petunjuk teknis pemeriksaan yang terkait dan RKP (Rencana Kerja Pemeriksaan) serta

    akurasi angka dan kebenaran pembahasaan.

    4. Subauditorat MIA

    a)Menyelenggarakan data profil pemeriksa;

    b)

    Memelihara kebenaran administrasi data profil pemeriksa terkait independensi,persyaratan kompetensi serta kebenaran data lainnya terkait dengan tugas-tugas

    pemeriksaan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    7/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 7

    III.TAHAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN LKPP

    Sesuai dengan SPKN, pemeriksaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya.

    Perencanaan pemeriksaan dilakukan untuk mempersiapkan program pemeriksaan yang akan

    digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan pemeriksaan sehingga pemeriksaan dapat berjalansecara efisien dan efektif. Data yang diperlukan dalam penyusunan perencanaan diperoleh dari

    database entitas, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tahun-tahun sebelumnya, ataupun dari

    berbagi sumber informasi lain.

    Tahap perencanaan terdiri dari: (1) Pemahaman tujuan pemeriksaan dan harapan

    pemeriksaan, (2) Pemenuhan kebutuhan pemeriksa, (3) Pemahaman atas entitas, (4)

    Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya, (5) Pemahaman Atas Sistem

    Pengendalian Internal (SPI), (6) Pemahaman dan Penilaian Resiko, (7)Penetapan Materialitas

    Awal dan Kesalahan Toleransi, (8) Penentuan metode uji petik, (9) Pelaksanaan Prosedur

    Analitis Awal, dan (10) Penyusunan Program pemeriksaan dan Program Kegiatan

    Perseorangan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    8/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 8

    A. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan

    Pemahaman tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan dilakukan untuk

    mengetahui hasil akhir dan sasaran pemeriksaan yang diharapkan pemberi tugas serta

    mengetahui kriteria pengukuran kinerja penugasan. Pemahaman tersebut dilakukan

    dengan melakukan komunikasi dengan pemberi tugas oleh pemeriksa dengan

    memperhatikan input-input sebagai berikut:

    1. Laporan hasil pemeriksaan tahun sebelumnya;

    2. Laporan hasil pemantauan tindak lanjut;

    3. Survei pendahuluan atas entitas atau objek yang baru pertama kali diperiksa;

    4. Database entitas;

    5. Hasil komunikasi dengan pemeriksa sebelumnya.

    Tujuan pemeriksaan keuanganadalah untuk memberikan keyakinan yang

    memadai (reasonable assurance) apakah Laporan Keuangan telah disajikan secara wajar

    dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

    Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum

    di Indonesia dengan memperhatikan:

    1. Kesesuaian Laporan Keuangan dengan Standar Akuntansi;

    2. Kecukupan pengungkapan;

    3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;

    4. Efektivitas sistem pengendalian intern.

    Dalam rangka pencapaian tujuan pemeriksaan tersebut, pemberi tugas mempunyai

    harapan-harapan penugasan (expectation).Pemeriksa harus memperoleh harapan

    penugasan secara tertulis dari pemberi tugas. Hal ini untuk menghindari harapan-harapan

    yang tidak dapat dipenuhi oleh pemeriksa. Harapan dari pemberi tugas tersebut harus

    didokumentasikan. Dokumentasi atas harapan penugasan menjadi salah satu dasar dalam

    penyusunan program pemeriksaan dan penentuan kebutuhan pemeriksaan.

    Langkah-langkah pemahaman tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan

    meliputi:

    1. Pembahasan dan pengomunikasian dengan pemberi tugas. Pemeriksa bersama-sama

    dengan pemberi tugas membangun pemahaman yang jelas mengenai ketiga faktor

    penting tersebut yang dapat dijadikan dasar dalam mendefinisikan, memprioritaskan,

    dan mengukur kinerja pemeriksa dalam pelaksanaan penugasan

    2. Pengajuan tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan dilakukan oleh pemeriksa

    dengan membuat penilaian (pengkajian awal) atas entitas dan memutakhirkan

    pengetahuan mengenai lingkup kerja entitas. Pemeriksa juga mempertimbangkan hasil

    pemeriksaan tahun lalu, catatan pertemuan-pertemuan sebelumnya, dan diskusidiskusi

    dengan entitas. Pertimbangan awal mengenai informasi tersebut memungkinkan

    pemeriksa untuk mempersiapkan pembicaraan dengan pemberi tugas dan menentukan

    area yang ingin ditelaah lebih dalam. Penilaian awal ini juga dapat digunakan untuk

    mempertimbangkan pemeriksa yang akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

    3. Penetapan tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan. Tujuan pemeriksaan dan

    harapan penugasan yang telah dirumuskan didokumentasikan secara tertulis dan

    ditandatangani oleh ketua tim, pengendali teknis, penanggung jawab, dan pemberi tugas

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    9/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 9

    Pemeriksa harus menyadari bahwa harapan yang tidak realistis atau harapan di

    luar kemampuan pemeriksa yang ada dapat berakibat tidak tercapainya tujuan penugasan.

    Untuk harapan yang realistis namun di luar kemampuan pemeriksa (misal: jadwal yang

    ketat, aturan baru yang harus direviu tetapi belum ada anggota tim yang ahli tentang

    aturan tersebut, dan sebagainya.), pemeriksa harus bekerja sama dengan pemberi tugas

    untuk membuat suatu rencana pencapaian harapan tersebut selama periode waktu yang

    disepakati.

    Selama pemeriksaan, pemeriksa selalu memantau pencapaian tujuan pemeriksaan

    dan harapan penugasan dengan target pelaksanaan yang disepakati dalam formulir

    pencapaian tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan.

    Dokumentasi hasil langkah pemahaman atas tujuan pemeriksaan dan harapan

    penugasan merupakan suatu rangkuman mengenai pengidentifikasian tujuan pemeriksaan

    dan harapan penugasan pemeriksa dengan pemberi tugas dan rencana untuk melakukan

    pemeriksaan. Dokumentasi tersebut berupa formulir tujuan pemeriksaan dan harapan

    penugasan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    10/45

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    11/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 11

    B. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa

    Berdasarkan langkah pemahaman tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan

    maka dilanjutkan dengan langkah pemenuhan kebutuhan pemeriksa. Langkah ini dilakukan

    dengan tujuan:

    1. menyusun tim pemeriksa dengan komposisi keahlian yang sesuai dengan kebutuhan

    penugasan;

    2. memberi tahu anggota tim pemeriksa mengenai penugasan yang akan dilakukan, yang

    meliputi tujuan pemeriksaan, lingkup pemeriksaan, harapan pemberi tugas, ukuran

    kinerja pemeriksaan); dan

    3. membagi tugas pemeriksaan sesuai keahlian masing-masing dan mendapatkan

    komitmen dari anggota pemeriksa akan peran mereka dalam penyelesaian tugas dan

    memenuhi harapan pemberi tugas agar dapat dilaksanakan pemeriksaan yang efektif

    dan efisien.

    Inputyang diperlukan dalam langkah pemenuhan kebutuhan pemeriksa ini adalah :

    1. Kertas kerja pemeriksaan sebelumnya, apabila pemeriksaan merupakan pemeriksaan

    tahun kedua dan selanjutnya terutama tentang hal-hal spesifik yang cukup signifikan

    yang harus diperiksa (misalnya, perpajakan, teknologi informasi entitas).

    2. Formulir Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan.

    B.1. Persyaratan Kemampuan/Keahlian

    SPKN mengatur bahwa pemeriksa secara kolektif harus memiliki

    kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan pemeriksaan,

    memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan, dan memenuhi persyaratan

    kemampuan/keahlian pemeriksa. SPKN juga mengatur bahwa dalam semua hal

    yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa, dan

    pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi,

    ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensi.

    Selain itu, pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan keuangan harus

    memenuhi kualifikasi tambahan, yaitu memiliki keahlian di bidang akuntansi dan

    pemeriksaan, memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan

    dengan entitas yang diperiksa, dan sebaiknya memiliki sertifikasi keahlian. Khusus

    bagi pemeriksa yang berperan sebagai penanggung jawab pemeriksaan keuangan,

    ia harus memiliki sertifikasi keahlian yang diakui secara profesional.

    Berdasarkan hal di atas maka dalam rangka pemeriksaan keuangan dapat

    ditentukan kebutuhan kualifikasi pemeriksa sebagai berikut.

    a. Tim pemeriksa secara kolektif harus memiliki pemahaman yangcukup atas

    Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengetahuan yangmemadai atas

    pemeriksaan keuangan, yang dapat dibuktikan dengansertifikasi dan surat

    keterangan telah mengikuti pendidikan danpelatihan dan melaksanakan

    kegiatan lain di bidang akuntansi danpemeriksaan terkait.

    b. Di dalam tim pemeriksa, paling tidak 1 (satu) orang memiliki registerakuntan.

    c. Ketua Tim harus memiliki pengalaman yang memadai paling tidak 1(satu) kali

    melakukan pemeriksaan keuangan.

    d. Apabila di dalam tim pemeriksa dibutuhkan pengendali teknis, makapengendali

    teknis tersebut harus memiliki pengetahuan danpengalaman pemeriksaan

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    12/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 12

    terkait dengan pengelolaan keuangannegara dan atau pernah menjadi ketua tim

    pemeriksa yang terkaitpaling tidak 1 (satu) kali dan atau menduduki jabatan

    struktural danatau menduduki jabatan fungsional paling tidak ketua tim senior.

    e. Penanggung jawab pemeriksaan LKPP dan LKKL adalah pemeriksayang memiliki

    register akuntan dan memiliki pengalaman yangmemadai melakukan

    pemeriksaan keuangan atau memiliki jabatanstruktural/fungsional.

    f. Apabila dibutuhkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan

    kegiatan maka diperlukan koordinator dari setiap tingkatketua tim, pengendali

    teknis dan penanggung jawab.

    g. Dalam hal LKPP dan LKKL disusun dengan menggunakan sistemyang

    terkomputerisasi, maka paling tidak 1 (satu) orang dalam timpemeriksa

    memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang teknologiinformasi dan

    pemeriksaan teknologi informasi.

    Untuk kebutuhan konsolidasi pelaksanaan dan penyusunan laporan

    hasilpemeriksaan, dapat dibentuk organisasi konsolidasi pemeriksaan dengan

    kualifikasi sebagai berikut:

    a. Tim konsolidasi pelaksanaan dan penyusuan laporan pemeriksaan secara

    kolektif harus memiliki pemahaman yang cukup atas StandarAkuntansi

    Pemerintahan dan pengetahuan yang memadai ataspemeriksaan keuangan, yang

    dapat dibuktikan dengan sertifikasi dansurat keterangan telah mengikuti

    pendidikan dan pelatihan danmelaksanakan kegiatan lain di bidang akuntansi

    dan pemeriksaanterkait.

    b. Tim harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai dalam teknik

    penyusunan LHP atas LKPP dan LKKL.

    c.

    Di dalam tim konsolidasi pelaksanaan dan peyusunan laporan pemeriksaan,

    paling tidak terdapat 2 (dua) orang yang memilikipengalaman paling tidak 2

    (dua) kali sebagai ketua tim dalampemeriksaan LKPP dan LKKL.

    d. Penanggung jawab pemeriksaan LKPP dan LKKL adalah pemeriksayang memiliki

    register akuntan dan memiliki pengalaman yang

    B.2. Persyaratan Independensi

    Standar Pemeriksaan mengatur bahwa dalam semua hal yang

    berkaitandengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa,

    harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi,ekstern,

    dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.Jika pemeriksa yang

    terlibat dalam pemeriksaan LKPP dan LKKLdiragukan tingkat indepensinya maka

    harus membuat surat pernyataangangguan independensi untuk mendapatkan

    pertimbangan atas penugasannya dan Penanggung Jawab harus

    mempertimbangkandampak dari kondisi tersebut terhadap pemeriksaan yang

    dilakukan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    13/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 13

    C. Pemahaman Atas Entitas

    Tujuan utama dari pemahaman atas entitas adalah untuk mendapatkan

    pemahaman yang lebih dalam mengenai proses kerja secara umum dan risiko terkait dari

    tiap proses kerja spesifik entitas yang diperiksa. Selain itu pemahaman atas entitas

    bertujuan untuk mengidenfikasikan dan memahami hal-hal penting yang harus dipenuhi

    oleh entitas dalam mencapai tujuan.

    Dalam tahap pemahaman atas entitas, auditor perlu mempersiapkan beberapa

    input untuk mendukung pelaksanaannya, input tersebut antara lain:

    1. Kertas kerja hasil pemeriksaan sebelumnya, apabila pemeriksaan merupakan

    pemeriksaan tahun kedua dan selanjutnya, terutama tentang informasi umum yang

    telah dikumpulkan pada tahun lalu mengenai entitas yang diperiksa untuk memastikan

    apakah informasi umum itu masih berlaku atau harus dimutakhirkan.

    2. Formulir tujuan dan harapan penugasan.

    3. Komunikasi dengan pemeriksa terdahulu.

    4.

    Peraturan perundang-undangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap entitas.

    5. Hasil survei pendahuluan apabila entitas pertama kali diperiksa.

    6. Laporan hasil pengawasan intern.

    7. Database entitas.

    8. Informasi lain yang relevan dari lembaga sumber, seperti pengumuman di media,

    kutipan situs internet, dan lain-lain.

    Selain input di atas, auditor juga mempunyai langkah kerja yang harus dilakukan

    untuk memenuhi tujuan dari tahap ini. Langkah ini harus dilaksanakan secara seksama

    agar diperoleh pemahaman entitas yang akurat. Langkah-tersebut adalah:

    1. Mendapatkan pemahaman yang mutakhir mengenai pengaruh lingkungan terhadap

    entitas

    2. Memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh stakeholders utama terhadap entitas.

    3. Memahami tujuan dan sasaran entitas dan pengembangan strategi usaha untuk

    mencapainya.

    4. Mengidentifikasi faktor sukses yang penting (critical success factors) bagi pencapaian

    tujuan entitas.

    5. Mengidentifikasi dan mendapatkan gambaran umum proses kerja entitas.

    6. Mengidentifikasi proses kerja kritikal entitas

    7. Memahami bagaimana manajemen mengendalikan proses kerja kritikalnya untuk

    mencapai faktor sukses kritikal entitas.

    Lingkungan entitas dapat memberikan indikasi yang penting terhadap adanya

    potensi risiko salah saji laporan keuangan. Pemeriksa dapat mengidentifikasi dan

    mempertimbangkan risiko tersebut melalui pemahaman atas kegiatan/operasi utama

    entitas serta lingkungan yang mempengaruhi kegiatan/operasi tersebut. Faktor lingkungan

    yang berpengaruh atas entitas tersebut adalah peraturan perundangundangan, organisasi,

    pengelolaan sistem keuangan, praktik-praktik akuntansi dan kewajiban pelaporan

    keuangan, sosial, ekonomi, dan pertimbangan politik. Untuk entitas korporasi, faktor

    seperti pasar modal, pesaing, pelanggan, para pemasok, dan kekuatan pasar dapat

    berpengaruh pada kegiatan/operasi entitas.

    Tim persiapan pemeriksa dapat memperoleh pengetahuan mengenai lingkungan

    kerja entitas dari berbagai sumber, di antaranya:

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    14/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 14

    pengalaman sebelumnya dengan entitas dan industri/lingkup kerjanya;

    diskusi dengan pegawai dan manajemen/pimpinan entitas;

    survei pendahuluan apabila entitas pertama kali diperiksa;

    peraturan perundang-undangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi entitas;

    laporan satuan pengawas intern;

    database entitas;

    publikasi mengenai organisasi yang berhubungan dengan industri/lingkup kerja entitas;

    dan

    entitas, lokasi, dan fasilitas entitas yang diperiksa.

    Tim persiapan pemeriksa harus mengetahui adanya potensi risiko ketidakwajaran

    laporan keuangan dan risiko lingkup kerja entitas, serta mempertimbangkan pengaruh

    stakeholder terhadap entitas. Pengaruh stakeholder dapat mempengaruhi entitas dalam

    merumuskan tujuan, sasaran dan strategi.

    Manajemen menetapkan tujuan suatu bisnis/lingkup kerjanya untuk memenuhi

    kebutuhan stakeholders dan harapannya sendiri. Tujuan bisa bervariasi dan sulit untukdihitung. Untuk mengefektifkan, entitas menjabarkan tujuan entitas ke dalam satu

    perangkat sasaran hasil yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai dalam suatu periode

    waktu yang realistis. Contoh:

    Meningkatkan pendapatan negara/daerah.

    Melayani publik dengan sigap dan tanggap.

    Memberikan dividen dan mencapai hasil operasi yang ditargetkan oleh investor.

    Meningkatkan nilai kepada pemegang sahamnya.

    Menghasilkan produk atau layanan yang bermutu.

    Mengembangkan hubungan yang produktif dengan para penyalurnya.

    Menyediakan suatu jaminan dan memberi penghargaan kepada karyawan, danmanajemen.

    Memperoleh penghargaan dari masyarakat tempat entitas itu beroperasi.

    Mengidentifikasi faktor sukses yang penting (critical success factors) bagi

    pencapaian tujuan entitas. Tujuan entitas dicapai melalui suatu strategi tertentu yang

    memiliki faktor-faktor sukses yang penting. Pemeriksa harus dapat mengidentifikasi faktor

    sukses yang penting tersebut untuk memfokuskan pemeriksaan.

    Mengidentifikasi dan mendapatkan gambaran umum proses kerja entitas dilakukan

    dengan memahami bagaimana lingkup kerja/bisnis entitas diatur, dikelola, dan

    dikendalikan. Pemeriksa dapat meningkatkan pemahaman terhadap lingkup kerja/bisnis

    entitas dengan cara memandangnya dari sudut yang sama dengan sudut pandangmanajemen. Hal ini juga meningkatkan pemahaman terhadap sasaran, tujuan, strategi, dan

    faktor isu-isu yang kritikal (critical issues factors). Sudut pandang dari tingkat manajemen

    senior ke bawah (top-down)membantu pemeriksa memahami pengaturan dan proses

    entitas serta bagaimana hal-hal tersebut mempengaruhi risiko kerja dan laporan keuangan.

    Hal ini dapat membantu pemeriksa dalam mengembangkan pendekatan pemeriksaan yang

    lebih efektif dan efisien.

    Pengidentifikasi proses kerja kritikal entitas berdasarkan pemahaman pemeriksa

    terhadap lingkup kerja entitas dan penilaian profesional. Sebuah proses dianggap penting

    jika tujuan dan/atau outputnya secara langsung berhubungan dengan pencapaian faktor

    sukses. Di lain pihak, sebuah proses tidak akan dinilai sebagai sebuah proses kerjakritikal jika tujuan proses tersebut tidak secara langsung berhubungan dengan

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    15/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 15

    pencapaian faktor sukses. Pada saat mengidentifikasi proses kerja kritikal, pemeriksa juga

    mengidentifikasi dan memahami lingkungan pendukung TI dan aplikasi bisnis yang

    berpengaruh terhadap proses kerja kritikal.

    Pemeriksa harus memahami pengendalian proses kerja kritikal dalam rangka

    mencapai faktor sukses kritikal. Pemahaman tersebut merupakan salah satu faktor utama

    dalam memahami risiko kerja entitas. Memahami proses kerja kritikal adalah penting pada

    saat mempertimbangkan bagaimana dan apakah risiko lingkup kerja dapat mengarah

    kepada kesalahan material dalam laporan keuangan tahun berjalan, serta pada saat

    mempertimbangkan kelangsungan jangka panjang entitas (going concern), yang dapat

    mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.

    Untuk memahami pengendalian tersebut, pemeriksa mempertimbangkan hal-hal

    sebagai berikut:

    a. Pelaporan keuangan, sistem atau pengelolaan operasi, dan kepatuhan proses

    (implementasinya);

    b. Konsistensi tujuan pengendalian dengan pencapaian faktor sukses kritikal entitas;

    c.

    Efektivitas pengendalian proses-proses tersebut yang berhubungan dengan pelaporan

    keuangan, operasi dan tujuan; dan

    d. Pandangan manajemen mengenai kekuatan dan risiko proses tersebut.

    Pemeriksa juga mengidentifikasi setiap perubahan yang dibuat dalam waktu dekat

    atau yang diantisipasi, yang berhubungan dengan SDM dan teknologi yang terlibat dalam

    proses kerja kritikal. Pemeriksa dapat memperoleh beberapa informasi tersebut saat

    mendapatkan pemahaman umum atas proses kerja entitas.

    Pendokumentasian pemeriksa mengenai lingkungan lingkup kerja entitas dapat

    meliputi: catatan, sebuah ringkasan mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

    (SWOT), atau bukti-bukti sejenis. Pendokumentasian pemeriksa mencakup pula

    pemahaman pemeriksa mengenai sasaran tujuan, strategi, faktor sukses kritikal utama,

    lingkungan entitas, atau pengaruh stakeholders utama terhadap tindakan

    pimpinan/manajemen entitas. Pemeriksa mendokumentasikan hal-hal tersebut yang

    mempunyai dampak signifikan terhadap lingkup kerja entitas dan risiko laporan keuangan,

    serta bagaimana pemahaman pemeriksa akan hal-hal tersebut dapat mempengaruhi

    penilaian risiko secara gabungan (combined risk assessment) atas risiko inheren dan risiko

    pengendalian, serta strategi pemeriksaan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    16/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 16

    Contoh Formulir Pemahaman Atas Entitas

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    17/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 17

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    18/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 18

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    19/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 19

    D. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Sebelumnya

    Pada tahap pemantauan tindak lanjut hasil pemriksaan sebelumnya, tujuan utama

    yang ingin dicapai adalah untuk mengidentifikasi tindak lanjut saran/rekomendasi BPK;

    menilai pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi BPK, apakah telah sesuai dengan

    rekomendasi tersebut atau tidak; serta mengidentifikasi dampaknya pada pelaporan

    keuangan yang diperiksa.

    Input yang diperlukan dalam tahap ini adalah:

    1. Kertas kerja hasil pemeriksaan sebelumnya (untuk pemeriksaan tahun berkala di tahun

    kedua atau berikutnya);

    2. Surat tugas/keterangan atau rencana tindak lanjut (action plari) dari pejabat entitas

    atau database entitas;

    3. Laporan perkembangan tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun sebelumnya dari entitas;

    4. Formulir Pemantauan Tindak Lanjut; dan

    5.

    Hasil pemahaman umum atas entitas.Tindak lanjut pemeriksaan tahun sebelumnya harus diarahkan untuk mendukung

    upaya melaksanakan rekomendasi perbaikan dan bukan untuk menemukan ketiadaan aksi

    pelaksanaan rekomendasi tersebut. Pemeriksa juga harus fokus pada koreksi kelemahan

    pengendalian, ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau

    hal lain yang sebelumnya ditemukan.

    Langkah pemantauan tindak lanjut di dalam petunjuk pelaksanaan ini terkait

    dengan pelaksanaan pemeriksaan keuangan dan tidak mengatur proses tindak lanjut.

    Proses tindak lanjut tetap mengacu pada Panduan Manajemen Pemeriksaan.

    Pemantauan tindak lanjut pemeriksaan tahun lalu dapat dilakukan antara lain

    sebagai berikut.1. Memantau kegiatan pelaksanaan rekomendasi entitas, misalnya, melalui laporan-

    laporan pelaksanaan rekomendasi yang diberikan entitas kepada pemeriksa,

    2. Melakukan reviu yang lebih terperinci dengan entitas, misalnya, dengan melakukan

    diskusi atau pertemuan (Rapat Pra Pembahasan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan)

    dengan entitas untuk membahas pelaksanaan rekomendasi; dan

    3. Sebuah pemeriksaan tindak lanjut yang dapat berupa pelaksanaan pemeriksaan

    lapangan.

    Pelaksanaan tindak lanjut mungkin dapat pula mengindikasikan adanya risiko lain

    yang masih harus diperhatikan dalam pemeriksaan tahun berjalan. Pemeriksa harus

    menyadari akan kemungkinan ini terhadap risiko pemeriksaan yang dilakukan.

    Kekurangan dan perbaikan yang diidentifikasikan dalam proses tindak lanjut harus

    dilaporkan. Pelaporan tindak lanjut dapat berdiri sendiri atau dikompilasikan dengan hasil

    pemeriksaan tahun berjalan (sebagai temuan pemeriksaan). Dokumentasi pemantauan

    tindak lanjut dimuat dalam Formulir Pemantauan Tindak Lanjut. Rekomendasi signifikan

    atas hasil pemeriksaan tahun-tahun sebelumnya yang tidak atau belum seluruhnya

    ditindaklanjuti harus menjadi bahan pertimbangan atas pemeriksaan tahun berjalan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    20/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 20

    Contoh Formulir Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Sebelumnya

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    21/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 21

    E. Pemahaman Atas Sistem Pengendalian Internal (SPI)

    Tujuan tahap ini adalah untuk mengkaji pengendalian intern yang diterapkan oleh

    entitas dalam menjalankan kegiatannya secara efektif dan efisien serta mengkaji

    kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan (misstatement andfraud) Input yangdiperlukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

    1) Kertas kerja hasil pemeriksaan tahun sebelumnya (jika kali ini merupakan pemeriksaan

    tahun kedua dan selanjutnya) terutama tentang catatan mengenai pengendalian internal

    di tingkat entitas dan hal-hal yang mungkin sekali terjadi kecurangan.

    2) Hasil penelaahan umum atas entitas.

    3) Pembagian peran pemeriksa (yang mungkin memasukkan spesialis pengungkap

    kecurangan/fraud examiner sebelumnya).

    4) Diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas atau komite audit entitas.

    5) Diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan membaca laporan hasil

    pemeriksaan intern.

    6) Peraturan perundang-undangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap entitas.

    7) Hasil penindaklanjutan pemeriksaan tahun sebelumnya

    Seluruh pengkajian pemeriksa mengenai pengendalian internal di tingkat entitas

    dan risiko adanya kecurangan harus didokumentasikan. Tim dapat mengembangkan suatu

    kerangka kerja (template) yang membantu pendefinisian pengendalian internal dan risiko

    kecurangan. Tim juga diharapkan mendokumentasikan pemahaman mengenai

    pengendalian intern dengan pendekatan COSO (lima komponen SPI), risiko-risiko

    kecurangan terutama risiko yang belum sepenuhnya dimitigasi (telah diantisipasi) oleh

    pengendalian yang ada (termasuk rencana prosedur pemeriksaan atas risiko ini), dan

    pemahaman pemeriksa mengenai pengendalian umum TI.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    22/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 22

    Contoh Formulir Pemahaman SPI

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    23/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 23

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    24/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 24

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    25/45

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    26/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 26

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    27/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 27

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    28/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 28

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    29/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 29

    F. Pemahaman & Penilaian Risiko

    Tujuan tahap ini adalah melakukan pengkajian atas penilaian risiko-risiko

    pemeriksaan agar dapat disusun prosedur pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

    melakukan pemeriksaan yang efektif dan efisien.Input yang diperlukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut.

    1) Kertas kerja hasil pemeriksaan sebelumnya (jika kali ini merupakan pemeriksaan tahun

    kedua dan selanjutnya) terutama mengenai penilaian risiko secara gabungan.

    2) Hasil penelaahan umum atas entitas.

    3) Strategi Pemeriksaan

    4) Diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas atau komite audit entitas.

    5) Diskusi dengan personil satuan kerja pemeriksa intern dan meninjau ulang laporan

    pemeriksaan intern.

    6) Hasil pengujian pengendalian

    Prosedur penilaian risiko dilakukan untuk setiap saldo akun atau kelompok akun

    atau pos keuangan yang signifikan. Penilaian awal tentang risiko ini kemudian dihadapkan

    untuk setiap asersi laporan keuangan. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah

    sebagai berikut.

    1) Untuk setiap saldo akun atau kelompok akun atau pos keuangan yang signifikan,

    pemeriksa akan melaksanakan suatu penilaian risiko secara menyeluruh/gabungan, dan

    bilamana perlu, mempertimbangkan kembali penilaian awal tentang risiko gabungan

    ini, untuk setiap asersi. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah:

    a. Mempertimbangkan faktor risiko inheren.

    b. Mempertimbangkan efektivitas dari pengendalian dan keyakinan pemeriksa atas

    pengendalian tersebut (risiko pengendalian).

    c. Menentukan, atau memodifikasi, penilaian risiko yang dikombinasikan

    pemeriksaMenentukan tingkat risiko prosedur analitis (analytical procedure risk)

    yang sesuai.

    2) Menentukan sifat, pemilihan waktu dan luas dari prosedur pemeriksaan untuk

    mendapat bukti pemeriksaan selanjutnya yang masih dianggap perlu, mengingat

    langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi solusi pemeriksaan

    potensial dalam memperoleh bukti pemeriksaan tambahan yang perlu berdasar pada

    penilaian risiko gabungan dan bukti pemeriksaan telah diperoleh dari prosedursubstantif lain

    3) Mempertimbangkan kemungkinan pemecahan risiko entitas lainnya yang juga telah

    diidentifikasikan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    30/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 30

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    31/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 31

    G. Penetapan Materialitas Awal dan Kesalahan Toleransi

    Konsep materialitas secara praktik telah banyak dilakukan dalam Pemeriksaan

    Keuangan. Hasil Pemeriksaan Keuangan mengungkapkan opini kewajaran suatu laporan

    keuangan terhadap standar akuntansi yang berlaku dalam segala hal yang material. Hasilpemeriksaan berupa opini tersebut diperoleh dari suatu reasonable assurance (keyakinan

    yang memadai) bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material.

    Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam menetapkan

    batas materialitas terutama atas salah saji yang berindikasi adanya kecurangan,

    penyimpangan dari ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau ketidakpatutan.

    Materialitas merupakan besaran penghilangan atau kesalahan pencatatan yang

    sangat mempengaruhi pengambilan keputusan. Materialitas adalah besarnya informasi

    akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang

    melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan pihak yang

    meletakkan kepercayaan/berkepentingan atas informasi tersebut. Penetapan batasmaterialitas meliputi pertimbangan secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam

    mengembangkan strategi pemeriksaan, pemeriksa mengklasifikasikan materialitas dalam

    dua kelompok:

    a)Perencanaan tingkat materialitas (planning materiality) yang berhubungan dengan

    laporan keuangan secara keseluruhan.

    Planning Materiality yaitu nilai maksimum yang menjadi batas Pemeriksa untuk

    meyakini bahwa semua salah saji yang diatas nilai tersebut dianggap material dan dapat

    mempengaruhi keputusan dari pihak-pihak yang berkepentingan Pemeriksa

    mempertimbangkan tingkat materialitas dalam perencanaan pemeriksaan. Materialitas

    ini ditetapkan untuk tingkat keseluruhan laporan keuanganb)Kesalahan tertoleransi (tolerable error/tolerable materiality TM) yang berhubungan

    dengan akun-akun atau pos-pos keuangan secara individual. Materialitas pada tingkat

    akun (TM) merupakan salah saji minimum pada saldo akun yang dapat menyebabkan

    akun tersebut dianggap mengandung salah saji material.

    Adapun alokasi nilai PM pada akun-akun yang akan dilakukan pengujian dengan

    menggunakan rumus:

    TM = PM x n/t

    TM : Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi

    PM : Nilai materialitas awal

    n : Nilai akunt : total nilai akun yang diperiksa

    Pemeriksaan dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai atas

    pendeteksian kesalahan pencatatan yang material. Seperti diketahui, semakin tinggi

    persentase yang digunakan untuk mengukur perencanaan materialitas dan TM, maka

    semakin meningkat ukuran atau jumlah kesalahan pencatatan yang tidak terdeteksi.

    Selain menentukan jumlah perencanaan materialitas dan TM, pemeriksa juga

    menentukan jumlah nominal yang tepat untuk digunakan dalam mempersiapkan batas

    nominal jurnal koreksi yang akan diajukan. Misalnya, dalam suatu dokumentasi koreksi

    pemeriksaan (Summary of Audit Differences).

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    32/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 32

    Penilaian materialitas awal dilaksanakan melalui pekerjaan perencanaan

    pemeriksaan, khususnya pada saat pemeriksa menilai kembali penilaian risiko secara

    gabungan atau pada saat pemeriksa mengidentifikasi beberapa koreksi hasil pemeriksaan.

    Penetapan materialitas awal meliputi lima tahapan kegiatan:

    a)Penentuan Dasar Penetapan Materialitas (materiality base)

    b)

    Penentuan tingkat materialitas (rate of materiality)

    c) Penetapan Nilai Materialitas Awal (Planning Materiality/PM)

    d)Penetapan Kesalahan Yang Dapat Ditoleransi (Tolerable Error/TE/TM)

    e)Pertimbangan atas Penetapan Materialitas Awal

    Materialitas awal dapat direvisi pada saat pengambilan kesimpulan pemeriksaan

    dan dalam mengevaluasi temuan pemeriksaan. Perubahan tersebut harus disetujui oleh

    penanggung jawab dan dikomunikasikan secara tertulis pada pemberi tugas. Adapun

    perubahan ini dapat dilakukan dengan alasan adanya:

    a)Perubahan ruang lingkup pemeriksaan

    b)Informasi tambahan tentang entitas yang diperiksa selama berlangsungnya pekerjaan

    lapangan.

    Pemeriksa mendokumentasikan dalam memorandum strategi pemeriksaan hal-hal

    mengenai perencanaan materialitas, TE, dan jumlah nominal yang dibukukan di dalam

    Koreksi Pemeriksaan.

    Tingkat materialitas dapat ditetapkan untuk entitas nirlaba: sebesar 0,5% sampai

    dengan 5% dari total penerimaan atau total belanja (0,5% PM 5%). Dimana dasar

    penentuan materialitas LKPP adalah total belanja. Selain faktor kuantitatif, faktor

    kualitatif berikut perlu dipertimbangkan:

    a)Signifikansi kesalahan tersebut bagi entitas

    b)Sifat dan dampak kesalahan terhadap laporan keuangan.

    Penetapan PM dari posisi keuangan dalam hal ini aset, kewajiban atau ekuitas tidak

    tepat karena sampai saat ini neraca belum dapat diandalkan secara memadai dan belum

    dapat diyakini kewajarannya. Selain itu, pos-pos neraca di dalam pemerintahan relatif tidak

    menjadi pertimbangan utama di dalam pengambilan keputusan oleh pengguna LKPP dan

    LKKL dibandingkan dengan realisasi pendapatan, belanja atau surplus/defisit. Oleh karena

    itu, penetapan materialitas ditetapkan sesuai dengan cara di atas.

    Pemilihan penetapan materialitas pada tingkat laporan keuangan tersebut

    dipengaruhi oleh keyakinan pemeriksa atas risiko pemeriksaan dan risiko pengendalian

    serta risiko deteksi. Risiko pemeriksaan dan pengendalian yang tinggi, mengakibatkan

    materialitas rendah. Tingkat materialitas yang kecil berdampak pada pengambilan sample

    yang luas.

    Setelah menentukan materialitas pada tingkat keseluruhan laporan keuangan,

    pemeriksa menentukan TE/TM yaitu sebesar 50% dari PM. Apabila pemeriksa menemukan

    salah saji dengan nilai di atas TE untuk setiap saldo akun, namun masih dibawah PM secara

    keseluruhan, maka kesalahan tersebut dimasukkan dalam Rangkuman Koreksi

    Pemeriksaan. Apabila kesalahan tersebut di atas TE dan PM, maka kesalahan tersebut

    dimasukkan dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    33/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 33

    Berikut contoh tahap penetuan materialitas awal dalam pemeriksaan LKPP:

    Dasar penentuan materialitas LKPP adalah total belanja. Total belanja (LKPP)

    digunakan karena pemerintah adalah entitas nirlaba, dan LKPP merupakan

    gabungan dari LK Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang merupakan

    cost center/Pengguna Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara). Nilai Belanja

    dalam LKPP 2012 Audited adalah Rp1.491.410.224.590.994,00.

    Sehubungan opini LKPP 2012 adalah WDP dan beberapa pertimbangan

    kualitatif berikut:

    a. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah perbaikan sebagai tindak

    lanjut rekomendasi BPK pada pemeriksaan tahun-tahun sebelumnya

    b. Pemerintah telah berusaha membuat formulasi perhitungan SAL yang

    baru, tetapi belum terbukti efektif untuk mendeteksi perbedaan nilai fisik SAL

    dan catatannya

    c. Pemerintah belum menindak lanjuti terkait dengan permasalahan selisih

    kurs

    d. Selisih antara SAU dan SAI (Suspen) masih belum ada tindak lanjut yang

    memadai atas hasil rekonsiliasi

    e. Pemerintah masih memantau penyelesaian selisih Kas di Bendahara

    Pengeluaran antara data BUN dengan data KL

    f. Pemerintah masih dalam proses perbaikan dalam pengelolaan Asset eks

    BPPN.

    Atas dasar tersebut, maka PM perencanaan LKPP tahun 2013 ditetapkan masing

    masing 2,5%.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    34/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 34

    H.Penentuan Metode Uji Petik

    Dalam Perencanaan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, penentuan

    uji petik merupakan elemen uji yang diambil oleh pemeriksa untuk memberikan keyakinan

    tentang kualitas informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.

    Pemeriksa menentukan metode uji petik berdasarkan pertimbangan profesional. Metode

    uji

    petik yang dilakukan dapat menggunakan metode statistik atau nonstatistik.

    Berikut akan dijelaskan mengenai kedua metode tersebut:

    a)Metode Statistik

    Penentuan uji petik dengan metode statistik dapat dilakukan dengan attribute

    sampling, monetary-unit sampling,dan classical variables sampling. Attribute Sampling

    (sampling atribut) metode sampling statistic yang digunakan untuk menguji ketaatan.

    Ketaatan disini adalah sejauh mana ketaatan manajemen terhadap sistem pengendalian

    internal.

    Monetary-unit samplingatau sampling unit moneter adalah suatu jenis pemilihan

    nilai tertimbang, yang di dalamnya ukuran sampel, pemilihan, dan mengevaluasi hasilnya

    dalam menarik kesimpulan jumlah moneter.

    Classical Variables Samplingadalah sampling yang menggunakan disribusi normal

    untuk mengevaluasi karakteristik populasi yang didasarkan pada hasil sampel yang diambil

    dari populasi

    b)Metode NonStatistik

    Penentuan uji petik dengan metode nonstatistik ditentukan oleh pertimbangan

    profesional pemeriksa dengan memperhatikan, antara lain cakupan dan lingkup

    pemeriksaan, risiko, dan tingkat materialitas, sistem akuntansi yang diselenggarakan oleh

    entitas yang diperiksa, serta dengan memperhatikan asas manfaat (cost and benefit).

    Penggunaan metode uji petik baik metode statistik maupun nonstatistik harus

    didokumentasikan di dalam KKP. Dokumentasi tersebut antara lain mengungkapkan alasan

    penggunaan dan gambaran umum metode uji petik tersebut.

    Penentuan uji petik didokumentasikan pada Kertas Kerja Penentuan Uji Petik yang

    dapat digambarkan sebagai berikut:

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    35/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 35

    I. Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal

    Prosedur analitis merupakan evaluasi atas informasi keuangan dalam laporan

    keuangan dengan melihat hubungan antar data keuangan yang ada dan antara data

    keuangan dan data non-keuangan yang tersedia. Prosedur ini tidak dapat digunakan untukmenilai semua asersi. Asersi keberadaan tidak dapat diuji dengan prosedur analitis.

    Prosedur analitis dapat membantu pemeriksa untuk melaksanakan prosedur pemeriksaan

    lainnya termasuk di dalam penentuan sampel yang akan diambil. Selain itu prosedur

    analitis juga memuat pemahaman dan penilaian resiko yang dapat merujuk kepada PMP.

    Tujuan dari tahap ini adalah sebagai berikut :

    1. Mendapatkan strategi untuk memahami dan mengevaluasi proses-proses signifikan

    dan;

    2. Membuat penilaian pendahuluan resiko secara gabungan.

    Input yang diperlukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut.

    1.

    Kertas kerja hasil pemeriksaan sebelumnya (jika kali ini adalah pemeriksaan tahun

    kedua dan selanjutnya) terutama tentang hal-hal signifikan dan resiko keuangan entitas.

    2. Pembagian peran pemeriksa

    3. Diskusi dengan karyawan dan manajemen

    4. Sumber pengetahunan umum (buku, jurnal, dan lain lain)

    5. Hasil penelaahan umum atas entitas

    6. Strategi pemeriksaan

    7. Hasil penindaklanjutan pemeriksaan tahun sebelumnya

    8. Hasil pengkajian sistem pengendalian intern dan risiko adanya kecurangan

    9. Hasil pengujian pengendalian

    Pemeriksa melakukan analisis keseluruhan atas informasi keuangan dan

    nonkeuangan disertai dengan informasi yang didapatkan dari tanya jawab dengan

    manajemen mengenai kegiatan keuangan dan operasi. Prosedur analitis keseluruhan yang

    terarah akan membantu pemeriksa dalam mengidentifikasi area-area yang beresiko

    rendah. Oleh karena itu, keseluruhan prosedur analitis dirancang untuk memberikan

    penjelasan atas perubahan-perubahan yang terjadi, baik yang sudah diduga sebelumnya

    maupun tidak terduga, jumlah yang tertera dalam laporan keuangan, indikator-indikator

    penyajian, trend laba perusahaan, atau hal-hal yang berhubungan dengan keuangan.

    Prosedur analitis yang dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu Analisa Data, Teknik

    Prediktif, serta Analisa Rasio dan Tren.1.Analisa Data

    Sebelum dilakukan analisa data, pemeriksa harus melakukan reviu atas LKPP dan

    LKKL secara umumdan memastikan bahwa laporan keuangan tersebut telah sesuai dengan

    ketentuan yang terkait dengan perencanaan keuangan pemerintah pusat. Analisa data

    merupakan kegiatan menganalisa setiap unsur dalam populasi untuk mengidentifikasi data

    yang tidak umum (unusual items). Contoh data yang tidak umum adalah realisasi belanja

    yang melebihi anggarannya dan kenaikan realisasi belanja pada bulan Desember. Analisa

    dapat dilakukan dengan bantuan teknologi informasi yaitu dengan penggunaan perangkat

    lunak seperti Audit Command Language(ACL) dan teknik manual. Hal tersebut tergantungpada sistem pengolahan data pada pihak yang diperiksa.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    36/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 36

    2.Teknik Prediktif

    Teknik prediktif merupakan kegiatan menghitung jumlah tertentu dan

    membandingkan dengan catatan-catatan atau rumusan lain. Contoh teknik ini adalah

    penghitungan dana perimbangan, penghitungan pajak dan penghitungan belanja bunga.

    3.Analisa Rasio dan Tren

    Analisa rasio dan tren merupakan kegiatan untuk menganalisa data keuangan dan

    nonkeuangan dalam periode tertentu untuk mengetahui perubahan signifikan dalam

    realisasi anggaran dan posisi keuangan. Contoh analisa rasio dan tren adalah

    membandingkan belanja tertentu dengan belanja lain atau belanja tertentu tahun

    sebelumnya. Contoh lain adalah membandingkan realisasi belanja modal dengan kenaikan

    aset tetap.

    Keseluruhan prosedur analitis yang dilakukan akan meningkatkan pemahaman

    pemeriksa atas dampak dari kejadian penting dan kegiatan operasi/kerja entitas, kondisi

    keuangan, dan kemampuan keuangan entitas. Pemahaman serta pengetahuan akan bidang

    usaha atau kegiatan entitas akan membantu pemeriksa dalam mengembangkan

    pemahaman atas akun, dan segala hal yang berhubungan dengan keuangan pada

    keseluruhan periode pemeriksaan, Pemahaman ini kana membantu pemeriksa untuk

    mengidentifikasi transaksi-transaksi yang tidak biasa, dan untuk menilai kewajaran dari

    perhitungan saldo akun-akun atau pos-pos keuangan sebelum melakukan prosedur analitis

    yang lebih rinci atau prosedur subtantif.

    Keseluruhan prosedur analitis ini, apakah dilakukan sepanjang perencanaan atau

    pada saat prosedur subtantif, tidak menyediakan estimasi yang wajar mengenai jumlah

    atas kesalahan-kesalahan yang terjadi atau pada perbedaan penilaian, walaupun prosedur

    ini merupakan aspek yang penting dalam pemeriksaan. Prosedur prosedur ini biasanya

    meliputi analisis terperinci, perbandingan saldo yang tercatat dengan data-data lainnya

    (seperti saldo keuangan tahun lalu, saldo akun-akun yang berhubungan, atau pos-pos

    sejenis pada tahun lalu) atau penggunaan rasio-rasio atau hal lainnya yang berhubungan.

    Setiap perbedaan-perbedaan yang diidentifikasi sebagai hasil dari prosedur-prosedur ini

    dievaluasi lagi untuk melihat apakah dibutuhkan perluasan prosedur pemeriksaan dalam

    area pemeriksaan tertentu. Pemeriksa haruslah mendokumentasikan penemuan-

    penemuannya sebagai bahan pertimbangan selanjutnya.

    Prosedur Analitis sebetulnya berperan penting sehingga dibutuhkan selama fase

    perencanaan dan penyelesaian audit. Namun dalam SPKN disebutkan bahwa proseduranalitis hanya dilakukan pada tahap Perencanaan Pemeriksaan yang disebut dengan

    Prosedur Analitis Awal. Meski demikian, tujuan Prosedur Analitis Awal dalam

    pemeriksaan keuangan pemerintah sama seperti Prosedur Analitis audit bisnis.

    Hukum Prosedur Analitis Awal dalam tahap Perencanaan Pemeriksaan adalah

    wajib guna menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit. Prosedur-

    prosedur ini biasanya meliputi analisis terperinci, perbandingan saldo yang tercatat

    dengan data-data lainnya (seperti saldo keuangan tahun yang lalu, saldo akun-akun yang

    berhubungan, atau pos-pos sejenis pada tahun lalu) atau penggunaan rasio-rasio atau hal

    lainnya yang masih berhubungan. Setiap perbedaan-perbedaan yang diidentifikasi sebagai

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    37/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 37

    hasil dari prosedur-prosedur ini akan dievaluasi lagi untuk melihat apakah dibutuhkan

    perluasan prosedur pemeriksaan dalam area pemeriksaan tertentu.

    Dalam menerapkan prosedur ini, pemeriksa juga harus mempertimbangkan jenis

    masalah yang membutuhkan penyesuaian, seperti adanya peristiwa luar biasa dan

    perubahan kebijakan akuntansi.Perbandingan antara prosedur analitis audit bisnis dan prosedur analitis awal

    pemeriksaan keuangan :

    Prosedur Analitis Audit BisnisProsedur Analitis Awal Pemeriksaan

    Keuangan

    Memahami industri dan bisnis klien

    dengan melakukan prosedur audit dimana

    informasi tahun berjalan yang belum diaudit

    dibandingkan dengan informasi tahun

    sebelumnya yang sudah diaudit atau data

    industri

    Meningkatkan pemahaman pemeriksa

    atas dampak dari kejadian penting dan

    kegiatan operasi/kerja entitas, kondisi

    keuangan dan kemampuan keuangan entitas

    Menilai kemampuan entitas untuk

    terusgoing concerndimana prosedur analitis

    tertentu membantu auditor dalam menilai

    kemungkinan terjadinya kegagalan bisnis

    Pemeriksa melakukan analisis

    keseluruhan atas informasi keuangan dan

    nonkeuangan disertai dengan informasi yang

    didapatkan dari tanya jawab dengan

    manajemen mengenai kegiatan keuangan

    dan operasi.

    Menunjukan adanya kemungkinan

    salah saji dalam laporan keuangan, dimana

    aspek prosedur analitis ini sering disebut

    pengarah perhatian karena hal itumenghasilkan prosedur yang lebih terinci

    dalam area audit khusus dimana salah saji

    yang ditemukan

    Pemahaman serta pengetahuan akan

    bidang usaha atau kegiatan entitas akan

    membantu pemeriksa dalam

    mengembangkan pemahaman atas akun, dansegala hal yang berhubungan dengan

    keuangan pada keseluruhan periode

    pemeriksaan. Pemahaman ini akan

    membantu pemeriksa untuk

    mengidentifikasi transaksi-transaksi yang

    tidak biasa, dan untuk menilai kewajaran

    dari perhitungan saldo akun-akun atau pos-

    pos keuangan sebelum melakukan prosedur

    analitis yang lebih rinci atau prosedur

    subtantifProsedur analitis memberikan bukti

    subtantif dalam mendukung pernyataan yang

    wajar atas saldo akun terkait sehingga

    pengujian audit yang terinci akan berkurang

    (prosedur audit tertentu dapat dihilangkan,

    ukuran sampel bisa dikurangi, atau

    penetapan waktu prosedur bisa digeser lebih

    jauh dari tanggal neraca.

    Prosedur analitis keseluruhan yang

    terarah akan membantu pemeriksa dalam

    mengidentifikasi area-area yang berisiko

    tinggi yang membutuhkan pemeriksaan yang

    mendalam atau area-area yang berisiko

    rendah. Oleh karena itu, keseluruhan

    prosedur analitis dirancang untuk

    memberikan penjelasan atas perubahan-

    perubahan yang terjadi baik yang sudah

    diduga sebelumnya maupun tidak terduga,jumlah tertera dalam laporan keuangan,

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    38/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 38

    indikator penyajian, tren laba perusahaan,

    atau hal-hal yang berhubugnan dengan

    keuangan

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    39/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 39

    J. Penyusunan Program pemeriksaan dan Program Kegiatan Perseorangan

    Program Pemeriksaan (P2) dipersiapakan atau diperbaharui pada masing-masng

    penugasan untuk prosedur pengujian atas pengendalian intern dan pemeriksaan substantif

    atas akun atau pos-pos keuangan signifikan terkait. P2 mengkonversikan strategipemeriksaan yang dibuat menjadi suatu deskripsi komprehensif mengenai pekerjaan yang

    akan dilakukan. Lebih lanjut, program pemeriksaan tersebut harus diperiksa dan disetujui

    sebelum pelaksanaan pekerjaan.

    P2 menjelaskan secara terperinci jenis, waktu dan luas prosedur pemeriksaan

    (misalnya, prosedur yang akan dilakuakn, banyaknya transaksi yang akan diuji atau jumlah

    uang yang akan diverifikasi dan kapan prosedur tersebut akan dilakukan). Berdasarkan

    paket P2 yang telah disetujui, ketua tim melakukan pembagian tugas kepada masing-

    masing anggota tim atas langkah pemriksaan yang terdapat dalam P2. Para anggota tim

    pemeriksa kemudian menyusun konsep Program Kerja Perorangan (PKP) yang merupakan

    penjabaran dari P2 dan mengajukannya kepada ketua tim untuk direviu. Setelah

    memperhatikan pertimbangan pengendali tekhnis, ketua tim pemeriksa menyetujui

    konsep PKP.

    Tujuan utama penyususnan P2 adalah :

    a. menetapkan hubugnan yang jelas antara tujuan pemeriksaan, metodologi pemeriksaan

    dan kemungkinan-kemungkinan pekerjaan lapangan yang harus dikerjakan.

    b. mengidentifikasikan dan mendokumentasikan prosedur-prosedur pemeriksaan yang

    harus dilaksanakan, dan

    c. memudahkan supervisi dan reviu

    Suatu program pemeriksaan dapat disebut memadai jika mampu mengidentifikasiaspek-aspek penting pemeriksaan; disusun berdasarkan informasi pendukung yang jelas

    dan cermat, memberikan panduan dalam melaksanakan pengujian secara efektif,

    membantu dalam pengumpulan bukti yang cukup dapat diandalkan, dan relevan untuk

    mendukung opini/pernyataan pendapat atau kesimpulan pemeriksaan dan mencapai

    tujuan pemeriksaan.

    Kualitas bukti pemeriksaan juga sangat tergantung kepada program

    pemeriksaannya. Program pemeriksaan yang efektif, akan sangat membantu dalam

    mendapatkan bukti pemeriksaan yang memadai untuk mendukung temuan pemeriksaan.

    Bukti pemeriksaan mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan

    pelaksanaan pemeriksaan dan oleh karenanya harus mendapat perhatian pemeriksa sejak

    tahap perencanaan pemeriksaan sampai dengan akhir proses pemeriksaan.

    Input yang diperlukan dalam kegiatan penyusunan P2 dan PKP adalah :

    Output dari masing-masing tahap perencanaan pemeriksaan

    Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP)

    Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SKPN)

    Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP), dan

    Pengarahan khusus pimpinan

    Setelah seluruh prosedur/langkah dalam perencanaan diikuti, maka hasil/output

    dari masing-masing langkah dituangkan ke dalam suatu program pemeriksaan. Program

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    40/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 40

    pemeriksaan tersebut kemudian akan menjadi pedoman dalam menjalankan penugasan

    pemerikasaan kinerja.

    Di dalam program pemeriksaan tersebut dituangkan dalam hal-hal sebagai berikut:

    a. Dasar Pemeriksaan

    Pemeriksa memasukan ketentuan perundang-undangan yang menjadi mandat bagi

    BPK dalam melaksanakan pemeriksaan.

    b. Standar pemeriksaan

    Diisi dengan standar pemeriksaan yang akan digunakan dalam melaksanakan

    pemeriksaan. BPK telah menetapakan SPKN sebagai pedoman dalam melaksanakan

    pemeriksaan atas keuangan Negara.

    c. Organisasi/Program/Fungsi Pelayanan Publik yang diperiksa.

    Diisi dengan entitas yang akan diperiksa, pengertian entitas disini dapat berupa

    organisasi/program/fungsi pelayanan publik yang kinerjanya akan diperiksa.

    d. Tahun anggaran yang diperiksa

    Bagian dari penjabaran lingkup pemeriksaan yang akan memasukan periode/tahun

    anggaran yang akan diperiksa. Secara umum, periode yang dipilih adalah hanya untuk satu

    tahun periode tahun anggaran. Namun demikian dimungkinkan juga untuk pelaksanaan

    pemeriksaan atas periode yang lebih dari satu tahun, jika pemeriksaan atas keseluruhan

    pelaksanaan program yang memakan waktu lebih dari satu tahun.

    e. Identitas dan data umum yang diperiksa

    Data umum dari organisasi, program/fungsi pelayanan publik yang akan diperiksa

    yang didapat selama proses pemahaman atas entitas.

    f. Alasan pemeriksaan

    Diisi dengan alasan pemeriksaan yang bisa berasal dari hasil analisis perolehandata dan informasi awal maupun yang berasal output penentuan area kunci yang akan

    diperiksa.

    g. Jenis pemeriksaan

    Diisi dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap entitas.

    h. Tujuan Pemeriksaan

    Tujuan pemeriksaan umum yang didapat atau ditentukan selama pelaksanaan

    proses Penentuan Tujuan dan Lingkup Pemeriksaan

    i. Sasaran Pemeriksaan

    Tujuan pemeriksaan secara rinci (area kunci) yang menjabarkan apa yang telah

    ditentukan dalam tujuan pemeriksaan umum

    j. Metodologi pemeriksaan

    Diisi dengan metodologi atau cara serta pendekatan pemeriksaan yang akan

    ditempuh dalam menjalankan penugasan pemeriksaan kinerja

    k. Kriteria pemeriksaan

    Diisi dengan criteria pemeriksaan yang akan dipakai dalam pemeriksaan

    l. Langkah atau prosedur pemeriksaan

    Langkah atau prosedur pemeriksaan yang dibuat dengan tujuan memberikan

    petunjuk kepada para pemeriksa agar dapat mencapai tujuan pemeriksaan yang telah

    ditetapkan. Langkah atau prosedur pemeriksaan sebaiknya dibuat menurut sasaran

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    41/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 41

    pemeriksaan (area kunci) yang telah ditetapkan agar nantinya secara keseluruhan hasil

    pemeriksaan dapat menjawab atau mencapai tujuan pemeriksaan.

    Berdasarkan program pemeriksaan yang ditetapkan oleh Tortama/Kalan, ketua tim

    pemeriksa membuat pembagian tugas dan anggota tim menyusun program kerja

    perorangan dan disampaikan kepada ketua tim untuk mendapatkan persetujuan.

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    42/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 42

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    43/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 43

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    44/45

    Kelompok 2- 10D Khusus | Perencanaan Pemeriksaan LKPP 44

  • 8/10/2019 SPKN Kelompok 2-Perencanaan Pemeriksaan LKPP

    45/45