spektrofotometri infra merah
TRANSCRIPT
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH (IR) I
1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
- Menjelaskan teori mengenai spektrofotometri infra merah.
- Mengoperasikan peralatan spektrofotometri infra merah dengan baik dan benar.
- Menganalisi suatu senyawa kimia dengan menggunakan peralatan Spektrofotometri
Infra Merah.
2. ALAT YANG DIGUNAKAN
- Seperangkat alat Spektrofotometri Infra Merah
3. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)
4. BAHAN YANG DIGUNAKAN
- Film Polystirene
- Plastic Rokok
- Plastic Vinil
5. DASAR TEORI
Radiasi eletromagnetik ialah energi yang dipancarkan menembus ruang dalam
bentuk gelombang-gelombang. Yang termasuk radiasi elektromagnetik antara lain:
gelombang radio, sinar infra merah, sinar tampak, sinar ultra violet dan sinar X. Setiap
jenis radiasi elektromagnetik dicirikan oleh panjang gelombangnya (wavelenght), yaitu
jarak antara suatu puncak panjang gelombang dengan puncak berikutnya. Panjang
gelombang infra merah adalah 10-4 sampai 10-2 cm. Radiasi elektromagnetik dapat
dicirikan juga oleh frekuensinya, yang didefinisikan banyaknya getaran per detik.
Biasanya, spektrum infra merah dialurkan dengan % T sebagai koordinat, dan sering
dengan bilangan gelombang (u, cm-1) sebagai absis. Hal ini disebabkan energi sinar (E)
berbanding lurus, baik frekuensi (u) maupun dengan bilangan panjang gelombang (u).
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
E=hu=hc / λ = hcuFrekuensi sinar (v) dapat dikaitkan dengan frekuensi getaran molekul. Inti-inti atom
yang berikatan oleh ikatan kovalen mengalami getaran (vibrasi) atau osilasi, yang serupa
dengan dua bola yang terikat oleh suatu pegas. Bila molekul menyerap radiasi infra
merah, energi yang diserap menyebabkan kenaikan dalam amplitudo getaran-getaran
atom-atom yang terikat. Jadi, molekul berada dalam keadaan vibrasi tereksitasi (excited
vibrational state) energi yang diserap ini akan dilepaskan dalam bentuk panas bila
molekul itu kembali ke keadaan dasar. Panjang gelombang absorbsi oleh suatu jenis
ikatan tertentu, bergantung pada macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu,
type ikatan yang berlainan (C-H, C-C, O-H) dan sebagainya menyerap radiasi infra merah
pada panjang gelombang yang berlainan.
Suatu ikatan dalam sebuah molekul dapat menjalin berbagai macam osilasi. Hal ini
menyebabkan suatu ikatan tertentu dapat menyerap energi lebih besar dari satu panjang
gelombang. Misalnya suatu ikatan O-H menyerap energi radiasi em pada kira-kira 3300
cm-1 energi pada panjang ini akan menyebabkan kenaikan vibrasi ulur (stretch vibration)
ikatan pada panjang gelombang inikenaikan vibrasi tekukan (bending vibration). Jenis
vibrasi yang berbeda-beda ini desebut cara fundamental vibrasi (fundamental mode of
viration).
Banyaknya energi yang diserap juga beraneka ragam dari suatu ikatan ke ikatan
yang lain. Hal ini disebabkan oleh perubahan momen ikatan pada saat diserap. Ikatan non
polar seperti C-H dan C-C menyebabkan absorbsi lemah. Ikatan polar seperti C=O
menunjukkan absobsi yang kuat.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
Rangkaian alat spektrofotometri infra merah
Instrument yang digunakan untuk mengukur absorbsi radiasi infra merah pada
berbagai gelombang disebut spektrometer infra merah, dengan skema seperti gambar
berikut ini:
1 2 3 4 5 6Keterangan:
1. Sumber radiasi
2. Sampel kompartemen
3. Monokromator
4. Detector
5. Amplier atau penguat
6. Rekorder
Pada gambar diatas terlihat sumber sinar memancarkan siar infra merah pada lebih
dari satu panjang gelombang. Sinar sumber ini di pecah oleh system cermin menjadi dua
berkas sinar, yaitu berkas rujukan (reference) dan berkas cuplikan (sampel). Setelah
masing-masing cuplikan melewati sel rujukan (pelarut murni, jika pelarut itu digunakan
dalam cuplikan tidak mengandung pelarut) dan sel cuplikan, kedua berkas ini
digabungkan kembali dalam pemenggal (chopper, suatu cermin) menjadi satu berkas
yang berasal dari kedua berkas itu, yang berselang-seling.
Berkas berselang-seling itu difraksi oleh suatu kisi, sehingga berkas itu terpecah
menurut panjang gelombangnya. Detektor mengukur beda intensitas antara kedua
macam berkas itu pada tiap-tiap panujang gelombag dan meneruskan informasi inike
rekorder (perekam), akhirnya menghasilkan spektrum infra merah.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
Pita-pita infra merah dalam sebuah spektrum dapat dikelompokkan menurut
intensitasnya: kuat (strong, s); sedang (medium); dan lemah (weak). Suatu pita lemah
yang bertumpang tindih dengan suatu pita kuat disebut bahu (sholder, sh). Istilah-istilah
ini relative dan bersifat kuantitatif.
Peta korelasi
Peta korelasi adalah semacam daftar secara singkat memberikan julat-julat
frekuensi serapan infra merah yang kemungkinan suatu gugus fungsi akan menyerap.
Berdasarkan peta korelasi ini dapat dilakukan perkiraan jenis-jenis gugus fungsi, atau ada
tidaknya gugus fungsi tertentu dalam suatu molekul bila spektrum molekul ini diketahui.
Langkah diatas hanya untuk tahap pertama saja mengindentifikasi suatu molekul. Untuk
tahap selanjutnya, dibutuhkan data-data yang diperoleh dari peralatan lain, misalnya
NMR, spektrofotometer massa, dan spektroskopi UV.
Sumber Sinar Infra Merah
Pada umumnya, sumber sinar infra merah yang biasa dipakai adalah berupa zat
padat inert yang dipanaskan dengan listrik sehingga mencapai suhu antara 1500-2000oK.
Akibat pemanasan ini akan dipancarkan sinar infra merah yang continue.
Jenis-jenis Sumber Infra Merah
1. Nerst Glower
Terbuat dari campuran oksida unsur lantanida.
2. Globar
Berbentuk batang yang terbuat dari silikom karbida.
3. Kawan Ni-Cr yang dipijarkan
Sumber radiasi untuk instrument ini berbentuk gulungan kawan Ni-Cr yang
dipanaskan dan diletakkan pada tiang keramik. Gulungan kawat tersebut
dipanaskan sampai kira-kira mencapai 1000oC, menghasilkan suatu spektrum
kontinyu dari energy elektromagnetic mencakup daerah dari 4000-2000 cm -1
bilangan gelombang. Energy yang diradiasi oleh sumbe sinar akan dibagi
menjadi dua bentuk kaca sferik M1 dan M2.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
Penyiapan Cuplikan untuk Spektrofotometer Infra Merah
Spektrofotometer infra merah dapat digunakan untuk menganalisis cuplikan
yang berupa cairan, zat padat, maupun gas. Cara penyiapan cuplikan dalam bentuk
sel tempat cuplikan harus terbuat daribahan tembus sinar infra merah (tidak boleh
menyerapnya). Bahan demikian itu antara lain ialah NaCl dan Kbr. Cuplikan yang
berbentuk cairan dapat berupa larutan suatu senyawa atau berupa senyawa murni
yang cair (pure and neat liquid).
1. Cuplikan Berupa Larutan
Disini diperlukan pelarut yang mempunyai daya yang melarut cukup
tinggi terhadap senyawa yang akan dianalisis, tetapi tak ikut melakukan
penyerapan didaerah infra merah yang dianalisi. Selain itu, tidak boleh
terjadi reaksi antara pelarut dengan senyawa cuplikan.
Pelarut-pelarut yang biasa digunakan adalah:
a. Carbon Disulfide (CS2)
Untuk daerah spektrum 1330-625 per cm.
b. Carbon Tertachloride (CCl4)
Untuk daerah spektrum 4000-1330 per cm.
c. Pelarut-pelarut polar
Misalnya kloroform, dioksan, dimetil formamida.
2. Cuplikan Berupa Cairan Murni (neat liquid)
Cuplikan murni dipakai bila jumlah cuplikam sedikit sekali atau bila
tidak ditemukan pelarut yang memadai. Dalam hal ini, biasanya setetes
cairan itu diapit dan ditekan diantara dua lempeng hablur NaCl, sehingga
merupakan lapisan yang tebalnya 0,01 mm atau kurang.
Sel infra Merah Untuk Cuplikan Yang Berupa Larutan Atau Cairan
Sel untuk larutan dan cairan terdiri dari dua lempeng yang terbuat
dari bahan tembus infra merah, misalnya hablur NaCl. Diantara kedua
lempeng itu ditempatkan specer, sehingga ada jarak diantara kedua
lempeng itu. Biasanya, jarak itu antara 0,1 – 1 mm. Karena bahan pembuat
sel infra merah harus kebanyakan bersifat higroskopik, maka sel-sel infra
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
merah harus disimpan dalam desikator dan pengerjaannya dilakukan
dalam ruangan yang udaranya kering (gunakan alat dehumidifier).
3. Cuplikan Padat
Zat padat yang tidak dapat dilarutkan dalam pelarut yang tembus
infra merah, dapat dicampurkan dengan medium cairan yang tembus IR,
sehingga membentuk suatu campuran yang terdiri dari dua fase yang
disebut mull. Cairan yang kerap digunakan adalah nujol dan flouruble.
Selain itu, sampel padatan dapat pula dicampur dengan senyawa garam
anorganik tembus infra merah, misalnya KBr. Campuran itu selanjutnya
dibentuk pelet pipih tembus IR dengan bantuan suatu alat perekam.
4. Cuplikan Gas
Sampel gas ditiempatkan dalam sebuah bejana gelas atau plastik
yang kedua ujungnya ditutup oleh lempengan NaCl atau KBr. Pengisian gas
kedalam bejana itu dilakukan setelah bejana itu divakumkan terlebih
dahulu.
Cara menganalisis Spektrum IR
Dalam usah untuk menganalisis sp. IR suatu senyawa yang tak
diketahui, sebagai pemula harus mengutamakan penentuan ada atau
tidaknya gugus-gugus fungsional utama. Puncak-puncak spektra dari
ikatan C=O, O-H, N-H, C-O, C=C, C≡C dan C≡N adalah puncak-puncak yang
menonjol dan memberikan informasi kemungkinan struktur apabila
ikatan-ikatan tersebut ada didalam senyawa yang diidentifikasi.
Sebagai pemula, dianjurkan untuk tidak menganalisa secara detail terhadap
penyerapan ikatan C-H didekat daerah 3000 cm-1 (3,33µ) karena hampir seluruh senyawa
mempunyai serapan C-H.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
Berikut ini 7 (tujuh) langkah-langkah umum sebagai pemula untuk memerikasa pita-
pita serapan tersebut.
1. Apakah terdapat Gugus Karbonil?
Gugus C=O terdapat pada daerah 1820-1660 cm-1 (5,6-6,1µ), puncak ini biasanya
yang terkuat dengan lebar madium dalam spektrum. Serapan tersebut sangat
karateristik.
2. Bila gugus C=O ada, ujilah daftar berikut, bila tidak ada langsung pada nomor 3.
Asam : Apakah ada –OH (asam karboksilat)?
Serapan melebar didekat 3400-2400 cm-1 (biasanya tumpang tindih
dengan C-H yang muncul pada daerah 3000 cm-1.Tumpang tindihnya gugus O-H dengan gugus C-H ini mengakibatkan sulitnya membedakan antara
karboksilat alifatik dan karboksilat aromatik (lihat keterangan langkah 4).
Amida : Apakah ada N-H?
Serapan medium didekat 3500 cm-1 (2,85µ) kadang-kadang puncak
rangkap dengan ukuran yang sama.
Ester : Apakah ada C-O?
Serapan kuat didekat 1300-1000 cm-1 (7,7-10µ).
Anhidrida : Mempunyai dua serapan C=O didekat 1810 dan 1760 cm -1 (5,5 dan
5,7µ).
Aldehida : Apakah ada CH aldehida?
Serapan lemah didekat 1850 dan 2750 cm-1 (3,5 dan 3,65µ) yaitu
disebelah kanan serapan CH.
Keton : Apabila kelima kemungkinan diatas tidak ada, maka spektra tersebut
adalah senyawa keton.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
3. Jika tidak terdapat gugus C=O perikasa gugus-gugus fungsional berikut:
Alkohol/Fenol : Adakah gugus O-H?
Gugus O-H merupakan puncak dengan serapan kuat dan lebar
(tetappi lebih sempit dari serapan O-H karboksilat) pada daerah
3600-3300 cm-1 (2,8-3,0µ). Pastikan gugus O-H ini dengan melihat
puncak gugus alkohol (C-O) didekat 1300-1000 cm-1 (7,7-10µ).
Amina : Ujilah untu N-H
Merupakan puncak dengan serapan medium didekat 3500 cm-1
(2,85µ).
Ester : Ujilah serapan C-O (serapan O-H tidak ada) didekat 1300-1000
cm-1 (7,7-10µ).
4. Ikatan rangkap dua dan cincin aromatik.
C=C memiliki serapan lemah didekat 1650 cm-1 (6,1µ). Serapan medium tinggi kuat
pada daerah 1650-1450 cm-1 (6,7µ) sering menunjukkan adanya cincin
aromatic. Buktikanlah kemungkinan diatas dengan memperhatikan serapan
didaerah CH. Aromatik dan Vinil CH terdapat disebelah kiri 3000 cm -1 (3,3µ),
sedangkan CH alifatik terjadi disebelah kanan daerah tersebut.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
5. Ikatan rangkap tiga
C≡N memiliki serapan medium dan tajam didekat 2250 cm-1 (4,5µ).
C≡C memiliki serapan lemah tapi tajam didekat 2150 cm-1 (4,65µ).
Ujilah C-H asetilenik didekat 3300 cm-1.
6. Gugus Nitro
Dua serapan kuat pada 1600-1500 cm-1 (6,25-66,7µ) dan 1390-1300 cm-1 (7,2-7,7µ)
7. Hidrokarbon
Bila keenam serapan di atas tidak ada.
Serapan utama untuk CH didekat 3000 cm-1 (3,3µ), spektrumnya sangat sederhana
hanya terdapat serapan lain-lain didekat 1450 cm-1 (6,9µ) dan 1375 cm-1 (7,27µ).
6. PROSEDUR KERJA
1. Menghidupkan alat spektrofotometer Infra Merah, memanaskan alat ± 20 menit
sebelum memulai percobaan. Membiarkan alat melakukan self test hingga alat siap
digunakan (penunjukkan 4000 cm-1) pada layar wavenumber.
2. Memasang pena pada saat.
3. Menekan angka 0,5 pada chart expansion untuk mengatur lebar kertas grafik pada
alat.
4. Menekan angka 3 pada scan time untuk mengatur waktu scan.
5. Menekan tombol wavenumber 1x diikuti dengan penekanan ↓ atau ↑ untuk
mengatur angka gelombang.
6. Menekan tombol chat 1x diikuti penekanan ↓ atau ↑ untuk mengatur kertas grafik.
7. Meletakkan film polystyrene pada jendela alat dibagian didepan.
8. Menekan scan untuk memulai menindai.
9. Menganalisis spektra yang didapat terhadap gambar spektra pada film polystyrene,
terutama pada angka sel 1600 cm-1.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
Catatan:
1. Pada alat spektrofotometer IR terdapat wavenumber yang berfungsi untuk mengatur bilangan
gelombang yang diinginkan.
2. Untuk mengatur bilangan gelombang, dilakukan hal-hal berikut:
a. Menekan tombol wavenumber, tombol akan menyala dan tampilan. Menekan tombol
parameter adjust atau untuk mendapatkan bilangan gelombang yang diinginkan (arah
untuk bilangan golombang yang lebih kecil)
b. Setelah semua percobaan selesai dilakukan, semua alat dikembalikan dan bahan-bahan
yang digunakan dikembalikan kembali ketempat semula.
7. KESELAMATAN KERJA
Instrument IR harus bebas debu. Jangan sekali-kali menyentuk atau memegang
permukaan optik. Instrument tidak boleh mengandung uap embun dan uap korosif.
8. DATA PENGAMATAN
Sampel PuncakWavenumber
(cm-1) Kemungkinan Gugus Fungsi
Platik VinilA < 3000 CH Alifatik
Keton AlifatikB ± 1700 C=O
Plastik Rokok
A < 3000 CH AlifatikHidrokarbon
AlifatikB ± 1450 Hidrokarbon
C ± 1370 Gugus Nitro
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
GRAFIK POLISTIREN
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
GRAFIK PLATIK VINIL
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
GRAFIK PLATIK ROKOK
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
9. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan sp. IR yang telah dilakukan, pertama-tama telah dilakukan peng-
kalibrasian terhadap intrument yang dipakai, dengan menggunakan film polystyrene.
Pengkalibrasian instrument ini bertujuan agar alat kembali akurat selama pengukuran dan
merupakan satuan standard pengukuran (literature) IR karena polystyrene tidak
mengandung banyak campuran zat lain atau bisa dikatakan memiliki kemurnian yang
tinggi sehingga menghasilkan spektrum yang jelas pada gugus fungsi yang dianalisis. Bisa
atau tidaknya alat IR ini digunakan tergantung pada pengkalibrasian, jika spektrum yang
dihasilkan tidak match dengan literature (1600 cm-1) maka alat tidak bisa digunakan.
Pada percobaan IR I ini menggunakan 2 buah sampel plastik bening diantaranya
plastik vinil dan plastik rokok. Sampel yang diukur di masukkan kedalam karton tipis dua
lembar yang disatukan dan mempuyai bolongan membentuk persegi panjang (sampel
ditempelkan diantara karton) dan sampel disematkan di bagian jendela IR.
Pada sampel pertama (vinil) terdapat dua puncak yang terbentuk yaitu puncak A
dan B. Untuk mengolah data pertama yang didapat, pengidentifikasian sampel mulai
dilakukan dengan langkah pertama yaitu memerika adanya gugus karbonil karena pada
puncak B grafik spektranya mempunyai nomor gelombang ± 1700, dimana nomer
gelombang tersebut berada diantara gugus C=O yang terdapat pada daerah 1820-1660.
Karena sampel tersebut gugus karbonil, maka dilanjutkan ke langkah kedua. Grafik
spektra pada puncak A maupun B tidak ada yang menunjukkan rentang daerah panjang
gelombang pada asam/amida/ester/anhidrida maupun aldehida, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel ini mempunyai gugus fungsi keton alifatik.
Pada sampel plastik rokok terdapat 3 puncak (A,BC,C) yang terbentuk, cara yang
dilakukan sama seperti sample sebelumnya. Setelah diidentifikasi, sampel plastik rokok ini
tergolong gugus hidrokarbon alifatik, hal ini dibuktikan dengan nilai puncak yang dimiliki
puncak A < 3000, puncak B ± 1450 dan puncak C ± 1370.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
10. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sampel plastik Vinil kemungkinan mengandung gugus Keton Alifatik.
2. Sampel plastik Rokok kemungkinan mengandung gugus Hidrokarbon Alifatik.
11. PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan Sp. IR dengan Sp. UV/Vis?
- Bila dibedakan, Sp. IR kebanyakan digunakan untuk menganalisis senyawa
organik, sedangkan Sp. UV/Vis digunakan untuk senyawa anorganik.
2. Senyawa kimia apakah yang dapat dianalisa dengan alat sp. IR?
- Senyawa kimia yang dapat dianalisa dengan alat Sp. IR adalah senyawa yang
memiliki ikatan polar dan non polar, mengandung gugus fungsi tertentu yang
dapat dideteksi sp. IR, misalnya senyawa polimer aldehid, benzene, dsb yang
mempunyai gugus CH.
3. Mengapa alat Sp. IR jarang digunakan untuk analisa kuantitatif?
- Karena alat ini tidak memberikan informasi mengenai kadar suatu senyawa
yang dianalisis, melainkan hanya memberikan informasi gugus apa yang
terdapat dalam suatu senyawa. Selain itu, Sp. IR hanya dapat menganalisis
senyawa tertentu yang termasuk IR dan tidak bereaksi dengan senyawa
campuran.
4. Bila cuplikan berbentuk padatan, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
agar dapat dianalisis oelh sp. IR?
- Langkah-langkahnya:
1. Mengambil x gram cuplikan yang telah digerus halus.
2. Mencampurkan cuplikan dengan ± x gram serbuk KBr.
3. Mengeringkan campuran yang telah dihomogenkan dalam oven selama 1
jam, kemudian didinginkan dalam desikator.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
4. Menekan campuran ini dengana alat penekan hidrofolik (Kbr pellet die)
dengan tekanan 10000-15000 psi sehingga membentuk suatu lempeng
tipis dan bulat yang tembus sinar IR.
5. Memasang lempeng KBr ini dalam sel, ditempatkan dalam jalan berkas
sinar untuk membuat spektrum IR-nya.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
GAMBAR ALAT
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah I )
DAFTAR PUSTAKA
______, Rusdianasari, dkk. Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrument. Spektrofotometer
Infra Merah. Politeknik Negeri Sriwijaya. 2011.