spatial analyst modul

Upload: imam-noermansyah

Post on 06-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    1/30

     

    AANNAALLIISSIISS KKEERRUUAANNGGAANN MMEENNGGGGUUNNAAKKAANN MMOODDUULL SSPPAATTIIAALL AANNAALLYYSSTT PPAADDAA AARRCCVVIIEE W  W  33..33 

    OO

    LL

    EE

    HH

     HHAARRTTAANNTTOO SSAANN J JAAYYAA http://hartanto.wordpress.com 22 00 00 66 

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    2/30

     ii

    KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR 

    Buku ini merupakan bahan pelatihan yang mencoba menerangkanlangkah demi langkah dalam memanfaatkan modul Spatial Analyst padaperangkat lunak ArcView 3.3.

    Bermacam langkah yang diterangkan dalam buku ini diusahakansesederhana mungkin agar dapat diikuti dengan baik sehinggapemahaman akan proses analisis keruangan diharapkan bisa dikuasai.

    Modul pelatihan ini khusus untuk digunakan pada kalangan sendiri danpengguna harus telah mengetahui pemakaian perangkat lunak ArcView.Pada pemakaiannya disertai oleh data yang telah siapkan khusus sehinggadapat dioperasikan sesuai petunjuk yang ada.

    Masih banyak terdapat kekurangan dalam materi yang tersaji, oleh karenaitu penyusun akan menerima dengan senang hati masukan yangkonstruktif untuk pengembangan lebih lanjut.

    Bogor, 15 Januari 2006

    Penyusun

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    3/30

      iii

    DDAAFFTTAARR IISSII 

    Kata Pengantar ................................................................................... iiDaftar Isi .............................................................................................. iii

    1 Pengenalan SIG dan Perangkat Lunak Pendukung .................. 11.1 Sistem Informasi Geografis ............................................. 11.2 Perangkat Lunak Pendukung ......................................... 1

    2 Data Raster dan Grid ..................................................................... 32.1 Konsep Data Raster .......................................................... 32.2 Pengertian Grid ................................................................ 3

    3 Pengaturan Theme ......................................................................... 53.1 Mengaktifkan Modul Spatial Analyst ........................... 53.2 Konversi ke Theme Grid ................................................. 63.3 Properti Analisis ............................................................... 8

    4 Analisis Permukaan ....................................................................... 104.1 Menghitung Kerapatan ................................................... 104.2 Interpolasi Grid dari Data Titik ...................................... 124.3 Pembuatan Garis Kontur ................................................ 144.4 Pembuatan Hillshade ...................................................... 16

    5 Menghitung Jarak ........................................................................... 195.1 Jarak Euclidean ................................................................. 195.2 Menentukan Jarak Terdekat ........................................... 20

    6 Konversi Format Grid .................................................................... 23

    6.1 Mengekspor Grid ............................................................. 236.2 Mengimpor Grid .............................................................. 23

    Daftar Pustaka .................................................................................... 25

    ApendiksA-1 Metadata ...................................................................................... 26

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    4/30

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    5/30

      1

    11  PPEENNGGEENNAALLAANN SSIIGG DDAANN PPEERRAANNGGKKAATT LLUUNNAAKK PPEENNDDUUKKUUNNGG 

    1.1 Sistem Informasi Geografis

    GIS adalah akronim dari Geographic Information System  (Sistem InformasiGeografis), dan saat ini juga dikenal sebagai Geographic Information Science.Suatu system informasi geografis adalah suatu system informasi berbasiscomputer yang digunakan untuk memanipulasi, menyederhanakan,memilih, memperbarui dan menampilkan data spasial beserta atributnya.

    Sistem Informasi Geografis juga sering diartikan sebagai suatu integrasidari perangkat keras dan lunak berserta manusianya yang dapatmembantu dalam merepresentasikan dan menganalisis data berbasisgeografi. Sistem ini mereferensi sistem koordinat dunia-nyata. Suatu SIGdapat juga untuk menyimpan data atribut yang mengandung informasi

    yang menjelaskan fitur pada peta. Informasi ini biasanya diletakkanterpisah dari data grafis, dalam suatu file database, tetapi tetap terkaitdengan data grafis yang ada.

    SIG dapat juga didefinisikan sebagai suatu sistem komputer yang dapatmembuat, menyimpan, memanipulasi, dan menampilkan informasi yangbereferensi geografis.

    Suatu SIG dapat menjawab pertanyaan sederhana seperti “Berapa banyakracun yang tersebar dalam jangka satu kilometer dari pabrik kimia diCibinong?” atau “Jalur tersingkat manakah untuk menuju Surabaya?” SIG

     juga dapat menjawab pertanyaan yang lebih kompleks seperti

    menentukan factor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakitmalaria, atau lokasi terbaik bagi pendirian sebuah supermarket berdasarbeberapa criteria seperti kondisi demografi dan lokasi competitor.

    Geographic Information Science mengarah pada konsep yang lebih teoritisseperti disain SIG, data, dan metoda dan mengenal hubungan erat dengankeilmuan lain seperti kartografi, geodesi, dan analisis kuantitatif.

    1.2 Perangkat Lunak Pendukung

    Banyak sekali terdapat paket perangkat lunak pemetaan tetapi yang bisadigolongkan sebagai perangkat lunak SIG hanya jika perangkat lunaktersebut bisa melakukan analisis spasial (keruangan).

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    6/30

     2

    Pembangunan Sistem Informasi Geografis didukung oleh pengembanganperangkat lunak pendukung dan perkembangannya saat ini sangat pesat.Perangkat lunak pendukung pabrikan dapat kita peroleh dari vendorsedangkan untuk perangkat lunak yang berbasis Open Source bisa kitadapatkan dengan mengunduh dari internet.

    Perangkat lunak pendukung yang termasuk pabrikan antara lain adalahArc/Info, ArcView, MapInfo. Sedangkan yang termasuk Open Sourceantara lain adalah GRASS, freeGIS, dan DivaGIS.

    Dalam materi ini akan dibahas penggunaan perangkat lunak ArcView,khususnya dalam memanfaatkan modul bantu Spatial Analyst. ArcViewmerupakan produk dari ESRI dan merupakan salah satu perangkat lunakpendukung SIG yang popular digunakan di Indonesia.

    Spatial Analyst merupakan suatu modul khusus yang berfungsi untukmemudahkan proses analisis keuangan pada ArcView. Beberapa

    persoalan yang dapat dipecahkan dengan menggunakan alat bantu iniseperti menemukan lokasi terbaik untuk pembangunan pasar swalayandengan memperhatikan pertumbuhan penduduk dan perubahandemografi. Dapat juga dikembangkan pada bidang pertanian denganmemperhatikan hubungan kimia tanah dan hasil panen untukmengoptimalkan keuntungan.

    Spatial Analyst merupakan modul yang terpisah dari paket ArcView,sehingga diperlukan penginstallan khusus. Dan untuk mengaktifkannyamelalui pengaktifan extension saat ArcView telah dijalankan.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    7/30

      3

     

    22  DDAATTAA RRAASSTTEERR DDAANN GGRRIIDD 

    2.1 Konsep Data Raster 

    Suatu data raster adalah data yang berupa pixel dan tersusun dalam barisdan kolom, menyimpan informasi spasial dalam sebuah grid atau matrik.Tiap pixel mempunyai nilai, dan nilai ini dapat merepresentasikansesuatu, seperti ketinggian (dalam DEM, digital elevation model), jenistanah, penggunaan lahan, kemiringan dalam suatu nilai  greyscale  (dalamsebuah citra/image).

    Data raster biasanya digunakan untuk menyimpan informasi mengenaifeature geografis yang kontinyu pada suatu permukaan, sepertiketinggian, nilai reflektan, kedalaman air tanah, dan lain-lain. Data citraadalah satu bentuk data raster dimana pada tiap sel atau pixel menyimpan

    nilai yang direkam oleh peralatan optic atau elektronik. Grid padapembahasan di buku ini adalah data raster.

    Data raster mempunyai resolusi beragam dan ukuran sel dalam suatu gridadalah tetap, sehingga jika kita lakukan zoom pada data raster maka akanterlihat bentuk dari jajaran sel tersebut.

    2.2 Pengertian Grid

    Spatial Analyst menggunakan theme GRID untuk menganalisis data.

    Theme GRID adalah sama dengan theme raster pada feature theme biasa.

    Grid adalah satu obyek yang menyimpan data spasial yang terhubungkandengan data lainnya. Grid mempunyai struktur data raster (berbasis sel)dimana tiap sel menyimpan satu nilai data numeric. Kelas Grid dapatmenyediakan hasil analisis yang menghasilkan obyek Grid yang baru darisatu obyek Grid lainnya. Suatu obyek Grid object dapat memiliki suatutable atribut nilai yang dinamakan VTab. Jika terdapat VTab maka tableini menunjukkan atribut dari obyek Grid yang terkait. Suatu VTabotomatis akan terbentuk untuk obyek Grid bernilai bilangan bulat(integer) yang mempunyai rentang nilai kurang dari 100.000 atau nilaikhusus (unique) kurang dari 500. Obyek Grid yang bertipe Floating point (pecahan) tidak mempunyai obyek VTab.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    8/30

     4

    Format GRID adalah format yang dimiliki oleh ESRI yang mendukunggrid raster berjenis bilangan bulat (integer) 32-bit dan pecahan (floating-point) 32-bit.

    Grid sangat baik dalam merepresentasikan fenomena geografis yang

    berkeruangan kontinyu, dan juga dalam membentuk model keruangandan analisis aliran, kecenderungan, dan permukaan seperti yang terdapatdalam keilmuan hidrologi.

    Dengan menggunakan extension Spatial Analyst kita dapat mengubahtema berbasis fitur vector ke grid. Kita dapat juga menghasilkan grid daribermacam operasi analisis spasial. Grid dapat ditampilkan dalam windowview pada ArcView sebagai theme grid. Kita dapat membuat kelas padasel-sel grid dan menentukan warna pada tiap kelasnya.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    9/30

      5

     

    33  PPEENNGGAATTUURRAANN TTHHEEMMEE 

    3.1 Mengaktifkan Modul Spatial Analyst

    Untuk dapat melakukan analisis keruangan dengan menggunakan modulSpatial Analyst, maka kita harus pastikan bahwa pada ArcView yangdigunakan telah terinstall modul tersebut. Untuk melihat apakah sudahterinstall dan sekaligus untuk mengaktifkannya, caranya adalah sebagaiberikut:

    Pilih menu File, lalu pilih Extensions…  Akan terlihat window sepertidibawah ini, lalu scroll hingga menemukan Spatial Analyst. Jika tidak adamaka modul tersebut belum terinstall, jika ditemukan maka aktifkandengan meng-klik pada kotak pilihannya.

    Gambar 3.1 Pengaktifan modul Spatial Analyst.

    Setelah kembali pada window View, maka akan terlihat penambahanmenu yaitu Analysis dan Surface.

    Gambar 3.2 Penambahan menu Analysis dan Surface 

    setelah Spatial Analyst diaktifkan.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    10/30

     6

    3.2 Konversi ke Theme Grid

    Pada analisis keruangan yang dilakukan dalam format grid, maka kitaharus melakukan konversi format yaitu dari format shape kedalam formatgrid. Untuk melakukan hal tersebut maka yang harus kita lakukan

    kemudian adalah memanggil data shape kita untuk kemudian kitakonversikan pada format grid.

    1.  Buka theme yang akan dikonversi (yaitu theme daerah studidengan nama admin.shp, pada folder data) kemudian aktifkantheme tersebut.

    2.  Pilih menu Theme, lalu Convert to Grid…, kemudian akan munculkotak dialog:

    Gambar 3.3 Kotak dialog pada proses konversi.

    3.  Tentukan nama grid (admin_grd), jangan lupa tempatkan padafolder tempat penyimpanan data, kemudian klik OK. Akanmuncul kotak dialog:

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    11/30

      7

     Gambar 3.4 Kotak dialog yang muncul pada konversi grid.

    4.  Pada kotak dialog ini ada beberapa isian yang harus kita isikansesuai dengan proses analsis keruangan yang kita inginkan:

    a. 

    Output Grid Extent , merupakan besar hasil yang akandibuat. Pilihan yang ada adalah Same as View  berartisebesar View, Same as Display  yaitu sebesar tampilandilayar, dan Same as   yaitu sama dengan besartheme yang ada. Dalam hal ini kita pilih Same as

     Admin.shp  karena semua luaran akan kita sesuaikandengan luasan batas administrasi yang kita gunakan.

    b.  Output Grid Cell Size, yang berarti ukuran resolusispasial yang diinginkan. Map unit yang digunakan padadata ini adalah meter, sesuai dengan seting pada propertyView. Isikan 30, yang berarti grid yang akan dihasilkanmempunyai dimensi 30 x 30 meter. Number of Row  danNumber of Columns  akan menyesuaikan dengan besarandata yang telah diset pada dua isian terdahulu.

    5.  Klik OK, kemudian akan muncul pilihan field yang akandigunakan sebagai nilai sel pada grid luaran. Yang ditampilkanhanya field dengan jenis numeric. Pilih field ID kemudian OK.

     Jika field tersebut merupakan integer maka ArcView akanbertanya lagi, apakah nilai atribut dari table shape akan sertakan(link) dalam table theme grid. Pilih No, kemudian Yes untukmenampilkan theme grid hasil kedalam View.

    Untuk melihat perbedaan antara theme shape dan theme grid, lakukanzoom (pembesaran) pada lokasi tertentu, kemudian bandingkan tampakan

    keduanya.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    12/30

     8

    Gambar 3.5 Theme shape (kiri) dan theme grid (kanan)

    3.3 Properti Analisis

    Pengaturan Properti Analisis penting dilakukan sebelum kita melakukanproses lebih lanjut, karena pengaturan ini menyangkut luaran yang akandihasilkan.

    Untuk pengaturan ini lakukan dengan memilih menu  Analysis, kemudianProperties…, kemudian akan muncul kotak dialog:

    Gambar 3.6 Kotak dialog untuk mengatur Properti Analisis.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    13/30

      9

    Hal-hal yang perlu diatur adalah:

    1.   Analysis Extent, ini merupakan seting ukuran dari luaran yangakan dihasilkan. Beberapa pilihan yang dapat dipilih adalah: Sameas View yang berarti ukuran luaran sesuai dengan ukuran View,

    Same as Display, dimana luaran akan mempunyai ukuran samadengan tampilan pasa saat ini, Intersection of Inputs, menggunakandaerah yang overlap dari input theme, Union of Inputs,menggunakan sebagian atau seluruh daerah input, Current Value,menggunakan nilai semula; Same as , sesuai denganukuran salah satu theme yang ada; dan  As Specified Below, dimanakita dapat menentukan sendiri koordinat dan nilai koordinat tepi.

    2.   Analysis Cell Size, yaitu ukuran sel hasil. Beberapa pilihan adalah: Minimum of Input, akan menggunakan ukuran terkecil dari inputyang digunakan;  Maximum of Input, menggunakan ukuran selterbesar dari input;  As Specified Below, dengan ,e,asukkan ukuran

    sel sesuai yng kita kehendaki; Current Value, menggunakan nilaiyang ada saat ini; Same as , menggunakan ukuran selsesuai dengan theme tertentu.

    3.   Analysis Mask, menggunakan batasan luaran sesuai dengandaerah/area tertentu, dengan dua pilihan yaitu No Mask Set dan.

    Untuk pengisian ini kita set sebagai berikut: Analysis Extent: Same as Admin_grd, Analysis Cell Size: Same as Admin_grd, dan Analysis Mask:Same as Admin_grd. Hal ini berarti semua luaran akan mengacu padatheme grid Admin_grd.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    14/30

     10

    44  AANNAALLIISSIISS PPEERRMMUUKKAAAANN 

    4.1 Menghitung Kerapatan

    Modul Spatial Analyst mempunyai fungsi untuk menghitung suatukerapatan dengan membuat grid bersifat kontinyu dimana setiap selnyamengandung informasi jumlah per satuan luas. Fungsi ini bernamaCalculate Density, dimana biasanya digunakan untuk menghitungkerapatan penduduk, bangunan, dan informasi lain yang nilainya diambildari data atribut.

    Pada proses yang dilakukan, fungsi akan meminta input berupa datashape yang bertipe titik. Luaran yang dihasilkan akan diberi nama secaraotomatis sebagai Density from . Proses yang terjadi adalah

    fungsi akan mengubah theme titik menjadi grid yang kontinyu denganukuran sel yang kita tentukan. Nilai pada tiap sel merupakan hasilperhitungan jumlah titik pada radius yang ditentukan. Nilai atributkemudian dijumlahkan dan dibagi dengan luas area pada radius tersebut.

    Untuk mencoba fungsi ini kita gunakan data penduduk yang terdapatdalam file shape penduduk_pnt.shp, sehingga langkah awal adalahmembuka penduduk_pnt.shp kemudian aktifkan theme tersebut. Arahkanpenunjuk pada Theme penduduk, lalu jalankan fungsi Calculate Density dari menu Analysis.

    Akan tampil kotak dialog seperti gambar berikut, dan isian yang

    diperlukan adalah: Population Field, yaitu menentukan field yangmenyimpan data yang akan dicari kerapatannya; Search Radius, radiusyang menentukan area dimana titik akan diperhitungkan; Density Type,yaitu Simple  atau Kernel  dimana Simple hanya memperhitungkan satunilai pada area yang tercakup dalam radius sedangkan Kernel membagiarea dalam radius sehingga hasilnya lebih halus; dan  Area Units,merupakan satuan luas yang akan digunakan.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    15/30

      11

     Gambar 4.1 Kotak dialog pada fungsi Calculate Density

    Hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:

    Gambar 4.2 Data penduduk yang terdapat pada data shape bertipe titik(kiri) dan hasil Calculate Density (kanan)

    Luasan pada tiap sel yang dihasilkan adalah jiwa/km2.

     Jika unit map pada View tidak diset, maka satuan sel luaran adalah SquareMap Unit dan bersifat tidak dapat diubah. Tetapi jika sudah diset makasatuan luaran dapat berupa Square Miles, Square Kilometers, Acres,Hectares, Square Yards, Square Inches, Square Meters, SquareCentimeters, atau Square Millimeters.

    Calculate Density  bekerja pada data yang ter-select tetapi jika tidak adadata yang ter-select maka fungsi ini akan menghitung semua data padatheme tersebut.

    Hasil perhitungan ini tersimpan pada folder kerja yang bersifat temporer,

    sehingga jika theme tersebut di delete dari View maka akan terdeleteotomatis. Untuk itu diperlukan langkah untuk menyimpan hasil yang

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    16/30

     12

    telah diperoleh melalui menu Theme kemudian pilih Save Data Set. Simpanpada folder data yang digunakan dengan nama kerapatan_pdd.

    4.2 Interpolasi Grid dari Data Titik

    Proses interpolasi adalah mengisi kekosongan data dengan metodatertentu dari suatu kumpulan data untuk menghasilkan sebaran yangkontinyu. Pada modul Spatial Analyst proses ini dilakukan denganmenjalankan fungsi Interpolate Grid yang terdapat pada menu Surface.

    Aplikasi yang biasanya menggunakan fungsi ini antara lain adalahmembuat DEM (Digital Elevation Model, Model Ketinggian Digital) darititik-titik ketinggian yang dimiliki pada suatu area, membuat peta sebaranhujan dari titik-titik stasiun hujan yang merekam data meteorology.

    Contoh yang akan dilakukan kali ini adalah interpolasi data ketinggianuntuk dihasilkan data grid ketinggian yang kontinyu pada daerah studikita. Data titik ketinggian tersimpan pada shape titik_tinggi.shp, sehinggalangkah pertama adalah membuka file titik_tinggi.shp  pada View.Kemudian ikuti langkah berikut:

    1.  Aktifkan theme titik tinggi, dan tempatkan penunjuk pada themetersebut.

    2.   Jalankan fungsi interpolasi dengan memilih menu Surface,kemudian Interpolate Grid…, akan muncul kotak dialog:

    Gambar 4.3 Kotak dialog pada proses interpolasi.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    17/30

      13

     Pada kotak dialog terdapat pilihan mengenai metoda yang akandiaplikasikan, yang terdiri dari dua macam yaitu IDW dan Spline.

    Metoda IDW  (Inverse Distance Weighted) mengasumsikan bahwa tiap titik

    input mempunyai pengaruh yang bersifat local yang berkurang terhadap jarak. Metoda ini memberi bobot lebih tinggi pada sel yang terdekatdengan titik data dibandingkan sel yang lebih jauh. Titik-titik pada radiustertentu dapat digunakan dalam menentukan nilai luaran untuk tiaplokasi.

    Metoda Spline  adalah metoda interpolasi yang biasa digunakan untukmendapatkan nilai melalui kurva minimum antara nilai-nilai input.Metoda ini baik digunakan dalam membuat permukaan seperti ketinggianpermukaan bumi, ketinggian muka air tanah, ataupun konsentrasi polusiudara. Kurang bagus untuk siatuasi dimana terdapat perbedaan nilai yangsignifikan pada jarak yang sangat dekat. Jika dipilih metoda Spline maka

    ada pilihan tipe Regularized dan Tension. Regularized membuatpermukaan halus sedangkan Tension mempertegas bentuk permukaansesuai dengan fenomena model.

    Karena pada kasus kita adalah melakukan proses grid untuk permukaanarea maka metoda yang dipilih adalah Spline  dan tipe yang digunakanadalah Regularized. Sedangkan nilai titik ketinggian terdapat pada fieldElevation.

    Gambar 4.4 Kotak dialog yang telah dimasukkan nilai untuk proses.

    Dari proses ini didapat hasil seperti pada gambar berikut ini:

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    18/30

     14

    Gambar 4.5 Hasil interpolasi dari titik-titik tinggi ditampilkan bersamadata sebaran titik tinggi yang digunakan.

    Langkah yang harus segera dilaksanakan setelah sebuah proses dilakukanadalah memastikan bahwa theme baru yang dihasilkan telah amantersimpan. Untuk itu dilakukan penyimpanan data DEM yang barudihasilkan dengan cara memilih menu Theme dan Convert to Grid…  laluletakkan hasil pada folder data.

    4.3 Pembuatan Garis Kontur

    proses pembuatan kontur akan menghasilkan luaran theme bertipe garis(line) dari suatu data input grid. Nilai dari tiap garis menggambarkanketinggian yang sama, atau nilai yang sama tentang magnitude,konsentrasi atau apapun sesuai dengan jenis data input. Theme hasil akanmempunyai field bernama Contour  dalam atribut tablenya.

    Untuk theme grid fungsi ini tidak menghubungkan titik tengah sel,interpolasi dilakukan yang menggambarkan kesamaan magnitudo.Kadang-kadang garis melalui titik tengah sel tersebut.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    19/30

      15

    Hasil dari proses Create Contours… pada modul Spatial Analyst ini akansecara otomatis diberi nama Contour of . Dan pada contohproses, langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    1.  Aktifkan theme hasil interpolasi (yang bernama dem_grd), dan

    pastikan penunjuk berada pada theme tersebut.

    2.   Jalankan fungsi Contouring dengan memilih dari menu Surface kemudian Create Contours… kemudian akan muncul kotak dialog:

    Gambar 4.6 Kotak dialog pada fungsi Contouring.

    3. 

    Pada kotak dialog terdapat dua isian, yaitu Contour interval  danBase contour . Contour interval  adalah nilai selisih dari masing-masing garis yang dihasilkan. Sedangkan Base contour  adalah nilaiyang digunakan ArcView sebagai nilai awal.

    Hasil dari proses pembuatan kontur ini adalah sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    20/30

     16

    Gambar 4.7 Hasil dari proses pembuatan kontur dari data DEMdengan latar belakang data grid ketinggian (DEM).

    4.4 Pembuatan Hillshade 

    Fungsi Compute Hillshade digunakan untuk menentukan hasil penyinaransecara hipotesis dari suau bentuk permukaan yang merupakan bagian darilangkah analisis dan tampilan. Untuk keperluan analisis, fungsi Compute

    Hillshade dapat digunakan untuk menentukan lama waktu dan intensitassinar matahari pada lokasi tertentu. Sedangkan untuk tampilan, ComputeHillshade dapat digunakan untuk mempertajam relief permukaan.

    Ada dua masukna utama yang diperlukan pada proses ini yaitu Azimuthdan Altitude. Azimuth adalah angka positif yang berupa besar derajatyang mempunyai rentang dari 0 hingga 360, diukur dari arah utara.Sedangkan altitude adalah anhka positif yang berupa yang berupa besarderajat dengan rentang dari 0 derajat pada garis horizon hingga 90 derajatpada titik diatas kepala.

    Luaran theme grid dari fungsi Compute Hillshade  otomatis diberi namaHillshade of . Data grid hasil proses secara temporer disimpan

    pada folder kerja dengan nama "hlshd" diikuti angka yang bersifat unik.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    21/30

      17

    Karena itu jangan lupa untuk menyimpan theme grid ini dengan namatertentu pada folder data setelah proses selesai.

    Pada contoh proses kali ini kita masih menggunakan data grid ketinggiansebagai input dari fungsi Compute Hillshade. Langkah yang dilakukan

    adalah:

    1.  Aktifkan theme ketinggian  (dem_grd) dan pastikan penunjukpada posisi theme tersebut.

    2.   Jalankan fungsi Compute Hillshade  dari menu Surface. Lalu akanmuncul kotak dialog:

    Gambar 4.8 Kotak dialog pada proses Compute Hillshade.

    3.  Masukkan nilai default, yaitu 315 untuk Azimuth dan 45 untukAltitude. Ini berarti kondisi matahari pada posisi arah barat lautdan pada ketinggian 45 derajat relative terhadap lokasi. Hasilperhitungan, yang di-overlay dengan garis konturmemperlihatkan bahwa daerah pada sebelah barat laut daribeberapa puncak ketinggian terlihat lebih cerah dibandingkanarah tenggara dari puncak-puncak tersebut.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    22/30

     18

    Gambar 4.9 Hasil proses Calculate Hillshade yang di-overlaydengan garis kontur.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    23/30

      19

     

    55  MMEENNGGHHIITTUUNNGG  J JAARRAAKK 

    5.1 Jarak Euclidean

    Untuk menganalisis jarak dengan menggunakan Spatial Analyst, dimulaidengan menggunakan fungsi Find Distance  pada menu  Analysis  untukmembuat theme grid yang mengandung nilai jarak terdekat untuk tiap sel.Feature yang dapat digunakan untuk menghitung jarak dapat berupapoints, lines, polygons, atau sel bernilai non-null.

     Jarak Euclidean dihitung antara tiap sel luaran yang tidak mengandungsuatu feature ke feature terdekat. Sel luaran yang mengandung featurediberi nilai nol. Theme grid jarak yang kontinyu ini digunakan untukmembuat buffer jarak yang diskrit atau untuk menemukan feature dalam

     jarak tertentu dari feature yang lain.

    Fungsi Find Distance dapat digunakan hanya untuk memproses beberapadata yang ter-select, tetapi jika tidak ada data yang ter-select maka fungsiakan memproses semua data pada theme tersebut. Contohnya adalah jikakita ingin membuat permukaan kontinyu dari area permukiman padatheme landuse maka kita harus memilih (select) semua area permukimanterlebih dulu dengan menggunakan Query builder.

    Tiap sel yang mempunai nilai (termasuk nol) dianggap sebagai featureoleh theme grid. Jika theme grid digunakan sebagai input bagi fungsi FindDistance, suatu jarak akan dihitung untuk setiap sel pada theme yang aktifyang mempunyai nilai No Data. Jika kita ingin membuat permukaan

    kontinyu dari data jalan dalam theme grid yang mempunyai nilai 1 untuk jalan dan 0 selain jalan, pertama-tama kita harus memilih (select) semuasel yang mempunyai nilai 1.

    Luaran theme grid dari fungsi Find Distance ini otomatis akan diberinama Distance to . Data grid dan semua yang terhubungpada grid ini akan disimpan pada folder kerja yang bersifat temporer,sehingga sebaiknya setelah didapat hasil segera disimpan pada folder datadengan nama tertentu.

    Pada contoh proses, kita akan menghitung jarak terdekat tiap sel terhadapkota. Untuk itu langkah yang dilakukan adalah:

    1. 

    Buka data shape kota.shp kemudian aktifkan theme dan pastikanpenunjuk pada theme tersebut.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    24/30

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    25/30

      21

     Theme grid yang dihasilkan dari proses ini secara otomatis akan diberinama Proximity to .

    Contoh penggunaan fungsi ini, menggunakan data lokasi wisata, adalah

    sebagai berikut:

    1.  Buka data shape wisata.shp, kemudian aktifkan theme danpastikan penunjuk pada posisi theme tersebut. 

    2.  Pilih menu  Analysis, kemudian pilih  Assign Proximity. Maka akanmuncul kotak dialog: 

    Gambar 5.2 Kotak dialog pada proses Assign Proximity.

    3.  Pilih field Keterangan, yang merupakan nama lokasi wisata. Laluklik OK. Hasil yang akan diperoleh adalah sebagaimana gambarberikut.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    26/30

     22

    Gambar 5.3 Hasil dari proses Assign Proximity, di-overlaydengan titik lokasi wisata yang digunakan sebagai input.

    Dari hasil diatas bisa terlihat jarak terdekat relative terhadap tiap lokasiwisata.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    27/30

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    28/30

     24

    Gambar 6.2 Kotak dialog pada saat proses impor.

    3.  Tipe file yang dimungkinkan untuk diimpor adalah ASCII Raster,Binary Raster, USGS DEM, dan US DMA DTED. Pilih salah satu,kemudian OK. Pilih file yang dimaksud kemudian OK. Maka datagrid akan dibuat untuk tiap file yang kita panggil.

    4.  Simpan grid dengan penamaan tidak lebih dari 14 karakter dantidak dapat mengandung “.” atau spasi.

    5.   Jika mengimpor file ASCII maka kita harus memilih apakah datayang diimport mempunyai informasi bilangan bulat (integer) atautidak.

    Setelah file raster berhasil diimpor kedalam format grid, segera dapatditampilkan dalam View sebagai theme.

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    29/30

      25

     

    DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA 

    Burrough, P.A., (1986). Principles of Geographic Information Systems for Land Assessment. Oxford University Press, New York.

    ESRI, 2002,  ArcView 3.3. User Manual, Environmental System ResearchInstitute, Inc.

    Georgia State University, 2005, GIS FAQ, http:// monarch.gsu.edu/service /gisinfo /gisfaq.htm (diakses pada Januari 2006).

    Harder, C., 1998, Serving Maps on the Internet, Geographic Information on theWorld Wide Web, ESRI Press.

    I Wayan Nuarsa, 2005,  Menganalisis Data Spasial dengan ArcView GIS 3.3untuk Pemula, Elex Media Komputindo.

    MIT, MIT Digital Field Camp Web Pages, http:// web.mit.edu /dtfg /www/education /FieldCampWeb /main.htm (diakses pada Januari2006).

    NPS, National Park Service  ArcView GIS On-Line Course, http://www.nps.gov /gis /av3_online /documents /outline /Outline.html(diakses pada Januari 2006).

  • 8/17/2019 Spatial Analyst Modul

    30/30

     26

    AA--11  MMEETTAADDAATTAA 

    Data SIG yang digunakan pada buku ini adalah:

    No. Nama File /Tema

    Sumber Perlakuan Keterangan

    Data Vektor

    1 Administrasi/BatasAdministrasi

    WebGIS KPU DigitasiOnscreen

    http://webgis.kpu.go.id

    2 Penduduk Data BPS 2003 Digitasi Dicrop dan data atributdisesuaikan.

    3 Jalan/ Jaringan jalan

    *) Digitasi Dicrop dan data atributdisesuaikan.

    4 Kota/Nama Kota

    *) Digitasi Dicrop dan data atributdisesuaikan.

    5 Pulau/

    Batas pantai

    *) Digitasi Dicrop dan data atribut

    disesuaikan.6 Wisata/

    Lokasi wisata*) Digitasi Dicrop dan data atribut

    disesuaikan.

    7 Titik tinggi *) Digitasi Dicrop dan data atributdisesuaikan.

    *) Peta Rupabumi Indonesia, Lembar 0421-54&53, Edisi I - 1982,BAKOSRTANAL, sekala 1:50.000.