sorik marapi, sumatera utara - esdm

18
SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sorieg Berapi, Seret Berapi. Nama Kawah : Kawah Sorik Marapi A dan B, Danau Merah (C) Nama Lapangan Solfatara : Sibangor Julu Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 0°41'11.72"LS99°32'13,09" BT Kecamatan Kotanopan dan Kecamatan Napal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Ketinggian : 2145 m Tipe Gunungapi : Strato dengan danau kawah Pos Pengamatan : Desa Sibanggortonga, Pos Kayu Laut, Kab. Mandailing Natal, Sumatera Utara Koordinat 00°42’39,6“ LS, dan 99°34’36,6 BT Elevasi 902m PENDAHULUAN Cara Pencapaian Puncak Kampung Maga sebagai titik permulaan pendakian, kemudian melewati Kp. Sibangor yang terletak dilereng baratlaut gunung ini pada ketinggian ±900 m, mendaki ke ketinggian 1545 m. Dapat juga menempuh perjalanan dari Kotanopan lewat Maga menuju Sibangor dan menuju fumarola dilereng gunung ini pada ketinggian 1300 m, kemudian menuju puncak.

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA

KETERANGAN UMUM

Nama Lain : Sorieg Berapi, Seret Berapi.

Nama Kawah : Kawah Sorik Marapi A dan B, Danau Merah (C)

Nama Lapangan Solfatara : Sibangor Julu

Lokasi

a. Geografi

b. Administrasi

:

:

0°41'11.72"LS99°32'13,09" BT

Kecamatan Kotanopan dan Kecamatan Napal,

Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara

Ketinggian : 2145 m

Tipe Gunungapi : Strato dengan danau kawah

Pos Pengamatan : Desa Sibanggortonga, Pos Kayu Laut, Kab.

Mandailing Natal, Sumatera Utara

Koordinat 00°42’39,6“ LS, dan 99°34’36,6 BT

Elevasi 902m

PENDAHULUAN

Cara Pencapaian Puncak

Kampung Maga sebagai titik permulaan pendakian, kemudian melewati Kp.

Sibangor yang terletak dilereng baratlaut gunung ini pada ketinggian ±900 m, mendaki ke

ketinggian 1545 m. Dapat juga menempuh perjalanan dari Kotanopan lewat Maga menuju

Sibangor dan menuju fumarola dilereng gunung ini pada ketinggian 1300 m, kemudian

menuju puncak.

Page 2: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

SEJARAH LETUSAN

Sejarah Letusan yang tercatat sejak 1800, sebagai berikut :

1830 Terjadi letusan yang menghasilkan abu, lumpur dan bom gunungapi. Endapan abu

mencapai jarak sampai 52 km. Diperkirakan sebagai letusan preatik dari kawah pusat.

1879 Danau Kawah Merah mendidih, terjadi semburan berupa lumpur yang membumbung ke

atas, diperkirakan sebagai letusan preatik di kawah pusat.

1892 21 Mei jam 18:30 terjadi letusan besar, mengakibatkan timbulnya 2 buah lubang kawah. Di

lereng sebelah timur terjadi longsoran. Akibat hujan, terjadi lahar yang menimbulkan

korban 180 orang meninggal di Kp. Sibangor, gempa 17 Mei, menimbulkan longsoran

yang berubah menjadi lahar saat hujan, kemungkinan merupakan letusan preatik pada

lereng.

1893 Januari jam 04:00, di daerah sekitar fumarola Sibangor Julu terjadi letusan. Batu dan

lumpur dilemparkan di sekitar tempat tersebut, sebagai letusan preatik pada lereng.

1917 20 Mei, jam 04:00 terjadi letusan abu selama 3 jam. Dari Danau Merah membumbung

asap tebal, sedangkan sebuah dentuman hebat terdengar sampai Kotanopan, sebagai

letusan preatik pada kawah pusat.

1970 Menurut catatan Dinas Vulkanologi, pada tahun ini terjadi letusan abu.

1986 Terjadi letusan di kawah utama dengan menimbulkan tiga kawah baru di tepi kawah

utamanya.

1987 Terjadi peningkatan temperatur solfatara di kawah Sibanggor Julu dari 95oC menjadi 119

oC,

diikuti semburan lumpur panas di sekitar kawah.

Karakter letusan

Karakter letusan G. Sorik Marapi berupa letusan freatik dan letusan abu serta

semburan lumpur.

GEOLOGI

Morfologi

1. Satuan Morfologi Pegunungan Terlipat

Menempati sebagian besar daerah penelitian di bagian tenggara, timurlaut dan

baratlaut, pola aliran sungai dendritik, stadia muda-dewasa, 500-900m dpl.

2. Satuan Morfologi sisa tubuh gunungapi

Menempati utara puncak Sorik Marapi, berlereng terjal, 600-1200m dpl.

3. Satuan Morfologi Sisa Lereng Gunungapi Tua

Menempati daerah sebelah barat dan timurlaut puncak, pola aliran sungai dendritik,

lereng terjal, ketinggian 1400-1800m dpl.

4. Satuan Satuan Morfologi aliran Lava dan Kerucut Lava Sorik Marapi Tua

Page 3: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

Memanjang arah barat-timur dan menempati sekitar 15% luas daerah penelitian.

Lereng terjal bagian barat dan melandai di bagian timur pola aliran sungai dendritik,

stadium muda, ketinggian 1200-1600m dpl.

5. Satuan Morfologi Lereng Sorik Marapi

Memanjang arah timur-barat sepanjang jalan menuju Natal, lereng sedang, pola aliran

sungai radial, stadia muda, ketinggian 1200-1600m dpl.

6. Satuan Morfologi Kerucut Marapi

Menempati bagian dari kerucut Sorik Marapi Muda, bergelombang, lereng terjal, pola

aliran sungai radial, stadia muda, ketinggian 1600-2150m dpl.

7. Satuan Morfologi Dataran Aluvial

Menempati sebelah utara dan timurlaut, relatif datar, dibentuk oleh endapan aluvial

yang dihasilkan dari sungai pada stadia dewasa-tua, ketinggian 400-500 m dpl.

Stratigrafi

Dari hasil penyelidikan geologi gunungapi yang dikompilasikan dengan hasil analisa

foto udara, maka dapat diuraikan urut-urutan satuan batuan dari yang tertua hingga

termuda adalah sebagai berikut:

1. Batuan dasar Pra-Kuarter

Satuan ini terdiri dari batuan Pra-Tersier dan Tersier;

1.1. Batuan Pra-Tersier

Litologi satuan ini umumnya terdiri dari batuan sedimen

termetamorfosa/metasedimen dan telah tersesarkan dan terlipat kuat, seperti

batugamping, filit dan slate. Secara regional satuan ini dimasukkan sebagai

Formasi Muarasoma, berumur Kapur yang merupakan batuan tertua di Sorik

Marapi ini.

1.2. Batuan Tersier

Litologi satuan ini terdiri dari serpih karbon yang telah tersesarkan dengan kuat,

ditandai dengan adanya bidang hancuran (berupa bidang geser “shear structure”

yang saling berpotongan), adanya struktur “sisik ikan” (struktur khas untuk batuan

lempungan yang terkena sesar dengan kuat). Pada beberapa tempat lainnya dapat

ditemukan batuan tufa yang telah mengalami alterasi hidrothermal yang ditandai

dengan kehadiran mineral klorit, kaolin dan oksida besi yang disertai dengan

silisifikasi dan pengayaan mineral pirit pada bidang kekarnya. Jenis batuan lainnya

ialah diorit yang telah teralterasi yang ditandai dengan kehadiran klorit dan lempung

Page 4: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

putih menggantikan felspar. Lava diorit ini dapat ditemukan di daerah Lalu

Rombang.

2. Satuan Batuan Vulkanik Pra-Sorik Marapi (Pso)

Diperkirakan berumur kuarter tua dan dihasilkan dari gunung Sorik Marapi, terdiri

dari:

2.1. Jatuhan Piroklastik Pra-Sorik Marapi (PSO.jp.)

Berupa aglomerat (diameter >0.5 cm) yang telah terkompakan dengan fragmen

berkomposisi andesit-andesit basaltik dan secara stratigrafi terletak diatas batuan

tersier.

2.2. Aliran Piroklastik Pra-Sorik Marapi1 (Pso.ap.1)

Merupakan satuan batuan laharan.

2.3. Lava Pra-Sorik Marapi (Pso.1.)

Litologinya berupa lava andesitik, sebagian terbreksikan dan teralterasikan akibat

pengaruh sesar besar Sumatera yang diikuti dengan kegiatan solfatara dan

fumarola. Batuan ini umumnya berwarna abu-abu keputihan, tekstur porfiritik

dengan fenokris terdiri dari felspar dan piroksen dalam masa dasar afanitik,

sedangkan batuan yang tidak terkena alterasi dapat ditemukan dalam bentuk

bongkah-bongkah besar yang berwarna abu-abu kehitaman.

2.4. Aliran Piroklastik Pra-Sorik Marapi2 (Pso.ap.2)

Litologinya berwarna putih keabu-abuan, mengandung charcoal yang agak lapuk

berwarna coklat kekuningan, agak kompak, getas, kemas terbuka dan pemilahan

buruk, berkomponen batuapung/pumice berukuran maksimum 20cm, banyak

mengandung hornblenda, terdapat dalam material halus (1-2mm) yang berwarna

putih dan banyak mengandung gelas. Kadang ditemukan fragmen andesitik dengan

tekstur afanitik.

2.5. Aliran Piroklastik Pra-Sorik Marapi3 (Pso.ap.3)

Ciri litologinya berwarna putih keabu-abuan, yang terlapukan berwarna coklat

kemerahan (dalam bentuk soil), kurang kompak, getas, kemas tertutup dengan

pemilahan sedang-baik (tidak mengandung fragmen batu apung), berbutir halus (1-

2mm), sedikit mengandung gelas dan umumnya tersingkap kurang baik.

2.6. Lahar Pra-Sorik Marapi (Pso.lh.)

Litologi satuan ini dapat dilihat dari fragmennya yang terdiri dari andesit proksin,

andesit basaltik dan tufa yang tersilisifikasikan, ukuran fragmen umumnya 15 cm.

Page 5: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

3. Satuan Batuan Sorik Marapi

Dihasilkan dari beberapa titik erupsi, urut-urutannya dari tua ke muda adalah

sebagai berikut:

3.1. Lava Sorik Marapi Tua1 (SoT.1.1)

Ciri litologinya antara lain berupa lava andesit piroksen, dalam keadaan lapuk

berwarna abu-abu kecoklatan, mempunyai rongga-rongga (vesikuler), porfiritik

dengan fenokris hornblenda dan piroksen serta sedikit felspar dalam masa dasar

afanitik. Disebagian tempat sudah terlapukan, ditandai dengan adanya klorit dan

sedikit kaolin serta oksida besi yang mengakibatkan masa dasarnya berwarna

merah tua.

3.2. Lava Sorik Marapi Tua2 (SoT.1.2)

Secara stratigrafi satuan ini menutupi SoT.1.1. Ciri litologinya antara lain berupa

lava dasitik dengan xenolit berupa rhyolit, berwarna abu-abu kecoklatan, porfiritik,

dengan fenokris kuarsa, felspar, hornblenda dan sedikit biotit dalam masa dasar

afanitik. Singkapan terbaik dapat ditemukan pada aliran sungai di utara Adian Ubar

(di samping bendungan) dengan ketebalan mencapai 4m.

3.3. Lava Sorik Marapi1 (So.1.1)

Kenampakan litologinya berupa lava andesit, berasosiasi dengan fumarola/solfa-

tara, berwarna abu-abu kehitaman, vesikuler, porfiritik dengan fenokris dominan

piroksin pada masa dasar afanitik. Kenampakan fumarola/solfatara satuan ini

terlihat berupa bongkah-bongkah yang berwarna kehitaman, hal ini disebabkan

pengaruh sesar orde kedua dari sesar besar Sumatera yang melalui daerah ini.

3.4. Lava Sorik Marapi2 (So.1.2)

Litologinya berupa lava andesit, berwarna abu-abu terang, mengandung sedikit

rongga-rongga vesikuler, porfiritik dengan fenokris hornblenda, felspar dan sedikit

biotit pada masa dasar afanitik, Singkapan berbentuk bongkah-bongkah dengan

tebal singkapan mencapai 15m.

3.5. Lava Sorik Marapi3 (So.1.3)

Ciri litologi berupa lava andesitik, berwarna abu-abu kehitaman, porfiritik dengan

fenokris dominan piroksen pada masa dasar afanitik. Sebagian singkapan dalam

keadaan segar dan dapat ditemukan pada dinding kawah Danau Merah dengan

kekar-kekar kolom (Columnar Joint) yang terlihat cukup jelas. Ketebalan teramati

mencapai 30m.

Page 6: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

3.6. Lava Sorik Marapi4 (So.4)

Litologinya berupa lava andesitik-basaltik, berwarna abu-abu kehitaman, porfiritik

dengan fenokris piroksen, felspar serta sedikit olivin pada masa dasar afanitik.

Singkapan umumnya dalam keadaan segar, antara lain di sekeliling kawah utama

dengan ketebalan mencapai 20-25m.

3.7. Lahar Sorik Marapi (So.lh)

Secara stratigrafi satuan ini menutupi produk Pra-Sorik Marapi dan Sorik Marapi

muda yang terbentuk sebelumnya. Lahar ini diperkirakan produk lahar yang

mengikuti letusan phreatik pada tahun 1892 yang menimbulkan korban jiwa 180

orang meninggal di kampung Sibangor, dan juga mnyebabkan 66 orang meningga

di daerah Tano Bato pada 28 November 1915 malam, sehingga penting

diperhatikan penyebarannya. Fragmen sataun ini terdiri dari andesit, pumice dan

sedikit andesit yang teralterasikan, dengan ukuran berkisar dari 2cm – 1m. Di

daerah Sibangor satuan ini teralterasi akibat pengaruh solfatara hingga

terpropilitisasi (adanya epidot, klorit) dan terargilitisasi (adanya kaolin) dengan

pengayaan mineral pirit pada bidang-bidang kekarnya.

3.8. Jatuhan Piroklastik Sorik marapi (So.jp.)

Satuan ini dihasilkan dari hasil letusan 1986, terdiri dari, jatuhan abu, lapili dan bom

vulkanik yang mencapai ukuran 50 cm. Jatuhan abu dan lapili memperlihatkan

bentuk singkapan dengan perlapisan yang baik, disertai dengan struktur perlapisan

bersusun (graded bedding), seperti yang terdapat diutara bibir kawah, dengan

ketebalan keseluruhan mencapai 1.05m, secara stratigrafi satuan ini merupakan

produk termuda dari Sorik Marapi yang menutupi satuan batuan lain dibawahnya.

3.9. Satuan Endapan Aluvial

Satuan ini merupakan hasil erosi dan transportasi oleh aliran sungai yang

diendapkan pada daerah-daerah yang merupakan limpahan banjir. Litologinya

terdiri dari berbagai macam batuan (andesit, kwarsa, serpih, filit, tufa tersilisifikasi,

diorit, leukogranit, jasper dan kalsedon) dengan berbagai ukuran dan umumnya

mempunyai bentuk membulat tanggung seperti terlihat di sepanjang aliran sungai

Batang Gadis.

GEOFISIKA

Seismik

Pemantauan seismik dilakukan dengan seismograf sistem telemetri radio PS-2,

satu komponen, pengamatan seismik selama bulan Januari 2009 hingga Oktober 2009,

Page 7: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

menunjukan bahwa kegiatan kegempaan didominasi oleh gempa tektonik Jauh (TJ).

Kegempaan di G. Sorik Merapi yang dapat dilihat pada histogram di bawah ini.

Grafik Harian Gempa Vulkanik Type-A (VA) G. Sorik Marapi

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1-J

an

-09

15

-Ja

n-0

9

29

-Ja

n-0

9

12

-Fe

b-0

9

26

-Fe

b-0

9

12

-Ma

r-0

9

26

-Ma

r-0

9

9-A

pr-

09

23

-Ap

r-0

9

7-M

ay

-09

21

-Ma

y-0

9

4-J

un

-09

18

-Ju

n-0

9

2-J

ul-

09

16

-Ju

l-0

9

30

-Ju

l-0

9

13

-Au

g-0

9

27

-Au

g-0

9

10

-Se

p-0

9

24

-Se

p-0

9

8-O

ct-

09

22

-Oc

t-0

9

Ju

mla

h G

em

pa

Grafik Harian Gempa Tektonik Jauh (TJ) G. Sorik Marapi

0

5

10

15

20

25

30

35

1-J

an-0

9

16-J

an-0

9

31-J

an-0

9

15-F

eb-0

9

2-M

ar-

09

17-M

ar-

09

1-A

pr-

09

16-A

pr-

09

1-M

ay-0

9

16-M

ay-0

9

31-M

ay-0

9

15-J

un-0

9

30-J

un-0

9

15-J

ul-09

30-J

ul-09

14-A

ug-0

9

29-A

ug-0

9

13-S

ep-0

9

28-S

ep-0

9

13-O

ct-

09

28-O

ct-

09

Jum

lah G

em

pa

Grafik Harian Gempa Tektonik Lokal (TL) G. Sorik Marapi

0

2

4

6

8

10

1-J

an-0

9

16-J

an-0

9

31-J

an-0

9

15-F

eb-0

9

2-M

ar-

09

17-M

ar-

09

1-A

pr-

09

16-A

pr-

09

1-M

ay-0

9

16-M

ay-0

9

31-M

ay-0

9

15-J

un-0

9

30-J

un-0

9

15-J

ul-09

30-J

ul-09

14-A

ug-0

9

29-A

ug-0

9

13-S

ep-0

9

28-S

ep-0

9

13-O

ct-

09

28-O

ct-

09

Jum

lah G

em

pa

Gaya Berat

Pada peta anomali Bougeur terlihat beberapa daerah anomali positif dan negatif.

Pola struktur primer yang ditafsirkan dari peta anomali bougeur umumnya hampir berarah

Page 8: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

utara-selatan dan timurlaut-baratdaya. Pertama yaitu kelurusan yang dimulai dari G. Sorik

Marapi Namenek, melalui Sibangor Tonga hingga desa Maga, yang dicirikan dengan

kelurusan anomali positif kontak dengan anomali negatif Binanga, yang merupakan sesar

geser yang memotong sesar utama yang berarah tenggara-baratlaut.

Kemudian struktur yang melalui Dolok Singa Jambu, Purba Julu yang merupakan

kelurusan dengan dicirikan kelurusan kontur. Antara kelurusan pertama dan kedua

terdapat kelurusan yang melalui Singa Jambu, Gumbot dan dicirikan batas anomali positif

dan negatif, negatif dan positif dan kelurusan kontur. Kearah utara terdapat pola

kelurusann struktur yang dimulai dari Dolok Namu, Dolok Monis-monis, Tano bato dan

Bintuas, yang dicirikan dengan terlihatnya kelurusan pola kontur.

Kemudian sejajar diutaranya terdapat kelurusan yang dimulai dari Dolok Sampuran,

Roburan Dolok, Lumban Dolok. Kedua kelurusan tersebut merupakan patahan geser,

yang menggeser struktur utama, yang berarah tenggara-baratlaut. Anomali negatif di

sekitar Sibangor Tonga hingga Binanga merupakan daerah yang mempunyai densitas

batuan yang rendah, pengaruh ubahan panas, maupun daerah konduksi panas.

GEOKIMIA

KIMIA BATUAN

Karakteristik batuan G. Sorik Marapi secara petrografi menunjukkan tekstur porfiritik

yang merupakan karakteristik yang khas dari magma busur kepulauan (Ringwood, 1977;

Gill 1981).

Lava-lava G. Sorik Marapi memiliki kisaran SiO2 antara 58%-63 %, MgO 2.4-5.5%

dan jenis batuannya termasuk andesit dengan seri calc-alkalin. Secara umum variasi

mayor elemen pada lava-lavanya dihasilkan oleh fraksinasi mineral-mineral olivin dan

piroksen didalam magma. Relatif rendahnya kandungan K2O menunjukkan bahwa tidak

terjadinya asimilasi atau anateksis dengan material kerak kontinen bagian atas.

Tabel geokimia batuan G. Sorik Marapi

UNSUR SM-1 SM-3 SM-4 SM-5 SM-6 SM-11 SM-12 SM-13 SM-18 SM-19 SM-22

SiO2 61.27 58.76 59.2 58.21 58.53 61.05 58.74 60.69 63.14 61.65 59.41

Al2O3 15.37 15.57 15.42 15.97 15.42 15.81 16.6 15.81 16.04 15.96 16.7

Fe total 7.34 8.21 7.84 8.08 8.25 5.7 6.24 5.6 5.73 5.4 5.88

CaO 6.92 6.78 7.37 7.18 7.56 8.14 8.89 7.35 6.32 6.77 8.4

MgO 3.39 5.49 5.08 5.09 3.92 3.44 3.91 3.32 2.53 2.39 3.4

Na2O 1.38 1.03 1.13 1.06 0.99 1.64 1.62 1.62 1.72 2.18 1.97

K2O 1.76 1.35 1.62 1.31 1.54 1.74 1.63 2.12 2.04 3.22 1.6

MnO 0.13 0.16 0.15 0.15 0.14 0.13 0.14 0.18 0.12 0.13 0.15

TiO2 0.71 0.6 0.6 0.62 0.87 0.57 0.71 0.62 0.71 0.73 0.87

P2O5 0.11 0.17 0.15 0.16 0.12 0.14 0.14 0.14 0.12 0.16 0.17H2O 1.72 1.6 1.6 1.87 1.73 1.59 1.41 1.92 1.6 1.45 1.63

Page 9: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

Kimia Air

Mata Air Panas Binanga, Sopotinjak, Purba Julu, Roburan Dolok-1, Roburan Dolok-

3, Sibanggor Tonga-1 dan Sibanggor Tonga-2 bertipe klorida sulfat berasal dari bocoran

“acid brines” bersuhu tinggi yang terbentuk dibagian atas dari suatu zona hidrotermal

gunungapi, bercampur dengan adanya infiltrasi air meteorik yang bersirkulasi di

kedalaman. Komposisi kimia air terutama kation-kation lebih merefleksikan pelarutan

terhadap batuan disekitarnya oleh air yang bersifat asam. Air Sungai Singolot

kemungkinan juga berasal dari gas-gas vulkanik terutama H2S, SO2, HCl dan HF dan

mengalami pengenceran oleh air meteorik di permukaan. NH4 yang cukup tinggi di

Roburan Dolok dan Sibanggor Tonga merupakan indikasi terbentuknya steam di daerah

vadose zone (diatas lapisan air tanah dangkal). B yang cukup tinggi di Sopotinjak, Purba

Julu dan Air Terjun Binanga merupakan indikasi pembentukan steam pada zona

hidrotermal gunungapi sekaligus menunjukan adanya fluida yang berasal dari dalam (deep

fluid).

Mata Air Panas Roburan Dolok-2 terbentuk dari gas CO2 yang terkondensasi ke

dalam air meteorik. Dalam perjalanannya ke permukaan, CO2 bereaksi membentuk HCO3

sehingga pH menjadi lebih netral atau agak alkalin. Mata air tipe bikarbonat umumnya

terdapat di daerah dengan topografi yang lebih rendah.

Tabel geokimia air G. Sorik Marapi

Mata Air Panas Sampuraga yang termasuk kedalam tipe klorida umumnya berasal

dari zona reservoir dalam dengan suhu bawah permukaan yang tinggi (dibawah 300oC).

Hal ini dapat diindikasikan oleh kondisi “boiling” dari airpanas tersebut di permukaan.

Pengaruh pelarutan dari batuan dasar sedimen laut juga cukup terlihat dengan tingginya

LOCATIONTemp.

oCpH Na K Ca Mg HCO3 Cl SO4 B SiO2

Fum. Roburan Dolok 1 98.9 2.5 9 1 8 2 0 355 354 0 33

MAP. Roburan Dolok 2 65.4 8.1 46 8 51 31 196 122 27 0 41

Fum. Roburan Dolok 3 94.9 1.9 7 18 3 1 0 318 1648 0 98

MAP. Sopotinjak 40.4 2.5 70 18 123 6 0 686 900 2 84

AS. Singolot 25.3 3.6 46 9 73 3 0 453 354 0 57

MAP. Sampuraga 94.8 7.9 486 39 37 11 160 637 63 25 79

Fum. Sibanggor Tonga 1 97.8 2.5 19 6 5 2 0 196 804 0 84

Fum. Sibanggor Tonga 2 99.0 2.2 46 18 41 15 0 412 1046 1 91

MAP. Purba Julu 41.0 2.2 182 47 108 2 0 429 1465 7 80

MAP. Binanga 51.5 2.0 145 32 93 33 0 735 1135 5 76

MAD. Parlangkitan 20.0 7.2 9 3 10 3 44 22 3 0 24

Danau Kawah Sorik Marapi 34.1 1.1 15 10 11 6 0 245 1221 18 73

Danau Merah 21.1 2.4 2 1 2 2 0 122 35 0 11

Page 10: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

GASESRoburan-Sibanggor SUMMIT CRATER

RD-3 ST-3 Sol 1-D Sol 1-B

Temp. 95.0 90.0 93.0 249.0

H2 0.02 0.00 0.00 0.00

O2 + Ar 0.00 0.00 0.00 0.00

N2 0.12 0.07 0.13 0.34

CH4 0.00 0.00 0.00 0.00

CO2 0.55 2.27 2.66 12.48

SO2 0.00 0.62 0.73 1.78

H2S 0.16 0.08 0.08 0.39

HCl 0.00 0.09 0.16 0.21

NH3 0.14 0.23 0.26 2.26

HF 0.00 0.00 0.00 0.00

H2O 99.0 97.0 96.0 83.0

C/S 1.0 1.6 1.7 2.7

HCl / SO2+H2S 0.0 0.1 0.2 0.1

S/Cl 4.4 2.8 6.2

kandungan klorida dan natrium dibandingkan dengan air danau kawah Sorik Marapi.

Kadar B yang tinggi juga merupakan indikasi pembentukan steam di bagian dalam dari

zona hidrotermal yang dipengaruhi oleh keberadaan batuan sedimen laut.

Kimia Gas

Data kimia gas dari G. Sorik Marapi disajikan pada tabel di bawah. Dari tabel

terlihat bahwa suhu solfatara di G. Sorik Marapi bervariasi antara 90oC- 249oC.

Kandungan gas didominasi oleh berturut-turut H2O, CO2, SO2, H2S, HCl, HF, dan gas-gas

H2, O2+Ar, dan CH2 dalam jumlah kecil. Hal ini merupakan indikasi umum dari gas

gunungapi (Allard, 1983). Variasi dari komposisi CO2, SO2, H2S, HCl, dan HF sangat

dipengaruhi oleh perubahan suhu (Le Guern, 1983).

Gas mud pool Roburan Dolok-3 menunjukkan CO2 yang sangat kecil dan SO2 tidak

ada. Hal ini karena SO2 mudah larut dalam air dan teroksidasi menjadi SO4 sedangkan

CO2 sebagian teroksidasi menjadi CO3 dan CH4. Oksidasi terjadi pada daerah dangkal di

bawah permukaan. (Gerlach, 1994).

Tabel geokimia gas G. Sorik Marapi

Komposisi gas Sibanggor Tonga-3 dan solfatara 1-D tidak begitu jauh berbeda

disebabkan oleh suhu yang tidak jauh berbeda. Ratio C/S antara 2-5 merupakan indikasi

umum dari gas magma andesitik. Ratio HCl/HF dan ratio CO2/total gas eksklusif juga

semakin meningkat dengan meningkatnya suhu. Ratio HCl/SO2+H2S tidak memberikan

korelasi yang baik terhadap temperatur, kemungkinan disebabkan oleh pembentukan

Page 11: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

sulfur dipermukaan akibat menurunnya temperatur. Melihat kenyataan ini maka ratio-ratio

tersebut dapat dijadikan indikator untuk pemantauan perubahan tingkat aktivitas G. Sorik

Marapi.

Hasil Pengukuran Gas Ambien di sekitar Solfatara dan Fumarola Dengan Detektor Drager X-am 7000 (22

Juni 2008)

GAS 1 2 3 4 Ambang

Normal Di Udara Bebas

SO2 max. : 14.1 ppm

over A2 (> 40.0 ppm)

over A1 (> 20.0 ppm)

max. : 11.8 ppm 2 ppm

H2S max. : 4.0 ppm

max. : 44.0 ppm

max. : 8.0 ppm

max. : 4.0 ppm 10 ppm

CO2 0 0 0 0 0.5 % vol

CO 0 0 0 0 30 ppm

CH4 0 0 0 0 10 % LEL

Keterangan : 1. Lingkungan Fumarol Roburan Dolok -4,

2. Lingkungan MAP. Binanga,

3. Lingkungan Sibanggor Tonga -2,

4. Lingkungan ditepi danau kawah Sorik Marapi

MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

Pemantauan aktivitas G. Sorik Marapi dilakukan secara menerus dari Pos

Pengamatan Gunungapi di Desa Sibanggortonga, Pos Kayu Laut, Kabupaten Mandailing

Natal, Sumatera Utara.

Visual

Pengamatan visual dilakukan melalui pengamatan warna, tinggi dan tekanan asap

yang keluar dari kawah serta pengamatan cuacanya.

Seismik

Peralatan yang digunakan adalah seismograf jenis Kinemetrik tipe PS-2 yang

dioperasikan dengan sistim radio pancar. Secara garis besar unit seismograf ini dibagi

menjadi dua bagian yaitu; unit lapangan dan unit penerima (pencatat) di pos pengamatan

gunungapi.

Peralatan di lapangan yang digunakan adalah 2 unit seismometer vertikal tipe L4C.

Pemantauan lainnya dilakukan secara temporer, misalnya pengukuran suhu kawah,

deformasi dan pengukuran geokimia gas dan air.

Page 12: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI

Data kegiatan mengenai G. Sorik Marapi belum begitu banyak tercatat, sehingga

dalam menganalisa dan penentuan luas daerah bencana masih sangat terbatas untuk

diutarakan. Pada umumnya bahaya yang sering timbul oleh kegiatan erupsi banyak

dibantu oleh adanya data catatan mengenai jenis-jenis erupsi dan tipenya pada kurun

waktu letusan itu terjadi. Mengingat G. Sorik Marapi mempunyai danau kawah di puncak,

tidak menutup kemungkinan bahwa letusan besar dapat menimbulkan lahar letusan yang

membahayakan terhadap lingkungan. Disamping itu daerah lain juga tidak luput dari

ancaman bahaya lahar seperti desa Sibangor Tonga, Tano Bato, Pagar Galagala, Jambu

Jalak dan Pagaran Kersik Julu, yang sebagian besar terletak pada pinggiran sungai yang

berhulu dipuncak.

Batas-batas daerah bahaya ini telah dibuat dalam suatu Peta Kawasan Rawan

Bencana yang terbagi menjadi 3 kawasan yaitu :

Kawasan Rawan Bencana III

G. Sorik Marapi tidak termasuk ke dalam klasifikasi gunungapi sangat giat atau

sering meletus, oleh karena itu yang dimaksud Kawasan Rawan Bencana III di G. Sorik

Marapi berlaku dalam keadaan aktif normal hingga peningkatan kegiatan dimana kawasan

puncak termasuk kawahnya merupakan kawasan yang berbahaya bagi pengunjung

karena dapat terkena gas racun. Dalam keadaan meletus kawasan yang berpotensi

terlanda potensi bahaya mengacu kepada Kawasan Rawan Bencana II baik terhadap a)

aliran massa seperti: awan panas dan surge, aliran lava, dan kawasan yang berpotensi

terlanda b) lontaran seperti: jatuhan piroklastik lebat dan lontaran batu (pijar).

Berdasarkan morfologi kawasan puncak dan lokasi titik kegiatan saat ini, kawasan

rawan bencana III meliputi daerah kawah pusat G. Sorik Marapi, beserta lereng sampai

dengan ketinggian 1700m diatas permukaan laut, dan dalam Peta Kawasan Rawan

Bencana digambarkan dalam warna merah tua.

Kawasan Rawan Bencana II

Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan

panas, aliran lava kemungkinan guguran puing vulkanik (‘volcanic debris avalanches”),

gas racun, lontaran batu (pijar), hujan abu lebat dan aliran lahar. Kawasan ini dibedakan

menjadi dua, yaitu:

Page 13: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa berupa awan panas, aliran lava,

kemungkinan guguran puing vulkanik (volcanic debris avalanches), gas beracun

dan aliran lahar

b. Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran dan jatuhan seperti lontaran batu

(pijar), hujan abu lebat.

Penarikan batas Kawasan Rawan Bencana II didasarkan pada morfologi gunungapi

tersebut terutama di daerah sekitar puncak dan lereng serta sejarah kegiatan gunungapi

tersebut pada masa lalu baik untuk awan panas, aliran lava maupun lontaran.

Kawasan Rawan Bencana II terhadap aliran Lava

Data geologi dan sejarah kegiatan G. Sorik Marapi menunjukkan bahwa produk

letusan G. Sorik Marapi pada pra sejarah banyak menghasilkan lava, sementara aliran

piroklastik (awan panas) umumnya hanya terdapat di daerah lereng atas.

Kedalaman kawah saat ini merupakan kendala sebaran aliran lava yang biasanya

mengikuti morfologi lebih rendah dari daerah sekitarnya. Kalaupun pada letusan akan

datang terjadi aliran lava diperkirakan hanya akan mengisi daerah kawah kecuali terjadi

erupsi samping seperti pernah terjadi pada pra sejarah. Volume lava yang besar dan

dibarengi aliran lava membara akan dapat membakar apa saja yang dilanggarnya bahkan

menimbun rumah-rumah dan tanaman yang dilaluinya. Karena aliran lava cenderung

mengikuti morfologi landai atau rendah atau lembah-lembah sungai yang berasal dari

daerah puncak, maka lereng timurlaut yang kelerengannya paling landai berpotensi dilalui

aliran lava. Telah disebutkan di atas bahwa lamanya istirahat, perubahan komposisi

ataupun percampuran magma dapat menghasilkan letusan besar. Berdasarkan faktor-

faktor tersebut, pada letusan mendatang kemungkinan aliran lava dapat mencapai lebih

jauh ke arah lereng.

Kawasan Rawan Bencana II terhadap awan panas.

Berhubung karena di kaki bagian timur laut G. Sorik Marapi ini dikontrol oleh sesar

dan terbentuknya pematang memanjang berarah baratlaut – tenggara yang sesuai dengan

arah sesar, maka kemungkinan aliran awan panas dimasa mendatang agak sulit

menembus pematang tersebut. Daerah yang akan terlanda oleh awan panas hanya

daerah yang terkonsentrasi di bagian dalam pematang seperti Desa Sibangor Julu,

Sibangor Tonga, Jambu Dolog, Pagaran Kersik dan sebagian Hutana Male.

Page 14: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

Kawasan Rawan Bencana II terhadap lahar

Lahar panas atau lahar hujan hanya melalui lembah-lembah yang ada yang berhulu

dari puncak, yaitu lembah S. Nalomlom, S. Sioenik, S. Sibangor, S. Anamilas, S. Singolot,

S. Singadaras, S. Sipalis, S. Antunu dan S. Sampean. Sebagian besar dari sungai-sungai

yang disebutkan diatas dan berada dalam Kawasan Rawan Bencana II tidak ada

penduduknya kecuali di sepanjang S. Sioenik dan S. Sibangor.

Kawasan Rawan Bencana II terhadap bahaya lontaran dan hujan abu lebat

Bahaya lontaran adalah semua jenis bahan letusan yang dilontarkan ke semua

arah dengan percepatan saat terjadi letusan berupa bom vulkanik (kerak roti) berasal dari

magma dan juga pecahan batuan tua (fragmen lithik). Material lontaran ini tidak

terpengaruh oleh arah tiupan angin saat letusan terjadi, karena berukuran cukup besar.

Arah bukaan kawah kadang mempengaruhi arah dominan material lontaran

berukuran besar sesuai arah bukaan kawah tersebut, terutama bila lubang letusan

(diatrema) tidak tegak lurus tapi miring (agak ke lereng). Keadaan bibir kawah Sorik

Marapi saat ini yang relatif simetris memungkinkan fragmen lontaran batu (pijar) mengarah

ke segala jurusan, begitu pula kolom letusan yang tegak lurus akna menyebabkan

robohan kolom letusan mengarah ke semua jurusan. Pemukiman di Kawasan Rawan

Bencana II yang terletak pada radius 6 km dan berpotensi dilanda material lontaran batu

(pijar) adalah Desa Sibangor Julu, Sibangor Tonga dan sebagian Sibangor Jae, Hutana

Male dan Pagaran Kersik.

Kawasan Rawan Bencana I

Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar dan

tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Selama

letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu

lebat dan lontaran batu (pijar).

Kawasan ini dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa berupa lahar, dan kemungkinan

perluasan awan panas atau aliran lava. Kawasan ini terletak di sepanjang sungai/di

dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak.

b. Kawasan rawan bencana terhadap jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan

arah tiupan angin dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar).

Dalam Kawasan Rawan Bencana I masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan

jika terjadi erupsi/kegiatan gunungapi dan atau hujan lebat, dengan memperhatikan

Page 15: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

perkembangan kegiatan gunungapi yang dinyatakan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi.

Kawasan Rawan Bencana I terhadap lahar

Beberapa sungai yang berhulu di daerah puncak dan berpotensi dilalui lahar

diantaranya adalah S. Sioenik, S. Sibangor, S. Silai Lai, S. Anamilas yang hulunya bersatu

dengan S. Singolot, S. Singadaras dan S. Antunun di bagian barat.

Kawasan Rawan Bencana I terhadap hujan abu

Berdasarkan pengamatandi lapangan sebaran abu dan lontaran batu ukuran kerikil

dari letusan terdahulu mencapai jarak 8 km dari pusat erupsi. Dari beberapa letusan yang

pernah terjadi, korban akibat langsung dari hujan abu relatif jarang, kecuali akibat tidak

langsung seperti atap roboh akibat timbunan abu yang tebal akibat lereng atap tidak

memenuhi kode bangunan yang cocok untuk daerah sekitar gunungapi.

Beberapa kampung atau desa yang berpotensi dilanda hujan abu diantaranya

adalah : Maga, Magadolog, Magalombang, Aek Mariam, Jembatan Merah Purba Lamo,

Kayu Laut, Roburan Lombang, Huta Rimbaru, Pagaran Tonga, Pagara Dolog, Sibangor

Jae, Angin Barat, Huta Imbaru dan Hutana Male serta daerah di lereng dan kaki bagian

barat, selatan dan timur yang tidak ada penduduknya.

Page 16: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

Peta Kawasan Rawan Bencana G. Sorik Marapi

Page 17: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

DAFTAR PUSTAKA

Adkins, J; et.al, 1978., A Regional Gravity Base Station Network for Indonesia, Direktorat Vulkanologi.

Akbar N, dkk, 1985., Pemetaan Geologi panasbumi daerah G.Sorik Marapi, dsk,

Panyambungan, Tapanuli Selatan. Skala 1:50.000. Adnawidjaja, M.I., Referat Gunung Sorik Marapi. Bemmelen, R.W, 1949, Geologi of Indonesia, Vol. IA. Djoko Hadisudewo, dkk, 1990, Geokimia Panasbumi Sorik Marapi, Sumatera

Utara. Hocktein, MP, 1982, Introduction to Geothermal Prospecting, Geothermal

Institute, University of Auckland, New Zealand. Hamilton, W, 1979, Tectonics of The Indonesian Regions, USGS, prof. Pap.

1078. JICA, 1982, Lempur Geothermal Development Second Phase Survey,

Indoensia. Kusumadinata, K, 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat

Vulkanologi, Bandung. Katili, J.A. & Marks, P., 1963, Geologi, Institut Teknologi Bandung Dep. Umum

Research Nasional, Jakarta. L. Manalu, dkk, 1995, Laporan Pengumpulan Data G.Sorik Marapi, Sumatera

Utara. NMS, Rock, dkk, Peta Geologi Lembar Lubuk Sikaping, Sumatera, 1983, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Nurhayati, H, 1986, Dasar-dasar Ilmu Tanah, UN. Lampung. Noda, T., Volatile Mercury Capture with a Gold Needle and its application to

Geothermal Prospecting. Nettleton, 1976, Geophysical Prospecting for Oil, MC Graw Hill Book Company,

Inc, New York. Parasnis, DS, 1979, Principle of Applied Geophysics, Hal. 98 s/d 129.

Page 18: SORIK MARAPI, SUMATERA UTARA - ESDM

Simanjuntak, J, 1990, Geofisika cara tahanan jenis daerah G.Sorik Marapi, tapanuli Selatan, Sumut.

Situmorang, T, 1990, Laporan Geologi Foto Daerah Gunung Sorik Marapi,

Direktorat Vulkanologi, Bandung. Sumardi, A. & Saechani, 1984, Laporan Pemeriksaan kawah dan pengukuran

suhu G.Sorik Marapi. Sutawidjaja I, dkk, 2007, Pemantauan Seismik Dan Visual G. Sorik Marapi,

Sumatera Utara. Tulus, dkk, 1986., Laporan Kegiatan G.Sorik Marapi. Tjetjep Setiawan, dkk, 1990, Pemetaan Geologi G.Sorik Marapi

Padangsidempuan, Sumatera Utara. Tim Prospeksi Panasbumi, 1990, Laporan Pengukuran Gayaberat Daerah

G.Sorik marapi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.