sopan hadi - f05112017 -laporan ekotumb tentang metode transek dan hutan alami
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
1/42
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
ANALISA VEGETASI METODE TRANSEK DAN HUTAN ALAMI
DISUSUN OLEH :
Nama : SOPAN HADI
Nim : F05112017
Kelompok : V ( LIMA )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
2/42
ABSTRAK
Metode Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan
dipelajari/diselidiki pada hutan. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui komposisitumbuhan pada suatu daerah atau pada suatu ara tertentu,
serta untukmengetahui potensi keanekaragaman tumbuhan di hutan alami MEPA
Fakultas Ekonomi, universitas Tanjungpuara Adapun Alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu, untuk praktikum dilapangan : meteran, tali
rafia, tali tambang, parang, alat tulis, kantong plastik, label, kompas, termometer
dan untuk mengukur pH tanah : pH meter, gelas kimia, akuades, dan pancang.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada plot
semai (2x2 m) yang paling banyak jumlahnya adalah Nephrolepis sp. sedangkan
pada pancang yaitu Nephrolepis exaltata; pada plot tiang yaitu Justicis sp. ; dan
pada plot pohon yaitu Havea brassiliensis. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa
hutan MEPA Fakultas Ekonomi banyak didominasi oleh tumbuhan semai dan
pancang. Daerah hutan MEPA Fakultas Ekonomi memang tidak sperti hutan asli
pada umumnya, namun keragaman dari spesies itu cukup menandakan bahwa hutan
MEPA Fakultas Ekonomi masih menyimpan kekayaan alam dan spesies yang perluita lestraikan.
Kata kunci :metode transek , hutan , keanekaragaman
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
3/42
PENDAHULUAN
Vegetasi dalamekologi adalah istilah untuk keseluruhankomunitastumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tumbuhan yang
menempati suatuekosistem. Beraneka tipehutan,kebun,padang rumput,
dantundra merupakan contoh-contoh vegetasi (Rohman dan Sumberartha, 2001).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi
hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak untuk mewakili habitat tersebut.Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak, cara
peletakan petak dan teknik analisa vegetasi yang digunakan(Wolf, 1992).
Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan (Rohman dan Sumberatha, 2001) :
1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.
2. Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah
adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan kecuali
permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar.
Ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan
tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring
dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus
diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei, 1990).
Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh
komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang
tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komunitas_%28ekologi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tetumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Padang_rumputhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tundrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tundrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Padang_rumputhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tetumbuhanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komunitas_%28ekologi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi -
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
4/42
hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis
karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984).
Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk
populasinya dimana sifat sifatnya bila di analisa akan menolong dalam menentukan
struktur komunitas. Sifat sifat individu ini dapat dibagi atas dua kelompok besar,
dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi, distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan
(density), atau banyaknya (abudance) (Rososoedarmo, 1990).
Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasantertentu, misalnya 100 individu/ha. Dalam mengukur kerapatan biasanya muncul
suatu masalah sehubungan dengan efek tepi (side effect) dan life form(bentuk
tumbuhan). Untuk mengukur kerapatan pohon atau bentuk vegetasi lainnya yang
mempunyai batang yang mudah dibedakan antara satu dengan lainnya umumnya
tidak menimbulkan kesukaran yang berarti. Tetapi, bagi tumbuhan yang menjalar
dengan tunas pada buku-bukunya dan berrhizoma (berakar rimpang) akan timbul
suatu kesukaran dalam penghitungan individunya. Untuk mengatasi hal ini, maka kita
harus membuat suatu kriteria tersendiri tentang pengertian individu dari tipe
tumbuhan tersebut. Masalah lain yang harus diatasi adalah efek tepi dari kuadrat
sehubungan dengan keberadaan sebagian suatu jenis tumbuhan yang berada di tepi
kuadrat, sehingga kita harus memutuskan apakah jenis tumbuhan tersebut dianggap
berada dalam kuadrat atau di luar kuadrat. Untuk mengatasi hal ini biasanya
digunakan perjanjian bahwa bila > 50% dari bagian tumbuhan tersebut berada dalam
kuadrat, maka dianggap tumbuhan tersebut berada dalam kuadrat dan tentunya barns
dihitung pengukuran kerapatannya (Odum,1993).
Frekuensi adalah presentase total kuadrat yang berisi paling sedikit satu
individu spesies tertentu yang berakar. Ini adalah sebagian suatu ukuran dimana
peneliti relatif menyebut sosiabilitas. Frekuensi relatif adalah frekuensi satu spesies
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
5/42
sebagai presentase frekuensi dibagi satu spesies sebagai presentase frekuensi total
tumbuhan (Rososoedarmo, 1990).
Dominansi menyatakan suatu jenis tumbuhan utama yang mempengaruhi dan
melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan cara banyaknya jumlah jenis,
besarnya ukuran maupun pertumbuhannya yang dominan. Suatu jenis tumbuhan yang
mampu melaksanakan kontrol atas aliran energy yang terdapat dalam komunitas
dinamakan ekologi dominan (Odum,1993).
Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu
jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkankedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung
berdasarkan penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan
Dominansi Relatif (DR) (Soegianto, 1994) yaitu :
INP = FR + KR + DR
Basal area ini merupakan suatu luasan areal dekat permukaan tanah yang
dikuasai oleh tumbuhan. Untuk pohon, basal area diduga dengan mengukur diameter
batang. Dalam hal ini, pengukuran diameter umumnya dilakukan pada ketinggian
1.30 m dari permukaan tanah, DBf (Wolf, 1992).
Metode plot adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling berbagai
tipe organisme. Bentuk plot biasanya segi empat atau persegi ataupun dalam bentuk
lingkaran, sedangkan ukurannya tergantung dari tingkat keheterogenan komunitas.
Ukuran plot umumnya ditentukan berdasarkan luasan kurva spesies tumbuhan dan
hewan menetap (sessile) ataupun yang bergerak lambat, contohnya hewan tanah dan
hewan yang bersarang di lubang (Umar, 2013).
Metode intersepsi titik merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan
menggunakan cuplikan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat dianalisis
hanya satu tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang disebar atau yang
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
6/42
diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut. Dalam menggunakan metode ini variable-
variabel yang digunakan adalah kerapatan, dominansi, dan frekuensi (Michael, 1990).
Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari/diselidiki.
Tujuannya untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan
lingkungan. Metode transek ini terdapat 3 macam metode (Syafei, 1990) yaitu:
1. Belt transect (transek sabuk)
Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang.
Lebar jalur ditentukan oleh sifat-sifat vegetasinya untuk menunjukkan bagan yang
sebenarnya. Lebar jalur untuk hutan antara 1-10 m. Transek 1 m digunakan jika
semak dan tunas di bawah diikutkan, tetapi bila hanya pohon-pohonnya yang
dewasa yang dipetakan, transek 10 m yang baik. Panjang transek tergantung tujuan
penelitian, Setiap segmen dipelajari vegetasinya.
2. Line transect (transek garis)
Dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang
berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali terdapat/dijumpai. Pada
metode garis ini, sistem analisis melalui variabel-variabel kerapatan, kerimbunan,
dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan
digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai
jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar
panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan
prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu
tumbuhan terhadap garis yang dibuat.
3. Metode strip sensus sebenarnya sama dengan metode line transek, hanya saja
penerapannya untuk mempelajari ekologi vertebrata daratan. Metode ini meliputi,
berjalan sepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa indeks
populasi.
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
7/42
Dalam luasan tertentu, individu-individu suatu populasi dapat didistribusikan
secara seragam, acak, ataupun secara merumpun. Disrtibusi seragam jarang terdapat,
hanya terajdi apabila kondisi lingkungan cukup seragam di seluruh luasan dan apabila
terdapat persaingan kuat atau antagnisme antara individu-individu misalnya pada
hutan-hutan yang lebat pohon-pohon yang tinggal hampir mempunyai distribusi
relatif atau distribusi seragam karena kompetsi untuk mendapatkan unsur hara dan
cahaya matahari yang kuat (Heddy, 1996).
Analisis Transek merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalam
pengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumber-sumberdaya dengan cara
berjalan menelusuri wilayah tempat mereka tinggal mengikuti suatu lintasan tertentu
yang disepakati. Dengan teknik analisis transek diperoleh gambaran keadaan potensi
sumberdaya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan
keadaan dan potensi-potensi yang ada. Hasilnya di gambar dalam bentuk gambar atau
diagram(Heddy, 1996).
Manfaat transek yaitu menimbulkan perasaan senang karena merekadapat
memperkenalkan langsung pekerjaan, keadaan, pengetahuan dan keterampilan
mereka kepada sesama petani dan orang luar bagi orang dalam(Masyarakat)
penelurusan lokasi ini. Manfaat lainya adalah untuk melihat dengan jelas mengenai
kondisi alam dan rumitnya sistem pertanian dan pemeliharaansumber daya alam yang
dijalankan oleh masyarakat bagi orang luar. Kita dapat belajar tentang cara
masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam(Heddy, 1996).
Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika
digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot
dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan
pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik (metode
tanpa plot) (Syafei, 1990).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan
sebagai suatu persen jumlah total spesies yang ada dalam komunitas, dan dengan
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
8/42
demikian merupakan pengukuran yang relatif. Dari nilai relatif ini, akan diperoleh
sebuah nilai yang merupak INP. Nilai ini digunakan sebagai dasar pemberian nama
suatu vegetasi yang diamati. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah
sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1990).
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
9/42
METODOLOGI
Praktikum analisa vegetasi, metoda jalur (transek) dan hutan alami dilaksanakan pada
hari sabtu tanggal 8 november 2014 pukul 07.00 hingga pukul 14.00 WIB. Praktikum ini
dilaksanakan di Hutan MEPA Fakultas Ekonomi, Universitas Tanjungpura.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, untuk praktikum
dilapangan : meteran, tali rafia, tali tambang, parang, alat tulis, kantong plastik, label,
kompas, termometer dan untuk mengukur pH tanah : pH meter, gelas kimia, akuades, dan
pancang.
Langkah yang dilakukan pada praktikum analisa vegetasi metoda jalur (transek)
adalah pertama-tama dibuat jalur (transek) sepanjang 100 m dengan menggunakan tali
tambang, kemudian, pada setiap 20 m, dibuat plot kuadrat dengan ukuran 20 x 20 m, 10 x 10
m, 5 x 5 m, dan 2 x 2 m. Untuk pohon, bagian yang diukur ialah jenis (nama) spesies dari
pohon tersebut, dan DBH (Diameter Breast High). Setelah dibuat plot, dengan ukuran yang
berbeda-beda, kemudian dihitung jumlah spesies yang terdapat di dalam plot tersebut. Plot
dengan ukuran 2 x 2 m, jenis tanaman yang dihitung adalah tanaman yang berupa semai
dengan diameter sebesar < 1,5 cm. Selanjutnya, pada plot 5 x 5 m, jenis tanaman yang
dihitung berupa tanaman pancang dengan diameter sebesar 1,5 cm dan keliling sebesar 1 -
2,5 cm, jika pancang juga terdapat pada plot 2 x 2 m, maka pancang juga temasuk dalam
hitungan. Pada plot yang berukuran 10 x 10 m, tanaman yang dihitung adalah tanaman yang
berupa tiang dengan diameter sebesar 5 10 cm dan keliling sebesar 25 60 cm, jika
tanaman tiang juga terdapat pada plot 2 x 2 m, dan 5 x 5 m, maka tiang tersebut juga
termasuk di dalam hitungan. Pada plot 20 x 20, jenis tanaman yang dihitung adalah tanaman
yang berupa pohon dengan diameter sebesar > 20 cm dan keliling sebesar > 60 cm, dan jika
di dalam plot 2 x 2 m, 5 x 5 m, dan 10 x 10 m, juga terdapat pohon, maka, pohon tersebut
juga termasuk dalam hitungan. Setelah seluruh data terkumpul yaitu, dari plot pertama,
sampai dengan plot kedelapan (data kelas), maka dilakukan perhitungan dari data yang telah
diperoleh. Selanjutnya, untuk langkah kerja yang dilakukan pada praktikum hutan alami
adalah seluruh alat yang telah dibawa, yaitu : termometer, digunakan untuk mengukur suhu
udara dan suhu tanah dari masing-masing plot yang telah dibuat. Suhu tanah dan udara diukur
pada tiga titik yang berbeda. Setelah diukur suhu udara dan tanah, maka diambil sampel
tanah dari ketiga titik tersebut. Kemudian, sampel tanah yang telah diambil diukur pHnya
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
10/42
7
21
43
65
8
dengan menggunakan pH meter. Pengukuran pH tanah dilakukan dengan cara melarutkan
tanah di dalam gelas kimia, dengan menggunakan akuades. Selain, diukur suhu udara, tanah
dan pH tanah, pada praktikum hutan alami ini juga di identifikasi tanaman apa saja yang
terdapat di dalam hutan tersebut, serta, diamati kondisi yang berada di sekitar hutan, misalnya
faktor cahaya.
Adapun gambar model plot yang telah di buat untuk praktikum adalah sebagai
berikut :
Gambar 1. Sebelum Ada Plot
Gambar 2. Sesudah Ada Plot
Gambar 3. Ukuran Tiap Plot
1
2
3
4
Keterangan Plot:
1. ukuran 2 x 2 m
2. ukuran 5 x 5 m
3. ukuran 10 x 10 m
4. ukuran 20 x 20 m
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
11/42
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1: factor lingkungan
plotsuhu tanah suhu udara Ph
tanahkelembaban
0 cm 5 cm 10 cm 10 cm 30 cm 50 cm
1 26,7 26,3 26,3 27 26,7 27 4,33 88,7
2 26,3 26,7 27 26,3 27 27 4,67 93,6
3 26,7 27 26,7 27 27 27 5 89,4
4 26 27,3 26,3 27 26,3 26,7 5,67 86
5 26,3 26,7 26,7 26,7 27,3 26,3 5,33 86,9
6 26,7 26,7 27 27 27 27 5 86
7 27,3 27 27,3 26,3 27 26,7 4,67 88
8 27 26,3 26 26,7 26,7 27 4,67 88,3
total 213 214 213,3 214 215 214,7 39,34 706,9
rata-
rata26,63 26,75 26,66 26,75 26,88 26,84
4,92 88,36
a.
Praktikum ini dilaksanakan di hutan MEPA Fakultas ekonomi untuk
mengetahui jenis-jenis tanaman penyusun ekosistemnya.adapun pengamatan yang
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut semai dengan petak 2 x 2m, pancang
dengan petak 5 x 5 m,tiang 10 x 10 m dan pohon dengan petak 20 x 20 m. Pada
saat praktikum, keadaan suhu tanahnya pada ketinggian 0 cm, 5 cm, dan 10 cm,
didapatkan hasil rata- ra dari tiap plot yaitu pada ketinggian 0 cm = 26,63; pada
ketinggian 5 cm = 26,75; dan pada ketingggian 10 cm 26,66. Sedangkan keaadan
suhu udaranya pada ketinggian 10, 30 dan 50 cm masing memiliki rata rata suhu
udara 26,75, 26,88, dan 26,84. Rata Ph tanah dan kelembaban dari masing- masingplot adalah 4,92 dan 88,36.
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
12/42
Tabel 2. HasilPengamatanSemai
No Spesies Ind
Plot
KMKR
(%)FM
FR
(%)INP
INPsp /
INPtotal
Log
(INPsp /INPtotal)
H' sp
kelimpaha
nkeanekara
gamanspesies
1 Ficus sp. 101 4 3.15 8.82 0.5 13.33 22.2 0.12 -0.90 0.11 Rendah
2 Nephrolepis sp. 622 7 19.4 54.37
0.875 23.33 77.7 0.43 -0.36 0.15Rendah
3Ganodermalucidum
8 1 0.25 0.7 0.125 3.33 4.03 0.022 -1.64 0.04Rendah
4 Clitocybe sp. 1 1 0.03 0.08 0.125 3.33 3.42 0.022 -1.64 0.04 Rendah
5Costus
speciosus1 1 0.03 0.08 0.125 3.33 3.42 0.022 -1.64 0.04
Rendah
6Anisomelesindica
1 1 0.03 0.08 0.125 3.33 3.42 0.022 -1.64 0.04Rendah
7Hydnum
repandum30 1 0.94
0.00
080.125 3.33 3.33 0.022 -1.64 0.04
Rendah
8Botryophorageniculata
42 1 1.31 0.08 0.125 3.33 3.42 0.022 -1.64 0.04Rendah
9 Labisia pumila 43 1 1.34 0.08 0.125 3.33 3.33 0.022 -1.64 0.04 Rendah
10Eleiodoxaconferta
5 1 0.15 0.08 0.125 3.33 3.42 0.022 -1.64 0.04Rendah
11 Justicissp. 2 10.06
2
0.00
080.125 3.33 3.33 0.022 -1.64 0.04
Rendah
12 Piper sp. 105 3 3.28 9.17 0.375 10 19.17 0.108 -0.96 0.10 Rendah
13 Thphoniumsp. 10 1 0.31 0.87 0.125 3.33 4.21 0.023 -1.62 0.04 Rendah
14 Caladiumsp. 146 1 4.560.0087
0.125 3.33 3.34 0.023 -1.62 0.04Rendah
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
13/42
15Nephelium
lappaceum5 1 0.16 0.87 0.125 3.33 4.2 0.023 -1.62 0.04
Rendah
16 Sallaccazalacca
2 1 0.06 0.0087
0.125 3.33 3.34 0.023 -1.62 0.04Rendah
17 Syzygiumsp. 10 1 0.310.87413
0.125 3.33 4.2 0.023 -1.62 0.04Rendah
18 Pandanussp. 4 1 0.120.00
870.125 3.33 3.34 0.023 -1.62 0.04
Rendah
19Drymoglossumpiloselloides
6 1 0.19 0.87 0.125 3.33 4.2 0.023 -1.62 0.04Rendah
TOTAL 1144
35.75
3.75
177.04
Keterangan:
H'sp >3keragaman spesies tinggi
H'sp
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
14/42
Nephrolepis sp. yaitu 0,875 dan 23,33%, Hal ini menandakan bahwaNephrolepis
sp. yang paling sering ditemukan pada setiap plot.Ini juga berarti Nephrolepis sp.
menyebar secara merata dihutan MEPA Fakultas Ekonomi UNTAN tersebut. Dan
nilai INP semai tertinggi adalah Nephrolepis sp. yaitu 77,7. Artinya spesies
Nephrolepis sp. memiliki kerapatan yang lumayan tinggi dan penyebarannya
merata pada setiap plot. Pada plot semai memiliki tingkat kelimpahan keragaman
spesies rendah.
Tabel 3. HasilPengamatanPancang
No Spesies
Ind
PlotKM(m)
KR(%)
FMFR(%)
INPINP sp /INP total
Log (INPsp / INP
total)H' sp
kelimpahankeanekaragam
anspesies
1Heveabrasiliensis 30 5 1.2 7.87 0.63 20.83 28.71 0.14 -0.84 0.12 Rendah
2 Syzygium sp. 12 2 0.48 3.15 0.25 8.33 11.48 0.06 -1.24 0.07 Rendah
3 Calamus sp. 1 1 0.04 0.26 0.13 4.17 4.43 0.02 -1.65 0.04 Rendah
4
Pippercaducibracteum 2 1 0.08 0.52 0.13 4.17 4.69 0.02 -1.63 0.04 Rendah
5 Arenga pinnata 8 1 0.32 2.10 0.13 4.17 6.27 0.03 -1.50 0.05 Rendah
6 Nephelium sp. 4 2 0.16 1.05 0.25 8.33 9.38 0.05 -1.33 0.06 Rendah
7 Syzygium sp. 2 1 0.08 0.52 0.13 4.17 4.69 0.02 -1.63 0.04 Rendah
8Garciniamangostana 5 1 0.2 1.31 0.13 4.17 5.48 0.03 -1.56 0.04 Rendah
9 Coffea sp. 2 1 0.08 0.52 0.13 4.17 4.69 0.02 -1.63 0.04 Rendah
10Drymophoeussp. 6 1 0.24 1.57 0.13 4.17 5.74 0.03 -1.54 0.04 Rendah
11
Arthocarpus
integra 2 1 0.08 0.52 0.13 4.17 4.69 0.02 -1.63 0.04 Rendah
12Eleidoxa
29 1 1.16 7.61 0.13 4.17 11.78 0.06 -1.23 0.07 Rendah
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
15/42
conferta
13 Alpiniasp. 22 1 0.88 5.77 0.13 4.17 9.94 0.05 -1.30 0.06 Rendah
14 Bambussa sp. 9 1 0.36 2.36 0.13 4.17 6.53 0.03 -1.49 0.05 Rendah
15Nephrolepisexaltata
238 1 9.52 62.47 0.13 4.17 66.63 0.33 -0.48 0.16 Rendah
16Alstoniascholaris 4 1 0.16 1.05 0.13 4.17 5.22 0.03 -1.58 0.04 Rendah
17Terminaliacatappa 1 1 0.04 0.26 0.13 4.17 4.43 0.02 -1.65 0.04 Rendah
18 Mangifera sp. 4 1 0.16 1.05 0.13 4.17 5.22 0.03 -1.58 0.04 Rendah
Keterangan
LUAS AREAL = 5X5 = 25 m2
H'sp>3 keragamanspesiestinggi
H'sp
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
16/42
menandakan bahwaHavea brassiliensisyang paling sering ditemukan pada setiap
plot. Ini juga berarti Havea brassiliensismenyebar secara merata dihutan MEPA
Fakultas Ekonomi UNTAN tersebut. Dan nilai INP pancang tertinggi adalah
Nephrolepis exaltata yaitu 66,63. Artinya spesies Nephrolepis exaltatamemiliki
kerapatan yang lumayan tinggi dan penyebarannya merata pada setiap plot.
Sehingga pada plot pancang tingkat kelimpahan keragaman spesies rendah.
Tabel 4. HasilPengamatanTiang
o Spesiesin
d
pl
ot
KM
(m)
KR
(%)FM
FR
(%)
DB
basalDM
DR
(%)INP
INP
sp/IN
PTotal
Log
(INPsp. /
INPtotal)
H'
sp
kelimp
ahankeanek
aragaman
spesies
Heveabrasilien
sis 45 5
0.05
6
31.2
50
0.6
25
29.4
12
558.9
17 245224.7
46.9
9
107.
65
0.3
59 -0.445
0.16
0 Rendah
Nepheliumsp. 19 5
0.024
13.194
0.625
29.412
242.038 45987.18
8.812
51.42
0.171 -0.766
0.131 Rendah
Syzigiumsp. 11 2
0.014
7.639
0.250
11.765
25.796 522.3654
0.100
19.50
0.065 -1.187
0.077 Rendah
Salacca
zalacca 8 1
0.01
0
5.55
6
0.1
25
5.88
2
71.65
6 4030.647
0.77
2
12.2
1
0.0
41 -1.390
0.05
7 Rendah
Justicissp. 47 1
0.059
32.639
0.125
5.882
523.883 215445.9
41.28
79.80
0.266 -0.575
0.153 Rendah
Alstoniascholaris 4 1
0.005
2.778
0.125
5.882
20.064 316.0032
0.061 8.72
0.029 -1.537
0.045 Rendah
Ficus sp. 9 10.01
16.25
00.125
5.882
113.694 10147.21
1.944
14.08
0.047 -1.329
0.062 Rendah
Baccaunea
angulata 1 1
0.00
1
0.69
4
0.1
25
5.88
2
16.24
2 207.086
0.04
0 6.62
0.0
22 -1.656
0.03
7 Rendah
Total 1440.18
02.125 521881.2 300
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
17/42
Keterangan
H'sp>3 KeragamanspesiestinggiH'sp
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
18/42
Tabel 5. HasilPenamatanPohon
N
oSpesies Ind
Plot
KM
(m)
KR
(%)FM
FR(%)
DB
basal
DMDR
(%)INP
INPsp /
INPtotal
Log(INP sp
/ INPtotal)
H' sp
kelimpahankeanekaragamanspesies
1
Heveabrasiliensis 100 6
0.0313
74.07
0.75 40
37.27 0.75 40
154.07
0.513 -0.289
0.148626 Rendah
2
Nepheliumlappaceum 21 6
0.0066
15.56
0.75 40
51.16 0.75 40
95.555
0.318 -0.497
0.158261 Rendah
3Syzygium sp. 6 1
0.0019 4.44
0.125
6.67
34.22
0.125 6.67
17.778
0.059 -1.227
0.072726 Rendah
4Synsepalum sp. 7 1
0.0022 5.19
0.125
6.67
25.64
0.125 6.67
18.518
0.062 -1.209
0.074661 Rendah
5
Rhizoph
ora sp. 1 1
0.00
03 0.74
0.1
25
6.6
7
24.1
3
0.12
5 6.67
14.07
4
0.04
7 -1.329
0.062
334 Rendah
TOTAL 1350.0422
1.875
1001.87
5100 300
Keterangan:
luas area 3200 m
H'sp>3 Keragamanspesiestinggi
H'sp
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
19/42
karena tanaman ini dapat bertahan hidup ditempat yang lembab dan sedkit cahaya.
Adapun kerapatan mutlak dan kerapatan relatif Havea brassiliensis adalah 0,0313
dan 74,0741 % merupakan kerapatan paling muklak dan kerapatan relatif yang
tertinggi pada plot pancang. Ini menandakan jumlah spesiesHavea brassiliensis
paling banyak dan paling mendominasi. Sedangkan untuk nilai tertinggi untuk
frekuensi mutlak adalah Syzygium sp., Synsepalum sp., danRhizophora sp. yaitu
0,125.Hal ini menandakan bahwa Syzygium sp., Synsepalum sp., danRhizophora
sp.yang paling sering ditemukan pada setiap plot.sedangkan frekuensi relatif
adalahHavea brassiliensis danNephelium lappaceum yaitu 40 %. Ini juga berarti
Havea brassiliensis danNephelium lappaceum menyebar secara merata dihutan
MEPA Fakultas Ekonomi UNTAN tersebut. Dan nilai INP pohon tertinggi adalah
Havea brassiliensisyaitu 154,0741. Artinya spesies Havea brassiliensis memiliki
kerapatan yang lumayan tinggi dan penyebarannya merata pada setiap plot.
Sehingga pada plot pancang tingkat kelimpahan keragaman spesies rendah.
Dari pengamatan dapat diketahui bahwa hutan MEPA Fakultas Ekonomi
banyak didominasi oleh tumbuhan semai dan pancang. Daerah hutan MEPA
Fakultas Ekonomi memang tidak sperti hutan asli pada umumnya, namun
keragaman dari spesies itu cukup menandakan bahwa hutan MEPA Fakultas
Ekonomi masih menyimpan kekayaan alam dan spesies yang perlu ita lestraikan.
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
20/42
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada plot semai
(2x2 m) yang paling banyak jumlahnya adalah Nephrolepis sp. sedangkan pada
pancang yaituNephrolepis exaltata; pada plot tiang yaituJusticis sp. ; dan pada plot
pohon yaitu Havea brassiliensis. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa hutan
MEPA Fakultas Ekonomi banyak didominasi oleh tumbuhan semai dan pancang.
Daerah hutan MEPA Fakultas Ekonomi memang tidak sperti hutan asli pada
umumnya, namun keragaman dari spesies itu cukup menandakan bahwa hutan MEPA
Fakultas Ekonomi masih menyimpan kekayaan alam dan spesies yang perlu ita
lestraikan.
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
21/42
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
22/42
Lampiran
LAMPIRAN SEMAI
a. Kerapatan Mutlak untuk Jenis i
KM =
1.
KM Ficussp. = = 3,15
2.
KM Nephrolepissp. = 19,43.
KM Ganodermalucidum = 0,254.
KM Clitocybesp. = 0,03
5.
KM Costus specious = 0,036.
KMAnisomelesindica = 0,037.
KM Hydnumrepandum = 0,948.
KM Botryophora geniculatea = 1,319.
KM Labisiapumila = 1,3410.
KM Eleiodoxaconfert a = 0,1511.
KMJusticis sp. = 0,0612.
KM Piper sp.
= 3,28
13.
KM Thphoniumsp. = 0,3114.
KM Caladium sp. =4,5615.
KM Nepheliumlappaceum = 0,1616.
KM Sallaccazalacca = 0,0617.
KM Syzygiumsp. = 0,3118.
KM Pandanus sp. = 0,1219.
KM Drymoglossumpiloselloides = 0,19 = 35,75
b.
Kerapatan relatif (KR) = Kerapatan satu jenis x 100%
Kerapatan seluruh jenis
1. Ficussp. = 3,15/35,75 x 100% = 8,82 %
2.
Nephrolepissp = 19,4/35,75x 100% = 54,37 %
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
23/42
3. Ganodermalucidum = 0,25/35,75 x 100 % = 0,7 %
4.
Clitocybesp. = 0,03/35,75 x 100 % = 0,08 %
5. Costusspeciosus = 0,03/35,75x 100 % = 0,08 %
6.
Anisomelesindica = 0,03/ 35,75 x 100 % =0,08 %
7. Hydnumrepandum = 0,94/ 35,75 x 100 % = 0,0008 %
8.
Botryophora geniculate = 0,31/ 35,75 x 100 % = 0,08%
9. Labisiapumila = 1,34/ 35,75 x 100 % = 0,08 %
10.Eleiodoxaconferta = 0,15/ 35,75 x 100 % = 0,08 %
11.
Justicis sp. = 0,062/ 35,75 x 100 % = 0,0008%
12.Piper sp. = 3,28/35,75 x 100 % = 9,17 %
13.Thphoniumsp. = 0,31/35,75 x 100 % = 0,87%
14.
Caladium sp. = 4,56 /35,75 x 100 % = 0,0087%
15.Nepheliumlappaceum = 0,16 /35,75 x 100 % = 0,87%
16.Sallaccazalacca = 0,06 /35,75 x 100 % = 0,0087%
17.
Syzygiumsp. = 0,31/35,75 x 100 % = 0,87 %
18.Pandanus sp. = 0,12 /35,75 x 100 % = 0,0087%
19.Drymoglossumpiloselloides = 0,19 /35,75 x 100 % = 0,87 %
c. Frekuensi Mutlak (FM)
Frekuensi Mutlak = Jumlah petak penemuan suatu jenis
Jumlah seluruh petak
1. Ficussp. = 4/8 = 0,5
2. Nephrolepissp = 7/8 = 0,875
3. Ganodermalucidum =1/8= 0,125
4. Clitocybesp = 1/8= 0,125
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
24/42
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
25/42
10. Eleiodoxaconferta = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
11. Justicis sp. = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
12. Piper sp. = 0,375 /3,75 x 100% = 10 %
13. Thphoniumsp. = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
14. Caladium sp. = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
15. Nepheliumlappaceum = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
16. Sallaccazalacca = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
17. Syzygiumsp. = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
18. Pandanus sp. = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
19. Drymoglossumpiloselloides = 0,125 /3,75 x 100% = 3,33 %
e.
Indeks Nilai Penting
INP = KR + FR
1. Ficussp. = 8,82 % + 13,33 % = 22,2 %
2. Nephrolepissp. = 54,37 % + 23,33% = 77,7 %
3.
Ganoderma lucidum = 0,7 % + 3.33% = 4,03 %
4. Clitocybesp. = 0,08 % + 3,33 % = 3,42 %
5. Costus specious = 0,08 % + 3, 33 %= 3,42 %
6. Anisomeles indica = 0,08 % + 3,33 % = 3,42 %
7. Hydnum repandum = 0,0008 % + 3,33%= 3,33%
8.
Botryophora geniculate = 0,08 % +3,33%= 3,42 %
9. Labisia pumila = 0,08 % +3,33%= 3,33%
10.Eleiodoxa conferta = 0,08 % + 3,33%= 3,42 %
11.
Justicissp. = 0,0008 % + 3,33%= 3,33 %
12.Pipersp. = 9,17 % + 10 % = 19,17 %
13.
Thphoniumsp. = 0, 87 % + 3,33% = 4,21 %
14.Caladiumsp. = 0,0087 % + 3,33 %= 3,34 %
15.Nephelium lappaceum = 0,87 %+ 3,33 %= 4,20 %
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
26/42
16.Sallacca zalacca= 0,0087%+ 3,33 %= 3,34 %
17.
Syzygiumsp. = 0,87 %+ 3,33%= 4,20 %
18.
Pandanus sp. = 0,0087 %+ 3,33 %= 3,34 %
19.
Drymoglossum piloselloides = 0,87 %+ 3,33 %= 4,20
PERHITUNGAN PANCANG
1. KERAPATAN MUTLAK
KM =
a.
Heveabrasiliensis== 1,2
b. Syzygiumsp.=
= 0,48
c.
Calamussp.=
= 0,04
d. Pippercaducibracteum=
= 0,08
e.
Arengapinnata=
= 0,32
f. Nepheliumsp.=
= 0,16
g.
Syzygiumsp.=
= 0,08
h. Garciniamangostana=
= 0,2
i. Coffeasp.=
= 0,08
j. Drymophoeussp.=
= 0,24
k. Arthocarpusintegra=
= 0,08
l. Eleidoxaconferta=
= 1,16
m.
Alpiniasp.== 0,88
n. Bambussasp.=
= 0,36
o. Nephrolepisexaltata= = 9,25
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
27/42
p. Alstoniascholaris=
= 0,16
q.
Terminalia catappa=
= 0,04
r.
Mangiferasp.=
= 0,16
2. KERAPATAN RELATIF
KR =
x 100%
a. Heveabrasiliensis= x 100% = 7,87
b. Syzygium sp.=
x 100% = 3,15
c.
Calamus sp.=
x 100% = 0,26
d. Pippercaducibracteum=
x 100% = 0,52
e.
Arengapinnata=
x 100% = 2,10
f.
Nephelium sp.=
x 100% = 1,05
g.
Syzygium sp.=
x 100% = 0,52
h.
Garciniamangostana=
x 100% = 1,31
i.
Coffea sp.=
x 100% = 0,52
j.
Drymophoeus sp.=
x 100% = 1,57
k.
Arthocarpusintegra=
x 100% = 0,52
l.
Eleidoxaconferta=
x 100% = 7,61
m. Alpiniasp.=
x 100% = 5,77
n.
Bambussa sp.=
x 100% = 2,36
o. Nephrolepisexaltata=
x 100% = 62,47
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
28/42
p. Alstoniascholaris=
x 100% = 1,05
q.
Terminalia catappa=
x 100% = 0,26
r. Mangifera sp.=
x 100% = 1,05
3. FREKUENSI MUTLAK
FM =
a.
Heveabrasiliensis=
= 0,63
b.
Syzygium sp.== 0,25
c.
Calamus sp.== 0,13
d.
Pippercaducibracteum== 0,13
e.
Arengapinnata== 0,13
f.
Nephelium sp.== 0,25
g.
Syzygium sp.=
= 0,13
h.
Garciniamangostana== 0,13
i.
Coffea sp.== 0,13
j.
Drymophoeus sp.== 0,13
k.
Arthocarpusintegra== 0,13
l.
Eleidoxaconferta== 0,13
m.
Alpiniasp.=
= 0,13
n. Bambussa sp.== 0,13
o.
Nephrolepisexaltata== 0,13
p. Alstoniascholaris== 0,13
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
29/42
q. Terminalia catappa== 0,13
r.
Mangifera sp.=
= 0,13
4. FREKUENSI RELATIF
FR =
x 100%
a. Heveabrasiliensis=
x 100% = 20,83
b.
Syzygium sp.=
x 100% = 8,33
c.
Calamus sp.= x 100% = 4,17
d.
Pippercaducibracteum=
x 100% = 4,17
e.
Arengapinnata=
x 100% = 4,17
f. Nephelium sp.=
x 100% = 8,33
g.
Syzygium sp.=
x 100% = 4,17
h.
Garciniamangostana=
x 100% = 4,17
i.
Coffea sp.= x 100% = 4,17
j.
Drymophoeus sp.=
x 100% = 4,17
k.
Arthocarpusintegra=
x 100% = 4,17
l.
Eleidoxaconferta=
x 100% = 4,17
m.
Alpiniasp.=
x 100% = 4,17
n.
Bambussa sp.=
x 100% = 4,17
o.
Nephrolepisexaltata= x 100% = 4,17
p.
Alstoniascholaris=
x 100% = 4,17
q. Terminalia catappa=
x 100% = 4,17
r.
Mangifera sp.=
x 100% = 4,17
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
30/42
5. INDEKS NILAI PENTING
INP (NR) = KR + FR
a. Heveabrasiliensis= b.
Syzygium sp.= c.
Calamus sp.= d. Pippercaducibracteum= e.
Arengapinnata=
f.
Nephelium sp.= g.
Syzygium sp.= h.
Garciniamangostana= i. Coffea sp.= j.
Drymophoeus sp.= k. Arthocarpusintegra= l.
Eleidoxaconferta= m.
Alpiniasp.=n.
Bambussa sp.= o.
Nephrolepisexaltata= p. Alstoniascholaris= q.
Terminalia catappa= r.
Mangifera sp.= Perhitungan Tiang
1. Hevea brasiliensis
KM =
=
= 0,056
KR =
x 100%
= x 100%
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
31/42
= 31,25%
FM =
=
= 0,625
FR =
x 100%
=x 100%
= 29,412%
DM = x x d= x 3,14 x (558,917)
= 245224,7
DR = 245224,7/ 521881,2 x 100%
= 46,989%
INP (NR) = KR + FR + DR
= 31,25% + 29,41% + 46,989%
= 107,65
INP sp/INP total = 107,65/ 300 = 0,359
Log (INP sp/INP total) = log (0,359) = -0,445
H sp. = 0,359 x 0,445 = 0,16
2.
Nepheliumsp.
KM =
=
= 0,024
KR =
x 100%
= x 100%
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
32/42
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
33/42
= 11,765%
DM = x
x d
= x 3,14 x (25,796)
= 522,365
DR= 522,365/ 521881,2 x 100%
= 0,1%
INP (NR) = KR + FR + DR
= 7,639% + 11,765% + 0,1%
= 19,504%
INP sp/INP total = 19,504/ 300 = 0,065
Log (INP sp/INP total) = log (0,065) = -1,187
H sp. = 0,065 x 1,187 = 0,077
4. Salacca zalacca
KM =
=
= 0,01
KR =
x 100%
= x 100%= 5,556%
FM =
=
= 0,125
FR =
x 100%
=x 100%
= 5,882%
DM = x x d= x 3,14 x (71,656)
= 4030,65
DR= 4030,65/ 521881,2 x 100%
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
34/42
= 0,772%
INP (NR) = KR + FR + DR
= 5,556% + 5,882% + 0,772%= 12,21%
INP sp/INP total = 12,21/ 300 = 0,041
Log (INP sp/INP total) = log (0,041) = -1,39
H sp. = 0,041 x 1,39 = 0,057
5.
Justicissp.
KM =
=
= 0,058
KR =
x 100%
= x 100%
= 32,63%
FM =
=
= 0,125
FR =
x 100%
= x 100%= 5,882%
DM = x x d= x 3,14 x (523,883)
= 215446
DR= 215446/ 521881,2 x 100%
= 41,283%
INP (NR) = KR + FR + DR
= 32,639% + 5,882% + 41,283%
= 79,804%
INP sp/INP total = 79,804/ 300 = 0,266
Log (INP sp/INP total) = log (0,266) = -0,575
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
35/42
H sp. = 0,266 x 0,575 = 0,153
6. Alstonia scholaris
KM =
=
= 0,005
KR =
x 100%
= x 100%
= 2,78%
FM =
=
= 0,125
FR =
x 100%
=x 100%
= 5,882%
DM = x x d= x 3,14 x (20,064)
= 316,003
DR= 316,003/ 521881,2 x 100%
= 0,061%
INP (NR) = KR + FR + DR
= 2,778% + 5,882% + 0,061%
= 8,721%
INP sp/INP total = 8,721/ 300 = 0,029
Log (INP sp/INP total) = log (0,029) = -1,537
H sp. = 0,029 x 1,537 = 0,045
7.
Ficussp.
KM =
=
= 0,011
KR =
x 100%
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
36/42
= x 100%
= 6,11%
FM =
=
= 0,125
FR =
x 100%
=x 100%
= 5,882%
DM = x x d= x 3,14 x (113,694)
= 10147,2
DR= 10147,2/ 521881,2 x 100%
= 1,944%
INP (NR) = KR + FR + DR
= 6,25% + 5,882% + 1,944%
= 14,077%
INP sp/INP total = 14,077/ 300 = 0,047
Log (INP sp/INP total) = log (0,047) = -1,329
H sp. = 0,047 x 1,329 = 0,062
8.
Baccaunea angulata
KM =
=
= 0,001
KR =
x 100%
= x 100%
= 0,56%
FM =
=
= 0,125
FR =
x 100%
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
37/42
=x 100%
= 5,882%
DM = x x d= x 3,14 x (16,242)
= 207,086
DR= 207,086/ 521881,2 x 100%
= 0,040%
INP (NR) = KR + FR + DR
= 0,694% + 5,882% + 0,040%
= 6,616%
INP sp/INP total = 6,616/ 300 = 0,022
Log (INP sp/INP total) = log (0,022) = -1,656
H sp. = 0,022 x 1,656 = 0,037
PERHITUNGAN POHON
1. =
100
3200=0.0313
2. =
21
3200=0.0066
3. =6
3200=0.0019
4. =7
3200= 0.0022
5. =1
3200=0.0003
KR (%) =
1.
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
38/42
2.
3.
4.
5.
D=
1. d =
= 37,27 cm
2.
d=
= 51,16 cm
3.
d=
=34,22 cm
4. d=
=25,65 cm
5.
d=
=24,13 cm
FrekuensiMutlakJenisiatau FM (i)
FM=
1. FM==0,75
2.
FM == 0,75
3. FM == 0,125
4.
FM == 0,125
5. FM == 0,125
FR (i)=
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
39/42
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
40/42
INP POHON
INP= KR% + FR%+ DR%
1.
Heveabrasiliensis
INP= 74.07% + 40% + 40% = 154.0741
2.
Nepheliumlappaceum
INP = 15.56% + 40% + 40%= 95.56%
3.
Syzygium sp.
INP= 4.44% + 6.67 % + 6.67% = 17.78%
4. Synsepalum sp.
INP= 5.185% + 6.67% + 6.67% = 18.52%
5.
Rhizophora sp.
INP = 0.74% + 6.67% + 6.67% = 14.07%
1.
Heveabrasiliensis
=
= 0,51
2. Nepheliumlappaceum
=
= 0.32
3.
Syzygium sp.
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
41/42
=
= 0.06
4. Synsepalum sp.
=
= 0.06
5.
Rhizophora sp.
=
= 0.05
Log (INP sp / INP total)
1.
Heveabrasiliensis
LOG 0,51 = - 0,292
2.
Nepheliumlappaceum
LOG 0.32 = - 0.495
3.
Syzygium sp.
LOG 0.06 = -1.222
4. Synsepalum sp.
LOG 0.06 = -1.222
5.
Rhizophora sp.
LOG 0.05 = -1.201
)
1. ( )2. ()
-
8/10/2019 Sopan Hadi - f05112017 -Laporan Ekotumb Tentang Metode Transek Dan Hutan Alami
42/42
3.
()
4.
()
5. ( )