sop pengendalian lereng tanah
DESCRIPTION
SOPTRANSCRIPT
Name of Doc. Operational Control Procedure Rev. # 02 Rev. Date Maret 2013
TitleProsedur pengendalian lereng tanah
Doc. # PAI-ESH-10-B50-P-S06
Prepared by EHS Team Effective Date Maret 2013 Page..of.. 1 of 14
PROSEDUR
LINGKUNGAN KERJA UMUM
1. PENDAHULUAN
Manajemen PT. Pratama Abadi Industri (JX) berkomitmen untuk terus melakukan
upaya menciptakan tempat kerja yang aman yang jauh dari segala macam bahaya yang
berpotensi menimbulkan cedera pada manusia, gangguan kesehatan, kerusakan
lingkungan dan kerusakan properti. Dalam hal ini manajemen PT. Pratama Abadi
Industri (JX) menyadari bahwa fasilitas/tempat kerja yang sesuai dengan standar
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan merupakan hal yang sangat penting
untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta dikarenakan keadaan geografis fasilitas
pekerjaan berada diperbukitan yang berpotensial lonsor. Oleh karena itu, manajemen
perlu menetapkan prosedur pengendalian lereng tanah. Prosedur ini merupakan
pedoman untuk pencegahan serta tanggap darurat terhadap tanah longsor yang dapat
membahayakan pekerja dan aset PT. Pratama Abadi Industri (JX).
2. DASAR HUKUM
2.1. UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2.2. Peraturan Pemerintah Pekerja Umum Nomor: 22 /PRT/M/2007
2.3. NIKE CLS
2.4. EHS Handbook tahun 2002
3. TUJUAN
3.1. Memastikan kondisi tempat kerja aman dari bahaya dari longsor
3.2. Memberikan akses yang memadai pada saat kondisi darurat.
3.3. Mempercepat proces evakuasi orang dan aset pada saat kondisi darurat.
3.4. Meningkatkan produktifitas.
4. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di lingkungan kerja PT. Pratama Abadi Industri (JX).
E:\Doc. Control\Procedures (P)\10.Operational Control (PAI-EHS-10-B50-P-OP)\Rev.2 (2013)\Safety
Name of Doc. Operational Control Procedure Rev. # 02 Rev. Date Maret 2013
TitleProsedur pengendalian lereng tanah
Doc. # PAI-ESH-10-B50-P-S06
Prepared by EHS Team Effective Date Maret 2013 Page..of.. 2 of 14
5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Pimpinan Unit Kerja harus memastikan bahwa prosedur pengendalian lereng
tanah dilaksanakan dan diikuti.
5.2. Perwakilan K3L harus menetapkan, memelihara dan mengelola prosedur
pengendalian lereng tanah.
5.3. Manajer dan Pengawas harus memastikan bahwa karyawan terlatih dan
mematuhi persyaratan prosedur pengendalian lereng tanah.
5.4. Karyawan harus mematuhi persyaratan prosedur pengendalian lereng tanah..
6. Pengendalian lereng Tanah
Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi, yakni adanya
gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng. Gangguan kestabilan lereng
ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi terutama faktor kemiringan lereng, kondisi batuan
ataupun tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Pada
umumnya kawasan rawan bencana longsor merupakan kawasan dengan curah hujan rata-
rata yang tinggi (di atas 2500 mm/tahun), kemiringan lereng yang curam (lebih dari 40%),
dan/atau kawasan rawan gempa.
Secara umum terdapat 14 (empat belas) faktor pendorong yang dapat menyebabkan
terjadinya longsor sebagai berikut:
a. curah hujan yang tinggi;
b. lereng yang terjal;
c. lapisan tanah yang kurang padat dan tebal;
d. jenis batuan (litologi) yang kurang kuat;
e. jenis tanaman dan pola tanam yang tidak mendukung penguatan lereng;
f. getaran yang kuat (peralatan berat, mesin pabrik, kendaraan bermotor);
g. susutnya muka air danau/bendungan;
h. beban tambahan seperti konstruksi bangunan dan kendaraan angkutan;
i. terjadinya pengikisan tanah atau erosi;
j. adanya material timbunan pada tebing;
k. bekas longsoran lama yang tidak segera ditangani;
l. adanya bidang diskontinuitas;
m. penggundulan hutan; dan/atau
E:\Doc. Control\Procedures (P)\10.Operational Control (PAI-EHS-10-B50-P-OP)\Rev.2 (2013)\Safety
Name of Doc. Operational Control Procedure Rev. # 02 Rev. Date Maret 2013
TitleProsedur pengendalian lereng tanah
Doc. # PAI-ESH-10-B50-P-S06
Prepared by EHS Team Effective Date Maret 2013 Page..of.. 3 of 14
n. daerah pembuangan sampah.
Penataan ruang dan mitigasi dalam mencegah potensi longsor sangat dibutuhkan PT.
Pratama Abadi Industri (JX) yang berada pada letak geografis lereng perbukitan dan beberapa
faktor terjadinya longsor dapat terjadi pada Pabrik ini.
7. PROSEDUR
6.1. PENCEGAHAN PENGENDALIAN LERENG TANAH
1. Menghindari penebangan pohon tanpa aturan. c. Pohon-pohon asli (native) dan
pohon-pohon yang berakar tunggang, diupayakan untuk dipertahankan pada
lereng, guna memperkuat ikatan antar butir tanah pada lereng, dan sekaligus
menjaga keseimbangan sistem hidrologi kawasan
2. Jangan membangun dekat lereng yang curam, dekat dengan tepi gunung, cara
drainase dekat, atau lembah erosi alam.
3. Hubungi pejabat lokal, survei geologi atau departemen sumber daya alam, dan
departemen universitas geologi. Meminta informasi tentang tanah longsor di
daerah Anda, informasi spesifik pada daerah rawan longsor, dan meminta rujukan
profesional untuk analisis yang sangat rinci.
4. Menghindari pembebanan terlalu berlebihan pada lereng.
a. Pembebanan pada lereng yang lebih curam (kemiringan lereng di atas
40%), dapat meningkatkan gaya penggerak pada lereng, sedangkan pada
lereng yang lebih landai (di bawah 40%) pembebanan dapat berperan
menambah gaya penahan gerakan pada lereng.
b. Sebagai tindakan preventif, beban konstruksi yang berlebihan tidak
diperbolehkan pada lereng dengan tingkat kerawanan/tingkat risiko tinggi,
dengan demikian untuk zona berpotensi longsor dengan tingkat
kerawanan sangat tinggi atau tinggi, tidak direkomendasikan untuk
kegiatan permukiman.
c. Adapun kawasan terlarang untuk permukiman ini terutama terdapat pada
daerah lembah sungai yang curam (di atas 40%), khususnya pada tikungan
sungai, serta alur sungai yang kering di daerah pegunungan.
5. Perhatikan pola drainase air hujan, dan perhatikan tempat di mana air limpasan,
meningkatkan aliran di saluran.
6. Jika ingin memasang pipa, pasang fitting fleksibel menghindari kebocoran, sebagai
karena alat fleksibel lebih tahan terhadap kerusakan .
E:\Doc. Control\Procedures (P)\10.Operational Control (PAI-EHS-10-B50-P-OP)\Rev.2 (2013)\Safety
Name of Doc. Operational Control Procedure Rev. # 02 Rev. Date Maret 2013
TitleProsedur pengendalian lereng tanah
Doc. # PAI-ESH-10-B50-P-S06
Prepared by EHS Team Effective Date Maret 2013 Page..of.. 4 of 14
7. Lakukan penanaman Tanaman penutup tanah di lereng dan membangun dinding
penahan jika diperlukan.
8. Menghindari penggalian dan pemotongan lereng.
6.2. TANGGAP DARURAT KETIKA LONSOR TERJADI
1. Tetap waspada dan terjaga serta menuju ke tempat berkumpul.
2. Jika berada di daerah rawan longsor dan aliran puing-puing,
mempertimbangkan untuk meninggalkan jika aman untuk melakukannya. Jika
berada dibangunan tetap usahakan untuk menuju area terbuka tempat
berkumpul.
3. Mendengarkan setiap suara yang tidak biasa yang mengindikasikan
bergeraknya puing-puing, seperti pohon retak atau batu mengetuk bersama-
sama.
4. Jika Anda sedang dekat sungai atau saluran, waspada untuk setiap peningkatan
mendadak atau penurunan aliran air dan untuk perubahan dari yang jelas
untuk air berlumpur. Perubahan tersebut mungkin menunjukkan aktivitas
Longsor hulu, jadi bersiaplah untuk bergerak cepat. Jangan menunda!
Menyelamatkan diri.
5. Waspada terutama saat berkendara, usahakan keluar dari kendaraan dan
menuju ruang terbuka.
6. Menunggu arahan dari tim evakuasi untuk jalur evakuasi yang aman serta
keadaan aman.
E:\Doc. Control\Procedures (P)\10.Operational Control (PAI-EHS-10-B50-P-OP)\Rev.2 (2013)\Safety