soal mid test prof

20
SOAL MID TEST Prof. Joko 1. Tulis lengkap macam2 traksi dan kegunaannya ? Jwb : Jenis – jenis traksi dan kegunaannya. 1. TRAKSI KULIT a. Dapat untuk terapi detinitif maupun sementara atau sebagai pertolongan pertama b. Tenaga traksi dilanjutkan pada tulang ewat fasia superfisial,fasia dalam (deep) dan / serta intramuskular c. Tenaga traksi berlebih dapat menimbulkan kerusakan kulit d. Berat maksimum sebaiknya tidak melebihi 6 kg, tergantung dar bear atau kecilnya penderita dan dari usia penderita e. jika digunakan beban maksimal sebaiknya hanya 1 minggu f. Bila kurang dari beban tersebut dan kulit penderita diperiksa 2 kali seminggu,traksi kulit dapat digunakan dengan aman selama 4-6 minggu. Cara pemasangan traksi kulit : a. Siapkan kulit : bersihkan,cukur rambut,cuci dan keringkan. b. Cegah pemasangan plester diatas tonjolan-tonjolan tulang. Kalau terpaksa lindungi dengan pelapis gips ( Cotton wool,padding,lainnya) sebelum melekatkan. c. Pasang plester perekat longitudinal sejajar sisi berlainan tungkai dan jamian adanya jaringan kulit bebas di antaranya untuk mencegah efek tourniquet. d. Tungkai ditopang untuk mencegah pembengkakan dan iritasi dari tumit. 2. TRAKSI SKELETAL a.Traksi dengan tarikan langsung pada tulang b.Dapat dengan pembedahan, jauh lebih besar dan secara langsung digunakan untuk keperluan :

Upload: jamila-tunissa

Post on 08-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

soal

TRANSCRIPT

Page 1: Soal Mid Test Prof

SOAL MID TEST Prof. Joko

1. Tulis lengkap macam2 traksi dan kegunaannya ?Jwb :Jenis – jenis traksi dan kegunaannya.1. TRAKSI KULIT

a. Dapat untuk terapi detinitif maupun sementara atau sebagai pertolongan pertama

b. Tenaga traksi dilanjutkan pada tulang ewat fasia superfisial,fasia dalam (deep) dan / serta intramuskular

c. Tenaga traksi berlebih dapat menimbulkan kerusakan kulitd. Berat maksimum sebaiknya tidak melebihi 6 kg, tergantung

dar bear atau kecilnya penderita dan dari usia penderitae. jika digunakan beban maksimal sebaiknya hanya 1 mingguf. Bila kurang dari beban tersebut dan kulit penderita

diperiksa 2 kali seminggu,traksi kulit dapat digunakan dengan aman selama 4-6 minggu.Cara pemasangan traksi kulit :

a. Siapkan kulit : bersihkan,cukur rambut,cuci dan keringkan.b. Cegah pemasangan plester diatas tonjolan-tonjolan tulang.

Kalau terpaksa lindungi dengan pelapis gips ( Cotton wool,padding,lainnya) sebelum melekatkan.

c. Pasang plester perekat longitudinal sejajar sisi berlainan tungkai dan jamian adanya jaringan kulit bebas di antaranya untuk mencegah efek tourniquet.

d. Tungkai ditopang untuk mencegah pembengkakan dan iritasi dari tumit.

2. TRAKSI SKELETAL a.Traksi dengan tarikan langsung pada tulangb.Dapat dengan pembedahan, jauh lebih besar dan secara langsung digunakan untuk keperluan :

1. Reposisi : patah tulang,dislokasi,terutama yang sudah lama jaringan lunak sudah mengalami kontraktur, memudahkan tindakan operasi yang direncanakan kemudian, dll.

2. Imobilisasi yang lama : Traksi kulit dibatasi oleh kekuatan kulit ( tensile strenght), gerakan sendi –sendi dapat lebih terjamin karena daerah daerah pemasangan traksi (aplikasi) lebih kecil.

3. Alat- alat yang digunakan a. kawat Kirscher ( K-wire ) diameter 0,036-0,062 inchi,

keuntungan : pemasangan mudah, kerusakan jaringan sekeliling ringan sedangkan kerugiannya mudah berputar

Page 2: Soal Mid Test Prof

kalau busur kurang baik, dapat memotong tulang osteoporotik

b. Pen Steinmann Pins, ukuran 5/64 sampai 3/16 inchi ( diameter ), penggunaan busur khusus. Keuntungan kuat, stabil. Kerugian lebh banyak merusak jaringan lunak, kerusakan tulang lebih besar karena lebih tebal.

c. kawat – kawat da pin halus atau berulir sekrup ( threaded )i. tak berulir : lebih halus,tidak mudah patah,lebih mudah

untuk dimasukkan. Kerugian dapat bergeser.ii. Berulir sekrup : lebih mudah patah, untuk kekuatan

sama harus lebih kuat,tidak mudah bergeser, lebih baik untuk penggunaan jangka panjang.

Semua pen atau kawat mempunyai ujung- Trokar, tumpul dan agak sukar menemus tulang- Ujung diamond shaped, yajam dan lebih mudah menenbus

tulang.4. Cara pemasangan

Mutlak kuasai penegtahuan anatomi daerah yang diingin di pasang pin atau kawat

Mulai pada daerah yang ada struktur vitalnya, misalnya olekranon dari sisi medial mencegah n.Ulnaris.- Prepasrasi kulit : Cegah daerah terinfeksi, Kerja secara

aseptik, gunakan cairan antiseptik topikal germsidal, tutup daerah lain.

- Anastesi lokal : walaupun susah untuk memblok periostenum, mulai dari sisi yang ditembus, kulit dan daerah bawah kulit, tembus periosteum sampai setengah jalan tebalnya tulang, suntik dari sisi lainnya.

Untuk mengurangi kemungkinan infeksi ( pintrack) sebaiknya pada luka tusuk (stab wound)

Sebaiknya gunakan drill tangan,jangan menggunakan power instrumens

Sebaiknya lewat daeraj metafisis Jangan menembus hematoma patah tulang Jangan menembus sendi Perlu di ingat : gunakan busur yang baik, pin/ kawat jangan

membengkok sewaktu dimasukkan, inform consent.5. Tulang – tulang ang digunakan untuk traksi skeletal

Olekranon : karena sering pada anak, jangan menembus epifisis yang masih terbuka, Siku dalam keadaan fleksi

Page 3: Soal Mid Test Prof

Femur distal : mulai dari medial, seanterior mungkin ntuk mencegah struktur neurovaskuler, 1 inchi dibawah tuberkel adduktor

Tibia proksial : mulai dari lateral, cegah neurovaskuler perineus. 1 inci inferior dan ½ inchi posterior dari tuberositas tibia.

Yang dapat digunakan lainnya adalah : metakarpal, distal radius dan ulna, distal tibia dan fibula, kalkaneus

TRAKSI PADA EKSTREMITAS ATAS 1. Dunlops ( modified duplop’s) Skin Trction. Pasien terlentang

posisi supine, bahu abduksi dan sedikit fleksi, siku dalam fleksi. Modifikasi dengan countertraction pada humerus. Kerugian yang terjadi tidak dapat dilakukan jika terdapat luka pada lengan. Jika ada gangguan vaskuler sirkulasi bahaya.

2. Overbody atau lateral Skeletal Traction ( overhead). Traksi skeletal dengan pin lewat olekranon siku 90 derajat, bahu dalam fleksi tanpa abduksi. Untuk mencegah tangan dan pergrlangan terlalu pegal pakai bidai gips, atau bisa menggunakan shoulder spica cast.

TRAKSI EKSTREMITAS BAWAH 1. Traksi kulit Bucks Extension

a. Tujuan utama penggunaan adalah untuk mengurangi spasme otot – otot sekitar lutut atau panggul

b. Jangan gunakantraksi ini untuk kelainan pada tulang punggungc. Kuasai sbagaian rotasi dengan meletakkan tungkai iatas bantal

dan dengan penggunaan kantong – kantong pasir pada sisi lateral dan medial (seperlunya)

2. Traksi Hamilton – Russel a. Daat digunakan untuk patah tulang panggul atau femur,

terutama anak – anak dengan berat badan sekitar 20 kg sampai 30 kg.patokan lainnya adalah usia

b. Dapat digunakan dengan pemasangan traksi kuli atau dalam keadaan tertentu dengan pin lewat tibia distal

c. Gunakn juga sling bawah pada paha distal bagian posterior untuk ,encehag penekanan terhadap fosa poplitel

d. Tali di ikatkan pada sling dan pertama melewati suatu kerekan ( katrol ) diatas kepala kemudian baru ke suatu kerekan ( katrol ) pada papan telapak kaki tempat tidur, baru ke suatu katrol pada papan telapak kaki yang melekat pada batang pemisah dan melalui kerekan keempat pada beban

Page 4: Soal Mid Test Prof

e. Traksi berubah beban tarikannya dengan memidahkan katrol,katrol ke arah kaki tempat tidur beban bertambah.

f. Fraksi berlawanan di dapat dengan meninggikan kaki penderita 3. Traksi Split Russel’s

a. Indikasi sama b. Menggunakan dua katrol / kerekan

4. Kesatuan Traksi Charnleya. Berguna untuk penggunaaan traksi pada tangkai bawah dan

sangat di anjurkan penggunaan nya.b. Dengan menggunakan pin atau wire pada proksimal tibia

kemudian pin atau wire di liputi oleh gips tungkai pendek ( incorperated Short leg cast )

c. Kegunaan : kali dan pergrlangan kaki dapat dipertahankan dalam osisi fungional karena tungkai dalam gips tidak ada tekanan pada otot betis atau nervus peroneus, gerakan pada pin atau wire sedikit.

5. Traksi skeletal Balance suspensiona. Melakukan traksi lansung pada tibia atau femur melalui pin atau

wireb. Tungkai di letakkan pada suatu Thomas Splint dengan atau

tanpa suatu Pearson Attachmentc. Pearson Attachment memumgkinkan gerakan pada sendi

lutut,sehingga berguna untuk mencegah kekakuan sendi lututd. Dengan menggunakan kerekan pada thomas splint keseluruhan

tungkai dapat mengambang bebas dengan traksi traksi pada tempat patah tetap berjalan.

e. Dapat digunakan kesatuan traksi Charnley baik untuk balance suspension maupun traksi skeletal terpaku ( fixed skeletal tracton)

6.Traksi Skeletal Terpaku ( fixed skeletal traction )a. digunakan untuk patah tulang femur sambil menunggu tindakan

terapi tetap berupa fiksasi atau untuk pengangkutamn ke RSb. Gunakan bila karena kedudukan buruk diperlukan anastesi,

Thomas Splint dengan lingkara penuh ( full ring ) yang lebih luas lebih kurang 5 cm dari ;ingkaran paha proksimal ( edema), gunakan kain tebal untuk menahan tungkai pada thomas splint, gunakan padding / alas tebal tetapi lunak dibawah tempat patah tulang.

TRAKSI SERVIKAL 3 macam traksi yang digunakan

Page 5: Soal Mid Test Prof

1. Head Halter Traction a. Tidak untuk patah tulang servikal atau dislokasi, melainkan

untuk kelainan saraf atau servikal radikulopati dan kelainan kronik atau menahun lainnya.

2. Traksi Skull Tonga. Dengan menggunakan kaliperb. Dapat beban berat untuk jangka lamac. Untuk patah tulang dislokasiJenis – jenis Tong’s : Barton’s Tongs, Aparat Vinke, Crutch Fields Tongs

3. Traksi Terpaku Halo – Skull

2.tulis lengkap macam2 gip dan penggunaannya ?Jwb : Ada pun beberapa jenis Gips antara lain:

1. Gips lengan pendek. Memanjang dari bawah siku sampai lipatan melingkar erat didasar ibu jari , bila ibu jari dimasukan dinamakan spika jari / gips galtlet.

2. Gips lengan panjang. Memanjang dari setinggilipat ketiak sampai disebelah proximal lipatan telapak tangan ,siku biasanya diimobilisasi dalam posisi tegak lurus

3. Gips tunkai pendek. Memanjang dari bawah lutut sampai dasar kaki , kaki dalam sudut tegak lurus pada posisi netral

4. Gips tungkai panjang. Memanjang dari 1/3 atas dan tengah paha sampai dasar kaki , lutut lebih sedikit fleksi

5. Gips Berjalan. Gips tungkai panjang /pendek yang dibuat lebih kuat ditambah dengan telapak untuk berjalan

6. Gips Tubuh. Melingkar di batang tubuh7. Gips Spika Bahu. Jaket tubuh melingkari batang tubuh bahu dan

sikuGips Spika pinggul. Melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas

bawah

3.tulis macam2 garis patah ?Jwb :

Macam – Macam Garis Patah

Page 6: Soal Mid Test Prof

1. Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsung

2. Garis patah oblique : trauma angulasi

3. Garis patah spiral ; trauma rotasi

4. Fraktur kompresi : trauma aksial-fleksi pada tulang spongiosa

5. Fraktur avulsi : trauma tarikan atau traksi otot pada tulang,

misalnya : fraktur patella

4.tulis lengkap grade fraktur terbuka ?

Jwb :

5.Tulis prinsip penanganan fraktur terbuka ?

Jwb :

prinsip penanganan fraktur terbuka :

a. obati fraktur terbuka sebagai suatu kegawatan.

b. adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian.

c. segera dilakukan debrideman dan irigasi yang baik.

d. ulangi debridman 24 – 72 jam berikutnya.

e. stabilisasi fraktur.

f. biarkan luka terbuka antara 5-7 hari.

g. lakukan bone graft autogeneus secepatnya.

h. rehabilitasi anggota gerak yang terkena.

Tahap-tahap pengobatan fraktur terbukaa. Pembersihan luka dengan cara irigasi dengan cairan NaCl fisiologisb. Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debrideman)c. Pengobatan fraktur dengan fiksasi eksterna tulang.d. Penjahitan sederhana, menutup dengan graft kulit setelah mengikis

periostenum agar skin graft dapat hidup, hingga menutup luka dengan flap.

e. Pemberian antibiotikf. Pencegahan tetanus

Sumber: Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, prof.Chairuddin Rasjad, MD.,Ph.D, PT.Yarsif Watampone Jakarta, 2007

Page 7: Soal Mid Test Prof

6. Tulis perbedaan bone healing pada anak-anak dan dewasa ?Jwb :

7. Tulis lengkap proses penyembuhan patah tulang ?Jwb :

Proses penyembuhan fraktur secara garis besar dibedakan atas 5

fase, yakni fase hematom (inflamasi), fase proliferasi, fase kalus,

osifikasi dan remodelling. (Buckley, R., 2004, Buckwater J. A., et

al,2000).

1. Fase Inflamasi:

Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan

berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam

jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah

tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena

terputusnya pasokan darah terjadi hipoksia dan inflamasi yang

menginduksi ekpresi gen dan mempromosikan pembelahan sel dan

migrasi menuju tempat fraktur untuk memulai penyembuhan.

Produksi atau pelepasan dari faktor pertumbuhan spesifik, Sitokin,

dapat membuat kondisi mikro yang sesuai untuk :

a Menstimulasi pembentukan periosteal osteoblast dan

osifikasi intra membran pada tempat fraktur,

b Menstimulasi pembelahan sel dan migrasi menuju tempat

fraktur, dan

c Menstimulasi kondrosit untuk berdiferensiasi pada kalus

lunak dengan osifikasi endokondral yang mengiringinya.

(Kaiser 1996).

Berkumpulnya darah pada fase hematom awalnya diduga akibat

robekan pembuluh darah lokal yang terfokus pada suatu tempat

tertentu. Namun pada perkembangan selanjutnya hematom bukan

hanya disebabkan oleh robekan pembuluh darah tetapi juga

berperan faktor-faktor inflamasi yang menimbulkan kondisi

Page 8: Soal Mid Test Prof

pembengkakan lokal. Waktu terjadinya proses ini dimulai saat

fraktur terjadi sampai 2 – 3 minggu.

2. Fase proliferasi

Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk

benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan

untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast.

Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel,

dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan

sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan

ikat fibrous

dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan

melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan

mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang

berlebihan akan merusak struktur kalus. Tulang yang sedang aktif

tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif. Pada fase ini

dimulai pada minggu ke 2 – 3 setelah terjadinya fraktur dan

berakhir pada minggu ke 4 – 8.

3. Fase Pembentukan Kalus

Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai

terbentuk jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang

mulai tumbuh atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang

rawan. Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi lagi menjadi

tulang lamellar dan wovenbone. Pertumbuhan jaringan berlanjut

dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai

celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan

dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur.

Bentuk kalus dan volume dibutuhkanuntuk menghubungkan efek

secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan

pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar

fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan

fibrous. Secara klinis fragmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.

Page 9: Soal Mid Test Prof

Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur

dimediasi oleh ekspresi dari faktor-faktor pertumbuhan. Salah satu

faktor yang paling dominan dari sekian banyak faktor pertumbuhan

adalah Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-B1) yang

menunjukkan keterlibatannya dalam pengaturan differensiasi dari

osteoblast dan produksi matriks ekstra seluler. Faktor lain yaitu:

Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang berperan penting

pada proses angiogenesis selama penyembuhan fraktur.

(chen,et,al,2004).

Pusat dari kalus lunak adalah kartilogenous yang kemudian

bersama osteoblast akan berdiferensiasi membentuk suatu jaringan

rantai osteosit, hal ini menandakan adanya sel tulang serta

kemampuan mengantisipasi tekanan mekanis. (Rubin,E,1999)

Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang kemudian

berlanjut sampai fase remodeling adalah masa kritis untuk

keberhasilan penyembuhan fraktur. (Ford,J.L,et al,2003).

4. Fase Konsolidasi

Dengan aktifitas osteoklast dan Osteoblast yang terus menerus,

tulang yang Immature (woven bone) diubah menjadi mature

(lamellar bone). Keadaan tulang ini menjadi lebih kuat sehingga

osteoklast dapat menembus jaringan debris pada daerah fraktur

dan diikuti osteoblast yang akan mengisi celah di antara fragmen

dengan tulang yang baru. Proses ini berjalan perlahan-lahan

selama beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk

menerima beban yang normal.

5. Fase Remodelling

Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang kuat

dengan bentuk yang berbeda dengan tulang normal. Dalam waktu

berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun terjadi proses pembentukan

dan penyerapan tulang yang terus menerus lamella yang tebal akan

terbentuk pada sisi dengan tekanan yang tinggi. Rongga medulla

akan terbentuk kembali dan diameter tulang kembali pada ukuran

Page 10: Soal Mid Test Prof

semula. Akhirnya tulang akan kembali mendekati bentuk

semulanya, terutama pada anak-anak. Pada keadaan ini tulang

telah sembuh secara klinis dan radiologi.

8. Tulis sebanyak-banyaknya tanda2 radiologis pada tumor ganas tulang ?

Jwb :

Pada gambaran radiologi didapat 3 macam gambar radiologi

yaitu :

1. Gambaran osteolitik, dimana proses destruksi merupakan proses

utama.

2. Gambaran osteoblastik, yang diakibatkan oleh lebih banyak

pembentukan tumor tulang.

3. Gambaran campuran antra proses destruksi dan proses pembentukan

tumor tulang.

9. Tulis lengkap mengenai fraktur colles ?Jwb :

10. Tulis lengkap mengenai fraktur galeazzi ?Jwb :

Fraktur galleazi adalah fraktur radius distal disertai dislokasi atau subluksasi sendi radioulna distal. Fragmen distal mengalami pergeseran dan angulasi ke arah dorsal. Dislokasi mengenai ulna ke arah dorsal dan medial. Fraktur ini sering disebabkan akibat terjatuh dengan tangan terentang dan lengan bawah dalam keadaan pronasi, atau terjadi karena pukulan langsung pada pergelangan tangan bagian dorsaolateral.

11. Tulis pengobatan fraktur femur pada anak-anak ?Jwb :

Umumnya dengan terapi non operatif akan menyambung baik. Perpendekan kurang 2 cm masih dapat diterima karena di kemudian hari perpendekan ini akan sama panjangnya dengan tungkai yang normal.

Page 11: Soal Mid Test Prof

Hal ini memungkinkan karena pada anak daya remodelingnya masih tinggi. Pennggulangan non operatif dengan traksi kulita anak berumur dibawah 3 tahun.

Traksi kulit Bryant Traksi : anak tidur terlentang, kedua tungkai di pasang traksi kulit, kemudian dua tungkainya ditegakkan keatas, ditariik dengan tali yang di ber beban 1-2 kg sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.

Kompilkasi pemakaian traksi ini terjadi iskemik paralisis. Hal ini disebabkan karena terganggunya aliran darah pada tungkai yang di tinggikan.

Pada anak umur 3- 13 tahun dilakukan pemasangan russel traksi, traksi ini diperlukan frame, katrol, tali, plaster. Anak tidur terlentang dipasang plester dari batas lutut, dipasang sling di daerah politea sling dihubungkan dengan tali, dimana tali tersebut dihubungkan dengan beban penarik. Untuk mempersingkat waktu setelah 4 minggu di traksi kalus sudah terbentuk tetapi belum kuat benar. Traksi dilepas kemudian dipasang gip hemispika.

12. Sebutkan cara2 penanganan konservatif dislokasi sendi genu humeral ?Jwb :

13. Sebutkan cara2 penanganan konservatif dislokasi sindi pinggul dewasa ?Jwb :

14. Sebutkan perbedaan klinik dislokasi panggul type anterior dan posterior ?Jwb :

15. Sebutkan macam-macam gangguan metabolisme pada tulang ?Jwb :-Osteoporosis: penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah ( FKUI,2007, hlm.1259)

Page 12: Soal Mid Test Prof

16. Brown tumor merupakan gangguan dari organ ?Jwb:

17. Tulis patofisiologi kerusakan sendi pada reumatic arthritis?Jwb :

Sistem imun merupakan bagian pertahanan tubuh yang dapat

membedakan komponen self dan non-self. Kasus rheumatoid arthritis

sistem imun tidak mampu lagi membedakan keduanya dan

menyerang jaringan sinovial serta jaringan penyokong lain.

Inflamasi berlebihan merupakan manifestasi utama yang

tampak pada kasus rheumatoid arthritis. Inflamasi terjadi karena

adanya paparan antigen. Antigen dapat berupa antigen eksogen,

seperti protein virus atau protein antigen endogen. . Paparan antigen

akan memicu pembentukan antibodi oleh sel B. Pada pasien RA

ditemukan antibodi yang dikenal dengan rheumatoid factor (RF).

Rheumatoid factor mengaktiflkan komplemen kemudian memicu

kemotaksis, fagositosis, dan pelepasan sitokin oleh sel mononuklear

sehingga dapat mempresentasikan antigen kepada sel T CD4+.

Sitokin yang dilepaskan merupakan sitokin proinflamasi dan kunci

terjadinya inflamasi pada RA seperti TNF-α, IL-1, dan IL-6. Aktivasi

sel T CD4+ akan memicu sel-sel inflamasi datang ke area yang

mengalami inflamasi. Makrofag akan melepaskan prostaglandin dan

sitotoksin yang akan memperparah inflamasi. Protein vasoaktif

seperti histamine dan kinin juga dilepaskan yang menyebabkan

edema, eritema, nyeri, dan terasa panas. Selain itu, aktivasi

makrofag, limfosit dan fibroblas juga dapat menstimulasi

angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru) sehingga terjadi

peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada sinovial penderita

RA. Inflamasi kronis yang dialami pasien RA menyebabkan membran

sinovial mengalami proliferasi berlebih yang dikenal dengan pannus.

Page 13: Soal Mid Test Prof

Pannus akan menginvasi kartilago dan permukaan tulang yang

menyebabkan erosi tulang dan akhirnya kerusakan sendi (Dipiro dkk.,

2005).

Proses awalnya, antigen (bakteri, mikroplasma atau virus)

menginfeksi sendi akibatnya terjadi kerusakan lapisan sendi yaitu

pada membran sinovial dan terjadi peradangan yang berlangsung

terus-menerus. Peradangan ini akan menyebar ke tulang rawan

kapsul fibroma ligament tendon. Kemudian terjadi penimbunan sel

darah putih dan pembentukan pada jaringan parut sehingga

membran sinovium menjadi hiperatropi dan menebal. Terjadinya

hiperatropi dan penebalan ini menyebabkan aliran darah yang masuk

ke dalam sendi menjadi terhambat. Keadaan seperti ini akan

mengakibatkan terjadinya nekrosis (rusaknya jaringan sendi), nyeri

hebat dan deformitas.

18. Tulis patofisiologi kerusakan sendi ?Jwb :

19. Pada septic arthritis , tulis penanganannya dan pembedahannya ?Jwb :

20. Tulis biokimia tulang pada OA?Jwb:

Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri atas :

Zat anorganik ( Mineral )

Glikosaminoglikan (G.A.G) : Senyawa yang tersusun atas rantai gula bercabang N-asetilgalaktosamin dan asam glukuronat. Senyawa glikosaminoglikan (G.A.G) merupakan komponen struktural penting dalam penyusun kartilago dan meningkatkan ketahanan tulang terhadap tekanan.Senyawa glikosaminoglikan (G.A.G) ini disintesis oleh sel-sel tulang yaitu osteoblast dan osteosit.

Zat organik ( Matriks tulang )

Page 14: Soal Mid Test Prof

Zat anorganik kristal Hidroksi apatit yaitu Ca10 (PO4)6 (OH2), Na+, Mg2+, CO3

- (karbonat) dan F- (Fluorida ).

Hidroksi apatit merupakan faktor yang menentukan kekuatan tulang, 99% Ca2+ berada dalam tulang.

Zat organik pada tulang berupa protein 90-95% adalah kolagen tipe 1. Kolagen tipe V dan kolagen lainnya merupakan bagian kecil pada matriks.

Tulang selalu berada dalam keadaan “Dynamic Equilibrium” atau “peristiwa tukar ganti”.

Peristiwa ini terlaksana karena ada dua jenis sel , yaitu :

1. Osteoblas : – Deposisi tulang (Mineralisasi)

-          Sintesis matriks baru

1. Osteoklas : – Resorpsii tulang (Demineralisasi)

-          Menghancurkan matriks lama

 

 

Kandungan Kalsium Dalam Tulang

Terdapat kelenjar paratiroid,terdapat 2 yaitu :

1. Hormon PTH (Paratiroid Hormon )

Fungsinya :

-          Memacu Osteoklas pada tulang

-          Menghambat Osteoblast pada tulang

-          Memicu pelepasan kalsium (Ca2+) dari tulang ke plasma

-          Meningkatkan reabsorpsi kalsium (Ca2+) ke ginjal.

2. Sel parafolikuler (Sel C) menghasilkan Calsitonin

Fungsinya :

Page 15: Soal Mid Test Prof

-          Menurunkan kadar Ca2+ dalam plasma dengan cara penghambatan osteoklas ( menurunkan laju pelepasan Ca2+ dari tulang )

-          Memacu eksresi Ca2+ melalui ginjal. 

Jika Ca2+ dalam tulang lebih, maka PTH akan di sekresikan di dalam tubuh melaui kelenjar tiroid dan akan melepaskan Ca2+ tersebut ke plasma. Jika Ca2+ dalam tulang kurang, maka sel parafolikuler yang di sekresikan kelenjar paratiroid akan menghasilkan Calsitonin untuk menurunkan kadar Ca2+ di dalam darah untuk di absorpsi oleh tulang.

Metabolisme Dalam Tulang

Vitamin meningkatkan absorbsi dan Ca2+ dan PO43- (fosfat) melalui

usus. Akibatnya (Ca2+) dan (PO43-) dalam darah meningkat, sampai

batas tertentu sehingga terbentuk garam Ca3[PO4]2 yang mengendap di tulang. 

Vitamin D

  Pada defisiensi vitamin D absorpsi Ca2+ dan PO43- berkurang,

sehingga Ca2+ dalam darah berkurang. Agar Ca2+ dalam darah dipertahankan, hipofisis mensekresi hormon para tiroid (parathormon) yang fungsinya mereabsorpsi Ca2+ dari tulang agar Ca2+ darah tidak menurun. Untuk mengatasi kekurangan mineral, tulang mensekresi enzim Fosfatase alkali.

Fosfatase Alkali memecah gliserofosfat atau glukosafosfat menjadi glukosa, gliserol dan PO4

3- lalu PO43- di deposisi ke matriks tulang

untuk menggantikan Ca2+ yang direabsorpsi.

Reaksi Fosfatase Alkali

Glukosa-p                       Glukosa + PO43-

Gliserol-p                        Gliserol + PO43-

PO43- yang terbentuk dideposisikan dalam tulang sebagai pengganti

Ca2+ yang diresorpsi ke darah oleh aktifitas parat hormon. Pada defisiensi vitamin D absorpsi Ca2+ dan PO4

3- meningkat.

Vitamin C

Vitamin C dalam tulang diperlukan untuk sintesis kolagen pada tulang dan pembuluh darah. Pada defisiensi vitamin C sintesis kolagen tidak sempurna, elastisitas kolagen menururn dan kolagen rapuh, sehingga terjadi perdarahan subperiostal pada Gigi dan Gusi karena kapiler mudah pecah.

Page 16: Soal Mid Test Prof

Vitamin A

Vitamin A penting untuk regenerasi sel-sel .

Kartikosteroid : untuk menghambat osteoblast sehingga dapat menyebabkan    Osteoporosis

Kalsitonin  : Memompa Ca2+ ke dalam tulang merupakan antagonis Osteoklas.

Estrogen    : Mempertinggi integritas tulang dengan cara sintesis matriks dan deposisis mineral dalam tulang, bekerja secara antagonis terhadap osteoklas.

Pada perempuan Monopause Estrogen menurun dan terjadi osteoporosis.

Kalsitonin untuk meningkatkan deposisi Ca2+ dalam tulang Estrogen; meningkatkan integritas matriks pada post

menopause Kortikosteroid fungsinya antagonistik terhadap estrogen

Pada tulang terdapat protein Osteokalsin, Fungsinya mengikat Ca2+

Ca2+ / Iosteokalsin

Osteokalsin mengandung asam amino khas Gama Karboks, Glutamat (GLA), GLA disintesis GLU dengan bantuan vitamin K.