slide geriatri 1 kel 3
TRANSCRIPT
KELOMPOK 3
1. ARI GUSTRI ANDRI P2. ARIF ANGGIDINATA3. CAHAYA CINTA UTARI4. EVA YANTI5. ERFIKA YULIZA6. JEFFTA KURNIA7. JOSEPH IRWANTO8. MUHAMMAD SULFIKAR9. MONICA NOVIANTI10. PUSPA AYU NAVRATILOVA11. REKA META REFIANA12. SENTOSA SINAGA
SKENARIO 1
Seorang perempuan umur 65 tahun dibawa ke puskesmas Botania dengan keluhan nyeri pada pangkal paha kanan sehingga tidak dapat berjalan. Keadaan ini dialami sejak 5 hari yang lalu setelah jatuh terduduk di kamar manid pada saat penderita berjalan tertatih-tatih. Sejak 7 tahun terakhir penderita mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung, dan rematik. Penderita pernah mengalami serangan stroke 3 tahun yang lalu.
KATA SULIT
1. Jatuh : suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/ terduduk dilantai/ tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa hilangnya kesadaran atau luka
2. Stroke : penurunan aliran darah keotak sehinggga menimbulkan penurunan kesadaran
3. Rematik : nyeri sendi akibat penumukan kristal asam urat dipersendian.
KATA KUNCI
1. Permpuan 65 tahun datang ke puskesmas.2. Keluhan : - Nyeri pada pangkal paha kanan.
- Tidak dapat berjalan.3. Riwayat : - Jatuh terduduk 5 hari yang lalu.
- Berjalan tertatih-tatih.4. Riwayat kosumsi obat : - Diabetes.
- Hipertensi. - Jantung dan
rematik.5. Riwayat penyakit terdahulu : Stroke 3 tahun
yang lalu.
KUNCI PERMASALAHAN
Perempuan 65 tahun tidak bisa berjalan akibat jatuh terduduk
dikamar mandi.
PERTANYAAN
1. Bagaimana anatomi ekstremitas bawah?2. Bagaimana teori-teori penuaan?3. Bagaimana patomekanisme nyeri pada pangkal paha
setelah jatuh terduduk dikamar mandi?4. Bagaimana faktor resiko terjatuh pada lansia?5. Apakah ada hubungan penyakit sekarang dengan
penyakit terdahulu?6. Apakah kosumsi obat mempengaruhi kondisinya
sekarang?7. Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus tersebut?8. Bagaimana penanganan pada kasus tersebut?9. Bagaimana kebutuhan gizi pada lansia?10. Bagaimana komplikasi, prognosis dan pencegahan
pada kasus ini?
TUJUAN PEMBELAJARANAgar mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan tentang jatuh pada geriatri
SASARAN PEMBELAJARANAgar mahasiswa mampu mehmahami dan menjelaskan tentang :
1. Anatomi ekstremitas bawah.2. Fisiologi pada lansia3. Teori – teori penuaan.4. Faktor resiko terjatuh pada lansia.5. Patomekanisme nyeri pada pangkal paha.6. Penatalaksanaan pada kasus tersebut.7. Penegakan diagnosis pada kasus tersebut.8. Komplikasi, prognosis dan pencegahan pada
kasus tersebut
MIND MAP
Gangguan berjalan
akibat jatuh
Faktor Resiko
Patomekanisme
Penegakan Diagnosis
Penanganan
Penatalaksanaan
Komplikasi
Prognosis
Pencegahan
Basic Science
Anatomi Fisiologi
ANATOMI EKSTREMITAS BAWAH
TEORI-TEORI PROSES PENUAAN
1. Teori biologis kapasitas fungsi sistem organ
2. Teori sosial perubahan peran & perilaku sesuai usia manusia
3. Teori Lingkungan kapasitas perilaku adaptasi
Teori saling melengkapi
TEORI BIOLOGIS
Teori genetic dan mutasi (Somatik Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang terprogram oleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
Teori radikal bebas
Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan organik yang menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
Teori autoimun
Penurunan sistem limfosit T dan B mengakibatkan gangguan pada keseimbangan regulasi system imun. Sel normal yang telah menua dianggap benda asing, sehingga sistem bereaksi untuk membentuk antibody yang menghancurkan sel tersebut. Selain itu atripu tymus juga turut sistem imunitas tubuh, akibatnya tubuh tidak mampu melawan organisme pathogen yang masuk kedalam tubuh. Teori meyakini menua terjadi berhubungan dengan peningkatan produk autoantibodi.
Teori stressMenua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
Teori telomerDalam pembelahan sel, DNA membelah dengan satu arah. Setiap pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering sel membelah, makin cepat telomer itu memendek dan akhirnya tidak mampu membelah lagi.
Teori apoptosisTeori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika lingkungannya berubah, secara fisiologis program bunuh diri ini diperlukan pada perkembangan persarapfn dan juga diperlukan untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor. Pada teori ini lingkumgan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres dan hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu apoptosis diberbagai organ tubuh.
TEORI KEJIWAAN SOSIAL Aktifitas atau kegiatan (Activity theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut bnyak kegiatan social.
Keperibadian lanjut (Continuity theory)Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi tipe personality yang dimilikinya.
Teori pembebasan (Disengagement theory)Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.
TEORI LINGKUNGAN Exposure theory: Paparan sinar matahari dapat
mengakibatkat percepatan proses penuaan.
Radiasi theory: Radiasi sinar y, sinar x dan ultrafiolet dari alat-alat medis memudahkan sel mengalami denaturasi (kerusakan stuktur) protein dan mutasi DNA.
Polution theory: Udara, air dan tanah yang tercemar polusi mengandung subtansi kimia, yang mempengaruhi kondisi epigenetik (perubahan DNA) yang dapat mempercepat proses penuaan.
Stress theory: Stres fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol dalam darah. Kondisi stres yang terus menerus dapat mempercepat proses penuaan.
FISIOLOGI PADA LANSIA
Sistem saraf : refleks menurun, memori terganggu, waktu bereaksi berkurang.
Sistem cardiovascular :menebalnya endocardium, menurunnya curah jantung maksimal.
Muskuloskeletal : massa otot berkurang secara bermakna karena berkurangnya serat otot.
Kulit : kering, keriput. Mata : daya akomodasi menurun, katarak,
galukoma, gangguan adaptasi gelap. Pendengaran : tuli kondusif, gangguan
keseimbangan. Endokrin : kelenjar adrenal berkurang,insulin
serum meningkat, kelenjar tyroid berkurang.
FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA
Jatuh (falls)
Faktor EkstrinsikFaktor Intrinsik
Obat-obatan yang diminum
Alat Bantu berjalan
Lingkungan yang tidak
mendukung / berbahaya
Kondisi fisik dan neuropsikiatrik
Penurunan visus dan pendengaran
Perubahan neuro muskuler gaya berjalan, dan reflek karena proses
menua
PATOMEKANISME
Sulit berjalan
Menimbulkan nyeri pada
pangkal paha
Tertekannya ramus-ramus saraf di cornu anterior yang
berfungsi sebagai saraf
motorik tungkai bawah
Mengalami trauma vertebra segmen lumbal-
sakral
Terjatuh dikamar mandi
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS TAMBAHAN
a. Aktivitas pada saat terjatuh b.Gejala sebelumnya,misalnya rasa
pusing,palpitasi,sesak napas,nyeri dada,lemah,konfusi,hilangnya kesadaran.
c.Lokasi jatuh d.Saksi saat terjatuh e.Riwayat medis terdahulu f.Penggunaan obat
PEMERIKSAAN FISIS
Tekanan darah dan denyut jantung,saat berbaring dan berdiri.
Ketajaman visual,lapangan pandang Anggota gerak Penyakit sendi degeneratif,vena
varikosa,edema,gangguan kaki,sepatu yang tidak berukuran sesuai.
Neurologis Pemeriksaan cara berjalan dan
keseimbangan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. pemeriksaan radiologis B. pemeriksaan laboratorium C. pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN JATUH1. Pengelolaan gangguan penglihatan2. Pengelolaan gangguan keseimbangan3. Intervensi obat-obatan4. Intervensi lingkungan5. Pemakaian alas kaki6. Intervensi pendidikan/ pengetahuan yang
berhubungan dengan jatuh.
KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA Kalori:
pada laki-laki lansia: 1960 kal
pada wanita lansia: 1700 kal Protein
kebutuhan protein pada lansia meningkat sebesar 12-14% dari kebutuhan orang dewasa
Lemak
lemak 30% dr BB Serat makanan
sayuran dan buah-buahan Vitamin dan mineral
vit A, B, C, D, E, niasin dan asam folat Air
> 6-8 gelas air / hari.
PROGNOSIS
Dubia ad Malam
Komplikasi
•Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri atau vena.•Patah tulang.•Hematoma.•Disabilitas atau kecacatan.•Meninggal
PENCEGAHAN
1. Identifikasi faktor resiko Pemeriksaan faktor intrinsik risiko jatuh, assesmen
keadaan neurologi, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang mendasari.
Pemeriksaan faktor ekstrinsik, lingkungan rumah yang berbahaya harus dihilangkan, penerangan rumah harus cukup, lantai datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang mungkin sulit dilihat. Kamar mandi dibuat tidak licin, diberi pegangan pada dindingnya
Obat-obatan yang menyebabkan hipotensi postural, hipoglikemik atau penurunan kewaspadaan dapat diberikan secara selektif.
Alat bantu berjalan baik berupa tongkat, tripod, kruk atau walker harus dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan, aman tidak mudah brgeser serta sesuai dengan tinggi badan lansia
2) Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait) Penilaian postural sway sangat diperlukan untuk mencegah
terjadinya jatuh pada lansia. Bila goyangan badan pada saat berjalan sangat beresiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan dari rehabilitasi medik. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat :
Apakah penderita menapakkan kakinya dengan baik, tidak mudah goyah
Apakah penderita mengangkat kakinya dengan benar pada saat berjalan
Apakah kekuatan otot extremitas bawah penderita cukup kuat untuk berjalan tanpa bantuan
Bila terdapat penurunan dalam kesemuanya diatas maka perlu dikoreksi.
3) Mengatur / mengatasi faktor situasional Faktor situasional yang bersifat akut/eksaserbasi akut
penyakit yang diderita lansia dapat dicegah dengan pemeriksaan kesehatan lansia secara periodik.
REFRENSI Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed.
US: FA Davis Company; 2007. p. 104-34. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill
Companies; 2001. p. 132-95. Al-Obaidi, Siva, dan Noble, 2006, Crash Course Cardiology, Mosby,
Spanyol. Guyton dan Hall, 2006, Medical Physiology 11th Edition, Elsevier,
Philadelphia. Kasper, Dennis L., dkk, 2005, Harrison’s Principle of Interna
Medicine 16th Edition,Mc-Graw Hill New York. Lüllmann, Heinz dkk, 2000, Color Atlas of Pharmacology,. Thieme,
New York. Martono, Hadi, dkk, 2009, Buku Ajar GERIATRI (Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut), Balai Penerbit , Jakarta Price, A. Sylvia, dan Wilson, Lorraine M., 2006, Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6 Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sherwood, Lauralee., 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sudoyo, Aru, dkk, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi V, Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta