slide 1€¦ · ppt file · web view · 2016-01-03kuliah 21-22 desember 2015 benda asing jalan...
TRANSCRIPT
Benda Asing Jalan Makan & Jalan Nafas
Karsinoma Tonsil & Laring
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Kuliah 21-22 Desember 2015
Benda Asing Jalan Makan
BENDA ASING FARING
Paling sering tertelan duri ikan• Biasanya menyangkut di tonsil, pangkal
lidah, valekule• Gejala: sakit menusuk saat menelan• Tatalaksana: ekstraksi
Anatomi Esofagus
4
1. Sfingter krikofaring~ VC 6 atau 16 cm dari GIA
2. Persilangan aorta~ VTh 4 atau 23 cm dari GIA
3. Persilangan bronkus~ VTh 5 atau 27 cm dari GIA
4. Sfingter kardia / diafragma~ VTh 10 atau 40 cm dari GIA
Otot Esofagus
1/3 atas : otot bergaris1/3 tengah : otot bergaris & polos1/3 bawah : otot polos
Kontraksi longitudinal esofagus memendek & lumen melebar mendorong bolus turun
Kontraksi tranversal lumen menyempit mencegah regurgitasi bolus
Inervasi : Plx Aurbach & Plx Meissner
5
Fisiologi
BENDA ASING ESOFAGUS
PredisposisiAnak usia < 3 th (fase oral), Usia lanjut (gigi tdk lengkap, gigi palsu, fungsi
menelan ↓), Kelalaian, Retardasi mental, Kelainan anatomi esofagus
Jenis BAmakanan, uang logam, gigi palsu, baterai, dll
80% dapat melewati GIT tanpa masalah
7
...benda asing esofagus...
Benda / makanan terhenti di esofagus :- terlalu besar bagi lumen esofagus- ada bagian yg tajam & menancap
Lokasi berhentinya BA : penyempitan fisiologis (just below) 90 % penyempitan anatomis :
- krikofaring (70 %)- persilangan aorta / bronkus (15 %)
- esofagus distal (15 %)
9
Patofisiologi
10
Benda Asing Esofagus
Lama Tajam
Pressure necrosis
Lesi / nekrosis Perforasi
Granulasi Mediastinitis
Gejala & TandaDipengaruhi ukuran / bentuk / lokasi benda asing ada / tidaknya komplikasi
• Riwayat tertelan sesuatu disfagia, rasa ngganjal, muntah• Hipersalivasi• Tes minum :
- obstruksi total : muntah - obstruksi parsial : minum sedikit
• Curiga Perforasi esofagus bila :• nyeri dada, • emfisema subkutis di leher / dada, • pneumomediastinum
11
Pemeriksaan
BA radio-opaque foto leher / thorax PA & Lateral
BA radiolusen foto soft tissue leher – thorax – abdomen
BA radiolusen atau BA kecil (cth: duri, serpihan
tulang, isi staples) foto esofagus dg barium + kapas
Curiga perforasi esof foto esofagus dg kontras yg dpt diserap
12
Diagnosis banding
• Faringitis akut• Esofagitis
13
Bila BA belum dpt dipastikanTetap dianggap sebagai BA, Lakukan esofagoskopi evaluasiAntibiotik tanpa antinyeri
08/05/23 laringology - dr.ERN 14
Tatalaksana
•Ekstraksi dg esofagoskop
•Bila gagal esofagotomi servikal / transtorakal
BA uang logam tdk gawat darurat, tetapi harus diekstraksi dlm 24 jam dg persiapan optimal.
Esofagoskopi darurat bila :● terjadi komplikasi, mis. emfisema● benda asing tajam
● benda asing baterai (< 4 jam)
Jangan dorong ke arah lambung krn : bentuk / banyak benda asing ?
ada / tidak kelainan anatomis esofagus ?
Laringoskopi
Esofagoskopi rigid
08/05/23 laringology - dr.ERN 16
Komplikasi1. Dehidrasi
2. Sumbatan jalan nafas
3. Selulitis / abses periesofagus
4. Perforasi esofagus mediastenitis
5. Fistel trakea esofagus aspirasi
6. Ulserasi dan striktur esofagus
Benda Asing Jalan Nafas
19
TRAKEA
• pipa tulang rawan & otot kartilago krikoid s/d percabangan bronkus, jumlah 18 cincin bentuk C
• cincin trakea paling bawah meluas di bagian inferior ke posterior diantara bronkus D-S sebagai sekat karina
BRONKUS
Diameter D:S = 5:4 letak karina lebih ke kiri
Panjang D:S = 2,5 :5 cm
Jumlah ring D:S = (6–8): (9–12)
Deviasi terhadap trakea D:S = 25°:45°
Kecepatan aliran udara inspirasi D > S
Lumen saat inspirasi berbentuk lingkaran,
saat ekspirasi berbentuk ginjal
Anatomi
08/05/23 laringology - dr.ERN 20
Fisiologi• Ventilasi / konduksi pasase udara
• Drainase paru (MCT, reflex batuk, dehem)
• Daya perlindungan paru (lendir mukus, MCT , kontraksi bronkus, reflex batuk, makrofag alveolus)
• Mengatur kardiovaskuler
• Mengatur tekanan intrapulmonal
• Mengatur CO2 darah
BENDA ASING Jalan Nafas
Predisposisi
Anak (gigi & proses menelan, rasa ingin tahu, kurang pengawasan)
Usia lanjut (gigi, proses menelan, reflex muntah ↓, demensia)
Kelalaian (makan sambil bermain/ bicara/ tertawa, memegang benda dg gigi)
Retardasi mental, psikosis, kelainan neurologis & kesadaran (sedasi, alkohol, kejang, stroke, parkinson)
21
22
Patofisiologi Mekanisme pertahanan
1. epiglotis & kart. aritenoid menutup jalan napas saat menelan2. spasme korda vokalis & plica ventrikularis bila ada benda mendekati korda
vokalis3. refleks batuk berusaha mengeluarkan BA yg
masuk jalan napas ok adanya impuls aferen pd laring, trakea, bronkus
23
...patofisiologi...
24
25
Tahapan klinis aspirasi benda asing
Fase komplikasi
LARING TRAKEA BRONKUS
•Batuk paroksimal
•Parau, Disfoni-Afoni
•Sesak nafas
•Stridor inspirasi
•Retraksi otot pernafasan
•Gelisah
•Sianosis
• Batuk hilang timbul
• Asthmatoid wheezing
• Palpatory thud
• Audible snap
• Dispnea
• Retraksi otot pernafasan
• Stridor inspirasi
• Gelisah
• Sianosis
• Batuk tidak produktif produktif
• Mengi (wheezing)
• Perkusi : normal / redup / hipersonor sisi ipsilateral
• Auskultasi : vesikuler / melemah hipersonor sisi ipsilateral
Mekanisme katup pada sumbatan bronkial.
A. Katup bebas ( bypass valve) memungkinkan udara lewat pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Tidak terjadi atelektasis atau emfisema di bagian distalnya.B,C, Ekspirasi terhambat atau katup satu arah memungkinkan udara lewat pada waktu inspirasi (B) tetapi menahan udara waktu ekspirasi (C) karena kontraksi bronkus. Bentuk sumbatan ini menahan udara dibagian distal dari benda asing, dan proses yang berulang pada tiap pernafasan menyebabkan terjadinya emfisema obstruktif. D. Inspirasi terhambat atau katup tertutup, menahan gerakan udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi. Absorpsi udara dibagian distal dari sumbatan menyebabkan terjadinya atelektasis.
ANAMNESIS1. Batuk : - setelah / sedang makan sesuatu - mendadak, hebat
- sianosis (tersedak) merupakan refleks watch dog reflex
benda asing dapat pindah tempat anamnesis batuk selalu ada
2. Sesak napas inspiratoar3. Suara parau (bila benda asing menempel di
k.vokalis / subglotik)29
PEMERIKSAAN
Benda asing pada laring : tgt ada/tidaknya obstruksi total / parsial :
▪ distres/sesak napas ▪ stridor inspirasi
▪ retraksi: supraklavikular , suprasternal ,
interkostal , epigastrium ▪ parau bila benda asing menempel pada k. vokalis / subglotik
30
Benda asing pada trakea : ▪ batuk, rasa tercekik, rasa tersumbat,
dispnea ▪ adanya getaran akibat BA mengenai dd
trakea dan korda vokalis waktu BA bergerak keatas/kebawah selama respirasi / batuk
▪ asthmatoid wheezing : karena berkurangnya lumen trakea
▪ suara napas D = S
31
Benda asing pada bronkus :
▪ fase akut telah lewat ▪ yang ada adalah gejala stadium II atau III
▪ palpasi & perkusi : gerak dada & suara napas pd sisi sakit
▪ auskultasi : bila baru : normal lama : ronki (+)
suara napas D tidak sama dg S
32
08/05/23 33
3. PEMERIKSAAN RADIOLOGI LEHER - THORAKS
• Benda asing metal
- Foto polos PA dan lateral
• Benda asing densitas rendah
- Tehnik soft tissue
• Benda asing radiolusen
- Foto pada akhir inspiorasi dan ekspirasi
• Biplane fluoroscopy
• Video fluoroscopy
Jika ≥ 1 tahapan disamping menunjukkan hasil positif
4. PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
• laringoskopi
• bronkoskopi
bronkoskop kaku
bronkoskop fleksibel
DIAGNOSIS
Gejala & tanda sangat bervariasi minimal / tidak spesifik sampai gangguan pernapasan †
Tgt pada : besar / kecil BA & tempat
Dx pasti : tindakan endoskopi laringoskopi bronkoskopi
34
DIAGNOSIS BANDING
1. Laringo-trakeo-bronkitis akut2. Asma bronkial
35
PENATALAKSANAAN
Prinsip : BA di laring-trakea-bronkus harus segera ekstraksi secara endoskopi dlm keadaan yang paling optimum dengan anestesia umum.
36
PENATALAKSANAANBila ada Benda Asing di Laring•Dengan gejala obstruksi jalan napas :
- segera ekstraksi melalui laringoskopi- bila gagal : bronkoskopi- bila tak tersedia : trakeotomi- bila obstruksi total : Heimlich maneuver
37
38
HEIMLICH MANEUVER
Hanya pada obstruksi laring yang total Dasar : dorongan elevasi diafragma tiba-tiba
ekspulsi udara dari paru yang cepat dan kuat
mendorong benda asing keluar
39
Prinsip Heimlich Maneuver
▪ Akibat dorongan keatas, akan terjadi elevasi diafragma, sehingga udara dalam paru diharapkan akan dapat mendorong BA keluar
CARA HEIMLICH MANEUVER• Melakukan pendorongan pada abdomen di
bawah xyfoid, sedikit di atas umbilikus ke arah atas dengan cepat
• Penderita berdiri : dengan kepalan tangan kanan, sisi ibu jari &
jari telunjuk menempel pada abdomen• Penderita berbaring : dengan pangkal telapak tangan• Penderita anak : dengan ujung jari telunjuk + jari tengah
40
Heimlich Manuver
Benda Asing di Trakea-Bronkus
• Segera kirim ke RS yg dapat melakukan bronkoskopi untuk ekstraksi BA
• Bila secara endoskopi gagal : torakotomi
42
08/05/23 laringology - dr.ERN 43
Benda asing di trakea
- Relatif paling sering usia terutama anak-anak,bisa juga dewasa
- Ekstraksi benda asing dengan bronkoskop trakeotomi
08/05/23 laringology - dr.ERN 44
Benda asing di Bronkus
- Biasanya di bronkus kanan
- Ukuran benda asing agak kecil sehingga dapat turun ke bronkus.
- Ekstraksi benda asing dengan bronkoskop trakeotomi torakotomi
KOMPLIKASI
1. Obstruksi total laring – trakea†2. Atelektase ok obstruksi total3. Emfisema udara dapat masuk tapi tak dapat keluar yaitu, bila : - edema (+) - tumpukan sekret (+) ok. waktu inspirasi lumen bronkus melebar ekspirasi lumen bronkus mengecil4. Bronkitis
45
46
Atelektasis Paru S
Setelah Ekstraksi
● obstruksi jalan napas total - BA obstruksi total lumen jalan napas
- biasanya diatas karina - distres respirasi akut :
bicara (-) , batuk (-), hipoksi †
● obstruksi jalan napas parsial - BA tidak obstruksi total jalan napas- biasanya distal dr karina- batuk (+), sesak (+)
47
Karsinoma TONSIL
KARSINOMA TONSILPaling banyak jenis Squamous Cell Ca
kedua terbanyak adalah Lympoma40 – 50 th laki > perempuan
PENYEBAB ??
Faktor predisposisi:
•A diet deficient in fruits and vegetables•Infection with HPV•Tobacco smoking•Ethanol use
50
- Lesi karsinoma tonsil ini merupakan lesi awal yang paling sering didapatkan dari semua keganasan orofaring
- Penyebaran: * Langsung mengenai arkus palatinus, bagian basis dari lidah, dinding faring dan hipofaring * Penyebaran sepanjang periosteum mandibula invasi ke m. Pterygoideus dan masseter nyeri dan trismus
* Langsung kearah atap rongga mulut dan meluas ke spatium submaksilaris
* Dapat invasi ke m. Konstriktor faring sup, spatium parafaring, N. Hipoglossus, N. Glossofaringeus dan Alveolaris inferior
meluas ke basis kranii
53
Stadium Ca Tonsil berdasarkan UICC 2002
54
Terapi:
* Operasi * Radiasi : dpt dilakukan pre operatif atau post operatif atau radiasi sendiri * Kemoterapi: dapat dikombinasi dengan radiasi
Karsinoma LARING
Karsinoma Laring
Definisi• Karsinoma yang mengenai laring (supraglotik,
glotik, subglotik) Etiologi• Diduga rokok dan alcohol berpengaruh besar
terhadap timbulnya karsinoma laring. • Merupakan 2,5% keganasan daerah kepala dan
leher.• Umum tersering 40-50 tahun, laki-laki lebih banyak
daripada wanita dengan perbandingan 10:1.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan 1.Anamnesis2.Pemeriksaan fisik3.Pemerikaan penunjang :
- patologi anatomi- radiologi / CT Scan
Anamnesis
•Dini keluhan suara parau tidak sembuh2•Rasa ada yang tersangkut di tenggorok•Gejala lanjut keluhan sakit menelan / bicara, sesak nafas yang bertambah berat dan perlahansesak nafas dan stridor inspirasi, sedikit demi sedikit, progresif. Kesulitan menelan terjadi pada tumor supraglotik, atau apabila tumor sudah meluas ke faring atau esophagus.•Pembesaran kelenjar leher (kadang-kadang).
Suara parau lebih dr 2 minggu dengan pengobatan dan usia dewasa/tua rujuk ke dokter
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan THT : pada laringoskop indirekta (LI) atau laringoskopi serat optik (LSO) dapat diketahui tumor di laring.
• Pemeriksaan leher : – Inspeksi : terutama untuk melihat pembesaran
kelenjar leher, laring dan tiroid.– Palpasi : untuk memeriksa pembesaran pada
membrane krikotiroid atau tirohioid, yang merupakan tanda ekstensi tumor ke ekstra laryngeal. Infiltrasi tumor ke kelenjar tiroid menyebabkan tiroid membesar dank eras. Memeriksa pembesaran kelenjar getah bening leher.
Pemeriksaan klinis-Pemeriksaan laring dengan cara Laringoskopi Indirek (cermin laring) Laringoskopi Direk (laringoskop) Akan ditemukan lokasi tumor di supra glotis, glotis dan infra Glotis
-Pemeriksaan kelenjar leher Ditemukan pembesaran kelenjar leher atau ada metastase /penjalarannya sampai di axilla
Pemerisaan penunjang1.Patologi Anatomi untuk mengetahui jenis keganasannya 95% Karsinoma sel skuamosa dengan diferensiasi baik (Squamous Cell Ca Well diff) 2. Foto toraks untuk mengetahui kondisi paru, apakah ada metastase ke paru3. CT Scan laring untuk mengetahui keadaan tumor dan kerusakan / penjalarannya di daerah laring
KLASIFIKASI TUMOR GANAS LARINGTUMOR SUPRAGLOTISTis Karsinoma insituT1 Tumor pada 1 sisi pita suara, gerakan pita suara
masih baikT2 Tumor pada ke 2 pita suara supra glotis dan glotis, pita suara masih bisa bergerakT3 Tumor terbatas pada laring, terfiksir, meluas ke krikoid bagian belakang, dinding medial sinus piriformis dan rongga pre epiglotisT4 Tumor meluas ke luar laring, ke orofaring, jaringan lunak leher, merusak tulang rawan tiroid
TUMOR GLOTIS
Tis Karsinoma insituT1 Tumor mengenai 1 atau 2sisi pita suara,
gerakan pita suara masih baik atau tumor di komisura anterior atau posterior
T2 Tumor meluas kesupraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksirT3 Tumor meliputi laring dan pita suara terfiksirT4 Tumor sangat luas, mertusak tulang rawan tiroid atau sudah keluar laring
TUMOR SUBGLOTIS
Tis Karsinoma insituT1 Tumor terbatas di daerah subglotisT2 Tumor meluas kepita suara, pita suara masih bisa bergerak atau sudah terfiksirT3 Tumor di laring, pita suara terfiksirT4 Tumor luas dengan destruksi tulang rawan tiroid dan jaringan lunak leher
Penjalaran ke kelenjar limfe leher
Nx Kelenjar linfe tidak terabaN0 Secara klinis kelenjar tidak terabaN1 Secara klinis teraba1 kelenjar limfe ukuran
diameter 3cm ipsilateralN2 Teraba kelenjar limfe tunggal, ipsilateral 3-6cmN2a Satu kelenjar limfe ipsilateral, >3cm tapi <6cmN2b Multipel kelenjar limfa ipsilateral, <6cmN2c Metastasis bilateral atau kontralateral
<6cmN3 Metastasis kelenjar limfe >6cm
METASTASE JAUH
Mx Tidak terdeteksiM0 Tidak ada metastase jauhM1 Terdapat metastase jauh
STADIUMStadium 1 T1 N0 M0Stadium 2 T2 N0 M0Stadium 3 T3 N0 M0
T1/2/3 N1 M0Stadium 4 T4 N0/1 M0
T1/2/3/4 N2/3 M0T1/2/3/4 N1/2/3 M1
Penatalaksanaan
• Trakeotomi : dilakukan pada penderita yang mengalami sesak nafas
• Pembedahan : – Laringektomi parsial (LP)– Laringektomi total (LT), dapat dikombinasi
dengan :• Diseksi leher fungsional (DLF)• Diseksi leher radikal (DLR)
• Radioterapi dan kemoterapi
...penatalaksanaan...
1.Operatif (Stadium 2 – 3)2.Radiasi /(kemoterapi /kombinasi) (Stadium 1)3. Operasi dan rekonstruksi + radiasi (Stadium 4) Operasi : Laringektomi parsial /total Selanjutnya Rehabilitasi Suara
Stadium I : radiasi, bila gagal dilanjutkan dengan LP/LTStadium II : LP/LTStadium III : dengan/tanpa N1 : LT dengan/tanpa DLF/DLR,
diikuti radiasiStadium IV : tanpa N/M : LT + DLF diikuti radiasiStadium IV (lainnya) : radioterapi dan kemoterapi
TRAKEOTOMI & TOTAL LARINGEKTOMI
PERKUMPULAN TUNA LARING