skripsi - universitas muhammadiyah makassarsesuai dengan standar operasional prosedur (sop) dilihat...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH TAHANAN
NEGARA KELAS II B ENREKANG
Oleh:
FITRIANI
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11008 16
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
SKRIPSI
RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH TAHANAN
NEGARA KELAS II B ENREKANG
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh:
FITRIANI
Nomor Stambuk: 10561 11008 16
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Fitriani
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11008 16
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil
plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan
aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 03 April 2020
Yang Menyatakan,
Fitriani
v
ABSTRAK
Fitriani, Abdul Mahsyar dan Rasdiana. Responsivitas Pelayanan Publik Di
Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian pelayanan sudah
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilihat dari bagaimana kemampuan
merespon dan menanggapi keluhan, bagaimana kecepatan, kecermatan, ketepatan, serta
ketepatan waktu dalam pemberian pelayanan. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif untuk mendeskripsikan Responsivitas Pelayanan Publik khusus tentang
pembinaan. Sampel sebanyak 10% orang pegawai yang dipilih secara simple random
sampling dari 20% anggota populasi. Data penelitian dikumpul dengan menggunakan
instrument berupa kuesioner, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan pembinaan di Rumah
Tahanan Negara Kecamatan Enrekang Kab.Enrekang sudah baik hal ini berdasarkan
hasil deskriptif persentase 85% bahwa pelaksanaan pelayanan narapidana telah sesuai
dengan Stadar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditentukan. Namun dari hasil
wawancara dari petugas pelayanan bahwa narapidana terlambat memahami setiap
informasi-informasi yang diberikan terutama dalam pemberian pelayanan pembinaan
masih sangat rendah karena terbatasnya aparat/ petugas dibandin dengan jumlah
tahanan atau narapidana.
Kata kunci: Responsivitas, Rutan Kelas II B Enrekang.
vi
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikanskripsiyang berjudul “Responsivitas Pelayanan Publik Di Rumah
Tahanan Negara Kelas II B Enrekang”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Abdul Mahsyar, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Rasdiana,
S.Sos.,M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Para dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan bimbingan saran, petunjuk, dan motivasi
selama kurang empat tahun perkuliahan.
5. Teristimewa buat Ayahanda tercinta Nusu serta my beloved great Mother,
Ibunda tercinta Enceng. Terimah kasih banyak atas Doa, kasih dan sayang
serta bimbinganmu dan dukungan morilmu selama ini. Kau sosok Ayah dan
Ibu yang hebat untukku, penulis sungguh merasa bersyukur memilikimu
sebagai Ayah dan Ibu.
6. Seluruh pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang beserta
Narapidana khususnya Narasumber yang telah responsive membantu penulis
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Kakak-kakak tersayang, yang senantiasa menyalurkan bantuan, semangat dan
kasih saying yang tiada henti kepada penulis.
8. Adikku dan ponakan-ponakan yang selalu memberikan semangat dan
vii
dukungan kepada penulis.
9. Kepada Bapak Abd. Latif yang selalu bersedia untuk meluangkan waktunya
membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
10. For my best friends, untuk sohib kampusku yang solid, Fatimah, Kiki, Tilla,
Tati, Nita, Cinta, Yemmi, Diana, Umi, Sri, Azrianti. Thanks so much atas
dukungan, semangat, kebersamaan, kekonyolan, canda dan tawa kalian selama
ini. Kalian menjadi salah satu catatan sejarah dalam perjalanan hidupku.
11. Teman-teman seperjuanganku Wana, Yuyu, Vala, Fitrisila, Mala yang saling
membantu, saling berbagi dan saling menolong satu sama lain demi
keberhasilan bersama.
12. Teman-teman KKP Angkatan XIX Kab. Pangkep Khususnya Kec. Pangkajene
Hafis, Kiki, Indah, Fia. Terimah kasih atas kebersamaan dan pengalaman serta
pelajaran yang sangat berarti dalam proses pengabdian diri di Kec. Pangkajene
selama kurang lebih 2 bulan.
13. Kepada teman-teman kelasku Ilmu Administarasi Negara A 2016, yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, terimah kasih telah membantu
penulis selama proses perkuliahan, memberikan masukan, dan menemani
penulis dalam menghadapi masalah-masalah yang ada selama proses
perkuliahan, dan suskes untuk saudara ku semua.
14. Teman-teman Pejuang Senyum Sospol yang tidak dapat penulis sebutkan
namanya satu per satu, terimah kasih telah berbagi pengalaman, semangat,
tawa dan canda selama proses perkuliahan
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 26 Juli 2020
Fitriani
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ........................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM ..................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… .... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................... 9
A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9
B. Konsep Responsivitas ................................................................................. 10
a. Pengertian Responsivitas ................................................................ 10
b. Indicator Responsivitas .................................................................. 12
c. Responsivitas Pelayanan Publik ...................................................... 13
d. Prinsip Hakekat Responsivitas Dalam Pelayanan Publik ..................... 16
C. Rumah Tahanan Negara .............................................................................. 17
a. Pengertian Rumah Tahanan ........................................................... 17
b. Fungsi Rumah Tahanan ....................................................................... 17
D. Kerangka Pikir............................................................................................ 19
E. Defenisi Operasional .................................................................................. 21
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 23
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 23
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................ 23
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 24
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 25
E. Teknik Pengabsahan Data .......................................................................... 26
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 26
ix
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 27
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................ 27
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................... 37
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 51
A. Kesimpulan ................................................................................................ 51
B. Saran ........................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 54
LAMPIRAN KUESIONER ...................................................................... 56
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Dalam Rumah Tahanan Negara Kelas II B
Enrekang ....................................................................................... 33
Tabel 4.2 Data Jenis Tindak Pidana Tahanan dan Narapidana di Rumah
Tahanan Negara Kelas II B Enrekang Tahun 2020 ...................... 35
Tabel 4.3 Data Tingkat Pendidikan Penghuni di Rumah Tahanan Negara
Kelas II B Enrekang Tahun 2020 .................................................. 36
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Merespon dan
Menaggapi Keluhan ...................................................................... 38
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan SOP Layanan
Pengaduan ..................................................................................... 40
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Kecepatan Dalam Melayani .... 42
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Kecermatan Dalam Melayani .. 43
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Dalam Melayani ..... 44
Tabel 4.9 Tanggapan Aparat / Petugas Terhadap Kecepatan, Kecermatan, dan
Ketepatan Melayani Dalam Pelayanan ......................................... 45
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Waktu Dalam
Melayani ........................................................................................ 47
Tabel 4.11 Tanggapan Aparat / Petugas Terhadap Ketepatan Dalam Melayani
....................................................................................................... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian............................................................. 20
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang
....................................................................................................... 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pelayanan publik pada umumnya menyatu pada aspek kehidupan yang
sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah dapat memegang
fungsi memberikan beragam pelayanan publik yang dibutuhkan oleh
masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun
pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam berbagai tindakan reformasi publik (public refom) yang di alami
Negara-negara maju pada awal tahun 1990-an banyak diilhami oleh tindasan
masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas pelayanan publik yang
diberikan oleh pemerintah.
Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik bahwa kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
memberikan penegasan bahwa pemerintah berkewajiban memberikan
pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat sebagai penerima
layanan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Pasal 1). Pelayanan publik
sering disebut sebagai pelayanan konstitusional. Pernyataan ini dapat
disebabkan oleh klausal-klausal konstitusi, semua Negara yang menyebutkan
bahwa Negara ini harus memberikan beragam fasilitas kepada warga Negara
(Nurmandi, 2010:34).
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefenisikan sebagai
segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa
2
publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
instansi pemerintah di pusat,di daerah,dan di lingkungan badan usaha milik
negara atau badan usaha milik daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarkat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (Ratminto dan Winarsih, 2005:5)
Seluruh kepentingan publik harus dilaksanakan oleh pemerintah
sebagai penyelenggara Negara yaitu dalam berbagai sector pelayanan, terutama
menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat,
dengan kata lain selurh kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang
banyak itu harus atau perlu adanya suatu pelayanan
Responsivitas atau daya tanggap merupakan kemampuan atau
organisasi suatu organisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat,
menyusun prioritas kebutuhan dan mengembangkannya ke dalam berbagai
program pelayanan. Responsivitas mengukur daya tanggap organisasi terhadap
harapan, keinginan dan aspirasi warga pengguna layanan. (Dwiyanto, 2014:
148).
Levina dalam Dwiyanto (2014:144), menjelaskan bahwa dalam
menilai kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari setidaknya tiga indicator,
yaitu:
1. Responsiveness atau responsivitas adalah mengukur daya tanggap
provides terhadap harapan, keinginan, dan aspirasi, maupun tuntutan
pengguna layanan.
3
2. Responsibillity atau responsibillitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu
dilakukan sesuai dengan prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi
dan organisasi yang benar dan telah ditetapkan.
3. Accountability atau akuntabillitas adalah suatu ukuran yang
menumjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan
sesuai dengan kepentingan stakeholders dan norma-norma yang
berkembang dalam masyarakat.
Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indicator kinerja
karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi
publik dalam menjalankan misi dan tujuannya terutama untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat (Tangkilisan, 2005: 177).
Dalam instansi pemerintah seperti rumah tahanan Negara (RUTAN)
sebagai pelayanan publik yang melayani para pelanggar hukum, peran
pemerintah dalam memberikan responsivitas pelayanan terhadap narapidana
sangatlah penting, salah satu fungsi utama pemerintah adalah
menyelenggarakan kegiatan pembangunan dan pelayanan sebagai bentuk dari
tugas umum pemerintah untuk mewujudkan kesejateraan masyarakat.
Birokrasi merupakan instrument pemerintah untuk mewujudkan
pelayanan publik yang efisien, efektif, transparan. Dan akuntabel. Hal ini
berarti mampu untuk melaksanakan fungsi pemerintahan dengan baik maka
organisasi birokrasi harus professional, aspiratif dan memiliki daya tanggap
atau responsivitas yang tinggi terhadap tuntutan masyarkat yang dilayani agar
4
masyarakat pengguna jasa merasa puas terhadap pelayanan yang diterimanya.
Begitu pula terhadap narapidana, sebab seorang narapidana juga merupakan
warga Negara yang memiliki hak seperti warga Negara lainnya. Patut untuk
diketahui bersama, bahwa seorang narapidana sewaktu menjalani pidana di
rumah tahanan Negara/lembaga permayarakatan, dalam beberapa hal kurang
mendapat perhatian khususnya masalah perlindungan hak-hak asasinya sebagai
warga Negara. Dengan pidana yang dijalani narapidana itu, bukan berarti hak-
haknya dicabut. Pemindaan pada hakekatnya mengasingkan dari lingkungan
masyarakat serta sebagai pembebasan rasa bersalah, serta penghukuman bukan
bertujuan mancabut hak-hak asasi yang melekat pada dirinnya sebagai
manusia.
Indonesia sebgai Negara hukum, hak-hak narapidana itu dilindungi
dan diakui oleh penegak hukum khususnya para staf di lembaga
permasyarakatan. Narapidana sebagai penerima hak juga harus diayomi hak-
haknya walaupun telah melanggar hukum, untuk itu dalam Undang-undang
No. 12 Tahun 1995 (14) secara tegas menyatakan narapidana berhak:
1. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayannya
2. Mendapatkan perawatan baik rohani maupun jasmani
3. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran
4. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makan yang layak
5. Menyampaikan keluhan
6. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa
lainnya yang tidak dilarang
5
7. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan
8. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum, atu orang
tertentu lainnya
9. Mendapatkan pengurangan masa pidana(remis)
10. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi
keluarga
11. Mendapatkan pembebasan bersyarat
12. Mendapatkan cuti bersama
Permasyarakatan sebagai tujuan pidana diartikan sebagai pemulihan
kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan yang hakiki, yang
terjadi antara individu pelanggar hukum dengan masyarakat serta
lingkungannya. Sistem permasyarakatan di samping bertujuan untuk
mengembalikan Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) sebagai warga yang
baik, juga bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap kemungkinan
diulanginya tindak pidana oleh Warga Binaaan Permasyarakatan, serta
merupakan penerapan dan bagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila. (Jurnal Abdul Mahsyar 2016)
Lembaga permasyarakatan adalah instansi terakhir dalam proses
peradilan pidana sebagai wadah bagi pelaku tindak pidana yang sudah
mendapat keputusan dari hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap untuk
menjalani pemidanaan, disamping itu juga diberikan pembinan dan
pembimbingan agar kembali menjadi orang baik. Pembinaan adalah usaha,
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk
6
memperoleh hasil yang lebih baik.
Berdasarkan teori dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana yang telah dipaparkan pada pembahasan tersebut diatas, maka
sesuai kenyataan didalam pelaksanaannya pada Rutan Kelas II B Enrekang
belum terjalin sepenuhnya diakibatkan adanya berbagai masalah-masalah yang
dihadapi sehingga didadalam pemberian pelayanan belum berjalan secara
maksimal. Hal tersebut oleh penulis perlu dilakukan penelitian agar dapat
diketahui bagaimana pelaksanaannya dan apa yang menjadi kendala yang
dihadapi.
Oleh karena itu perlu adanya tindakan pemerintah dalam hal
memberikan pengawasan dan pengamatan tahanan khususnya terhadap
pelayanan pembinaan yang diberikan narapidana, agar sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang sudah di tentukan. Selain itu, juga di
harapkan dapat memberi masukan dan saran terkait proses yang baik bagi
warga binaan dan juga bisa memberikan solusi bagi WBP, termasuk dalam
proses pelayanan maupun penjatuhan vonis hukuman dalam proses peradilan
bagi narapidana sesuai dengan KHUP. Rumah tahanan (RUTAN) kelas II B
Enrekang melauncing program inovasi „lekas keluar‟ (program yang
memberikan layanan kesehatan dan mengajak hidup sehat warga Rutan) di
Aula Rutan Kelas Enrekang dan program ini bekerja sama dengan Puskesmas
Kota Enrekang. Demi membangun zona integritas menuju WBK dan WBBM
terhadap pelayanan publik untuk meningkatkan pelayanan pemeriksaan
penyuluhan warga binaan, juga mengantisipasi dan menjaga kesehatan bagi
7
warga binaan dan bisa konsultasi mengenai kesehatannya dan petugas jajaran
lingkungan RUTAN Enrekang dengan peraturan pemerintah Indonesia nomor
32 tahun 1999, tentang syarat dan tata cara pelakasanaan hak warga binaan
permasyarakatan. (https://makassar.tribunnews.com)
Melihat permasalahan tersebut maka dari itu penulis mengambil
salah satu studi kasus yang berpusat pada proses pelayanan pembinaan yang
diberikan narapidana, agar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Di Rutan Kelas II B Enrekang. Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Responsivitas
Pelayanan Publik Di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang masalah, maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan
pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang?
2. Bagaimana kecepatan, kecermatan dan ketepatan melayani dalam
pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang?
3. Bagaimana ketepatan waktu melayani dalam proses pelayanan
publik di Rutan Kelas II B Enrekang?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dituliskan, maka tujuan yang
ingin di capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan merespon dan menanggapi keluhan
pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang.
2. Untuk mengetahui kecepatan, kecermatan dan ketepatan melayani
dalam pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang.
3. Untuk mengetahui ketepatan waktu melayani dalam proses
pelayanan publik di Rutan Kelas II B Enrekang.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat penelitian ini adalah:
a. Secara Teoritis
Di harapkan dapat memberikan informasi bagi civitas akademik dan dapat
dijadikan referensi dalam pengkajian masalah responsivitas pelayanan
publik bagi peneliti lainnya.
b. Secara Praktis
Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan
masukan bagi berbagai pihak khusunya kepada penyelenggara pelayanan
narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II Enrekang dapat dijadikan
referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Tahanan Negara
sesuai dengan harapan masyarakat terkhusus di Rumah Tahanan Negara
Kelas II B Enrekang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Nama peneliti dan Judul
Penelitian
Novelty
Teori Metoden dan Hasil
Abdul Mahsyar (2014).
Konstruksi Model Perilaku
Pelayanan Street-Level
Birokrasi Pada Puskesmas
Di Kota Makassr
Menurut Ivancevish
Donnely 1996 Bentuk
Perilaku dalam
penyelenggara
pelayanan publik
yaitu:
1. Perilaku
memodifikasi
pekerjaan sesuai
dengan
kemampuan.
2. Perilaku
pemanfaatan
sumber daya
secara maksimal.
3. Perilaku
mengurangi atau
tidak
melaksanakan
beberapa program
kegiatan.
4. Perilaku
menyederhanakan
kegiatan.
5. Perilaku
memaksakan
kepatuhan
pelanggan
6.
Menggunakan Metode
Kualitatif. Hasil penelitian
menunjukka bahwa efek
yang ditimbulkan dari
perilaku birokrasi ada yang
positif dan negative
tergantung pada situasi
pelaksanaan program yang
dilaksanakan sedangkan
respon warga yang
memperoleh pelayanan
terhadap perilaku birokrasi
pelayanan pada umumnya
positif asalkan mereka
dapat terlayani sesuai
dengan kebutuhannya, hal
ini disebabkan karena pada
umumnya warga yang
dilayani minim informasi
dan kurang memahami
hak-haknya dan berbagai
macam pelayanan yang
harus diberikan oleh
petugas puskesmas.
Abdi (2017). Penerapan
Sistem Manajemen Mutu
Iso 9001:2008 Dalam
Pelayanan Publik Di PT.
Pln Rayon Mattoangin
Menurut ISO Sistem
Manajemen Mutu ISO
9001:2008 dibangun
atas delapan prinsip
yaitu:
Menggunakan Metode
Kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukan
bahwa penerapan prinsip-
prinsip SMM ISO
9001:2008. Dalam
10
1. Focus pada
pelanggan.
2. Kepemimpinan.
3. Keterlibatan
Karyawan.
4. Pendekatan Proses.
5. Pendekatan Pada
Sistem
Manajemen.
6. Perbaikan terus
Menerus.
7. Pendekatan
Faktual pada
Pengambilan
Keputusan.
8. Hubungan Yang
Saling
Menguntungkan
Dengan Pemasok.
Pelayana Publik PT PLN
(Persero) Area Makassar
Selatan Rayon Mattoangin
secara umum di
kategorikan sangat tinggi.
Joko Susanto (2019).
Kualitas Pelayanan Publik
Pada Kantor Camat Tabir
Ulu Kabupaten Merangin
Menurut (Zeithaml
dkk. dalam
hardiansyah, 2011)
Kualitas pelayanan
publik dapat di ukur
dari 5 dimensi yaitu:
1. Tangibel
(Berwujud).
2. Realibility
(Kehandalan).
3. Responsiveness
(Tanggapan).
4. Assurance
(Jaminan).
5. Emphty (Empati).
Menggunakan Metode
Kualitatif. Hasil penelitian
menunjukka bahwa
kualitas pelayanan publik
pada Kantor Camat Tabir
Ulu belum terlaksana
dengan baik secara
keseluruhan,
B. Konsep Responsivitas
1. Pengertian Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan provider untuk mengenali
kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta
mengembangkan program- program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan
11
aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsifitas ini
mengukur daya tangkap provider terhadap harapan, keinginan dan aspirasi
serta tuntutan costomers. (Ratminto dan Atik Septi Winarsi, 2013:180-181).
(Agus Dwiyanto 2014:148) mendefinisikan responsifitas sebagai
berikut: responsifitas atau daya tanggap adalah kemampuan organisasi untuk
mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, menyusun prioritas kebutuhan, dan
mengembangkannya dalam berbagai program pelayanan. Responsifitas
mengukur daya tanggap organisasi terhadap harapan, keinginan dan aspirasi,
serta tunttan warga pengguna layanan.
Menurut (Albrecht dan Zemke dalam Jurnal Abdul Mahsyar, 1990)
kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, yaitu
sistem pelayanan, sumber daya manusia pemberi pelayanan, starategi, dan
pelanggan. Sementara Mohammad (2003) menyebutkan bahwa pelayanan yang
berkualitas sangat tergantung pada aspek-aspek seperti bagaimana pola
penyelenggarannya, dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan yang
mengelola. Responsivitas adalah kesadaran atau keinginan untuk membantu
konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat.
Menurut (Siagian dalam Suprayogi Sugiandi, 2011:124). Dalam
pembahasannya mengenai teori pembangunan organisasi mengindikasikan
bahwa responsivitas menyangkut kemampuan aparatur dalam menghadapi dan
mengantisipasi aspirasi baru, perkembangan baru, tuntutan baru, dan
pengetahuan baru birokrasi harus merespon secara cepat agar tidak tertinggal
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
12
Menurut (Santosa dalam jurnal Yulinda Mawarni, 2014) mengatakan
bahwa responsifitas merupakan kemampuan lembaga publik dalam merespon
kebutuhan masyarakat terutama yang berkaitan dengan basic needs (kebuthan
dasar) dan HAM (hak sipil, hak poltik, hak ekonomi, hak sosial, dan hak
budaya).
Dari beberapa pendapat mengenai responsivitas dapat disimpulkan
bahwa responsivitas merupakan bentuk tanggapan dan kerelaan penyedia
layanan dalam membantu memberikan pertolongan kepada masyarakat dalam
bentuk pelayanan. Birokrasi dalam mendekatkan layanan terhadap masyarkat
perlu upaya untuk mengenal apa saja kebutuhan masyarkat. Kemudian
pengenalan kebutuhan masyrakat tersebut menjadi agenda penting bagi
pemerintah untuk mengembangkan pembenaran layanan, sehingga masyarakat
dapat merasa puas.
2. Indicator responsivitas
Menurut (Ziethaml, dalam Hardiyansyah, 2011: 46)
menegemukakan responsivitas dijabarkan menjadi beberapa indicator, seperti
meliputi:
a. Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan
pelayanan indicator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik
dari para penyedia layanan.
b. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat, pelayanan
dengan cepat ini berkaitan dengan kesigapan dan ketulusan penyedia
13
layanan dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan
pelanggan.
c. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat yaitu tidak
terjadi kesalahan dalam melayani, artinya pelayanan yang diberikan
sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada yang merasa
dirugikan atas pelayanan yang didapatnya.
d. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat, berarti
penyedia layanan harus selalu focus dan sungguh-sungguh dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
e. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat,
waktu yang tepat berarti pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat,
dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan sehingga
dapat memberikan kepastian pelayanan kepada masyarakat.
f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas bahwa setiap
penyedia layanan harus menyediakan akses kepada masyarakat
untuk dapat menyampaikan keluhannya dan dapat dicarikan solusi
yang terbaik.
3. Responsivitas Pelayanan Publik
Menurut (Dwiyanto dalam jurnal Suci Setyawan. 2013)
Responsivitas pelayanan publik mampu diwujudukan dalam bentuk sebagai
berikut: keramahan sikap dan tindakan aparat birokrasi pelayanan publik dalam
merespons setiap keluhan atau pertanyaan dari pengguna jasa hingga mampu
memberikan kepuasan bagi mereka (pelanggan). Memanfaatkan keluhan dari
14
pengguna jasa sebagai referensi atau bahan koreksi bagi instansi pelayanan
publik dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Selanjutnya,
kemampuan aparat birokrasi dalam menempatkan pengguna jasa pada
pelayanan yang berlaku.
Responsivitas merupakan pertanggung jawaban dari sisi yang
menerima pelayanan atau masyarakat. Seberapa jauh masyarakat melihat
penylenggara pelayanan bersikap tanggap terhadap permasalahan, kebuthan,
dan harapan masyarakat. Responsivitas merupakan kemampuan organisasi
untuk menegnali kebutuhan masyarakat, menyususn agenda dan prioritas
pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap birokrasi terhadap harapan,
keinginan dan aspirasi, serta tuntutan masyarakat (Tangklisan, 2005:177).
Reresponsivitas pelayanan publik sangat diperlukan, karena sebagai
bukti kemampuan organisasi publik untuk menyediakan apa yang menjadi
tuntutan seluruh rakyat disuatu Negara. Dalam hal ini responsivitas merupakan
cara yang efesiensi dalam mengatur urusan baik ditingkat pusat maupun tingkat
daerah atau local dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karenanya
baik pemerintah pusat maupun daerah dikatakan responsive terhadap
kebutuhan masyarakat apabila kebutuhan masyarakat tadi diindentifikasi oleh
para pembuat kebijakan dengan pengetahuan yang dimiliki, secara tepat dan
dapat menjawab apa yang menjadi kepentingan public (widodo, 2007:272).
Menurut Agus Dwiyanto (2005:149-154) untuk meningkatkan
15
responsivitas organisasi terhadap kebutuhan pelanggan, terdapat dua strategi
yang dapat digunakan, yaitu:
a. Menerapkan Strategi KYC (Know Your Costmuers)
Merupakan sebua prinsip kehati-hatian, yang dapat
digunakan untk mengenali kebutuhan dan kepentingan pelanggan
sebelum memutuskan jenis pelayanan yang akan diberikan. Namun
dalam konteks penyelenggaraan pelayanan publik, prinsip KYC
dapat digunakan oleh birokrasi publik untuk mengenali kebutuhan
dan kepentingan pelanggan sebelum memutuskan jenis pelayanan
yang akan diberikan.
b. Menerapka Model citizen’s Charter
Agar birokrasi lebih responsive terhadap pelanggan atau
pengguna layanan, Osborne dan plastrik (1997) mengenalkan ide
citizen’s charter (kontrak pelayanan), yaitu standar pelayanan yang
ditetapkan berdasarkan aspirasi dari pelanggan, dan birokrasi
berjanji untuk memenuhinya. Citizen’s charter adalah suatu
pendekatan dalam menyelenggarakan layanan publik yang
menempatkan pengguna layanan atau pelanggan sebagai pusat
perhatian.
Citizen’s Charter pada dasarnya merupakan kontak sosial
antara birokrasi dan pelanggan untuk menjamin kualitas pelayanan
publik. Melalui kontrak pelayanan, hak dan kewajiban pengguna
maupun penyedia layanan disepakati, didefenisikan, dan diatur
16
secara jelas. Prosedur, biaya, dan waktu pelayanan juga harus
didefenisikan dan disepakati bersama, tentunya dengan mengkaji
peraturan yang ada secara kritis
4. Prinsip hakekat responsivitas dalam pelayanan publik
Menurut (Potter dalam Acmad Numandi 2010:49-50)
menyampaikan lima tentang hakekat responsivitas di dalam pelayanan publik
yaitu:
a. Access: warga Negara berhak mengetahui apa kriteria-kriteria
perwakilan politik yang harus diterapkan dan alasannya.
b. Choise: sistem quasi market yang diterapkan di dalam pelayanan
pendidikan dan kesehatan akan memperluaskan “choise” pada orang
tua dan pasien. Potter juga mengusulkan sistem tambahan seperti
sistem complain yang mudah, pengawasan independent pihak
eksternal, publikasi indicator kinerja yang diketahui publik sejauh
mana unit pelayanan memenuhi kebutuhan pengguna; perlindunga
klien
c. Information: pengguna pelayanan memerlukan informasi tentang
1) Eksistensi pelayanan
2) Tujuan pelayanan
3) Standar atau kualitas pelayanan yang ditawarkan
4) Cara pelayanan dan pengambilan keputusan diorganisir
5) Keputusan-keputusan khusus yang diambil
6) Alasan-alasan membuat keputusan tersebut
17
d. Redress: keberadaan publisitas dan menanggapi complain
e. Respensentation: konsumen seharusnya terlibat didalam semua
tahapan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
kepentingannya.
C. Rumah Tahanan Negara
1. Pengertian Rumah Tahanan
Rumah Tahanan (RUTAN) / lembaga pemasyarakatan (LAPAS)
adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik
Pemasyarakatan. (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan). Sebelum dikenai istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut di
sebut dengan istilah penjara. Rutan / Lembaga Pemasyarakatan merupakan
Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Dahulu Departemen Kehakiman).
Rumah Tahanan Negara adalah unit pelaksana teknis tempat tersangka atau
terdakwa menjalani penahannya selama proses penyidikan, penuntutan atau
pemeriksaan disidang pengadilan.
2. Fungsi Rumah Tahanan
Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan, pada Pasal 3 disebutkan bahwa fungsi sistem pemasyarakatan
adalah “menyiapkan warga binaan pemasyarakatan agar dapat berintegrasi
secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai
anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab”. Berdasarkan pasal
tersebut, secara jelas mengenai gambaran keluaran (output) yang ingin
18
dihasilkan dalam proses pembinaan di LAPAS.
Pada dasarnya Rutan / Lembaga Pemasyarakatan mempunyai
beberapa fungsi antara lain:
a. Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana
mereka harus betingkah laku atau bersikap didalam menghadapi
masalah-masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan.
b. Menjaga kebutuhan masyarakat. Memberikan pegangan kepada
masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social
control). Artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah
laku anggota-anggotanya.
Terkait dengan hal tersebut, selanjutnya dalam Pasal 5 dinyatakan
bahwa sistem pembinaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas:
a. Pengayoman,
b. Persamaan, perlakuan dan pelayanan,
c. Pendidikan,
d. Pembimbingan,
e. Penghormatan harkat dan martabat manusia,
f. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan, dan
g. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan
orang-orang tertentu.
Selain itu, sistem pemasyarakatan juga mengakui pentingnya peran
serta masyarakat. (Jurnal Rakei Yunardhani 2013)
19
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori
yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah penting (Sugiono, 2013:65).
Untuk mengukur responsivitas pelayanan publik di rumah tahanan
Negara kelas II B Enrekang, maka penulis menggunakan enam indicator yang
di kemukakan oleh Ziethaml, dkk dalam (Hardiansyah, 2011:46) sebagai
berikut:
a. Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan
Indicator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari para
penyedia layanan.
b. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat
Pelayanan dengan cepat ini berkaitan dengan kesigapan dan
ketulusan penyedia layanan dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi
permintaan pelanggan.
c. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat
Yaitu tidak terjadi kesalahan dalam melayani, artinya pelayanan
yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada
yang merasa dirugikan atas pelayanan yang didapatnya.
d. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat
Berarti penyedia layanan harus selalu focus dan sungguh-sungguh
dalam memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik kepada
20
masyarakat.
e. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat
Waktu yang tepat berarti pelaksanaan pelayanan kepada
masyarakat dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan
sehingga dapat memberikan kepastian pelayanan kepada masyarakat.
f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas
Bahwa setiap penyedia layanan harus menyediakan akses kepada
masyarakat untuk dapat menyampaikan keluhannya dan menanggapi
setiap keluhan dan mencarikan solusinya
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskanlah kerangka pikir dari
penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
Pelayanan Rumah Tahanan Negara
kelas II B Enrekang
Responsivitas pelayanan menurut Zeithaml, dkk
dalam Hardiansyah (2011:46):
1. Kemampuan merespon dan menanggapi
keluhan
2. kecepatan, kecermatan dan ketepatan
melayani
3. kecepatan waktu melayani
Pelayanan berdasarkan SOP
Sistem dan
prosedur
pelayanan
21
Keterangan:
Pada penelitian ini penulis menggunakan 6 inidikator Responsivitas
yang dikemukakan oleh Zeithaml, dkk (Dalam Hardiansyah, 2016:46).
Selanjutnya digabungkan menjadi 3 indikator.
E. Defenisi Operasional
Adapun sub-sub hipotesis dari hipotesis penelitian Responsivitas
Pelayanan Publik di rumah tahanan Negara kelas II B Enrekang adalah:
1. Kemampuan merespon pelanggan
Setiap petugas/aparatur harus merespon setiap pelanggan/pemohon
yang ingin mendapatkan pelayanan, indicator ini mencakup:
a. Sikap yang baik yang dimaksud seperti keramahan,
kesopanan dan keadilan dari para penyedia layanan.
b. Komunikasi yang ditunjukkan harus bersikap sopan,
ramah dan murah senyum dari para penyedia layanan.
2. Kecepatan melayani
Setiap petugas/aparatur harus melakukan pelayanan dengan cepat,
indicator ini mencakup:
a. Kesigapan dalam menjawab pertanyaan serta mampu
memenuhi permintaan pelanggan
b. Ketulusan dalam menjawab pertanyaan serta mampu
memenuhi permintaan pelanggan
3. Ketepatan melayani
Setiap petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat,indicator
22
ini menjelaskan tidak terjadinya kesalahan dalam melayani,artinya
pelayanan yang di berikan harus sesuai dengan keinganan
masyarakat sehingga tidak ada yang merasa di rugikan atas
pelayanan yang mereka dapat.
4. Kecermatan melayani
Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat,indicator ini
mencakup bahwa mereka tidak ceroboh dalam melayani pelanggan
dan serta cepat dalam memberikan pelayanan kepada setiap
masyarakat.
5. Ketepatan waktu melayani
Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang
tepat,indicator ini mencakup waktu yang tepat berarti pelaksanaan
pelayanan kepada masyarakat dapat di selesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan,sehingga dapat memberikan kepastian pelayanan
pada masyarakat.
6. Kemampuan menanggapi
Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas/aparatur,indicator ini
mencakup
a. Penyedia layanan harus menyediakan akses kepada
masyarakat agar mereka dapat menyampaikan keluhannya.
b. Penyedia layanan dapat mencarikan solusi yang terbaik
atas keluhan masyarakat.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Yang menjadi lokus dalam penelitian ini adalah Rutan Kelas II B
Enrekang dengan alasan bahwa pada Rutan Kelas II B Enrekang mempunyai
tugas pokok dan fungsi adalah pemberian pelayanan secara prima baik kepada
para tahanan dan narapidana maupun masyarakat secara umum sebagai
pengunjung sehingga para petugas / aparat dituntut bekerja secara professional
namun perlu diketahui didalam pemberian pelayanan masih mengalami
berbagai hambatan dan kendala, sehingga penulis ingin mengetahui secara
lebih jelas sebagaimana responsive pemberian pelayanan yang ada.
Sedangkan didalam melakukan penelitian dalam kondisi situasi
pandemi COVID-19 penulis terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
pihak Rutan Kelas II B Enrekang serta mematuhi dan mengikuti segala
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pihak Rutan yang berkaitan dengan
prosedur pelaksana COVID-19, Penelitian ini dilakukan ± dua bulan lebih
setelah seminar pra. Dengan demikian peneliti akan mudah dalam
mengumpulkan data sesuai permasalahan dalam penelitian ini.
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu data yang digunakan
untuk meneliti suatu populasi serta sampel yakni data primer yang diperoleh
dari hasi kuesinoner. Peneliti ini memakai tipe penelitian deskriptif. Alasan
peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena dalam penelitian ini tidak
23
24
melakukan manipulasi variable. Dimana pengumpulan datanya menggunakan
pengamatan langsung (observasi), kuesioner (angket) dan lain-lain yang
memiliki sebuah tujuan untuk menggambarkan secara sistematis Responsivitas
Pelayanan Publik di Rutan Kelas II B Enrekang.
Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian data sekunder, yaitu
data yang diperoleh melalui survey lapangan dengan penelitian pustaka yaitu
mengambil data-data yang telah ada pada Rutan Kelas II B Enrekang sebagai
bahan perbandingan dalam menganalisis permasalahan yang di teliti.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Didalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah responden yang
dianggap dapat memberikan responsivitas terhadap permasalahan-
permasalahan yang menjadi focus utama di dalam penelitian yaitu para
pegawai sebanyak 36 orang dan narapida atau tahanan 116 orang.
2. Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
simple random sampling yaitu dimana semua populasi masing-masing
mempunyai kesempatan untuk menjadi responden ini. Penulis lakukan
mengingat keterbatasan waktu yang digunakan penulis untuk melakukan
penelitian terhadap semua populasi yang ada sehingga penulis hanya memilih
populasi narapidan dan tahanan sebanyak 20% yaitu 35 orang dari 116
populasi yang ada dan para pegawai sebanyak 10% yaitu 13 orang dari 36
populasi yang ada, penulis anggap bahwa populasi yang yang dipilih sebagai
25
responden telah mampu mewakili seluruh populasi yang ada untuk
memberikan informasi atau data-data yang diperlukan didalam penelitian .
D. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Tahap awal dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang diteliti.
2. Wawancara
Didalam penelitian ini penulis menggunakan data dengan melakukan
wawancara terhadap responden yang dianggap dapat memberikan informasi
atau data-data yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan di dalam
penelitian ini.
3. Kuesioner (angket)
Cara untuk mendapatkan data dengan cara mengajukan pertanyaan dalam
bentuk kertas (angket). Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
mengenai tanggapan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Pengumpulan data dengan dengan memberikan pernyataan yang meliputi
Responsivitas Pelayanan Publik di Rutan Kelas II B Enrekang.
Penggunaaan kuisioner bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan serta mendukung penelitian.Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah memberikan daftar pertanyaan terhadap responden
26
yang mudah dipahami dan dari data yang diperoleh melalui kuesioner
tersebut di analisis secara deskriptif persentase dan distribusi frekuensi.
E. Teknik Pengabsahan Data
Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah uji realibilitas
merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator
dari variable atau konstruk dengan melakukan tabulasi data setiap pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan didalam kuesioner. Suatu kuesioner disebut reliable
atau handal bila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu.
F. Teknik Analisis Data
Didalam menganalisis data, penulis menganalisis secara deskriptif
persentase tanggapan responden terhadap kemampuan merespon dan
menanggapi keluhan, kecepatan, kecermatan dan ketepatan melayani dan
kecepatan waktu melayani dalam proses pelayanan publik di Rutan Kelas II B
Enrekang melalui pembagian kuesioner stelah itu dikumpulakn dan dianalisis
setiap jawaban yang diberikan dengan menggunakan tabulasi data sehingga
diperoleh frekuensi setiap jawaban yang ada melalui persentase setiap variabel-
variabel yang ditanyakan.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II B Enrekang
Rutan kelas II B Enrekang yang ada sekarang ini adalah bangunan
yang telah di renovasi dari Rutan yang telah lama yang ada di Kab.Enrekang,
namun pada tahun 1996 dilakukan pembangunan baru dan dibangun di atas
tanah seluas 10.000 m² yang didesain sedemikian rupa dengan tetap
mempertimbangkan segi keamanan dan pembinaan yang terletak di Jln.
Jenderal Sudirman No.505, RT 01, RW 01, Kelurahan Leoran, Kecamatan
Enrekang, Kabupaten Enrekang, yang berjarak ± 250 km dari ibu kota provinsi
Sulawesi Selatan dan sejak itu Rutan Kab.Enrekang statusnya sudah menjadi
Rutan Kelas II B Enrekang.
2. Visi, Misi, Tata Nilai, dan Motto
a. Visi
“Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum”
b. Misi
1.) Mewujudkan peraturan perundang- undangan yang berkualitas;
2.) Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;
3.) Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;
4.) Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan Hak
Asasi Manusia;
5.) Mewujudkan layanan manajemen administrasi kementrian Hukum
28
dan Hak Asasi Manusia; dan
6.) Mewujudkan aparatur kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
yang professional dan berintegrasi.
c. Tata Nilai
Kementrian Hukum dan HAM menjunjung tinggi tata nilai “P-A-S-T-I”
1.) Profesional: Aparatur kementrian Hukum dan HAM adalah aparat
yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui
penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan
ntegrasi profesi;
2.) Akuntabel: Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat
sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku;
3.) Sinergi: Komitemen untuk membangun dan memastikanhubungan
kerja sama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan
para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan
solusi terbaik, bermanfaat, dan berkualitas;
4.) Tranfaran: Kementrian Hukum dan HAM menjamin akses atau
kebebsan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang
dicapai;
5.) Inovatif: Kementrian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas
dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan
29
pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
d. Motto
Rutan Kelas II B Enrekang memiliki Motto “Tiada Hari Tanpa
Berbuat Kebaikan”
3. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
a. Struktur Organisasi
Didalam melaksanakan kegiatan maka Rutan Kelas II B
Enrekang adalah merupakan suatu organisasi atau unit kerja yang berdiri
sendri dengan mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:
Gambar 4.2: Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Kelas II B
Enrekang
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA RUMAH TAHANAN
NEGARA KELAS II B ENREKANG
KEPALA SUBSI
PELAYANAN
TAHANAN
KEPALA SUBSI
PENGELOLAAN
KEPALA
KESATUAN
PENGAMANAN
PETUGAS
KEAMANAN
30
b. Tugas Pokok dan Fungsi
1.) Kepala Rumah Tahanan
Kepala Rumah Tahanan Kelas II B mempunyai tugas
pokok melakukan mengkoordinasikan, memimpin dan mengawasi
proses penerimaan, penempatan, perawatan, keamanan dan tata
tertib tahanan serta bidang fasilitatif RUTAN sesuai peraturan
perundang undangan yang berlaku untuk kepentingan
penyedikian penuntutan dan pemeriksaan di siding pengadilan.
Uraian Tugas
a) Mengantisipasi tingkat pelarian tahanan
b) Merencanakan dan menyusun rencana kerja tahanan
c) melakukan pengelolaan subsi pengelolaan kepegawaian,
keuangan, dan perlengkapan rumah tangga dilingkungan Rutan
d) Melakukan pengelolaan subsi pelayanan tahanan bidang
registrasi, pelayanan hukum, perawatan bagi WBP dalam hal
kesehatan dan kebutuhannya
e) mengelola subsi keamanan, baik administrasi maupun
pemeliharan ketertiban dan keamanan di lingkungan Rutan
f) Melakukan koordinasi dengan pihak luar untuk kepentingan
kedinasan
g) Melaksanakan bantuan/penyuluhan hukum
h) Melakukan koordinasi dengan pihak luar untuk kepentingan
kedinasan
31
i) Melaksanakan penanggulangan halinar dan melakukan
pengawasan di lingkunga Rutan
2.) Kepala Kesatuan Pengamanan
Mengkordinasikan tugas pengamanan dan ketertiban
dengan melakukan pengaturan jadwal penjagaan, penggunaan
peralatan pengamanan dan pembagian petugas jaga agar tercipta
suasana aman dan tertib dalam lingkungan RUTAN.
Uraian Tugas
a) Melakukan kegiatan penggeledehan keberadaan
HALINARDIONO (Hp, Pungli, Narkoba, Judi, dan
Pornografi)
b) Tertib administrasi dan penyimpanan senpi
c) Melaksanakan tertib administrasi keamanan dan ketertiban
d) Pengangan gangguan keamanan dan ketertiban
e) Peningkatan pengawasan keamanan dan ketertiban Rutan
f) Melaksanakan tugas dan perintah dari pimpinan sesuai dengan
aturan yang berlaku.
3.) Kepala Subsi Pengelolaan
Mengkoordinasikan pengurusan keuangan, perlengkapan,
rumah tangga dan kepegawaian berdasarkan peraturan yang
berlaku guna memberikan pelayanan di bidang keuangan,
perlengkapan, kepegawaian dan kerumah tanggaan dalam
lingkungan RUTAN.
32
Uraian Tugas
a) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan administrasi
peneglolaan keuangan
b) Menyelenggarakan urusan perlengkapan
c) Mengkoordinir pengurusan rumah tangga
d) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pengelolaan
kepegawaian
e) Melaksanakan tugas dan perintah dari pimpinan sesuai
dengan aturan yang berlaku.
4.) Kepala Subsi Pelayanan Tahanan
Mengkoordinasikan administrasi perawatan, pemberian
bantuan hukum, penyuluhan serta bimbingan kegiatan bagi tahanan
berdasarkan peraturan yang berlaku untuk memberikan pelayanan
kepada tahanan.
Uraian Tugas
a) Mengkoordinir pelaksanaan admnistrasi/registrasi pelayanan
b) Mengawasi/ memeriksa pengelolaan SDP
c) Melaksanakan Program kesehatan dan perawatan tahanan
d) Melaksanakan pemenuhan hak tahanan yang tepat waku
e) Melaksanakan pemberdayaan tahanan
f) Melaksanakan tugas dan perintah dari pimpinan sesuai
dengan aturan yang berlaku.
33
4. Jumlah Pegawai dan Tahanan
Didalam melaksanakan tugas organisasi Rutan Kelas II B Enrekang
harus didukung aparat pengelola yang professional berhubung tugas pokok
dan fungsi berhubungan langsung dengan pembinaan tahanan dan
narapidana yang mempunyai karakter yang berbeda sehingga dibutuhkan
personil yang cukup untuk melaksanakan tugas sebagai petugas lembaga.
Adapun jumlah pegawai yang ada di Rutan Kelas II B Enrekang dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Enrekang
NO. NAMA JABATAN PANGKAT
1. Tubagus M. Chaidir,
A.Md.IP.SH.MH
Kepala Rutan Kelas II B
Enrekang
Pembina (IV/a)
2. Muhammad Sain,
S.Sos.M.Si
Kepala Satuan Pengamanan Penata Tk.I (III/d)
3. Faridah.SH Kepala Sub Seksi Pengelolaan Penata (III/c)
4. Hasbih.SH Kepala Sub Seksi Pelayanan Penata Tk.I (III/d)
5. Gunawan Darsa Staf Pengamanan Pengatur Tk.I
(II/d)
6. Abbas Koro Staf Pengamanan Pengatur Muda
(II/a/)
7. Youdarma Irianto Noor Staf Pengamanan Pengatur Muda
(II/a/)
8. Agus Antoni Staf Pengamanan Pengatur Muda
(II/a/)
9. Nur Ramdaniah Staf Pengamanan Pengatur Muda
(II/a/)
10. Abd. Muis Staf Pengelolaan Penata Muda Tk.I
(III/b)
11. Renil Darsa, Shi Staf Pengelolaan Pengatur Muda
(III/a/)
12. Muhammad Irzan Malik Staf Pengelolaan Pengatur Muda
(II/a/)
34
13. Andi Muhammad Saleh Staf Pengelolaan Pengatur Muda
(II/a/)
14. Riska Emiyanti Staf Pengelolaan Pengatur Muda
(II/a/)
15. Nurhidayat Mappatoba Staf Pengelolaan Pengatur Muda
(II/a/)
16. Sutomo Staf Pelayanan Penata Muda Tk.I
(III/b)
17. Ikramullah Staf Pelayanan Pengatur Muda
Tk.I (II/b)
18. Muhammad Nasri Staf Pelayanan Pengatur Muda
(II/a)
19. Muh. Ihsan Staf Pelayanan Pengatur Muda
(II/a)
20. Winda Lestari Staf Pelayanan Pengatur (II/c)
21. Sukmawaty, A.Md. Kep Staf Pelayanan Pengatur Tk. I
(II/d)
22. Syamsu Rizal Komandan Jaga Penata Muda Tk.I
(III/b)
23. Mursen Komandan Jaga Penata Muda Tk.I
(III/b)
24. Mursalim, SH Komandan Jaga Penata (III/c)
25. Zaenal Abidin, SH Komandan Jaga Penata (III/c)
26. Awaluddin Petugas/Anggota Jaga Pengatur (II/b)
27. Rudy Lolo Pallimbong Petugas/Anggota Jaga Pengatur (II/c)
28. Iswahyoedy, SH Petugas/Anggota Jaga Penata Muda
(III/a)
29. Abidin Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I
(III/b)
30. Abidin Abdullah Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I
(III/b)
31. Naim Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I
(III/b)
32. Rasman Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I
(III/b)
33. Tasman Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I
(III/b)
34. Mishairun Petugas/Anggota Jaga Penata Muda Tk.I
(III/b)
35
35. Kasman, SH Petugas/Anggota Jaga Penata (III/c)
36. Sudirman, SH Petugas/Anggota Jaga Penata Tk. I
(III/d)
Sumber: Kantor Rutan Kelas II B Enrekang 2020.
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa jumlah pegawai yang ada
pada Rutan Kelas II B Enrekang adalah sebanyak 36 orang yang pada
umumnya mempunyai golongan III sebanyak 19 orang sedangkan yang
mempunyai golongan II sebanyak 16 orang sedangkan yang mempunyai
golangan IV 1 orang yaitu Kepala Rutan.
Selain keadaan pegawai tersebut diatas juga dapat dilihat kondisi
dan keadaan tahanan dan narapidana yang sekarang ini berada di Rutan Kelas
II B Enrekang baik dari jenis tindak pidana maupun tingkat pendidikan
masing-masing tahanan dan narapidana dan lebih jelasnya dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Data Jenis Tindak Pidana Tahanan dan Narapidana Di Rumah
Tahanan Negara Kelas II B Enrekang tahun 2020
NO. NAMA KASUS JUMLAH
1. Perlindungan Anak 29
2. Narkoba/Narkotika 51
3. Penipuan 6
4. Pencurian 15
5. Ilegal Loging 4
6. Pembunuhan 1
7. Penganiayaan 5
8. Korupsi 3
36
Sumber: Staf Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Enrekang PerTanggal
13 Juni 2020, data diolah.
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa tindak pidana para tahanan
dan narapidana yang ada pada Rutan Kelas II B Enrekang pada umumnya
tindak pidana narkoba / narkotika yaitu sebanyak 51 orang kemudian tindak
pidana perlindungan anak yaitu sebanyak 29 orang, tindak pidana pencurian
yaitu sebanyak 15 orang, tindak pidana penipuan yaitu sebanyak 6 orang,
tindak pidana penganiayaan yaitu sebanyak 5 orang, tindak pidana illegal
loging yaitu sebanyak 4 orang, tindak pidana korupsi yaitu 3 orang, tindak
pidana pemerkosaan yaitu 2 orang dan tindak pidana pembunuhan yaitu 1
orang.
Tabel 4.3
Data Tingkat Pendidikan Penghuni Di Rumah Tahanan Negara Kelas II B
Enrekang Tahun 2020
NO.
PENDIDIKAN
STATUS
JENIS
KELA
MIN
JUMLAH
TAHANAN NARAPIDAN
A
L P
1. Tidak Sekolah 3 8 11 - 11
2. Tidak Lulus
SD
- 6 6 - 6
3. SD 2 22 24 - 24
4. SMP 3 20 22 1 23
5. SMA 11 34 43 2 45
6. S1 - 6 6 - 6
7. S2 - 1 1 - 1
Jumlah 19 97 116
Sumber: Sumber: Staf Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Enrekang
PerTanggal 13 Juni 2020, data diolah.
9. Pemerkosaan 2
37
Dari data pada tabel tersebut diatas terlihat bahwa julah tahanan dan
narapidana menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki sangat
berpariasi yaitu mulai dari yang tidak sekolah sampai dengan pendidikan S2
dengan uraian sebagai berikut yaitu yang tidak sekolah 11 orang. tidak lulus
SD 6 orang, SD 24 orang, SMP 22 orang, SMA 43 orang S1 6 orang dan S2 1
orang sehingga terlihat bahwa pada umumnya narapidana dan tahanan yang
ada pada Rutan Kelas II B Enrekang berpendidikan SMA 43 orang.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam pelaksanaan penelitian penulis melaksanakan mulai tanggal
08 Juni-08 Juli 2020, dimana penulis melakukan penelitian dengan observasi
langsung dilapangan, melihat bagaimana kondisi yang menjadi objek penelitian
yaitu Rutan Kelas II B Enrekang. Dalam pengumpulan data baik data sekunder
maupun data primer penulis melakukan observasi langsung dengan para aparat
Rutan dengan pengambilan data-data baik melalui dokumen-dokumen yang
ada maupun data kondisi aparat maupun narapidana, dimana berdasarkan teori
yang ada mengenai responsive atau daya tanggap merupakan kemampan atau
organisasi suatu orrganisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat,
menyusun prioritas kebutuhan dan mengembangkannya ke dalam berbagai
program pelayanan. Selain teori tersebut juga menjadi acuan dalam pemberian
pada Rutan Kelas II B Enrekang ada beberapa produk hukum yang menjadi
acuan dalam pemberian pelayanan antara lain; PP No.57 Tahun 1999 tentang
Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan WPB, Permen
No.3 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
38
Mengunjungi Keluarga, PB, CMB dan CB, Kepdirjen PAS Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan PAS.
Selain hal tersebut diatas juga dalam pengumpulan data penulis
membagikan kuesioner terhadap responden yang telah ditentukan yaitu aparat
Rutan Kelas II B Enrekang dan para tahanan dalam rangka mendukung data-
data yang diperoleh melalui kuesioner juga penulis melakukan wawancara
langsung terhadap para aparat Rutan dan Narapidana.
Adapun hasil dan data-data yang diperoleh melalui kuesioner dan
wawancara dapat dilihat pada uraian berikut ini:
1. Kemampuan Merespon Dan Menanggapi Keluhan
Didalam penelitian tentang permasalahan bagaimana kemampuan
merespon dan menanggapi keluhan baik dari tahannan maupun para
pengunjung maka sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan oleh Rutan Kelas
II B Enrekang, maka hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian dengan
pengumpulan data melalui pembagian kuesioner terhadap responden dapat
dilihat hasilnya pada tabel berikut:
39
Tabel 4.4
Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Merespon dan
Menanggapi Keluhan
No. Tanggapan Responden Jumlah %
1. Sangat Cepat 3 8.57
2. Cepat 31 88.57
3. Cukup Cepat 1 2.86
4. Kurang Cepat - 0
Jumlah 35 100
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020
Dalam pemberian pelayanan publik pada Rutan Kelas II B Enrekang
para aparat/ petugas dituntut bekerja secara professional sehingga mampu
memberikan pelayanan yang baik terhadap narapidana atau tahanan maupun
para pengunjung, salah satunya bagaimana merespon dan menanggapi keluhan
yaitu seperti tanggap dan cepat merespon layanan terhadap setiap aduan yang
diberikan oleh aduan masyarakat, kemudian pegawai yang dapat memberikan
pelayanan yang baik serta pegawai yang mampu tanggap secara secara cepat
merespon setiap aduan yang ada seperti pada tanggapan responden pada tabel
tersebut diatas. Dari tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang dalam merespon dan
menanggapi setiap keluhan dapat disimpulkan bahwa sudah cepat merespon
dan menanggapi keluhan setiap yang ada. Dimana dari 35 responden yang
menyatakan cepat 31 orang (88.57), yang menyatakan sangat cepat 3 orang
(8.57) dan yang menyatakan kurang cepat 1 orang (2.86).
40
Selain data tersebut diatas juga diperoleh informasi melalui
wawancara penulis dengan kepala Rutan Kelas II B Enrekang bapak Tubgs
yang mengatakan bahwa:
“Dalam merespon dan menanggapi keluhan para aparat/ petugas telah
dilaksanakan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan dan juga setiap
aparat/ petugas telah melaksanakan tugasnya sehingga setiap keluhan
cepat direspon sesuai kebutuhan yang diinginkan. Walaupun pada
Rutan Kelas II B Enrekang dalam pemberian pelayanan petugas/
aparat yang ada kami masih kekurangan”
(Hasil wawancara pada tanggal 12 Juni 2020)
Selain tanggapan responden tersebut diatas juga diperoleh data
tentang bagaimana kemampuan merespon dan menanggapi keluhan dengan
kesiapan dan kemampuan aparat Rutan terhadap setiap keluhan yang masuk
sesuai SOP seperti halnya masyarakat langsung melaporkan pada aplikasi
aduan, dan pegawai yang dapat memberikan pelayanan yang baik serta
pegawai yang mampu tanggap dan cepat, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Tanggapan Aparat/ Petugas Terhadap pelaksanaan SOP layanan pengaduan
No. Tanggapan Responden Jumlah %
1. Sangat Lancar 2 15.38
2. Lancar 11 84.62
3. Cukup Lancar - 0
4. Kurang Lancar - 0
Jumlah 13 100
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020
41
Selanjutnya dalam merespon dan menanggapi keluhan yang
diperoleh informasi atau data-data dari aparat/ petugas seperti yang terlihat
pada tabel 4.5 yaitu dalam merespon dan menanggapi keluhan yang ada sesuai
dengan data dimana dari 13 responden yang ada yang menyatakan lancer 11
orang (84.62), yang menyatakan sangat lancer 2 orang (15.38). Ini dapat
disimpulkan bahwa dalam merespon dan menanggapi keluhan telah berjalan
secara lancer sebab pihak Rutan Kelas II B Enrekang menyediakan kotak saran
dan aplikasi SDP (Sistem Database Permasyarakatan) yang mempunyai
petugas yang dapat memberikan petunjuk bagi setiap orang yang mengajukan
pengaduan.
Seperti halnya juga sesuai pernyataan yang diberikan oleh Kp Satuan
Pengamanan Rutan bapak M.sn yang mengatakan bahwa:
“Setiap petugas/ aparat selalu siap menerima aduan yang ada dengan
membagi tgas sehingga terjalin hubungan yang baik antara petugas
dan narapidana dalam suasana kekeluargaan, hal ini dimaksudkan
agar pemberian pelayanan bisa berjalan dengan lancer dan
mempermudah atau mempercepat menerima setiap keluhan yang ada”
(Hasil Wawancara pada tanggal 23 Juni 2020)
Sehubungan pernyataan responden dan hasil wawancara terhadap
aparat/ petugas, maka sesuai dengan pengamatan penulis dapat disimpulkan
bahwa Rutan Kelas II B Enrekang dalam pemberian pelayanan publik telah
dapat dikatakan berjalan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan terutama dalam
kemampuan merespon dan menanggapi setiap keluhan yang ada, dimana pada
umumnya telah mengatakan telah cepat merespon dan menanggapi serta telah
mampu mengaplikasikan setiap sistem yang ada. Walaupun demikian didalam
pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang dihadapi tetapi tidak
42
menjadi hambatan yang berarti seperti halnya terbatasanya aparat/ petugas
yang ada karena pihak Rutan Kelas II B Enrekang melakukan penjadwalan dan
memaksimalkan setiap petugas yang ada.
2. Kecepatan, Kecermatan, dan Ketepatan Melayani
Dalam rangka melaksanakan responsivitas pelayanan publik pada
Rutan kelas II B Enrekang, maka di perlukan aparat atau negeri sipil yang
mempunyai kemampun dan memahami tugas pokok dan fungsinya sehingga
secara profesional melaksanakan tugasnya seperti kecepatan, kecermatan, dan
ketepatan dalam melayani tahanan dan narapidana serta para pengunjung
sebagaimana yang telah di atur didalam SOP yang telah di tetapkan. Namun
dalam pelaksanaannya sesuai yang penulis amati di lapangan maka dapat di
peroleh gambaran umum atau data-data yang di berikan oleh responden yang
telah di tentukan yaitu pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Kecepatan dalam melayani
No
.....
Tanggapan Responden Jumlah %
1. Sangat Cepat 9 25.71
2. Cepat 21 60
3. Cukup Cepat 5 14.29
4. Kurang Cepat - 0
Jumlah 35 100
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020
Berkaitan hal tersebut diatas sebagaimana pada hasil penelitian terlihat
43
bahwa kemampuan aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang dalam
merespon setiap permasalahan yang ada seperti halnya dalam kecepatan
pemberian pelayanan dapat dilihat pada tabel tersebut diatas yaitu dari 35
responden yang ada 21 orang (60) yang menyatakan cepat kemudian 9 orang
(25.71) yang menyatakan sangat cepat serta 5 orang (14.29) yang menyatakan
cukup cepat. Dari tanggapan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam pemberian pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang telah cepat dalam
melaksanakan tugas.
Selain tanggapan responden tersebut diatas juga diperoleh data-data
tentang kecermatan aparat dalam melayani pada Rutan Kelas II B Enrekang
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Terhadap Kecermatan Dalam Melayani
No. Tanggapan Responden Jumlah %
1. Sangat Cermat 7 20
2. Cermat 26 74.29
3. Cukup Cermat 2 5.71
4. Kurang Cermat - 0
Jumlah 35 100
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020
Selain tanggapan responden diatas jga diperoleh data atau informasi
tentang aparat/ petugas dalam kecermatan melaksanakan tugas seperti dilihat
pada tabel 4.7 yaitu dimana dari 35 responden yang ada yang menyatakan
44
cermat 26 orang (74.29) dan yang menyatakan sangat cermat 7 orang (20)
serta yang menyatakan cukup cermat 2 orang (5.71).
Selanjutnya dalam merespon ketepatan melayani maka dibutuhkan
petugas/ aparat yang mempunyai kemampuan melaksanakan tugasnya dengan
baik sehingga tidak salah dalam melaksanakannya dan pihak yang dilayani
merasa puas. Namun kenyataannya sesuai data yang diperoleh melalui hasil
penelitian dapat dilihat pada tanggapan responden berikut ini:
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Terhadapa Ketepatan Dalam Melayani
No Tanggapan Responden Jumlah %
1. Sangat Cepat 7 20
2. Cepat 23 65.71
3. Cukup Cepat 4 11.42
4. Kurang Cepat 1 2.87
Jumlah 35 100
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020
Sedangkan ketepatan petugas/ aparat dalam melaksanakan tugas
khususnya ketepatan terhadap melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan
sehingga dilayani merasa puas dan tidak merasa dirugikan, namun untuk lebih
jelasnya bagaimana ketepatan aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang
dalam melaksanakan pelayanan dilihat pada tabel 4.8 yaitu dimana dari 35
responden yang ada 23 orang (65.71) yang menyatakan tepat, kemudian yang
menyatakan sangat tepat 7 orang (20) dan yang menyatakan cukup tepat 4
45
orang (11.42) serta yang meyatakan kurang tepat 1 orang (2.87) sehingga dapat
disimpulkan bahwa pelayanan yang ada pada Rutan Kelas II B Enrekang telah
berjalan tepat sesuai ketentuan yang ada melalui SOP (Standar Operasional
Prosedur) yang telah ditetapkan.Namun dari tanggapan responden tersebut juga
ada pernyataan responden yang menyatakan cukup tepat (11.42) dan yang
menyatakan kurang tepat (2.87) ini diakibatkan karena terbatasnya aparat/
petugas yang ada pada Rutan Kelas II B Enrekang dibanding dengan jumlah
tahanan dan narapidana yang ada.
Selain data tersebut diatas juga diperoleh informasi melalui
wawancara penulis dengan Staf Pelayanan Ibu Wnd yang mengatakan bahwa:
“Kalo masalah dalam pemberian pelayanan terutama dalam
pembinaan sumber daya manusi para tahanan dan narapidana
sebagian sangat rendah sehingga mengalami kendala dan terlambat
memahami setiap informasi-informasi yang diberikan”.
(Hasil Wawancara pada tanggal 23 Juni 2020)
Selain tanggapan responden tersebut diatas juga diproleh data-data
yang diberikan oleh petugas/ aparat sebagai pihak yang memberikan pelayanan
mengenai kecepatan, kecermatan, dan ketepatan dalam memberikan pelayanan,
ini dilakukan karena aparat/ petugas dianggap bisa memberikan informasi yang
akurat karena mereka melaksanakannya setiap hari seperti tanggapan
responden sebagai berikut:
46
Tabel 4.9
Tanggapan Aparat/ Petugas Terhadap Kecepatan, Kecermatan, dan Ketepatan
Melayani Dalam Melaksanakan Pelayanan
No. Tanggapan Responden Jumlah %
1. Sangat Baik 5 38.46
2. Baik 7 53.85
3. Cukup Baik 1 7.69
4. Kurang Baik - 0
Jumlah 13 100
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020
Disamping pernyataan responden diatas, juga diperoleh informasi
atau data-data dari aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang tentang
bagaimana merespon kecepatan, kecermatan dan ketepatan melaksanakan tugas
yang terlihat pada tabel 4.9 dimana dari 13 responden yang ada yang
menyatakan baik 7 orang (53.85) kemudian yang menyatakan sangat baik 5
orang (38.46) serta yang menyatakan cukup baik 1 orang (7.69) maka dari data
tersebut dapat disimpulkana bahwa aparat dalam melaksanakan tugasnya telah
berjalan dengan baik.
Berdasarkan data dan informasi baik yang diperoleh melalui
pernyataan responden maupun wawancara terhadap Staf pelayanan Rutan
Kelas II B Enrekang serta sesuai pengamatan penulis dilapangan maka
diperoleh informasi atau data bahwa dalam responsive pemberian pelayanan
pada Rutan Kelas II B Enrekang mengenai kecepatan, kecermatan dan
47
ketepatan telah sebagaian besar berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan walaupun demikian didalam pemberian pelayanan khususnya
pembinaan terhadap para narapidana dan tahanan ada kendala yang dihadapi
yaitu adanya sebagian narapidana dan tahanan yang lambat memahami
informasi yang diberikn diakibatkan karena rendahnya pendidikan yang
dimiliki.
3. Ketapatan Waktu Dalam Melayani
Rutan Kelas II B Enrekang dalam mengimplementasikan visi
misinya, sebagaimana yang telah diatur berdasarkan undang-undang dan
ditindak lanjuti dengan penyusununan SOP (Standar Operasional Prosedur)
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebgai institusi
pemberian pelayanan baik kepada tahanan dan narapidana maupun masyarakat
secara keseluruhan untuk mencapai tujuan sebagaiman yang dituangkan di
dalam SOP (Standar Operasional Prosedur) Rutan Kelas II B Enrekang maka
para aparat/ petugas dituntut bekerja secara professional seperti halnya aparat/
petugas harus mampu mengaplikasikan segala perangkat yang ada kemudian
pegawai harus mempunyai pengetahuan dan keahlian dibidangnya.Ini
dimaksudkan agar pelayanan yang diberikan dapat lebih baik dan tepat waktu
yang telah ditentukan agar pelayanan yang diberikan dapat lebih prima.
Selain itu untuk memberikan responsivitas pelayanan publik
dibutuhkan aparat/ petugas yang mempunyai kapabilitas yang tinggi yang
mempunyai pengetahuan yang cukup sehingga dapat memberikan pelayanan
prima terhadap setiap narapidana dan tahanan serta para pengunjung, dimana
48
dalam memberikan pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang telah ditentukan
jadwal-jadwal dalam pemberian pelayanan agar bisa dipantau, diawasi, apakah
benar-benar telah sesuai waktu pelayanan yang diberikan. Namun kenyataanya
pada pelaksanaannya sesuai pengamatan penulis dilapangan dapat dilihat pada
tanggapan responden sebagai berikut:
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Terhadap Ketepatan Waktu Pelayanan
No. Tanggapan Responden Jumlah %
1. Sangat Tepat Waktu 3 8.57
2. Tepat Wakt 24 68.57
3. Cukup Tepat Waktu 7 20
4. Kurang Tepat Waktu 1 2.86
Jumlah 35 100
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020
Berkaitan hal tersebut diatas sebagaiamana pada hasil penelitian
terlihat bahw bagaimana pemberian pelayanan yang diberikan oleh aparat/
petugas Rutan Kelas II B Enrekang apakah telah tepat waktu sesuai yang telah
diatur berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dapat dilihat pada
tabel tersebut diatas yaitu dari 35 responden yang menyatakan bahwa
pelayanan yang diberikan telah tepat waktu sebanyak 24 orang (68.57), yang
menyatakan cukup tepat waktu 7 orang (20) dan yang menyatakan sangat tepat
waktu 3 orang (8.57) serta yang menyatakan kurang tepat waktu 1 orang
(2.86).
49
Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana ketepatan waktu yang
diberikan oleh aparat/ petugas juga dapat diperoleh informasi dari petugas itu
sendiri, sebab mereka dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam pemberian pelayanan sebagaimana terlihat pada tanggapan
responden sebagai berikut:
Tabel 4.11
Tanggapan Aparat/ Petugas Terhadap Ketepatan Waktu Pelayanan
No. Tanggapan Responden Jumlah %
1. Sangat Tepat Waktu 4 30.77
2. Tepat Waktu 6 46.16
3. Cukup Tepat Waktu 2 15.38
4. Kurang Tepat Waktu 1 7.69
Jumlah 13 100
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian, Juni 2020
Selain data tersebut juga diperoleh informasi bagaimana ketepatan
waktu melayani pada Rutan Kelas II B Enrekang diperoleh dari data aparat/
petugas sebagai unsur pemberian pelayanan sebagaimana terlihat pada tabel
4.11 yaitu dari 13 responden yang menyatakan tepat waktu 6 orang (46.16),
yang menyatakan sangat tepat waktu 4 orang (30.77) dan yang menyatakan
cukup tepat waktu 2 orang (15.38) serta yang menyatakan kurang tepat waktu 1
orang (7.69).
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian
pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang telah tepat waktu sesuai
50
jadwalyang telah ditentukan, ini terlihat baik pernyataan yang diberikan
narapidana atau tahanan yang menyatakan telah tepat waktu sebanyak (68.57)
dari 35 responden sedangkan dari 13 responden aparat/ petugas yang
menyatakan telah tepat waktu (46.16). Namun ada beberapa responden yang
menyatakan cukup tepat waktu dan kurang tepat waktu ini diakibatkan karena
terbatasnya aparat/ petugas Rutan Kelas II B Enrekang dibanding dengan unsur
yang dilayani baik narapidana atau tahanan maupun masyarakat secara umum
serta juga dalam pemberian pelayanan khusunya terhadap tahanan atau
narapidana mengalami hambatan berhubung sebagian besar mempunyai
sumber daya manusia yang rendah.
Sejalan dengan pernyataan respoden tersebut diatas maka sesuai
dengan pernyataan Sub Seksi Pengelolaan Ibu Frd mengatakan bahwa:
“Didalam pemberian pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang
diupayakan agar setiap pemberian pelayanan sesuai dengan waktu
yang ditentukan walaupun didalam pelaksanaannya kami biasa
mengalami kendala berhubung ada kegiatan-kegiatan lain yang
dilaksanakan sehingga pemberian pelayanan biasa terlambat, ini
diakibatkan karena keterbatasan aparat yang dimiliki dibanding
dengan pihak yang yang dilayani walaupun demikian pihak Rutan
Kelas II B Enrekang berupaya semaksimal mungkin agar pelayanan
yang ada tetap berjalan dengan baik”.
(Hasil Wawancara pada tanggal 23 Juni 2020)
Berdasarkan data yang diperoleh baik melalui tanggapan responden
maupun hasil wawancara, maka sesuai pengamatan penulis mengenai
ketepatan waktu pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang pada umumnya
telah tepat waktu walaupun demikian biasa terjadi keterlambatan pemberian
pelayanan itu diakibatkan karena keterbatasan aparat yang dimiliki tetapi pihak
Rutan Kelas II B Enrekang selalu mengupayakan agar pemberian pelayanan
51
tetap berjalan dengan baik dengan memberikan jadwal-jadwal terhadap setiap
aparat/ petugas yang ada agar apabila terjadi kegiatan-kegiatan lain yang
dilaksanakan maka aparat/ petugas dapat bergantian atau bergiliran.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
Responsivitas Pelayanan Publik Dirumah Tahanan Negara Kelas II B
Enrekang. Sehinga untuk mengukur responsive pelyananan yang diberikan
oleh aparat/ petugas berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan Merespon dan Menanggapi Keluhan
Dari tanggapan responden dalam pemberian pelayanan pada Rutan
Kelas II B Enrekang dalam merespon dan menanggapi keluhan para aparat/
petugas telah memberikan pelayanan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan
dan petugas telah melaksanakan tugasnya sehingga setiap keluhan cepat
direspon sesuai kebutuhan yang diinginkan.
2. Kecepatan, Kecermatan dan Ketepatan Melayani
Dari tanggapan responden dalalam pemberian pelayanan pada Rutan
Kelas II B Enrekang telah cepat dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian
mengenai indicator kecermatan melayani, pihak Rumah Tahanan telah
memberikan pelayanan dengan baik dan cermat sedangkan untuk ketepatan
melayani, pelayanan yang diberikan pihak rumah tahanan telah berjalan tepat
sesuai ketentuan yang ada melalui SOP yang telah ditetapkan.
53
3. Ketepatan Waktu Melayani
Dalam pemberian pelayanan pada Rutan Kelas II B Enrekang telah
tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan atau tidak mengulur-ngulur
waktu dalam melayani.
Walaupun kenyataannya dalam pelaksanaan pelayanaan pada Rutan
Kelas II B Enrekang telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan seperti halnya dalam kecepatan merespon setiap aduan kemudian
aparat/ petugas telah cermat, cepat, dan tepat dalam melaksanakan tugas serta
telah tepat waktu dalam pemberian pelayanan. Namun demikian masih ada
beberapa kendala yang dihadapi dalam pemberian pelayanan pada Rutan Kelas
II B Enrekang yaitu terbatasnya aparat/ petugas dibanding dengan unsur yang
dilayani serta sebagian besar narapidana atau tahanan mempunyai pendidikan
yang rendah sehingga dalam pemberian pelayanan khusunya dalam pembinaan
sangat lambat diterima. Namun demikian pihak Rutan Kelas II B Enrekang
mengupayakan dan menciptakan suasana secara kekeluargaan agar aparat/
petugas saling berkomunikasi dengan baik.
B. Saran-Saran
Dalam responsive pemberian pelayanan pada Rutan Kelas II B
Enrekang telah berjalan dengan baik namun masih ada beberapa kendala yang
dihadapi untuk itu disarankan:
1. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu kendala dalam memberikan
pelayanan terhadap narapidana atau tahanan terutama dalam
pembinaan masih sangat rendah karena kurangnya aparat/ petugas
Rutan Kelas II B Enrekang, maka dari itu diharapkan untuk
54
memaksimalkan atau merekrutmen jumlah pegawai sesuai dengan
kebutuhan.
2. Dengan adanya kendala yang dihadapi dalam pemberian pelayanan
khusus rendahnya pendidikan yang dimiliki para tahanan atau
narapidana, maka disarankan kepada pihak Rutan kelas II B
Enrekang agar memberikan pembinaan khusus dan pemberian
pendidikan dan Latihan kepada narapidan atau tahanan yang
mempunyai pendidikan rendah sehingga diharapkan mereka dapat
lebih cepat menerima informasi-informasi yang diberikan.
55
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Dwiyanto, Agus. (2006). Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada Universty Press.
Hardiansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator dan
Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media.
Nurmandi, Ahmad. (2010). Manajemen Pelayanan Publlik. Yogyakarta: PT.
Sinergi Visi Utama.
Ratminto, & Winarsih, Atik septi. (2005). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprayogi sugiandi, yogi 2011, “Administrasi Publik: Konsep Dan Perkembangan
Ilmu Di Indonesia”. Bandung: graham ilmu.
Tangkilisian, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta. Gramedia
Widiasarana Indonesi.
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media.
PERATURAN UU
UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
UU No. 12 Tahun 1995 tentang Permasyarakatan
JURNAL
Mahsyar, A. (2011). Konstruksi Model Perilaku Pelayanan Street-Level Birokrasi
pada Puskesmas Di Kota Makassar. PROSIDDING, 197.
Mawarni y. (2014). Responsivitas Pelayanan Publik Di Puskesmas Berstandar Iso
9001:2008 (Studi Pada Puskesmas Jeruk Kecamatan Lakarsantri, Kota
Surabaya. Jurnal Publika Voll. 2. 3
Ramadhani, M., Mahsyar, A., & Usman, J. (2016). Pelaksanaan Program
Pembinaan Narapidana Wanita Di Lembaga Permasyarakatan Wanita
Klas Iia Sungguminasa. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 2(3),
337-350.
56
Rusman, R. B., Mahsyar, A., & Abdi, A. (2017). Penerapan Sistem Manajemen
Mutu Iso 9001: 2008 Dalam Pelayanan Publik Di Pt. Pln Rayon
Mattoangin. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 3(1), 79-94.
Setyawan S (2013). Penanganan Pengaduan (Complaint Handling) Dalam
Pelayanan Publik (Studi Tentang Transparansi, Responsivitas, Dan
Akuntabilitas Dalam Penanganan Pengaduan Di Kantor Pertahanan
Kota Surabaya ii. Vol. 1. 6
Yunardhani Rakei (2013). Efektifitas Lembaga Permasyarakatan Di Indonesia.
Jurnal sosiologi. Vol 15. 2
Susanto, J., & Angraini, Z. (2019). KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PADA
KANTOR CAMAT TABIR ULU KABUPATEN MERANGIN.
Jurnal Administrasi Negara, 25(2), 105-122.
WEB
(Https://makassar.tribunnews.com/2019/22/22/pantau-pelayanan-pembinaan-
tahanan-hakim-wasmat-pn-enrekang-sambangi-rutan-
enrekang?page=3
57
KUESIONER PENELITIAN
“RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH TAHANAN
NEGARA KELAS II B ENREKANG”
Terimah kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden untuk
mengisi kuesioner ini. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar. Kuesioner
ini merupakan salah satu instrument penelitian yang dilakukan.
Peneliti : Fitriani
Nim : 105611100816
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan Terakhir :
B. PETUNJUK PENGESAHAN KUESIONER
2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesedian Bapak
Saudara (i) untk menjawab seluruh pertanyaan yang ada
dalam kuesioner ini.
3. Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan yang sesuai
dengan pendapat anda.
58
PERTANYAAN:
A. NARAPIDANA
1. Apakah aparat Rutan cepat merespon setiap usulan keluhan yang
diberikan?
a. Sangat Cepat
b. Cepat
c. Cukup Cepat
d. Kurang Cepat
2. Apakah pelayanan yang diberikan aparat Rutan cepat dan tepat melayani
dalam setiap permasalahan yang ada?
a. Sangat Cepat
b. Cepat
c. Cukup Cepat
d. Kurang Cepat
3. Bagaimana aparat Rutan cermat dalam melaksanakan tugas?
a. Sangat Cermat
b. Cermat
c. Cukup Cermat
d. Kurang Cermat
4. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh aparat tepat waktu sesuai
dengan SOP yang telah ditentukan?
a. Sangat Tepat Waktu
b. Tepat Waktu
59
c. Cukup Tepat Waktu
d. Kurang Tepat Waktu
5. Bagaimana hubungan antar sesama tahanan?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
B. PEGAWAI
1. Bagaimana tingkat kesadaran tahanan yang ada?
a. Sangat sadar
b. Sadar
c. Cukup sadar
d. Kurang sadar
2. Apakah Dana pembinaan yang ada selama ini sudah mencukupi?
a. Sangat memadai
b. Memadai
c. Cukup memadai
d. Kurang memadai
3. Bagaimana penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
melaksanakan tugas?
a. Sangat lancer
b. Lancar
c. Cukup lancer
60
d. Kurang lancar
4. Apakah sumber daya manusia (SDM) aparat yang ada selama ini sudah
memadai?
a. Sangat memadai
b. Memadai
c. Cukup memadai
d. Kurang memadai
5. Bagaimana sikap para pengunjung tahanan didalam mematuhi ketentuan
yang telah ditetapkan?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
61
DOKUMENTASI
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Rutan Kelas II B Enrekang
Gambar 5.2 Pemberian Petunjuk Mengenai Aplikasi Sdp (Sistem Database
Pemasyarakatan) Pada Narapidana.
62
Gambar 5.3 Wawancara Kepada Pegawai Rutan Kelas II B Enrekang
Gambar 5.4 Bersama Kepala Rutan Kelas II B Enrekang dan Para Pegawai
63
64
65
RIWAYAT HIDUP
FITRIANI, Lahir di Tontonan pada tanggal 06 April
1998, Anak keempat dari lima bersaudara dan merupakan
buah kasih sayang dari pasangan Nusu dan Enceng.
Penulis menempuh pendidikannya di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal, Kelurahan Tanete, Kec. Anggeraja,
Kabupaten Enrekang selama 2 tahun, kemudian pada
tahun 2004 melanjutkan pendidikan di SD Mis Guppi Cendana dan Tamat pada
tahun 2010. Kemudian melanjutkan pendidikan di MTS Satap Nurul Huda pada
tahun 2010 dan tamat pada Tahun 2013, selanjutnya penulis melanjutkan jenjang
pendidikan di SMA Negri 1 Anggeraja pada tahun 2013 dengan mengambil
jurusan IPS. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negri 1 Anggeraja pada
tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun 2016
dan mengambil Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan selesai pada
tahun 2020 dengan gelar sarjana (S.Sos). Penulis sangat bersyukur, karena telah
diberikan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahun yang nantinya dapat
diamalkan dan memberikan manfaat.