skripsi rancang bangun sistem informasi surat kuasa...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
SURAT KUASA SENGKETA PAJAK (SKSP) BERBASIS WEB
(STUDI KASUS : BAGIAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI
SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun oleh:
TARI TRI UTAMI
11140930000116
Dosen Pembimbing :
1. Yuni Sugiarti, M.Kom
2. Zainul Arham, M.SI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
HALAMAN JUDUL
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SURAT SENGKETA PAJAK
(SKSP) BERBASIS WEB
(STUDI KASUS : SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN)
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
TARI TRI UTAMI
11140930000116
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 / 1440 H
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SURAT KUASA SENGKETA
PAJAK (SKSP) BERBASIS WEB
( STUDI KASUS : SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN)
SKRIPSI
Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Oleh:
TARI TRI UTAMI
11140930000116
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Yuni Sugiarti,M.Kom Zainul Arham, M.Si
NIDN : 0206067620 NIP.197407302007101002
Mengetahui,
Ketua Prodi Sistem Informasi
A’aang Subiyakto, M.Kom
NIP. 197602192007101002
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Surat Kuasa Sengketa Pajak (SKSP) Berbasis
Web ( Studi Kasus : Sekretariat Pengadilan Pajak Kementerian Keuangan )”, yang ditulis
oleh Tari Tri Utami dengan NIM 11140930000116 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam
sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 29 November 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Program Sistem
Informasi.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Ir.Eri Rustamaji, MBA Nuryasin, M.Kom
NIDN : 2002086402 NIP. 197607152011011005
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Yuni Sugiarti,M.Kom Zainul Arham, M.Si
NIDN : 0206067620 NIP.197407302007101002
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Sistem Informasi
Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M. Env.Stud. A’aang Subiyakto, M.Kom
NIP. 19690404 200501 2 005 NIP. 197602192007101002
i
LEMBARPERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, May 2019
Tari Tri Utami
11140930000116
ii
ABSTRAKSI
TARI TRI UTAMI – 11140930000116. Rancang Bangun Sistem Informasi Surat
Kuasa Sengketa Pajak (SKSP) Berbasis Web Di Bagian TIK Sekretariat
Pengadilan Pajak Kementrian keuangan (di bawah bimbingan YUNI
SUGIARTI,M.KOM dan ZAINUL ARHAM, M.SI ).
Sekretariat Pengadilan Pajak Kementrian Keuangan adalah unsur
pelayanan administrasi di lingkungan Pengadilan Pajak.Salah satu bagian dari
Sekretariat Pengadilan Pajak adalah Bagian Teknologi Informasi Komunikasi
(TIK). Penelitian ini merumuskan bagaimana membuat Analisis Perancangan
Sistem Informasi Surat Kuasa Sengketa Pajak (SKSP) di Bagian TIK Sekretariat
Pengadilan Pajak Kementrian Keuangan yang terintegrasi dengan database.
Masalah yang terjadi adalah pengelolaan data yang masih tidak tersistem sehingga
proses kinerja pegawai menjadi lambat dan tidak akurat. Seperti penomoran
suratyang masih tidak tersistem sehingga meningkatkan memungkinkan
terjadinya penggunaan nomor yang tidak sesuai.Tujuan penelitian ini untuk
mempermudah user dalam mengolah proses surat masuk, surat disposisi, validasi
surat sampai menjadi surat pengembalian dan menyimpannya kedalam database.
Sistem yang dikembangkan ini menggunakan metode RAD, dalam system analysis
and design, penulis menggunakan model-driven.Pada tahap system analysis
penulis menggunakan rich picture diagram untuk menggambarkan sistem berjalan
dan sistem usulan sedangkan pada tahap system design. Penulis menggunakan
unified modeling language(UML) sebagai alat bantu perancangan. Perangkat yang
diperlukan dalam merancang aplikasi sistem ini adalah menggunakan bahasa
Hypertext Pre-Processor (PHP), serta Xampp yang didalamnya sudah ada
Apache, MySQL, PHP. Dengan adanya Sistem Surat Kuasa Sengketa Pajak
(SKSP) diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kinerja dalam
pengelolaan layanan persuratan. Pengelola dapat setiap saat mengecek data
persuratan dan melihat laporan persuratan karena sudah tidak perlu lagi mendata
satu persatu selain itu pencarian informasi tentang berkas persuratan sengketa
pajak di pengadilan pajak dengan cepat dan mudah.
Kata Kunci :Persuratan, Berkas laporan surat masuk dan pengembalian, Bagian
TIK, Sekretariat Pengadilan Pajak Kementerian Keuangan,Rapid Application
Development
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Rancang Bangun
Sistem Informasi Surat Kuasa Sengketa Pajak (SKSP) Berbasis Web di Bagian
TIK Sekretariat Pengadilan Pajak Kementerian Keuangan”. Skripsi ini berisikan
tentang sejarah Pengadilan Pajak, Visi dan Misi dari Pengadilan Pajak Jakarta,
beserta sistem-sistem yang ditawarkan di Pengadilan Pajak, informasi mengenai
sistem analisis dan design beserta informasi tentang bahasa pemrograman yang
digunakan yaitu PHP danMySQL.
Dalam pelaksanaan serta pembuatan skripsi ini penulis banyak dibantu
oleh teman-teman yang memotivasi penulis. Atas motivasinya penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kesehatan selama proses
pembuatan skripsi ini.
2. Bapak Prof Dr. Lily Surraya Eka Putri,M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
3. Bapak A’aang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Nidaul Hasanati, S.T, MMSI
selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi.
4. Ibu Yuni Sugiarti, M,Kom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, dan arahan kepada penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak untuk seluruh waktu, tenaga,
kesediaan menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan
dukungan moril serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
iv
5. Bapak Zainul Arham, M.SI sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu ada
setiap saat, tidak pernah lelah menyemangati penulis, mengingatkan penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kesabarannya dalam
membimbing penulis, selalu memberi masukkan yang positif, arahan yang
jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Bapak Teguh Kurniawan selaku Manager TIK Sekretariat Pengadilan Pajak
yang selalu membantu dalam memberikan segala informasi dan ikut
membantu dalam skripsi ini.
7. Staff/ karyawan/ Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi, Sekretariat
Pengadilan Pajak.
8. Ibu Marissa Thara Wardhani selaku Group Head Planning Kompas.com
yang selalu mendukung dan memberikan waktu untuk bimbingan skrispi ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan
ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan.
10. Kedua orang tua penulis, Ayah, Ibu dan Kakak adik tercinta . Terima kasih
untuk ayah dan ibu yang telah membesarkan dan mendidik penulis dari lahir
hingga saat ini, terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang ayah dan ibu
berikan untukku. Terima kasih untuk doa-doa yang selalu mengiri langkahku
disegala cuaca, saat senang maupun sedih, terimakasih pula untuk segala
kode-kode yang diberikan ayah agar penulis segera wisuda dan melanjutkan
study lagi di umur 23 tahun.
11. Geng Rumpi yang hadir sejak awal dunia perkuliahanku, Sevira, Dea, Siska,
Winda, Zahra dan Icha. Terima kasih karena telah menerima penulis apa
adanya, selalu ada setiap saat dan memberikan pengaruh yang positif, tidak
pernah bosan mendengar keluh kesah penulis. Terima kasih juga telah selalu
menghibur penulis dengan canda dan tawanya, yang senang ketika penulis
sedang sedih dan sedih ketika penulis sedang senang.
12. Muhammad Ilham Kurniawan Terimakasih yang telah memberi semangat dan
selalu ada setiap saat penelitian dan doa
v
13. Seluruh teman-teman CCIT-Sistem Informasi 2012 yang telah mewarnai
dunia perkuliahan penulis, terima kasih untuk segala kenangannya, semangat
yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan, bantuan, dan
bimbingan dari semua pihak dibalas pahala yang berlipat ganda. Selain itu,
penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan dan dapat disampaikan melalui [email protected].
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sekaligus
menambah ilmu bagi kita semua. Aamiiin yaa Robbal Alamin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca selalu kami harapkan
demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu agar terselesaikannya skripsi ini dengan baik dan tepat waktu dari
awal pembuatan hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita, Aamiin.
Ciputat, May 2019
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xix
BAB 1PENDAHULUAN.................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang………………………………….....…………….…...1
I.2Identifikasi Masalah…………………………...……..……………..12
I.3Rumusan Masalah………..……………………………………..…..13
I.4Batasan Masalah……………………………………………...….....13
I.5Tujuan Penelitian……………..………………………..…………...14
I.6ManfaatPenelitian…………………………………………..…...….15
I.7Metodologi Penelitian……………………………………………....15
I.7.1 Metode Pengumpulan Data……………………………………...15
I.7.2 Metode Pengembangan Sistem………………………………….16
I.8Sistematika Penulisan……….………………………………………16
BAB IILANDASAN TEORI ............................................................................ 20
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun………….....……………………...20
2.2 Konsep Dasar Sistem…………...…………..………………………20
2.2.1 Pengertian Sistem……………………………………………….20
2.3 Konsep Dasar Informasi………………...……………..…………...28
2.3.1 Pengertian Informasi…………………………………………...28
viii
2.4 Konsep Sistem Informasi…….……………………………………….28
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi……………………………………...28
2.5 Konsep Dasar Surat…………………….....……………………...…..29
2.5.1 Pengertian Surat…………………………………………………..29
2.5.2 Fungsi Surat……………………………………………………...30
2.5.3 Jenis Surat……………………………………………………..….31
2.5.4 Surat Masuk………………………………………………………36
2.5.5 Surat Penting……………………………………………………..36
2.5.6 Surat Berdisposisi………………………………………………..36
2.5.7 Surat Keluar………………………………….…………………..37
2.5.8 Surat Undangan………………………………………….………37
2.5.9 Surat Perintah/Disposisi…………………………………………37
2.5.10 Pengurus Surat Masuk…………………………………………37
2.5.11 Pengurusan Surat Berdisposisi………………………………...38
2.5.12 Pengurusan Surat Keluar………………………………………38
2.6Pengertian Surat Sengekta Pajak………...……………….………..38
2.7Metode Pengumpulan Data……………...…….……………………41
2.7.1 Studi Pustaka……………………………………………………41
2.7.2 Wawancara……………………………………………………...42
2.7.3 Observasi……………………………………………………….42
2.7.4 Studi Literatur…………………………………………………..42
2.8 Metode Pengembangan Sistem……………………………………43
2.8.1 Model Pengembangan Sistem RAD…………………………...44
2.9Perancangan Sistem…………..……………………………….……50
2.10UML Diagram……………………….…………………………….51
ix
2.11 Konsep Analisis dan Desain Sistem Informasi………………………..70
2.11.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem Informasi ............................. 70
2.11.2 Pendekatan Analisis Sistem .............................................................. 71
2.11.3 Analisis dan Desain Berorientasi Obyek (Object Oriented Analisis and
Design) ....................................................................................................... 72
2.11.4 Object OrientedAnalysis (OOA) ....................................................... 73
2.11.5 Object Oriented Design (OOD) ........................................................ 73
2.11.6 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek ........................................... 74
2.11.7 Hubungan Antara Object dan Class .................................................. 74
2.12 Tools Pengembangan Sistem……………...…………………….……75
2.12.1 Flowchart………………………………………………………………..75
2.12.2 Rich Picture……………………………………………………….79
2.12.3 Unified Modelling Language (UML)………...…………………...80
2.13 Konsep Basis Data…………………………………………………....81
2.13.1 Pengertian Basis Data (Database)………………………………..82
2.13.2Database Management System (DBMS)…………….……………….84
2.14 Aplikasi Dalam Perancangan…………………………………………84
2.14.1 Hypertext Markup Language (HTML)…………………………...84
2.14.2 Personal Home Page (PHP)……………………………………...84
2.14.3 MySQL…………………………………………………………...85
2.14.4 Astah Community………………………………………………...86
BAB IIIMETODOLOGIPENELITIAN…………………………………….87
3.1 Metode Pengumpulan Data ……………………………....................87
3.1.1 Observasi…………………………………………………………...87
3.1.2 Wawancara…………………………………………………………88
x
3.1.3 Studi Pustaka ..................................................................................... 88
3.1.4 Studi Literatur ................................................................................... 89
3.2Metode Pengembangan Sistem……………………………………….96
3.2.1Fase Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) ........................ 97
3.2.2 Fase Workshop Design ....................................................................... 99
3.2.3Fase Implementation ......................................................................... 102
3.3 Alasan Menggunakan RAD (Rapid Application Development)…....103
3.4Alasan Menggunakan Black Box Testing……….……………...……104
3.5Kerangka Penelitian….……………………………..……………….104
BAB IVPERANCANGAN SISTEM ............................................................. 107
4.1 Gambaran Umum Instansi…………………………………………...107
4.1.1 Profil Instansi ................................................................................... 107
4.1.2 Identifikasi Sistem Berjalan.............................................................. 111
4.1.3 Identifikasi Masalah ......................................................................... 112
4.1.4 Solusi Penyelesaian Masalah ............................................................ 115
4.1.5 Analisis Kebutuhan Sistem ............................................................... 116
4.1.6 Prosedur Perancangan Yang Diusulkan ............................................ 116
4.1.7 Tujuan Pengembangan Sistem .......................................................... 119
4.1.8 Analisis Persyaratan (Requirement System) ...................................... 119
4.1.8.1 Functional System ......................................................................... 120
4.1.8.2 Nonfunctional System .................................................................... 120
4.2Workshop Design…………………………...………………………122
4.2.1 Pengertian Usecase Diagram ............................................................ 123
4.2.2Usecase Scenario……………………………………………….127
4.2.3 Activity Diagram ............................................................................. 138
xi
4.2.4 Class Diagram.................................................................................. 154
4.2.5Mapping ............................................................................................ 155
4.2.6 Sequence Diagram............................................................................ 156
4.3Scema Database………………….……………………………………..168
4.4Perancangan Database………….………………………………………169
4.5Deployment Diagram…………………………………………………..174
4.6Perancangan Interface………………………………………………….175
4.6.1 Perancangan Layout ......................................................................... 176
4.7Pelaksanaan ( Implementation )……..………………………………...179
4.7.1 Coding Program.......................................................................... 179
BAB VPENUTUP .......................................................................................... 189
5.1 KESIMPULAN……………………………………………………...189
5.2 SARAN………………………………………………………………190
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 191
LAMPIRAN ................................................................................................... 194
xii
DAFTAR SIMBOL
Simbol Use Case Diagram(Rosa & Shalahuddin, 2014)
Simbol Nama Deskripsi
Use Case
Fungsionalitas yang disedikan
sistem sebagai unit-unit yang
saling bertukar pesan antara unit
atau aktor, biasanya dinyatakan
dengan menggunakan kata kerja
diawal frase nama Use Case.
Aktor/ actor
Orang, proses, atau sistem lain
yang berinteraksi dengan sistem
informasi yang akan dibuat di luar
sistem informasi yang akan dibuat
itu sendiri, jadi walaupun simbol
dari aktor adalah gambar orang,
tapi aktor belum tentu merupakan
orang, biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda frase
nama aktor.
Association Komunikasi antara aktor dan Use
Case yang berpartisipasi pada Use
Case atau Use Case memiliki
interaksi dengan aktor.
Extend
Extend
Relasi use case tambahan
kesebuah use case dimana use
case yang ditambahkan dapat
berdiri sendiri walau tanpa use
case tambahan itu.
Include
Include Relasi use case tambahan
kesebuah use case dimana use
xiii
case yang ditambahkan
memerlukan use case ini untuk
menjalankan fungsinya atau
sebagai syarat dijalankan use case
ini.
Simbol Activity Diagram(Rosa & Shalahuddin, 2014)
Simbol Nama Deskripsi
Status Awal
Status awal aktivitas
sistem, sebuah diagram
aktivitas memiliki sebuah
status awal.
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan
sistem, aktivitas biasanya
diawali dengan kata
kerja.
Decision
Asosiasi percabangan
dimana jika ada pilihan
aktivitas lebih dari satu.
Join
Asosiasi penggabungan
dimana lebih dari satu
aktivitas digabungkan
menjadi satu.
Status Akhir
Status akhir yang
dilakukan sistem, sebuah
diagram aktivitas
memiliki sebuah status
akhir.
Wimlane
Memisahkan organisasi
bisnis yang bertanggung
jawab terhadap aktivitas
xiv
yang terjadi
Simbol Class Diagram(Rosa & Shalahuddin, 2014)
Simbol Nama Deskripsi
Class
Kelas pada struktur sistem
Association
Association, dapat diartikan
sebagai relasi. Digambarkan
sebagai garis lurus antara dua
kelas. Asosiasi biasanya juga
disertai dengan multiplicity
Generalitation
Generalization, relasi antar kelas
dengan makna generalisasi-
spesialisasi (umum khusus).
Cardinality
Cardinality atau multiplicity
adalah simbol yang
menunjukkan jumlah
keterhubungan dari satu kelas
dengan kelas lainnya.
Dependency
Depedency, Relasi antar kelas
dengan makna kebergantungan
antar kelas.
Simbol Sequence Diagram ( Yuni Sugiarti , 2013)
Simbol Nama Deskripsi
Actor Actor, mempresentasikan
entitas yang berada diluar
xv
sistem
Lifeline Lifeline, menggambarkan
hubungan suatu elemen yang
berbeda.
Boundary Boundary¸Biasanya berupa tepi
dari sistem, separti user
interface atau suatu alat yang
berinteraksi dengan sistem
lainnya.
Entity Entitity, biasanya elemen yang
bertanggung jawab menyimpan
data atau Informasi.
Message Message, relasi ini digunakan
untuk memanggil operasi atau
metode yang dimiliki oleh
suatu objek.
Self Message Self Message, relasi ini
menujukkan bahwa suatu objek
hendak memanggil dirinya
sendiri.
Control Control, Merupakan elemen
yang mengatur aliran dari
Informasi untuk sebuah
scenario.
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Data Statistik Surat Masuk Kuasa Sengketa Pajak Tahun 2012-2018
........................................................................................................................... .4
Gambar 1. 2 Data Statistik Laporan Surat Keluar Kuasa Sengketa Pajak 2012-
2017………………………………………………………………………………..5
Gambar 2. 1 Siklus RAD (Kendall, 2013) ....................................................... ...46
Gambar 2. 2 Contoh Gambar Usecase Diagram.................................................. 54
Gambar 2. 3 Contoh Model Activity Diagaram .................................................. 56
Gambar 2. 4 Contoh Model Sequence Diagarm .................................................. 59
Gambar 2. 5 Sifat Visibilitas pada Objek Class .................................................. 61
Gambar 2. 6 Contoh Hubungan Asosiasi dalam class diagram............................ 62
Gambar 2. 7 Contoh Rich Picture ....................................................................... 80
Gambar 2. 8 Aplikasi Astah Community ............................................................ 86
Gambar 3. 1 Kerangka Penelitian……………………………………………....105
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian
Keuangan ........................................................................................................ 108
Gambar 4. 2 Logo Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan......... 109
Gambar 4. 3 Sistem Berjalan di Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian
Keuangan ......................................................................................................... 112
Gambar 4. 4 Sistem Yang Diusulkan Untuk Sekretariat Pengadilan Pajak,
Kementerian Keuangan .................................................................................... 118
Gambar 4. 5Use Case Diagram Perancangan Sistem ........................................ 126
Gambar 4. 6 Activity Diagram dari Use Case Login ......................................... 138
Gambar 4. 7 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Akun User ................ 139
Gambar 4. 8 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Wajib Pajak ..... 141
Gambar 4. 9 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Verifikasi Surat Masuk
........................................................................................................................ 142
Gambar 4. 10 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Pegawai ......... 143
xvii
Gambar 4. 11 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Surat Masuk ... 145
Gambar 4. 12 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Surat Keluar ... 147
Gambar 4. 13 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Surat Disposisi148
Gambar 4. 14 Activity Diagram dari Use Case Verifikasi Surat Disposisi ......... 149
Gambar 4. 15 Activity Diagram dari Use Case Melihat Status Surat Disposisi . 150
Gambar 4. 16 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Dokumen Arsip
........................................................................................................................ 151
Gambar 4. 17 Activity Diagram dari Use Case Melihat Laporan ...................... 153
Gambar 4. 18 Activity Diagram dari Use Case Logout ..................................... 154
Gambar 4. 19 Class Digaram ........................................................................... 154
Gambar 4. 20Mapping ..................................................................................... 156
Gambar 4. 21 Sequence Diagram Login ........................................................... 156
Gambar 4. 22 Sequence Diagram Mengelola Akun User .................................. 157
Gambar 4. 23Sequence Diagram Mengelola Data Pegawai ............................... 158
Gambar 4. 24 Sequence Diagram Mengelola Data Wajib Pajak ........................ 159
Gambar 4. 25 Sequence Diagram Verifikasi Data Wajib Pajak ......................... 160
Gambar 4. 26Sequence DIagaram Mengelola Surat Masuk .............................. 161
Gambar 4. 27Sequence Diagram Mengelola Surat Keluar ................................ 162
Gambar 4. 28Sequence Diagram Mengelola Surat Disposisi............................. 163
Gambar 4. 29Sequence Diagram Verifikasi Surat Disposisi.............................. 164
Gambar 4. 30Sequence Diagram Melihat Status Surat Disposisi ....................... 165
Gambar 4. 31 Sequence Diagram Mengelola Dokumen Arsip .......................... 166
Gambar 4. 32Sequence Diagram Melihat Laporan............................................ 167
Gambar 4. 33 Sequence Diagram Logout ......................................................... 167
Gambar 4. 34Scema Database ......................................................................... 168
Gambar 4. 35Deployment Diagram .................................................................. 175
Gambar 4. 36 Login ......................................................................................... 176
Gambar 4. 37 Home Staff TIK ......................................................................... 176
Gambar 4. 38 Data Surat Masuk ...................................................................... 177
Gambar 4. 40 Login Staff DPK ........................................................................ 178
Gambar 4. 39 Data Surat Keluar ...................................................................... 177
xviii
Gambar 4. 41 Halaman Staff DPK ................................................................... 178
Gambar 4. 42 Dokumen Arsip.......................................................................... 178
Gambar 4. 43 Data Surat Disposisi ................................................................... 179
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Simbol-Simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013) ........................... 53
Tabel 2. 2 Simbol-simbol Activity Diagram (Sugiarti, 2013) .............................. 55
Tabel 2. 3 Simbol-simbol Sequence Diagram (Raharjo, 2014) ........................... 57
Tabel 2. 4 Simbol-simbol Class Diagram (Sugiarti, 2013) .................................. 60
Tabel 2. 5 Sifat Visibilitas pada Objek Class ...................................................... 61
Tabel 2. 6 Tabel Spesifikasi Database ............................................................... 65
Tabel 2. 7 Contoh Matrix CRUD ....................................................................... 66
Tabel 2. 8 Tabel Simbol pada Flowchart ........................................................... 77
Tabel 3. 1 Studi Literatur …………………………………………………..…....89
Tabel 4. 1Cause and Effect Analysis (Analisis Sebab dan Akibat)……………113
Tabel 4. 2System Improvement Objective (Tujuan-Tujuan Perbaikan System) .. 114
Tabel 4. 3Nonfunctional Requirement .............................................................. 121
Tabel 4. 4 Daftar Aktor Usecase ...................................................................... 123
Tabel 4. 5 Requirement Aktor dan User ........................................................... 124
Tabel 4. 6 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Melakukan Login ..................... 127
Tabel 4. 7 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Akun User .............. 128
Tabel 4. 8 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Akun Pegawai ........ 129
Tabel 4. 9 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Wajib Pajak ............ 130
Tabel 4. 10 Verifikasi Surat Kuasa Sengketa Pajak .......................................... 131
Tabel 4. 11 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Surat Masuk ......... 132
Tabel 4. 12 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Surat Keluar ......... 133
Tabel 4. 13 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Surat Disposisi ..... 134
Tabel 4. 14 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Verifikasi Surat Disposisi....... 135
Tabel 4. 15 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Melihat Status Surat Disposisi 136
Tabel 4. 16 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Melihat Laporan .................... 136
Tabel 4. 17 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Melakukan Logout ................. 137
Tabel 4. 18 Tabel Pegawai ............................................................................... 169
Tabel 4. 19 Tabel Akun .................................................................................... 170
xx
Tabel 4. 20 Wajib Pajak ................................................................................... 170
Tabel 4. 21 Berkas Upload ............................................................................... 171
Tabel 4. 22 Surat Masuk .................................................................................. 172
Tabel 4. 23 Surat Keluar .................................................................................. 172
Tabel 4. 24 Admin ........................................................................................... 179
Tabel 4. 25 Wajib Pajak ................................................................................... 182
Tabel 4. 26 Staff Keputusan dan Monitoring .................................................... 183
Tabel 4. 27 Staff TIK ....................................................................................... 185
Tabel 4. 28 Sekretaris Pengganti ...................................................................... 186
Tabel 4. 29 Staff DPK ...................................................................................... 187
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Teknologi saat ini berkembang begitu pesatnya, berbagai sistem informasi
memungkinkan pemprosesan data dan laporan dapat bekerja dengan cepat, ragam
penggunaan sistem informasi yang beragam mengakibatkan seluruh kehidupan
berubah dengan adanya bantuan dari sistem yang ada dan banyak organisasi
menganggap sistem informasi diperlukan untuk memiliki kemampuan bersaing
atau memperoleh keuntungan persaingan sedangkan pengertian sistem informasi
adalah pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output
informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.
Dengan demikian sangat menguntungkan adanya aplikasi kinerja Surat Kuasa
Sengketa Pajak berbasis web karena dapat mempermudah karyawan Pengadilan
Pajak dalam mengelola surat kuasa sengketa masuk dan pengembalian layak atau
tidaknya dalam mendapatkan surat pengembalian yang telah diajukan wajib pajak.
Manusia pada dasarnya lahir ke permukaan bumi bebas dan merdeka, dan
pada dirinya melekat hak asasi yang mendasarinya.Realitasnya manusia hidup
bermasyarakat, dimana didalamnya ada kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat antara keduanya selalu berkaitan atau kadang-kadang terjadi
pertentangan.Disinilah pentingnya kehadiran hukum termasuk didalamnya
lembaga peradilan yang berfungsi menyelesaikan masalah/ sengketa diantara
2
pihak, setelah upaya penyelesaian internal (kemanusiaan, tidak berhasil dicapai
kata sepakat/kata damai).
Demikian halnya dengan masalah pajak, pada mulanya bila terjadi
sengketa antara rakyat dengan alat-alat negara, secara umum diselesaikan oleh
Pengadilan Negeri (Umum), yang hasilnya kurang memuaskan,karena
perselisihan itu terjadi dibidang tata usaha Negara. Tetapi setelah lahirnya
undang-undang No.5 Tahun 1986, permasalahan tersebut menjadi kewenangan
Peradilan Administrasi Negara/ Peradilan Tata Usaha Negara.
Sejarah hukum ternyata berkehendak lain, dari ketentuan Undang-Undang
untuk membentuk Badan Peradilan Pajak maka pemerintah dengan persetujuan
DPR membentuk dan mengesahkan UU No.17 Tahun 1997, tentang “Badan
Penyelesaian Sengketa Pajak” yang diundang-undangkan pada tanggal 23 mei
1997 ke dalam Lembaran Negara No.40 Tahun 1997 dan mulai efektif berlaku
sejak tanggal 1 Januari 1998.
Namun, dalam pelaksanaan penyelesaian Sengketa Pajak melalui BPSP
masih dianggap belum merupakan Badan Peradilan yang berpuncak ke
Mahkamah Agung. Oleh karena itu, pada tanggal 12 April 2002 telah disahkan
dan diundangkan Undang-Undang No.14 Tahun 2002, tentang Pengadilan Pajak
sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997, tentang Badan
Penyelesaian Sengketa Pajak.
Sekretariat Pengadilan Pajak adalah unsur pelayanan administrasi di
lingkungan Pengadilan Pajak. lahirnya undang-undang no 5 tahun 1986,
permasalahan tersebut menjadi kewenangan peradilan administrasi
3
Negara/peradilan Tata Usaha Negara. Khususnya mengenai sengketa pajak, oleh
pemerintah hindia belanda dibentuk majelis pertimbangan pajak berdasarkan Stb.
1927 No.29, begitulah Majelis pertimbangan pajak sebagai satu-satunya peradilan
administrasi di bidang pajak berfungsi dan eksis di Negara Indonesia yang
berdasar atas hukum. Kenyataan menjadi lain setelah diundangkan UU No.5
Tahun 1986 yang mulai berjalan pada akhir tahun 1991.
Di dalam menjalankan kegiatan surat masuk dan surat pengembalian
sengketa pajak dipengadilan pajak, sistemnya masih manual dan pengelolahan
datanya masih bersifat konvesional (berbasis kertas). Sehingga sistem yang
berjalan memiliki beberapa kekurangan, yaitu ; pertama, pegawai bagian TIK sulit
dalam mencari informasi mengenai data surat masuk dan surat pengembalian,
untuk apa surat pengembalian di kembalikan, apakah surat tersebut sudah
sengketa, dan data surat sengketa atau tidaknya ada dimana. Ke-dua, lamanya
waktu yang diperlukan oleh pegawai untuk mencari surat sudah pernah masuk dan
bersengketa atau tidak. Ke-tiga , pegawai bagian TIK harus meminta dokumen ke
admistrasi dahulu berkas surat sengketa yang bersengketa atau tidak, lalu
penanggung jawab ini harus minta tanda-tangan dan mengajukan surat
pengembalian sengketa ke bagian TIK. Ke-empat , pengelolahan data yang masih
bersifat manual (berbasis kertas), rentan terhadap kesalahan dan kehilangan data
karena dicatat dalam bentuk lembaran. Ke-lima, pengelolahan data yang masih
bersifat manual (berbasis kertas), juga mengakibatkan pembuatan laporan surat
masuk dan pengembalian sengketa tidak bisa dibuat dengan cepat. Karena untuk
membuat laporan, bagian TIK harus merekap data surat sengketa dan
4
pengembalian dari formulir pendaftaraan. Perbandingan surat masuk dari tahun
2012-2018 dapat di lihat pada Gambar 1.1.
Data Statistik yang dimiliki Sekretariat Pengadilan Pajak di Kementerian
Keuangan, Jakarta Pusat.
Gambar 1. 1 Data Statistik Surat Masuk Kuasa Sengketa Pajak Tahun 2012– 2018
Perbandingan surat keluar dari tahun 2012-2017 dapat di lihat pada Gambar 1.2
Data Statistik yang dimiliki Sekretariat Pengadilan Pajak di Kementerian
Keuangan, Jakarta Pusat.
5
Akumulasi data tersebut diambil dari 6 tahun belakangan yang berjumlah hampir
9000 data surat sengketa masuk, dengan jumlah yang tidak sedikit itu, sekretariat
pengadilan pajak harus lebih mengembangkan dan menjadikannya salah satu
program prioritasnya bagi perkembangan sistem surat sengketa pajak di
kementerian keuangan.
Kementerian Keuangan mencatat bahwa keberadaan surat sengketa pajak
makin tahun lebih banyak dari tahun sebelumnya, untuk itu sekretariat pengadilan
pajak perlu memanfaatkan teknologi untuk mengatasi perkembangan tersebut.
Maka dari itu penulis ingin lebih memfokuskan penelitiannya di seluruh naungan
persuratan dalam kementerian keuangan.
Untuk lebih menguatkan dalam penelitian ini penulis melakukan kajian
terhadap beberapa karya ilmiah terkait topik penelitian ini, Agar mempermudah
penulis mendapat informasi yang dibutuhkan. hasil kajian karya ilmiah ini
tersebut ditampilkan dalam beberapa paragraph berikut ini :
Gambar 1. 2 Data Statistik Laporan Surat Keluar Kuasa Sengketa Pajak 2012 – 2017
6
Dalam penelitian skripsinya Nurhayati (2012) yang berjudul
“Pengembangan sistem informasi layanan persuratan (Studi Kasus :Kantor
kelurahan Bambu Apus Kota Tangerang-Selatan)” Penelitian ini difokuskan pada
pengembangan, sistem persuratan yang telah berjalan pada kantor kelurahan
bambu apus. Sistem ini dibuat terintegrasi dengan data warga sehingga dapat
memecahkan masalah yang dihadapi misalnya saja sulitnya mendapatkan kembali
surat yang telah dikeluarkan dan lambatnya proses pembuatan surat yang
dilakukan oleh pihak kelurahan. Penelitian ini menggunakan metode
pengembangan sistem FAST (Framework for the application of system thinking)
dengan UML sebagai tools dalam merancang sistem.
Rancang Bangun Sistem Pencatatan KeamananSeksi Sengketa Konflik
dan Perkara (SSKP), Univeristas Kristen Satya Wacana Christ Rudianto (2013),.
Sistem ini dibuat untuk memecahkan masalahdalam melakukan pendataan
sengketa, konflik dan perkara tanah yang ada pada saat ini. Hal ini dikarenakan
setiap tindakan yang dilakukan dalam proses penyimpanan data masih dilakukan
dengan cara manual, sehingga menimbulkan ketidak efisien dalam penyimpanan
data-data sengketa, konflik dan perkara tersebut.Penelitian ini menggunakan
metode pengembangan Adobe Dreamweaver CS6 dan Metode prototype.
Dalam penelitian ini oleh EduArif Rahman Hakim (2015) skripsiyang
berjudul “ Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan pelanggaran kode etik
penyelenggara pemilu (Studi kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(DKPP)” Perancangan aplikasi ini juga memudahkan proses komunikasi data
antar bagian serta pembuatan laporan yang selalu di update dan bisa dilihat
7
berdasarkan laporan bulanan maupun tahunan. Perancangan aplikasi surat masuk
dan surat keluar ini dibuat dengan menggunakan tools seperti PHPMyAdmin,
MySQL sebagai database.
Dalam penelitian ini oleh Redha Hidayatullah (2013)skripsiyang berjudul
“Sistem Pengolahan Data Surat Masuk dan Surat keluar (Studi Kasus : Kantor
Badan Pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP) perwakilan provinsi
aceh” Sistem ini dibuat untuk mengetahui pemanfaatan komputer pada bagian
Sekretaris Perwakilan dalam sistem pengolahan data surat masuk dan surat keluar
berbasis Web yang dilakukan oleh pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Aceh Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan adanya Sistem Pengolahan Data Surat Masuk dan Surat Keluar
berbasis Web pada kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Aceh, maka proses penginputan.
Penelitian yang dilakukan olehAndi Darlianto (2015) dalam paper ini yang
berjudul “Sistem Informasi Pencatatan Surat Masuk (Studi Kasus : Kantor Camat
Kampar Kiri Kabupaten Kampar Provinsi Riau)” Pengembangan sistem ini di
kantor camat hasil penelitian sangat mempermudah para karyawan untuk
menginput data persuratan
Penelitian yang dilakukan Rizki Maulana Syaban (2012) dalam paper ini
yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Surat Masuk dan
Surat Keluar berbasis web menggunakan Framework PHP (Studi Kasus : Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut)” Penelitian jurnal suatu
8
pengembangan aplikasi surat masuk dan surat keluar berdasarkan laporan yang
dibuat berbasis web menggunaan framework PHP.
Dalam penelitian ini oleh Dani Rahajo (2012) skripsi yang berjudul
“Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan pada Sekretariat Sub Bagian
Umum (Studi Kasus : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta)”
Perancangan aplikasi ini juga memudahkan proses komunikasi data antar bagian
serta pembuatan laporan yang selalu di up date dan bisa dilihat berdasarkan
laporan bulanan maupun tahunan. Perancangan aplikasi surat masuk dan surat
keluar ini dibuat dengan menggunakan tools seperti PHPMyAdmin, MySQL
sebagai database dan Wamp sebagai server offlinenya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu (2016) dalam paper ini yang
berjudul “ Sistem Informasi Pendataan Surat Masuk dan Surat Keluar Pada SMK
Negeri 5 Tangerang “Jurnal ini suatu pengembangan aplikasi surat masuk dan
surat keluar berdasarkan laporan yang dibuat dan banyaknya jumlah surat masuk
dan surat keluar setiap harinya pada SMK Negeri 5 Tangerang membuat user
merasa kesulitan saat melakukan pengelolaan data karena data harus diproses
ulang, hambatan padaKartu Kendali, juga pada saat pembuatan laporan, selain itu
user kesulitan saat melakukan pencarian surat.
Penelitian yang dilakukan oleh Arie Veronica,dkk (2014) dalam Paper
Penelitian Engineering dan Edukasi, yang berjudul“Rancang Bangun Aplikasi
Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar Pada Sekolah MenengahPertama
Negeri 2 Nawangan”. Penelitian ini menjelaskan perihal pengelolaan surat
SekolahMenengah Pertama Negeri 2 Nawangan. Sangat diharapkan proses
9
pengelolaan surat baik suratyang masuk maupun surat keluar dapat dilakukan
dengan lebih baik, cepat dan mudah. Dengan adanya aplikasi surat masuk dan
surat keluar dapat mengurangi penggunaan waktu yang cukuplama dalam
pengarsipan surat dan disposisi, mengurangi penggunaan kertas, memperkecil
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan, mempercepat proses
pencarian surat memudahkan pengontrolan disposisi surat serta mudah dalam
penggunaan. Pembuatan aplikasi ini juga memudahkan proses komunikasi data
antar bagian serta pembuatan laporan yang selalu di update dan bisa dilihat
berdasarkan laporan bulanan maupun tahunan. Hasil dari penelitian ini adalah
Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar pada
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Nawangan. Dengan adanya sistem ini
diharapkan dapat membantu dan mempermudah user dalam mengelola surat,
membuat disposisi, memperoleh informasi mengenai surat masuk dan surat
keluar.
Penelitian yang dilakukan oleh Jati Sasongko, Dwi Agus Diartono (2009)
dari paper Teknologi InformasiDinamik Semarang, yang berjudul “Rancang
Bangun Sistem Informasi Manajemen Surat”. Penelitian ini menjelaskan perihal
administrasi tata usaha. Banyak jumlah surat yang dibuat dan diterima dibagian
administrasi tata usaha, sehingga pencarian data akan menjadi tidak efisien dalam
hal waktu dan tenaga dengan menggunakan sistem manual. Sehingga pada saat ini
diperlukan suatu sistem administrasi manajemen surat yang lebih terstruktur agar
dapat mempercepat pencarian data yang ada dan pembuatan laporan. Aplikasi
kearsipan ini mempunyai kemampuan sebagai berikut: aplikasi kearsipan ini
10
dijalankan pada jaringan personal komputer pada bagian ruang tata usaha, petugas
tata usaha dapat mengakses aplikasi kearsipan ini dengan memasukkan login user
yang benar, dapat melakukan menambah, mengedit, membatalkan, menghapus
dan menyimpan surat masuk dan keluar, dapat melakukan pencarian surat masuk
dan surat keluar berdasarkan pengirim dan perihal, hasil pencarian dapat
dilakukan pengurutan berdasar id surat atau tanggal surat, dapat mencetak laporan
berdasarkan hasil pencarian yang telah dilakukan berdasarkan id surat atau
tanggal surat.
Penelitian yang dilakukan oleh Tiur Gantini, Glenn Griffin (2011) dari
paper Sistem Informasi Bandung yang berjudul “Perancangan dan Implementasi
Aplikasi Pencatatan Surat dan Disposisi Pada TAUD Polresta Bandung Barat”.
Penelitian ini menjelaskan perihal aplikasi yang terkait dengan pencatatan surat.
Aplikasi Pengelolaan Surat dan Disposisi di Unit Taud Polres Bandung Barat ini
menangani beberapa hal yaitu Pengelolaan dan pencarian data surat masuk dan
surat keluar, Pengelolaan, pencarian data disposisi sampai Pencetakan laporan
data surat dan disposisi. Semua pada akhirnya dapat membantu mempercepat
pelaporan yang dibutuhkan oleh pimpinan, karena setiap laporan tersimpan secara
terkomputerisasi dapat dicetak saat pimpinan butuhkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Elita Bakhtaruddin (2013) dari paper Ilmu
Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, yang berjudul “Penanganan Surat Masuk
dan Surat Keluar di Sub Bagian Tata Usaha dan Arsip Bagian Umum Sekretariat
Daerah Kota Pariaman”. Penelitian ini menjelaskan perihal prosedur dalam
penanganan surat masuk dan keluar. Penanganan surat masuk meliputi: (1)
11
penerimaan surat; (2) pencatatan surat; (3) penyampaian surat; dan (4) pengolahan
surat. Penanganan surat keluar meliputi: (1) pembuatan konsep surat; (2)
pengetikan surat; (3) penandatanganan surat; (4) pencatatan surat; (5)
penggandaan surat; dan (6) pengiriman. Subbagian Tata Usaha dan Arsip
menghadapi beberapa kendala dalam menangani surat, yaitu kurangnya kinerja
pegawai, terbatasnya fasilitas yang dimiliki, dan sistem kearsipan yang masih
manual. Sehingga perlu penanganan surat lebih baik lagi yaitu dengan
menggunakan sistem pola baru kearsipan (kartu kendali). SDM yang dimiliki
sebaiknya diperhatikan lagi dan diberikan pelatihan mengenai bagaimana
prosedur penanganan suratmasuk dan surat keluar yang efektif dan efisien. Selain
itu, pengarsipan surat juga dilakukan secara komputerisasi, sehingga pengarsipan
informasi yang ada pada surat dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Penulis tertarik untuk meneliti permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan sistem surat sengketa dan pengembalian di pengadilan pajak, serta
memberikan suatu alternative solusi untuk menangani permasalahan yang ada
dengan memberikan usulan membangun sistem informasi surat kuasa sengketa
pajak (SKSP) di Bagian TIK Sekretariat Pengadilan Pajak Kementrian Keuangan
yaitu mengelola data surat sengketa , disposisi surat, validasi surat, sampai surat
pengembalian secara terkomputersasi, dapat menyimpan data surat sengketa dan
surat pengembalian, sehingga proses pengelolaan surat akan berjalan lebih cepat
dan mudah dalam pencarian maupun pengecekan data surat.Sinergi yang baik ini
diupayakan dengan adanya komunikasi, terutama melalui surat.
12
Pengelolaan surat yang dilakukan oleh Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian
Keuangan berkaitan dengan Staff teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
Straff Dokumentasi Putusan dan keputusan (DPK) dan Sekretaris Pengganti.
Namun saat ini dalam pelaksanaanya pengelolaan surat banyak kendala. Seperti
pada saat pengagendaan surat masuk yang diterima dan surat keluar yang akan
dikirimkan, penomoran surat sulit dilakukan karena surat dicatat pada buku
agenda konvensional.
Mengingat pentingnya pengelolaan surat, maka surat harus dikelola
dengan baik sejak awalditerima atau dikeluarkan. Oleh karena itu diperlukan
sistem yang dapat digunakan untuk mengelola kegiatan surat menyurat secara
terpadu. Maka penulis tertarik untuk mengangkat tema yang akan dibahas dengan
judul “ Rancang Bangun Sistem Informasi Surat Kuasa Sengketa Pajak (SKSP)
Berbasis Website Pada Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan”
I.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan yang akan dibahas yaitu :
1. Pada divisi Teknologi Informasi Komunikasi bagian Sekretaris
Pengganti, pengelolaan data surat masuk dan surat keluar masih
dilakukan pengelolahan yang tidak tersistem sehingga apabila
penyimpanan dan pencatatannya tidak dilakukan dengan baik akan
menghambat proses pendistribusiannya dan meningkatkan
kemungkinan adanya human error seperti sulit ditemukan berkas
13
surat atau tidak tersampaikannya surat dengan baik yang akan
berdampak pada terganggunya kegiatan operasional.
2. Permintaan dan pemberian nomor surat keluar, nomor kontrak,
nomor SK juga masih dilakukan pengelolahan yang tidak
tersistem. Masih tidak tersistemnya pemberian nomor surat keluar,
nomor kontrak, nomor SK yang masih mengandalkan catatan
terakhir di buku dari staf yang dapat meningkatkan kemungkinan
banyaknya nomor yang diberikan salah atau rangkap.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah atas maka rumusan masalah penelitian
ini adalah bagaimana menganalisis perancangan Sistem Informasi Surat Kuasa
Sengketa Pajak Berbasis Website pada Sekretariat Pengadilan
Pajak,Kementrian Keuangan yang dapat digunakan oleh Staff TIK, Staff DPK
dan Sekretaris Pengganti sebagai alat untuk mempermudah dalam pengelolaan
surat sengketa pajak pada surat masuk dan surat pengembalian.
I.4 Batasan Masalah
Dari Rumusan Masalah yang telah dijelaskan diatas dapat diuraikan
beberapa batasan masalah sebagai berikut :
1. Perancangan sistem yang akan dibangun hanya meliputi perancangan
UML dan perancangan User Interface.
2. Surat masuk dan Surat keluar Sengketa Pajak yang dapat diagendakan
menggunakan sistem informasi ini adalah surat sengketa yang berasal dari
instansi/Perusahaan resmi
14
3. Studi Kasus hanya dilaksanakan di kantor pusat Sekretariat Pengadilan
Pajak
4. Sistem Informasi surat sengeketa pajakuntuk laporan yang dibangun hanya
dapat diunduh oleh sekretaris pengganti dan Staff TIK Sekretariat
Pengadilan Pajak Kementrian keuangan.
5. Sistem usulan dari Sistem Informasi Persuratan SKSP tidak mencakup
sistem otentifikasi dokumen dengan menggunakan tanda tangan digital
(digital signnature).
6. Sistem Informasi Persuratan SKSP hanya beroperasi melalui web browser.
7. Sistem Informasi Persuratan SKSP belum terfokus dalam segi keamanan
(security).
I.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari analisis perancangan yang dilaksanakan oleh penulis
terbagi menjadi dua yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut ini adalah
tujuan umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan analisa dan rancangan terhadap surat kuasa sengketa pajak
sistem berbasis web untuk meningkatkan kinerja pegawai pada Sekretariat
Pengadilan Pajak Kementerian Keuangan
Dan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan rancangan sistem informasi yang dibutuhkan baik dari sisi
pengguna maupun sistem dalam knowledge system Sekretariat Pengadilan
Pajak Kementerian Keuangan
15
2. Melakukan perancangan basis data untuk Sistem Informasi persuratan SKSP
untuk pengelolaan data pemberian pendapat.
3. menghasilkan perancangan berdasarkan permasalahan yang ada untuk
mempermudah user dalam melakukan pengumpulan, pencarian, dan
menampilkan informasi yang berkaitan dengan berkas sengketa pajak
I.6 Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat Penelitian yang dihasilkan dari tujuan penelitian diatas
yaitu :
1. Diharapkan dapat membantu pihak Staff TIK , Staff DPK dan
Sekretaris Pengganti dalam Pengelolaan berkas persuratan sengketa
pajak.
2. Meminimalisir Kemungkinan rusak dan hilangnya berkas-
berkaspersuratan akibat pengerjaan yang masih konvensional.
I.7 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
I.7.1 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Observasi, metode ini didefinisikan sebagai Observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi, data itu dikumpulkan dan sering
dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga
16
benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun
yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi
dengan jelas (Sugiyono, 2014).
b. Wawancara, Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data dengan melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono,
2014).
c. Studi Pustaka, Studi pustaka berkaitan dengan kajian teoritis dan
referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma
yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu
studi pustaka sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini
dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur
Ilmiah (Sugiyono, 2012)
I.7.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini, metode pengembangan sistem yang
digunakan adalah Rapid Application Development (Kenneth & Julie ,
2010)serta dengan tools Unified Model Language(Sugiarti, 2013).
17
Menurut Kenneth dan Julie, terdapat tiga fase dalam RAD yang
melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan,
dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut adalah requirements planning
(perencanaan syarat-syarat), RADdesign workshop (workshop desain RAD),
dan implementation (implementasi). Sesuai dengan metodologi RAD
menurut Kenneth dan Julie, berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan
aplikasi dari tiap-tiap fase pengembangan aplikasi, yaitu:
a. Requirements Planning, dalam fase ini, pengguna dan penganalisis
bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem
serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang
ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini
adalah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun
teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem
yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan (Kenneth & Julie , 2010).
18
b. Design Workshop, Fase ini adalah fase untuk merancang dan
memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai workshop. Penganalisis
dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan
representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna.
Workshopdesign ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung
dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama
workshopdesign, pengguna merespon prototipe yang ada dan
penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan
respon pengguna.
Apabila seorang pengembangnya merupakan pengembang atau
pengguna yang berpengalaman, usaha kreatif ini dapat mendorong
pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kenneth & Julie ,
2010).
c. Implementation, Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja
dengan para pengguna secara intens selama workshop dan merancang
aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-
aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-
sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian
diperkenalkan kepada organisasi (Kenneth & Julie , 2010).
I.8 Sistematika Penulisan
Dibawah ini diuraikan penjelasan masing-masing bab yang terdapat dalam
penelit yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
19
Bab ini akan menguraikan secara singkat tentang latar belakang,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan,metode penelitian yang digunakan dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan menjelaskan dan menguraikan tentang teori dan
konsep-konsep dasar yang menjadi dasar penulisan tugas akhir.
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode yang digunakan dalam
penelitian.
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
Dalam bab ini membahas mengenai rancangan analisis
permasalahan, serta apa saja yang harus diselesaikan pada Sistem
Informasi Surat Kuasa Sengketa Pajak (SKSP) Di Bagian TIK
Sekretariat Pengadilan Pajak ,Kementerian keuangan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini merupakan akhir penulisan, yang berisi
kesimpulan dari apa yang telah diuraikan pada rancang bangun sistem
telah dibuat.Serta saran untuk perkembangan penelitian di masa
mendatang.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun
Desain atau lebih dikenal dengan rancang bangun adalah proses
perencanaan yang menggambarkan urutan kegiatan (sistematika) mengenai suatu
program. Rancang bangun program diklat adalah proses perencanaan urutan
kegiatan komponen pelatihan yang merupakan suatu kesatuan yang bulat dari
program tersebut. (Hairun Nisya, 2013).
Perancangan atau rancang bangun merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke bahasa pemograman untuk
mendeskripsikan.Pengertian pembangunan atau bangunan sistem adalah kegiatan
menciptakan sistem baru maupun menggantikan atau memperbaiki sistem yang
telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagaian (Pressman, 2012).
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem informasi yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk
manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan
operasional perusahaan, dimana sistem tersebut merupakan kombinasi dari
orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang
tergorganisasi.Biasanya suatu perusahan atau badan usaha menyediakan
semacam informasi yang berguna bagi manajemen. Sebagai contoh: Perusahaan
toko buku mempunyai sistem informasi yang menyediakan informasi penjualan
buku-buku setiap harinya, serta stock buku-buku yang tersedia, dengan informasi
21
tersebut, seorang manajer bisa membuat kebutusan, stock buku apa yang harus
segera mereka sediakan untuk toko buku mereka, manajer juga bisa tahu buku
apa yang paling laris dibeli konsumen, sehingga mereka bisa memutuskan buku
tersebut jumlah stocknya lebih banyak dari buku lainnya (andreansyah, 2016)
1. Pengertian sistem informasi menurut John F. Nash (2013) Sistem
Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi,
media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan
komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan
rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan
menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat
2. Pengertian sistem informasi menurut Henry Lucas Sistem Informasi
adalah suatu kegiatan dariprosedurprosedur yang diorganisasikan,
bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam.komponen sistem
informasi :
1. komponen input input merupakan data yang masuk ke dalam
sistem informasi.
2. komponen model kombinasi prosedur,logika,dan model
matematika yang
memproses data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
di tentukan
untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
22
3. komponen output output informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai
sistem.
4. komponen teknologi teknologi merupakan alat dalam sistem
informasi,
teknologidigunakan untuk menerima innput, menjalankan model,
minyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan
output dan memantu pengendalian sistem.
5. komponen basis data merupakan kumpulan data yang saling
berhubungan yang tersimpan didlm komputer denganmenggunakan
softwre database.
6. komponen kontrol pengendalian yang dirancang untuk
menanggulangi gangguan
Terhadap sistem informasi. Karakter sistem informasi :
1. Sistem informsi memiliki komponen yang berupa subsistem yang
merupakan elemen-elemen yang lebih kecil yang membentuk
sistem informasi tersebut misalnya bagian input, proses, output.
Contoh input adalah salesman memasukan data penjualan bulan
ini, maka disana terdapat manusia yang melakukan pekerjaan input
dengan menggunakan hardware keyboard dan menggunakan
interface sebuah aplikasi laporan penjualan yang sudah di sediakan
oleh sistem informasi tersebut.
23
2. Ruang lingkup sistem informasi yaitu rung lingkup yang
ditentukan dari awal pembuatan yang merupakan garis batas
lingkup kerja sistem tersebut sehingga sistem informasi tersebut
tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.
3.Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan
dan dicapai dengan menggunakan sistem informasi tersebut,
sebuah informasi dianggap berhasil apabila dapat mencapai tujuan
tersebut.
4.lingungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar ruang
lingkup sistemm informasi yang dapat mempengaruhi sistem
informasi, hal ini urut dipertimbangkan pada saat perencanaann
sistem informasi. Sisistem informasi dikembangkan untuk tujuan
yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis.
Skema Sistem Informasi Berbasis Komputer di organisasi,dapatdibagi
menjadi beberapa bagian:
A. Sistem Otomastisasi Kantor (Office Automation Systems) dan
Sistem Kerja Pengetahuan (Knowledge Work Systems) Kedua sistem ini
bekerja pada level knowledge. Sistem Otomastisasi Kantor (Office
Automation Systems) mendukung pekerja data, yang biasanya tidak
menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi
sedemikian rupa untuk transformasikan data atau memanipulasikannya
dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan
dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek
24
Sistem Otomastisasi Kantor (Office Automation Systems) seperti word
processing, spreadsheets, presentasi.
B. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System)
tidak menggantikan Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction
Processing Systems), tetapi mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari Sistem Pemrosesan Transaksi
(Transaction Processing Systems) termasuk analisis keputusan dan
pembuat keputusan. Sistem Informasi Manajemen (Management
Information System) menghasilkan informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa
fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
C. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems) Sistem
ini hampir sama dengan Sistem Informasi Manajemen (Management
Information System) karena menggunakan basis data sebagai sumber
data. Sistem ini bermula dari Sistem Informasi Manajemen (Management
Information System) karena menekankan pada fungsi mendukung
pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual
tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
D. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System).
Sistem yang mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih
luas dari Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems)
termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. Juga menghasilkan
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, serta dapat
25
membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah
terkomputerisasi (basis data).
E. Sistem Ahli (Expert System) dan Kecerdasan Buatan (Artificial
Intelegent) Kecerdasan buatan dimaksudkan untuk mengembangkan
mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan
riset kecerdasan buatan adalah memahami bahasa alamiahnya dan
menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai
kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan
pemikiran kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah serta
memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli yang disebut juga
dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge based systems) secara
efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk
menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda
dengan sistem pendukung keputusan (decision support systems), sistem
ini meninggalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan
sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus.
F. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (Group Decision Support
Systems) dan Sistem Kerja Kolaborasi Dukungan Komputer (Computer-
Support Collaborative Work Systems). Bila kelompok, perlu bekerja
bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak
terstruktur, maka group Decision support systems (DSS) menjadi suatu
solusinya. Sistem Pendukung Eksekutif (Executive Support Systems).
Sistem tergantung pada informasi yang dihasilkan oleh Sistem
26
Pengolahan Transaksi. Sistem ini membantu para eksekutif mengatur
interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-
grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses
seperti kantor.
Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan , berkumpul bersama-bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2013). Sedangkan menurut
Ralph Stair & George Reynolds (2013), Sistem merupakan sekumpulan
elemenelemen atau komponenkomponen yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan.
Sistem memiliki tiga fungsi dasar (O’Brien & Marakas, 2013):
a. Masukan (Input)
Meliputi kegiatan menangkap dan merakit elemen-elemen yang
dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses.Misalnya , bahan baku,
energy, data, dan upaya manusia yang harus aman dan teratur untuk
memprosesan.
b. Proses (Processing)
Meliputi kegiatan proses transformasi yang mengubah input menjadi
output. Contohnya adalah proses manufaktur, proses pernafasan manusia
atau perhitungan matematis.
c. Keluaran (Output)
Meliputi kegiatan memindahkan elemen yang telah diproduksi oleh
proses transfoormasi ke tujuan akhir mereka. Sebagai contoh, produk
27
jadi, jasa manusia dan manajemen informasi harus dikirimkan kepada
pengguna.
Konsep sistem menjadi lebih berguna dengan memasukkan dua elemen
tambahan : umpan balik (feedback) dan control. Sebuah sistem dengan umpan
balik dan fungsi control kadang-kadang disebut sistem cybernetic, yaitu self-
monitoring, sistem mengatur diri sendiri :
a. Timbal balik (Feedback)
Data megenai kinerja sistem, sebagai contohnya, data tentang kinerja
penjualan umpan balik kepada manajer penjualan. Data tentang kecepatan
, ketinggian , sikap dan arah pesawat adalah umpan balik kepadaa pilot
pesawat atau autopilot.
b. Kontrol
Meliputi kegiatan pemantauan dan evaluasi umpan balik untuk
menentukan apakah sistem bergerak menuju percapaian tujuannya. Fungsi
kontrol kemudian membuat penyesuaian yang diperlukan untuk input dan
pengolahan komponen sistem untuk memastikan bahwa itu menghasilkan
output yang tepat.
Menurut Rochaety, Ridwan & Setyowati (2013), sebuah sistem dapat
berjalan dengan baik jika semua unsur subsistemnya lengkap, demikian pula
sistem manajemen perusahaan jika suatu unsur subsistemnya lengkap, maka
sistem manajemen perusahaan akan berjalan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
28
2.3 Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Pengertian Informasi
Menurut Whitten et al.(2013) Informasi adalah data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimannya dan bermanfaat dalam
pengembalian keputusan saat ini atau mendatang.
Menurut Prahasta (2013) Informasi adalah data yang telah diorganisasikan
ked lam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manajer, staff atau
orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pengertian informasi diatas
dapat disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan – kumpulan data yang
diproses sesuai kebutuhan penggunanya untuk mengambil keputusan saat ini atau
mendatang.
2.4 Konsep Sistem Informasi
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut , sistem informasi merupakan gabungan yang terdiri dari
manusia, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output
informasi yang diperlukan untuk mendukung sebagai organisasi.
Whitten & Bentley (2012) menjelaskan bahwa sistem informasi dapat
diklasifikasikan menurut fungsi, sebagai berikut :
1. Transaction Processing System (TPS), suatu sistem informasi yang
menangkap dan memproses data mengenai transaksi bisnis.
2. Management Information System (MIS), suatu sistem informasi yang
disediakan untuk menghasilkan laporan yang berorientasi pada
29
manajemen yang berdasarkan pada proses transaksi dan operasi dari
organisasi.
3. Decision Support System (DSS), suatu sistem informasi yang
membantu mengindentifikasi pengambilan keputusan yang mungkin
atau menyediakan informasi untuk membantu membuat keputusan.
4. Executive Information System (EIS), suatu sistem informasi yang
mendukung perencanaan dan kebutuhan penilaian dari manajer
eksekutif.
5. Expert System, suatu sistem informasi yang menangkap keahlian dari
para pekerja dan kemudian menirukan keahlian tersebut untuk
dimanfaatkan oleh orang yang bukan ahlinya.
6. Communication and collaboration System, suatu sistem informasi yang
memberikan peluang komunikasi yang lebih efektif antara para pekerja,
mitra, pelanggan, dan para pemasok untuk meningkatkan kemampuan
untuk bekerja sama.
7. Office Automation System, suatu sistem informasi yang mendukung
serangkaian kegiatan kantor yang disediakan untuk meningkatkan alur
kerja (work flow) antara para pekerja dan membantu karyawan dan
membagi dokumen yang dapat medukung aktifitas kantor sehari–hari.
2.5 Konsep Dasar Surat
2.5.1 Pengertian Surat
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi, saran,
pertimbangan, permohonan, pernyataan, instruksi atau keputusan secara tertulis
30
dari pihak yang satu kepada pihak lain, baik bersifat kedinasan maupun sifat
pribadi, antara lain dapat berupa : Kawat, Keputusan , Surat Perintah, Surat
Edaran, Pengumuman, dan lain – lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pegurus Surat).
Menurut Daeng (dalam Petty Mei Sari ,2012) Surat adalah suatu komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak
lain.
Menurut Sudjito ( dalam Petty Mei Sari, 2012) dibandingkan alat
komunikasi lisan, surat mempunyai kelebihan – kelebihan apa yang
komunikasikan kepada pihak lain secara tertulis, misalnya berupa pengumuman,
pemberitahuan, keterangan dan sebagainya, akan sampai pada alamat yang dituju
sesuai dengan sumber aslinya. Tidak dengan demikian halnya jika disampaikan
secara lisan. Dengan cara tersebut sering dialami perubahan–perubahan ,
terutama tentang isinya, mungkin ditambah atau dikurangi, meskipun tidak
disadari.
2.5.2 Fungsi Surat
Menurut sudjito (dalam Petty Mei Sari, 2013 :11), peran surat lebih jelas
lagi, terutama dalam surat resmi, misalnya surat perjanjian, surat sewa–menyewa
rumah, surat jual–beli, surat wasiat dan surat resmi lainnya. Surat –surat
terebut,selain resmi sifatnya, juga menpunyai kekuatan hukum yang dapat
digunakan sebagai alat bukti tertulis. Suatu bukti yang sah, “hitam diatas putih”
surat – surat dalam arsip lama dapat dipakai sebagai bahan penelitian untuk
mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan pada masa yang lalu. Dalam hal
31
ini, surat berfungsi sebagai alat bukti historis. Surat – surat yang telah disiapkan
itu berfungsi sebagai alat pengingat. Surat itu dapat juga dicerminkan corak,
keadaan mentalitas, jiwa dan nilai pejabat kantor yang bersangkutan. Dalam hal
ini surat berfungsi sebagai duta organisasi. Surat resmi yang berisi ketentuan–
ketentuan tentang cara – cara melaksanakan peraturan–peraturan, misalnya surat
keputusan atau instruksi, dapat dipakai sebagai pedoman kerja oleh lembaga atau
pejabat yang bersangkutan.
Dari uraian diatas, bahwa surat memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Alat komunikasi
2. Alat bukti tertulis
3. Alat bukti historis
4. Alat pengingat
5. Duta organisasi, dan
6. Pedoman kerja
2.5.3 Jenis Surat
Menurut jenis–jenis surat yang diklasifikasikan berdaarkan isinya,
keamanan isinya, derajat penyelesainnya, jangkauan penggunanya, dan jumlah
penerima yang dituju (Ayu Dwi Lestari, 2014).
1.Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
A. Persuratan Banding dan Gugatan
Persuratan Banding atau Gugatan menjelaskan tentang upaya hukum
berikutnya apabila keputusan keberatan, pengurangan dan atau penghapusan
sanksi administrasi, serta pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak
32
masih belum dapat diterima oleh Wajib Pajak (WP).Upaya hukum banding
atau gugatan memiliki lingkup yang spesifik dengan aturan tertentu guna
memenuhi syarat formal dalam pengajuan banding atau gugatan tersebut.
B. Persuratan Permohonan Peninjauan Kembali
Persuratan Permohonan Peninjauan Kembali menjelaskan apabila
pihak yang bersangkutan atau Wajib Pajak (WP) tidak atau belum puas
dengan putusan Pengadilan Pajak, maka pihak yang bersengketa dapat
mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung melalui
Pengadilan Pajak dan hanya dapat diajukan satu kali.
C. Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
1. Surat pribadi
Adalah surat–surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi.
Suraat pribadi dapat berupa korespondensi antar surat pribadi. Surat
pribadi dapat berupa korespondensi antar sesame teman atau keluarga.ciri–
ciri surat pribadi yaitu :
1. Tidak memiliki kop surat
2. Tidak ada nomor surat
3. Salam pembuka dan penutup bervariasi
4. Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis
5. Format surat bebas
2. Surat dinas/resmi
Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi,
baik perseorangan, instansi, maupun organisasi. Adapun yang
33
termasuk contoh surat resmi misalnya adalah surat undangan, surat
edaran, dan surat pemberitahuanciri–ciri surat resmi adalah sebagai
berikut :
1. Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi.
2. Ada nomor surat, lampiran dan perihal
3. Pengguna ragam bahan resmi
4. Ada aturan format baku
3. Surat niaga/dagang
Surat niaga digunkaan bagi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
niaga, seperti industry dan usaha jasa. Surat ini sangat digunakan dalam
hal membangun hubungan dengan pihak luar sehingga harus disusun
dengan baik, surat niaga tersiri atas surat jual beli, berkwintasi, dan
perdagangan, yang mana terbagi atas surat niaga internal dan surat niaga
eksternal. Salah satu contoh niaga adalah surat penawaran dan surat
penagihan.
1. Berdasarkan keamanan isinya, surat dapat dibedaan menjadi tiga
jenis yaitu :
a. Surat sangatrahasia
Surat sangat rahasia adalah surat–surat yang biasanya digunakan
untuk surat–surat yang berhubungan dengan keamanan negara atau
surat–surat yang berupa dokumen negara, sehingga bila surat ini
jatuh ketangan yang tidak berhak maka akan membahayakan
masyarakat atau bangsa dan negara.
34
b. Surat rahasia
Surat rahasia adalah surat–surat yang isinya harus dirahasiakan
atau tidak boleh dibaca oleh orang lain, karena kalau jatuh
ketangan orang yang tidak berhak akan merugikan perusahaan atau
instansi tersebut.
c. Surat biasa
Surat biasa adalah surat yang tidak perlu tergesa–gesa untuk
penyelesaian karena tidak perlu mendapat tanggapan yang
secepatnya dari penerima.
2. Berdasarkan derajat penyelesaiannya surat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu :
a. Surat sangat segera
Surat yang harus dikirimkan dengan sangat segera atau kilat adalah
surat yang harus ditangani secepat mungkin pada kesempatan yang
pertama, karena surat ini harus segera dikirimkan secepatnya sebab
penerima harus cepat menanggapi dan menyelesaikannya.
b. Surat segera
Surat segera adalah surat yang secepatnya diselesaikan tetapi tidak
perlu pada kesempatan yang pertama dan segera dikirimkan supaya
mendapat tanggapan dan penyelesainnya dari pihak pertama.
c. Surat biasa
35
Surat biasa adalah surat yang tidak perlu tergesa–gesa untuk
penyelesaian karena tidak perlu mendapat tanggapan yang
secepatnya dari penerima.
3.Berdasarkan jangkauan penggunanya surat dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu :
a. Surat interm
Surat interm yaitu surat yang berasal dari dan ke sesama bagaian
dalam lingkup
b. Surat eksterm yaitu Surat eksterm yaitu surat yang berasal dari dan
untuk instansi luar
4.Berdasarkan jumlah penerima yang dituju surat dibedakan mejadi tiga
jenis yaitu :
a. Surat edaran
Surat edaran merupakan surat yang di edarkan agar isinya diketahui
banyak orang. Namun ,tidak semua surat yang di edarkan adalah
surat edaran. Surat edaran biasanya di terbitkan oleh instansi atau
subjek saat surat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dan di
tunjukan kepada kepala atau instansi di bawahna atau yang menjadi
tanggung jawabnya, isi surat edaran berupa ajuran, larangan ,
pemberitahuan, petunjuk dan pengumuman. Surat ini dapat di
pergunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijaksanaan lebih
lanjut.
b. Pengumuman
36
Tidak memilikibackground permasalahan.Surat ini dapat ditujukan
kepada siapapun. Baik yang kepentingan maupun tidak, contoh :
pengumuman lomba menulis. Tidak ada permasalahan yang
mendasari pengumuman ini. Siapapun, baik yang merasa
berkepentingan ataupun tidak, dapat membaca pengumuman ini.
c. Surat biasa
Surat yang dikirimkan kepada seseorang seperti pejabat atau suatu
organisasi
2.5.4 Surat Masuk
Surat masuk adalah surat yang diterima oleh suatu lembaga atau
perorangan baikmelalui kantor pos maupun secara langsung lain (keputusan
Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah
Dinas dan Pengurusan Surat).
2.5.5 Surat Penting
Surat penting adalah surat yang memiliki bobot informasi “penting” yang
isinya mengikat memerlukan tindak lanjut, menyangkut masalah kebijakan dan
bila terlambat atau hilang dapat menghambat atau merugikan pelaksanaan
kebijakan, kelembangaan, kepegawaian, keuangan, dan kebendaan ini
(Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Naskah Dinas dan Pengurusan Surat).
2.5.6 Surat Berdisposisi
Surat berdisposisi adalah surat yang mendapat petunjuk atau pengarahan
tertulis dari pejabat yang berwenang lain (Keputusan Sekretaris Presiden
37
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan
Surat.
2.5.7 Surat Keluar
Surat keluar adalah semua surat yang dibuat dan dikirim oleh bagian yag
diberi wewenang dalam pengurusan surat dalam hal ini ialah Staff Subbag Tata
Usaha dan Protocol baik secara langsung maupun melalui media pengiriman
lainnya (keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004
tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat).
2.5.8 Surat Undangan
Surat undangan adalah surat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu
acara/peristiwa/upacarapertemuan dengan waktu, tempat dan acara tercantum
dalam surat tersebut dan dengan permintaan agar penerima surat dapat hadir lain
(keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Naskah Dinas dan Pengurusan Surat).
2.5.9 Surat Perintah/Disposisi
Surat Perintah adalah pernyataan kehendak pimpinan/ pejabat kepada
bawahan secara tegas untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dan bersifat
terbatas pada waktu dan hal hal yang tercantum dalam surat tersebut lain
(keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Naskah Dinas dan Pengurusan Surat).
2.5.10 Pengurus Surat Masuk
Pengurusan Surat Masuk adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
pada saat pertama surat diterima sampai penyampaian surat kepada pejabat yang
38
dituju lain (keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat)
2.5.11 Pengurusan Surat Berdisposisi
Pengurusan Surat berdisposisi adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh unit pengolah da;am kesatuan kerja atau lenih dilingkungan
pengadilan pajak yang diberi tugas dan tanggung jawab atau yang ditujuk
menangani surat berdisposisi, berikut tindak lanjutnya lain (keputusan Sekretaris
Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan
Pengurusan Surat).
2.5.12 Pengurusan Surat Keluar
Pengurusan Surat Keluar adalah proses kegiatan yang dilakukan sejak
pembuatan konsep surat sampai pengiriman ke alamat yang dituju lain
(keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Naskah Dinas dan Pengurusan Surat).
2.6 Pengertian Surat Sengekta Pajak
Pengertian Surat Sengketa Pajak adalah upaya mencari keadilan dengan
peradilan administrasi pajak timbul karena adanya ' sengketa pajak ' antara Wajib
Pajak dengan Direktur Jenderak Pajak. Sengketa pajak ini dijadikan sebagai dasar-
dasar umum di dalam pengajuan ke peradilan administrasi pajak. ( Prianto Budi
Saptono, 2014)
Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan
antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang
sebagai akibat di keluarkannya keputusan yang dapat diajukan Banding atau
39
Gugatan kepada Pengadilan Pajak. berdasarkan peraturan Undang-undang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ( Pasal 1 angka 5 UU No. 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak ). Sengketa Pajak timbul dengan diterbitkannya surat
ketetapan pajak atau diterbitkannya surat tindakan penagihan pajak. Penerbitan
SKPKB seringkali menimbulkan sengketa, Namun penerbitkan SKPLB dan
SKPN pun juga dapat menimbulkan sengketa jika fiskus menerbitkan SKPLB
dengan nilai lebih kecil dari nilai SKPLB yang diharapkan Wajib Pajak.
Penerbitan SKPN juga demikian apabila menurut perhitungan Wajib Pajak
seharusnya diterbitkan SKPLB. ( Prianto Budi Saptono, 2014)
Selain itu sengketa pajak juga bisa timbul karena adanya pemotongan atau
pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Sengketa pajak adalah perbedaan
pendapat atau perselisihan antara wajib pajak dengan pejabat pajak ketika salah
satu pihak tidak melaksanakan atau melaksanakan tetapi tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Biarpun terjadi
perselisihan,tetapi salah satu pihak tidak melakukan sanggahan,maka tidak ada
sengketa pajak. Intinya adalah Pajak yang terutang. Adapun Objek sengketa
(ditinjau dari administrasi perpajakan), objek itu timbul ketika administrasi
perpajakan tidak terlaksana sebagaimana mestinya.
Contoh: Seorang notaris diwajibkan melaporkan SPPT, apabila kewajiban itu
tidak dilaksanakan, maka tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan,maka dikenakan sanksi administrasi oleh Pejabat pajak. Timbulnya
sengket pajak,apabila salah satu pihak merasa dirugikan baik wajib pajak maupun
pejabat pajak,sehingga memajukan keberatan. Sifat sengketa pajak,pada dasarnya
40
sengketa yang timbul di bidang hukum pajak. Bukan bersumber pada hukum
admnistasi Negara maupun hukum perdata. Sehingga ada anggapan bahwa
sengketa pajak,adalah bahagian dari sengketa tata usaha Negara, karena mereka
beranggapan hukum pajak itu merupakan bagian dari urusan Negara. Yang
disengketakan dalam pajak,adalah pajaknya sendiri,bukan ketetapannya. Jadi
diadili bukan pada peradilan tata usaha Negara, tetapi di peradilan pajak.
Berakhirnya sengketa pajak,pada dasarnya ada dua hal yaitu:
1. Sengketa itu ditarik kembali oleh pihak yg merasa keberatan,dalam arti
kata ada perdamaian.
2. Wajib Pajak menarik gugatannya.
Di dalam hukum pajak,bahwa sengketa pajak dapat menggunakan acara cepat.
Tetapi tidak semua dapat menggunakan acara cepat, yaitu :
1. Sengketa pajak tertentu.
Contoh : ada suatu sengketa masuk ke pengadilan pajak wajib
diselesaikan. Penagihan secara paksa yang dilakukan oleh pejabat pajak
dengan melakukan penyitaan yang bukan milik Wajib Pajak,tapi milik
pihak ketiga.
2. Gugatan tidak diputus dalam jangka waktu 6 bulan sejak surat gugatan
diterima.
Ada batas waktu sengketa pajak di pengadilan pajak, beda dengan
pengadilan umum.
41
3. Putusan pengadilan pajak tidak memuat salah satu syarat materil suatu
putusan.
Di dalam suatu putusan ada syarat syarat yang harus dipenuhi oleh hakim
dalam sengketa pajak. Syarat syarat seperti harus berkepala “Demi
keadilan atas ketuhanan yg maha Esa”.
4. Terdapat kesalah tulis dan/atau kesalahan hitung dalam putusan
pengadilan pajak
5. Sengketa berdasarkan pertimbangan hukum bukan merupakan wewenang
pengadilan pajak.
2.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk
keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2014).
2.7.1 Studi Pustaka
Menurut Nazir (2014) metode studi pustaka adalah teknik survey terhadap
data yang telah ada dengan menggali teori–teori yang telah berkembang dalam
bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode–metode serta teknik
penelitian baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang
telah pernah digunakan oleh peneliti–peneliti terdahulu.
Pengumpulan data dan informasi yang telah ada dengan menggali teori–teori
yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkaitan dengan penulisan
penelitian ini.Dalam hal ini penulis mendapatkan sumber–sumber teori dari
referensi perpustakaan.
42
2.7.2 Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (Panduan Wawancara)
(Nazir,2014)
2.7.3 Observasi
Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpulan
data terhadap gejala/peristiwa yang diselidiki pada objek penelitian.
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung
adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan
alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2014).
Jadi observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan langsung
terhadap objek yang ada pada instansi terkait untuk mendapatkan data–data yang
diperlukan.
2.7.4 Studi Literatur
Menurut Nazir (2014), studi literature merupakan kegiatan merupakan
kegiatan menelusuri literature yang ada serta menelaahnya secara tekun. Dengan
mencari sumber data sekunder yang mendukung penelitian, serta mengetahui
sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian yang telah
berkembang, sampai kemana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang
pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh.
43
2.8 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem adalah sebuah proses pengembangan
terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode, praktik terbaik,
barang siap kirim, dan perangkat terotomatisasi yang akan digunakan oleh para
pengembang sistem dan maajer proyek untuk mengembangkan secara
berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Yuni
Sugiarti, 2010)
Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi adalah siklus
hidup pengembangan sistem Sistem Development Life Cycle (SLDC). Menurut
Whitten et al. (2007) SDLC adalah pemfaktoran umur hidup sebuah sistem
informasi ke dalam dua tahap , (1) pengembangan sistem dan (2) operasi dan
perawatan sistem pertama yang akan dibangun dari ulang untuk digunakan dan
dilakukan perawatan berkala. Menurut Dennis Barbara (2013) semua rancangan
pengembangan sistem pada dasarnya mengikuti proses dasar yang sama, disebut
Sistem Development Life Cycle (SDLC). SDLC dimulai dengan planning
(perencanaan), analysis (analisis), design (perancangan), dan implementation
(implementasi)
1. Planning (perencanaan)
Tim proyek mengidentifikasi nilai bisnis yang ada dalam sistem,
melakukan kelayakan analisis, dan perencanaan proyek.
2. Analysis (Analisis)
Tim mengembangkan strategi analisis, pengumpulan informasi, dan
membangun satu set model analisis.
44
3. Design (Perancangan)
Tim mengembangkan physical design, architecture design, interface
design, database and file specifications ,dan program design
4. Implementation (implementasi)
Pada tahap ini sitem dibangun, diinstall, dan dilakukan perawatan
2.8.1 Model Pengembangan Sistem RAD
2.8.1.1 Pengertian RAD
Rapid applicationdevelopment(RAD) atau rapid
prototypingadalahmodelproses
pembangunanperangkatlunakyangtergolongdalamteknikincremental(bertingkat).
RADmenekankanpada sikluspembangunanpendek,singkat,dancepat.Waktuyang
singkatadalahbatasanyangpentinguntukmodelini.Rapidapplication development
menggunakanmetode iterative (berulang) dalammengembangkansistem dimana
workingmodel (model bekerja)sistem dikonstruksikandiawal tahap
pengembangan dengan tujuanmenetapkan kebutuhan (requirement) user dan
selanjutnya disingkirkan.Working model digunakankadang-kadangsajasebagai
basisdesaindan implementasisistem final.
Rapid Application Development (RAD) adalah strategi siklus hidup yang
ditujukan untuk menyediakan pengembangan yang jauh lebih cepat dan
mendapatkan hasil dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hasil
yang dicapai melalui siklus tradisional (McLeod, 2012). RAD merupakan
gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan
teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application untuk
45
mempercepat pengembangan sistem/aplikasi (Bentley, 2014).Dari definisi-
definisi konsep RAD ini, dapat dilihat bahwa pengembangan aplikasi dengan
menggunakan metode RAD ini dapat dilakukan dalam waktu yang lebih cepat.
Pemaparan konsep yang lebih spesifik lagi dijelaskan oleh Pressman
(2012) dalam bukunya, “Software Engineering: A Practition’s Approach”. Ia
mengatakan bahwa RAD adalah proses model perangkat lunak inkremental yang
menekankan siklus pengembangan yang singkat. Model RAD adalah sebuah
adaptasi “kecepatan tinggi” dari model waterfall, di mana perkembangan pesat
dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Jika
tiap-tiap kebutuhan dan batasan ruang lingkup projek telah diketahui dengan
baik, proses RAD memungkinkan tim pengembang untuk menciptakan sebuah
“sistem yang berfungsi penuh” dalam jangka waktu yang sangat singkat. Dari
penjelasan Pressman (2012) ini, satu perhatian khusus mengenai metodologi
RAD dapat diketahui, yakni implementasi metode RAD akan berjalan maksimal
jika pengembang aplikasi telah merumuskan kebutuhan dan ruang lingkup
pengembangan aplikasi dengan baik.
Sedangkan menurut Kendall (2013), RAD adalah suatu pendekatan
berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode
pengembangan serta perangkat-perangkat lunak.RAD bertujuan mempersingkat
waktu yang biasanya diperlukan dalam siklus hidup pengembangan sistem
tradisional antara perancangan dan penerapan suatu sistem informasi.Pada
akhirnya, RAD sama-sama berusaha memenuhi syarat-syarat bisnis yang berubah
secara cepat.
46
(Sumber: Kendall, 2013)
Fase dan Tahapan Pengembangan Aplikasi
Menurut Kendall (2012), terdapat tiga fase dalam RAD yang melibatkan
penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan.
Adapun ketiga fase tersebutrequirements planning (perencanaan syarat-syarat),
RAD designworkshop (workshop desain
RAD),Implementation (implementasi). Sesuai dengan metodologi RAD menurut
Kendall (2013), berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan aplikasi dari tiap-
tiap fase pengembangan aplikasi.
1. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk
megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-
tujuan tersebut.Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-
Gambar 2. 1 Siklus RAD ( Kendall, 2013)
47
masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa
mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu
tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2012)
2. RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa
digambarkan sebagai workshop.Penganalisis dan dan pemrogram dapat
bekerja membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola
kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan selama
beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan.
Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada
dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan
respon pengguna.Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang
atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif
ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi
(Kendall, 2012).
3. Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna
secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan
nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-
sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem
diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2012)
48
2.8.1.2 Tujuan RAD
Dengan menggunakan RAD, terdapat beberapa tujuan berikut ini yang
akan dapat dicapai secara bersama sama yaitu (Agustinus, 2012) :
a. Kemungkinan terjadi kesalahan yang kecil, karena pihak pengembang
tidak mempunyai hak untuk mengubah komponen komponen yang
digunakan dalam mengembangkan suatu sistem.
b. Tingkat kepuasan konsumen yang tertinggi, karena kebutuhan kebutuhan
sekunder dari konsumen harus dikorbankan supaya suatu sistem dapat
diselesaikan sesuai jadwal.
c. Biaya pengembangan yang termurah, karena dengan menggunakan
komponen yang sudah ada dapat menyebabkan biaya yang lebih besar
apabila dibandingkan dengan mengembangkan komponen sendiri.
2.8.1.3 Keuntungan RAD
Menurut Agitia (2013) ada beberapa keuntungan dalam menggunakan
metoode RAD adalah sebagai berikut :
a. Membeli sistem yang baru memungkinkan untuk lebih menghemat biaya
ketimbang mengembangkan sendiri.
b. Proses pengiriman menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan proses
pembuatan lebih banyak menggunakan potongan potongan script.
c. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype, sehingga
user lebih mengerti akan sistem yang dikembangkan.
d. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang
pada saat yang bersamaan.
49
e. Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan
wizard.
f. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim
secara keseluruhan.
g. Mampu meminimalkan kesalahan kesalahan dengan mengunakan dengan
menggunakan alat alat bantuan (CASE Tools).
Menurut whitten et al. (2012) RAD (Rapid Application Development)
mempunyai beberapa kelebihan sebagai suatu metodologi dalam pengembangan
sistem. Kelebihan yang bisa didapatkan dengan penggunaan RAD (Rapid
Application Development) sebagai metodologi dalam pengembangan sistem, yaitu
:
1. Pengguna lebih aktif dengan manajemen perusahaan bekerja berpartisipasi
yang saling merespon dengan menggunakan model prototype sistem yang
dibuat.
2. Proyek-proyek memiliki visibilitas dan dukungan lebih tinggi karena
keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses.
3. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang baik dalam
membangun berbasis perangkat lunak karena bekerja sesuai dengan
kebutuhan.
4. Error cenderung terdeteksi lebih awal karena menggunakan prototype
dalam proses pengembangan perangkat lunak.
5. Pendekatan dasarprototype terdapat pengujian dan pelatihan.
50
6. Pendekatan yang berulang ulang adalah proses yang lebih alami karena
perubahan adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.
2.8.1.4 Kelemahan RAD
Menurut Shalahuddin (2013) Model RAD memiliki kelemahan sebagai
berikut:
1. Untuk pembuatan sistem perangkat lunak dengan sekala besar maka
model RAD akan memerlukan sumber daya manusia yang cukup besar
untuk membentuk tim yang mengembangkan komponen -komponen.
2. Jika tidak ada persetujuan untuk mengembangkan perangkat lunak
secara cepat (rapid) maka proyek dalam model ini akan gagal karena
hanya akan bingung mendefinisikan kebutuhan pelanggan atau user.
3. Jika sistem perangkat lunak yang akan dibuat tidak bisa dimodulkan
(bagi bagi menjadi beberapa kompunen) makan model RAD tidak
dapat digunakan untuk membuat sistem perangkat lunak ini karena
terlalu banyak campur tangan antar tim
4. Model RAD tidak cocok digunakan untuk sistem perangkat lunak yang
memiliki resiko teknis sangat tinggi, misalnya menggunakan teknologi
baru yang belum banyak dikenal dan dikuasai pengembang
2.9 Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang
baik, yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data
dan prosedur untuk mendukung operasi sistem.
51
(Menurut Jogiyanto. HM, 2013), dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem,
Perancangan Sistem dapat diartikan sebagai berikut:
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
5. Yang dapat berupa penggambaran perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi.
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen perangkat keras
dari suatu sistem.
2.10 UMLDiagram
UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang
berdasarkan grafik atau gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasi,
membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software
berbasis OO (Object Oriented). UML sendiri juga memberikan standar penulisan
sebuah sistem blue print, yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-
kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema database dan komponen-
komponen yang diperlukan dalam sistem software.
A. Use Case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara
sistem dengan sistem eksternal dengan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis
52
menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa
pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten et al, 2007).
Dalam use case diagram memiliki pemodelan sebagai berikut (Whitten et al,
2007):
1. Use case
Use case merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling
terkait (scenario), baik otomatis maupun secara manual.
2. Actor(Pelaku)
Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem
untuk pertukaran informasi.
3. Relationship(Hubungan)
Pada use case diagram, relationship digambarkan sebagai sebuah garis
antara dua simbol. Pemaknaan relationship berbeda-beda tergantung
bagaimana garis tersebut digambar dan tipe simbol apa yang digunakan
untuk menghubungkan garis tersebut. Berikut ini adalah perbedaan di
antara relationship yang ada pada sebuah use case diagram:
a. Association
Association merupakan relationship antara actor dengan usecase
dimana terjadi interaksi di antara mereka.
b. Extends
Extends use case merupakan use case yang terdiri dari langkah
yang terekstraksi dari use case yang lebih kompleks untuk
menyederhanakan masalah dan karena itu memperluas fungsinya.
53
c. Include
Includeuse case merupakan pemanggilan use case oleh use case
lain atau untuk menggambarkan suatu use case termasuk di dalam
use case lain.
Tabel 2. 1 Simbol-Simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013)
Notasi Keterangan
Actor, orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Use Case, fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor,
biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di
awal frase nama use case.
Association, merupakan penghubung antara actor
dengan use case.
Extends, digunakan untuk membuat use case baru
dengan menambahkan langkah-langkah pada use case
yang sudah ada.
Actor
Use Case
<<Extends>>
>
54
Includes,menunjukkan bahwa sebuah use case
merupakan bagian dari use case lainnya.
Boundary, merupakan suatu batasan sistem yang akan
dijalankan oleh user.
Berikut adalah contoh dari use case diagram.
Dalam pembuatan use case diagram terbagi kepada 4 (empat) fase yaitu:
a. Identifikasi Aktor
Yaitu menentukan siapa saja yang menjadi aktor yang berinteraksi
dengan sistem tersebut.
b. Identifikasi Use Case
Yaitu menentukan use case yang berada pada sistem.
c. Use Case Model Diagram
Yaitu membuat rancangan use case sistem dengan model gambar.
<<Include>>>
Gambar 2. 2 Contoh Gambar Usecase Diagram
55
d. Narasi Use Case
Yaitu menjelaskan use case secara tekstual mengenai interaksi dan
langkah apasaja yang dapat dilakukan antara sistem dengan
penggunanya.
B. Activity Diagram
Activity diagram adalah diagram aktivitas yang memodelkan langkah-
langkah proses atau kegiatan sistem. Diagram ini serupa dengan flowchart di
mana secara grafis diagram ini menggambarkan aliran sekuensial dari kegiatan
proses bisnis atau sebuah use case. Diagram ini berbeda dari flowchart dimana
diagram ini menyediakan sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan
yang tampak secara paralel (Whitten et al, 2012).
Tabel 2. 2 Simbol-simbol Activity Diagram (Sugiarti, 2013)
Simbol Deskripsi
Status awal ketika mengawali diagram.
Fork digunakan ketika berbagai
aktivitas terjadi bersamaan.
Action state (aksi) dalam kegiatan
sistem.
Decision (keputusan) digunakan untuk
menunjukan suatu kegiatan memenuhi
kondisi tertentu.
56
Status akhir ketika mengakhiri diagram.
Initiate activity Menunjukkan arah ke
action state berikutnya.
Gambar 2. 3 Contoh Model Activity Diagaram
Contoh gambar tersebut adalah activity diagram approve
permintaan pendapat pada Sistem pendapat BPK. Pada contoh
tersebut dijelaskankegiatan menyetujui atau tidak menyetujui
permintaan pendapat yang ada di dalam sistem informasi pendapat
BPK. Setelah aktor selesai mengubah status permintaan pendapat,
sistem akan menyimpan data permintaan pendapat.
57
C. Sequence Diagram
Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan
logika sebuah use case dengan cara menggambarkan interaksi
pesan diantara objek-objek dalam rangkaian waktu (Whitten et al,
2012).
Berikut adalah simbol - simbol yang ada pada sequence diagram:
Tabel 2. 3 Simbol-simbol Sequence Diagram (Raharjo, 2014)
Simbol Keterangan
Boundary biasanya berupa tepi
dari sistem, seperti user
interface atau suatu alat yang
berinteraksi dengan sistem lain
Control merupakan elemen
yang mengatur aliran dari
informasi untuk sebuah
scenario. Perilaku bisnis
umumnya diatur oleh objek ini
Entity biasanya elemen yang
bertanggung jawab
menyimpan data atau
informasi. Ini dapat berupa
model objek
58
Merepresentasikan entitas
yang berada di luar sistem,
mereka bisa berupa manusia,
atau perangkat sistem lain.
Relasi ini digunakan untuk
memanggil operasi atau
metode yang dimiliki oleh
suatu objek. Message
mengharuskan kita
menyelesaikan proses baru
kemudian memanggil proses
berikutnya.
59
D. Class Diagram
Yaitu gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu
sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah
sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten
& Bentley, 2007).Class diagram memiliki atribut dan operasi
(metode).Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki
oleh suatu kelas.Operasi (metode) adalah fungsi-fungsi yang
dimiliki oleh suatu kelas.
Gambar 2. 4 Contoh Model Sequence Diagarm
60
Tabel 2. 4 Simbol-simbol Class Diagram (Sugiarti, 2013)
Simbol Keterangan
Attribute adalah properti dari sebuah class.
Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin
ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin
mempunyai nol atau lebih attribute.
Association, dapat diartikan sebagai relasi.
Digambarkan sebagai garis lurus antara dua kelas.
Namun tidak berarti bahwa kelas satu memiliki
kelas yang lain, tetapi kelas yang lain dapat berelasi
juga dengan kelas yang sama.
Generalization, menggambarkan hubungan khusus
dalam objek anak/child yang menggantikan objek
parent/induk.
Agregation, hubungan yang menyatakan “bagian
dari”, “bagian keseluruhan” atau “terdiri atas”.
Suatu class atau objek mungkin atau bisa dibagi
menjadi class atau objek tertentu, dimana class atau
objek yang disebut kemudian merupakan bagian
dari class atau objek yang terdahulu
61
Pada objek class, setiap atribut dan operasi dapat memiliki salah satu dari
sifat visibilitas berikut ini:
Tabel 2. 5 Sifat Visibilitas pada Objek Class
Notasi Nama Keterangan
# Protected Hanya dapat dipanggil oleh class yang
bersangkutan dan anak-anak yang
mewarisinya
- Private Tidak dapat dipanggil dari luar class yang
bersangkutan, hanya dapat dipakai dalam
Gambar 2. 5 Sifat Visibilitas pada Objek Class
62
class yang bersangkutan
+ Public Dapat dipanggil oleh siapa saja
Hubungan antar objek dalam class terdapat multiplisitas, yang menunjukkan
jumlah suatu objek yang bisa berhubungan dengan objek lain antara lain (Sugiarti,
2013):
- 1 (pasti 1),
- 0...1 (nol atau satu), 0...* (nol atau lebih) atau 1...* (satu atau
lebih),
- Tidak ada batasan (bisa 0, 1, ..., n),
- Biasanya didefinisikan batas bawah dan atas, kecuali untuk
yang pasti bernilai 1.
Dari contoh class diagram di atas dapat diambil contoh
hubungan antar class yang dihubungkan garis asosiasi dengan
nilai multiplisitas many to many (*: 1...*), sebagai berikut :
Gambar 2. 6 Contoh Hubungan Asosiasi dalam class diagram
63
E. Mapping Class Diagram
Tahap selanjutnya yaitu melakukan mapping class diagram dengan
menggunakan Mapping Problem Domain Object to an RDBMS Format, dengan
tujuan untuk mengoptimalkan database yang terbentuk sehingga tidak ada tabel
yang mengalami redudansi pada saat pemanggilan data.
Menurut Dennis Barbara (2010) cara memetakan problem domain object
dalam class diagram ke format RDBMS (Relational Database Management
System) ada 8 (delapan) tahapan, yaitu:
1. Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel RDBMS.
Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa subclass langsung,
petakan juga ke dalam tabel RDBMS.
2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel.
3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program.
4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan
kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu,
menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk
kedua sisi yang berhubungan.
5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many dari tabel
yang asli ke tabel yang baru.
6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif
baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan
primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang baru,
yaitu menambahkan foreign key ke tabel.
64
7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy
primary key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru pada
tabel yang memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*) yang dapat
menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign
key ke tabel multi-valued.
8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass
sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan
asosiasi yang baru dari subclass ke superclass harus 1..1. Jika superclass
konkret, yaitu mereka dapat menginisiasi sendiri, maka multiplicity dari
superclass ke subclass adalah 0..*, jika tidak konkret hubungannya
adalah 1..1. Selanjutnya, Exclusive-or (XOR) harus ditambahkan ke
dalam asosiasi.Lakukan langkah ini untuk setiap superclass.Atau,
sesuaikan inheritance dengan menyalin atribut superclass ke semua
subclass dan hapus superclass dari desain.
F. Schema Database
Skema database yang dihasilkan merupakan RDBMS
(Relational Database Management System) yang diperoleh dari
proses mapping class yang telah optimal, disertai dengan
pemetaan primary key yang menjadi forign key pada tabel lain
yang memiliki relasi.
Menurut Fathansyah (2012), RDBMS secara sederhana dapat
diartikan sebagai suatu sistem dimana data dilihat oleh
65
penggunanya hanya sebagai tabel dan operator yang digunakan
oleh pengguna. Berikut adalah contoh dari schema database:
G. Spesifikasi Database
Menurut Fathansyah (2012), spesifikasi basis data menggambarkan
struktur data fisik pada suatu sistem atau aplikasi. Spesifikasi basis
data menyajikan bagaimana penyimpanan data dilakukan di
software basis data.Bentuk dari spesifikasi basis data sendiri secara
umum berupa tabel yang menyajikan informasi field untuk seluruh
tabel yang digunakan. Informasi field yang ditampilkan antara lain
namafield, tipe field, panjang field dan field yang menjadi field
kunci (primary key).
Tabel 2. 6 Tabel Spesifikasi Database
Penjelasan:
Berdasarkan contoh tabel spesifikasi database di atas, dapat
dijelaskan bahwa setiap variabel dari masing-masing field
memiliki tipe data yang berbeda. Sebagai contoh, field dengan
nama id_user, memiliki tipe data integer dan panjang field = 4,
artinya variabel tersebut hanya dapat menerima input bilangan
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_user Int 4 Primary Key pegawai
Username Varchar 20 Usernameuser
Password Varchar 20 Passworduser
Id_level Int 1 Foreign Key
Id_pegawai Int 4 Foreign Key
66
bulat dan tidak bisa menerima input huruf (teks) dan memiliki
panjang 5 digit yaitu dari angka 0 sampai dengan angka 9999.
Sedangkan variabel yang mempunyai tipe data char dapat
menerima input berupa teks dan bilangan.
H. Matrix CRUD
Menurut Whitten & Bentley (2007) Data to location CRUD
(Create, Read, Update, Delete) matrix adalah matriks yang
digunakan untuk memetakan kebutuhan data pada lokasi dalam
system.
Tabel 2. 7 Contoh Matrix CRUD
Location
Admin
Auditorat
Dit. EPP
Ditama
Revbang
Attribut
Pegawai
Id_pegawai CRUD R R R
NIP CRUD R R R
Nama_pegawai CRUD R R R
Tempat_lahir CRUD R R R
Tgl_lahir CRUD R R R
Alamat_pegawai CRUD R R R
Nomor_tlp CRUD R R R
Email CRUD R R R
Jabatan CRUD R R R
67
Penjelasan:
Pada tabel contoh matrix CRUD di atas, terdapat baris location
dan kolom atribut.Baris location terdapat pengguna sistem
sedangkan attribut terdapat data.Baris dan kolom
menggambarkan matriks hubungan CRUD (Create, Read,
Update, Delete).
C (Create): yang berarti membuat sebuah data baru, contoh kita
sedang melakukan registrasi disebuah web itu sudah merupakan
Create dari CRUD karena kita membuat dan menyimpan data
registrasi ke database.
R (Read): Membaca atau menampilkan suatu data yang tadinya
berada didatabase MySQL misalnya, kemudian ditampilkan di
WEB menggunakan bahasa pemrograman Php
U (Update): nah untuk yang satu ini prosesnya adalah mengedit
sebuah data dari database yang kemudian di edit menggunakan
bahasa pemrograman Php berupa WEB. Contoh edit profil
facebook.
D (Delete): Pastinya Anda tahu fungsinya apa bukan?
Fungsinya hampir sama dengan Update akan tetapi proses ini
adalah untuk melakukan penghapusan data di database melalui
bahasa Php.
4. Perancangan User Interface
68
Yaitu merancang gambaran tampilan dari sistem yang akan
dikembangkan. Pada perancangan interface ini terdiri dari dua, yaitu
perancangan struktur menu dan perancangan layout.
2.10.1 Implementasi (Implementation)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan
para pengguna secara intens selama workshop dan merancang
aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan.Segera setelah
aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan
disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba
dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).
Tahap ini terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap
pengimplementasian sistem ke dalam bahasa pemrograman
(coding) dan tahap black box testing oleh beberapa owner,
analyst dan developer dengan tujuan apakah sistem yang
dibangun sudah berjalan dengan baik pada saat
pengoperasiannya atau masih terdapat kesalahan (error).
a. Pemrograman (Coding)
Menurut Whitten.et.al (2007), tujuan fase konstruksi
adalah untuk membangun dan menguji sebuah sistem
fungsional yang memenuhi persyaratan bisnis dan desain dan
untuk mengimplementasi antarmuka sistem yang baru. Aspek
utama dari fase ini ialah pemrograman sistem.
b. Black Box Testing
69
Yaitu tahap uji coba terhadap aplikasi atau software
yang telah dibangun.Adapun metode yang digunakan dalam
testing ini yaitu dengan black box testing.
Menurut Pressman (2012), pengujian black box disebut
juga pengujian behavioral, yang berfokus pada kebutuhan
fungsional software. Black box mencoba untuk menemukan
kesalahan dalam kategori berikut : (1) fungsi-fungsi yang
tidak benar atau hilang, (2) kesalahan interface, (3) kesalahan
dan struktur data atau akses database eksternal (4) kesalahan
kinerja atau tingkah laku dan (5) inisialisasi dan kesalahan
terminasi.
Pada penelitian ini metode black box testing yang
digunakan adalah equivalence partitioning. Equivalence
partitioning adalah metode pengujian black box yang
membagi domain input dari program ke dalam kelas data dari
kasus uji yang dapat diturunkan (Pressman, 2010). Pengujian
black box dilakukan dengan mengamati hasil eksekusi
melalui tabel data uji dan memeriksa fungsional dari aplikasi
yang telah dibangun, tanpa mengetahui apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses detailnya.
Kelebihan Black Box testing:
1. Black box testing dapat menguji keseluruhan
fungsionalitas perangkat lunak.
70
2. Black box testing dapat memilih subset test yang secara
efektif dan efisien dapat menemukan cacat. Dengan cara
ini black box testing dapat membantu memaksimalkan
testing investment.
3. Menguji program dari sudut pandang user.
Kekurangan Black Box Testing:
1. Ketika tester melakukan black box testing, tester tidak
akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah
benar-benar lolos pengujian.
2. Pengujian yang tidak efisien karena Software tester
memiliki pengetahuan yang terbatas tentang program.
2.11 Konsep Analisis dan Desain Sistem Informasi
2.11.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem Informasi
Analisis Sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan sebuah sistem menjadi bagian- bagian komponen dengan
tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut
bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka.
Sedangkan menurut Whitten et al (2012), sistem desain adalah sebuah
teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan Analisis
Sistem) yang merangkai kembali bagian-baagian relatif pada sistem yang
diperbaiki.Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan dan perubahan
bagian-bagian relatif pada sistem aslinya.
71
2.11.2 Pendekatan Analisis Sistem
Menurut Whitten et al (2012), analisis sistem merupakan
pemecahan dari suatu masalah, banyak pendekatan dalam menghadapi
masalah, oleh karena itu analisis Sistem mempunyai beberapa
pendekatan masalah. Berikut ini adalah pendekatan masalah dari
Analisis Sistem:
1. Analisis Terstruktur (Structured Analysis)
Analisis Terstruktur merupakan sebuah teknik model-driven dan
berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem
yang ada, mendefinisikan persyaratan-peryaratan bisnis untuk
sebuah sistem baru, atau keduanya.
2. Teknik Informasi (Information Engineering)
Merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada data,
tetapi sensitif pada proses. Teknik ini digunakan untuk
merencanakan, menganalisa dan mendesain Sistem
Informasi.Model-model ini adalah gambaran yang
mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses sistem.
3. Discovery Prototyping
Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna
dengan membuat para pengguna dengan membuat para pengguna
bereaksi pada implementasi quick end dirt (bijaksana dan efektif
72
tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan)
persyaratan-persyaratan tersebut.
4. Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis)
Analisis Berorientasi Objek adalah sebuah teknik yang
mengintegrasikan data dan proses ke dalam konstruksi yang disebut
object. Model-model OOA (Object Oriented Analysis) adalah
gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari
berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi
objek-objek.
2.11.3 Analisis dan Desain Berorientasi Obyek (Object Oriented Analisis and
Design)
Object Oriented Analysis and Design merupakan kumpulan
peralatan dan teknik untuk pengembangan sistem yang akan
memanfaatkan teknologi objek untuk mengkostruksikan sebuah sistem
dan perangkat lunaknya. Teknik analisis berorientasi objek merupakan
alat terbaik yang dapat di gunakan untuk sebuah proyek yang akan
mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek
untuk membangun, mengelola dan merakit objek-objek itu menjadi
aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan
penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda
dengan teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data
dan pemodelan proses (Whitten et al, 2007).
73
2.11.4 Object OrientedAnalysis (OOA)
Object Oriented Analysis adalah pendekatan pemodelan objek
selama analisis dan desain sistem (Whitten et al, 2012). Sebuah teknik
yang model-driven yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam
konstruksi yang disebut objek. Model-model OOA adalah gambar-
gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai
macam perspektif seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek
(Whitten et al, 2012). Pendekatan yang digunakan OOA (Whitten et
al, 2007) adalah:
a. Mempelajari objek yang sudah ada untuk mengetahui apakah
mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian
baru.
b. Menentukan suatu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan
digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi
komputasi bisnis yang sangat berharga.
2.11.5 Object Oriented Design (OOD)
Object Oriented Design adalah sebuah pendekatan yang
digunakan untuk menentukan solusi perangkat lunak khususnya pada
objek yang berkolaborasi, atribut dan metode mereka (Whitten et al,
2012).
74
2.11.6 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek
Analisis sistem berorientasi objek di dasarkan beberapa konsep.
Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem
dan proses pengembangannya (Whitten et al, 2012).
a. Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau
dirasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku
mengenai sesuatu itu.
b. Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interest tentang
sebuah objek.
c. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau
kejadian dan juga nilai untuk atribut dari objek.
d. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat di lakukan
oleh objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada
data objek (atau atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku
objek merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi (istilah ini di
gunakan berganti-ganti di sepanjang buku ini).
e. Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu
unit.
2.11.7 Hubungan Antara Object dan Class
Object atau Class Relationship adalah asosiasi bisnis yang ada
di antara satu atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah
kejadian minimum dan maksimum dari satu objek/kelas untuk satu
kejadian tunggal dari objek/kelas yang terkait.Aggregation adalah
75
sebuah hubungan di mana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi
satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas “part” yang
lebih kecil adalah bagian agregasi di mana “whole”
bertanggungjawab atas pembuatan dan perusakan “bagian-bagian”.
Jika “whole” rusak, maka “part” juga akan rusak (Whitten et al,
2012).
2.12 Tools Pengembangan Sistem
2.12.1 Flowchart
Menurut Yatini (dalam Novia Widyaningsih, 2014), flowchart
adalah representasi grafis dan langkah-langkah yang harus diikuti
dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri dari
sekumpulan simbol, dimana masing-masing simbol merepresentasikan
kegiatan tertentu.Flowchart menolong analis dan programmer untuk
memecahkan masalah ke dalam segmen-segmen yang lebih kecil dan
menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif dalam
pengoperasian.
Flowchart diawali dengan penerimaan input dan diakhiri dengan
penampilan output. Flowchart adalah suatu gambaran yang
menjelaskan urutan pembacaan data, pemrosesan data, pengambilan
keputusan terhadap data dan penyajian hasil pemrosesan
data.Flowchart terbagi dalam lima jenis, yaitu:
1. Flowchart Sistem
76
Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang
sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan
menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem.
2. Flowchart Dokumen
Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Kegunaan
utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem
dari satu bagian ke bagian lain, baik bagaimana alur form dan
laporan diproses, dicatat dan disimpan.
3. Flowchart Skematik
Hampir sama dengan flowchart sistem, tapi flowchart skematik
tidak hanya menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral,
form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
Kegunaan flowchart ini sebagai alat komunikasi antara analis
sistem dengan seorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol
flowchart konvensional.
4. Flowchart Program
Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem dan
merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap
langkah program atau prosedur sesungguhnya
dilaksanakan.Flowchart ini digunakan programmer untuk
menggambarkan urutan instruksi dari program
komputer.Sedangkan seorang analis menggunakan flowchart ini
77
untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu
prosedur.
5. Flowchart Proses
Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang
memecahkan dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam
suatu prosedur atau sistem.
Flowchart yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada
pedoman penyusunan Standard Operating Procedures (SOP)
Administrasi Pemerintahan yang ditetapkan KEMENPAN
(Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara).
Standard Operating Procedures (SOP) merupakan serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan (Kemenpan, 2012).
Adapun notasi flowchart yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. 8 Tabel Simbol pada Flowchart
Simbol Keterangan
Terminator, digunakan untuk menandai awal dan
akhir dari suatu flowchart. Simbol ini biasanya
diberi label “Mulai” dan “Selesai”.
Input-Output, digunakan untuk mempresentasikan
fungsi I/O yang membuat sebuah data dapat
78
Arah aliran, digunakan untuk menghubungkan
setiap langkah dalam flowchart dan menunjukkan
ke mana arah aliran diagram. Anak panah ini
mempunyai arah kiri, kanan, atas, bawah.
Konektor On Page, digunakan untuk
menghubungkan satu langkah dengan langkah lain
dalam satu halaman.
diproses (input) atau ditampilkan (output).
Pencabangan/Keputusan, digunakan untuk
melakukan pencabangan, yaitu pemeriksaan
terhadap suatu kondisi. Dalam simbol ini, kita
menuliskan keadaan yang harus dipenuhi. Hasil
pemeriksaannya adalah “Ya” atau “Tidak”. Jika
pemeriksaan menghasilkan keadaan “Benar” maka
jalur yang harus dipilih berlabel “Ya” dan jika
pemeriksaan menghasilkan keadaan “Salah” maka
jalur yang harus dipilih berlabel “Tidak”.
Proses/Penugasan, digunakan untuk kegiatan
pemrosesan input, pada simbol ini kita dapat
menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada
input, maupun operasi lainnya, penulisan dapat
dilakukan satu persatu maupun keseluruhan.
79
Konektor Off Page, digunakan untuk
menghubungkan suatu langkah dengan langkah
lain dalam halaman yang berbeda.
Preparasi/Persiapan, digunakan untuk proses
inisialisasi/pemberian harga awal (misalnya dalam
melakukan iterasi).
2.12.2 Rich Picture
Menurut Valente dan Marchetti (dalam Novia Widyaningsih,
2014), rich picture merupakan pengetahuan tentang domain dan harus
membimbing para pengembang sistem selama fase awal definisi dan
konstruksi prototipe sistem.
Penciptaan rich picture adalah kegiatan awal desain, tahap
dimana pengembang sistem harus membingkai masalah untuk
menemukan solusi yang memadai, berfokus pada teknologi
berorientasi objek.
Menurut Mathiassen (dalam Khairunisa, 2013) rich picture
adalah sistem atau situasi dengan menggunakan gambar-gambar.
Gambaran keseluruhan dari orang, objek, proses, struktur dan masalah
pada keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan. Rich picture
juga merupakan gambaran informal yang mempresentasikan
pemahaman ilustrator terhadap situasi yang ada. Rich picture
memberikan deskripsi yang luas mengenai suatu situasi yang
80
memungkinkan adanya interpretasi yang berbeda-beda. Tahap ini
dilakukan untuk memperoleh pandangan menyeluruh terhadap situasi
dan berbagai cara orang menginterpretasikannya.m Notasi yang
dipakai dalam rich picture terdiri dari:
Penjelasan:
Contoh di atas menjelaskan sistem usulan melalui ilustrasi
gambar.Penggunaan simbol-simbol yang tepat untuk mewakili
objek tertentu memudahkan seseorang mengetahui dengan mudah
alur yang terjadi pada sistem usulan.
2.12.3 Unified Modelling Language (UML)
2.12.3.1 Sejarah UML
Menurut Whitten dan Bentley (2012), pada tahun 1994
Grady Boch dan James Rumbaugh bergabung untuk
menggunakan metode pengembangan berorientasi objek
dengan tujuan menciptakan sebuah standar proses untuk
Gambar 2. 7 Contoh Rich Picture
81
mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivan Jacobson
bergabung pada tahun 1995 dan mereka bertiga fokus
membuat suatu bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti
dari pendekatan atau metode objek standar.
2.12.3.2 Pengertian UML
Unified Modeling Language (UML) adalah satu
kumpulan konvensi pemodelan yang di gunakan untuk
menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software
yang terkait dengan objek (Whitten et al, 2012).
2.12.3.3 Tujuan UML
Menurut Didik (dalam Arini Wulandari, 2014) bahwa
tujuan utama UML adalah:
1. Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan
visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling
menukar model dengan mudah dan dimengerti secara
umum.
2. Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai
bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
3. Menyediakan produk-produk yang terdapat dalam
permodelan.
2.13 Konsep Basis Data
Berbicara tentang database, tidak lepas dari DBMS (Database
Management System) yang merupakan paket perangkat lunak yang
82
kompleks dan digunakan untuk mengakses dan memanipulasi database
(Jogiyanto, 2012).
2.13.1 Pengertian Basis Data (Database)
Database merupakan kumpulan file yang saling berhubungan.
Tetapi, database tidak hanya kumpulan file.Record di dalam tiap file
harus dapat dihubungkan dengan record di dalam file lain (Whitten,
2012).
Dalam manajemen database relational terdapat komponen
utama dalam konsep database (Whitten, 2012).
1. Field adalah unit terkecil data yang disimpan dalam database.
Unit terkecil data yang disimpan dalam database :
a. Primary key, yaitu field yang unik dan mengidentifikasi satu
record.
b. Secondary key, yaitu field yang mengidentifikasi sebuah
record atau bagian dari beberapa record yang terkait.
c. Foreign key, yaitu field yang menunjuk beberapa record pada
file lain.
d. Descriptive field, yaitu non-key field.
2. Record adalah kumpulan field yang diatur dalam format yang
predetermined (telah ditentukan).
a. Fixed-length record structures. Sebagian besar teknologi
database memaksakan struktur record fixed length, dalam
artian setiap instance record mempunyai field yang sama,
83
jumlah field yang sama dan ukuran logika yang sama. Akan
tetapi, beberapa sistem database akan mengkompresi field-
field dan niilai-nilai yang tidak digunakan untuk menghemat
ruang penyimpanan disk.
b. Variable-length record structures. Memperbolehkan record-
record pada file yang sama memiliki length yang berbeda.
3. File dan Tabel
File adalah kumpulan semua kejadian dari struktur record yang
ditentukan. Tipe-tipe dari file, yaitu :
a. File induk/master adalah file penting dalam sistem dan akan
tetap ada selama siklus hidup sistem informasi berputar.
b. File transaksi adalah file yang digunakan untuk merekam
data dari suatu transaksi yang terjadi.
c. File laporan adalah file yang berisi sistem informasi yang
akan ditampilkan.
d. File sejarah adalah file yang berisi data masa lalu yang sudah
tidak aktif lagi.
e. File pelindung adalah salinan dari file-file yang masih aktif di
database pada saat tertentu yang digunakan bila file database
rusak.
f. File kerja adalah suatu proses program secara sementara
karena memori komputer tidak mencukupi.
84
Sedangkan tabel adalah suatu kesatuan unit dari row / record
dengan atribut-atributnya (column).
2.13.2 Database Management System (DBMS)
Berbicara tentang database, tidak lepas dari DBMS (Database
Management System) yang merupakan paket perangkat lunak yang
kompleks dan digunakan untuk mengakses dan memanipulasi
database (Jogiyanto, 2012).
Menurut Connolly dan Begg (2012), DBMS adalah sistem
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menjelaskan,
membuat, memelihara dan mengatur akses ke database.
2.14 Aplikasi Dalam Perancangan
2.14.1 Hypertext Markup Language (HTML)
HyperText Markup Language (HTML) merupakan jenis
bahasa yang digunakan untuk membuat halaman website yaitu
dengan menggunakan tag-tag yang telah dideklarasikan pada
halaman notepad dan dapat saling berhubungan dengan dokumen
HTML yang lainnya yang sering dikenal dengan istilah link(Fauziah,
2014).
2.14.2 Personal Home Page (PHP)
2.14.2.1 Pengertian PHP
PHP merupakan kependekan dari kata Hypertext
Preprocessor. PHP tergolong sebagai perangkat lunak open
source yang diatur dalam aturan general purpose licences
85
(GPL). PHP dilekatkan pada script HTML atau sebaliknya
dan PHP dikhususkan untuk pengembangan web dinamis
(Suprianto, 2012).
2.14.2.2Kelebihan PHP
1. PHP memiliki tingkat akses yang lebih cepat
2. PHP memiliki tingkat lifecycle yang cepat sehingga
selalu mengikuti perkembangan teknologi internet
3. PHP memiliki tingkat keamanan yang tinggi
4. PHP mampu berjalan di beberapa server yang ada,
miaslnya Apache, Microsoft IIS, PWS, AOLServer,
phttpd, fhttpd dan Xitami.
2.14.3 MySQL
Menurut Yeni Kustiyahningsih (2012) Basis data adalah
sekumpulan informasi yang diatur agar mudah dicari.Dalam arti umum
basis data adalah sekumpulan data yang diproses dengan bantuan
komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan
tepat, yang dapat digambarkan sebagai aktivitas dari satu atau lebih
organisasi yang berelasi.
MySQL merupakan suatu database.MySQL dapat juga dikatakan
sebagai database yang sangat cocok bila dipadukan dengan PHP.Secara
umum, database berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk
menyimpan, mengklasifikasikan data secara profesional.MySQL
bekerja menggunakan SQL Language (Structure Query Language).Itu
86
dapat diartikan bahwa MySQL merupakan standar penggunaan
database di dunia untuk pengolahan data.
2.14.4 Astah Community
Astah Community adalah sebuah software yang berguna untuk
mengembangkan sebuah aplikasi dengan menggunakan UML
(Unified Modeling Language) seperti use case, activity diagram,
sequence diagram dan class diagram.
Gambar 2. 8 Aplikasi Astah Community
86
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam
merancang bangun sistem persuratan SKSP, diawali metode pengumpulan data ,
hingga sampai pada metode pengembangan sistem.
3.1 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian dalam tugas akhir ini, penelitian menggunakan data seperti
observasi, wawancara dan studi kepustakaan untuk mendapatkan data yang dapat
mendukung tugas akhir ini.
3.1.1 Observasi
Dalam Penelitian ini, peneliti secara langsung mengamati proses yang
terjadi di Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuanganyang beralamat di
Jalan Hayam Wuruk No.7, Jakarta Pusat 10120. Peneliti dilakukan pada seluruh
bagian TIK berserta bagian pengaduan dimaksud agar dapat mengetahui langsung
proses mengenai persuratan SKSP. Dalam melakukan observasi peneliti
membutuhkan waktu 1 bulan dari bulan Febuari sampai bulan Maret 2017.
Data yang diperoleh observasi ini meliputi
1. Profil dan struktur organisasi pengadilan pajak
2. Data dan dokumen yang mendukung terkait dengan kegiatan
persuratan
88
3. Sistem yang sedang berjalan pada tindak lanjut pengaduan/laporan
SKSP
3.1.2 Wawancara
Setelah melakukan observasi, tahap kedua dalam melakukan pengumpulan
data adalah melakukan wawancara terhadap Kepala bagian TIK yaitu Bapak
TeguhDarmono,S.Kom,M.T , Bapak Rio Mardianto Putra,S.E dan Ibu Sasvia
Julia Tunggadewi, S.I sebagaiKepala SubbagianPerencanaan dan Pengembangan
TIK. Metode wawancara yang digunakan adalah metode terstruktur. Tujuan dari
wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui prosedur dan
kegiatan pengolahan data yang selama ini dilakukan.Wawancara tersebut
dilakukan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang berhubungan dengan
persuratan di secretariat pengadilan pajak.Daftar pernyataan beserta jawabannya
terlampir dalam lampiran 2 padaSkripsi ini.
3.1.3 Studi Pustaka
Studi pustaka yang peneliti lakukan dalam peneliti ini adalah mengambil
referensi berupa data-data informasi yang dibutuhkan dari buku, hasil penelitian
sejenis ini dengan penelitian sistem informasi pemeriksaan yang akan dibuat, serta
jurnal-jurnal hasil penelitian dan situs internet. Dalam teknik ini peneliti
mengambil data-data dan informasi yang dijadikan landasan teori dan dasar dari
pembuatan sistem dan pendokumentasian sistem berdasarkan buku-buku yang
terdapat di perpustakaan yang berhubungan dengan rancang bangun system.
Adapun buku-buku tersebut yaitu buku Sistem Infomasi Konsep dan Aplikasi
yang ditulis oleh Agus Mulyanto, Perancang Basis Data yang ditulis oleh
89
Simarmata, Serta Analisis dan Desain Sistem Infomasi yang ditulis oleh
(Jogiyanto, H.M.) Adapun referensi lebih lengkap dalam pembuatan skripsi ini
dapat dilihat pada lembar Daftar Pustaka.
3.1.4 Studi Literatur
Peneliti membandingkan apakah literatur sebelumnya dapat membantu
dalam pengembangan sistem yang diusulkan.Selain itu peneliti juga
membandingkan apakah sistem yang dikembangkan memiliki kelebihan
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
Tabel 3. 1 Studi Literatur
No. Penulis dan
Judul
Metode Hasil
Penelitian
Kekurangan
1. Nurhayati
(2012)
Pengembangan
Sstem Informasi
Layanan
Persuratan (
Studi Kasus :
Kantor
Kelurahan
Bambu Apus
Kota Tangerang
Metode pengumplan
data terdiri dari
observasi, wawancara.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakanFAST (
Framework for the
application of system
thinking).
Menghasilkan
sistem yang
dapat
mengelola data
surat masuk
dan surat
keluar.
Tidak terdapat
penyajian
laporan
aktifitas
persuratan dan
system hanya
sebatas
pencatatan
surat masuk
dan keluar
90
Selatan
2. Rancang
Bangun Sistem
Pencatatan
Keaman Seksi
Sengketa
Konflik dan
Perkara (SSKP),
Univeristas
Kristen Satya
Wacana Christ
Rudianto
(2013).
Metode pengumplan
data terdiri dari
wawancara dan
dokumenter.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakan Adobe
Dreamweaver CS6
dan Metode prototype
Menghasilkan
sistem yang
dapat
mengelola data
surat masuk
dan surat
keluar.
Tidak terdapat
penyajian
laporan
aktifitas
persuratan dan
system hanya
sebatas
pencatatan
surat masuk
dan keluar.
3. Redha
Hidayatullah,
Sistem
Pengelolahan
data surat
masuk dan surat
keluar pada
badan
pengawasan
keuangan dan
Metode pengumplan
data terdiri dari
wawancara dan
dokumenter.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakan RAD
(Rapid Application
Development).
Menghasilkan
sistem yang
dapat
mengelola data
surat masuk
dan surat
keluar.
Tidak terdapat
penyajian
laporan
aktifitas
persuratan dan
system hanya
sebatas
pencatatan
surat masuk
dan keluar.
91
pembangunan
(BPKP)
Perwakilan
provinsi Aceh
4. Andi Darlianto,
2015 Sistem
Informasi
Pencatatan surat
masuk pada
kantor camat
kampir kiri
kabupaten
Kampar
provinsi Riau.
Metode pengumplan
data terdiri dari
observasi, wawancara
dan literatur sejenis.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakan RAD
(Rapid Application
Development).
Sistem ini
dibuat untuk
merancang
aplikasi
persuratan
untuk
mempermudah
proses
penyimpanan,
pengelolaan
serta pencarian
kembali
dokumen-
dokumen yang
dibutuhkan.
Tidak terdapat
penyajian
laporan dan
surat keluar
hanya input
surat masuk.
dokumen dan
system hanya
sebatas untuk
mempermudah
proses
penyimpanan,
pengelolaan
serta pencarian
kembali
dokumen-
dokumen yang
dibutuhkan.
5. Novika Diar Metode pengumplan Menghasilkan Tidak terdapat
92
Alifiyana, 2014.
Sistem
Informasi
Pengelolaan
Surat pada
Badan
Kesatuan
Bangsa dan
Politik Kota
Semarang.
Universitas
Dian
Nuswantoro
Semarang.
data terdiri dari
observasi, wawancara.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakanWaterfal
l.
sistem
yang dapat
mengelola
surat masuk
dan surat
keluar serta
memudahkan
dalam mencari
letak surat
yang telah
disimpan.
penyajian
laporan
aktifitas
persuratan dan
sistem hanya
sebatas
pencatatan
surat masuk
dan keluar.
6. Zulpriansyah
(2013)
Sistem
Informasi
Pengelolahan
dokumen
persuratan pada
badan hidup
provinsi
Metode pengumplan
data terdiri dari
wawancara dan
dokumenter.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakan RAD
(Rapid Application
Development).
Pengembangan
sistem ini
dikantor badan
lingkungan
hidup provinsi
hasil penelitian
sangat
mempermudah
karyawan data
Tidak terdapat
penyajian
laporan
aktifitas
persuratan dan
sistem hanya
sebatas
pencatatan
surat masuk
93
Sumatra selatan dokumen dan keluar.
7. Sri Ayu (2016)
Sistem
Informasi
pendataan surat
masuk dan surat
keluar pada
SMK Negeri 5
Tangerang “
Vol. 5, No. 2,
Maret 2016
Metode pengumplan
data terdiri dari
wawancara dan
dokumenter.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakan RAD
(Rapid Application
Development).
Menghasilkan
sistem yang
dapat
mengelola data
surat masuk
dan surat
keluar.
Tidak terdapat
penyajian
laporan
aktifitas
persuratan dan
system hanya
sebatas
pencatatan
surat masuk
dan keluar.
8. Arie Veronica
2014. Rancang
Bangun
Aplikasi
Pengelolahan
Surat Masuk
dan Surat
Keluar Pada
Sekolah
Menengah
Pertama Negeri
2 Nawangan
Metode pengumplan
data terdiri dari
observasi, wawancara
dan literatur sejenis.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakan RAD
(Rapid Application
Development).
Sistem ini
dibuat untuk
merancang
suatu aplikasi
yang
memudahkan
dengan
menerapkan
format
dokumen
,penyimpanan
dan distribusi
Tidak terdapat
penyajian
laporan
aktifitas
manajemen
dokumen dan
system hanya
sebatas untuk
mempermudah
proses
penyimpanan,
pengelolaan
94
dokumen
persuratan.
serta pencarian
kembali
dokumen-
dokumen yang
dibutuhkan.
9. Jati Sasongko,
Dwi Agus
Diartono 2012.
Jurnal
Teknologi
Informasi
Dinamik
semarang,
Vol.XIV, No.2
pada tahun
2012, ISSN :
0854 – 9524
Rancang
Bangun Sistem
Informasi
Manajemen
Surat
Metode pengumplan
data terdiri dari
observasi, wawancara
dan literatur sejenis.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakan RAD
(Rapid Application
Development).
Sistem ini
dibuat untuk
merancang
aplikasi
persuratan
untuk
mempermudah
proses
penyimpanan,
pengelolaan
serta pencarian
kembali
dokumen-
dokumen yang
dibutuhkan.
Tidak terdapat
penyajian
laporan
aktifitas
manajemen
dokumen dan
system hanya
sebatas untuk
mempermudah
proses
penyimpanan,
pengelolaan
serta pencarian
kembali
dokumen-
dokumen yang
dibutuhkan.
10. Elita Metode pengumplan Menghasilkan Tidak terdapat
95
Bakhtaruddin,
2013 Jurnal
Ilmu informasi
perpustakaan
dan kearsipan,
Vol 2 No.1 pada
tahun 2013
yang berjudul “
Penanganan
surat masuk dan
surat keluar di
sub bagian tata
usaha dan arsip
bagian
secretariat
daerah kota
pariaman
data terdiri dari
observasi, wawancara.
Kemudian metode
pengembangan sistem
menggunakanWaterfal
l.
sistem
yang dapat
mengelola
surat masuk
dan surat
keluar serta
memudahkan
dalam mencari
letak surat
yang telah
disimpan.
penyajian
laporan
aktifitas
persuratan dan
sistem hanya
sebatas
pencatatan
surat masuk
dan keluar.
Perbedaan Penelitianmembuat perbandingan dengan rancangan sebuah
sistem usulan yang mempunyai kelebihan berupa fitur-fitur yang dimiliki oleh
Sistem Informasi Persuratan SKSP Pada Sekretariat Pengadilan Pajak diantaranya
:
96
1. Sistem dirancang agar dapat terintegrasi dengan proses pengaduan surat
sengketa pajak.
2. Sistem Informasi Persuratan SKSP di lengkapi dengan sistem proses
persetujuan surat dalam satu sistem.
3. Sistem Informasi Persuratan SKSP dapat menyajikan laporan pendapat
persuaratan secara berkala.
Peneliti juga menjelaskan kekurangan dari rancangan sistem usulan yang
dimiliki oleh Sistem Informasi Persuratan SKSP diantaranya :
1. Sistem usulan dari Sistem Informasi Persuratan SKSP tidak mencakup
sistem otentifikasi dokumen dengan menggunakan tanda tangan digital
(digital signnature).
2. Sistem Informasi Persuratan SKSP hanya beroperasi melalui web browser.
3. Sistem Informasi Persuratan SKSP belum terfokus dalam segi keamanan
(security).
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan sistem yang digunakan untuk
mengembangkan sistem yang akan dirancang ini adalah metodologi
berorientasi objek dengan pendekatan Rapid Application Development
(Kenneth & Julie , 2010)serta dengan tools Unified Model
Language(Sugiarti, 2013). RAD merupakan sebuah strategi pengembangan
sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan
pengguna yang ekstensif dalam konstruktif, cepat, berulang dan bertambah
serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya
97
berkembang kedalam sistem final. Dalam pembuatan RAD terdapat
beberapa tahap pengembangan,yaitu:
3.2.1Fase Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning)
Merupakan tahap pertama dalam melakukan pengembangan sistem
pada metode Rapid Aplication development (RAD).Pada fase ini, peneliti
mengidentifikasi kebutuhan sistem yang terkait dengan rancang bangun
sistem informasi Persuratan SKSP.Tidak hanya itu, fase ini juga dapat
menentukan batasan-batasan untuk sistem yang dibuat, kendala, serta
alternatif masalah. Pada fase ini, peneliti melakukan interaksi secara
langsung pada pihak yang terkait dalam proses dari sistem yang berjalan
terutama dalam hal proses pemberian Persuratan SKSP. Fase ini terdiri dari
2 tahap yaitu:
1. Gambaran Umum Pengadilan Pajak , yaitu mengumpulkan data-
data informasi dasar untuk dapat mempermudah dalam identifikasi
sistem, diantaranya mengenai :
a) Profil Sekretariat Pengadilan Pajak
b) Struktur Organisasi
2. Analisis, yaitu menjabarkan tentang permasalahan yang terjadi pada
sistem yang sedang berjalan untuk memperbaiki sistem yang lama.
Penulis menggunakan rich picture dan flowchart dalam
menvisualisasi prosedur sistem yang sedang berjalan dan prosedur
sistem usulan. Dalam tahap analisis sistem ini terdapat tiga
tahapan, yaitu:
98
a) Problem Analysis, mempelajari bagaimana sistem persuratan
SKSP yang telah berjalan dan mendefinisikan masalah-
masalah yang terdapat di dalamnya.
b) Requirement Analysis, menganalisis kebutuhan apa saja yang
diperlukan dalam permasalahan sistem persuratan SKSP.
Tahapan dari requirementanalysissebagai berikut:
1. Membuat tabel analisis PIECES
Peneliti menganalisis persyaratan dengan mengacu pada
kerangka kerja PIECES yang disajikan pada tabel
perbandingan sistem berjalan dengan sistem usulan.
2. Menentukanfunctional requirements
Peneliti menjelaskan apa saja persyaratan mengenai
aktivitas dan layanan yang harus disediakan oleh sistem.
3. Menentukannonfunctional requirement
Peneliti menjelaskan persyaratan mengenai kualitas yang
harus dimiliki oleh sistem dengan mengacu pada hasil dari
analisis PIECES.
c) Decision Analysis, menentukan solusi yang akan digunakan
dalam mengatasi masalah system informasi Persuratan SKSP.
1. Menentukan sistem seperti apa yang sesuai dengan
persyaratanyang telah ditentukan.
2. Menentukan teknologi yang dipakai pada sistem usulan.
99
3. Menggambarkan sistem usulan dengan menggunakan rich
picture disertai dengan SOP (Standard Operating
Procedures) dalam bentuk flow chart berikut
penjelasannya.
4. Menentukan ada berapa dan siapa saja pengguna (user)
pada sistem usulan.
5. Menentukan komponen-komponen sistem usulan yang
meliputi management user, data master, proses terstruktur
dan sistem pelaporan.
6. Melakukan analisis perbandingan sistem antara sistem
yangberjalan dengan sistem usulan.
3.2.2 Fase Workshop Design
Fase ini merupakan, fase kedua setelah fase perencanaan
kebutuhan (requiremet planning). Fase ini dilakukan untuk merancang
sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada
pada proses Surat Kuasa Sengketa Pajak. Tahapan yang dilakukan
dalam fase ini meliputi:
3.2.2.1 Tahap Perancangan Proses
Tahap ini terdiri dari perancangan diagram-diagram
UML dari sistem yang dibuat yaitu:
1. Use Case Diagram, pada tahap ini penulis
menggambarkan diagram yang menjelaskan aktifitas yang
dilakukan Sistem Informasi Surat Kuasa Sengketa yang
100
akan dibangun dan siapa saja actor yang berinteraksi
dengan sistem Persuratan SKSP.
a. Identifikasi Actor, pada tahap ini penulis
mengidentifikasi actor- actor yang terlibat dalam
sistem ini dan apa saja tugas-tugasnya di dalam sistem
informasi Persuratan SKSP.
b. Perancangan Use Case, pada tahap perancangan use
case ini penulis menggambarkan use case beserta
hubungannya dengan actor-actor yang terlibat di dalam
sistem.
c. Use Case Narrative, menjelaskan secara narasi diagram
use casesistem informasi Persuratan SKSP ini.
2. Activity Diagram, pada tahap perancangan diagram ini
menggambarkan berbagai aliran aktifitas apa yang
dilakukan user dan sistem dalam sistem informasi
Persuratan SKSP, serta bagaimana masing-masing alir
berawal sampai bagaimana mereka berakhir.
3. Sequence Diagram, pada tahap ini penulis
menggambarkan diagram yang menjelaskan secara detail
urutan proses yang dilakukan oleh sistem informasi Surat
Kuasa Sengketa Pajak untuk mencapai tujuan dari use
case, interaksi antar class, operasi apa saja yang terlibat,
101
urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh
masing-masing operasi.
3.2.2.3 Tahap Perancangan Database
Tahap ini merupakan tahap perancangan physical
database sistem informasi Persuratan SKSP.Database
menggambarkan tabel-tabel beserta hubungan setiap tabel
yang digunakan untuk tempat penyimpanan data. Berikut
adalah tahapannya:
1. Peneliti menentukan beberapa objek potensial yang untuk
membuat class diagram, dengan cara mengumpulkan
objek kata benda pada tabel potential object list dan
diseleksi sehingga menghasilkan daftar objek usulan.
2. Peneliti memvisualisasikan struktur kelas sistem usulan
dan memperlihatkan hubungan antar kelas pada class
diagram.
3. Peneliti membuat matriks CRUD untuk membedakan
aktor berdasarkan hak aksesnya pada sistem.
4. Peneliti membuat mapping class diagram untuk
mengoptimalisasi kelas menjadi database dengan teknik
mapping problem domain object to RDBMS format.
5. Peneliti membuat skema database yang menggambarkan
hubunganprimary keydanforeign key dari setiap tabel.
6. Peneliti membuatspesifikasidatabasedari setiap tabel.
102
3.2.2.4 Tahap Perancangan User Interface
Tahap ini merupakan tahap merancang tampilan antar
muka yang digunakan user untuk berinteraksi dengan sistem
informasi SuratKuasa Sengketa Pajak berbasi s web.
3.2.3Fase Implementation
Setelah workshop desain dilakukan, maka tahap yang terahir
adalah tahap implementasi yaitu rancangan Sistem Informasi Surat
Kuasa Sengketa Pajak yang akan diubah menjadi bentuk yang dapat
dimengerti oleh mesin dalam bentuk program atau unit program.
Berikut adalah aktifitas yang diperlukan dalam fase implementation:
1. Coding
Pada tahap ini hasil rancangan dari sistem usulan dibuat menjadi
sebuah aplikasi dengan melakukan pengkodean menggunakan
bahasa pemrograman PHP dan database MySQL dengan
menggunakan Macromedia Dreamweaver sebagai software editor.
2. Testing
Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian terhadap sistem baru
dengan metode black box testing secara terfokus apakah unit
program tersebut sesuai dengan persyaratan (requirement)
sekaligus untuk mengetahui kendala yang ada. Pada black
boxtesting ini, cara pengujiannya hanya dilakukan dengan
menjalankan atau mengeksekusi unit program, kemudian diamati
103
hasil temuan dari unit tersebut sesuai dengan proses bisnis yang
diinginkan ke dalam sebuah tabel pengujian.
3.3 Alasan Menggunakan RAD (Rapid Application Development)
Berikut ini dijelaskan beberapa alasan penulis menggunakan
metodologi pengembangan sistem RAD (Rapid Application Development)
dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi ini :
1. RAD dapat diterima oleh konsumen dan dapat dikembangkan dengan
mudah.
2. Dapat memberikan batasan-batasan pada suatu sistem supaya tidak
mengalami perubahan.
3. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktivitas analisis,
desain dan konstruksi. Sehingga aktor dapat berperan aktif memberi
masukan atau arahan dalam pengembangan sistem.
4. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui
pendekatan konstruksi berulang. RAD dapat mengembangkan aplikasi
dengan cepat dan secara berkelanjutan.
5. RAD memungkinkan pendokumentasian untuk keperluan penulisan
hasil penelitian.
6. Proses RAD memungkinkan menciptakan sistem fungsional yang utuh
dalam periode yang pendek sehingga sesuai dengan penelitian ini
karena kebutuhan yang ada dapat dipahami dengan baik.
104
3.4 Alasan Menggunakan Black Box Testing
Berikut ini dijelaskan beberapa alasan penulis menggunakan black box
testing untuk menguji sistem informasi ini :
1. Spesifikasi program dapat ditentukan di awal.
2. Testing dilakukan berdasarkan spesifikasi.
3. Black box testing dapat digunakan untuk menilai konsistensi program.
4. Tidak perlu melihat kode program secara detail.
5. Black box testing berusaha untuk menemukan kesalahan fungsi-fungsi
yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur
data atau akses database eksternal, kesalahan performa dan kesalahan
inisialisasi dan terminasi.
6. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam memenuhi
kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat diketahui kesalahan-
kesalahannya.
3.5 Kerangka Penelitian
Kerangka berfikir penelitian merupakan penjelasan sementara
terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan kita,
untuk kerangka berfikir sendiri bisa disebut alur penelitian yang
dilakukan. Dalam kerangka berfikir ini diawali dengan pengumpulan data
dan diteruskan dengan pengembangan sistem. Mengambil kesimpulan dan
memberikan saran terhadap penelitian penulis menutupi penilaian ini,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
105
adalah gambaran rencana penelitian secara utuh yang akan
dilakukan peneliti. ( Ali Samiun, 2015 )
(Sumber :Rapid Application Development (Kenneth & Julie , 2010) dengan tools Unified Model
Language(Sugiarti, 2013)
Gambar 3. 1 Kerangka Penelitian
106
Dalam Kerangka penelitian ini melakukan Metode pengumpulan data
adalah melakukan wawancara terhadap Kepala bagian TIK yaitu Bapak
Teguh Darmono,S.Kom,M.T , Bapak Rio Mardianto Putra,S.E dan Ibu
Sasvia Julia Tunggadewi, S.I sebagai Kepala Subbagian Perencanaan dan
Pengembangan TIK. Dan untuk perancangan ada beberapa referensi dari
jurnal dan buku Sistem Infomasi Konsep dan Aplikasi yang ditulis oleh
Agus Mulyanto, Perancang Basis Data yang ditulis oleh Simarmata, Serta
Analisis dan Desain Sistem Infomasi yang ditulis oleh (Jogiyanto, H.M.)
metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Rapid Application
Development (Kenneth & Julie , 2010)serta dengan tools Unified Model
Language(Sugiarti, 2013). Menurut Kenneth dan Julie, terdapat tiga fase
dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap
penilaian, perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut adalah
requirements planning (perencanaan syarat-syarat)
107
BAB IV
PERANCANGAN SISTEM
4.1 Gambaran Umum Instansi
4.1.1 Profil Instansi
Manusia pada dasarnya lahir ke permukaan bumi bebas dan merdeka, dan
pada dirinya melekat hak asasi yang mendasarinya.Realitasnya manusia hidup
bermasyarakat, dimana didalamnya ada kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat antara keduanya selalu berkaitan atau kadang-kadang terjadi
pertentangan.Disinilah pentingnya kehadiran hukum termasuk didalamnya
lembaga peradilan yang berfungsi menyelesaikan masalah/ sengketa diantara
pihak, setelah upaya penyelesaian internal (kemanusiaan, tidak berhasil dicapai
kata sepakat/kata damai).
Demikian halnya dengan masalah pajak , pada mulanya bila terjadi
sengketa antara rakyat dengan alat-alat negara, secara umum diselesaikan oleh
Pengadilan Negeri (Umum), yang hasilnya kurang memuaskan,karena
perselisihan itu terjadi dibidang tata usaha Negara. Tetapi setelah lahirnya
undang-undang No.5 Tahun 1986, permasalahan tersebut menjadi kewenangan
Peradilan Administrasi Negara/ Peradilan Tata Usaha Negara.
Sejarah hukum ternyata berkehendak lain, dari ketentuan Undang-Undang
untuk membentuk Badan Peradilan Pajak maka pemerintah dengan persetujuan
DPR membentuk dan mengesahkan UU No.17 Tahun 1997, tentang “Badan
Penyelesaian Sengketa Pajak” yang diundang-undangkan pada tanggal 23 mei
108
1997 ke dalam Lembaran Negara No.40 Tahun 1997 dan mulai efektif berlaku
sejak tanggal 1 Januari 1998.
Namun, dalam pelaksanaan penyelesaian Sengketa Pajak melalui BPSP
masih dianggap belum merupakan Badan Peradilan yang berpuncak ke
Mahkamah Agung. Oleh karena itu, pada tanggal 12 April 2002 telah disahkan
dan diundangkan Undang-Undang No.14 Tahun 2002, tentang Pengadilan Pajak
sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997, tentang Badan
Penyelesaian Sengketa Pajak.
4.1.1.1 Struktur Organisasi
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan
109
4.1.1.2 Lokasi
Gedung Pengadilan Pajak yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk No.7,
Jakarta Pusat 10120.Nomor Telepon (021) 29806333Email :
4.1.1.3Visi dan Misi
A. Visi Sekretariat Pengadilan Pajak Kementerian Keuangan
Untuk mewujudkan administrasi peradilan pajak yang tertib, efektif, dan
efisien dalam rangka mendukung tegaknya keadilan di bidang perpajakan.
B. Misi Sekretariat Pengadilan Pajak Kementerian Keuangan
Memberikan pelayanan administrasi sengketa pajak secara cepat, murah,
dan sederhana demi terciptanya citra peradilan pajak yang bersih dan
berwibawa.
4.1.1.4Logo
Gambar 4. 2 Logo Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan
1. Keterangan Umum :
Motto : Negara Dana Rakca
Bentuk : Segi lima
Tata warna : Biru kehitam-hitaman, kuning emas, putih dan hijau
110
2. Lukisan :
Padi sepanjang 17 butir;
Kapas sepanjang 8 butir, terdiri dari empat buah berlengkung empat dan
empat buah berlengkung lima;
Sayap;
Gada;
Seluruh unsur-unsur tersebut tergambar dalam ruang segi lima;
3. Susunan :
Dasar segi lima berwarna biru kehitam-hitaman;
Padi kuning emas;
Kapas putih dengan kelopak hijau;
Sayap kuning emas;
Gada kuning emas;
Bokor kuning emas;
Pita putih;
Motto (semboyan) biru kehitam-hitaman.
4. Makna :
Padi dan kapas melambangkan cita-cita upaya kita untuk mengisi
kesejahteraan Bangsa dan sekaligus diberi arti sebagai tanggal lahirnya
Negara Republik Indonesia;
Sayap melambangkan ketagkasan dalam menjalankan tugas;
Gada melambangkan daya upaya menghimpun, mengerahkan,
mengamankan keuangan negara;
111
Ruang segi lima melambangkan dasar negara Pancasila.
5. Arti Keseluruhan :
Makna dari lambang tersebut adalah ungkapan sesuatu daya yang
mempersatukan dan menyerasikan dalam gerak kerja, untuk melaksanakan
tugas Kementerian Keuangan.
4.1.2 Identifikasi Sistem Berjalan
Sistem persuratan SKSP pada Sekretariat Pengadilan Pajak,Kementerian
Keuangan yang sedang berjalan, dimulai dari Staff TIK yang melakukan
penginputan surat disposisi, surat masuk dan surat keluar sengketa pajak, serta
pembuatan laporan persuratan yang masuk dengan periode 1 bulan. Lalu staff
TIK memberikan surat disposisi tersebut kepada sekretaris pengganti untuk
diverifikasi dan juga memberikan laporan persuratan. Selanjutnya staff TIK
memberikan dokumen persuratan sengketa pajak ke pada bagian DPK.
Setelah sekretaris pengganti memverifikasi surat disposisi maka
selanjutnya surat tersebut diberikan ke bagian DPK untuk dilakukannya
pengarsipan dokumen. Setelah menerima surat disposisi dan dokumen persuratan
selanjutnya staff DPK mulai menginputkan dokumen-dokumen persuratan untuk
menjadi arsip, serta membuat laporan kerasipan dalam periode 1 bulan yang akan
diberikan ke Sekretaris Pengganti yang berguna untuk memantau perkembangan
dokumen arsip dan berguna juga untuk pengambilan keputusan apabila
diperlukan.
Mulai dari penginputan data, pengolahan data sampai pembuatan laporan
masih menggunakan Microsoft excel dimana antar staff sering mengeluhkan
112
keterlambatan data-data yang diterima, sehingga staff dan sekretaris pengganti
kesulitan dalam mengakses informasi-informasi ataupun laporan yang seharusnya
mereka bisa akses kapanpun.
1. Mencatat data Surat Masuk
dan Surat Keluar Sengketa
Pajak, Serta Surat Disposisi,
Serta membuat Laporan
Persuratan.
- Surat Disposisi
- Surat Masuk
- Surat Keluar
- Laporan Persuratan
2. Menyerahkan Surat Disposisi,
Surat Masuk dan Surat Keluar
Sengketa Pajak serta Laporan
Persuratan
- Surat Disposisi
- Laporan Persuratan
3. Memverifikasi surat disposisi
Menyerahkan Surat Disposisi
yang telah diverifikasi dan
diserahhkan ke bagian DPK
4. Melakukan pengarsipan Surat
Masuk dan Surat Keluar Sengketa
Pajak dan membuat Laporan
Kearsipan
5. Menyerahkan
Laporan Kearsipan
Laporan Kearsipan
Surat Masuk dan Surat Keluar
Sengketa Pajak yang diserahkan ke
Bagian DPK
Laporan Kearsipan
disajikan ke Sekretaris
Pengganti
Bagian Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK)
Bagian Dokumentasi Putusan
dan Kepustakaan (DPK)
Sekretaris Pengganti
Data yang dikelola masih manual
menggunakan excel, membutuhkan waktu
yang lama dan dapat pula terjadi human
error
Tidak terintegrasinya sistem antara Bagian TIK, Sekretaris
Pengganti dan Bagian DPK yang mengakibatkan
keterlambatan dalam menyajikan informasi
Menerima
Surat Disposisi
dan Laporan
Persuratan
Menerima
Laporan
Kearsipan
Menerima Surat
Disposisi
Menerima Surat
Masuk dan Surat
Keluar Sengketa
Pajak
Wajib Pajak
Memberikan Berkas Surat
Kuasa Sengketa Pajak
Gambar 4. 3 Sistem Berjalan di Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan
4.1.3 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang ada didalam Sistem persuratan SKSP yang ada saat ini
adalah :
1. Pada divisi Teknologi Informasi Komunikasi bagian Sekretaris
Pengganti, pengelolaan data surat masuk dan surat keluar masih
dilakukan pengelolahan yang tidak tersistem sehingga apabila
penyimpanan dan pencatatannya tidak dilakukan dengan baik akan
menghambat proses pendistribusiannya dan meningkatkan
113
kemungkinan adanya human error seperti sulit ditemukan berkas
surat atau tidak tersampaikannya surat dengan baik yang akan
berdampak pada terganggunya kegiatan operasional.
2. Permintaan dan pemberian nomor surat keluar, nomor kontrak,
nomor SK juga masih dilakukan pengelolahan yang tidak
tersistem. Masih tidak tersistemnya pemberian nomor surat keluar,
nomor kontrak, nomor SK yang masih mengandalkan catatan
terakhir di buku dari staf yang dapat meningkatkan kemungkinan
banyaknya nomor yang diberikan salah atau rangkap.
Tabel 4. 1Cause and Effect Analysis (Analisis Sebab dan Akibat)
No Problems
(Masalah)
Cause and Effects
(Sebab dan Akibat)
1. Menggunakan sistem yang
tidak tersistem
Cause : sistem informasi yang berjalan saat
ini masih bersifat manual, mulai dari
penginputan data.
Effect : penyimpanan data persuratan dan
kearsipan yang dilakukan masih
mengandalkan berkas-berkas atau dokumen.
2. Proses pengolahan data
kesebuah laporan akhir
masih sangat rumit untuk
menghasilkan data yang
berupa grafik.
Cause : sistem yang berjalan masih lambat,
masih menggunakan ms. Excel dalam
menghasilkan data berupa grafik dalam
membuat laporan.
Effect : proses menjadi lebih lama dan tidak
efesien waktu.
114
No Opportunities
(Kesempatan)
Cause and Effect
(Sebab dan Akibat)
1. Penyediaan sistem yang
mampu melakukan
pengorganisasian data jenis
pekerjaan yang rapih dalam
dokumen excel.
Cause : penyusunan data persuratan dan
kearsipan yang dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis.
Effect : melanjutkan desain form data yang
telah ada.
2. Database yang mampu
mengintegrasikan semua
data yang ada.
Cause : penyimpanan dan pencatatan semua
jenis data dapat diintegrasikan.
Effect : Mempercepat prose pengaksesan
data.
Tabel 4. 2System Improvement Objective (Tujuan-Tujuan Perbaikan System)
No System Objective
(Tujuan Sistem)
System Constraint
(Batasan Sistem)
1. Menghubungkan secara
online antara bagian satu
kebagian lainnya.
a. Keterbatasan infrastruktur baik dari segi
PC yang ada sekarang maupun jaringan
yang tersedia.
b. Besarnya biaya awal
pengimplementasian sistem online dan
biaya operasionalnya kemudian, baik
untuk maintenance maupun upgrade
sistem.
2. Memudahkan proses
penginputan dan
mengotomatiskan proses
pengolahan data.
Belum adanya sistem informasi yang
menghubungkan antara bagisn satu dengan
bagian lainnya secara online.
3. Mencegah kehilangan, Jumlah data yang semakin bertambah yang
115
duplikasi atau kesalahan
data baik pada saat
penginputan hingga
pengolahan data.
disebabkan banyaknya perkembangan data
yang dihasilkan dan dikerjakan pada waktu
yang bersamaan.
4. Mempercepat dan
mempermudah proses
pengolahan data sampai
menghasilkan data statistik.
Jumlah data yang banyak dan masih ada
yang tidak lengkap.
Kebutuhan sistem yang dijelaskan pada table sytem improvement
objectives juga merupakan sebagian hasil permintaan pengguna yang
sebelumnya telah dilakukan pendekatan terhadap meraka.Sehingga diharapkan
tidak ada lagi error dan kelalaian pembuatan sistem informasi laporan persuratan
SKSP dan kearsipan pada Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan.
Untuk itu diperlukan sistem usulan yang dapat mencakup kebutuhan dari proses
pengilahan data hingga laporan. Sistem ususlan ini setidaknya dapat
memperbaiki kekurangan dari sistem sebelumnya dan mengurangi tingkat
kesulitan dalam menjalankan proses pada sistem berjalan.
4.1.4 Solusi Penyelesaian Masalah
Pemecahan masalah yang penulis gunakan dalam menyelesaikan masalah
yang ada yaitu mengganti sistem persuratan dan kearsipan yang berjalan manual
dengan sistem yang terkomputerisasi berbasi web. Sehingga diharapkan tidak
akan terjadi lagi prosedur penyimpanan serta pelaporan persuratan dan
kearsipan yang banyak menyita waktu dan juga dapat meminimalisir suatu
kesalahan penginputan maupun pelaporan. Secara umum sistem yang akan
116
dikembangkan yaitu sistem penginputan persuratan, serta proses pengelolaan
dokumen arsip sehingga menjadi laporan secara terintegrasi. Sistem dapat pula
membantu sekretaris pengganti dalam pengambilan keputusan.
4.1.5Analisis Kebutuhan Sistem
Sistem usulan dimulai ketika Staff TIK yang menginputkan data-data
persuratan yang telah diterima di bagian TIK ke sebuah aplikasi web yang telah
dibuat guna mempercepat proses pelaporan persurataan kepihak Sekretaris
pengganti dan staff Sengketa Keputusan. Lalu staff DPK langsung
menginputkan data kearsipan yang diserahkan oleh staff TIK ke dalam aplikasi
tersebut. Dan juga dukungan pihak admin yang dapat membantu mengatur suatu
data yang sekiranya perlu diperiksa kebenarannya dan juga mengatur suatu akun
yang akan digunakan untuk semua user yang akan menggunakan sistem.
Staff TIK yang memiliki akun akan secara langsung menginputkan data
persuratan ke dalam sistem. dan juga staff DPK yang melakukan penginputan
akan data-data kearsipan yang mana sistem secara otomatis akanakan mengolah
data-data tersebut menjadi suatu laporan yang terperinci dan cepat. Sistem akan
membantu sekretaris pengganti dalam pengambilan keputusan untuk sebuah
kebijakan. Dan sekretaris pengganti akan disuguhkan dengan tampilan laporan
berupa grafik-grafik data kearsipan.
4.1.6 Prosedur Perancangan Yang Diusulkan
Berikut ini adalah prosedur secara umum dari perancangan sistem
mengenai alur kearsipan :
117
a. Admin melakukan pendaftaran user-user yang nantinya dapat
digunakan oleh pihak terkait termasuk admin sendiri.
b. Staff TIK, Staff Sengketa Pajak, Staff DPK dan Sekretaris Pengganti
memiliki username dan password untuk melakukan login kedalam
sistem.
c. Admin dapat mengedit, dan menambahkan data-data yang valid.
d. Staff TIK dapat menambahkan dan mengedit data-data persuratan.
e. Staff DPK dapat menambahkan dan mengedit data-data kearsipan.
f. Sekretaris Pengganti dapat melihat data persuratan dan kearsipan
dalam tampilan tabel dengan login terlebih dahulu.
Untuk itu diperlukan sistem usulan yang dapat mencakup kebutuhan dari
proses pengolahan data persuratan sehingga menjadi arsip pada Sekretariat
Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan. Sistem usulan ini setidaknya dapat
memperbaiki kekurangan dari sistem sebelumnya dan mengurangi tingkat
kesulitan dalam menjalankan proses pada sistem berjalan.
118
Staff TIK
Sistem Elektronik Arsip Database
Menginput data Surat Disposisi, Surat Masuk dan
Surat Keluar Sengketa Pajak ke dalam database
Admin mengelola akun user dan
juga membackup fungsi yang ada
Sekretaris Pengganti memverifikasi
Surat Disposisi serta melihat Laporan
Persuratan dan Laporan Kearsipan
Staff DPK mengecek status Surat Disposisi, lalu
mengelola Arsip Surat Masuk dan Surat Keluar Sengketa
Pajak serta membuat Laporan Kearsipan
Admin
Sekretaris Pengganti
Staff DPK
Informasi
Persuratan Informasi Kearsipan
Sistem mengelolah dari
data mentah menjadi
informasi / laporan
Sistem mengintegrasikan antara Bagian
TIK, Sekretaris Pengganti dan Staff DPK
Gambar 4. 4 Sistem Yang Diusulkan Untuk Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan
Proses pengolahan seluruh data yang ada kedalam suatu database, yaitu
data surat masuk, data surat keluar, data surat disposisi, data kearsipan, data
pegawai, dan data user. Pelaporan data-data pada sistem informasi ini akan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan laporan kearsipan, maka untuk itu perlu
fasilitas pelaporan dari informasi-informasi yang penting. Admin juga
memverifikasi data pegawai sebagai user yang tepat untuk dapat aktif ke dalam
sistem.Dan mengatur data-data user dari masing-masing pihak.
Kegiatan sistem ini adalah memberikan suatu informasi data-data
persuratan dan data kearsipan yang mana fungsi utamanya untuk mempermudah
119
sekretaris pengganti untuk mengidentifikasi didalam hal pelaporan dan juga
sebagai toolsdidalam pengambilan keputusan.
4.1.7 Tujuan Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dalam hal kearsipan ini bertujuan untuk membantu
pihak sekretaris pengganti dalam mengambil keputusan, dan memberikan
kemudahan bagi pihak staff TIK dan staff DPK untuk melakukan pencatatan
dengan cepat. Berikut beberapa kebutuhan prototype system :
1. Sistem mampu mempersingkat waktu dalam hal pencatatan kearsipan.
2. Sistem dapat mengolah data menjadi suatu informasi yang valid.
3. Tampilan sistem yang menarik dapat mempermudah user dalam
menjalankannya.
4. Admin dapat mengelola data user.
5. Sistem dapat menyimpan banyak data dan laporan dengan baik.
6. Sistem dapat membuat laporan setiap bulannya.
7. Mengintegrasikan data-data tersebut sehingga terletak pada database
yang sama.
4.1.8 Analisis Persyaratan (Requirement System)
Fase ini adalah fase yang sangat penting dalam pengembangan sistem
informasi. Fase ini bertujuan untuk mementukan apa yang dapat dilakukan oleh
sistem dan harus memenuhi sistem objectives dari sistem tersebut sehingga
dapat membangun sebuah sistem informasi baru yang bersifat web based dalam
melakukan proses laporan kearsipan yang lebih efektif dan efisien.
120
Pada analisa ini, persyaratan akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yang
pertama yaitu functional requirement yang merupakan aktivitas dan layanan
yang harus disediakan oleh sistem yang akan dikembangkan, dan yang kedua
adalah nonfunctional requirement yang merupakan fitur-fitur lain yang
diperlukan oleh sistem agar sistem dapat lebih memuaskan.
Berikut adalah requirement dari Sistem Informasi Surat Kuasa Sengketa
Pajak Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan.
4.1.8.1Functional System
Sistem yang dikembangkan harus memiliki functional requirements
sebagai berikut :
1. Membuat sistem informasi untuk Sekretariat Pengadilan Pajak, Kementerian
Keuangan, antara lain meliputi :
a. Penginputan data persuratan dengan id surat, lalu penginputan data
persuratan dengan id surat.
b. Mengintegrasikan data-data tersebut diatas sehingga terletak pada
database yang sama.
c. Pembuatan laporan persuratan dan kearsipan setiap bulan.
d. Pembuatan statistic persuratan dalam bentuk diagram dan grafik dalam
satu aplikasi.
2. Melaksanakan proses otomasi untuk semua
4.1.8.2Nonfunctional System
Nonfunctional Requirements dari sistem yang dikembangkan akan
dijelaskan dalam bentuk tabel berikut :
121
Tabel 4. 3Nonfunctional Requirement
Jenis Kebutuhan Penjelasan
1. Model Tampilan (Performance) a. Memperudah waktu prosespengolahan data
yaitu penginputan hingga pelaporan.
b. Membantu peningkatan pemantauan kearsipan.
c. Mengurangi tingkat kesalahan dan
ketidaklengkapan data.
d. Tampilan interface yang menarik dan lebih user
friendly sehingga lebih mudah dimengerti dan
digunakan oleh user.
2. Model Penyimpanan Data
(Information)
a. Melakukan penyimpanan data berupa informasi
kearsipan, secara terpusat sehingga
memudahkan pelaksanaan proses.
b. Mencengah terjadinya penyimpanan data yang
redundant.
c. Memudahkan pengolahan data kearsipan secara
otomatis untuk menghasilkan informasi secara
cepat.
d. Format penyajian laporan dibuat sehingga lebih
mudah dipahami.
e. Meminimalisasi terjadinya kesalahan
penginputan data dan informasi.
f. Data terdokumentasi dan terstruktur.
3. Model pengontrolan Sistem
(Control)
a. Meningkatkan keamanan terhadap pelaksanaan
proses penyimpanan dan pengolahan data.
b. Membatasi akses penggunaan terhadap sistem
dengan cara menerapkan priviledge.
c. Adanya Staff TIK dan Staff DPK yang bertugas
terhadap pelaksanaan pemasukan data dan
Sekretaris Pengganti yang bertanggung jawab
122
atas semua kontrol aktifitas pada aplikasi.
d. Mencegah akses penuh dari pengguna-pengguna
yang tidak berwenang.
4. Model Efesisensi sistem
(Eficiency)
a. Menggunakan sistem penyimpanan data yang
terpusat untuk memudahkan proses
pendistribusian informasi.
b. Mengefisienkan waktu untuk pelaksanaan
proses pengolahan data.
c. Meminimalisasi biaya dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan proses
monitoring.
5. Model Pelayanan Sistem
(Service)
a. Menghasilkan informasi yang akurat untuk
bahan pertimbangan dan evaluasi.
b. Member kemudahan dalam penggunaan
operasional sistem.
4.2 Workshop Design
Didalam sistem lama, proses pengolahan data dilakukan pada komputer
yang stand alone, sedangkan pada sistem informasi yang akan dikembangkan
adalah sistem informasi berbasis web. Sistem usulan dirancang dengan
menggunakan UML (Unified Modelling Language). Sedangkan pada
perancangan sistem database akan menggunakan diagram Database Relational
dan mengimplementasikannya pada MySQL. Rancangan itu sendiri terdiri dari
beberapa tahap antara lain :
123
4.2.1 Pengertian Usecase Diagram
Use Case Diagram mendeskripsikan interaksi antar aktor di dalam Sistem
Informasi Surat Kuasa Sengeketa Pajak Berbasis Web pada Sekretariat
Pengadilan Pajak, Kementerian Keuangan.
Tabel 4. 4 Daftar Aktor Usecase
No. Nama Aktor Keterangan
1. Admin Aktor ini bertugas mengelola data user dan
data pegawai
Wajib Pajak Aktor ini bertugas mengelola data wajib
pajak dan melihat status surat kuasa sengketa
pajak
Staff Keputusan dan
monitoring
Aktor ini bertugas mengelola data surat
disposisi.
Staff TIK ( Teknologi
Informasi Komunikasi)
Aktor ini bertugas mengelola data surat kuasa
sengketa pajak, surat keluar , cetak laporan
dan melihat status surat disposisi.
Sekretaris Pengganti Aktor ini bertugas verifikasi surat disposisi
dan cetak laporan
Staff DPK ( Dana Pihak
Ketiga)
Aktor ini bertugas mengelola data arsip dan
melihat status surat disposisi
124
Tabel 4. 5 Requirement Aktor dan User
No Requirement Aktor Usecase
1. Admin, Wajib Pajak, Sekretaris
Pengganti, Staff TIK, Staff
Keputusan dan Staff DPK melakukan
proses Login terlebih dahulu untuk
masuk ke dalam sistem.
Admin, Wajib
Pajak,Sekretaris
Pengganti, Staff
TIK, Staff
Keputusan dan
Staff DPK.
Login
2. Admin dapat mengelola data akun,
meliputi dapat menambahkan dan
mengubah data.
Admin Mengelola Akun User
3. Admin dapat mengelola data
pegawai, meliputi dapat
menambahkan dan mengubah data.
Admin Mengelola Data
Pegawai
4. Wajib Pajak dapat mengelola data
wajib pajak, meliputi dapat
menambahkan dan mengubah data
Wajib Pajak Mengelola data wajib
pajak
5. Wajib Pajak dapat melihat status
verifikasi surat kuasa sengketa pajak
Wajib Pajak Verifikasi status surat
kuasa sengketa pajak
6. Staff TIK dapat mengelola data surat
masuk, meliputi dapat menambahkan
dan mengubah data.
Staff TIK Mengelola Surat
Masuk
7. Staff TIK dapat mengelola data surat
keluar, meliputi dapat menambahkan
dan mengubah data.
Staff TIK Mengelola Surat
Keluar
8. Staff Keputusan dapat mengelola
data surat disposisi, meliputi dapat
menambahkan dan mengubah data.
Staff Keputusan Mengelola Surat
Disposisi
9. Sekretaris Pengganti dapat mengubah
status verifikasi surat disposisi.
Sekretaris
Pengganti
Verifikasi Surat
Disposisi
125
10. Staff Keputusan dan Staff DPK dapat
melihat status verifikasi surat
disposisi.
Staff TIK dan
Staff DPK.
Melihat Status Surat
Disposisi
11. Staff DPK dapat mengelola dokumen
arsip, meliputi dapat menambahkan
dan mengubah data.
Staff DPK Mengelola Dokumen
Arsip
12 Sekretaris Pengganti dapat melihat
seluruh laporan yaitu laporan
persuratan dan laporan kearsipan.
Seretaris
Pengganti
Melihat Laporan
13 Admin, Sekretaris Pengganti, Staff
TIK, Staff Keputusan dan Staff DPK
melakukan proses Logout untuk
keluar dari sistem.
Admin,
Sekretaris
Pengganti, Staff
TIK, Staff
Keputusan dan
Staff DPK.
Logout
126
4.2.1.1 Usecase Diagram
Gambar 4. 5Use Case Diagram Perancangan Sistem
127
4.2.2 Usecase Scenario
4.2.2.1Use Case Scenario Login
Tabel 4. 6 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Melakukan Login
Nama Use Case Melakukan Login
Aktor (s) Admin, Wajib Pajak, Sekretaris Pengganti, Staff TIK, Staff
Keputusan dan Staff DPK.
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang user yang
melakukan login untuk masuk ke dalam sistem. Form ini
berisi username dan password.
Prakondisi :
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Aktor Login dengan
menginputkan username dan
password pada form login.
Langkah 2 : Aktor mengklik
tombol Login.
Langkah 3 :
Memverifikasi data
username dan password
Langkah 4 :
Menampilkan halaman
web yang berisi kegiatan
utama aktor.
Bidang Alternatif
:
Langkah 4a : Jika dalam verifikasi username dan password
tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa
login gagal, dan harus kembali ke langkah awal.
Postkondisi : Login berhasil dan sistem menampilkan menu utama bagi
aktor. Jika ingin keluar halaman web, maka actor melakukan
Logot.
Aturan Bisnis : Aktor harus memiliki username dan password yang valid.
128
4.2.2.2 Use Case Scenario Mengelola Akun User
Tabel 4. 7 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Akun User
Nama Use Case Mengelola Akun User
Aktor (s) Admin
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang administrator
yaitu menginput, mengedit, dan mencari data pengguna baik itu
data admin sendiri.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Admin mengklik data
akun user.
Langkah 3 : Admin mengklik
tombol (tambah user) data akun
user.
Langkah 5 : Admin menginput data
akun user dan mengklik tombol
simpan..
Langkah 2 : Menampilkan
halaman Data akun user.
Langkah 4 : Menampilkan
form tambah akun user.
Langkah 6 : Menyimpan
data akun user.
Bidang Alternatif
:
Langkah 3a : Jika Admin ingin merubah data akun user, maka
admin mengklik tombol edit pada Langkah 1.
Langkah 3b : Jika Admin ingin mencari data akun user, maka
Admin mengklik tombol search pada Langkah 1.
Post kondisi : Data akun user telah disimpan dan telah terupdate, dan sistem
menampilkan kembali halaman utama web.
Aturan Bisnis : Admin harus memiliki username dan password yang valid.
Admin sudah menyediakan data user yang valid.
Admin harus mengisikan data yang valid.
129
4.2.2.3 Use Case Scenario Mengelola Akun Pegawai
Tabel 4. 8 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Akun Pegawai
Nama Use Case Mengelola Data Pegawai
Aktor (s) Admin
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang
administrator yaitu mengolah data pegawai meliputi
menginput,mengubah, dan mencari data yang valid.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Admin mengklik data
pegawai.
Langkah 3 : Admin mengklik
tombol tambah pegawai, untuk
menambahdata pegawai.
Langkah 5 : Admin menginput
data pegawai dan mengklik
tombol simpan..
Langkah 2 :
Menampilkan halaman
data pegawai.
Langkah 4 :
Menampilkan form
tambah pegawai.
Langkah 6 : Menyimpan
data pegawai.
Bidang Alternatif
:
Langkah 3a : Jika Admin ingin merubah data pegawai, maka
admin mengklik tombol edit pada Langkah 1.
Langkah 3b : Jika Admin ingin mencari data pegawai, maka
Admin mengklik tombol search pada Langkah 1.
Postkondisi : Data pegawai telah disimpan dan telah terupdate, dan sistem
menampilkan kembali halaman utama web.
Aturan Bisnis : Admin harus memiliki username dan password yang
valid.
Admin sudah menyediakan data pegawai yang valid.
Admin harus mengisikan data yang valid.
4.2.2.4 Use Case Scenario Mengelola Wajib Pajak
130
Tabel 4. 9 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Wajib Pajak
Nama Use Case Mengelola Wajib Pajak
Aktor (s) Wajib Pajak
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang Wajib Pajak
yaitu menginput, mengedit, dan mencari data pengguna baik
itu data admin sendiri.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Wajib mengklik data
akun Wajib Pajak.
Langkah 3 : Wajib Pajak mengklik
tombol tambah wajib pajak untuk
menambah data akun wajib pajak.
Langkah 5 : Wajib Pajak menginput
data akun Wajib Pajak dan mengklik
tombol simpan..
Langkah 2 :
Menampilkan halaman
Data akun Wajib Pajak.
Langkah 4 :
Menampilkan form
tambah akun Wajib
Pajak.
Langkah 6 :
Menyimpan data akun
Wajib Pajak.
Bidang Alternatif
:
Langkah 3a : Jika Admin ingin merubah data akun Wajib
Pajak, maka admin mengklik tombol edit pada Langkah 1.
Langkah 3b : Jika Admin ingin mencari data akun Wajib
Pajak, maka Admin mengklik tombol search pada Langkah 1.
Post kondisi : Data akun Wajib Pajak telah disimpan dan telah terupdate, dan
sistem menampilkan kembali halaman utama web.
Aturan Bisnis : Admin harus memiliki username dan password yang
valid.
Admin sudah menyediakan data Wajib Pajak yang valid.
Admin harus mengisikan data yang valid.
4.2.2.5 Use case Scenario Verifikasi Surat Kuasa Sengketa Pajak
131
Tabel 4. 10 Verifikasi Surat Kuasa Sengketa Pajak
Nama Use Case Verifikasi Surat Sengketa Pajak
Aktor (s) Wajib Pajak
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang
Sekretaris Pengganti yaitu melihat status verifikasi pada
surat disposisi.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Wajib Pajak mengklik
data permohonan Surat Kuasa
Sengketa Pajak.
Langkah 3 : Wajib Pajak mengklik
tombol (edit) untuk mengubah
data permohonan Surat Kuasa
Sengketa Pajak.
Langkah 5 : Wajib Pajak merubah
status verifikasi data permohonan
Surat Kuasa Sengketa Pajak dan
mengklik tombol update.
Langkah 2 :
Menampilkan
halaman permohonan
Surat Kuasa Sengketa
Pajak.
Langkah 4 :
Menampilkan form
update Surat Kuasa
Sengketa Pajak.
Langkah 6 :
Menyimpan data
Surat Kuasa Sengketa
Pajak yang baru.
Bidang Alternatif
:
Post kondisi : Data Wajib Pajak telah disimpan dan telah terupdate, dan
sistem menampilkan kembali halaman utama web.
Aturan Bisnis : Wajib Pajak harus memiliki username dan password
yang valid.
Admin sudah menyediakan data user yang valid.
132
Admin harus mengisikan data yang valid.
4.2.2.6 Use Case Scenario Mengelola Surat Masuk
Tabel 4. 11 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Surat Masuk
Nama Use Case Mengelola Surat Masuk
Aktor (s) Staff TIK
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang Staff TIK
yaitu mengolah data surat masuk meliputi menginput,
mengubah, dan mencari data yang valid.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Staff TIK mengklik
data surat masuk.
Langkah 3 : Staff TIK mengklik
tombol (tambah surat masuk),
untuk menambah data surat
masuk.
Langkah 5 : Staff TIK menginput
data surat masuk dan mengklik
tombol simpan..
Langkah 2 :
Menampilkan halaman
data surat masuk.
Langkah 4 :
Menampilkan form
tambah surat masuk.
Langkah 6 : n
Menyimpan data surat
masuk.
Bidang Alternatif
:
Langkah 3a : Jika Staff TIK ingin merubah data surat masuk,
maka Staff TIK mengklik tombol edit pada Langkah 1.
Langkah 3b : Jika Staff TIK ingin mencari data surat masuk,
maka Staff TIK mengklik tombol search pada Langkah 1.
Postkondisi : Data surat masuk telah disimpan dan telah terupdate, dan
sistem menampilkan kembali halaman utama web.
Aturan Bisnis : Staff TIK harus memiliki username dan password yang
valid.
133
Staff TIK sudah menyediakan data surat masuk yang
valid.
Staff TIK harus mengisikan data yang valid.
4.2.2.7 Use Case Scenario Mengelola Surat Keluar
Tabel 4. 12 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Surat Keluar
Nama Use Case Mengelola Surat Keluar
Aktor (s) Staff TIK
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang Staff TIK
yaitu mengolah data surat keluar meliputi menginput,
mengubah, dan mencari data yang valid.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Staff TIK mengklik
data surat keluar.
Langkah 3 : Staff TIK mengklik
tombol (tambah surat keluar),
untuk menambah data surat
keluar.
Langkah 5 : Staff TIK menginput
data surat keluar dan mengklik
tombol simpan..
Langkah 2 :
Menampilkan halaman
data surat keluar.
Langkah 4 :
menampilkan form
tambah surat keluar.
Langkah 6 : dengan
menyimpan data surat
keluar.
Bidang Alternatif
:
Langkah 3a : Jika Staff TIK ingin merubah data surat keluar,
maka Staff TIK mengklik tombol edit pada Langkah 1.
Langkah 3b : Jika Staff TIK ingin mencari data surat keluar,
maka Staff TIK mengklik tombol search pada Langkah 1.
Postkondisi : Data surat keluar telah disimpan dan telah terupdate, dan
sistem menampilkan kembali halaman utama web.
Aturan Bisnis : Staff TIK harus memiliki username dan password yang
valid.
134
Staff TIK sudah menyediakan data surat keluar yang
valid.
Staff TIK harus mengisikan data yang valid.
4.2.2.8 Use Case Scenario Mengelola Surat Disposisi
Tabel 4. 13 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Mengelola Surat Disposisi
Nama Use Case Mengelola Surat Disposisi
Aktor (s) Staff Sengketa Pajak
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang Staff
Sengketa Pajak yaitu mengolah data surat disposisi meliputi
menginput, mengubah, dan mencari data yang valid.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Staff Sengketa Pajak
mengklik data surat disposisi.
Langkah 3 : Staff Sengketa Pajak
mengklik tombol (tambah surat
disposisi), untuk menambah, data
surat disposisi.
Langkah 5 : Staff Sengketa Pajak
menginput data surat disposisi dan
mengklik tombol simpan..
Langkah 2 :
Menampilkan halaman
data surat disposisi.
Langkah 4 :
menampilkan form
tambah surat disposisi.
Langkah 6 : Menyimpan
data surat disposisi.
Bidang Alternatif
:
Langkah 3a : Jika Staff Sengketa Pajak ingin merubah data
surat disposisi, maka Staff Sengketa Pajak mengklik tombol
edit pada Langkah 1.
Langkah 3b : Jika Staff Sengketa Pajak ingin mencari data
surat disposisi, maka Staff Sengketa Pajak mengklik tombol
search pada Langkah 1.
Postkondisi : Data surat disposisi telah disimpan dan telah terupdate, dan
sistem menampilkan kembali halaman utama web.
135
Aturan Bisnis : Staff Sengketa Pajak harus memiliki username dan
password yang valid.
Staff Sengketa Pajak sudah menyediakan data surat
disposisi yang valid.
Staff Sengketa Pajak harus mengisikan data yang valid.
4.2.2.9 Use Case Scenario Verifikasi Surat Disposisi
Tabel 4. 14 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Verifikasi Surat Disposisi
Nama Use Case Verifikasi Surat Disposisi
Aktor (s) Sekretaris Pengganti
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang Sekretaris
Pengganti yaitu mengubah status verifikasi pada surat
disposisi.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Sekretaris Pengganti
mengklik data surat disposisi.
Langkah 3 : Sekretaris Pengganti
mengklik tombol (edit) untuk
mengubah data surat disposisi.
Langkah 5 : Sekretaris Pengganti
merubah status verifikasi data
surat disposisi dan mengklik
tombol update.
Langkah 2 :
Menampilkan halaman
data surat disposisi.
Langkah 4 :
Menampilkan form
update surat disposisi.
Langkah 6 : Menyimpan
data surat disposisi yang
baru.
Bidang Alternatif
:
Postkondisi : Data surat disposisi telah terupdate, dan sistem menampilkan
kembali halaman utama web.
136
Aturan Bisnis : Sekretaris Pengganti harus memiliki username dan
password yang valid.
Sekretaris Pengganti harus mengisikan data yang valid.
4.2.2.10 Use Case Scenario Melihat Status Surat Disposisi
Tabel 4. 15 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Melihat Status Surat Disposisi
Nama Use Case Melihat Status Surat Disposisi
Aktor (s) Staff TIK dan Staff DPK
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang Staff TIK
dan Staff DPK yaitu melihat status surat disposisi.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Staff Sengketa Pajak
dan Staff DPK mengklik menu
surat disposisi.
Langkah 2 :
Menampilkan data surat
disposisi.
Bidang Alternatif
:
Postkondisi : Sistem menampilkan data surat disposisi.
Aturan Bisnis : Staff Sengketa Pajak dan Staff DPK harus memiliki
username dan password yang valid.
Staff Sengketa Pajak dan Staff DPK harus mengisikan
keyword yang valid.
4.2.2.11 Use Case Scenario Melihat Laporan
Tabel 4. 16 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Melihat Laporan
Nama Use Case Melihat Laporan
Aktor (s) Sekretaris Pengganti
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang Sekretaris
137
Pengganti yaitu melihat laporan persuratan dan kearsipan.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Sekretaris Pengganti
mengklik menu laporan.
Langkah 2
:Menampilkan halaman
laporan.
Bidang Alternatif
:
Postkondisi : Sistem menampilkan laporan.
Aturan Bisnis : Sekretaris Pengganti harus memiliki username dan
password yang valid.
Sekretaris Pengganti harus mengisikan keyword yang
valid.
4.2.2.12 Use Case Scenario Logout
Tabel 4. 17 Spesifikasi Naratif Use Case Untuk Melakukan Logout
Nama Use Case Melakukan Logout
Aktor (s) Admin, Sekretaris Pengganti, Staff TIK, dan Staff DPK.
Deskripsi : Use Case ini mendeskripsikan event dari seorang user yang
keluar dari sistem.
Prakondisi : Aktor Login
Basic Flow : Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1 : Aktor mengklik
tombol logout.
Langkah 2 : Merespon
dan keluar dari sistem.
Bidang Alternatif
:
Postkondisi : Aktor keluar dari sistem.
Aturan Bisnis : Aktor dapat keluar dari sistem.
138
4.2.3 Activity Diagram
Activity diagram memodelkan alur kerja (work flow) sebuah urutan
aktivitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flow chart karena
dapat dapat memodelkan logika dan proses bisnis. Perbedaan utamanya adalah
flowchart dibuat untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem,
sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktivitas aktor.
Berikut adalah activity diagram untuk masing-masing use case.
4.2.3.1 Activity Diagram Login
Gambar 4. 6 Activity Diagram dari Use Case Login
139
Aktifitas dari use case login yang dilakukan oleh user yaitu admin,
sekretaris pengganti, staff TIK, Staff Administrasi Sengketa Pajak dan staff
DPK. Proses awal dalam melakukan login adalah user membuka aplikasi sistem
informasi kearsipan persuratan. Kemudian sistem akan menampilkan halaman
login, setelah login tampil user dapat memasukkan username dan password.
Apabila data yang dimasukkan tidak sesuai maka sistem akan mengeluarkan
alert dan jika benar maka sistem akan menampilkan halaman home sesuai level
user.
4.2.3.2 Activity Diagram Mengelola Akun User
Gambar 4. 7 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Akun User
140
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Mengelola
AkunUser” yang dilakukan oleh user yaitu Admin. Proses awal dari use case ini,
user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem akan menampilkan
halaman home, lalu user memilih menu Akun User, kemudian sistem akan
menampilkan halaman daftar akun user. User dapat menambahkan, mengubah
data akun user baru, dan mencari data akun user dengan memilih tombol “Tambah
Akun User” sistem akan menampilkan Form Input Data Akun User. Jika data
yang dimasukkan oleh user tidak lengkap atau tidak sesuai dengan sistem maka
sistem tidak akan menyimpan data tersebut, dan apabila data yang dimasukkan
sudah lengkap maka sistem akan menyimpan data tersebut. User dapat memilih
aksi untuk edit data dan search data pada halaman daftar akun user tersebut
141
4.2.3.3 Activity Diagram Mengelola Data Wajib Pajak
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Mengelola Data
Wajib Pajak” yang dilakukan oleh user yaitu Wajib Pajak. Proses awal dari use
case ini, user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem akan
menampilkan halaman home, lalu user memilih menu Data wajib pajak ,
kemudian sistem akan menampilkan halaman daftar data pegawai. User dapat
menambahkan, mengubah data wajib pajak baru, dan mencari data pegawai
Gambar 4. 8 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Wajib Pajak
142
dengan memilih tombol “Tambah Data Wajib Pajak” sistem akan menampilkan
Form Input Data Wajib Pajak. Jika data yang dimasukkan oleh user tidak
lengkap atau tidak sesuai dengan sistem maka sistem tidak akan menyimpan
data tersebut, dan apabila data yang dimasukkan sudah lengkap maka sistem
akan menyimpan data tersebut. User dapat memilih aksi untuk Edit data dan
delete data pada halaman daftar data Wajib Pajak tersebut.
4.2.3.4 Activity Diagram Mengelola Verifikasi Surat Masuk
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Verifikasi surat
masuk” yang dilakukan oleh user yaitu Sekretariat penganti dan Staff TIK
Proses awal dari use case ini, user harus melakukan login terlebih dahulu,
Gambar 4. 9 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Verifikasi Surat Masuk
143
kemudian sistem akan menampilkan halaman home, lalu user memilih menu
surat masuk kemudian sistem akan menampilkan halaman Form Daftar surat
masuk . User dapat mencari laporan dengan memilih tombol “Search” dengan
menginputkan Id Surat surat masuk Setelah itu user dapat melihat status terbaru
dari surat masuk.
4.2.3.5 Activity Diagram Mengelola Data Pegawai
Gambar 4. 10 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Pegawai
144
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Mengelola Data
Pegawai” yang dilakukan oleh user yaitu Admin. Proses awal dari use case ini,
user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem akan
menampilkan halaman home, lalu user memilih menu Data Pegawai, kemudian
sistem akan menampilkan halaman daftar data pegawai. User dapat
menambahkan, mengubah data pegawai baru, dan mencari data pegawai dengan
memilih tombol “Tambah Data Pegawai” sistem akan menampilkan Form Input
Data Pegawai. Jika data yang dimasukkan oleh user tidak lengkap atau tidak
sesuai dengan sistem maka sistem tidak akan menyimpan data tersebut, dan
apabila data yang dimasukkan sudah lengkap maka sistem akan menyimpan data
tersebut. User dapat memilih aksi untuk edit data dan delete data pada halaman
daftar data pegawai tersebut.
145
4.2.3.6 Activity Diagram Mengelola Surat Masuk
Gambar 4. 11 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Surat Masuk
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Mengelola Data Surat
Masuk” yang dilakukan oleh user yaitu Staff TIK. Proses awal dari use case ini,
user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem akan
menampilkan halaman home, lalu user memilih menu Data Surat Masuk,
kemudian sistem akan menampilkan halaman daftar data surat masuk. User
dapat menambahkan, mengubah data surat masuk baru, dan mencari data surat
146
masuk dengan memilih tombol “Tambah Data Surat Masuk” sistem akan
menampilkan Form Input Data Surat Masuk. Jika data yang dimasukkan oleh
user tidak lengkap atau tidak sesuai dengan sistem maka sistem tidak akan
menyimpan data tersebut, dan apabila data yang dimasukkan sudah lengkap
maka sistem akan menyimpan data tersebut. User dapat memilih aksi untuk Edit
data dan delete data pada halaman daftar data surat masuk tersebut.
147
4.2.3.7 Activity Diagram Mengelola Surat Keluar
Gambar 4. 12 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Surat Keluar
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Mengelola Data Surat
Keluar” yang dilakukan oleh user yaitu Staff TIK. Proses awal dari use case ini,
user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem akan
menampilkan halaman home, lalu user memilih menu Data Surat Keluar
kemudian sistem akan menampilkan halaman daftar data surat keluar. User
148
dapat menambahkan, mengubah data surat keluar baru, dan mencari data surat
keluar dengan memilih tombol “Tambah Data Surat Keluar” sistem akan
menampilkan Form Input Data Surat Keluar. Jika data yang dimasukkan oleh
user tidak lengkap atau tidak sesuai dengan sistem maka sistem tidak akan
menyimpan data tersebut, dan apabila data yang dimasukkan sudah lengkap
maka sistem akan menyimpan data tersebut. User dapat memilih aksi untuk Edit
data dan Delete data pada halaman daftar data surat keluar tersebut.
4.2.3.8 Activity Diagram Mengelola Surat Disposisi
Gambar 4. 13 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Surat Disposisi
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case“Mengelola Data Surat
Disposisi ” yang dilakukan oleh user yaitu Staff TIK. Proses awal dari use case
ini, user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem akan
149
menampilkan halaman home, lalu user memilih menu Data Surat Disposisi
kemudian sistem akan menampilkan halaman daftar data surat disposisi. User
dapat menambahkan, mengubah data surat disposisi baru, dan mencari data surat
disposisi dengan memilih tombol “Tambah Data Surat Disposisi” sistem akan
menampilkan Form Input Data Surat Disposisi. Jika data yang dimasukkan oleh
user tidak lengkap atau tidak sesuai dengan sistem maka sistem tidak akan
menyimpan data tersebut, dan apabila data yang dimasukkan sudah lengkap
maka sistem akan menyimpan data tersebut. User dapat memilih aksi untuk edit
data dan deletedata pada halaman daftar data surat disposisi tersebut
4.2.3.8 Activity Diagram Verifikasi Surat Disposisi
Gambar 4. 14 Activity Diagram dari Use Case Verifikasi Surat Disposisi
150
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Verifikasi Surat
Disposisi” yang dilakukan oleh user yaitu Sekretaris Pengganti. Proses awal
dari use case ini, user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem
akan menampilkan halaman home, lalu user memilih menu Surat Disposisi
kemudian sistem akan menampilkan halaman daftar data surat disposisi. User
dapat menambahkan, mengubah status surat disposisi baru, dan mencari data
surat disposisi dengan memilih tombol “Edit Data Surat Disposisi” sistem akan
menampilkan Form Edit Data Surat Disposisi. Jika data yang dimasukkan oleh
user tidak lengkap atau tidak sesuai dengan sistem maka sistem tidak akan
menyimpan data tersebut, dan apabila data yang dimasukkan sudah lengkap
maka sistem akan menyimpan data tersebut dan status berhasil terupdate.
4.2.3.9 Activity Diagram Melihat Status Surat Disposisi
Gambar 4. 15 Activity Diagram dari Use Case Melihat Status Surat Disposisi
151
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Melihat Status Surat
Disposisi” yang dilakukan oleh user yaitu Staff TIK dan Staff DPK. Proses
awal dari use case ini, user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian
sistem akan menampilkan halaman home, lalu user memilih menu Melihat Surat
Disposisi kemudian sistem akan menampilkan halaman Form Daftar Surat
Disposisi.Setelah itu user dapat melihat status terbaru dari surat disposisi.
4.2.3.10 Activity Diagram Mengelola Dokumen Arsip
Gambar 4. 16 Activity Diagram dari Use Case Mengelola Data Dokumen Arsip
152
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Mengelola Dokumen Arsip”
yang dilakukan oleh user yaitu Staff DPK. Proses awal dari use case ini, user
harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem akan menampilkan
halaman home, lalu user memilih menu Dokumen Arsip kemudian sistem akan
menampilkan halaman daftar dokumen arsip. User dapat menambahkan,
memasukkan dokumen arsip baru, dan mencari dokumen arsip dengan memilih
tombol “Tambah Dokumen Arsip” sistem akan menampilkan Form Input
Dokumen Arsip. Jika data yang dimasukkan oleh user tidak lengkap atau tidak
sesuai dengan sistem maka sistem tidak akan menyimpan data tersebut, dan
apabila data yang dimasukkan sudah lengkap maka sistem akan menyimpan data
tersebut. User dapat memilih aksi untuk Edit data dan delete data pada halaman
daftar dokumen arsip tersebut.
153
4.2.3.11 Activity Diagram Melihat Laporan
Gambar 4. 17 Activity Diagram dari Use Case Melihat Laporan
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Melihat Laporan”
yang dilakukan oleh user yaitu Sekretaris Pengganti. Proses awal dari use case
ini, user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian sistem akan
menampilkan halaman home, lalu user memilih menu Melihat Laporan
kemudian sistem akan menampilkan halaman daftar laporan.
154
4.2.3.12 Activity Diagram Logout
Gambar 4. 18 Activity Diagram dari Use Case Logout
Gambar diatas menjelaskan aktifitas dari Use Case “Logout” yang
dilakukan oleh user yaitu Admin, Sekretaris Pengganti, Staff TIK dan Staff
DPK. Proses awal dari use case ini, memilih menu logout dan akan keluar dari
sistem serta kembali ke halaman login.
4.2.4 Class Diagram
Class Diagram menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini
menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem dan juga hubungan kelas
objek tersebut.
155
4.2.5 Mapping
Mapping menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini menunjukkan
kelas objek yang menyusun sistem dan juga hubungan kelas objek tersebut.
Gambar 4. 20 Class Digaram
156
4.2.6 Sequence Diagram
Sequence diagram ini menjelaskan secara detail urutan proses yang
dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case, digambarkan
padasequencediagram berikut :
4.2.6.1 Sequence Diagram Login
Gambar 4. 21Mapping
Gambar 4. 22 Sequence Diagram Login
157
Sequence diagram login dilakukan oleh 5 aktor, yaitu Admin, Wajib Pajak,
Sekretaris Pengganti, Staff TIK , Staff Keputusan dan Staff DPK. Sequence ini
menggambarkan aliran pesan yang memungkinkan aktor memasuki halaman
utama sistem dengan melakukan Login terlebih dahulu.Untuk memulai login,
aktor harus mengisiskan username dan password pada form login. Kemudian
sistem akan mengecek kesesuaian data dengan proses query database pada objek
user. Jika data tidak sesuai akan diberikan konfirmasi login gagal dan jika data
lengkap akan diberikan konfirmasi login sukses lalu masuk halaman utama
sistem.
4.2.6.2 Sequence Diagram Mengelola Data Akun User
Sequence Diagram Mengelola Akun User dilakukan oleh 1 aktor
yaitu admin Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang
memungkinkan aktor untuk memasuki halaman utama. Kemudian aktor
Gambar 4. 23 Sequence Diagram Mengelola Akun User
158
memilih akun user dan memilih tambah akun user kemudian atau aktor
memasukkan data akun user, lalu sistem akan mengecek kelengkapan
data, jika ada yang tidak lengkap maka sistem tidak akan menyimpan
data tersebut, jika data lengkap sistem akan menyimpan data kedalam
objek akun user. Kemudian sistem akan menampilkan data sesuai yang
ada di objek akun user dan aktor dapat mengubah serta melihat data
akun user tersebut.
4.2.6.3 Sequence Diagram Mengelola Data Pegawai
Sequence Diagram Mengelola Data Pegawai dilakukan oleh 1 aktor
yaitu admin.Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang
memungkinkan aktor untuk memasuki halaman utama. Kemudian aktor
memilih data pegawai dan memilih tambah pegawai kemudian aktor
Gambar 4. 24Sequence Diagram Mengelola Data Pegawai
159
memasukkan data pegawai, lalu sistem akan mengecek kelengkapan
data, jika ada yang tidak lengkap maka sistem tidak akan menyimpan
data tersebut, jika data lengkap sistem akan menyimpan data kedalam
objek pegawai. Kemudian sistem akan menampilkan data sesuai yang
ada di objek pegawai dan aktor dapat mengubah serta melihat data
pegawai tersebut.
4.2.6.4 Sequence Diagram Mengelola Data Wajib Pajak
Gambar 4. 25 Sequence Diagram Mengelola Data Wajib Pajak
Sequence Diagram Mengelola Wajib Pajak dilakukan oleh 1 aktor yaitu
Wajib Pajak.Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang memungkinkan
aktor untuk memasuki halaman utama. Kemudian aktor memilih data wajib pajak,
lalu sistem akan mengecek kelengkapan data, jika ada yang tidak lengkap maka
sistem tidak akan menyimpan data tersebut, jika data lengkap sistem akan
160
menyimpan data kedalam objek pengumpulan data surat masuk. Kemudian sistem
akan menampilkan data sesuai yang ada di objek wajib pajak dan aktor dapat
mengubah serta melihat data tersebut.
4.2.6.5 Sequence Diagram Verifikasi Data Wajib Pajak
sequence diagram verifikasi data wajib pajak diakses oleh Staff
TIK untuk memberi verifikasi surat masuk yang telah dilakukan oleh
asesor dengan mengubah status yang ada pada form verifikasi dari tidak
setuju menjadi disetujui. Untuk melakukan verifikasi surat masuk staff
TIK harus masuk kehalaman surart masuk dan pilih action verifikasi yang
terdapat pada tabel hasil persuratan, lalu sistem akan menampilkan form
verifikasi Wajib Pajak Setelah Staff TIK mengisi status wajib
Gambar 4. 26 Sequence Diagram Verifikasi Data Wajib Pajak
161
pajakmenjadi disetujui, staff TIK harus klik button verifikasi untuk
perubahan data ke database.
4.2.6.6 Sequence Diagram Mengelola Surat Masuk
Sequence Diagram Mengelola Surat Masuk dilakukan oleh 1 aktor
yaitu Staff TIK.Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang
memungkinkan aktor untuk memasuki halaman utama. Kemudian aktor
memilih data surat masuk dan memilih tambah surat masuk kemudian
aktor memasukkan data surat masuk, lalu sistem akan mengecek
kelengkapan data, jika ada yang tidak lengkap maka sistem tidak akan
menyimpan data tersebut, jika data lengkap sistem akan menyimpan data
Gambar 4. 27Sequence DIagaram Mengelola Surat Masuk
162
kedalam objek surat masuk. Kemudian sistem akan menampilkan data
sesuai yang ada di objek surat masuk dan aktor dapat mengubah serta
melihat data surat masuk tersebut.
4.2.6.7 Sequence Diagram Mengelola Surat Keluar
Sequence Diagram Mengelola Surat Keluar dilakukan oleh 1 aktor
yaitu Staff TIK.Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang
memungkinkan aktor untuk memasuki halaman utama. Kemudian aktor
memilih data surat keluar dan memilih tambah surat keluar kemudian
aktor memasukkan data surat keluar, lalu sistem akan mengecek
kelengkapan data, jika ada yang tidak lengkap maka sistem tidak akan
Gambar 4. 28Sequence Diagram Mengelola Surat Keluar
163
menyimpan data tersebut, jika data lengkap sistem akan menyimpan data
kedalam objek surat keluar. Kemudian sistem akan menampilkan data
sesuai yang ada di objek surat keluar dan aktor dapat mengubah serta
melihat data surat keluartersebut.
4.2.6.8Sequence Diagram Mengelola Surat Disposisi
Sequence Diagram Mengelola Surat Disposisi dilakukan oleh 1 aktor
yaitu Staff TIK.Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang
memungkinkan aktor untuk memasuki halaman utama. Kemudian aktor
memilih data surat disposisi dan memilih tambah surat
disposisikemudian aktor memasukkan data surat disposisi, lalu sistem
akan mengecek kelengkapan data, jika ada yang tidak lengkap maka
Gambar 4. 29Sequence Diagram Mengelola Surat Disposisi
164
sistem tidak akan menyimpan data tersebut, jika data lengkap sistem
akan menyimpan data kedalam objek surat disposisi. Kemudian sistem
akan menampilkan data sesuai yang ada di objek surat disposisi dan
aktor dapat mengubah serta melihat data surat disposisitersebutmemilih
tambah surat disposisi kemudian aktor memasukkan data surat disposisi,
lalu sistem akan mengecek kelengkapan data, jika ada yang tidak
lengkap maka sistem tidak akan menyimpan data tersebut, jika data
lengkap sistem akan menyimpan data kedalam objek surat disposisi.
Kemudian sistem akan menampilkan data sesuai yang ada di objek surat
disposisi dan aktor dapat mengubah serta melihat data surat
disposisitersebut.
4.2.6.9 Sequence Diagram Verifikasi Surat Disposisi
Sequence diagram melihat status surat disposisi dilakukan oleh 1
aktor yaitu Sekretaris Pengganti. Sequence ini menggambarkan aliran
pesan yang memungkinkan aktor memasuki halaman utama.Kemudian
Gambar 4. 30Sequence Diagram Verifikasi Surat Disposisi
165
actor memilih data surat disposisi dan memverifikasi status pada surat
disposisi kemudian aktor, lalu sistem akan mengecek kelengkapan data,
jika ada yang tidak lengkap maka sistem tidak akan menyimpan data
tersebut, jika data lengkap sistem akan menyimpan data kedalam objek
surat disposisi.
4.2.6.10 Sequence Diagram Melihat Status Surat Disposisi
Sequence diagram melihat status surat disposisi dilakukan oleh 2
aktor yaitu Staff TIK dan Staff DPK. Sequence ini menggambarkan
aliran pesan yang memungkinkan aktor memasuki halaman utama.
Kemudian aktor memilih surat disposisi, kemudian sistem akan
menampilkan data surat disposisi yang sebelumnya dicari
menggunakan id surat disposisi.
4.2.6.11 Sequence Diagram Mengelola Dokumen Arsip
Gambar 4. 31Sequence Diagram Melihat Status Surat Disposisi
166
Sequence Diagram Mengelola Dokumen Arsip dilakukan oleh 1
aktor yaitu Staff DPK.Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang
memungkinkan aktor untuk memasuki halaman utama. Kemudian aktor
memilih dokumen arsip dan memilih tambah dokumen arsip kemudian
aktor memasukkan data dokumen arsip, lalu sistem akan mengecek
kelengkapan data, jika ada yang tidak lengkap maka sistem tidak akan
menyimpan data tersebut, jika data lengkap sistem akan menyimpan data
kedalam objek dokumen arsip. Kemudian sistem akanmenampilkan data
sesuai yang ada di objek dokumen arsip dan aktor dapat mengubah serta
melihat dokumen arsip tersebut.
Gambar 4. 32 Sequence Diagram Mengelola Dokumen Arsip
167
4.2.6.12 Sequence Diagram Melihat Laporan
Sequence diagram melihat laporan dilakukan oleh 1 aktor yaitu
Sekretaris Pengganti. Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang
memungkinkan aktor memasuki halaman utama. Kemudian aktor
memilih laporan, kemudian sistem akan menampilkan data laporan
yang sebelumnya dicari menggunakan id laporan. Actor dapat melihat
laporan persuratan dan laporan kearsipan.
4.2.6.13 Sequence Diagram Logout
Gambar 4. 33Sequence Diagram Melihat Laporan
Gambar 4. 34 Sequence Diagram Logout
168
Sequence diagram logout dilakukan oleh 5 aktor, yaitu Admin,
Sekretaris Pengganti, Staff TIK , Staff Keputusan dan Staff DPK.
Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang memungkinkan aktor
keluar dari sistem dengan menekan tombol logout.
4.3 Scema Database
Scema database menggambarkan struktur objek sistem. Diagaram
ini menunjukkan diagram objek yang menyusun sistem dan juga
hubungan database objek tersebut.
Gambar 4. 35Scema Database
169
4.4 Perancangan Database
1. Perancangan Tabel Pegawai
a. Nama Tabel : Pegawai
b. Type File : Master
c. Primary Key : Id_pegawai
d. Foreign Key : -
Tabel 4. 18 Tabel Pegawai
Nama Field Type
Data
Ukuran Keterangan
Id_pegawai int 11 Identitas pegawai
Nip int 11 Nomor induk pegawai
Nama Varchar 40 Nama pegawai
Pangkat Varchar 30 Pangkat pegawai
Jabatan Varchar 30 Jabatan pegawai
Id_divisi int 11 Identitas Divisi
no_telp varchar 13 No_telepon pegawai
Alamat Text 50 Alamat pegawai
Tempat lahir Varchar 50 Tempat lahir pegawai
Tanggal Lahir Date 10 Tanggal lahir pegawai
Email Varchar 30 Email pegawai
2. Perancangan Tabel Divisi
e. Nama Tabel : Divisi
f. Type File : Master
g. Primary Key : Id_divisi
h. Foreign Key : -
Tabel 4.19 Tabel Divisi
Nama Field Type
Data
Ukuran Keterangan
Id_divisi int 11 Identitas divisi
170
3. Perancangan Tabel User
a. Nama Tabel : User
b. Type File : Master
c. Primary Key : id_akun
d. Foreign Key : Id_pegawai
Tabel 4.20 Tabel User
Nama Field Type Data Ukuran Keterangan
id_user Varchar 10 Identitas akun
Id_pegawai int 11 Identitas pegawai
Username Char 40 Username pegawai
Password Varchar 8 Password pegawai
4. Perancangan Tabel Wajib Pajak
e. Nama Tabel : Wajib Pajak
f. Type File : Master
g. Primary Key : id_wajib_pajak
h. Foreign Key : id_wajib_pajak
Tabel 4. 21 Wajib Pajak
Nama Field Type
Data
Ukuran Keterangan
id_wajib_pajak Varchar 11 Identitas Wajib pajak
Nama Pemohon Varchar 70 Nama Wajib pajak
Jabatan Varchar 40 Jabatan Wajib Pajak
Nama Perusahaan Varchar 70 Nama perusahaan Wajib
Nama_divisi Varchar 20 Nama divis
Key Varchar 5 Key
171
pajak
Alamat Perusahaan Text 70 Alamat perusahaan
wajib pajak
Tanggal Pengajuan Date 10 Tanggal Pengajuan
Wajib pajak
No_npwp Varchar 30 Nomor Penduduk Wajib
Pajak
5. Perancangan Tabel Berkas Upload
i. Nama Tabel : Berkas Upload
j. Type File : Master
k. Primary Key : id_berkas_upload
l. Foreign Key : Id_wajib_pajak
Tabel 4. 22 Berkas Upload
Nama Field Type
Data
Ukuran Keterangan
Id_bekas_upload Varchar 11 Identitas berkas
upload
id_wajib_pajak Varchar 11 Identitas Wajib
pajak
Tanggal Upload Date 10 Tanggal Upload
Wajib pajak
Dokumen Text 40 Dokumen wajib
pajak
Status enum “B;”S,”T Status Wajib Pajak
Catatan Text 20 Catatan Wajib
Pajak
6. Perancangan Tabel Surat Masuk
172
a. Nama Tabel : Surat Masuk
b. Type File : Master
c. Primary Key : id_suratmasuk
d. Foreign Key : id_user
Tabel 4. 23 Surat Masuk
Nama Field Type Data Ukuran Keterangan
id_suratmasuk Varchar 11 Identitas Surat Masuk
id_wajib_pajak Varchar 11 Identitas Wajib pajak
no_suratmasuk char 10 Nomor Surat Masuk
id_user int 11 Identitas User
tgl_suratmasuk Date 10 Tanggal Surat Masuk
Sifat Varchar 10 Sifat Surat Masuk
Perihal Varchar 50 Perihal Surat Masuk
Dokumen Char Text Dokumen Surat Masuk
Verifikasi enum “B;”N,”Y Verifikasi Surat
Masuk
Disposisi enum “B;”N,”Y Disposisi surat masuk
SK enum ”N,”Y Disposisi Surat
keterangan
Selesai enum “B;”S, selesai
7. Perancangan Tabel Surat Keluar
a. Nama Tabel : Surat Keluar
b. Type File : Master
c. Primary Key : id_suratkeluar
d. Foreign Key : no_suratmasuk
Tabel 4. 19 Surat Keluar
Nama Field Type Data Ukuran Keterangan
173
id_suratkeluar int 11 Identitas Surat Keluar
id_wajib_pajak Varchar 11 Identitas Wajib pajak
no_suratmasuk char 10 Nomor Surat Masuk
no_suratkeluar char 11 Nomor Surat Keluar
id_user int 10 Identitas User
tgl_suratkeluar Date 10 Tanggal Surat Keluar
Penerima Varchar 40 Nama Penerima
Sifat Varchar 10 Sifat Surat Keluar
Perihal Varchar 50 Perihal Surat Keluar
Dokumen text 20 Dokumen Surat Keluar
8. Perancangan Tabel Surat Disposisi
a. Nama Tabel : Surat Disposisi
b. Type File : Master
c. Primary Key : id_suratdisposisi
d. Foreign Key : no_suratmasuk
Tabel 4. 25 Surat Disposisi
Nama Field Type
Data
Ukuran Keterangan
id_suratdisposisi Char 11 Identitas Surat Disposisi
id_suratmasuk Varchar 11 Identitas Surat Masuk
id_user int 11 Identitas User
No_suratdisposisi Char 10 Nomor Surat Disposisi
Tanggal Date 10 Tanggal Surat Disposisi
Tujuan Varchar 40 Tujuan Surat Disposisi
isi_disposisi Varchar 20 Isi Surat Disposisi
Status Char 20 Status Surat Disposisi
9. Perancangan Tabel Dokumen Arsip
174
a. Nama Tabel : Dokumen Arsip
b. Type File : Master
c. Primary Key : id_arsip
d. Foreign Key :
Tabel 4. 26 Dokumen Arsip
Nama Field Type Data Ukuran Keterangan
id_arsip Int 11 Identitas Arsip
Id_lokasi_arsip Int 11 Identitas Lokasi Arsip
Id_User Int 11 Identitas User
Id_surat masuk Int 11 Identitas surat masuk
Id_surat keluar Int 11 Identitas surat keluar
Tgl_arsip Date 10 Tanggal Arsip
10. Perancangan Tabel Lokasi Arsip
e. Nama Tabel : Lokasi Arsip
f. Type File : Master
g. Primary Key : id_lokasi_arsip
h. Foreign Key :
Tabel 4. 27 Lokasi Arsip
Nama Field Type Data Ukuran Keterangan
id_lokasi_arsip Int 11 Identitas Lokasi Arsip
Nama Lokasi Varchar 40 Tempat data arsip
4.5 Deployment Diagram
Deployment diagram menyediakan gambaran bagaimana sistem secara
fisik dan terlihat. Sistem yang terdiri dari node-node dimana setiap node tersebut
diwakili dengan simbol atau sebuah kubus.Pada sistem ini menggunakan
175
program client dan server dengan menggunakan jaringan LAN, karena sistem
ini digunakan dalam satu area.Oleh karena itu dalam penerapan sistem ini
digunakan suatu aplikasi server berupa XAMPP yang disebut juga CPanel
server virtual yang dapat berfungsi untuk membuat aplikasi yang dapat diakses
secara offline.Informasi dapat diakses menggunakan web browser, pada site
mini ditambahkan juga scanner untuk menscan dokumen, dan juga printer untuk
mencetak data.
Gambar 4. 36Deployment Diagram
4.6 Perancangan Interface
Dalam tahap ini, dirancang struktur menu berdasarkan jenis
prosesyang ada pada Sistem persuratan SKSP pada Sekretariat Pengadilan
Pajak,Kementerian Keuangan. Perancangan strukturmenu ini bersarkan
pada tugas dan wewenang aktor dalam sistem ini, rancangan user interface
sebagai berikut:
176
4.6.1 Perancangan Layout
1. Tampilan Halaman Untuk Staff TIK
a. Login
HEADER
USERNAME
PASSWORD
LOGIN
FOOTER
Gambar 4. 37 Login
a. Home Staff TIK
HEADER
FOOTER
HOME
LOGOUT
DATA
SURAT MASUK
M
October 17
T W T F S S
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
DATA
SURAT KELUAR
DATA
SURAT DISPOSISI
b. Data Surat Masuk
Gambar 4. 38 Home Staff TIK
177
HEADER
FOOTER
HOME
LOGOUT
DATA SURAT
MASUK
Id_suratmasuk No_suratmasukId_user Tgl_suratmasuk
SEARCH
pengirim gambarperihalsifat aksi
EDIT
EDIT
EDIT
EDIT
DATA SURAT
DISPOSISI
DATA SURAT
KELUAR
TAMBAH
c. Data Surat Keluar
HEADER
FOOTER
HOME
LOGOUT
DATA SURAT
MASUK
Id_suratkeluar Tgl_suratkeluarNo_suratmasuk penerima
SEARCH
gambarperihalsifat aksi
EDIT
EDIT
EDIT
EDIT
DATA SURAT
DISPOSISI
DATA SURAT
KELUAR
TAMBAH
2. Tampilan Halaman Untuk Staff DPK
a. Login Staff DPK
Gambar 4. 39 Data Surat Masuk
Gambar 4. 40 Data Surat Keluar
178
HEADER
USERNAME
PASSWORD
LOGIN
FOOTER
Gambar 4. 41 Login Staff DPK
b. Home Staff DPK
HEADER
FOOTER
HOME
LOGOUT
DATA
SURAT MASUK
M
October 17
T W T F S S
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
DATA
SURAT KELUAR
DATA
SURAT DISPOSISI
c. Data Dokumen Arsip
HEADER
FOOTER
HOME
LOGOUT
LAPORAN
Id_suratdisposisi No_suratdisposisiId_suratmasuk Tgl_suratdisposisi
SEARCH
pengirim statusIsi_suratdisposisitujuan aksi
EDIT
EDIT
EDIT
EDIT
DATA SURAT
DISPOSISI
d. Data Surat Disposisi
Gambar 4. 42 Halaman Staff DPK
Gambar 4. 43 Dokumen Arsip
179
HEADER
FOOTER
HOME
LOGOUT
DATA SURAT
MASUK
Id_suratdisposisi No_suratdisposisiId_suratmasuk Tgl_suratdisposisiDATA SURAT
KELUAR
SEARCH
TAMBAH
pengirim statusIsi_suratdisposisitujuan aksi
EDIT
EDIT
EDIT
EDIT
DATA SURAT
DISPOSISI
4.7 Pelaksanaan ( Implementation )
4.7.1 Coding Program
Bahasa yang digunakan dalam pengaplikasian tahap koding pada
Surat Kuasa Sengketa Pajak adalah bahasa pemograman PHP dan HTML,
sedangkan untuk database nya menggunakan MYSQL
4.7.2 Testing Program
Pengujian dilakukan menggunakan metode black box testing,
metode black box testing pengujian yang dilakukan tanpa melihat source
code pada program dan pengujian dapat dilakukan dengan langsung
menjalankan program apakah input, dan proses pada pengujian ini
menghasilkan output yang diharapkan atau tidak. Hasil dari pengujian
dapat dilihat dari table dibawah ini :
1. Admin
Tabel 4. 20 Admin
No Rancangan Proses Hasil yang diharapkan Hasil Keterangan
Gambar 4. 44 Data Surat Disposisi
180
1. Membuka
halaman
http://localhost/sk
sp/index.com
Masuk ke halaman login
aplikasi Surat Kuasa
Sengketa Pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar login di
lampiran sebelumnya
2 Masukan
Username dan
passwordbenar
Masuk ke dalam menu
awal admin
OK Tampilan awal dengan
memasukkan username
dan password, lalu klik
“Login”.
Masukan
Username dan
password Salah
Muncul pesan “ Login
Gagal! username atau
password
OK User harus
memasukkan kembali
username dan
password| dengan
benar
3 Klik Menu
Pegawai
Masuk ke dalam halaman
utama Pegawai
OK Dapat dilihat pada
gambar Pegawai
dilampiran sebelumnya
4 Klik menu
pegawai pilih sub
menu input
Pegawai
Masuk kedalam menu
input pegawai dan user
dapat input data pegawai
OK Dapat dilihat pada
gambar pegawai
dilampiran sebelumnya
5 Klik menu
pegawai pilih sub
menu update atau
delete pada tabel
Pegawai
Masuk kedalam menu
update atau delete
pegawai dan user dapat
update atau delete data
pegawai
OK Dapat dilihat pada
gambar pegawai
dilampiran sebelumnya
6 Klik menu Divisi
pilih sub menu
input Divisi
Masuk kedalam menu
input Divisi dan user
dapat input data Divisi
OK Dapat dilihat pada
gambar Divisi
dilampiran sebelumnya
7 Klik menu Divisi Masuk kedalam menu OK Dapat dilihat pada
181
pilih sub menu
update atau delete
pada tabel Divisi
update atau delete Divisi
dan user dapat update atau
delete data Divisi
gambar Divisi
dilampiran sebelumnya
8 Klik menu lokasi
arsip pilih sub
menu input lokasi
arsip
Masuk kedalam menu
input lokasi arsip dan user
dapat input data lokasi
arsip
OK Dapat dilihat pada
gambar lokasi arsip
dilampiran sebelumnya
9 Klik menu lokasi
arsip pilih sub
menu update atau
delete pada tabel
lokasi arsip
Masuk kedalam menu
update atau delete lokasi
arsip dan user dapat
update atau delete data
lokasi arsip
OK Dapat dilihat pada
gambar lokasi arsip
dilampiran sebelumnya
10 Klik menu
Manajemen User
pilih sub menu
input Manajemen
User
Masuk kedalam menu
input Manajemen User
dan user dapat input data
Manajemen User
OK Dapat dilihat pada
gambar Manajemen
User dilampiran
sebelumnya
11 Klik menu
Manajemen User
pilih sub menu
delete pada tabel
Manajemen User
Masuk kedalam menu
delete Manajemen User
dan user dapat update atau
delete data Manajemen
User
OK Dapat dilihat pada
gambar Manajemen
User dilampiran
sebelumnya
12 Klik menu Akun
menu update atau
delete pada tabel
Akun
Masuk kedalam menu
update atau delete Akun
dan user dapat update atau
delete password data
Akun
OK Dapat dilihat pada
gambar Akun
dilampiran sebelumnya
13 Klik Logout User keluar dari aplikasi
surat kuasa sengketa pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar Akun
dilampiran sebelumnya
182
2. Wajib Pajak
Tabel 4. 21 Wajib Pajak
No Rancangan Proses Hasil yang diharapkan Has
il
Keterangan
1. Membuka
halaman
http://localhost/sk
sp/dasboard.com
Masuk ke halaman login
aplikasi Surat Kuasa
Sengketa Pajak
OK Dapat dilihat pada gambar
login di lampiran
sebelumnya
2 Masukan
Username dan
passwordbenar
Masuk ke dalam menu
awal Wajib Pajak
OK Tampilan awal dengan
memasukkan username dan
password, lalu klik “Login”.
Masukan
Username dan
password Salah
Muncul pesan “ Login
Gagal! username atau
password
OK User harus memasukkan
kembali username dan
password| dengan benar
3 Klik Menu Wajib
Pajak
Masuk ke dalam halaman
utama Wajib Pajak
OK Dapat dilihat pada gambar
Wajib Pajak dilampiran
sebelumnya
4 Klik menu Wajib
Pajak pilih sub
menu input Wajib
Pajak
Masuk kedalam menu
inputWajib Pajak dan user
dapat input data Wajib
Pajak
OK Dapat dilihat pada gambar
Wajib Pajak dilampiran
sebelumnya
5 Klik menu Wajib
Pajak pilih sub
menu update atau
delete pada tabel
Wajib Pajak
Masuk kedalam menu
update atau delete Wajib
Pajak dan user dapat
update atau delete data
Wajib Pajak
OK Dapat dilihat pada gambar
Wajib Pajak dilampiran
sebelumnya
6 Klik menu
dasboard pilih sub
Masuk kedalam menu
inputWajib Pajak dan user
OK Dapat dilihat pada gambar
Wajib Pajak dilampiran
183
menu input Wajib
Pajak
dapat input data Wajib
Pajak
sebelumnya
7 Klik menu Wajib
Pajak pilih sub
menu update atau
delete pada tabel
Wajib Pajak
Masuk kedalam menu
update atau delete Wajib
Pajak dan user dapat
update atau delete data
Wajib Pajak
OK Dapat dilihat pada gambar
Wajib Pajak dilampiran
sebelumnya
8 Klik menu status
surat sengketa
pilih sub menu
input Wajib Pajak
Masuk kedalam menu
inputWajib Pajak dan user
dapat input data Wajib
Pajak
OK Dapat dilihat pada gambar
Wajib Pajak dilampiran
sebelumnya
9 Klik menu Akun
menu update atau
delete pada tabel
Akun
Masuk kedalam menu
update atau delete Akun
dan user dapat update atau
delete password data
Akun
OK Dapat dilihat pada gambar
Akun dilampiran
sebelumnya
10 Klik Logout User keluar dari aplikasi
surat kuasa sengketa pajak
OK Dapat dilihat pada gambar
Akun dilampiran
sebelumnya
3. Staff Keputusan dan Monitoring
Tabel 4. 22 Staff Keputusan dan Monitoring
No Rancangan Proses Hasil yang diharapkan Hasi
l
Keterangan
1. Membuka halaman
http://localhost/sksp/
index.com
Masuk ke halaman
login aplikasi Surat
Kuasa Sengketa Pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar login di
lampiran sebelumnya
2 Masukan Masuk ke dalam menu OK Tampilan awal dengan
184
Usernamedan
passwordbenar
awal Satff Keputusan
dan Monitoring
memasukkan username
dan password, lalu klik
“Login”.
3 Masukan Username
dan password Salah
Muncul pesan “ Login
Gagal! username atau
password
OK User harus
memasukkan kembali
username dan
password| dengan
benar
4 Klik Menu Surat
Disposisi
Masuk ke dalam
halaman utama Surat
Disposisi
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Disposisi
dilampiran sebelumnya
5 Klik menu Surat
Disposisi pilih sub
menu input Surat
Disposisi
Masuk kedalam menu
inputSurat Disposisi
dan user dapat input
data Surat Disposisi
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Disposisi
dilampiran sebelumnya
6 Klik menu Surat
Disposisi pilih sub
menu update atau
delete pada tabel
Surat Disposisi
Masuk kedalam menu
update atau delete Surat
Disposisi dan user dapat
update atau delete data
Surat Disposisi
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Disposisi
dilampiran sebelumnya
7 Klik menu Surat
Disposisi pilih sub
menu delete pada
tabel Surat Disposisi
Masuk kedalam menu
Surat Disposisidapat
update atau verifikasi
data Surat Disposisi
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Disposisi
dilampiran sebelumnya
8 Klik Logout User keluar dari aplikasi
surat kuasa sengketa
pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar Akun
dilampiran sebelumnya
4. Staff TIK
185
Tabel 4. 23 Staff TIK
No Rancangan Proses Hasil yang diharapkan Hasil Keterangan
1. Membuka
halaman
http://localhost/sk
sp/index.com
Masuk ke halaman login
aplikasi Surat Kuasa
Sengketa Pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar login di
lampiran sebelumnya
2 Masukan
Username dan
passwordbenar
Masuk ke dalam menu
awal Satff TIK
OK Tampilan awal dengan
memasukkan username
dan password, lalu klik
“Login”.
Masukan
Username dan
password Salah
Muncul pesan “ Login
Gagal! username atau
password
OK User harus
memasukkan kembali
username dan
password| dengan
benar
3 Klik Menu Surat
Surat Masuk
Masuk ke dalam halaman
utama Surat Masuk
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Masuk
dilampiran sebelumnya
4 Klik menu Surat
Mausk pilih sub
menu input Surat
Masuk
Masuk kedalam menu
inputSurat Masuk dan
user dapat input data Surat
Masuk
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Masuk
dilampiran sebelumnya
5 Klik menu Surat
Masuk pilih sub
menu update atau
delete pada tabel
Surat Masuk
Masuk kedalam menu
update atau delete Surat
Disposisi dan user dapat
update atau delete data
Surat Masuk
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Masuk
dilampiran sebelumnya
6 Klik menu Surat
Masuk pilih sub
Masuk kedalam menu
Surat Masuk dapat update
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Masuk
186
menu delete pada
tabel Surat Masuk
atau delete data Surat
Masuk
dilampiran sebelumnya
7 Klik Logout User keluar dari aplikasi
surat kuasa sengketa pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar Akun
dilampiran sebelumnya
5. Sekretaris Pengganti
Tabel 4. 24 Sekretaris Pengganti
No Rancangan Proses Hasil yang diharapkan Hasil Keterangan
1. Membuka
halaman
http://localhost/sk
sp/index.com
Masuk ke halaman login
aplikasi Surat Kuasa
Sengketa Pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar login di
lampiran sebelumnya
2 Masukan
Username dan
passwordbenar
Masuk ke dalam menu
awal Sekretaris Pengganti
OK Tampilan awal dengan
memasukkan username
dan password, lalu klik
“Login”.
Masukan
Username dan
password Salah
Muncul pesan “ Login
Gagal! username atau
password
OK User harus
memasukkan kembali
username dan
password| dengan
benar
3 Klik Menu Surat
Surat Masuk
Masuk ke dalam halaman
utama Surat Masuk
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Masuk
dilampiran sebelumnya
4 Klik menu Surat
Mausk pilih sub
menu input Surat
Masuk kedalam menu
inputSurat Masuk dan
user dapat input data Surat
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Masuk
dilampiran sebelumnya
187
Masuk Masuk
5 Klik menu Surat
Masuk pilih sub
menu update atau
delete pada tabel
Surat Masuk
Masuk kedalam menu
update atau delete Surat
Disposisi dan user dapat
update atau delete data
Surat Masuk
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Masuk
dilampiran sebelumnya
6 Klik menu Surat
Masuk pilih sub
menu delete pada
tabel Surat Masuk
Masuk kedalam menu
Surat Masuk dapat update
atau delete data Surat
Masuk
OK Dapat dilihat pada
gambar Surat Masuk
dilampiran sebelumnya
7 Klik Logout User keluar dari aplikasi
surat kuasa sengketa pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar Akun
dilampiran sebelumnya
6. Staff DPK
Tabel 4. 25 Staff DPK
No Rancangan Proses Hasil yang diharapkan Hasil Keterangan
1. Membuka halaman
http://localhost/sks
p/index.com
Masuk ke halaman
login aplikasi Surat
Kuasa Sengketa Pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar login di
lampiran sebelumnya
2 Masukan
Username dan
passwordbenar
Masuk ke dalam menu
awal Satff DPK
OK Tampilan awal dengan
memasukkan username
dan password, lalu klik
“Login”.
Masukan
Username dan
password Salah
Muncul pesan “ Login
Gagal! username atau
password
OK User harus
memasukkan kembali
username dan
password| dengan
188
benar
3 Klik Menu status
disposisi
Masuk ke dalam halaman
utama status disposisi
OK Dapat dilihat pada
gambar status
disposisidilampiran
sebelumnya
4 Klik menu status
disposisi pilih sub
menu input status
disposisi
Masuk kedalam menu
inputstatus disposisi dan
user dapat input data
status disposisi
OK Dapat dilihat pada
gambar status disposisi
dilampiran sebelumnya
5 Klik menu status
disposisi pilih sub
menu update atau
delete pada tabel
status disposisi
Masuk kedalam menu
update atau delete status
disposisi dan user dapat
update atau delete data
status disposisi
OK Dapat dilihat pada
gambar status disposisi
dilampiran sebelumnya
6 Klik menu
Dokumen Arsip
pilih sub menu
input Dokumen
Arsip
Masuk kedalam menu
inputDokumen Arsip dan
user dapat input data
Dokumen Arsip
OK Dapat dilihat pada
gambar Dokumen
Arsipdilampiran
sebelumnya
7 Klik menu
Dokumen Arsip
pilih sub menu
update atau delete
pada tabel
Dokumen Arsip
Masuk kedalam menu
update atau delete
Dokumen Arsip dan user
dapat update atau delete
data Dokumen Arsip
OK Dapat dilihat pada
gambar Dokumen
Arsipdilampiran
sebelumnya
8 Klik Logout User keluar dari aplikasi
surat kuasa sengketa
pajak
OK Dapat dilihat pada
gambar Akun
dilampiran sebelumnya
189
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisa penulis mengenai proyek pada Aplikasi Surat Kuasa
Sengketa Pajak dibagian TIK di Sekretariat Pengadilan Pajak , kami dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis sebuah rancangan sistem
informasi Surat Kuasa Sengketa Pajak yang mencakup proses
pengelolaan surat masuk dan surat keluar. Analisis sistem ini dilakukan
guna membantu aktivitas Surat Kuasa Sengketa Pajakpada Sekretariat
Pengadilan Pajak.
2. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah analisis sistem informasi Surat
Kuasa Sengketa Pajak pada Sekretariat Pengadilan Pajak. Pertama,
menampilkan informasi persuratan pengelolaan surat masuk dan surat
keluardan pembuatan laporan surat masuk dan surat keluar yang
tersimpan di dalam database. Laporan surat masuk dan surat keluar yang
dihasilkan berupa laporan surat masuk dan surat keluar, pegiriman.
3. Manfaat dari penelitian ini adalah mempermudah proses pengelolaan
surat masuk dan surat keluar pelaporan persuratan yang lebih efektif dan
efisien. Informasi yang dihasilkan menjadi lebih relevan, akurat, dan
tepat waktu. Manfaat yang lain adalah dapat membantu dalam
mengontrol persuratan yang terjadi. memudahkan terjalinnya
komunikasi yang baik dan menghindari redudansi data.
190
5.2 SARAN
Berdasarkan analisa penulis mengenai Proyek Pada Aplikasi SKSP Surat
Kuasa Sengketa Pajak dibagian TIK di Sekretariat Pengadilan Pajak,untuk
kemajuan aplikasi ini penulis menyarankan:
1. Diperlukan pengembangan sampai ke tahap implementasi system serta
keamanan sistem yang baik
2. Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan melakukan analisis fitur
kearsipan kebutuhan data surat masuk dan surat keluar.
191
DAFTAR PUSTAKA
Sandy Ferdinandus (2010) ,Perancangan Aplikasi Surat Masuk Dan Surat Keluar
Pada PT. PLN (Persero) Wilayah.
Antonio, H., & Safriadi, N. (2012). Rancang Bangun Sistem Informasi
Administrasi Informatika). Jurnal ELKHA, 4, 1-2.
Fahrudin, A., Purnama, B. E., & Riati, B. K. (2012). Pembangunan Sistem
Informasi Layanan Haji berbasis Web pada Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji Ar Rohman Mabrur Kudus. Indonesian Journal on Networking and
Security, 3, 1.
Fatta, H. A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk
Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. CV. Andi
Offset.
Hidayatullah, & Kawistara. (2014). Pemograman Web.Bandung: Informatika
Jogiyanto, H. (2013). Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi
Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Kartikasari, S. W. (2012). Sistem Informasi Pengelolaan Surat Masuk dan Surat
Keluar pada Unit Pelaksanaan Teknis Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar Kecamatan Pringkulu. Journal Speed Sentra Penelitian Engineering
dan Edukasi, 3, 1.
192
Kurniawan, Y., Sholiq, & Muqtadiroh, F. A. (2012). Rancang Bangun Perangkat
Lunak untuk Workflow Pengelolaan Surat Menyurat Dinas Bagian Surat
Masuk Di Kabupaten Buton Utara. Jurnal Teknik ITS, 1.
Ladjamuddin, A. (2015). Analisis dan Desain Sistem Informasi . Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Luqman, M. (2015). Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Surat Masuk
dan Surat Keluar. Journal Speed - Sentra Pendidikan Engineering dan
Edukasi, 5, 3.
Masykur, F., & Atmaja, I. P. (2015). Sistem Administrasi Pengelolaan Arsip Surat
Masuk dan Keluar Berbasis Web. Indonesian Journal on Networking and
Security, 4,3.
Oliveira , P., Rodrigues, P., Henriques, P., & Galhardas, H. A Taxonomy of Data
Quality Problem. Caise Proceedings, 2
Anynoumous (2011). Pengantar Kearsipan.Desember 10, 2017
http://bpad.jogjaprov.go.id.
Sasongko, J., & Diartono, D. A. (2009). Rancang Bangun Sistem Informasi
Manajemen Surat. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik, XIV, 2.
Subagyo, H. (1997). Surat Menyurat Lengkap.Surabaya: Amelia
Vironica, A., & Sukadi. (2013). Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Surat
Masuk dan Surat Keluar pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Nawangan. Journal Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi,
5, 4.
193
H, Wursanto. (1991). Pembimbing Administrasi dan Surat Menyurat. Yogyakarta:
Kanasius
Yasin, S. (2012). Surat Menyurat Praktis Siap Pakai.Surabaya: CV Adis
194
LAMPIRAN
WAWANCARA
Lampiran 1: Wawancara
(Q) Penanya : Tari Tri Utami
(A) Narasumber : Bapak Teguh Darmono, S.Kom, M.T
Q: Siapa yang bertugas untuk mengelola surat-surat yang ada di perusahaan?
A: Semua pengerjaan pencatatan surat masuk dan surat keluar dikerjakan pada
divisi TIK bagian Staff TIK
Q: Bagaimana cara pengelolaan surat masuk di Sekretariat Pengadilan Pajak ?
A: Pengelolaan surat masuk dikelola oleh pegawai staff TIK dengan mencatat
nomor surat jika ada, asal surat, dan tujuan surat. Semua dicatat dibuku
penerimaan surat masuk kemudian dipindahkan ke komputer pegawai Staff
TIK dengan bantuan aplikasi microsoft excel. Data yang dicatat yaitu tanggal,
nomor agenda, perihal, tanggal surat, asal surat, diteruskan, tanggal,
keterangan. Dan setelah itu surat-surat masuk tersebut di distribusikan ke divisi
masing-masing sesuai dengan tujuan surat tersebut.
Q: Bagaimana cara pengelolaan surat keluar di Sekretariat Pengadilan Pajak?
A: Pengelolaan surat keluar dikelola oleh pegawai Staff TIK dengan mencatat
asal surat yaitu dari divisi mana, kemudian tujuan surat. Dan setelah itu Staff
TIK membuat slip untuk ekspedisi yang telah ditunjuk perusahaan dan
kemudian setiap sore sekitar pukul 15.00 wib pihak ekspedisi mengambil surat-
surat yang akan didistribusikan keluar perusahaan. DanStaff TIK mencatat
195
nomor resi pengiriman surat tersebut di buku catatan surat keluar dan di komputer
pegawai Staff TIK dengan bantuan aplikasi microsoft excel. Data yang dicatat
yaitu penerima surat, alamat dan asal divisi
Q: Apakah pihak Staff TIK juga bertanggung untuk memberikan penomoran
surat?
A: Iya benar, semua surat resmi membutuhkan nomor surat dan yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan penomoran surat adalah Staff TIK .
Q: Bagaimana cara pengelolaan penomoran surat pada Sekretariat Pengadilan?
A: Penomoran surat berdasarkan permintaan dari masing-masing divisi yang ada
pada perusahaan. Jadi setiap divisi pada perusahaan masing-masing memiliki
satu sekertaris. Dan jika sekertaris tersebut ingin membuat surat resmi
perusahaan biasanya langsung menghubungi pihak Staff TIK melalui email
atau telepon untuk meminta nomor surat sesuai dengan tanggal dan catatan
terakhir pihak Staff TIK
Q: Apa pengelolaan penomoran surat tidak mengalami kendala? Karena masih
mengandalkan catatan pada buku catatan pegawai Staff TIK ?
A: Iya terkadang mengalami berbagai kendala. Karena biasanya para sekertaris
masing-masing divisi meminta penomoran untuk tanggal yang sudah berlalu.
Jadi untuk mencari nomor terakhir pada tanggal tersebut membutuhkan waktu
dan usaha. Dan terkadang ada beberapa penomoran surat yang terlewat bahkan
tidak tercatat dengan benar
Q: Data apa saja yang dicatat pada pemberian penomoran surat?
196
A: Data yang dicatat pada pemberian penomoran surat yaitu tanggal, nomor surat
yang diberikan, nama pemohon permintaan penomoran surat, perihal, isi surat
secara singkat, tanggal pada surat, tujuan surat, penerima surat, penulis surat,
dan softcopy surat tersebut untuk disimpan sebagai arsip perusahaan. Masing-
masing data dicatat dibuku pemberian penomoran surat kemudian dipindahkan
ke komputer dengan bantuan aplikasi microsoft excel
Q: Bagaimana cara mengelola penomoran surat sengketa pajak ?
A: Sama seperti penomoran surat biasa . Hanya saja format penomorannya
berbeda. Pencatatannya juga sama. Hanya saja data yang dimasukan berbeda.
Jika surat sengketa pajak maka yang dimasukan adalah tanggal, nomor,
ditujukan, perihal, dan tanda tangan pegawai sekertaris umum. Dan semua
permintaan penomoran surat wajib memberikan softcopynya untuk arsip
perusahaan
Q: Apakah setiap divisi yang melakukan permintaan penomoran surat sengketa
pajak memberikan softcopy file asli yang akan diberikan penomoran?
A: Di dalam aturan sudah jelas bahwa permintaan penomoran surat, baik itu surat
biasa, surat surat sengketa pajak harus menyertakan softcopy file surat. Tetapi
terkadang softcopy surat tersebut tidak disertakan dengan berbagai alasan, hal
yang paling sering adalah sedang terburu-buru. Jadi pegawai Staff TIK
biasanya langsung memberikan penomoran surat dalam keadaan mendesak dan
hanya mencatat beberapa data yang tersedia
Q: Apakah dalam pengelolaan surat masuk, ada bukti dari masing-masing divisi
yang telah diberikan surat tersebut semacam tanda terima?
197
A: Ada, nanti setelah pegawai melakukan distribusi terhadap surat masuk maka
masing-masing divisi diminta untuk menandatangani buku distribusi surat
masuk oleh pihak Staff TIK yang mendistribusikan sebagai tanda terima surat.
Dan kemudian pegawai Staff TIK mencatat kembali ke komputer dengan
bantuan excel. Data yang dimasukan sebagai tanda terima surat masuk adalah
tanggal, asal surat, tujuan surat, tanda tangan penerima
Q: Secara umum, apakah ada kendala dalam pengelolaan surat, baik surat masuk
dan surat keluar?
A: Ada. Seperti pencatatan surat masuk yang dilakukan secara manual pada excel
dan buku catatan. Jika surat tersebut hilang atau tidak terditribusi dengan baik
maka akan susah mencari dan melacak keberadaan surat tersebut. Begitu juga
dengan surat keluar. Tidak jarang banyak surat penting yang luput dari
pencatatan oleh pegawai Staff TIK dikarenakan pencatatan masih
konvensional.