skripsi perolehan laba pada pt. telkom indonesia tbk …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN TERHADAPPEROLEHAN LABA PADA PT. TELKOM
INDONESIA Tbk
NURFAISAH10573 03596 12
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2016
SKRIPSI
KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN TERHADAPPEROLEHAN LABA PADA PT. TELKOM
INDONESIA Tbk
NURFAISAH10573 03596 12
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelarSarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2016
i
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Sembah sujud penulis haturkan kepada Ayahanda Tamrin dan Ibunda
tercinta Tisnawati sebagai wujud terima kasih yang setulus-tulusnya, yang tak
kenal lelah dalam jerih payahnya dan doa restunya selama penulis menempuh
pendidikan sejak kecil sampai dewasa hingga mendapatkan kemudahan dalam
menyelesaikan tugas akademik sesuai rencana.
Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab. Bab I
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Bab II Landasan Teori terdiri dari kerangka pikir dan
hipotesis. Bab III Metode Penelitian terdiri dari lokasi dan waktu penelitian,
metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis. Bab IV Hasil
Penelitian dan Pembahasan. Bab V Kesimpulan dan Saran.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
iv
1. Bapak Drs. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Bapak Dr. H. Mahmud Nunung, MA Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak.
Ca Ketua Jurusan. dan para Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. BapakDrs. H. Sultan Sarda, MM selaku pembimbing I dan Bapak
Ramly, SE., M.Si selaku pembimbing II, yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk bagi penulis
dalam rangka penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya Dosen
Jurusan Akuntansi dan para Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Bapak Pimpinan dan Staf PT. Telkom Indonesia Tbk, yang telah
membantu penulis selama penelitian ini berlangsung.
5. Keluarga yang sangat penulis sayangi. Kakak Adikku, Sepupuku, Tante,
Om dan seluruh keluarga yang telah banyak berjasa kepada penulis selama
studi.
6. Buat Kak Latif yang selalu membantu, memberi motivasi dan dorongan
kepada penulis, mulai studi bahkan sampai penulisan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu bersamaku dalam suka maupun
duka selama studi ; Darma, Nilamdan Fitri. Semoga persahabatan kita
tetap selamanya.
8. Buat seluruh teman-teman kuliah AK 2_12 yang dengan setia memberikan
dorongan dan berbagai suka duka kepada penulis selama studi pengalaman
yang penulis dapatkan dari kalian tidak akan pernah terlupakan.
v
9. Semua pihak yang telah membantu penulis, karena keterbatasan tempat
sehingga tidak dapat dituliskan namanya, namun tidak mengurangi rasa
terima kasih penulis. Semoga segala bantuan yang diberikan walau sekecil
apapun memperoleh ganjaran di sisi-Nya.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua,
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari semua pihak senantiasa penulis
nantikan demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga semua bantuan dan
partisipasi yang diberikan kepada penulis bernilai Ibadah di sisi Allah SWT, Amin
Ya Rabbal Alamin.
Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairat
Wassalamu Alaikum Wr. Wb
Makassar, Agustus 2016
Penulis
vi
ABSTRAK
NURFAISAH, 2016 Kebijakan Pembayaran Deviden Terhadap Perolehan LabaPada PT. Telkom Indonesia Tbk ( dibimbing oleh Bapak H. Sultan Sarda, selakupembimbing I dan Bapak Ramly, selaku pembimbing II ).
PT. Telkom Indonesia Tbk mempunyai visi yaitu menjadi perusahaanyang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media danEdutainment (TIME) di kawasan regional.Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh kebijakan pembayaran Dividen pada perolehan Laba PT.Telkom Indonesia Tbk.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datakuantitatif. Data Kuantitatif yaitu jenis data yang berupa angka-angka yang terdiridari laporan keuangan perusahaan, sedangkan Sumber data yang dipergunakandalam penelitian ini hanya dengan menggunakan data sekunder yaitu berupa datayang diperoleh dari bahan tertulis melalui dokumen-dokumen, seperti sejarahperusahaan, struktur organisasi, dan perkembangan laporan keuangan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian ini menggunakanmetode analisis deskriptif dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisisregresi sederhana. Berdasarkan analisis sebelumnya, didapatkan bahwa perolehanlaba memiliki pengaruh yang signifikan tehadap pembayaran kebijakan dividen.
Kata kunci : Perolehan laba, kebijakan pembayaran deviden
vivii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan ............................................................................... 5
1. Pengertian Laporan Keuangan ...................................................... 5
2. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan................................................ 6
B. Laba Perusahaan................................................................................... 8
C. Dividen ................................................................................................. 10
D. Kebijakan dividen ................................................................................ 13
1. Pengertian Kebijakan Dividen ...................................................... 13
2. Pentingnya Kebijakan Dividen...................................................... 14
3. Bentuk dan Tipe Kebijakan Dividen............................................. 16
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ................ 18
E. Hubungan Laba dan Dividen................................................................ 23
F. Kerangka Pikir...................................................................................... 24
viii
G. Hipotesis............................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 27
B. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 27
C. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ 28
D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 281. Populasi ......................................................................................... 282. Sampel........................................................................................... 29
E. Metode Analisis ................................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan.............................................................. 32
1. Riwayat Singkat PT. Telkom Indonesia, Tbk ............................... 32
2. Visi Misi dan Tujuan PT. Telkom Indonesia Tbk......................... 36
3. Struktur Organisasi........................................................................ 37
4. Anak Perusahaan ........................................................................... 41
5. Produk dan Layanan...................................................................... 43
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan......................................................... 50
1. Analisis Perolehan Laba................................................................ 50
2. Analisis Kebijakan Pembayaran Dividen...................................... 53
3. Pengaruh Kebijakan Pembayaran Dividen Terhadap Perolehan Laba
PT. Telkom Indonesia Tbk............................................................ 55
4. Analisis Koefisien Korelasi Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap
Perolehan Laba Pada PT. Telkom Indonesia Tbk ......................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 64B. Saran..................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
1. Interpretasi kolerasi ........................................................................... 31
2. Data Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi PT. Telkom
Indonesia Tbk... ................................................................................ 41
3. Data anak perusahaan dan perusahaan asosiasi
PT Telkom Indonesia Tbk kepemilikan 20% s/d 50%...................... 42
4. Data anak perusahaan dan perusahaan asosiasi
PT Telkom Indonesia Tbk kepemilikan 20% .................................. 42
5. Data anak perusahaan dan perusahaan asosiasi
PT Telkom Indonesia Tbk kepemilikan tidak langsung ................... 43
6. Data perolehan laba PT Telkom Indonesia Tbk
Priode 2010 s/d 2015......................................................................... 51
7. Data pembayaran Dividen PT. Telkom Indonesia priode
Tahun 2010 s/d 2015......................................................................... 54
8. Regresi Pengaruh Pembayaran Dividen terhadap
Perolehan Laba PT Telkom Indonesia Tbk....................................... 56
9. Interpretasi Nilai R............................................................................ 59
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan merupakan suatu organisasi produksi yang menggunakan dan
mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk pemuasan kebutuhan. Sebagai unit
organisasi ekonomi, perusahaan didefinisikan sebagai organisasi dari semua
syarat kerja dan alat-alat untuk bertindak atau bekerja menurut prinsip ekonomi
yang terus menerus. Berhasil tidaknya perusahaan ditandai dengan kemampuan
manajemen mengelola sebaik mungkin semua unsur yang terkait dengan
perusahaan itu sendiri, baik dari segi internal maupun eksternal perusahaan. Bagi
suatu perusahaan, mempertahankan kelangsungan perusahaan dengan cara
memperoleh laba yang maksimal merupakan tujuan utama yang ingin dicapai.
Laba merupakan balas jasa atau risiko dan ketidak pastian atas modal
yang ditanamkan dalam suatu perusahaan. Kemudian, perusahaan menetapkan
kebijakan laba untuk menindak lanjuti perolehan laba yang dapat dialokasikan
pada dua komponen yaitu dividen dan laba ditahan. Dividen merupakan bagian
dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Laba
ditahan (retained earning ) merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para
pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan
kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan.
Suwardjono (2005) menyimpulkan bahwa laba adalah kenaikan aset dalam
suatu perioda akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusi kepada
1
kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan deviden)
tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula. Laba dimaknai
sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti
laba merupakan kelebihan pendapatan di atas biaya.
Kebijakan dividen adalah salah satu dari keputusan keuangan yang yang
ditetapkan oleh perusahaan dalam Rapat Umum pemegang Saham (RUPS).
Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya laba yang
dibagikan dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen memiliki arti penting bagi
perusahaan karena akan berpengaruh pada sikap atau reaksi investor. Pembayaran
dividen yang kecil ataupun pemotongan dividen dapat dipandang negatif oleh
para investor, karena hal tersebut seringkali dikaitkan dengan kesulitan keuangan
yang dihadapi perusahaan. Selain itu, kebijakan keuangan ini berdampak pada
program pendanaan perusahaan yang berkaitan dengan sumber pembiayaan
(financing) perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba
sebagai dividen maka akan mengurangi total sumber dana intern atau internal
financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang
diperoleh, maka kemampuan pemenuhan kebutuhan dana dari sumber intern akan
semakin besar dan hal ini akan menjadikan posisi financing dari perusahaan yang
bersangkutan semakin kuat karena ketergantungan kepada sumber dana ekstern
menjadi semakin kecil.
PT. Telkom Indonesia Tbk. adalah salah satu perusahaan penyelenggara
jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia. Dimana setiap tahunnya memperoleh
laba yang besar dan meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan laba yang
diperoleh perusahaan akan mengakibatkan laba per saham (earning per share)
juga semakin besar namun belum tentu akan membagikan deviden yang besar
pula kepada para pemegang saham.
Salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai
pertumbuhan serta perkembangan PT. Telkom Indonesia Tbk. adalah laba
ditahan. Apabila semakin tinggi dividen yang dibayarkan berarti semakin sedikit
laba yang dapat ditahan, dan sebagai akibatnya adalah menghambat tingkat
pertumbuhan (internal growth). Begitupun sebaliknya, jika perusahaan ingin
menahan sebagian besar dari pendapatan yang tersedia sebagai laba ditahan,
maka mengakibatkan pembayaran dividen semakin kecil.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian
tentang “Kebijakan Pembayaran Dividen Pada Perolehan Laba Pada PT.
Telkom Indonesia Tbk".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimana penerapan kebijakan pembayaran Dividen pada
perolehan Laba PT. Telkom Indonesia Tbk”?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk
mengetahui pengaruh kebijakan pembayaran Dividen pada perolehan Laba PT.
Telkom Indonesia Tbk.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat hasil penelitian yang diharapkan adalah:
1. Sebagai bahan acuan bagi pihak perusahaan dalam mengambil keputusan
yang berkaitan dengan pembayaran dividen.
2. Sebagai sumbangan pikiran bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham
PT. Telkom Indonesia Tbk.
3. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan manajemen dalam membuat
perencanaan perusahaan guna mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
khususnya yang berhubungan dengan objek penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Guna mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil
yang telah dicapai perlu disusun laporan keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan. Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi
yang menyajikan informasi data keuangan mengenai kondisi perusahaan yang
akan digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukannya sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Munawir (2004: 5) mengemukakan bahwa : Laporan
keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode
untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar
posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-
akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi pemrosesan untuk menambah daftar
ketiga, yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagi (laba yang
ditahan).
Menurut Baridwan (2004: 17), menyatakan bahwa : Laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan
untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu, laporan keuangan dapat juga
5
digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan yaitu sebagai laporan keuangan
pihak-pihak di luar perusahaan.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007: 50) : Laporan keuangan
(financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan
modal dan lapuran aliran kas.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu, untuk kepentingan manajemen
dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan
data keuangan perusahaan.
2. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2009: 4), laporan keuangan terdiri dari 4 (empat)
macam yaitu:
1. Daftar Neraca, yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan
modal pada tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba/
rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi menggambarkan
hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya.
3. Laporan sumber penggunaan dana. Disini dimuat sumber dana dan
pengeluaran perusahaan selama suatu periode. Dana biasa diartikan kas
bisa juga modal kerja.
4. Laporan arus kas, laporan ini merupakan ikhtisar arus kas masuk dan
arus kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-
kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan.
Dari keempat macam laporan keuangan tersebut dapat diringkas lagi
menjadi 2 (dua) macam, yaitu laporan neraca dan laporan laba-rugi saja.
Hal ini karena laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada
akhirnya akan diiktisarkan dalam laporan neraca atau laporan keuangan
laba-rugi. Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi
keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi.
1. Neraca (balance sheet), merupakan laporan yang menggambarkan
jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari suatu
perusahaan pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun
(31 Desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi aktiva,
sedangkan kewajiban atau hutang dan modal sendiri disajikan di sisi
pasiva.
2. Laporan laba rugi (income statement), merupakan laporan yang
menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari
suatu perusahaan pada periode tertentu. Sebagaimana halnya neraca,
laporan laba-rugi biasanya juga disusun setiap akhir tahun (31
Desember). Dalam laporan ini disusun penghasilan dan biaya yang
terjadi selama satu tahun, yaitu mulai tanggal 1 Januari – 31 Desember
tahun yang bersangkutan.
B. Laba Perusahaan
Menurut Lumbantoruan dan Magdalena (2003:236) menyatakan
bahwa “laba atau profit, adalah selisih antara pendapatan dan biaya”. Untuk
keperluan analisis keuangan, biasanya laba dihitung secara bertingkat,
sehingga ada beberapa macam-macam laba yaitu:
1. Laba Kotor atau Gross profit, yaitu selisih antara pendapatan dan harga
pokok penjualan. Tingkat laba kotor yang tinggi menujukkan bahwa
perusahaan mempunyai posisi kuat dalam persaingan harga. Dalam
keadaan resesi, perusahaan mempunyai “pengaman” yang kuat. Sebaiknya,
tingkat fleksibilitas perusahaan dalam menghadapi penurunan permintaan
atas peningkatan persaingan. Tetapi tinggi rendahnya tingkat laba kotor ini
harus juga dinilai dengan perimbangan kebijakan harga yang dianut
perusahaan dalam rangka meningkatkan pangsa pasar.
2. Laba Operasi atau Operating Profit, adalah selisih antara laba kotor dan
biaya-biaya operasi yang terdiri atas biaya penjualan, serta biaya umum dan
administrasi. Tingkat laba operasi merupaka perbandingan antara laba
operasi dan penjualan bersih. Dalam laba operasi, belum dihitung biaya
bunga dan pajak, karena biaya bunga ditentukan oleh besarnya utang
perusahaan (bukan keputusan operasional melainkan financial), sehingga
besarnya pajak ditentukan oleh golongan pajak perusahaan ( yang berbeda-
beda menurut besarnya laba yang dicapai). Tingkat laba operasi merupakan
ukuran yang tepat untuk menilai efisiensi manajemen. Perusahaan yang
laba operasinya tinggi dan dapat nilai sebagai perusahaan yang kuat dan
menguntungkan.
3. Laba Bersih, atau net profit, adalah operasi setelah ditambah dengan
pendapatan lain-lain serta dikurangi biaya yang lain-lain. Pendapatan lain-
lain adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari luar operasi normal
perusahaan. Laba bersih, setelah dikurang dengan pajak penghasilan
disebut laba bersih setelah pajak (net profit after tax). Tingkat laba bersih
kurang menggambarkan prestasi manajemen dibandingkan dengan tingkat
laba operasi, karena sudah memasukkan unsur-unsur diluar kekuasaan
manajemen, seperti bunga dan pajak.
4. Laba Ditahan atau retainend earning merupakan laba yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagikan ini diinvestasikan
kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal. Laba ditahan dalam
penyajiannya di neraca menambah total laba yang disetor karena yang
ditahan ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan tidak
dibagikan, maka ini juga akan menambah akuitas pemilik saham di neraca.
5. Laba per Saham (earning per share)adalah laba per saham yang diperoleh
setelah pajak yang dibagikan dengan jumlah saham yang beredar. Dengan
demikian earning per share akan meningkat apabila perolehan laba setelah
pajak (earning after tax) meningkat, dengan asumsi jumlah saham tetap.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laba merupakan
penghasilan perusahaan yang diukur berdasarkan selisih total pendapatan dan
biaya.
Belkaoui (2006) mendefinisikan laba sebagai perbedaan antara pendapatan
yang direalisasi yang timbul dari transaksi-transaksi periode tersebut dengan biaya
historis sepadan. Dengan kata lain, laba adalah peningkatan aset perusahaan yang
didapat dari selisih antara pendapatan bersih perusahaan setelah dikurangi dengan
bebanbeban yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan tersebut.
C. Dividen
Dividen merupakan hak para pemegang saham yang harus dibagikan
perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Baridwan (2004:237)
bahwa: “Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang
saham”. Dividen yang dibagikan perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk,
yaitu:
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah dalam bentuk kas
(uang tunai), yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum
membuat pengumuman adanya uang kas adalah, apakah jumlah uang kas yang
ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
2. Dividen Aktiva Selain Kas (Property Dividend)
Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Dividen
dalam bentuk ini disebut (Property Dividend). Aktiva yang dibagikan bisa
berbentuk surat-surat berharga perusahaan, barang dagangan, atau aktiva-
aktiva lainnya. Dalam hal ini, pemegang saham akan mencatat dividen yang
diterimanya sebesar harga pasar aktiva tersebut. Sedangkan perusahaan yang
membagi property dividend akan mencatatnya sebesar nilai buku aktiva yang
bersangkutan.
3. Dividen Hutang (Scrip Dividend)
Dividen hutang (Scrip Dividend) timbul apabila laba yang tidak dibagi itu
saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, namun saldo kas yang ada
tidak cukup. Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan Scrip
Dividend yaitu janji tertulis untuk membayarkan jumlah tertentu di masa yang
akan datang. Scrip Dividend ini mungkin saja berbunga dan mungkin juga
tidak.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian
modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening pengembalian
modal yang dalam neraca dicatat sebagai pengurangan modal saham. Dalam
perusahaan yang memiliki wasting assets yang tidak akan diganti, bisa
membagi dividen likuidasi secara periodik. Biasanya modal yang dikembalikan
adalah sebesar deplesi yang diperhitungkan untuk periode tersebut. Apabila
perusahaan membagi deviden likuidasi, maka para pemegang saham akan
diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang
merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang saham bisa
mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham tidak sama dengan dividen tunai, oleh karena itu dalam dividen
saham tidak ada pembagian uang kas atau aktiva lain kepada para pemegang
saham. Dividen saham tersebut biasanya dikeluarkan oleh perusahaan yang
ingin menahan labanya untuk memperoleh fasilitas-fasilitas baru atau
memperluas usahanya.
Menurut Sundjaja dkk (2001: 234) “Dividen saham adalah pembayaran
kepada pemegang saham yang nyata dalam bentuk saham sebagai pengganti
atau pelengkap dari dividen tunai”.
Dividen saham dibagikan dalam bentuk sebagai berikut :
1. Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen
saham biasa untuk pemegang saham biasa, atau dividen saham prioritas
untuk pemegang saham prioritas yang disebut dividen saham biasa.
2. Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya dividen
saham prioritas untuk pemegang saham biasa, atau dividen saham biasa
untuk pemegang saham prioritas yang disebut dividen saham spesial
(khusus).
Kewajiban perusahaan untuk membagi dividen timbul pada saat
deklarasi/ pengumuman dividen, dan dengan demikian pada saat tersebut saldo
laba akan dibebani dengan jumlah dividen sebesar yang diumumkan. Dalam
pembayaran dividen perlu diperhatikan tiga tanggal, yaitu :
1. Tanggal Pengumuman, yaitu tanggal dimana secara resmi diumumkan
besarnya dividen yang akan dibagikan kepada investor untuk setiap
lembar saham yang dimiliki.
2. Tanggal pencatatan, yaitu tanggal dimana perusahaan yang
mengeluarkan saham mendaftar nama-nama investor yang berhak untuk
menerima pembagian dividen.
3. Tanggal pembayaran, yaitu tanggal realisasi pembagian dividen kepada
para
4. pemegang saham (investor).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
dividen merupakan bagian laba yang dihasilkan oleh perusahaan, baik berasal dari
laba periode saat ini ataupun laba periode sebelumnya yang dibagikan kepada
pemegang saham sebagai hasil atas investasi.
D. Kebijakan Dividen
1. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan salah satu tugas dari manajer
keuangan untuk membuat keputusan mengenai pembagian dividen kepada
para pemegang saham (investor). Sebuah ciri umum dari seorang manajer
adalah bahwa ia seorang pembuat keputusan. Seorang manajer harus
memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan. Untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut, tindakan-tindakan khusus apa yang perlu, cara-cara baru apa
yang dapat diperkenalkan, dan apa yang harus dilaksanakan untuk
mempertahankan hasil kerja yang memuaskan. Apabila perusahaan memilih
untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang
akan ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau
internal financing.
Menurut Sartono (2001: 281) menyatakan bahwa: Kebijakan dividen
adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang.
Menurut Riyanto (2004: 265) menyatakan bahwa : Kebijakan dividen
bersangkutan dengan penentuan pendapatan (earning) yaitu antara pendapatan
untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dengan yang
digunakan dalam perusahaan yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan
dalam perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan
dividen merupakan keputusan perusahaan untuk menentukan besarnya laba
yang akan dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen.
2. Pentingnya Kebijakan Dividen
Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah
memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode
akan dibagi semua untuk dividen atau dibagi sebagian untuk dividen dan
sebagian lagi dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan
memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan
mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi jumlah
dana yang tersedia untuk investasi yang akan digunakan untuk
mengembangkan perusahaan. Sedangkan apabila perusahaan tidak
membagikan labanya sebagai dividen akan memperbesar jumlah dana yang
tersedia untuk investasi perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk berkembang.
Menurut Warsono ( 2003: 272) Kebijakan dividen mempunyai arti
yang penting bagi perusahaan karena empat alasan berikut:
1. Kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap para investor.
Pemotongan dividen dapat dipandang negatif oleh para investor, karena
pemotongan seperti itu sering dikaitkan dengan kesulitan keuangan yang
dihadapi perusahaan.
2. Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan
anggaran modal perusahaan.
3. Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.
Perusahaan dengan likuidasi buruk dapat dipaksa untuk membatasi
pembayaran dividennya.
4. Kebijakan keuangan ini menurunkan nilai ekuitas pemegang saham biasa
karena besarnya dividen ditentukan oleh besarnya laba ditahan perusahaan.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ternyata kebijakan
dividen menimbulkan dua akibat yang bertentangan, Yakni para pemegang
saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya.
Oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan kepada
pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer
keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang sesuai. Artinya manajer
1. Kebijakan dividen rendah plus ekstra
Kebijakan ini dikenal dengan nama low-regular and ekstra dividend
policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen tunai
secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan rendah. Jika
laba perusahaan pada periode yang bersangkutan sangat baik, maka
jumlah pembayaran tetap tersebut akan ditambah pembayaran dividen
ekstra. Dengan jumlah pembayaran reguler/ biasa yang tetap ini
menjamin kepastian bagi pemilik saham karena jumlahnya rendah, hal
ini juga menentramkan perusahaan. Bila ada laba yang sangat baik,
perusahaan akan membayarkan ekstra dividen bagi pemegang saham.
Pembayaran ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan menaikkan
harga saham.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Dalam menentukan kebijakan dividen tentu akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan.
Menurut Astuti (2002: 145-146) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen adalah :
1. Peraturan pemerintah
Beberapa negara ikut mengatur kebijakan dividen bagi perusahaan
dengan tujuan untuk melindungi kreditur.
2. Hambatan dalam perjanjian/ kontrak
Bank akan membatasi pembayaran dividen tunai sampai batas tertentu
dari laba bisa dicapai, atau bank mengatur pembayaran denda sampai
jumlah tertentu dari laba. Hal ini dilakukan oleh bank berkaitan dengan
perjanjian kredit dari bank kepada perusahaan.
3. Hambatan internal
Jumlah pembayaran dividen tunai juga tergantung pada tersedianya uang
kas perusahaan. Walaupun laporan laba rugi menyatakan adanya laba
yang cukup besar namun belum tentu jumlah tersebut sama dengan
jumlah uang kas tunai yang ada di perusahaan. Jadi saldo dari laporan
arus kas akan lebih menentukan jumlah pembayaran dividen tunai.
4. Perkiraan pertumbuhan di masa yang akan datang
Bila pimpinan perusahaan melihat adanya banyak peluang untuk
mengembangkan perusahaan, maka pimpinan perusahaan cenderung
menahan labanya untuk pembiayaan rencana pengembangan.
5. Pertimbangan pemilik perusahaan
Dalam menentukan kebijakan dividen, pertama-tama perusahaan harus
sepakat untuk mengutamakan kesejahteraan pemilik. Walaupun tidak
mungkin untuk membuat kebijakan yang dapat memaksimumkan
kesejahteraan atau kepuasan setiap pemilik, namun setidak-tidaknya
perusahaan dapat membuat kebijakan yang memuaskan sebagian besar
pemilik, misalnya bila sebagian pemilik tergolong dalam kelompok
peringkat pajak tertinggi, maka dapat diputuskan untuk pembayaran
dividen dengan persentase rendah sehingga memberi kesempatan kepada
pemilik untuk menunda pembayaran pajak sampai mereka menjual
sahamnya. Selain itu perusahaan juga tidak seharusnya menahan peluang
investasi lain yang lebih menguntungkan bagi pemilik. Bila peluang
investasi lain diluar perusahaan tampak lebih menguntungkan bagi
pemilik maka perusahaan hendaknya menentukan persentase
pembayaran dividen yang lebih besar.
6. Pertimbangan pasar
Perusahaan hendaknya ikut mempertimbangkan reaksi pasar atas
kebijakan dividen yang diambilnya. Pada umumnya pasar akan bereaksi
positif atas kebijakan dividen yang tetap. Sehingga beberapa pimpinan
perusahaan enggan menurunkan pembayaran dividen walaupun laba
perusahaan menurun. Reaksi negatif dari pasar akan menurunkan harga
saham yang tentu saja hal ini tidak diinginkan oleh pemilik maupun
perusahaan.
Sartono (2001: 127), menjelaskan faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen adalah:
1. Posisi likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang
dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Laba tersebut tidak disimpan
dalam bentuk kas. Jadi meskipun suatu perusahaan mempunyai catatan
mengenai laba, perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividen
tunai karena posisi likuiditasnya.
1. Kebutuhan pelunasan hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau
untuk mengganti jenis pembiayaan lain, perusahaan akan menghadapi
dua pilihan. Perusahaan dapat membayar hutang itu pada saat jatuh
tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga yang lain, atau
perusahaan dapat memutuskan untuk melunaskan hutang tesebut. Jika
keputusannya adalah membayar hutang tersebut, maka ini biasanya
perlu penahanan laba.
2. Pembatasan dalam perjanjian hutang
Perjanjian hutang, khususnya apabila merupakan hutang jangka panjang
seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
tunai.
3. Tingkat ekspansi aktiva
Semakin cepat sebuah perusahaan berkembang, semakin besar
kebutuhannya untuk membiayai ekspansi aktivanya. Kalau kebutuhan
dana di masa depan semakin besar, perusahaan akan cenderung untuk
menahan laba dari pada membayarkannya. Pemanfaatan aktiva yang
optimal akan memberikan dorongan bagi perusahaan untuk
meningkatkan tingkat ekspansi aktiva di masa yang akan datang.
4. Tingkat laba
Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan
relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen kepada
pemegang saham (yang akan menggunakan dana itu di tempat lain) atau
menggunakannya di perusahaan tersebut.
5. Stabilitas laba
Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil seringkali dapat
memperkirakan berapa besar laba di masa yang akan datang.
Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba dengan
persentase yang lebih tinggi dari pada perusahaan yang labanya
berfluktuasi.
6. Peluang ke Pasar Modal
Suatu perusahaan yang besar dan telah berjalan baik, dan mempunyai
catatan profitabilitas dan stabilitas, akan mempunyai akses yang mudah
ke Pasar Modal dan mempunyai bentuk lain dari pendanaan. Jadi
perusahaan yang sudah mapan cenderung untuk memberi tingkat
pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan yang kecil
atau baru.
7. Kendali perusahaan
Sebagai suatu kebijakan, beberapa perusahaan melakukan ekspansi
hanya sampai pada tingkat penggunaan laba internal saja. Kebijakan ini
didukung oleh pendapat bahwa menghimpun dana melalui penjualan
tambahan saham biasa akan mengurangi kekuasaan kelompok dominan
dalam perusahaan itu. Pentingnya pembiayaan internal dalam usaha
untuk mempertahankan kendali perusahaan, akan memperkecil
pembayaran dividen.
8. Posisi pemegang saham sebagai pembayar pajak
Posisi pemilik perusahaan sebagai pembayar pajak sangat
mempengaruhi keinginannya untuk memperoleh dividen. Pada saat-saat
tertentu didalam perusahaan besar sering terjadi konflik kepentingan
antara pemegang saham yang terkena tarif pajak tinggi dengan
pemegang saham yang terkena tarif pajak rendah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang
tentunya mempengaruhi keputusan manajer keuangan didalam menetapkan
atau memutuskan kebijakan dividen, diantaranya adalah perolehan laba
perusahaan, sebagaimana yang dibahas didalam skripsi ini.
A. Hubungan Laba dan Dividen
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan
secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh
masing-masing pemilik. Pembagian dividen dapat berupa kas, asset lain, wesel
(pada intinya, disebut dividen tunai ditangguhkan), dan dividen saham. Laba
bersih sering dijadikan sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam
pembayaran dividen, sehingga perusahaan cenderung memelihara kebijakan
dividen yang teratur. Dividen juga dapat diperlakukan secara serupa sebagai suatu
sinyal atau tanda apakah perusahaan termasul di dalam kategori baik atau buruk.
Sutrisno dalam Septiani (2005:588) menyatakan bahwa “laba merupakan
determin dividend payout ratio. Kepemilikan saham dapat mempengaruhi
kebijakan pembayaran dividen payout ratio kontinjen (suatu keadaan yang masih
diliputi ketidak pastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh
suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang) terhadap laba yang
diperoleh perusahaan”.
Menurut Brief dan Zarowin dalam Baridwan (2004:393) “ada dua
argument yang mendasarkan penggunaan dividen untuk menggantikan laba dalam
regresi harga terhadap nilai buku dan laba”.
Kedua argument tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dividen memiliki kandungan informasi dalam arti bahwa dividen
memberikan informasi mengenai laba permanen perusahaan.
2. Modal penilaian akuntansi dapat diperoleh dari nilai buku dan dividen yang
merupakan pemberi sinyal yang penting dalam penilaian pada karakteristik
perusahaan secara keseluruhan dan kinerjanya.
Menurut La Porte et al. dalam Sustrisno (2005:588) “pembayaran dividen
bergantung pada laba yang diperoleh perusahaan”. Dengan kata lain, dividen
hanya dapat dibayarkan kepada para pemegang saham jika perusahaan
memperoleh laba pada tahun yang bersangkutan, sehingga pemilik saham yang
baru dapat mengetahui kebijakan pembayaran dividen jika perusahaan tersebut
memperoleh laba.
B. Kerangka Pikir
Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan untuk menentukan
besarnya laba yang akan dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen. Rasio
pembayaran dividen (dividend payout ratio) menunjukkan persentase laba
perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan dalam
bentuk dividen kas.
Penentuan kebijakan dividen yang tepat yang harus dibayarkan merupakan
keputusan manajemen keuangan yang sulit. Perusahaan yang membayar dividen
secara ekstrem enggan untuk mengurangi atau mengeliminasi dividennya, karena
mereka percaya bahwa tindakan ini akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan yang telah membayar dividen tunai akan
melakukan setiap upaya untuk melanjutkan pembayaran tersebut di masa depan.
PT. Telkom Indoensia Tbk. adalah suatu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri (lokal dan
jarak jauh). Sebagai perusahaan yang telah go public yang mana sahamnya telah
terdaftar pada Bursa Efek Jakarta, tentunya PT. Telkom Indonesia Tbk.
mempunyai kewajiban membagikan dividennya kepada para investor yang telah
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut yang diperoleh dari laba
perusahaan. Untuk itu, penelitian ini diarahkan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh perolehan laba terhadap kebijakan pembayaran deviden pada PT.
Telkom Indonesia Tbk. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema kerangka
konseptual pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan landasan teori yang
telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Diduga bahwa
perolehan laba mempunyai peranan penting terhadap kebijakan pembayaran
dividen pada PT. Telkom Indonesia Tbk.
Perusahaan
Perolehan Laba
Kebijakan Deviden
Laba DitahanDeviden
Pemegang Saham
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuakan pada perusahaan PT. Telkom Indonesia Tbk
yang berlokasi di JL. AP Pettarani No.2 Makassar. Adapun waktu yang
dibutuhkan dalam penelitian ini selama dua bulan, mulai dari bulan April
hingga bulan Mei 2016.
B. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka digunakan metode pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian Lapang adalah pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti
dengan menempuh cara sebagai berikut :
a. Observasi, dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan melalui PT
Bursa Efek Indonesia di Kota Makassar.
b. Dokumentasi, pengumpulan data melalui dokumen-dokumen
menyangkut data perusahaan, misalnya dokumen kontrak, buku
catatan harian dibutuhkan untuk penganalisaan.
2. Penelitian pustaka adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan membaca atau
mempelajari buku-buku literature lainnya yang erat hubungannya dengan
masalah yang diteliti.
27
C. Jenis Data dan Sumber Data
Untuk menganalisis dan menginpersentasikan data yang baik yang
dipergunakan jenis data dan sumber data.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data Kuantitatif yaitu jenis data yang berupa angka-angka yang terdiri dari
laporan keuangan perusahaan.
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini hanya dengan
menggunakan data sekunder yaitu berupa data yang diperoleh dari bahan
tertulis melalui dokumen-dokumen, seperti sejarah perusahaan, struktur
organisasi, dan perkembangan laporan keuangan.
Untuk memperoleh informasi dan data sebagai bahan penulisan ini
maka metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah dengan
teknik dokumentasi dan observasi. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode analisis Regresi Linier Sederhana.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2005:90), populasi adalah “Wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian tesebut, maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan konsolidasi
dari awal berdirinya PT.Telkom Indonesia Tbk. sampai sekarang
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2005:91), sampel adalah “bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini
teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik purposive
sampling.
Menurut Sugiyono (2005:61) “Purposive Sampling adalah teknik
penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu.” Berdasarkan pengertian
tersebut, peneliti memilih langsung objek atau data yang dianggap dapat
mewakili populasi dalam penelitian ini, dengan tujuan agar data yang diperoleh
dapat berkaitan atau sesuai dengan tujuan penelitian. Maka yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan konsolidasi 6
(Enam) tahun terakhir PT. Telkom Indonesia Tbk. 2010 - 2015.
E. Metode Analisis
Untuk menguji data maka akan digunakan beberapa metode
analisis sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Dalam metode ini
penulis hanya menjelaskan perolehan laba terhadap kebijakan pembayaran
Dividen pada PT. Telkom Indonesia Tbk
2. Regresi Linear Sederhana. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh perolehan laba terhadap kebijakan pembayaran
dividen.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:243) :
Y' = a + bX
Dimana:
X = Perolehan Laba (Variabel Dependen)
Y = Kebijakan Pembayaran Dividen (Variabel Independen)
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstanta)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen (Perolehan
Laba) yang didasarkan pada variabel independen.
Korelasi Product Moment. Untuk menguji hipotesis yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka penulis menggunakan metode teknik
analisis Korelasi Poduct Moment yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2005:212) :
2222 )()(
)()(
iiii
iiiiXY
yynxxn
Yxyxnr
Dimana:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah data
y = Kebijakan Pembayaran Dividen
x = Perolehan Laba
Untuk dapat memberi interpretasi seberapa kuat hubungan itu,
maka dapat digunakan pedoman interpretasi nilai koefisien korelasi (r)
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:216), sebagai berikut :
Tabel 1. Interpetasi Korelasi Menurut Ukuran yang Konservatif
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2010:231)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Riwayat Singkat PT. Telkom Indonesia, Tbk.
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
(“TELKOM”, ”Perseroan”, “Perusahaan”) merupakan Badan Usaha Milik
Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di
Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoCom, telepon kabel tidak
bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed
wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan
interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.
Sebagai BUMN, Pemerintah Republik Indonesia merupakan
pemegang saham mayoritas yang menguasai sebagian besar saham biasa
Perusahaan sedangkan sisanya dimiliki oleh publik. Saham Perusahaan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock
Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock
Exchange (tanpa listing).
Untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri
telekomunikasi dalam negeri maupun ditingkat global, Telkom bertekad
melakukan transformasi secara fundamental dan menyeluruh diseluruh lini
bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan portofolio, transformasi
infrastruktur dan sistem, transformasi organisasi dan sumber daya manusia
32
serta transformasi budaya. Pelaksanaan transformasi ini dilakukan dalam
rangka mendukung upaya diversifikasi bisnis TELKOM dari
ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait dengan
telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan
telepon seluler (Mobile), dan multimedia (FMM), menjadi portofolio
TIME. Konsistensi TELKOM dalam berinovasi telah berhasil
memposisikan Perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang berdaya
saing tinggi dan unggul dalam bisnis New Wave.
Komitmen PT. Telkom Indonesia Tbk. untuk mendukung
mobilitas dan konektivitas tanpa batas diyakini akan meningkatkan
kepercayaan pelanggan ritel maupun korporasi terhadap kualitas,
kecepatan, dan kehandalan layanan serta produk yang kami tawarkan. Hal
itu terbukti dengan kontinuitas peningkatan di sisi jumlah pelanggan
TELKOM, yakni mencapai 120,5 juta pelanggan per 31 Desember 2010,
atau meningkat sebesar 14,6%. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8,3 juta
pelanggan merupakan pelanggan telepon kabel tidak bergerak, 18,2 juta
pelanggan telepon nirkabel tidak bergerak, dan 94,0 juta pelanggan telepon
seluler.
Berikut sejarah berkembangnya PT. Telkom Indonesia Tbk. dari
awal berdirinya samapai sekarang:
a. Pada tanggal 23 Oktober 1856, pemerintah colonial Belanda melakukan
pengoperasian telegrap elektromagnetik pertama di Indonesia yang
menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor).
b. Tahun 1906, Pemerintah colonial Belanda membentuk lembaga
pemerintah untuk mengendalikan jasa pos dan telekomunikasi di Tanah
Air. Pada tahun 1965 terjadi pemisahan jasa pos dan telekomunikasi
sehingga ditangani oleh dua perusahaan negara, yaitu PN Pos dan Giro
dan PN Telekomunikasi.
c. Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi dibagi menjadi dua divisi, yaitu
PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (”PT INTI”) yang memproduksi
perangkat telekomunikasi dan Perusahaan Umum Telekomunikasi
(Perumtel) untuk melayani jasa telekomunikasi domestik dan
internasional.
d. Pada tahun 1980, Bisnis telekomunikasi internasional diambil alih oleh
PT.Indonesian Satellite Corporation (“Indosat”).
e. Tahun 1991, Status PERUMTEL berubah menjadi PT. Telekomunikasi
Indonesia atau TELKOM dengan operasi bisnis terbagi atas dua belas
wilayah telekomunikasi (witel). Kedua belas witel tersebut kemudian
dirombak menjadi tujuh divisi regional, yaitu Divisi I Sumatera, Divisi II
Jakarta dan sekitarnya, Divisi III Jawa Barat, Divisi IV Jawa Tengah dan
DI Yogyakarta, Divisi V Jawa Timur, Divisi VI Kalimantan dan Divisi
VII Indonesia Bagian Timur.
f. Pada tanggal 14 November 1995 TELKOM melaksanakan penawaran
saham perdana (Initial Public Offering) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Pada Tanggal 26 Mei 1995, TELKOM mendirikan anak
perusahaan yang menangani bisnis telepon seluler, Telkomsel.
g. Tahun 1999, Penerbitan Undang- Undang Telekomunikasi No.36 tahun
1999, yang berlaku efektif pada bulan September 2000 telah
memfasilitasi masuknya pemain baru dan menumbuhkan persaingan
usaha di Industri telekomunikasi.
h. Pada tahun 2001, TELKOM mengakuisisi 35,0 % saham Indosat di
Telkomsel sehingga menjadikannya pemegang saham mayoritas di
perusahaan seluler itu dengan kepemilikan 77,7 %. Indosat kemudian
mengambil alih 22,5% saham TELKOM di Satelindo dan 37,7% saham
TELKOM di PT. Lintasarta Aplikanusa. Pada saat yang bersamaan,
TELKOM kehilangan hak eksklusifnya sebagai penyelenggara tunggal
jasa telepon tidak bergerak di Indonesia.
i. Pada tahun 2002, TELKOM melepaskan kepemilikan sahamnya sebesar
12,7% di Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (“Singtel
Mobile”).
j. Pada tahun 2004, TELKOM meluncurkan layanan sambungan telepon
langsung internasional tidak bergerak.
k. Pada tahun 2005, Satelit TELKOM-2 diluncurkan untuk menggantikan
seluruh layanan transmisi satelit yang sebelumnya dilayani oleh satelit
Palapa B-4. Peluncurannya menjadikan total satelit yang telah
diluncurkan oleh TELKOM menjadi delapan satelit, termasuk satelit
Palapa A-1.
l. Pada tahun 2009, TELKOM bertransformasi dari perusahaan Infocom
menjadi perusahaan penyelenggara TIME. Wajah baru TELKOM
diperkenalkan kepada publik dengan menampilkan logo dan tagline baru
Perusahaan ‘the world in your hand’’
m. Pada bulan April 2010, proyek kabel bawah laut JaKaLaDeMa dan serat
kabel optik yang menghubungkan Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Denpasar
dan Mataram telah berhasil dirampungkan.
2. Visi, Misi,dan Tujuan
a. Visi
Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan
Telecommunication, Information, Media dan Edutainment (TIME) di
kawasan regional.
b. Misi
1. Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga
yang kompetitif.
2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
c. Tujuan
Menciptakan posisi terdepan dengan memperkokoh bisnis legacy &
meningkatkan bisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan
industri pada tahun 2015.
d. Inisiatif Strategi
1. Mengoptimalkan layanan sambungan telepon kabel tidak bergerak /
fixed wireline (“FWL”).
2. Memperkuat dan mengembangkan bisnis sambungan telepon
nirkabel tidak bergerak / fixed wireless access (“FWA”) dan
mengelola portofolio nirkabel.
3. Melakukan investasi pada jaringan broadband.
4. Mengintegrasikan solusi bagi UKM, Enterprise dan berinvestasi di
bisnis wholesale.
5. Mengembangkan layanan Teknologi Informasi termasuk epayment.
6. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.
7. Berinvestasi pada peluang bisnis internasional yang strategis.
8. Mengintegrasikan Next Generation Network (“NGN”) dan OBCE
(Operational support system, Business support system, Customer
support system and Enterprise relations management).
9. Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio.
10. Melakukan transformasi budaya perusahaan.
3. Struktur Organisasi
Susunan organisasi perusahan merupakan suatu susunan yang
merinci tentang pembagian akifitas keja dan menunjukkan bagaimana
berbagai tingkatan aktifitas saling berhubungan satu sama lain dalam
suatu perusahaan. dengan adanya struktur organisasi, maka batasan-
batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian
dalam perusahaan dapat menjadi jelas, sehingga mereka dapat berjalan
sesuai funginya masing-masing. Adapun struktur dari organisasi PT.
Telkom Indonesia Tbk. dapat dilihat pada gambar yang terdapat pada
lampiran.
Berikut ini gambaran singkat dan penjelasan tentang tugas,
wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian tersebut:
a. Kakandatel
Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi merupakan puncak dalam
pengelolaan usaha dan jasa telekomunikasi yang bertanggung jawab atas
pencapaian sasaran operasional, penyelenggaraan jasa dan pengelolaan
perangkat telekomunikasi.
b. Deputy Kakandatel
Merupakan Wakil Kakandatel yang secara fungsional
membawahi beberapa dinas dan unit organisasi dalam perusahaan.
Deputy kakandatel bertanggung jawab atas operasional kegiatan
operasional kegiatan yang dilakukan pada unit tersebut.
c. Bagian Bang Bisnis (Pengembangan Bisnis)
Merupakan unit kerja yang bertanggung jawab atas perumusan
penyediaan stategi implementasi kebijakan, metode, program operasi,
teknik, pelayanan, pemasaran, pengembangan usaha dan pengendalian
kinerja.
d. Bagian Sisfo (Sistem Informasi)
Merupakan unit kerja pendukung yang bertanggung jawab atas
penyediaan dan pengelolaan system informasi untuk membantu
manajemen dalam pengendalian jalan dan kecepatan layanan kepada
pelanggan.
e. Bagian SDM dan ADM (Sumber Daya Manusia dan Administrasi)
Merupakan unit kerja penolong yang bertanggung jawab atas
perencanaan dan penyediaan dukungan financial kepada unit-unit di
kakandatel serta menyelenggarakan system akuntansi sesuai dengan
kebijakan perusahaan
f. Bagian Keuangan
Merupakan unit kerja pendukung yang bertanggung jawab atas
perencanaan dan penyediaan dukungan financial kepada unit- unit di
kakandatel serta menyelenggarakan system akuntansi sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
g. Bagian Pembangunan Logistik
Merupakan unit kerja pendukung yang bertanggung jawab atas
perencanaan, pengelolaan, pendistribusian, pengadministrasian, dan
pengendalian kesesuaian teknik.
h. Dinans Operasi Harian Sentradaya
Merupakan unit kerja yang bertanggung jawab atas pencapaian
sasaran operasi dan pemeliharaan perangkat sentral telepon, transmisi, dan
perbaikan perangkat telekomunikasi di Kakandatel.
i. Dinas Operasi Harian Jaringan Akses PLG
Merupakan unit operasional yang bertanggung jawab atas
pencapaian sasaran operasi dan pemeliharaan jaringan akses pelanggan
meliputi jaringan kabel dan non kabel.
j. Dinas Niaga
Merupakan unit operasional yang bertanggung jawab atas
pencapaian sasaran bisnis jasa telekomunikasi dalam lingkup pelayanan
jasa telekomunikasi serta melaksanakan strategi retensi pelanggan melalui
peran Account Manajemen.
4. Anak Perusahaan
Sementara itu, TELKOM menumbuh kembangkan sinergi di
antara jajaran TELKOM Group dalam upaya mengantisipasi tantangan
yang muncul di Indonesia dari meningkatnya dinamika dari industri
telekomunikasi baik di tingkat domestik, regional maupun global.
Ekspansi usaha PT. Telkom Indonesia Tbk. untuk mencapai visi
Perusahaan didukung oleh anak Perusahaan dan Perusahaan asosiasi
lainnya yang bergerak di berbagai bidang usaha, sebagai berikut:
a. Kepemilikan langsung lebih dari 50%
Tabel 2. Data Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi PT. Telkom IndonesiaTbk.(Kepemilikan langsung lebih dari 50%)
Anak Perusahaan(*) TanggalPendirian/
Akuisisi
Jenis Usaha Kepemilikan
PT. Telekomunikasi Selular(“Telkomsel”)
26 Mei1995
Jasa telepon mobile seluler(GSM).
TELKOM(65%)
PT. Multimedia Nusantara(“Metra”)
9 Mei 2003Multimedia, TV
berlangganan, LayananSistem Informasi
TELKOM(100%)
PT. TelekomunikasiIndonesia International(“TII”)
31 Juli 2003
Telepon tidak bergerak(KSO-III Jabar & Banten),
telekomunikasiinternasional.
TELKOM(100%)
PT Pramindo IkatNusantara (“PIN”)
15 Agustus2002
Jasa pembangunantelekomunikasi.
TELKOM(100%)
PT. Infomedia Nusantara(“Infomedia”)
22September
1999
Buku petunjuk telepon &layanan
informasi, Call Center.
TELKOM(100%)
PT. Indonusa Telemedia(“Indonusa”) 7 Mei 1997
Multimedia (TVberlangganan, internet).
TELKOM(100%)
PT. Graha Sarana Duta(“GSD”) 25 April
Jasa pengelolaan gedung,jasa kontruksi dan
TELKOM
2001 pengembangan. (99,99%)
PT. Napsindo PrimatelInternasional (“Napsindo”)
29 Des1998
Network access point.TELKOM
(100%)
Sumber: www.telkom.co.id
b. Kepemilikan langsung antara 20% sampai dengan 50%
Tabel 3. Data Anak Peusahaan dan Perusahaan Asosiasi PT. Telkom IndonesiaTbk. (Kepemilikan langsung antara 20% sampai dengan 50%)
Anak Perusahaan(*) TanggalPendirian/
Akuisisi
Jenis Usaha Kepemilikan
PT. Patra TelekomunikasiIndonesia (“Patrakom”)
28 Sept1995
Layanan VSATTELKOM(40%)
PT. Citra Sari Makmur(“CSM”)
14 Februari1986
Layanan VSAT dan jasakonsultasi.
TELKOM(25%)
PT. Pasifik Satelit
Nusantara (“PSN”)2 Juli 1991
Transponder satelitkomunikasi dan selulerberbasis satelit.
TELKOM(22,38%)
Sumber: www.telkom.co.id
c. Kepemilikan langsung kurang dari 20%
Tabel 4. Data Anak Peusahaan dan Perusahaan Asosiasi PT. Telkom IndonesiaTbk. (Kepemilikan langsung Kurang dari 20%)
Anak Perusahaan(*) TanggalPendirian/
Akuisisi
Jenis Usaha Kepemilikan
PT. Batam BintanTelekomunikasi (“BBT”)
15 Juni1996
Telepon tidak bergerak
(di pulau Batam & Bintan)
TELKOM(5%)
PT. PembangunanTelekomunikasi Indonesia(“Bangtelindo”)
24 Des1993
Jasa konstruksi dan
pemeliharaan sarana
telekomunikasi
TELKOM(2,11%)
Sumber: www.telkom.co.id
d. Kepemilikan tidak langsung
Tabel 5.Data Anak Peusahaan dan Perusahaan Asosiasi. PT. Telkom IndonesiaTbk. (Kepemilikan Tidak langsung)
Anak Perusahaan(*) TanggalPendirian/
Akuisisi
Jenis Usaha Kepemilkan
PT. Metranet (“Metra-Net”) 17 April2009
Jasa portal multimediaMetra
(100%)
PT. Sigma Cipta Caraka(“Sigma”) 1 Mei 1987 Penyedia IT & Solution
Metra(100%)
PT TelekomunikasiIndonesia International PteLtd (“TII Pte Ltd”)
6 Desember2007
Telekomunikasi TII (100%)
PT. Administrasi Medika(“AdMedika”)
25 Februari2010
Jasa administrasi asuransikesehatan
Metra (75%)
PT. Balebat Dedikasi Prima(“Balebat”)
1 Oktober2003
PercetakanInfomedia
(65%)
Telekomunikasi SelulerFinance Limited (“TSFL”)
22 April2002
KeuanganTelkomsel
(65%)
PT. Finnet Indonesia(“Finnet”)
31 Oktober2005
Penyedia infrastrukturkomunikasi data perbankan& e-payment
Metra (60%)
PT. Melon Indonesia(“Melon”) 16 Agustus
2010Jasa nilai tambah teleponi &jasa multimedia lainnya
Metra (51%)
Scicom Bhd. (“Scicom”)31
Desember2007
Penyedia jasa contact centerTII
(29,71%)
Sumber: www.telkom.co.id
5. Produk dan Layanan
TELKOM telah melakukan transformasi bisnis untuk
mempertahankan kesinambungannya sebagai pemimpin pasar dalam
bisnis telekomunikasi domestik. Pengembangan usaha dilakukan untuk
mengakomodasi kebutuhan seluruh segmen pelanggan, baik pelanggan
biasa, pelanggan korporasi, ataupun operator telekomunikasi berlisensi
lainnya. Dalam waktu yang sama, tren permintaan yang dinamis
menyediakan peluang usaha yang signifikan. Sebagai operator
telekomunikasi terpadu, sesuai dengan strategi usaha TELKOM,
pengembangan usaha yang perusahaan lakukan berbasis pada
kemampuan inti di bidang telepon kabel tidak bergerak, telepon nirkabel
tidak bergerak, seluler, data & internet serta jaringan & interkoneksi,
dengan pergeseran paradigma bisnis ke arah TIME sebagai masa depan
bisnis telekomunikasi di Indonesia.
Kekuatan TELKOM sebagai penyedia solusi total bagi para
pelanggan terlihat pada sinergi dari seluruh potensi yang dimiliki untuk
meraih posisi pasar yang kuat di tengah persaingan bisnis
telekomunikasi yang semakin ketat. Sinergi juga dilakukan bersama
dengan TELKOMGroup, khususnya dalam berbagai kegiatan promosi
dan pemasaran
a. Sambungan Telepon Kabel Tidak Bergerak :
TELKOM Lokal adalah layanan untuk panggilan antar
pelanggan, dalam jarak kurang dari 30 km atau di dalam satu wilayah,
lokal misalnya area 021 untuk Jakarta dan sekitarnya atau area 031 untuk
Surabaya. Tarif yang dikenakan adalah tarif telepon lokal, yaitu Rp250
per pulsa (enam detik).
TELKOM SLJJ atau panggilan SLJJ (Sambungan Langsung
Jarak Jauh), adalah layanan telepon jarak jauh dalam wilayah Indonesia.
Nomor pemanggil dan nomor yang dipanggil berbeda wilayah kode area.
Biaya penggunaannya tergantung pada jarak, waktu dan tanggal
panggilan itu dilakukan.
TELKOM SLI-007 adalah layanan jasa komunikasi antar negara
dengan menggunakan kode akses 007. Layanan ini juga dilengkapi
dengan panggilan melalui bantuan operator dengan memutar nomor
akses 107. Sebelumnya, layanan ini dikenal dengan TELKOM
International Call (“TIC”) 007, sesuai dengan saat diluncurkan pada
bulan Juni 2004. Pada bulan Mei 2006, kami mengubah namanya
menjadi TELKOMSLI-007.
TELKOM Speedy merupakan layanan internet broadband yang
memanfaatkan teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (“ADSL”)
dengan kecepatan tinggi hingga 3 Mbps (downstream). Speedy
menyediakan layanan data, multimedia dan telepon/fax secara
bersamaan (simultan) dengan hanya menggunakan saluran telepon kabel
yang sudah ada.
b. Sambungan Telepon Nirkabel TidakBergerak:
TELKOMFlexi adalah layanan telekomunikasi suara dan data
yang berbasis nirkabel dengan teknologi CDMA (Code Division Multiple
Access) 2000-IX. Layanan ini terbatas pada satu kode area tertentu
(limited mobility) dalam arti pelanggan hanya dapat menggunakannya
dalam sebuah kode area tertentu. Biaya pemakaiannya mengacu pada tarif
telepon rumah (PSTN TELKOM). TELKOMFlexi menawarkan tiga
layanan dasar: suara, SMS dan data dengan kecepatan rendah. Layanan
bernilai tambah juga tersedia seperti Ring Back Tone (RBT).
c. Seluler
Telkomsel merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler
dengan teknologi GSM dan 3G. Melalui penawaran serangkaian
produknya, seperti Kartuhalo, Simpati dan kartu As, Telkomsel
menawarkan layanan pascabayar dan layanan prabayar. Para pelanggan
dan pengguna Telkomsel mendapatkan beragam fitur, aplikasi dan
layanan bernilai tambah (value added service), termasuk SMS, WAP,
GPRS, MMS, Wi-Fi, roaming internasional, mobile banking, CSD dan
EDGE.
Kartuhalo diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 dan
merupakan kartu pascabayar yang paling banyak digunakan. Pada akhir
tahun 2010 kami memiliki 2,1 juta pelanggan kartuhalo, dengan pangsa
pasar sekitar 45,2% dari pelanggan pascabayar, kartuhalo merupakan
layanan pasca bayar paling populer di Indonesia yang menyediakan
layanan yang disesuaikan bagi pelanggan dengan berbagai kepentingan.
Simpati merupakan layanan pra bayar isi ulang yang paling
komprehensif dan menyediakan harga terbaik pada waktu off-peak.
Kartu As adalah produk entry-model paling unggul dan kartu pra
bayar pertama yang menyediakan tarif per detik. Produk ini disediakan
bagi segmen pasar yang lebih memperhatikan biaya, dengan menyediakan
rangkaian layanan yang inovatif dan efektif secara biaya.
d. Data dan Internet
TELKOM Global-01017 merupakan layanan premium
panggilan VoIP internasional yang memanfaatkan jaringan internet
dengan kode akses 01017 untuk panggilan ke lebih dari 232 kode negara
tujuan. Tarif layanan ini adalah 25% dari tarif SLI untuk semua negara
dan tidak mengenal tarif rata untuk setiap waktu (time band). Layanan
TELKOMGlobal-01017, tidak memerlukan perangkat tambahan untuk
mengakses dan hanya dengan metode one stage dialing.
TELKOM Save adalah layanan panggilan jarak jauh dan
panggilan VoIP internasional yang sejenis dengan TELKOMGlobal-
01017, namun menggunakan metode dialing dua tahap. Agar dapat
melakukan panggilan internasional atau panggilan jarak jauh, pelanggan
terlebih dahulu harus memutar nomor akses, memasukkan nomor PIN,
selanjutnya memutar nomor tujuan. Tarif layanan yang dikenakan adalah
24% dari tarif SLI. Pelanggan pascabayar dan prabayar dapat
memanfaatkan layanan ini.
TELKOM Net Instan merupakan layanan akses internet dial-up
tanpa perlu berlangganan dan khusus dirancang dengan konsep yang
mudah dan sederhana untuk memenuhi kebutuhan aksesibilitas. Dalam
menggunakan layanan ini, pelanggan cukup mengakses konfigurasi
koneksi internet di komputer dan mengisi dial number dengan 0809 8
9999. Pada saat login, pelanggan cukup mengisi user name:
telkomnet@instan dan password: TELKOM. Biaya pemakaian
dibebankan berdasarkan lama waktu pemakaian dan biaya pemakaian
tersebut disatukan dengan tagihan penggunaan telepon.
Plasa.com (www.plasa.com) merupakan layanan portal web
TELKOM yang menyajikan layanan informasi serta komunitas internet
berbahasa Indonesia dengan fokus layanan pada komunitas pendidikan
nasional. plasa.com memiliki beberapa layanan portal di antaranya:
layanan email gratis, online web forum, online classified ads services,
online blogging untuk netters, electronic cards services, online webchat
services dan IRC-like webchat, online messaging services, RSS news clips
dan Komunitas Sekolah Indonesia (“KSI”).
Kartu i-VAS. Untuk mendukung para pengguna internet,
TELKOM mengeluarkan kartu Internet Value Added Service (“i-VAS”)
yang merupakan alat pembayaran (micropayment) prabayar untuk
mengakses berbagai konten atau layanan internet. Kartu i-VAS ini
ditujukan untuk menjadi alat pembayaran online terpercaya yang dapat
memfasilitasi proses pembayaran dengan nilai nominal yang tidak terlalu
besar dan tidak bisa menggunakan kartu kredit.
e. Jaringan dan Interkoneksi
TELKOM Intercarrier merupakan layanan interkoneksi dan
wholesale untuk penyelenggara jasa dan jaringan lainnya yang dikenal
dengan OLO (Other Licensed Operator). TELKOMIntercarrier
menyediakan layanan interkoneksi domestik dan internasional, layanan
satelit, penyewaan jaringan, penggunaan bersama akan infrastruktur danf
asilitas, layanan data dan layanan akses jaringan.
f. Telkom Solution Business Partner (“TSBP”)
PT. Telkom Indonesia Tbk memberikan solusi yang sesuai
dengan pelanggan perusahaan maupun UKM. Layanan TSBP ini
mencakup seluruh produk dan layanan TELKOM, TELKOMGroup
maupun mitra pendukung. Layanan TSBP dalam bentuk konektivitas
yang banyak digunakan oleh pelanggan perusahaan dan UKM terdiri dari
jasa jaringan (XPDR, IDR,VSAT, penyewaan jaringan), DATAKOM
(VPN IP, VPN Frame Relay, Dinaccess, Infonet, Metro Ethernet, ADSL
Link, ISDN), dan akses internet (IP Transit, Astinet, Speedy).
g. Lain- lain
TELKOMVision. TELKOMVision merupakan nama produk
dari PT Indonusa Telemedia, anak perusahaan kami yang bergerak di
bidang TV berlangganan. Layanan yang diberikan TELKOMVision
terdiri dari TV kabel, akses internet cepat dan TV satelit. TV kabel
menggunakan Hybrid Fiber Coaxial (“HFC”), suatu teknologi yang
menggabungkan dua physical access yaitu serat optik dan kabel coaxial.
Saluran TV premium seperti HBO, Cinemax dan Star Movie juga
disediakan dalam satu paket dasar tanpa harus menambah biaya sewa
bulanan.
Pelanggan TELKOMVision dapat menggunakan layanan internet
broadband dengan kecepatan tinggi (30 Mbps downstream dan 512
Kbps upstream), tanpa batas waktu dan tanpa tagihan pulsa tambahan.
Dengan menyediakan kabel modem Data Over Cable Service Interface
Specification (“DOCSIS”) 1.0, pelanggan sudah dapat tersambung
dengan jaringan TELKOMNet melalui Divisi Multimedia kami.
Selain melalui jaringan kabel, TELKOMVision juga melayani
TV Satelit Direct to Home (“DTH”) yang menggunakan infrastruktur
satelit TELKOM, yaitu satelit TELKOM-1 dan TELKOM-2 dengan
teknologi perpanjangan C-band dengan tambahan perangkat berupa
parabola mini dan dekoder.
h. Layanan Bernilai Tambah
PT. Telkom Indonesia Tbk bertujuan untuk menggabungkan
sebanyak mungkin layanan bernilai tambah bersama dengan produk inti
kami untuk memaksimalkan pendapatan dan meningkatkan posisi pasar.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Analisis Perolehan Laba
Perolehan Laba Bersih dapat dijadikan sebagai suatu ukuran
kinerja perusahaan selama suatu periode tertentu, dimana laba dihasilkan
dari kegiatan operasi perusahaan. Satu dari banyak definisi tentang laba
yang diterima secara luas menyatakan bahwa laba adalah suatu ukuran
yang menunjukkan berapa besar harta yang masuk melebihi harta yang
keluar. Laba diukur sebagai selisih antara arus masuk sumber daya
(pendapatan dan keuntungan) dan arus keluar (beban dan kerugian) selama
periode waktu tertentu.
Pada PT. Telkom Indonesia Tbk ukuran laba sangatlah penting
karena laba menggambarkan kinerja manajemen dalam menghasilkan
keuntungan untuk membayar bunga kreditur, dividen, dan pajak
pemerintah. Berikut ini perolehan laba PT. Telkom Indonesia Tbk dari
tahun 2010 – 2015:
Tabel 6. Data Perolehan Laba PT. TELKOM INDONESIA Tbk PeriodeTahun 2010- 2015 (Angka dalam jutaan rupiah)
TahunLaba Bersih
Varibel X (Rp)
PersentasePerubahan
Perolehan Laba
2010 79.935.660 -
2011 110.055.77037.68%
2012 128.570.18016.82%
2013 (106.717.860)(17.00%)
2014 113.988.2606.81 %
2015 122.142.3507.15 %
Sumber: www.telkom.co.id
Berdasarkan dari tabel 7, dapat dilihat bahwa perolehan laba PT.
Telkom Indonesia Tbk dari tahun buku 2010 sampai dengan tahun buku
2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 TELKOM membukukan
laba bersih senilai Rp110,055 juta atau naik sekitar 37,68 % dibanding
tahun sebelumnya yakni Rp.79,935 juta. Dimana pendapatan dari seluler
memberikan kontribusi Rp206,220 juta atau naik sebesar 41% dari tahun
sebelumnya. Selanjutnya pada tahun 2012 TELKOM mencatat laba bersih
sebesar Rp128,570 juta atau melonjak 16,82 % dari tahun 2011. Layanan
seluler memberikan kontribusi terhadap pendapatan TELKOM, mencapai
Rp22,60 juta, naik 9,8 persen dari pendapatan tahun sebelumnya,
pendapatan telepon tetap sebesar Rp11 juta, sedangkan dari data dan
internet tercatat Rp14,7 juta atau tumbuh 62 % dibanding tahun 2011.
Selanjutnya pada tahun buku 2013 perolehan laba PT. Telkom
Indonesia Tbk. mencatat perolehan laba senilai Rp 106.717.860 juta,
turun sebesar 17% di bandingkan dengan tahun buku 2012 senilai Rp
128.570.180 juta. Hal ini disebabkan oleh kebijakan penurunan tarif
interkoneksi yang tentunya juga tidak kecil pengaruhnya terhadap
pendapatan TELKOM, selain itu keluarnya kebijakan migrasi Flexi dari
frekuensi 1.900 MHz ke 800 MHz di Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Namun demikian, karena regulasi tersebut ditujukan untuk kepentingann
yang luas, Telkom mendukungnya, tentu dengan segala konsekuensinya.
Kebijakan migrasi Flexi ini memakan biaya dan mengikis pangsa pasar
Telkom Flexi di Jakarta, Jabar dan Banten, dan lain-lain.
Kemudian pada tahun 2014- 2015 perolehan laba PT. Telkom
Indonesia Tbk. kembali mengalami kenaikan. dari Rp106.717.860 juta
pada tahun buku 2013, menjadi Rp 113.988.260 juta pada tahun buku
2014, atau naik sebesar 6.81%. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
mencatat laba bersih tahun buku 2015 senilai Rp122.142.350 juta, atau
naik 7,15 % dibanding tahun buku 2014. Pertumbuhan ini didorong oleh
Pertumbuhan pada pendapatan data, internet dan teknologi informatika,
terutama berasal dari pendapatan internet dan data komunikasi yang
disebabkan oleh peningkatan yang signifikan atas jumlah pelanggan dan
user layanan pita lebar fixed maupun mobile, yaitu Speedy dan Flash,
masing-masing sebesar 79% dan 67%. Disamping pendapatan internet,
pendapatan SMS juga terus mangalami pertumbuhan tiap tahunnya.
2. Analisis Kebijakan Pembayaran Dividen
Tidak semua laba yang diperoleh oleh perusahaan dibagikan
kepada pemegang saham. Perusahaan yang memiliki tingkat akumulasi
laba bersih yang cukup baik, dari suatu periode ke periode berikutnya,
biasanya memiliki potensi untuk dapat membagikan membagikan sebagian
dari laba bersih tersebut kepada pemilik perusahaan (pemegang saham).
Didalam menentukan besarnya dividen yang dibayarkan, PT.
Telkom Indonesia tentunya harus memperhatikan beberapa hal. Pertama,
seberapa besar persentase yang akan dibagikan, kedua apakah akan
dibagikan dalam bentuk tunai atau bentuk lainnya, dan ketiga seberapa
stabil dividen yang akan dibagikan tersebut. Berikut ini pembayaran
dividen yang dilakukan oleh PT. Telkom Indonesia Tbk dari tahun 2010-
2015:
Tabel 7.Data pembayaran dividen PT. Telkom Indonesia Tbk. Periode tahun2010- 2015 (Perolehan laba dan pembayaran dividen dalam jutaanrupiah).
TahunPerolehanLaba (RP)
PembayaranDividen (Rp)
JumlahLembarSaham
Laba Perlembar
Saham (RP)
DividenPer
LembarSaham(RP)
DPR (%)
1 2 3 4 5 = 2/4 6 = ¾7
=(6/5)100%
1. Bila r = 0 atau mendekati 0 maka dikatakan bahwa hubungan
antara dua variabel yang dianalisa sangat lemah dan bila r = +1 atau
mendekati +1 seperti dalam perhitungan diatas, maka dapat dikatakan
bahwa tingkat asosiasi atau korelasi antara kebijakan pembayaran Dividen
dan Perolehan Laba sangat kuat dengan nilai interpretasi sebesar 0,960
Selanjutnya jika r = -1 atau mendekati –1, maka korelasinya dikatakan
negatif, tanda positif dan negatif dalam koefisien korelasi memiliki arti
tertentu, bila r + maka korelasi antara kedua variabel yang dianalisa itu
bersifat searah. Sebaliknya bila r -1, maka koefisien korelasi antara kedua
variabel yang dianalisis akan berlawanan arah. Dengan demikian,
berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
kebijakan pembayaran Dividen dengan Perolehan laba mempunyai
hubungan yang sangat kuat dengan interpretasi nilai 0,960.
Berdasarkan data di atas maka diperoleh hasil pengolahan
analisis regresi sederhana :
a. Analisis Regresi
Hasil analisis regresi yang ditunjukkan pada tabel 8 diperoleh
persamaan Y = 353033.353 + 0,503 yang berarti bahwa nilai
konstanta sebesar 353033,353 adalah besarnya kebijakan dividen (Y)
yang dicapai tanpa memperhatikan tinggi rendahnya laba, sedangkan nilai
koefisien regresinya sebesar 0,503X yang berarti setiap penambahan
variabel bebas (Perolehan Laba) sebanyak Rp 1, maka akan meningkatkan
tingkat variabel terikat (Kebijakan Pembayaran Dividen) sebesar 0,503,
besarnya konstribusi pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
b. Analisis Korelasi
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai korelasi laba dengan
kebijakan pembayaran dividen yang tergolong sangat kuat, dimana
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,96 yang ditunjukkan pada tabel 9.
c. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana
pengaruh perolehan laba terhadap kebijakan pembayaran dividen
berdasarkan analisis regresi sebelumnya. Serta, bagaimana penerapan
kebijakan dividen yang diterapkan PT. Telkom Indonesia Tbk.
Berdasarkan perbandingan pembayaran dividen 6 tahun terakhir yakni
2010 – 2015.
Berdasarkan analisis sebelumnya, didapatkan bahwa perolehan
laba memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan pembayaran
dividen, hasil analisis regresi diperoleh persamaan sebagai berikutY = 353033.353 + 0,503 yang berarti bahwa setiap penambahan
variabel bebas (Perolehan Laba) sebesar Rp 1, maka akan meningkatkan
tingkat variabel terikat (Kebijakan Dividen) sebesar 0,503.
Kemudian dari analisis selanjutnya untuk mengetahui besarnya
konstribusi perolehan laba (X) terhadap kebijakan pembayaran dividen
(Y), didapatkan nilai r = 0,960 dimana nilai ini menunjukkan hubungan
yang sangat kuat, artinya perolehan laba (X) memiliki konstribusi sebesar
98% terhadap kebijakan pembayaran dividen (Y), kemudian sisanya
sebesar 8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Selanjutnya untuk mengetahui dan membandingkan kebijakan
dividen yang diterapkan PT. Telkom Indonesia Tbk. Berdasaran jenis-jenis
kebijakan dividen yang pada umumnya diterapkan oleh perusahaan,
sebagaimana dikemukakan oleh Sutrisno (2005: 304).
PT. Telkom Indonesia Tbk di dalam kebijakan pembayaran
dividen, menerapkan kebijakan dividen yang bersifat Kebijakan Rasio
pembayaran dividen konstan yakni dalam kebijakan dividen ini, jumlah
dividen dibakukan sekian persen dari laba yang tersedia bagi para
pemegang saham perusahaan. Ini berarti denga laba yang berfluktuasi dari
waktu ke waktu, makabesarnya dividen yang dibayarkan perusahaan juga
berfluktuasi. Jika laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa
perusahan turun sangat drastis, maka jumlah dividen yang dibayarkan akan
sangat berkurang atau bahkan tidak ada.
Selanjutnya melihat serta membandingkan dengan besarnya
pembayaran dividen yang dikeluarkan PT. Telkom Indonesia Tbk. Pada
tabel 8 diperoleh tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami
peningkatan laba secara berturut-turut tiap tahunnya yang juga diikuti
dengan peningkatan pembayaran dividen tiap tahunnya yang dilakukan
oleh perusahaan, kemudian pada tahun 2013 terjadi penurunan laba yang
kemudian berdampak pada pnurunan pembayaran dividen yang dilakukan
perusahaan. Pada tahun 2014 perusahaan mengalami kenaikan perolehan
laba namun tidak diikuti dengan naiknya pembayaran dividen, melainkan
perusahaan kembali menurunkan pembayaran dividen. Hal ini berarti
pembayaran dividen yang dilakukan oleh PT. Telkom Indonesia Tbk telah
sesuai dengan kebijakan pembayaran dividen yang diterapkan, yakni
kebijakan rasio pembayaran dividen konstan, dimana dividen yang
dibayarkan akan tergantung pada perolehan laba perusahaan. Kebutuhan
investasi, keadaan keuangan dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan
oleh pemegang saham.
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan persamaan Y = 353033.353 +0,503 Nilai konstanta 353033,353 dari kebijakan pembayaran dividen
tanpa memperhatikan tinggi rendahnya perolehan laba, sedangkan nilai 0,503
berarti setiap meningkatnya perolehan laba sebesar Rp 1 maka akan terjadi
peningkatan sebesar 0,503 terhadap kebijakan pembayaran dividen.
2. Besarnya korelasi perolehan laba dengan kebijakan pembayaran dividen yaitu
sebesar 0,960 dimana hubungannya tergolong sangat kuat, sedangkan
koefisien R2 = 0,922, yang berarti kontribusi perolehan laba terhadap
kebijakan pembayaran dividen sebesar 92 %, sedangkan sisanya 8 %
dipengaruhi oleh faktor lain.
3. kebijakan pembayaran dividen yang dilakukan oleh PT. Telkom Indonesia
Tbk. telah sesuai dengan kebijakan pembayaran dividen yang diterapkan,
yakni Kebijakan Rasio Pembayaran-Dividen Konstan, dimana PT.Telkom
Indonesia Tbk. menetapkan kebijakan pembayaran dividennya berkisar
antara 50% sampai dengan 55% dari perolehan laba perusahaan untuk tiap
tahunnya. Selain itu kebutuhan investasi, keadaan keuangan dan faktor-
faktor lain yang dianggap relevan oleh perusahaan juga mempengaruhi
kebijakan pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan .
64
2
B. Saran
Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan penelitian
pada PT. Telkom Indonesia Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka
diajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil
keputusan mengenai kebijakan dividen yang ditetapkan perusahaan, untuk
penelitian selanjutnya, dan bagi investor sebelum berinvestasi pada
perusahaan yang diminatinya yaitu:
1. Sebaiknya kebijakan dividen yang diterapkan oleh TELKOM adalah
kebijakan Dividen yang stabil. Karena kebijakan pembayaran dividen ini
lebih memberikan informasi yang baik kepada para investor terhadap
perusahaan di masa mendatang serta mampu memelihara kesan yang positif
terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan karena pada kebijakan ini
besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap,
walau terjadi fluktuasi dalam pendapatan bersih. Dibandingkan dengan
kebijakan dividen rasio pembayaran konstan yang sekarang diterapkan
TELKOM
2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan perbandingan kebijakan
deviden antara PT. Telkom Indonesia Tbk dengan perusahaan yang
sejenis, dimana peneliti selanjutnya harus sama-sama meninjau berdasarkan
harga saham masing-masing perusahaan sebagai salah satu variabel
penelitian.
3
3. Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada salah satu
perusahaan atau objek saham sebaiknya investor melakukan analisis
terhadap kinerja perusahaan, atau investor hendaknya meminta bantuan
kepada pialang yang tepat sehingga mengahasilkan pengembalian tertentu
dan meminimalisasi resiko.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dewi. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Surabaya: Ghalia
Indonesia.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi 8. Yogyakarta: BPFE
YOGYAKARTA
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali
Pers
Https://www.google.com/search?q=hasil+olahan+data+pt.telkom+2014&ie=utf-
8&oe=utf-8
Https://www.google.com/search?q=www.telkom.co.id&ie=utf-8&oe=utf-8
Lumbantoruan, Magdalena.2003.Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen,
Cetakan kedua. Jakarta: PT. Delta Pamungkas
Martono; Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia
Martono. 2005.Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekosinia.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Riyanto, Bambang.2004.Dasar-Dasar pembelanjaan Perusahaan. Yayasan
Penerbit Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
Sartono, Agus.2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE YOGYAKARTA
Sugiarso; Wanani. 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan
Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran
Kinerja Persahaan). Yogyakarta: Media Pressindo
Sugiono. 2010. Statistik Untuk Penelitian.Bandung: Alfamedia.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Edisi Kedua Belas. Bandung:
Alfabeta.
Sundjaja; Ridwan; Barlian Inge. 2001. Manajemen Keuangan Dua. Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Prenhallindo.
Sutrisno. 2005.Manajemen Keuangan :Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang: Bayu Media.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nurfaisah, Lahir di Sinjai, 07 Desember 1993.Penulis
adalah anak kedua dari tiga bersaudara, anak dari
pasangan Ayahanda Tamrin dan Ibunda Tisnawati.
Jenjang pendidikan mulai Sekolah tingkat dasar SDN 68
Carumbaang tamat tahun 2006, kemudian lanjut ke SMP
Negeri 1 Sinjai Barat dan lulus pada tahun 2009,
kemudian lanjut ke SMA Negeri 1 Sinjai Barat dan tamat pada tahun 2011. Pada
tahun 2012 penulis melanjutkan study di Makassar tepatnya di Universitas
Muhammadiyah Makassar mengambil jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, selesai pada tahun 2016.
DOKUMENTASI