skripsi/pengaruh... · struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCEDAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
2008-2010
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
YENI KRISTINA
NIM. F1310105
PROGRAM STUDI S-1 TRANSFER
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010
YENI KRISTINA NIM. F1310105
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance dan struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2008-2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit dan DER. nilai perusahaan diukur menggunakan Rasio Tobin’s Q.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2008-2010. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 315 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian secara simultan membuktikan bahwa variabel corporate governance dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa: kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dewan komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit, struktur modal dan nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM AND CAPITAL STRUCTURE TO FIRM VALUE AT MANUFACTURING COMPANIES
LISTED AT BEI 2008-2010
YENI KRISTINA F1310105
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the influence of the corporate
governance mechanism concerning to firm value in manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange during 2008-2010. The variable examined in this research is institutional ownership, managerial ownership, board of independent commissioner, audit committee, and debt to equity ratio. Firm value measured with Tobin’s Q.
The sample which is used in this research manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange on period of 2008-2010. This research is using purposive sampling method to determine the sample and resulted 315 companies as research sample. The model of analysis used in this study is a multiple linear regression analysis model.
The result of this research shows the corporate governance mechanism (institutional ownership, managerial ownership, board of independent commissioner and audit committee) are influence to firm value. Institutional ownership and managerial ownership had negative effect and significant to the firm value. Board of commissioner and audit committee hadn’t effect to firm value, but DER had positive effect and significant to firm value.
Keyword: Institutional ownership, managerial ownership, board of independent commissioner, audit committee, capital structure and firm value.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sesungguhnya Allah SWT tidak membebani manusia melainkan sesuai dengan kemampuannya”
(QS. Al Baqarah ; 286)
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka”
(QS. AR. Ra’d: 11)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan”
(QS. Alam Nasyrah: 6)
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena
dengan mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil”
(Mario Teguh)
Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup,
kita harus melakukannya.”
(Johann Wolfgang von Goethe)
Dream, believe, and make it happen
(Agnes Monica)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada :
Allah Subhana WaTa’ala atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan
jalan, kemudahan, dan kekuatan bagi penulis
Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa serta nasehat yang terus di berikan
tanpa mengenal waktu demi kesuksesan dan kebahagiaan penulis,
dan untuk kasih sayang yang tak tergantikan sampai kapanpun.
Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Terima kasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010)” sebagai tugas
akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah yang penulis terima.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Bapak DR. Bandi Msi, Ak., selaku Pembimbing Akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
5. Ibu Lulus Kurniasih, SE., M.Si., Ak. selaku pembimbing skripsi, atas
kesediaannya meluangkan waktu, memberikan kritik, perhatian dan
sarannya yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta karyawan FE UNS yang telah
memberikan ilmu dan bantuannya selama penulis duduk di bangku kuliah
7. Ayah, Ibu, dan adik-adik tercinta yang selalu memberikan cinta dan kasih
sayang, semangat serta doa yang tiada henti-hentinya untuk keberhasilan
penulis.
8. Seluruh keluarga tercinta (bapak, ibu, dan kakak) yang selalu mendoakan
dan memberi semangat.
9. Calon suamiku Aditya Novan Pinandita, makasih untuk semua dukungan,
semangat, motivasi, dan bantuannya. iloveu
10. Cynthia, Widi dan mb sinta, sahabat-sahabat terbaik di segala suasana baik
suka maupun duka. Love and Miss you, Guys.
11. Teman-teman kos khususnya mb fitri yang selalu memberikan motivasi
dan semangat untuk terus maju.
12. Anak-anak akuntansi B yang selalu kompak dan rame, sukses untuk
semua.
13. Teman-teman S1 Transfer Akuntansi angkatan 2010 Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan
demi perbaikan yang berkelanjutan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, ………………...
Penulis
Yeni Kristina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
ABSTRAKSI............................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............ .................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .. . .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. ...................... Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. ...................... Rumusan Masalah
……………………………………………… .................................. 9
C. ...................... Tujuan
Penelitian…………………………………………………. ............. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. ...................... Manfaat
Penelitian………………………………………………… .............. 11
E. ....................... Sistematika Penulisan .............................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Agensi .. .................................................................................. 14
B. Corporate Governance .................................................................... 16
C. Penelitian terdahulu.......................................................................... 31
D. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ........................ 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian .............................................................................. 42
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 42
C. Definisi operasional dan pengukuran variabel ................................. 43
D. Sumber data dan metode pengumpulan data .................................... 47
E. Metode Analisis Data ....................................................................... 47
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi obyek penelitian ............................................................... 53
B. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 53
C. Uji Analisis data ............................................................................... 59
D. Pembahasan ... .................................................................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ....... .................................................................................. 78
B. Keterbatasan .. .................................................................................. 79
C. Saran.............. .................................................................................. 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
D. Implikasi........ .................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 : Hasil Pengambilan Sampel ...................................................... 50
Tabel IV.2 : Hasil Pengujian Normalitas Data ............................................ 51
Tabel IV.3 : Hasil Pengujian Normalitas Data ........................................... 52
Tabel IV.4 : Hasil Uji Multikolinoeritas ...................................................... 54
Tabel IV.5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 55
Tabel IV.6 : Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 56
Tabel IV.7 : Deskripsi Variabel Penelitian .................................................. 57
Tabel IV.8 : Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................. 62
Tabel IV.9 : Hasil Uji F .............................................................................. 63
Tabel IV.10 : Hasil Regresi Berganda ......................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hasil Survei CLSA ................................................................. 2
Gambar 2.1 Skema Konsep Penelitian ....................................................... 32
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas ................................................... 53
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................. 55
DAFTAR LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran I Daftar Sampel Perusahaan 2008-2010
Lampiran II Hasil Olah Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu corporate governance semakin berkembang ketika beberapa
peristiwa ekonomi penting terjadi. Krisis Keuangan Asia pada tahun 1997,
dilanjut dengan jatuhnya perusahaan besar seperti Enron dan Worldcom tahun
2002, serta adanya isu terbaru yaitu krisis subprime mortgage di Amerika
Serikat pada tahun 2008. Peristiwa-peristiwa tersebut menyadarkan dunia
akan pentingnya penerapan good corporate governance.
Di Negara Indonesia, isu mengenai good corporate governance
mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan sejak
tahun 1998. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997-1998 ditengarahi
disebabkan oleh lemahnya tata kelola perusahaan (corporate governance).
Ciri utama dari lemahnya corporate governance adalah adanya tindakan-
tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan
investor. Hal ini akan menyebabkan jatuhnya harapan para investor tentang
pengembalian atas investasi yang telah mereka tanamkan. Sejak saat itulah,
pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam praktek
corporate governance.
Hasil survai yang dilakukan oleh Credit Lyonnaise Securities (CLSA)
sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 memberikan nilai yang rendah
kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam mewujudkan prinsip-
prinsip good corporate governance (GCG), bahkan jika dibandingkan dengan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
negara-negara Asia lainnya. Secara garis besar, pelaksanaan survai tersebut
dapat dibagi dua. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003, CLSA
melakukan penilaian terhadap perlaksanaan CG berdasarkan pada tujuh
dimensi berikut: (i) disiplin, (ii)transparansi, (iii) kemandirian, (iv)
akuntabilitas, (v) tanggung jawab, (vi) keadilan, dan (vii) kepedulian sosial.
Pada tahun 2004 sampai dengan 2007, CLSA melakukan kerjasama dengan
Asian Corporate Governance Association (ACGA) dalam menilai
pelaksanaan CG oleh perusahaan-perusahaan di kawasan Asia. Berbeda
dengan tiga tahun sebelumnya, kali ini penilaian pelaksanaan CG didasarkan
pada lima dimensi makro, yaitu: (i) hukum dan peraturan, (ii) penegakkan
hukum dan peraturan baik oleh regulator maupun oleh pasar, (iii) lingkungan
politik, (iv) standar-standar akuntansi dan auditing serta (v) budaya CG
(Susanty, 2009). Secara keseluruhan, hasil survai dari CLSA dapat
digambarkan sebagaimana tampak dalam Gambar I.1
Sumber : www.clsa.com
Gambar I.1 Gambaran Pelaksanaan CG oleh Perusahaan-perusahaan di Kawasan Asia Selama Tahun 2001 – 2007
Ditambah lagi, pada era globalisasi seperti sekarang ini dengan adanya
perdagangan bebas (free trade) menjadikan tingkat persaingan dalam dunia
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
2001 2002 2003 2004 2005 2007
Tahun
Sko
r C
G
SingapuraMalaysiaIndiaThailandTaiwanCinaKoreaPilipinaIndonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
bisnis menjadi semakin tajam. Perdagangan bebas memungkinkan
mengalirnya barang dan jasa antar negara tanpa adanya hambatan yang
berarti. Kondisi ini tentu menuntut kesiapan dan ketangguhan dari setiap
perusahaan untuk menerapkan suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik (
good corporate governance) supaya mampu bersaing dalam dunia bisnis.
Corporate governance merupakan suatu mekanisme yang digunakan
untuk memastikan bahwa supplier keuangan, misalnya shareholders dan
bondholders, dari perusahaan memperoleh pengembalian dari kegiatan yang
dijalankan oleh manajer, atau dengan kata lain bagaimana supplier keuangan
perusahaan melakukan control terhadap manajer (Anggraeni, et.al, 2010).
Sedangkan menurut Iskandar dkk (1999) dalam Sam’ani (2010) menyatakan
bahwa corporate governace merujuk pada kerangka aturan dan peraturan
yang memungkinkan stakeholders untuk membuat perusahaan
memaksimalkan nilai dan tujuan untuk memperoleh return.
Menurut Surat Keputusan Menteri BUMN Kep-117/M-MBU/2002
tanggal 1 Agustus 2002 pasal 3 tentang penerapan praktik Good Corporate
governance terdapat lima prinsip GCG, meliputi:
1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi meteriil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Kemandirian (independency), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh
maupun tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
3. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
4. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-
hak stakeholders lainnya yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan dilaksanakannya
corporate governance, sesuai dengan Forum for Corporate governance in
Indonesia (FCGI) (2001), antara lain:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan
tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan
meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders’s value dan dividen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Ada empat mekanisme corporate governance yang sering dipakai
dalam berbagai penelitian mengenai corporate governance yang bertujuan
untuk mengurangi konflik keagenan, yaitu kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial , komite audit, dan dewan komisaris independen.
Struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional) oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi
jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai
perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa dalam
memaksimalisasikan nilai perusahaan disebabkan oleh adanya kontrol yang
mereka miliki.
Menurut Rachmawati dan Triatmoko (2007), komite audit mempunyai
peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas
proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya
sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good
corporate governance. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif,
maka control terhadap perusahaan akan lebih baik, sehingga konflik
keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan
kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi.
Keberadaan komisaris independen diatur dalam ketentuan Peraturan
Pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor I-A tentang Ketentuan Umum
Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa yang berlaku sejak tanggal 1 juli
2000. Perusahaan yang tercatat di BEI wajib memiliki komisaris independen
yang jumlahnya secara proporsional sebanding dengan jumlah saham oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan minimal jumlah
komisaris independen 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris.
Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen
yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri
dari berbagai jenis saham dan laba ditahan. Modal asing terdiri dari berbagai
hutang jangka panjang yang meliputi berbagai jenis obligasi, hutang hipotik
dan lain–lain. Menurut Wulandari (2006) untuk mengetahui seberapa besar
perusahaan dibiayai oleh modal asing, atau seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menanggung risiko asaha perusahaan karena adanya
pembiayaan hutang atau modal asing, dapat ditunjukkan dengan nilai debt to
equity perusahaan.
Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan
(financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran
antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan
(value of the firm). Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan
Wulandari (2006) berhasil menemukan adanya pengaruh positif dan
signifikan debt equity ratio terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan
rasio Tobin’s Q.
Tujuan utama perusahaan, adalah meningkatkan nilai perusahaan.
Informasi laba sangatlah penting perannya sebagai sinyal kinerja suatu
perusahaan guna pembuatan berbagai keputusan penting oleh pengguna
informasi. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang
kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba
seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya
(Boediono, 2005).
Brigham (1999) dalam Adriani (2011) menyatakan bahwa nilai
perusahaan diukur dengan Price Book Value (PVB) yang merupakan nilai
yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan
sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Price Book Value (PVB) telah
banyak digunakan oleh beberapa pemelitian diantaranya adalah Rachmawati
dan Triatmoko (2007), Anggraeni et.al (2010) dan Adriani (2011).
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Rahmawati dan
Triatmoko (2007). Rahmawati dan Triatmoko (2007) melakukan penelitian
mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan kinerja
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2001-2005. Variabel dependen yang digunakan adalah
kualitas laba yang diproksikan dengan Discretionary Accrual, sedangkan
kinerja perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV). Variabel
independen yang digunakan adalah Investment Opportunity Set (IOS) dan
Corporate governance yang terdiri dari Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Komite audit dan Keberadaan Komisaris
Independen.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rahmawati dan Triatmoko
(2007) terdapat dua hal. Pertama variabel dependen yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan Rasio
Tobin’s Q, sedangkan variabel independen yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah Corporate governance ditambahkan struktur modal yang
diproksikan dengan Debt-Equity Ratio. Variabel Corporate governance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit,
dan dewan komisarias independen. Perbedaan kedua adalah tahun penelitian,
penelitian Rahmawati dan Triatmoko (2007). Penelitian ini akan
menggunakan data perusahan manufaktur pada tahun 2008-2010. Penggunaan
tahun 2008-2010 diharapkan dapat lebih mencerminkan situasi saat ini.
Sampel penelitian ini adalah perusahan manufaktur yang terdaftar di
BEI 2008-2010. Alasan dipilihnya perushaan manufaktur karena beberapa
alasan, Pertama, perusahaan manufaktur berbeda dengan jenis perusahaan
lainnya, khususnya dalam aktivitas operasional perusahaan dimana perusahan
manufaktur terdapat aktivitas produksi. Industri manufaktur membutuhkan
modal yang sangat besar untuk melakukan aktivitas produksinya, sehingga
hal ini membutuhkan investor yang menginvestasikan dananya ke industri
manufaktur.
Keberadaan dana investor dalam suatu perusahaan harus mendapatkan
pengelolaan yang baik. Sistem corporate governance memberikan
perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka
yakin akan memperoleh return atas investasinya dengan benar. Corporate
governance juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi
terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat.
Kedua, karena industri manufaktur memiliki beberapa sub sektor
industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan,
dan terdapat homogenitas aktivitas produksi, sehingga hasil penelitian dapat
digeneralisasi untuk jenis perusahaan manufaktur. Ketiga, jumlah industri
manufaktur lebih banyak dibandingkan jenis perusahaan lain, Jika dengan
bidang yang lebih spesifik adanya kemungkinan sedikitnya sampel yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
memenuhi kriteria pengambilan sampel sehingga data yang dibutuhkan tidak
mencukupi untuk melakukan penelitian.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, peneliti tertarik
untuk mengambil judul “ Pengaruh Mekanisme Corporate governance dan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-
2010 ”.
B. Rumusan Masalah
Konflik keagenan yang muncul antara manajer dengan pemegang
saham dapat menurunkan nilai perusahaan. Oleh sebab itu, untuk mengatasi
konflik keagenan diperlukan cara untuk meminimumkan agency conflict
yaitu dengan adanya mekanisme corporate governance. Corporate
governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan
efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen
perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders
lainnya agar industri dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan efisien.
Dari beberapa penelitian terdahulu terdapat perbedaan mengenai hubungan
antara good corporate governance dengan kinerja perusahaan. Beberapa
hasil penelitian terdahulu menunjukkan tidak ada hubungan corporate
governance dengan kinerja perusahaan, misalnya hasil penelitian Praditia
(2008) yang menunjukkan corporate governance (diproksikan dengan
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
komisaris independen) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Di
lain pihak menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai poor
perfomance disebabkan oleh poor governance, adanya hubungan positif
antara corporate governance dengan nilai/kinerja perusahaan (antara lain,
Siallagan dan Machfoedz (2006), Kawatu (2007), Ibrahim et al., (2010),
Khan et al.,(2011) dan Manuhara (2011)).
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai
analisis pengaruh corporate governance dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, maka berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan diteliti
adalah:
1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
5. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai
pengaruh corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komite audit, proporsi dewan komisaris dan
struktur modal yang diproksikan dengan debt to equity ratio berpengaruh
terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang diukur menggunakan Rasio Tobin’s Q.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Praktisi
a. Bagi pihak regulator, yaitu BAPEPAM dan BEI, penelitian ini
diharapkan memberikan bukti empiris akan efektifitas peraturan
yang telah dikeluarkan mengenai mekanisme corporate governance
agar lebih ditingkatkan penerapannya sehingga lebih efektif.
b. Bagi pihak manajemen, yaitu memberikan input atau masukan untuk
menelaah lebih lanjut mengenai pengaruh mekanisme corporate
governance, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan fungsi
mereka dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai
perusahaan.
c. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai pengaruh mekanisme corporate governance, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
dapat menjadi pedoman dalam berinvestasi terutama yang berminat
untuk berorientasi dalam manufaktur.
2. Akademisi
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, gambaran
dan bukti-bukti empiris mengenai pengaruh mekanisme corporate
governance terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur
di Indonesia.
b. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti yang
melaksanakan penelitian-penelitian sejenis dan penelitian-penelitian
lanjutan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah didalam penulisan, penguraian serta
penjelasan didalam penulisan skripsi ini maka penulis membagi dalam lima
bagian, yang dimana meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan masalah, dan sistematika penulisan
skripsi.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan dibahas mengenai dari penelitian terdahulu, landasan
teori yang mendasari penelitian ini, kerangka pemikiran dari
penilitian, dan hipotesis yang akan digunakan didalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan penelitian, batasan-
batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan
pengukuran variabel, populasi (sampel) dan teknik pengambilan
sampel, data, dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis
data.
BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisi mengenai gambaran subyek penelitian, analisis data,
dan mengenai pembahasan dari penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini akan dijelaskan mengenai dari kesimpulan penelitian,
keterbatasan-keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan
untuk memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976)
menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara
manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara
pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat
sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan
(agency cost). Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda
didalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai
atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki, Ali (2002)
dalam Sabrina (2010).
Adanya pemisahan antara pemilik perusahaan (principal) dan
manajemen (agent) cenderung menimbulkan konflik keagenan diantara
principal dan agent. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi
karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan keinginan
prinsipal, sehingga manimbulkan biaya agensi (agency cost) (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007).
Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu
semata mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak
principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya
dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara
lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi.
Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak
dapat memonitor aktivitas manajemen sehari-hari untuk memastikan bahwa
manajemen bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham (Adriani,
2011).
Menurut Jensen & Meckling (1976) dan Watts & Zimmerman (1986)
dalam Sam’ani (2008) menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat
dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik
diantara pihak-pihak yang berkepentingan.
Dalam hubungan keagenan, principal tidak memiliki informasi yang
cukup tentang kinerja agent. Agent mempunyai lebih banyak informasi
mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara
keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan
informasi yang dimiliki oleh principal dan agent. Ketidakseimbangan
penguasaan informasi akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut
sebagai asimetri informasi (information asymmetry).
Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana terdapat
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai
penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
umumnya sebagai pengguna informasi (user). Akibat adanya informasi yang
tidak seimbang (asimetri) ini, dapat menimbulkan 2 (dua) permasalahan yang
disebabkan adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan
kontrol terhadap tindakan-tindakan agen. Oleh karena itu, diperlukan suatu
mekanisme tata kelola perusahaan (Good Corporate governance) yang baik
untuk menghasilkan informasi keuangan yang terpercaya.
Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering
disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu
mekanisme pengawasan . Mekanisme yang digunakan yaitu mekanisme
corporate governance, yang terdiri dari komite audit, komisaris independen,
kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial.
2. Corporate governance
Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan
pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk
memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima
return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate governance
berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan
memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan
mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang
tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan
oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para
manajer (Shleifer dan Vishny (1997) dalam Hidayat (2010). Dengan kata lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan atau
menurunkan biaya keagenan (agency cost).
Pada April 1998, Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) telah mengeluarkan seperangkat prinsip corporate
governance yang dikembangkan secara universal. Adapun prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Fairness (Keadilan)
Menjamin perlindungan hak-hak pemegang saham, termasuk hak-hak
pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta
menjamin terlaksananya komitmen para investor.
2. Transparency (Transparansi)
Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta
jelas dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan,
pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan.
3. Accountability (Akuntabilitas)
Menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk
menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang
saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan komisaris.
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Responsibility memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang
berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial. Penerapan
prinsip inidiharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kegiatan operasionalnya sering kali menghasilkan eksternalitas (dampak
di luar perusahaan) negatif yang harus ditanggung masyarakat.
Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja
perusahaan melalui pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dan pemangku kepentingan lainnya,
berdasarkan kerangka aturan dan peraturan berlaku. Selain itu, mekanisme
corporate governance juga dapat membawa beberapa manfaat, antara lain:
1. Mengurangi agency cost yang merupakan biaya yang harus ditanggung
pemegang saham karena penyalahgunaan wewenang sebagai akibat
pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
2. Mengurangi biaya modal (cost of capital) sebagai dampak dari
menurunnya tingkat bunga atas dana dan sumber daya yang dipinjam oleh
perusahaan seiring dengan turunnya tingkat risiko perusahaan.
3. Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan
tersebut terhadap keberadaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang
ditempuh perusahaan.
Praktek corporate governance dapat berjalan dengan baik apabila
menerapkan prinsip-prinsip yang terdiri dari transparansi (transparency),
akuntabilitas (accountability), kewajaran (fairness) dan responsibilitas
(responsibility). Transparansi, berhubungan dengan kualitas informasi yang
disampaikan perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Akuntabilitas, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mendorong optimalisasi peran dewan direksi dan dewan komisaris dalam
menjalankan tugas dan fungsinya secara professional. Kewajaran, dengan
memaksimalkan upaya perlindungan hak dan perlakuan adil kepada seluruh
shareholders tanpa kecuali. Responsibilitas, dengan mendorong optimalisasi
peran stakeholders dalam mendukung program-program perusahaan
(Praditia, 2010).
3. Mekanisme Corporate governance
a. Kepemilikan manajerial
Dalam Herawaty (2008), Jensen dan Meckling (1976)
menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme
untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan
menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang
saham. Sehingga permasalahan keagenan dapat diasumsikan akan hilang
apabila seorang manajer dianggap sebagai seorang pemilik.
Proporsi jumlah kepemilikan manajerial dalam perusahaan
dapat mengindikasikan ada kesamaan kepentingan antara manajemen
dengan pemegang saham (Faisal, 2005). Dengan demikian maka
kepemilikan saham oleh manajemen merupakan insentif bagi para
manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer akan
menggunakan hutang secara optimal sehingga akan meminimumkan
biaya keagenan. Adanya control yang dimiliki oleh manajer dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam
mencapai maksimalisasi nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006).
Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka
semakin baik kinerja perusahaan. Pemusatan kepentingan dapat dicapai
dengan memberikan kepemilikan saham kepada manajer. Jika manajer
memiliki saham perusahaan, mereka akan memiliki kepentingan yang sama
dengan pemilik. Jika kepentingan manajer dan pemilik sejajar (aligned)
dapat mengurangi konflik keagenan. Jika konflik keagenan dapat dikurangi,
manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Tetapi tingkat
kepemilikan manajerial yang tinggi dapat menimbulkan masalah
pertahanan. Artinya jika kepemilikan manajerial tinggi, mereka mempunyai
posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan dan pihak eksternal akan
mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan manajer. Hal ini
disebabkan karena manajer mempunyai hak voting yang besar atas
kepemilikan manajerial (Siswantaya (2007) dalam Praditia (2010).
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh
pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar
negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun (Shien,
et.al. 2006) dalam Sabrina (2010).
Kepemilikan institusional merupakan bagian dari mekanisme
corporate governance pada perusahaan. Kepemilikan institusional oleh
beberapa peneliti dipercaya dapat mempengaruhi jalannya perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan.
Institusi dengan kepemilikan saham yang relatif besar dalam perusahaan
mungkin akan mempercepat manajemen perusahaan untuk menyajikan
pengungkapan secara sukarela. Hal ini terjadi karena investor
institusional dapat melakukan monitoring dan dianggap sophisticated
investors yang tidak mudah dibodohi oleh tindakan manajer.
c. Komite Audit
BAPEPAM melalui Surat Edaran No. SE-03/PM/2000
menghimbau perusahaan publik untuk membentuk komite audit.
Anggota komite audit diangkat dari anggota dewan komisris yang tidak
melaksanakan tugas eksekutif dan terdiri paling sedikit tiga anggota
yang independen. Komite audit mengadakan rapat tiga sampai empat
kali setahun untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung untuk
meningkatkan kualitas kerja dan mengurangi penyimpangan pengelolaan
perusahaan.
Komite audit mempunyai peran yang penting dan strategis
dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan,
menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta
dilaksanakannya good corporate governance. Dengan berjalannya fungsi
komite audit secara efektif, maka control terhadap perusahaan akan lebih
baik sehingga konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan sendiri dapat
diminimalisasi (Rahmawati dan Triatmoko, 2007).
Jika kualitas dan karakteristik komite audit dapat tercapai, maka
transparansi pertanggungjawaban manajemen perusahaan dapat
dipercaya, sehingga akan meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar
modal. Selain itu, tanggung jawab komite audit dalam melindungi
kepentingan pemegang saham minoritas dapat meyakinkan investor
untuk mempercayakan investasinya terhadap perusahaan. Siallagan dan
Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan komite audit
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini memberi bukti
bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan efektivitas kinerja
perusahaan.
Berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta
No. SE - 008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 perihal
keanggotaan komite audit, disebutkan bahwa:
1. Jumlah anggota komite audit sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang,
termasuk ketua komite audit.
2. Anggota komite audit yang berasal dari komisaris, hanya sebanyak 1
(satu) orang. Anggota komite audit yang berasal dari komisaris
tersebut harus merupakan komisaris independen Perusahaan Tercatat
yang sekaligus menjadi ketua komite audit.
3. Anggota lainnya dari komite audit adalah berasal dari pihak eksternal
yang independen. Pihak eksternal adalah pihak diluar Perusahaan
Tercatat yang bukan merupakan komisaris, direksi dan karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Perusahaan Tercatat, sedangkan independen adalah pihak diluar
Perusahaan Tercatat yang tidak memiliki hubungan usaha dan
hubungan afiliasi dengan Perusahaan Tercatat, komisaris, direksi dan
Pemegang Saham Utama Perusahaan tercatat dan mampu
memberikan pendapat profesional secara bebas sesuai dengan etika
profesionalnya, tidak memiliki kepentingan kepada siapapun.
d. Dewan Komisaris Independen
Keberadaan komisaris independen diatur dalam peraturan
BAPEPAM No: KEP 315/BEJ/06–2000 yang disempurnakan dengan
surat keputusan No: KEP– 339/BEJ/07 – 2001 yang menyatakan bahwa
setiap perusahaan publik harus membentuk komisaris independen yang
anggotanya paling sedikit 30% dari jumlah keseluruhan anggota dewan
komisaris. Dewan yang terdiri dari dewan komisaris independen yang
lebih besar memiliki kontrol yang kuat atas keputusan manajerial.
Komite Nasional Kebijakan Corporate governance menetapkan
beberapa kriteria untuk menjadi komisaris independen pada perusahaan
tercatat sebagai berikut:
1. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham
pengendali perusahaan yang bersangkutan.
2. idak memiliki hubungan afiliasi dengan Direktur dan/atau
Komisaris lainnya pada perusahaan yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3. Tidak bekerja rangkap sebagai Direktur di perusahaan lainnya yang
terafiliasi dengan perusahaan yang bersangkutan.
4. Tidak menduduki jabatan eksekutif atau mempunyai hubungan
bisnis dengan perusahaan yang bersangkutan dan perusahaan-
perusahaan lainnya yang terafiliasi dalam jangka waktu 3 tahun
terakhir.
5. Tidak menjadi partner atau principal di perusahaan konsultan yang
memberikan jasa pelayanan professional pada perusahaan dan
perusahaan-perusahaan lainnya yang terafiliasi.
6. Bebas dari segala kepentingan dan kegiatan bisnis atau hubungan
yang lain yang dapat diinterpretasikan akan menghalangi atau
mengurangi kemampuan Komisaris Independen untuk bertindak dan
berpikir independen demi kepentingan perusahaan.
7. Memahami peraturan perundang-undangan PT, UU Pasar Modal
dan UU serta peraturan-peraturan lain yang terkait.
Fama dan Jensen (1983) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007)
menyatakan bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat
bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para
manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan
nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik
untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good
corporate governance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
e. Struktur Modal
Sumber pendanaan didalam perusahaan dibagi menjadi dua kategori,
yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber
pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva
tetap, sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para
kreditur.
Riyanto (2001) dalam Sulistiono (2010) membagi struktur modal
suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen yaitu:
1. Modal asing atau hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk
membiayai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari
perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut
mencakup jumlah yang besar. Komponen hutang jangka panjang ini
terdiri dari:
a. Hutang hipotik
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin
dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).
b. Obligasi
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukkan pengakuan bahwa
perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya
kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran
kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang
dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Hutang jangka panjang merupakan sumber dana bagi
perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu.
Hutang tersebut harus dibayar pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa
memperhatikan kondisi keuangan perusahaan pada saat itu dan harus
sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya.
Dengan demikian seandainya perusahaan tidak mampu membayar
kembali hutang dan bunga, maka kreditor dapat memaksa perusahaan
dengan menjual aset yang dijadikan jaminannya. Oleh karena itu,
kegagalan membayar hutang atau bunganya akan mengakibatkan
perusahaan kehilangan kontrol terhadap perusahaannya. Begitu pula
sebaliknya para kreditor dapat kehilangan kontrol sebagian atau
keseluruhan dana pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk
yang ditanamkan dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko
kerugian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar
proporsi modal asing atau hutang jangka panjang dalam struktur modal
perusahaan akan semakin besar pula risiko kemungkinan terjadinya
ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang jangka panjang
beserta bunga pada saat jatuh tempo. Bagi kreditor hal ini berarti bahwa
kemungkinan turut serta dana yang mereka investasikan dalam
perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu
tertentu lamanya. Modal sendiri bersal dari sumber intern maupun
ekstern. Sumber intern didapat dari keuntungan yang dihasilkan oleh
perusahaan, sedangkan sumber ekstern berasal dari modal yang berasal
dari pemilik perusahaan. Komponen Modal sendiri terdiri dari :
a. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu Perusahaan Terbatas
(PT), dimana modal saham terdiri dari
1). Saham Biasa
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang
yang ditanamkan oleh investor, dengan memiliki saham ini
berarti harus siap menanggung segala risiko sebesar dana
yang ditanamkan.
2). Saham Preferen
Saham preferen adalah bentuk komponen modal jangka
panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri
dengan hutang jangka panjang.
3). Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak
dibayarkan sebagai deviden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Komponen modal sendiri ini merupakan modal perusahaan
yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko
kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan jaminan atau
keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun
tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali
modal sendiri. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mempunyai
jumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan
hidup perusahaan.
Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling
tepat untuk diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan
investasiinvestasi yang berisiko kerugian relatif kecil. Hal ini karena
suatu kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan
apapun merupakan tindakan membahayakan bagi keberlangsungan
hidup perusahaan.
Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan
keputusan bidang keuangan yang penting bagi perusahaan. Apabila
dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi, maka perusahaan
harus mencari tambahan dana untuk memulai operasinya. Struktur
keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan
dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal.
Struktur modal dapat dilihat dengan adanya suatu perbandingan
antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, yang mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
memaksimalkan keuntungan perusahaan pada tingkat arus kas
operasinya. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai
operasi perusahaan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau
dari pihak lain berupa hutang. Arti penting struktur modal terutama
disebabkan oleh perbedaan karakteristik diantara jenis modal,
perbedaan karakteristik diantara jenis modal tersebut secara umum
mempunyai pengaruh pada dua aspek penting dalam kehidupan
perusahaan yaitu:
a). Terhadap kemampuan untuk menghasilkan laba.
b). Terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar kembali
hutang jangka panjang.
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah
hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur
modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Secara matematis DER dapat
dirumuskan sebagai berikut (Robert (1997) dalam Kusumajaya (2011)) :
Total liabilities merupakan total dari hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang, sedangkan total shareholder’s equity merupakan
total modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan)
Debt to Equity Ratio = Total Liabilities : Total Ekuitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur
modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki
perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang
(jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan
total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan
terhadap kreditur (Robert (1997) dalam Kusumajaya (2011)).
4. Nilai Perusahaan
Tujuan umum dari suatu perusahaan adalah mengembangkan usahanya
dan memberikan kemakmuran yang maksimal kepada para pemegang
sahamnya serta mengoptimalkan nilai perusahaan. Jika kemakmuran
pemegang saham terjamin maka sudah pasti nilai dari perusahaan tersebut
meningkat, dan kemakmuran pemegang saham ini akan dapat meningkat
apabila harga saham yang dimilikinya juga meningkat (Anggraeni et.al, 2010).
Dalam Adriani (2011), Rika dan Ishlahuddin (2008) mendefinisikan
nilai perusahaan sebagai nilai pasar. Alasannya karena nilai perusahaan dapat
memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara
maksimum jika harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka semakin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan
ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang
meningkat menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai
perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang
berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris.
Ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur nilai pasar
perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan
informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur
hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak
hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan.
Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya
terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun
juga untuk kreditor karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan
hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh
kreditor (Sukamulja, 2004) dalam Adriani (2011).
Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan
estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap
dolar investasi (Herawaty, 2008). Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan,
semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih
untuk memiliki perusahaan tersebut.
B. Penelitian Terdahulu
1. Hamonangan Siallagan dan Mas’ud Machfoedz (2006)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Mereka meneliti mengenai pengaruh Mekanisme Corporate Governance,
terhadap Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan pada perusahaan
manufaktur 2000-2004. Hasil penelitian menunjukkan Kepemilikan
manajerial secara negatif signifikan terhadap nilai perusahaan; dewan
komisaris secara positif signifikan terhadap nilai perusahaan; dan komite
audit secara positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Wulandari (2006)
Wulandari melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh indicator
corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Variabel dependen
diproksikan dengan Rasio Tobin’s Q, variable independen adalah jumlah
dewan direktur, proporsi dewan komisaris independen, DER, dan
kepemilikan institusional. Hasil pengujian menunjukkan hanya DER yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
3. Aljifri dan Moustafa (2007)
Aljifri dan Moustafa (2007) meneliti tentang The Impact of Corporate
Governance Mechanisms on the Performance of UAE Firms: An
Empirical Analysis. Penelitian ini menggunakan sampel 51 perusahaan
yang terdaftar di Dubai Financial Market atau Abu Dhabi Securities
Market tahun 2004. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemilikan pemerintah, leverage, dan rasio pembayaran dividen
memiliki dampak yang signifikan pada kinerja perusahaan; sedangkan
investor institusional, ukuran dewan, ukuran perusahaan, dan jenis
pemeriksaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Rahmawati dan Triatmoko (2007)
Rahmawati dan Triatmoko (2007) melakukan penelitian tentang analisis
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualtas laba dan kinerja
perusahaan manufaktur. Variabel dependen: kualitas laba yang
diproksikan dengan discretionary accrual dan kinerja perusahaan
diproksikan dengan Price book value. Variabel independen nya adalah
Investment Opportunity Set (IOS) dan corporate governance yang
diproksikan dengan komisaris independen, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, komite audit,. Hasil penelitian menunjukkan
variabel IOS berpengaruh positif terhadap kualitas laba dan kinerja
perusahaan. Keberadaan komite audit dan komposisi komisaris
independen tidak berpengaruh terhadap kualitas laba dan kinerja
perusahaan, sedangkan Kepemilikan institusional dan kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan.
5. Safrida (2008)
Safrida meneliti pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan
terhadap kinerja perusahaan. Variable dependen diproksikan dengan
Market to Book Ratio, variabel independen struktur modal diproksikan
dengan DER, dan Pertumbuhan Perusahaan diproksikan dengan
perubahan total aktiva. Hasil penelitian nya adalah secara bersama-sama
struktur modal dan pertumbuhan perushaaan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
6. Sam'ani (2008)
Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh corporate governance
yang terdiri dari kepemilikan institusional, aktivitas komisaris, ukuran
dewan direksi, komisaris independen, komite audit, dan leverage terhadap
kinerja keuangan perbankan di Indonesia keuangan perbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja keuangan diproksikan
dengan Cash Flow Return On Asset (CFROA). Berdasarkan hasil
pengujian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional,
aktivitas komisaris, ukuran dewan direksi, komisaris independen, komite
audit dan rasio leverage berpengaruh terhadap kinerja keungan. Akan
tetapi variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja.
7. Sulistiono (2010)
Sulistiono (2010) mencoba melakukan penelitian untuk membuktikan
pengaruh kepemilikan manajerial, struktur modal dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahan. Penelitian menggunakan sampel perusahaan
manufaktur periode 2006-2008. Nilai peursahaan diproksikan dengan
Price to Book Value, kepemilikan majaerila diproksikan dengan
prosentasi saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan disbanding
total saham, struktur kepemilikan diproksikan dengan Rasio DER, dan
ukuran perusahan diproksikan dengan Total Asset. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, struktur modal dan ukuran
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap
nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
C. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Keterangan :
: Pengaruh secara parsial variabel X terhadap variabel Y : Pengaruh secara simultan variabel X terhadap variabel Y
Gambar 1 : Pengaruh Corporate governance dan Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan
1. Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan
Masalah keagenan dapat diminimalisasi dengan cara memperbesar
kepemilikan manajerial sehingga manajemen akan cenderung untuk
berusaha meningkatkan kinerjanya untuk memaksimalkan kemakmurannya.
Semakin besar kepemilikan saham oleh manajemen, maka kecenderungan
manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya akan
berkurang, sehingga hal ini mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Shliefer dan Vishny (1986) dalam
Variabel Independen : Mekanisme Corporate governance
- Kepemilikan Manajerial (X1) - Kepemilikan Institusional (X2) - Dewan Komisaris Independen (X3) - Komite Audit (X4)
Variabel Independen : - Struktur Modal (X5)
Variabel Dependen Nilai Perusahaan
(Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Siallagan dan Machfoedz (2006), menyatakan bahwa kepemilikan saham
yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor.
Dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan
maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara
manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara
agen dan prinsipal diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer juga
sekaligus sebagai pemegang saham.
Sulistiono (2010) dan Purwaningtyas (2011) berhasil membuktikan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahan. Pendapat berbeda berasal dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Pujiati (2009) yang menemukan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan Manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh
direksi,manajemen, komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara
langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial
dihitung dengan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (komisaris
dan direksi) (Rahmawati dan Triatmoko, 2007). Berdasarkan uraian diatas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan
Investor institusional dianggap memiliki kemampuan untuk memonitor
tindakan manajemen lebih baik dibandingkan dengan investor individual.
Menurut Lee et al. (1992) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007)
menyebutkan dua pendapat mengenai investor institusional, yaitu investor
institusional sebagai pemilik sementara dan sebagai investor yang
berpengalaman. Pendapat yang pertama, investor institusional sebagai pemilik
sementara lebih memfokuskan pada laba sekarang yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Jika perubahan laba tidak menguntungkan investor,
maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Pada umumnya investor
institusional memiliki saham dengan jumlah yang besar, sehingga jika mereka
melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan.
Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor
yang berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat ini, investor lebih
terfokus pada laba masa datang yang relatif lebih besar dari laba sekarang.
Investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan tidak
akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi
konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham.
Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme
monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Moh’d et al. (1998) dalam Midiastuti dan Mackfudz (2003)
menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu
investor institusional dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency
costs. Adanya kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2005) diperoleh hasil
yang berbeda. Faisal (2005) menyatakan bahwa hubungan antara kepemilikan
institusional dengan biaya keagenan (agency costs) adalah negatif. Masih
berdasarkan hasil penelitian Faisal (2005) bahwa hal ini mengindikasikan
kepemilikan institusional belum efektif sebagai alat memonitor manajemen
dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional dihitung dengan besarnya persentase saham
yang dimiliki oleh investor institusional (Pranata dan Machfoedz, 2003).
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Dewan Komisaris Independen dan Nilai Perusahaan
Herawaty (2008) menyatakan bahwa komisaris independen dapat
memonitor manajemen dalam rangka menyelaraskan perbedaan kepentingan
antara pemilik dan manajemen. Semakin besar proporsi komisaris independen,
maka dapat mengurangi aktivitas manajemen laba, sehingga nilai perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
juga dapat meningkat. Hal ini senada dengan Alijoyo dan Zaini (2004) bahwa
dewan Komisaris sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
perusahaan, hilangnya independensi Komisaris dalam pengambilan keputusan
akan mengurangi objektivitas dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Komisaris independen mempunyai peran penting dalam aktivitas
pengawasan perusahaan. Komisaris independen dapat bertindak sebagai
penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal,
mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasehat kepada
manajemen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Komposisi Komisaris Independen, dihitung dengan persentase jumlah
komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam
susunan dewan komisaris (Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H3 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh secara signifikan terhadap
nilai perusahaan.
4. Komite Audit dan Nilai Perusahaan
Proporsi komite audit independen, didefinisikan sebagai persentase
jumlah komite audit independen dengan jumlah total komite audit yang ada
dalam susunan komite audit (Adriani, 2011).
Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena
komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan
tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan
yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan
dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan.
Nuryanah (2004) dalam Effendi (2005) menemukan bahwa komite
audit tidak mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Namun Effendi
(2005) menyimpulkan adanya peranan komite audit dalam meningkatkan
kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian.
Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa
keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba
dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Hal ini memberi
bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan efektivitas kinerja
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H4 : Komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. Struktur Modal dan Nilai Perusahaan
Kebijakan manajer yang memiliki saham perusahaan tentu akan
berbeda dengan manajer yang murni sebagai manajer. Manajer yang sekaligus
pemegang saham akan berusaha meningkatkan nilai perusahaan, karena
dengan meningkatnya nilai perusahaan maka nilai kekayaannya sebagai
pemegang saham akan meningkat pula. Apabila perusahaan ingin
meningkatkan nilai perusahaan maka perusahaan harus mencari tambahan
dana, misalnya melalui pasar modal. Dengan kebijakan hutang jangka panjang
yang diambil berarti struktur modal perusahaan akan berubah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Kepemilikan manajerial berdampak pada kebijakan yang diambil
termasuk kebijakan hutang. Kebijakan hutang yang termasuk di dalamnya
hutang jangka panjang akan berpengaruh terhadap struktur modal. Manajer
akan semakin berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah
hutang yang terlalu tinggi akan menimbulkan kesulitan keuangan sehingga
nilai perusahaan akan menurun. Menurunnya nilai perusahaan berarti
keuntungan mereka sebagai pemegang saham akan menurun.
Sujoko dan Soebiantoro (2007) menemukan bahwa struktur modal
(leverage) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal tersebut selaras dengan pandangan yang dikemukakan oleh
Modigliani dan Miller (1958) dalam Sulistiono (2010) yang menyatakan
bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H5 : Sturktur Modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk menjelaskan
pengaruh mekanisme corporate governance dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampelnya adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2008-2010. Pemilihan perusahaan
manufaktur sebagai objek penelitian dengan pertimbangan pada homogenitas
dalam aktivitas produksi dan merupakan sektor industri yang paling banyak
anggotanya, serta datanya cukup tersedia. Penentuan perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan
mengambil sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian
(Hartono, 2005). Secara khusus kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2008-2010.
2. Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2008-2010.
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008-
2010.
4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang dinyatakan dalam
rupiah dan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan
tahun 2008-2010.
5. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data mengenai kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen,
komite audit, dan Debt Equity Ratio.
C. Definisi operasional dan pengukuran variabel
Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa
variasi pada nilai (Sekaran, 2006). Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu variabel terikat (dependent), dan variabel bebas
(independen).
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan Rasio
Tobin’s Q. Sukamulja (2004) dalam Adriani (2011) menyatakan bahwa
salah satu rasio yang dinilai dapat memberikan informasi paling baik adalah
Tobin’s Q, karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam
kegiatan perusahaan, misalnya terjadi perbedaan crossectional dalam
pengambilan keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Peneliti menyesuaikan rumus tersebut dengan kondisi transaksi
keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Dengan
demikian, rumus yang digunakan untuk Tobin’s Q menggunakan rumus
sebagai berikut (Aljifri dan Moustofa, 2007; Sabrina, 2010; Praditia, 2010;
Adriani, 2011):
Tobin’s Q = (MVE + DEBT)/TA
Keterangan :
Q = Nilai perusahaan
MVE = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), yang diperoleh dari
hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir
tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
DEBT= Total Hutang
TA = Total aktiva
2. Variabel Independen
a. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola
(Boediono, 2005). Kepemilikan manajerial diukur dengan melihat proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki manajer, direksi, komisaris maupun
pihak lain yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional diukur dengan melihat proporsi saham
yang dimiliki institusi seperti institusi asing, pemerintah, dan perusahaan
swasta. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat
mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen
(Boediono, 2005). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan
institusional adalah proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh pihak
institusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar.
c. Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006). Komisaris
independen dapat bertindak penengah dalam perselisihan yang terjadi
diantara para manajer dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberi
nasihat kepada manajemen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Proporsi
Dewan Komisaris Independen diukur dengan rasio antara jumlah anggota
Komisaris Independen dibandingkan dengan total anggota Dewan
Komisaris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Komite Audit
McMullen (1996) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan
bahwa investor, analis dan regulator menganggap komite audit memberikan
kontribusi dalam kualitas pelaporan keuangan. Komite audit berperan dalam
mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan yang bertujuan
mewujudkan laporan keuangan yang disusun melalui proses pemeriksaan
dengan integritas dan obyektifitas dari auditor. Komite audit akan berperan
efektif untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dan membantu
dewan komisaris memperoleh kepercayaan dari pemegang saham untuk
memenuhi kewajiban penyampaian informasi. Dalam penelitian ini komite
audit diukur dari jumlah total komite audit yang ada dalam susunan komite
audit.
e. Struktur Modal
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat leverage adalah Debt To Equity Ratio (DER). Menurut Riyanto (
2001) dalam Sulistiono (2010) struktur modal adalah perimbangan atau
perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Struktur modal tersebut tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir
tahun. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
Debt To Equity Ratio : Total Liabilities Total Equity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
D. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan
tahunan dan laporan keuangan yang dipublikasikan setiap tahun selama
periode tahun 2008-2010. Data dikumpulkan dari situs Bursa Efek Indonesia
(BEI) yaitu www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
JSX Statistics dan Fact Book, serta dari website masing-masing perusahaan
sampel.
E. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum
variabel-variabel dalam penelitian ini. Statistik deskriptif akan memberikan
gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan
adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan
maksimum serta standar deviasi. Data yang diteliti akan dikelompokkan yaitu
nilai perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan
komisaris independen, komite audit, dan Debt-Equity Ratio.
2. Analisis Regresi
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Persamaan regresi untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + β4.X4 + β5.X5 + ε
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan ( NP)
X1 = Kepemilikan Manajemen (KM)
X2 = Kepemilikan Institusional (KI)
X3 = Proporsi Dewan Komisaris Independen (DKI)
X4 = Komite Audit (KA)
X5 = Debt to Equity Ratio ( DER)
ε = error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dengan:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Digunakan untuk mengukur kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan perubahan variabel dependen. Nilai koefisien yang
semakin mendekati 1 menjelaskan bahwa variabel independen
memberikan hampir semua informasi dalam menjelaskan variabel
dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F (F-test) digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh
semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel dependen. Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
2. Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik t)
Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial
guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu
terhadap variabel dependen. Aplikasinya dilakukan dengan menguji satu
per satu pengaruh dari masing-masing variabel independen. Adapun
mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1) Jika probabilitas < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X
secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y.
2) Jika probabilitas > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X
secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y.
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, sebagai persyaratan
pengujian regresi dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa hasil
penelitian adalah valid (Ghozali, 2005). Uji asumsi klasik meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal
atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis statistik.
Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan
untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S,
jika nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data
terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya
lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2005).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi
dapat dilihat dari nilai toleransi (tolerance value) dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah
yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cut off yang umum
digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10.
Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel dalam
model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk
menguji ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson
(DW test). Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW test) hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel
independen. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu:
1) Nilai DW < dl = ada korelasi positif
2) dl < nilai DW < du = tidak dapat disimpulkan
3) du < nilai DW < 4-du = tidak ada autokorelasi
4) 4 – du < nilai DW < 4 – du = tidak dapat disimpulkan
5) Nilai DW > 4 – dl = ada korelasi negatif
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini obyek penelitian yang digunakan adalah
perusahaan-perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode 2008 hingga
2010. Pada periode ini terdapat 147 perusahaan, akan tetapi setelah dilakukan
purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan (memenuhi kriteria)
dalam penelitian ini ada 105 perusahaan sehingga total observasinya adalah
315 perusahaan.
Tabel IV.1 Hasil Pengambilan sampel
No. Kriteria Sampel Jumlah 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 147
2 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan tahunan tetapi tidak tersedia baik pada www.idx.co.id maupun website perusahaan
(32)
3 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan tahunan namun data yang dibutuhkan untuk penelitian tidak lengkap
(10)
Jumlah sampel penelitian 105
Sumber : Indonesia Capital Market Directory
B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data salah satunya dapat dilakukan dengan uji statistik
non-parametik Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan dengan melihat
apakah distribusi data mempunyai perbedaan yang signifikan atau tidak
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dengan nilai standar baku. Jika terdapat perbedaan yang signifikan (taraf
signifikansi < 0,05) maka distribusi data berbeda dengan standar baku atau
dinyatakan tidak normal. Sedangkan jika tidak terdapat perbedaan yang
signifikan (taraf signifikansi > 0,05) maka distribusi data tidak berbeda
dengan standar baku atau terdistribusi secara normal (Ghozali, 2005). Berikut
adalah hasil pengujian normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel IV.2 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N 315 Normal Parametersa,,b
Mean .0000000 Std. Deviation 11.91447126
Most Extreme Differences
Absolute .343 Positive .343 Negative -.247
Kolmogorov-Smirnov Z 6.087 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Tabel IV.2 diatas merupakan pengujian normalitas dengan jumlah
sampel 105 perusahaan dengan 3 kali observasi sehingga sampel kesuluruhan
sebanyak 315 perusahaan. Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan
menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai Z hitung
sebesar 6.087 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai taraf signifikansi
dibawah 0,05 berarti bahwa data yang diuji peneliti tidak signifikan yang
berarti data tidak terdistribusi normal.
Dengan mengetahui data tidak normal maka peneliti melakukan
outlier data dengan analisa Casewise Diagnostics, dengan ketentuan outliers
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
outside adalah 2x Standar deviations. Setelah dilakukan outlier jumlah
sampel berkurang 48 perusahaan, dengan demikian sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 267 perusahaan manufaktur. Hasil pengujian
normalitas kolmogorov- smirnov dapat dilihat pada tabel IV.3.
Tabel IV.3 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 267
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .21511104
Most Extreme
Differences
Absolute .070
Positive .070
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z 1.140
Asymp. Sig. (2-tailed) .149 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Hasil pengujian memberikan nilai Z hitung sebesar 1,140 dengan taraf
signifikansi sebesar 0,149. Nilai taraf signifikansi diatas 0,05 menunjukkan
bahwa nilai residual tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan
nilai standar baku. Dengan demikian, diinterpretasikan bahwa data
terdistribusi secara normal atau asumsi normalitas terpenuhi.
Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik normalitas adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi data berada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
disekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian ini
berdistribusi normal.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Normal Probability Plot
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005). Uji
multikolinieritas diuji dengan melihat nilai tolerance serta nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Dikatakan tidak terdapat multikolinieritas dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
model regresi jika tolerance > 0,1 atau VIF < 10 (Ghozali, 2005). Hasil
pengujian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut.
Tabel IV.4 Uji Multikolinearitas Data
Varibel Tolerance VIF Keterangan Kepemilikan Manajerial 0.831 1.203 Tidak terdapat multikolinieritas Kepemilikan Institusional 0.833 1.201 Tidak terdapat multikolinieritas Dewan Komisaris Independen 0.980 1.021 Tidak terdapat multikolinieritas KomiteAudit 0.995 1.005 Tidak terdapat multikolinieritas Debt to Equity Ratio 0.976 1.025 Tidak terdapat multikolinieritas Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Berdasarkan tabel IV.4 di atas, hasil perhitungan nilai tolerance tidak
menunjukkan bahwa ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang
dari 0,1 dan tidak ada satupun variabel independen yang memiliki VIF lebih
dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antar variabel bebas
atau tidak terjadi multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji gletser.
Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika
nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi
heteroskedastisitas. Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas dengan
menggunakan Uji Gletser.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel IV.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Gletser
Varibel Sig Keterangan Kepemilikan Manajerial 0.489 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Kepemilikan Institusional 0.672 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Dewan Komisaris Independen 0.338 Tidak terjadi Heteroskedastisitas KomiteAudit 0.632 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Debt to Equity Ratio 0.756 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Berdasarkan tabel IV.5 di atas, dapat terlihat bahwa tidak ada variabel
yang memiliki nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari gejala
heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat
dilakukan dengan uji scatterplot. Titik-titik yang terbentuk harus menyebar
secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y,
bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2005). Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di
tunjukan pada gambar 4.2. berikut ini:
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Gambar 4.2 Hasil Uji heterokedastisitas dengan grafik Scaterplot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dari gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson
(DW test). Pengambilan keputusan untuk menentukan apakah terjadi
autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai DW dan dibandingkan dengan
nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05, jumlah sampel (n)
dan jumlah variabel independen (k) (Ghozali, 2005). Berikut adalah hasil
pengujian autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW test).
Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .444a .197 .182 .21716 2.125
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Berdasarkan tabel IV.6 di atas, menunjukkan bahwa nilai DW sebesar
2,125 lebih besar dari batas atas (du) 1,808 dan kurang dari 4 – 1,808 (4 –
du), maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi.
C. Uji Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka berikut didalam
Tabel IV.7 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai
maksimum, nilai minimum serta standar deviasi (σ) untuk masing-masing
variabel.
Tabel IV.7 Deskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
NP 267 .05 1.19 .5863 .24005
KM 267 .00 .70 .0231 .07884
KI 267 .00 .99 .7041 .20095
DKI 267 .00 1.00 .3939 .13561
KA 267 2.00 5.00 3.0899 .38702
DER 267 -2.01 21.50 1.8196 2.66592
Valid N (listwise) 267
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Dari tabel statistik deskriptif tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut:
a). Nilai Perusahaan (NP)
Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menyatakan
bahwa nilai perusahaan yang diteliti memiliki rata-rata 0.5863 dengan nilai
minimum 0,05 dan nilai maksimum 1,19. Nilai perusahaan maksimum
1,19 dicapai oleh PT. Tunas Baru Lampung Tbk, sedangkan nilai
minimumnya sebesar 0,05 terjadi pada PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.
Sementara standar deviasi sebesar 0,24005 menunjukkan simpangan data
yang relative kecil, karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai mean-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
nya yaitu sebesar 0,5863. Dengan tidak besarnya simpangan data,
menunjukkan bahwa data variabel NP dikatakan cukup baik.
b). Kepemilikan manajerial (KM)
Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial yang diteliti memiliki rata-rata 0,0231
dengan nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 0.70 persen. Perusahaan
yang memiliki kepemilikan manajerial tertinggi adalah PT Sat
Nusapersada Tbk, dan perusahaan dengan kepemilikan manajerial
terendah adalah PT. Akhasa Wira International Tbk. Sementara standar
deviasi sebesar 0, 07884 lebih besar daripada nilai mean-nya yaitu sebesar
0,0231. Kondisi ini menunjukkan adanya fluktuasi kepemilikan manajerial
yang besar pada perusahaan manufaktur yang menjadi sampel.
c). Kepemilikan Institusional (KI)
Data rasio Kepemilikan Institusional terendah (minimum) adalah 0,00
persen yaitu PT. Intanwijaya International Tbk, dan yang tertinggi
(maximum) 0.99 persen yaitu PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk (d/h Teijin
Indonesia Fiber Tbk), kemudian rata-rata kepemilikan institusional sebesar
0,7041 persen. Sementara standar deviasi sebesar 0,20095 persen
menunjukkan simpangan data yang relative kecil, karena nilainya yang
lebih kecil daripada nilai mean-nya.
d). Dewan Komisaris Independen ( DKI)
Data komisaris independen mempunyai nilai terendah (minimum) adalah
0,00 yaitu PT. Dynaplast Tbk, dan yang tertinggi (maximum) 1 yaitu PT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Arwana Citramulia Tbk, kemudian secara keseluruhan rata-rata komisaris
independen sebesar 0,3939 persen. Sementara standar deviasi sebesar
0,1361 menunjukkan simpangan data yang relative kecil, karena nilainya
yang lebih kecil daripada nilai mean-nya.
e). Komite Audit (KA)
Data komite audit mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar 2 orang
yaitu PT. Fast Food Indonesia Tbk ,dan yang tertinggi (maximum)
sebanyak 5 orang, yaitu PT. Semen Gresik (Persero ) Tbk. Rata-rata
komite audit sebesar 3,0899 persen. Sementara standar deviasi sebesar
0,38702 menunjukkan simpangan data yang relative kecil, karena nilainya
yang lebih kecil daripada nilai mean-nya. Dengan tidak besarnya
simpangan data, menunjukkan bahwa data variabel komite audit dikatakan
cukup baik.
f). Struktur Modal (DER)
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menyatakan
bahwa struktur modal yang diteliti memiliki rata-rata 1,8196 dengan nilai
minimum – 2,01 dan nilai maksimum 21,50. Standar deviasi sebesar
2,66592 lebih besar dari nilai mean-nya 1,8196. . Kondisi ini menunjukkan
adanya fluktuasi DER yang besar pada perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel. Nilai minimum untuk variabel struktur modal dilaporkan
oleh PT. Mulia Industrindo Tbk sebesar – 2,01 dan nilai maksimumnya
sebesar 21,50 dilaporkan oleh PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Nilai rata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
rata struktur modal yang mencapai 1,819 menunjukkan bahwa rata-rata
perusahaan manufaktur menggunakan 1,82 dari setiap rupiah modal
sendiri untuk dijadikan sebagai jaminan hutang.
2. Analisis Regresi
Pengujian hipotesis pengaruh mekanisme corporate governance dan
struktur modal terhadap nilai perusahaan (H1, H
2, H
3,H
4, dan H
5) digunakan
alat analisis regresi berganda. Model regresi dapat dilihat dibawah ini :
Interpretasi dari model regresi diatas adalah:
a. Konstanta (α) = 0,499
Hal ini berarti bahwa tanpa adanya pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institutional, dewan komisaris independen, komite audit dan
DER maka akan terjadi kenaikan nilai perusahaan hingga mencapai nilai
sebesar 0,499 atau dengan kata lain jika variabel independen dianggap
konstan, maka nilai perusahaan sebesar 0,499.
b. Koefisien regresi (β1) KM = - 0,553
Nilai koefisien regresi KM negatif menunjukkan adanya hubungan yang
berlawanan arah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika
variabel kepemilikan manajerial mengalami penambahan nilai satu satuan
maka variabel nilai perusahaan akan turun sebesar - 0,553 dengan asumsi
variabel independen lainnya konstan.
Y = 0.499 – 0.553 KM – 0.196 KI + 0.026 DKI + 0.053 KA + 0.036 DER + ε
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c. Koefisien regresi (β1) KI = -0,196
Nilai koefisien regresi KI negatif menunjukkan adanya hubungan yang
berlawanan arah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika
variabel kepemilikan institusional mengalami penambahan nilai satu
satuan maka akan menurunkan variabel nilai perusahaan sebesar 0,196
dengan asumsi variabel independen lainnya tetap (cateris paribus).
d. Koefisien regresi (β1) DKI = 0,026
Nilai koefisien regresi DKI positif menunjukkan adanya hubungan yang
searah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika variabel
kepemilikan institusional mengalami penambahan nilai satu satuan maka
akan menaikkan variabel nilai perusahaan sebesar 0,026 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap (cateris paribus).
e. Koefisien regresi (β1) KA = 0,053
Nilai koefisien regresi KA positif menunjukkan adanya hubungan yang
searah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika variabel
kepemilikan institusional mengalami penambahan nilai satu satuan maka
akan menaikkan variabel nilai perusahaan sebesar 0,053 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap (cateris paribus).
f. Koefisien regresi (β1) struktur modal (DER) = 0,036
Nilai koefisien regresi DER positif menunjukkan adanya hubungan yang
searah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika variabel
kepemilikan institusional mengalami penambahan nilai satu satuan maka
akan menaikkan variabel nilai perusahaan sebesar 0,036 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap (cateris paribus).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
g. Error (ε)
Menunjukkan variabel penganggu di luar variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, komite
audit, DER dan nilai perusahaan.
3. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan prosentase
besarnya kemampuan model didalam menerangkan variabel dependen. Hasil
pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :
Tabel IV.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .444a .197 .182 .21716 2.125 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Dari Tabel IV.8 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R-square
sebesar 0,182 yang berarti 18,2 % variasi Nilai Perusahaan (NP) dapat
dijelaskan oleh kelima variabel independen. Sedangkan sisanya 81,8 %
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.
4. Uji Model (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk menguji kepemilikan manajerial (KM),
kepemilikan institusional (KI), dewan komisaris independen (DKI), komite
audit (KA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan (NP).
Hasil uji F dari perhitungan didapatkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel IV.9 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 3.019 5 .604 12.803 .000a Residual 12.309 261 .047 Total 15.327 266
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Dari hasil uji F terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 12,803 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari
0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi bahwa terdapat
hubungan signifikan antara variabel dependen (NP) dengan semua variabel
independen (KM, KI, DKI, KA,DER) secara bersama-sama.
5. Uji Signifikansi Parameter Individual (t test)
Keandalan model regresi sebagai alat estimasi sangat ditentukan oleh
signifikansi parameter-parameter dalam model yaitu koefisien regresi. Uji
signifikansi dilakukan dengan statistik t (uji t). Uji t digunakan untuk menguji
signifikansi koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya
(Ghozali, 2005). Hasil perhitungan parameter individual t statistik dapat
dilihat pada Tabel IV.10 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel IV.10 Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) .499 .126 3.961 .000
KM -.553 .185 -.182 -2.986 .003 KI -.196 .073 -.164 -2.693 .008 DKI .026 .099 .015 .264 .792 KA .053 .034 .085 1.525 .129 DER .036 .005 .395 7.038 .000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Adapun penjelasan terhadap masing-masing variabel sebagai berikut :
1). Kepemilikan Manajerial (KM)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan
manajerial (KM) secara parsial terhadap nilai perusahaan. Koefisien
regresi kepemilikan manajerial sebesar -,499. Hal ini menunjukkan
kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,003, artinya bahwa variasi variabel kepemilikan manajerial
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan arah koefisien dari variabel tersebut
menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H1 yang menyatakan kepemilikan manajerial (KM) berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahan diterima.
2). Kepemilikan Institusional (KI)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan
institusional (KI) secara parsial terhadap nilai perusahaan. Koefisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
regresi kepemilikan institusional sebesar -0,196. Hal ini menunjukkan
kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif terhadap nilsi
perusahaan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,008, artinya bahwa variasi variabel kepemilikan institusional
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan arah koefisien dari variabel kepemilikan
institusional menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa H2 yang menyatakan kepemilikan institusional (KI)
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan diterima.
3). Dewan Komisaris Independen (DKI)
Hasil uji t antara variabel komposisi dewan komisaris independen
terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,792 ≥
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individu komposisi dewan
komisaris independen memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan. Namun jika dilihat dari Koefisien regresi dewan
komisaris independen sebesar 0,026, ini berarti variabel dewan
komisaris independen memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Sehingga H3 yang menyatakan dewan komisaris independen
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan ditolak.
4). Komite Audit (KA)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran komite audit
(KA) secara parsial terhadap nilai perusahaan. Koefisien regresi ukuran
komite audit sebesar 0,053. Hal ini menunjukkan tingkat ukuran komite
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
audit mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai
signifikansi menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,129,
artinya bahwa variasi variabel ukuran komite audit secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan arah koefisien dari variabel ukuran komite audit
menunjukkan arah yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H4 yang menyatakan komite audit secara signifikan berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan ditolak
5). Struktur Modal (DER)
Koefisien regresi DER bertanda positif sebesar 0,036. Hal ini
menunjukkan DER mempunyai pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,000, artinya bahwa variasi variabel DER secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H5 yang menyatakan
struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
tidak dapat ditolak atau diterima.
D. Pembahasan
1. Pengaruh kepemilikan manajerial , kepemilikan institusional,
dewan komisaris independen, komite audit, dan struktur modal
terhadap nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Untuk melihat pengaruh variabel independen secara simultan
terhdap variabel dependen ( nilai perusahaan) digunakan uji F. Dari hasil uji
F terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 12,803 dengan tingkat signifikansi
0,000. Oleh karena nilai signifikansi (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi bahwa terdapat hubungan
signifikan antara variabel dependen (NP) dengan semua variabel independen
(KM, KI, DKI, KA,DER) secara bersama-sama.
2. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
Hasil pengujian H1 menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial (KM)
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga H1
diterima. Jika dilihat dari tanda dalam koefisien regresi, kepemilikan
manajerial memiliki tanda negatif, artinya jika kepemilikan manajerial
ditambah justru akan menurunkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan hasil penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini yaitu
Rahmawati dan Triatmoko (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Siallagan dan Machfoedz (2006) yang berhasil membuktikan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini menyatakan adanya kepemilikan manajerial akan menurunkan
nilai perusahaan dimungkinkan karena belum banyak manajer perusahaan di
Indonesia (khususnya perusahaan dalam sampel) memiliki saham perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
yang dikelolanya dengan jumlah yang cukup signifikan. Dengan jumlah
kepemilikan saham yang kecil tersebut menyebabkan manajer lebih
mementingkan tujuannya sebagai seorang manajer daripada sebagai pemegang
saham. Kepemilikan manajerial yang kecil menyebabkan nilai perusahaan
turun hal ini dikarenakan perusahaan harus menanggung biaya monitoring dan
menyediakan bonus bagi manajer.
Disisi lain manajer dengan kepemilikan manajerial yang kecil tersebut
mengabaikan peran dan kedudukannya sebagai pemegang saham. Kebijakan
manajer yang sekaligus seorang pemegang saham akan berbeda dengan
manajer tanpa kepemilikan saham perusahaan. Namun manajer yang sama-
sama memiliki saham perusahaan tapi dengan jumlah saham yang berbeda,
satu manajer memiliki saham yang besar dan manajer yang lainnya dengan
saham yang kecil akan memiliki kebijakan yang berbeda pula. Kebijakan yang
dimaksud disini adalah kebijakan terkait kedudukannya sebagai manajer dan
pemegang saham, misalnya kebijakan hutang. Manajer tersebut akan
mengambil kebijakan yang paling menguntungkannya baik sebagai manajer
dan pemegang saham atau harus mengorbankan salah satu kedudukannya
tersebut demi kebijakan yang dapat menguntungkannya.
3. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.
Koefisien regresi variabel kepemilikan Institusional menunjukkan
angka -0,196 dan nilai signifikansi sebesar 0,008. Hal ini menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional memberikan pengaruh negatif terhadap nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
perusahaan, artinya dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak institusi
justru akan menurunkan nilai perusahaan. Sehingga hipotesis H2 yang
menyatakan bahwa variabel kepemilikan institusional berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan diterima. Hasil penelitian ini bertentangan dengan
hasil penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini yaitu
Rachmawati dan Triatmoko (2007) yang berhasil membuktikan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Wulandari
(2006), Sujoko dan Soebiantoro (2007), dan Praditia (2010) yang
menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan.Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan. semakin tinggi tingkat kepemilikan
saham oleh institusi, maka semakin rendah nilai perusahaan. Hal ni mungkin
disebabkan karena manajemen perusahaaan tidak mempunyai kendali terhadap
perusahaan. Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas
sehingga manajemen hanya sebagai kepanjangan tangan pemilik mayoritas.
Hal ini sejalan dengan pandangan atau konsep yang mengatakan
bahwa kepemilikan institusional adalah pemilik sementara dan lebih
memfokuskan pada laba jangka pendek (current earnings), sebagaimana
dikemukakan oleh Porter (1992) dalam Sam’ani (2008). Jika perubahan laba
jangka pendek (current earnings) ini tidak dirasakan menguntungkan oleh
investor, maka mereka akan melikuidasi sahamnya. Oleh karena investor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
institusional memiliki saham dalam jumlah yang besar, jika mereka
melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan.
4. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan.
Koefisien regresi variabel dewan komisaris independen sebesar 0,026.
Hal ini menunjukkan dewan komisaris independen mempunyai pengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Probabilitas menunjukkan lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,792, artinya bahwa variasi variabel dewan komisaris
independen secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga
yang menyatakan dewan komisaris independen (DKI) berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan tidak dapat diterima. Hasil penelitian ini
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmoko
(2007) yang menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Temuan ini menunjukkan bahwa komisaris independen dapat
memberikan pengaruh positif meskipun tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan, artinya dengan adanya komisaris independen mampu
meningkatkan nilai perusahaan. Sesuai dengan fungsinya, peran dewan
komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring
dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan dapat
meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara dewan direksi dengan
pemegang saham, yaitu dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
tindakan kecurangan dalam bentuk tingkat manajemen laba melalui fungsi
monitoring atas pelaporan keuangan tersebut. Fungsi monitoring yang
dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris
(Vafeas (2000) dalam Sam’ani (2008)).
Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz (2006) yang membuktikan bahwa
komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5. Pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan.
Variabel komite audit memiliki koefisien regresi sebesar 0,053. Hal ini
menunjukkan tingkat ukuran komite audit mempunyai pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,129, artinya bahwa variasi variabel ukuran komite audit
secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H4 yang menyatakan
komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan ditolak.
Temuan ini selaras dengan hasil penelitian yang digunakan sebagai acuan
dalam penelitian ini yaitu Rahmawati dan Triatmoko (2007) yang
menyimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value.
Pada hakikatnya komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi
laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pengendalian internal (termasuk audit internal) sehingga dapat mengurangi
sifat opportunistic manajemen yang melakukan kecurangan dengan cara
mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit
eksternal.
Hal ini dimungkinkan karena pengawasan komite audit belum berjalan
efektif, sehingga masih adanya terdapat penyimpangan-penyimpangan
akuntansi yang dilakukan oleh banyak perusahaan di Indonesia yang tidak
termonitor dengan baik yang pada akhirnya informasi keuangan yang
dihasilkan manajemen perusahaan pun menyesatkan para pemakai laporan
keuangan.
Selain alasan diatas, penolakan hipotesis ini kemungkinan disebabkan
oleh masih adanya pengaruh kekuasaan pihak eksekutif perusahaan yang lebih
besar dari komite audit sehingga berpengaruh terhadap independensi anggota
komite audit. Independensi anggota komite audit ini seharusnya dapat
membuat leluasa dalam menjalankan tugasnya, akan tetapi pada kenyataannya
komite audit belum mampu menunjukkan kedudukannya yang berdiri sendiri.
6. Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Koefisien regresi struktur modal bertanda positif sebesar 0,036. Hal
ini menunjukkan struktur modal mempunyai pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
0,000, artinya bahwa variasi variabel struktur modal secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
disimpulkan bahwa H5 yang menyatakan struktur modal berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan diterima.
Hasil penelitianm konsisten ini sesuai dengan hasil penelitian
Husnan (2001), Wulandari (2006) dan Sulito (2008) . Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar struktur modal perusahaan publik di Indonesia
berasal dan modal asing (hutang). Adanya sejumlah modal asing yang
terdapat dalam struktur modal perusahaan menandakan bahwa pihak
eksternal perusahaan memiliki faktor kepercayaan terhadap pihak
internal (pemegang saham dan manajemen) perusahaan. Oleh karena
itu para pemegang saham pérusahaan menggunakan modal asing tersebut
sebagai upaya untuk mengendalikan kinenja manajemen
perusahaannya, agar pihak manajemen perusahaan tidak melakukan
tindakan diluar kepentingan pemegang saham. Dengan adanya modal
asing tersebut maka para manajemen perusahaan dituntut untuk
berusaha mengoptimalkan pemakaian modal asing tersebut, sehingga
diharapkan manajemen melakukan keputusan investasi dengan tepat yang
nantinya akan memberikan kemakmuran bagi pemegang saham.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sulistiono (2010) dan Hidayati (2010) yang menemukan
bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Struktur modal yang
diproksikan dengan debt equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan di dalam memenuhi seluruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
kewajiban perusahaan. Tinggi rendahnya debt equity ratio akan
mempengaruhi penilaian investor. Semakin besar debt equity ratio
menunjukkan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
membiayai hutang tersebut, akibatnya distribusi laba usaha semakin terserap
untuk melunasi kewajiban jangka panjang tersebut. Sehingga laba yang tersisa
untuk pemegang saham semakin kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh mekanisme corporate
governance dan struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti didapatkan sebanyak 105 perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Total
sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 315 perusahaan manufaktur,
dengan asumsi jumlah sampel 105 perusahaan dikalikan dengan 3 periode
pengamatan. Setelah dilakukan uji normalitas dengan menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov menghasilkan data yang tidak terdistribusi normal, sehingga
dilakukan outlier data dan didapat data outlier sebanyak 48 perusahaan dan
sampel akhir menjadi 267 perusahaan sampel.
Berikut adalah kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini :
1. Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
2. Kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
3. Dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5. Debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
B. Keterbatasan Penelitian
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan
perusahaan manufaktur saja sehingga hasil yang didapat tidak dapat
digunakan untuk semua perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia.
2. Berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa pengaruh variabel-
variabel independent terhadap variabel dependen yang masih sangat
lemah, berarti nilai perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh variabel
independen lain diluar persamaan regresi.
C. Saran
1. Pada penelitian yang akan datang dapat menggunakan sampel keseluruhan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat diperbandingkan
dengan penelitian sebelumnya.
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain yang mungkin
lebih kuat mempengaruhi nilai perusahaan, misalnya pertumbuhan
perusahaan, tingkat suku bunga, serta perubahan nilai valuta asing yang
diprediksi dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user