skripsi pendidikan kebidanan

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya akses tablet FE pada kelompok laki- laki pelanggan seks yang rentan tertular HIV-AIDS diduga kuat dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang HIV-AIDS itu sendiri. Berdasarkan data estimasi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, terdapat 7 – 10 juta pelanggan seks yang tidak mau memakai kondom pada saat melakukan kontak seksual dengan pekerja seks komersial (Pendi Saputra, 2011: Slide 12). Berdasarkan informasi awal yang diperoleh di puskesmas Pangandaran, dari 156 kondom yang di dristibusikan hanya 73 kondom yang habis pakai pada Bulan November 2013, hal ini diduga kuat karena rendahnya pengetahuan tentang manfaat penggunaan kondom. Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa laki-laki pelanggan seks diwilayah kerja puskesmas

Upload: aripamin

Post on 27-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dampak dari rendahnya akses penggunaan Kondom pada kelompok laki-laki pelanggan seks diwilayah Pamugaran, diduga akan berdampak langsung terhadap tingginya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) khususnya HIV-AIDS di kabupaten Pangandaran dan umumnya di Indonesia.

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Pendidikan kebidanan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rendahnya akses tablet FE pada kelompok laki-laki pelanggan seks

yang rentan tertular HIV-AIDS diduga kuat dipengaruhi oleh rendahnya

pengetahuan dan pemahaman tentang HIV-AIDS itu sendiri. Berdasarkan

data estimasi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, terdapat 7 – 10 juta

pelanggan seks yang tidak mau memakai kondom pada saat melakukan

kontak seksual dengan pekerja seks komersial (Pendi Saputra, 2011: Slide

12).

Berdasarkan informasi awal yang diperoleh di puskesmas Pangandaran,

dari 156 kondom yang di dristibusikan hanya 73 kondom yang habis pakai

pada Bulan November 2013, hal ini diduga kuat karena rendahnya

pengetahuan tentang manfaat penggunaan kondom. Selain itu, juga diperoleh

informasi bahwa laki-laki pelanggan seks diwilayah kerja puskesmas

Pamugaran merasa malu untuk mengakses kondom gratis dan enggan untuk

membeli kondom di tempat yang menyediakan seperti minimarket (Alfa Mart

dan Indomart). Hal lain yang terungkap melalui penelitian awal, diperoleh

gambaran bahawa sebagian diantara laki-laki pelanggan seks merasa tidak

nyaman ketika menggunakan kondom disaat melakukan hubungan seks.

1

Page 2: Skripsi Pendidikan kebidanan

2

Dampak dari rendahnya akses tablet FE pada kelompok laki-laki

pelanggan seks diwilayah Pamugaran, diduga akan berdampak langsung

terhadap tingginya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) khususnya HIV-

AIDS di kabupaten Pangandaran dan umumnya di Indonesia.

Peningkatan kasus HIV-AIDS di Indonesia dari tahun ketahun

mengalami peningkatan yang sangat serius. Kasus HIV-AIDS pertama kali

dilaporkan pada tahun 1987 pada seorang turis Belanda yang meninggal di

Bali diduga kuat karena HIV-AIDS. Hingga tahun 2013 diketahui sebanyak

10.203 kasus dan mayoritas menyerang kelompok usia produktif. (Kemenkes

RI, 2013, http//www.spiritia.or.id).

Jawa Barat merupakan provinsi ke empat yang menduduki angka HIV-

AIDS tertinggi setelah Papua pada tahun 2012, Papua (7795 kasus AIDS,

10113 kasus HIV), Jawa Timur (6900 kasus AIDS, 12862 kasus HIV), DKI

Jakarta (6299 kasus AIDS, 22925 kasus HIV), Jawa Barat (4098 kasus AIDS,

7157 kasus HIV). Pada kasus di Jawa Barat Penyakit HIV-AIDS banyak

menyerang kelompok heterosexual 64% (Dinkes Ciamis, 2012: slide 10).

Di Kabupaten Ciamis sendiri jumlah kasus HIV-AIDS berjumlah 42

orang yang terdeteksi, 26 orang untuk kasus HIV dan 16 orang untuk kasus

AIDS, sedangkan kasus AIDS sendiri yang hidup 7 orang dan yang sudah,

meninggal 8 orang (Dinkes Ciamis, 2012: slide 15-16). Kemudian data dari

puskesmas Pangandaran sendiri jumlah HIV-AIDS berjumlah 8 orang yang

positif HIV, wilayah puskesmas Pangandaran adalah wilayah puskesmas

Page 3: Skripsi Pendidikan kebidanan

3

yang paling tinggi kasus HIV-AIDS nya se Kabupaten Ciamis (Dinkes

Ciamis, 2021: Slide 17).

Virus HIV merupakan virus yang sangat berbahaya bagi manusia

karena dapat menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia yang pada

tahap berikutnya bisa menimbulkan berbagai macam penyakit yang sulit

diobati dan dapat menyebabkan kematian (AIDS). Hingga saat ini HIV-AIDS

belum ditemukan vaksinnya, apalagi obat yang mampu menyembuhkan

penyakit ini.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan laju penyebaran HIV-

AIDS dikalangan populasi kunci seperti pekerja seks komersial, pelanggan

seks, trans gender/waria, homo seksual/gay dan pengguna Napza suntik serta

kalangan ibu rumah tangga yang memiliki resiko tinggi tertular HIV-AIDS

dari pasangannya karena sering melakukan hubungan seks tidak aman.

Kesadaran untuk menggunakan kondom dikalangan populasi masih

rendah khususnya pelanggan seks (laki-laki resiko tinggi), hal ini diduga

karena pada saat WPS menawarkan pemakaian kondom masih banyak

pelanggan yang menolak untuk menggunakan kondom dan diduga posisi

tawar WPS untuk menggunakan kondom masih rendah. Maka dengan

kejadian ini program interfensi penggunaan kondom di kalangan populasi

kunci perlu di tingkatkan guna mencegah infeksi baru dan menerapkan

prilaku seks yang aman, serta merubah sikap negatif yang tadinya tidak mau

pakai kondom di harapkan kedepan setiap pelaku seks menyadari pentingnya

perilaku seks yang aman.

Page 4: Skripsi Pendidikan kebidanan

4

Data lain yang berhasil diperoleh melalui studi pendahuluan juga

menunjukan bahwa dari 6 orang laki-laki pelanggan seks yang menggunakan

kondom terakhir pada saat penjajaan seks beresiko hanya 2 orang yang

menggunakan kondom, 4 orang lainnya tidak menggunakan kondom saat

penjajaan seks beresiko dengan pekerja seks komersial. Mereka mengatakan

bahwa para PSK disana ada yang menawarkan menggunakan kondom ada

yang tidak, dan juga mereka yang lebih memilih tidak menggunakan kondom

karena tidak nyaman memakainya.

Selain rendahnya pengetahuan tentang HIV-AIDS pada kelompok

populasi kunci (laki-laki resiko tinggi tertular HIV-AIDS), rendahnya akses

tablet FE dipengaruhi oleh regulasi/ peraturan yang dikeluarkan pemerintah

seperti Undang-undang Kependudukan dan Pengembangan Keluarga No. 52

tahun 2009 dan Undang Undang Kesehatan (UU No. 36 tahun 2009 yang

menetapkan bahwa hanya pasangan yang menikah secara sah yang dapat

mengakses layanan seksual dan kesehatan reproduksi. Hal ini otomatis

menyulitkan orang muda dan orang dewasa yang belum menikah untuk

mengakses pelayanan alat kontrasepsi atau keluarga berencana dari klinik-

klinik pemerintah (UNICEF Indonesia, 2012: 3).

Memang tidak ada jaminan bahwa memakai kondom yang benar dapat

mencegah atau melindungi seseorang dari infeksi HIV dan AIDS 100 persen.

Namun penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan. Dari situs

The National Center for Biotechnology Information, dijelaskan bahwa

penggunaan kondom berbahan dasar lateks lebih dianjurkan untuk mencegah

Page 5: Skripsi Pendidikan kebidanan

5

infeksi HIV. Data analisis terbaru menyebutkan bahwa pemakaian kondom

yang tepat akan mengurangi risiko penularan HIV sebanyak 60 hingga 70%.

Sedangkan mereka yang konsisten memakai kondom akan mengurangi risiko

penularan sebanyak 90 hingga 95 persen. Angka tersebut memang tidak

menggambarkan bahwa pemakaian kondom membuat seseorang bebas dari

risiko penularan HIV dan AIDS, namun pencegahan selalu lebih baik,

terutama bagi orang yang sering berganti-ganti pasangan dan berisiko tinggi

terkena penyakit menular seksual.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih jauh tentang akses tablet FE pada kelompok laki-

laki pelanggan seks di wilayah Pamugaran, karena wilayah Pamugaran

identik dengan kawasan hiburan malam, dan lokasi ini yang memiliki angka

pelanggan seks laki-laki terbesar di wilayah Pangandaran. Terdapat 2 titik

tempat utama untuk para pelanggan seks melakukan penjajaan seks dengan

para pekerja seks komersial yaitu di Pamugaran 1 dan Pamugaran 2 dan akses

tablet FE yang juga cukup rendah untuk daerah ini meskipun daerah ini

merupakan daerah binaan dari LSM Mata Hati dan Dinas Kesehatan serta

KPA kabupaten Ciamis. Dengan demikian, maka penulis mencoba

melakukan penelitian untuk mengetahui “hubungan antara pengetahuan

tentang anemia dengan akses tablet FE pada laki-laki pelanggan seks di

Objek Wisata Pangandaran Wilayah Pamugaran Tahun 2014.

Page 6: Skripsi Pendidikan kebidanan

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimana hubungan

antara pengetahuan tentang anemia dengan akses tablet FE pada laki-laki

pelanggan seks di Objek Wisata Pangandaran Wilayah Pamugaran Tahun

2014?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang anemia

dengan akses tablet FE pada laki-laki pelanggan seks di Objek Wisata

Pangandaran Wilayah Pamugaran Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan tentang anemia

dengan akses tablet FE pada laki-laki pelanggan seks di Objek

Wisata Pangandaran Wilayah Pamugaran Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui gambaran tentang akses tablet FE pada laki-laki

pelanggan seks di Objek Wisata Pangandaran Wilayah Pamugaran

Tahun 2014.

c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang

anemia dengan akses tablet FE pada laki-laki pelanggan seks di

Objek Wisata Pangandaran Wilayah Pamugaran Tahun 2014.

Page 7: Skripsi Pendidikan kebidanan

7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

bahan kajian untuk pengembangan konsep-konsep pendidikan kebidanan

terutama mengenai konsep pendidikan kesehatan reproduksi remaja

khusus nya HIV-AIDS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan

dan wawasan sehingga dapat memberikan informasi yang benar

tentang HIV-AIDS kepada mahasiswa serta melakukan

pembaharuan terhadap silabus pembelajaran pada mata kuliah

kesehatan reproduksi.

b. Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi program pencegahan

dan penanggulangan HIV-AIDS dalam rangka meningkatkan sistem

pelayanan komprehensif untuk menekan laju HIV-AIDS.

c. Bagi Pelanggan Seks

Diharapkan hasil peneletian ini bisa digunakan untuk menambah

pengetahuan dan pehaman para laki-laki pelanggan seks, supaya bisa

meminimalisir resiko terkena Infeksi Menular Seksual khususnya

HIV-AIDS di wilayah Pangandaran.

Page 8: Skripsi Pendidikan kebidanan

8

d. Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini bias digunakan dapat bermanfaat

untuk pengembangan profesi kebidanan dan peningkatan karir

peneliti sebagai bidan pendidik yang bertugas diwilayah puskesmas

Pamugaran kabupaten Pangandaran.