skripsi nurul huda 1410024427104 - sttind e-campus

98
ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGANMENGGUNAKAN METODE MORGENSTERN-PRICE DI TAMBANG BATUBARA PT SURYA GLOBAL MAKMUR DESA RANGKILING KECAMATAN MANDIANGIN KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI SKRIPSI Oleh : Nurul Huda 1410024427104 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND)PADANG 2019

Upload: others

Post on 13-May-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT SURYA GLOBAL MAKMUR DESA RANGKILING
KECAMATAN MANDIANGIN
KABUPATEN SAROLANGUN
PROVINSI JAMBI
PT SURYA GLOBAL MAKMUR DESA RANGKILING
KECAMATAN MANDIANGIN
KABUPATEN SAROLANGUN
PROVINSI JAMBI
Gelar Sarjana Teknik Pertambangan
KECAMATAN MANDIANGIN
KABUPATEN SAROLANGUN
PROVINSI JAMBI
Pembimbing II : Dr Ir. AsepNeris B, M. Si., M.Eng
RINGKASAN
PT Surya Global Makmur merupakan salah satu perusahaan tambang batubara
yangmenggunkan sistem tambang terbuka dengan open-cut backfilling. PT Surya
Global Makmur juga memiliki masalah pada lereng karena pada lereng tersebut sering
terjadi reruntuhan kecil, tinggi lereng PT Surya Global Makmur mencapai 24 meter dan
belum diketahuinya faktor keamanan pada lereng tersebut. Analisis kestabilan lereng
dengan menggunakan metode Morgenstern-Price karena metode ini sangat cocok
digunakan untuk lereng yang terbentuk dari tanah atau batuan yang lunak salah satunya
lereng PT Surya Global Makmur. Adapun standar nilai faktor keamanan ditetapkan ≥
1.3( KEPMEN, No 1827 K/30/MEM/ 2018). Dalam menganalisis kestabilan lereng
tidak lepas dari material properties tanah yaitu berupa cohesi, sudut geser dalam dan
berat isi tanah. Apabila lereng dalam keadaan tidak stabil maka dilakukan perbaikan
dengan mungubah tinggi dan kemiringan lereng.
Hasil analisi menyimpulkan bahwa lereng di PT Surya Global Makmur memiliki
material Top Soil, Lempung, Batupasir dan Batubara. Tinggi lereng PT Surya Global
Makmur memiliki ketinggian (per bench) 3,2 sampai 6,6 meter dan ketinggian
seluruhnya 25,8 meter dengan kemiringannya (per slope) 22° sampai 51° dan
kemiringan rata-rata seluruhnya 44,4°. Untuk nilai material properties cohesi, sudut
geser dalam dan berat isi tanah yaitu Top Soil 01 c = 0.12 kN/m 2 , = 3.05°, γ = 15.97
kN/m 3 . Lempung 02 c = 0.12 kN/m
2 , = 2.94°, γ = 17.24 kN/m
3 . Batu Pasir 03 c = 0.13
kN/m 2 , = 3.01°, γ = 18.03 kN/m
3 . Lempung 04 c = 0.11 kN/m
2 , = 3.42°, γ = 17.77
kN/m 3 . Nilai faktor keamanan dengan menggunakan metode Morgenstern-price =0.32
dan Rocscience Slide = 0.062.Hasil penelitian menunjukkan nilai faktor keamanan ≤ 1.3
maka lereng tersebut dapat dinyatakan tidak stabil pada lapisan lempung slope ke tiga.
Adapun perbaikan yang dapat dilakukan dengan merubah kemiringan lereng 49° maka
diperoleh paktor keamanan 1.6 ≥ 1.3 maka lereng tersebut dapat dikatakan aman atau
stabil.
Kata Kunci: Kestabilan Lereng, cohesi, sudut geser dalam, berat isi tanah,
Morgenstern- Price.
METHOD IN COAL MINES OF PT SURYA GLOBAL MAKMUR
VILLAGE HORNBILL DISTRICT MANDIANGIN REGENCY
SAROLANGUN JAMBI PROVINCE
Name : Nurul Huda
Supervisor II : Dr Ir. Asep Neris B, M. Si., M.Eng
ABSTRACT
PT Surya Global Makmur is one of the coal mining companies using open-cut
backfilling system. PT Surya Global Makmur also has problems on the slopes
because on the slopes often occur small ruins, the height of the slope of PT Surya
Global Makmur reaches 24 meters and has not known the security factor on the
slope.The analysis of the slope stability by using the Morgenstern-Price method
because this method is suitable for use for slopes formed from the soil or rocks
that are soft one of the slopes of PT Surya Global Makmur. As for the standard
security factor values set ≥ 1.3 (KEPMEN, No 1827 K/30/MEM/2018). In
analyzing the stability of the slope is not separated from the soil properties that are
the form of cohesi, inner sliding corners and the contents of the soil, If the slope is
in unstable condition, it is done with high hypogubah and slope.
The results of the analysis concluded that the slope in PT Surya Global
Makmur has the materials of Top Soil, Clay, Sandstone and coal. The height of
the slope of PT Surya Global Makmur has a height (per bench) of 3.2 to 6.6
meters and a total height of 25.8 meters with a density (per slope) of 22° to 51°
and an average slope of a total of 44.4°. For material properties Cohesi value, the
inner sliding angle and the weight of the soil is Top Soil 01 c = 0.12 kN/m2, φ=
3.05°, γ = 15.97 kN/m3. Clay 02 c = 0.12 kN/m2, φ = 2.94°, γ = 17.24 kN/m3.
Sandstone 03 c = 0.13 kN/m2, φ = 3.01°, γ = 18.03 kN/m3. Clay 04 c = 0.11
kN/m2, φ = 3.42°, γ = 17.77 kN/m3. The value of the security factor using the
Morgenstern-price method = 0.32 and Rocscience Slide = 0062. The results
showed the security factor value ≤ 1.3 then the slope can be declared unstable on
the layer of slope to three. The improvement that can be done by changing the
slope Slope 49 ° then obtained security Pactor 1.6 ≥ 1.3 then the slope can be said
to be safe or stable.
Keywords: Slope stability, Cohesi, deep shear angle, soil fill weight,Morgenstern-
Price.
Makmur Desa Rangkiling Kecamatan Mandiangin
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi
Dian Hadiyansyah ST, MT Dr Ir. Asep Neris B, M.Si,M.Eng
NIDK. 8891940017 NIDN. 0002096301
Ketua Prodi Ketua STTIND
NIDN. 007116308 NIDN. 1014057501
Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji dan syukur hanya milik Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga skripsi dengan judul ”Analisis Kestabilan Lereng Dengan
Menggunakan Metode Morgenstern-Price Di Tambang Batubara PT Surya
Global Makmur Desa Rangkiling, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi” dapat selesai dengan baik.
Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Teknik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak H. Riko Ervil, MT selaku ketua yayasan Sekolah Tinggi Teknologi
Industri (STTIND) Padang.
2. Bapak Dr. Murad MS, MT selaku ketua prodi Teknik Pertambangan
Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
3. Bapak Dian Hadiyansyah ST., MT selaku pembimbing I dalam
penyusunan skripsi.
4. Bapak Dr Ir. Asep Neris B, M. Si., M. Eng selaku pembimbing II dalam
penyusunan skripsi.
5. Bapak Rianto Kurniawan Selaku Kepala Teknik Tambang PT Surya
Global Makmur.
6. Bapak Andi Rianto Wakil Kepala Teknik Tambang PT Surya Global
Makmur.
Penulis menyadari skrpsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu
segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga dapat
bermanfaat sebesar – besarnya bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
2.2.5Pengujian Bobot Isi Tanah........................................................................20
4.1 Pengumpulan Data...........................................................................................35
4.1.1 Data Primer.............................................................................................35
4.1.2 Data Sekunder.........................................................................................38
4.2 Pengolahan Data..............................................................................................38
4.2.2Uji Batas Plastis (Plastic Limit)...............................................................48
4.2.4 Pengujian Bobot Isi Tanah......................................................................57
4.3 Analisis Kestabialan Lereng Pada Tambang Terbuka Di PT Surya Global
Makmur.................................................................................................................59
4.3.1 Morgenstern-Price..................................................................................59
5.1.2 Faktor Keamanan Lereng Di PT Surya Global Makmur.........................66
5.2 Penanganan Longsor........................................................................................69
Gambar 2.2 Peta Geologi PT Surya Global Makmur....................................... 12
Gambar 2.3 Peta Topografi PT Surya Global Makmur.................................... 13
Gambar 2.4 Alat uji Liquid Limit (Cassagrade)............................................. 16
Gambar 2.5 Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Irisan Bidang Kelongsoran Metode
Morgenstern-Price....................................................................... 23
Gambar 4.1 Hasil pengukuran dilapangan dari A’ ke A’’............................... 36
Gambar 4.2 Pengambilan Sampel Tanah Di PT Surya Global Makmur......... 37
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Jumlah Pukulan Terhadap Kadar Air Top Soil. 40
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Jumlah Pukulan Terhadap Kadar Air Sampel
Sampel Lempung (Clay)............................................................. 43
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Jumlah Pukulan Terhadap Kadar Air Sampel
Sampel Batu Pasir (Sandstone) ................................................. 45
Gambar 4.6 Grafik Hubungan jumlah pukulan terhadap Kadar Air Sampel
Sampel Lempung(Clay)............................................................. 48
Gambar 4.7 Gaya yang Bekerja Pada Irisan Metode Metode Morgenstern-Pric..60
Gambar 4.8 Project Setting Pada Perangkat Lunak Rosicence Slide V 6.0 .. 62
Gambar 4.9 Pemodelan Boundary Geometri Lereng .................................... 62
Gambar 4.10 Pengisian Data Material Lereng .............................................. 63
Gambar 4.11 Geometri Lereng Setelah Hasil Auto Grid .............................. 64
Gambar 4.12 Gambar Lereng Menunjukkan Nilai Faktor Keamanan........... 64
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Nilai Faktor Keamanan Dan Probabilitas Longsor Lereng Tambang
Menurut KEPMEN NOMOR 1827 K/30/MEM/2018 .........................23
Tabel 3.1 Jadwal Dan Waktu Penelitian…......….…................. ...........................30
Tabel 4.1 Pengujian Batas cair (Liquid Limit) SampelTop Soil............................40
Tabel 4.2 Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Sampel lempung (Clay)...............42
Tabel 4.3 Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Sampel Batu pasir (Sandstone)....45
Tabel 4.4 Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Sampel lempung (Clay)...............47
Tabel 4.5 Diameter cincin dan tinggi cincin..........................................................57
Tabel 4.6 Gaya Normal (ton) Dan Gaya Tangensial (ton).....................................61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran D Tabel Pengujian Liquid Limit Lempung 02.....................................78
Lampiran E Tabel Pengujian Liquid Limit Batu Pasir (Sandstone) 03................79
Lampiran F Tabel Pengujian Liquid Limit Lempung 04.....................................80
Lampiran G Tabel Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit) Top Soil 01................81
Lampiran H Tabel Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit) Lempung 02..............82
Lampiran I Tabel Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit) Batu Pasir 03..............83
Lampiran J Tabel Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit) Lempung 04...............84
Lampiran K Tabel Pengujian Berat Isi Tanah Top Soil 01....................................85
Lampiran L Tabel Pengujian Berat Isi Tanah Lempung 02...................................86
Lampiran M Tabel Pengujian Berat Isi Tanah Batu Pasir (Sandstone) 03............87
Lampiran N Tabel Pengujian Berat Isi Tanah Lempung 04..................................88
Lampiran O Surat Selesai Penelitian......................................................................89
Lampiran Q Log Bord Cross Section A Ke A’......................................................91
Lampiran R Log Bord Lokasi Penelitian...............................................................92
Lampiran S Peta Situasi Tambang Update 31 Maret 2019....................................93
Lampiran T Peta Kontur Topografi Tambang Update 31 maret 2019...................94
BAB I
penambangan, lereng tambang dapat menimbulkan masalah kestabilan lereng
berupa longsor dan gangguan operasional kegiatan penambangan. Hal ini
merupakan permasalahan yang penting karena menyangkut masalah keselamatan
pekerja dan peralatan serta bangunan yang ada pada lereng tersebut, perkerjaan
penambangan dengan metode tambang terbuka sering ditemukan lereng yang
tidak stabil dan dapat mengganggu kelancaran produksi yang berakibat tidak
tercapainya target produksi yang direncanakan. Sehingga perlu ada analisis yang
tepat sebelum menentukan rekomendasi geometri lereng untuk menentukan lereng
dalam kegiatan penambangan batu bara.
Stabilitas tanah atau batuan pada lereng dapat terganggu akibat pengaruh
alam, iklim dan aktivitas manusia. gangguan itu bisa menyebabkan longsor yang
terjadi akibat ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada lereng atau gaya di
daerah lereng lebih besar dari pada gaya penahan yang ada di lereng tersebut.
Beberapa faktor penyebab kelongsoran yaitu lereng terlalu tegak, iklim, properti
tanah timbunan tidak terlalu memadai, pemadatan yang kurang, pengaruh air
tanah dan hujan, gempa bumi, dan juga ulah manusia. Kerusakan yang
diakibatkan oleh longsor bukan hanya secara langsung akan tetapi
kerusakansecara tidak langsung juga yang menghambat kegiatan ekonomi dan
pembangunan.
Longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi pada
lereng-lereng alami maupun buatan. Kelongsoran lereng kebanyakan terjadi pada
saat musim penghujan. Itu terjadi akibat peningkatan tekanan air pori pada lereng,
hal ini berakibat pada terjadinya penurunan kuat geser tanah (c) dan sudut geser
dalam (φ) yang selanjutnya menyebabkan kelongsoran.
PT Surya Global Makmur merupakan salah satu perusahaan tambang
batubara yang menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode open-cut
backfilling. Pada tambang terbuka sangat identik dengan lereng dan dapat memicu
terjadinya kelongsoran. Pemicu ini biasanya disebabkan oleh faktor dari luar
maupun faktor dari dalam, contohnya faktor dari luar adalah getaran, penggalian
batubara dan gempa sedangkan faktor dari dalam adalah kondisis geologi, air
tanah dan sebagainya. Oleh sebab itu perlu dilakukannya analisis kestabilan lereng
untuk melakukan kegiatan penambangan dengan aman, mulai dari rencana
geometri lereng dan metode yang digunakan dalam penggalian.
PT Surya Global Makmur memiliki masalah pada lereng karena pada
lereng tersebut sering terjadi reruntuhan kecil, tinggi lereng PT Surya Global
Makmur mencapai 24 meter dan belum diketahuinya faktor keamanan pada lereng
tersebut. Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan menggunakan metode
Morgenstern-price karena metode ini sangat cocok digunakan untuk lereng yang
terbentuk dari tanah atau batuan yang lunak salah satunya lereng yang ada pada
PT Surya Global Makmur dan kelebihan dari metode Morgenstern-price ini yaitu
dengan perhitungannya yang sederhana dan dapat mengetahui faktor keamanan
lereng dengan cepat sebelum terjadinya longsor berbeda dengan metode yang lain
yang perhitungannya yang begitu rumit dan membutuhkan waktu yang lama untuk
menghitung nilai dari faktor keamanannya. Pengambilan data yang dilakukan
yaitu pengamatan dilapangan seperti pengukuran tinggi lereng, sudut kemiringan
lereng serta pengambilan sampel dan dilakukan pengujian dilaboratorium untuk
mendapatkan kohesi, sudut geser dalam berat isi tanah. Dengan pengamatan
dilapangan dan pengujian sampel dilaboratorium maka dapat ditentukan faktor
keamanan dengan menggunakan metode Morgenstern-price.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Kestabilan Lereng Dengan Menggunakan
Metode Morgenstern-price Di Tambang BatuBara PT Surya Global
Makmur Desa Rangkiling Kecamatan Mandi Angin Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi”
1.2Identifikasi Masalah
1. Terdapat longsor pada lereng PT Surya Global makmur.
2. Tinggi lereng PT Surya Global Makmur mencapai 24 meter.
3. Belum diketahuinya nilai faktor keamanan pada lereng tambang terbuka PT
Surya Global Makmur.
1.3 Batasan Masalah
1. Menganalisis kestabilan lereng dengan menggunakan metode Morgenstern-
price di PT Surya Global Makmur.
2. Menganalisis faktor keamanan lereng dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak Rocscience Slide6.0.
1. Faktor-faktor apa penyebab dari ketidakstabilan lereng ?
2. Berapa nilai parameter c, φ, γ tinggi lereng dan sudut kemiringan lereng di PT
Surya Global Makmur ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan hasil pengujian laboratorium berupa c, φ, γ dan pengukuran
dilapangan untuk mendapatkan tinggi dan sudut kemiringan lereng PT Surya
Global Makmur .
Morgenstern-price.
3. Menganalisis nilai faktor keamanan dalam rangka menanggulangi longsor dan
gerakan tanah.
1. Bagi penulis
suatu masalah yang berkaitan dengan pertambangan berupa analisis kestabilan
lereng tambang.
Dari penelitian ini dilakukan dapat menjadi masukan positif bagi perusahaan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan keamanan lereng tambang agar menjadi tolak ukur dalam melakukan
kajian terhadap lereng tambang agar tidak longsor.
3. Bagi Institusi
mahasiswa teknik pertambangan dalam menyelesaikan tugas kuliah, ataupun
sebagai referensi mengangkat judul peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PT. Surya Global Makmur merupakan perusahaan Swasta yang bergerak di
bidang penambangan Batubara. Berlokasi di Desa Rangkiling Simpang,
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi dengan luas IUP
sebesar 2.600Ha, sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Sarolangun,
No.442/ESDM/2013 tanggal 14 Desember 2013 tentang Persetujuan Penyesuaian
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dalam rangka Penanaman Modal
asing Untuk Komoditas Tambang Batubara.
Berdasarkan Tata ruang wilayah administrasi di Kabupaten Sarolangun,
sebagian lokasi PT. Surya Global Makmur, telah melakukan pengajuan untuk Izin
Pinjam pakai Kawasan Hutan. Pelaksanaan penambangan di PT. Surya Global
Makmur mengacu pada dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) yang disetujui oleh bupati Sarolangun, dengan SK Bupati
Sarolangun No.256 Tahun 2010, tanggal 31 Mei 2010 Tentang Penetapan
Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Penambangan.
Rencana Kerja dan Anggaran Biaya PT. Surya Global Makmur pada tahun
2019 akan melakukan kegiatan penambangaan meliputi Pra Konstruksi,
Konstruksi, penambangan, Pengangkutan, Lingkungan, K3 dan CSR serta
Penjualan.
mengontrol keberadaan perusahaan pertambangan, untuk mengurangi kerugian
negara maupun menjaga kelestarian alam akibat dari kegiatan pertambangan liar
yang tidak bertanggung jawab.
persetujuan peningkatan izin usaha pertambangan eksplorasi menjadi izin usaha
pertambangan operasi produksi kepada PT. Surya Global Makmur, dengan luas
area 2.600 Ha. (KW.99 KP. 080109). Izin ini merupakan kelanjutan dari izin-izin
sebelumnya yaitu IUP eksplorasi maupun penyelidikan umum yang dimiliki lebih
dulu dalam pencarian data keadaan batubara baik qualitas maupun quantitas.
Untuk wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) sendiri secara administrasi
terletak di Desa Rangkiling, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi. Sedangkan jika dilihat dari wilayah geografis dibatasi oleh titik
koordinat yang terdapat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Koordinat IUP Operasi Produksi PT. Surya Global Makmur
Titik Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)
° ' " ° ' "
Sumber :Keputusan Bupati Sarolangun Nomor 442/ESDM/2013
2.1.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Wilayah IUP PT Surya Global Makmur secara adminisratif termasuk dalam
wilayah Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
Lokasi daerah penelitian terletak sekitar ± 46 kilometer arah timur laut dari kota
sarolangun, ada dua rute yang dapat diakses untuk mencapai daerah penelitian jika
ditempuh dari kota padang, yaitu:
1. Dari padang ke jambi menggunakan penerbangan regular (selama 1 jam 20
menit) kemudian menempuh jalan raya Jambi-Sarolangun sekitar 134 km
(selama ± 3 jam) berhenti di Desa Rangkiling Kecamatan Mandiangin
dilanjutkan dengan menempuh jalan pengerasan dan jalan tanah ± 10 km (± 30
menit) menuju daerah penelitian.
2. Rute alternative dari kota Padang ke Sarolangun adalah dengan menggunakan
kendaraan roda dua dan roda empat menempuh jalan lintas tengah Sumatera
yang memakan waktu kurang lebih 12 jam.
Peta lokasi wilayah IUP PT Surya Global Makmur dapat dilihat pada gambar
2.1 sedangkan koordinat lokasi dapat dilihat pada tabel 2.1.
Sumber: PT. Surya Global Makmur
Gambar 2.1. Lokasi Kesampaian Daerah
2.1.4 Keadaan Geologi
Dalam kegiatan pertambangan, pengenalan geologi atau kondisi tanah
sangatlah penting, hal ini untuk menentukan kondisi atau keadaan alam yang
sesuai dengan barang bawaan atau material bawaan yang ada. Secara garis besar
struktur geologi sangat berpengaruh di dalam penelitian atau kegiatan eksplorasi.
Formasi geologi sangat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan penambangan
karena perusahaan penambang akan mengambil dan menentukan langkah-langkah
untuk keberhasilan penambangan.
Dari pengamatan di lapangan tidak dijumpai adanya struktur geologi yang
mempengaruhi daerah penelitian baik horizontal maupun vertical, atau biasa
dikatakan normal. Fasies batubara sangat tergantung dari lingkungan
pengendapan dan cekungan sedimen dimana batubara itu terbentuk. Batubara di
daerah penelitian termasuk pada cekungan Sumatra Selatan yang berada pada
Back Arc Basin (cekungan belakang busur). Dan diendapkan pada lingkungan
transisi atau masuk fasies subaquatik. Dari hasil surve lokasi, daerah konsesi
mencakup 4 formasi yaitu:
1. Formasi Air Benakat (Tma), yaitu formasi terbawah dengan tebal berkisar 500
meter.
2. Formasi Muara Enim (TmPm), yaitu formasi kedua dari terbawah dengan
tebal berkisar 500 meter batuannya berupa batu pasir, selingan batupasir tufan
dan batu lempung.
3. Formasi Kasai (QTk), yaitu formasi ketiga terbawah dengan tebal berkisar 450
meter batuannya terutama kerikil, batupasir warna cerah, glaukonitan dan
sedikit koalin.
4. Formasi Alluvial (Qa), yaitu formasi teratas dari terbawah atau formasi
sediment batuannya berupa kerikil, pasir, lumpur dan lempung.
Berdasarkan hasil pemboran dan pemetaan permukaan, litologi yang terdapat
di daerah penyelidikan secara detail sebgaiberi kut:
1. Top soil : warna kuning keabuan, sebagian lepas, berbutir halus sampai kasar,
terpilah baik, membulat sampai membulat tanggung, porositas baik ketebalan
lapisan 0,2-1,5 meter
2. Lempung Pasiran : warna putih kekuningan, lunak, tebal berlapis 1 meter
hingga lebih dari 31,20 meter
3. Pasir lempung : warna kehijauan, lunak, berbutir halus sampai kasar, terpilah
baik, membulat sampai membulat tanggung, porositas baik, padat ketebalan
lapisan lebih dari 4 meter.
4. Sisipan batubara : warna hitam, semi konkaidol, kekerasan sedang, kusam,
dengan lapisan tipis batubara mengkilap, sedikit resin coklat, pelapisan di
daerah blok IUP mempunyai kemiringan lapisan antara >10° – 30° kearah
permukaan laut dan arah penyebarannya adalah 100° E s/d 130° E
Mengenai struktur geologi yang ada di lokasi tersebut, dapat di lihat pada
Gambar 2.2 berikut ini:
Sumber;Arsip PT.Surya Global Makmur
2.1.5. Geomorfologi Daerah
Daerah penelitian mempunyai bentuk topografi yang bergelombang lemah
dan sedang dengan beda elevasi mencapai 15 meter, sudut lereng antara 5° - 15°
dengan bentuk lereng landai sampai miring. Lembah sebagian berbentuk “U”
dan sebagian “V” yang termasuk dalam stadia muda menuju dewasa dengan
tingkat erosi vertical lebih efektif dari erosi harizontal.Secara regional daerah
penyelidikan tersusun dari empat satuan batuan dari beberapa formasi, pada
bagian paling bawah diendapkan formasi Air Benakat, secara selaras diatas
diendapkan formasi Muara Enim, secara tidak selaras diatas formasi Muara Enim
diendapkan formasi Kasai dan diatas formasi Kasai diendapkan alluvial.
Berdasarkan fisiografi (Verstappen,1973), Kabupaten Sarolangun terbagi atas:
1. Pegunungan barisan, dicirikan oleh topografi yang curam dan terjal, tersusun
atas dari batuan sediment malih dan batuan beku yang terpotong oleh lembah-
lembah dikontrol oleh struktur sesar, lembah sungai berbentuk V.
2. Morfologi bergelombang lemah-berbukit memiliki ketinggian sampai 1000
dpl.
Sumber:Arsip PT Surya Global Makmur
Gambar 2.3 Peta Topografi PT Surya Global Makmur .
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Lereng
Lereng adalah suatu bidang dipermukaan tanah yang menghubungkan
permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang lebih rendah.
Lereng dapat di bentuk secara alami dan juga dapat di bentuk oleh manusia.
Dalam bidang teknik ada tiga jenis lereng :
1. Lereng alam, yaitu lereng yang terbentuk karena proses-proses alam,
minsalnya lereng suatu bukit.
2. Lereng yang dibuat dengan tanah asli, minsalnya apabila tanah di potong
untuk pembuatan jalan atau saluran air untuk untuk keperluan irigasi.
Lereng yang dibuat dari tanah yang dipadatkan, sebagai tanggul untuk jalan
atau bendungan. Pada ketiga jenis lereng ini kemungkinan terjadi longsor selalu
ada, karena dalam kasus tanah yang tidak rata akan menyebabkan komponen yang
tidak rata akan menyebabkan komponen gravitasi dari berat memiliki
kecendrungan untuk menggerakkan gerakan massa tanah dari elevasi lebih tinggi
ke elevasi yang lebih rendah. Pada tempat dimana terdapat dua permukaan tanah
yang berbeda ketinggian nya, maka akan ada gaya-gaya yang bekerja mendorong
sehingga tanah yang lebih tinggi kedudukannya cendrung bergerak kebawah. Di
samping gaya pendorong ke bawah terdapat pula gaya-gaya dalam tanah yang
bekerja menahan atau melawan sehingga kedudukan tanah tersebut tetap stabil.
Gaya-gaya pendorong berupa gaya berat, gaya tiris atau muatan dan gaya-gaya
inilah yang menyebab kelongsoran, gaya-gaya penahan berupa gesekan atau
geseran, lekatan (dari kohesi), kekuatan geser tanah. Jika gaya-gaya pendorong
lebih besar dari gaya-gaya penahan,maka tanah akan mulai runtuh dan akhirnya
terjadi keruntuhan tanah sepanjang bidang yang menerus dan massa tanah diatas
bidang yang menerus ini akan longsor. Peristiwa ini disebut keruntuhan lereng
dan bidang yang menerus disebut bidang gelincir. .
2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Ketidak Stabilan Lereng
Keruntuhan pada lereng alami atau buatan disebabkan karena adanya
perubahan antara lain yaitu topografi, seismik, aliran air tanah, perubahan
tegangan dan musim / iklim/ cuaca. Akibat adanya gaya-gaya luar yang bekerja
pada material pembentuk lereng mempunyai kecendrungan untuk mengelincir,
kecendrungan mengelincir ditahan oleh kekuatan geser material sendiri,
meskipun suatu lereng telah stabil dalam jangka waktu yang lama, lereng tersebut
dapat menjadi tidak stabil karena beberapa faktor seperti berikut ini:
1. Jenis dan keadaaan lapisan tanah atau batuan pembentuk lereng.
2. Bentuk geometris pembentuk lereng minsalnya tinggi dan kemiringan lereng.
3. Penambahan kadar air pada tanah minsalnya terdapat rembasan air atau inflasi
hujan.
5. Getaran atau gempa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng dapat menghasilkan
tegangan geser pada seluruh massa tanah dan suatu gerakan akan terjadi kecuali
tahanan geser pada setiap permukaan runtuh yang mungkin terjadi lebih besar
dari tegangan geser yang bekerja. (Bowles, 1991).
2.2.3 Uji Batas Cair (Liquid Limit)
1. Tujuan Percobaan
Menurut Rifky Adi Nata (2018) pemeriksaan ini dilakukan untuk
menentukan kadar air suatu tanah pada kedaan batas cair. Batas cair adalah kadar
air batas dimana suatu tanah berubah dan keadaan cair menjadi keadaan plastis.
2. Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pemeriksaan batas cair (Liquid Limit)
adalah:
b. Alat pembuat alur (Grooving Too)
c. Sendok dempul
e. Air
f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (110±5)°C
Sumber: google
3. Langkah Kerja
a. Aduk benda uji sebanyak 100 ml dengan menggunakan spatula, dan
tambahkan air sambil diaduk hingga tanah menjadi homogen
b. Setelah merata, letakkan sebagian benda uji diatas mangkuk batas cairdan
ratakan permukaan hingga bagian paling tebal sekitar 1 cm.
c. Buat alur dengan membagi 2 tanah sample tersebut dengan grooving tools
d. Putar tuas alat dengan kecepatan jatuhan mangkuk 2 putaran perdetik
e. Lakukan putaran terus hingga belahan sample bersinggungan sepanjang
1,25 cm dan catat jumlah ketukannya
f. Ulangi pekerjaan c dan e beberapa kali hinga didapatkan jumlah ketukan
yang sama
g. Kembalikan lagi sampel uji dan buat adonan baru dengan merubah kadar
airnya hingga dapat perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 sampai 10
pukulan
Untuk mengatur kadar air tanah yang bersangkutan agar memenuhi
persyaratan sangatlah sulit. Oleh karena itu, akan lebih baik jika dilakukan uji
batas cair paling sedikit empat kali pada tanah yang sama tetapi pada kadar air
yang berbeda-beda sehingga jumlah pukulan N yang dibutuhkan untuk menutup
goresan bervariasi ntar 15-35.
Hubungan antara kadar air dan Log N dapat dianggap sebagai suatu garis lurus.
Garis lurus tersebut dapat dinamakan sebagai kurva aliran (Flow Curve). Kadar
air yang bersesuaian dengan N=25, yang ditentukan dari kurva aliran adalah batas
cair tanah yang bersangkutan. Sedangkan kemiringan garis aliran (Flow Line)
didefinisikan sebagai indeks aliran.
1. Tujuan Percobaan
Menurut Refky adi Nata (2018) pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
menetukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis. Batas plastis adalah
kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis.
2. Alat Dan Bahan
b. Sendok dempul panjang 12,5 cm
c. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
d. Cawan untuk menentukan kadar air
e. Botol temat air
f. Air
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (110±5)°C
3. Langkah Kerja
a. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam sebuah
wadah.
b. Aduklah benda uji tersebut sambil menambahkan air sedikit demi sedikit
sampai kadar air merata.
c. Setelah contoh menjadi campuran yang rata, buat bola-bola tanah dari
benda uji itu seberat ± 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu digiling-
giling di atas plat kaca. Penggilingan dilakukan dengan telapak tangan
sampai membentuk batang dengan diameter ± 3 mm.
d. Jika pada saat penggilingan ternyata sebelumbenda di uji mencapai
diameter ± 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali,
kemudianditambah sedikit air dan diaduk sampai merata. Setelah itu, buat
bola-bola lagi dan lakukan kembali penggilingan hingga mencapai
diameter ± 3 mm.
e. Jika ternyata penggilingan bola-bola itu bisa mencapai diameter lebih dari
3 mm tanpa menunjukkan retak-retakan, maka contoh tanah perlu
dibiarkan beberapa menit di udara agar kadar airnya berkurang sedikit.
f. Pengadukan dan penggilingan diulangi terus sampai retak-retakan itu
terjadi tepat pada saat pilihan mempunyai ± 3 mm.
4. Perhitungan
Berat Air = (berat cawan + tanah basah) – (berat cawan + tanah kering)
Berat tanah kering = (berat cawan + tanah kering) – berat cawan
C= 0,105+0,017 (IP) + 0,009 (PL).............................................(01)
Øds= 3,857-1,415 (IP) + 0,064 (PL)............................................(02)
5. Teori Plastic Limit
dimana tanah apabila digulung sampai dengan dimeter 1/8” (3,2 mm)menjadi
retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu
tanah.
1 Bahan dan alat:
a. Cincin uji dengan diameter 6 cm dan tinggi 2 cm.
b. Pisau pemotong.
2 Langka kerja.
a. Timbang cincin dalam keadaan bersih ( W1 ).
b. Benda uji disiapkan dengan menekan cincin pada tabung contoh. Sampai
cincin terisi penuh.
c. Ratakan kedua permukaan permukaan dan bersihkan cincin sebelah luar.
d. Timbang cincin dan contoh dengan ketelitian 0,01 gram (W2).
e. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam cincin dengan
ketelitian 0,01 cm.
b. Volume cincin V= x r²x t . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . , . . . . . . . . .(04)
c. Rumus γ = ( Ws ) ( gram/cm³) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . (05)
V
Penanggulangan longsor yang dilakukan bersifat pencegahan sebelum
longsor terjadi pada daerah potensial dan stabilisasi, setelah longsor terjadi jika
belum runtuh total. Penanggulangan yang tepat pada kedua kondisi diatas dengan
memperhatikan penyebab utama longsor, kondisi pelapisan tanah dan juga aspek
geologinya.
pelapisan tanah/batuan dan bidang gelincirnya, pemasangan piezometer untuk
mengetahui muka air atau tekanan air porinya, dan pemasangan slope indicator
untuk mencari bidang geser yang terjadi. Selain itu dilakukan pula pengambilan
tanah tidak terganggu, terutama pada bidang geser untuk dipelajari besar
kekuatan tahanan gesernya. Ada beberapa cara untuk menstabilkan lereng yang
berpotensi terjadi kelongsoran. Pada prinsipnya ada dua cara yang dapat
digunakan untuk menstabilkan suatu lereng, yaitu:
1. Memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor. Gaya atau
momen penyebab longsor dapat diperkecil dengan cara merubahbentuk
lereng, yaitu dengan cara:
b. Memperkecil ketinggian lereng
c. Merubah lereng menjadi lereng bertingkat (multi slope)
2. Memperbesar gaya lawan atau momen penahan longsor. Gaya lawan atau
momen penahan longsor dapat diperbesar dengan beberapa cara yaitu:
a. Menggunakan counter weight yaitu tanah timbunan pada kaki lereng.
Cara ini mudah dilaksanakan asalkan terdapat tempat dikaki lereng untuk
tanah timbunan tersebut.
b. Dengan mengurangi air pori di dalam lereng.
c. Dengan cara mekanis yaitu dengan memasang tiang pancang atau tembok
penahan tanah.
kestabilan lereng mengacu pada table 2.2 yaitu:
Tabel 2.2 Nilai faktor keamanan dan probabilitas longsor lereng tambang
menurutKEPMEN NOMOR 1827 K/30/MEM/2018
Faktor
Keamanan
kesetimbangan batas yang dikembangkan oleh Morgenstern dan Price pada tahun
1965, dimana proses analisanya merupakan hasil dari kesetimbangan setiap gaya-
gaya normal dan momen yang bekerja pada tiap irisan dari bidang kelongsoran
lereng tersebut baik gaya. Gaya-gaya yang bekerja dengan metode Morgenstern-
Price mengcu pada gambar 2.5 sebagai berikut.
Gambar 2.5 Gaya yang bekerja pada irisan bidang kelongsoran metode morgenstern-price
Berikut ini adalah asumsi atau perhitungan yang digunakan untuk mencari
faktor keamanan dengan menggunakan metode morgenstern-price yaitu sebagai
berikut:
Berikut ini adalah cara untuk mencari gaya ke bawah yang bekerja pada
pusat berat pias (W) yang terdapat pada gambar 2.6.
........................................................................................(06)
Keterangan:
H= tinggi lereng (m)
γ= berat isi tanah (ton/m 3 )
Dari pencarian gaya ke bawah dari setiap pias (18) dapat diketahui gaya
normal (ton) gaya tangensial (ton) dan nilai faktor keamanan dengan
menggunakan metode morgenstern-price.
Keterangan:
N= gaya normal merupakan gaya yang bekerja tegak lurus pada bidang
longsor dan merupakan gaya penahan longsor.
T= Gaya tangensial merupakan gaya yang bekerja sejajar pada bidang longsor
dan merupakan gaya pelongsor.
L= Panjang busur (m)
W= Gaya ke bawah yang bekerja pada pusat berat pias (ton)
β= Sudut kemiringan pias (°)
program ini memerlukan data-data yang diketahui lebih dahulu yaitu parameter
geser tanah ( kohesi, sudut geser dalam dan berat isi tanah ) dan geometri lereng (
tinggi dan sudut kemiringan lereng ).
Adapun langkah-langkah atau cara menggunakan program Slide 6.0 sebagai
berikut:
2. Klik analysis, pilih project settings, pilih metode yang digunakan.
3. Klik boundaries, pilih add external boundary, masukan koordinat (x, y) untuk
membuat lereng.
4. Klik properties, pilih define materials, masukan nama materials, masukan
jenis materials yaitu berupa kohesi, sudut geser dalam dan berat isi tanah.
5. Klik surfaces, pilih auto grind.
6. Klik analysis, pilih compute, klik yes, trus save.
7. Untuk melihat hasilnya Klik analysis, pilih interpret
2.3. Kerangka Konseptual
didapat. Dari pengolahan data tersebut, memberikan hasil kesimpulan dan saran
yang dijadikan rekomendasi untuk perencanaan tambang.
Tahapan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur.
buku, jurnal serta penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya antara
lain:
b. Kondisi morfologi dan geologi.
c. Metode dan langkah-langkah penyelesaian analisis kestabilan lereng.
2. Perumusan masalah.
lereng.
3. Persiapan dan Pengolahan Data.
Semua data yang telah terkumpul yaitu berupa dimensi lereng yang akan
dianalisis, data sifat fisik dan sifat mekanik material, kemudian dilakukan
permodelan lereng dan menentukan faktor keamanan dengan menggunakan
metode Morgenstern-price dan menggunakan perangkat lunak Rocscience Slide
6.0.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, akan dapat dilihat nilai faktor
keamanan lereng menggunakan metode Morgenstern-price.
5. Laporan Akhir
lereng menggunakan metode Morgenstern-price pada tambang terbuka. Adapun
diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 2.6
Gambar 2.6. Kerangka Konseptual
menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera
untuk keperluan tertentu (Menurut Sedarmayanti, 2002). Hasil dari penelitian
yang dilakukan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, akan tetapi merupakan
aplikasi yang baru dari penelitian yang telah ada.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Surya Global Makmur, PT ini terletak di
Desa Rangkiling, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi
Jambi.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Surya Global Makmur, Desa Rangkiling
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Adapun jadwal
dan waktu penelitian serta jadwal menyusun laporan hingga selesai dapat dilihat
pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Jadwal dan waktu penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari 2018 Februari
Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang
diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian meliputi
Analisis kestabilan lereng menggunakan metode morgenstern-price di tambang
batubara PT. Surya Global Makmur .
3.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Data Primer
1. Kemiringan lereng.
Di dapatkan dari hasil lapangan dan mengukur sendiri, menggunakan alat
total station atau kompas geologi.
2. Tinggi lereng.
Didapatkan dari hasil lapangan dan mengukur sendiri menggunakan alat total
station dan apabila tidak ada alat tersebut bisa menggunakan kompas geologi.
3. Sudut geser dalam.
hasil dari laboratorium di dapat sudut geser dalam.
4. Kohesi.
didapatkan hasil kohesinya.
ditimbang maka didapatkan hasil berat isi tanah.
3.4.2 Data Sekunder
dokumentasi yang berasal dari:
1. Peta kesampaian daerah
pengambilan sampel dilapangan, dan arsip-arsip dari perusahaan, dokumentasi
dari perusahan dan studi kepustakaan
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
dalam rangka mencapai Tujuan penelitian.
Tahapan pengumpulan data lapangan sebagai Berikut:
1. Pengukuran tinggi lereng dengan menggunakan total station atau kompas
geologi.
2. Pengukuran kemiringan lereng menggunakan kompas geologi.
3. Kohesi, sudut geser dalam dan bobot isi diperoleh dari pengujian sampel
dilaboratorium. Sampel tanah yang diuji sebanyak 4 (empat) sampel.
3.6.Teknik Pengolahan
software Rockscience slide 6.0 untuk memperoleh faktor keamanan dengan
mengunakan metode Morgenstern-price dengan alasan metode ini cocok
digunakan untuk lereng yang terbentuk dari tanah atau batuan yang lunak, metode
Morgenstern-price menghasilkan faktor aman yang lebih rendah dari cara
perhitungan yang lebih teliti. Besarnya nilai kesalahan dapat tergantung dari
faktor aman, sudut pusat lingkaran yang dipilih dan besar tekanan air pori.
Walaupun analisis ditinjau dalam tinjauan tegangan total, kesalahan analisis
masih merupakan fungsi dari faktor aman dan sudut pusat dari lingkaran. Cara ini
telah banyak digunakan dalam praktek, karena cara hitungan sederhana dan
kesalahan hitungan yang dihasilkan masih pada isi yang aman.
3.7. Kerangka Metodologi
Morgenstern-Price Di Tambang BatuBara PT. Surya Global Makmur
Desa Rangkiling, Kecamatan Mandi Angin, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi.
Identifikasi Masalah
2. Tinggi lereng PT Surya Global Makmur mencapai 24 meter.
3. Belum diketahuinya nilai faktor keamanan pada lereng tambang
terbuka PT Surya Global Makmur.
Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan hasil pengujian laboratorium berupa c, φ, γ dan
pengukuran dilapangan untuk mendapatkan tinggi dan sudut
kemiringan lereng PT Surya Global Makmur .
2. mengungkapkan nilai faktor keamanan dengan menggunakan
metode Morgenstern-price.
menanggulangi longsor dan gerakan tanah.
A
A
untuk mendapatkan kohesi, sudut geser dalam, dan
berat isi tanah.
perhitungan manual dan bantuan software Rocscience
slide 6.0
Metode Morgenstern-price
Perbaikan lereng
1. Mengubah
tinggi lereng
Bab ini berisikan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
analisa kestabilan lereng pada PT. Surya Global Makmur di Desa Rangkiling,
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Adapun data
yang di perlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data.
4.1.1 Data Primer
dilakukan pengumpulan data. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa
data primer dan data sekunder yang bersumber dari pengamatan langsung
dilapangan dan arsip perusahaan. Adapun data-data tersebut berupa:
1. Data geometri lereng
Data geometri lereng ini diambil atau diukur langsung dilapang dengan
menggunakan alat total station adapun cara pengukurannya adalah sebagai
berikut:
a. Alat didirikan pada patok atau koordinat yang telah ditentukan.
b. Alat distel dan dimasukkan koordinatnya.
c. Kemudian alat diukur ketinggiannya.
d. Kemudian alat ditembak pada prisma yang didirikan pada patok yang
didirikan pada sekitar alat total station.
e. Prisma diukur ketinggian dan dimasukkan koordinat prisma pada alat total
station
f. Apabila alat total station sudah siap digunakan maka alat total station
ditembak lurus pada section yang akan diambil.
g. Apabila sudah dilakukan penembakan dengan menggunakan alat total
station kemudian dapat nilai koordinat x, y, z dari koordinat x, y, z
kemudian dimasukkan ke sofwere untuk melihat tinggi dan kemiringan
lereng pada setiap titik penembakan.
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran dilapangan dengan menggunakan
alat total station untuk membuat geometri lereng pada tambang terbuka PT Surya
Global Makmur pada gambar 4.1 yang terdapat dibawah ini.
Gambar 4.1 hasil pengukuran dilapangan dari A’ ke A’’
2. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel ini bertujuan untuk mengetahui berapa cohesi, sudut
geser dalam dan berat isi tanah pada setiap lapisan atau material penyusun lereng,
adapun material penyusun lereng berupa top soil, lempung, pasir lempung dan
batubara, sampel diambil dari setiap lapisan yang berbeda dan sampel diambil
sebanyak kempat sampel adapun cara dan alat yang digunakan pengambilan
sampel yaitu:
a. Sampel diambil pada setiap garis lurus section disetiap permukaan dan
setiap lapisan atau material penyusun lereng.
b. Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan pipa dengan panjang
50 cm ditancapkan pada titik pengambilan sampel.
c. Setelah sampel diambil kemudian Sampel ditutup dengan menggunakan
plastic dan di ikat.
untuk dilakukan pengujian.
Berikut ini adalah gambar pengambilan sampel tanah atau batuan yang
terdapat pada PT Surya Global Makmur yang terdapat pada gambar 4.2 berikut
ini.
Gambar 4.2 Pengambilan sampel tanah di PT Surya Global Makmur
4.1.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah ada diperusahaan, bersumber dari
arsip dan literatur yang menyangkut kajian penelitian berupa: Data geoteknik
lokasi penambangan, peta situsi tambang update Maret 2019, Log bor PT. Surya
Global Makmur, Peta kontur topografi maret 2019. Faktor keamanan lereng serta
kondisi lereng update PT. Surya Global Makmur.
4.2 Pengolahan Data
pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan kohesi, sudut geser dalam dan
berat isi tanah. Adapun tahap pengujiannya yaitu sebagai berikut:
4.2.1.1 Pengujian Batas Cair (Liquid Limit)
1. Top Soil
Untuk kadar air pada pengujian batas cair topsoil perhitungannya sebagai berikut:
a. Sampel 1
= 17,6 – 17,4
= 0,2 gram
1
= 18,2 – 17,8
= 0,4 gram
1
= 18,3 – 17,7
= 0,6 gram
1
No Banyaknya Pukulan Kadar Air %
1 23 6,06060
2 14 10,2564
3 27 16,2162
Jadi dalam pengujian top soil yang dilakukan pada tiga sampel ini maka
didapatkan hasil untuk berat air, berat tanah kering dan kadar air. Dimana pada
sampel pertama berat airnya yaitu 0,2 gram, berat tanah keringnya 3,3 gram dan
kadar airnya 6,06060 %. Sedangkan pada sampel ke dua berat airnya yaitu 0,4
gram, berat tanah kering 3,9 gram dan kadar airnya 10,2564 %. Pada sampel ke
tiga didapatkan berat airnya 0,6gram, berat tanah kering 3,7 gram dan kadar
airnya yaitu 16,2162 %. .
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Jumlah Pukulan Terhadap Kadar Air Top Soil
2. Lempung (Clay)
a. Sampel 1
3
1
3
1
= 18,8 – 14,0
= 4,8 gram
Kadar Air =
No Banyaknya Pukulan Kadar Air %
1 23 21,7391
2 19 11,7647
3 83 16,6
Jadi dalam pengujian Sampel lempung (Clay) yang dilkukan pada tiga
sampel ini maka didapatkan hasil untuk berat air, berat tanah kering dan kadar
air. Dimana pada sampel pertama berat airnya yaitu 0,5 gram, berat tanah
keringnya 2,3 gram dan kadar airnya 21,7391 %. Sedangkan pada sampel ke dua
berat airnya yaitu 0,4 gram, berat tanah kering 3,4 gram dan kadar airnya 11,7647
%. Pada sampel ke tiga didapatkan berat airnya 0,8 gram, berat tanah kering 4,8
gram dan kadar airnya yaitu 16,6 %.
Gambar 4.4 Grafik Hubungan jumlah pukulan terhadap Kadar Air Sampel
Sampel lempung(Clay)
= 19,7 – 19,1
= 0,6 gram
= 19,1 – 14,1
= 5 gram
Kadar Air =
= 21,5 – 20,8
= 0,7 gram
= 20,8 – 13,9
= 6,9 gram
Kadar Air =
= 18,2 – 17,7
= 0,5 gram
= 17,7 – 14,0
= 3,7 gram
Kadar Air =
= 13,5135 %
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Sampel Batu pasir
(Sandstone)
1 29 12
2 4 10,1449
3 8 13,5135
Jadi dalam pengujian Batu pasir (Sandstone) yang dilkukan pada tiga
sampel ini maka didapatkan hasil untuk berat air, berat tanah kering dan kadar
air. Dimana pada sampel pertama berat airnya yaitu 0,6 gram, berat tanah
keringnya 5 gram dan kadar airnya 12 %. Sedangkan pada sampel ke dua berat
airnya yaitu 0,7 gram, berat tanah kering 6,9 gram dan kadar airnya 10,1449 %.
Pada sampel ke tiga didapatkan berat airnya 0,5 gram, berat tanah kering 3,7
gram dan kadar airnya yaitu13,5135% .
Gambar 4.5 Hubungan Jumlah Pukulan Terhadap Kadar Air Sampel Sandstone
4. Lempung (Clay)
3
1
= 15,0 – 13,9
= 1,1 gram
Kadar Air =
= 14,7 – 13,9
= 0,8 gram
Kadar Air =
No Banyaknya Pukulan Kadar Air %
1 23 64,7058
2 63 54,54
3 66 62,5
Jadi dalam pengujian Sampel lempung (Clay) yang dilkukan pada tiga
sampel ini maka didapatkan hasil untuk berat air, berat tanah kering dan kadar
air. Dimana pada sampel pertama berat airnya yaitu 1,1 gram, berat tanah
keringnya 1,7 gram dan kadar airnya 64,7058 %. Sedangkan pada sampel ke dua
berat airnya yaitu 0,6 gram, berat tanah kering 1,1 gram dan kadar airnya 54,54
%. Pada sampel ke tiga didapatkan berat airnya 0,5 gram, berat tanah kering 0,8
gram dan kadar airnya yaitu 62,5 %.
Gambar 4.6 Hubungan jumlah pukulan terhadap kadar air lempung (Clay)
4.2.1.2 Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit)
1. Top Soil
Untuk kadar air pada pengujian batas plastis (plastic limit) sampel top soil
perhitungannya sebagai berikut:
a. Sampel 1
3
1
3
1
3
1
2. Lempung
Untuk kadar air pada pengujian batas plastis (plastic limit) sampel Lempung
perhitungannya sebagai berikut:
a. Sampel 1
3
1
3
1
3
1
3. Batu Pasir
Untuk kadar air pada pengujian batas plastis (plastic limit) sampel Batu
pasir perhitungannya sebagai berikut:
3
1
3
1
3
1
4. Lempung
Untuk kadar air pada pengujian batas plastis (plastic limit) sampel Lempung
perhitungannya sebagai berikut:
1. Sampel 1
3
1
3
1
3
1
4.2.1.3 Perbandingan Pengujian Liquid limit dan Batas Plastis
Dari pengujian Liquid limit dan Batas plastis maka dapat ditentukan cohesi
dan sudut geser dalam tanah dengan cara menggunakan rumus berikut ini:
C = 0,105+0,017 (IP) + 0,009 (PL)..........................................(09)
Øds = 3,857-1,415 (IP) + 0,064 (PL)..............................................(10)
1. Top soil 01
= 0,105 + 0,010 + 0,00649
= 3,857 – 0,853 + 0,046
= 0,105 + 0,011 + 0,00749
= 3,857 – 0,962 + 0,053
IP = PL – LL
= 0,105 + 0,027 + 0,00675
= 3,857 – 0,887 + 0,048
= 0,105 + 0,005 + 0,00574
= 3,857 – 0,475 + 0,040
Untuk pengujian bobot isi tanah perhitungannya sebagai berikut dan tabel
diameter cincin dan tinggi cincin dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Diameter cincin dan tinggi cincin
No. Top Soil
04
4,475 cm 4,350 Cm 4,320 cm 4,320 cm
2,460 cm 2,055 Cm 2,131 cm 2,131 cm
Berat tanah top soil01 = W² - W¹ = 73,9 – 10,9 = 63
Berat tanah Lempung 02 = W² - W¹ = 63,5 – 9,8 = 53,7
Berat tanah Batu pasir 03= W² - W¹ = 67,1 – 9,7 = 57,4
Berat tanah Lempung 04 = W² - W¹ = 66,3 – 9,7 = 56,6
1. Top Soil 01
V = Volume
= 38,6 cm³
= w²-w¹
2. Lempung ( Clay) 02
= 30,52 cm³
= w²-w¹
3. Batu pasir ( Sandstone) 03
V = 3,14 X (2,160)² X 2,131
= 31,21cm³
4. Lempung ( Clay) 04
= 31,21cm³
4.3 Analisis Kestabialan Lereng Pada Tambang Terbuka Di PT Surya
Global Makmur.
Analisis kestabilan lereng di PT Surya Global Makmur menggunakan metode
Morgenstern-Price dan Rocscience Slide, Adapun cara pengolahan datanya
sebagai beriku:
4.3.1 Morgenstern-Price
menggunakan tinggi lereng seluruhnya dan kemiringan lereng rata-rata pada
tanah atau batuan ditambang batubara PT Surya Globan Makmur, adapun tinggi
seluruhnya yang diperoleh dari pengukuran lansung di lapanagan yaitu memiliki
ketinggian mencapai 25,8 meter dan kemiringan rata-rata 41,4°. Sedangkan untuk
material properties berupa cohesi, sudut geser dalam, dan berat isi tanah peneliti
menggunakan material yang paling keras dan yang paling umum dijumpai
dilapangan yaitu material properties dari sampel lempung(Clay)04 dengan
diperoleh cohesi: 0.11, sudut geser dalam: 3.42° dan berat isi tanah: 17.77 kN/m 3 .
Untuk perhitungan meteode Morgenstern-Price ini menggunakan cohesi
dan berat isi tanah dalam satuan ton/m 2 dan ton/m
3 maka cohesi dan berat isi
tanah dapat dijadikan dalam satuan ton yaitu menjadi: untuk cohesi : 0,011 ton 2
sedangkan untuk berat isi tanah : 1.8 ton/m 3 , untuk gaya yang bekerja pada irisan
dapat dilihat pada gambar 4.7 dan perhitungannya dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 4.7 Gaya-Gaya yang bekerja pada irisan metode Morgenstern-Price
R = 45
= 66,727 m
=½ x 14,5 x 25,8 x 1,8
=336,69 ton
Tabel 4.6 Gaya normal(ton) dan gaya tangensial(ton)
No Slice Sudut mering lereng hulu W Cos β W Sin β
1. β1= 9 332,54 52,66
2. β2= 9 332,54 52,66
3. β3= 9 332,54 52,66
4. β4= 9 332,54 52,66
5. β5= 9 332,54 52,66
6. β6=10 331,57 58, 46
7. β7=10 331,57 58,46
8. β8= 12 329,33 70,00
Σ 2.655,17 450,22
menentukan faktor keamanan disini juga menggunakan metode morgenstern-
Price dengan bantuan perangkat lunak Rocscience Slide V.0.6 berikut ini tahapan
pengolahan datanya.
1. Lakukan pengaturan informasi umum yang diperlukan pada tool Analysis
pilih Project Setting, identifikasi metode yang akan digunakan (metode
Morgrnstern-Price), tentukan bidang gelincir dan masukkan data lain yang
diperlukan.
Gambar 4.8 Project Setting Pada Perangkat Lunak Rosicence Slide V 6.0
2. Modelkan geometri lereng sesuai dengan geometri sebenarnya dilapangan
yaitu dengan cara klik Tool Boundaries pilih Add External Boundaries,
kemudian masukkan koordinat Boundary,maka akan tampil seperti gambar
4.9 di bawah ini.
3. Langkah selanjutnya, masukkan jenis dan data-data material penyusun lereng
dengan cara klik Boundaries pilih Add External Material Boundary, isi data
bobot isi batuan, kohesi dan sudut geser dalam, berat isi tanah kemudian,
oke. Setelah mengisi Material Boundary, sesuaikan posisi jenis material
sesuai dengan litologi sebenarnya dilapangan dengan cara klik Properties,
pilih Assign Material kemudian klik material yang diisi dan sesuai dengan
posisinya pada gambar yang telah dibatasi boundary seperti gambar 4.10
berikut ini:
4. Setelah selesai menyesuaikan material pada gambar, kemudian klik tool
Surface, pilih Auto Grid maka akan tampil seperti gambar 4.11 berikut:
Gambar 4.11 Geometri Lereng Setelah Hasil Auto Grid
5. Lakukan kalkulasi, klik Tool Analysis, pilih Compute, kemudian tentukan
tempatpenyimpanan file, Save. Setelah dilakukan kalkulasi, maka lakukan
interpretasi dengan cara klik Tool Analysis, pilih Interpet, oke, maka akan
muncul nilai faktor keamanan seperti gambar 4.12 berikut ini:
Gambar 4.12 Gambar Lereng Menunjukkan Nilai Faktor Keamanan
Berdasarkan pemodelan dan pengolahan data menggunakan bantuan
perangkat lunak Rosience Slide V 6.0 maka diperoleh nilai faktor keamanan 0.062
pada lapisan lempung slope ke tiga. Berdasarkan nilai faktor keamanan yang
ditetapkan menurutKEPMEN NOMOR 1827 K/30/MEM/2018 yaitu 1,3 maka
lereng dinyatakan dalam keadaan tidak stabil.
BAB V
Setelah dilakukan pengolahan data sesuai dengan pokok permasalahan,
maka dilakukan analisis hasil pengolahan data untuk masing-masing pokok
permasalahan berikut ini:
Pada lokasi penelitian dilereng tambang terbuka PT Surya Global Makmur
didapat material tanah atau batuan penyusun lereng berupa Top Soil, Lempung,
BatuBara dan Batu Pasir. Tinggi dan kemiringan lereng di PT Surya Global
Makmur memiliki tinggi dan kemiringan yang beragam mulai dari ketingian( per
bench) 3,2 sampai 6,6 meter dengan ketinggian seluruhnya 25,8 meter dan
kemiringan (per slope) 22° sampai 51°dan kemiringan rata-rata seluruhnya
mencapai 44,4°.
teori-teori ataupun referensi yang berkaitan dan mendukung dalam penelitian
tersebut. Hasil dari penelitian tersebut diharapkan sebagai masukan untuk
mengetahui kestabilan dari lereng agar terciptanya Kesalamatan Kerja (K3) dan
keselamatan Operasai Pertambangan dan meminimalisir kemungkinan potensi
bahaya.
Kestabilan lereng merupakan ketahanan tanah atau batuandiatas suatu
permukaan miring (diukur dari garis horizontal) terhadap reruntuhan (Collapsing)
dan gelinciran (sliding). Untuk menyatakan tingkat kestabilan suatu lereng
dikenal istilah faktor keamanan (Safety factor) yang merupakan nilai yang
menunjukkan perbandingan gaya-gaya yang menahan gerakan material baik
tanah maupun batuan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan material.
Faktor keamanan diperlukan untuk mengetahui kemantapan suatu lereng
untuk mencegah bahaya longsor di waktu-waktu yang akan mendatang. Dalam
penelitian ini, sebagai acuan nilai faktor keamanan yang ditetapkan ≥ 1,3
(KEPMEN NOMOR 1827 K/30/MEM/2018). Data utama yang diperlukan dalam
menganalisis kestabilan lereng adalah nilai berat isi tanah atau density (γ) dalam
kN/m 3 , nilai cohesi (c) dalam kN/m
2 , nilai sudut geser dalam (θ) dalam derajat,
tinggi lereng (H) dan kemiringan lereng ( ).
Berikut nilai yang diperoleh sebagai data untuk mengetahui nilai faktor
keamanan dan menganalisis kestabilan lereng:
1. Berat isi tanah (γ)
Semakin besar berat isi suatu batuan atau tanah, maka gaya penggerak yang
menyebabkan longsor semakin besar juga. Dengan demikian, kemantapan
lereng tersebut semakin berkurang. Berdasarkan pengujian dan perhitungan
maka diperoleh nilai berat isi material yaitu Top Soil 15,97 kN/m 3 , Lempung
17,24 kN/m 3 , Batu Pasir 18,03 kN/m
3 dan Lempung sebesar 17,77kN/m
3 .
2. Cohesi (c)
Cohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam tanah atau batuan,
dinyatakan dalam satuan berat per satuan luas. cohesi tanah akan semakin
besar jika kekuatan gesernya makin besar. Nilai cohesi didapatkan dari hasil
perhitungan Liquid limit dan Batas plastis. Dari hasil perhitungan tersebut
didapatkan nilai cohesi Top Soil 0,12 kN/m 2 ,Lempung 0,12kN/m
2 , Batu Pasir
2 .
Sudut geser dalam () merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan
antara tegangan normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau
batuan. Semakin besar sudut geser dalam suatu material maka material
tersebut akan lebih tahan menerima tegangan luar yang dikenakan terhadapnya
Nilai sudut geser dalam dari material penyusun lereng dapat diketahui dari
hasil perhitungan Liquid limit dan Batas plastisdari perhitungan teraebut maka
di dapat nilai sudut geser dalam Top Soil 3,05°, Lempung 2,94°, Batu Pasir
3,01°, Lempung 3,42°.
Morgenstern-price secara manual dan menggunakan perangkat lunak
Rocscience Slide V.0.6.
1. Metode Morgenstern-price
menggunakan tinggi lereng seluruhnya dan kemiringan lereng rata-rata pada
tanah atau batuan ditambang batubara PT Surya Globan Makmur, adapun
tinggi seluruhnya yang diperoleh dari pengukuran lansung dilapangan yaitu
memiliki ketinggian mencapai 25,8 meter dan kemiringan rata-rata 41,4°.
Sedangkan untuk material properties berupa cohesi, sudut geser dalam, dan
berat isi tanah peneliti menggunakan material yang paling keras dan yang
paling umum dijumpai dilapangan yaitu material properties dari sampel
lempung (Clay) 04 dengan diperoleh cohesi: 0.11, sudut geser dalam: 3.42°
dan berat isi tanah: 17.77 kN/m 3 .
Untuk perhitungan meteode Morgenstern-Price ini menggunakan cohesi
dan berat isi tanah dalam satuan ton/m 2 dan ton/m
3 maka cohesi dan berat isi
tanah dapat dijadikan dalam satuan ton yaitu menjadi: untuk cohesi : 0,011
ton/m 2 sedangkan untuk berat isi tanah : 1.8 ton/m
3 . Hasil dari perhitungannya
yaitu 0,32 sesuai dengan standar faktor yang telah ditetapkan 1,3 maka lereng
tersebut dapat dinyatakan tidak aman atau tidak stabil.
2. Rocscience Slide V.0.6.
V.0.6 menggunakan lereng, material dan kemiringan seluruhnya maka hasil
dari perhitungannya adalah 0,062 pada lapisan lempung slope ke tiga. Sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan 1,3 maka lereng tersebut dapat
dinnyatakan dalam keadaan tidak aman atau tidak stabil.
5.2 Penanganan Longsor
5.2.1 Air
Pada PT Surya Global Makmur memiliki aliran air sungai yang terdapat
diatas permukaan lereng yang mengakibatkan air sungai tersebut masuk ke
tambang melewati lereng tambang. Aliran air sungai yang masuk ke lereng
tambang tersebut dapatmenyebabkan longsor, adapun cara penanganan aliran air
sungai tersebut dengan cara berikut ini:
1. Pembuatan Tanggul
Pembuatan tanggul ini sangat di perlukan karena apabila air sungai tersebut
naik karena faktor cuaca(hujan) maka tanggul tersebut dapat mencegah terjadinya
air masuk pada lereng tambang, pembuatan tanggul juga dapat memperlancar
aliran sungai.
Memindahkan aliran air sungai ini bertujuan untuk mencegah terjadinya air
sungai masuk pada lereng tambang, karena aliran air sungai ini berada sekitar 20
meter dari permukaan lereng, pemindahan ini dapat dilakuakan dengan
memindahkan aliran air sungai tersebut sekitar 150 meter tepatnya pada seberang
bukit yang berada didekat sungai tersebut.
5.2.2 Perbaikan Lereng
Perbaikan lereng ini bertujuan untuk mencegah terjadinya longsor, longsor
yang terjadi pada slope ke tiga lapisan lempung memiliki faktor keamanan 0,062
adapun perbaikan yang dapat dilakukan dengan merubah kemiringan lereng
51°menjadi kemiringan 49° maka di peroleh nilai faktor keamanan 1.6, dari nilai
faktor keamanan 1.6 maka lereng tersebut dapat dikatakan stabil atau aman sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan 1.3.
BAB VI
Berdasarkan hasil dari analisis kestabilan lereng di tambang terbuka PT
Surya Global Makmur maka dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakstabilan lereng di PT Surya Global
Makmur
a. Terdapat aliran air sungai yang terdapat di atas permukaan lereng yang
mengakibatkan air sungai tersebut masuk ke tambang melewati lereng
tambang.
b. Lereng PT Surya Global Makmur memiliki material lempung yang lunak
terbentuk dari proses pelapukan silika oleh asam karbonat dan sebagian
dihasilkan dari aktivitas panas bumi sehingga apabila terjadi hujan lereng
tersebut mudah terjadi longsor.
c. Bentuk geometri lereng seperti tinggi dan kemiringan lereng serta
material properties cohesi, sudut geser dalam dan berat isi tanah.
2. Nilai parameter cohesi, susut geser dalam, berat isi tanah serta tinggi dan
kemiringan lereng di PT Surya Global Makmur.
a. Cohesi
Nilai cohesi didapatkan dari hasil perhitungan Liquid limit dan Batas
plastis. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan nilai cohesi Top Soil
0,12 kN/m 2 ,Lempung 0,12kN/m
2 , Batu Pasir 0,13 kN/m
2 , Lempung 0,11
Nilai sudut geser dalam dari material penyusun lereng dapat
diketahui dari hasil perhitungan Liquid limit dan Batas plastis dari
perhitungan teraebut maka di dapat nilai sudut geser dalam Top Soil
3,05°, Lempung 2,94°, Batu Pasir 3,01°, Lempung 3,42°.
c. Berat isi tanah (γ)
Berdasarkan pengujian dan perhitungan maka diperoleh nilai berat
isi material yaitu Top Soil 15,97 kN/m 3 , Lempung 17,24 kN/m
3 , Batu
3 .
Tinggi lereng di PT Surya Global Makmur memiliki ketinggian yang
beragam mulai dari ketinggian (per bench) 3,2 meter sampai 6,6 meter
dengan ketinggian seluruhnya 25,8 meter.
e. Kemirigan lereng
(per slope) 22° sampai 51° dan kemiringan rata-rata seluruhnya mencapai
44,4°.
tambang batubara PT Surya Global Makmur maka diperoleh nilai faktor
keamanan 0,32 sesuai dengan standar faktor yang telah ditetapkan 1,3
maka lereng tersebut dapat dinyatakan tidak aman atau tidak stabil.
Perhitungan lereng dengan menggunakan perangkat lunak
Rocscience Slide V.0.6 menggunakan lereng, material dan kemiringan
seluruhnya maka hasil dari perhitungannya adalah 0,062 pada lapisan
lempung slope ke tiga. Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan 1,3
maka lereng tersebut dapat dinyatakan dalam keadaan tidak aman atau
tidak stabil.
6.2 Saran
Setelah apa yang telah dilakukan penulis selama dilapangan dan melakukan
kajian tentang analisis kestabilan lereng, maka penulis memiliki beberapa saran
antara lain:
1. PT. Surya Global Makmur harus memperbaiki kondisi lereng tersebut
sehingga menjadi lebih aman dan tidak menimbulkan kerusakan maupun
bencana yang mungkin terjadinya longsoran.
2. PT. Surya Global Makmur juga disarankan untuk memperbaiki setiap bench,
merapikan setiap bench dan membersihkan setiap bench yang sudah terjadi
longsor dengan membuat bench dan kemiringan yang ideal.
3. Dalam membentuk geometri lereng dilapangan hendaknya harus ada tim
pengawas yang mengontrol kerja dari operator sehingga lereng yang
terbentuk sesuai dengan rencana perusahaan dan tentunya sesuai dengan
standar kemanan lereng yang sebenanrnya.
4. Penanganan aliran air yang ada diatas permukaan lereng dengan membuat
tanggul dan memindahkan aliran air sungai sekitar 150 meter tepatnya pada
seberang bukit yang berada didekat sungai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
(SGM).
logiIndustri (STTIND) Padang. 2013.
Dedi Herawadi, Dkk, Analisis kestabila lereng pit c4 dan d2 roto selatan PT
Pamapersada Nusantar Distrik Kidenco kalimantan timur “Jurnal
Teknologi Technoscienta”. vol 9, No 2. Februari 2017. Galih Nurjanu, dkk,
Analisis kestabilan lereng pada kuari tanah liat di mliwang
PT Semen Indonesia (Persero) tuban jawa timur “Jurnal teknik
Pertambangan”. Vol 1, No 2, sept 2015- Feb 2016
Gideon Allan Takwin, dkk. Analisis kestabilan lereng metode morgenstern-price
(studi kasus: diamon hill citraland) “Jurnal Teknologi” vol 15, No
67, April 2017
Dhananjai Verma dkk, Stability Analysis of an Open Slope In Wardha Valley
Coal Field “Journal Geological Socienty Of India ”. Vol 81, June 2013.
Violetta Gabriella, Analisis kestabilan lereng dengan menggunakan metode
fellenius “Jurnal Teknik Sipil”. Vol 19, No 2, April 2013.
Bambang Surendro, 2014, Buku Mekanika Tanah teknik Sivil, yogyakarta,
Penerbit .C.V Andi
Hary Christady Hardiyatmo, 2010, Buku mekanika tanah 2 edisi kelima
universitas gajah mada.
SURAT PERNYATAAN
Nama : Nurul Huda
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
“Analisis Kestabilan Lereng Dengan Menggunakan Metode Morgenstern-price Di
Tambang Batubara PT. Surya Global MakmurDesa Rangkiling,
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi”
Adalah benar-benar hasil karya Saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
Skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan Saya tidak benar, maka
Saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku (dicabut predikat
kelulusan dan gelar kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Desa Rangkiling, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi
yang terbaru.
belakang.
tanda baca.
masalah, rumusan masalah, tujuan
masalah sesuai dengan latar belakang.
3. Tabel di usahakan jangan sampai
terputus.
laporan.
pada kertas A3
diketik jangan di copy
copy
2. Spasi pada tulisan
longsor.
yang ada dipermukaan lereng
2. Kata analisa diganti dengan analisis
6 06 Agustus 2019 1. Perbaiki abstract
2. Huruf yang kurang pada penulisan
ditambahkan
price Di Tambang Batubara PT Surya Global Makmur Desa Rangkiling,
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf
2. Penulisan nama tabel harus di atas tidak
boleh di bawah.
tulisan awal.
laporan.
latar belakang
latar belakang.
hilangkan.
dan kerangka metodologi penelitian
5. Tambahkan daftar isi, daftar gambar,
daftar tabel, daftar pustaka
2. Jarang pinggir
lagi
dengan rumusan masalah
2. Penomoran pada daftar isi, daftar
gambar, daftar tabel, daftar lampiran
Pembimbing II
BIODATA WISUDAWAN
No Urut :
NPM : 1410024427104
IPK : 3,03
MAKMUR Desa Rangkiling Kecamatan
Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi
2. Dr Ir. Asep Neris B, M. Si., M.Eng
Asal MAN : MAN N 1 Sarolangun
Nama Orang Tua : 1. Zainuren
2. Roslaini
Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi /