skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA
TENT ANG AUTISME DENGAN SIKAP PENERIMAAN ORANG
TUA TERHADAP ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Futuhiyat
NIM : 0071020143
FAKUL TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLA~ NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2004
HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN ORANG TUA TENTANG AUTISME
DENGAN SIKAP PENERIMAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
PENYANOANG AUTISTIK
Skripsi
Oiajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan
mencapai gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Pe
Ora. Zahro ln Ni
Nip.
Oleh
FUTUHIYAT 0071020143
Di bo·,,;ah bimbingan
Pembimbing II
ah M.Si Ora. Agustyawati,
Nip. 132 121 898
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1425 H/2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yanf:i berjudul HU13UNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG
TUA TENTANG AUTISME DENGAN SIKAP PENERIMAAN ORANG TUA
TERHADAP ANAK PENYANDANG AUTISTIK telah diajukan dalam sidang
munaqasah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 14 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 14 Agustus 2004
Sidang ~1unaqasah,
! Ketua Mar r,/gkap Anggota, Sekretaris Me ngkap Anggot(l,
Dra. H. N , Hartati M.Psi
Nip. 150 2 Nip. 150 238 77
Anggota,
Pengu1i I
Nip. 150 238 I
P nguji II
M. Si
Nip. 150 238 73
Pembimbing II
Ora. Agustyawa.\L_M.Phil. Sne
Nip. 132 121 898
"Jfartamu dan anak,mu acfa{afz fitnafz (ujian)"
"([)an sesunggufznya 'l(ami ak,an menguji /?g,mu dengan sedikjt
R.f tak,utan, RJ[aparan, R.fk,urangan fzarta, jiwa, dan 6uafz-
6uafzan. ([)an 6eri k,aGar gem6ira{afz orang-orang yang sa6ar.
(orang-orang yang sa6ar ia{afz) apa6i{a cfitimpa musi6afz, merek,a
6erk,ata "Jnnafl{{afzi 'Wa inna i{aifzi raaji'un". Sesunggufznya k,ami
dari}l{{afz dan k,ami ak,an R.fm6a{i R.fpada-:Nya."
(2:55-156)
S{ripsi ini {upersem6ah{an untu{a[mamater{u <Fa{u[tas Psii{pfogi Vniversitas
Isfam :Negeri Syarif :Hiaaayatu[[afi. Ja{arta, semoga s{ripsi ini aapat 6emzanfaat
6agi per~m6angan fiteratur tentang autisme, untu{~[urga{u terutama)'l6ah aan
I6u{u, muaah-muaahan s{ripsi ini aapat menjadi se6uafi fiaaiali ~ci[ untu{/i,sisifi
sayang yang sampai saat ini cfi6eri/i,sin ~paaafi.Jt. rrliani(j for everytfiing, '.My
<Famify, I LO'fJ.E .YOV )'l££)'lna5Wayj/L£j/J{j/[ways (]J[ess .You. Vntuli,semua '
ana{penyancfang aut1Sti{aan ~[uarga mere{a - aafam usafianya mencari
~fi.icfupan yang fe6ih 6e1111a{na aan masa aepan yang [e6ifi cerafi.
r;;ooa Lucft
ll
KATA PENGANTAR
Assalamualaik11m Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji serta syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kemudahan, kesabaran, dan wal<tu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Rasulullah SAW junjungan umat, semoga kita sebagai umatnya menjadi bagian dari orang yang mendapat syafaat darinya.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis haturkan kepada:
1. Ora. Netty Hartati, M. Psi., Dekan Fakultas Psikologi UIN-Jakarta.
2. Para Pudek, khususnya lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M. Si, Pudek I (Bagian Akademik) dan sekaligus pembimbing skripsi yang telah banyak membantu.
3. lbu Dra. Agustiyawati, M. Phil. Sne., dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi.
4. lbu Atty Harun, para psikolog serta pegawai di Avanti Treatment Centre, Jakarta yang telah membantu dalam penelitian skripsi inL
5. !bu Sita Purba dan para terapis di Bintang Kecil Indonesia yang membantu penelitian penulis.
6. lbu Yusi dan para terapis di Klinik Ende Mandiri, khususnya K' Ila yang telah banyak membantu penulis mencari informasi tentang autisme dan tempat-tempat terapi autisme di sela-sela kesibukannya mengajar.
7. lbu Lilis Arofiyanti dan Mba' Ida di Pendidikan Dini An-Nur yang juga telah membantu penelitian penulis.
8. Para orangtua penyandang autistik, semoga senatiasa diberikan kesabaran dalam mendidik anak-anak mereka yang autistik.
l1l
9. K' lsma yang telah membantu di sela-sela kesibukannya mengaja;·, Mr. Asep dan K' Bowe y~nG membantu penulis dalam perhitungan statistik.
10. lbu dan Abah yang selalu memberikan do'a, dukungan, dan kasih sayang selama penulisan skripsi dan ketika penulis mengalami kebimbangan.
11. Kakak-kakak serta adik-adik penulis yang senantiasa menghibur dan memotivasi penulis di kala jenuh dengan tugas-tugas kuliah.
12. Teman-teman angkatan 2000, yang banyak membantu penulis dengan berbagi informasi.
13. Bagian Administrasi Fakultas Psikologi UIN Jakarta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan balasan yang berlipat ganda.Amiin. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya untuk lebih memahami autisme dan bagi Fakultas Psikologi umumnya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 14 Agustus 2004
Penyusun
lV
ABSTRAKSI
Futuhiyat, Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme Dengan Sikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik, Juli 2004.
Latar Belakang: Penelitian ini didasari oleh dua alasan yaitu, (1). peningkatan jumlah penyandang autistik di Indonesia (2). gencarnya media massa memberitakan gangguan ini sehingga gangguan perkembangan ini menjadi "hantu" yang menakutkan. Pemahaman orang tua tentang autisme diasumsikan dapat membentuk sikap penerimaan orang tua terhadap ahak penyandang autistik, karena itu pemahaman tentang autisme dibutuhkan oleh para orang tua khususnya orang tua anak autistik.
Tujuan: Tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh gambaran tentang hubungan antara pengetahuan orang tua tentang autisme dengan penerimaan orang tua terhadap anak autistik.
Sampel: penelitian ini dilakukan di empat tempat yang berbeda dengan jumlah sampel sebanyak 17 responden.
Metode: Dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala Pengetahuan orang tua dengan skala sikap penerimaan orang tua, dengan model skala Likert.
Hasil: Dari penelitian ini didapatkan hasil r hitung = 0,728 dan r tabel = 0.412 dengan taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan orang tua tentang autisme maka penerimaan orang tua terhadap arak penyandang autistik pun semakin tinggi.
Penelitian ini sesuai dengan pendapat Jaquelyn Mc Candless yang menyatakan bahwa orang tua yang memahami tentang autisme memiliki tendensi lebih terbuka untuk menerima paradigma baru di bidang pendidikan dan medis pada kasus autisme demi untuk penanganan anak mereka.
Bagi orang tua, terapis, dan siapa saja yang terlibat dalam pendidikan anak autistik sebaiknya senantiasa meningkatkan pengetahuan agar lebih daµat memahami dan menerima anak autistik secara tulus. Bagi mahasiswa yang tertarik dengan autisme sebaiknya mengambil jumlah sampel yang lebih banyak agar hasil penelitiannya dapat digeneralisasikan.
Bahan bacaan: 34 (1976-2004)
v
ABSTRACT
Futuhiyat, Relationship Between Parents' Knowledge Of Autism And Parents Acceptance To Autistic Child, July 2004.
Background: This study was based on 2 reasons: 1. increasing autistic cases in Indonesia, 2. a lot of the mass media report about it incessantly until it becomes "somethin~/' terrible. Parents understanding about autism is assumed that can form parents acceptance to autistic child. Understanding about autism is needed by every parent especially autistic child parents.
Aim: The aim of the present study was to know relationship between parents' knowledge of autism and parents acceptance to autistic child.
Sample: The sample of this study was 17 subjects.
Method: This study used two scales, knowledge scale and acceptance scale, and the model scale was Likert model.
Findings: r = 0.728 > r table= 0.412, significant level= 0.05. In conclusion that the more parents understand about autism the more they accept.
This study was supported by Jaquelyn Mc Candless' opinion who stated that the parents who understand about autism they tend to be more open to accept new paradigm in educational and in medical in autism case for healing their child.
For parents, therapists, and people who involve in education of autistic child, it is suggested that they to improve their knowledge of autism in order to understand and accept autistic child sincerely. For the students who interested in autism, it is suggested to increase their sample to generalize their finding.
References: 34 ( 1976-2004)
VI
DAFTAR ISi
MOTTO
DEDIKASI ii
KATA PENGANTAR iii
ABSTRAKSI v
DAFTAR ISi vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB 1 PENDAHULUAN 1-8
1.1. Latar Belakang Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 1
1.2. ldentifikasi Masalah ........................................................... 6
1.2.1. Pembatasan Masalah ................................................ 6
1.3.1. Perumusan Masalah .................................................. 7
1.3. Tujuan ............................................................................... 7
1.4. Manfaat .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 7
1.5. Sistematika Penulisan ........................................................ 8
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 9-53
2.1. Deskripsi Teori ......................... :......................................... 9
2.1.1. Pengetahuan Orang Tua........................................... 9
2.1.2. Autisme .. .. .. .. ........... .... .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . ..... .. .. .. .. .. .. . 14
2.1.3. Sikap ........................................................................ 29
2.1.4. Penerimaan Orang Tua ........................................... 39
• 2.2. Kerangka Berpikir .............................................................. 52
2.2.1 Hipotesa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
Vil
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 54-64
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian.......................... .. . . . . . . . . 54
3.2. Pengambilan Sampel. ........................................................ 54
3.2.1. Subyek Penelitian .................................................... 54
3.2.2. Teknik Sampling ...................................................... 55
3.3. Pengumpulan Data ............................................................ 55
3.3.1. lnstrumen Pengumpulan Data .................................. 55
3.3.2. Kisi-Kisi lnstrumen ................................................... 56
3.4. Prosedur Penelitian ............................................................ 60
3.5. Analisa Data ...................................................................... 62
3.6. Pilot Study ......................................................................... 63
3.6.1. Validitas dan Reliabilitas .......................................... 63
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 65-69
4.1. Gambaran Umum Responden ........................................... 65
4.2. Analisa dan Kesimpulan ..................................................... 69
BAB 5 DISKUSI DAN REKOMENDASI 70-72
4.1. Diskusi. .............................................................................. 70
4.2. Rekomendasi ..................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
VIII
DAFTAR TABEL
I. Tabel 2.1. Respon yang digunakan untuk penyimpulan sikap
2. Tabel 3.1. lndikator pengetahuan orang tua (try out)
3. Tabel 3.2. lndikator pengetahuan orang tua (revisi)
4. Tabel 3.3. lndikator penerimaan orang tua (try out)
5. Tabel 3.4. lndikator penerimaan orang tua (revisi)
6. Tabel 4.1. Jenis kelamin
7. Tabel 4.2. Usia
8. Tabel 4.3. Pendidikan
9. Tabel 4.4. Pekerjaan
10. Tabel 4.5. Permulaan mengetahui autisme
11. Tabel 4.6. lntensitas mendapatkan berita tentang autisme dalam sehari
12. Tabel 4.7. Nilai koefisien korelasi
IX
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Penyebab Autisme
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Balakang Masalah
Anak adalah karunia. Kehadirannya disambut dengan suka cita, dan
penuh harapan. Setiap orang tua menginginkan anaknya berkembang
sempurna, tetapi selal:.i saja terjadi keadaan di mana anak
memperlihatkan gejala masalah perkembangan sejak usia dini. Tuhan
menitipkan karunia-Nyci yang tidak sempurna, yaitu individu autistik
kepada beberapa hamba-Nya.
Sejak beberapa tahun terakhir ini masalah autisme mulai merebak di
Indonesia. lni terlihat dengan mulai beredarnya informasi mengenai ''."
autisme, dibukanya pusat-pusat terapi, terbentuknya yayasan-yayasan
yang bergerak di bidang autisme sampai seminar-seminar nasional yang
membicarakan masalah ini dengan pakar-pakar dari dalam maupun luar
negeri. Sebenarnya autisme sejak tahun 1943 sudah mulai diteliti oleh ·
seorang psikiater bernama Leo Kanner, yang mengidentifikasi sebagai
suatu kondisi yang jelas dan unik (berbeda) dari kondisi yang sudah
diketahui sebelumnya (Holmes, 1998).
2
Autisme berasal dmi kata auto yang berarti sendiri, istilah autis/autism/
autisma dipakai untuk me.'lggambarkan gejala-gejala dari anak yang tidak
mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam
dunianya sendiri.
Mengingat sifat gangguannya yang kompleks dan mengenai hampir
seluruh aspek perkembangan anak, gangguan autisme tidak dapat
dipandang sebagai hal yang ringan. Para penyandangnya akan
mengalami gangguan pada kemampuan interaksi sosial dan komunikasi
timbal balik, memiliki minat yang terbatas, menampilkan perilaku tidak
wajar disertai gerakan-gerakan yang berulang tanpa tujuan (stereotipik),
bahkan seringkali tampak pula adanya respon tak wajar terhadap
pengalaman sensori. Secara umum gejala-gejala di alas harus sudah
terlihat sebelum anak berusia 3 tahun dan gejala-gejala tersebut terus
ditampilkan sepanjang hidup si anak dalam tingkatan yang bervariasi.
Secara signifikan, gangguan autisme lebih banyak terjadi pada anak laki
laki. Sebagai ilustrasi, perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang
didiagnosis sebagai penyandang autistik adalah 3-4 laki-laki dibanding 1
perempuan. Sejauh ini belum diketahui apa penyebabnya.
3
Di Amerika Serikat diperkirakan 3da sekitar 1 penyandang autistik dalam
150 kelahiran, walaupun data ini bukan data dari Indonesia tetap ada
dugaan kuat bahwa prevalensi kasus gangguan autisme di Indonesia juga
kurang lebih sama. Sebagai perbandingan, dari pengalaman praktek
salah seorang psikiater di Jakarta, sebelum 1990-an jumlah penyandang
autistik dalam setahun hanya sekitar 5 orang dan pada tahun 2000-an
dalam sehari dapat terdiagnosis 3 penyandang autistik baru (Nakita:
2002).
Meningkatnya prevalensi yang terus berlanjut, tidak menutup
kemungkinan bahwa saat ini penyandang autistik sudah ada di setiap
penjuru daerah di Indonesia. Hal yang menyedihkan adalah kurangnya
tenaga ahli yang paham mengenai autisme dan tidak tersebarnya
pengetahuan mengenai penanganan anak autistik, sehingga selain di
kola-kola besar penanganan anak_-anak ini masih sangat minim bahkan
seringkali terjadi salah diagnosa dan salah terapi.
Orang tua merupakan orang yang terdekat bagi penyandang autistik,
tentunya pada saat mengetahui bahwa anak mereka menyandang
4
autisme, mereka mengalami stress dalam menghadapi kondisi tersebut.
Mereka akan merasa kaget, bahkan menolak serta tidak menyangka jika
harus berada dalam situasi seperti itu, dan yang pasti mereka tidak siap
menghadapi hal tersebut.
Bagaimanapun kondisi anak orang tua harus menerima keadaannya
dengan segala keterbatasannya dan tetap berusaha memberikan yang
terbaik untuk anak, karena di balik keterbatasannya pasti memiliki
kelebihan. Proses perubahan sikao penerimaan orang tua ini dipengaruhi
berbagai macam faktor salah satunya adalah informasi yang diterima oleh
mereka, baik itu dari surat kabar cetak maupun elektronik, sesama orang
tua penyandang autistik, browsing di internet, dan lain-lain.
Adriana S.Ginanjar (dalam Nakita, 2002), seorang psikolog sekaligus ibu
dari seorang penyandang autistik yang menyatakan bahwa pada awalnya
dia merasa tertekan, sedih, putus asa, dan malu. Usahanya yang giyih
untuk menyembuhkan buah hatinya dengan terus mencari informasi
tentang autisme baik dari buku-buku dan sharing dengan orang tua
penyandang autistik lainnya menyebabkannya lebih bisa menerima
keadaan anaknya serta lebih berempati kepadanya. Hal itu menghasilkan
kemajuan pada proses terapi sang anak.
Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang autisme akan lebih dapat
menerima keadaan anaknya daripada orang tua yang tidak mempunyai
pengetahuan tentang autisme. Pada gilirannya orang tua yang memiliki
pengetahuan yang tepat tentang autisme akan dapat mengerti
bagaimana keadaan seorang anak autistik baik secara fisik maupun
amosinya, mereka pun akan turut serta dalam kegiatan yang melibatkan
peran orang tua bagi kesembuhan anak.
5
Pengetahuan ini pun ditandai dengan cara membuka literatur-literatur
tentang autisme, menelusuri situs-situs tentang autisme, dan bergaul
dengan orang tua anak penyandang autistik lainnya, turut serta dolam
memberikan pelatihan, dan tidak memaksakan anak untuk dapat
mengikuti kurikulum di sekolah biasa serta berkonsultasi dengna psikolog
atau dokter.
Atas dasar pemikiran di atas dan berdasarkan paparan fenomena yang
terjadi, yang merupakan landasan mengapa penulis ingin melakukan
penelitian tentang tema "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN
ORANG TUA TENTANG AUTISME DENGAN SIKAP PENERIMAAN
ORANG TUA TERHADAP ANAK PENYANDANG AUTISTIK"
1.2. ldentifikasi Masalah
1.2.1. Pembatasan masalah
Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas serta untuk menghindari
interpretasi yang berbeda, maka peneliti merasa perlu untuk membatasi
masalah-masalah penelitian mengenai Hubungan Antara Pengatahuan
Orang Tua Tentang Autisme Dengan Sikap Penerimaan Orang tua
Terhadap Anak Penyandang Autistik ini dibatasi pada:
1. Autisme: gangguan tumbuh kembang pada sistem saraf otak
yang berhubungan dengan interaksi sosial, kemampuan
berkomunikasi, dan pola perilaku, gangguan ini mengakibatkan
terisolasinya seorang anak dan masuk dalam dunia repetitif,
aktivitas, dan minat yang obsesif, misalnya seorang anak yang
senang bermain dengan air selam berjam-jam.
6
2. Pengatahuan Orang Tua: orang tua yang memiliki informasi dan
pengalaman dengan autisme, mengetahui apa yang dimaksud
dengan autisme, ciri-cirinya, dan bagaimana penanganannya.
3. Penerimaan orang tua: sikap penerimaan orang tua terhadap
anak penyandang autistik yang diindikasikan dengan memahami
anak apa adanya, membentuk ikatan batin dengan anak,
mengupayakan alternatif penanganan, menghargai anak,
ekspresi fisik, dan ekspresi verbal.
12.2. Perumusan masalah
7
Adakah hubungan antara pemahaman orang tua tentang autisme dengan
sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik?
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh gambaran nubungan
antara pemahaman tent:ing autisme dengan penerimaan orang tua
terhadap anak autistik.
1.4. Manfaat
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan teori-teori psikologi terutama yang berkaitan dengan
informasi mengenai autisme.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran umumnya bagi orang yang tertarik dengan masalah-masalah
yang berkaitan dengan autisme dan juga menambah pemahaman orang
tua anak autistik, terapis, pendidik, dan pengasuh tentang autisme.
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan; Latar Belakang Masalah, ldentifikasi Masalah;
Pembatasc.n Masalah dan Perumusan Masalah; Tujuan
Penelitian,Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
8
BAB II: Kajian Pustaka; Deskripsi Teori: Pengetahuan Orang Tua,
Autisme, Sikap, Penerimaan Orang Tua; Kerangka Berpikir, dan
Hipotesis.
BAB Ill: Metodologi Penelitian; Pendekatan dan Metode Penelitian,
Pengambilan Sampel; Subyek Penelitian dan Teknik Sampling;
Pengumpulan Data; lnstrumen Pengumpulan Data dan Kisi-Kisi
lnstrumen; Prosedur Penelitian, Analisa Data, dan Pilot Study;
Validitas dan Reliabilitas
BAB IV: Presentasi dan Analisa Data; Gambaran Umum Responden,
Analisa dan Kesimpulan
BAB V: Diskusi dan Rekomendasi
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Teori
2.1.1. Pemahaman orang tua
Pengetahuan adalah mengenal, mengingat, dan mereproduksi bahan
pengetahuan yang pernah diberikan (Bloom dalam S.C. Utami Munandar:
1999).
Dari pernyataan itu tergambar tentang pentingnya peran aktivitas kognitif
orang tua dalam menerima keadaan anak autistik.
Banyak orang tua yang memilih terapi atau melal<ukan tindakan untuk
menangani anaknya dengan dasar yang kurang kuat. Hal ini disebabkan
mereka tidak memiliki dasar yang kuat dalam pemilihan terapi dengan
kata lain mereka tidak memahami tentang autisme, seperti, apa, kenapa,
dan bagaimana penanganannya, oleh karena itu orang tua harus
memperkaya pengetahuannya mengenai autisme, terutama pengetahuan
9
10
Dari pernyataan itu tergambar tentang pentingnya peran aktivitas kognitif
orang tua dalam menerima keadaan anak autistik.
Banyak orang tua yang memilih terapi atau melakukan tindakan untuk
menangani anaknya dengan dasar yang kurang kuat. Hal ini disebabkan
mereka tidak memiliki dasar yang kuat dalam pemilihan terapi dengan
kata lain mereka tidak memahami tentang autisme, seperti, apa, kenapa,
dan bagaimana penanganannya, oleh karena itu orang tua harus
memperkaya pengetahuannya mengenai autisme, terutama pengetahuan
mengenai terapi yang tepat dan sesuai dengan anak. Hal ini sangat
penting karena fasilitas terapi di Indonesia masih sangat terbatas dan
ahlinya pun masih langka, selain itu orang tuc. pun harus menguasai terapi
karena orang tua selalu bersama anak sedangkan terapis atau pengajar
hanya sesaat dan saling bergantian.
Kerjasama dan pertemuan berkala antara orang tua dan terapis untuk
mengevaluasi program dan mengoptimalkan terapi sangat diperlukan. Hal
yang juga sangat membantu orang tua adalah bergabung dengan sesama
orang tua penyandang autistik lainnya, selain dapat berbagi rasa dan
pengalaman, juga dapat berbagi informasi dan pengetahuan.
Dari kutipan di atas dapatlah disimpulkan bahwa sebaiknya kita
memahami alasan-alasan tentang suatu perilaku yang terjadi karena ha!
itu akan mendorong kita untuk lebih konsisten dalam penerapan suatu
treatment. Konsisten dengan suatu treatment adalah suatu bentul<
penerimaan terhadap suatu perilaku yang terjadi.
11
Berdasarkan surve11-survey rise! yang terdahulu menyatakan bahwa
banyak orang tua penyandang autistik yang menunda diagnosis dan
mereka sulit untuk menerima hasil diagnosis tersebut. Kesulitan-kesulitan
tersebut tidak hanya menimbulkan efek berupa terhambatnya hubungan
profesional orang tua, tetapi penundaan diagnosis berarti bahwa orang
tua menolak bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk
mengatasi masalah-masalah praktis di rumah. Kurangnya informasi
tentang autisme dan indikator-indikator awal dari autisme akan
menimbulkan kesulitan-kesulitan baru atau bahkan orang tua akan
menghindari masalah tersebut.
Sebuah studi terhadap hampir 1.300 keluarga, Howlin dan Moore (dalam
Patricia Howlin, 1999) menyebutkan bahwa untuk dapat menerima hasil
diagnosis itu mayoritas orang tua merasa bahwa mereka menerima
sedikit bantuan dan dukungan dari para ahli, namun kebanyakan dari
mereka membuat hubungan dengan layanan pendidikan khusus yan~l
12
dianggap paling bermanfaat, berhubungan dengan para orang tua
penyandang autistik pun dianggap sebagai hal yang membantu. Dengan
kata lain pemberian diagnosis dirasakan sebagai bentuk pertolongan yang
paling penting. Secara praktis anggota keluarga yang saling menunjang
akan membantu mengurangi atau bahkan dapat menghindari kesulitan
kesulitan yang baru.
Beberapa kasus yang ada menyebutkan bahwa informasi dasar tentang
autisme ini masih kurang seperti kesulitan orang tua untuk mendapatkan
informasi tentang kesulitan anak sehari-hari, tetapi mereka pun
menyatakan kebutuhan mereka akan informasi tentang hal-hal yang
praktis. lni termasuk penjelasan tentang proses keterlibatan mereka
dalam penilaian sekolah anak khusus, fasilitas lokal, dan lain- lain.
Ketidakjelasan tentang "tendensi autistik" atau "tingkah laku" ini dianggap
sebagai bagian yang mengganggu, oleh karena itulah mereka akan
menghargai nasehat dan membaca materi-materi yang relevan yang
dapat membantu mereka memahami kesulitan-kesulitan anak yang mana
mereka akan berhubungan dengan ha! tersebut dan pemahaman
terhadap kesulitan-kesulitan anak autistik merupakan suatu wujud
penerimaan orang tua terhadap anak. -.. ,.
13
Tidak hanya orang tua yang harus mengetahui dan memahami tentang
autisme namun sebaiknya o.emua yang terlibat mengetahui dan mengerti
teori tentang autisme dan juga mengerti tentang metode yang dipakai,
serta cukup terampil dalam berinteraktif dengan anak. Cara yang salah
dalam merespon perilaku anak autistik dapat merusak seluruh proses
terapi. Pengetahuan orang tua tentang autisme ini sangat penting karena
semakin mereka mengetahui biasanya semakin mudah mereka untuk
dapat menerima keadaan anaknya serta semakin cepat pula mereka
memberikan penanganan yang sesuai dengan anak mereka.
Pengetahuan tentang autisme ini biasanya mereka dapatkan dengan
membaca buku, sharing dengan orang tua penyandang autistik lainnya,
media cetak dan elektronik, seminar tentang autisme atau bertanya
kepada ahlinya.
Bentuk-bentuk pengetahuan orang tua tentang autisme ini di antar:mya
adalah:
a. memiliki informasi dan pengalaman mengenai autisme
b. mengetahui apa yang dimaksud dengan autisme
c. mengetahui ciri-ciri anak autistik
d. mengetahui dengan cara-cara apa saja kebutuhan anak autistik
dapat terpenuhi (S. C. Utami Munandar: 1999).
2.1.2. Autisme
Pengertian autisme
Autistic Spectrum Disorder sebelumnya dikenal dengan nama infantile
autism atau Kanner's Syndrome, kondisi ini sering disebut "Classical
Autism"
14
Definisi autisme adalah " ...... impairment in social interaction: in
communication and in behaviour and play, which is repetitive, stereotyped,
or restricted in range of interests and activities" (DSM IV, dalam Nakita,
2002).
Dalam PPDGJ Ill (Pedoman, Penggolongan, dan Diagnosis Gangguan
Jiwa Ill), autisme dikategorikan dalam gangguan perkembangan pervasif,
yaitu kelainan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik (reciprocal)
dan dalam pola komunikasi serta minat dan aktivitas yang terbatas,
stereotipik, dan berulang (Rusdi Maslim, 2001).
Menurut Baron-Cohen (1996) autisme adalah suatu kondisi yang
mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat
dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang
normal.
Autism is a spectrum that encompasses a wide continuum of behavior
(http://health.yahoo.com/health/dc/001526/1.html). Dengan demikian
autisme didefinisikan sebagai ketidaknormalan perkembangan yang
diperlihatkan dari perilaku.
15
Menurut J.P. Chaplin (1999) autisme adalah (1) cara berpikir yang
dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri sendiri, (2)
menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan
menolak realitas, (3) keasy'kan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri.
Dari beberapa definisi di alas maka peneliti mendefinisikan kembali
bahwa autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang
kompleks dan disebabkan oleh adanya gangguan pada otak. Autisme
menyebabkan gar.gguan pada perkembangan interaksi sosial,
perkembangan komunikasi fungsi sensorik dan proses belajar sendiri Hal
ini mengakibatkan anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk
dalam dunia repetitif, aktivitas dan minat yang obsesif.
16
Menurut J.P. Chaplin (1999) autisme adalah (1) cara berpikir yang
dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri sendiri, (2)
menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan
menolak realitas, (3) keasyikan el<strim dengan pikiran dan fantasi sendiri. '
Dari beberapa definisi di alas maka peneliti mendefinisil<an kembali
bahwa autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang
kompleks dan disebabkan oleh adanya gangguan pada otak. Autisme
menyebabkan gangguan pada perkembangan interaksi sosial,
perkembangan komunikasi fungsi sensorik dan proses belajar sendiri Hal
ini mengakibatkan anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk
dalam dunia repetitif, aktivitas dan minat yang obsesif.
Jenis autisme
Berdasarkan waktu munculnya gangguan, autisme dapat dibedakan
menjadi dua yaitu autisme sejak bayi dan autisme regresif (Nakita, 2002).
Pada autisme yang terjadi sejak bayi, anak sudah menunjukkan
perbedaan-perbedaan dibandingkan dengan anak non-autistik sejal< ia
bayi. Autisme regresif ditandai dengan regresi (kemunduran kembali)
perkembangan. Kemampuan yang sudah diperoleh jadi hilang, yang
17
awalnya sudah sempat menunjukkan perkembangan normal sampai
sekitar usia 1,5 sampai 2 tahun, tiba-tiba perkembangan ini berhenti.
Kontak mata yang tadinya sudah bagus, lenyap. Awalnya sudah mulai
bisa mengucapkan beberapa ;:iatah kata, hilang kemampuan bicaranya.
Kasus gangguan autismeyang sejak bayi bisa terdeteksi sekitar usia 6
bulan, sedangkan untuk kasus autisme regresif, orang tua biasanya mulai
meyadari ketika anak berusia 1,5 sampai 2 tahun.
Umumnya orang tua baru membawa anak ke ahli saat usianya di alas dua
tahun, saat anak dicurigai mengalami keterlambatan berbicara.
Kemampuan komunikasi bukan satu-satunya gejala pada gangguan
autisme. Pada banyak kasus, anak baru ketahuan mengalami autisme
ketika sudah berumur 3-5 tahun. Keterlambatan ini berarti penundaan
intervensi bagi anak yang beresiko pada ketertinggalan perkembangan
anak. Bagi anak autistik, makin dini intervensi intensif diberikan, semakin
besar peluang anak untuk bisa berkembang secara maksimal.
Dilihat dari jenis perilaku anak autistik dapat dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu perilaku yang berlebihan (excessive) dan perilaku yang
berkekurangan (deficient), sampai ke tingkat tidak ada perilaku (Bonny
18
seorang anak naik ke pangkuan ibunya bukan untuk mendapatkan kasih
sayang melainkan untuk meraih toples kue.
ldentifikasi dan karakteristik
Penampakan fisik penyandang autistik tidak memperlihatkan kelainan
fisik, namun bila cukup lama bersama mereka, terlihat bahwa mereka
lebih senang sendiri/menyendiri, tidak berespons pada saat ada orang
asing mendekatinya, bermain sendiri dan cara bermainnya aneh, tidak
ada kontak dengan orang di sekitarnya, lebih jelas lagi melakukan
stimulasi diri yang tidak dilakukan oleh anak lain seusianya (Sutadi, 2002).
Menurut DSM IV, untuk dapat didiagnosa sebagai autisme, adalah
sebagai berikut:
a. Anak menunjukkan minimal 6 gejala dari (1), (2), dan (3), dengan
minimal 2 gejala dari (1) dan 1 gejala dari (2) dan (3).
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
Minimal harus ada 2 dari 4 gejala di bawah ini:
a). Tidak mampu menjalani interaksi sosial yang cukup
memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka
kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju.
b). Tak bisa bermain dengan teman sebaya
19
c). Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan
orang lain).
d). Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan
emosional yang timbal balik.
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi, minimal harus
ada 1dari gejala-gejala di bawah ini:
a). Perkembangan terlambat atau sama sekali tidak
berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi
secara non-verbal.
b). Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk
komunikasi.
c). Sering menggunakan bahasa aneh yang diulang-ulang.
d). Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang
dapat meniru.
3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang- ulang
dalam perilaku, minat dan kegiatan. Minimal harus ada 1dari
gejala-gejala di bawah ini:
a). Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang
khas dan berlebihan.
b). Terpaku pada suatu kegiatan dan rutinitas yang tak ada
gunanya.
c). Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
d). Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
b. Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau
gangguan dalam (1) bidang interaksi sosial (2) bicara dan
berbahasa (3) cara bermain yang monoton dan kurang variatif.
20
c. Bukan disebabkan oleh sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif
Masa Kanak.
Etiologi
Sampai sekarang belum diketahui penyebab utama dari autisme. Diduga
penyebabnya bukan karena satu hal saja tetapi lebih karena beberapa hal
yang menjadi pemicu, yang akhirnya menjadi suatu rangkaian keadaan
yang kemudian menjadi penyebab timbulnya autisme. Dahulu autisme
diduga akibat buruknya pola asuh orang tua tetapi dugaan ini runtuh
dengan ditemukannya penyebab yang lebih bersifat fisik (otak), namun
demikian pola asuh dan sikap orang tua masih sangat diperlukan dalam
terapi anak autistik.
Beberapa teori terakhir mengataKan bahwa faktor genetika memegang
peranan penting pada terjadinya autisme. Ditemukan 20 gen yang terkait
dengan autisme, namun gejala autisme baru bisa muncul jika terjadi
kombinasi banyak gen. Bisa saja autisme tidak muncul, meski anka
21
membawa gen autisme, jadi perlu faktor pemicu lainnya. Bayi kembar satu
telur akan mengalami gangguan autisme yang mirip dengan saudara
kembarnya, juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga besar
mengalami gangguan yang sama.
Pengaruh virus seperti rubelia, toxo, herpes, jamur, nutrisi yang buruk,
pendarahan, keracunan makanan, dan sebagainya pada kehamilan dapat
menghambat pertumbuhan sel otak yang yang dapat menyebabkan fungsi
otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman,
komunikasi, dan interaksi. (Baron-Cohen, 1996).
I Genetic Factors
L ___ l __ _
/ ·"· / I Autism -~--\ Mental
(
(social, / Over- \ Handicap con1nn1nic~tion, ( lap J (slo\vcr and obsessional \ dcvcplo1ncnt
\ difficulties) \ / in aln1ost nil \, ~- areas)
~--------------- -· ", ------
Gambar 1 Penyebab autisme (diadaptasi dari Sri Utami Soedarsono Djamaluddin, 2004)
Diagnosa banding
Menurut Baron-Cohen (1996), autisme dapat dikacaukan dengan
beberapa kondisi lain yang mirip, yaitu;
22
a. Elective Mutism: yaitu suatu kondisi di mana anak menolak untuk
berbicara pada situasi tertentu.
b. Attachment disorder: yaitu bila anak tidak mampu
mengembangkan ikatan emosional yang stabil dengan orang
tuanya, biasanya karena masalah keluarga, perlakuan kejam
(abuse) dan sebagainya.
c. Developmental receptive language disorder: yaitu bila berbahasa
mengalami keterlambatan, tetapi perkembangan sosial normal.
d. Mental handicap: yaitu bila semua perkembangan termasuk
perkembangan sosial mengalami keterlambatan.
e. Atypical autism: yaitu bila hanya 1 atau 2 gejala yang ada, dan
tidak terjadi sebeluni usia 3 tahun.
f. Asperger's syndrome: yaitu bila perkembangan inteligensi dan
berbahasa cukup normal, tetapi perkembangan sosialnya
abnormal.
g. Rett's syndrome: terjadi pada wanita dengan gangguan
neurologis seperti pergerakan tidak wajar di tangan.
h. Disitegrative disorder: yaitu bila perkembangan anak di semua
bidang terus menurun, sesudah periode perkembangan normal.
i. Hyperkinetic disorder with stereotypies: yaitu bila anak
mengalami gangguan dalam konsentrasi, mudah kikuk, gelisah,
dan perilaku berulang.
j. Landau Kleffner syndrome: yaitu suatu kondisi dengan
karakteristik periode perkembangan bahasa yang normal
dilanjutkan dengan menghilangnya berbahasa disertai epilepsi.
23
Pada kenyataannya ada kemungkinan seorang anak mendapat lebih dari
satu diagnosa. Masalah lainnya misalnya rasa takut yang berlebihan,
menyakiti diri sendiri (membanting/memukul kepala sendiri, menggigit
tangan sendiri, dan sebagainya), kesulitan dalam kemandirian buang air
kecil dan besar, hiperaktif, dan sindrom Gilles de la Tourette (multiple tics
dengan vokalisasi yang tidak terkontrol). Kondisi-kondisi ini jarang tejadi,
tapi tetap harus dipertimbangkan (Baron-Cohen, 1996).
Jenis terapi
Saal ini terdapat bermacam-macam metode terapi untuk menangani
anak-anak penyandang autistik. Jenis-jenis terapi yang "ditawarkan" di
seluruh dunia adalah: Behavioral Therapy, Speech Therapy, Occupational
24
Therapy, Daily Life Therapy, Farmakoterapi, Penggunaan Vitamin dan
Food Suplement, Holding Therapy, Floor Time, Auditory Integration,
Imitation Training Option (Son Rise), Sensory Integration Therapy, Music
Therapy, Deep Pressure Therapy, Akupuntur, Dolphin Therapy, Diet
CFGF, IVIG, Play Therapy, dan lain-lain.
Secara garis besar ada 4 kelompok atau golongan terapi:
a. Biochemical
Biokimiawi, terapi food alergi, obat-obatan, suplemen, dan vitamin,
dan lain-lain.
b. Neurosensory
SI, Auditoy Training, Daily Life Therapy, dan lain-lain.
c. Psychodinamic
Holding Therapy, Psikoterapi, Psikoanalisis, dan lain-lain.
d. Behavioral
DTT (Lovaas, dan lain-lain), behavior modification with or without
aversives, teacch (Fitriani Kartawan, 2004).
Masing- masing program terapi di atas juga menggunakan pendekatan
pendekatan lainnya dengan tingkatan tertentu, miisalnya ADL yang
merupakan Neurosensory juga seringkali menggunakan pendekatan
behavioral.
25
Pendekatan behavioral yang terkenal, karena didukung oleh banyak teori
teori ilmiah yang relevan adalah versi Discrete Trial dari Lovaas dan
program TEACCH di North Carolina. Keduanya memiliki program yang
terstruktur dan banyak menggunakan penguatan positif, 2 faktor yang
sangat penting.
a. Terapi Perilaku
Terapi perilaku adalah program mengajar yang intensif dan
terstruktur, dengan sistem pengajaran satu murid-satu guru.
Pelajaran yang diberikan dipecah dalam bagian- bagiannya yang
paling sederhana. Bagian-bagian ini diajarkan menggunakan
metode pengulangan, di mana anak diberikan stimulus (seperti
"TIRUKAN" atau "LIHAT"). Respon dan perilaku yang benar
dihadiahi dengan banyak penguatan positif (hadiah), jika anak
melakukan respon salah, mereka diabaikan dan respon yc:ing
diinginkan dibantu dengan prompt serta dihadiahi. Perilaku yang
tidak diinginkan diatasi dengan cara pendekatan yang sama.
Pada awalnya, anak bisa saja diberi hadiah (makanan) karena
melakukan perilaku yang mendekati respon yang benar. Poda
saat anak sudah lebih menguasai pelajaran, target ditingkatkan
dan hadiah makanan diganti dengan hadiah sosial (pelukan,
pujian, dan lain-lain). Begitu kemampuan anak lebih meningkat
dan mampu melakukan generalisasi, keberhasilan itu menjadi
hadiah bagi anak.
26
Setelah mereka menguasai keterampilan sederhana seperti
duduk manis, imitasi, atensi, dan lain-lain, mereka lalu harus
dapat mengkombinasikannya dalam kemampuan yang lebih
kompleks ">eperti berbahasa, bermain, dan interaksi sosial.
Program ini dilaksanakan dengan sistem pengajaran satu lawan
satu, menghabiskan waktu pengajaran 40 jam perminggu selama
setahun penuh dan tidak boleh berhenti selama 2 tahun atau
lebih.
b. Terapi Sensori lntegrasi
lntegrasi Sensori adalah pengorganisasian informasi melalui
semua sensori yang ada (gerakan, sentuhan, penciuman,
pengecapan, penglihatan, pendengaran, body-::iwareness, dan
gravitasinya) untuk menghasilkan respon yang bermakna.
Teori dan terapi lntegrasi Sensori pertama kali dicetuskan oleh
Dr. A Jean Ayres pada 1974, seorang terapis okupasi yang
mempunyai dasar pendidikan psikologi dan neuroscience.
27
Berdasarkan teori ini Ayres menerangkan hubungan antara
perilaku anak dengan perkembangan fungsi otak. Terapi lntegrasi
Sensori efektif untuk memperbaiki kemampuan pemrosesan
sensori dalam otak.
c. Terapi Obat-Obatan
Pemberian obat bagi anak autistik masih dalam pembicaraan pro
dan kontra. Beberapa efek obat memang dapat merusak sistem
saraf dan beberapa organ dalam lainnya, misalnya: hati.
Resiko terbesar yang dapat terjadi pada anak-anak adalah
karena masih sensitifnya sistem saraf terhadap efek dari zat-zat
asing yang dalam hal ini adalah obat. Anak yang termasuk dalam
golongan yang beresiko tinggi, maka pemberian dosis tinggi
harus dihindarkan semakin muda usia anak semakin tinggi
resikonya, oleh karena itu dokter dan orang tua harus bekerja
sama.
Obat yang diharapkan bekerja untuk merubah haruslah diketahui
dengan pasti efeknya yang terjadi secara bertahan dan bertahap.
Salah satu cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan
sistem Blind Evaluation.
d. Terapi Diet Bebas Casein-Gluten (CFGF-Casein Free
Free)
28
Sebuah studi di AS Menyatakan bahwa 80 % penyandang autistik
mengalami alergi terhadap produk susu dan gandum. Peneli!ian
menunjukkan bahwa jika tubuh tidak mampu mencerna makanan
tertentu maka hal tersebut dapat mempengaruhi proses sistem
saraf, yang pada beberapa anak menyebabkan !imbulnya
perilaku autisme. Rise! terbaru menunjukkan bahwa makanan
yang mengandunng gluten (protein pada gandum, terigu, jelai)
dan kasein (protein pada produk susu dan olahannya) memang
seharusnyalah dihindari untuk dikonsumsi oleh anak-anak
autis!ik.
Para ahli medis di lnggris dan Norwegia telah melakukan
sejumlah !es terhadap anak-anak autistik dan menemukan bahwa
50 % dari mereka !idak mampu mencerna protein dalam gluten
dan casein secara sempurna menjadi asam amino. Protein yang
tidak tercerna ini (peptida) kemudian dibuang melalui air seni,
namun tetap sc.ja ada sedikit pep!ida yang memasuki aliran
darah. Pep!ida yang tak terurai dan memasuki aliran darah dapat
mengakibatkan perkembangan otak yang tidal< normal dan
menciptakan efek mirip heroin. Heroin menekan kegiatan sistem
29
saraf, termasuk gcrakan- gerakan reflek seperti bernafas dan
detak jantung. Heroin itu membuat si anak merasa mengantuk,
tubuh terasa hangat dan merasa relaks, selain itu juga dapat
menghambat sensasi rasa sakit. Heroin-heroin ini sangat adiktif
dan dapat mencapai tahap racun. Ketergantungan kimiawi ini
dapat berkembang sehingga membuat kita sukar untuk
menghilangkan makanan-makanan yang mengandung
gluten/casein. Mungkin inilah penjelasannya mengapa anak-anak
autistik sangat "rakus" terhadap produk susu dan terigu
2.1.3. Sikap
Pengertian sikap
Sikap manusia atau untuk singkatnya kita sebut sikap telah didefinisikan
dalam berbagai versi oleh para ahli.
Sikap menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (1996) didefinisikan sebagai
berikut: kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu pada
hal-hal tertentu.
Menurut Gerungan, sikap/attitude diterjemahkan sebagai sikap dan
kesediaan bereaksi terhadap satu hal.
Menurut J.P. Chaplin (1999), sikap/attitude adalah satu predisposisi/
kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk
bertingkah laku atau untuk bereaksi dangan satu cara tertentu terhadap
pribadi lain, objek/lembaga, atau persoalan tertentu.
30
R. Sutarto menyatakan bahwa sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap
suatu rangsangan atau stimulus.
Dari berbagai definisi sikap di alas ada kesamaan yang dapat penulis
simpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk berperilaku yang
selalu diarahkan kepada suatu hal, objek, benda-benda, orang-orang,
nilai-nilai, dan sebagainya, tak ada sikap yang tanpa objek sikapnya.
Sikap dapat bersifat positif, dengan adanya kecenderungan tindakan
mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, dan dapat pula
bersifat negatif dengan kecenderungan menjauhi, menghindari,
membenci, dan tidak menyukai objek tertentu.
Sedangkan menurut Secord dan Backman (dalam Saifudin Azwar, 2003)
yang berorientasi pada skema triadik. Kedua tokoh tersebut
31
mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu pada seseorang dalam
hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan
(konasi) terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Saifudin Azwar,
2003). Menurut pemikiran ini sikap terbentuk dari tiga komponen yang
saling berinteraksi, yaitu komponen afeksi, kognisi, dan konasi.
Untuk lebih jelas penulis menjabarkan sikap melalui ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari
sepanjang perkembangan hidup manusia melalui pengalaman
pengalaman.
b. Sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan.
c. Sikap tidal< dapat berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan
dengan obJek, tak ada sikap tanpa adanya objek sikap.
d. Sikap dapat bermacam-macam sesuai dengan banyaknya objek
yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.
e. Dalam sikap terkait juga motivasi dan perasaan, ini yang
membedakan sikap dari kecakapan dan pengetahuan
f. Sikap tidak dapat menghilang, walaupun kebutuhan telah
terpenuhi, berbeda dengan refleks atau dorongan (Saifudin
Azwar, 2003). Dari ciri-ciri di atas jelaslah bahwa sikap berbeda
dengan dorongan-dorongan psikis lainnya yang turut menyusun
kepribadian seseorang
Komponen sikap
32
Sikap mempunyai 3 komponen yang pa.ra ahli disebut sebagai skema
triadik (triadic sceme) yaitu komponen afeksi, konasi, dan kognisi. Ketiga
komponen ini saling terkait dengan erat, timbul teori bahwa jika kita
mengetahui kognisi dan perasaan seseorang terhadap sesuatu, kita juga
akan mengetahui kecenderungan perilakunya (Sarlito W. Sarwono, 1999).
Komponen sikap di atas lebih lanjut disebutkan sebagai berikut:
a. Komponen afeksi, merupakan komponen yang terkait dengan
masalah ernosional subyektif seseorang terhadap suatu objek
sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan
yang dimiliki terhadap sesuatu.
b. Komponen konasi, menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan untuk berperilaku tertentu yang ada pada
seseorang berkaitan dengan objek sikapnya.
c. Komponen kognisi, berisi kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Hal ini
terbentuk dari hal-hal yang dilihat dan diakui. Lebih jauh la\,Ji,
33
kepercayaan ini dapat membuat seseorang melakukan
generalisasi terhadap hal yang belum diketahui, tapi mempunyai
kesamaan dengan hal yang telah ia ketahui sebelumnya.
Ketiga komponen ini akan memberi respon terhadap objek sikap,
sekalipun respon tersebut sebatas perasaan atau pemikiran, tidak sampai
pada perlakuan. Kategori respon tersebut dapat terlihat lebih jelas melalui
label berikut:
Tabel 2.1. Respon yang digunakan untuk penyimpulan sikap
-· .
Tipe Kategori Respons
Res pons Kognitif Afektif K cnatif
Verbal Pernyataan Pernyataan .. Pernya taan
keyakinan perasaan intensi perilaku
mengenai objek terhadap
sikap objek sikap
Non -verbal Reaksi Reaksi Perilak u tampak
perseptual fisiologis sehub ungan
terhadap objek terhadap denga n objek
sikap objek sikap _L sikap
(d1adaptas1 dan Rosenberg & Hovland, 1960 dalam Sa1fud1n /l.zwar, 2003)
34
Mann (dalam Saifudin Azwar, 2003), mengatakan bahwa sekalipun
diasumsikan bahwa sikap merupakan suatu predisposisi evaluatif yang
banyak menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi sikap dan
tindakan nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyata
tidak hanya ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor
ekternal lainnya. Pada dasarnya sikap memang lebih bersifat pribadi
sedangkan tindakan atau kelakuan lebih bersifat umum atau sosial,
karena itu tindakan lebih peka terhadap tekanan-tekanan sosial.
Pembentukan sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja melainkan terbentuk melalui
suatu proses tertentu. Melalui interaksi yang dilakukan individu dengan
individu lainnya dengan lingkungannya, dalam hubungan ini faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya sikap, dapat penulis bedakan menjadi
dua bagian, yaitu:
a. Faktor Intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu,
di antaranya:
1. Pengalaman pribadi
Apa yang sedang dan telah kita alami akan membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap
positif atau negatif tergantung pada berbagai faktor lain.
2. Faktor J::mosional
35
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan penataan yang
tidak didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran
frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego
dan tidak selalu dibentuk oleh situasi lingkungan atau
pengalaman pribadi seseorang. Suatu contoh bentuk sikap
yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.
Prasangka adalah penilaian terhadap suatu hal berdasarkc:in
fakta dan informasi yang tidak lengkap, jadi sebelum ia tahu
bahwa sesuatu itu bflnar, ia sudah menetapkan pendapatnya
mengenai hal tersebut dan atas dasar itulah ia membentuk
sikapnya.
b. Faktor Ekstern:
1. Orang lain yang dianggap penting
Seseorang yang kita anggap penting, yang kita harapkan
persetujuannya di setiap gerak langkah dan pendapat kita,
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang
yang berarti khusus bagi kita (significant others), akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu, di
36
antaranya: orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi,
teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri, suami,
dan lain-lain.
2. Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Seorang
ahli Psikologi Burrhuss Frederic Skinner sangat menekankan
pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam
membentuk kepribadian seseorang. Menurutnya kepribadian
tidak lain adalah pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement yang kita alami.
3. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
baik media massa cetak maupun eletronik. Mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagi
tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan
yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi
tersebut, apabila cukup kuat, memberi dasar afektif dalam
menilai sesuatu sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
Pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi
individual secara langsung, namun dalam proses
pembentukan dan perubahan sikap peranan media massa
cukup besar.
4. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu
sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap
karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu, karena konsep moral dan ajaran
agama sangat menentukan sistem maka tidaklah
mengherankan kalau konsep tersebut berperan dalam
menentukan sikap individu terhadap suatu hal (Saifudin
Azwar, 2003).
Perubahan sikap
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1996) sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu pada hal-hal tertentu.
37
Perubahan sikap biasanya ditemui pada hal-hal yang berhubungan
dangan proses pengaruh sosial yaitu bagaimana proses perasaan atau
kepercayaan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh stimulus yang
diterimanya dari orang lain.
Perubahan tersebut dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu:
38
a. Perubahan yang inkongruen, yaitu perubahan sikap yang
berlawanan dengan sikap yang sebelumnya, jika sikap
sebelumnya adalah negatif, maka sikap sesudah adanya sesuatu
akan menjadi positif dan sebaliknya.
b. Perubahan kongruen, yaitu perubahan yang makin menguatkan
sikap, jika £ebelumnya sikap seseorang terhadap sesuatu hal
negatif, maka s:kapnya akan menjadi negatif dan seterusnya.
Jenis perubahan yang pertama akan banyak terjadi pada orang yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Sebelumnya telah dikatakan bahwa
ketidaktahuan seseorang akan sesuatu menjadikan seseorang bersikap
negatif terhadap hal tersebut, begitupun dengan penerimaan orang tua
terhadap anak penyandang autistik.
Sesuai dengan berjalannya waktu dan banyaknya informasi yang diserap
orang tua tentang autisme membuat orang tua mengetahui dan mengerial
sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya. Hal inilah salah satunya
yang dapat menimbulkan perubahan sikap pada orang tua penyandang
autistik.
2.1.4. Penerimaan orang tua
Pengertian penerimaan orang tua
Menurut J.P. Chaplin (1999) penerimaan (acceptance) adalah ditandai
dengan sikap positif atau menolak
39
Menurut Rogers (dalam Diah Astarini Sutikno, 1993) penerimaan berarti
"A warm regard for him as a person of unconditional self worth of value no
matter what his condition, his behavior, or his feelings"
"A respect and liking for him as a separate person, a willingness for him,
posses his own feelings in his own way"
"An acceptance of and regard for his attitude of the moment, no matter
how positive or negative, no matter how much they may contradict other
attitudes he has in the past"
Dari definisi di alas dapatlah dikatakan bahwa penerimaan merupakan
dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidupnya,
40
semua pengalaman-pengalamannya, baik maupun buruk atau positif
maupun negatif dengan kata lain seseorang membutuhkan situasi yang
menghormati dan menghargai yang tidak disertai persyaratan. Situasi ini
bisa tercapai bila seseorang merasa diterima apa adanya tanpa ada
penilaian/persyaratan tertentu, oleh karena itu penerimaan dari orang tua
merupakan aspek yang penting dalam kehidupan seorang penyandang
autistik.
Dalam proses "menerima" ini juga disertai sikap yang positif tentunya,
artinya dalam menerima seseorang atau orang lain disertai sikap yang
mendukung perkembangan orang tersebut dalam mengembangkan
dirinya, dan bukan berarti tidak mempedulikannya dan tidak
memperhatikan kehadirannya (Markam dalam Diah Astarini Sutikno,
1993).
Jadi dapatlah disimpulkan bahwa penerirnaan orang tua adalah sikap
orang tua yang menerima anaknya yang menyandang autisme dengan
2pa adanya secara keseluruhan, tanpa disertai persyaratan atau
penilaian, selain itu juga tetap menghargai dan memahaminya sebagai
individu yang berbeda C:an mendukung perkembangannya.
41
Tahap-tahap penerimaan orang tua
Pada dasarnya tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya
mengalami hambatan dalam perkembangannya apalagi sampai sang
anak mangalami kelainan dalam tingkah lakunya seperti autisme tetapi
tentunya setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya
walaupun si anak menyandang autisme, namun dalam proses ke arah
sana orang tua mempunyai tanggung jawab untuk dapat menerima
keadaan anaknya dengan apa adanya karena penerimaan orang tua ini
akan sangat berpengaruh terhadap keadaan psikologis mereka.
Perasaan orang tua menyambut kehadiran anak penyandang autisn 1e
dalam kehidupan mereka biasanya pertama-tama adalah galau, tercabik
antara penerimaan dan penolakan.
Tidak mudah menjalani fase ini, karena orang tua manapun ingin anaknya
"baik-baik" saja. Beberapa orang tua bahkan menunda pergi ke dokter
atau psikiater karena khawatir akan menerima berita buruk, sebaliknya
beberapa orang tua yang sudah pergi ke dokter atau psikiater, justru
mendapatkan "angin segar" yang menjerumuskan ("ah, anak laki biasa
seperti ini", "nanti juga bicara sendiri" dan sebagainya). Orang tua
umumnya cenderung mengikuti "angin segar" tersebut, karena secara
42
manusiawi seseorang lebih bisa menerima berita menyenangkan daripada
berita tidak menyenangkan dan bukan tidak mungkin, di kemudian hari
orang tua menyalahkan orang lain (termasuk dokter-nya) karena tidak
diarahkan ketika sedang bingung.
Siapapun yang mendapatkan vonis keadaan tidak menyenangkan, pasti
bereaksi. Pada umumnya, reaksi pertama orang.tua yang anaknya
dikatakan menyandang ASD adalah tak percaya (shock). Seperti saat kita
kaget, kita biasanya tidak bisa berpikir dan seolah tidak bereaksi sarna
sekali.
Sebagai pasangan orang tua seringkali reaksi yang terjadi antara
keduanya dapat berbeda. Dapat salah satunya mengalami rentang
penolakan yang lebih panjang atas kondisi yang ada. Pasangan orang tua
yang memiliki tahapan proses lebih cepat biasanya akan lebih segera pula
dalam mengolah anak lebih optimal. Menurut Wardhani (2003) tahapan
reaksi orang tua antara lain:
a. Shock/ terkejut
Awai menyadari kondisi anak dengan segala keberadaannya,
dapat terjadi dari hasil pengamatan, informasi dari bacaan yang
orang tua peroleh, informasi dari orang lain atau setelah ber,ar-
43
benar mendapatkan informasi detail dengan diagnosis yang
disampaikan para ahli. Reaksi pertama yang muncul adalah
terkejut dalam menerima kenyataan yang ada. Periode ini relatif
lamanya, karena dapat tumpang tindih dengan reaksi kelanjutan
yang muncul, yaitu penolakan akan apa yang didiagnosis.
b. Penolakan
Penolakan merupakan reaksi emosional. Dinamika yang terjadi
adalah ketika secara rasional sesungguhnya orang tua dapat
melihat dan menyadari realita keberadaan anak mereka dengan
segala keterbatasannya, namun secara emosional masih kuat
pengharapan akan kondisi yang disampaikan dalam diagnosa
adalah salah, sehingga secara emosional menolak hal tersebut.
c. Sedih dan Marah
Ketika orang tua mengedepankan kondisi ini dan setelah
mengalami proses pencarian informasi ataupun pendapat
berbagai ahli, bersamaan pula dengan proses internal orang tua
dalam menanggapinya. Sering kali muncul perasaan sedih
karena adanya perasaan bersalah pada anak dengan keadaan
tersebut. Reaksi ini juga dapat berupa kecemasan yang
44
mendalam, atau sebaliknya reaksi marah l<arena masih menolak
kondisi yang ada.
d. Keseimbangan
Tahap ini lebih merupakan tahap penerirnaan awal mengenai
keberadaan anak. Orang tua mulai dapat memahami kebutuhan
yang lebih realistis, merabarasakan kondisi anak. Bila kondisi ini
dapat dicapai oleh kedua orang tua bersamaan, maka akan lebih
mudah dalam penatalaksanaannya, karena proses reorganisasi
akan lebih optimal.
e. Reorganisasi
Dalam proses ini orang tua lebih terbuka dan kooperatif untuk
menerima dan menata pola pendekatan kepada anak sesuai
dengan kebutuhannya. lnteraksi timbal balik antara orang tua,
lingkungan, praktisi, dan pihak lain yang terkait dalam
memberikan dukungan pada anak akan lebih dapat tertata.
Proses inilah yang dapat membantu secara rinci dan optimal
dilakukar •.
Sebelum sampai pada tahap terakhir: penerimaan, umumnya orang tua.
terpaku pada persoalan "masa depan", "mengapa aku" dan "salah siapa
ini" . Keadaan ini cenderung memperlambat proses penanganan karern:1
umumnya lalu diikuti saling menyalahkan di antara pasangan, perasaan
tak berdaya, depresi, dan seringkali berkembang menjadi stres
berkepanjangan ataupun sakit secara fisik.
45
Dokter atau psikiater penting sekali melakukan intervensi bahkan sejak
tahap ini. Orang tua yang sedang limbung dan marah, memerlukan
pengarahan yang berupa informasi-informasi yang berkaitan dengan
autisme. Dalam situasi ini, pengarahan dari dokter atau psikiater ini akan
sangat berguna dan mau tidak mau akan mereka pertimbangkan, karena
mereka merupakan pihak yang dianggap "paling tahu" mengenai
persoalan anak-anak mereka. Tanpa pengarahan, fase "denial" bisa
berlangsung berlarut-larut hingga tahunan, dan berakibat sangat bLiruk
pada anak, orang tua, dan lingkungan.
Dinamika yang terjadi di dalam keluarga sangat memiliki pengaruh dalam
penanganan penyandang autisme. Dalam kodisi ini orang tua memiliki
peranan penting dalam mengelola keadaaan keluarga secara totalitas,
oleh karena itu kesamaan persepsi, kondisi saling memotivasi di antara
orang tua akan sangat menentukan tingkat optimalnya dalam penanganan
anak, tentu hal ini merupakan kondisi ideal yang hendaknya dapat
diciptakan dalam lingkungan keluarga. Pada kenyataannya tidak semua
46
keluarga memiliki dinamika ideal ini, adapun beberapa keadaan yang
menjadi masalah dalam keluarga adalah "perbedaan penerapan pola
asuh dan penerapan kedisiplinan (antara ayah dan ibu) ketidakmampuan
dalam mengendalikan masalah perilaku anak" (Wardhani, 2003).
Proses tahapan-tahapan tersebut akan sangat mempengaruhi
penanganan terhadap anak penyandang autistik, karena semakin cepat
dan semakin baik orang tua dalam melewati proses tersebut akan
mempercepat penanganan terhadap anaknya, selain itu penerimaan
orang tua yang baik akan membuat mereka semakin manyadari bahwa
banyak yang harus dilakukan untuk melakukan penyembuhan bagi anak
mereka termasuk bersikap terhadap si anak.
Bentuk penerimaan orang tua
Menurut Diah Puspita, seorang psikolog bentuk penerimaan orang tua
dalam penanganan individu autistik adalah:
a. Memahami keadaan anak apa-adanya (positif-negatif, kelebihan
dan kekurangan).
Langkah ini justru yang paling sulit dicapai orang tua, karena
banyak diantara orang tua "suiit" atau "enggan" menangani
sendiri anaknya sehari-hari di rumah. Mereka banyak
mengandalkan bantuan pengasuh, pembantu, saudara dan
nenek-kakek dalam pengasuhan anak (bagian dari "denial"),
padahal pengasuhan sehari-hari justru berdampak baik bagi
hubungan interpersonal antara anak dengan orang tuar.ya,
karena membuat orang tua,
b. Memahami kebiasaan-kebiasaan anak,
c. Menyadari apa yang bisa dan belum bisa dilakukan anak,
d. Memahami penyebab perilaku buruk atau baik anak - anak,
47
e. Membentuk ikatan batin yang kuat yang akan diperlukan dalam
kehidupan di masa depan. Sikap orang tua saat bersama anak
sangat menentukan. Bila orang tua bersikap mengecam,
mengkritik, mengeluh dan terus menerus mengulang-ulang
pelajaran, anak cenderung bersikap menolak dan "masuk"
kembali ke dalam dunianya. Ada baiknya orang tua dibantu
melihat sisi positif keberadaan anak, sehingga orang tua bisa
bersikap lebih santai dan "hangat" setiap kali berada bersama
anak. Sikap orang tua yang positif biasanya membuat anak-anak
lebih terbuka akan pengarahan dan lalu berkembang ke arah
yang lebih positif pula sedangkan sikap orang tua yang menolak
(langsung atau terselubung) biasanya menghasilkan individu
autistik yang "sulit" untuk diarahkan, dididik dan dibina.
f. Mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak.
48
Alternatif penanganan begitu banyak, orang tua tidak tahu harus
memberikan apa bagi anaknya. Peran dokter di sini sangat
penting dalam membantu memberikan ketrampilan kepada orang
tua untuk dapat menetapkan kebutuhan anak.
Satu ha! penting yang perlu diingat oleh setiap orang tua adalah bahwa
setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda dari anal< Jain. Greenspan
(1998) menekankan bahwa setiap anak memiliki profil yang unik dan
spesifik/ Individual is different (individu itu berbeda-beda).
(http://www. puterakembara. org/rm/peran-ortu. shtml)
Sedangkan Diah Astarini Sutikno dalam skripsinya (1993) mengatakan
seseorang akan rierasa diterima bila orang lain di lingkungan sekitarny2
dipersepsikannya menampilkan sikap-sikap sebagai berikut:
a. Menghar9ai pendapat yang dikemukakannya.
b. Menghargai secara keseluruhan apa yang ada dalam dirinya
tanpa syarat, pendapat, ataupun penilaian.
c. Memandang;iya sebagai orang yang berharga dan tidak
mempermasalahkan kondisi, tingkah laku, ataupun perasaan
yang melatarbelakanginya.
d. Menghargai dan menyukainya sebagai orang yang mempunyai
perasaan-perasaan sendiri.
49
e. Menghargainya secara keseluruhan tidak hanya dalam situasi
tertentu £aja.
f. Tidak memandang rendah dirinya.
g. Tidak ber~saha untuk menguasai dan mengaturnya.
h. Tidak mengabaikan keberadaannnya.
Yang termasuk tang9ung jawab orang tua sebagai penerimaan terhadap
anaknya yang mcmyandang autisme ialah memenuhi kebutuhan
kebutuhan si anak, baik dari sudut organis psikologis, antara lain
makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan psikis seperti kebutuhan akan
perkembangan intelektual melalui pendidikan, kebutuhan akan rasa
dikasihi, dimengerti, dan rasa aman melalui perawatan, asuhan, ucaper1-
ucapan, dan perlakuan-perlakuan. Dengan demikian si anak dapat
tumbuh dan berkembang ke arah suatu gambaran kepribadian yang lebih
harmonis dan lebih matang sebagaimana yang orang tua ingi11kan (.A.lex
Shobur, 1998).
Menurut Dr. Bunyamin Spock (dalam Alex Shobur, 1998) "dalam melihat
hubungan orang tua kepada anak-anaknya hendaknya dibedakan antara
kasih sayang yang didasarkan kepada devotion dan cinta orang tua yang
bertolak dari enjoyment".
50
Orang tua yang mencintai anaknya yang bercasarkan devotion didorong
oleh rasa kasih sayang sebenarnya-benarnya mereka mengasihi anak
anak secara tulus. Mereka siap melakukan pengorbanan yang masuk aka!
dan bila perlu pengorbanan yang tidak masuk aka! sekalipun. Devction ini
merupakan unsur yang paling pokok dalam cinta kasih orang tua. Begitu
pula jika orang tua sudah menerima keberadaan anak penyandang
autistik dengan kasih sayang yang dilandasi dengan devotion maka
mereka akan melakukan apapun demi kesembuhan anaknya.
Penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik ini sangat
penting untuk citra diri, karena dengan adanya penerimaan orang tua
terhadap mereka, anak merasa dihargai dan dicintai sehingga citra diri
mereka menjadi positif dan hal ini dapat meningkatkan kemajuan pada
terapi mereka.
lntensitas terapi perilaku yang ideal adalah 40 jam dalam seminggu, jadi
rata-rata 8 jam per hari, bila Sabtu dan Minggu "libur", tetapi untuk
mencapai hasil terapi yang maksimal, anak harus ditangani selama dia
bangun. Persyaratan ini pasti sangat berat bagi siapapun, oleh karena itu
tidak mungkin terapi anak (terutama yang autistik) hanya dilakukan oleh 1
lntensitas terapi perilaku yang ideal adalah 40 jam dalam seminggu, jadi
rata-rata 8 jam per hari, bila Sabtu dan Minggu "libur", tetapi untuk
51
mencapai hasil terapi yang maksimal, anak harus ditangani selama dia
bangun. Persyaratan ini pasti sangat berat bagi siapapun, oleh karena itu
tidak mungkin terapi anak (terutama yang autistik) hanya dilakukan oleh 1
orang saja, misalnya ibunya atau ayahnya atau bahkan pengasunnya.
Jadi di samping terapi di institusi atau sekolah khusus, masih dibutuhkan
penanganan di rumah yang justru lebih lama dari di sekolah, untuk itu
diperlukan satu kerjasama yang baik dan terkoordinasi atau terorganisasi,
serta dipantau secara intensif, agar seluruh program dapat berjalan
dengan lancar dan tidak membuang waktu (wasting time).
Orang tua baik ayah maupun ibu, harus menjadi semacam organizer dari
semua orang yang mau terlibat dalam penanganan anak berkelainan ini.
Sebaiknya semuanya telah mendapatkan penjelasan dan memaharni
tentang autisme serta metode apa yang dipakai dalam menterapi anak
mereka karena proses terapi memerlukan penerapan kedisiplinan yang
tinggi baik dalam metode ataupun dalam pengaturan waktunya. Pada
anak yang masih berusia balita, maka terputusnya proses terapi selama
satu minggu saja, sudah menyebabkan regresi atau kemunduran perilaku
yang sangat banyak.
Jangka waktu terapi yang lama, juga akan mengakibatkan kebosanan dan
kejenuhan. Sebaiknya jangan ada seorang pun yang berlagak "super'' dan
52
mampu menangani anak autistik sendirian. Semua yang terlibat dalam
proses terapi anak yang berkelainan adalah manusia biasa. Mereka juga
merupakan individu-individu yang memiliki masalah, emosi, perasaan hati,
temperamen, dan kepribadian, yang walaupun mereka dianggap normal
sulit mengukur sampai sejauh mana ke"normal"annya atau kedewasaan
mentalnya. Terutama orang tua harus mawas diri secara sungguh
sungguh, karena kita tahu bahwa autisme satah satu penyebabnya adalah
faktor genetik. Jadi sedikit banyak mereka memiliki faktor genetik juga.
2.2. Kerangka berpikir
Penyandang autistik meningkat
lnformasi tentang autisme
meninakat
- Uji diskriminasi item
- Uji reliabilitas
..
- Koefisien korelasi dari Spearman
Pemahaman orang tua diasumsikan dapat
membenh 1k sikap penerimaan orang tua
terhadap anak anak pennyandang autistik
Adakah hubungan antara pengetahuan
orang tua tentang autisme dengan
sikap penerimaan orang tua terhadap
anak penyandang autistik ?
2.2.1 Hipotesa
Apakah ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang autisme
dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik
53
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan metode penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
jenis penelitian korelasional. Menurut Gay (dalam Consuelo G. Sevilla,
dkk, 1993) metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan
data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang
menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu
penelitian. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam
suatu populasi (Consuelo G. Sevilla, dkk, 1993).
3.2. Pengambilan sampel
3.2. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah orang tua yang memiliki anak autistik yang
54
55
terdapat di 4 tempat yaitu di Ende Mandiri, Bintang Kecil Indonesia,
Pendidikan Dini An-Nur, dan Avanti Treatment centre. Jumlah sampel
yang diambil oleh penulis adalah 34 orang, 17 orang untuk try out dan 17
orang untuk penelitian. Penetapan jumlah sampel ini disesuaikan dengan
pertimbangan waktu, tenaga, dan dana (Sutrisno Hadi, 1980).
3.2.2. Teknik sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling, dengan
pertimbangan setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang
sama dalam penelitian ini.
3.3. Pengumpulan data
3.3.1. lnstrumen pengumpul data
Data dikumpulkan dari responden dengar, instrumen kuesioner dan skala
model Liker! yang berisikan item-item pernyataan sehubungan dengan
variabel-variabel penelitian yang ttllah dijelaskan pada bab sebelumnya.
56
3.3.2. Kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi skala pengetahuan orang tua tentang autisme sebelum try out
adalah:
Tabel 3.1. lndikator pengetahuan orang tua (try out)
No lndikator Favourable Unfavourable I Jml I
I item
1. Memiliki informasi dan pengalaman 1, 2, 16, 17, 3, 4, 18.-~-~ I
tentang autisme 35, 36 37 I
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan 5, 6, 20, 21, 7, 8, 22, 23, 13 I
autisme 38, 39 40, 41, 50 I I I
3. Mengetahui ciri-ciri tentang autisme 9, 10, 24, 25, 11, 12, 26.n.p
42,43 44, 45 I ' I
4. Mengetahui cara memenuhi kebutuhan 13, 14, 28, 15, 30, 31 34, I 14 I
anak autistik 29, 32, 33,48 46, 47, 49 i I
e· 25 25 50
-- -----·· --
Kisi-kisi pemahaman orang tua tentang autisme setelah try out adalah
sebagai berikut:
57
Tabel 3.2. lndikator pengetahuan orang tua (revisi)
No lndikator Favourable Unfavourable Jml Item I
I. Memiliki informasi dan 1, 2, 16, 17, 3, 4, 18, 19 9 -----1
I ' I
pengalaman tentang autisme 36 ! I
>-----· 1
2. Mengetahui apa yang dimaksud 6, 38, 39 8, 23, 41, 50 17 '
I
! i
dengan autisme I
-i 3. Mengetahui ciri-ciri tentang 10, 25 11, 26' 27' 45 6 ' !
I !
autisme ! ' ~ I 4. Mengetahui cara memenuhi 32 15, 30, 47,49 5 1,
kebutuhan anak autistik
-11 16 27
·-__l ____
Kisi-kisi skala penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik
sebelum try out:
Tabel 3.3. lndikator penerimaan orang tua (try out)
No lndikator Favourable Unfavourable Jml item
1. Memahami anak apa adanya 1, 2, 25,26,43 3,4, 27, 28 9
2_ Membentuk ikatan batin 5,6, 29, 30, 53 7, 8, 31,45 9
dengan anak I _ _J --
58
Lanjutan label 3.3
3:---Mengupayaka_n ______ a_l_t_e_rn_a_ti-f ~9-.-1-0-. -3-2-. 4-9-.-5-2~--11-.-1-2-. -3-3.-5-1 ------, _9 ______ /
I 1
\ I 1-4-.--+-M_e_n-gh_a_r-ga_i_a_n-ak------+-1-3,-1-4,-3-4,-3-5--1, 1-1-5-, -1-6-, _3_6_, _4_6_, +! _10 ______ j
I I
penanganan
50 44
5. Ekpresi Fisik 17, 18, 37, 38, 19, 20, 39, 47 19-~
I
1~ cEkopcooi Ve~ _ __t'·: 41 23 ;-:-· ;-2-_.-48---+,-:4·-.•
54
Kisi- kisi skala sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang
autistik setelah dilakukan uji coba adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4. lndikator penerimaan orang tua (revisi)
Unfavourable I Jml I
lj I
I Item I 1-1-.---+-M-e-m-ah-am-i-an_a_k_ap-a a_d_a_n-ya-----t-2-6 _____ _____,_3_, __ 2_7_, 2-8-------+l-4 ___ i
I I
lndikator Favourable
No
2.--+--M-e_m_b-en-tu_k_lk--a-ta-n-----ba-t--,--in-----de_n_g_a_n---+---c5----,-2-9-, -30-,--5-3---+--8-.-3-1 --- \ 6
anak I 1-3----.-+-"'M----e_n_g-up_a_y_a----ka-n -------a----1te--r-n-at"'ifc+-c9'-. ----1----0-. 5=-2 ___ _____,r-1-1-.-12.·s-1---r I
I i ,_____,_ ________________ ,__ _______ _.__ _______ l~ __ l penanganan
59
Lanjutan tabel 3.4
.
I 4. Menghargai anak 13, 14, 34, 35,44 15, 16, 36, 46, 110 I I
50 ! i i
I ! • ..
jg 15. Ekpresi Fisik 17, 18, 37, 38, 54 19, 20, 39, 47 I •
I ! \
I 6. J" _____ •
Ekspresi Verbal 21, 22, 40.41 24, 42, 48 17 I I
~---~--··· I • ' I I
22 20 42 I L_l ___ -.•T
Dalam pengisian skala ini responden diminta untuk memilih satu jawaban
dari lima alternatif jawaban yang telah disediakan. Sistem penilaian dari
teknik Likert dalam penelitian ini adalah untuk item-ietem yang favorable
maupun unfavorable berkisar antara 1 sampai 5. Rincian skor untuk item-
item favorable adalah sebagai berikut: SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, STS =
1, dan rincian skor untuk item-item unfavorable adalah sebagai berikut:
SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4, STS = 5.
Sebelum diberikan kepada subyek penelitian yang sesungguhnya, alat-
ala! pengukuran yang akan digunakan, terlebih dahulu diujicobakan
kepada orang tua anak autistik yang tidak diikutsertakan pada penelitian
sesungguhnya. Alat pengukuran yang diujicobakan meliputi kuesioner,
skala peengetahuan orang tua, dan skala sikap penerimaan orang tua.
Pengambilan data uji coba ala! dilaksanakan pada tanggal 12 Mei sampai
60
29 Mei 2004 terhadap 17 sampel, dan penelitian dilakukan dari tanggal 1 o
Juni sampai 2 Juli 2004 dengen 17 sampel.
3.4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
1. Dimutai dengan perumusan masalah .
2. Menentukan variabel yang akan diteliti.
3. Melakukan studi perpustakaan untuk mendapatkan garnbaran
dan landasan teori yang tepat mengenai veriabel penelitian.
4. Menentukan, menyusun, dan rnenyiapkan alat ukur yang ak<rn
digunakan dalam penelitian ini adalah skala pernaharnan
orang tua tentang autisrne dan skala sikap penerirnaan orang
tua terhadap anak penyandang autistik.
5. Menetukan lokas1 dan menyelesaikan administrasi perizinan.
b. Tahap Penelitian
1. Menentukan sampel penelitian dan rnelakukan konfirmasi
dengan pihak therapi.
61
2. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan
meminta kesediaan subyek untuk mengisi kuesioner dan skala
penelitian.
3. Melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur
yang telah dipersiapkan kepada subyek penelitian.
c. Tahap Pengolahan Data
1. Melakukan skoring terhadap setiap skala yang niasuk.
2. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan
kemudian dibuat tabel data.
3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode
statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan korelasi antara
variabel penelitian.
d. Tahap Pembahasan
1. Menginterpretasikan dan membahas hasil statistik
berdasarkan teori.
2. Merumuskan hasil penelitian dengan menghitung data
penunj,mg yang diperoleh.
62
3.5. Analisa Data
1. Uji diskriminasi item untuk menguji kualitas item dilakukan dengan
menghitung korelasi terhadap efek spurious overlap Spearman
(Saifuddin Azwar, 2002):
r;(x-i) = ___ _,,r;&x _ S,__; ______ _
-V[s/ + -si2 - 2 r;xS; Sx]
Keterangan:
r;(x-i) = Koefisien korelasi aitem-total setelah dikoreksi dari efek spurious
overlap
r;x =Koefisien korelasi aitem-total sebelum dikoreksi
S; = Deviasi standar skor aitem yang bersangkutan
Sx = Deviasi standar skor ska la
2. Uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach (Saifuddin Azwar,
2002) dengan rumus:
S/ +S/ a=2[1- ]
Sx
Keterangan:
S/ dan S/ = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
S/ = Varians skor skala
3. Proses analisa data dari penelitian ini menggunakan (a) statistik
deskriptif untuk mengolah pertanyaan-pertanyaan pendukung (b)
koefisien korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara
variabel X dengan variabel Y (George Ferguson, 1981 ).
Keterangan:
P= rho
P = 1- 6 I d2
N(N2 -1)
d = selisih antara peringkat X dan peringkat Y
N = jumlah sampel
3.6. Pilot Study
3.6.1. Validitas dan Reliabilitas
Setelah dilakukan pengujian daya diskriminasi item dan reliabilitas item
maka diperoleh validitas dan reliabilitas item sebagai berikut:
Validitas item pengetahuan orang tua tentang autisme terdapat 27 item
yang valid dari 50 item sedangkan validitas skala penerimaan oran9 tua
terhadap anak penyandang autistik terdapat 42 item yang valid dari 54
item.
63
64
Reliabilitas skala pengetahuan orang tua tentang autisme sebesar 0,923
sedangkan reliabilitas skalci penerimaan orang tua terhadap anak
penyandang autistik sebesar C!,954, oleh karena itu reliabilitas kedua skal8
itu baik karena nilainya hampir mendekati angka 1.
BAB4
PRESENT ASI DAN ANALISA DATA
4.1. Gambaran Umum Responden
Subyek penelilian adalah orang tua anak autislik berjumlah 17 orang, di
anlaranya 4 responden berjenis kelamin laki-laki dan 13 responden
berjenis kelamin perempuan (lihal label 4.1 ).
Tabel 4.1. Jenis kelamin
No Kategori Jumlah Prosenlase
1. Laki-laki 4 23,53%
2. Perempuan 13 76,47%
·----· r-------
Total 17 100%
---- ~-------·
Berdasarkan usia subyek terdRpat 1 responden berusia anlara 26-30
tahun, 8 responden berusia anlara 31-35 tahun, 5 responden berusia
antara 36-40 lahun, 2 responden berusia antara 41-45 lahun, 1 responden
berusia anlara 45-50 lahun (lihal label 4.2).
66
Tabel 4.2. Usia
No Kategori Jumlah Prosentase
2. 25-30 1 5,88%
3. 31-35 8 47,06%
4. 36-40 5 29,41%
5. 41-45 2 11,6%
6 46-50 1 5,88%
Total 17 100%
Dilihat dari jenjang pendidikan terakhir responden terdapat 4 responden
adalah SMU, 3 responden adalah Diploma atau Sarjana Muda, 7
responden adalah S1, dan 3 responden adalah S2 (lihat label 4.3).
Tabel 4.3. Pendidikan .
No Kategori Jumlah Prosentase
1. SMU 4 23,53%
2. Diploma 3
3. S1 7
4. S2 3
Total 35
Berdasarkan jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini adalah 2
responden pegawai negeri, 5 responden adalah bekerja dalam bidang
swasta, 4 responden bekerja sebagai wiraswasta, 6 responden adalah
lain-lain (lihat tabel 4.4).
Tabel 4.4. Pekerjaan
·-No Kategori Jumlah Prosentase
-· --1. Pegawai Negeri 2 11,76%
2. Swasta 5 29,41%
3. Wiraswasta 4 23,53%
. ·-4. Lain-lain 6 35,29%
Total 17 100%
·-
67
Dilihat dari awal mengetahul autisme pada responden, 6 responden
mengetahui autisme melalui teman, 2 responden mengetahui autisme
melalui televisi, 1 responden mengetahui autisme rnelalui internet, 6
responden mengetahui autisme melalui buku, 2 responden mengetahui
autisme melalui media lainnya seperti, dokter, psikolog, dan lain-lain (lihat
tabel 4.5).
68
TabP.I 4.5. Permulaan mengetahui autisme
No Kategori Jumlah 1-·-··· Prosentase -'
~-
I
1. Teman 6
·-----·-·--·-2. Televisi 2
. . ........ I ....... --·- ·----··-·· .. -·-I 35,29% I
_J .. ·-··--·--------· ·-·--! 11,76%
-·--·--- ···- ···---··------3. Internet 1
··- ··I-···-··- .. -···-·-·---·---·----1 5,88%
4. Buku 6 35,29%
5. Lain-lain 2 11,76%
Total 17 100%
Berdasarkan intensitas mendapatkan berita atau informasi tentang
autisme dalam sehari adalah 2 responden tidak pernah mendc.patkan
berita tentang autisme sama sekali, 5 responden mendapatkan berita
autisme 1-3 kali sehari, sedangkan responden yang menjawab lainnya
sebanyak 1 O responden (lihat label 4.6).
Tabel 4.6. lntensitas mendapatkan berita tentang autisme dalam sehari
No Kategori Jumla h Prosentase
I 1. Tidak sama sekali 2
-------·---·--··---2. 1-3 kali sehari 5 29,41 %
_._ __ 1·3.- Lain-lain 10 58,82%
Total 17 100%
4.2. Analisa dan Kesimpulan
Tabel 4.7. N1lai koefisien korelasi
l ·~~~N~~-+-~-r-h-it_u_n_g~-1-- 17 0,728
One tail test 5%
0,412
69
Nilai r hitung sebesar 0, 728 lebih besar daripada r label sebesar 0,412
pada taraf signifikansi 0,05, maka ada hubungan antara pengetahuan
orang tua tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua terhadap
anak penyandang autistik diterima.
Pengetahuan orang tua tentang autisme berkorelasi positif dengan sikap
penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan orang tua
tentang autisme maka sikap penerimaan orang tua terhadap anak
penyandang autistik pun semakin tinggi.
BAB5
DISKUSI DAN REKOMENDASI
Pada bab lima ini penulis akan menyajikan diskusi mengenai hasil yang
sudah dicapai dari penelitian ini serta saran apabila acla yang ingin
melakukan penelitian serupa agar selanjutnya menjadi lebih baik clan data
yang diperoleh lebih mendalam dan akurat.
5.1. Diskusi
Dari hasil penelitian, terlihat adanya korelasi &ntara pengetahuan orang
tua tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak
penyandanng autistik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang tua
yang memiliki pengetahuan tentang autisme yang baik, cenderung
memiliki sikap penerimaan terhadap anak penyandang autistik.
Autisme hanya satu dari begitu banyak kelainan bawaan anak, baik yang
diketahui saat anak dilahirkan atau di kemudian hari. Sebagian besar
orang tua pasti bisa mengatasinya, pulih dari perasaan bersalah, mereka
bisa melihat lebih jauh, bahkan ke dalam permasalahannya bahwa anak
71
autistik tetap seorang anak yang membutuhkan cinta kasih, perhatian dan
disiplin.
Penerimaan orang ~ua terhadap anak penyandang autistik dipengaruhi
oleh beberapa faktor dan di antaranya adalah pengetahuan orang tua
tentang autisme itu sendiri.
Menurut Jaquelyn McCandless (2003) orang tua yang memahami
tentang autisme cenderung akan mudah membuka diri untuk menerima
paradigma baru di bidang pendidikan dan medis pada kasus autisme
serta terus membuka cakrawala baru sehingga akan memudahkan
mereka dalam hal penanganan anak mereka.
5.2. Rekomendasi
Berdasarkan diskusi di atas, maka penulis memberikan saran-saran untuk
perbaikan dan pengembangan penelitian ini lebih lanjut, yaitu:
a. Bagi mahasiswa yang tertarik untuk meneliti masalah yang sama,
penulis menyarankan untuk mengambil jumlah'sampel yang lebih
banyak sehingga hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan,
memperluas ruang lingkup penelitian dengan didukung teori-teori
dan informasi-informasi terbaru, serta meningkatkan mutu
instrumennyc:i terutama validitas dan reliabilitas item.
72
b. Hasil peneliiian ini memberikan masukan bagi para orang tua,
terapis, dan para ahli yang menangani penyandang autistik untuk
lebih meningkatkan pemahaman mereka tentang autisme dengan
teori-teori dan informasi-informasi terbaru agar dapat mengkoreksi
dan memperbaiki sikap yang mungkin masih belum ada atau masih
kurang dalam menangani penyandang autistik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Peneliian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Sutikno, Diah Astarini. (1993). Persepsi Tentang Penerimaan Orang Tua, Konsep Oiri, dan Prestasi Be/ajar Pada Remaja Tuna Netra. Depok.: Perpustakaan Psikologi Universitas indonesia.
Az.war, Saifuddin. (2003). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Az.war, Saifuddin. (2002). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Be/ajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron-Cohen, Simon dan Patrick Bolton. (1996). Autism The Facts. '· New York: Oxford University Press.
Budhiman, M., Shattock, P., dan Ariani, E. {2003). Memperbaiki Metabolisme Tubuh Langkah Awai Menanggulangi Autisme (pedoman untuk orang tua). Jakarta: Majalah Nirmala.
Chaplin, J.P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Danuatmaja, Bonny. (2003). Terapi Anak Autis di Rumah. Jakarta: Puspa Swara.
Djamaluddin, Sri Utami Soedarsono. (2004). Masa/ah Autisme: Pengertian dan Penanganannya dalam Talk Show: Terapi dan Pendidikan pada Anak Penyandang Autistik. Jakarta. Fakultas Psikologi UIN Sya~if Hidayatullah.
Ferguson, George. (1981). Statistical Analysis in Psychology and Education. New York: Mc Graw-Hill
Syahrul, Fitriani F. (1997). Pemahaman Anak Terhadap Film Cerita Anak di Te/evisi. Depok. Perpustakaan Psikologi UI.
Consuelo, G. Sevilla. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.
Hadi, Sutrisno. (1980). Metodologi Research. Yogyakarta. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Handojo. (2003). Autisma. Jakarta. Bhuana llmu Populer.
Hidup di Ounianya Sendiri. Nakita: Panduan Tumbuh Kembang Balita. Februari. 2002.
Holmes, David L. (1998). Autism Through The Life Span: The Eden Model. Bethesda-MD: Woodbine House.
Howlin, Patricia. (1999). Autism. New York: John Wiley & Sons, Inc.
http:health.yahoo.comlhealthldc/000152611.html. Tanpa Nama. Autism. (2002). 8 April 2004.
http://www.puterakembara.org/rmlperan-ortu.shtml. Dyah Puspita. Peran Keluarga Pada Penanganan lndividu Autistic Spectrum· Disorder. (2003). 8 April 2004
Kartawan, Fitriani. (2004) Jenis-Jenis Terapi Untuk Anak Autistik dalam Talk Show: Terapi dan Pendidikan pada Anak Penyandang Autistik. Jakarta. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
Maslim, Rusdi (ed). (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta.
Munandar, S.C. Utami. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak sekolah: Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Richmond, Julius B. (et. al). (1976). Mental Retardation. Illinois. The American Medical Association.
Shobur, Alex. (1998). Pembinaan Anak Dalam Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Siregar, Ferdina. Children With Starving Brains, Anak-Anak Dengan Otak Yang Lapar, (terj). 2003. Jakarta: Grasindo.
Srihana, lsma. (2003). Pengaruh Kekonsistenan Orang Tua Dalam Menerapkan Prin.sip-Prinsip Metode ABA (Applied Behavior Analysis) Terhadap Efektivitas Terapi Metode ABA Pada Penyandang Autisme. Jakarta. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
Sudarsono. (1993). Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sutadi, Rudy. (et.al). (1998). Pelatihan Tatalaksana Perilaku (Metode Lovaas) dan COMPIC Pada Penyandang Autisme: Makalah Seminar dan Pelatihan. Jakarta. Yayasan Autisme Indonesia.
Tak Lagi Ma/u Oengan Kondisi Anal<. Nakita: Panduan Tumbuh Kembang Balita. Februari 2002 .
Wardhani, Endang Retno. (2003). Penanganan Orang Tua Terhadap Kondisi Anak Autisme. Makalah Konfrensi Nasional Autisme Indonesia. Jakarta.
Wahini, Meda dan lsmawati, Rita. (2002). Pengaruh Pola Asuh Penerimaan, Peno/akan, dan Karakteristik Orang Tua Terhadap Perilaku Anak di Perkotaan dan Pedesaan. Surabaya. Depdiknas RI UNS.
Wirawan, Sarwono Sarlito. (1996). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta. Bulan Bintang.
www. News. lndosiar. comlkiat-praktis-pendidikan-anak-autis. pdf. Dy ah Puspita. Kial Praktis Mempersiapkan dan Membantu Anak Autis Mengikuti Pendidkan di Sekolah Umum. (2003). 22 Mei 2004
Assalamu'alaikum wr. Wb
Saya, Futuhiyat, adalah mahasiswi Fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta semester VIII yang sedang melakukan penelitian skripsi mengenai
Hubungan Pengetahuan tentang Autisme dengan Sikap Penerimaan Orang Tua terhadap
Anak Penyandang Autistik. Saya bermaksud mengetahui sejauh mana hubungan antara
pengetahuan orang tua tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak
penyandang autistik.
Hasil penelitian ini sifatny'.l rahasia dan tidak berpengaruh apapun pada Anda, karena
itu Anda tidak perlu mencantumkan nama.
Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan waktu untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Wassalam
Ciputat, 12 Mei 2004
Peneliti
Futuhiyat
PERNY ATAAN KESEDIAAN
Yang bertandatangan di bawah ini,
NAMA LENGKAP
ALAMAT
Menyatakan bahwa,
l. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh saudari
Futuhiyat.
2. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian semata.
Jakarta, 2004
(tanda tangan)
:unj uk Pengisian
I. Baca dan pahami setiap pemyataan tersebut dan berilah tanda silang (X) pada pernyataan
- pemyataan itu sesuai dengan kondisi Anda dan tidak ada pilihan yang salah. Adapun
aiti pilihan jawaban tersebut adalah:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral/ tidak tahu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
2. Sebelum Anda menyerahkan kembali lembaran ini harap diperik3a lagi.
tanyaan
I. Jen is Kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan
2. Umur : ............ th
3. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri b. Swasta c. ABRI d. Petani e. Nelayan
f. Wiraswasta g. Lain- lain
4. Pendidikan : a. SD b. SLTP c. SMU d. Dipl/ SM e. SI f S2 g. S3
5. Alamat
6. Melalui media apakah Anda pertama kali mengetahui tentang autisme
a. Teman b. Televisi c. Internet d. Buku e. Lainnya, sebutkan ................ ..
7. Berapa kali dalam sehari Anda mendapatkan berita tentang autisme
a. tidak sama sekali b.I - 3 kali c. 4 - 5 kali d. 6 - 8 kali e. lainnya,
sebutkan .................. .
Saya selalu mengikuti seminar tentang autisme
-+---------------------,---~-------~---------l---t---------J Membeli buku- buku tentang autisme adalah suatu
kebutuhan bagi saya
Saya enggan mengikuti workshop tentang autisme
-t------------,------:-,---,----,------:----;-----~-----
Br ow sing tentang autisme di internet hanya buang-
buang waktu
Autisme bukan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan
Autisme yang disandang anak saya bukanlah hal yang
rnl!nakutkan
Autisme menyebabkan occhan- ocehan yang keluar --+----1
dari mulut anak saya tidak dapat dipahami
-t'-=-------------------------------------i---t-------+----- -------Terkadang saya berpikir bahwa autisme yang
disandang anak saya adalah suatu kutukan
Saya selalu dapat berkomunikasi dengan anak saya
walaupun terkadang hanya dengan bahasa tubuh
--t---::--------------,-----:----,----:--------t---+-----+---;--------+----Saya mampu mengatasi anak autistk pada waktu
tantrum
--+-----------------------t--------+-----+-----1----~ Emosi anak yang meledak-ledak membuat saya
ketakutan i I ~---- --------l----+----H,
1 Saya kesal jika anak saya menarik-narik baju saya di
I depan umum -~---~--~---LJ
-- -·-- ----------Pernyataan SS , ..
'~ N TS STS
Saya percaya diet kasein-gluten dapat mengurang1
taraf autisme anak saya
--· Saya yakin obat- obatan yang diberikan dokter dapat
mempercepat penyembuhannya
Membelikan berbagai permainan tidak merubah cara
bermainnya
Saya sangat antusias menyimak berita-beri:a tentang
autisme yang ada di televisi akhir-akhir ini
--Sa ya selalu berperan serta aktif dalam setiap
perkumpulan orang tua anak penyandang autistik
·-"·----Walaupun saya mempunyai anak autistik tetapi saya
enggan membeli buku-buku autisme I ---
Membicarakan tentang autisme dengan orang tua lain
hanya buang- buang waktu
----·-Autisme bukanlah suatu penyakit menular
--Menurut saya autisme adalah ha! yang menyenangkan
untuk dipelajari
Autisme adalah penyakit seumur hidup yang tidak
dapat disembuhkan •.
Memiliki anak autistik merupakan aib bagi keluarga
Cara bermain yang monoton mendorong saya mem
________ J J belikan berbagai permainan I
Pernyataan SS s N I TS STS
Mengajak anak berkomunikasi seharian merupakan
halyang1nenyenangkan
Kata- kata "aneh" anak autistik membuat say a
kesulitan memahami apa yang diinginkannya
Keterlambatan berbieara pada anak saya membuat
saya malu
-- ----·-----Menurut saya berkomunikasi dengan anak setiap hari
adalah earn yang paling efektif
Saya selalu memberikan obat-obatan yang diajurkan
dokter seearn teratur pada anak saya
- ---Diet kasein- gluten yang diterapkan pada anak saya
membuat say a kesulitan untuk mengatur menu
makanannya
Sa ya akan memarahi anak say a jika "asyik"
memainkan jari- jari dalam waktu yang la
--Mengajak teman-teman sebaya anak saya adalah earn
saya untuk membantunya bersoaialissai
Membelikan berbagai permainan adalah eara yang
efektif untuk mengalihkan perhatiannya dari satu
minat saja
Saya merasa kesulitan ketiirn mengajaknya
bersosialisasi dengan anak yang normal I I
I Pernyataan SS s N i- TS STS
Berbagi cerita dengan orang tua penyandang autistik
dapat meningkatkan pemahaman saya tentang autisme
-Say a selal u menyempatkan diri mencari situs- situs
tentang autisme di internet
Saya jarang membaca artikel-artikel tentang autisme
Autisme yang saya ketahui bukanlah suatu
penderitaan bagi penyandangnya
-------·-- ---.. -----··-··-· ··---------- -------··- ----------~- ~-----
Saya terns berintrospeksi walaupun saya tahu autisme
tidak selalu disebabkan faKtor genetik
Autisme merupakan penyakit yang membuat repot
banyak orang
Autisme yang disandang anak say a merupakan
penderitaan bagi keluarga saya
Ketika anak saya sedang "asyik" merobek- robek
kertas saya akan memberikan mainan lain
--Kontak mata adalah ha! yang penting untuk terapi
perilakunya
Saya +idak peduli bila anak saya dapat melakukan
kontak mata atau tidak
Saya tidak tega jika melarang anak saya untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang harus dif>indarinya
Pernyataan SS s N TS STS
-Saya merasa tidak perlu berkonsultasi dengan ahli gizi
untuk memenuhi kebutuhan gizinya
Menurut saya lingkungan keluarga saja sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan sosialnya
--Agar lebih berkembang sosialisasinya say a akan
memasukkan anak saya ke sekolah reguler
~---
Saya selalu membaca komposisi dari setiap makanan
yang akan dimakan oleh anak saya
I Menurut saya berkonsultasi dengan ahlinya saja sudah __ l_ cukup untuk memahami tentang autisme
·--'----
Pernyataan SS s N TS STS
Saya merasa senang dapat mengajar sendiri anak saya
yang mengalami autisme
-Saya rela meninggalkan karier saya agar dapat lebih
memperhatikan anak saya
Walaupun saya punya kesempatan mengantarkan anak,
saya tetap akan menyuruh pengasuh mengantarkannya
~-----Saya akan menyewa therapist yang profesional supaya
karier saya tidak terhambat
I --------
Keadaan anak saya yang menyandang autisme tidak
membuat saya malu I
Saya tidak pemah memberikan kritikan pada anak saya
ketika dia tidak dapat melakukan sesuatu yang mudah
Saya merasa bersalah dengan keadaan anak saya
Kalau anak tidak dapat melakukan apa yang tel ah
diajarkan kepadanya saya tidak segan- segan
memarahinya
Say a akan mencari pusat terapi yang terbai k di kola in i,
walaupun mahal biayanya
Sa ya akan menyediakan berbagai fasilitas yang
dibutuhkan anak saya demi kesembuhannya
Saya merasa tidak perlu memasukkan anak saya ke
sekolah khusus anak autistik
Pernyataan SS s N TS STS
Saya tidak mau kehilangan kesempatan memakan makan
favorit saya hanya karena mengikuti program diet anak
Sa ya akan tetap mendengarkan apa yang diucapkan anak
saya dengan seksama, walaupun saya tidak mengerti apa
yang diucapkannya
Saya tidak pernah membeda-bedakan anak saya yang
I normal dengan anak saya yang autistik I !
Ocehan- ocehan anak autistik membuat saya terganggu
---Saya merasa perasaan sinis ~elalu menyergap saya ketika
berhadapan dengan anak saya yang autistik
--Mencium anak adalah rutinitas saya setiap kali akan
tidur
Memeluk anak adalah salah satu ungkapan perasaan
cinta pada anak
--- ---·------------~ Saya tidak pernah memeluk anak saya ketika akan pcrgi
sekolah I I I + Saya tidak pernah memberikan hadiah apapun pada anak
saya, walaupun dia berhasil melakukan sesuatu
Saya tidak akan segan memuji anak saya "pintar" jika
dia dapat melakukan sesuatu
Jika anak saya dapat memakai baju sendiri, saya akan
memuji dia "manis"
I
-, Pernyataan SS s N rs STS
Menurut saya langsung memberikan contoh lebih baik
daripada memberikan kata-kata pujian
Menurut saya seorang anak autistik tidak perlu diberikan
pujian dengan kata "hebat"
Saya tidak mau mengandalkan pengasuhan anak saya
I pada orang lain sekalipun itu neneknya sendiri I
Dengan keterlibatan saya secara langsung dalam terapi --~
I
anak, say a merasa dapat memah~mi kebiasaan-I
kebiasaan anak
---Lebih baik saya melakukan tugas rumah tangga yang
lain daripada harus menunggui anak di sekolah
Mengajar anak saya yang autistik adalah hal yang
membosankan
Saya tidak pemah memaksa anak untuk mengulang-
ulang materi meskipun anak belum menguasainya
Sesulit apapun anak saya diajari saya tidak pernah
memarahinya
-Saya tidak pernah punya waktu untuk bercengkrama
I dengan anak saya
-- ----~ Saya akan menempuh penanganan secara tradisional,
meskipun penanganan secara medispun tetap say a
J lakukan
-- -,1 Pernyataan SS s N TS
c-
autistik yak in Walaupun ban yak sekolah anak saya
kemajuannya yang diterima anak hanya sedikit
Sa ya tidak pernah berpikir untuk mengisolasi
keberadaan anak saya yang autistik ' ' ---· ··-- --------!----
Walaupun anak autistik selalu akan membutuhkan I I
bantuan orang lain tetapi say a tidak akan pernah
mengatur masa depan anak saya
--Saya merasa tertekan ketika ada orang yang menanyakan
I keadaan anak saya
--Say a tidak pernah lupa untuk membelai rambutnya
sebelum tidur
Jika anak saya berhasil melakukan sesuatu saya akan
bertepuk tangan
Menumt saya memberi ciuman pada anak bukanlah hal
pen ting I
Memuji anak dengan kata "bagus" selalu saya lakukan ,--I
jika dia dapat melakukan sesuatu yang dianggapnya sulit
Saya selalu berkata "hebat" jika anak dapat makan
sendiri
·-Kata- kata pujian akan membuat anak besar kepala
Sa ya selalu menyempatkan diri mengantar anakb
walaupun ada sopir pribadi
J___
--- ---Pernyataan SS s N TS STS
--· - -·--Say a selalu mengajak anak saya bermain di sekitar
rum ah
Mengeluh di hadapan anak membuat saya lebih sulit
mengaJannya
Saya tidak pemah menanyakan cita-cita anak saya
Saya enggan mengusap punggung anak ketika dia sedih
Saya malu memberikan pujian jika anak saya bukanlah
orang yang menonjol
Saya akan menyewa therapist yang terkenal walaupun
saya harus membayar mahal
Sa ya sering tidak percaya diri jika harus membawa anak I - -
saya ke tempat- tempat umum
Memasukkan anak ke sekolah/ pusat terapi khusus anak
autistik hanya membuang-buang waktu
--Saya rela mengikuti program diet anak saya
Saya tidak pemah merasa putus asa dalam mendidik
anak autistik
i Sa ya akan memeluknya ketika dia tampak jenuh dengan
__ J ______ aktivitasnya I I '
--- ___ J
-
I N TS STS fo Pernyataan SS s ~ Saya selalu mengikuti seminar tentang autisme I
I Membeli buku- buku tentang autisme adalah suatu
kebutuhan bagi saya
' Saya enggan mengikuti workshop tentang autisme ).
I - -- ·- ---· L Browsing tentang autisme di internet hanya buang- I
I buang waktu ' I
I -- ~
; . Autisme yang disandang anak saya bukanlah hal yang I ! I
menakutkan ~
--- - --··- -----'"·----- ···-----.-·---·-----[- ---L~-\. Terkadang saya berpiidr bahwa autisme yang I
~andang anak saya ada'ah suatu kutukan I '
------~-7. Say a mampu mengatasi anak autistk pad a waktu
tantrum
s. Emosi anak yang meledak- ledak membuat say a
ketakutan
1. Membelikan berbagai permainan tidak merubah cara
I bermainnya
10. Saya sangat antusias menyimak berita-berita tentang ~-,--autisme yang ada di televisi akhir- akhir ini '
I I I I. I Saya selalu berperan serta aktif dalam setiap 1--
I perkurnpulan orang tua anak penyandang autistik i
I I
12. Walaupun saya mempunyai anak autistik tetapi saya '
enggan rnembeli buku- buku autisme I I
i --
l/o Pernyataan ~ S ~TS ST3 I
13. Membicarakan tentang autisme dengan orang tua lain 1-t-------1---+--1 hanya buang- buang waktu I \ I I
14. Memiliki anak autistik merupakan aib bagi keluarga .. ----1 -----~ ____ ,,_ ·--------------·--c-------- ----·---· -------·-- ------.. ··--·--·------15. Mengajak anak berkomunikasi seharian merupakan
ha! yang menyenangkan
16. I Kata- kata "aneh" anak autistik membuat saya
kesuli.tan memahami apa yang diinginkannya
I 7. i Keterlambatan berbicara pada anak saya membuaT
i saya malu I ' I ' ' i-8 11 -Diet !Zasein- gluten yang diterapkan pada anak·s;~y<t -----1---- ------ ---··
! i i 111e111buat saya kesulitan untuk 111engatur menu I ! / makanannya 1
) ! -::--r----------------------,c----..;---1-----;----t----4 I 9. I Mengajak teman- teman sebaya anak saya adalah earn \
I saya untuk membantunya bersosialisasi I
W. Saya selalu menyempatkan diri mencan situs-situs I
tentang autisme di internet I
~ 1. Autisme yang saya ketahui bukanlah suatu
penderi taan bagi penyandangnya
--- ---·· -·-f-------- --·-·--1---1--·--~2. Saya terns berintrospeksi walaupun saya tahu autisme
I tidak selalu disebabkan faktor genetik
-·----------------------·--·-r----------1-----+----+---+----1 ~3. Autisme yang disandang anak saya 111erupakan
penderitaan bagi keluarga saya J ~----~-~-
-SS r-s -----------------------··-+-----i··--·-
14~Tsaya tidak tega jika melarang anak saya untuk tidak
-~-----------------------'fo Pernyataan
-·-----1-----
STS
mcngkonsumsi makanan yang harus dihindarinya
~5. Menurut saya lingkungan keluarga saja sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan sosialnya
-·-··--·-~···-·--- ------ ·-·--·-.,--- ~--------··--26. Saya selalu membaca komposisi dari sctiap makanan
yang akan dimakan oleh anak saya
27.1 Menu~rt saya berkonsultasi dengan ahlinya saja sudah
____ lcukup untuk memahami tentang autisme -....... L ... ___ L ___ _J __ J _______ L __
-
I -----lo Pernyataan SS s N TS STS
Walaupun saya punya kesempatan mengantarkan anak,
saya tetap akan menyuruh pengasuh mengantarkannya
Keadaan anak say a yang menyandang autisme ticlak
\ membuat saya malu ' ,-_ -1- Kala-u
-------- --·--·- -------f---
anak tidak dapat melakukan apa yang telah
diajarkan kepadanya say a tidak segan- segan
rnemarahinya
I. Saya akan mencari pusat terapi yang terbaik di kota ini,
walaupun rnahal biayanya
---·- --- . ------··--··-·- ··--···--·- ------ ··--- ···------·----- -- --- ""'"' - -------- - -- ------
i Say a akan mcnyediakan berbagai fosilitas yang
I dibutuhkan anak saya demi kesembuhannya
----~--- --- ----------,-- ------), I Saya merasa tidak perlu rnemasukkan anak saya ke I
-~~--1 I sekolah khusus anak aut;stik I
' I ----- ---.--------·------ ------------------- -------7 Saya tidak rnau kehilangan kesernpatan rnemakan makan
favorit saya hanya karena mengikuti program diet anak
L Saya akan tetap mendengarkan apa yang diucapkan anak
1 saya dengan seksama, walaupun saya tidak mengerti apa
J"'' ";"''''"'"" Saya tidak pernah membeda- bedakan anak saya yang
------ ____ l _____ ~1
I I I normal dengan anak saya yang autistik
' I I ' _I i --r:c- --------- -------·---
, ' - ' " I I 0. I Ocehdn ocehan anak aut1st1k membuat saya terganggu I I : ]]
-~' ----------------~~_j___l ___ _l__ I
~r·-···· Pcrnyataan -l ss ·---------N-T TS -s·1;sl s
l Sava merasa perasaan sin;s selalu menyergap saya ketika ---·-----____ ,__
I . I berhadapan dengan anak saya yar:g autistik I
I
'
) Mencium anak adalah rutinitas say a setiap kali akan I
tidur
-· -' Memeluk anak adalah salah satu ungkapan perasaan ) .
I ' I cinta pada anak
----1 +-!. I Saya tidak pernah me1-;,eluk anak saya ketika akan pe1:gi I
I I I '
! sekolah I
i I
1-· . ------------·---·-·-······· ......................... ---------·-- ' -- -----------. ..... --- __ _, ---- -------- ------------
) . Saya tidak pernah 111e1nberikan hadiah apapun pada anak
I saya, walaupun dia berhasil melakukan sesuatu '
--- ---·-· --------------· --·-· ). Saya tidak akan segan memuji anak saya "pintar" jika
dia dapat melakukan sesuatu
7. Jika anak saya dapat memakai baju sendiri, saya akan
memuji dia "manis"
I 8. Menurut saya seorang anak autistik tidak perlu diberikan
pujian clengan kata "hebat"
-----·~-·-~· , I Dengan keterlibatan saya secara langsung dalam terapi. I I anak, saya merasa dapat memahami kebiasaan- I
kebiasaan anak
D. Lcbih baik saya melakukan tu gas rum ah tangga yang
lain claripacla harus menunggui anak di sekolah ' _J__
01 Pcrnyataan SS s N TS STS
1-----
~I 1. Mengajar anak say a yang autistik adalah ha! yang
membosankan
----2. Saya tidak pernah memaksa anak untuk mengulang-
I ulang materi meskipun anak belum menguasainya
I : . -----· -----·-----
3. Sesulit a pa pun anak saya diajari say a tidak pernah
I memarahinya I -
4. Saya tidak pernah punya waktu untuk bercengkrama
dengan anak saya
-- ----"· 5. Say a tidak pernah berpikir untuk mengisolasi
keberadaan anak saya yang autistik I --- ·--- -----·-· ----------6. Walaupun anak autistik selalu akan membutuhkan
bantuan orang lain tetapi say a tidak akan pernah
mengatur masa depan anak saya
7. Saya merasa tertekan ketika ada orang yang menanyakan
keadaan anak saya
:8. Sa ya tidak pernah lupa untuk membelai rambutnya
sebelum tidur
:9. Jika anak saya berhasil melakukan sesuatu saya akan
bertepuk tangan
-:o. Menurut saya memberi ciuman pada anak bukanlah hal
I pen ting I ·----·--· ---
~o Pernyataan ssl s N TS STS
-+ -· - ----11. Memuji anak dengan kata "bagus" selalu saya lakukan
jika dia dapat melakukan sesuatu yang dianggapnya sulit
;1. Say a selalu berkata "hebat" jika anak dapat makan
sendiri
'" Kata- kata pujian akan membuat anak besar kepala ,_,.
34. Sa ya selalu mengajak anak saya bermain di sekitar
rum ah
-
35. Saya tidak pernah menanyakan cita- cita anak saya
36. Saya enggan mengusap punggung anak ketika dia sedih
--··- ---···---------37. Saya malu rnernberikan pujian jika anak saya bukanlah
orang yang menonjol
------ ----~---r-·---- -------~ --------~-· 38. Saya sering tidak percaya diri jika hams rnembawa anak
saya ke tempat- ternpat umum
- ------- -----~ ---39. Memasukkan anak ke sekolah/ pusat terapi khusus anak
autistik hanya rnernbuang- buang waktu
40. Saya rela rnengikuti program diet anak saya
-- --41. Saya tidak pernah merasa putus asa dalarn rnendidik
anak autistik I
~2. Saya akan memeluknya ketika dia tampak jenuh dengan I I I
aktivitasnya I I ____ L_ ___ L_J
-····· SKALA PENG -·····-···· --~····- ·---,~·¥ --~,
Subyek/item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 5 5 3 3 5 5 4 5 4 ~ 5 2 3 3 2 5 3 3 5 5 4 5 5 3 5
2 4 4 3 ;: 5 4 2 I 3 4 4 2 4 4 I 3 4 4 3 4 4 Ci 4 4 4 4 4
3 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4
4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 0 5 4 2 2 4 5 4 4 4 5 5 5 5 2 5
5 3 5 4 4 5 4 2 4 5 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
6 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 5 5 4 3 2 3 4 5 4 4 5 3 4
7 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3
8 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3
9 3 4 5 5 5 5 2 5 4 4 5 5 4 5 2 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5
10 4 4 5 5 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4
12 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 4 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
14 4 5 4 5 2 5 2 5 4 4 4 2 5 4 3 5 3 5 5 5 4 2 5 5 4
15 4 4 4 3 4 4 1 2 5 3 1 1 5 4 1 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 5 2 4 3 1 2 5 4 1 4 4 4 4 5 2 1 4 4 3
17 5 5 5 5 2 4 1 5 4 4 4 4 5 5 2 3 4 5 4 5 5 3 5 2 4
63 74 67 70 68 74 45 72 73 69 63 53 74 67 57 73 61 72 73 80 67 70 78 63 70
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Total 5 5 4 3 4 3 5 5 5 5 3 4 4 4 3 5 3 5 3 3 4 5 5 4 4 205
2 4 2 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182
2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 4 3 5 4 212
4 4 5 4 4 2 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 211
2 4 3 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 188
2 4 5 4 3 4 3 2 3 5 5 3 3 3 .---;;- 5 3 5 3 2 4 3 4 3 3 177
2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 182
2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 176
2 5 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 3 3 4 4 199
2 4 3 2 3 2 4 4 44 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 231
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 195
5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 235
2 5 5 5 4 2 5 3 5 5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 221
3 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 208
1 4 4 5 3 1 5 4 2 5 3 5 5 4 2 1 5 5 3 5 4 4 4 3 2 177
2 4 4 4 4 2 4 4 2 5 3 4 4 4 2 1 4 5 4 4 4 4 4 4 2 174
2 5 3 3 4 2 4 2 2 4 5 5 2 4 3 4 5 5 3 4 4 3 5 5 4 192
44 74 66 65 58 49 73 64 96 76 67 68 61 66 62 62 70 79 62 70 67 6~ 67 72 63 3365
ll.NALISA ITEM PENGETAHUAN ORANG TUA Si Si2 riX ri(X-i)
0.8489 0.7206 0.4023 0.3681
0.7019 0.4926 0.5762 0.5535
0.8993 0.8088 0.6119 0.5845
0.8575 0.7353 0.5379 0.5084
1.1180 1.2500 0.2204 0.1697
0.6063 0.3676 0.6670 0.6507
1.2719 1.6176 0.0545 (0.0052)
1.0326 1.0662 0.7385 0.7152
0.4697 0.2206 o.~95o 0.2747
0.6587 0.4338 0.7098 0.6939
1.3585 1.8456 0.6825 0.6462
1.3173 1.7353 0.2870 0.2288
0.8618 0.7426 (0.1138) (0.1534)
0.8269 0.6838 (0.2208) (0.2573)
1.2719 1.6176 0.4539 0.4045
0.6860 0.4706 0.4773 0.4518
0.8703 0.7574 0.4251 0.3908
0.6642 0.4412 0.44Q3 0.4239
0.4697 0.2206 0.5336 0.5175
0.4697 0.2206 0.1207 0.0989
0.8993 0.8088 0.2489 0.2087
1.1663 1.3603 0.3351 0.2852
0.5073 0.2574 0.4769 0.4582
0.9852 0.9706 0.2167 0.1720
0.6966 0.4853 0.6576 0.6384
1.1757 1.3824 0.4998 0.4566
0.4926 0.2426 0.4701 0.4518
0.8575 0.7353 0.3318 0.2952
0.7276 0.5294 (0.2163) (0.2485)
0.7123 0.5074 0.3973 0.3686
1.1663 1.3603 0.1753 0.1215
0.5879 0.3456 0.5134 0.4926
0.8314 0.6912 0.0530 0.0140
9.9432 98.8676 0.4998 0.0381
0.5145 0.2647 0.1522 0.1285
0.8269 0.6838 0.3636 0.3292
0.7071 0.5000 0.2082 0.1761
0.8703 0.7574 0.4141 0.3794
0.6002 0.3603 0.4686 0.4462
0.9315 0.8676 0.3218 0.2818
1.4552 2.1176 0.5161 0.4633
0.6002 0.3603 0.1979 0.1706
0.4926 0.2426 0.2186 0.1964
0.6063 0.3676 0.2251 0.1978
0.7812 0.6103 0.4020 0.3706
0.5557 0.3088 0.2588 0.2343
0.7071 0.5000 0.4074 0.3791
0.8269 0.6838 0.2359 0.1987
0.6642 0.4412 0.6420 0.6231
0.8489 0.7206 0.6474 0.6234
21.3028 453.8088 18.2473 12.7589
. . ... - . DATA RELIABILITAS SKALA PENGETAHUAN ORANG TUA
Subjek/ltem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1~ I 20 21 22 23 24 25 26 27 1 2 3 4 6 8 10 11 15 16 17 18 19 23 25 26 27 30 32 36 38 39 41 45 47 49 50
1 5 5 3 3 5 5 5 5 2 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 3 4 4 5 3 5 4 4
2 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 4 ; 4 4 4
3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4
4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 5 5
5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4
6 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 5 4 2 4 3 3 5 3 3 5 2 3 3 3
7 2 3 2 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3
8 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 3
9 3 4 5 5 5 5 4 5 2 5 3 5 5 5 5 2 5 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4
10 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4
13 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4
14 4 5 4 5 5 5 4 4 3 5 3 5 5 5 4 3 5 3 4 5 3 4 4 5 5 5 5
15 4 4 4 3 4 2 3 1 1 4 5 4 4 4 4 1 4 3 5 3 5 4 1 5 4 3 2
16 4 4 4 4 4 2 3 1 1 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 2
17 5 5 5 5 4 5 4 4 2 3 4 5 4 5 4 2 5 4 4 5 2 4 4 4 3 5 4
63 74 67 70 74 72 69 63 57 73 61 72 73 78 70 44 74 58 73 67 61 66 62 70 68 72 63
part 1 part 2 TOTAL X2 Reliabilitas Alpha
61 54 115 13225 0.923353661 53 43 96 9216
58 56 114 12996
61 59 120 14400
53 49 102 10404
47 43 90 8100
48 48 96 9216
46 45 91 8281
53 55 108 11664
57 51 108 11664
56 53 109 11881
68 62 130 16900
66 61 127 16129
58 59 117 13689
50 41 91 8281
46 44 90 8100
54 56 110 12100
935 879 1814 3280596
- - - - - - - - ·- ---- - - - - -- --- - -- - . -- ----,--_,, ---, Subyek/Jter.i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 ' 17 18 19 20 21 22 23 24 20 26 27 28 29
1 3 5 4 4 4 3 2 4 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 4 5 3
2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 , 4 4 ' 4 4 4 4 4 4 2 • 3 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 4 5 2
5 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5· 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 2 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 3 4
7 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2
8 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2
9 5 2 4 2 5 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 1 4 2 4 4 4 2
10 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 I 2 4 4 4 2
11 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 . 4 4 4 5 4 5 5 2 4 4 4 4 .4 2
12 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 4 5 2
13 5 3 4 1 4 2 2 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 5 2
14 2 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 5 5 5 1
15 3 4 2 2 4 4 3 1 4 4 3 2 4 4 1 2 3 5 3 4 5 5 2 4 2 5 1 2 2
16 4 5 2 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 2
17 4 5 5 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 2
62 68 65 55 72 56 58 61 57 68 53 66 72 70 67 68 74 78 71 73 76 74 46 68 54 73 63 67 38
30 31 32 33 24 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 Total 5 5 4 4 5 E 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 3 3 5 5 5 5 236
2 4 4 3 2 I 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 206
2 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 5 5 209
2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 2 5 5 2 3 4 5 2 5 5 5 5 4 228
2 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 211.
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 2 4 4 4 4 3 189
3 4 2 4 5 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 190
3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 203
2 4 5 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 5 5 221
2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 206
4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 218
5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 258
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 251
3 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 253
1 4 4 5 1 4 3 3 4 4 5 4 5 4 3 2 3 4 4 4 1 5 4 4 3 193
2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 206
2 4 2 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 2 2 2 5 4 4 4 222
48 71 57 69 66 58 68 71 72 72 76 72 71 71 68 51 58 68 67 54 67 77 73 76 73 3700
HASIL ANALISA ITEM SIKAP PENERIMAAN ORANG TUA Si Si2 riX ri(X·i)
1.1147 1.2426 0.3413 0.2943
1.0000 1.0000 0.2965 0.2532
0.9510 0.9044 0.6417 0.6145
1.2005 1.4412 0.2262 0.1723
0.4372 0.1912 0.5944 0.5810
1.0467 1.0956 0.2382 0.1915
1.0641 1.1324 0.1952 0.1470
1.0037 1.0074 0.4533 0.4150
1.1147 1.2426 0.5192 0.4798
0.7906 0.6250 0.6213 0.5980
0.9926 0.9853 (0.3317) (0.3719)
0.8575 0.7353 0.6383 0.6137
0.5623 0.3162 0.8550 0.8478
0.6002 0.3603 0.4634 0.4411
1.0290 1.0588 0.6346 0.6046
1.0607 1.1250 0.6495 0.6195
0.7859 0.6176 0.7808 0.7659
0.5073 0.2574 0.4786 0.4601
0.6359 0.4044 0.8230 0.8131
0.4697 0.2206 0.8093 0.8015
0.7998 0.6397 0.5009 0.4722
0.4926 0.2426 0.3606 0.3405
1.0467 1.0956 (0.0910) (0.1389)
0.6124 0.3750 0.8544 0.8464
1.0146 1 0294 0.1119 0.0650
0.5879 0.3456 0.7009 0.6866
0.9196 CJ.8456 0.5065 0.4736
0.9663 0.9338 0.8020 0.7851
0.7524 0.566? (0.3383) (0.3688)
1.1851 1.4044 0.5002 0.4572
0.3930 0.1544 0.6440 0.6331
1.1147 1.2426 0.0238 (0.0281)
0.7475 0.5588 0.2502 0.2172
1.1663 1.3603 0.5490 0.5094
1.1213 1.2574 0.4859 0.4446
0.6124 0.3750 0.8259 0.8165
0.7276 0.5294 0.8152 0.8033
0.7524 0.5662 0.7780 0.7636
0.8314 0.6912 0.5783 0.5517
0.5145 0.2647 0.5583 0.5415
0.8314 0.6812 0.7077 0.6875
1.0146 1.0294 0.3439 0.3013
0.7276 0.5294 0.3078 0.2767
0.7906 0.6250 0.7611 0.7449
1.1726 1.3750 (0.2380) (0.2884)
0.7952 0.6324 0.4257 0.3947
0.7906 0.6250 0.7611 0.7449
1.0290 1.0588 0.5018 0.4647
1.0744 1.1544 0.2761 0.2290
1.0880 1.1838 0.4532 0.4116
0.5145 0.2647 0.6168 0.6016
0.5879 0.3456 0.7850 0.7741
0.5145 0.2847 0.7108 0.6987
0.7717 0.5956 0.6959 0.6767
21.5027 462.3676 26.4533 24.9320
RELIABILrfAS SKALA SJKAP PENERIMAAN ORANG TUA --Subjek/ltem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ~4 25 26
3 5 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 24 26 27 28 29 30 31 34 ~ 1 4 4 4 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5
2 • • 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 ' ' 3 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2
4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 2 2 4 4 4
5 4 4 4· 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2
6 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3
7 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 5 3
8 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 2
9 4 5 4 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4
10 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2
11 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4
12 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 5 4 5 5
13 4 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 4 5 5 5
14 5 5 4 5 5 2 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 3 5 5 3
15 2 4 1 4 4 3 2 4 4 1 2 3 5 3 4 5 5 4 5 1 2 2 1 4 1 4
16 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4
17 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2
Total 59 65 64 54 66 55 70 73 72 75 76 7& 82 79 81 85 83 80 86 83 87 61 73 90 93 83
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 ~~ part 1 part 2 TOTAL X2 Relial>ilicas Alpha 36 37 38 39 40 41 42 44 46 47 48 50 51 52 53 54 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 101 94 195 38025 0.954596652
4 4 3 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 60 81 161 2592i
4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 84 82 166 27556
4 4 5 4 4 5 2 5 3 4 5 5 5 5 5 4 87 90 177 31329
4 4 4 2 4 4 '2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 83 82 165 27225
3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 73 74 147 21609
4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 3 4 3 76 68 144 20736
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 74 156 24336
4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 5 5 4 5 5 87 88 175 30625
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 80 74 154 23716
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 82 165 27225
5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 102 96 198 39204
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 102 97 199 39601
5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 97 96 193 37249
3 3 4 4 5 4 5 3 3 4 4 1 5 4 4 3 71 68 139 19321
3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 70 77 147 21609
4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 5 4 4 4 84 81 165 27225
94 96 97 98 101 100 99 101 94 103 105 110 113 113 117 115 1442 1404 2846 482512
DATA SKALA PENGETAHUAN ORANG TUA (Revisi) Subyeklitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ~2 23 24 25 26 27 Total
1 3 4 4 4 5 5 4 4 2 5 4 4 5 5 5 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 107
2 3 4 3 4 4 5 3 5 5 4 3 5 5 5 5 4 E 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 112
3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 2 2 4 4 93
4 2 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 2 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 125
5 3 3 3 4 4 5 4 5 2 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 112
6 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 2 3 3 4 3 4 2 4 3 4 103
7 4 4 4 5 3 5 4 1 3 4 4 5 5 5 4 2 4 1 5 3 2 4 4 2 2 4 4 104
8 5 5 4 2 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 116
9 3 3 4 4 3 5 3 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 104
10 1 5 4 5 2 4 4 4 2 4 2 4 5 4 4 1 4 2 5 3 2 5 5 1 5 5 5 107
11 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 5 3 4 3 4 118
12 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 2 5 5 4 .5 5 2 5 5 4 134
13 3 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 2 2 1 5 3 2 4 3 2 5 4 4 118
14 3 4 4 5 5 4 3 2 4 3 3 5 5 3 4 1 3 1 5 4 2 5 3 2 5 2 5 109
15 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 5 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 106
16 4 4 2 5 2 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 2 3 5 3 126
17 4 5 4 5 4 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 109
DATA SKALA PENERIMAAN ORANG TUA (Revisi) Subyekhtem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
i 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 -3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 2 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 ·s 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5
6 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4
7 4 4 2 1 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 2 4 4 4 4 5 5
8 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
10 5 2 5 1 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5
11 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 13 5 4 5 4 4 2 3 5 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 3 3 5 5 5 2 4 4 4
14 4 3 2 3 4 4 3 5 3 3 3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 3 4 5 2 3 5 4
15 3 3 2 5 5 1 3 5 5 4 3 5 5 4 4 5 5 4 2 4 4 3 3 4 4 5 3 5 5 16 5 2 4 4 4 2 2 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 5 5 5 3 5 5 17 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4
' 30 I 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Total 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 164
4 5 5 4 5 3 4 4 41 4 4 4 3 166
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 165
5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 2 5 5 196
5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 201
4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 153
5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 177
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 166
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 168
1 5 4 2 4 1 2 1 5 5 5 5 5 179
4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 176
5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 205
4 5 4 5 3 2 3 4 4 5 2 5 4 182
4 4 3 4 4 2 5 4 4 4 3 5 5 174
4 2 5 4 4 3 4 2 3 2 4 5 5 175
5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 4 5 5 197
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 177
Nonparametric Correlations
Correlations
penerirnaan pengetahuan orang tua
orang tua terhadap anak tentang pennyandang autisme autistik
Spearman's rho pengetahuan orang Correlation Coefficient 1.000 .728" tua tentang autisme Sig. (1-tailed) .000
N 17 17
penerimaan orang Correlation Coefficient .728*~ 1.000 tua terhadap anak Sig. (1-tailed) .000 pennyandang autistik
N 17 17
••. Correlation is significant at the 0.01 level (Hailed).
,,
DEl'AH.TEi\I EN A CAM A UNIVEl~SITAS ISLAM NEGEl~I
SYAl~IF lllDAYATU!.LAl-l .J;\l(;\RTA FAKUJ;J'AS PSIJ<OLOGI
.II. l\1·t'l,1 .\Jul.ti ,\u, ~ t "iri·1111tl\·u, Ciputal · J;il,;irta ~d;i1a11 I ~-l 1 t) 'l\•lp. 7-l.,JllliO 1.,1,, 7-lJJobo
Nomor : E.Psi/OT.01.7 /2'JJ/V /2004 Jakarta, 12 Mei 2004 I ,an1p
Hal
Tembusan:
: lzin Penelitian
Kepada Yth. Ketua Yayasan "ENDE MANDIRI" Jakarta
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa :
Nama Tempat Tanggal Lahir Alam at ·
: Futuhiyat : Serang, 17 Februari 1982 : Komp. Cigadung Mandiri Rt. 01/ 10 Blok. I/ 6 Cadasari Pandeglang
Adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif }lidayatullah Jakarta
Semester NomorPokok Tahun Akademik Program
: VIII (Delapan) : 0071020143 : 2003/ 2004 : Strata I (S-I)
Sehubungan dengan tugas · penyelesaian skripsi yang berjudul: "Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme Dengan Sikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik", mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian di lembaga Bapak/Ibu/Saudara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/ sm:dara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuaunya.
Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terimakasih.
Wassalamm.laikum Wr.Wb
An. Dekan Pembantu Dekan Bida~'/jkactemik
C1ht1~ l~ ' If, , I I I ly .
Dra. °4'fhrot'1) N'1hayah, M.Si
O:kan Fokultas PslkoJo;;i ~IP. IS02331J'3 ,
,,
Nomor : E.Psi/OT.01.7 /2.30/V /2004 Lamp
Jal'11ria, '18 Mei 2004
Hal : lzin Penelitian
Tembusan:
Kepada Yth. Ketua Yayasan Pendidikan Dini An-Nur Ciputat
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa :
Nama TempatTanggal Lahir Alamat
: Futuhiyat : Serang, 17Februari1982 : Komp. Cigadung Mandiri Rt. 01/ 10 Blok I/ 6 Cadasari Pandeglang
Adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semester NomorPokok Tahun Akademik Program
: VIII (Delapan) : 0071020143 : 2003/ 2004 : Strata I (S-I)
Sehubung:an dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul: "Hubungan Antara Pertgetahuan Orang Tua Tentang Autisme Dengan Sikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik", mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian di lembaga Bapak/Ibn/Saudara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan membcrikan bantuannya.
Demikian atas perhatian dan bantuan Ilapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
A.n. Dekan Pembantu Dt<l<:.an Bi darruJ]kJae mi k
C 1n 1 1.~ itl/A1i , I J / 1 I I
Dra. 4)1hrot,,;l/N'ihayah, M5i
Dekan fokultas Psi koJo;;i .\<(NIP. \50238';{1'3 "
Nomor : E.Psi/OT.01.7 /!13d/V /2004 Jakarta, 18 Mei 2004 Lamp Hal : lzin Penelitian
Kepada Yth. Ketua Yayasan Bintang Kecil Indonesia Ciputat
Assalamualail<um Wr. Wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nan1a Tempat Tanggal Lahir Alamat
: Futuhiyat : Serang, 17 Februari 1982 : Komp. Cigadung Mandiri Rt. 01/ 10 Blok. I/ 6 Cadasari Pandeglang
Adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semester NomorPokok Tahun Akademik Program
: VIII (Dela pan) : 0071020143 : 2003/ 2004 : Strata I (S-I)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul: "I-lubungan Aniara Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme Dengan Sikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik", mahasiswa terse but memerlukan izin penelitian di !em baga Bapak/Ibu/Saudara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kes<xliaan Bapak/Ibu/ saudara 1mtuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan banluannya.
Demikian atas perhatian dan banhian Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terimakasi!l.
Wassalamualaikum Wr.Wb
A.n. Dekan Pembantu Dekan Bida~kaciemik
~01,1 ; I j l!J7!!
Ternbusan: Ora. z
15..i1rotuf) N'1hayah, MSi
~IP. 50233'1?'3 , Dekan Fuku\tas Psi koloti
DEPAH.T[iVIEN ACAIVIA
UNIVEH.SITAS !SLAM NEGERI SYARIF 1-11 DA YATULLAH .JAKARTA
FAKULTAS PSI KO LOG I .JI. l<l'l't•l ;\lukti No. 5 Circuntlcu, Ciputal ~J:11\arta ~l·latan 15·119 Tclp. 743:\0(i!J i·a.\. 74.J.JO()lJ
Nomor : E.Psi/OT.01.7 /230/V /2004 Jakarta, 18 Mei 2004 Lamp Hal : Izin Penelitian
Kepada Yth. Kepala Avanti Teatment Centre Jakarta
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama Tempat Tanggal Lahir Alamat
: Futuhiyat : Serang, 17 Februari 1982 : Komp. Cigadung Mandiri Rt. 01/ 10 Blok. I/ 6 Cadasari Pandeglang
Adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif J-Iidayatullah Jakarta
Semester Nomor Pokok Tahun Akademik Program
: VIII (Delapan) : 0071020143 : 2003/ 2004 : Sh·ata I (S-I)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berju,lul: "Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme Dengan Sikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik", mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian di lembaga Bapak/Ibu/Saudara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/ saudarn untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikian atas perhatian dan banhian Bapak/Ibu/Saudarn kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
An. Dekan Pembantu De.kan Bidan(Akadernik
Tembusan:
Ora. ~NIP.
hrotJ\"N1hayah, MSi,, 50233ij3
no\.-=-.t""\ t::"~\,,,\f71C Pdk,"llc.:ai
0
al
Sentra Terapi Terpadu "ENDE MANDIRI" Perurnahan Kranggan Pennai TI. Merak Raya Blok AP I No. 3 Pondok Gede Bekas; Telepon: (021)8440935
: 20/STTEM A/VIII/2004 Kranggan, 03 Agustus 2004
: Surat Keterangan
ampiran
Dengan ini menyatakan bahwa, mahasiswa dengan identitas sebagai berikut:
Nama : Futuhiyat.
Fakultas : Psikologi.
Semester : VIII.
Pernah melakukan penelitian di Klinik Sentra Terapi Terpadu" Ende Mandiri"
1emikian surat keterangan ini, semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
PENDIDIKAN DINI AN NUR UNTUK ANAK PENY ANDANG AUTISJVIA I PDD
Komplek IAIN JI. Ibnu Khaldun III No. 21. Telp: 7418659 CIPUTAT-JAKARTA SELATAN
SURAT KETERANGAN No. PDNO!/SKT/08/2004
Yang bertanda tangan dibawah ini Direktur Pendidikan Dini An Nur, menerangkan bahwa:
Nama NIM Fakultas Alamat
: FUTUHIYAT ~ 0071020143 : Psikologi UIN Jakarta : Komplek Cigadung Mandiri Rt. 01/10
Blok B 1/6 Cadasari Pandeglang
Bahwa nama tersebut diatas benar tel:lh. melakukan penelitian untuk penyelesaian sk.ripsi yang berjudul: "Hubungan Antara Pengetahuan Orangtua Tentang Autisme Dengan Sikap Penerimaan Orangtua Terhadap Anak Penyandang Autistik".
Oemikianlah surat keterang:m ini kami berikan untuk dap10t dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 5 Agustus 2004
--~-ENDIDIKAN DINI . r-
AN NUR '
- ---------Dra. Lilis Arofiyanti MM
:Bintang K.ieil Indon{lsia Bintang Special Needs Education Center
Bintang Speech & 0. Therapy Center Indonesian Little!' Star Preschool & Early Intervention Center
SURAT KETEHANGAN
No. /l'f /bl</,/ l//ff-O'f.
Dengan ini menerangkan hahwa mahasiswa dengan identitas sebagai berikut:
Nama
NIM
Fakultas
Semester
Malrnsiswa
: Futuhiyat
: 0071020143
: Psikologi
: VJJI
: Universitas Islam Negcri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tclah melakukan penclitian skripsi yang bcrjudul "Hubungan Antara
J'engetahuanOrang Tua Tentang Autisme Dengan Sikap Pcnerimaan Orang
Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik" di Kliuik Bintang Kecil Indonesia
Special Needs Education Center & Early Intervention Center.
Demikian surat kcterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagain1ana 111estinya.
SARANA TERAPI MANDIRI
SURAT KETERANGAN No.047/SK/ATCNW04
Hal : Keterangnn tclah menyelesaikan penelitinn.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
N~ma : Futuhiyat
Tempatffanggal Lahir : Serang, 17 Pebruari J 982
Ahuna! : Komp. Cigadung Mandiri Rt.O l/l 0
Blok !/6 Cadasari Pandeglang.
Status : Mahasiswi Fakultas Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Yang bersangkulan telah selesai melakukan penelitian yang menunjang Skripsi yang
ierjudul " Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme Dengan Sikap
'enerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik." Di Avanti Treatment
~entre.
lemikian Surat Keterangan 1111 saya buat untuk dapat dipergunakan sebag~imana
1estinya.
J a rta, 06 Juli 2004 1-1 nnat Kami,
i'·.·'. .. ",0->.-·; ! !.I!~. , I I, ~ ;.-,;..,.:..--:--
. , i ,0J _kson R_ Sinaga, S.Sos) ,·.r \~1 .Y.i,,
Kepala Klinik
Wisn1a Bayuadji Le. 2, JI. Gandaria Tengah Ill No. 44, Kcbayoran Baru Tclp 7397616 - Fax. 7397637
IAKARTA SF=I ATA'-1