skripsi evaluasi keberhasilan implementasi sistem...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
EVALUASI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM
INFORMASI E-DONASI DENGAN METODE HOT-FIT
(Studi Kasus: Direktorat EKZ LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia)
Disusun oleh:
GALIH IBNU PRABOWO
1112093000065
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
SKRIPSI
EVALUASI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM
INFORMASI E-DONASI DENGAN METODE HOT-FIT
(Studi Kasus: Direktorat EKZ LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia)
Disusun oleh:
GALIH IBNU PRABOWO
1112093000065
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
i
SKRIPSI
EVALUASI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
E-DONASI DENGAN METODE HOT-FIT
(STUDI KASUS : DIREKTORAT EKZ LAZNAS INISIATIF ZAKAT
INDONESIA)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Galih Ibnu Prabowo
1112093000065
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iii
PENGESAHAN UJIAN
iv
PERNYATAAN
v
ABSTRAK
Galih Ibnu Prabowo - 1112093000065. Evaluasi Keberhasilan
Implementasi Sistem Informasi E-Donasi Dengan Metode Hot-Fit Model (Studi
Kasus: Direktorat EKZ LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia) di bawah bimbingan
Nur Aeni Hidayah, MMSI dan Nuryasin, M.Kom.
IZI merupakan lembaga yang telah mendapat pengesahan dan izin
operasional dari Kementerian Agama Republik Indonesia melalui SK Menteri
Agama No. 423 Tahun 2015 sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. IZI telah
menerapkan sistem berbasis IT yang terintegrasi dengan UPZ yang bersinergi.
Salah satu sistem yang dikembangkan digunakan untuk mengelola data
penghimpunan dana zakat bernama sistem “e-Donasi”. Hingga tahun 2018 e-
Donasi telah mengalami pembaruan sistem sebanyak dua kali namun belum pernah
dilakukan evaluasi secara teknis terkait dengan dampak dan manfaat yang
didapatkan setelah sistem diperbarui. Dalam proses implementasinya IZI
menghadapi beberapa hambatan diantaranya yang berasal dari luar, sejumlah UPZ
belum menggunakan sistem e-Donasi yang disediakan untuk mengelola data
penghimpunan zakat. Berdasarkan permasalahan tersebut tujuan penelitian ini ialah
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada keberhasilan implementasi sistem
e-Donasi yang akan menjadi bahan untuk pengembangan sistem berikutnya
berdasarkan hasil evaluasi dan memberikan rekomendasi pada IZI. Berdasarkan
hasil pemetaan permasalahan, proses yang dilakukan adalah memastikan
keberhasilan implementasi sistem e-donasi dan mengukur faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan tersebut. Metode yang kompatibel untuk mengevaluasi
keberhasilan implementasi sistem dalam penelitian ini adalah HOT-Fit. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan 9 dari 34 indikator yaitu KI4, KP1, KP5, KP6, KS2,
LO2, M4, M5, dan PS dalam model penelitian ini harus dihapus dikarenakan
indikator tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Selain itu, terdapat 3
hipotesis yang diterima yaitu KP-PS, SO-KP, dan LO-M. Sebanyak 40,5% yang
menyatakan puas terhadap Sistem e-donasi, hal ini menunjukan tingkat kepuasan
berada sedikit di bawah rata-rata, untuk itu bagi pengembang sistem dapat
melakukan pengembangan yang lebih dalam lagi terhadap sistem untuk
meningkatkan tingkat kepuasan pengguna. Dengan demikian hasil penelitian ini
dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan kepada Direktorat EKZ Inisiatif
Zakat Indonesia dalam melakukan pengembangan sistem selanjutnya agar lebih
optimal.
Kata Kunci : Evaluasi Sistem Informasi, HOT-Fit, PLS-SEM, Average Variance
Extracted (AVE)
V Bab + xix Halaman + 130 Halaman + 19 Gambar + 18 Tabel + Daftar Pustaka +
Lampiran
Pustaka Acuan (28, 2007 – 2018)
vi
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-
Nya, penulis diberikan nikmat sehat dan ilmu sehingga dapat melaksanakan, dan
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, kerabat, serta
muslimin, dan muslimat, semoga kita semua mendapatkan syafa’at dari beliau di
akhirat kelak. Amin.
Skripsi ini berjudul “Evaluasi Keberhasilan Implementasi Sistem E-Donasi
Dengan Metode HOT-FIT pada Direktorat EKZ LAZNAS Inisiatif Zakat
Indoensia”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
program S1 pada program studi Sistem Informasi di Universitas islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu, baik moril maupun materil, dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu perkenankanlah peneliti menyampaikan
ungkapan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud., selaku Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vii
2. Bapak A’ang Subiyakto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nida'ul Hasanati, S.T., MMSI, selaku Sekertaris Program Studi
Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Nur Aeni Hidayah, S.E., MMSI, selaku dosen pembimbing I yang
secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan bimbingan
dengan sabar serta membantu, dan mendukung secara moral maupun
teknis selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Nuryasin, M.Kom, selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan motivasi, ilmu baru, arahan serta selalu
meluangkan waktu dalam membimbing proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah
memberikan ilmu, motivasi, dan nasehat selama peneliti duduk di
bangku perkuliahan.
7. Bapak Anggar Ifan Henaldy, selaku Supervisor pada divisi kemitraan
pada Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia, sebagai pembimbing lapangan
yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk membantu peneliti
dalam mengumpulkan kelengkapan data riset serta memberikan saran
untuk skripsi ini.
8. Bapak Muhamad Ardhani selaku Manajer IT pada Yayasan Inisiatif
Zakat Indoensia, yang telah banyak membantu peneliti dalam
viii
mengumpulkan kelengkapan data riset serta memberikan saran untuk
skripsi ini.
9. Bapak Pungky Andriatama selaku Manajer HR, yang telah membantu
peneliti dalam mendapatkan izin untuk dapat melakukan penelitian di
Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia.
10. Staff IZI lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang
selalu membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif agar penyusunan skripsi
ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama
teman-teman Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik sebagai
bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar untuk penelitian
materi lebih lanjut.
Jakarta, 24 Juni 2019
Galih Ibnu Prabowo
1112093000065
ix
LEMBAR PERSEMBAHAN
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini
kepada keluarga, sahabat, teman dan seluruh pihak yang telah membantu baik moril
dan materil dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai, terima kasih atas
doa, dukungan, dan semuanya yang telah diberikan. Bismillah, semoga
Galih dapat membahagiakan dan membuat kalian bangga, dan semoga
Bapak dan Mama sehat selalu, Ya Allah, aamiin.
2. Adik saya, Heni Puspitasari atas doa dan dukungan moril ataupun
materilnya yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini,
makasih banyakkk.
3. Tim “Alamak Oee”, Bahtiar Rifai, Tri Yoga Santoso, Asti Nofita Sari,
Ramadhita Mardiani, Fajar Muttaqi, Sofie Nurlatifani, Resti Pratama,
Mia Mardiatul Mahmudah, Frenda Faradina, Fadil Rusydan dan
Luqman Hakiem, pokoknya makasih.
4. Kelompok Pecinta Alam dan Penikmat Semesta (PESTA): Oni, Iky,
Reza, Acus, Meha, Fajar, Gilang, Agung, Lutfi, Eko, Arfan, Wiby,
Riza, Ejoy, dan yang lainnya yang tidak saya sebutkan semuanya,
terima kasih atas petualangan dan puncak-puncak gunung yang kita
capai sama-sama, nggak akan pernah terlupakan seumur hidup.
5. Teman-teman satu angkatan 2012. Terimakasih untuk kebersamaan,
kerja sama, motivasi, dan selalu mendoakan dalam kebaikan. Dan juga
x
kakak-kakak senior yang telah banyak memberikan informasi,
referensi, dan ilmu yang sangat berguna.
6. Anggota KKN “Desa”, kelompok untuk Desa Tanjungsari, Cijeruk:
Sinta, Ica, Menik, Dara, Asti, Doni, Regi, Zein, Lutfi, Al, terima kasih
untuk perjuangannya dalam sebulan lebih melaksanakan kegiatan
KKN.
7. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi
ini yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, namun tidak
mengurangi sedikitpun rasa hormat dan rasa terima kasih.
Skripsi ini saya persembahkan juga kepada semua orang yang selalu
bertanya: “Kapan skripsi mu selesai?”. Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu
bukan sebuah kejahatan, bukan pula sebuah aib. Alangkah kerdilnya jika mengukur
kepandaian dan kesuksesan seseorang hanya dari siapa yang paling cepat lulus atau
dengan IPK cumlaude,
xi
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
PENGESAHAN UJIAN ....................................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang .............................................................................. 1
Identifikasi Masalah ...................................................................... 8
Rumusan Masalah ......................................................................... 9
Batasan Masalah.......................................................................... 10
Tujuan Penelitian ........................................................................ 11
Manfaat Penelitian ...................................................................... 12
Metodologi Penelitian ..................................................... 12
Sistematika Penulisan.................................................................. 14
LANDASAN TEORI .......................................................................... 16
Definisi Evaluasi ......................................................................... 16
Tujuan Evaluasi ............................................................... 16
xii
Jenis-jenis Evaluasi ......................................................... 17
Evaluasi Menurut Objek ................................... 17
Evaluasi Menurut Fokus ................................... 19
Evaluasi Menurut Waktu Pelaksanaan .............. 22
Metode Penelitian Dalam Evaluasi ................................. 23
Kesuksesan Implementasi Sistem Informasi ............................... 24
Definisi Sistem Informasi ........................................................... 26
Konsep HOT-Fit (Human, Organization, and Technology-Fit).. 26
Teori Sebelum HOT-Fit .................................................. 31
MIT 90’s / IT-Organizational Fit ..................... 31
Unified Theory of Acceptance and Usage of
Technology (UTAUT) ....................................... 32
Technology Acceptance Model (TAM) ............. 33
IS Success Model (ISSM).................................. 35
Variabel Dalam HOT-Fit................................................. 36
System Quality (Kualitas Sistem) ...................... 36
Information Quality (Kualitas Informasi) ......... 37
Service Quality (Kualitas Layanan) .................. 37
System Use (Penggunaan Sistem) ..................... 38
User Satisfaction (Kepuasan Pengguna) ........... 38
Structure (Struktur Organisasi) ......................... 39
Environment (Lingkungan Organisasi) ............ 39
Net Benefit (Manfaat Bersih) ............................ 40
Sistem Informasi Manajemen ..................................................... 41
Zakat, Infaq, dan Sedekah ........................................................... 42
xiii
Zakat ................................................................................ 42
Infaq ................................................................................ 43
Sedekah ........................................................................... 44
Inisiatif Zakat Indonesia .............................................................. 44
Sejarah Berdirinya Inisiatif Zakat Indonesia ................... 44
Struktur Organisasi Inisiatif Zakat Indonesia .................. 47
Sistem e-Donasi .......................................................................... 47
Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 50
Populasi dan Sampel ................................................................... 51
Analisis Data ............................................................................... 54
Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 54
Uji Validitas ...................................................... 55
Uji Reliabilitas .................................................. 55
Uji Regresi Linear ........................................................... 56
Uji Koefisien t (Koefisien Regresi)................... 56
Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................... 57
PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling) 58
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 62
Metode Pengumpulan Data ......................................................... 62
Observasi ......................................................................... 62
Wawancara ...................................................................... 63
Kuesioner ........................................................................ 63
Studi Literatur ................................................................. 64
Kerangka Penelitan ..................................................................... 69
Instrumen Penelitian.................................................................... 71
xiv
Pengujian Intrumen Penelitian .................................................... 73
Metode Evaluasi Sistem .............................................................. 73
Identifikasi Kebutuhan .................................................... 73
Gambaran Umum Lembaga .............................. 74
Analisis Sistem Berjalan E-Donasi ................... 74
Hipotesis ............................................................ 74
Penentuan Sampel ............................................. 76
Proses Evaluasi ................................................................ 77
Variabel Penelitian ............................................ 77
Perancangan Kuesioner ..................................... 78
Pengolahan Data Kuesioner .............................. 79
Uji Validitas dan Reliabilitas ............................ 80
Uji Hipotesis .................................................................... 82
Rekomendasi Sistem ....................................................... 83
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 84
Hasil Analisis .............................................................................. 84
Profil Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia ......................... 84
Sejarah Singkat.................................................. 84
Visi dan Misi ..................................................... 86
Tujuan ............................................................... 87
Struktur Organisasi............................................ 88
Hasil Analisis Sistem Berjalan ........................................ 88
Fitur-Fitur Sistem E-Donasi .............................. 88
Mekanisme Sistem E-Donasi ............................ 92
Hipotesis .......................................................................... 93
xv
Hasil Analisis Demografi ................................................ 96
Penentuan Sampel ........................................................... 98
Pengujian Instrumen.................................................................... 98
Internal Consistency Reliability .................................... 106
Average Variance Extracted (AVE) .............................. 107
Discriminant validity ..................................................... 108
Proses Evaluasi.......................................................................... 112
Analisis Struktur Model ................................................ 112
Hasil Uji Hipotesisi ................................................................... 121
Interpretasi Hasil Analisis Instrumen Pengukuran ........ 121
Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis .......................... 122
PENUTUP ......................................................................................... 129
Kesimpulan ............................................................................... 129
Implikasi .................................................................................... 131
Saran .......................................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 134
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 138
SURAT-SURAT PENELITIAN ...................................................................... 139
KUESIONER PENELITIAN ........................................................................... 143
DATA RESPONDEN KUESIONER ............................................................... 151
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.1 Model Evaluasi Hot-Fit oleh Yusof et al. (2006) ............................. 6
Gambar 2.1.1 Metode Penelitian Evaluasi (Wirawan, 2012)................................ 23
Gambar 2.4.1 Model Keberhasilan Sistem Informasi oleh Yusof et al. (2008) .... 26
Gambar 2.4.2 Kerangka Kerja MIT90 .................................................................. 32
Gambar 2.4.3 Kerangka Model Evaluasi UTAUT oleh Venkatesh, et al. (2003) 33
Gambar 2.4.4 Technology Acceptance Model (TAM) oleh Davis et al. (1989) ... 35
Gambar 2.4.5 Model Kesuksesan SI DeLone dan McLean .................................. 36
Gambar 2.6.1 Struktur Organisasi Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia .................. 47
Gambar 2.7.1 Proses Input Donasi ke Sistem e-Donasi (SOP Div. EKZ IZI) ...... 49
Gambar 3.2.1 Kerangka Penelitian (diadopsi dari Yusof et al., 2018) ................. 70
Gambar 4.1.1 Struktur Organisasi Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia .................. 88
Gambar 4.1.2 Tampilan Halaman Login ............................................................... 89
Gambar 4.1.3 Tampilan Halaman Input Donasi ................................................... 89
Gambar 4.1.4 Tampilan Halaman Input Donatur.................................................. 90
Gambar 4.1.5 Tampilan Halaman Verifikasi Donasi ............................................ 91
Gambar 4.1.6 Tampilan Halaman Kelola Donor .................................................. 91
Gambar 4.1.7 Rich Picture Sistem Berjalan e-Donasi .......................................... 93
Gambar 4.1.8 Model Hipotesis Evaluasi Sistem e-Donasi ................................... 94
Gambar 4.3.1 Hasil Analisis SmartPLS ............................................................. 117
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.1 Perbedaan Metode Kuantitatif dan Kualitatif (Wirawan, 2012) .......... 24
Tabel 3.1.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu ...................................................... 66
Tabel 3.3.1 Intrumen Penelitian .............................................................................. 71
Tabel 4.1.1 Distribusi Responden Sistem E-Donasi berdasarkan Jenis Kelamin ... 96
Tabel 4.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ............................................ 96
Tabel 4.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Divisi ............................................ 97
Tabel 4.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan Pendidikan ...................... 97
Tabel 4.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan ....................................... 98
Tabel 4.2.1 Nilai Factor Loading Kualitas Sistem .................................................. 99
Tabel 4.2.2 Nilai Factor Loading Kualitas Informasi ........................................... 100
Tabel 4.2.3 Nilai Factor Loading Kualitas Layanan ............................................. 101
Tabel 4.2.4 Nilai Factor Loading Penggunaan Sistem ......................................... 102
Tabel 4.2.5 Nilai Factor Loading Kepuasan Pengguna ........................................ 103
Tabel 4.2.6 Nilai Factor Loading Struktur Organisasi.......................................... 103
Tabel 4.2.7 Nilai Factor Loading Struktur Organisasi.......................................... 104
Tabel 4.2.8 Nilai Factor Loading Manfaat ........................................................... 105
Tabel 4.2.9 Average Variance Extracted .............................................................. 107
Tabel 4.2.10 Discriminant Validity ....................................................................... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat, segala bentuk kegiatan pengelolaan zakat diawasi dan berada di bawah
regulasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Dengan berlakukannya undang-
undang tersebut menuntut “reformasi” pengelolaan zakat pada masyarakat.
Reformasi paling mendasar adalah dengan memperketat syarat pemberian izin
operasional Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) baru, baik yang berbentuk Badan
Amil Zakat (BAZ) maupun yayasan/lembaga atau biasa disebut LAZ (Lembaga
Amil Zakat).
Ketentuan BAZ dan LAZ yang berhak mendapatkan izin operasional
sebagai OPZ yaitu dengan kriteria ambang batas (threshold) pengelolaan dana ZIS
sebanyak Rp 25 miliar per tahun. BAZ dan LAZ yang tidak mampu memenuhi
ambang batas tersebut diarahkan untuk melakukan penggabungan atau meleburkan
diri ke OPZ yang sudah memiliki izin operasional. Selain itu OPZ yang sudah
mendapatkan izin operasional namun gagal mencapai ambang batas penghimpunan
pada akhir periode pelaporan, ditahun berikutnya diharuskan bergabung dengan
OPZ jangkar atau diturunkan statusnya menjadi UPZ. Sehubungan dengan
reformasi pengelolaan zakat tersebut, OPZ yang telah mendapatkan izin
operasional dari BAZNAS didorong untuk menerapkan tata kelola lembaga yang
2
baik (good governance) untuk meningkatkan profesionalitas dan transparansi
dalam pengelolaan zakat, tidak terkecuali Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI)
yang sudah mendapatkan izin operasional sejak tahun 2016 sebagai Lembaga Amil
Zakat Nasional (LAZNAS).
IZI merupakan lembaga yang telah mendapat pengesahan dan izin
operasional dari Kementerian Agama Republik Indonesia melalui SK Menteri
Agama No. 423 Tahun 2015. Sebagai OPZ yang beroperasi di tingkat nasional, IZI
mendapat predikat LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional) dan memiliki 17
kantor cabang yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Memiliki visi
menjadi lembaga zakat profesional terpercaya yang menginspirasi gerakan
kebajikan dan pemberdayaan, dengan salah satu misinya adalah “Mengelola
seluruh proses organisasi agar berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku, tata
kelola yang baik (good governance)”. IZI yang juga merupakan OPZ jangkar telah
menerapkan sistem berbasis IT yang terintegrasi hingga pada level UPZ yang
bergabung dengan IZI untuk menunjang berbagai aktivitas pengelolaan zakat mulai
dari menghimpun dana, meng-administrasi data penghimpunan, hingga
menyalurkan dana zakat yang bersifat santunan (charity) maupun program-program
yang bersifat pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kaidah kepatuhan syariah.
Salah satu sistem yang dikembangkan oleh IZI adalah sistem yang digunakan untuk
mengelola data penghimpunan dana zakat diberi nama sistem “e-Donasi”
Sistem e-Donasi memegang peranan penting dalam mengelola data muzaki
(donatur) dan transaksi yang mereka lakukan, sistem ini secara struktur organisasi
berada di bawah koordinasi manajemen Edukasi dan Kemitraan Zakat (EKZ) dan
3
di akses oleh tiga entitas, yaitu staf divisi CRM (Customer Relation Manajemen)
CRM IZI, staf marketing divisi Zakat Funding IZI dan admin UPZ (Unit
Pengumpul Zakat). Staf divisi CRM bertugas mengelola data donatur serta
merekam seluruh informasi transaksi yang terjadi antara donatur dan lembaga di
kantor pusat maupun cabang, serta membuat profil donatur untuk staf lembaga yang
memerlukan informasi tentang donatur tersebut. Staf marketing divisi Zakat
Funding bertugas menyimpan data donatur serta merekam seluruh transaksi yang
terjadi antara donatur dan marketer secara langsung. Sedangkan UPZ merupakan
mitra IZI yang bersinergi dalam hal pengelolaan dana Zakat, Infak, dan Sedekah
(ZIS) yang berbentuk lembaga badan hukum untuk mengelola dana ZIS sesuai
dengan regulasi yang ditetapkan OPZ jangkarnya. Tiga entitas tersebut akan dapat
kita lihat di dalam sistem.
Untuk mendapatkan manfaat jangka panjang dari penggunaan sistem e-
Donasi, menjadi hal yang penting bagi IZI untuk mempertahankan keterlibatan
pengguna sistemnya, sedangkan keterlibatan pengguna juga harus didukung oleh
organisasi dan teknologi (Parente & McCullough, 2009). Hal ini menandakan
bahwa ketiga aspek tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan
implementasi sistem e-donasi. Untuk mengevaluasi bagaimana manusia, organisasi
dan teknologi-fit saling terkait dalam sistem e-donasi maka model HOT-Fit oleh
(Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008) cocok digunakan dalam penelitian kali ini.
Sejumlah peneliti telah melakukan kajian dalam berbagai domain keilmuan yang
berhubungan dengan evaluasi keberhasilan implementasi sistem informasi
menggunakan model HOT fit. Dalam bidang kesehatan misalnya, (Yusof, Kuljis,
4
& Stergioulas, 2008) mengevaluasi framework sistem informasi kesehatan yang ada
di negara Malaysia, hasilnya menunjukkan pentingnya memiliki sikap dan
pengetahuan pengguna yang benar agar dapat menggunakan sistem secara efektif
dan efisien. Memilih orang yang tepat sebagai pengguna sistem lebih penting dari
pada memiliki keterampilan yang diperlukan, karena keterampilan dapat diperoleh
dengan pelatihan. (Erlirianto, Ali, & Herdiayanti, 2015) menggunakan framework
HOT fit untuk mengevaluasi faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kualitas informasi pada sistem rekam medis. Hasilnya, lingkungan organisasi
terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap manfaat yang didapat dari
penggunaan sistem. Pada bidang pendidikan model HOT fit juga digunakan untuk
mengevaluasi kepuasan terhadap sistem informasi. (Mujianto, Soedijono, &
Henderi, 2017) melakukan pengukuran tingkat kesuksesan penerapan website
Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) online di Perguruan Tinggi Swasta. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat 3 indikator penilaian dengan nilai kepuasan di
bawah 85%, yaitu kecepatan waktu respon 76,1%; adanya fasilitas bantuan 71,6%;
dan kepuasan tampilan 64,2%. Sehingga 3 indikator tersebut perlu ditingkatkan lagi
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat mengoptimalkan penerapan
website PMB online PTS di Jombang. Indrajit (2000) juga menjelaskan bahwa
keberhasilan penerapan sistem informasi tidak tergantung pada besarnya dana
investasi yang didedikasikan, namun terletak pada keampuhan strategi yang dipilih
dan diterapkan oleh suatu institusi. Menurut (McLeod, 2008) untuk mengukur
kualitas suatu sistem yang berjalan, organisasi harus mengetahui bagaimana
5
kepuasan pengguna sebagai umpan balik dalam rangka mengembangkan sistem
tersebut.
Pada tahun 1992 telah dikembangkan sebuah model yang digunakan untuk
mengevaluasi kualitas sistem informasi yang bernama “DeLone and McLean IS
Success Model (ISSM)” atau lebih dikenal dengan D&M model. Menurut Delone
dan McLean ada enam faktor yang mempengaruhi kualitas sistem informasi: (1)
kualitas sistem; (2) kualitas informasi; (3) Penggunaan sistem; (4) Kepuasan
Pengguna; (5) dampak pengguna; dan (6) dampak organisasi (DeLone & McLean,
2016). Pada tahun 2003, Delone dan McLean kemudian mengembangkan D&M
model dengan menambahkan faktor kualitas layanan dan mengganti faktor dampak
pengguna dan dampak organisasi menjadi faktor net benefits (manfaat
penggunaan). Kemudian ada sebuah model bernama MIT90s yang lebih dikenal
dengan IT-organizational fit model yang menjelaskan bahwa kesuksesan mengelola
teknologi informasi dalam sebuah organisasi bergantung pada keseimbangan pada
enam faktor berikut: (1) lingkungan eksternal; (2) strategi organisasi; (3) peran
pengguna; (4) struktur organisasi; (5) teknologi; dan (6) proses manajemen
(Bacsich, 2006). Yusof et al. (2006) kemudian mengembangkan sebuah kerangka
kerja yang menggabungkan konsep ISSM dan IT-Organizational Fit Model.
Menurut Yusof et al. (2006) evaluasi sistem informasi harus melibatkan manusia
dan organisasi, selain itu sistem informasi juga perlu didukung dan dilengkapi oleh
teknologi. Organisasi harus memiliki kemampuan untuk menyiapkan pegawai atau
staf agar dapat beradaptasi dengan pembaruan teknologi ataupun perubahan yang
terjadi di dalamnya (Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008). Hot-Fit memiliki tiga
6
aspek dan faktor yang berbeda-beda pada setiap aspeknya. Pada aspek teknologi
terdapat tiga faktor: (1) kualitas sistem; (2) kualitas informasi; (3) kualitas layanan.
Pada aspek manusia terdapat dua faktor: (1) penggunaan sistem; dan (2) kepuasan
pengguna. Pada aspek organisasi terdapat dua faktor: (1) struktur organisasi; dan
(2) lingkungan. Faktor-faktor tersebut digunakan untuk mengukur net benefits
(manfaat penggunaan sistem).
Gambar 1.1.1 Model Evaluasi Hot-Fit oleh (Yusof, Kuljis, & Stergioulas,
2008)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, hingga tahun
2018 e-Donasi telah mengalami pembaruan sistem setidaknya sebanyak dua kali
namun belum pernah dilakukan evaluasi secara teknis maupun yang terkait dengan
dampak dan manfaat yang didapatkan setelah sistem diperbarui. Sehingga belum
adanya laporan atau penelitian yang menggambarkan seberapa besar sistem e-
donasi berhasil diimplementasikan. Selain itu dalam proses implementasi sistem
yang baru, IZI menghadapi beberapa hambatan diantaranya yang berasal dari luar,
7
sejumlah UPZ belum menggunakan sistem e-Donasi yang disediakan oleh IZI
untuk mengelola data penghimpunan zakat, hal ini dibuktikan pada saat bulan
Ramadhan tahun 2018 (1439 H) yang mana merupakan masa puncak
penghimpunan dana zakat. Tercatat pada wilayah pusat hanya ada 8 lembaga UPZ
(dari 35 lembaga) yang menginput data penghimpunan ke sistem. Meskipun secara
SOP sebelum bergabung hingga mendapatkan izin operasional dari IZI setidaknya
calon UPZ IZI telah mendapatkan training (pelatihan) menggunakan sistem
sebanyak dua kali. Hal ini diduga karena sosialisasi mengenai pentingnya
penerapan teknologi dalam sebuah organisasi belum maksimal. Selain itu
diasumsikan bahwa kemudahan dalam penggunaan sistem juga belum optimal.
Pengembang sistem merasakan kekurangan dari sistem dan berniat merencanakan
pengembangan sistem yang baru. Namun, pengembang sistem membutuhkan data
yang lebih banyak untuk mengetahui detil bagian yang perlu dikembangkan
maupun ditingkatkan. Hal ini menjadikan evaluasi sangat penting dilakukan untuk
mengetahui apakah sistem e-donasi merupakan sistem yang tepat untuk
meningkatkan efektifitas dalam proses bisnis IZI dan apakah pengguna sistem
merasa puas dan mendapatkan manfaat dari penggunaan sistem e-donasi.
Penerapan teknologi informasi dapat dikatakan berhasil ketika organisasi
yang mengadopsi inovasi TI tersebut telah mendapatkan manfaat dari penerapan TI
pada organisasinya (Huda & Husnayati, 2013). Keberhasilan sistem mempunyai
tiga komponen (tolak ukur), yaitu kualitas sistem, manfaat sistem, dan kepuasan
pengguna (Guimaraes, Staples, & Keen, 2003). Sehingga akan diketahui sejauh
mana keberhasilan pada penerapan suatu sistem. Keberhasilan sistem informasi
8
diukur dari kualitas pelayanan (service quality), kualitas sistem (system quality)
dan kualitas informasi (information quality) dampak individual (individual impact),
dampak organisasional (organizational impact), manfaat (net benefit), intensitas
penggunaan (Intention to use), penggunaan (use), dan kepuasan pengguna (user
satisfaction) (DeLone & McLean, 2016). Sistem informasi telah diindikasikan
sebagai senjata dalam persaingan bisnis. Bahkan tanpa bersaing sekalipun,
pemanfaatannya sudah menentukan siklus hidup organisasi karena tuntutan era
ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini (Subiyakto, A.R, & dkk, 2016). Skema
dalam pengembangan model merepresentasikan kelengkapan proses dan model
kausal model kesuksesan proyek sistem informasi (Subiyakto, A.R, & dkk, 2016)
Masalah-masalah yang timbul pada penerapan sistem e-Donasi diatas
merupakan hal yang layak untuk dikaji lebih dalam dengan melakukan evaluasi
terhadap keberhasilan implementasi sistem. Maka dari itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “EVALUASI KEBERHASILAN
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI E-DONASI DENGAN METODE
HOT-FIT (STUDI KASUS: DIREKTORAT EKZ LAZNAS INISIATIF
ZAKAT INDONESIA)”
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Minat UPZ untuk menggunakan sistem e-Donasi untuk pengelolaan
data penghimpunan yang masih rendah.
9
2. Rendah nya pemahaman bahwa e-Donasi mengakomodasi aktivitas
dalam pengelolaan data penghimpunan dana zakat.
3. Belum pernah dilakukannya evaluasi Sistem e-Donasi sejak awal
dikembangkan hingga sistem mengalami pembaruan sebanyak dua kali.
Rumusan Masalah
Teknologi Informasi untuk menunjang kinerja suatu organisasi menjadi
suatu hal yang penting sekarang ini. Termasuk Lembaga Zakat Nasional Inisiatif
Zakat Indonesia yang menggunakan Sistem e-Donasi untuk proses bisnisnya.
Selain untuk mempermudah koordinasi antar bagian, Sistem ini juga berfungsi
sebagai integrasi data dari pusat hingga level UPZ di berbagai wilayah. Hal itu
diasumsikan karena sosialisasi pemahaman tentang pentingnya memanfaat kan
teknologi dalam proses bisnis yang belum maksimal. Selain itu, belum pernah
dilakukannya evaluasi terhadap tingkat keberhasilan penggunaan sistem ini
menjadi tantangan peneliti bagaimana mengevaluasi penerapan sistem e-Donasi
menggunakan model HOT-fit pada LAZNAS IZI dengan harapan penelitian ini
dapat memberikan masukan kepada pengembang untuk meningkatkan kualitas
sistem.
Maka daripada itu berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang
akan di bahas dalam penelitian ini adalah;
Bagaimana tingkat keberhasilan implementasi Sistem e-Donasi yang
diukur dengan menggunakan model Hot-Fit ?
10
Faktor apa sajakkah yang paling berpengaruh terkait dengan
keberhasilan implementasi sistem e-Donasi dengan menggunakan
model Hot-Fit
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka ruang lingkup masalah
dibatasi pada:
1. Penelitian ini dilakukan terhadap sistem e-Donasi LAZNAS IZI, Jakarta
Timur yang dikelola oleh divisi IT pada tahun 2018 sampai sekarang
yang mana respondennya adalah Karyawan dan Pimpinan Lembaga
UPZ di wilayah pusat (Jabodetabek).
2. Penelitian ini menggunakan 3 aspek dari model HOT-fit yaitu Human
(Manusia), Organization (Organisasi) dan Technology (teknologi) yang
dikembangkan oleh (Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008).
3. Secara metodologi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan teknik pengambilan sampel yaitu nonprobability sampling dan
sampling jenuh dimana semua populasi dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Analisis data menggunakan pendekatan PLS-SEM
dengan SmartPLS versi 3.0.
Untuk meningkatkan efektifitas dalam koordinasi antar bagian, Sistem e-
Donasi berfungsi menghubungkan data dari pusat hingga level UPZ di berbagai
wilayah. Namun sejumlah permasalahan dalam implementasi sistem ditemukan.
Diduga karena sosialisasi pemahaman tentang pentingnya memanfaat kan teknologi
dalam proses bisnis yang belum maksimal. Selain itu, belum pernah dilakukannya
11
evaluasi terhadap tingkat keberhasilan implementasi sistem ini menjadi tantangan
peneliti bagaimana mengevaluasi penerapan sistem e-Donasi menggunakan model
HOT-fit pada LAZNAS IZI dengan harapan penelitian ini dapat memberikan
masukan kepada pengembang untuk meningkatkan kualitas sistem.
Maka daripada itu berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang
akan di bahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat keberhasilan implementasi Sistem e-Donasi yang
diukur dengan menggunakan model Hot-Fit ?
2. Faktor apa sajakkah yang paling berpengaruh terkait dengan
keberhasilan implementasi sistem e-Donasi dengan menggunakan
model Hot-Fit?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan Latar belakang dan perumusan di atas, tujuan umun dari
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada keberhasilan
implementasi sistem e-Donasi yang akan menjadi bahan untuk
pengembangan sistem berikutnya berdasarkan hasil evaluasi.
2. Mengetahui seberapa besar kualitas sistem e-Donasi berpengaruh
terhadap penggunaan sistem.
3. Mengetahui seberapa besar kualitas informasi e-Donasi berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna (SDM).
12
4. Mengetahui seberapa besar kepuasan pengguna sistem (SDM)
berpengaruh kepada Net benefit (manfaat penggunaan sistem).
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi peneliti selanjutnya atau pihak lain dalam memahami kepuasan
pengguna sistem.
2. Secara metodologi, penelitian ini diharapkan dapat mendorong
pemanfaatan metode kuantitatif dalam penyusunan skripsi di Program
Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
berdasarkan pengamatan peneliti masih terbatas.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi pihak Inisiatif Zakat Indonesia dalam rencana pengembangan
sistem berikutnya.
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah:
1. Metode pengumpulan data, terdiri dari:
a. Observasi
Dalam hal ini penulis terjun langsung ke lapangan untuk
mengetahui dan mengamati bagaimana sistem yang telah ada pada
Inisiatif Zakat Indonesia
13
b. Interview (wawancara)
Penulis mengumpulkan data melalui wawancara langsung
kepada orang-orang yang terlibat langsung dengan sistem e-Donasi
pada Inisiatif Zakat Indonesia.
c. Kuesioner
Penulis menanyakan kepada responden yang telah
menggunakan sistem e-Donasi dengan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan keberhasilan implementasi sistem.
d. Metode Studi Literatur
Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-
buka maupun jurnal referensi baik mengenai prosedur sistem yang
telah ada, panduan akademik, dan juga evaluasi sistem yang dapat
dijadikan acuan pembahasan dalam masalah penelitian ini.
2. Metode Evaluasi Sistem
Penelitian ini menggunakan model Hot Fit yang dikembangkan oleh
(Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008) untuk menilai keberhasilan
implementasi sistem e-Donasi. Terdapat banyak model evaluasi sistem
diantaranya Model kesuksesan Dlone and Mclean, Task Technology Fit
(TTF) Analysis, End User Satisfaction, Technology Acceptance Model
(TAM) Dari model-model evaluasi sistem yang diuraikan, Hot Fit model
merupakan model yang lengkap dan paling sesuai dengan kondisi
permasalahan yang ada dibandingkan dengan model yang lain. Hot fit model
14
diakomodir variabel struktur dan lingkungan organisasi dimana variabel
tersebut tidak terdapat pada model sebelumnya. Model penelitian ini terdiri
dari 3 aspek yaitu: (1) Manusia (Human); (2) Organisasi (Organization); dan
(3) Teknologi (Technology) yang mana tiap-tiap aspek memiliki
variabelnya masing-masing.
Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terbagi dalam lima bab yang meliputi pendahuluan,
landasan teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, dan Kesimpulan dan
saran. Berikut penjelasan kelima bab tersebut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan
Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, dan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan konsep dan teori dasar yang meliputi
definisi evaluasi, kepuasan pengguna, pengukuran kepuasan
pengguna, sistem informasi, kesuksesan sistem informasi, sistem
informasi manajemen, Sejarah Inisiatif Zakat Indonesia, teknik
pengumpulan data, populasi, sampel, dan PLS-SEM
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan secara metode proses pelaksanaan
penelitian, mencakup penjelasan-penjelasan tentang pendekatan,
15
prosedur, populasi dan sampel, instrumen, pengumpulan dan
pemrosesan data, serta analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil pengolahan data
penelitian evaluasi pengguna Sistem e-Donasi yang meliputi
pengujian instrumen, hasil analisis, hasil interpretasi dan
pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap seluruh kegiatan
yang telah dilakukan dan disusun pada penulisan tugas akhir yang
meliputi kesimpulan, implikasi dan saran.
16
LANDASAN TEORI
Definisi Evaluasi
valuasi adalah sebuah riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, kemudian
menilainya dengan membandingkan dengan indikator evaluasi dan hasilnya
dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut
(Wirawan, 2012).
Menurut Wirawan (2012) Evaluasi memiliki definisi yang berbeda tetapi
memiliki inti yang sama sehingga memiliki formula tersendiri yang terdiri dari riset,
objek evaluasi, informasi, menilai dan mengambil keputusan. Tujuan evaluasi
adalah mengumpulkan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi.
Informasi tersebut kemudian dibandingkan atau dinilai dengan indikator evaluasi
dan muncul hasil perbandingan tersebut apakah sudah memenuhi kriteria atau
belum memenuhi dari indikator evaluasi
Tujuan Evaluasi
menurut Wirawan (2012) tujuan evaluasi adalah mengumpulkan
informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi. Informasi tersebut
kemudian dibandingkan atau dinilai dengan indikator evaluasi dan muncul
hasil perbandingan tersebut apakah sudah memenuhi kriteria atau belum
memenuhi dari indikator evaluasi.
17
Jenis-jenis Evaluasi
valuasi dapat dikelompokkan berdasarkan objeknya dan menurut
fokus dalam suatu program (Wirawan, 2012). Lalu menurut Beynon Davies
(2002) menambahkan evaluasi dapat dikelompokkan berdasarkan waktu
pelaksanaannya.
Evaluasi Menurut Objek
Menurut (Wirawan, 2012) jenis-jenis evaluasi dapat
dikelompokkan berdasarkan objeknya, yaitu: evaluasi kebijakan
evaluasi program, evaluasi proyek, evaluasi material, dan evaluasi
sumber daya manusia.
Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan adalah menilai kebijakan yang
sedang atau telah dilaksanakan. Setiap kebijakan yang
baru harus dievaluasi untuk menentukan apakah
kebijakan bermanfaat, dapat mencapai tujuannya,
dilaksanakan secara efisien dan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaannya.
Evaluasi Program
Evaluasi program adalah metode untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi
untuk menjawab pertanyaan dasar mengenai program.
Menurut (Wirawan, 2012) evaluasi program dapat
dikelompokkan menjadi evaluasi proses (process
18
evaluation) yaitu menilai dan meneliti apakah intervensi
atau layanan program telah dilaksanakan sesuai dengan
yang direncanakan, lalu evaluasi manfaat (outcome
evaluation) yaitu meneliti, menilai, dan menentukan
apakah program telah menghasilkan perubahan yang
telah diarahkan.
Evaluasi Proyek
Proyek adalah kegiatan atau aktivitas yang
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu untuk
melaksanakan program. Sebelum dijadikan program
aktivitas dilaksanakan dalam bentuk proyek. Sehingga
evaluasi proyek adalah mengumpulkan, menganalisis,
dan menyajikan informasi kegiatan tertentu untuk
melaksanakan program.
Evaluasi Material
Evaluasi material adalah menganalisis material-
material apa saja yang sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Untuk melaksanakan kebijakan, program,
atau proyek diperlukan sebuah material. Sebagai contoh:
untuk membuat program mobil murah diperlukan mobil
yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh
semua masyarakat. Oleh karena itu diperlukan evaluasi
19
material untuk mengetahui material apa yang dapat
memenuhi kriteria yang baik dari mobil tersebut.
Evaluasi Sumber Daya Manusia
Evaluasi sumber daya manusia, evaluasi
personalia, atau evaluasi kinerja digunakan untuk
merekrut dan menilai kinerja pegawai. Keberhasilan
organisasi dan lembaga sangat ditentukan oleh kinerja
pegawainya. Oleh karena itu dibutuhkan evaluasi secara
periodik.
Sehingga berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian
yang dilakukan oleh penulis merupakan evaluasi program karena
berdasarkan objeknya terhadap sistem informasi e-Donasi
sehingga dapat melihat apakah sistem informasi e-Donasi sudah
sesuai dengan yang direncanakan atau belum memenuhi harapan.
Evaluasi Menurut Fokus
Menurut (Wirawan, 2012) evaluasi menurut fokusnya
dapat digolongkan menjadi asesmen kebutuhan program (program
need assesment), evaluasi proses program (process program
evaluation), evaluasi keluaran program (outcome program
evaluation), dan evaluasi efisiensi program (efficiency program
evaluation).
20
a. Assesment Kebutuhan
Assesment kebutuhan adalah mengidentifikasi dan
mengukur level kebutuhan yang diperlukan dan
diinginkan oleh organisasi atau masyarakat. Selain itu
menurut Wirawan (2012) kebutuhan (need) adalah
ketimpangan (gaps) antara kondisi atau keadaan
sekarang atau apa yang terjadi dengan keadaan yang
diinginkan atau keadaan yang seharusnya.
b. Evaluasi Proses
Evaluasi proses merupakan evaluasi formatif yang
berfungsi mengukur kinerja program untuk mengontrol
pelaksaan program. Menurut Wirawan (2012) evaluasi
proses dimulai saat ketika program mulai dijalankan.
c. Evaluasi Keluaran
Evaluasi keluaran (outcome) merupakan evaluasi
yang mengukur dan menilai keluaran dan akibat
pengaruh dari program (Wirawan, 2012). Data yang
dievaluasi antara lain: 1). Hasil atau keluaran program;
2). Jumlah dan jenis orang yang dilayani apakah sudah
sesuai perencanaan; 3). Pengaruh atau akibat dari
program terhadap orang yang mendapat layanan; 4).
21
Mengidentifikasi apa yang harus dilakukan agar
pengaruh program dapat berlangsung terus menerus.
d. Evaluasi Efisiensi
Evaluasi efisiensi yaitu evaluasi yang mengukur
nilai keuntungan dan biaya dalam suatu proyek
(Wirawan, 2012). Evaluasi efisiensi dibagi 2 yaitu: 1).
cost-beneffit evaluation (evaluasi manfaat biaya) adalah
evaluasi yang mengukur masukan dan keluaran dalam
pengertian keuangan; dan 2). Cost-effecttiveness
evaluation (evaluasi efektifitas biaya) adalah mengukur
input program dalam pengertian keuangan dan keluaran
dalam pengertian non keuangan misalnya peningkatan
kemampuan berbahasa Indonesia siswa (Wirawan,
2012).
Sehingga berdasarkan penjelasan di atas maka, evaluasi
yang dilakukan penulis menurut fokusnya yaitu evaluasi keluaran
artinya penulis menganalisis selama diimplementasikan apakah
sistem e-Donasi telah memenuhi hasil yang diinginkan, pengguna
sistem atau orang yang memakai sistem e-Donasi telah sesuai
dengan yang telah direncanakan.
22
Evaluasi Menurut Waktu Pelaksanaan
Menurut (Beynon & Davies, 2002) terdapat perbedaan
jenis-jenis evaluasi berdasarkan waktu pelaksanaannya, yaitu:
strategic evaluation, formative evaluation dan summative
evaluation.
Strategic Evaluation
Strategic evaluation merupakan evaluasi yang
dilakukan sebelum sebuah sistem diimplementasikan
(pre-implementation evaluation). Evaluasi dilakukan
melalui penilaian atas perkiraan investasi biaya yang
dibutuhkan dengan keuntungan yang didapat dari
implementasi sebuah sistem informasi.
Formative Evaluation
Formative evaluation merupakan evaluasi yang
dilakukan pada saat sistem diimplementasikan. Evaluasi
ini dapat digunakan untuk membuat keputusan penting
dalam membuat perubahan pada desain sistem informasi
yang sedang berjalan.
Summative Evaluation
Sumative evaluation merupakan evaluasi yang
dilakukan setelah sebuah sistem diimplementasikan
23
(post-implementation evaluation). Evaluasi digunakan
untuk menilai keuntungan yang telah dicapai.
Sehingga berdasarkan penjelasan di atas maka penulis
menggunakan formative evaluation karena proses evaluasi yang
dilakukan pada penelitian ini dilakukan pada saat objek evaluasi
atau sistem e-Donasi sedang diimplementasikan.
Metode Penelitian Dalam Evaluasi
Menurut (Wirawan, 2012) terdapat 3 metode penelitian yang dapat
digunakan dalam evaluasi, yaitu: metode kuantitatif, metode kualitatif, dan
metode campuran. Seperti para peneliti sebelumnya, orang yang akan
mengevaluasi (evaluator) dapat menggunakan berbagai metode penelitian
untuk melakukan evaluasi.
Gambar 2.1.1 Metode Penelitian Evaluasi (Wirawan, 2012)
Pada gambar 2.1 metode penelitian evaluasi merupakan kontinum
dari metode yang sepenuhnya kuantitatif, metode campuran kuantitatif, dan
kualitatif sampai metode yang sepenuhnya kualitatif (Wirawan, 2012)
24
Tabel 2.1.1 Perbedaan Metode Kuantitatif dan Kualitatif (Wirawan, 2012)
No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1 Deduktif Induktif
2 Objektivitas mencari pengukuran y
ang tepat berdasarkan alat
instrumen yang valid dan reliabel
Peneliti merupakan instrumen
penelitian dan subyektivitas
berdasarkan interpretasi peneliti
3 Hubungan kausal Hubungan arti atau makna
4 Tidak ada kualitatif. Segala sesuatu
hanya 1 atau 0
Akhir semua riset mempunyai
suatu dasar kualitatif
5 Menganalisis data numerik dalam
bentuk angka
Menganalisis data dalam bentuk
narasi atau kata-kata, gambar atau
objek
6 Untuk mengklasifikasi keadaan
menghitung dan mengonstruksi
model statistik dalam upaya
menjelaskan apa yang diobservasi
Tujuannya adalah
mendeskripsikan sebuah
penelitian secara lengkap dan
terperinci
7 Penulis mengetahui dengan jelas
sebelumnya apa yang dicarinya
Peneliti hanya mengetahui sesuatu
secara kasar apa yang hendak
dicarinya
8 Semua aspek studi secara teliti
dirancang sebelum data
dikumpulkan
Desain penelitian muncul ketika
studi dilaksanakan
Kesuksesan Implementasi Sistem Informasi
Pengembangan suatu sistem bertujuan untuk membantu mempermudah
jalannya roda organisasi yang dapat berfungsi secara efektif. Kesuksesan suatu
sistem informasi dapat kita lihat dari keefektifan suatu sistem. Menurut ( (Zulaikha
25
& Radityo, 2008) kesuksesan sistem informasi diporsikan oleh kepuasan pengguna
(user satisfaction). Laudon dan Laudon (dalam Zulaikha dan Radityo, 2008: 202)
menentukan 5 variabel untuk mengukur kesuksesan sistem informasi. Variabel-
variabel tersebut adalah tingkat penggunaan yang tinggi (high level of system use),
Kepuasan pengguna terhadap sistem (user satisfaction on system), sikap yang
positif (Favorable on System), sikap yang positif (favorable attitude) pengguna
terhadap sistem tersebut, tercapainya tujuan sistem informasi (ochieved objectives),
dan timbal balik keuangan (financial payoff)
Menurut Delone dan Mclean (dalam Zulaikha dan Radityo, 2008),
kesuksesan pengembangan sistem yang ditentukan dengan 2 (dua) variabel yaitu
intensitas pengguna sistem dan kepuasan pengguna sistem. Selanjutnya variabel
intensitas penggunaan sistem juga mempengaruhi kepuasan pengguna sistem yang
bersangkutan. Markus dan Keil (dalam Zulaikha dan Radityo,2008) menyatakan
bahwa sebuah kesuksesan sistem akan berdampak pada individu dan organisasi
penggunanya, dan pada selanjutnya dampak individual tersebut berpengaruh
terhadap kinerja organisasional.
Doll dan Torkzadeh melakukan penelitian mengenai user satisfaction
dengan memodifikasi instrumen dan faktor analisis dalam (Istianingsih & Utami,
2009). Penelitian menghasilkan 12 item instrumen pengukur user satisfaction atas
kualitas sistem dan kualitas informasi, yang didapatkan dari pemakaian akhir sistem
informasi. 12 item yang dihasilkan tersebut, terbagi dalam 5 komponen yaitu,
Content, Accuracy, Format, Easy of use dan Timeliness.
26
Definisi Sistem Informasi
Definisi dari sistem informasi adalah sekelompok elemen-elemen dalam
suatu organisasi yang saling berintegrasi dengan menggunakan masukan, proses
dan keluaran dengan maksud yang sama mencapai suatu tujuan dan dapat
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat (Whitten, 2004)
Konsep HOT-Fit (Human, Organization, and Technology-Fit)
Yusof et al. (2008) memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan
untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-
Technology (HOT) Fit Model. Model ini mendapatkan komponen penting dalam
sistem informasi yakni Manusia, Organisasi dan Teknologi.
Gambar 2.4.1 Model Keberhasilan Sistem Informasi oleh (Yusof, Kuljis, &
Stergioulas, 2008)
27
Model keberhasilan sistem ini diadopsi berdasarkan kategori evaluasi
spesifik yang komprehensif, validasi yang luas dan penerapannya terhadap evaluasi
HIS (Health Information Systems). Selain itu, Model Fit Organisasi-IT juga
digunakan untuk menggabungkan konsep kesesuaian antara faktor evaluasi:
manusia, organisasi dan teknologi. Pada awalnya model ini dikembangkan untuk
untuk sistem informasi yang berada di Fundus Imaging System (FIS) dari sebuah
organisasi perawatan primer di Inggris seiring perkembangannya tidak hanya untuk
evaluasi menyeluruh terhadap sistem FIS yang diteliti, namun juga berpotensi untuk
Sistem informasi pada umumnya (Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008). Sub bagian
berikut menjelaskan faktor evaluasi, dimensi dan ukuran secara rinci. Komponen
Manusia (human) menilai sistem informasi dari sisi pengguna sistem (system use)
pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use
juga berhubung siapa yang menggunakan (who use it), tingkat pengguna (level of
user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau
menolak (resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek
kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan pengguna adalah keseluruhan
evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan
dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat dihubungkan
dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem terhadap
sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.
Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan
lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki.
Teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
28
(information quality), serta kualitas pelayanan (service quality) yang digunakan di
untuk menilai teknologi dari aspek kualitasnya. Evaluasi sistem itu tekait dengan
penyelidikan sistem. Penyelidikan sistem adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
memperbaiki segi tertentu dari sistem informasi yang mana esensinya adalah untuk
memperbaiki kinerja orang-orang yang terlibat di dalamnya. Penyelidikan sistem
sering kali disebut dengan usaha pengembangan sistem yang dilakukan dengan
mengandalkan pada metodologi dan seperangkat alat serta teknik untuk analisis,
serta desain dan penerapannya pada sebagian atau keseluruhan sistem informasi.
Manusia, organisasi dan teknologi merupakan komponen penting dari IS;
dampak HIS dinilai dalam manfaat bersih. Ketiga faktor dan dampak HIS ini sesuai
dengan delapan dimensi saling terkait keberhasilan HIS: Kualitas Sistem, Kualitas
Informasi, Kualitas Pelayanan, Penggunaan Sistem, Kepuasan Pengguna, Struktur
Organisasi, Lingkungan Organisasi dan Manfaat Bersih. Masing-masing dimensi
ini dikaitkan dengan sejumlah ukuran evaluasi. Contoh langkah-langkah evaluasi
sesuai dengan dimensi dan faktornya yang sesuai tercantum.
Dimensi evaluasi ini saling mempengaruhi satu sama lain secara temporal
dan kausal:
1. Kualitas Sistem, Mutu Informasi dan Kualitas Pelayanan secara tunggal
dan bersama-sama mempengaruhi Penggunaan Sistem dan Kepuasan
Pengguna.
2. Struktur Organisasi dan Lingkungan Organisasi mempengaruhi
Penggunaan Sistem.
29
Beberapa hubungan ini adalah dua cara:
1. Penggunaan Sistem, yang mengandalkan pengetahuan dan pelatihan
pengguna, dapat mempengaruhi Kualitas Informasi, karena
pengetahuan pengguna dalam menggunakan sistem dapat
mempengaruhi laporan, gambar dan resep yang dihasilkan oleh sistem.
2. Tingkat Penggunaan Sistem dapat mempengaruhi Tingkat Kepuasan
Pengguna dan sebaliknya, baik untuk kasus positif maupun negatif.
Penggunaan Sistem yang efektif menghasilkan Kepuasan Pengguna
yang lebih tinggi karena pengguna dapat mengeksplorasi dan
memanfaatkan sepenuhnya fitur dan fungsi sistem; Kepuasan Pengguna
yang lebih tinggi kemudian memotivasi pengguna utama untuk
meningkatkan penggunaan system.
3. Demikian pula, faktor Lingkungan Organisasi seperti kebijakan
pemerintah dan politik dapat mempengaruhi Struktur Organisasi
sementara faktor-faktor dalam Struktur Organisasi akan mempengaruhi
populasi yang berada di Lingkungan Organisasi.
4. Penggunaan Sistem dan Kepuasan Pengguna merupakan pendahulunya
langsung dari Manfaat Bersih. Manfaat Bersih kemudian
mempengaruhi Penggunaan Sistem dan Kepuasan Pengguna. Demikian
pula, Struktur Organisasi dan Lingkungan merupakan anteseden
langsung dari Manfaat Bersih. Manfaat Bersih kemudian berdampak
pada Struktur Organisasi dan Lingkungan.
30
Konsep fit dianggap kompleks, abstrak dan subyektif. Hal ini dapat dilihat
dari segi perencanaan strategis (perumusan rencana IS sesuai dengan rencana
organisasi) dan keselarasan strategis (mengelola TI secara erat dengan kebutuhan
organisasi) perspektif. Dalam konteks HOT-fit, sesuai dengan kemampuan HIS,
manusia (pemangku kepentingan HIS dan praktik klinisnya) dan pengaturan untuk
menyesuaikan diri satu sama lain. Dengan demikian, fit dapat diukur dan dianalisis
dari beberapa kompatibilitas antara manusia, organisasi dan teknologi (human-
organization, human-technology, organization-technology) dengan menggunakan
sejumlah ukuran yang didefinisikan dalam tiga faktor termasuk fleksibilitas sistem,
kemudahan penggunaan sistem, sistem kegunaan, relevansi informasi, sikap
pengguna, pelatihan pengguna, kepuasan pengguna, budaya organisasi,
perencanaan, strategi, manajemen dan komunikasi. Misalnya, penggunaan HIS
yang efektif dapat dikaitkan dengan kesesuaian antara fleksibilitas sistem dan
proses klinis (sistem manusia).
Berdasarkan ukuran dan ukuran outcome yang komprehensif, kerangka
kerja ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja, efektivitas dan dampak HIS
atau TI di rangkaian layanan kesehatan. Efektivitas mengacu pada pemenuhan
tujuan spesifik dengan akurasi dan kelengkapan, serta pemanfaatan yang tepat dari
sumber daya yang tepat. Dalam penelitian ini, efektivitas didefinisikan sebagai
kemampuan organisasi kesehatan untuk terus mencapai tujuan dengan
menggunakan sumber daya optimal dalam waktu yang ditentukan. Ketiga faktor
evaluasi tersebut dapat dievaluasi melalui keseluruhan siklus pengembangan sistem
yaitu perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, operasi dan pemeliharaan.
31
Sementara itu, manfaat bersih dapat diantisipasi sebelum implementasi dan
tampaknya dievaluasi setelah implementasi. Seperti disebutkan di atas, setiap fase
berfokus pada isu yang berbeda. Kerangka ini bisa diterapkan dengan menggunakan
kualitatif, kuantitatif atau kombinasi kedua pendekatan tersebut. Selanjutnya, setiap
metode pengumpulan data dari kedua pendekatan dapat digunakan saat melakukan
evaluasi.
Teori Sebelum HOT-Fit
HOT-Fit (Human, Organiztion, and Technology-Fit) merupakan
salah satu model evaluasi kesuksesan teknologi terkini yang dikembangkan
oleh T.M. Yusof dan beberapa peneliti lainnya pada tahun 2008. Metode
HOT-Fit ini sebenarnya merupakan sintesis atau penggabungan dari
elemen-elemen yang terdapat dalam empat model penerimaan teknologi
terkemuka lainnya dengan tujuan memperoleh kesatuan pandangan
mengenai pengguna. Empat model yang menjadi acuan adalah: MIT 90’s /
IT-Organizational Fit, IS Success Model (ISSM), Unified Theory of
Acceptance and Usage of Technology (UTAUT), dan Technology
Acceptance Model (TAM).
MIT 90’s / IT-Organizational Fit
Kerangka kerja MIT90 dikembangkan oleh tim peneliti
yang dipimpin oleh Michael S Scott Morton sebagai bagian dari
karya inisiatif "MIT90s" yang berkembang di Massachusetts
Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat pada awal 1990-
an. Kerangka kerja MIT90 mendefinisikan faktor penting penentu
32
keberhasilan yang terdiri dari: 1). Faktor eksternal (masyarakat,
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi); dan 2). Faktor internal
(strategi, struktur, proses, orang dan peran mereka, teknologi)
Gambar 2.4.2 Kerangka Kerja MIT90
Unified Theory of Acceptance and Usage of
Technology (UTAUT)
Venkatesh, et al. (2003) mengkaji teori-teori tentang
penerimaan teknologi oleh pemakai-pemakai sistem. Delapan teori
dikaji yaitu Theory of Reasoned Action (TRA), TAM, Motivational
Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB), TAM+TPB,
Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory
(IDT), dan Social Cognitive Theory (SCT). Teori-teori yang sudah
33
ada ini dikembangkan menjadi sebuah model baru terintegrasi
dinamakan teori gabungan penerimaan dan penggunaan teknologi
(Unified Theory of Acceptance and Usage of
Technology/UTAUT). Empat faktor kunci model UTAUT yaitu
harapan kinerja (performance expectancy); harapan usaha (effort
expectancy); pengaruh sosial (social influence); dan kondisi-
kondisi fasilitas (facilitating conditions).
Gambar 2.4.3 Kerangka Model Evaluasi UTAUT oleh (Venkatesh, Morris, &
Davis, 2003)
Technology Acceptance Model (TAM)
(Davis, 1989) mendefinisikan persepsi atas kemanfaatan
(perceived usefulness) sebagai “suatu tingkatan dimana seseorang
percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat meningkatkan
kinerjanya dalam bekerja” (p.320). Sedangkan (Hamner, 2009)
menambahkan Persepsi atas manfaat untuk diri sendiri (Perceive
34
Personal Utility), dimana lebih mengacu pada manfaat yang
diperoleh untuk pribadi sedangkan Perceive Usefulness mengacu
pada manfaat untuk organisasi. Persepsi atas kemudahan
penggunaan (Perceived ease of use), secara kontras, mengacu pada
“suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan
sistem tersebut tak perlu bersusah payah (p. 320). Ini mengikuti
definisi dari “mudah” (“ease”): “freedom from difficulty or great
effort” atau “tidak memiliki kesulitan atau atau upaya keras.
Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan
sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk
penerimaan ataupenolakan sebagai dampak bila seseorang
menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain
menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek
yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri
atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective),
dan komponen‐komponen yang berkaitan dengan perilaku
(behavioral components).
Sedangkan Behavioral Intention to Use adalah
kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi.
35
Gambar 2.4.4 Technology Acceptance Model (TAM) oleh (Davis, 1989)
IS Success Model (ISSM)
Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi
sederhana atau disebut model parsimoni (Jogiyanto H. M., 2007).
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, DeLone dan
McLean mengembangkan suatu model parsimoni dengan nama
model kesuksesan SI DeLone dan McLean. Faktor atau komponen
pengukuran kesuksesan SI dari model ini yaitu kualitas sistem
(system quality); kualitas informasi (information quality);
penggunaan (use); kepuasan
(user satisfaction); dampak individual (individual
impact); dampak organisasi (organization impact). Berdasarkan
kritik yang diterima dan perkembangan SI serta lingkungan
penggunaannya, DeLone dan McLean (2003) memperbarui
modelnya yaitu memasukkan variabel kualitas pelayanan (service
quality); mengubah variabel-variabel dampak individual dan
36
organisasi menjadi manfaat bersih (net benefit); perbaikan dan
peningkatan pengukuran.
Gambar 2.4.5 Model Kesuksesan SI DeLone dan McLean
Variabel Dalam HOT-Fit
System Quality (Kualitas Sistem)
Studi tentang System Quality (Kualitas Sistem) sering
dikaitkan dengan kinerja sistem. Kualitas Sistem dalam pengaturan
kesehatan mengukur fitur inheren dari sistem termasuk kinerja
sistem dan user interface. Contoh langkah-langkah kualitas sistem
adalah kemudahan penggunaan, kemudahan belajar, waktu respon,
kegunaan, ketersediaan, keandalan, kelengkapan, fleksibilitas
sistem, dan keamanan (Yusof et al., 2008). Kemudahan
penggunaan menilai apakah sistem itu memuaskan, nyaman dan
menyenangkan untuk digunakan. Ketersediaan mengacu pada
37
waktu penggunaan sementara fleksibilitas berkaitan dengan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pengaturan layanan
sistem dan berintegrasi dengan sistem lain. Bahkan sistem yang
sering bekerja sering tidak digunakan seperti yang diantisipasi.
Dengan demikian penting untuk menentukan dalam sistem:
1. Memenuhi kebutuhan pengguna yang
diproyeksikan, mudah digunakan dan mudah
digunakan,
2. Sesuai dengan pola kerja profesional yang untuk itu
dimaksudkan dan keseluruhan sistem kesehatan
(Anderson & Aydin, 1994).
Information Quality (Kualitas Informasi)
Ukuran Information Quality (Kualitas Informasi) bisa
subjektif, karena berasal dari perspektif pengguna. Kriteria yang
dapat digunakan untuk kualitas informasi dalam sistem adalah
kelengkapan informasi, kesusaian data yang masuk, akurasi,
format informasi, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi,
konsistensi dan reliabilitas (Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008).
Service Quality (Kualitas Layanan)
Service Quality (Kualitas Layanan) berkaitan dengan
keseluruhan dukungan yang diberikan oleh penyedia layanan
sistem atau teknologi. Kualitas layanan dapat diukur melalui
38
dukungan teknis, respon cepat, jaminan, empati dan layanan tindak
lanjut (Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008).
System Use (Penggunaan Sistem)
System Use ( Penggunaan Sistem) berkaitan dengan
frekuensi dan keluasan pertanyaan dan fungsi sistem. Penggunaan
keluaran informasi seperti laporan tampaknya merupakan salah
satu tindakan yang paling sering dilakukan untuk menilai
keberhasilan IS. Penggunaan sistem yang sebenarnya sebagai
ukuran keberhasilan IS mengacu pada penggunaan sukarela dan
bukan wajib. Penggunaan Sistem juga berhubungan dengan orang
yang menggunakannya, tingkat penggunaannya, pelatihan,
pengetahuan, kepercayaan, harapan dan penerimaan atau
penolakan (Lippeveld, 2001). Teori yang berorientasi sistem
menunjukkan bahwa hasil resistansi dari faktor desain sistem atau
teknologi yang relevan termasuk antarmuka pengguna dan
karakteristik sistem. Dengan demikian, penilaian terhadap sistem
bervariasi di seluruh pengaturan dan pengguna. Ketidakamanan
dan ketakutan kerja adalah beberapa contoh resistensi interaksi
(Yusof et al., 2008).
User Satisfaction (Kepuasan Pengguna)
User Satisfaction (Kepuasan Pengguna) sering
digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem. Hal ini bersifat
subyektif karena bergantung pada kepuasan yang diukur. Kepuasan
39
pengguna didefinisikan sebagai keseluruhan evaluasi pengalaman
pengguna dalam menggunakan sistem dan potensi dampak sistem.
Kepuasan Pengguna dapat dikaitkan dengan kepuasan secara
keseluruhan, kenyamanan dan sikap pengguna terhadap sistem
yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya (Yusof, Kuljis, &
Stergioulas, 2008)
Structure (Struktur Organisasi)
Sifat organisasi dapat diperiksa dari Structure (Struktur
Organisasi). Struktur organisasi terdiri dari kebijakan, tujuan
keberadaan sistem, budaya, sistem perencanaan dan pengendalian,
strategi, manajemen dan kerjasama tim. Kepemimpinan dan
dukungan manajemen dapat juga terlibat dalam faktor organisasi
(Yusof et al., 2008
Environment (Lingkungan Organisasi)
Environment (Lingkungan Organisasi) dapat
mempengaruhi kinerja suatu organisasi itu sendiri. Lingkungan
organisasi terdiri dari komunikasi dari sebuah organisasi dapat
dianalisis melalui sumber Lingkungan organisasi terdiri dari
komunikasi dari sebuah organisasi dapat dianalisis melalui sumber
pembiayaan, politik organisasi, keberadaan pengelola, hubungan
antar-organisasi, populasi yang dilayani dan komunikasi dengan
pihak luar organisasi (Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008).
40
Selain itu, faktor organisasi yang terdiri dimensi
(struktur dan lingkungan) juga dapat meliputi:
1. Fit antara faktor teknologi, manusia dan organisasi.
2. Hubungan dua arah antara dimensi-dimensi ini:
Kualitas Informasi dan Penggunaan Sistem,
Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna,
Struktur Organisasi dan Lingkungan, Struktur
Organisasi dan Manfaat Bersih, Lingkungan
Organisasi dan Manfaat Bersih.
3. Hubungan satu arah antara dimensi ini: Penggunaan
Struktur dan Sistem (Yusof, Kuljis, & Stergioulas,
2008).
Net Benefit (Manfaat Bersih)
Sistem bisa menguntungkan satu pengguna, sekelompok
pengguna, organisasi atau keseluruhan industri. Manfaat Bersih
menangkap keseimbangan dampak positif dan negatif pada
pengguna, yang meliputi manajer dan TI, staf, pengembang sistem.
Dampak individu adalah efek informasi terhadap perilaku
penerima. Hal ini terkait dengan kinerja serta perubahan dalam
tugas pengguna seperti kinerja kerja, perubahan aktivitas kerja dan
peningkatan produktivitas (Coiera, 2003). Dengan demikian,
Manfaat Bersih individu dapat dinilai dengan menggunakan efek
41
kerja, efisiensi, efektivitas, kualitas keputusan, dan pengurangan
kesalahan (Yusof et al., 2008).
Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (Abdul kadir,2002) adalah sistem informasi
yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi. Tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen adalah
agar organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan
manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-
keputusan yang strategis. Adapun fungsi dari SIM itu sendiri menurut Asri Siahaan
(2009) yaitu :
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan
akurat bagi para pemakai tanpa mengharuskan adanya perantara sistem
informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
4. Mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan
pendukung sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis
dari sistem informasi dan teknologi baru.
42
7. Memperbaiki produktifitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
Zakat, Infaq, dan Sedekah
Zakat
Menurut bahasa zakat artinya adalah membersihkan diri atau
mensucikan diri. Sedangkan menurut terminologi syari'ah, zakat berarti
sebagian harta yang wajib diserahkan kepada orang-orang tertentu (fakir,
miskin, mualaf, orang yang terlilit hutang, sabilillah, memerdekakan budak,
orang dalam perjalanan, dan amil zakat) dalam waktu tertentu. Sifat hukum
dari zakat adalah Wajib Ain, yaitu suatu kewajiban bagi setiap orang untuk
melaksanakan perintah Allah SWT sesuai ketentuan syariat. Zakat terbagi
menjadi dua yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Mal:
• Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dibayarkan oleh setiap
orang islam (baik laki laki maupun perempuan, tua maupun
muda, kaya maupun miskin, merdeka atau hamba sahaya)
senilai 3,5 liter atau 2,5 kilogram bahan makanan pokok pada
bulan suci Ramadan.
• Zakat Mal adalah harta yang wajib dikeluarkan seorang
muslim dari rizeki yang diperolehnya, baik melalui profesi,
usaha pertanian, perniagaan, hasil laut, pertambangan, harta
temuan, hasil ternak, emas, dan perak dengan besaran (nisab)
43
yang telah ditentukan dan waktu dimiliki penuh selama
setahun (haul).
Infaq
Sesuai bahasa, infak berasal dari kata anfaqa yang yang bermakna
mengeluarkan atau membelanjakan harta. Menurut terminologi syariat,
infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan Islam (seperti : membantu uang kepada
yatim piatu, fakir miskin, menyumbang untuk operasional masjid, atau
menolong orang yang terkena musibah).
Sifat hukum dari infak adalah Wajib Kifayah, yaitu suatu
kewajiban bagi sekelompok orang untuk melaksanakan perintah Allah SWT
sesuai ketentuan syariat, namun bila seudah dilaksanakan oleh seseorang
atau beberapa orang maka kewajiban ini gugur. Misal: mengisi uang ke
kotak amal untuk operasional dan perawatan masjid adalah infak, bukan
sedekah. Amalan itu hukumnya wajib kifayah. Sebab bila tidak ada yang
menyumbang maka kegiatan masjid tidak jalan, dan hal itu menjadi
tanggung jawab masyarakat sekitar masjid, semuanya berdosa.
Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal nishab. Allah
memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan waktu dan
besaran harta yang dikeluarkannya sebagai cerminan kadar keimanan
seseorang. Dalam al-Qur'an perintah Infaq ditujukan kepada setiap orang
yang bertaqwa, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia
di saat lapang maupun sempit (QS. 3:134)
44
Sedekah
Secara bahasa, sedekah berasal dari kata "shidqoh" (bahasa Arab)
yang artinya "benar". Menurut tafsiran para ulama, orang yang suka
bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Jadi, sedekah
adalah perwujudan sekaligus cermin keimanan.
Sesuai terminologi, sedekah berarti pemberian sukarela kepada
orang lain (terutama kepada orang-orang miskin) yang tidak ditentukan
jenis, jumlah maupun waktunya. Sedekah tidak terbatas pada pemberian
yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat
bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan dengan ikhlas untuk
menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah.
Sifat hukum dari sedekah adalah sunah, yaitu suatu suatu amalan
yang apabila diamalkan (dikerjakan) akan mendapatkan pahala dan apabila
tidak diamalkan (ditinggalkan) tidak akan mendapatkan dosa.
Inisiatif Zakat Indonesia
Sejarah Berdirinya Inisiatif Zakat Indonesia
Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dilahirkan oleh sebuah
lembaga sosial yang sebelumnya telah dikenal cukup luas dan memiliki
reputasi yang baik selama lebih dari 16 tahun dalam memelopori era baru
gerakan filantropi Islam modern di Indonesia yaitu Yayasan Pos Keadilan
Peduli Ummat (PKPU).
45
Dengan berbagai konsideran dan kajian mendalam, IZI
dipisahkan (spin-off) dari organisasi induknya yang semula hanya
berbentuk unit pengelola zakat setingkat departemen menjadi sebuah entitas
baru yang mandiri berbentuk yayasan tepat pada Hari Pahlawan, tanggal 10
November 2014.
Alasan paling penting mengapa IZI dilahirkan adalah adanya tekad
yang kuat untuk membangun lembaga pengelola zakat yang otentik. Dengan
fokus dalam pengelolaan zakat serta donasi keagamaan lainnya diharapkan
IZI dapat lebih sungguh-sungguh mendorong potensi besar zakat menjadi
kekuatan real dan pilar kokoh penopang kemuliaan dan kesejahteraan
ummat melalui positioning lembaga yang jelas, pelayanan yang prima,
efektifitas program yang tinggi, proses bisnis yang efisien dan modern, serta
100% shariah compliance sesuai sasaran ashnaf dan maqashid (tujuan)
syariah.
Tekad tersebut menemukan momentumnya dengan terbitnya
regulasi baru pengelolaan zakat di tanah air melalui Undang-Undang
Pengelolaan Zakat No 23 tahun 2011. Dengan merujuk kepada undang-
undang tersebut dan peraturan pemerintah turunannya, yayasan IZI
kemudian menempuh proses yang harus dilalui dan melengkapi seluruh
persyaratan yang telah ditetapkan untuk memperoleh izin operasional
sebagai lembaga amil zakat. 13 bulan setelah kelahirannya sebagai yayasan,
pada tanggal 30 Desember 2015, IZI secara resmi memperoleh izin
operasional sebagai Lembaga Amil Zakat skala nasional melalui surat
46
keputusan Menteri Agama Republik Indonesia no. 423 tahun 2015. Tanggal
tersebut menjadi momentum penting lainnya yang menandakan lahirnya
Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) IZI, sebagai penerus visi dan
misi pengelolaan zakat yang telah dirintis oleh PKPU sebelumnya selama
lebih dari 2 windu.
Core value IZI dalam berkhidmat bagi umat – sesuai kemiripan
pelafalan namanya – adalah ‘mudah’ (easy). Tagline yang diusungnya
adalah ‘memudahkan, dimudahkan’. Berawal dari keyakinan bahwa jika
seseorang memudahkan urusan sesama, maka Allah SWT akan
memudahkan urusannya, Insha Allah. Oleh karenanya IZI bertekad untuk
mengedukasi masyarakat sehingga meyakini bahwa mengeluarkan zakat itu
mudah, membangun infrastruktur pelayanan agar zakat dapat ditunaikan
juga dengan mudah, merancang program-program yang efektif yang dapat
menghantarkan kehidupan para mustahik agar menjadi jauh lebih mudah.
Inilah parameter utama dalam mengukur kinerja pengabdian IZI bagi
masyarakat.
47
Struktur Organisasi Inisiatif Zakat Indonesia
Gambar 2.7.1 Struktur Organisasi Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia
Sistem e-Donasi
Sistem e-Donasi adalah salah satu sistem informasi manajemen yang
dimiliki oleh Inisiatif Zakat Indonesia dan digunakan untuk kebutuhan proses
bisnisnya. Selain itu Sistem e-Donasi berperan sebagai:
1. Pendukung Kegiatan Operasional
Setiap organisasi harus mampu mengidentifikasi aktifitas-aktifitas yang
terkait dengan aspek penting yang sejalan dengan kebijakan, tujuan serta
sasaran. Selain itu, suatu organisasi juga harus mampu untuk
mengendalikan setiap aktifitas-aktifitas tersebut. Untuk melaksanakan dan
48
mengendalikan kegiatan tersebut, Sistem e-Donasi sangat diperlukan bagi
setiap bagian-bagian yang terlibat menjadi aktor dalam kegiatan / proses
bisnisnya. Seperti contoh, dalam hal pengajuan program yang diminta oleh
donatur kepada kemitraan harus didiskusikan terlebih dahulu oleh tim
program IZI, setelah itu tim program IZI melakukan koordinasi dengan tim
program PKPU baik mengenai anggaran maupun teknis program. Jika
koordinasi dan pemberian Approval dilakukan secara manual, maka akan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melaksanakan satu program.
Penggunaan sistem e-Donasi ini sangat membantu kegiatan operasional
tidak hanya di segi waktu, tapi juga efisiensi kinerja dalam berkoordinasi.
Hanya dengan input di sistem semua informasi terintegrasi menjadi satu dan
pekerjaan dilakukan in time.
49
Gambar 2.8.1 Proses Input Donasi ke Sistem e-Donasi (SOP Div. EKZ IZI)
2. Penunjang Kinerja Organisasi
Sistem e-Donasi berbasis web sangat berperan penting dalam hal
menciptakan kualitas dan kinerja yang baik bagi para pegawai di lingkungan
IZI maupun UPZ yang bersinergi dengan IZI. Hal ini terbukti sejak
diterapkannya sistem e-Donasi setiap aktor dapat langsung menyelesaikan
pekerjaannya tanpa perlu beranjak dari kursi masing-masing.
3. Penyalur Informasi dengan cepat
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, hampir setiap lembaga
dan perusahaan menerapkan sistem informasi manajemen berbasis
50
komputer dalam setiap kegiatan operasionalnya guna meningkatkan kualitas
organisasi/perusahaan. Begitu juga dengan IZI, menerapkan Sistem e-
Donasi yang juga digunakan sebagai integrasi informasi, dengan adanya
sistem semua karyawan dapat melihat informasi yang dia butuhkan.
Teknik Pengumpulan Data
Menurut sugiyono (2013), Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Berikut merupakan beberapa teknik pengumpulan data :
a. Teknik pengamatan (observasi), Sutrisno hadi dalam Sugiyono (2013)
mengemukakan bahwa, Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan
ingatan.
b. Angket/ Kuesioner adalah salah satu instrumen pengumpulan data
sebagai alat bantu yang digunakan peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden). Angket atau kuesioner berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh
responden (Guritno et al. 2011)
c. Wawancara, menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013) wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
51
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.
d. Study Pustaka, menurut Nazir (2009) studi pustaka merupakan teknik
survei terhadap data yang telah ada dengan menggali teori-teori yang
telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari
metode-metode serta teknik penelitian baik dalam menyimpulkan data
atau dalam menganalisis data yang pernah digunakan oleh peneliti-
peneliti terdahulu.
Populasi dan Sampel
Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda
yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk diteliti. Misalnya jika seorang
eksekutif puncak sebuah bank ingin mengetahui strategi-strategi pemasaran yang
dilakukan semua bank di Jakarta maka semua bank yang ada di Jakarta merupakan
populasi. Dengan kata lain, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Guritno et
al.2011).
Menurut Sugiyono (2011), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dilakukan jika populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
52
digunakan dalam penelitian, terdapat macam-macam teknik sampling yaitu
probability sampling dan Non Probability Sampling.
A. Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Beberapa metode penarikan sampel probabilitas
adalah sebagai berikut.
1. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
2. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang digunakan jika populasi mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling adalah teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
4. Sampling Area
53
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal
penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan.
B. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,
sampling sistematis, kuota, insidental, purposive, jenuh, snowball.
1. Sampling Sistematis, adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut. Pengambilan Sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil
saja, genap saja, taua kelipatan dari bilangan tertentu.
2. Sampling kuota, adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan.
3. Sampling Insidental, adalah teknik menentukan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel jika orang tersebut dipandang cocok sebagai sumber data.
54
4. Sampling purposive, adalah teknik menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5. Sampling Jenuh, adalah teknik menentukan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil yakni kurang dari 30
orang.
6. Snowball Sampling, adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju
yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh variabel, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
melakukan perhitungan untuk hipotesis yang dilakukan (Sugiyono, 2009)
Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009) dalam hal ini perlu dibedakan antara
hasil penelitian valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bisa terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
55
terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel,
bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Apabila
mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel maka hasil penelitian yang
akan dianalisis juga menjadi valid dan reliabel.
Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun &
Effendi, 2006). Untuk proses uji validitas menggunakan teknik
korelasi pearson (pearson correlation). Pengujian validitas item
atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan analisis item,
yaitu mengkorelasikan skor tiap-tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir. Dalam hal analisis item ini
Masrsun dalam Sugiono (2008) menyatakan teknik korelasi untuk
menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik
yang paling banyak digunakan.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Singarimbun & Effendi, 2006). Menurut (Pratisto, 2009) reliabel
adalah konsisten atau stabil. Misalnya sebuah altimeter digunakan
untuk mengukur ketinggian tempat, bila hari ini tempat x diukur
mempunyai ketinggian 1000 meter, jika dilakukan pengukuran di
tempat yang sama pada hari berikutnya menggunakan altimeter
56
tersebut, maka hasil juga harus menunjukkan ketinggian 1000m.
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik
alpha cronbach yaitu sebuah ukuran yang dapat diterima dalam
survei (Prasisto, 2009).
Uji Regresi Linear
Menurut (Abdurahman & Muhidin, 2007) regresi linear sederhana
adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari
hubungan antara dua variabel, yakni variabel independen (bebas) dan
variabel dependen (terikat). Jika ditulis dalam bentuk persamaan, model
regresi sederhana adalah:
𝑌 = 𝑎 + 𝛽𝑋
Keterangan:
Y: variabel dependen
X: variabel independen
α: penduga bagi intercept (α) atau nilai konstan
β: penduga bagi koefisien regresi (β)
Uji Koefisien t (Koefisien Regresi)
Menurut (Ghozali, 2011) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α
57
= 5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan
kriteria:
Jika nilai signifikan >0,05 maka hipotesis ditolak
(koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara
parsial variabel independen tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
Jika nilai signifikan ≤0,05 maka hipotesis diterima
(koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara
parsial variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
58
PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling)
Partial Least Squares merupakan metode analisis yang powerfull dan sering
disebut juga sebagai soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS
(Ordinary Least Squares) regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara
multivariate dan tidak adanya problem multikolonieritas antar variabel eksogen
(Wold 1985) dalam (Gozali & Latan, 2015). PLS digunakan untuk menjelaskan ada
tidaknya hubungan antar variabel laten (prediction), PLS juga digunakan untuk
mengkonfirmasi teori (Chin & Newsted 1999) dalam (Gozali & Latan, 2015). PLS
digunakan untuk menguji teori yang lemah dan data yang lemah seperti jumlah
sampel yang kecil (Wold 1982) (Gozali & Latan, 2015) .
Ada dua tahap evaluasi model dalam PLS yaitu evaluasi outer model atau
model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural.
1. Evaluasi Model Pengukuran
Evaluasi terhadap model pengukuran meliputi pemeriksaan individual
item reliability, internal consistency atau construct reliability, average
variance extacted, dan discriminant validity. Ketiga pengukuran pertama di
kelompokan dalam convergent validity. Convergent validity mengukur
besarnya korelasi antara konstrak dengan variabel laten
Dalam evaluasi convergent validity dari pemeriksaan individual item
realiability, dapat dilihat dari nilai standardized loading factor. Besarnya
korelasi antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya
dapat digambarkan pada nilai Standardized loading factor. Indikator dapat
59
dikatakan valid sebagai indikator yang mengukur konstrk jika nilai Loading
Factor di atas 0,7 dapat dikatakan ideal.
Selanjutnya melihat internal consistency reliability dari nilai
composite reliability. Composite reliability lebih baik dalam mengukur
internal consistency dibandingkan cronbach’s alpha dalam model SEM
dikarenakan composite reliability tidak mengasumsikan kesamaan boot dari
setiap indikator. Cronbach’s alpha cenderung menaksir lebih rendah
construct reliability dibandingkan composite reliability. Nilai batas 0,7 ke
atas berarti dapat diterima dan di atas 0,8 dan 0,9 berarti sangat memuaskan.
Ukuran lain dari convergent validity adalah nilai average variance extracted
(AVE). Nilai ini menggambarkan besaran varian atau keragaman variabel
manifes yang dapat dikandung oleh konstrk laten. Nilai AVE minimal 0,5
menunjukkan ukuran convergent validity yang baik. Artinya, variabel laten
dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-
indikatornya.
Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading, kemudian
membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak.
Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi indikator dengan
konstraknya dan konstrak blok lainnya. Bila korelasi antara indikator
dengan konstrknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstrak blok lainnya,
hal ini menunjukkan konstrak tersebut memprediksi ukuran pada blok
mereka dengan lebih baik dari blok lainnya. Ukuran discriminant validity
lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi
60
antara konstrak dengan konstrak lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari
kuadrat korelasi antara konstrak.
2. Evaluasi Model Struktural
Ada beberapa tahap untuk mengevaluasi model struktural :
a. Melihat signifikansi hubungan antara konstrak. Hal ini dapat
dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang
menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak. Path
coefficient (β) diuji dengan nilai ambang batas di atas 0,1 untuk
menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai
pengaruh di dalam model.
b. Mengevaluasi nilai (coefficient of determination) untuk
menjelaskan varian dari tiap target endogenous variabel dengan
standar pengukuran sekitar 0,67 sebagai kuat, sekitar 0,33
moderat, dan 0,19 atau di bawahnya menunjukkan tingkat
varian yang lemah.
c. Melihat nilai t-test dengan metode bootstrapping menggunakan
uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5% untuk menguji
hipotesis-hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian akan
diterima jika memiliki t-test lebih besar dari 1,96.
𝑓2 =𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − 𝑅2𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
1 − 𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
61
d. Pengujian f2 (effect size) untuk memprediksi pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan
nilai ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk
menengah, dan 0,35 untuk pengaruh besar. f2 dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
e. Menguji (predictive relevance) dengan metode blindfolding
untuk memberikan bukti bahwa variabel tertentu yang
digunakan dalam model mempunyai keterkaitan prediktif
(predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model
dengan ambang batas pengukuran di atas nol.
f. Melakukan pengujian (Relative Impact) masih dengan metode
blindfolding untuk mengukur relatif pengaruh sebuah
keterkaitan prediktif sebuah variabel tertentu dengan variabel
lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh
kecil, 0,15 untuk pengaruh menengah/sedang, dan 0,35 untuk
pengaruh besar. Rumus yang digunakan untuk perhitungan
adalah sebagai berikut.
𝑄2 =𝑄2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − 𝑄2𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
1 − 𝑄2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
62
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Observasi
Pengumpulan data secara observasi dilakukan dengan cara melihat
bagaimana kondisi, proses, dan penggunaan sistem e-Donasi pada direktorat
edukasi dan kemitraan zakat Yayasan IZI. Observasi dilakukan sejak bulan
Januari hingga bulan Februari 2018. Kegiatan observasi dilakukan dan
didampingi dengan bapak Ardhani selaku manajer IT sekaligus ketua tim
pengembang sistem e-Donasi. Beliau memberikan data-data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi sistem e-Donasi selama kegiatan observasi
dilakukan. Seperti data statistik pengguna e-Donasi dari laporan analitytics
otomasi audience overview, kebutuhan sistem, dan lain-lain. Sebagai bukti
dari pengumpulan data secara observasi pada yayasan IZI, maka penulis
melampirkan surat keterangan penelitian pada yayasan IZI. Hasil dari
observasi berupa gambaran umum mengenai yayasan IZI yang meliputi:
1. Profil singkat dari Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI)
2. Visi dan misi
3. Struktur Organisasi
4. Laporan-laporan
63
Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan bapak Ardhani selaku
manajer IT Yayasan IZI dan sepuluh orang pimpinan Unit Pengelola Zakat
(OPZ) yang bekerjasama dengan IZI. Kegiatan wawancara dilakukan pada
tanggal 17 Januari 2018, saat setelah acara pelatihan bagi UPZ yang baru
bergabung dengan IZI untuk melakukan pengelolaan zakat dan juga
menggunakan aplikasi e-Donasi untuk menunjang aktifitas pengelolaan
zakatnya. Lalu pada tanggal 18 Januari 2018 dilakukan wawancara diruang
manajer. Dari wawancara yang dilakukan dapat diketahui bagaimana latar
belakang sistem e-Donasi dibuat dan diimplementasikan. Untuk melihat isi
wawancara secara keseluruhan dapat dilihat pada lembar lampiran.
Kuesioner
Kuesioner dibuat dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengguna dapat menerima sistem e-Donasi menggunakan google form.
Daftar pertanyaan pada kuesioner mengacu pada metode HOT-Fit dengan
menggunakan skala Likert (Likert, 1932) yang berarti setiap pertanyaan
berisi lima pilihan angka, dimana setiap angka nilai nya mewakili skor
jawaban:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
64
Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan menelusuri literatur yang ada serta
membaca dan menelaahnya secara tekun. Untuk dijadikan sumber materi
penelitian yang pertama adalah membaca buku-buku referensi yang
berkaitan dengan teori-teori evaluasi sistem. Kemudian membaca jurnal-
jurnal yang membahas topik evaluasi sistem dan beberapa penelitian
terdahulu agar mendapatkan kelebihan dan kelemahan yang terdapat dalam
penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa penelitian terkait
mengenai evaluasi sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Pertama,
penelitian yang dilakukan oleh Dian Krisyanto 2016 dengan judul Analisis
Pengaruh Human Organization Technology (HOT) Fit Model Terhadap
Pemanfaatan Sistem Informasi di Perpustakaan Universitas Airlangga
Surabaya Penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas layanan pada
sistem informasi perpustakaan juga cukup baik karena prosentase nya
lebih dari 50% namun tetap perlunya perbaikan terutama dari segi
konsistensi serta komitmen dari pustakawan atau koordinator bagian
untuk cepat tanggap dalam memberikan solusi terhadap permasalahan
yang ada Mujianto, Ahmad Heru Mujianto ditahun 2017 Pengukuran
tingkat kesuksesan penerapan website Penerimaan Mahasiswa Baru
(PMB) online di perguruan tinggi swasta dengan pendekatan Human
Organization Technology (HOT) Fit model dan menunjukkan secara detail
tingkat kesuksesan pada tiap variabel seperti kualitas sistem sebesar 84,7%,
kualitas informasi sebesar 94,77%, kualitas layanan sebesar 93,94%,
65
pengguna sistem sebesar 86,57%, kepuasan pengguna sebesar 85,21%,
manfaat sebesar 95,52%, dan struktur organisasi sebesar 100%, sehingga
tingkat kesuksesan penerapan website PMB online PTS di Jombang dapat
dikatakan sangat baik.. Wing Wahyu Winarno ditahun 2018 dengan
Evaluasi Penerapan SIMRS Menggunakan Metode Hot-Fit Di RSUD Dr.
Soedirman Kebumen dan hasilnya menunjukkan bahwa kesuksesan dalam
penerapan SIMRS RSUD Dr. Soedirman Kebumen dipengaruhi oleh faktor
kualitas sistem, kualitas layanan, penggunaan sistem, kepuasan pengguna
dan manfaat. Tris Renanda pada tahun 2018 melakukan penelitian tugas
akhir dengan Evaluasi Kualitatif Keberhasilan Sistem Institutional
Repository Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan menyatakan bahwa dari
15 faktor keberhasilan sistem yang diajukan, mayoritas faktor yang diajukan
sangat berpengaruh. Faktor yang paling sangat berpengaruh ialah System
Quality terhadap System Use. Hal ini berkaca pada hasil pemaparan 8 dari 9
narasumber menyatakan sangat berpengaruh dan 1 narasumber menyatakan
cukup berpengaruh.
66
Tabel 3.1.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu
NO Nama Peneliti Judul Tujuan Hasil Penelitian
1 Kristyanto, Dian
(2016)
Analisis Pengaruh
Human Organization
Technology (HOT) Fit
Model Terhadap
Pemanfaatan Sistem
Informasi di
Perpustakaan
Universitas Airlangga
Surabaya
Untuk mengetahui lebih
lanjut apakah faktor-
faktor seperti Human
(manusia), Organization
(organisasi) dan
Technology (teknologi)
dapat mempengaruhi
pemanfaatan (net
benefit) terhadap sistem
informasi perpustakaan.
Penelitian ini
menyimpulkan bahwa
kualitas layanan pada
sistem informasi
perpustakaan juga cukup
baik karena prosentase
nya lebih dari 50% namun
tetap perlu nya perbaikan
terutama dari segi
konsistensi serta
komitmen dari
pustakawan atau
koordinator bagian untuk
cepat tanggap dalam
memberikan solusi
terhadap permasalahan
yang ada.
67
2 Mujianto, A Heru
(2017)
Pengukuran tingkat
kesuksesan penerapan
website Penerimaan
Mahasiswa Baru
(PMB) online di
perguruan tinggi
swasta dengan
pendekatan Human
Organization
Technology (HOT) Fit
model
mengetahui aspek-aspek
mana saja yang masih
lemah sehingga mampu
ditingkatkan untuk
mengoptimalkan
penerapan website PMB
online di PTS Jombang
Tingkat penerapan website
PMB online PTS di
Jombang adalah sebesar
90,24% (penjumlahan
jawaban responden
setuju dengan jawaban
sangat setuju). Detail
tingkat kesuksesan pada
tiap variabel seperti
kualitas sistem sebesar
84,7%, kualitas informasi
sebesar 94,77%, kualitas
layanan sebesar 93,94%,
pengguna sistem sebesar
86,57%, kepuasan
pengguna sebesar 85,21%,
manfaat sebesar 95,52%,
dan struktur organisasi
sebesar 100%. Sehingga
tingkat kesuksesan
penerapan website PMB
online PTS di Jombang
dapat dikatakan sangat
baik.
68
3 Winarno, W
Wahyu (2018)
Evaluasi Penerapan
SIMRS Menggunakan
Metode Hot-Fit Di
RSUD Dr. Soedirman
Kebumen
melakukan evaluasi
penerapan sistem
informasi
(SIMRS) RSUD Dr.
Soedirman Kebumen
dengan menggunakan
metode HOT-Fit ditinjau
dari persepsi pengguna
akhir
Kesuksesan dalam
penerapan SIMRS RSUD
Dr. Soedirman Kebumen
dipengaruhi oleh faktor
kualitas sistem, kualitas
layanan, penggunaan
sistem, kepuasan
pengguna dan manfaat
4 Renanda, Tris
(2018)
Evaluasi Kualitatif
Keberhasilan Sistem
Institutional Repository
Di Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta
Menggali pengaruh antar
faktor pada keberhasilan
sistem Institutional
Repository di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
berdasarkan sudut
pandang dari narasumber
yang telah ditetapkan
oleh peneliti
Dari 15 tema penelitian
keberhasilan sistem yang
diajukan, mayoritas faktor
yang diajukan sangat
berpengaruh. Faktor yang
paling sangat berpengaruh
ialah System Quality
terhadap System Use. Hal
ini berkaca pada hasil
pemaparan 8 dari 9
narasumber menyatakan
sangat berpengaruh dan 1
narasumber menyatakan
berpengaruh.
69
Kerangka Penelitan
Penyusunan skripsi yang berjudul “Evaluasi Keberhasilan Implementasi
Sistem Informasi E-Donasi Dengan Hot-Fit Model Pada Yayasan Inisiatif Zakat
Indonesia” disusun melalui beberapa tahapan. Penulis tidak melakukan penelitian
sampai tahap perancangan untuk pengembangan sistem, akan tetapi hanya sampai
pada memaparkan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam proses pengembangan sistem e-Donasi.
Penelitian ini dimulai dengan merumuskan masalah pada sistem e-Donasi
di Yayasan Inisitaif Zakat Indonesia sehingga Penulis dapat mengidentifikasi
masalah yang ada, setelah mengidentifikasi masalah yang ada maka penulis
mengumpulkan data, Penulis kemudian membagi menjadi dua jenis data yaitu data
primer dan sekunder. Data premier diperoleh melalui observasi dan wawancara di
lingkungan Yayasan IZI, dan data yang hasil kuesioner. Sedangkan data sekunder
berasal dari jurnal, buku, artikel, dan literatur sejenis yang berisi teori-teoriyang
berkaitan dengan evaluasi sistem, metode HOT-Fit dan lain-lain. Setelah
mengumpulkan data, Penulis menuju ke tahap berikutnya yaitu tahap evaluasi data.
Tahap evaluasi menggunakan metode HOT-Fit yang terdiri dari proses identifikasi
kebutuhan, proses evaluasi, pengujian hipotesis, dan menentukan rekomendasi
sistem. Pada tahap identifikasi kebutuhan, informasi yang diperlukan terdiri dari
profil yayasan, analisis sistem berjalan, hipotesis, dana penentuan sampel. Tahap
selanjutnya yaitu proses evaluasi yang terdiri dari penentuan variabel-variabel
penelitian yang terdiri dari variabel independen dan dependen. Perancangan
kuesioner, pengolahan data kuesoiner dan uji validitas dna reliabilitas
70
menggunakan alat bantu pehitungan yaitu SmartPLS. Selanjutnya Penulis
melakukan tahap pengujian hipotesis. Setelah pembuktian hipotesis maka Penulis
dapat merumuskan rekomendasi yang sesuai dengan sistem e-Donasi. Setelah
mendapatkan rekomendasi yang sesuai dan baik, maka penelitian ini sudah selesai.
Penulis menggambarkan kerangka penelitian pada gambar 3.1
Gambar 3.2.1 Kerangka Penelitian (diadopsi dari Yusof et al., 2018)
71
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang penulis gunakan teridiri dari 3 lembar yaitu
lembar surat pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisian dan dua
lembar pertanyaan-pertanyaan penelitian . Lembar pertanyaan penelitian terdiri dari
6 pertanyaan profil responden, 37 pertanyaan pengujian dan 1 kolom saran dan
kritik.
Pengukuran dalam kuesioner tersebut peneliti menggunakan lima poin skala
Likert dari “Sangat Tidak Setuju”(1) sampai “Sangat Setuju”(5). Sedangkan untuk
menjamin validitas dan reliabilitas alat ini, peneliti mengadopsi sejumlah indikator
dari peneliti terkait sebelumnya. Indikator yang akan digunakan dapat dilihat pada
Tabel 3.1 dan kuesioner lengkap dapat dillihat di lampiran.
Tabel 3.3.1 Intrumen Penelitian
Variabel Laten Indikator variabel Kode
Kualitas Sistem
(System Quality)
(KS)
Sistem yang digunakan mudah dan user friendly KS1
Kerahasian data terjamin karena terdapat password
yang berbeda tiap-tiap pengguna KS2
Sistem mudah diakses KS3
Sistem jarang mengalami error KS4
Kualitas
Informasi
(Information
Quality)
(KI)
Informasi yang dihasilkan sesuai dengan data yang
dimasukan KI1
Informasi yang dihasilkan e-Donasi sesuai dengan
kenyataan KI2
Informasi yang dihasilkan e-Donasi sangat lengkap
dan detail KI3
Informasi yang dihasilkan e-Donasi mudah untuk
dibaca KI4
Kualitas Layanan
(Service Quality)
(KL)
Adanya panduan penggunaan e-Donasi KL1
Layanan yang cepat dan responsif dari pihak
pengembang KL2
Sistem dapat diakses dari manapun KL3
72
Penggunaan
Sistem
(PS)
Penggunaan e-Donasi mempermudah proses pencarian
informasi PS1
Penggunaan e-Donasi membantu pekerjaan sehari-hari
anda PS2
User memiliki keahlian dalam menggunakan aplikasi PS3
Sangat tergantung dengan e-Donasi dalam
melaksanakan pekerjaan anda PS4
Kepuasan
Pengguna
(User Satisfaction)
(KP)
Fasilitas dan fitur-fitur yang ada pada e-Donasi sudah
sesuai dengan kebutuhan KP1
User puas dan tidak perlu pengembangan dan
perbaikan terhadap e-Donasi KP2
Semua fitur dan fungsi yang ada pada e-Donasi telah
berjalan sesuai dengan kebutuhan KP3
Informasi yang dihasilkan akurat sesuai dengan
kebutuhan KP4
User puas terhadap tampilan aplikasi KP5
Secara keseluruhan e-Donasi sudah sesuai dengan
harapan anda dalam membantu tugas sehari-hari anda KP6
Struktur
Organisasi
(Organisation
Structure)
(SO)
e-Donasi diterapkan merupakan strategi untuk
peningkatan kinerja SO1
Pihak lembaga selalu memperbaharui perangkat keras
maupun lunak yang dibutuhkan SO2
Implementasi telah direncanakan dengan baik oleh
pihak manajemen SO3
Pihak lembaga mendukung implementasi e-Donasi SO4
Lembaga menyediakan dukungan fasilitas infrastrukur
untuk mendukung implementasi sistem SO5
Lingkungan
Organisasi
(Environment )
(LO)
e-Donasi mendapat dukungan keuangan yang memadai
dari pihak manajemen LO1
e-Donasi mendapat dukungan dari Kemenag/BAZNAS
RI LO2
Semua unit bagian kerja mendukung dan membantu
dalam implementasi e-Donasi LO3
Manfaat
(Net benefit )
(M)
e-Donasi membantu tugas pekerjaan sehari-hari M1
e-Donasi meningkatkan efisiensi pekerjaan M2
e-Donasi membantu dalam pengambilan keputusan M3
e-Donasi membantu pencapaian tujuan dengan efektif M4
e-Donasi meningkatkan komunikasi antar seluruh
bagian dalam organisasi M5
e-Donasi membantu pencapaian tujuan dengan efektif M6
73
Pengujian Intrumen Penelitian
Kuesioner dalam penelitian ini dibentuk berdasarkan indikator-indikator
yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Layak atau tidaknya sebuah
kuesioner dapat kita lakukan dengan pengujian validitas dan reliabilitasnya terlebih
dahulu dengan uji intrument. Tujuannya adalah meyakinkan bahwa indikator-
indikator kuesioner telah mencakupi dan benar menurut responden. Pengujian
instrumen ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan 37 responden. Di mana
responden merupakan sebagian dari sampel penelitian ini.
Dalam uji instrumen ini, akan dilakukan analisis model pengukuran apakah
instrumen ini sudah valid atau reliabel. Penililaian dilakukan melalui indikator
reliability, internal consistency reliability, convergent validity, dan discriminant
validity. Hasil dari uji intrumen akan dibahas lebih lanjut pada Bab IV.
Metode Evaluasi Sistem
Untuk melakukan evaluasi dalam suatu sistem maka penulis melakukan
langkah-langkah seperti identifikasi kebutuhan, proses evaluasi, pengujian
hipotesis, dan rekomendasi sistem
Identifikasi Kebutuhan
Pada tahapan identifikasi kebutuhan dilakukan observasi lebih
lanjut mengenai gambaran perusahaan secara umum dan analisis terhadap
sistem berjalan. Setelah itu dibuatlah penyesuaian kuesioner yang dapat
mendeskripsikan kesuksesan implementasi sistem terhadap sistem e-
Donasi.
74
Gambaran Umum Lembaga
Tahap ini mendeskripsikan secara umum tentang
keadaan Lembaga, sejarah Yayasan IZI, visi dan misi, struktur
organisasi beserta tugas dan tanggung jawabnya. Dengan adanya
gambaran umum lembaga diharapkan pembaca dapat mengetahui
lebih dalam mengenai objek evaluasi dalam penelitian kali ini.
Analisis Sistem Berjalan E-Donasi
Proses valuasi sistem e-Donasi pada Yayasan IZI
membutuhkan gambaran detail tentang proses yang sedang
berjalan saat ini. Maka dari itu penulis akan menggambarkan
sistem e-Donasi yang saat ini diimplementasikan pada Yayasan IZI
dengan menggunakan flow chart dan rich picture.
Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2009)
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru berdasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan
atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas
masalah yang dirumuskan. Menurut Sugiyono (2009) hipotesis
yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
75
1. Hipotesis harus menggunakan hubungan diantara
beberapa variabel karena variabel-variabel yang
dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu
perlu dianalisis dan kemudian diselidiki sampai
dimana perubahan dalam variabel yang satu
membawa perubahan pada variabel yang lain.
2. Hipotesis harus dapat diuji untuk dapat menerima
atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data-data empiris.
3. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu
pengetahuan. Dalam beberapa masalah, dan
terkhusus pada permulaan penelitian ini harus
berhati-hati saat mengusulkan hipotesis yang
sependapat dengan ilmu pengetahuan dan sudah
siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa
literatur dengan tepat. Oleh karena itu suatu
hipotesis harus dirumuskan berdasarkan laporan
penelitian sebelumnya.
4. Hipotesis dinyatakan secara sederhana. Artinya
suatu hipotesis akan dipresentasikan ke dalam
rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif,
hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna
76
dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti
untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Penentuan Sampel
Dalam penentuan sampel yang dibutuhkan dalam
menentukan berapa banyak responden yang dapat memberikan
jawaban pada kuesioner maka populasi yang datanya diambil untuk
dijadikan sampel adalah Pegawai Yayasan IZI pada direktorat
Edukasi dan Kemitraan Zakat (EKZ) divisi mitra IZI dan Customer
Relationship Management (CRM) yang menggunakan sistem
informasi e-Donasi. Penarikan sampel atau sampling merupakan
pengambilan sampel dari suatu populasi. Target population
merupakan populasi yang ditarik sampelnya pada waktu
merencanakan suatu penelitian, sedangkan populasi yang sedang
diteliti pada saat melakukan penelitian disebut sampling
population. Menurut Setiawan (2007) teknik untuk menentukan
jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan metode slovin
dengan tingkat toleransi error sebesar 10% dengan menggunakan
rumus n =𝑁
(1+𝑁 𝑒2)
n : Jumlah sampel yang akan ditentukan
N : Jumlah Populasi
e : Error Tolerance
77
Proses Evaluasi
Penulis melakukan proses evaluasi sistem dalam penelitian ini
berdasar dengan menggunakan metode HOT-Fit yang terdiri dari
menentukan variabel penelitian, penentuan sampel penelitian, pelaksanaan
kuesioner, uji validitas dan uji reliabilitas.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian
yaitu variabel independen dan dependen. Variabel independen atau
lebih dikenal dengan variabel bebas menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (variabel terikat) jadi variabel
independen adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2006).
Variabel yang hendak diteliti meliputi performance expectancy,
effort expectancy, social influence dan facilitating condition.
Sedangkan variabel dependen yang lebih dikenal sebagai variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006) variabel
yang hendak diteliti meliputi behaviorial intention dan use
behavior.
Selain itu di dalam penelitian ini terdapat variabel
moderator yaitu variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dan
dependen (Sugiyono, 2009). Variabel moderator terdiri dari: age
(usia), gender (jenis kelamin), experience (pengalaman) dan
78
voluntariness of use. Tetapi variabel moderator tidak dimasukkan
ke dalam model penelitian dikarenakan sistem e-Donasi yang
diimplementasikan digunakan merupakan suatu sistem yang
sifatnya wajib dan harus digunakan oleh seluruh pengguna sistem.
Apabila sistem ini tidak digunakan maka secara otomatis pengguna
tidak dapat mendapatkan informasi yang diinginkan. Jadi pada
dasarnya penggunaan dari sistem ini tidak mempunya kaitan
ataupun pengaruh dengan proporsi dari variabel moderator karena
penggunaannya bersifat wajib digunakan oleh pengguna
sistemnya.
Perancangan Kuesioner
Menurut Sugiyono (2009) di dalam kuesioner terdapat
dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan
tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya
berbentuk uraian tentang suatu hal. Sedangkan pertanyaan tertutup
adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau
mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif
jawaban dari setiap pertanyaan yang terlah tersedia. Oleh karena
itu, penulis memilih pertanyaan tertutup sebagai tipe pertanyaan
pada kuesioner karena pertanyaan tertutup akan membantu
responden untuk menjawab dengan cepat dan juga memudahkan
79
penulis dalam melakukan analisis data terhadap seluruh kuesioner
yang telah terkumpul.
Skala pengukuran kuesioner menggunakan skala Likert
(Likert Scale) karena menurut Sugiyono (2009) skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang terhadap variabel penelitian.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, Penulis memberikan skor
pada skala Likert yaitu sangat setuju dengan skor 5, setuju dengan
skor 4, netral dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2, dan sangat
tidak setuju dengan skor 1. Struktur pertanyaan kuesioner pada
penelitian ini berisi 2 bagian pertanyaan, yaitu:
1. Pertanyaan demografis, berisi pertanyaan mengenai
profil responden mengenai jenis kelamin, usia,
pendidikan akhir, jabatan dalam yayasan, masa
jabatan, dan jurusan pendidikan.
2. Pertanyaan utama berisi pertanyaan mengenai
penerimaan penggunaan sistem e-Donasi dengan
variabel-variabel yang sudah ditentukan, Kuesioner
penelitian menggunakan skala Likert dalam bobot
penilaiannya.
Pengolahan Data Kuesioner
Menurut Sugiyono (2010) proses pengolahan data
menggunakan statistik deskriptif atau statistik inferensial. Statistik
80
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian yang dilakukan
pada populasi jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam
analisisnya, tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel maka
analisisnya dapat menggunakan analisis deskriptif maupun
inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya
ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat
kesimpulan yang hanya berlaku untuk populasi dimana sampel
diambil.
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan
bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik
pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random
(Sugiyono, 2010).
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2005).
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diukur, karena suatu alat ukur yang valid mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya suatu alat ukur yang kurang valid
81
memiliki validitas rendah. Validitas dapat diketahui dengan
menggunakan rumus Product Moment Coeficient of Correlation
sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑛 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
√{𝑛 ∑ 𝑋𝑖 − (∑ 𝑋)2}{𝑛 ∑ 𝑌𝑖2 − (∑ 𝑌𝑖)2}
Sumber: Supranto (2000)
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien Korelasi antara variabel Xi dan variabel Yi
n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisis
𝑋𝑖 = Skor dari masing-masing variabel (faktor yang
mempengaruhi)
𝑌𝑖 = Skor dari seluruh variabel
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid.
2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid.
Uji reliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstrak
(Ghozali, 2005). Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.
Kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner
82
dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Alpha Crombach
dengan rumus sebagai berikut:
𝑟11 = [𝑘
𝑘 − 1] [1 −
∑ 𝜎2𝑏
𝜎2𝑡]
Keterangan:
𝑟11 = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item pertanyaan
∑ 𝜎2𝑏 = jumlah varians butir pertanyaan
𝜎2𝑡 = varians total
Kriteria penilaian uji reliabilitas menurut (Jogiyanto dan Abdillah,
2009) :
1. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari 0,7 maka
kuesioner tersebut reliabel.
2. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari 0,7 maka
kuesioner tersebut tidak reliabel.
Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009) suatu hipotesis harus dapat diuji
berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan
dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi
data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita
harus menyimpulkan hipotesis, apakah harus menerima atau menolak
hipotesis.
83
Proses uji hipotesis adalah bagian atau ruang lingkup ilmu statistik
inferensi. Statistik inferensi yaitu statistik yang berkenaan dengan
permodelan data dan pengambilan keputusan berdasarkan data (Wahana,
2009). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji path ceofficient (β),
coefficient of determination (R2), t-test melalui method bootstrapping,
effect size (f2), predictive relevance (Q2 ), dan relative impact (q2 ) yang
dilakukan menggunakan software SmartPLS.
Rekomendasi Sistem
Dalam tahap ini diberikan rekomendasi yang akan diterapkan pada
pengembangan sistem e-Donasi pada Yayasan IZI setalah melakukan proses
evaluasi dan mendapatkan temuan-temuan serta menganalisis gap yang ada.
Rekomendasi sistem informasi ini tidak mengikat sehingga keputusan untuk
mengabaikan atau menerimanya berada di tangan pemegang otoritas, yaitu
Direktur Operasional. Dengan adanya rekomendasi ini diharapkan
pemegang otoritas dan para pengguna sistem e-Donasi dapat lebih terbuka
dalam pengembangan sistem informasi di lingkungan organisasi demi
kemajuan Yayasan IZI.
84
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menevaluasi sistem e-Donasi pada penelitian ini Penulis
menggunakan metode HOT-Fit (Human, Organization, and Technology Fit) yang
terdiri dari identifikasi kebutuhan, proses evaluasi, uji hipotesis dan memberikan
rekomendasi sistem untuk pengembangan sistem e-Donasi pada Yayasan Inisitif
Zakat Indonesia.
Hasil Analisis
Pada tahap identifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan terdiri dari
profil Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia, analisis sistem berjalan, hipotesis, dan
penentuan sampel.
Profil Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia
Profil Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia menjelaskan tentang
sejarah singkat berdirinya Yayasan, visi misi Yayasan, tujuan Yayasan,
struktur organisasi dan staf Yayasan.
Sejarah Singkat
Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dilahirkan oleh
sebuah lembaga sosial yang sebelumnya telah dikenal cukup luas
dan memiliki reputasi yang baik selama lebih dari 16 tahun dalam
memelopori era baru gerakan filantropi Islam modern di Indonesia
85
yaitu Yayasan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU). Dengan
berbagai konsideran dan kajian mendalam, IZI dipisahkan (spin-
off) dari organisasi induknya yang semula hanya berbentuk unit
pengelola zakat setingkat departemen menjadi sebuah entitas baru
yang mandiri berbentuk yayasan tepat pada Hari Pahlawan, 10
November 2014.
Alasan paling penting mengapa IZI dilahirkan adalah
adanya tekad yang kuat untuk membangun lembaga pengelola
zakat yang otentik. Dengan fokus dalam pengelolaan zakat serta
donasi keagamaan lainnya diharapkan IZI dapat lebih sungguh-
sungguh mendorong potensi besar zakat menjadi kekuatan real dan
pilar kokoh penopang kemuliaan dan kesejahteraan ummat melalui
positioning lembaga yang jelas, pelayanan yang prima, efektifitas
program yang tinggi, proses bisnis yang efisien dan modern, serta
100% shariah compliance sesuai sasaran ashnaf dan maqashid
(tujuan) syariah.
Tekad tersebut menemukan momentumnya dengan
terbitnya regulasi baru pengelolaan zakat di tanah air melalui
Undang-Undang Pengelolaan Zakat No 23 tahun 2011. Dengan
merujuk kepada undang-undang tersebut dan peraturan pemerintah
turunannya, Yayasan IZI kemudian menempuh proses yang harus
dilalui dan melengkapi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan
untuk mempoleh izin operasional sebagai lembaga amil zakat.
86
Alhamdulillah, setelah melalui proses yang panjang dan berliku,
kira-kira 13 bulan setelah kelahirannya sebagai yayasan, pada
tanggal 30 Desember 2015, IZI secara resmi memperoleh izin
operasional sebagai Lembaga Amil Zakat skala nasional melalui
surat keputusan Menteri Agama Republik Indonesia no. 423 tahun
2015. Tanggal tersebut menjadi momentum penting lainnya yang
menandakan lahirnya Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)
IZI, sebagai penerus visi dan misi pengelolaan zakat yang telah
dirintis oleh PKPU sebelumnya selama lebih dari 2 wind
Visi dan Misi
Visi :
Menjadi lembaga zakat professional terpercaya yang
menginspirasi gerakan kebajikan dan pemberdayaan
MISI :
1. Menjalankan fungsi edukasi, informasi, konsultasi
dan penghimpunan dana zakat.
2. Mendayagunakan dana zakat bagi mustahik dengan
prinsip- prinsip kemandirian.
3. Menjalin kemitraan dengan masyarakat, dunia
usaha, pemerintah, media, dunia akademis
(academia), dan lembaga lainnya atas dasar
keselarasan nilai- nilai yang dianut.
87
4. Mengelola seluruh proses organisasi agar berjalan
sesuai dengan regulasi yang berlaku, tata kelola
yang baik (good governance) dan kaidah syariah.
5. Berperan aktif dan mendorong terbentuknya
berbagai forum, kerjasama, dan program- program
penting lainnya yang relevan bagi peningkatan
efektifitas peran lembaga pengelola zakat di level
lokal, nasional, regional, dan global.
Tujuan
Berikut adalah tujuan didirakannya Yayasan Inisiatif
Zakat Indonesia :
1. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan
dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan sosial.
2. Meningkatkan pelayanan dalam menunaikan zakat,
infaq, sedekah (ZIS) sesuai ketentuan syar’i.
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna ZIS.
88
Struktur Organisasi
Gambar 4.1.1 Struktur Organisasi Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia
Hasil Analisis Sistem Berjalan
Dalam tahapan analisi sistem berjalan penulis hanya menampilkan
fitur-fitur dan mekanisme OPAC (Online Public Access Catalogue) karena
batasana penelitianhanya pada bagian OPAC sistem informasi e-Donasi.
Fitur-Fitur Sistem E-Donasi
Sistem e-Donasi memiliki dua fungsi utama sebagai
OPAC (Online Public Catalog Access) dan BO (Back Office).
Penulis hanya meneliti pada bagian OPAC sistem e-Donasi, fitur-
89
fitur yang dimiliki OPAC terdiri dari menu login, funding, deposits,
donors, employes, reports, dan users.
Gambar 4.1.2 Tampilan Halaman Login
Gambar 4.1.2 merupakan tampilan halaman login yang
berfungsi untuk masuk ke dalam sistem sebagai anggota yang
sudah memiliki username dan password.
Gambar 4.1.3 Tampilan Halaman Input Donasi
90
Gambar 4.1.3 merupakan tampilan halaman input donasi
yang berfungsi untuk mencatat donasi. Data yang diperlukan
meliputi: id donatur, nama donatur, jenis dana, program, dan
jumlah donasi.
Gambar 4.1.4 Tampilan Halaman Input Donatur
Gambar 4.1.4 ialah tampilan halaman input donatur yang
berfungsi untuk menambahkan donatur baru. Data yang diperlukan
meliputi: nama, No. Hp, email, alamat, dan kode pos.
91
Gambar 4.1.5 Tampilan Halaman Verifikasi Donasi
Gambar 4.1.5 merupakan tampilan halaman verifikasi
donasi yang berfungsi untuk memeriksa dan memverifikasi donasi
yang ditambahkan.
Gambar 4.1.6 Tampilan Halaman Kelola Donor
Gambar 4.1.6 merupakan tampilan halaman kelola
donor yang berfungsi mengelola data donatur, seperti mengubah,
menambahkan, dan menghapus data sesuai kebutuhan.
92
Mekanisme Sistem E-Donasi
Mekanisme sistem e-Donasi pada bagian OPAC akan
digambarkan pada gambar 4.1.7.
Pada gambar 4.1.7 merupakan rich pictue bagaimana
sistem e-Donasi yang sedang berjalan saat ini. Proses dimulai dari
pengguna sistem yang telah memiliki hak ases e-Donasi mengakses
alamat URL dan melakukan login menggunakan username dan
password. Makan sistem akan menampilkan halaman home beserta
beberapa menu sesuai dengan hak akses yang telah diberikan
sebelumnya oleh staff IT, seperti pada pengguna mitra IZI maka
menu-menu yang ditampilkan yaitu menu funding, deposit, dan
Donor. Mitra IZI dapat melakukan input dan mengedit donasi,
donatur, dan deposit. CRM IZI dapat memverifikasi donasi dan
deposit, kemudian kepala cabang dapat melakukan input dan edit
data employee dan user.
93
Gambar 4.1.7 Rich Picture Sistem Berjalan e-Donasi
Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang digunakan pada penelitian terdahulu
maka Penulis merumuskan hipotesis dan mengujinya, hipotesis penelitian
digambarkan pada gambar 4.1.8
94
Gambar 4.1.8 Model Hipotesis Evaluasi Sistem e-Donasi
Gambar 4.1.8 merupakan hipotesis penelitian yang didasari dari
teori-teori HOT-Fit yang dilakukan dalam penelitian Abda’u et al (2018)
yang berjudul “Evaluasi Penerapan SIMRS Menggunakan Metode Hot-Fit
Di RSUD Dr. Soedirman Jawa Tengah” hal ini dikarenakan karakteristik
organisasi yang diteliti memiliki kemiripan pada proses bisnisnya, yaitu
sama-sama dibidang pelayanan masyarakat.
H1: Kualitas sistem (System Quality) berpengaruh positif terhadap
penggunaan sistem (System Use) e-Donasi. Kualitas sistem dan kualitas
informasi yang baik dapat meningkatkan efektivitas kinerja sebuah instansi
(DeLone & McLean, 2016)
H2: Kualitas sistem berpengaruh (System Quality) berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna (user satisfaction) e-Donasi. Kualitas sistem yang baik
95
akan mendorong minat user untuk menggunakan sistem (DeLone &
McLean, 2016)
H3: Kualitas informasi (Information Quality) berpengaruh positif terhadap
penggunaan sistem (System Use) e-Donasi. Kualitas informasi yang baik
akan mendorong minat user untuk menggunakan sistem (DeLone &
McLean, 2016)
H4: Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna (User
Satisfaction) e-Donasi. Semain baik kualitas layanan sebuah sistem akan
meningkatkan kepuasan penggunanya (DeLone & McLean, 2016).
H5: Kepuasan pengguna (User Satisfaction) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penggunaan sistem (System Use) e-Donasi. Kepuasan pengguna
akan mendorong keinginan user untuk selalu menggunakan sistem dalam
mnyelesaikan tugas sehari-hari (DeLone & McLean, 2016).
H6: Struktur organisasi (Structure) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kepuasan pengguna (User Satisfaction) e-Donasi. Dukungan Struktur
Organisasi yang baik dan profesional akan mendukung berjalannya tata
kelola IT lembaga dan meningkatkan kepuasan pengguna sistemnya.
(Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008).
H7: Kepuasan pengguna (User Satisfaction) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap manfaat (Net Benefit) e-Donasi (Yusof, Kuljis, & Stergioulas,
2008).
H8: Lingkungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
manfaat (Net Benefit) e-Donasi (Yusof, Kuljis, & Stergioulas, 2008).
96
Hasil Analisis Demografi
A. Jenis Kelamin
Tabel 4.1.1 Distribusi Responden Sistem E-Donasi berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin jumlah presentasi
laki laki 33 89%
Perempuan 4 11%
Jumlah 37 100%
Tabel 4.1.1 menjelaskan bahawa responden dalam penelitian ini
diketahui lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah pegawai di IZI dan penanggung
jawab lembaga pada UPZ memang mayoritas berjenis kelamin laki-laki.
B. Umur Responden
Tabel 4.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur jumlah Presentasi
20-30 3 8%
30-40 6 16%
40-50 28 76%
Jumlah 37 100%
Tabel 4.1.2 menjelaskan bahwa umur responden dalam penilitian in
sangat beragam sehingga penulis pembaginya dengan 3 bagian, umur 20
sampai 30, umur 30 sampai 40 dan umur 40 sampai 50. Dan dapat terlihat
97
bahwa umur 20-30 sebanyak 3 responden, umur 30-40 sebanyak 6
responden, umur 40-50 sebanyak 28 responden.
C. Unit Kerja Responden
Tabel 4.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Divisi
Divisi Jumlah presentasi
Marketing 5 14%
CRM 5 14%
UPZ 27 73%
Jumlah 37 100%
Tabel 4.1.3 menjelaskan bahwa unit kerja responden atau biasa
disebut dengan divisi hanya ada tiga divisi, dikarenakan pengguna E-Donasi
memang hanya 3 unit kerja tersebut. Dapat terlihat bahwa divisi Marketing
berjumlah 5 orang, divisi CRM 5 orang, divisi UPZ 27 orang responden.
D. Jurusan Pendidikan
Tabel 4.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan Pendidikan
Jurusan jumlah presentasi
Komputer 4 11%
Nonkomputer 33 89%
Jumlah 37 100%
Tabel 4.1.4.4 menjelaskan bahwa jurusan pendidikan responden kali
ini dapat terlihat lebih banyak lulusan jurusan non komputer. Terlihat dari
jumlah responden lulusan komputer berjumlah 4 orang dan jumlah
responden lulusan nonkomputer 29 orang responden.
98
E. Pelatihan
Tabel 4.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan
yang Disediakan di IZI
Pelatihan jumlah presentasi
Pernah 15 41%
belum
pernah 22 59%
Jumlah 37 100%
Table 4.1.5 menjelaskan bahwa jumlah responden yang pernah
mendapat pelatihan berjumlah 15 responden dan jumlah responden yang
belum pernah mendapatkan pelatihan berjumlah 22 orang responden. Hal
ini dikarenakan jumlah pegawai lama lebih banyak di divisi tersebut.
Penentuan Sampel
Pengujian Instrumen
Uji model penelitian dilakukan melalui empat tahap pengujian, yaitu
individual item reliability, internal consistency reliability, average variance
extracted dan discriminant validity. Ketiga pengukuran pertama dikelompokan
dalam convergent validity yang bertujuan untuk mengukur besarnya korelasi antara
konstrak dengan variable laten. Pengujian ini dilakukan dengan mengumpulkan 37
responden. Berikut ini merupakan penjelasan dari pengujian yang telah dilakukan.
a. Individual Item Reliability
99
Pengujian ini dapat dilihat dari dari nilai standardized Factor Loading
yang menggambarkan bersarnya korelasi antara setiap item pengukuran
(indikator) dengan konstraknya. Nilai loading faktor di atas 0,7 dapat
dikatakan ideal, artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid
sebagai indikator yang mengukur konstrak (Yamin & Kurniawan,
2011). Setelah dua kali pengujian terdapat sembilan indikator yang
nilainya di bawah 0,7 yaitu KI4, KP1, KP5, KP6, KS2, LO2, M4, M5,
dan PS. Sembilan indikator tersebut dihapus karena tidak memenuhi
standar yang ditetapkan. Berikut penjelasan hasil uji setiap variabel :
1. Hasil Uji Individual Item Reliability untuk variabel Kualitas Sistem
Variabel Kualitas Sistem memiliki empat indikator pertanyaan,
yaitu KS1, KS2, KS3, dan KS4. KS1 memiliki nilai loading faktor
sebesar 0,869; KS2 memiliki nilai loading faktor sebesar 0,387;
KS3 memiliki nilai loading faktor sebesar 0,728; KS4 memiliki
nilai loading faktor sebesar 0,877. Seperti yang terlihat pada Tabel
4.2.1 terdapat satu indikator yang nilai loading faktornya dibawah
0,7 yaitu KS2 sehingga indikator ini tidak digunakan (dihapus)
dalam metode penelitian yang nanti akan digunakan.
Tabel 4.2.1 Nilai Factor Loading Kualitas Sistem
INDIKATOR
PERNYATAAN
NILAI
LOADING
FAKTOR KODE
NAMA
INDIKATOR
KS1 User
Friendly Sistem yang digunakan mudah dan user friendly 0,869
KS2 Keamanan
Sistem
Kerahasian data terjamin karena terdapat
password yang berbeda tiap-tiap pengguna 0,387
100
KS3 Kemudahan
Sistem Sistem mudah diakses 0,728
KS4 Kelengkapan
Laporan Sistem jarang mengalami error 0,877
2. Hasil Uji Individual Item Reliability untuk Kualitas Informasi
Variabel Kualitas Informasi memiliki empat indikator pertanyaan,
yaitu KI1, KI2, KI3, dan KI4. KI1 memiliki nilai factor loading
sebesar 0,861; KI2 memiliki nilai factor loading sebesar 0,889; KI3
memiliki nilai factor loading sebesar 0,826 dan KI4 memiliki factor
loading sebesar 0,270. Terlihat pada Tabel 4.2.2 terdapat satu
indikator yang memiliki nilai factor loading di bawah 0,7 yaitu KI4
dan indikator ini tidak digunakan (dihapus) dalam metode
penelitian yang nanti akan digunakan.
Tabel 4.2.2 Nilai Factor Loading Kualitas Informasi
INDIKATOR
PERNYATAAN
NILAI
FAKTOR
LOADING KODE
NAMA
INDIKATOR
KI1 Keakuratan
Sistem
Informasi yang dihasilkan sesuai dengan
data yang diinputkan 0,861
KI2 Keakuratan
Informasi
Informasi yang dihasilkan sesuai dengan
kenyataan 0,889
KI3
Kepuasan
Terhadap
Keakuratan
Informasi
Informasi yang dihasilkan sangat lengkap
dan detail 0,826
KI4
Kemudahan
Membaca
Informasi
Informasi yang dihasilkan mudah untuk
dibaca 0,270
101
3. Hasil Uji Individual Item Reliability untuk variabel Kualitas
Layanan
Variabel Kualitas Layanan memiliki tiga indikator pernyataan,
yaitu KL1, KL2 dan KL3. KL1 memiliki nilai factor loading
sebesar 0,933; KL2 memiliki nilai factor loading sebesar 0,751 dan
KL3 memiliki nilai factor loading sebesar 0,850. Terlihat pada
Tabel 4.2.3 variabel ketiga variabel memiliki nilai factor loading di
atas 0,7 sehingga telah memenuhi syarat.
Tabel 4.2.3 Nilai Factor Loading Kualitas Layanan
INDIKATOR
PERNYATAAN
NILAI
FAKTOR
LOADING KODE
NAMA
INDIKATOR
KL1 Panduan
Penggunaan Adanya panduan penggunaan e-Donasi 0,933
KL2 Penyelesaian
Masalah
Layanan yang cepat dan responsif dari pihak
pengembang 0,751
KL3 Aksesibilitas Sistem dapat diakses dari manapun 0,850
4. Hasil Uji Individual Item Reliability untuk variabel Penggunaan
Sistem
Variabel Penggunaan Sistem memiliki empat indikator pernyataan,
yaitu PS1, PS2, PS3 dan PS4. PS1 memiliki nilai factor loading
sebesar 0,905; PS2 memiliki nila factor loading sebesar 0,849;
PS3 memiliki nilai factor loading sebesar 0,890; PS4 memiliki
nilai factor loading sebesar 0,236. Tabel 4.2.4 menunjukan bahwa
102
indikator PS4 memiliki nilai factor loading berada dibawah 0,7 dan
ini tidak memenuhi syarat dan tidak dapat digunakan.
Tabel 4.2.4 Nilai Factor Loading Penggunaan Sistem
INDIKATOR
PERNYATAAN
NILAI
FAKTOR
LOADING KODE
NAMA
INDIKATOR
PS 1 Kemudahan
Informasi
Penggunaan e-Donasi mempermudah
proses pencarian informasi 0,905
PS 2 Membantu
Pekerjaan
Penggunaan e-Donasi membantu
pekerjaan sehari-hari anda 0,849
PS 3 Keahlian User User memiliki keahlian dalam
menggunakan aplikasi 0,890
PS 4 Kebutuhan
Sistem
Sangat tergantung dengan e-Donasi
dalam melaksanakan pekerjaan anda 0,236
5. Hasil Uji Individual Item Reliability untuk variabel Kepuasan
Pengguna
Variabel Kepuasan Pengguna memiliki enam indikator pertanyaan,
yaitu KP1, KP2, KP3, KP4, KP5 dan KP6. KP1 memiliki nilai
factor loading sebesar 0,119; KP2 memiliki nilai factor loading
sebesar 0,963; KP3 memiliki nilai factor loading sebesar 0,744;
KP4 memiliki nilai factor loading sebesar 0,715; KP5 memiliki
nilai factor loading sebesar 0,468 dan KP6 memiliki nilai factor
loading sebesar 0,605. Tabel 4.2.5 menujukan bahwa indikator
KP1, KP5, dan KP6 memiliki nilai factor loading di bawah 0,7 dan
tidak memenuhi syarat sehingga indikator ini dihapus dan tidak
digunakan.
103
Tabel 4.2.5 Nilai Factor Loading Kepuasan Pengguna
INDIKATOR
PERNYATAAN
NILAI
FAKTOR
LOADING KODE
NAMA
INDIKATOR
KP1 User Friendly Fasilitas dan fitur-fitur yang ada pada e-
Donasi sudah sesuai dengan kebutuhan 0,119
KP2 Kepuasan
Pengguna
User puas dan tidak perlu pengembangan
dan perbaikan terhadap e-Donasi 0,963
KP3 Fasiltas dan
Fitur Sistem
Semua fitur dan fungsi yang ada pada e-
Donasi telah berjalan sesuai dengan
kebutuhan
0,744
KP4 Akurasi
Informasi
Informasi yang dihasilkan akurat sesuai
dengan kebutuhan 0,715
KP5 Interface User puas terhadap tampilan aplikasi 0,468
KP6 Sesuai Harapan
Secara keseluruhan e-Donasi sudah
sesuai dengan harapan anda dalam
membantu tugas sehari-hari anda
0,605
6. Hasil Uji Individual Item Reliability untuk variabel Struktur
Organisasi
Variabel Struktur Organisasi memiliki empat indikator pertanyaan,
yaitu SO1, SO2, SO3, dan SO4. KP1 memiliki nilai factor loading
sebesar 0,825, KP2 memiliki nilai factor loading sebesar 0,911,
KP3 memiliki nilai factor loading sebesar 0,842, KP4 memiliki
nilai factor loading sebesar 0,954. Terlihat dari Tabel 4.6 bahwa
semua indikator di dalam variabel kepuasan pengguna ini memiliki
nilai factor loading di atas 0,7 sehingga memenuhi syarat untuk
digunakan.
Tabel 4.2.6 Nilai Factor Loading Struktur Organisasi
104
INDIKATOR
PERNYATAAN
NILAI
FAKTOR
LOADING KODE
NAMA
INDIKATOR
SO1 Peningkatan
Kinerja
e-Donasi diterapkan merupakan strategi
untuk peningkatan kinerja 0,825
SO2 Pembaruan
Sistem
Pihak lembaga selalu memperbaharui
perangkat keras maupun lunak yang
dibutuhkan
0,911
SO3 Perencanaan
Sistem
Implementasi telah direncanakan
dengan baik oleh pihak manajemen 0,842
SO4 Dukungan
Fasilitas
Lembaga menyediakan dukungan
fasilitas infrastrukur untuk mendukung
implementasi sistem
0,954
7. Hasil Uji Individual Item Reliability untuk variabel Lingkungan
Organisasi
Variabel Lingkungan Organisasi memiliki tiga indikator
pertanyaan, yaitu LO1, LO2, dan LO3. LO1 memiliki nilai factor
loading sebesar 0,810; LO2 memiliki nilai factor loading sebesar
0,576; LO3 memiliki nilai factor loading sebesar 0,757. Terlihat
dari Tabel 4.2.7 menunjukan bahwa indikator LO2 memiliki nilai
factor loading berada dibawah 0,7 dan ini tidak memenuhi syarat
dan tidak dapat digunakan.
Tabel 4.2.7 Nilai Factor Loading Struktur Organisasi
INDIKATOR
PERNYATAAN
NILAI
FAKTOR
LOADING KODE
NAMA
INDIKATOR
LO1 Dukungan
Manajemen
Mendapat dukungan keuangan yang
memadai dari pihak manajemen 0,810
105
LO2 Dukungan
Pemerintah Dukungan dari Kemenag/BAZNAS RI 0,576
LO3 Dukungan
Unit Kerja
Semua unit bagian kerja mendukung
dan membantu dalam implementasi e-
Donasi
0,757
8. Hasil Uji Individual Item Reliability untuk variabel Manfaat
Variabel Lingkungan Organisasi memiliki lima indikator
pertanyaan, yaitu M1, M2, M3, M4 dan M5. M1 memiliki nilai
factor loading sebesar 0,822; M2 memiliki nilai factor loading
sebesar 0,892; M3 memiliki nilai factor loading sebesar 0,757; M4
memiliki nilai factor loading sebesar 0,272; M5 memiliki nilai
factor loading sebesar 0,597; M6 memiliki nilai factor loading
sebesar 0,458. Terlihat dari Tabel 4.8 menunjukan bahwa indikator
M4, M5 dan M6 memiliki nilai factor loading berada dibawah 0,7
dan ini tidak memenuhi syarat dan tidak dapat digunakan.
Tabel 4.2.8 Nilai Factor Loading Manfaat
INDIKATOR
PERNYATAAN
NILAI
FAKTOR
LOADING KODE
NAMA
INDIKATOR
M1 Solusi
Permasalahan Membantu tugas pekerjaan sehari-hari 0,822
M2 Efisiensi
Pekerjaan Meningkatkan efisiensi pekerjaan 0,892
M3 Pengambian
Keputusan
Membantu dalam pengambilan
keputusan 0,757
106
M4 Efektifitas Membantu pencapaian tujuan dengan
efektif 0,272
M5 Komunikasi
antar Bagian
Meningkatkan komunikasi antar seluruh
bagian dalam
organisasi
0,597
M6 Pencapaian
Tujuan
Membantu pencapaian tujuan dengan
efektif 0,458
Internal Consistency Reliability
Pengujian ini dilakuakan dengan melihat nilai composite reliability
(CR) dengan batas ambang di atas 0,7. Nilai batas ambang 0,7 dapat
diterima dan di atas 0,8 dan 0,9 berarti sangat memuaskan. Setelah
melakukan uji individual item reliability dan penghapusan 12 indikator,
nilai composite reliability dapat dilihat pada Tabel 4.1.5.9 dari semua
variabel nilai composite reliability di atas 0,7 sehingga variabel memenuhi
syarat untuk digunakan.
Composite Reliability
Variabel Composite Reliability
Kualitas Informasi 0.874
Kualitas Layanan 0.914
Kepuasan Pengguna 0.96
Kualitas Sistem 0.922
Lingkungan Organisasi 0.875
Manfaat 0.91
Penggunaan Sistem 0.923
Struktur Organisasi 0.933
107
Average Variance Extracted (AVE)
Ukuran dari convergent validity adalah nilai average variance
extracted (AVE). Nilai ini menggambarkan besarnya varian atau keragaman
variabel manifes yang dapat dikandung oleh kontrak laten. Nilai AVE
minimal 0,5 meninjukan ukuran convergent validity yang baik. Artinya,
variable laten dapat menjelasakan rata-rata lebih dari setengah variance dari
indikator-indikatornya (Yamin & Kurniawan, 2011). Pada Tabel 4.8
Terlihat bahwa nilai AVE dari semua variable di atas 0,5 sehingga
memenuhi syarat untuk digunakan.
Tabel 4.2.9 Average Variance Extracted
Variabel Average Variance
Extracted
Kualitas Informasi 0.698
Kualitas Layanan 0.782
Kepuasan Pengguna 0.890
Kualitas Sistem 0.797
Lingkungan Organisasi 0.777
Manfaat 0.772
Penggunaan Sistem 0.801
Struktur Organisasi 0.776
108
Discriminant validity
Discriminant validity dari model reflektif dievaluasi melalui cross
loading, kemudian membandingkan nilai AVE dengan Kuadrat nilai
korelasi antarkonstrak (atau membandingkan nilai ave dengan korelasi
antarkonstrak). Bila korelasi antara indikator dengan konstraknya lebih
tinggi dari korelasi dengan konstrak blok lainnya, hal ini menunjukan
konstrak tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik
dari blok lainnya (Yamin & Kurniawan, 2011). Pada Tabel 4.9 dan Tabel
4.10 dapat dilihat bahwa nilai cross loading indikator dengan konstrak dari
semua variabel lebih tinggi dari korelasi dengan konstrak blok lannya dan
nilai akar AVE terlihat lebih tinggi daripada korelasi antar konstrak lainnya.
Tabel 4.2.10 Discriminant Validity
KI KL KP KS LO M PS SO
KI 0.835
KL 0.095 0.884
KP 0.259 0.698 0.943
KS 0.581 0.369 0.423 0.893
LO 0.351 0.317 0.358 0.566 0.882
M 0.636 0.328 0.422 0.769 0.627 0.879
PS 0.176 0.785 0.884 0.439 0.291 0.374 0.895
SO 0.194 0.705 0.778 0.524 0.524 0.545 0.741 0.881
Dapat disimpulkan bahwa pengujian Analisis model pengukuran
ini, terdapat sembilan indikator yang dihapus yaitu KI4, KP1, KP5, KP6,
109
KS2, LO2, M4, M5, PS4 dan terdapat dua puluh tiga indikator dari delapan
variabel yang akan digunakan dalam kuesioner yang akan disebar kepada
pengguna Sistem E-Donasi. Setelah penghapusan sembilan indikator yang
tidak memenuhi syarat menunjukan karakteristik yang baik secara statistik.
110
Tabel 4.12 Uji Model Penelitian
VAR IND OL CL
AVE CR R Q KI KL KP KS LO M PS SO
KI
KI1 0.861 0.861 0.188 0.166 0.604 0.267 0.471 0.088 0.157
0.698 0.874 0,654 0,410 KI2 0.889 0.889 0.108 0.206 0.487 0.431 0.556 0.084 0.285
KI3 0.826 0.826 0.014 0.256 0.408 0.199 0.550 0.236 0.066
KI4* 0.270
KL
KL1 0.933 0.111 0.933 0.652 0.306 0.307 0.36 0.72 0.674
0.782 0.914 0,654 0,410 KL2 0.751 0.074 0.751 0.467 0.299 0.146 0.098 0.561 0.496
KL3 0.850 0.066 0.850 0.701 0.372 0.352 0.362 0.776 0.678
KP
KP1* 0.119
0.890 0.960 0,654 0,410
KP2 0.963 0.268 0.705 0.963 0.337 0.244 0.308 0.868 0.707
KP3 0.744 0.156 0.646 0.744 0.361 0.285 0.351 0.851 0.658
KP4 0.715 0.302 0.624 0.715 0.495 0.476 0.529 0.786 0.830
KP5* 0.468
KP6* 0.605
KS
KS1 0.869 0.539 0.301 0.424 0.869 0.49 0.671 0.354 0.475
0.797 0.922 0,654 0,410 KS2* 0.387
KS3 0728 0.565 0.225 0.284 0.728 0.543 0.632 0.317 0.319
KS4 0.877 0.476 0.429 0.406 0.877 0.499 0.744 0.481 0.566
LO
LO1 0.810 0.296 0.221 0.334 0.547 0.810 0.456 0.36 0.47
0.777 0.875 0,654 0,410 LO2* 0.576
LO3 0.757 0.322 0.324 0.305 0.470 0.757 0.629 0.185 0.461
M
M1 0.822 0.622 0.088 0.184 0.699 0.534 0.822 0.138 0.324
0.772 0.910 0,654 0,410 M2 0.892 0.561 0.166 0.164 0.784 0.594 0.892 0.140 0.389
M3 0.757 0.504 0.538 0.68 0.565 0.525 0.757 0.624 0.666
111
M4* 0.272
M5* 0.597
PS
PS1 0.905 0.105 0.719 0.611 0.423 0.326 0.328 0.905 0.814
0.801 0.923 0,654 0,410 PS2 0.849 0.141 0.733 0.822 0.352 0.212 0.284 0.849 0.957
PS3 0.890 0.212 0.674 0.901 0.416 0.265 0.39 0.890 0.909
PS4* 0.236
SO
SO1 0.825 0.142 0.649 0.708 0.436 0.438 0.396 0.685 0.825
0.776 0.933 0,654 0,410 SO2 0.911 0.027 0.737 0.602 0.427 0.544 0.402 0.623 0.911
SO3 0.842 0.222 0.566 0.719 0.450 0.470 0.482 0.670 0.842
SO4 0.954 0.318 0.554 0.705 0.53 0.408 0.632 0.632 0.954
112
Proses Evaluasi
Analisis Struktur Model
Ada empat tahapan pengujian untuk melakukan analisis struktur
model, yaitu pengujian path coefficient (β), coefficient of determination
(R2), t-test menggunakan metode bootstrapping, effect size (f2), predictive
relevance (Q2 ), dan relative impact (q2) (Subiyakto et al.,2015; Gutierrez et
all., 2015;Nugroho et al.,2016). Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.26
Tabel 4.27 dan Gambar 4.1 dan berikut merupakan penjelasan dari empat
pengujian tersebut:
a. Path Coefficient (β)
Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas di atas 0,1
untuk menyatakan bahwa jalur (path) mempunyai pengaruh dalam
model (Subiaykto et al.,2015; Gutierrez et al., 2015). Hasilnya satu dari
delapan jalur menunjukan pengaruh yang tidak signifikan yaitu jalur
KS-KP yang dapat dilihat pada Tabel 4.26 dan Gambar 4.1
113
Tabel 4.25 Analisis Model Pengukuran
VAR IND OL CL
AVE CR R Q KI KL KP KS LO M PS SO
KI
KI1 0.815 0.815 0.188 0.166 0.604 0.267 0.471 0.088 0.157 0.698 0.874 0,654 0,410 KI2 0.864 0.864 0.108 0.206 0.487 0.431 0.556 0.084 0.285
KI3 0.826 0.826 0.014 0.256 0.408 0.199 0.55 0.236 0.066
KL
KL1 0.942 0.111 0.942 0.652 0.306 0.307 0.36 0.72 0.674 0.782 0.914 0,654 0,410 KL2 0.771 0.074 0.771 0.467 0.299 0.146 0.098 0.561 0.496
KL3 0.930 0.066 0.930 0.701 0.372 0.352 0.362 0.776 0.678
KP
KP2 0.944 0.268 0.705 0.944 0.337 0.244 0.308 0.868 0.707 0.890 0.960 0,654 0,410 KP3 0.945 0.156 0.646 0.945 0.361 0.285 0.351 0.851 0.658
KP4 0.941 0.302 0.624 0.941 0.495 0.476 0.529 0.786 0.830
KS
KS1 0.892 0.539 0.301 0.424 0.892 0.49 0.671 0.354 0.475 0.797 0.922 0,654 0,410 KS3 0.857 0.565 0.225 0.284 0.857 0.543 0.632 0.317 0.319
KS4 0.928 0.476 0.429 0.406 0.928 0.499 0.744 0.481 0.566
LO LO1 0.842 0.296 0.221 0.334 0.547 0.842 0.456 0.360 0.470 0.777 0.875 0,654 0,410 LO3 0.920 0.322 0.324 0.305 0.470 0.920 0.629 0.185 0.461
M
M1 0.893 0.622 0.088 0.184 0.699 0.534 0.893 0.138 0.324 0.772 0.910 0,654 0,410 M2 0.892 0.561 0.166 0.164 0.784 0.594 0.892 0.140 0.389
M3 0.851 0.504 0.538 0.680 0.565 0.525 0.851 0.624 0.666
PS
PS1 0.814 0.105 0.719 0.611 0.423 0.326 0.328 0.814 0.615 0.801 0.923 0,654 0,410 PS2 0.957 0.141 0.733 0.822 0.352 0.212 0.284 0.957 0.679
PS3 0.909 0.212 0.674 0.901 0.416 0.265 0.39 0.909 0.693
SO SO1 0.875 0.142 0.649 0.708 0.436 0.438 0.396 0.685 0.875 0.776 0.933 0,654 0,410 SO2 0.829 0.027 0.737 0.602 0.427 0.544 0.402 0.623 0.829
114
SO3 0.933 0.222 0.566 0.719 0.45 0.47 0.482 0.67 0.933
SO4 0.884 0.318 0.554 0.705 0.53 0.408 0.632 0.632 0.884
Keterangan :
Keterangan :
VAR : Variabel CL : Cross Loading
IND : Indikator AVE : Average Variance Extracted
OL : Outer Loading CR : Composite Reliability Q2 : Predictive Relevance R2 : Coefficinet of Determination
115
Pada tabel 4.25 dipaparkan hasil beberapa tahap pengukuran model,
yaitu pengujian individual item reliability, internal consistency,average
variance extracted, dan discriminant validity melalui cross loading
(OL)yang terlihat pada tabel. Nilainya menunjukan bahwa outer loading
dari setiap indikator sudah berada di atas 0,7. Lalu, untuk tahap internal
consistency dilihat melalui nilai composite reliability (CR) yang ada pada
tabel. Nilainya menunjukan bahwa CR dari setiap variable sudah berada di
atas 0,7. Kemudian, untuk tahap average variance extracted dilihat melalui
nilai (AVE) yang ada di dalam tabel. Nilainya menunjukan bahwa AVE dari
setiap indikator sudah berada di atas 0,5. Terkahir, untuk tahap discriminant
validity melalui cross loading dapat dilihat dari perbandingan korelasi antar
indikator dengan variabel dan variabel blok lainnya. Nilai yang tertera sudah
menunjukan bahwa korelasi antar indikator dengan variabelnya lebih tinggi
dibanding korelasi antar indikator dengan variable pada blok lainnya.
Sehingga dapat disimpulkan dari semua tahap pengujian, indikator pada
penelitian ini sudah memenuhi syarat untuk digunakan.
b. Coefficient of Determination (R2)
Pengujian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten
independen tertentu terhadap variabel latel dependen. Hasil nilai R2
pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.26. Berdasarkan Tabel
4.26 diperoleh nilai R2 untuk konstruk kepuasan sebesar 0,667 yang
116
artinya nilai tersebut dapat mengindifikasi bahwa Penggunaan Sistem
(PS) dapat dijelaskan oleh konstruk Kualitas Sistem (KS) sebesar
78,7%, sedangkan sisanya 31,3% dipengaruhi oleh konstruk lain yang
tidak terdapat dalam model penelitian, selanjutnya Kepuasan Pengguna
(KP) dapat dijelaskan oleh konstruk Kualitas Sistem (KS), Kualitas
Informasi (KI), Kualitas Layanan (KL) dan Struktur Organisasi (SO)
sebesar 66,9%, sedangkan sisanya 33,1% dipengaruhi oleh konstruk
lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini, kemudian Manfaat
(M) dapat dijelaskan oleh konstruk Kepuasan Pengguna (KP) dan
Lingkungan Organisasi (LO) sebesar 43,8%, sedangkan sisanya 56,2%
dipengaruhi oleh konstruk lain yang tidak terapat dalam model
penelitian kali ini.
117
Gambar 4.3.1 Hasil Analisis SmartPLS
Dalam Gambar 4.3.1 dijelaskan hasil pengujian individual item reliability. Gambar
ini menunjukan nilai Loading Factor dari setiap indikator sudah berada di atas 0,7
sehingga dapat dinyatakan bahwa indikator dalam penelitian sudah valid untuk
digunakan.
118
Tabel 4.26 Analisis Struktur Model
Hipotesis β t-test R2
f2 Q2 q2 Analyses
No Jalur R2-in R2-ex ∑ f2 Q2-in Q2-ex ∑ q2 Β t-test R2 f2 Q2 q2
H1 KS-PS 0.851 0.951 0,667 0,667 0,576 0,273 0,410 0,410 0,358 0,088 Insign Rejected M Small Predictive Relevance Small
H2 KS-KP -0.091 1.857 0,667 0,667 0,667 0,000 0,410 0,410 0,425 -0,025 Insign Rejected M Small Predictive Relevance Small
H3 KI-KP 0.171 0.806 0,667 0,667 0,628 0,117 0,410 0,410 0,403 0,012 Insign Rejected M Small Predictive Relevance Small
H4 KL-KP 0.311 4.975 0,667 0,667 0,586 0,243 0,410 0,410 0,367 0,073 Sign Accepted M Medium Predictive Relevance Small
H5 KP-PS 0.851 0.485 0,667 0,667 0,606 0,183 0,410 0,410 0,388 0,037 Insign Accepted M Small Predictive Relevance Small
H6 SO-KP 0.574 0.469 0,667 0,667 0,410 0,410 Insign Rejected M Small Predictive Relevance
H7 KP-M 0.227 2.603 0,667 0,667 0,410 0,410 Sign Accepted M Medium Predictive Relevance
H8 LO-M 0.546 3.993 0,667 0,667 0,410 0,410 Sign Accepted M Medium Predictive Relevance
Keterangan :
Sign : Signifikan
Insign : Insignifikan
M : Moderat
119
Dalam Tabel 4.3.1 dipaparkan hasil ke-enam tahap struktural model, yaitu
pengujian path coefficient (β), coefficient of determination (R2), t-test
menggunakan metode bootstrapping, effect size (f2), predictive relevance
(Q2) , dan relative impact (q2). Pertama, untuk hasil tahap path coefficient
(β) diketahui bahwa 2 dari 5 jalur memiliki berpengaruh secara tidak
signifikan dalam model (yaitu, jalur A→KP dan F→KP) karena nilai path
coefficient dari ke 2 jalur tersebut berada dibawah ambang batas (yaitu 0,1).
Lalu, untuk hasil tahap t-test diketahui bahwa 3 dari 5 hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima. Hal ini dikarenakan nilai t-test dari
ke 8 hipotesis tersebut berada diatas nilai ambang batas (yaitu 1,96).
c. t-test
Pengujian ini dilakukan dengan metode bootstrapping menggunakan
uji two tailed dengan tingkat signifikansi 5% untuk menuji hipotesis-
hipotesis penelitian. Hipotesis tersebut akan diterima jika memiliki nilai
t-test lebih besar dari 1,96. Terlihat dari Tabel 4.26 Menunjukan bahwa
3 dari 8 hipotesis diterima.
d. Effect Size (f2)
Pengujian Effect Size dilakukan guna memprediksi pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai
ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk menengah,
dan 0,35 untuk pengaruh besar.
120
Terlihat pda Tabel 4.26 menunjukan pengujian f2 terhadap 5 jalur, 3 jalur
memiliki pengaruh menengah yaitu jalur KL-KP, KP-M, LO-M dan sisanya
memiliki pengaruh yang kecil.
e. Predictive Relevance (Q2)
Metode Blindfolding dilakukan dalam pengujian ini guna memberikan
bukti bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai
keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya
dalam model dengan ambang batas pengukuran diatas 0 hasilnya
menunjukan bahwa Q2 dari semua variabel memiliki keterkaitan
prediktif.
f. Relative Impact (q2)
Metode blindfolding digunakan untuk mengukur relatif pengaruh
sebuah keterkaitan prediktif sebuah variabel tertentu dengan variabel
lainnya dengan nilai ambang batas 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15
untuk pengaruh menengah/sedang, dan 0,35 untuk pengaruh besar.
Perhitungan q2 menggunakan rumus sebagai berikut:
Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.26, bahwa semua jalur memiliki nilai
q2 di bawah 0,15 diatas 0,02 yang artinya seluruh jalur pada penelitian ini
mememiliki pengaruh yang kecil.
121
Hasil Uji Hipotesisi
Interpretasi Hasil Analisis Instrumen Pengukuran
Berdasarkan hasil analisis model pengukuran yang digunakan
untuk uji instrumen dengan menggunakan 37 data responden dapat
diketahui bahwa masih ada indikator yang belum memenuhi syarat yaitu
KI4, KP1, KP5, KP6, KS2, LO2, M4, M5 dan PS4. Sehingga indikator ini
harus dihapuskan karena dianggap tidak layak. Hal kemungkinan ini
dikarenakan penafsiran yang bias bagi responden dan ada beberapa
indikator yang memiliki penafsiran yang hampir sama, misalnya KP2 “User
puas dan tidak perlu pengembangan dan perbaikan terhadap e-Donasi”
pernyataan tersebut sebenarnya sudah bisa semakna dengan indikator KP5
“User puas terhadap tampilan aplikasi”, sehingga salah satu indikator harus
dihapuskan. Pengujian ini menghasilkan instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian.
Setelah mendapat instrumen yang sudah diuji, peneliti
menggunakan instrumen tersebut yang kemudian disebar kepada seluruh
sampel yang akan digunakan untuk penelitian ini. Analisis model
pengukuran ini dilakukan kembali untuk pengujian apakah model ini dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya dan hasilnya adalah model penelitian
ini telah memenuhi syarat dan memiliki karakteristik yang baik sehingga
layak untuk digunakan ke analisis struktur model.
Berdasarkan hasil di atas maka perlu adanya peninjauan kembali
terhadap instrumen yang akan digunakan. Pendapat para ahli seperti dosen-
122
dosen atau ahli IT sangat diperlukan untuk menguji penafsiran setiap
pernyataan dari indikator yang ada, sehingga meminimalisir penghapusan
indikator.
Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis
Berikut ini merupakan interpretasi dari pertanyaan-pertanyaan
penelitian dan hipotesis hipotesis yang telah dirumuskan berdasarkan hasil
olah data analisis struktur model yang telah dilakukan.
A. Intepretasi hipotesis
1. Hipotesis 1
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa
Kualitas Sistem tidak berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem.
Dapat kita lihat hasil t-test pada Tabel 4.26 dimana jalur KS-PS
memiliki nilai lebih kecil dari 1,96 yaitu 0,462. Hubungan antara
variable Kualitas Sistem dan Penggunaan Sistem dapat dikatakan
tidak signifikan karena nilai path coefficient yang dimiliki adalah
dibawah 0,1 yaitu 0,079. Hasil ini menunjukan bahwa Kualitas
Sistem tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penggunaan
Sistem. Hal ini berarti hipotesis 1 ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa kualitas sistem informasi e-Donasi yang disediakan oleh IZI
belum dapat berpengaruh terhadap minat user untuk menggunakan
sistem secara optimal, hal ini disebabkan user belum merasakan
manfaat dari kualitas sistem yang diberikan.
123
2. Hipotesis 2
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahawa
Kualitas Sistem tidak berbengaruh terhadap Kepuasan Pengguna.
Terlihat dari nilai t-test pada Tabel 4.26 jalur KS-KP adalah 0,449,
nilai ini berada di bawah angka standar yaitu 1,96. Hubungan
antara variable Kualitas Sistem dan Kepuasan Pengguna tidak
signifikan karena nilai path coefficient yang dimiliki adalah di
bawah 0,1 yaitu 0,091. Hasil ini menunjukan bahwa accuracy tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal
ini berarti hipotesis 2 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
sistem informasi e-Donasi yang disediakan oleh IZI tidak dapat
meningkatkan kepuasan pengguna dan dimungkinkan bahwa ada
faktor lain selain kualitas sistem yang dapat meningkatkan
kepuasan pengguna.
3. Hipotesis 3
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahawa
Kualitas Informasi tidak berbengaruh terhadap Kepuasan
Pengguna. Terlihat dari nilai t-test pada Tabel 4.26 jalur KI-KP
adalah 0,915, nilai ini berada di bawah angka standar yaitu 1,96.
Hubungan antara variabel Kualitas Informasi dan Kepuasan
Pengguna tidak signifikan karena nilai path coefficient yang
dimiliki adalah di atas 0,1 yaitu 0,171. Hasil ini menunjukan bahwa
format berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna.
124
Hal ini berarti hiotesis 3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas informasi yang disediakan oleh sistem E-Donasi IZI tidak
dapat meningkatkan kepuasan pengguna dan dimungkinkan bahwa
ada faktor lain selain kualitas sistem yang dapat meningkatkan
kepuasan pengguna.
4. Hipotesis 4
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa
Kualitas Layanan tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Pengguna.
Dapat kita lihat hasil t-test pada Tabel 4.26 dimana jalur KL-KP
memiliki nilai lebih kecil dari 1,96 yaitu 1,857. Hasil ini
menunjukan bahwa Kualitas Layanan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Kepuasan Pengguna. Hal ini berarti hipotesis
4 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas layanan yang
disediakan oleh sistem E-Donasi IZI tidak dapat meningkatkan
efektivitas penggunanya. Hal ini mengacu bahwa pada
kenyataannya pengguna belum terbiasa melibatkan teknoloogi
informasi dalam melakukan aktifitas penghimpunan zakat.
4. Hipotesis 5
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa
Kepuasan Penggunan berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem.
Dapat kita lihat hasil t-test pada Tabel 4.26 dimana jalur KP-PS
memiliki nilai lebih besar dari 1,96 yaitu 5,081. Hubungan antara
variable Kepuasan Pengguna dan Penggunaan Sistem juga dapat
125
dikatakan signifikan karena nilai path coefficient yang dimiliki
adalah diatas 0,1 yaitu 0,851. Hasil ini menunjukan bahwa
timeliness berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
pengguna. Hal ini berarti hipotesis 4 diterima. Hasil penelitian ini
konsiten dengan beberapa penelitian sebelumnya (Yusof, 2008;
DeLone dan McLean, 2003; Molla dan Licker, 2001). Dengan
demikian Kepuasan Pengguna sistem informasi E-Donasi IZI
diharapkan menjadi fasilitas yang mampu menarik pengguna untuk
menggunakan dalam melakukan aktifitas penghimpunan zakat.
5. Hipotesis 6
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa
Struktur Organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan Pengguna.
Dapat kita lihat hasil t-test pada Tabel 4.26 dimana jalur SO-KP
memiliki nilai lebih besar dari 1,96 yaitu 3,886. Hubungan antara
variable Struktur Organisasi dan Kepuasan Pengguna juga dapat
dikatakan signifikan karena nilai path coefficient yang dimiliki
adalah diatas 0,1 yaitu 0,574. Hasil ini menunjukan bahwa
timeliness berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
pengguna. Hal ini berarti hipotesis 6 diterima. Hasil penelitian ini
konsiten dengan beberapa penelitian sebelumnya (Yusof, 2008;
DeLone dan McLean, 2003; Molla dan Licker, 2001). Hal ini
menunjukkan bahwa dukungan organisasi dinilai yang sangat
126
penting dalam proses implementasi penggunaan sistem yang baru
dalam sebuah lembaga bagi pengguna E-Donasi yang baru
6. Hipotesis 7
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa
Kepuasan Pengguna berpengaruh terhadap Manfaat. Dapat kita
lihat hasil t-test pada Tabel 4.26 dimana jalur KP-M memiliki nilai
lebih kecil dari 1,96 yaitu 0,812. Hubungan antara variable
Kepuasan Pengguna dan Penggunaan Sistem juga dapat dikatakan
signifikan karena nilai path coefficient yang dimiliki adalah diatas
0,1 yaitu 0,227. Hasil ini menunjukan bahwa Kepuasan Pengguna
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Manfaat. Hal ini
berarti hipotesis 7 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Kepuasan
Pengguna sistem E-Donasi tidak memberikan manfaat bagi
penggunanya. Hal ini juga mengacu pada kenyataan bahwa E-
Donasi selama ini belum menjadi pilihan sebagai fasilitas yang
bermanfaat untuk menunjang aktifitas pengelolaan zakat
dilembaga.
7. Hipotesis 8
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa
Lingkungan Organisasi berpengaruh terhadap Manfaat. Dapat kita
lihat hasil t-test pada Tabel 4.26 dimana jalur LO-M memiliki nilai
lebih besar dari 1,96 yaitu 2,796. Hubungan antara variable
Lingkungan Organisasi dan Manfaat juga dapat dikatakan
127
signifikan karena nilai path coefficient yang dimiliki adalah diatas
0,1 yaitu 0,851. Hasil ini menunjukan bahwa timeliness
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal
ini berarti hipotesis 8 diterima. Hasil penelitian ini konsiten
dengan beberapa penelitian sebelumnya (Yusof, 2008; DeLone dan
McLean, 2003; Molla dan Licker, 2001). Hal ini menunjukkan
bahwa dukungan Lingkungan Organisasi dinilai lebih memberikan
manfaat dalam proses implementasi penggunaan sistem yang baru
dalam sebuah lembaga bagi pengguna E-Donasi yang baru, hal ini
diharapkan agar pimpinan lembaga mampu mensosialisakan
penggunakan E-Donasi lebih sering, agar penggunaan sistemnya
pun semakin meningkat.
Tabel 4.27 Hasil Rekapitulasi Pengujian Hipotesis
Hipotesis Pernyataan Hasil
H1
Apakah Kualitas sistem (System
Quality) berpengaruh positif
terhadap penggunaan sistem
(System Use) e-Donasi?
Hipotesis ditolak
H2
Apakah Kualitas sistem
berpengaruh (System Quality)
berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna (user
satisfaction) e-Donasi?
Hipotesis ditolak
H3
Apakah Kualitas informasi
(Information Quality) berpengaruh
positif terhadap kepuasan pengguna
(User Satisfaction) e-Donasi?
Hipotesis ditolak
H4
Apakah Kualitas layanan
berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna (User
Satisfaction) e-Donasi?
Hipotesis ditolak
128
H5
Apakah Kepuasan pengguna (User
Satisfaction) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
penggunaan sistem (System Use) e-
Donasi?
Hipotesis
diterima
H6
Apakah Struktur organisasi
(Structure) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan
pengguna (User Satisfaction) e-
Donasi?
Hipotesis
diterima
H7
Apakah Kepuasan pengguna (User
Satisfaction) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap manfaat
(Net Benefit) e-Donasi?
Hipotesis ditolak
H8
Apakah Lingkungan organisasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap manfaat (Net Benefit) e-
Donasi?
Hipotesis
diterima
129
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, berikut adalah kesimpulan penting dari
penelitian ini:
1. Dari hasil data statistik dapat diketahui bahwa 37 responden sebanyak
40,5% (15 orang) menyatakan puas dengan Sistem e-Donasi, 32,4% (12
orang) menyatakan tidak puas dan sebanyak 27,3% (10 orang) memilih
netral. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan sistem sangat
membantu tugas/pekerjaan dari responden dan tingkat kepuasan
pengguna sistem saat ini berada pada tingkat yang cukup.
2. Dihapuskannya 9 dari 34 indikator yaitu KI4, KP1, KP5, KP6, KS2,
LO2, M4, M5, dan PS dalam model penelitian ini. Hal ini dikarenakan
indikator tidak memenuhi standart yang telah ditetapkan, selain itu
peneliti beranggapan bahwa kurang tepatnya penggunaan item pada
pernyataan di dalam kuesioner, sehingga menyebabkan penafsiran yang
bias bagi responden.
3. R2 untuk konstruk penggunaan sistem sebesar 0,787 yang artinya nilai
tersebut dapat mengindifikasi bahwa penggunaan sistem dapat
dijelaskan oleh konstruk User Satisfaction, Organization, Environtmen
hanya sebesar 78,7%, sedangkan sisanya 21,3% dipengaruhi oleh
130
konstruk lain yang tidak terdapat dalam model penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini. R2 untuk konstruk kepuasan pengguna
sebesar 0,669 yang artinya nilai tersebut dapat mengindifikasi bahwa
kepuasan pengguna dapat dijelaskan oleh konstruk User Satisfaction,
Organization, Environtmen hanya sebesar 66,9%, sedangkan sisanya
33,1% dipengaruhi oleh konstruk lain yang tidak terdapat dalam model
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. R2 untuk konstruk
manfaat sebesar 0,438 yang artinya nilai tersebut dapat mengindifikasi
bahwa manfaat dapat dijelaskan oleh konstruk User Satisfaction,
Organization, Environtmen hanya sebesar 43,8%, sedangkan sisanya
56,2% dipengaruhi oleh konstruk lain yang tidak terdapat dalam model
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
4. Dari delapan hipotesis terdapat 3 hipotesis yang diterima yaitu KP-PS,
SO-KP, dan LO-M. Sehingga Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem e-Donasi pada lembaga IZI adalah:
a. User Satisfaction (kepuasan pengguna) berpengaruh terhadap
System Use (penggunaan sistem)
b. Organization (struktur organisasi) berpengaruh terhadap User
Satisfaction (kepuasan pengguna)
c. Environtmen (lingkungan organisasi) berpengaruh terhadap Net
benefits (manfaat penggunaan).
Yang dapat diartikan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna
pada Sistem Mulia Project adalah User Satisfaction, Organization, Environtmen.
131
Implikasi
Net benefits merupakan salah satu tujuan akhir dibentuknya suatu sistem
karena hal ini berkaitan dengan manfaat yang didapatkan baik bagi organisasi
maupun pengguna sistem. Hasil penelitian kali ini menunjukan bahwa
1. dari delapan hipotesis terdapat tiga hipotesis yang diterima yaitu user
satisfaction berpengaruh terhadap penggunaan sistem, organization
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna, dan environtmen
berpengaruh terhadap manfaat penggunaan. Hal ini menunjukan bahwa
untuk pengembang Sistem e-Donasi dapat lebih fokus pada tiga faktor
yang berpengaruh terhadap keberhasilan penggunaan sistem.
2. Terdapat 40,5% yang menyatakan puas terhadap Sistem e-donasi, hal
ini menunjukan tingkat kepuasan berada sedikit di bawah rata-rata,
untuk itu bagi pengembang sistem dapat melakukan pengembangan
yang lebih dalam lagi terhadap sistem untuk meningkatkan tingkat
kepuasan pengguna.
Saran
Bedasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut
a. Bagi pelajar dan peneliti selanjutnya yang ingin melakukan kajian
sejenis harap memperhatikan:
1. Dalam pembentukan instrumen sebaiknya memperhatikan
indikator yang akan digunakan, pertimbangan para ahli seperti
132
dosen-dosen sebaiknya dilakukan untuk menguatkan indikator
pada instrument dan mengurangi penghapusan indikator.
2. Hasil penelitian menyebutkan bahwa ada sejumlah konstruk lain
yang tidak terdapat dalam model penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Seperti keterlibatan organisasi yang lebih
misalnya oleh para pimpinan lembaga ataupun stakeholder harus
mampu menciptakan budaya dan lingkungan organisasi yang
melek teknologi dalam proses tatakelola lembaga, secara khusus
dalam aktifitas penghimpunan dana zakat. Saran untuk peneliti
selanjutnya adalah mencari variabel lain yang merupakan
konstruk dari net benefit, kepuasan pengguna dan penggunaan
sistem.
b. Bagi Inisiatif Zakat Indonesia
Pihak inisiatif zakat indonesia sebaiknya melakukan perbaikan dan
pengembangan pada variabel User Satisfaction, Organization, Environtmen
pada Sistem e-Donasi agar terus dapat menigkatkan Net benefits. Selain itu
IZI juga harus mampu melihat karakter setiap lembaga yang telah atau akan
diminta untuk bersinergi dalam pengelolaan zakat, untuk meningkatkan
efektifitas pelayanannya dengan menyesuaikan kemampuan dan kesiapan
baik secara pengetahuan maupun infrastruktur tiap lembaga dalam
mengimplementasikan teknologi informasi. Melakukan konsolidasi kepada
pimpinan-pimpinan lembaga sebelum proses implementasi sistem E-
Donasi menjadi sangat penting mengingat peranan TI sebagai tools
133
penghimpunan dana zakat tidak akan terealisasi dengan optimal tanpa
didukung oleh struktur dan lingkungan organisasi yang baik Karena variabel
struktur organisasi dan lingkungan organisasi merupakan variabel yang
berpengaruh dalam penelitian ini. Melihat indikator dari setiap variabel juga
dapat membantu lebih detil perbaikan mana saja yang lebih baik diperbaiki.
134
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, & Muhidin. ( 2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Anderson, J. G., & Aydin, C. E. (1994). Evaluating health care information system
methods and application. Thousand Oaks.
Bacsich, P. (2006). The Relevance of the MIT90s Framework to Benchmarking E-
Learning. Matic Media Ltd.
Beynon, P., & Davies. (2002). Information Systems: An Introduction to Informatics
in Organisations. Palgrave Macmillan.
Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 319‐339.
DeLone, W., & McLean, E. (2016). Information Systems Success Measurement.
Information Systems, vol. 2, 1-116.
Erlirianto, L., Ali, N., & Herdiayanti, A. (2015). The Implementation of the Human,
Organization, and Technology–Fit (HOT–Fit) Framework to Evaluate the
Electronic Medical Record (EMR) System in a Hospital. Procedia
Computer Science, 580-587.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Smarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
135
Gozali, I., & Latan, H. (2015). Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan Smart PLS
3.0 Untuk Penelitian Empiris. Semarang: BP Undip.
Guimaraes, T. D., Staples, & Keen, J. D. (2003). Empirically Testing Some Main
User Related Factor for Systems development Quality. Quality
Management Journal, 39-54.
Hamner, M. (2009). Expanding the Technology Acceptance Model to examine
Personal Computing Technology utilization in government agencies in
developing countries. Government Information Quarterly, 128-136.
Huda, M., & Husnayati, H. (2013). A Conceptual Model of Information
Technology Innovation Implementation Effectiveness in Higher Education.
5th International Confrence on Information and Communication
Technology for the Muslim.
Indrajit, R. (2014). Manajemen Organisasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Istianingsih, & Utami, W. (2009). Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi
Terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris Pada Pengguna Paket Program
Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Di Indonesia). Jurnal dan Prosiding
SNA - Simposium Nasional Akuntansi.
Jogiyanto, H. M. (2007). Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi.
Yogyakarta.: Andi Offset.
136
Likert, R. (1932). A Technique for The Measurement of Attitudes. Archives of
Psychology, 5-55.
McLeod, R. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Mujianto, A., Soedijono, B., & Henderi. (2017). Pengukuran tingkat kesuksesan
penerapan website Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) online di perguruan
tinggi swasta dengan pendekatan Human Organization Technology (HOT)
Fit model. Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi 3, 24-33.
Parente, S., & McCullough, J. (2009). Health Information Technology And Patient
Safety. Affairs, 357–360.
Pratisto. (2009). Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media
Computindo.
Singarimbun, M., & Effendi, S. (2006). Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka
LP3ES.
Subiyakto, A., A.R, A., & dkk. (2016). The User Satisfaction Perspective of The
Information System Projects. Indonesia Journal of Electrical Engineering
and Computer Science, 215-223.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.
Venkatesh, V., Morris, M. G., & Davis, G. B. (2003). User Acceptance of
Information Technology: Toward A Unified View. MIS Quarterly, 425-
478.
Whitten, d. (2004). Metode Desain dan Analisis Sistem. Yogyakarta: ANDI.
137
Wirawan. (2012). Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Yusof, M., Kuljis, J., & Stergioulas, L. (2008). An evaluation framework for Health
Information Systems: human, organization and technology-fit factors
(HOT-fit). International Journal of Medical Informatics, 386-398.
Zulaikha, & Radityo, D. (2008). Kesuksesan Pengembangan Sistem Informasi:
Sebuah Kajian Empiris dengan Delone and McLean Model. Jurnal MAKSI
, 199-212.
138
LAMPIRAN-LAMPIRAN
139
LAMPIRAN 1
SURAT-SURAT PENELITIAN
140
141
142
143
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
144
KUESIONER
EVALUASI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI E-DONASI DENGAN
METODE HOT-FIT
Assalamualaikum Wr Wb,
Sebelumnya, izinkan saya untuk memperkenalkan diri. Nama saya Galih Ibnu
prabowo, Mahasiswa Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi. Kuesioner ini
digunakan untuk mengumpulkan data yang akan menjadi bagian dari skripsi saya yang
berjudul “EVALUASI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI E-DONASI
DENGAN METODE HOT-FIT (STUDI KASUS: DIREKTORAT EKZ LAZNAS INISIATIF ZAKAT
INDONESIA)” sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana komputer. Kuesioner ini
dirancang untuk menganalisis tingkat keberhasilan implementasi sistem informasi e-
donasi yang merupakan salah satu Sistem Informasi Manajemen di Inisiatif Zakat
Indonesia (IZI) di Jakarta Timur. Tidak ada jawaban benar maupun salah, anda diharapkan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan seakurat mungkin berdasarkan
pengalaman anda. Kerahasiaan jawaban anda akan dijamin demi keakuratan kuesioner
ini.
Terimakasih saya ucapkan untuk bantuan dan partisipasi anda dalam hal
kuesioner ini.
Hormat saya
Galih Ibnu Prabowo
145
Mohon Bapak/Ibu mengisi kolom yang tersedia dan mencoret yang tidak perlu.
A. Karakteristik responden
Jenis kelamin : 1. Laki laki
2. Perempuan
Usia : ........ Tahun
Jabatan Pekerjaan : ...................
Lama bekerja di Inisiatif Zakat Indonesia : ........ Tahun
Jurusan pendidikan : 1. Komputer
2. Non Komputer
Pernahkan anda mendapat pelatihan
Sistem Mulia Project
: 1. Pernah
2. Belum Pernah
B. Sistem Mulia Project
Berikut ini pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui keberhasilan implementasi
sistem E-Donasi menurut Karyawan/ pengguna nya menurut pengalaman anda
selama ini. Anda cukup menilai apakah anda setuju atau tidak dengan pertanyaan
yang diajukan dengan ketentuan sebagai berikut :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
146
1. Kualitas Sistem (KS)
Secara keseluruhan, bagaimana Kualitas Sistem (KS) mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem E-Donasi
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Sistem E-Donasi mudah digunakan dan user
friendly
2 Kerahasian data pada sistem E-Donasi
terjamin karena terdapat password yang
berbeda tiap-tiap pengguna
3 Sistem E-Donasi Sistem mudah diakses
dimanapun
4 Sistem E-Donasi jarang mengalami error
2. Kualitas Informasi (KI)
Secara keseluruhan, bagaimana Kualitas Informasi (KI) mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem E-Donasi
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Informasi yang dihasilkan Sistem E-Donasi
sesuai dengan data yang dimasukan
2 Informasi yang dihasilkan E-Donasi sesuai
dengan kenyataan
3 Informasi yang dihasilkan E-Donasi sangat
lengkap dan detail
4 Informasi yang dihasilkan E-Donasi mudah
untuk dibaca
147
3. Kualitas Layanan (KL)
Secara keseluruhan, bagaimana Kualitas Layanan (KL) mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem E-Donasi
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Adanya panduan penggunaan sistem E-Donasi
2 Layanan yang cepat dan responsif dari pihak
pengembang
3 Sistem dapat diakses dari perangkat desktop
maupun mobile (smartphone)
4. Penggunaan Sistem (PS)
Secara keseluruhan, bagaimana Penggunaan Sistem (PS) mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem E-Donasi
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Penggunaan sistem E-Donasi mempermudah
proses pencarian informasi
2 Penggunaan e-Donasi membantu pekerjaan
sehari-hari Anda di Kantor
3 Anda sudah memiliki keahlian dalam
menggunakan sistem
4 Anda sangat tergantung dengan sistem e-
Donasi dalam menyelesaikan pekerjaan di
Kantor
148
5. Kepuasan Pengguna (KP)
Secara keseluruhan, bagaimana Kepuasan Pengguna (KP) mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem E-Donasi
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Fasilitas dan fitur-fitur yang ada pada sistem
E-Donasi sudah sesuai dengan kebutuhan
2 Anda merasa puas dan tidak perlu
pengembangan dan perbaikan terhadap E-
Donasi
3 Semua fitur dan fungsi yang ada pada sistem
E-Donasi telah berjalan sesuai dengan
kebutuhan
4 Informasi yang dihasilkan sistem E-Donasi
akurat dan sesuai dengan kebutuhan
5 Anda puas dengan tampilan aplikasi
6 Secara keseluruhan sistem E-Donasi sudah
sesuai dengan harapan dalam membantu
tugas sehari-hari Anda di Kantor
6. Struktur Organisasi (SO)
Secara keseluruhan, bagaimana Struktur Organisasi (SO) mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem E-Donasi
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Sistem E-Donasi yang implementasikan
merupakan strategi untuk peningkatan kinerja
2 Lembaga IZI selalu memperbaharui perangkat
keras maupun lunak yang dibutuhkan
3 Implementasi sistem E-Donasi telah
direncanakan dengan baik oleh pihak
manajemen
4 Lembaga IZI mendukung implementasi sistem
E-Donasi
149
5 Lembaga IZI menyediakan dukungan fasilitas
infrastrukur untuk mendukung implementasi
sistem E-Donasi
7. Lingkungan Organisasi (LO)
Secara keseluruhan, bagaimana Lingkungan Organisasi (LO) mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem E-Donasi
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Implementasi sistem E-Donasi mendapat
dukungan financial yang memadai dari pihak
manajemen
2 Implementasi sistem e-Donasi mendapat
dukungan dari Kemenag/BAZNAS RI
3 Semua unit kerja mendukung dan membantu
proses implementasi sistem E-Donasi
8. Manfaat (M)
Secara keseluruhan, bagaimana Manfaat (M) mempengaruhi keberhasilan
implementasi sistem E-Donasi
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Sistem E-Donasi sangat membantu Anda
menyelesaikan tugas pekerjaan sehari-hari
dari dalam maupun luar kantor
2 Sistem E-Donasi meningkatkan efisiensi
pekerjaan Anda
3 Sistem E-Donasi sangat membantu dalam
pengambilan keputusan
4 Sistem E-Donasi membantu pencapaian
tujuan dengan efektif
5 Sistem E-Donasi meningkatkan komunikasi
antar seluruh bagian/unit dalam lembaga IZI
150
6 Sistem E-Donasi membantu Anda mencapai
tujuan dengan efektif
C. Kepuasan terhadap Sistem E-Donasi
Berikut ini pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepuasan anda
secara keseluruhan terhadap sistem E-Donasi.
No KETERANGAN STS TS N S SS
1 Sistem memenuhi kebutuhan anda dan
membantu anda dalam menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya
2 Sistem memberikan layanan secara tepat dan
akurat sehingga membuat pekerjaan anda
lebih efektif
3 Kemampuan sistem meyakinkan anda
sehingga membuat anda selalu menggunakan
sistem tersebut
4 Secara keseluruhan saya puas dengan kinerja
sistem
SARAN-SARAN
Mohon anda memberikan saran-saran terhadap Sistem E-Donasi yang telah berjalan di
Inisiatif Zakat Indonesia Jakarta Timur
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
....................
151
LAMPIRAN 3
DATA RESPONDEN KUESIONER
152
153