skripsi -...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM TERHADAP EKSISTENSI DIRI REMAJA MASJID
KELURAHAN KUTOWINANGUN TAHUN 2019
Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar S. Sos
SKRIPSI
OLEH:
ALMA ZERLINA SOFIE
NIM. 43010150029
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
4
5
ABSTRAK
Alma, Zerlina Sofie, 2019, Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial
Instagram Pada Eksistensi Diri Remaja Masjid Kelurahan
Kutowinangun Kidul dan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga, skripsi, Fakultas Dakwah, Komunikasi dan Penyiaran Islam
IAIN Salatiga, Pembimbing : Dra. Maryatin, M.Pd
Kata kunci: pengaruh penggunaan instagram, eksistensi diri, remaja masjid
Instagram menjadi salah satu media sosial yang banyak diminati oleh para
remaja karena lebih mudah digunakan, banyaknya remaja menggunakan
instagram, hal ini memunculkan eksistensi diri pada pengguna instagram tidak
terkecuali remaja masjid. Remaja masjid tidak jauh dari kata keislaman, namun di
era modern seperti ini apakah remaja masjid menunjukkan eksistensi dirinya
dalam berkegiatan. Hal ini menjadi latar belakang penulis untuk meneliti apakah
terdapat pengaruh intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap remaja
masjid di Kelurahan kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul. Untuk
menjawab permasalahan di atas maka penulis merumuskan masalah:1) bagaimana
intensitas penggunaan media sosial instagram? 2) bagaimana eksistensi diri
remaja masjid? 3) bagaimana pengaruh intensitas penggunaan media sosial
instagram terhadap eksistensi diri remaja masjid Kelurahan Kutowinangun Kidul
dan Kutowinangun Lor?
Metode penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif asosiatif dengan
teori Uses and Gratifications, pengumpulan data menggunakan observasi,
kuesioner dan dokumentasi.Pengambilan sampel menggunakan sampling
purposive.Dengan analisis uji regresi linier sederhana.
Hasil dari penellitian ini yaitu: 1) intensitas penggunaan media sosial pada
remaja masjid Kelurahan Kutowinangun Kidul dan Kutowinangun Lor
menunjukkan sebanyak 45% menggunakan ≥ 3 kali dalam sehari. Hal ini
dikarenakan seluruh remaja masjid memiliki akun instagram dan pengguna aktif
instagram.2) eksistensi diri remaja masjid Kelurahan Kutowinangun Kidul dan
Kutowinangun Lor menunjukkan sebanyak 60% remaja masjid mengunggah
foto/video untuk menggerakkan kegiatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa
eksistensi diri remaja masjid termasuk kategori tinggi.3) intensitas penggunaan
media sosial instagram berpengaruh pada eksistensi diri remaja masjid di
Kelurahan Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul dengan pengaruh sebesar
28,5% hal ini buktikan dengan hasil signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05 maka terdapat
pengaruh antara intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap eksistensi
diri remaja masjid.
6
MOTTO
من يزرع يحصد
Artinya: “Siapa menanam dia akan memetik”
“Be Yourself As You Want”
(Alma Zerlina Sofie)
7
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah Swt dan segenap ketulusan hati,
skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Untuk kedua orang tua, Bapak Muh Ngalim serta Ibu Masitawanti atas
segala pengorbanan, perhatian, dukungan dan doanya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
2. Adik-adik tersayang, Iqbal Taufikul Hakim dan Muhammad Fattah Yassin
yang telah memberi semangat kepada penulis.
3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi.
4. Teman-teman kos sehati, rita, lydia, mbak fiqi, mbak novi, mega, dan lala
yang sering mengingatkan hal-hal yang mendukung proses penyusunan
skripsi.
5. Teman-teman yang selalu memberi tawa, semangat dan menemani dalam
proses ini Iqbal Sihabuddin Ibnu, Bagas, Tyar, Muhammad Iqbal, Sufiyan,
Abid, Roy, uut, Emak, Coro, Ifa, Humaida, Diyah yang berjuang bersama
dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Teman-teman PMII Rayon Dakwah Tiak, Alwin, Dilla, Nova, Wahu,
Rohman, Dzaki, Sifa, Mahbub, Aliyatur, Sumyani, Anis, Dany, Rais
7. Teman-teman S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2015
khususnya konsentrasi Public Relation 2015.
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Nabi Agung Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat, dan
umatnya. Semoga di yaumul akhir nanti, kita mendapat syafaat dan pertolongan
dari Nabiullah Muhammad Saw.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan skripsi ini banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan dan kemampuan yang belum sempurna. Namun berkat adanya
bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat
terselesaikan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Hj Maryatin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Program
Studi Komunikasi Penyiaran dan Islam IAIN Salatiga.
4. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan
IAIN Salatiga dan teman-teman Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
9
Islam IAIN Salatiga angkatan 2015 yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi dalam penulisan skripsi ini.
5. Kepada bapak lurah Kutownangun kidul dan lor, remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun Kidul dan Kutowinangun Lor dan ta’mir masjid.
6. Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan bagi penulis, yang
tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi bagi penulis
sehingga bisa menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempura. Oleh
karena itu, penulis senantiasa mengaharapkan masukan dan kritik yang
membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 27 Agustus 2019
Alma Zerlina Sofie
10
DAFTAR ISI
JUDUL SAMPUL ........................................................................................... i
PESETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Kerangka Berfikir ..................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 6
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8
B. Landasan Teori ......................................................................... 14
1. Intensitas penggunaan media sosial instagram .................... 14
a. Intensitas ...................................................................... 14
b. Instagram ...................................................................... 16
2. Eksistensi diri remaja masjid ............................................... 23
a. Eksistensi diri ............................................................... 23
b. Remaja masjid .............................................................. 28
c. Teori uses and gratifications ........................................ 29
C. Hubungan Antar Dua Variabel …. ........................................... 30
D. Hipotesis .................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 33
A. Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel ....................... 33
B. Populasi Dan Sampel ................................................................ 37
1. Populasi ............................................................................. 37
2. Sampel ............................................................................... 39
C. Jenis Dan Sumber Data ............................................................. 40
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 40
E. Desain Penelitian ...................................................................... 43
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 44
G. Uji Validitas .............................................................................. 46
12
H. Uji Reliabilitas .......................................................................... 46
I. Teknik Analisis Data ................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 48
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 48
B. Hasil penelitian ......................................................................... 57
1. Intensitas penggunaan media sosial ..................................... 57
2. Eksistensi diri remaja masjid ............................................... 76
3. Pengaruh intensitas penggunaan media sosial Instagram
terhadap remaja masjid Kelurahan Kutowinangun ............. 88
a. Uji validitas.................................................................... 88
b. Uji reliablitias ............................................................... 89
c. Uji analisis regresi inier sederhana ............................... 90
C. Pembahasan .............................................................................. 92
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 98
A. Kesimpulan ............................................................................... 98
B. Saran ......................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 102
13
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasional Variabel X
Tabel 3.2 Operasional Variabel Y
Tabel 3.3 Populasi dan Sampel
Tabel 3.4 Desain Penelitian
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan RW Dan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Kutowinangun Lor Berdasarkan
Pendidikan
Tabel 4.3 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Kutowinangun Lor Berdasarkan
Agama
Tabel 4.4 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Kelompok
Tabel 4.5 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Kutowinangun Kidul
Tabel 4.6 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 4.7 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 4.8 Data Responden
Tabel 4.9 Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.10 Kepemilikan Akun Instagram
Tabel 4.11 Faktor Menggunakan Instagram Karena Diri Sendiri
Tabel 4.12 Faktor Menggunakan Instagram Karena Teman-Teman Lainnya
Tabel 4.13 Frekuensi Menggunakan Instagram ≤ 1 Jam
Tabel 4.14 Frekuensi Menggunakan Instagram ≥ 1 Jam
Tabel 4.15 Menggunakan Instagram ≤ 3 Kali Dalam Sehari
14
Tabel 4.16 Menggunakan Instagram ≥ 3 Kali Dalam Sehari
Tabel 4.17 Menggunakan Instagram Hanya Sekedar Hiburan
Tabel 4.18 Menggunakan Instagram Karena Ingin Mengikuti Gaya Hidup
Selebriti/Selebgram Yang Ada Di Instagram
Tabel 4.19 Menggunakan Instagram Karena Ingin Mencari Informasi
Tabel 4.20 Instagram Memberikan Informasi Dan Berdampak Positif
Tabel 4.21 Instagram Memberikan Informasi Dan Berdampak Negatif
Tabel 4.22 Menggunakan Instagram Untuk Mengunggah Foto/Video
Tabel 4.23 Instagram Memberikan Informasi Tentang Keislaman
Tabel 4.24 Menggunakan Instagram Untuk Menambah Wawasan Tentang Islam
Tabel 4.25 Menggunakan Instagram Sebagai Bentuk Pengenalan Diri Bertujuan
Untuk Memberika Hal Positif
Tabel 4.26 Ketika Menggunakan Instagram Dan Mendengar Adzan Handphone
Dimatikan Kemudian Sholat Terlebih Dahulu
Tabel 4.27 Sering Lalai Ketika Menggunakan Instagram Sehingga Malas Belajar
Tabel 4.28 Merasa Percaya Diri Ketika Mengunggah Foto/Video Kegiatan
Remaja Masjid
Tabel 4.29 Merasa Percaya Diri Karena Dikenal Banyak Orang
Tabel 4.30 Menggunakan Instagram Untuk Mengunggah Kegiatan Secara Pribadi
Maupun Kegiatan Bersama Remaja Masjid
Tabel 4.31 Mengetahui Apa Yang Diunggah Dan Bermanfaat
Tabel 4.32 Instagram Membuat Berkomitmen Dalam Menjalankan Agama Islam
Tabel 4.33 Berkomitmen Mengunggah Foto/Video Di Instagram Untuk
Menggerakkan Kegiatan Positif Remaja Masjid
15
Tabel 4.34 Merasa Tenang Karena Sudah Membagikan Suatu Hal Yang Positif
Tabel 4.35 Ketika Menghadapi Masalah Di Dalam Kegiatan Remaja Masjid
Instagram Menjadi Hiburan
Tabel 4. 36 Uji Validitas
Tabel 4.37 Uji Reliabilitas
Tabel 4.38 Koefisien Determinasi
Tabel 4.39 Uji Statistik F
Tabel 4.40 Uji Statistik
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Instagram
Gambar 2.2 Rating Instagram
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Generasi muda saat ini merupakan generasi yang diharapkan akan
membuat bangsa menjadi lebih maju, bisa dikatakan generasi saat ini adalah agen
perubahan untuk bangsa ini. Namun pada kenyataannya remaja saat ini jauh dari
kata moral dan akhlak yang baik kebanyakan dari mereka banyak yang
berperilaku menyimpang dari moral dan akhlak yang baik. Perilaku menyimpang
ini dikarenakan faktor dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat
maupun di sekolah.
Aspek moral seorang anak merupakan sesuatu yang berkembang dan
dikembangkan. Artinya, bagaimana itu kelak akan bertingkahlaku sesuai atau
tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku, semua itu banyak dipengaruhi
oleh lingkungan kehidupan anak yang ikut memperkembangkan secara langsung
ataupun tidak langsung, aspek moral ini. (Gunarsa, 2008:60)
Namun tidak hanya dari segi faktor keluarga dan lingkungan saja, zaman
yang sudah modern juga memperkuat perubahan moral dan akhlak pada saat ini.
Budaya-budaya barat mudah masuk ke dalam budaya nusantara yang dikenal
dengan kelembutan dan kesantunannya. Budaya barat pada akhirnya
mempengaruhi remaja yang berada di Indonesia. Salah satunya yaitu dari segi
cara berpakaian remaja yang saat ini lebih memilih berpakaian dengan terbuka
dibandingkan berpakaian tertutup, gaya hidup mereka juga mengikuti kebudayaan
barat seperti menongkrong di café, dan tentunya aktif dalam menggunakan media
sosial.
18
Remaja saat ini sangat gandrung dengan media sosial, terkadang salah satu
dari mereka yang sudah kecanduan dengan media sosial dan menjadikan media
sosial sebagai panutan bagi mereka. Remaja menjadi kalangan pengguna media
sosial terbanyak diantara kalangan lainnya. Di dalam kesehariannya remaja tidak
jauh dari kata media sosial, mereka hampir 24 jam menggunakan media sosial.
Media sosial instagram yang akhir-akhir ini sedang menjadi media sosial
yang sangat banyak diminati oleh para remaja hal ini tentu sangat berpengaruh
pada moral dan akhlak remaja saat ini. Misalnya saja, di dalam sebuah akun
instagram yang berisi tentang manisnya hubungan pacaran dan secara rutin
membagikannya di media sosial, secara tidak langsung fokus perhatian remaja
hanya mengarah pada pacaran bukannya tentang sekolah.
Semua hal yang dianggap menarik akan tersebar dengan cepat di media
sosial instagram. Dan hal menarik tersebut akan menjadi panutan bagi remaja,
terbukti pada zaman sekarang banyak remaja yang berpacaran layaknya hubungan
suami istri, tentu tidak hanya hal itu saja ada hal lain yang dapat mempengaruhi
kehidupan para remaja saat ini yaitu menjadikan instagram sebagai ajang untuk
saling meningkatkan eksistensi diri.
Eksisitensi diri bisa diartikan pengakuan atau merasa diakui, kebanyakan
para remaja meningkatkan eksisitensi diri agar mereka merasa diakui. Eksisitensi
diri sendiri sudah menjadi hal yang biasa di kalangan remaja mereka berlomba-
lomba memperbanyak postingan foto atau video di halaman akunnya lalu jika
banyak yang menyukai dan followersnya bertambah, mereka akan merasa diakui
sehingga dapat dianggap memliki eksistensi diri yang tinggi. Meningkatkan
19
eksisitensi diri untuk menarik perhatian yang lainnya tentu hal ini sekarang sudah
menjadi hal yang biasa.
Eksistensi diri ini akhirnya merambah pada remaja saat ini tidak terkecuali
remaja masjid. Terkadang remaja masjid identik dengan kuno atau ketinggalan
jaman, namun pada jaman modern ini banyak remaja masjid yang tidak kuno atau
tidak ketinggalan jaman. Hal ini terbukti saat ini banyak remaja masjid yang juga
banyak menggunakan media sosial instagram, beberapa dari mereka ada yang
eksis di instgaram dan mendapatkan pengikut yang banyak. Mereka juga ikut
berlomba-lomba untuk menunjukkan eksistensi diri mereka.
Bentuk eksistensi diri pada remaja masjid biasanya tidak jauh dari kata
agama, mereka menunjukkan eksistensi diri mereka dengan cara bersholawat dan
mengaji, namun seiring dengan perkembangan jaman, apakah remaja masjid juga
mempunyai eksistensi diri seperti remaja lainnya. Hal inilah yang
melatarbelakangi penulis mengangkat judul “ pengaruh intensitas penggunaan
media sosial instagram pada eksisitensi diri remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun Tahun 2019”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana intensitas penggunaan media sosial instagram pada remaja masjid
di Kelurahan Kutowinangun tahun 2019 ?
2. Bagaimana eksistensi diri pada remaja masjid Kelurahan Kutowinangun tahun
2019 ?
3. Bagaimana pengaruh intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap
eksistensi diri remaja masjid Kelurahan Kutowinangun tahun 2019 ?
20
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui intensitas penggunaan media sosial instagram pada remaja masjid
di Kelurahan Kutowinangun.
2. Mengetahui eksistensi diri pada remaja masjid Kelurahan Kutowinangun.
3. Mengetahui pengaruh intemsitas penggunaan media sosial instagram terhadap
eksistensi diri remaja masjid di Kelurahan kutowinangun.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran tentang fenomena penggunaan media sosial instagram sebagai
ajang eksistensi diri pada remaja masjid dan khususnya penyembahan
khasanah keilmuan pada Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga.
2. Manfaat praktis
Untuk para remaja masjid atau remaja lainnya, penelitian ini dapat
menjadi tolak ukur dalam membatasi penggunaan media sosial instagram.
E. Kerangka Berfikir
Komunikasi adalah cara seseorang menyampaikan pesan kepada
komunikan yang nantinya akan ada feedback dari komunikan. Terdapat
komunikasi langsung, tidak langsung, dan komunikasi massa. Media komunikasi
mulai dari yang terdahulu hingga kini sudah banyak mengeluarkan teknologi
terbaru, salah satunya smartphone. Setelah munculnya smartphone, beberapa
21
aplikasi muncul untuk membantu masyarakat agar lebih mudah mengakses hal-hal
yang ingin diketahui. Salah satunya adalah media sosial instagram.
Instagram saat ini banyak diminati oleh masyarakat terutama remaja.
Intensitas penggunaan media sosial instagram lama-lama semakin meningkat, ada
beberapa alasan mengapa instagram menjadi aplikasi yang paling banyak
diminati, karena instagram selalu memberikan filter-filter yang menarik,
informasi di rangkum dengan menarik dan singkat. Hingga muncul fenomena
Eksistensi diri. Seperti pada bagan di bawah ini :
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah memahami dalam skripsi, peneliti menjelaskan
sistematika penulisan sebagai gambaran umum mengenai skripsi, adapun
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I :Yaitu pendahuluan, pada bab ini membahas mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka
berfikir dan sistematika pembahasan.
Eksistensi diri
Media
Instagram Instagram
Media sosial
Intensitas
Remaja Masjid
Komunikasi
22
BAB II : Yaitu landasan teori, pada bab ini mengenai tinjauan pustaka, landasan
teori, hubungan antar dua variabel, hipotesis.
BAB III : Yaitu metodologi penelitian, pada bab ini membahas mengenai
identifikasi dan operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
desain peneitian, instrumen penelitian, uji validitas, uji reliabilitas dan analisis
pengambilan data.
BAB IV: Yaitu pembahasan, pada bab ini membahas mengenai gambaran umum
lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan.
BAB V : Yaitu penutup, terdiri dari kesimpulan uraian,saran dan lampiran.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Sebelum diadakan penelitian tentang “pengaruh intensitas penggunaan
media sosial instagram pada eksistensi diri remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun Kecamatan Tingkir”. Beberapa penelusuran dan telaah terhadap
berbagai hasil kajian yang terkait dengan hal yang berkaitan dengan penelitian
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertama, Penelitian Ikhsan Tila Mahendra (Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah) tahun 2017 yang berjudul “Peran Media Sosial Instagram
Dalam Pembentukan Kepribadian Remaja Usia 12-17 Tahun di Kelurahan
Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi”. Penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang peran media sosial Instagram dalam pembentukan
kepribadian remaja usia 12-17 tahun di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan.
Kabupaten Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, Teknik pengambilan sampel yaitu purposive
sampling. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui kegiatan penelitian
langsung ke lokasi penelitian dengan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu tentang
peran media sosial Instagram dalam pembentukan kepribadian remaja usia 12-17
tahun di Kelurahan Kebalan, Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. Instagram
memiliki 5 peran dalam pembentukan kepribadian remaja. Pertama, Instagram
berperan sebagai media perluasan perasaan diri dalam kehidupan sosial remaja,
remaja menggunakan Instagram sebagai media untuk memperoleh informasi
24
tentang orang-orang di sekitar mereka, serta memberikan informasi kepada orang-
orang di sekitar mereka. Kedua, Instagram berperan sebagai media perluasan diri
dalam mengembangkan minat pribadi dan minat spiritual bagi remaja. Ketiga,
Instagram berperan sebagai media untuk menghibur diri, remaja menggunakan
Instagram sebagai media untuk mencari hiburan untuk diri mereka sendiri.
Keempat, Instagram berperan sebagai media untuk mengungkapkan emosi bagi
remaja. Kelima, Instagram berperan untuk membentuk citra diri yang baru bagi
remaja, dimana citra diri tersebut lebih baik dari citra yang selama ini mereka
tampilkan dikehidupan sehari-hari
Kedua, Penelitian Bimo Mahendra (Markerting Communications Garda
Perdana Security) tahun 2017 yang berjudul “Eksistensi Sosial Remaja Dalam
Instagram (Sebuah Komunikasi Perspektif)”. Remaja di seluruh dunia begitu lekat
dengan media sosial, mereka terus berkomunikasi lewat media sosial. Masalah
yang terjadi di media sosial instagram adalah eksistensi remaja yang mengupload
foto-foto mereka. Kebanyakan mereka cenderung mengupload foto yang
menunjukan kemewahan dan perilaku kesombongan, hal ini dapat menggangu
hubungan sosial para remaja. Eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata
yaitu keberadaan. dimana keberadaan yang dimaksud adalah dengan adanya
respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan kita
diakui. Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai eksistensi remaja
pengguna instagram. Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan hasil
penelitian mengenai fenomena media sosial instagram dalam eksistensi sosial
pada remaja di Jakarta. Kenyataan yang terjadi di kalangan remaja Jakarta bahwa
25
remaja memang sangat memerlukan eksistensi diri tetapi harus dilakukan secara
baik dan bijaksana tidak secara berlebihan.
Hasil penelitian mengenai fenomena media sosial instagram dalam
eksistensi sosial pada remaja di Jakarta. Kenyataan yang terjadi di kalangan
remaja Jakarta bahwa remaja memang sangat memerlukan eksistensi diri tetapi
harus dilakukan secara baik dan bijaksana tidak secara berlebihan.
Ketiga, Penelitian Dwi Syahnaz Hazisah (Universitas Hasanuddin) tahun
2017.“Pengaruh Instagram Stories Terhadap Eksistensi Diri Di Kalangan Siswa-
Siswi Sman 1 Makassar”. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui
bagaimana pengaruh nstagram stories terhadap eksistensi diri dikalangan siswa-
siswi SMAN 1 Makassar ; (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa-siswi dalam memanfaatkan Instagram stories. Tipe
penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yakni mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner
kepada siswa-siswi SMAN 1 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya pengaruh antara dua variabel penelitian. Adapun teknik
penentuan jumlah sampel menggunakan Slovin. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh antara Instagram stories dengan Eksistensi diri siswa-
siswi SMAN 1 Makassar, meskipun tidak ada pengaruh antara Instagram stories
dengan Eksistensi diri siswa-siswi SMAN 1 Makassar tetapi terdapat hubungan
namun lemah antara variabel X (Instagram stories) dengan variabel Y (Eksistensi
diri). Adapun 3 faktor yang mendorong dalam memanfaatkan Instagram stories
yaitu, jenis kelamin, umur dan jenis telephone Genggam.
26
Keempat, Penelitian Landesi Andarwati (Universitas Negeri Yogyakarta)
tahun 2016 yang berjudul”Citra Diri Ditinjau Dari Intensitas Penggunaan Media
Jejaring Sosial Instagram Pada Siswa Kelas Xi Sma N 9 Yogyakarta”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui profil citra diri, profil intensitas penggunaan
media jejaring sosial instagram, dan hubungan antara intensitas penggunaan
media jejaring sosial instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA Negeri
9 Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dengan jenis penelitian survei dan korelasional. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah skala
intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dan skala citra diri.
Validitas instrumen dilakukan dengan validitas konstruk melalui uji ahli
atau expert judgement, sedangkan reliabilitas instrumen menggunakan
rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif kuantitatif dengan teknik prosentase dan teknik korelasi product
moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra diri siswa kelas XI SMA
Negeri 9 Yogsyakarta sebanyak 62 siswa (62%) memiliki citra diri pada kategori
tinggi, dalam hal intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram sebanyak
76 siswa (76%) memiliki intensitas penggunaan instagram pada kategori tinggi
serta terdapat hubungan positif dan signifikan antara intensitas penggunaan media
jejaring sosial instagram dengan citra diri pada siswa kelas XI SMA Negeri
9 Yogyakarta dengan koefisien korelasi sebesar 0,298 dan taraf signifikansi
sebesar 0,03, artinya semakin tinggi intensitas penggunaan media jejaring sosial
27
instagram maka semakin tinggi citra diri dan sebaliknya semakin rendah intensitas
penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin rendah citra diri.
Kelima, Penelitian Indah Permata Sari (Universitas Riau) tahu 2016.
“Pengaruh Intensitas Mengunggah Video Terhadap Eksistensi Diri Anggota
Komunitas Pkuvidgram (Pecan Baru Video Instagram)”. Perkembangan dalam
teknologi, komunikasi, dan informasi yang terkait dengan ketergantungan yang
signifikan pada audiens media sosial bahwa media sosial menjadi suatu keharusan
yang harus diakses setiap hari. Salah satu media sosial yang populer adalah
instagram, yaitu aplikasi untuk berbagi foto dan video pendek yang 15 detik.
Instagram sangat mudah bagi pengguna untu membagikan video dengan cara
cepat sehingga pengguna dapat mengunggah video setiap hari. Teori
ketergantungan menjelaskan sifat ketergantungan seseorang pada hal ini.
Khalayak media sosial dapat menunjukkan keberadaannya sendiri melalui
pengunggahan video. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
seberapa besar pengaruh intensitas pengunggahan video dari anggota Pkuvidgram.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
survei eksplanatori, peneliti mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Lokasi
penelitian ini adalah pada komunitas Pkuvidgram. Jumlah sampel untuk penelitian
ini 60 responden dengan metode sensus adalah mengambil seluruh subjek dalam
populasi. Untuk menentukan seberapa besar pengaruh kedua variabel ini, peneliti
menggunakan analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini menghasilkan ada
pengaruh intensitas mengunggah video ke eksistensi diri anggota Pkuvidgrram.
28
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya. Penelitian ini
juga meneliti pengaruh intensitas penggunaan media sosial instagram dan
eksistensi diri remaja.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelum-sebelumnya meneliti
tentang pengaruh instgram terhadap eksistensi diri sedangkan pada penelitian ini
penulis meneliti pengaruh intensitas penggunaan media sosial instgram terhadap
eksistensi diri remaja masjid. yang mana penelitian ini berfokus pada bagaimana
cara mereka meningkatkan eksistensi diri mereka dalam bidang agama dengan
intensitas penggunaan media sosial instagram yang semakin meninggi.
B. Landasan Teori
1. Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram
a. Intensitas
Intensitas menurut KBBI adalah keadaan tingkatan atau ukuran
intensitasnya.(KBBI,2008:560) Sedangkan menurut Kamus Sains &
Teknologi intensitas adalah ukuran dari laju perpindahan energi dengan
radiasi.(Wafi,2017:161) Menurut Kamus Psikologi intensitas adalah besar
atau kekuatan suatu tingkah laku; jumlah energi fisik yang dibutuhkan
untuk merangsang salah satu indera; ukuran fisik dari energi atau data
indera.(Gulo,2000: 233)
Maka dapat disimpulkan intensitas adalah suatu ukuran untuk
mengukur keadaan suatu objek. Adapun indikator intensitas menurut
Nurani dalam jurnal Aprianto Dwi Atmaji (Atmaji,2014)
1) Motivasi
29
Motivasi adalah suatu perubahan energi yang mendorong
manusia untuk melakukan suatu hal untuk mencapai tujuan. Motivasi
terdapat dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah keadan yang berasal dari dalam diri individu
yang dapat melakukan tindakan belajar sedangkan, motivasi ekstrinsik
adalah hal atau keadaan yang menodorong untuk melakukan tindakan
karena adanya rangsangan dari luar individu, pujian, dan hadiah.
2) Durasi Kegiatan
Durasi kegiatan yaitu berapa lamanya kemampuan penggunaan
untuk melakukan kegaiatan. Dari indikator ini dapat dipahami bahwa
motivasi akan terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan
waktunya untuk melakukan kegiatan.
3) Frekuensi Kegiatan
Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan
kerapnya, frekuensi yang dimaksud adalah seringya kegiatan itu
dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.
4) Presentasi
Presentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau
harapan yang keras yaitu maksud, rencana, cita-cita.
5) Arah Sikap
Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang untuk
betindak secara tertentu terhadap hal-hal yang bersifat positif ataupun
negatif. Dalam bentuknya yang negatif cenderung untuk menjauhi,
30
menghindari, membenci, tidak menyukai. Sedangkan dalam bentuk
yang positif cenderung mendekati, menyenangi, dan mengharapkan
objek tertentu.
6) Minat
Minat adalah kemauan, perhatian, hasrat, dan kecenderungan
individu untuk aktif melakukan kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan. Minat erat kaitannya dengan rasa senang seseorang ketika
melakukan suatu hal.
b. Instagram
1) Pengertian Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi foto dan video yang
mengambil foto, mengambil video, dengan menerapkan filter digital,
dan membagikannya di instagram. Salah satu fitur yang unik yang
berada di instagram yaitu foto menjadi bentuk persegi. Kata “insta”
berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang dikenal
sebagai kamera instan. Sedangkan, kata “gram” berasal dari
“telegram” yang digunakan untuk mengirim informasi kepada orang
lain dengan cepat. (Putri,2018)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
instagram adalah sebuah aplikasi foto dan video instan yang dikirim
melalui telegram dengan cepat. Instagram dapat digunakan di semua
telepon android merk apapun.
2) Sejarah Aplikasi Instagram
31
Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger
keduanya merupakan lulusan dari Stanford University, Amerika.
Awalnya mereka bekerja di twitter dan google yang akhirnya membuat
mereka ingin mengembangkan usahanya sendiri, yang bernama burn.
Perusahaan burbn, Inc yang berdiri sejak tahun 2010 ini merupakan
perusahaan teknologi startup yang memang berfokus pada
pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Perusahaan ini
merupakan proyek pengebangan aplikasi berbasis lokasi yang
dipadukan dengan fotografi mobile yang hanya dapat digunakan di
iPhone saja.
Gambar 2.1 Logo Instagram
Sumber: google
Aplikasi ini mempunyai fokus HTMLS yang banyak dan dirasa
mempunyai kemiripan dengan aplikasi yang sedang populer saat itu.
Setelah satu minggu berjalan, akhirnya mereka memutuskan untuk
membuat sebuah versi burbn dan kedua ceo memutuskan untuk
berfokus satu hal saja yatu dengan mengurangi fitur aplikasi hanya
32
untuk menyebarkan foto, komentar, dan juga menyukai yang bernama
instagram.
Setelah munculnya instagram pada Juli 2010 Kevin melakukan
uji coba terhadap aplikasinya dengan cara mengunggah foto seekor
anjing dan kaki seorang gadis. Pada 6 Oktober 2010 instagram resmi
dirilis melalui App Store untuk perangkat berbasis iOS sehingga
membat pengguna merasa tertarik dengan aplikasi ini, banyaknya
pengguna yang mengunduh aplikasi ini akhirnya facebook mulai
tertarik dan instagram menerima tawaran dari facebook sebesar 1
miliar dollar AS. Pada tanggal 9 April 2012, facebook mengumukan
mengambil alih instagram.
3) Fitur Instagram
Awalnya fitur instagram hanya share, foto dan video. Lalu
berkembang dengan efek kamera dari X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird,
Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet,
Nashville, Gotham 1997, dan Lord Kelvin dan terus bertambah.
Pengembangan fitur instagram tidak hanya dari efek kamera
saja instagram juga mengembangkan geotag dengan mengaktifkan
GPS sehingga bisa mendekteksi lokasi dari foto tersebut. Setelah
pengembangan geotag instagram mulai mengembangkan fitur stories
yang penggunanya dapat membagikan foto dan video dengan kurun
waktu 24 jam, di dalam fitur ini juga terdapat efek-efek, emoji, gambar
bergerak yang membuat tampilan story instagram kita lebih menarik.
33
Selain itu instaram juga memiliki fitur pengikut, disini kita
dapat mengikuti dan mempunyai pengikut. Lalu, pengunggah foto
tentunya fitur ini ada dari awal kehadiran instagram ini karena latar
belakang dari aplikasi ini adalah berbagi foto dan video secara cepat
dan instan dan jika ingin mengomentari suatu foto dan video terdapat
fitur arroba yang bertujuan membuat komunikasi di dalam kolom
komentar lebih jelas dan tertuju, namun jika ingin menyimpan foto dan
video instagram juga menyediakan fitur label foto yang berfungsi
memudahkan untuk menemukan foto.
Instagram juga menyediakan fitur tanda suka jika para
pengguna menyukai foto dan video yang dunggah oleh seseorang fitur
ini juga berfungsi untuk meningkatkan popularitas dan pengikut, akan
tetapi instagram tidak menyediakan fitur tanda tidak suka.
Meskipun instagram adalah aplikasi untuk menyebarkan foto
dan video, namun instagram mempunyai peraturan atau batasan untuk
foto yang berbau pornografi, instagram akan memblokir atau tidak
dapat diunggah dan pengguna akun instagram lainnya juga dapat
melaporkan jika mendapati foto dan video yang berbau pornografi.
Instagram juga memberikan batasan untuk konten sensitf seperti
kecelakaan lalu lintas, batasan yang diberikan pihak instagram
terhadap pengguna instagram adalah memberikan pilihan bagi
pengguna untuk melihat foto dan video tersebut atau tidak.
34
Karena banyaknya minat pengguna instagram menjadikan
aplikasi ini sebagai dunia kerja, banyak akun yang dibuat hanya
khusus untuk berjualan atau memperkenalkan suatu orgaisasi, dari
sinilah munculnya seseorang yang mengiklankan suatu produk tertentu
yang disebut selebgram.
4) Pengguaan Media Sosial Instagram
Media sosial instagram saat ini menjadi aplikasi yang banyak
diminati oleh masyarakat. hal ini dibuktikan aplikasi ini diunduh
hingga mencapai 1 juta unduhan, dan memiliki rating 4,5 bintang dari
5 bintang, instagram juga menjadi aplikasi gratis teratas nomor 2. Hal
ini dapat membuktikan bahwa instagram menjadi aplikasi banyak
diminati.
Penggunaan media sosial instagram memang sudah menjadi hal
biasa sehari-hari. Pengguna mennggunakan instagram untuk
memenuhi kepuasaan pengguna instagram sendiri
Gambar 2.2 Rating Instagram
35
Sumber: Google playstore
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
indikator intensitas penggunaan media sosial adalah :
a. Motivasi penggunaan media sosial instagram
b. Durasi waktu yang digunakan dalam menggunakan media sosial
c. Frekuensi pengguna dalam menggunakan instagram
d. Keinginan dalam menggunakan media sosial instagram
e. Sikap dalam menggunakan media sosial instagram
f. Minat dalam menggunakan media sosial instagram
2. Eksistensi Diri Remaja Masjid
a. Eksisitensi Diri
1) Pengertian Eksistensi Diri
Menurut Heidegger, eksistensi adalah aktual yang terjadi
dalam ruang dan waktu. Menunjukan kepada “suatu benda yang ada di
sini dan sekarang”. Eksistensi berarti jiwa atau manusia diakui adanya
atau hidupnya. (Zubaedi,2007)
Menurut Kierkegaard, eksistensi adalah suatu keputusan yang
berani diambil oleh manusia untuk menentukan hidupnya, dan
menerima konsekuensi yang telah manusia ambil. Jika manusia tidak
berani untuk melakukannya maka manusia tidak bereksistensi dengan
sebenarnya. (Hardiman,2007:251)
36
Berdasarkan penjelasan di atas eksistensi adalah suatu
keberadaan yang diakui dan suatu keputusan yang berani diambil oleh
manusia. Eksistensi diri diawali dengan keberanian kita menunjukkan
identitas diri yang dialami secara internal maupun eksternal, kita
memiliki konsep diri atau pemahaman diri tentang siapa kita
sebenarnya, namun kita juga didefinisikan oleh orang lain. Identitas
yang berasal dari dalam diri mungkin tidak sama dengan identitas yang
berasal dari luar akan tetapi keduanya sama-sama mempengaruhi
terhadap tingah laku kita.
Jadi yang dimaksud dengan identitas tidak mudah dijelaskan
dengan singkat. Identitas merupakan suatu inti pribadi yang dibentuk
pada masa-masa sebelumnya meskipun mengalami perubahan karena
bertambahnya umur identitas tetap lekat pada diri seseorang.
Identetitas sudah menjadi satu kesatuan dengan apa yang ada di dalam
diri seseorang.
Kita mempunyai banyak identitas namun diantaranya terlihat
lebih mencolok di sepanjang waktu dan situasi. Identitas ini bisa
merupakan kepribadian hubungan sosial, dan kategori sosial.
2) Pembentukan Identitas Diri
Identitas dapat dibentuk dengan dipengaruhi lingkungan
sekitar. Pada dasarnya, konsep diri itu tersusun atas tahapan-tahapan.
Yang paling dasar yaitu :
a) Konsep Diri Primer
37
Konsep ini terbentuk atas dasar pengalamannya terhadap
lingkungan terdekatnya yaitu lingkungan rumahnya sendiri,
keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama
dalam pembinaan generasi muda diantara faktor terpenting dalam
lingkungan keluarga adalah pengertian orang tua terhadap
kebutuhan-kebutuhan kejiwaan anak yang pokok, antara lain rasa
sayang, rasa aman, harga diri, rasa bebas dan rasa sukses. Akhirnya
anak akan memperoleh konsep diri yang baru dan berbeda yang
sudah terbentuk di dalam lingkungan keluarga.
b) Konsep Diri Sekunder
Konsep diri sekunder ini dapat terbentuk karena banyak
ditentukan dari konsep diri primer-nya. Jadi ketika orang yang
tergolong pendiam dia akan mencari golongan atau sekumpulan
orang yang mempunyai kesamaan dengan dirinya.
Ketika seorang memasuki masa remaja mereka akan
cenderung memiliki emosi yang labil, karena itu dapat dimengerti
konsep diri seorang remaja cenderung tidak konsisten.
Seorang remaja akan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan konsep diri hingga akhirnya ia mempuyai konsep
diri yang konsisten. Dalam masa menuju konsep diri yang
konsisiten itulah para remaja banyak mengalami konflik entah
dengan diri sendiri, keluarga, atau dari lingkungan sekitarnya. Dan
dari situlah remaja mulai belajar dan memahami konsep diri-nya.
38
3) Ciri-Ciri Remaja Masjid Yang Memiliki Eksistensi Diri
Setelah remaja mengalami masa perkembangan identitas diri
banyak dari remaja akhirnya menunjukkan keeksistensian diri mereka
di dalam kegiatan remaja masjid ciri-cirinya antara lain:
a) Konsep diri, seorang remaja masjid memiliki cara untuk
mengkonsep dirinya sebagai remaja masjid, salah satunya
memerikan suatu hal yang positif yang dapat disalurkan kepada
orang lain.
b) Kesadaran diri yaitu kemampuan untuk mengenali kekuatan dan
kelemahan diri sendiri, apa yang mampu dilakukan dan bagaimana
cara melakukannya. Ketika mengerjakan ibadah sholat di masjid
dan melakukan suatu hal yang baik untuk dirinya.
c) Kepercayaan diri yaitu kemampuan individu untuk melihat sisi
positif dari suatu peristiwa. Ketika seorang remaja masjid
mengalami masalah, ia akan mencoba melihat sisi positif dari
masalah tersebut dan selalu berfikir positif tentang apa yang terjadi
baik maupun buruk.
d) Harga diri yaitu bagaimana individu memfokuskan pada orang
yang dilayani atau individu bekerja. Seorang remaja masjid selalu
melakukan apa yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
e) Daya tarik pribadi yaitu sesuatu yang menjadi daya tarik individu
sehingga dapat mempengaruhi penilaian yang lain terhadap
39
dirinya. Seorang remaja masjid memberikan citra yang baik yang
dapat mempengaruhi dirinya dan orang lain.
f) Komitmen terhadap dirinya, seorang remaja masjid memiliki rasa
tanggung jawab untuk berkomitmen dalam menjalankan agama
Islam dan menggerakan kegiatan remaja masjid.
g) Ketenangan dan kedamaian yaitu tetap berkepala dingin meskipun
sedang menghadapi banyak masalah. Seorang remaja masjid
memiliki cara tersendiri untuk menghibur dirinya jika dalam
keadaan tidak baik.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri remaja masjid memiliki eksistensi diri adalah konsep diri,
kasadaran diri, kepercayaan diri, harga diri, daya tarik pribadi,
komitmen dalam menjalankan sesuatu dan ketenangan dan
kedamaian.
4) Eksistensi Dalam Dunia Maya
Seperti kita ketahui eksistensi merupakan suatu fenomena yang
sedang terjadi belakangan ini, masyarakat berusaha membuat suatu hal
yang menjadikan dia menjadi sorotan atau terkenal. Saat ini untuk
menjadi sorotan sangat mudah cukup membuat sesuatu yang hal yang
lucu atau suatu hal yang berbeda dari bisanya akan langsung menjadi
sorotan.
40
Lalu bentuk dari eksisitensi diri di dunia maya adalah foto dan
video yang dapat menginspirasi orang untuk juga melakukan hal
tersebut. Di dalam dunia maya eksisitensi menjadi suatu kebanggan
bagi diri sendiri. Eksistensi ini berkaitan berapa lama dalam sehari
penggunanya bermain di dunia maya, semakin lama seseorang
tersambung atau berada di dunia maya maka itu menunjukkan
keeksistensiannya di dunia maya.
b. Remaja Masjid
Menurut Agus Dariyo, remaja adalah masa trasisi atau peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya
perubahan aspek fisik, psikis, psikososial. Secara kronologis yang
tergolong remaja ini berkisar usia 12/13 -21 tahun. Untuk menjadi orang
dewasa, mengutip pendapat Erikson maka remaja akan melalui masa krisis
di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri.
Masjid adalah suatu tempat orang berkumpul untuk beribadah.
Jadi, Remaja masjid adalah suatu perkumpulan atau kelompok remaja
berumur 12/13-21 tahun yang menerapkan ajaran-ajaran Islam di dalam
kehidupannya, dan melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan
masjid. Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpukan beberapa
indikator dari eksistensi diri remaja yaitu :
1) Memiliki konsep diri
2) Memiliki kesadaran diri
3) Memiliki kepercayaan diri
41
4) Memiliki daya tarik pribadi
5) Menghargai diri sendiri
6) Memiliki komitmen terhadap dirinya
7) Memiliki ketenangan dalam dirinya
3. Teori Uses And Gratifictions
Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Blumer dan Katz, mereka
mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih
dan menggunakan media tersebut. (Nurudin,2017)
Berarti teori ini mengemukakan bahwa pengguna media berperan aktif
dalam berkomunikasi di dalam penggunaan media. Pengguna media juga
berhak untuk memilih media apa yang akan ia gunakan untuk berkomunikasi.
Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh
jahat dalam kehidupan. (Nurudin,2017). Hal ini tentu dapat terjadi karena
pengguna media yang memegang peran penuh terhadap penggunaan media
tersebut dan pengguna media tidak hanya kalangan orang dewasa saja,
terdapat remaja yang juga menggunakan media untuk berkomunikasi,
mengingat bahwa remaja adalah seseorang yang labil maka hal ini tentu
berbahaya bagi remaja yang tidak dapat menyotir media yang baik atau buruk
dan hanya mengikuti hal-hal yang sedang viral.
Peneliti menggunakan teori ini karena penelitian ini membahas
bagaimana efek dari kepuasaan pengguna media dalam menggunakan media.
C. Hubungan Antar Dua Variabel
42
Terdapat tiga jenis hubungan antar dua variabel menurut Burhan Bungin
(Bungin,2005:79-80):
1. Hubungan Simetris
Hubungan antar dua variabel dapat dikatakan memiliki hubungan
simetris jika kedua variabel tidak saling berhubungan satu sama lain.
2. Hubungan Timbal Balik
Hubungan antar dua variabel dapat dikatakan memiliki hubungan timbal
balik yaitu ketika suatu variabel dapat menjadi sebab dan juga dapat menjadi
akibat dan tidak juga di pengaruhi oleh variabel yang lain.
3. Hubungan Asimetris
Hubungan antar dua variabel dapat dikatakan memiliki hubungan
asimetris yaitu ketika kedua variabel saling berperngaruh atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.
Dari hasil telaah peneliti, maka ditentukan bahwa hubungan antar dua
variabel dalam penelitian adalah hubungan asimetris, yang mana salah satu
varibel mempengaruhi variabel lainnya. Dengan variabel bebas yaitu intensitas
penggunaan media sosial (X) dan variabel tergantung yaitu eksisitensi diri
remaja masjid (Y).
Gambar 2.3 Hubungan Antar Dua Variabel
Intensitas
penggunaan media
sosial instagram
Eksisitensi diri
remaja masjid
43
D. Hipotesis
Secara etimologis hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis. Hypo berarti
kurang dan tesis berarti pendapat. Dari kedua kata itu dapat diartikan bahwa
hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis ini
merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya
(Kriyantono,2006:28). Menurut Burhan Bungin hipotesis adalah suatu kesimpulan
yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna
(Bungin,2005:84).
1. Hipotesis Nol
Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki statement yang
menyatakan tidak ada hubungan antara variabel indenpenden X dan variabel
dependen Y yang akan diteliti.
Hipotesis ini dibuat dengan kemungkinan besar ditolak, jika terbukti
hipotesis nol ini tidak benar maka hipotesis tersebut ditolak dan mengartikan
bahwa tidak ada hubungan antara variable X dan variabel Y.
2. Hipotesis Alternatif
Hipotesis alternatif dapat langsung dirumuskan apabila ternyata pada
suatu penelitian, hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan ada
hubungan, yang berarti ada siginifikasi hubungan antara variabel indenpenden
X dan variabel dependen Y.
Ha : Ada pengaruh antara intensitas pengguna media sosial instagram
dengan eksistensi diri pada remaja masjid Kelurahan Kutowinangun tahun
2019.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Dan Operasionalisasi Variabel
1. Identifikasi Variabel
Kata variabel tidak ada dalam perbendaharaan Indonesia karena
variabel berasal dari kata bahasa Inggris variable yang berarti faktor tak tetap
atau berubah-ubah. Namun bahasa Indonesia kontemporer telah terbiasa
menggunakan kata variabel ini dengan pengertiannya yang letih tepat disebut
bervariasi. Variabel penelitian merupakan fenomena (yang berubah-ubah)
dengan demikian maka bisa jadi tidak ada satu peristiwa di alam ini yang tidak
dapat disebut variabel, tinggal tergantung bagaimana kualitas variabelnya,
yaitu bagaimana bentuk variasi fenomena tersebut. (Bungin,2005:9)
Adapun ada beberapa ahli yang berpendapat menurut Hatch dan
Farhady variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan yang lainnya. (Indrawan,2014:12)
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah
suatu nilai yang saling terhubung satu sama lain untuk dapat dipelajari dan di
teliti dalam suatu penelitian. Variabel merupakan sebuah fenomena Maka dari
itu bisa jadi tidak ada satu peristiwa di alam ini yang tidak dapat disebut
variabel. Satu nilai itu yang nantinya disebut sebagai objek penelitian variabel
tentunya menjadi fokus penelitian yang akan dilakukan.
Variabel yang terdapat di dalam penelitian ini adalah variabel bebas
dan variabel tergantung. Variabel bebas adalah suatu variabel yang menjadi
45
penyebab atau memiliki kemungkinan teoritis berdampak pada variabel lain
yang umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu, ini
merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian
yang biasanya disimbolkan dengan variabel X.
Sedangkan variabel tergantung merupakan variabel yang secara
struktur berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya
perubahan variabel lainnya. Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik
penelitian. Di observasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada efek dari
variabel tergantung. Variabel ini biasanya disimbolkan dengan variabel Y.
Dari penjelasan di atas dapat diartikan variabel yang mempengaruhi
disebut variabel independen (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel
dependen (Y).
a. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi penyebab berubahnya variabel tergantung. Di dalam penelitian ini
yang menjadi variabel independen adalah intesitas penggunaan media
sosial instagram (X).
b. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Yang nantinya akan menjawab besarnya pengaruh akibat
dari variabel lain. Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah eksistensi diri remaja masjid (Y).
46
2. Operasional Variabel
Definsi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan.
(Hikmawati, 2007: 202) Operasionalisasi variabel bertujuan untuk
menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel, sehingga
pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu dapat dilakukan dengan
tepat. (Pusparani, 2017)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa operasional
variabel adalah suatu karakteristik yang didefinisikan dan dapat di observasi
untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel sehingga
pengujian hipotesis dilakukan dengan benar.
Terdapat dua variabel yaitu variabel X intensitas penggunaan media
sosial, peneliti mengukur hal ini dengan tingkat tinggi rendahnya masyarakat
mengetahui dan menggunakan instagram. Dengan indikator dan skala sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel X
Variabel Definisi
operasional
Indikator Skala
Intensitas
penggunaan
media sosial
(X)
suatu ukuran
tingkatan yang
menilai banyak
atau sedikitnya
orang yang
menggunakan
media sosial
a. Motivasi yang
mendorong dalam
menggunkan media
sosial instagram
b. Durasi waktu
mengakses dalam
sehari
c. Seberapa sering
menggunakan media
sosial instagram
Interval
Interval
47
dalam sehari
d. Keinginan dalam
menggunakan sosial
e. Sikap dalam
menggunakan media
sosial instagram
f. Kecenderungan
dalam menggunakan
media sosial
Interval
Interval
Interval
Interval
Sedangkan variabel Y adalah eksisitensi diri remaja masjid, peneliti
mengukur hal ini dari sikap seorang remaja masjid yang ingin diakui
keberadaanya. Dengan indikaror dan skala sebagai berikut :
Tabel 3.2
Operasional Variabel Y
Variabel Definisi variabel Indikator Skala
Eksisitensi
remaja masjid
(Y)
Seorang remaja islam
yang menjalankan
ajaran agama islam
dan ingin diakui
keberadaannya
a. Memiliki konsep
diri
b. Memiliki
kesadaran diri
c. Memiliki tingkat
kepercayaan diri
d. Memiliki daya
Tarik
e. Menghargai diri
sendiri
f. Memiliki
komitmen
terhadap dirinya
g. Memiliki
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
48
ketenangan
dalam dirinya
Interval
B. Populasi Dan Sampel
Pada sub bab bagian ini dijelaskan tentang pengertian populasi, jumlah
populasi, serta mengukur sampel yang akan digunakan didalam penelitian dan
teknik sampling yang digunakan. Sampel tersebut yang akan menjadi responden
atau sumber data bagi peneliti.
1. Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2015: 80)
Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun antara lain berjumlah 100 orang yang terdiri atas 16 masjid.
Yang dijelaskan pada tabel di bawah berikut ini.
Tabel 3.3
Jumlah Populasi
Kelurahan Nama Masjid Jumlah
Remaja Masjid
Kelurahan
Kutowinangun Lor
Masjid Miftahul Huda -
Masjid Al-Khoirot -
Masjid Al-Muttaqien -
49
Masjid Miftahul janah 15
Masjid Al-Husna 10
Masjid Al-Baroq -
Masjid Baitur Rochim 20
Kelurahan
Kutowinangun Kidul
Masjid At-Taubah -
Masjid Nidaus Sunnah -
Masjid Ya Bunayya -
Masjid Jami’ul Khoirot 20
Masjid Istiqomah 10
Masjjid Al-Mukhlis 15
Masjid Ar-Rohmah -
Masjid Al-Huda 10
Masjid At-Taubah -
Jumlah Remaja
Masjid
100
2. Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2015: 81)
50
Sampel penelitian ini adalah remaja masjid Kelurahan Kutowinangun
dengan penentuan sampel menggunakan rumus slovin sebagai berikut :
n =
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir. Perhitungannya adalah :
n = N/ (1 + (N × e2 ))
n = 100/ (1 + (100 × 0,052 ))
n = 80
Hasil rumus diatas dapat disimpulkan bahwa sampel dengan tolerir
kesalahan 5% adalah sebesar 80 sampel yang ditentukan dengan teknik
sampling purposive. Teknik sampling ini mencakup orang-orang yang
diseleksi atas dasar kritria-kriteria tertentu.
Kriteria-kriteria untuk menentukan sampel adalah memiliki remaja
masjid, menggunakan media sosial instagram, dan mengetahui tentang media
sosial instagram. Berdasarkan kriteria tersebut maka diambil 5 masjid dari 16
masjid untuk dijadikan sampel dengan uraian, Kelurahan Kutowinangun Lor
yang berjumlah 7 masjid diambil 2 masjid dan Kelurahan Kutowinangun
Kidul dengan jumlah 9 masjid diambil 3 masjid.
51
C. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dengan jenis data rasio
karena data rasio adalah data yang bersifat angka dalam arti sesungguhnya (bukan
kategori) dan dapat dioperasikan dalam matematika (Wiratna,2015:46). Jenis data
berdasarkan sumber terdapat dua data yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder untuk data primer yaitu data remaja masjid, ta’mir masjid, dan tokoh
masyarakat sedangkan, sumber data sekunder yaitu Kelurahan.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data
observasi,kuesioner dan dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Sugiyono observasi merupakan kegiatan pemuatan penelitian
terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan
data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non-partisipan. (Sugiyono,
2015: 204) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
ataupun dapat diulang (Sukandarraumidi,2002:69).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap objek penelitian yang
nantinya hasil observasi tersebut dapat dijadikan bahan penelitian. Penulis
melakukan observasi di beberapa masjid guna untuk mendapat data yang valid
tentang jumlah remaja masjid di Kelurahan Kutowinangun.
52
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dalam penelitian
kuantitatif yang dilakukan dengan cara yang memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Di dalam
penelitian ini penulis menggunakan kuesioner terbuka dan tertutup yang
dikirim melalui online. Kuesioner ini berdasarkan dua variabel yaitu intensitas
penggunaan media sosial instagram (X) dan eksistensi diri pada remaja masjid
(Y).
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat
mendukung penelitian. (Sugiyono, 2015:329)
Teknik pengumpulan data ini bertujuan untuk menggali data-data masa
lampau secara sistematis dan objektif. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi untuk mendapatkan
informasi tentang jumlah masjid yang berada di Kelurahan Kutowinangun dan
jumlah keseluruhan RT/RW yang berada di Kelurahan Kutowinangun. Data
dokumentasi ini bersifat dokumen publik.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian ini berawal dari masalah yang bersifat kuantitatif dan
membatasi permasalahan yang ada pada rumusan masalah (Saktiani, 2016).
53
Sugiyono menyatakan bahwa desain penelitian harus spesifik, jelas, dan
rinci, ditentukan secara mantap sejak awal, menjadi pegangan langkah demi
langkah (Sugiyono, 2014:23).
Berdasarkan penjelasan maka dapar ditarik kesimpulan bahwa desain
penelitian adalah pembatasan masalah rumusan masalah yang spesifik, jelas dan
rinci dengan menghubungkan dua variabel di dalam penelitian yaitu variabel X
intensitas penggunaan media social instagram dan variabel Y eksistensi diri
remaja masjid. Yang digambarkan pada table di bawah ini.
Tabel 3.4
Desain Penelitian
Y
X
Y
X XY
Keterangan :
X : Intensitas penggunaan media sosial Instagram
Y: Eksistensi remaja masjid
XY: Pengaruh penggunaan media sosial Instagram pada eksistensi diri remaja
masjid
F. Instrumen penelitian
Menurut Sugiyono instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati
(Sugiyono,2014: 92).
Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud dengan instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
54
dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya (Arikunto, 2006:162)
Dari penjelasan maka disimpulkan instrumen penelitian adalah suatu alat
bantu ukur untuk mengumpulkan data untuk penelitian tersebut agar menjadi
sistematis dan mudah bagi peneliti.
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket atau kuesioner yang
dibuat oleh peneliti dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono skala
likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Kuesioner peneliti
menggunakan skala likert dengan pemberian skor 1 hingga 5 nilai angka 1 berarti
sangat tidak setuju sedangkan angka 5 berarti sangat setuju.
Untuk memberi batas pada penelitian ini maka dibentuk suatu kisi-kisi
instrumen. Kisi-kisi instrumen bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara
variabel yang diteliti dengan sumber data atau teori yang diambil (Arikunto,
2006:162).
Dalam penelitian ini variabel memiliki indikator masing-masing yang
digunakan untuk mengumpulkan data pertanyaan dan akan diukur nantinya. Kisi-
kisi tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Item
Intensitas
penggunaan media
sosial Instagram (X)
a. Motivasi yang mendorong dalam
menggunkan media sosial
b. Durasi waktu mengakses dalam
sehari
1,2
3,4
55
c. Seberapa sering menggunakan
media sosial instagram dalam
sehari
d. Keinginan dalam menggunakan
sosial Instagram
e. Sikap dalam menggunakan media
sosial Instagram
f. Kecenderungan dalam
menggunakan media sosial
5,6
7,8,9
10,11
12,13,14
Eksistensi diri
remaja masjid (Y)
a. Memiliki konsep diri
b. Memiliki kesadaran diri
c. Memiliki tingkat kepercayaan
diri
d. Memiliki daya Tarik
e. Menghargai diri sendiri
f. Memiliki komitmen terhadap
dirinya
g. Memiliki ketenangan dalam
dirinya
15
16,17
18,19
20,21
22
23,24
25,26
G. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
menggukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2015:121)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingka-tingkat kevalidan
atau kesahihan suat instrumen. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah (Arikunto,2006:168).
56
H. Uji Rebilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
(Sugiyono,2015:121).
I. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan jenis analisis bivariat analisis yang dilakukan
untuk melihat hubungan dua variabel. Dengan menggunakan statistik inferensial
asosiatif yang nantinya hubungan dari dua variabel di uji statistik dengan rumus
pearson’s correlation (Product Moment) dengan analisis awal untuk menjawab
permasalahan tentang intensitas penggunaan media sosial instagram dan eksistensi
diri pada remaja masjid. Setelah analisis awal terjawab kemudian analisis lanjut
menggunakan rumus korelasi product moment untuk menjawab permasalahan
tentang pegaruh intensitas penggunaan media sosial instragram pada eksistensi
diri remaja masjid. Berikut rumus yang digunakan dalam korelasi Product
Moment:
( ) ( )
r = Koefisien korelasi Pearson Producy Moment
N= Jumlah individu dalam sampel
X= Angka mentah untuk variabel X
Y= Angka mentah untuk variabel Y
Dengan formulasi persamaan regresi sederhana sebagai berikut :
Y= βº + β¹X¹
Y = Eksistensi remaja masjid
βº = Konstanta
X¹ = Intensitas penggunaan media sosial instagram
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
1. Profil Kelurahan Kutowinangun Lor
a. Visi dan Misi
Kelurahan Kutowinangun Lor mempunyai visi dan misi sebagai
berikut:
1) Visi
Terwujudnya masyarakat Kelurahan Kutowinangun Lor yang sejahtera
dan bermartabat (SMART).
2) Misi
a) Mewujudkan masyarakat yang Makmur, berbudaya, dan terdidik
berdasarkan nilai-nilai spiritual yang agamis dan toleran
b) Mewujudkan kualitas pelayanan publik yang cepat, efisien, ramah,
mudah, dan transparan
b. Geografi wilayah Kelurahan Kutowinangun Lor
Kelurahan Kutowinangun Lor Saat ini masuk dalam wilayah
administrasi Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan luas wilayah 197
Ha. Terletak di kaki gunung Merbabu berdada di ketinggian 640 m di atas
permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2.583 mm/th, dengan
perbatasan wilayah sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan: Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo
dan Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga
58
2) Sebelah timur berbatasan: Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga dan Desa Sukoharjo, Kecamatan Pebelan,
Kabupaten Semarang
3) Sebelah selatan berbatasan: Kelurahan Kutowinangun Kidul,
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
4) Sebelah barat berbatasan: Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo
dan Kelurahan Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga
Perkembangan Kelurahan Kutowinangun Lor sangat pesat karena
diduuing oleh berbagai faktor yaitu adanya pabrik kecap Sukasari, pebrik
sosis Charoen Pokhand, Mini Pow dan beberapa perumahan maupun
kapling siap bangun yang merata di RW 5 kecuali RW 04.
c. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamtan
Tingkir Kota Salatiga adalah 13.163 jiwa, terdiri dari 6.487 laki-laki dan
6.676 perempuan. Kelurahan Kutowinangun Lor memiliki 6 RW dan 95
RT. Penduduk Kelurahan Kutowinangun Lor hampir merata di setiap
RW. Berikut adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan RW dan jenis
kelamin:
59
Tabel 4.1
Data jumlah penduduk berdasarkan RW dan jenis kelamin
No RW Laki-laki Perempuan Jumlah
1. RW 1 Butuh 932 932 1.864
2. RW 2 Karang
Duwet
1.255 1.246 2.501
3. RW 3 Canden 1.170 1.149 2.319
4. RW 4 Pancuran 839 907 1.746
5. RW 5 Ngentak 1.047 1.186 2.233
6. RW 6 Karang
Pete
1.244 1256 2.500
Jumlah total 6.487 6.676 13.163
Sumber:Data profil Kelurahan Kutowinangun Lor
Berdasarkan data tabel diatas maka jumlah penduduk terbanyak
di Kelurahan Kutowinangun Lor berada di RW 02 Karang Duwet
dengan jumlah penduduk sebanyak laki-laki 1.255 dan perempuan 1.246
dengan jumlah 2.501. Namun berdasarkan data jumlah penduduk
berdsarkan Pendidikan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah penduduk Kelurahan Kutowinangun Lor Berdasarkan Pendidikan
No PENDIDIKAN JUMLAH
Penduduk
(jiwa)
Prosentase (%)
1. Tidak/Belum sekolah 1.959 14,88
2. Belum tamat SD/Sederajat 1.687 12,82
3. Tamat SD/Sederajat 2.299 17,47
4. SLTP/Sederajat 2.045 15,54
5. SLTA/Sederajat 3.806 28,91
6. Diploma I/II 161 1,22
60
7. Akademi/Diploma
III/Sarjana Muda
349 2,65
8. Diploma IV/Strata I 781 5,93
9. Strata II 68 0,52
10. Strata III 8 0,06
JUMLAH 13.163 100
Sumber:Data profil Kelurahan Kutowinangun Lor
Tingkat Pendidikan paling banyak penduduk Kelurahan
Kutowinangun Lor adalah tamatan SLTA atau sederajat sebanyak 3.806
atau 28,91% tamatan SLTA mendominasi Pendidikan formal penduduk
Kelurahan Kutowinangun Lor.
Sedangkan untuk agama penduduk di Kelurahan Kutowinangun
Lor pada umumnya memeluk agama Islam (78,69%) disusul kemudian
agama Kristen, dengan data tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3
Jumlah penduduk Kelurahan Kutowinangun Lor berdasarkan agama
No Jenis agama Jumlah penduduk Prosentase (%)
1. Islam 10.358 78,69
2. Kristen 2.038 15,48
3. Katholik 734 5,58
4. Hindu 1 0,01
5. Budha 29 0,22
6. Khonghucu 0 0,00
7. Kepercayaan 3 0,02
JUMLAH 13.163 100
Sumber: Data profil Kelurahan Kutowinangun Lor
61
Berdasarkan tabel di atas agama Islam menjadi paling terbanyak
yaitu 10.358 jiwa atau 78,69%. Adapun data jumlah penduduk
berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data jumlah penduduk bersadarkan usia kelompok
No Usia Jumlah penduduk (jiwa) Prosentase
1. 0-4 848 6,44
2. 5-9 953 7,24
3. 10-14 1.072 8,14
4. 15-19 983 7,47
5. 20-24 919 6,98
6. 25-29 1.012 7,69
7. 30-34 998 7,58
8. 35-39 1.169 8,88
9. 40-44 1.023 7,77
10. 45-49 937 7,12
11. 50-54 840 6,38
12. 55-59 800 6,08
13. 60-64 591 4,49
14. 65-69 388 2,95
15. 70-74 217 1,65
16. ≥ 74 413 3,14
Jumlah total 13.163 100
Sumber: Data profil Kelurahan Kutowinangun Lor
62
Berdasarkan data jumlah penduduk kelompok usia paling
terbesar terdapat di kelompok usia 35-39 yaitu sebanyak 1.169 atau 8,88
%. Namun kelompok usia 15-19 berjumlah 983 atau 7,47% hal ini
membuktikkan bahwa remaja di Kelurahan Kutowinangun Lor juga
mempunyai jumlah yang tidak kalah banyak.
d. Jumlah masjid dan remaja masjid
Jumlah masjid yang berada di Kelurahan Kutowinangun Lor
sebanyak 7 masjid dengan jumlah remaja masjid sebanyak 45 orang.
2. Profil Kelurahan Kutowinangun Kidul
a. Geografi wilayah Kelurahan Kutowinangun Kidul
Kelurahan Kutowinangun Kidul terletak di kaki gunung Merbabu
berada di ketinggian 640 m di atas permukaan laut. Kelurahan
Kutowinangun Kidul saat ini masuk dalam wilayah Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga. Kelurahan Kutowinangun Kidul terletak pada posisi 110° 31’ 090”
bujur timur dan 07° 20’ 245” lintang selatan. Dengan luas wilayah 102 Ha
dan Perbatasan wilayah Kelurahan Kutowinangun Kidul sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan: Kelurahan Kutowinangun Lor
2) Sebelah timur berbatasan: Kelurahan Sidorejo Kidul
3) Sebelah selatan berbatasan: Kelurahan Gendongan
4) Sebelah barat berbatasan: Kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti
Kelurahan Kutowinangun Kidul berkembang cukup pesat dengan
adanya perumahan-perumahan maupun kapling siap bangun yang merata
hampir disetiap RW.
63
b. Jumlah penduduk
Kelurahan Kutowinangun Kidul didiami penduduk sebanyak 8.748
jiwa, dengan 3.106 KK. Kelurahan Kutowinangun Kidul memiliki 8 RW
dengan 78 RT. Dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.5
Data jumlah penduduk Kelurahan Kutowinangun Kidul
Sumber: Data profil Kelurahan Kutowinangun Kidul
Berdasarkan tabel diatas penduduk laki-laki sebanyak 4.252 dan
perempuan sebanyak 4.532. Sedangkan data jumlah penduduk menurut
umur sebagai berikut:
Tabel 4.6
Data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
No Kelompok
umur
Jumlah
penduduk
Prosentase (%)
1. 0-4 641 7,30
2. 5-9 637 7,25
3. 10-14 740 8,42
4. 15-19 605 6,89
5. 20-24 630 7,17
Laki-laki Perempuan Jumlah
4.252 4.532 8.784
64
Sumber:Data profil Kelurahan Kutowinangun Kidul
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk
Kelurahan Kutowinangun Kidul sebagian besar merupakan penduduk usia
produktif yaitu pada kelompok umur antara 15-64 tahun sebanyak 69,74%
dengan komposisi terbesar pada penduduk berumur 30-34 tahun sebanyak
8,54% dan kelompok umur 15-19 sebanyak 605 penduduk atau 6,89%.
Sedangkan data jumlah penduduk berdasarkan agama sebagai berikut:
Tabel 4.7
Data jumlah penduduk berdasarkan agama
No Agama Jumlah jiwa Prosentase (%)
1. Islam 5.526 62,91
2. Kristen 2.519 28,68
3. Katholik 584 6,65
4. Hindu 6 0,07
6. 25-29 620 7,06
7. 30-34 750 8,54
8. 35-39 748 8,52
9. 40-44 644 7,33
10. 45-49 616 7,01
11. 50-54 620 7,06
12. 55-59 503 5,73
13. 60-64 390 4,44
14. 65-69 328 3,73
15. 70-74 153 1,74
16. ≥ 75 159 1,81
Jumlah total 8.784 100
65
5. Budha 145 1,65
6. Konghuchu 3 0,03
7. Kepercayaan 1 0,01
Jumlah total 8.784 100
Sumber : Data profil Kelurahan Kutowinangun Kidul
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan umumnya penduduk
Kelurahan Kutowinangun Kidul memeluk agama Islam dengan jumlah
sebanyak 5.526 atau 62,91%.
c. Jumlah masjid dan remaja masjid
Jumlah masjid yang berada di Kelurahan Kutowinangun Lor
sebanyak 8 masjid dengan jumlah remaja masjid sebanyak 55 orang.
B. Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan untukmengetahui apakah ada pengaruh intensitas
penggunaan media sosial instagram terhadap eksistensi diri remaja masjid
Kelurahan Kutowinangun. Penulis memilih remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun sebagai objek penelitian berdasarkan kategori yang telah di
jelaskan pada Bab III.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun yang berjumlah 100 orang dengan jumlah responden yang menjadi
sampel menggunakan rumus slovin berjumlah 80 responden.
66
Tabel 4.8
Data responden
No Nama Jenis kelamin
1 Sausan salsabila P
2 Fajar witri lestari P
3 Nur fatimah azzahra P
4 Putrilia puspitasari P
5 Bagas setiaji L
6 Khoirul umam L
7 Khalifa tahta alfiana P
8 Wulida salila P
9 Istaufa sabila P
10 Riska anggraeni P
11 Rizaldi almas prakosa L
12 Arina fawaida P
13 Cindy wulan octaviyani P
14 Muhammad solahudin L
15 Fajar hidayat L
16 Atika maslakhatul’ammah P
17 Cindy amalia P
18 Diana lailatul faroch P
19 Erlina bela ayu diana P
20 Muhammad aziz L
21 Suprih hartini P
22 Arif mulyadi L
23 Eriza rahma nabella P
24 Rachma komala dewi P
67
25 Eka ayu satika P
26 Sely hanavia P
27 Miftahul fauzi L
28 Ahmad risa fauzi L
29 Nani melita P
30 Fina lailatul barokah P
31 Windi ika sari P
32 Nadia inggrida devi P
33 Chasanah karismatika P
34 Anisatul fitri P
35 Fitrah zakiatul kamalina P
36 Nur ika kumalasari P
37 Muhammad yusuf L
38 Nida nur arifah P
39 Fransiska nila pravitasari P
40 Faza lutfia P
41 Fitri handayani P
42 Sely hanavia P
43 Ismi damayanti P
44 Shilfi kumala dewi P
45 Muhammad luthfi nz L
46 Kinana nur fadilah P
47 Sundari P
48 Layliyah mahfuroh P
49 Farhan L
50 Amrizal eka putra L
68
51 Fajar hendra nurul fata L
52 Himatun ngaliyah P
53 Nur annisa P
54 Ulfah maesaroh P
55 Dewi zulaikah P
56 Asmaranti maya nur a P
57 Ahmad miftah al-hakim L
58 Milatul nuraeni P
59 Isnak janafiya P
60 Kuni sa’adah P
61 Dwi neno absari P
61 Dinda setya sukma P
63 Alfi mafruz tsani l P
64 Sukma angelia P
65 Hertin yuli utami P
66 Luluk sa’adah P
67 Nurul wahidah P
68 Sai’datur roziqoh P
69 Nur farida laelatul husna P
70 Alfira rahmi P
71 Yoga yudho pratama L
72 Dieggo hasan L
73 Tomy aditia L
74 Maryana rosidah P
75 Anida tri mulyani P
76 Amalia afnan P
69
77 Khisna saniyatu zahrok P
78 Hanik maria’ P
79 Ikha malia ikhsani P
80 Avivi zain rachmawati P
Hasil temuan penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah intenistas
penggunaan media sosial instagram dan eksistensi diri remaja masjid dari yang
dapat dilihat dari frekuensi dan hasil presentase dengan rumus:
Presentase (%) = (bagian/seluruh) × 100
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini
1. Intensitas penggunaan media sosial instagram
Tabel 4.9
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuennsi Presentase
Laki-laki 18 22,5%
Perempuan 62 77,9%
Total 80 100%
Berdasarkan tabel diatas mengenai jumlah responden yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan. Di dalam tabel tersebut jumlah laki-laki sebanyak 18
atau sebesar 22,5% dan perempuan sebanyak 62 atau sebesar 77,9%. Data
tersebut menunjukkan bahwa mayoritas remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul mayoritas adalah perempuan.
Hal ini dikarenakan perempuan lebih aktif menggunakan instagram
70
dibandingkan laki-laki, instagram juga memberiikan fitur-fitur yang menarik
daripada aplikasi lainnya.
Tabel 4.10
Kepemilikan Akun Instagram
Kepemilikan
Frekuensi Presentase
Iya 80 100%
Tidak - 0
Total 80 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai kepemilikan akun instagram di
dalam tabel tersebut seluruh remaja masjid Kelutahan Kutowinangun memiliki
akun instagram. Hal ini dikarenakan instgram menjadi aplikasi gratis teratas
nomor 2.
Tabel 4.11
Faktor menggunakan Instagram karena diri sendiri
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 32 40,5%
Setuju 27 34,2%
Ragu-ragu 19 24,1%
Tidak setuju 1 1,3%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 80 100%
71
Berdasarkan tabel di atas mengenai factor menggunakan Instagram
karena diri sendiri di dalam tersebut mayoritas responden menjawab sangat
setuju dengan 32 responden atau sebanyak 40,5%, sedangkan tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju, sementara itu jawaban lainnya
yang dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-ragu sebanyak 19
responden atau sebanyak 24,1%, setuju sebanyak 27 responden atau sebanyak
34,2% dan tidak setuju 1 responden atau sebanyak 1,3%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju factor dalam menggunakan Instagram adalah diri
sendiri. Hal ini dikarenakan populernya Instagram membuat orang-orang
sendiri pada aplikasi ini.
Tabel 4.12
Faktor menggunakan Instagram karena teman-teman lainnya
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 30 38%
Setuju 24 30,4%
Ragu-ragu 14 17,7%
Tidak setuju 6 7,6%
Sangat tidak setuju 5 6,3%
Total 80 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai faktor menggunakan Instagram
karena teman-teman lainnya di dalam tersebut mayoritas responden menjawab
sangat setuju dengan 30 responden atau sebanyak 38%, sedangkan 5
72
responden atau sebanyak 6,3% menjawab sangat tidak setuju, sementara itu
jawaban lainnya yang dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-
ragu sebanyak 14 responden atau sebanyak 17,7%, setuju sebanyak 24
responden atau sebanyak 30,4% dan tidak setuju 6 responden atau sebanyak
7,6%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju menggunakan Instagram dikarenakan faktor
teman-teman lainnya. Hal ini dikarenakan populernya Instagram membuat
banyak orang mengetahui dan menggunakan Instagram termasuk teman-teman
dari remaja masjid Kelurahan Kutowinangun.
Tabel 4.13
Frekuensi menggunakan instagram ≤ 1 jam
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 9 11,3%
Setuju 12 15%
Ragu-ragu 18 22,5%
Tidak setuju 19 23,8%
Sangat tidak setuju 22 27,5%
Total 80 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai frekuensi menggunakan instagram
≤ 1 jam di dalam tersebut mayoritas responden menjawab sangat tidak setuju
dengan 22 responden atau sebanyak 27,5%, sedangkan 19 responden atau
sebanyak 23,6% menjawab tidak setuju, sementara itu jawaban lainnya yang
dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-ragu sebanyak 18
73
responden atau sebanyak 22,5%, setuju sebanyak 12 responden atau sebanyak
15% dan sangat setuju 9 responden atau sebanyak 11,3%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat tidak ssetuju menggunakan instagram ≤ 1 jam. Hal ini
dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun memiliki akun
instagram.
Tabel 4.14
Frekuensi menggunakan instagram ≥ 1 jam
Berdasarkan tabel di atas mengenai frekuensi menggunakan
Instagram ≥ 1 jam di dalam tersebut mayoritas responden menjawab
sangat setuju dengan 27 responden atau sebanyak 33,8%, sedangkan 19
responden atau sebanyak 23,6% menjawab setuju, sementara itu jawaban
lainnya yang dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-ragu
sebanyak 15 responden atau sebanyak 18,8%, tidak setuju sebanyak 11
responden atau sebanyak 13,8% dan sangat tidak setuju 8 responden atau
sebanyak 10%.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 27 33,8%
Setuju 19 23,8%
Ragu-ragu 15 18,8%
Tidak setuju 11 13,8%
Sangat tidak setuju 8 10%
Total 80 100%
74
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju menggunakan Instagram ≥ 1 jam. Hal ini
dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun memiliki akun
Instagram dan aktif menggunakan Instagram.
Tabel 4.15
Menggunakan Instagram ≤ 3 kali dalam sehari
Berdasarkan tabel di atas mengenai menggunakan Instagram ≤ 3 kali
dalam sehari menunjukkan mayoritas responden menjawab sangat tidak setuju
dengan 27 responden atau sebanyak 33,8%, sedangkan 3 responden atau
sebanyak 3,8% menjawab sangat setuju, sementara itu jawaban lainnya yang
dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-ragu sebanyak 12
responden atau sebanyak 15%, tidak setuju sebanyak 27 responden atau
sebanyak 33,8% dan setuju sebanyak 11 responden atau 13,8%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat tidak setuju menggunakan Instagram ≤ 3 kali dalam
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 3 3,8%
Setuju 11 13,8%
Ragu-ragu 12 15%
Tidak setuju 27 33,8%
Sangat tidak setuju 27 33,8%
Total 80 100%
75
sehari. Hal ini dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun aktif
dalam menggunakan instagram.
Tabel 4.16
Menggunakan Instagram ≥ 3 kali dalam sehari
Berdasarkan tabel di atas mengenai menggunakan Instagram ≥ 3 kali
dalam sehari menunjukkan mayoritas responden menjawab sangat setuju
dengan 36 responden atau sebanyak 45%, sedangkan 6 responden atau
sebanyak 7,5% menjawab sangat tidak setuju, sementara itu jawaban lainnya
yang dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-ragu sebanyak 14
responden atau sebanyak 17,5%, tidak setuju sebanyak 9 responden atau
sebanyak 11,3% dan setuju sebanyak 15 responden atau 18,8% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat tidak setuju menggunakan Instagram ≥ 3 kali dalam
sehari. Hal ini dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun aktif
dalam menggunakan Instagram dan menggunakan Instagram untuk mencari
informasi.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 36 45%
Setuju 15 18,8%
Ragu-ragu 14 17,5%
Tidak setuju 9 11,3%
Sangat tidak setuju 6 7,5%
Total 80 100%
76
Tabel 4.17
Menggunakan Instagram hanya sekedar hiburan
Berdasarkan tabel di atas mengenai menggunakan Instagram hanya
sekedar hiburan menunjukkan mayoritas responden menjawab sangat setuju
dengan 30 responden atau sebanyak 37,5%, sedangkan 2 responden atau
sebanyak 2,5% menjawab sangat tidak setuju, sementara itu jawaban lainnya
yang dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-ragu sebanyak 14
responden atau sebanyak 17,5%, tidak setuju sebanyak 6 responden atau
sebanyak 7,5% dan setuju sebanyak 28 responden atau 35% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju menggunakan Instagram hanya sekedar hiburan.
Hal ini dikarenakan Instagram memberikan fitur-fitur yang menarik dan
memberikan informasi yang uptdate.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 30 37,5%
Setuju 28 35%
Ragu-ragu 14 17,5%
Tidak setuju 6 7,5%
Sangat tidak setuju 2 2,5%
Total 80 100%
77
Tabel 4.18
Menggunakan Instagram karena ingin mengikuti gaya hidup
selebriti/selebgram yang ada di instagram
Berdasarkan tabel di atas mengenai menggunakan instagram karena
ingin mengikuti gaya hidup selebriti/selebgram yang ada di Instagram
menunjukkan mayoritas responden menjawab sangat tidak setuju dengan
30 responden atau sebanyak 37,5%, sedangkan 1 respondenatau sebanyak
1,3% menjawab sangat setuju, sementara itu jawaban lainnya yang
dinyatakan oleh sebagian responden adalah ragu-ragu sebanyak 21
responden atau sebanyak 26,3%, tidak setuju sebanyak 21 responden atau
sebanyak 7263% dan setuju sebanyak 7 responden atau 8,8% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat tidak setujumenggunakan instagram karena ingin
mengikuti gaya hidup selebriti/selebgram yang ada di instagram. Hal ini
dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun memiliki faktor lain
dalam menggunakan Instagram seperti mencari informasi.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 1 1,3%
Setuju 7 8,8%
Ragu-ragu 21 26,3%
Tidak setuju 21 26,3%
Sangat tidak setuju 30 37,5%
Total 80 100%
78
Tabel 4.19
Menggunakan Instagram karena ingin mencari informasi
Berdasarkan tabel di atas mengenai menggunakan Instagram
karena ingin mencari informasi menunjukkan mayoritas responden
menjawab sangat setuju dengan 33 responden atau sebanyak 41,3%,
sedangkan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju,
sementara itu jawaban lainnya yang dinyatakan oleh sebagian responden
adalah ragu-ragu sebanyak 15 responden atau sebanyak 18,8%, tidak
setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 2,5% dan setuju sebanyak 30
responden atau 37,5% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju menggunakan instagram karena ingin mencari
informasi. Hal ini dikarenakan Instagram memberi banyak informasi yang
menarik, singkat dan update.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 33 41,3%
Setuju 30 37,5%
Ragu-ragu 15 18,8%
Tidak setuju 2 2,5%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 80 100%
79
Tabel 4.20
Instagram memberikan informasi dan berdampak positif
Berdasarkan tabel di atas mengenai Instagram memberi informasi
dan berdampak positif menunjukkan mayoritas responden menjawab
sangat setuju dengan 29 responden atau sebanyak 36,3%, sedangkan 1
responden atau sebnayak 1,3% menjawab sangat tidak setuju, sementara
itu jawaban lainnya yang dinyatakan oleh sebagian responden adalah ragu-
ragu sebanyak 21 responden atau sebanyak 36,3%, tidak setuju sebanyak 4
responden atau sebanyak 5% dan setuju sebanyak 25 responden atau
31,3%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju Instagram memberikan infoemasi dan
berdampak positif. Hal ini dikarenakan Instagram menjadi salah satu
media yang bermanfaat seperti mencari uang, berdakwah dan lain-lain.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 29 36,3%
Setuju 25 31,3%
Ragu-ragu 21 26,3%
Tidak setuju 4 5%
Sangat tidak setuju 1 1,3%
Total 80 100%
80
Tabel 4.21
Instagram memberikan informasi dan berdampak negatif
Berdasarkan tabel di atas mengenai Instagram memberi informasi
dan berdampak negatif menunjukkan mayoritas responden menjawab
sangat tidak setuju dengan 36 responden atau sebanyak 45%, sedangkan 2
responden atau sebanyak 2,5% menjawab sangat tidak setuju, sementara
itu jawaban lainnya yangdinyatakan oleh sebagian responden adalah ragu-
ragu sebanyak 13 responden atau sebanyak 16,3%, tidak setuju sebanyak
23 responden atau sebanyak 28,7% dan setuju sebanyak 6 responden atau
7,5%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat tidak setuju Instagram memberikan informasi dan
berdampak negatif. Hal ini dikarenakan remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun merasa bahwa Instagram memberikan hal yang positif.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 2 2,5%
Setuju 6 7,5%
Ragu-ragu 13 16,3%
Tidak setuju 23 28,7%
Sangat tidak setuju 36 45%
Total 80 100%
81
Tabel 4.22
Menggunakan Instagram untuk mengunggah foto/video
Berdasarkan tabel di atas mengenai menggunakan instagram
untuk mengunggah foto/video menunjukkan mayoritas responden
menjawab sangat setuju dengan 31responden atau sebanyak 38,8%,
sedangkan5 responden atau sebanyak 6,3% menjawab sangat tidak
setuju, sementara itu jawaban lainnya yang dinyatakan oleh sebagian
responden adalah ragu-ragu sebanyak 9 responden atau sebanyak 11,3%,
tidak setuju sebanyak 6 responden atau sebanyak 7,5% dan setuju
sebanyak 29 responden atau 36,3% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju menggunakan instagram untuk mengunggah
foto/video. Hal ini dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun
mengabadikan foto/video dirinya sendiri di instagram dan instagram
adalah aplikasi yang berfokus pada foto/video.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 31 38,8%
Setuju 29 36,3%
Ragu-ragu 9 11,3%
Tidak setuju 6 7,5%
Sangat tidak setuju 5 6,3%
Total 80 100%
82
Tabel 4.23
Instagram memberikan informasi tentang keislaman
Berdasarkan tabel di atas mengenai memberikan informasi tentang
keislaman di dalam tabel tersebut mayoritas responden menjawab sangat
setuju dengan 41 responden atau sebanyak 51,2%, sedangkan 16
responden atau sebanyak 20% menjawab setuju, sementara itu jawaban
lainnya yang dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-ragu
sebanyak 14 responden atau sebanyak 17,5%, tidak setuju sebanyak 5
responden atau sebanyak 6,3% dan sangat tidak setuju 4 responden atau
sebanyak 5%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju instagram memberikan informasi keislaman.
Hal ini dikarenakan instagram mempunyai fitur pencarian yang menunjang
informasi tentang keislaman.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 41 51,2%
Setuju 16 20%
Ragu-ragu 14 17,5%
Tidak setuju 5 6,3%
Sangat tidak setuju 4 5%
Total 80 100%
83
Tabel 4.24
Menggunakan Instagram untuk menambah wawasan tentang
islam
Berdasarkan tabel di atas mengenai menggunakan instagram untuk
menambah wawasan tentang Islam menunjukkan mayoritas responden
menjawab sangatsetuju dengan 31 responden atau sebanyak 38,8%,
sedangkan 3 responden atau sebanyak 3,8% menjawab sangat tidak setuju,
sementara itu jawaban lainnya yang dinyatakan oleh sebagian responden
adalah ragu-ragu sebanyak 13 responden atau sebanyak 16,3%, tidak
setuju sebanyak 12 responden atau sebanyak 15% dan setuju sebanyak 21
responden atau 26,3% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju. Hal ini dikarenakan Instagram dapat
memberikan informasi tentang Islam dan saat ini banyak akun Instagram
yang menggunakan akunnya untuk berdakwah.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 31 38,8%
Setuju 21 26,3%
Ragu-ragu 13 16,3%
Tidak setuju 12 15%
Sangat tidak setuju 3 3,8%
Total 80 100%
84
2. Eksistensi diri remaja masjid
Tabel 4.25
Menggunakan instagram sebagai bentuk pengenalan diri
bertujuan untuk memberikan hal positif
Berdasarkan tabel di atas mengenai instagram memberi informasi
dan berdampak negatif menunjukkan mayoritas responden menjawab
sangat setuju dengan 29 responden atau sebanyak 36,3%, sedangkan tidak
ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, sementara itu jawaban
lainnya yang dinyatakan oleh sebagian responden adalah ragu-ragu
sebanyak 23 responden atau sebanyak 38,7%, tidak setuju sebanyak 4
responden atau sebanyak 5% dan setuju sebanyak 24 responden atau 30% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju menggunakan instagram sebagai bentuk
pengenalan diri bertujuan untuk memberikan hal positif. Hal ini
dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun merasa bahwa
isntagram adalah tempat untuk menunjukkan identitas diri yang positif.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 29 36,3%
Setuju 24 30%
Ragu-ragu 23 28,7%
Tidak setuju 4 5%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 80 100%
85
Tabel 4.26
Ketika menggunakan Instagram dan mendengar adzan
handphone dimatikan kemudian sholat terlebih dahulu
Berdasarkan tabel di atas mengenai ketika menggunakan instagram
dan mendengar adzan handphone dimatikan kemudian sholat terlebih
dahulu menunjukkan mayoritas responden menjawab sangatsetuju dengan
35 responden atau sebanyak 43,8%, sedangkan 3 responden atau sebanyak
3,8% menjawab sangat tidak setuju, sementara itu jawaban lainnya yang
dinyatakan oleh sebagian responden adalah ragu-ragu sebanyak 17
responden atau sebanyak 21,3%, tidak setuju sebanyak 7 responden atau
sebanyak 8,8% dan setuju sebanyak 18 responden atau 22,5% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju ketika menggunakan instagram dan mendengar
adzan handphone dimatikan kemudian sholat terlebih dahulu. Hal ini
membuktikan meskipun remaja masjid Kelurahan Kutowinangun
menggunakan instagram tapi tidak melupakan dengan kewajibannya.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 35 43,8%
Setuju 18 22,5%
Ragu-ragu 17 21,3%
Tidak setuju 7 8,8%
Sangat tidak setuju 3 3,8%
Total 80 100%
86
Tabel 4.27
Sering lalai ketika menggunakan Instagram sehingga malas
belajar
Berdasarkan tabel di atas mengenai sering lalai ketika
menggunakan instagram sehingga malas belajar menunjukkan mayoritas
responden menjawab sangat tidak setuju dengan 28responden atau
sebanyak 35%, sedangkan 4 responden atau sebanyak5% menjawab
sangatsetuju, sementara itu jawaban lainnya yangdinyatakan oleh sebagian
responden adalah ragu-ragu sebanyak 17 responden atau sebanyak 21,3%,
tidak setuju sebanyak 18 responden atau sebanyak 22,5% dan setuju
sebanyak 13 responden atau 16,3%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat tidak setuju sering lalai ketika sehingga malas belajar.
Hal ini membuktikkan bahwa remaja masjid Kelurahan Kutowinangun
meskipun menggunakan instagram tapi tidak malas dalam belajar.
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 4 5%
Setuju 13 16,3%
Ragu-ragu 17 21,3%
Tidak setuju 18 22,5%
Sangat tidak setuju 28 35%
Total 80 100%
87
Tabel 4.28
Merasa percaya diri ketika mengunggah foto/video kegiatan
remaja masjid
Berdasarkan tabel di atas mengenai percaya diri ketika
mengunggah foto/video kegiatan remaja masjid di dalam tabel tersebut
mayoritas responden menjawab sangat setuju dengan 38 responden atau
sebanyak 47,5%, sedangkan 16 responden atau sebanyak 20% menjawab
setuju, sementara itu jawaban lainnya yang dinyatakan oleh sebagian
kecil responden adalah ragu-ragu sebanyak 13 responden atau sebanyak
16,3%, tidak setuju sebanyak 10 responden atau sebanyak 12,5% dan
sangat tidak setuju 3 responden atau sebanyak 3,8%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju merasa percaya diri ketika mengunggah
foto/video kegiatan remaja masjid. Hal ini dikarenakan remaja masjid
Kelurahan Kutowinangun memiliki ciri-ciri dari individu yang memiliki
Kategori Freuennsi Presentase
Sangat setuju 38 47,5%
Setuju 16 20%
Ragu-ragu 13 16,3%
Tidak setuju 10 12,5%
Sangat tidak setuju 3 3,8%
Total 80 100%
88
eksistensi diri melalui tingkat kepercayaan diri ketika mereka mengunggah
foto/video kegiatan remaja masjid di Instagram.
Tabel 4.29
Merasa percaya diri karena dikenal banyak orang
Berdasarkan tabel di atas mengenai percaya diri karena dikenal
banyak orang di dalam tabel tersebut mayoritas responden menjawab
sangat setuju dengan 36 responden atau sebanyak 45%, sedangkan 20
responden atau sebanyak 25% menjawab setuju, sementara itu jawaban
lainnya yang dinyatakan oleh sebagian kecil responden adalah ragu-ragu
sebanyak 14 responden atau sebanyak 17,5%, tidak setuju sebanyak 8
responden atau sebanyak 10% dan sangat tidak setuju 2 responden atau
sebanyak 2,5%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju merasa percaya diri ketika dikenal banyak
orang. Hal ini dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun lor &
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 36 45%
Setuju 20 25%
Ragu-ragu 14 17,5%
Tidak setuju 8 10%
Sangat tidak setuju 2 2,5%
Total 80 100%
89
Kutowinangun Kidul memiliki ciri-ciri dari individu yang memiliki
eksistensi diri melalui tingkat kepercayaan diri ketika mereka dikenal oleh
orang banyak.
Tabel 4.30
Menggunakan instagram untuk mengunggah kegiatan secara
pribadi maupun kegiatan bersama remaja masjid
Berdasarkan tabel di atas mengenai menggunakan instagram untuk
mengunggah kegiatan secara pribadi maupun kegiatan bersama remaja
masjid menunjukkan mayoritas responden menjawab sangat setuju dengan
34 responden atau sebanyak 42,5%, sedangkan 5 responden atau sebanyak
6,3% menjawab sangat tidak setuju, sementara itu jawaban lainnya yang
dinyatakan oleh sebagian responden adalah ragu-ragu sebanyak 13
responden atau sebanyak 16,3%, tidak setuju sebanyak 8 responden atau
sebanyak 10% dan setuju sebanyak 20 responden atau 25% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju menggunakan instagram untuk mengunggah
kegiatan secara pribadi maupun kegiatan bersama remaja masjid. Hal ini
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 34 42,5%
Setuju 20 25%
Ragu-ragu 13 16,3%
Tidak setuju 8 10%
Sangat tidak setuju 5 6,3%
Total 80 100%
90
membuktikkan bahwa remaja masjid Kelurahan Kutowinangun
menggunakan instagram juga untuk mengunggah foto/video kegiatan
pribadi maupun bersama remaja masjid.
Tabel 4.31
Mengetahui apa yang diunggah dan bermanfaat
Berdasarkan tabel di atas mengenai menegtahui apa yang diunggah
dan bermanfaat menunjukkan mayoritas responden menjawab sangatsetuju
dengan 28 responden atau sebanyak 35,4%, sedangkan tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju, sementara itu jawaban
lainnya yang dinyatakan oleh sebagian responden adalah ragu-ragu
sebanyak 22 responden atau sebanyak 27,8%, tidak setuju sebanyak 3
responden atau sebanyak 3,8% dan setuju sebanyak 26 responden atau
32,9% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju mengetahui apa yang diunggah dan
bermanfaat. Hal ini dikarenakan remaja masjid Kelurahan Kutowinangun
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 28 35,4%
Setuju 26 32,9%
Ragu-ragu 22 27,8%
Tidak setuju 3 3,8%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 80 100%
91
dapat mengontrol dirinya sendiri dan mengetahui apa yang positif bagi
dirinya.
Tabel 4.32
Instagram membuat berkomitmen dalam menjalankan agama
Islam
Berdasarkan tabel di atas mengenai instagram membuat
berkomitmen dalam menjalankan agama islam menunjukkan mayoritas
responden menjawab sangatsetuju dengan 34 responden atau sebanyak
42,5%, sedangkan 6 responden atau sebanyak 7.5% menjawab sangat tidak
setuju, sementara itu jawaban lainnya yang dinyatakan oleh sebagian
responden adalah ragu-ragu sebanyak 13 responden atau sebanyak 16,3%,
tidak setuju sebanyak 9 responden atau sebanyak 11,3% dan setuju
sebanyak 18 responden atau 22,5%.
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju Instagram membuat berkomitmen dalam
menjalankan agama Islam. Hal ini dikarenakan remaja masjid Kelurahan
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 34 42,5%
Setuju 18 22,5%
Ragu-ragu 13 16,3%
Tidak setuju 9 11.3%
Sangat tidak setuju 6 67,5%
Total 80 100%
92
Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul merasa bahwa Instagram
dapat membuat remaja masjid berkomitmen dalam menjalankan agama
Islam.
Tabel 4.33
Berkomitmen menunggah foto/video di instagram untuk
menggerakan kegiatan positif remaja masjid
Berdasarkan tabel di atas mengenai berkomitmen mengunggah
foto/video di instagram untuk menggerakan kegiatan positif remaja masjid
menunjukkan mayoritas responden menjawab sangat setuju dengan 48
responden atau sebanyak 60%, sedangkan 6 responden atau sebanyak
7,5% menjawab sangat tidak setuju, sementara itu jawaban lainnya yang
dinyatakan oleh sebagian responden adalah ragu-ragu sebanyak 9
responden atau sebanyak 11,3%, tidak setuju sebanyak 8 responden atau
sebanyak 10% dan setuju sebanyak 9 responden atau 11,3% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat berkomitmen mengunggah foto/video di instagram
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 48 60%
Setuju 9 11,3%
Ragu-ragu 9 11,3%
Tidak setuju 8 10%
Sangat tidak setuju 6 7,5%
Total 80 100%
93
untuk menggerakan kegiatan positif. Hal ini dikarenakan instagram
memberikan wadah untuk mengunggah foto/video yang positif.
Tabel 4.34
Merasa tenang karena sudah membagikan suatu hal yang
positif
Berdasarkan tabel di atas mengenai merasa tenang karena
membagikan suatu hal yang positif menunjukkan mayoritas responden
menjawab sangat setuju dengan 40 responden atau sebanyak 50%,
sedangkan 4 responden atau sebanyak 5% menjawab sangat tidak setuju,
sementara itu jawaban lainnya yang dinyatakan oleh sebagian responden
adalah ragu-ragu sebanyak 13 responden atau sebanyak 16,3%, tidak
setuju sebanyak 9 responden atau sebanyak 11,3% dan setuju sebanyak 14
responden atau 17,5% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju merasa tenang karena sudah membagikan suatu
hal yang positif. Hal ini dikarenakan remaja masjid Kelurahan
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 40 50%
Setuju 14 17,5%
Ragu-ragu 13 16,3%
Tidak setuju 9 11,3%
Sangat tidak setuju 4 5%
Total 80 100%
94
Kutowinangun ketika membagikan suatu hal yang positif mereka merasa
menebarkan kebaikan juga.
Tabel 4.35
Ketika menghadapi masalah di dalam kegiatan remaja masjid
instagram menjadi hiburan
Berdasarkan tabel di atas mengenai ketika menghadapi masalah di
dalam kegiatan remaja masjid instagram menjadi hiburan menunjukkan
mayoritas responden menjawab sangat setuju dengan 34 responden atau
sebanyak 42,5%, sedangkan 9 responden atau sebanyak 11,3% menjawab
sangat tidak setuju, sementara itu jawaban lainnya yang dinyatakan oleh
sebagian responden adalah ragu-ragu sebanyak 11 responden atau
sebanyak 13,8%, tidak setuju sebanyak 10 responden atau sebanyak 12,5%
dan setuju sebanyak 16 responden atau 20% .
Pada pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa responden dari
penelitian ini sangat setuju ketika menghadapi masalah di dalam kegiatan
remaja masjid instagram menjadi hiburan. Hal ini dikarenakan ketika
Kategori Frekuensi Presentase
Sangat setuju 34 42,5%
Setuju 16 20%
Ragu-ragu 11 13,8%
Tidak setuju 10 12,5%
Sangat tidak setuju 9 11,3%
Total 80 100%
95
menggunakan instagram remaja masjid Kelurahan Kutowinangun merasa
terhibur.
3. Pengaruh intensitas penggunaan media sosial instagram pada remaja
masjid Kelurahan Kutowinangun Kidul dan Kutowinangun Lor
Untuk menjawab rumusan masalah pengaruh intensitas
penggunaan media sosial instagram pada remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun Lor dan Kutowinangun Kidul penulis menggunakan
analisis uji regeresi linier sederhana dengan menggunakan alat bantu
SPSS 22 dengan rumus:
Y= βº + β¹X¹
Sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut:
a. Uji validitas
Kriteria pengambilan keputusan sebagaimana dinyatakan
oleh Ghozali, yaitu jika r hitung ≥ r tabel maka pertanyaan
dinyatakan valid. Sebaliknya jika r hitung ≤ r tabel maka
pertanyaan dinyatakan tidak valid (Ghozali,2016:53). Dengan
cara mengkolerasikan skor total variabel X pernyataan dari
kuesioner dengan skor total variabel Y dilihat dari nilai Correted
item total correlation.
96
Tabel 4.36
Uji Validitas
Uraian hasil uji validitas adalah r hitung 0,534 ≥ r tabel 0,185
berdasarkan pengambilan keputusan menurut Imam Ghozali maka uji
validitas di atas dinyataan valid.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagaimana dinyatakan oleh
Imam Ghozali jika koefisien Cronbach Alpha ≥ 0,70 maka pertanyaan
dinyatakan andal. Sebaliknya, jika koefisien Cronbach Alpha ≤ 0,70 maka
pertanyaan dinyatakan tidak andal.(Ghozali,2016:48)
Correlations
X EKSISTENSI
X Pearson Correlation 1 .534**
Sig. (2-tailed) .000
N 79 78
EKSISTENSI Pearson Correlation .534
** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
97
Tabel 4.37
Uji reliabel
Berdasarkan tabel di atas yang menyatakan Cronbach’s Alpha
adalah 0,346 yang artinya lebih besar dari ≥ 0,70 maka disimmpulkan
bahwa instrumen penelitian dikatakan reliabel atau andal.
c. Regresi linier sederhana
Dari penyebaran kuesioner data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik regresi linier sederhana dengan alat bantu software
SPSS 22.
Tabel 4.38
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .534a .285 .276 5.245
a. Predictors: (Constant), INTENSITAS
Berdasarkan pada tabel model Summary, pada tabel ini
menunjukkan nilai R = 0,534 dan koefisien determinasi (Rsquare)
sebesar 0,276 atau 27,6 %. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.346 .333 25
98
penggunaan media sosial instagam mempengaruhi sebesar 27,6 %
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 4.39
Uji statistik F
Berdasarkan tabel di atas hasil uji anova menunjukan nilai F =
30,331 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas ≤ 0,05 maka
regeresi dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh intensitas
penggunaan media sosial instagram.
Tabel anova diperoleh dari variabel intensitas penggunaan
media sosial instagram dan eksistensi diri remaja masjid dengan nilai
sig. sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan denngan nilai probabilitas
0,05 (0,000 ≤ 0,05). Maka terbukti intensitas penggunaan media sosial
instgaram berpengaruh pada eksistensi diri remaja masjid di
Kelurahan Kutowinangun.
Dilakukan uji t untuk menguji signifikasi koefisien regresi
pengaruh dari variabel X dengan variabel Y.
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 834.335 1 834.335 30.331 .000b
Residual 2090.550 76 27.507
Total 2924.885 77
a. Dependent Variable: EKSISTENSI
b. Predictors: (Constant), INTENSITAS
99
Tabel 4.40
Uji Statistik t
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan variabel intensitas
signifikan. Hal ini dapat dilihat nilai signifikan variabel intensitas
adalah 0,000 ≤ 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
eksistensi diri remaja masjid dipengaruhi oleh variabel intensitas
penggunan media sosial instagram dan Ha diterima.
Ha : terdapat pengaruh antara intensitas penggunaan media sosial
Instagram dengan eksistensi diri remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun.
C. Pembahasan
Berlandaskan hasil obsevasi dan penyebaran kuesioner terhadap
remaja masjid, dengan pertanyaan menggunakan skala likert pada remaja
masjid Kelurahan Kutowinangun dengan perhitungan statistik
menggunakan SPSS 22 dapat ditarik hasil sebagai berikut:
1. Intensitas penggunaan media sosial Instagram
Berdasarkan hasil perhitungan statistik didapatkan bahwa
remaja masjid Kelurahan Kutowinangun Kidul dan Kutowinangun
Lor 100% memiliki akun Instagram. Remaja masjid menggunakan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.434 6.130 .560 .577
INTENSITAS .712 .129 .534 5.507 .000
a. Dependent Variable: EKSISTENSI
100
Instagram kerena keinginan dari diri mereka sendiri dan didukung
dengan faktor teman-teman lainnya, mereka dalam sehari
menggunakan Instagram ≥ 1 jam dengan presentase 33,8% sedangkan
beberapa lainnya menggunakan Instagram ≤ 1 jam sebanyak 27,5%.
Remaja masjid menggunakan Instagram ≥ 3 kali dalam sehari
sebanyak 45% sedangakan beberapa lainnya menggunakan Instagram
≤ 3 kali dalam sehari sebanyak 37,5%.
Remaja masjid menggunakan Instagram tidak untuk mengikuti
gaya kehidupan selebriti/selebgram akan tetapi mereka menggunakan
Instagram sebagai hiburan sebanyak 37,5, menggunakan Instagram
untuk mencari informasi sebanyak 41,3%, mengunggah foto/video
sebanyak 38,8%, mencari informasi tentang keislaman sebanyak
51,2% selain itu instagram juga memberikan wawasan tentang
keislaman yang membuat remaja masjid juga merasa bahwa instagram
memberikan dampak positif bagi dirinya dan beberapa lainnya merasa
Instagram memberikan dampak yang negatif bagi dirinya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dilihat bahwa
intensitas didalam remaja masjid Kelurahan Kutowinangun ternasuk
kategori tinggi, seluruh remaja masjid menggunakan instagram dan
sebagian besar remaja masjid aktif dalam menggunakan instagram di
dalam kesehariannya.
101
2. Eksistensi diri remaja masjid
Berdasarkan hasil perhitungan statistik didapatkan bahwa
remaja masjid Kelurahan Kutowinangun Kidul dan Kutowinangun
Lor memiliki eksistensi diri. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian
besar remaja masjid menggunakan instagram sebagai pengenalan diri
mereka untuk memberikan hal yang positif sebanyak 36,3% namun
meskipun mereka aktif dalam berinstagram mereka tidak melupakan
kewajiban mereka hal ini dibuktikkan pada tabel 4.20 yang sebanyak
43,8% remaja masjid sangat setuju dengan pernyataan tersebut tidak
hanya dalam kewajiban beribadah mereka juga tidak lalai dalam
belajar hal ini juga dibuktikkan dalam tabel 4.21 sebanyak 35%
remaja masjid sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Ketika
mereka menggunakan Instagram sebanyak 47,5% remaja masjid
merasa percaya diri ketika mengunggah foto/video kegiatan remaja
masjid dan sebanyak 45% remaja masjid percaya diri karena dikenal
banyak orang.
Eksistensi remaja masjid juga dapat dilihat sebanyak 42,5%
remaja masjid komitmen dalam mengunggah foto/video kegiatan
pribadi maupun kegiatan bersama remaja masjid, sebanyak 35,4%
remaja masjid mengetahui apa yang mereka unggah dan bermanfaat
bagi mereka, eksistensi diri juga membuat sebanyak 42,5% remaja
masjid berkomitmen dalam menjalankan agama Islam, karena remaja
masjid merasa berkomitmen dalam menjalankan agama Islam
102
sebanyak 60% remaja masjid lalu mengunggah foto/video untuk
menggerakn kegiatan positif remaja masjid, ketika mereka
mengunggah foto/video untuk menggerakkan kegiatan positif remaja
masjid sebanyak 50% remaja masjid merasa tenang karena sudah
membagikan suatu hal yang positif namun ketika mereka mendapati
masalah di dalam kegiatan remaja masjid sebanyak 42,5% remaja
masjid menggunakan instagram untuk menghibur diri.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dilihat bahwa
eksistensi diri di dalam remaja masjid Kelurahan Kutowinangun
termasuk kategori tinggi, hal ini dibuktikan dengan disetiap kegiatan
remaja masjid mereka selalu menggunakan instagram untuk
membagikan hal-hal yang positif bagi dirinya maupun remaja masjid.
3. Pengaruh intensitas penggunaan media sosial instagram pada
eksistensi diri remaja masjid
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan metode
analisis regeresi linier sederhana dengan rumus sebagai berikut:
Y= βº + β¹X¹
Dengan alat bantu SPSS 22, melakukan uji validitas, uji
reliabilitas, dan uji regresi linier sederhana. uji validitias mendapatkan
hasil yang signifikan karena r hitung 0,534 ≥ r tabel 0,185 sedangkan
uji reliabilitas mendapatkan hasil 0,346 hal ini tentu signifikan
dikarenakan 0,346 ≥ 0,070 Dan untuk uji regresi linier sederhana
didapatkan hasil data koefisien determinasi sebesar 0,276 atau 27,6%
103
ini menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media sosial instagram
dipengaruhi ssebesar 27,6% sedangakan sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain seperti menggunakan instagram untuk bekerja. Uji statistic
F hasil yang didapatkan nilai F sebesar 30,331 dengan probabilitas
0,000 ≤ 0,05 hal ini menunjukkan bahwa intesitas penggunaan media
sosial instagram berpengaruh pada eksistensi diri remaja masjid
Kelurahan Kutowinangun sedangkan hasil uji t statistik menunjukkan
variabel intensitas adalah 0,000 ≤ 0,05 maka variabel eksistensi diri
remaja masjid dipengaruhi oleh variabel intensitas penggunaan media
sosial instagram.
Berdasarkan teori uses and gratification yang menyatakan
bahwa mereka mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran
aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut (Nurudin, 2017).
Teori tersebut membuktikan bahwa media sebagai hiburan masyarakat
namun dalam hal penggunaan media, masyarakat yang memilih dan
menentukan. Sedangkan untuk hasil perhitungan statistik dapat ditarik
kesimpulan bahwa intensitas penggunaan media sosial instagram
mempengaruhi eksistensi diri remaja masjid.
Hasil dari analisis regeresi linier sederhana dapat diketahui
bahwa variabel intensitas penggunan media sosial Instagram (X)
terhadap eksistensi diri remaja masjid (Y) memperoleh hasil
persamaan regresi:
Y= 3,434 + 0,534
104
Pada persamaan diatas nilai konstanta memperoleh 3,434 Yang
berarti variabel indenpenden dianggap konstan. Sedangkan nilai r
sebesar 0,534 hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas intensitas
penggunaan media sosial (X) dan variabel pengaruh eksistensi diri
remaja masjid (Y) terdapat pengaruh.
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab VI maka dpat diterik
kesimpulan bahwa:
1. Intensitas penggunaan media sosial instagram remaja masjid Kelurahan
Kutowinangun dibuktikan dengan seluruh remaja masjid menggunakan
instagram faktor mereka menggunakan karena diri sendiri dan teman-
teman lainnya. Sebanyak 33,8% remaja masjid menggunakan instagram
≥ 1 jam dan sebanyak 45% menggunakan instagram ≥ 3 kali dalam
sehari mereka menggunakan instagram untuk hiburan, mencari
informasi, mengunggah foto/video, mencari informasi tentang
keislaman selain itu instagram memberi wawasan tentang keislaman
bagi remaja masjid, instagram juga memberikan dampak yang positif
bagi remaja masjid. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas instagram
pada remaja masjid termasuk kategori tinggi karena seluruh remaja
masjid memiliki akun instagram dan pengguna aktif instagram.
2. Eksistensi diri remaja masjid Kelurahan Kutowinangun dibuktikan
dengan sebanyak 36,3% menggunakan instagram sebagai pengenalan
diri mereka untuk memberikan hal yang positif, namun meskipun
mereka bermain instagram akan tetapi mereka tidak melupakan
kewajiban dalam beribadah dan tidak lalai dalam belajar. Sebanyak
45% Remaja masjid merasa percaya diri ketika dikenal banyak orang,
sebanyak 60% remja masjid merasa instagram membeuat mereka
106
berkomitmen dalam menjalankan agama Islam, mereka mengunggah
foto/video pribadi dan kegiatan remaja masjid yang bermanfaat bagi
diri mereka sendiri, mereka bereksistensi dengan membagikan
foto/video yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi diri
remaja masjid termasuk kategori tinggi.
3. Pengaruh intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap
eksistesi diri remaja masjid Kelurahan Kutowinangun.
Hal ini ditunjukkan pada tabel 4.37 yang menunjukkan intensitas
penggunaan media sosial instagram dipengaruhi sebesar 27,6%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor bahwa mereka
menggunakan instgram untuk berbelanja. Sedangkan uji statistik F
didapatkan hasil signifikan 0,000 ≤ 0,05 dan untuk uji t didapatkan hasil
0,000 ≤ 0,05 maka hal ini membuktikan terdapat pengaruh intensitas
penggunaan media sosial instagram terhadap eksistensi diri remaja
masjid Kelurahan Kutowinangun.
107
B. Saran
1. Bagi remaja masjid
Diharapkan lebih memperhatikan apa yang dibagikan atau
diunggah di media sosial instgaram agar tidk terlalu nyaman dengan
dunia maya yang menjadikan individual yang tertutup.
2. Bagi peneliti
Penelitian ini masih dapat dikembangkan lebih dalam lagi,
dengan kajian penelitian yang sama. Penelitian ini dijadikan rujukan
untuk penelitan-penelitian lainnya.
108
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada media
Clayton, Susan. dkk. 2014. Psikologi Konservasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT.Refika Aditama
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
F, Budi Hadirman. 2007. Filsafat Modern Dari Machiavelli Sampai Nietzsche.
Jakarta: Gramedia
Gulo. dkk. 2000. Kamus Psikologi. Bandung:Pionir Jaya
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Hikmawati, Fenti. 2007. Metodologi penelitian. Depok: PT Raja grafindo Persada
Indrawan, Rully. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan
Campuran. Surabaya: PT.Refika Aditama
Kamus Pusat Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Pusat Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kamus Pusat Bahasa Indonesia
Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT.
Kencana Perdana
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sukandarraumidi. 2002. Metode Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada Press
Wafidan, Solihul Mohammad. 2017. Kamus Istilah Sains & Teknologi.
Yogyakarta: Indoliterasi
109
Wiratna, Sujarweni. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Zubaedi. 2007. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Aprianto Dwi Atmaji. 2014. Pengaruh Motivasi, Intensitas, Dan Minat
Penggunaan Komputer Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Multimedia Pada Mata Pelajaran Produktif
Multimedia Di SMK Negeri 1 Wonosari. Fakultas Teknik. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta
Adinda Widhistia Putri. 2018. Penggunaan Instagram Stories Sebagai Personal
Branding. Fakultas Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang
Isma Anggini Saktiani. 2016. Keterkaitan Antara Ketersediaan Koleksi E-
Books 3D Dengan Pemunahan Kebutahan Informasi Pemustaka. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Nadia Pusparani. 2017. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Budgetary Slack
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran
2017). Universitas Pasudan. Bandung
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130