skripsi diskusi kelompok dan pengaruhnya...

81
SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA DARUSSALAM CIPUTAT - TANGERANG Oleh : SURYONO NIM: 207011000830 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/1430 H

Upload: dokhue

Post on 13-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

SKRIPSI

DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SMA DARUSSALAM

CIPUTAT - TANGERANG

Oleh :

SURYONO

NIM: 207011000830

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/1430 H

Page 2: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan
Page 3: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan
Page 4: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan
Page 5: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

i

ABSTRAK

Nama : Suryono, NIM : 207011000830, Jurusan : Pendidikan Agama Islam,

Skripsi : Diskusi Kelompok dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar

dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Darussalam Ciputat.

Diskusi Kelompok merupakan salah satu metode dalam proses

pembelajaran. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk

efektifitas pembelajaran di dalam kelas agar tercapat tujuan yang diharapkan yaitu

peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut. Diskusi Kelompok

dapat digunakan efektif dalam proses pembelajaran yang menekankan siswa untuk

mengadakan penelitian dan mencari solusi permasalahan yang timbul dalam

pemahaman mata pelajaran menurut pengetahuan siswa sendiri sehingga

mempertajam pemahaman siswa dalam mata pelajaran tersebut terutama dalam

Pendidikan Agama Islam.

Prestasi siswa adalah hasil akhir dari suatu proses pembelajaran yang

dilaksanakan. Prestasi belajar siswa menentukan keberhasilan proses

pembelajaran yang dilaksanakan sehingga dapat diketahui dengan benar

efektifitas metode atau strategi pembelajaran yang direncanakan. Prestasi belajar

siswa juga merupakan tolak ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses

pembelajaran yang dilaksanakan sehingga prestasi belajar ini bisa mengalami

peningkatan yang baik bila proses pembelajaran yang dilaksanakan berjalan

dengan baik dan efektif dalam pelaksanaannya.

Sekolah Menengah Atas merupakan sekolah dengan jenjang lebih tinggi

dari jenjang sebelumnya. Artinya secara psikologis siswa yang ada di sekolah

menengah atas telah dapat berpikir dan menggunakan argumentasi yang baik dan

dapat dipertanggung jawabkan kesimpulan yang diberikan oleh siswa sekolah

menengah atas. Hal ini tepat bila siswa pada tingkat sekolah menengah atas

mencari solusi permasalahan dalam proses pembelajaran menurut argumentasi

dari siswa itu sendiri sehingga proses pembelajaran di sekolah menengah atas

dapat memberikan pemahaman yang baik dan meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Dengan demikian dapat dikatakan tepat bila metode diskusi kelompok

yang menjadi metode dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ini

menjadi efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan metode diskusi

kelompok ini siswa berperan aktif mencari solusi dari permasalahan yang timbul

dalam memahami suatu mata pelajaran, terutama dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Hal ini tidak bertentangan secara psikologis pada siswa,

bahkan lebih baik dengan menggunakan metode diskusi kelompok ini yang sesuai

dengan pembelajaran di sekolah menengah atas. Atas dasar inilah dapat diketahui

bahwa tepat bila metode diskusi kelompok digunakan dalam proses pembelajaran

pada jenjang ini. Dengan adanya kesesuaian ini tentunya bila dilaksanakan dengan

baik akan memberikan pemahaman yang lebih baik bagi siswa. Karena siswa

tersebut yang berperan aktif dalam proses pembelajaran tersebut sehingga dengab

pemahaman yang baik akan meningkatkan pula prestasi belajar siswa terutama

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Page 6: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sangat dalam kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

dan karunia-Nya kepada seluruh isi alam. Dia yang telah menciptakan manusia

sebagai makhluk yang terbaik (ahsan taqwim). Dia pula yang mengajarkan

manusia dengan kalam-Nya untuk menggali keagungan dan kebesaran-Nya.

Rangkaian shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan menjadi

zaman yang terang benderang. Rasa haru dan lega yang telah dirasakan peulis

sehingga bisa menyelesaikan tugas Penelitian Kependidikan dengan judul

“Pengaruh Diskusi Kelompok terhadap Prestasi Belajar siswa dalam Pendidikan

Agama Islam di SMA Darussalam Ciputat – Tangerang.

Selama penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

dihadapi dan dialami penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu,

pengumpulan bahan-bahan (data), maupun pembiayaan dan sebagainya. Namun,

berkat kesungguhan hati dan kerja keras yang disertai dorongan dan bantuan dari

berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu Alhamdulillah dapat

diatasi dengan sebaik-baiknya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan atas penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya, ucapan terima

kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dosen Penasihat Akademik penulis pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

Page 7: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

4. Segenap Dosen yang telah membimbing dan mengajar penulis dalam

menempuh pendidikan selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat bagi penulis.

5. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta perpustakaan Iman

Jama’ yang telah menyediakan dan melayani dengan penuh keikhlasan

dalam peninjauan literatur yang dibutuhkan.

6. Bapak M.Zuhdi M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan

kesabarannya telah member petunjuk, bimbingan, dan pengarahannya

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Marul Wa’id S.Ag selaku kepala sekolah SMA Darussalam

Ciputat – Tangerang Selatan.

8. Ayahanda Sarno dan Ibunda Rusnah yang dengan ketabahan dan

kesabarannya serta ketawadu’annya membimbing dan membesarkan

ananda dengan penuh kasih sayang. Adik-adikku yang selalu

memberikan motivasi dan semangat serta dukungan kepada penulis

dalam penyelesaian skripsi ini serta teman yang selalu mendampingiku

Anike Sudiyanti. Semoga Allah SWT menjadikan mereka orang-orang

yang selalu dimuliakan.

9. Seluruh teman-teman dan sahabat serta kepada seluruh mahasiswa PAI

angkatan 2003 dan 2005, khususnya kelas C yang telah membantu

penulis dalam proses studi di UIN Syarif Hidayatullah hingga penulis

dapat menyelesaikan studi ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat

membangun dan mohon maaf apabila dalam penulisan penelitian ini kurang

sistematis dan penulis menyadari bahwa masih banyak beberapa kekurangan.

Page 8: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

Akhirnya, tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih juga

kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap proses penyelesaian skripsi ini. Semoga mereka mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Jakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 9: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

Hal

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………

A. Latar Belakang Masalah ………………………………..3-4

B. Identifikasi Masalah …………………………………….5

C. Pembatasan Masalah ……………………………………6

D. Rumusan Masalah ………………………………………6

E. Tujuan Penelitian ……………………………………….7

F. Kegunaan Hasil Penelitian ……………………………..7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran ………………………………8-9

1. Pentingnya Metode ………………………………10-11

2. Macam-macam Metode ………………………….12-17

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

banyaknya Metode Mengajar ………………….18

4. Metode Diskusi Kelompok dan manfaatnya …..19-20

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi …..21

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam …………..22

2. Tujuan Pendidikan Islam ……………………….23-24

3. Fungsi Pendidikan Islam ……………………….25

C. Prestasi

1. Pengertian Prestasi ………………………………26-27

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ……..28-29

a. Faktor Internal ………………………………30-32

b. Faktor Eksternal …………………………….33-34

D. Kerangka Berpikir …………………………………35

E. Hipotesis Penelitian ………………………………..35

Page 10: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ………………..

A. Variabel Penelitian ………………………………36

B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………...36

C. Populasi dan Sampel …………………………….36

D. Tekhnik Pengumpulan, Pengolahan

Dan Analisis Data ………………………………..37-39

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Darussalam ………………40

1. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan ……………41-44

2. Struktur Organisasi ………………………………45

3. Sarana dan Prasarana …………………………….46

B. Deskripsi data ……………………………………47

C. Analisis data ………………………………………48-53

D. Interpretasi data …………………………………..54-57

BaB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………58

B. Saran …………………………………………….59-61

Page 11: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Suryono

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 08 November 1981

NIM : 207011000830

Jurusan/Prodi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi :”Diskusi Kelompok dan pengaruhnya

terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam

Pendidikan Agama Islam di SMA

Darussalam Ciputat”

Dosen Pembimbing : M.Zuhdi,Ph.D

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil

karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang

saya tulis. Pernyataan ini dibuat untuk pengambilan ijazah.

Jakarta, 10 Agustus 2011

Mahasiswa ybs

Suryono

Page 12: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Proses pembelajaran dalam pendidikan membutuhkan beberapa

komponen untuk menunjang terciptanya suatu keberhasilan dalam proses

pembelajaran tersebut. Terutama yang menjadi permasalahan pada saat ini adalah

bagaimana dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan dapat

dipahami oleh para peserta didik dengan baik.

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat

dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk”. (Q.S.Al-Nahl 125)

Ayat di atas menyatakan perlunya proses yang dilakukan untuk ke arah

yang lebih baik yaitu dengan cara satu sama lain saling memberikan kontribusi ke

arah yang dinamis dan dengan cara-cara yang baik untuk saling memberikan

penegtahuan dengan dilakukan dengan proses pembelajaran satu sama lain dalam

memecahkan suatu masalah yang berbeda satu sama lain.

Page 13: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

2

Ilmu pendidikan secara mikro memandang manusia dari segi upaya

normatif membantu pihak lain agar berkembang ke tingkat yang normatif lebih

baik. Secara makro, objek formal pendidikan adalah upaya normatif merancang

dan mengembangkan kemampuan keseluruhan manusia agar tercapai tingkat

kehidupan yang normatif lebih baik.1

Menurut Amir Daen Indra Kusuma, pendidikan adalah suatu usaha yang

sadar, terencana dan sistematis, yang dilakukan oleh orang- orang yang diserahi

tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabi’at

sesuai dengan cita- cita pendidikan.2

Ini mengandung makna bahwa aktivitas pendidikan berusaha mengajarkan

kandungan ilmu pengetahuan dan al-hikmah atau kebijakan dan kemahiran

melaksanakan ilmu pengetahuan itu dalam kehidupannya yang bisa mendatangkan

manfaat dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi mudharat.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan mempunyai peran

penting dalam peningkatan kehidupan yang lebih baik. Tentunya hal ini apabila

pendidikan yang dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang efektif dan lebih

baik. Untuk mempengaruhi peserta didik ini tentunya membutuhkan strategi

khusus yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik dalam pencapaian

pengaruh dan pemahaman agar dapat memberi pemahaman yang baik tersebut.

Metode Diskusi Kelompok adalah salah satu metode atau cara untuk

melaksanakan proses pembelajaran agar dapat memberi pemahaman siswa dalam

menguasai mata pelajaran, terutama yang paling penting ialah mata pelajaran

pendidikan agama Islam. Metode Diskusi Kelompok dapat dilakukan dalam

proses belajar-mengajar di kelas dalam upaya memberikan pemahaman pelajaran

pada peserta didik/siswa, terutama pada Sekolah Menengah Atas atau Madrasah

Aliyah. Hal ini tentunya dapat dilakukan mengingat faktor pertumbuhan dan

perkembangan yang terjadi pada siswa tersebut. Namun, metode ini sering

diabaikan dalam pencapaian tujuan pembelajaran di dalam kelas. Peneliti ingin

1 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, ( Jakarta; PT.Raja Grafindo Perkasa, 2006 )

2 Amir Daen Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Usaha Nasional, Malang; 1973),h.27

Page 14: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

3

mengetahui apakah diskusi kelompok dapat menjangkau kepada tujuan kegiatan

belajar-mengajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Secara umum Diskusi kelompok ini belum digunakan dalam proses

pembelajaran di kelas secara efektif pada Sekolah Menengah Atas atau Madrasah

Aliyah, untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian pada proses pembelajaran

dengan menggunakan metode diskusi kelompok sehingga dapat dilihat

keberhasilan dalam penggunaan metode ini dibandingkan dengan metode ceramah

yang sering digunakan oleh para pendidik dalam mengajarkan mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam sebelumnya. Diskusi Kelompok yang akan diambil di

sini adalah salah satu metode yang akan dilakukan di kelas seperti halnya metode

pembelajaran lainnya dengan menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran

tersebut, terutama dalam pengajaran pendidikan agama Islam. Melalui diskusi

kelompok menjadikan kelas yang guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan

subjeknya ialah para peserta didik tersebut dalam pencapaian efektifitas

penguasaan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan penguasaan metode

diskusi kelompok meningkatkan siswa dalam memahami materi mata pelajaran

pendidikan Agama Islam di dalam kelas, dengan memodifikasi kelas dalam

pelaksanaannya sebagai satu kesatuan dalam proses pembelajaran. Hal ini

tentunya memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa dalam pemahaman dan

penguasaan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga siswa-siswi tidak

menemukan hambatan dan kendala yang dapat menghambat pemahaman dan

penguasaan mata pelajaran secara efektif di dalam kelas. Acuan yang menjadi

tujuan ini ialah peningkatan belajar yang dilakukan siswa sehingga proses

pembelajaran ini mengenai sasaran yang ditujukan yang terkait dengan proses

belajar-mengajar siswa/siswi.

Alasan penulis memilih Hasil Prestasi Siswa SMA Darussalam karena

peneliti ingin melihat efektifitas metode diskusi kelompok dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang akan dilakukan siswa di kelas. Efektifitas dalam

menguasai pelajaran Pendidikan Agama Islam tentunya dapat ditentukan daya

kekuatan dalam penyampaian materi dengan strategi penggunaan metode yang

dapat memberikan pemahaman dan penguasaan siswa pada mata pelajaran.

Page 15: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

4

Alasan Peneliti melakukan penelitian di SMA Darussalam tersebut karena

pada jenjang sekolah ini dapat dilakukan metode diskusi kelompok dalam proses

pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam. Namun, yang menjadi landasan dari penelitian di sini adalah mengetahui

apakah Metode Diskusi Kelompok dapat digunakan dalam metode pengajaran

Pendidikan Agama Islam, di samping itu peneliti juga ingin mengetahui bentuk

diskusi kelompok seperti apa yang sesuai dengan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, sehingga dapat benar-benar efektif oleh siswa dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam karena siswa Sekolah Menengah

Atas pada umumnya menggunakan metode ceramah di kelas, tidak dengan metode

diskusi kelompok, dan dari penelitian ini pula dapat mengetahui efektifitas

metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

oleh siswa/siswi di dalam kelas.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa hal yang penulis jumpai di SMA Darussalam ialah :

a. Tidak adanya penggunaan kombinasi metode dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

b. Kurangnya pemahaman siswa dalam penguasaan materi pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

c. Tidak adanya penggunaan metode pembelajaran diskusi kelompok di

SMA Darussalam

C. Pembatasan Masalah

Metode belajar yang efektif ialah suatu tanda pembelajaran yang baik

dalam proses pembelajaran, tentunya proses pembelajaran tersebut dilakukan oleh

pendidik secara efektif dengan perumusan pengajaran yang dapat memberi

pengaruh terhadap peseta didik terutama di dalam kelas. Diskusi Kelompok

adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman yang

baik terhadap peserta didik/siswa. Dengan dilakukan di dalam kelas membentuk

pengalaman belajar yang baik dalam pemahaman dan penguasaan Pendidikan

Agama Islam yaitu mengikutsertakan seluruh siswa dengan membentuk

kelompok-kelompok belajar antara satu dengan lainnya yang bercampur baur

Page 16: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

5

dalam proses pembelajaran tersebut, sehingga siswa-siswi dapat memahami dan

menguasai materi dengan baik dengan metode diskusi kelompok tersebut.

Dikarenakan yang menjadi latar belakang masalah penelitiannya adalah

mengenai Metode Belajar Diskusi Kelompok dengan sasaran metodenya adalah

peserta didik, maka berdasarkan uraian di atas, masalah pada penelitian ini

dibatasi pada metode diskusi kelompok dalam Pendidikan Agama Islam di SMA

Darussalam yakni melihat seberapa besar pengaruh dan motif-motif belajar

diskusi kelompok seperti apa yang efektif dapat dilakukan untuk memberikan

pemahaman yang baik dalam mata pelajaran oleh peserta didik dan subjek

penelitian dibatasi oleh siswa SMA Darussalam.

D. Perumusan Masalah

Adapun perumusannya adalah :

a. Apa Diskusi Kelompok berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ?

b. Bagaimana proses metode diskusi kelompok yang dapat meningkatkan

pretasi belajar menurut siswa SMA Darussalam ?

c. Apa bentuk diskusi kelompok yang dapat berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa di SMA Darussalam ?

Dari uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat penulis

identifikasikan ialah “Bagaimana pengaruh Metode Diskusi Kelompok dalam

Pendidikan Agama Islam di SMA Darussalam Ciputat- Tangerang.”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui metode diskusi yang efektif dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar pendidikan agama Islam.

c. Untuk mengetahui metode diskusi kelompok dengan peningkatan

penguasaan mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Page 17: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

6

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan inspirasi guna

melakukan penelitian pada masalah serupa yang lebih mendalam.

b. Penelitian ini dilakukan dalam rangka mencari informasi tentang

pengaruh metode diskusi kelompok dengan peningkatan prestasi

belajar siswa di SMA Darussalam dalam Pendidikan Agama Islam.

c. Menjadi bahan pertimbangan bagi praktisi pendidikan khususnya bagi

pendidikan SMA Darussalam.

d. Sebagai bahan acuan referensi dalam meningkatkan wawasan tentang

metode pembelajaran, baik bagi praktisi pendidikan maupun bagi

peneliti untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan

proses pembelajaran di dalam kelas.

Page 18: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran

Untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dan hasil belajar terdapat cara-

cara atau alat untuk mencapai hasil tujuan tersebut. Mengingat proses pembelajaran

adalah proses dari suatu sistem yang berperan dalam mempengaruhi terwujudnya

peningkatan mutu dan hasil belajar itu sendiri. Adapun pengaruh tersebut ialah ada

pada penggunaan metode dalam pembelajatan tersebut, sehingga kesulitan yang

tampak dalam proses pembelajaran tersebut akan dengan mudah dapat diatasi dan

memberikan pengaruh yang baik dalam sistem pembelajaran tersebut. Tampak dalam

penggunaan metode tersebut adalah ujung pangkal dari seluruh sistem yang berperan

penting dalam mencapai tujuan dari proses perencanaan pembelajaran.

Kata metode berasal dari bahasa Greek ( Yunani ) yang terdiri dari dua kata,

yaitu “metha” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan, cara, alat atau

gaya.1 Secara istilah, menurut H.Muzayyin Arifin “Metode yaitu suatu alat atau cara

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”.2

Demikianlah pengertian dari metode ditinjau dari arti bahasa dan istilah dalam proses

pembelajaran, yang berarti suatu cara atau jalan yang dilakukan/digunakan dalam

satu hal pembelajaran agar mencapai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan pendapat

lain yaitu pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

1M.Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta; Bumi Aksara, 1987) Cet ke-3, h.97

2Muzayyin Arifin, Kafita Selekta Pendidikan Umum dan Agama, (Semarang;PT.CV Toha

Putera, t.t),h.90

Page 19: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

2

terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan lebih merujuk kepada pandangan

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Sedangkan

metode bersifat procedural, maksudnya adalah cara yang tepat dan cepat dalam

melakukan sesuatu, dan tekhnik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka

mengimplementasikan metode. Misalnya cara yang bagaimana yang harus dilakukan

berjalan efektif dan efisien? Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses

ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya berceramah pada

siang hari dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu

dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.3

Metode mengajar sebagai alat pencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan

tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan

persyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode

mengajar yang tepat. Kekaburan di dalam tujuan yang akan dicapai menyebabkan

kesulitan dalam memilih dan menentukan metode yang tepat.4 Pemilihan metode

yang tepat akan dapat membantu pendidik dalam mencapai hasil tujuan yang dicapai,

yaitu dapat memberikan pemahaman yang baik kepada para peserta didik.

Metode mengajar yang baik disesuaikan dengan tingkat kesulitan dari materi-

materi pelajaran. Oleh karena itu, metode yang baik dapat memudahkan pendidik

dalam mencapai hasil tujuan yang dicapai kepada para siswa dengan tidak

menambah kesulitan bagi pendidik dalam proses pembelajaran. Karena dalam hal ini

arti dari proses pembelajaran yaitu proses yang terjadi antara guru dan murid dalam

berinteraksi di dalam kelas menyampaikan dan menerima proses tersebut untuk

mencapai tujuan kedua belah pihak, yaitu seorang guru memberikan/menyampaikan

materi dan siswa menerima seluruh materi yang disampaikan guru untuk

perkembangan peningkatan mutu dan hasil belajar siswa.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi transaksional antara

guru dan siswa dimana proses tersebut bersifat timbal balik, proses transaksional

juga terjadi antara siswa dengan siswa.5 Oleh karena itu metode pembelajaran yang

3Wina Sanjaya.M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan,(Jakarta;Prenada Media,2000) Cet, ke-5, h.127 4 Zuhairini dkk,Metodik Khusus Pendidikan Agama,(Surabaya,Usaha Nasional;1981),h.79

5Ibath Hatimah, dkk, Penelitian Pendidikan (Bandung, UPI Press, 2007) Cet, ke-1,h.2

Page 20: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

3

dapat digunakan ialah yang memudahkan hubungan transaksional tersebut dalam

suatu sistem proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi manfaat dari metode

pembelajaran, tentunya metode pembelajaran yang difikirkan dan disiapkan secara

sistematis dan tersusun dapat memudahkan proses komunikasi transaksional antara

guru dan siswa, juga terjadi antara siswa dengan siswa.

Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran perlu diperhatikan dalam

menentukan tekhnik yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Tekhnik

inilah yang pada akhirnya menentukan berjalan baik atau tidaknya metode

pembelajaran yang direncanakan tersebut. Dengan kata lain, tekhnik yang tidak

dilaksanakan dengan baik akan menyulitkan perencanaan sebelumnya dalam proses

menuju metode pembelajaran yang baik. Tentunya diperlukan tekhnik yang baik

dalam melaksanakan metode pembelajaran dalam bagian menuju satu sistem

pembelajaran yang baik untuk menuju tujuan yang diinginkan guru dan siswa.

Tekhnik ini tentunya terdapat berbagai macam dalam pelaksanaannya, hal ini

diserahkan kepada guru yang akan merencanakan dan melaksanakan metode

pembelajaran tersebut sehingga dapat terlaksana dengan baik dan mencapai hasil dari

tujuan proses pembelajaran.

1. Pentingnya Metode

Mendidik, di samping sebagai ilmu juga sebagai “suatu seni “. Seni

mendidik/ mengajar disini yang dimaksudkan adalah keahlian di dalam penyampaian

pendidikan/pengajaran ( metode mengajar ). Sesuai dengan uraian terdahulu, bahwa

metode mengajar adalah :

a. Merupakan salah satu komponen dari pada proses pendidikan.

b. Merupakan alat mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu

mengajar.

c. Merupakan kebulatan dalam suatu sistim pendidikan.6

Dari hal-hal di atas penyampaian materi ini berarti juga mengandung arti metode

dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Tentunya dalam hal ini tidak cukup saja

hanya memberikan materi yang dilaksanakan melainkan dengan upaya memberikan

pemahaman yang baik ke dalam benak pikiran dan perubahan tingkah laku siswa.

6 Zuhairini,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama,(Surabaya, Usaha Nasional;1981),h.79

Page 21: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

4

Bukan penyampaian materi yang baik saja yang harus dicapai akan tetapi, akan

terlihat efektif atau tidaknya dari hasil yang dilaksanakan. Metode/penyampaian

materi yang efektif akan memberikan kesan yang baik dalam peningkatan mutu dan

hasil yang dicapai dari proses pembelajaran. Tentunya dalam hal ini dalam proses

pembelajaran membutuhkan metode atau cara penyampaian materi yang dapat

diterima dan memberikan hasil yang memuaskan bagi guru dan siswa.

Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama diartikan dengan

suatu sistem yang keseluruhan saling terkait dan berhubungan satu sama lain. Perlu

adanya suatu alat/cara untuk mencapai target yang dapat mencapai sasaran tersebut.

Alat tersebut dinamakan metode yang dapat digunakan untuk membantu mencapai

hasil yang diinginkan. Karena metode ini ialah ujung tombak dari sistem

pembelajaran tersebut, bila tidak efektif dalam penggunaannya akan menghasilkan

juga ketidakefektifan pencapaian tujuan dari suatu sistem pembelajaran. Oleh karena

itu, metode/cara penyampaian materi ini sangat berperan dalam mempengaruhi

berhasil atau tidaknya sistem pembelajaran di dalam kelas sehingga tidak akan

mungkin terjadi suatu hasil yang baik dalam proses pembelajaran bila tidak disertai

dengan pelaksanaan metode yang baik pula.

Telah diakui pula bahwa dalam proses pembelajaran yang baik tidak luput

dari peran serta penggunaan metode dalam proses pembelajaran. Karena dengan

penggunaan metode ini berarti merealisasikan strategi yang telah ditetapkan ari

perencanaan pembelajaran yang ingin dicapai. Hal ini berarti metode juga termasuk

bagian dari strategi dalam pembelajaran untuk dapat dilihat hasil yang akan

ditunjukkan dari pengaruh pelaksanaan metode. Jadi, demikianlah dapat diketahui

bahwa metode dalam proses pembelajaran ini ialah ujung tombak dalam

merealisasikan strategi yang darencanakan sebelumnya sehingga dengan jelas dapat

dilihat hasil yang akan dilakukan dari proses pembelaharan ini.

�Dengan demikian dapat dirasakan dalam menggunakan met/de atau tidak dalam

pembelajaran akan terlihat dari hasil yang ditunjukkaN dari proses tersebut. Begitu

pentingnya metode ini jadi tidak heran bila metode ini selalu beriringan dengan

proses pembelajaran dan dapat dibuktikan dengan jelas bila terdaapat hasil dan mutu

yang kurang baik atau memuaskan di dalam kelas, maka terdapat masalah dalam

Page 22: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

5

penggunaan metode dalam proses pembelajaran tersebut. Namun, perlu diperhatikan

metode yang baik pun tidak akan menghasilkan yang baik pula bila tidak didukung

dari kesiapan dan kesigapan dari guru sendiri.

Dengan pentingnya metode ini dapat terlihat jelas hasil dan pencapaian yang

baik dari proses pembelajaran. Perlunya penggunaan metode pembelajaran yang

tepat dan sesuai untuk meningkatkan mutu hasil pembelajaran.

2. Macam-macam Metode

Beberapa ahli pendidikan mengemukakan macam-macam metode

pembelajaran, yang saling berbeda pendapat dari segi jumlah metode yang digunakan

pada proses pembelajaran. Namun, untuk perkembangan dan peningkatan proses

pembelajaran tersebut keseluruhan metode-metode tersebut dapat digunakan dan

diakui sebagai bagian dari metode suatu pembelajaran di dalam kelas, Adapun

macam-macam metode tersebut adalah :

1. Metode Ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara

menyampaikan pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan

jalan penerangan dan penuturan secara lisan.7 Dapat juga dikatakan

metode ceramah ialah penuturan bahan pelajaran secara lisan.8 Dengan

demikian dapat diketahui dengan jelas bahwa metode ceramah ini ialah

metode dalam pembelajaran menggunakan lisan dan pernyataan dalam

penyampaian materi kepada peserta didik.

2.Metode Tanya Jawab ialah metode pembelajaran yang memungkinkan

terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic. Sebab pada

saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.9 Pendapat yang lain

juga mengatakan metode tanya jawab ini yaitu suatu metode penyampaian

pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab,

atau suatu metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedang murid

7 Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83 8 Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.105 9 Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83

Page 23: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

6

menjawab tentang bahan/materi yang ingin diperolehnya. Metode ini

dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang

sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian murid dengan berbagai cara

(sebagai appersepsi, selingan, dan evaluasi).10

Dengan demikian metode

tanya jawab ini ialah metode yang digunakan dalam penyampaian materi

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pengajuan pertanyaan-

pertanyaan dan dijawab oleh murid.

3. Metode Diskusi ialah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada

suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk menumbuhkan

suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami

tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.11

Pendapat lain

mengatakan metode diskusi ialah suatu metode di dalam mempelajari bahan

atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga

berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.

Metode ini dimaksudkan untuk merangsang murid berfikir dan

mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran dalam

satu masalah bersama yang terkandung banyak kemungkinan-kemungkinan

jawaban.12

Dengan demikian dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa

metode diskusi ialah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran

dengan memberikan permasalahan kepada siswa, sehingga terjadinya saling

tukar pikiran dan pandangan dalam diskusi untuk memecahkan permasalahan

tersebut oleh murid.

4. Metode Demonstrasi dan Eksperimen merupakan metode pengajuan pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu

proses situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar

10

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83 11

Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.97 12

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83

Page 24: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

7

tiruan.13

Adapun pendapat lain mengatakan metode demonstrasi dan

eksperimen ini yaitu suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang

lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh

kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu.

(misalnya : proses cara mengambil air wudhu, proses cara mengerjakan

shalat jenazah dan sebagainya). Sedangkan metode eksperimen adalah

metode pengajaran dimana guru dan murid-murid bersama-sama

mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui.

(misalnya : mengadakan eksperimen tentang tanah/debu yang dapat

dipergunakan untuk tayamum, eksperimen untuk merawat jenazah dan

sebagainya).14

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode

demonstrasi dan eksperimen ialah suatu metode dalam proses pembelajaran

dengan guru dalam penyampaian materi kepada murid/siswa memperagakan

dan mempertunjukkan suatu proses situasi atau benda tertentu.

5. Metode Tugas dan Resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah tetapi lebih

luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik

secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bias dilaksanakan di

rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya.15

Pendapat lain

mengatakan bahwa metode tugas dan resitasi ini yaitu suatu metode dimana

murid diberi tugas khusus di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode

ini anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tapi dapat

dikerjakan juga di perpustakaan, di laboratorium, di ruang-ruang praktikum

dan lain sebagainya untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada guru.16

Dengan demikian dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa metode

tugas dan resitasi ini ialah suatu metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan pemebrian tugas khusus di luar jam

13

Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.100 14

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83 15

Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.102 16

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83

Page 25: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

8

pelajaran kepada siswa, dan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru di manapun dapat dikerjakan oleh siswa, dengan catatan tempatnya

benar-benar mendukung dan kondusif dalam belajar.

6. Metode Kerja Kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung

pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan

(kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil.17

Dapat

juga dikatakan bahwa metode kerja kelompok ini yaitu kelompok kerja dari

kumpulan beberapa individu yang bersifat paedagogis yang di dalamnya

terdapat adanya hubungan timbal balik (kerjasama) antara individu serta

saling percaya mempercayai.18

Dari beberapa pernyataan di atas dapat

dipahami dengan jelas bahwa metode kerja kelompok ini ialah suatu metode

dalam proses pembelajaran dengan pemebrian tugas kepada siswa dan

dikerjakan secara berkelompok dalam pelaksanaan metode ini.

7. Metode Sosiodrama ialah bentuk metode mengajar dengan

mendramakan/memerankan cara tingkah laku di dalam hubungan social.

Sedangkan bermain peranan lebih menekankan pada kenyataan di mana para

murid diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam mendramakan

masalah-masalah hubungan social.19

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa metode sosiodrama ini ialah suatu metode yang digunakan dalam

proses pembelajaran dengan cara pendidik mendramakan/memerankan cara

tingkah laku di dalam hubungan sosial, sehingga siswa terpengaruh dari segi

emosional untuk mengikuti dari peranan tingkah laku yang dilakukan oleh

guru.

8. Metode Karyawisata ialah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan

dengan jalan mengajak anak-anak ke luar kelas untuk dapat memperlihatkan

hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya dengan pelajaran.

Dalam perjalanan karyawisata ada hal-hal tertentu yang telah direncanakan

17

Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.103 18

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83 19

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83

Page 26: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

9

oleh guru untuk didemonstrasikan/ditunjukkan kepada siswa, di samping ada

hal-hal yang secara kebetulan diketemukan dalam perjalanan tamasya

tersebut, Misalnya : pengenalan terhadap kekuasaan Tuhan dalam penciptaan

alam semesta.20

Dapat juga berarti metode karya wisata (field trip) ini dalam

arti metode pembelajaran yang mempunyai arti tersendiri yang berbeda

dengan karya wisata dalam arti umum. Karya wisata ini berarti kunjungan ke

luar kelas dalam rangka belajar.21

Dengan demikian dari pernyataan di atas

dapat dipahami bahwa metode karya wisata ini ialah suatu metode dalam

proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada kunjungan ke luar kelas

untuk dapat memperlihatkan kepada siswa hal-hal atau peristiwa yang ada

hubungannya dengan pelajaran.

9. Metode Drill/Latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu

ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat

latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berfikir, maka

hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode

ini.22

Pendapat lain mengatakan bahwa metode drill/latihan ini ialah suatu

metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan malatih anak-anak

terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Metode drill/latihan siap

biasanya digunakan pada pelajaran-pelajaran yang bersifat motoris, seperti :

pelajaran menulis, pelajaran bahasa, dan pelajaran-pelajran keterampilan,

lalu pelajaran-pelajaran yang bersifat kecakapan mental dalam arti melatih

anak-anak berfikir cepat.23

Dengan demikian dapat diketahui dengan jelas

bahwa metode drill/latihan ini ialah suatu metode yang digunakan dalam

proses pembelajaran dengan cara memberikan keterampilan dan ketangkasan

20

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83 21

Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.105 22

Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.104 23

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83

Page 27: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

10

kepada siswa dari apa yang telah dipelajari, dalam hal ini keterampilan atau

ketangkasan yang diberikan bersifat motoris.

10. Metode Sistem Regu ialah suatu metode pembelajaran : dua orang guru atau

lebih bekerja sama pembelajaran sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi

beberapa guru.24

Hal ini berarti juga bahwa metode sistim regu (Team

Teaching) ini yaitu metode mengajar di mana dua orang guru (atau lebih

bekerja sama mengajar sekelompok murid).25

Dari pernyataan di atas dapat

disimpulkan bahwa metode sistim regu ini ialah suatu metode dalam proses

pembelajaran dengan cara/tekhnik dua orang guru atau lebih bekerja sama

mengajar sekelompok murid. Jadi terdapat beberapa guru dalam proses

pembelajaran tersebut.

11. Metode Problem Solving adalah suatu metode dalam pendidikan dan

pengajaran dengan jalan melatih anak-anak untuk menghadapi masalah-

masalah dari apa yang paling sederhana sampai kepada masalah yang sulit.26

Pendapat lain mengatakan bahwa metode problem solving (metode

pemecahan masalah) ini yaitu bukan hanya sekedar metode pembelajaran

tetapi juga metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat

menggunakan metode-metode lainnya dengan mencari data sampai kepada

menarik kesimpulan.27

Dengan demikian dapat diketahui dengan jelas bahwa

metode problem solving ini ialah suatu metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan cara memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh

guru, sehingga siswa dapat mencari jawaban dari masalah tersebut dengan

cara berfikir pada masalah tersebut dan dapat menarik kesimpulan dari

masalah tersebut. Demikian metode-metode yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran untuk menunjang guru dalam mengatasi masalah dalam

penyampaian materi kepada siswa. Dari beberapa metode di atas seorang

24

Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.104 25

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83 26

Zuhairini dan Abdul Ghafir,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Malang;PT.FT IAIN

Sunan Ampel, 1983) cet,Ke-8,h.83 27

Asep Herry Hermawan,dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;UPI

Press,2007)Cet,Ke-1, h.104

Page 28: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

11

guru dapat menggunakan dan menvariasikan beberapa metode tersebut,

dengan harapan dapat mencapai hasil dari tujuan proses pembelajaran yaitu

memberikan pemahaman dan peningkatan dari proses pembelajaran ini.

3. Faktor-faktor penyebab banyaknya metode mengajar

Sesuai dengan kekhususan-kekhususan yang ada pada masing-masing

bahan/materi pelajaran, baik sifat maupun tujuan maka diperlukan metode-metode

yang berlainan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Dari

perbedaan mata pelajaran tersebut, tentunya tidak seluruh metode dapat digunakan

dalam satu mata pelajaran, dipilih metode yang sesuai dengan tujuan akhir dari mata

pelajaran tersebut sehingga dengan metode yang dipilih dapat memudahkan dalam

pengajaran, bukan malah menyulitkan dalam pengajaran satu mata pelajaran.

Faktor-faktor penyebab bermacam ragamnya metode mengajar, yaitu :

1. Tujuan yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran sesuai dengan jenis,

sifat maupun isi mata pelajaran masing-masing..

2. Perbedaan latar belakang individual anak, baik latar belakangkehidupan,

tingkat usianya maupun tingkat kemampuan berfikirnya.

3. Perbedaan situasi dan kondisi di mana pendidikan berlangsung; dengan

pengertian bahwa disamping perbedaan jenis lembaga pendidikan (sekolah)

masing-masing, juga letak geografis dan perbedaan sosial kultural ikut

menentukan metode yang dipakai guru.

4. Perbedaan pribadi dan kemampuan dari pada pendidik masing-masing.

5. Karena adanya sarana/fasilitas yang berbeda baik dari segi kualitas maupun

segi kuantitasnya.

Demikianlah yang menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya berbagai macam

ragamnya dari metode mengajar dalam proses pembelajaran, yang bertujuan untuk

tercapainya tujuan dari pembelajaran dan memudahkan menyampaikan bahan materi

ajar dengan baik dan efektif melalui metode yang sesuai dengan masing-masing mata

pelajaran.

Page 29: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

12

4. Metode Diskusi dan manfaatnya

Pengertian Diskusi ditinjau dari segi bahasa dan istilah meliputi, diskusi

berasal dari bahasa latin, yaitu “discussus” yang berarti “to examine”, “investigate”

(memeriksa, menyelidiki). “Discuture” berasal dari akar kata “dis” dan “cuture”. Dis

artinya terpisah dan Cuture artinya menggoncang atau memukul.

Secara etimologi, “discuture” berarti suatu menjadi jelas dengan cara memecahkan

atau menguraikannya. (to clear away by breaking up or cuturing). Diskusi secara

umum, adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi

secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi (information sharing),

saling mempertahankan pendapat (self maintenance) dalam memecahkan suatu

masalah tertentu (problem solving).28

Metode Diskusi menurut Drs.M.Basyiruddin Usman M.Pd, adalah suatu cara

mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan

saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif.29

Sedangkan metode

diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara yang dilakukan dalam

mempelajari bahan atau menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikannya,

dengan tujuan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada

siswa.30

Sedangkan kelompok berarti bersama-sama dalam satu kelompok kurang

lebih dari tiga orang atau lebih yang saling berinteraksi dan bertukar ide, informasi

sehingga satu sama lain memberi respon/tanggapan dan jawaban dari jawaban antara

satu dengan lainnya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa Metode Diskusi Kelompok ialah

suatu cara atau metode dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan

mempelajari bahan materi pengajaran dan mendiskusikannya secara berkelompok,

bertukar ide, argumentasi dan referensi dalam upaya untuk mencari solusi atau

jawaban dari permasalahan yang terdapat pada satu mata pelajaran sehingga dapat

mencapai hasil dari tujuan pembelajaran secara aktif dan efektif.

28

Ramayulis, op.Cit, h.145 29

M.Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta; Ciputat Press,

2002), Cet.ke-1,h.36 30

Zuhairini, et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya; Usaha Nasional, 1983),

Cet.Ke-8, h.89

Page 30: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

13

Menurut Basyiruddin Usman ada beberapa jenis diskusi yang dapat dilakukan

oleh guru dalam membimbing belajar siswa, terutama belajar dalam berkelompok

antara lain :

a. Whole group

b. Diskusi kecil/diskusi kelompok

c. Buzz group

d. Panel

e. Syndicate group

f. Symposium

g. Informal Debate

h. Fish bowl

i. The open discussion group

j. Brain Storming31

Jenis-jenis diskusi ini dapat dilakukan dalam proses pembelajaran secara

berkelompok. Dari macam-macam disksui di atas dapat dijelaskan secara terperinci,

yaitu :

1) Whole group merupakan bentuk diskusi kelas dmana para peserta duduk

setengah lingkaran. Dalam diskusi ini guru bertindak sebagai pemimpin,

dan topik yang akan dibahas telah direncanakan sebelumnya.

2) Diskusi kecil/diskusi kelompok

Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil

yang terdiri dari 4-6 orang peserta, dan juga diskusi kelompok besar yang

terdiri dari 7-15 orang anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang

suatu topik tertentu dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.

Para anggota diskusi diberikan kesempatan berbicara atau mengemukakan

pendapat dalam pemecahan masalah.

3) Buzz group

Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi kelompok.

Kelompok kecil yang terdiri 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur

sedemikian rupa agara para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatapmuka

dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan di tengah-tengah pelajaran

atau di akhir pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam

kerangka bahan pelajaran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-

31

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Ciputat Press; Cet I Juni

2002 Jakarta) h.42-43

Page 31: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

14

pertanyaan yang muncul.

4) Panel

Yang dimaksud [anel disini adalah suatu bentuk diskusi yang terdiri dari

3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topic tertentu dan duduk

dalam bentuk semi melingkar. Yang dipimpin oleh seorang moderator.

Panel ini secara fisik dapat berhadapan langsung dengan audien atau dapat

juga secara tidak langsung. Sebagai contoh diskusi panel yang terdiri dari

para ahli yang membahas suatu topik di muka televisi. Biasanya dalam

diskusi panel ini para audien tidak turut bicara. Namub dalam forum

tertentu para audien diperkenankan untuk memebrikan tanggapannya.

5) Syndicate group

Dalam bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil

yang terdiri dari 3-6 peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-

tugas tertntu atau tugas yang bersifat komplementer. Guru menjelaskan

garis besar permaslahan, menggambarkan asapek-aspeknya, dan kemudian

tiap kelompok diberi tuags untuk mempelajari aspek-aspek tertentu. Guru

diharapkan dapat menyediakan sumber-sumber informasi atau referensi

yang dijadikan rujukan oleh para peserta.

6) Symposium

Dalam symposium biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyanggah,

moderator, dan notulis, serta beberapa peserta simpusium. Pembawa

makalah diberi kesempatan untuk menyampaikan makalahnya di muka

peserta secara singkat (antara 10-15 menit) selanjutnya diikuti oleh

penyanggah dan tanggapan para audien. Bahasan diskusi kemudian

disimpulkan dalam bentuk rumusan hasil symposium.

7) Informal Debate

Biasanya bentuk diskusi ini dibagi menjadi dua tim yang agak seimbang

besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan

tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal.

8) Fish bowl

Bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang

Page 32: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

15

ketua untuk mencari suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah

melingkar dengan dua atau tiga kursi yang kosong menghadap peserta

diskusi kelompok pandangan duduk mengelilingi jkelompok diskusi yang

seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkok.

Selama diskusi kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan

pendapatnya dapat duduk di kursi yang kosong yang telah disediakan.

Apabila ketua diskusi mempersilahkannya bicara, maka dia boleh bicara, dan

kemudian meninggalkan kursi tersebut setelah selesai bicara.

9) The open discussion group

Kegiatan dalam bentuk ini akan dapat mendorong siswa agar lebih tertaik

untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam mengemukakan

pendapat, mendengarkan dengan baik, dan memperhatikan suatu pokok

pembicaraan dengan tekun. Jumlah anggota kelompok yang baik terdiri

antara 3-9 orang peserta. Dengan diskusi ini dapat membantu para siswa

belajar mengemukakan pendapat secara jelas, memecahkan masalah,

memahami apa yan dikemukakan oelh orang lain dan dapat menilai kembali

pendapatnya.

10) Brain Storming

Bentuk diskusi ini akan menjadi baik bila jumlah anggotanya terdiri dari

8-12 orang peserta. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat

menyumbangkan ide dalam pemecahan masalah. Hasil bahasan yang

diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa

percaya diri dalam upaya mengembangkan ide-ide yang ditemukan atau

dianggap benar.

Demikianlah beberapa jenis atau model diskusi dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam di dalam kelas. Dengan memilih diantara satau model

tersebut akan terwujud diskusi dalam kelompok kecil dalam proses pembelajaran

yang baik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Tentunya model-model di

atas dapat dilakukan hanya di dalam kelas maupun dalam kelompok yang lebih kecil

Page 33: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

16

sehingga diskui ini dapat berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar

siswa/siswi.

Adapun penggunaan diskusi yang tertera di atas paling sederhana dalam

pelaksanaanya dan sesuai dengan tingkatan pembelajaran dalam diskudi maka yang

paling tepat digunakan yaitu diskusi informal (Informl Debate) dan diskusi kelompok

kecil.

Diskusi kelompok kecil inilah yang dipakai peneliti dalam penelitian ini guna

memberikan pengaruh pada pengingkatan prestasi belajar siswa/siswi dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pertama : Pemilihan topik yang akan didiskusikan dapat dilakukan oelh guru dengan

siswa atau oleh siswa itu sendiri.

Kedua : Dibentuk kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 4-6 anggota setiap

kelompok dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang notulis.

Pembentukan kelompok dapat dilakukan secara acak atau memperhatikan

minat dan latar belakang siswa.

Ketiga : Dalam pelaksanaan diskusi. Para siswa melakukan diskusi dalam kelompok

masing-masing, sedangkan guru memperhatikan dan memberikan petunujuk

bilamana diperlukan.

Keempat : Laporan kecil hasil diskusi, hasil diskusi dilaporkan secara tertulis oleh

masing-msing kelompok kemudian diadakan suatu forum panel diskusi

untuk menanggapi etiap laporan kelompok tertentu.

Terdapat manfaat dari Metode Diskusi Kelompok dalam proses pembelajaran.

Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap

belajar siswa antara lain :

a) Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik

ketimbang ia memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai sumbangan

pikiran dari peserta lainnya, yang dikemukakan dari berbagai sudut

pandangan.

b) Mereka tidak terjebak kepada jalan pikirannya sendiri yang kadang-kadang

salah, penuh prasangka dan sempit, karena dengan diskusi ia

Page 34: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

17

mempertimbangkan alasan-alasan orang lain, menerima berbagai pandangan

dan segera hati-hati mengajukan pendapat dan pandangannya sendiri,

c) Berbagai diskusi timbul dari percakapan guru dan murid mengenai suatu

kegiatan belajar yang akan mereka lakukan. Bila kelompok/kelas itu ikut

serta membicarakan dengan baik, niscaya segala kegiatan belajar akan

beroleh dukungan bersama dari seluruh kelompok/kelas sehingga dapat

diharapkan hasil belajarnya akan lebih baik lagi.

d) Diskusi Kelompok/kelas member motivasi terhadap berpikir dan

meningkatkan perhatian kelas terhadap apa-apa yang sedang mereka pelajari

karena itu dapat membantu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru

dengan alasan-alasan yang memadai, bukan hanya sekedar jawaban “ya” atau

“tidak” saja.

e) Diskusi juga membantu mendekatkan atau mengeratkan hubungan antara

kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada

anggota kelas, karena dari pembicaraan itu mereka berkesempatan menarik

hal-hal atau pengertian-pengertian baru yang dibutuhkan.

Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi dapat merupakan cara belajar

Yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena hal tersebut merupakan

pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu, sehingga

dapat pula mengurangi ketegangan-ketegangan batin dan mendatangkan keputusan

dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.32

Demikianlah beberapa manfaat dari metode diskusi yang digunakan sebagai

metode dalam pembelajaran di kelas ini sehingga membawa dampak yang baik dan

dapat mempengaruhi siswa dalam upaya peningkatan dan pengembangan

pengetahuan dengan memanfaatkan metode diskusi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan bagi proses pembelajaran yang terjadi di kelas.

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

Metode Diskusi mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya :

32

Ramayulis, op.Cit, h.151-152

Page 35: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

18

a. Suasana kelas lebih hidup, sebab anak-anak mengerahkan

perhatian/pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi

anak dalam hal ini lebih baik.

b. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti : toleransi,

demokratis, berfikir kritis, sistimatis, sabar dan sebagainya.

c. Kesimpulan hasil diskusi mudah difahami anak, karena anak-anak mengikuti

proses berfikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.

d. Anak-anak dilatih belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata-tertib dalam

suatu musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang sebenarnya.

Kekurangan Metode Diskusi

Metode Diskusi mempunyai beberapa kekurangan, di antaranya :

a. Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini,

diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab

dan dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh.

b. Sulit menduga hasil yang dicapai, karena waktu yang dipergunakan untuk

diskusi cukup panjang.

c. Para siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan ide-ide atau pendapat

mereka secara ilmiah atau sistematis.

Demikianlah kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan metode diskusi ini.

Namun, perlu diingat kembali bahwa metode ini mempunyai kelebihan yang lebih

baik, bila dibandingkan dengan kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan metode

diskusi ini, yaitu dapat berpengaruh langsung terhadap perkembangan dan

peningkatan kepribadian siswa/peserta didik sehingga mampu untuk menyampaikan

ide-ide atau informasi, kemudian dapat menjawab dan merasakan sendiri respon

yang berlangsung dalam pelaksanaan metode diskusi ini.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan dalam bahasa Arab dikenal dengan dengan tiga kata yaitu :

Ta’lim, Ta’dib dab Tarbiyah. Istilah dalam Pendidikan Islam dari ketiga kata tersebut

Page 36: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

19

saling berhubungan dengan makna Pendidikan secara keseluruhan. Namun,

diterjemahkan kata At-Ta’dib berarti memberi adab/akhlak/mendidik, kata At-Ta’lim

yang berarti hal yang mengajar/melatih sedangkan kata At-Tarbiyah dengan arti kata

pendidikan.33

Dilihat dari asal bahasa, kata At-Tarbiyah mempunyai tiga asal kata,

pertama kata Tarbiyah berasal dari kata “raba yarbu” yang berarti “Jadawa nama”

“bertambah dan tumbuh”. Kedua kata At-Tarbiyah berasal dari kata “rabiya yarbaa”

berarti “masayara wa tara’ ra’a, tumbuh dan berkembang. Ketiga kata At-Tarbiyah

dari kata “”rabba – yarubbu” berarti aslahuhu, tawalla amrahu, sasahu, qama’alaihi

waraahu, memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga dan memelihara.34

Dengan demikian istilah pendidikan yang relevan dengan rekanan konsep

bahasa Arabnya adalah At-Tarbiyah, sehingga istilah Pendidikan Islam akan menjadi

At-Tarbiyah Al-Islamiyah, bukan At-Ta’lim Al-Islamiy ataupun At-Ta’dib Al-

Islamiy.35

Dari paparan di atas dapat diketahui dengan jelas tentang kata yang relevan

untuk istilah Pendidikan Islam dengan makna pendidikan secara keseluruhan sesuai

dengan arti dari kata At-Tarbiyah yang berarti Pendidikan. Jadi, dapat diketahui

bahwa pengertian Pendidikan Agama Islam yaitu Keseluruhan aktivitas pendidikan

yang berlandaskan kepada ajaran dan doktrin agama Islam. Dengan cara

merencanakan dan memberikan pendidikan yang sesuai dengan agama Islam sebagai

sumber dari pendidikan tersebut.

Namun secara khusus tentang pengertian Pendidikan Agama Islam berarti

usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar

supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran islam. Demikianlah yang dimaksud

dengan pengertian pendidikan agama Islam secara khusus yang tidak

membandingkan dengan Pendidikan islam yang sebetulnya saling berkaitan antara

keduanya yaitu sama-sama memberikan pengajaran pendidikan agama Islam.

33

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia; (Jakarta, YP3A, 1973),h.37,137 dan 278 34

Abd.Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam ( Jakarta, Kalam Mulia,2002)

Cet.I h. 10 35

Abd.Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam ( Jakarta, Kalam Mulia,2002)

Cet.I h. 10

Page 37: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

20

2. Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan Islam dalam hal ini menyiapkan generasi yang mempunyai nilai

moral dan pengetahuan yang baik. Imam Ghazali sebagaimana dikutip oelh

Djamaluddin mengemukakan tentang tujuan pendidikan agama Islam yaitu membina

insan paripurna yang taqarrub kepada Allah, bahagia dunia dan akhirat, tidak dapat

dilupakan pula orang yang rajin mengikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan

ilmu yang dipelajarinya dak kelezatan pula ini dapat mengantarkannya pada

pembentukan insan paripurna.36

Dengan demikian dari pernyataan di atas dapat

diketahui tujuan pendidikan Islam ini berarti membentuk manusia yang lebih dekat

dengan Allah sebagai tujuan akhir untuk mengapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Untuk menciptakan kebahagiaan dalam tiap-tiap individu untuk menjalani kehidupan

di dunia.

Adapun menurut Fadlil Al-Jamaly sebagaimana dikutip oleh Abdul Halim

Soebahar merumuskan tujuan pendidikan Islam yang lebih rinci sebagai berikut :

1. mengamalkan manusia akan perananya diantara sesama (makhluk) dan

tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini

2. mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam

tata hidup bermasyarakat.

3. mengenalkan manusia akan alam ini, dan mengajar mereka untuk mengetahui

hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk

mengambil manfaat dari alam tersebut.

4. Mengenalkan manusia akan pencipta lama ini (Allah) dan memerintahkan

beribadah kepadanya (Al-jamali, 1986:3).37

Dalam hal ini berarti arti tujuan pendidikan secara luas atau secara umum dan

terinci dengan tidak melupakan sebagai hamba Allah yang senantiasa berusaha untuk

menjadi makhluk yang mampu menjalani hidup ini secara keseluruhan baik secara

pribadi maupun sosial. Dengan arti pula menciptakan dan mewujudkan suatu hal

36

Djamaluddin,dkk, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung ; PT.Pustaka Setia, 1998)

Cet.Ke-II h.14-15 37

Abd.Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam ( Jakarta, Kalam Mulia,2002)

Cet.I h. 30

Page 38: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

21

yang baik pada pribadi dan lingkungan sekitar. Sedangkan tujuan pendidikan Islam

dalam arti khusus yang berkaitan dengan individu, yaitu :

1. Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai

keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat umumnya.

2. Tujuan-tujuan profesionil yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran

sebagai ilmu.38

Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa hal demikian tujuan pendidikan

Islam dalam arti khusus, yaitu yang berkaitan dengan individu-individu untuk

menjadi manusia yang lebih baik sebagai hamba Allah. Dengan mewujudkan hal di

atas dalam tercapainya tujuan yang lebih baik dan bermanfaat tanpa melupakan dari

kewajiban dari ajaran agama Islam itu sendiri yaitu menjadi makhluk yang terbaik

dan menjalankan amal ma’ruf dan nahi munkar. Dengan kedinamisan potensi yang

dimilikinya akan menciptakan manusia-manusia yang mampu menjadi contoh atau

teladan dengan banyak keterampilan dan kemampuan yang baik yang dimilikinya.

Tujuan-tujuan yang demikianlah yang diharapkan dari pendidikan Islam, yaitu :

1. Tujuan individu

2. Tujuan Sosial

3. dan tujuan profesionil

Jadi, tujuan pendidikan Islam demikian luasnya untuk menciptakan manusia yang

mempunyai akhlak dan bertanggung jawab terhadap dirinya, terhadap masyarakat

dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah.

Dari paparan di atas adalah tujuan umum dari pendidikan Islam. Namun

tujuan dari pendidikan Agama Islam ialah :

a. Tujuan sementara

Tujuan ini ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi

sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum

pendidikan formal.

b. Tujuan Operasional

Tujuan ini ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah

38

Omar Mohammad Al-Tommy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta, t.t Bulan

Bintang ) h. 399

Page 39: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

22

kegiatan pendidikan tertentu.39

Adapun tujuan pendidikan agama Islam di SMA yaitu :

a. memperluas materi tingkat SLTP

b. memberikan ajaran-ajaran agama sejauh mungkin secara rasionil baik yang

berhubungan dengan keimanan, ibadah maupun pergaulan.

c. memberikan ajaran-ajaran agama yang menyangkut segi-segi social,

kebudayaan, hukum, ekonomi dan moral.

d. perkembangan agama dan aliran-aliran dalam agama

e. perluasan lebih lanjut terhadap bahasa asli agama

f. sejarah perkembangan agama dan kebudayaan.40

Demikianlah tujuan dari pendidikan agama Islam secara khusus di sekolah

menengah atas yang sesuai dengan tujuan dari pendidikan islam yang umum.

3. Fungsi Pendidikan Islam

Pendidikan Islam mempunyai pengaruh yang besar dalam peningkatan

mutu sumber daya manusia. Dalam hal ini dalam pendidikan Islam, selain

mempunyai tujuan yang mulia, juga mempunyai fungsi-fungsi Pendidikan Islam,

yaitu :

Dilihat dari segi pendidikan, Agama Islam besar pengaruhnya terhadap

perkembangan kehidupan manusia. Tentunya dengan ini membuktikan bahwa fungsi

Pendidikan Agama Islam sangat berguna untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu,

fungsi pendidikan agama Islam dapat dilihat dalam dua dimensi, yaitu :

1. Dimensi mkro (internal), yaitu manusia sebagai subyek dan obyek

Pendidikan. Pada dimensi ini, pendidikan yang dilakukan berfungsi

memelihara dan mengembangkan fitrah (potensi) insani yang ada di dalam

diri anak didik seoptimal mungkin sesuai dengan norma agama. Dengan

upaya ini diharapkan pendidikan agama Islam mampu membentuk insan

yang berkualitas dan mampu melaksanakan kewajiban dan tanggung

jawabnya baik bagi pribadi, maupun kepada masyarakat. Dengan kata lain,

fungsi pendidikan Islam adalah sebagai uapaya menuju terbentuknya

kepribadian muslim seutuhnya.

2. Dimensi mikro (eksternal), yaitu perkembangan kebudayaan dan

peradaban manusia sebagai hasil akumulasi dengan lingkungannya. Pada

dimensi ini, pendidikan yang dilakukan berfungsi sebagai saran pewaris

budaya dan identitas suatu komunitas yang di dalamnya manusia

39

Nurul Uhbiyati.Ilmu Pendidikan Islam,(CV Pustaka Setia,Cet II September 1999 Bandung

) h.34 40

Opcit.h.62-63

Page 40: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

23

melakukan berbagai bentuk interaksi dn saling mempengaruhi antara satu

dengan lainnya.41

Dari keterangan di atas dapat diketahui, bahwa fungsi pendidikan Islam

terdapat dua dimensi yaitu dimensi mikro yang menunjukkan upaya menuju

terbentuknya pribadi muslim seutuhnya dan dimensi mikro, yaitu diemnsi eksternal

yang menunjukkan upaya melakukan berbagai interaksi antara satu dengan lainnya.

Dengan demikian dapat diketahui dengan jelas fungsi pendidikan Islam secara

umum, yaitu :

1. Makro (universal)

Untuk memantapkan proses internalisasi nilai universal dalam diri peserta

didik.

2. Messo (sosial)

Pendekatan ini mengupayakan terbentuknya konstruksi sosial yang dinamis

melalui program pendidikan.

3. Ekso (kultural)

Program ini memberi petunjuk dan kompetensi bagi peserta didik. Untuk

menyerap nilai-nilai kontemporer yang menunjang nilai-nilai sakral dalam

rangka proses symbiosa kulturalis bagi pembinaan akhlak.

4. Mikro (individual)

Yang membina kecakapan seseorang sebagai teanga profesional, yang

mampu mengamalkan ilmu, teori dan informasi yang diperoleh, sekaligus

terlatih dalam memecahkan problem yang dihadapi.42

Dengan demikian dapat disimpulkan dari fungsi pendidikan islam yaitu :

1. Makro (universal)

2. Mikro (individu)

3. Messo (sosial)

4. Ekso (kultural)

Namun yang dimaksud dengan fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu sesuadi

dengan fungsi pendidikan Islam. Yaitu sebagai :

a. sebagai pedoman dalam pengkajian pelajaran

b. sebagai petunjuk dan pengarah dalam pengkajian pelajaran

41

Nizar,Syamsul DR,MA, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat Press, 2002) h.121 42

Abd.Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam ( Jakarta, Kalam Mulia,2002)

Cet.I h.

Page 41: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

24

C. Prestasi

1. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum memahami dari kata prestasi belajar ini secara keseluruhan,

baiknya dapat memahami pengertian dari kata prestasi dengan kata belajar terlebih

dahulu, karena dengan adanya pemisahan dari kedua kata tersebut dapat dipahami

arti dari kata prestasi belajar tersebut. Dalam kamus populer kata prestasi berasal dari

bahasa belanda “prestatie” kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”

yang diartikan dengan apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keletan belajar.43

Sedangkan dalam

kamus pelajar, kata “prestasi” diartikan sebagai hasil yang diperoleh dengan kerja

keras yang dilakukan oleh seseorang.44

Dari pernyataan di atas dapat diketahui

dengan jelas bahwa prestasi itu ialah suatu usaha yang dilakukan dengan cara kerja

keras dan semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang diinginkan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan usaha dari hasil keuletan dan

kedisiplinan dalam belajar.

Dalam bahasa Inggris belajar disebut learning, yang didefinisikan “Sebagai

perubahan yang relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh kemudian

melalui pengalaman-pengalaman.45

Menurut Cronbach yang dikemukakan oleh fadhillah Suralaga,dkk,

mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Definisi lain yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Kimble bahwa

belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang merupakan hasil dari

pengalaman. Sedangkan James Whittaker, masih sama dikemukakan oleh Fadhillah

Suralaga,dkk, mendefinisikan belajar sebagai proses dimana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.46

Dari paparan di atas

dapat disimpulkan bahwa kata belajar yang berarti suatu proses yang dilakukan untuk

perubahan tingkah lauk yang dilakukan denga pengalaman-pengalaman.

43

S.F Habeyb, Kamus Populer (Jakarat, Centra 1983), Cet.20 h.196 44

Djalinus Syah, et. Al, Kamus Pelajar ( Jakarta ; Rineka Cipta 1992), Cet I h. 168 45

Linda L.davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, (jakarat; Erlangga 1988) Cet Ke 2 h. 175 46

Fadhillah Suralaga,dkk, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; UIN Jakarta Press, 2005) Cet I,

h.62

Page 42: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

25

Adapun menurut pendapat Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi

Pendidikan mengemukakan pendapat beberapa tokoh pendidikan, mengenai belajar,

yaitu :

a. Hilgard dan Bower, dalam bukunya “Theory of Learning” mengemukakan

belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi itu,

tertentu yang disebabkan oleh pengalaman.

b. Gagne, dalam bukunya “the Conditioning of Learning” menyatakan bahwa,

belajar terjadi apabila stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi

siswa, sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami

situasi tadi.

c. Morgan dalam bukunya “Introduction to Psychology” mengemukakan

belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalama tingkah laku

yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.

d. Witherington, dalam bukunya “Educational Psychology” mengemukakan

bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kerpibadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola reaksi dari reaksi berupa kecakapan,

sikap, kepandaian, kebiasaan atau suatu pengertian.47

Dengan demikian dari definisi-definisi yang tertera di atas dapat diketahui

bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu-individu yang

diperoleh melalui pengalaman-pengalaman.

Prestasi belajar merupakan tingkat keebrhasilan siswa dalam mempelajari

materi di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor (nilai) yang diperoleh dari hasil

test mengenai sejumlah pelajaran.

Prestasi belajar biasanya digunakan untuk menunjukkan tercapainya tingkat

keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan dalam proses yang sudah ditentukan,

melalui bimbingan, perhatian, pengaruh dalam proses belajar mengajar tertentu.

Bahkan prestasi belajar berarti penguasaan anak terhadap materi pelajaran tertentu

yang diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor (nilai) setelah

mengikuti kegiatan belajar.48

Keberhasilan anak dalam prestasi dari proses belajar ini dapat dilihat atau

dinilai prestasinya dengan melihat hasil-hasil yang ditunjukkan dengan nilai atau

angka-angka pada sebuah rapor dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sehingga

47

M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 1995)

Cet Xh. 84 48

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta ; Rajawali Press, 1989) h.25

Page 43: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

26

dengan adanya bukti-bukti nilai tersebut dapat membuktikan prestasi anak tersebut

dalam proses belajar.

Dengan ini dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

berhubungan dengan nilai (skor) dalam penilaian bahwa telah memahami atau

menguasai pengetahuan dari pengajaran yang diterimanya dengan baik. Dengan kata

lain prestasi adalah hasil yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar mengajar

yang diterimanya dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar

Apabila seseorang mencita-citakan sesuatu, maka ia harus berusaha dengan

langkah awal suatu gerakan ke arah cita-cita tujuan itu. Demikian pula apabila

seseorang ingin memiliki kepandaian tentang sesuatu maka ia harus belajar mengenai

hal itu sebagai satu-satunya jalan ke arah itu. Adapun bekal utamanya ialah beberapa

faktor yang mempengaruhi dalam belajar yang baik ialah sebagai berikut :

1. Faktor Kesungguhan Jiwa

Belajar adalah pertarungan jiwa manusia untuk mengerti dan menerima

kebenaran yang bersifat obyektif. Dengan kesungguhan jiwa manusia,

menantang kita untuk tidak lekas puas dengan hal-hal yang biasa saja teapi

menerobos kepada hal-hal yang mendalam, mengering, menguji,

menyelidiki, hingga menemukan mutiara kebenaran.

2. Faktor Keseimbangan

Dalam hidup dan kehidupan manusia, terdapat banyak tugas yang harus

dikerjakan nilai-nilai hidup yang wajib dikejar, yang kesemuanya meminta

perhatian. Hal ini menuntut kita untuk pandai-panadi membagi waktu

sehingga terjadi harmonisasi atau keseimbangan dalam pelaksanaannya.

3. Faktor Konsentrasi

Sejalan dengan peningkatan kedewasaannya, seorang pelajar wajib

meningkatkan dan organisasi atas segala gerak kejiwaan, yang dapat

meningkatkan konsentrasinya dalam belajar.

4. Faktor Jiwa Obyektif (tunduk kepada kebenaran)

Dalam belajar, sikap tunduk, patuh kepada kebenaran merupakan

“conditiosime quanon”, isyarat mutlak, kebenaran bukanlah soal suka dan

tidak suka, kalau memang suatu kebenaran wajiblah kita menerimanya.

5. Faktor Antusiasme atau kegembiraan dalam belajar

Belajar adalah suatu hal yang sangat penting dan menentukan dalam hidup

dan kehidupan manusia. Hindarkanlah rasa paksaan untuk belajar dan

peliharalah antusiasme, sesuatu kegembiraan, kesenangan dan semangat

Page 44: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

27

belajar.

6. Faktor Wawasan Ilmiah yang luas

Terdapat banyak tuntutan dalam belajar, karena itu dalam belajar

seyogyanya menghubungkan segala sesuatu dengan arti yang luas, sehingga

kepribadian akan berkembang dan belajar menjalani aktivitas yang

menghasilkan wawasan ilmiah yang luas.

Dari beberapa faktor di atas dapat diketahui dengan jelas, dapat

dikelompokkan kembali berdasarkan pemaparan di atas yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar dapat dibagi menjadi dua bagian, terdiri atas dua macam,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Inilah yang menjadi pengaruh tiap individu

dalam proses belajar dalam kepribadiannya masing-masing.

3. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, diantara faktor-faktor tersebut, yaitu : “(1) Intelegensi (2) Sikap (3) Bakat (4)

Minat, dan (5) Motivasi.49

1.Intelegensi

Menurut Reber yang dikutip Muhibbin Syah bahwa intelegensi dapat diartikan

sebagai “kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat”.50

Tingkat kecerdasan atau intelegensi

yang dimiliki anak merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya presatsi belajar.

Dengan demikian, anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih

berhasil dalam belajar dari pada anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.

2. Sikap

Menurut Muhibbin Syah bahwa sikap adalah gejala internal yang berdiemnsi

efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency)

dengan cara yang relatif tepat terhadap objek orang, barang dan sebagainya baik

secara positif, maupun negatif. Sikap (Attitude) anak yang positif, terutama pada

guru dan mata pelajaran yang diberikan merupakan pertanda awal yang baik bagi

proses belajar anak didik tersebut. Sebaliknya, sikap negatif anak terhadap guru dan

49

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosda karya,

2001) Cet Ke-6 h.132. 50

Ibid h. 133

Page 45: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

28

mata pelajaran yang diberikan dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. Oleh

karena itu, untuk mengantisipasi munculnya sikap negatif anak, guru dituntut untuk

menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan mata pelajaran, seperti

menghargai dan mencintai profesinya dengan cara menguasai bahan-bahan yang

terdapat dalam bidang studi yang diberikan dan mampu meyakinkan kepada para

siswa tentang manfaat bidang studi itu, bagi kehidupan mereka. Dengan demikian ,

siswa akan merasa membutuhkannya dan dari perasaan kebutuhan itulah diharapkan

muncul sikap positif terhadap bidang studi yang diberikan dan sekaligus terhadap

guru yang bersangkutan.

3. Bakat

Menurut Chaplin and Reber yang dikutip oleh Muhibbin Syah bahwa bakat

(talent) adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat anak dapat dikembangkan dan

dilatih dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, bakat

itu dapat mempengaruhi belajar siswa, khususnya berkenaan dengan keberhasilan

atau prestasi belajar itu sendiri.51

Seorang anak bisa saja berbakat dalam satu bidang tetapi rendah dalam

bidang lainnya. Oleh karen aitu anak yang berbakat dalam bidan studi Pendidikan

Agama Islam akan rajin dan senang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oelh

bidang studi tersebut.

4. Minat

Secara sederhana, Minat berarti kecenderungan clan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat timbul karena daya tarik dari

luar dan juga datang dari hati sanubari.52

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar

karena bila bahan pelajaran yang dipelajarinya ticlak sesuai demean minat anak, maka

hasil belajarnya pun t iclak sesuai dengan apa yang cliharapkan.

51

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosda karya,

2001) Cet Ke-6 h.135 52

M.Dalyono, Psikologi Pendidikaii, ( Jakarta, PT.Rineka Cipta, 1997) cet.1 h.56

Page 46: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

29

Untuk mengembangkan minat siswa, maka siswa itu sendiri harus berusaha

mencintai setiap bahan pelajaran yang diberikan. Dengan demikian, siswa

diharapkan dapat menangkap semua bahan pelajaran tersebut dengan baik.

Minat mempunyai peranan yang penting clan mempunyai dampak yang besar

atas perilaku dan sikap. Minat menjadi Humber motivasi yang kuat untuk

belajar, siswa yang berminat terhadap sebuah kegiatan akan berusaha lebih

keras untuk belajar dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat. Dengan

demikian tinggi rendahnya minat belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar

yang akan dicapai oleh siswa.

5. Motivasi

Sumadi Suryabrata mengemukakan bahwa "motivasi adalah kondisi psikologis

yang menclorong seseorang untuk melakukan sesuatu".53

Motivasi erat kaitannya

dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar. Oleh karena itu siswa yang memiliki

motivasi dalam belajar maka akan mempunyai semangat yang tinggi.

Motivasi belajar pada dasarnya mempengaruhi tingkah laku belajar. Motivasi

adalah sebagai penggerak tingkah laku clan sangat penting di dalam proses belajar.

Siswa yang kurang termotivasi belajar harus dibantu untuk berkeinginan

mempelajari yang seharusnya dipelajari. Selain motivasi sebagai pemberi energi,

penyeleksi, clan penggerak dari kegiatan-kegiatan, motivasi juga sangat erat

hubungannya dengan perhatian dan sikap.54

Oleh karana itu seseorang guru harus

memberikan dorongan pada siswa agar dapat belajar dengan tekun dan lebih giat lagi

dalam belajar.

6. Kondisi Fisik

Kondisi Fisik maksudnya menekankan pada kesehatan anak. Apabila keadaan Fisik

anak sehat, maka proses belajar akan dapat dilaksanakan dengan batik, dan

anak dapat berkonsentrasi penuh didalam belajar. Sebaliknya apabila keadaan Fisik

53 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 1989), h.1

54 Crow & Crow, "Psikologi Pendidikan", (Surabaya : PT Bina llmu, 1984) h. 360

Page 47: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

30

anak tidak sehat maka akan mempengaruhi di dalam belajarnya.55

Anak merasa

lelah, kurang semangat atau gangguan-gangguan lainnya. Cacat tubuh dapat

mempengaruhi kegiatan belajar. Oleh karena itu diadakan suatu lembaga pendidikan

khusus untuk membantu anak yang memiliki cacat tubuh.

4. Faktor Eksternal

Faktor ekstemal ini merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

yang bersumber dari luar diri seseorang.Ada beberapa hal yang mempengaruhi

kualitas prestasi belajar siswa, yaitu:

1) Lingkungan56

Lingkungan berpengaruh besar dalam menentukan prestasi belajar siswa.

Karena di dalam lingkungan tersebut meneari dan melihat dalam suatu

kondisi dimana dapat berhubungan secara langsung.

Lingkungan dapat dibagi menjadi lingkungan keluarga, kelas

diskusi dan masyarakat.57

Kondisi lingkungan keluarga sangat menentukan hasil belajar seseorang.

Yaitu adanya hubungan yang harmonis dalam keluarga, tersedianya fasilitas belajar,

keadaan ekonomi yang cukup, suasana mendukung dan perhatian orang tua terhadap

perkembangan proses belajar anak.

Kondisi lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kondisi belajar antara

lain : adanya guru yang cukup memadai, peralatan belajar yang cukup lengkap serta

gedung yang cukup memenuhi syarat untuk belajar.

Faktor lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang sangat besar pula,

karena hampir sepertiga dari kehidupan anak sehari-hari berada di sekolah. Faktor

lingkungan sekolah yang dapat menunjang keberhasilan belajar anak, disamping

gedung, guru dan anak, juga semua faktor lain yang ada di sekolah, sperti : faktor

cara penyampaian pelajaran, faktor antara guru dan siswa, faktor asal sekolah, faktor

55

M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1995)

cet.X.h.102

56

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya,

1992), Cet.IV, h.39-40 57

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta : Bina Aksara, 1998) h.41

Page 48: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

31

kondisi gedung, serta kelas harus memenuhi syarat belajar dan kedisplinan yang

diterapkan oleh sekolah yang bersangkutan. Kemudian juga yang terdapat di

lingkungan kelas yang sangat menunjang dalam mencapai pembelajaran yang

kondusif. Bila kelas diskusi tidak kondusif maka lingkunan yang paling sederhana

ininlah yang paling menentukan pengaruh dair peningkatan prestasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Jadi, lingkungan kelas ini dapat menunjang keberhasilan belajar siswa untuk

memperoleh kualitas prestasi belajar yang bisa juga diperoleh melalui lembaga

pendidikan non-formal, sanggar majelis ta’lim, organisasi agama maupun karang

taruna.

2) Budaya

Selain lingkungan merupakan faktor eksternal juga faktor budaya merupakan

faktor eksternal yang mempengaruhi dalam menentukan prestasi belajar siswa,

seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan kesenian.58

Faktor budaya juga sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi prestasi

belajar siswa karena faktor budaya sebagai pengaruh yang berasal dari luar individu

siswa. Faktor budaya tidak halnya dengan lingkungan yang selalu berhubungan erat

dengan individu dalam menentukan suatu tujuan, terutama dalam prestasi belajar.

Faktor budaya selalu bersentuhan dengan pribadi individu sehingga budaya

dikatakan sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi belajar individu. Faktor

budaya juga berpengaruh besar dalam penentuan prestasi belajar siswa karena dekat

dan bersentuhan langsung dengan tiap individu sehingga banyak penentuan tolak

ukur individu selalu dikaitkan dengan budaya masing-masing individu tertentu. Jadi

faktor budaya demikianlah juga berpengaruh besar dalam penentuan prestasi belajar

siswa.

Demikianlah, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik

secara langsung maupun tidak langsung memperngaruhi prestasi belajar siswa.

C. Kerangka Berfikir

58

Singgih D Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta; Gunung Agung,

1991), h. 131

Page 49: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

32

Banyak metode yang efektif memebrikan pemahaman siswa terhadap suatu

mata pelajaran. Belajar Diskusi Kelompok merupakan salah satu metode

pembelajaran yang tidak secara individual dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Metode ini banyak membantu para siswa untuk lebih memahami mata pelajaran.

Oleh karena itu, belajar diskusi kelompok adalah suatu upaya untuk dapat mencapai

tujuan dari proses pembelajaran yakni siswa lebih dapat menguasai dan memahami

mata pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

suatu proses yang membutuhkan metode dan strategi dalam pelaksanaannya. Hal ini

dilihat dari proses pembelajaran anak tersebut. Demikianlah yang menajdi peran

penting dalam mencapai tujuan proses pembelajaran yaitu dengan hasil yang baik.

Oleh karena itu, dapat diperkirakan bahwa belajar diskusi kelompok bila dilakukan

dengan benar dan tepat maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa secara positif.

A. Hipotesis

Hipotesis ini dirumuskan sebagai asumsi bahwa belajar diskusi kelompok

merupakan metode yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Apabila belajar

diskusi kelompok dilakukan secara benar dan tepat maka akan baik pula hasil belajar

siswa. Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh metode dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam tesebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh yang positif antara belajar diskusi kelompok dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara belajar diskusi kelompok dalam

mata pelajaranPendidikan Agama Islam.

Page 50: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Berdasarkan judul di atas, yakni Diskusi Kelompok dan Pengaruhnya

terhadap Prestasi Siswa dalam Pendidikan Agama Islam. Dalam penelitian ini ada

2 variabel :

1. Kelompok Eksperimen (diberi treatment) dengan diberi symbol X

yaitu Diskusi Kelompok.

2. Kelompok Kontrol (tidak diberi treatment) dengan diberi symbol Y

yaitu Prestasi Belajar Siswa

Kelompok eksperimen ini terdiri dari 40 orang yang diberi treatmen

metode diskusi kelompok dalam jangkan waktu dua bulan, dengan pembiasaan

diskusi kelompok dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas.

Secara tertulis, variabel dapat didefinisikan sebagai akibat seseorang atau

Objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang, atau satu objek

dengan objek yang lain. Kata Variabel berasal dari kata bahasa inggris “Variable”

Page 51: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

39

berarti tak tetap atau berubah-ubah.1

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di SMA Darussalam Ciputat – Tangerang,

yang letaknya dekat dengan jalan alternatif menuju ke arah Ciputat. Alasan

penulis meneliti di SMA Darussalam ini karena disamping mengajarkan tentang

Pendidikan Agama Islam lebih juga karena tidak terdapat metode belajar diskusi

kelompok, juga karena ingin mengetahui apakah di sekolah ini sudah benar-benar

efektif melakukan metode belajar diskusi kelompok yang berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa/siswi kelas X1 dan X2, dengan

diadakan belajar dengan metode diskusi kelompok di dalam kelas. Sedangkan

penempatan kelas eksperimen ditentukan dengan sistem acak (random sample)

untuk menentukan prestasi belajar dengan metode diskusi kelompok tersebut.

Penulis mengambil populasi ini dengan alasan supaya siswa mengetahui potensi

dalam metode belajar di kelas sehingga menjadikan siswa terbiasa dengan metode

yang akan dieksperimenkan yaitu metode diskusi kelompok dibandingkan dengan

metode pembelajaran yang sering dilakukan dalam belajar di kelas yaitu metode

ceramah. Dari sinilah akan diketahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan metode diskusi kelompok di dalam kelas. Dengan jumlah

siswa yang diteliti di sekolah tersebut seluruhnya berjumlah 40 orang. Namun

dalam perbandingannya dipilih 20 orang dalam menentukan pengaruh diskusi

kelompok dengan siswa yang tidak diberi treatment dalam proses pembelajaran di

kelas .

D. Tehnik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dikumpulkan melalui tekhnik dalam penelitian ini

yaitu :

1 Ibath Hatimah, dkk, Penelitian Pendidikan, (Bandung; UPI Press, 2007) Cet Ke-1, h.67

Page 52: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

40

1. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas untuk mengetahui

pengaruh atau tidaknya metode diskusi kelompok pada pengajaran

Pendidikan Agama Islam. Selain itu penulis juga mengajar langsung

di kelas X.1 dan X.2 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMA Darussalam Ciputat – Tangerang.

2. Angket

Angket/kuesioner, alat pengumpulan data secara etrtulis yang berisi

daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara khusus dan

digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan atau

informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis.2 Pada

penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan daftar pertanyaan dalam bentuk tertutup atau terstruktur

yang berkaitan dengan pelaksanaan dan tingkat keberhasilan metode

diskusi yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti dan kemudian

responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

3. Wawancara

Untuk melengkapi data, penelitian ini akan dilengkapi dengan

wawancara dari key informan. Dalam hal ini wawancara dengan

kepala sekolah SMA Darussalam yaitu Marul Wa’id S.Ag, mengenai

gambaran umum sekolah SMA Darussalam.

4. Pretest, untuk mengukur keberhasilan dari metode diskusi kelompok

ini dengan memberikan tes sebelum pelajaran dimulai dan setelah

diterapkan dengan metode diskusi kelompok dalam satuan materi

pengajaran. Pretest ini diberikan pada setiap pertemuan untuk

mengingat penguasaan pemahaman pada pelajaran setiap memulai

2 Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung; Rosda Karya

2006), Cet.1 h. 177

Page 53: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

41

pelajaran sehingga dapat diketahui pemahaman dan penguasaan

siswa tersebut.

Posttest, untuk mengukur keberhasilan dari metode diskusi

kelompok ini dengan memberikan tes sebelum pelajaran dimulai dan

setelah diterapkan dengan metode diskusi kelompok dalam metode

ini digunakan dua kelompok subjek. Satu kelompok dengan metode

diskusi kelompok dan satu kelompok lain menggunakan metode

ceramah, lalu dibandingkan dari hasil kedua kelas yang

menggunakan metode yang berlainan, kemudian dilakukan

pengukuran.

Perencanaan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pretest Treatment Posttest

Keterangan :

1. T1, yaitu pretest untuk mengukur mean prestasi belajar sebelum subjek

diajar dengan metode diskusi kelompok.

2. Subjek dikenakan X, yaitu diterapkannya metode diskusi kelompok

untuk jangka waktu tertentu.

3. T2, yaitu posttest, untuk mengukur mean prestasi belajar setelah subjek

dikenakan variabel eksperimental X.

4. T1 dan T2 dibandingkan untuk menentukan seberapakah perbedaan

yang timbul, jika sekiranyan ada, sebagai akibat dari digunakannya

eksperimental X.

T1 X T2

Page 54: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

42

E. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kemudian diolah

dengan metode deskriptif dan analisa sehingga menjadi penjelasan-penjelasan

yang gamblang mengenai penggunaan metode diskusi kelompok, baik dari aspek

siswa maupun dari aspek guru. Untuk mengukur perbedaan antara T1 dan T2

digunakan jenis uji beda rata-rata untuk sampel yang saling berhubungan dengan

rumus :

t = MD

SEMD

Keterangan :

SEMD = Besarnya standar error (kesesatan) Mean Sampel

SD = Deviasi standar dari sample yang diteliti

N = Number of Cases (banyaknya subjek yang diteliti)

MD = Nilai rata-rata hitung dari beda skor antara variabel 1 dan skor

variabel II

Dari hasil pengukuran tersebutlah diambil kesimpulan yang merupakan hasil

penelitian yaitu :

a. Apakah T hit lebih besar atau sama dengan Tt, maka hipotesis

Nihil

(HO) ditolak, sebaliknya Hipotesis Alternatif (Hi) diterima atau

disetujui. Berarti antara kedua variabel yang akan diteliti secara

signifikan memang terdapat perbedaan dan metode diskusi

Page 55: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

43

kelompok yang diterapkan tersebut telah memberikan keberhasilan

yang nyata.

b. Namun, apabila T hit lebih kecil daripada Tt maka Hipotesis Nihil

diterima atau disetujui; sebaliknya Hipotesis Alternatif ditolak.

Berarti bahwa perbedaan antara Variabel I dan Variabel II itu

bukanlah perbedaan yang berarti, atau bukan perbedaan yang

signifikan dan metode diskusi kelompok yang diterapkan tersebut

tidak memberikan keberhasilannya yang nyata.

Data yang diperoleh melalui posttest yang diajukan kepada siswa setelah

diterapkannya metode diskusi kelompok tersebut dihitung dengan menggunakan

uji”t”.

Meskipun metode penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, namun

pretest itu memberikan landasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang

sama dan sesudah dikenai X (eksperimental teratment).3

Dari hasil wawancara tersebut didapat penjelasan-penjelasan mengenai

penggunaan metode diskusi kelompok di SMA Darussalam Ciputat-Tangerang

Selatan. Penggunaan metode diskusi kelompok pada pelaksanaannya

membutuhkan proses adaptasi bagi siswa-siswi SMA Darussalam. Hal ini

mengingat metode yang digunakan hanya metode ceramah sebagai metode

pembelaran di SMA Darussalam. Karena dengan melihat adanya potensi di SMA

Darussalam dalam penggunaan metode diskusi kelompok ini dapat dilaksanakan

di SMA Darussalam. Sehingga proses pembelajaran di SMA Darussalam akan

berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan dalam prestasi belajar di SMA

tersebut.

Memang banyak kendala yang menjadi halangan di SMA Darussalam

tersebut, yakni kendala teknis dan non tekhnis. Yaitu kurangnya fasilitas yang

3 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, Mei

2003) Cet ke-13,h.101-103

Page 56: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

44

memadai dalam peraga dan fasilitas perpustakaan yang belum memadai sehingga

proses pembelajaran setiap waktu terganggu oleh hal demikian. Namun tidak

mengurangi berjalannya kegiatan proses pembelajaran di SMA Darussalam

tersebut.

Potensi penggunaan metode diskusi kelompok oleh siswa-siswa SMA

Darussalam tersebut dinilai asing dalam pelaksanaanya, terutama dalam pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Mengingat para guru yang ada di SMA Darussalam

hanya menggunakan satu metode saja yaitu metode ceramah sehingga proses

pembelajaran bersifat tidak aktif dan tidak menuntut keaktifan siswa-siswi

tersebut sehingga ditemukan jarang guru tidak masuk dalam kelas karena alasan

siswa-siswi dapat membacanya saja di rumah atau di kelas.

Di samping masalah tersebut juga masalah kurangnya siswa-siswi mampu

membaca huruf-huruf dalam bahasa Arab sehingga banyak tuntutan yang harus

dituntaskan oleh guru di samping harus melanjutkan proses pembelajaran di kelas.

Kendala tersebut tentunya menjadi beban pula bagi guru-guru dalam proses

pembelajaran sehingga dibutuhkan usaha yang keras untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Adanya penggunaan metode diskusi kelompok di SMA Darussalam

tersebut membuktikan adanya peningkatan prestasi belajar atau tidak di SMA

Darussalam dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga dapat terlihat

potensi metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran dapat menjadi solusi

bagi guru dalam rangka peningkatan prestasi belajar di SMA Darussalam tersebut.

Metode diskusi kelompok dilakukan untuk meneliti adanya prestasi belajar

bagi siswa-siswi SMA Darussalam sehingga dengan penggunaan metode

pembelajaran ini dapat menjadi efektif dalam meningkatkan prestasi siswa di

dalam kelas. Terutama dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga siswa-

siswi memahami dengan baik dalam pembelajaran di kelas dan berperan aktif

dalam pelajaran tersebut.

Masalah demikian yang terjadi di SMA Darussalam dalam proses

pembelajarannya sehingga terlihat siswa-siswi kurang antusias dalam pelajaran

Page 57: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

45

Pendidikan Agama Islam yang disebabkan dengan hanya satu metode dalam

pembelajarannya. Sehingga metode diskusi kelompok ini dapat digunakan di

SMA Darussalam tersebut sebagai metode yang dapat digunakan dalam

pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa-siswi dalam pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Page 58: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

46

44

45

46

47

48

49

50

51

52

Page 59: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

47

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

KAJIAN TEORITIS

Page 60: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Darussalam Ciputat – Tangerang Selatan

SMA Darussalam sebagai lembaga pendidikan menengah yang berlokasi

di depan jalan alternatif yaitu di Jl. Otista Cimanggis – Ciputat Tangerang Selatan

sebagai sekolah dengan letak yang sangat strategis dan didukung dengan fasilitas

yang memadai dan suasana belajar yang kondusif dalam upaya mewujudkan

proses belajar mengajar di Tangerang Selatan. Di bawah pimpinan Yayasan

Pendidikan Islam yang telah dirintis oleh K.H.Muhammad Darwi berusaha

mewujudkan pengembangan wawasan keilmuan yang luas dan pengembangan

generasi yang mempunyai IMTAQ ( Iman dan Taqwa ) seimbang dengan

wawasan keilmuan tersebut. Walaupun SMA Darussalam dalam kegiatannya ini

berbasis sekolah umum namun, SMA Darussalam berupaya menyeimbangkan

antara wawasan keilmuan dengan budi pekerti yang berlandaskan nilai-nilai ke-

Islaman. Adapun visi-misi SMA Darussalam ialah :

Visi : Cerdas, Inovatif, Nalar, Taqwa, Aktif ( CINTA )

Misi : 1. Membentuk siswa yang cerdas, kreatif dan mandiri

2. Membentuk daya nalar siswa dan melatih sikap percaya diri

3. Membentuk siswa yang beriman dan berbudi pekerti

4. Menumbuh kembangkan minat dan bakat siswa di dalam dan maupun

di luar sekolah

5. Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

1. Keadaan Guru, Siswa, Kelas dan Karyawan

a. Guru

Page 61: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

2

Jumlah seluruh pengajar yang terdapat di SMA Darussalam ini

berjumlah 30 orang, yang terdiri dari 1 kepala sekolah dan 29 tenaga

pengajar. Dari jumlah 29 tenaga pengajar tersebut terdapat yang menjadi

guru pendidikan agama berjumlah 3 orang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel yang akan dicantumkan nama

guru pendidikan agama Islam sebagai berikut :

TABEL 1

Data Nama Guru Pendidikan Agama Islam SMA Darussalam

No Nama Guru Kelas Bidang Studi

1 M.Yahya S,Pd.I X.1 – X.3 PAI

2 Ubaidillah S.S XI.1 – XI.5 PAI

3 Marul Wa‟id S.Ag XII.1 – XII.5 PAI

TABEL 2

Daftar Para Pembina SMA Darussalam

No Nama Guru Bidang Studi Kelas Jabatan

1 Marul Wa‟id S.Ag Agama, Qur‟an dan

Bahasa Arab

XII Kepala

Sekolah

2 Nazharuddin S.Sos Sosiologi dan

Bahasa Arab

X, XI

danXII

Wali Kelas

XI.3

3 Riswadi SE Penjaskes X, XI Wali Kelas

XII.2

4 Bambang Adi R Pendidikan Seni X, XI dan

XII

Guru

5 Nur Asma SE MM Ekonomi X, XI Wali Kelas

X.3

6 Drs. Pepen Effendi PKn XII Guru

7 Ardila S.Pd Sosiologi XI dan

XII

Guru

8 Sophan Komputer X dan XI Guru

Page 62: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

3

Sophian,S.Kom

9 Firman HS.S.Pd Bahasa Inggris XI dan

XII

Pembina OSIS

dan Wali Kelas

XI.1

10 Drs.Albadri Bahasa Indonesia XII Guru

11 Edi Sutikno S.Pd Penjaskes XII Guru

12 Yati

Rochayati.S.Pd

Ekonomi XI dan

XII

Wali Kelas

XII.3

13 Ismail Fahmi ST Matematika dan

Fisika

X, XI dan

XII

Waka

Kurikulum

14 Ubaidillah SS Agama, Qur‟an dan

Bahasa Arab

X, XI dan

XII

Pembina

Kesiswaan

15 Wisa Dwitiara

S.Si.Apt

Geografi X, XI dan

XII

Wali Kelas

X.1 dan Waka

Kesiswaan

16 Edi Hartono S.Pd Bahasa Inggris XI dan

XII

Wali Kelas

XII.5

17 Mulyadi Biologi X, XI dan

XII

Guru

18 Syarifah

Khoirunnisa S.Pd

Bahasa Inggris X Guru

19 Azye Murni SS Bahasa Indonesia X, XI dan

XII

Wali Kelas

XII.4

20 M.Yahya S.Pd.I Agama dan Qur‟an X Guru

21 Tita Nurhidayah

S.Pd

Matematika X, XI dan

XII

Wali Kelas

X.2

22 Luki Yunita S.Pd Kimia X, XI dan

XII

Guru

23 Muslihuddin SH.I Sejarah X, XI dan

XII

Guru

Page 63: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

4

24 Islah Cahyadi S.SH PKn X dan

XII

Guru

25 Ade Irwan S.S.Pd Bahasa Indonesia X Guru

26 Seger Santoso

S.Kom MM

Komputer XII Guru

27 Priyanto Pendidikan Seni X dan XI Guru

28 Yudi Yudipno ST Fisika X Guru

29 Ilham Suyatno

S.Pd

Sejarah XI dan

XII

Guru

30 Nurman Bahasa Arab X Guru

31 M.Iqbal - - T U

2. Siswa

Siswa sebagai salah satu komponen dalam kegiatan pendidikan. Selain

Pendidik juga terdapat faktor lain dalam kegiatan pendidikan ini yaitu tentunya

dalam hal ini diperlukan siswa/peserta didik dalam kegiatan pendidikan ini. Siswa

sebagai obyek dari kegiatan ini juga bisa dapat dikatakan sebagai subjek dari

kegiatan ini karena tanpa adanya siswa tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan

pendidikan. Kelancaran dalam proses belajar-mengajar tersebut ditentukan oleh

adanya pendidik dan peserta didik dalam upaya lancarnya kegiatan pendidikan.

Proses belajar-mengajar melibatkan siswa dalam upaya melakukan kegiatan

pendidikan yang dinamis.

Adapun siswa atau anak didik yang ada di SMA Darussalam ini,

mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun. Ini dibuktikan dengan

adanya fasilitas yang memadai yaitu kelas untuk menunjang siswa SMA

Darussalam kemudian adanya respon yang positif bagi orang tua /wali murid

kepada anak-anaknya sehingga jumlah siswa yang baru di SMA Darussalam

tersebut mengalami peningkatan yang berarti pada tahun ini dan memberikan

dampak yang positif untuk kelangsungan SMA Darussalam ini.

Jumlah keseluruhan siswa SMA Darussalam saat ini berjumlah 262 siswa.

Terdiri dari 165 orang laki-laki dan 97 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya

Page 64: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

5

berikut ini daftar jumlah siswa SMA Darussalam. Jumlah keseluruhan siswa/siswi

SMA Darussalam saat ini berjumlah 262 siswa. Terdiri dari 165 orang laki-laki

dan 97 orang perempuan.

TABEL 3

Data Siswa SMA Darussalam

NO KELAS JUMLAH

KELAS

SISWA JUMLAH

L P

1 X 3 65 37 92

2 XI 3 72 20 97

3 XII 5 48 40 88

JUMLAH 13 185 97 262

3. Kelas

Keadaan kelas juga berpengaruh dalam mencapai proses pembelajaran

yang diharapkan nantinya. Disinilah pearn aktif guru mengatur keadaan kelas

yang kondusif dalam proses pembelajaran. Keadaan kelas yang dimaksud ialah

keadaan kelas yang mendukung untuk proses pembelajaran siswa/siswi selama

proses pembelajaran di kelas. Adapun keadaan kelas yang dinginkan ialah

keadaan kelas yang membantu siswa memahami dan menguasai mata pelajaran,

terutama Pendidikan Agama Islam. Yaitu keadaan kelas yang menggunakan

metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini

memberikan solusi yang baik bagi siswa/siswi untuk memahami dan menguasai

mata pelajaran pendidikan agama Islam. Keadaan kelas yang kondusif dengan

mempunyai 35-40 orang pada tiap kelasnya menggunakan metode diskusi

kelompok dalam keadaan kelas untuk proses pembelajaran di SMA Darussalam

ini. Dengan demikian keadaan kelas yang berpengaruh di SMA Darussalam ini

ialah dengan metode diskusi kelompok. Karena siswa/siswi telah terbiasa dengan

metode ceramah sehingga terlihat tidak semangat dalam proses pembelajaran

pendidikan agama Islam di kelas. Keadaan kelas yang demikianlah yang akan

Page 65: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

6

dilakukan dalam proses pembelajaran di SMA Darussalam sehinga meningkatkan

nilai mata pelajaran pendidikan agama Islam.

4. Karyawan

Salah satu komponen yang tentunya berpengaruh besar dalam kelancaran

dalam kegiatan pendidikan serta suksesnya kegiatan pendidikan juga ditentukan

oleh dari tenaga kependidikan selain guru dan siswa. Tenaga kependidikan ini

tentunya yang membantu, memlihara dan mendidik dalam upaya mensukseskan

keberlangsungan adanya proses kegiatan belajar-mengajar. Tenaga kependidikan

ini meliputi tenaga-tenaga non keguruan yaitu karyawan yang ada di SMA

Darussalam. Karyawan yang bertugas meliputi : karyawan administrasi, penjaga

keamanan sekolah, petugas kebersihan sekolah, dan lainnya. Adapun jumlah

karyawan seluruhnya berjumlah sebagai berikut :

TABEL 4

Data Karyawan SMA Darussalam

NO NAMA JABATAN

1 M.Iqbal Tata Usaha

5. Struktur Organisasi

SMA Darussalam mempunyai struktur organisasi dalam kelangsungan

kegiatan pendidikan. Dengan dibawahi oleh satu yayasan yaitu Yayasan

Pendidikan Islam sebagai pimpinan tertinggi dalam kegiatan yang ada di SMA

Darussalam ini sebagaimana yang tertera dalam struktur organisasi. Dari struktur

organisasi diketahui Yayasan Pendidikan Islam sebagai wadah yang bertanggung

jawab dalam keberlangsungan SMA Darussalam ini dengan tugas-tugas masing-

masing, yaitu :

a. Kepala Sekolah, sebagai pengambil kebijakan tertinggi di bawah ketua

Yayasan Pendidikan Islam (YPI). Kepala sekolah membawahi beberapa

staf yang ada di SMA Darussalam dan bertanggung jawab dalam

keberlangsungan proses kegiatan pendidikan yang ada di SMA

Darussalam ini. Namun dalam kebijakan-kebijakan yang diambil merujuk

terlebih dahulu atas persetujuan dari Yayasan Pendidikan Islam (YPI).

Page 66: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

7

b. OSIS, sebagai wadah yang berdiri atas kebijakan kepala sekolah dan pihak

yayasan dengan fungsi sebagai wadah yang membawahi hubungan antara

pihak sekolah dan siswa. Penampung aspirasi siswa dan penghubung

kegiatan kesiswaan dalam struktur organisasi yang berperan aktif kepada

siswa dalam kelangsungan kegiatan pendidikan di SMA Darussalam.

c. Ketua Yayasan SMA Darussalam, sebagai pimpinan yang tertinggi dalam

pengambil kebijakan keputusan pada seluruh lembaga pendidikan di SMA

Darussalam. Bekerjasama dengan kepala sekolah dalam rujukan

pengambil kebijakan di SMA Darussalam.

d. Tata Usaha, sebagai tenaga kependidikan yang berfungsi menyiapkan

kegiatan administrasi yang terdapat di SMA Darussalam. Meliputi

kegiatan administrasi siswa, guru, karyawan dan segala hal yang berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan di SMA Darussalam.

e. Waka Kesiswaan, yaitu kepala bidang kesiswaan yang bertugas sebagai

wakil kepala sekolah yang bertanggung jawab dan mengurusi segala hal

yang berkaitan dengan kesiswaan.

f. Waka Kurikulum, yaitu kepala bidang kurikulum yang bertugas langsung

sebagai wakil kepala sekolah yang bertanggung jawab dan mengurusi

segala hal yang berkaitan dengan kurikulum.

g. Wali Kelas, yaitu guru yang diberi tugas dan tanggung jawab oleh kepala

sekolah dalam mengembangkan pembinaan pribadi secara mental dan

kreatifitas siswa di kelas.

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana dalam hal ini berfungsi sebagai fasilitator atau alat

Yang terdapat dalam upaya membantu kelancaran kegiatan pendidikan

tersebut. Sarana dan prasarana tersebut tentunya yang dimaksud ialah segala hal

yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana

meliputi bangunan/gedung-gedung sebagai penunjang dalam kelancaran dan

keberhasilan kegiatan pendidikan di SMA Darussalam.

Page 67: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

8

Sarana dan prasarana yang terdapat di SMA Darussalam ini berdasarkan

observasi langsung oleh peneliti di SMA Darussalam. Untuk data keseluruhan

dalam sarana dan prasarana di SMA Darussalam adalah sebagai berikut :

a. Ruang Kepala Sekolah dan Tata usaha

b. Ruang teori 13 lokal

c. Ruang guru

d. Ruang OSIS

e. Ruang Perpustakaan

f. Ruang Komputer

g. Kamar mandi/WC guru

h. Kamar mandi/WC murid

i. Musholla

j. Lapangan Olahraga

B. Deskripsi Data

Dalam menentukan penelitian ini tentunya ada beberapa persiapan yang

perlu disiapkan atau dirumuskan, di antaranya adalah :

1. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian ialah alat yang berfungsi untuk mengukur

Keberhasilan dan kesuksesan dari penggunaan metode diskusi kelompok yang

peneliti terapkan dalam pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Untuk mengukur keberhasilan proses diskusi kelompok di kelas peneliti

menggunakan pedoman observasi sebagaimana terlampir.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati langsung kegiatan proses

belajar-mengajar dengan menggunakan metode diskusi kelompok pada satu

kelompok dan metode ceramah satu kelompok lain di kelas. Diskusi kelompok

yang dilakukan oleh siswa di kelas, tentunya hal ini melihat dan menilai diskusi

kelompok dari aspek siswa. Begitupun dengan melihat metode ceramah dan

diskusi kelompok yang dilakukan guru di kelas, tentunya dalam hal ini yang

diteliti ialah dari aspek guru. Kesemuanya tertulis dalam matrik pedoman

observasi.

Page 68: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

9

Dalam hal ini akan terlihat di dalam penelitian ini jika pada matrik

observasi tersebut terisi secara penuh atau maksimal maka metode diskusi

kelompok di kelas memberikan pengaruh yang nyata dan berarti sesuai dengan

pedoman observasi (terlampir) tersebut. Namun apabila hanya beberapa kolom

saja yang terisi, maka metode diskusi kelompok tidak dapat memperlihatkan

pengaruh yang nyata dan berarti.

Tercantumkan pula di bawah ini hasil wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti. Yaitu wawancara dengan kepala sekolah SMA Darussalam dan guru

bidang studi pendidikan agama Islam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

metode diskusi kelompok di dalam kelas.

Data yang peneliti peroleh dari hasil penelitian di SMA Darussalam

Tangerang Selatan ini dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut :

1. Data pelaksanaan mengajar PAI dengan menggunakan metode ceramah di

SMA Darussalam Tangerang Selatan yang meliputi pendahuluan, inti dan

penutup.

2. Data pelaksanaan mengajar PAI dengan menggunakan metode diskusi

kelompok di SMA Darussalam Tangerang Selatan yang meliputi

pendahuluan, inti dan penutup.

3. Data Skor hasil belajar PAI dengan menggunakan metode ceramah dan

metode diskusi kelompok di SMA Darussalam Tangerang Selatan.

C. Analisa Data

Dari data-data yang telah dideskripsikan tersebut maka dapat dianalisa

sebagai berikut :

1. Data pelaksanaan mengajar PAI dengan menggunakan metode ceramah di

SMA Darussalam Tangerang Selatan.

Pelaksanaan metode ceramah di SMA Darussalam Tangerang Selatan

selama ini adalah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

10 menit awal guru mereview materi yang telah diberikan pada

minggu lalu, siswa diberikan pertanyaan seputar materi tersebut.

Page 69: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

10

b. Inti

Guru menyampaikan materi tentang Sumber Hukum Islam.

Pertama-tama menerangkan pengertian Sumber Hukum Islam, Macam-

macam Sumber Hukum Islam, Fungsi Al-Qur‟an dan Hadist dan

Contoh-contoh perilaku yang sesuai dengan hukum taklifi.

c. Penutup

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

tentang materi yang telah dijelaskan.

2. Data Pelaksanaan mengajar PAI dengan menggunakan Metode Diskusi

Kelompok di SMA Darussalam Tangerang Selatan.

a. Pendahuluan

10 menit awal digunakan untuk menyiapkan hal-hal yang

menunjang untuk dilakukan diskusi kelompok serta mengkondisikan

siswa. Yaitu persiapan dari siswa yang akan melakukan diskusi

kelompok terutama, oleh siswa yang mengemukakan materi.

b. Inti (50 menit)

Kelompok siswa yang ditunjuk sebagai pemakalah mengemukakan

materi tersebut di depan siswa lainnya. Adapun yang dikemukakan

ialah segala apa yang menjadi materi dalam mata pelajaran pendidikan

agama Islam yaitu Sumber Hukum Islam. Pengungkapan materi

berdasarkan susunan dari pengertian, macam-macam dan penjelasan

lainnya. Pengungkapan materi tersebut di antaranya :

1. Pengertian Sumber Hukum Islam

2. Macam-macam Sumber Hukum Islam

3. Fungsi Al-Qur‟an dan Hadist

4. Contoh-contoh perilaku yang sesuai dengan hukum taklifi

c. Penutup

Guru menjelaskan kepada siswa apa yang masih menjadi

pertanyaan siswa dalam diskusi kelompok tersebut.

3. Data Skor Hasil Belajar PAI dengan menggunakan metode ceramah dan

metode diskusi kelompok di SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan.

Page 70: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

11

Skor yang melambangkan nilai PAI dari sejumlah 20 orang siswa di kelas

X.1 dan X.2 SMA Darussalam Tangerang Selatan mengenai Sumber

Hukum Islam.

TABEL 5

Skor Hasil Ulangan Siswa

No Nama Siswa Skor dengan Metode Ceramah

1 M.Ilham 67.6

2 Rahma Ega Rini 69.3

3 Afsariyanti 79.2

4 Egiawati 75.9

5 Aris Polyan T 66

6 Asep Setiawan 75.9

7 M.Harits Inonu 85.8

8 Andi Setiawan 89.1

9 Indra R 62.7

10 Ardiansyah 82.5

11 Z.Habib Umair 62.7

12 Usman Khoiruddin 72.6

13 Sulthan Abdul Kahfi 75.9

14 Khoirul Imam 72.6

15 Albi Najar Kasih 75.9

16 Ulfa Nur Hanifah 89.1

17 Rizky Hanafi 67.6

18 Diana Kurniawati 95.7

19 Susilawati 92.4

20 Indah Lestari 82.5

Rata-rata 77.05

Page 71: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

12

TABEL 6

Skor Hasil Ulangan Siswa

Dengan menggunakan Metode Diskusi Kelompok

No Nama Siswa Skor dengan Metode Diskusi Kelompok

1 Nanda Kurniawan 69.3

2 Fadel Gusti Mautadi 72.6

3 Ricki Yulianto 82,5

4 Noer Arif H 89.1

5 Eka Nurdiansyah 72.6

6 Ropian 69.3

7 Abdan Jaya Permana 89.1

8 Muhammad 92.4

9 Joko Purnomo 72.6

10 Halalan Thayyiba 95.7

11 Mita Novianti 72.6

12 Rizky Fahreza 69.3

13 Dani Andriyanto 72.6

14 Nur Hafizah 82.5

15 Murfa Devi 89.1

16 Eastins Eka W 95.7

17 Cissca F R 75.9

18 Nurul Fadhillah 82.5

19 Gilang 82.5

20 Indah Lestari 95.7

Rata-rata 81.18

Dari tabel di atas dapat diketahui secara umum bahwa data tersebut sudah

dapat menunjukkan keberhasilan metode diskusi kelompok jika dilihat dari nilai

rata-rata siswa. Namun hal ini belum dapat dipastikan secara ilmiah. Hal ini

Page 72: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

13

belum dapat diterima, maka akan menghitungnya menurut kaidah-kaidah statistik

pendidikan berikut :

TABEL 7

Perhitungan untuk memperoleh “t”

No

Hasil Ulangan

D = (Y-X) D2=(Y-X)

2

Dengan Metode

Ceramah

Dengan Metode

Diskusi Kelompok

1 67.6 69.3 -1.7 2.9

2 62.9 72.6 -3.3 10.9

3 79.2 82.5 -3.3 10.9

4 75.9 89.1 -6.6 43.6

5 66 72.6 -5.6 31.4

6 75.9 69.3 6.6 43.6

7 85.8 89.1 -3.3 10.9

8 89.1 92.4 -3.3 10.9

9 62.7 72.6 -9.9 98

10 82.5 95.7 -13.2 174.2

11 62.7 72.6 -9.9 98

12 72.6 69.3 3.3 10.9

13 75.9 72.6 3.3 10.9

14 72.6 82.5 -9.9 98

15 75.9 89.1 -13.2 174.2

16 89.1 95.7 -6.6 43.6

17 67.6 75.9 -8.3 68.9

18 95.7 82.5 13.2 174.2

19 92.4 82.5 9.9 98

20

20 =N

82.5

77.05

95.7

81.18

-13.2

-75

174.2

1388.2

Page 73: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

14

Tanda – („‟minus) disini bukanlah tanda aljabar, karena itu hendaknya dibaca :

ada selisih / beda skor antara variabel X dan variabel Y sebesar -75, dari tabel

telah berhasil diperoleh : ∑D = -75 dan ∑D2

= 1388.2

Dengan diperolehnya ∑D dan ∑D2 itu, maka dapat diketahui besarnya Defiasi

Standar perbedaan skor antara Variabel X dan Variabel Y (dalam hal ini SDD) :

SDD = √∑D2- (∑D)

2 = √1388.2 – (-75)

2

N (N) (20)

= √69.41- (-3.75) 2

= √69.41- 14.06

= √55.35 = 7.439

Dengan diperolehnya SDD sebesar 7.439, lebih lanjut dapat diperhitungkan

Standar Error dari Mean perbedaan skor antara Variabel X dan Variabel Y =

SEMD = SDD = 7.439 = 7.439 = 7.439 = 7.439

√N-1 √20-1 √19 4.359

= 1.706

Langkah berikutnya adalah mencari harga t0 dengan menggunakan rumus :

t0 = MD

SEMD

MD telah diketahui yaitu -3.75, sedangkan SEMD = 1.706, jadi :

t0 = -3.75

1.076

= -5.456

Langkah berikutnya memberikan interpretasi terhadap t0, dengan terlebih

dahulu memperhitungkan df atau db-nya : df – N – 1 = 19, dengan df sebesar 18

kita konsultasi pada Tabel Nilai “t”, baik taraf signifikasi 5% maupun pada taraf

signifikasi 1%.

Ternyata dengan df sebesar 19 itu diperoleh harga kritik t atau ttable pada

signifikasi 5% sebesar 2.09; sedangkan pada taraf signifikasi 1% tt diperoleh

sebesar 2.86.

Dengan membandingkan besarnya “t” yang diperoleh dalam perhitungan

(t0 = 5.456) dan besarnya “t” yang tercantum pada Tabel Nilai “t” (tt

.ts.5%=2.09tt.ts.1%=2.86) maka dapat diketahui bahwa t0 adalah lebih besar dari tt,

yaitu :

2.09 < 5.456 > 2.86

Page 74: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

15

D. Interpretasi Data

Data yang diperoleh peneliti di atas, yaitu tentang pelaksanaan metode

konvensional (ceramah) dan pelaksanaan metode diskusi kelompok serta hasil

skor dari keduanya dapat dijelaskan yaitu sebagai berikut. Jika dilihat dari nilai

rata-rata hasil ulangan siswa dengan menggunakan metode ceramah dibandingkan

dengan skor nilai rata-rata siswa dari hasil metode diskusi kelompok, sebenarnya

dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode diskusi kelompok yang

diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Darussalam

Ciputat Tangerang Selatan sudah memberikan pengaruhnya yang nyata. Hal ini

dapat dibuktikan dengan adanya penelitian yang tertera di atas dengan menyetujui

hipotesa alternatif dari penghitungan di atas. Terdapat beda nilai rata-rata yang

saling berhubungan antara kelompok yang menggunakan metode ceramah dan

kelompok yang menggunakan metode diskusi kelompok. Oleh karena itu, dapat

dijadikan andalan guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

ketika akan mengajarkan materi Pendidikan Agama Islam di SMA Darussalam

Ciputat Tangerang Selatan.

Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan pihak kepala sekolah dan guru

pendidikan agama Islam mengenai hal-hal sekolah dan proses pembelajaran di

SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan :

Hasil wawancara dengan Bapak Marul Wa‟id selaku kepala sekolah SMA

Darussalam Ciputat. Dari hasil wawancara tersebut didapat penjelasan-penjelasan

mengenai penggunaan metode diskusi kelompok di SMA Darussalam Ciputat

Tangerang Selatan. Penggunaan metode diskusi kelompok pada pelaksanaannya

membutuhkan proses adaptasi bagi siswa/siswi di SMA Darussalam. Hal ini

mengingat metode yang digunakan hanya metode ceramah sebagai metode

pembelajaran di SMA Darussalam. Karena dengan melihat adanya potensi di

SMA Darussalam dalam penggunaan metode diskusi kelompok ini dapat

dilaksanakan di SMA Darussalam. Sehingga proses pembelajaran di SMA

Darussalam akan berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan dalam prestasi

belajar di SMA tersebut.

Page 75: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

16

Memang banyak kendala yang menjadi halangan di SMA Darussalam

tersebut, yakni kendala teknis dan non teknis. Yaitu kurangnya fasilitas yang

memadai dalam peraga dan fasilitas perpustakaan yang belum memadai sehingga

proses pembelajaran setiap waktu terganggu oleh hal demikian. Namun, tidak

mengurangi berjalannya kegiatan proses pembelajaran di SMA Darussalam

tersebut.

Potensi penggunaan metode diskusi kelompok oleh siswa-siswa

Darussalam tersebut dinilai asing dalam pelaksanaannya, terutama dalam

pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mengingat para guru yang ada di SMA

Darussalam hanya menggunakan satu metode saja yaitu metode ceramah sehingga

proses pembelajaran bersifat tidak aktif dan tidak menuntut keaktifan siswa-siswi

tersebut sehingga ditemukan jarang guru tidak masuk dalam kelas karena alasan

siswa-siswi dapat membacanya saja di rumah atau di kelas.

Di samping masalah tersebut juga masalah kurangnya siswa/siswi mampu

membaca huruf-huruf dalam bahasa Arab sehingga banyak tuntutan yang harus

dituntaskan oleh guru di samping harus melanjutkan proses pembelajaran di kelas.

Kendala tersebut tentunya menjadi beban pula bagi guru-guru dalam proses dalam

pembelajaran sehingga dibutuhkan usaha yang keras untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Adanya penggunaan metode diskusi kelompok di SMA Darussalam

tersebut membuktikan adanya peningkatan prestasi belajar atau tidak di SMA

Darussalam dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga dapat terlihat

potensi metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran dapat menjadi solusi

bagi guru dalam rangka peningkatan prestasi belajar di SMA Darussalam tersebut.

Metode diskusi kelompok dilakukan untuk meneliti adanya prestasi belajar

bagi siswa/siswi SMA Darussalam sehingga dengan penggunaan metode

pembelajaran ini dapat menjadi efektif dalam meningkatkan prestasi siswa di

dalam kelas. Terutama dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga

siswa/siswi memahami dengan baik dalam pembelajaran di kelas dan berperan

aktif dalam pelajaran tersebut.

Masalah demikian yang terjadi di SMA Darussalam dalam proses

pembelajarannya sehingga terlihat siswa/siswi kurang antusias dalam pelajaran

Page 76: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

17

Pendidikan Agama Islam yang disebabkan oleh hanya satu metode dalam

pembelajarannya. Sehingga metode diskusi kelompok ini dapat digunakan di

SMA Darussalam tersebut sebagai metode yang dapat digunakan dalam

pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa/siswi dalam pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Page 77: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

18

BAB V

PENUTUP

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Darussalam Ciputat

Tangerang Selatan, selama kurang lebih dua bulan terhitung mulai tanggal 10 Mei

2010 hingga 15 Agustus 2010, serta berdasarkan ujicoba dengan menggunakan

Uji beda rata-rata untuk sampel yang saling berhubungan, seperti yang telah

dijelaskan pada bab terdahulu, maka sebagai akhir dari penulisan skripsi ini,

dibuat ringkasan kesimpulan dan saran sebagaimana yang akan dijelakan di

bawah ini.

A. Kesimpulan

1. Dari hasil perhitungan melalui uji “t” sebagaimana dijelaskan pada bab

IV, kesimpulan yang dapat diberikan dri penelitian yang dilakukan di

SMA Darussalam Ciputat – Tangerang Selatan adalah memang metode

diskusi kelompok ini dapat digunakan ebagai salah satu alternatif oleh

guru dalam proses belajar-mengajar selanjutnya.

2. Bentuk dikusi kelompok yang dilaksanakan yaitu dengan cara

berkelompok mengutarakan materi pelajaran pendidikan agama Islam

dan mendiskusinya. Namun, tidak semua hal pelajaran dapat

didiskusikan. Hal inilah yang menjadi kelemahan diskusi kelompok

dalam metode pembelajaran di SMA Darussalam. Bentuk diskusi

kelompok yang demikian mendapat perhatian dari siswa dalam

pelaksanaannya.

3. Dengan membagi siswa menjadi tiap kelompok dan menjadwalkan

dari tiap kelompok tersebut untuk mengutarakan mteri pelajaran secara

Page 78: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

19

bersamaan dan mendiskusikannya. Proses diskusi kelompok ini

mendapat antusias dan respon yang baik bagi siswa SMA Darussalam

sehingga metode diskusi kelompok yang dilaksanakan berpengaruh

bagi prestasi siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya indikasi-indikasi

yaitu :

a. Nilai siswa cenderung naik jika dilihat sesudah diterapkannya

metode diskusi kelompok ini.

b. Terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang

menggunakan dengan metode diskusi kelompok dan yang tidak

menggunakan metode diskusi kelompok.

Dengan demikian hipotesis alternatif yang dirumuskan telah dapat

Diketahui kebenarannya pada penelitian ini, sehingga dapat diambil kesimpulan

dari penelitian ini yaitu bahwa metode yang diterapkan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan telah

memberikan pengaruh yang nyata dan positif, hal ini dalam arti kata yaitu dapat

diandalkan sebagai metode yang baik untuk mengajarkan bidang studi Pendidikan

Agama Islam di sekolah ini.

B. Saran

1. Untuk meningkatkan pelaksanaan metode diskusi kelompok yang

dilakukan di SMA Darussalam Ciputat – Tangerang Selatan

hendaknya siswa diberi tanggung jawab dan kebebasan dalam

menentukan pendapat yang ingin diutarakan sehingga siswa mampu

memahami materi dengan baik.

2. Murid membutuhkan bimbingan dan perhatian yang serius dan baik

dari guru agar mereka dapat belajar dengan aktif, apalagi dalam

memahami pengetahuan agama yang bersumber dari Al-Qur‟an dan

As-Sunnah (Hadist Nabi) bukan pengalaman empirisme.

3. Dalam rangka meningkatkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Darussalam Ciputat-Tangerang Selatan mengusahakan adanya

pembaharuan, dalam hal ini khususnya pembaharuan dalam

Page 79: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

20

penggunaan metode pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi

pembelajaran.

4. Hendaknya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Darussalam terlibat langsung dengan murid dalam upaya menciptakan

iklim belajar, menyiapkan bahan ajar erta membina keakraban di

antara peserta didik.

5. Perpustakaan sekolah hendaknya mempunyai referensi yang memadai

dan lebih banyak lagi berkenaan dengan materi pelajaran agama Islam,

sehingga siswa tidak kesulitan dalam mencari sumber literature yang

lain.

Page 80: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,

2006)

Kusuma, Amir Daen, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Usaha Nasional, Malang;

1973)

M.Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1987)

Arifin, Muzayyin, Kapita Selekta Pendidikan Umum dan Agama, (Semarang;

PT; CV Toha Putera, t.t)

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta; Prenada media, 2000)

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya, Usaha Nasional,

1981)

Hatimah, Ibath dkk, Penelitian Pendidikan (Bandung; UPI Press, 2007)

Hermawan, Asep Hery dkk, Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung;

UPI Press 2007)

Usman, M.Basyiruddin, Metodologi Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya;

Usaha Nasional, 1983)

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta; YP3A, 1973)

Soebahar, Abd.Halim, Wawasan Baru Pendidikan Agama Islam (Jakarta;

Kalam Mulia, 2002)

Djamaluddin, dkk Wawasan Baru Pendidikan Islam (Bandung; Pustaka Setia,

1998)

Al- Sayaibany- Omar Mohammad Al- Tommy, Falsafah Pendidikan Islam

(Jakarta; Bulan Bintang t.t)

Nizar, Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Ciputat Press, 2002)

Page 81: SKRIPSI DISKUSI KELOMPOK DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/288/1/101628... · pembelajaran siswa di kelas, terutama dalam pembelajaran Pendidikan

Habeyb S.F, Kamus Populer (Jakarta; Centra 1983)

Djalinus Syah, Kamus Pelajar (Jakarta; Rineka Cipta, 1992)

Davidoff, Linda L, Psikologi Suatu Pengantar (Jakarta; Erlangga, 1988)

Suralaga, Fadhillah dkk, Psikologi Pendidikan (Jakarta; UIN Jakarta Press, 2005)

Purwanto, M.Ngalim, Psikologi Pendidikan (bandung; PT Remaja Rosda Karya,

1995)

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan (Jakarta; Rajawali Press, 1989)

Salam, Burhanuddin, Cara Belajar yang sukses di Perguruan Tinggi (Jakarta;

PT Rineka Cipta, 2008)

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung;

Rosda Karya, 2001)

M.Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta; PT Rineka Cipta, 1997)

Crow, Crow, Psikologi Pendidikan (Surabaya; PT Bina Ilmu, 1984)

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar (bandung; PT.Remaja Rosda

Karya, 1992)

Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya (Jakarta; Bin Aksara,

1998)

Gunarsa, Singgih D, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta;

Gunung Agung, 1991)

Sudjana, Djuju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung; Rosda

Karya, 2006)

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Pendidikan (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,

2003)

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta; PT Raja Grafindo

Persada, 2007)