skripsi - core.ac.uk · salah satu tujuan pembelajaran pkn adalah membentuk sikap ... untuk...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN SIKAP KEDISIPLINAN DALAM PEMBELAJARAN
PKN DENGAN MODEL PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
PADA KELAS III SDN NANGGULAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Bernadus Johan Susanto
121134199
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Don’t try to change the world,
Find something that you love and do it everyday
Do that for the rest of you life
And eventually, the world will change
(Macklemore and Ryan Lewis - Growing Up)
Dalam dunia ini tidak ada kata hanya sampai sekarang
Yang ada hanyalah dari sekarang
(Hyun Jung-hwa)
Karena sebuah hasil yang memuaskan berawal dari
internet cepat dan secangkir kopi
(Sandy Pracoyo)
Secepatnya engkau berlari
Tetap kau harus berhenti untuk mensyukuri
(Parisude - Samsara)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Januari 2016
Peneliti
Bernadus Johan Susanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma,
Nama : Bernadus Johan Susanto
Nomor Mahasiswa : 121134199
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN SIKAP KEDISIPLINAN DALAM PEMBELAJARAN
PKN DENGAN MODEL PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA
KELAS III SDN NANGGULAN
Dengan demikian, saya memberitahukan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan ke dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa meminta izin dari saya, atau memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 Januari 2016
Yang menyatakan,
Bernadus Johan Susanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENINGKATAN SIKAP KEDISIPLINAN DALAM PEMBELAJARAN
PKN DENGAN MODEL PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA
KELAS III SDN NANGGULAN
Bernadus Johan Susanto
Universitas Sanata Dharma
2016
Salah satu tujuan pembelajaran PKn adalah membentuk sikap kedisiplinan
siswa. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan sikap kedisiplinan siswa
kelas III B SDN Nanggulan masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
untuk menggambarkan dan mengetahui bagaimana pelaksanaan model Paradigma
Pedagogi Reflektif sebagai upaya meningkatkan sikap kedisiplinan siswa kelas III
B SD Negeri Nanggulan dan (2) untuk meningkatkan dan mengetahui
peningkatan sikap kedisiplinan siswa kelas III B SD Negeri Nanggulan
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Nanggulan, dengan subyek penelitian berjumlah 29
siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang didukung oleh observasi dan
wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian yang menerapkan model paradigma pedagogi
reflektif pada mata pelajaran PKn sikap kedisiplinan siswa meningkat. Persentase
siswa yang memiliki sikap kedisiplinan meningkat dari 45% menjadi 83% pada
siklus I dan menjadi 86% pada siklus II. Sedangkan rata-rata nilai skala sikap
kedisiplinan juga meningkat dari 66 menjadi 76 pada siklus I dan menjadi 84,83
pada siklus II.
Kata kunci: Paradigma pedagodi reflektif, sikap kedisiplinan, PKn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
IMPROVING DISCIPLINE ATTITUDE IN CIVIC LEARNING USING
REFLECTIVE PEDAGOGY PARADIGM MODEL IN 3rd
GRADE
NANGGULAN ELEMENTARY SCHOOL
Bernadus Johan Susanto
Sanata Dharma University
2016
One of the objectives civic learning is to form student’s discipline. Based
on the observation and interview, the discipline of students grade III B in
Nanggulan Elementary School was low. The objectives of the study were (1) to
know the way using model of reflective pedagogical paradigm as an effort to
improve students’ grade III B in Nanggulan Elementary School discipline (2) to
improve students’ grade III B in Nanggulan Elementary School discipline
attitude.
The type of the study was class action research. The study was done in
Nanggulan Elementary School which the amount of interviewee was 29 students.
The class action research was done into two cycles. Questionnaire was used as a
technique to gathering data that added by observation and interview.
Based on result of the study that implemented, reflective pedagogical
paradigm model in civic learning subject was success to improve the students’
discipline. The percentage of students’ discipline increased from 55% into 83% in
the first cycle then became 86% in the second cycle. Meanwhile average attitude
scale of discipline also increased from 66 into 76 in the first cycle then became
84,83 in the second cycle.
Keywords: reflective pedagogical paradigm, discipline, civic learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan tugas akhir skripsi
dengan judul “Peningkatan Sikap Kedisiplinan dalam Pembelajaran PKn dengan
Model Paradigma Pedagogi Reflektif pada Kelas III SDN Nanggulan” dapat
selesai dengan lancar. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu izinkan penulis untuk menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
atas izin yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Christiyanti Aprinastusti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan masukan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II
yang selalu memberikan masukan dan motivasi dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Sri Rahayu, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Nanggulan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Lis Endang Retnowati, selaku Guru Kelas III B SD Negeri Nanggulan
yang telah memberikan izin, masukan, dan dukungan sehingga penelitian
dapat terlaksana dengan lancar.
8. Tarsisius Judiwijana dan Yohana Fransiska Marjiyem yang telah
memberikan doa dan dukungan moral maupun material.
9. Yusuf Wiryorejo, Maria Saliyem, Petrus Kahana, M. M. Tri Esti W.,
Anastasia Sumi, Nicola Srilestariningsih, yang telah memberikan
semangat, dukungan moral maupun material, dan doa.
10. Bravi, Oka, Nugroho, Purnomo, Sita, Yosi, Astrid, Ika, dan Hilda yang
telah berjuang bersama menyusun skripsi dalam kelompok payung dan
mahasiswa kelas E 2012.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 27 Januari 2016
Penulis
Bernadus Johan Susanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
E. Definisi Operasional ......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Sikap .......................................................................................... 7
a) Pengertian Sikap ................................................................... 7
b) Struktur Sikap ....................................................................... 8
2. Kedisiplinan ............................................................................... 9
a) Pengertian Kedisiplinan ........................................................ 9
b) Tujuan Pembinaan Disiplin ................................................... 10
3. Pendidikan Kewarganegaraan ..................................................... 11
a) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan .............................. 11
b) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ................................... 11
4. Paradigma Pedagogi Reflektif .................................................... 12
a) Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif ............................. 12
b) Dinamika Paradigma Pedagogi Reflektif ............................... 13
c) Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif .............................. 15
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 17
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 21
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 23
B. Setting Penelitian ............................................................................. 24
1. Tempat Penelitian ....................................................................... 24
2. Subyek Penelitian ....................................................................... 25
3. Obyek Penelitian ........................................................................ 25
4. Waktu Penelitian ........................................................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Rencana Tindakan ............................................................................ 25
1. Siklus I ....................................................................................... 25
a) Perencanaan .......................................................................... 25
b) Pelaksanaan .......................................................................... 26
c) Observasi .............................................................................. 29
d) Refleksi ................................................................................ 29
2. Siklus II ...................................................................................... 30
a) Perencanaan .......................................................................... 30
b) Pelaksanaan .......................................................................... 30
c) Observasi .............................................................................. 31
d) Refleksi ................................................................................ 32
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 32
1. Kuesioner ................................................................................... 32
2. Observasi ................................................................................... 33
3. Wawancara ................................................................................. 34
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 34
1. Lembar Kuesioner ...................................................................... 34
2. Lembar Wawancara .................................................................... 36
3. Lembar Observasi ....................................................................... 38
F. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................. 38
1. Validitas ..................................................................................... 38
a) Validitas Rupa ...................................................................... 39
b) Validitas Isi .......................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
c) Validitas Konstruk ................................................................ 40
2. Reliabilitas ................................................................................. 50
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 53
1. Aspek Konitif ............................................................................. 53
2. Aspek Afektif ............................................................................. 54
3. Aspek Konatif ............................................................................ 55
H. Indikator Keberhasilan ..................................................................... 57
I. Jadwal Penelitian .............................................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 60
1. Siklus I ....................................................................................... 60
a) Perencanaan .......................................................................... 60
b) Tindakan ............................................................................... 62
c) Pengamatan .......................................................................... 62
d) Refleksi ................................................................................ 71
2. Siklus II ...................................................................................... 74
a) Perencanaan .......................................................................... 74
b) Tindakan ............................................................................... 74
c) Pengamatan .......................................................................... 75
d) Refleksi ................................................................................ 84
B. Pembahasan ..................................................................................... 86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 96
C. Saran ................................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 97
LAMPIRAN ................................................................................................ 99
CURRICULUM VITAE ................................................................................ 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert .................................................................................. 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ....................................................................... 34
Tabel 3.3 Sebaran Butir Item Aspek 1 .......................................................... 35
Tabel 3.4 Sebaran Butir Item Aspek 2 .......................................................... 35
Tabel 3.5 Sebaran Butir Item Aspek 3 .......................................................... 36
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara ................................................................... 37
Tabel 3.7 Pedoman Observasi ...................................................................... 38
Tabel 3.8 Validasi Skala Sikap Kedisiplinan Kelas 3 ................................... 42
Tabel 3.9 Pernyataan Skala Sikap Kedisiplinan yang Valid .......................... 48
Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabitias ..................................................... 51
Tabel 3.11 Hasil Reliabiliatas Skala Sikap Kedisiplinan Kelas 3 .................. 52
Tabel 3.12 Kriteria PAP tipe I ...................................................................... 53
Tabel 3.13 Rentang Nilai Aspek Kognitif .................................................... 54
Tabel 3.14 Rentang Nilai Aspek Afektif ...................................................... 55
Tabel 3.15 Rentang Nilai Aspek Konatif ...................................................... 56
Tabel 3.16 Rentang Nilai Secara Keseluruhan .............................................. 57
Tabel 3.17 Indikator Keberhasilan Peraspek ................................................. 58
Tabel 3.18 Indikator Keberhasilan Secara Keseluruhan ................................ 58
Tabel 3.19 Jadwal Penelitian pada Semester Ganjil ...................................... 59
Tabel 4.1 Hasil Skala Sikap Siklus I Aspek Kognitif .................................... 64
Tabel 4.2 Hasil Skala Sikap Siklus I Aspek Afektif ...................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.3 Hasil Skala Sikap Siklus I Aspek Konatif ..................................... 66
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Siklus I ............................................................ 67
Tabel 4.5 Hasil Skala Sikap Siklus I Secara Keseluruhan ............................. 69
Tabel 4.6 Hasil Skala Sikap Siklus II Aspek Kognitif .................................. 76
Tabel 4.7 Hasil Skala Sikap Siklus II Aspek Afektif .................................... 78
Tabel 4.8 Hasil Skala Sikap Siklus II Aspek Konatif .................................... 79
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Siklus II ........................................................... 80
Tabel 4.10 Hasil Skala Sikap Siklus II Secara Keseluruhan .......................... 82
Tabel 4.11 Aspek Pencapaian dan Rata-rata Kelas Secara Keseluruhan ........ 87
Tabel 4.12 Peningkatan Sikap Kedisiplinan dan Rata-rata Siswa Peraspek ... 89
Tabel 4.13 Rangkuman Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ...................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus Model Kurt Lewin ............................................................. 24
Gambar 3.2 Rumus Product Moment .............................................................. 41
Gambar 4.1 Grafik Presentase Sikap Kedisiplinan Siswa Secara Keseluruhan .. 88
Gambar 4.2 Grafik Presentase Peningkatan Sikap Kedisiplinan Siswa
Peraspek ......................................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ................................................................ 99
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 108
Lampiran 3 Validasi RPP ............................................................................. 129
Lampiran 4 Validasi Kuesioner .................................................................... 136
Lampiran 5 Kuesioner Valid ........................................................................ 142
Lampiran 6 Contoh Kuesioner Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ............ 145
Lampiran 7 Hasil Penghitungan Kuesioner Kondisi Awal ............................ 152
Lampiran 8 Hasil Wawancara ...................................................................... 156
Lampiran 9 Hasil Observasi ......................................................................... 159
Lampiran 10 Foto-foto Pembelajaran Siklus I dan Siklus II .......................... 163
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian ................................................................ 166
Lampiran 12 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian .......................... 168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaran menjadi salah satu mata pelajaran
dalam satuan pendidikan sekolah dasar. Dalam Depdiknas (2006: 46)
dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu mata
pelajaran yang mengajarkan dan melatih para siswanya untuk memahami
dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945. Pembentukan warga negara yang dapat
memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban dapat dilakukan sejak
dini. Anak-anak usia sekolah dasar dapat dikenalkan dengan hak dan
kewajiban mereka sendiri. Pengenalan dapat dimulai dengan cakupan
lingkungan yang terkecil misalnya keluarga atau sekolah. Lingkungan
keluarga dan sekolah dapat dikenalkan terlebih dahulu karena lingkungan
tersebut adalah lingkungan yang ditemui oleh siswa setiap hari.
Hak dan kewajiban warga negara berkaitan satu dengan yang
lainnya. Untuk mendapatkan hak kita harus melaksanakan kewajiban kita
dahulu. Kewajiban tersebut dapat berupa peraturan baik peraturan tertulis
maupun peraturan tidak tertulis. Untuk mendapatkan hak terlebih dulu kita
harus melaksanakan aturan-aturan yang berlaku. Pengenalan dan
pemahaman terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar
perlu diajarkan terlebih dahulu kepada siswa-siswa sekolah dasar. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
tersebut mengajarkan siswa untuk memahami arti penting dari sebuah
peraturan yang kemudian menumbuhkan kesadaran siswa untuk
melaksanakan dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
sekitarnya. Selain dapat menumbuhkan kesadaran siswa, pemahaman
tentang peraturan tersebut juga dapat meningkatkan sikap kedisiplinan
siswa. Sikap kedisiplinan ini meliputi penghayatan, pemahaman, dan
pelaksanaan nilai-nilai kedisiplinan.
Menurut Pusat Kurikulum (2002 dalam Aryani, 2010: 8)
pendidikan di Indonesia masih begitu buruk. Hal tersebut disebabkan
beberapa faktor, di antaranya adalah penilaian yang sebatas pengetahuan
(kognitif). Penilaian yang pada aspek kognitif dapat membuat siswa
memahami materi pelajaran tetapi belum tentu dapat menerapkan suatu
pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari. Chamim (2003: ix, dalam
Aryani, 2010: 40) menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan (civic
education) bagi Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap, mental,
nilai-nilai, dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi, sehingga
terwujud warga masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga
persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat,
sejahtera, serta demokratis. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya tidak
cukup dengan mengembangkan kemampuan dan keterampilan kognitif
saja. Suatu pendidikan diharapkan tidak hanya mengembangkan
kemampuan dan keterampilan kognitif, tetapi juga mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
mengembangkan kemampuan dan keterampilan afektual sehingga dapat
berpengaruh terhadap perilaku siswa ke arah yang lebih baik.
Sementara itu berdasarkan observasi yang peneliti laksanakan pada
31 Juli 2015 di kelas III B, SD Negeri Nanggulan. Peneliti mengobservasi
sikap kedisiplinan di dalam kelas dan model pembelajaran yang diterapkan
oleh guru yang berkaitan dengan sikap kedisiplinan siswa. Peneliti melihat
sembilan siswa yang berbicara dengan teman di sebelahnya atau di
belakangnya saat guru menyampaikan materi. Di awal pembelajaran ketika
guru menanyakan PR, ada tiga siswa yang belum mengerjakan PR
tersebut. Selain itu saat guru memberikan soal latihan kepada siswa, ada
seorang siswa yang tidak mau mengerjakan soal latihan tersebut, dia hanya
diam di tempat duduknya. Walaupun guru telah menegurnya tetapi dia
tetap tidak mau mengerjakan. Sedangkan hasil skala sikap yang mengukur
sikap kedisiplinan siswa di keluarga, sekolah, dan masyarakat masih
rendah. Pada kondisi awal, persentase siswa yang memiliki sikap
kedisiplinan minimal “Cukup” pada aspek kognitif sebesar 48%, pada
aspek afektif sebesar 48%, dan pada aspek konatif sebesar 38%.
Selain mengobservasi sikap kedisiplinan siswa, peneliti juga
mengobservasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas.
Peneliti melihat guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran. Guru
tidak menggali pengetahuan awal siswa. Guru juga tidak memberikan
umpan balik kepada siswa tentang materi pembelajaran. Ketika terdapat
siswa yang berbicara dengan temannya ketika guru menyampaikan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
Guru pun menegur dan menghampiri mereka, tetapi tidak beberapa lama
kemudian siswa kembali berbicara dengan temannya, kali ini guru
menegur tetapi tidak menghampiri mereka. Di akhir pembelajaran guru
langsung menutup pelajaran tidak memberikan penguatan dan refleksi.
Melihat permasalahan tersebut peneliti ingin meningkatkan sikap
kedisiplinan pada siswa kelas III B, SD Negeri Nanggulan. Peneliti akan
menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif.
Menurut Kolvenbach (dalam Suparno, 2015: 19), model pembelajaran ini
mengembangkan siswa untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan/
ketrampilan sesuai bidangnya (Competence). PPR juga mengembangkan
kompetensi siswa dalam hal membedakan baik dan buruk suatu
pembelajaran dan mempunyai kemampuan mengambil keputusan yang
benar (Conscience). Selain itu model pembelajaran ini mengembangkan
kepekaan untuk dapat berbuat baik kepada orang lain yang membutuhkan
(Compassion). Di dalam model pembelajaran PPR terdapat tiga unsur
utama yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi. Siswa dibantu untuk menggali
pengalamannya sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, kemudian
mengambil makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup
kemasyarakatan melalui refleksi. Selanjutnya PPR mengajak siswa untuk
melakukan tindakan baik masih batin atau sudah tindakan psikomotorik
setelah siswa merefleksikan pengalaman belajar mereka.
Berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan di kelas III B,
SD Negeri Nanggulan, peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
dengan judul “Peningkatan Sikap Kedisiplinan dalam Pembelajaran PKn
dengan Model Paradigma Pedagogi Reflektif pada Kelas III SDN
Nanggulan.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan model Paradigma Pedagogi Reflektif untuk
meningkatkan sikap kedisiplinan siswa kelas III B SD Negeri
Nanggulan?
2. Apakah pelaksanaan model Paradigma Pedagogi Reflektif dapat
meningkatkan sikap kedisiplinan siswa kelas III B SD Negeri
Nanggulan?
C. Tujuan Penelitian
1. Menggambarkan dan mengetahui bagaimana pelaksanaan model
Paradigma Pedagogi Reflektif sebagai upaya meningkatkan sikap
kedisiplinan siswa kelas III B SD Negeri Nanggulan.
2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap kedisiplinan siswa
kelas III B SD Negeri Nanggulan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat
memberikan pengalaman baru dalam melaksanakan kegiatan belajar
sehingga kegiatan belajar dapat bervariasi serta dapat mengurangi
kejenuhan dan kebosanan pada saat mengikuti proses belajar di kelas.
2. Bagi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
Pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif
memberikan wawasan dan memotivasi guru untuk menggunakan
pendekatan ini dalam pembelajaran pada mata pelajaran lain dan di
kelas yang berbeda.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini memberikan masukan atau saran kepada Kepala Sekolah
bahwa penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang efektif.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar, berlatih, menerapkan,
dan mengembangkan pengetahuan tentang model Paradigma Pedagogi
Reflektif
E. Definisi Operasional
1. Sikap adalah reaksi seseorang terhadap obyek sikap yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan konatif.
2. Kedisiplinan yang berasal dari kata dasar disiplin adalah kemampuan
mengendalikan diri untuk berperilaku tertib dan patuh terhadap aturan-
aturan yang berlaku di keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu model pembelajaran yang
mengembangkan 3C yaitu competence, conscience dan compassion.
Langkah-langkah PPR ini adalah konteks, pengalaman, refleksi, aksi
dan evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Sikap
a) Pengertian Sikap
Menurut Thrustone, Likert, dan Osgood (dalam Azwar, 2015:4)
sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap pada
suatu obyek bisa berupa perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable). Sedangkan LaPierre (dalam Azwar, 2015:5)
menyatakan bahwa sikap dapat didefinisikan sebagai suatu pola
perilaku untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial. Di sisi lain
Secord dan Backman (dalam Azwar, 2015:5) mendefinisikan sikap
sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu
aspek di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah suatu pola perilaku yang berhubungan dengan perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) yang
dapat berupa suatu perasaan mendukung atau memihak (favorable)
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
b) Struktur Sikap
Azwar (2015: 23) menyatakan bahwa struktur sikap terdiri atas
tiga komponen yang saling menunjang, komponen-komponen tersebut
adalah:
(1) Komponen Kognitif (Cognitive)
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Mann
(dalam Azwar 2015:24) menambahkan bahwa seringkali
komponen kognitif dapat disamakan dengan pendapat (opini),
terutama apabila menyangkut masalah isu yang kontroversial.
(2) Komponen Afektif (Affective)
Menurut Mann (dalam Azwar 2015:24) komponen afektif
merupakan perasaan individu terhadap obyek sikap dan
menyangkut masalah emosi. Aspek inilah yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap
seseorang.
(3) Komponen Perilaku (Conative)
Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan
untuk bertindak atau untuk beraksi terhadap sesuatu dengan cara
tertentu (Mann 1969, dalam Azwar 2015:24).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
2. Kedisiplinan
a) Pengertian Kedisiplinan
Kata disiplin mempunyai akar pada kata disciple yang berarti
“mengajar atau melatih.” Salah satu definisi adalah “melatih melalui
pengajaran atau pelatihan.” Disiplin merupakan bagian dari proses
berkelanjutan pengajaran atau pendidikan (Khalsa, 2008:xix).
Menurut Supadjar (1983:4) disiplin mengandung makna
kepatuhan dan ketaatan terhadap nilai-nilai di dalam suatu sistem
sosial, demi kualitas kehidupan. Dengan demikian di dalam disiplin
tercermin adanya sistem nilai, sistem sosial, bentuk kepribadian
pendukungnya, dan perspektif masa depan yang akan dicapai dari pola
interaksi yang terjadi. Disiplin dimengerti bukan sebagai mekanisme,
tetapi sebagai pengambilan sikap sebagai situasi masyarakat. Sikap
dalam bentuk tingkah laku yang menjadi kebiasaan, tetapi tetap
terbuka bagi hal baru yang merealisir nilai-nilai tertentu. Sedangkan
Pidarta (1995:64) berpendapat bahwa disiplin adalah tata kerja
seseorang sesuai aturan dan norma yang telah disepakati sebelumnya.
Ada disiplin yang berasal dari luar, ada juga disiplin yang berasal dari
dalam diri seseorang. Disiplin yang bersumber dari luar mungkin
karena takut dan mungkin karena pengaruh lingkungan yang begitu
kuat. Disiplin yang berasal dari luar lama-kelamaan juga bisa menjadi
disiplin yang berasal dari dalam. Disiplin dari diri sendiri lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
10
dari pada yang bersumber dari luar, sebab ini dapat memotivasi diri
sendiri (Finch, 1982 dalam Pidarta, 1995:64).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa kedisiplinan adalah suatu tindakan seseorang yang
mencerminkan ketaatan dan kepatuhan terhadap suatu norma-norma
atau aturan yang telah disepakati sebelumnya.
b) Tujuan Pembinaan Disiplin
Menurut Supadjar (1983:12) ada beberapa tujuan pembinaan
disiplin khususnya di dalam kelas.
(1) Memperkenalkan tata hubungan guru dan murid
(2) Menemukan identitas diri dan kelompok
(3) Menyiapkan tata tertib hubungan kemasyarakatan
(4) Mengantar prinsip-prinsip kehidupan bersama, sebagai politik,
yaitu kesadaran berbangsa dan bernegara
(5) Menyadarkan bahwa Pancasila adalah prinsip-prinsip kehidupan
bersama.
Sementara itu Schaefer (1986:3) mengungkapkan bahwa tujuan
disiplin terbagi menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang. Tujuan jangka pendek dari disiplin adalah untuk melatih dan
mengontrol anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengajarkan
mereka bentuk-bentuk perilaku yang pantas dan tidak pantas dilakukan
serta perilaku yang masih asing bagi anak. Sedangkan tujuan jangka
panjang dari disiplin adalah untuk perkembangan pengendalian diri dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
pengarahan diri sendiri (self control and self direction) yaitu dalam hal
mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan
pengendalian dari luar.
3. Pendidikan Kewarganegaraan
a) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Utami (2010:2) Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan yang mengarahkan siswa untuk menjadi warga negara yang
demokratis, yang merhargai perbedaan, dan mencintai keadilan dan
kebenaran. Kemudian Chamim (2003:ix, dalam Aryani, 2010:40)
berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan (civic education)
bagi Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap, mental, nilai-
nilai, dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi, sehingga
terwujud warga masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga
persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat,
sejahtera, serta demokratis.
b) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini
secara rinci dijelaskan dalam Permendiknas RI Nomor 23 tahun 2006.
Disebutkan bahwa tujuan pencapaian dari mata pelajaran PKn adalah
sebagai berikut:
(1) Memampukan siswa berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
(2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara
cerdas dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
antikorupsi.
(3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
(4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi (Utami, 2010:2).
4. Paradigma Pedagogi Reflektif
a) Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif
Pedagogi adalah cara para pengajar untuk mendampingi para
siswanya. Pedagogi merupakan seni dan ilmu mengajar. Pedagogi
meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi
terpelajar. Hal tersebut juga memberikan criteria pemilihan sarana-
sarana yang harus dipakai dalam pendidikan (Subagja, 2010:22).
Selanjutnya Subagja (2010:39) memaparkan bahwa Paradigma
Pedagogi Reflektif terdiri atas beberapa langkah yaitu pengalaman,
refleksi, dan aksi. Langkah-langkah tersebut menawarkan bermacam-
macam cara seorang pengajar untuk dapat mendampingi para pelajar
mereka untuk memudahkan proses belajar dan berkembang lewat
menatap kebenaran dan menggali arti manusiawinya. Pola
pengalaman, refleksi, dan aksi sungguh-sungguh membantu para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
pelajar berkembang menjadi manusia kompeten, bertanggung jawab,
dan berbelas kasih.
b) Dinamika Paradigma Pedagogi Reflektif
Menurut Subagja (2010:42) Paradigma Pedagogi Reflektif
terdapat lima langkah yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan
evaluasi.
(1) Konteks
Pengalaman seseorang selalu menjadi titik tolak dalam
Paradigma Pedagogi Reflektif. Oleh karena itu sebelum mengajar,
pengajar harus mengetahui sebanyak mungkin konteks tempat
kegiatan mengajar dan belajar berlangsung. Pengajar perlu
memahami dunia pelajar, termasuk cara-cara hidup keluarga,
teman-teman, kelompok baya, kebudayaan kaum muda dan adat,
tekanan sosial, kehidupan sekolah, dan hal lain yang berdampak
pada dunia si pelajar dan mempengaruhinya kea rah baik atau
buruk (Subagja, 2010:43).
(2) Pengalaman
Pengalaman dalam Peradigma Pedagogi Reflektif tidak
mentok pada pemahaman intelektual saja. Namun mendesak
supaya keseluruhan pribadi, budi, perasaan, dan kemauan masuk
dalam pengalaman belajar. Baik ranah kognitif maupun afektif
terlibat, karena tanpa perasaan batin yang terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
pemahaman intelektual, belajar tidak mendorong seseorang untuk
bertindak (Subagja, 2010:49).
(3) Refleksi
Pada tingkat refleksi siswa diajak untuk menangkap makna
yang lebih mendalam dari apa yang telah dipelajari. Refleksi juga
mengajak siswa untuk menemukan hubungan apa yang telah
dipelajari dengan segi-segi lain dari pengetahuan. Refleksi
selanjutnya membentuk suara hati siswa untuk dituangkan dalam
perbuatan mereka (Subagja, 2010:54).
(4) Aksi
Aksi menunjukkan pertumbuhan batin seseorang
berdasarkan penalaman yang telah direfleksikan oleh siswa. Siswa
menentukan pilihan-pilihan batin yang selanjutnya dinyatakan
melalui aksi (Subagja, 2010:61)
(5) Evaluasi
Evaluasi dalam Paradigma Pedagogi Reflektif tidak hanya
untuk mengetahui kemajuan akademik. Namun yang menjadi fokus
adalah pertumbuhan siswa yang menyeluruh sebagai pribadi demi
sesama. Evaluasi berkala perkembangan siswa dalam sikap,
prioritas-prioritas, dan kegiatan-kegiatan selaras dengan sikap
menjadi orang demi orang lain (man for others) perlu dilakukan
(Subagja, 2010:63).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif tersebut dapat dilihat bahwa PPR tidak hanya
mengembangkan aspek kognitif saja, tetapi juga mengembangkan
aspek afektif dan konatif. Karena tujuan dari model pembelajaran PPR
adalah mengembangkan siswa yang mencakup 3C (Competence,
Conscience, dan Compassion).
c) Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki beberapa kelebihan
jika diterapkan dalam pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut
menurut Kolvenbach (dalam Suparno, 2015:19) adalah model
pembelajaran ini mengembangkan siswa untuk dapat menguasai ilmu
pengetahuan/ ketrampilan sesuai bidangnya (Competence). PPR juga
mengembangkan kompetensi siswa dalam hal membedakan baik dan
buruk suatu pembelajaran dan mempunyai kemampuan mengambil
keputusan yang benar (Conscience). Selain itu model pembelajaran ini
mengembangkan kepekaan untuk dapat berbuat baik kepada orang lain
yang membutuhkan (Compassion). Dengan cara tersebut siswa tidak
hanya menguasai ilmu pengetahuan/ketrampilan saja tetapi
menggunakan ilmu pengetahuan/ ketrampilan tersebut untuk
membedakan hal yang baik dan tidak baik serta mempunyai kepekaan
untuk menolong sesame yang membutuhkan.
Selain itu kelebihan-kelebihan PPR dijelaskan oleh Subagja
(2010:68) sebagai berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
(1) Paradigma Pedagogi Reflektif dapat diterapkan kepada semua
kurikulum
Paradigma Pedagogi Reflektif ini dapat diterapkan dalam
semua kurikulum yang diterapkan pemerintah. Paradigma ini tidak
menuntut tambahan apapun, selain pendekatan baru pada cara
mengajarkan mata pelajaran yang ada.
(2) Paradigma Pedagogi Reflektif fundamental untuk proses belajar
mengajar
Paradigma ini dapat diterapkan pada ranah non-akademik,
seperti kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, program pelayanan
masyarakat, retret, dan sebagainya. Paradigma ini dapat membantu
siswa menemukan hubungan antara bagian-bagian dari suatu
bidang studi atau dengan bidang-bidang studi lain.
(3) Paradigma Pedagogi Reflektif menjamin para pengajar menjadi
pengajar yang lebih baik
Paradigma ini memungkinkan para pengajar memperkaya
baik isi maupun susunan yang mereka ajarkan, cara mendorong
inisiatif siswa, cara mendorong siswa untuk aktif dan bertanggung
jawab terhadap hasil studi, dan cara memotivasi siswa untuk
menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan pengalaman
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
(4) Paradigma Pedagogi Reflektif mempribadikan proses belajar dan
mendorong pelajar merefleksikan makna dan arti dari apa yang
dipelajari
Paradigma ini mendukung integrasi antara pengalaman
belajar di ruang kelas dengan pengalaman di rumah, waktu bekerja,
dunia teman sebaya, dan sebagainya.
(5) Paradigma Pedagogi Reflektif menekankan matra sosial belajar
maupun mengajar
Paradigma ini mendorong kerjasama yang erat dan berbagi
pengalaman serta dialog antar siswa. Melalui interaksi tersebut
lama-kelamaan siswa menjadi sadar bahwa pengalaman-
pengalaman yang paling mendalam timbul dari hubungan yang
manusiawi.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh
John (2011) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak di Kelas
melalui Cerita.” Penelitian tersebut dilakukan pada siswa TKK 11 BPK
Penabur Jakarta. Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelompok
B (kelas B2) yang berjumlah 23 anak terdiri dari 11 anak perempuan dan 12
anak laki-laki dengan rentang usia antara 5 - 6 tahun. Jenis pelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan tiga siklus. Ada tiga indikator
yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Mendengarkan saat guru
menerangkan materi, (2) Mengerjakan instruksi guru, dan (3) Berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
dengan sopan. Pada siklus pertama terjadi peningkatan secara berurutan
sebesar 13,04%; 4,35%; dan 4,35% dibandingkan sebelum mendapat tindakan.
Pada siklus kedua juga terjadi peningkatan dibandingkan siklus pertama secara
berurutan sebesar 13,04%; 8,7%; dan 4,35%. Selanjutnya pada siklus ketiga
terjadi peningkatan yang cukup besar dibandingkan siklus kedua, secara
berurutan sebesar 17,39%; 13,04%; dan 17,39%. Setelah tiga siklus didapat
hasil prosentase anak yang sudah dapat menyimak meningkat menjadi 91.30%
atau 21 anak dari 23 anak, sementara prosentase untuk aspek ketaatan
meningkat menjadi 82.61% atau 19 anak dari 23 anak, dan untuk aspek
berbicara dengan sopan meningkat menjadi 86.96% atau 20 anak dari 23 anak.
Penelitian relevan kedua dilakukan oleh Widiyanti (2013) yang
bejudul “Pengaruh Pendidikan Karakter dengan Pendekatan PPR dan Motivasi
Belajar Terhadap Kepribadian Siswa.” Jenis penelitian ini adalah eksperimen.
Penelitian ini dilakukan di SMPK St. Yusuf, Kota Madiun. Subyek
penelitiannya adalah siswa kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 50
siswa yang tediri dari 25 siswa untuk kelas control dan 25 siswa untuk kelas
eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter
dengan pendekatan paradigma pedagogi reflektif memberikan pengaruh yang
lebih baik dari pada pendekatan konvensional terhadap kepribadian siswa
dalam Pendidikan Agama Katolik. Dari data yang diperoleh bahwa siswa yang
belajar Pendidikan Karakter dengan PPR dalam Pendidikan Agama Katolik
memperoleh skor rata-rata hitung 108,04 dan pendidikan karakter dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
pendekatan konvensional dalam Pendidikan Agama Katolik memperoleh skor
rata-rata hitung sebesar 99,92.
Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh
Darwis (2014) yang berjudul “Kemampuan Guru Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa
dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan.” Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan guru PKn dalam mengajar untuk
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa SMKN Parigi Selatan. Selain itu
penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hambatan yang ditemukan guru
dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa SMKN Parigi Selatan. Subyek
penelitian adalah guru PKn berjumlah 2 orang dan kepala sekolah selaku
informan kunci. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menerapkan teknik
pengumpulan data secara deskriptif kualitatif. Hasil observasi dalam
pembelajaran, wawancara dengan kepala sekolah, dan angket menunjukkan
bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki kemampuan yang
baik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa dalam pembelajaran. Hal
itu terbukti berdasarkan data yang diperoleh bahwa guru selalu memberi
nasihat kepada siswa. Jika terdapat siswa yang melanggar kedisiplinan, guru
memberikan teguran untuk tidak mengulangi pelanggaran tersebut.
Selanjutnya jika masih tetap tidak mengindahkan teguran yang telah diberikan
maka akan diberikan sanksi yang bersifat edukatif, jika masih tetap tidak
membuat jera maka langkah terakhir yang dilakukan oleh guru PKn di SMKN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
Parigi Selatan ialah dengan memberikan nilai tidak tuntas kepada siswa yang
tidak disiplin dalam pembelajaran. Sementara itu hambatan yang ditemui guru
dalam peningkatan kedisiplinan belajar siswa ialah sarana dan prasarana
sekolah serta masih kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
sehingga menyebabkan pembelajaran kurang efektif.
Ketiga penelitian di atas dapat mendukung penelitian ini. Pada
penelitian pertama, John sebagai peneliti berhasil meningkatkan kedisiplinan
siswa TKK 11 BPK Penabur Jakarta menggunakan cerita. Berdasarkan
penelitian tersebut peneliti dapat menyisipkan cerita dalam model
pembelajaran PPR. Cerita dapat dilakukan saat penyampaian materi kepada
siswa. Kemudian untuk penelitian kedua yang dilakukan oleh Widiyanti untuk
meningkatkan kepribadian dan pendidikan karakter siswa SMPK St. Yusuf.
Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa model Paradigma Pedagogi
Reflektif dapat meningkatkan kepribadian dan pendidikan karakter siswa.
Sedangkan penelitian ketiga yang dilakukan oleh Darwis menjelaskan
bagaimana guru SMKN Parigi Selatan dalam mengajar sehingga dapat
meningkatkan kedisiplinan siswa. Penelitian tersebut dapat memberikan
masukan kepada peneliti agar selalu memberi nasihat kepada siswa dalam
mengajar sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan kedisiplinan
siswa dapat tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
C. Kerangka Berpikir
Sikap kedisiplinan siswa dalam pembelajaran menjadi salah satu faktor
penting tercapainya tujuan pembelajaran. Sikap kedisiplinan pola perilaku
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan (kognitif), perasaan (afektif), dan
predisposisi tindakan (konasi) siswa yang mencerminkan ketaatan dan
kepatuhan terhadap norma-norma atau aturan yang ada di keluarga, sekolah,
dan masyarakat yang telah disepakati sebelumnya. Namun saat ini sikap
kedisiplinan siswa masih buruk, khususnya siswa sekolah dasar. Hal tersebut
Kedisiplinan PPR PKn
Darwis (2014)
Judul penelitiannya
adalah
“Kemampuan Guru
Pendidikan
Kewarganegaraan
(PKn) dalam
Meningkatkan
Kedisiplinan
Belajar Siswa
dalam Pembelajaran
di SMKN Parigi
Selatan.”
John (2011)
Judul penelitiannya
adalah “Upaya
Meningkatkan
Kedisiplinan Anak
di Kelas melalui
Cerita.”
Widiyanti (2013)
Judul penelitiannya
adalah “Pengaruh
Pendidikan
Karakter dengan
Pendekatan PPR
dan Motivasi
Belajar Terhadap
Kepribadian
Siswa.”
Susanto (2016)
“Peningkatan Sikap Kedisiplinan dalam Pembelajaran
PKn dengan Model Paradigma Pedagogi Reflektif
pada Kelas III SDN Nanggulan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah model pengajaran guru
yang masih berada di tingkat pemahaman (kognitif). Pemahaman siswa belum
cukup untuk mencapai tujuan dari PKn yang berkaitan dengan pengetahuan,
sikap, mental, nilai-nilai, dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi,
sehingga terwujud Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis.
Untuk menghadapi masalah tersebut guru dapat menggunakan model
pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Model pembelajaran ini
mengintegrasikan pemahaman masalah dunia, kehidupan, dan pengembangan
nilai-nilai kemanusiaan, sehingga nilai-nilai tersebut muncul dari kesadaran
dan kehendak siswa melalui refleksinya. Selain itu PPR juga mengembangkan
3C yaitu competence, conscience dan compassion. Model pembelajaran ini
mempunyai tiga unsur utama yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi yang
mengajak siswa untuk melakukan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari
sebagai perwujudan nyata dari pembelajaran yang telah direfleksikan oleh
siswa.
D. Hipotesis Tindakan
1. Penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam
pembelajaran PKn melalui tahap konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan
evaluasi.
2. Penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam
pembelajaran PKn dapat meningkatkan kedisiplinan siswa kelas III B, SD
Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana
tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian
instrumen, dan analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Suhardjono
(2006:58) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Sedangkan menurut Kusumah
(2010:9) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif. PTK bertujuan
untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin.
Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observating), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen
tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
Gambar 3.1 Siklus Model Kurt Lewin (1990 dalam Aqib, 2007:21)
B. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat, subjek, objek, dan
waktu penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nanggulan yang
beralamat di Nanggulan, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman. Sebelah utara, timur, dan selatan berbatasan dengan
pemukiman penduduk. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan
Acting
Planning
Reflecting
Observing Siklus 1
Planning
Acting
Observing Siklus 2
Reflecting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
pemukiman penduduk, Puskesmas Depok I, dan ± 100 meter sebelah
barat adalah Jalan Ring Road Timur.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III B SD Negeri
Nanggulan, tahun ajaran 2015/2016. Siswa kelas III B berjumlah 29
siswa dengan 11 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah sikap kedisiplinan pada mata
pelajaran PKn. Sikap kedisiplinan meliputi penghayatan, pemahaman,
dan pelaksanaan nilai-nilai kedisiplinan.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dari 31 Juli 2015 sampai dengan 15
September 2015 di SD Negeri Nanggulan.
B. Rencana Tindakan
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan
untuk meningkatkan sikap kedisiplinan pada siswa SD Negeri Nanggulan
dalam mata pelajaran PKn.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti meminta izin kepada
Kepala SD Negeri Nanggulan untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut. Peneliti juga meminta izin kepada guru kelas III
B untuk melakukan penelitian di kelas tersebut. Setelah mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
izin peneliti mengobservasi kelas untuk mendapat gambaran
bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam
kelas. Selain itu peneliti juga mewawancarai guru kelas bagaimana
sikap siswa di dalam kelas maupun di luar kelas. Kemudian
peneliti juga menyiapkan RPP mata pelajaran PKn dengan materi
aturan-aturan di masyarakat. Selain itu peneliti juga menyiapkan
media yang akan dipakai dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada siklus pertama dilakukan dua kali pertemuan. Alokasi
waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit.
Pertemuan 1 (2 x 35 menit)
Kegiatan Pembuka
- Guru mengucapkan salam pembuka.
- Guru mengabsen siswa.
- Guru menyampaikan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pengertian
aturan.
- Siswa menyebutkan pengertian aturan sesuai dengan
pengetahuan mereka.
- Guru memberikan penjelasan tentang aturan, bisa
menambahkan maupun membenarkan pendapat dari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
- Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan anggota
setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak.
- Guru membagikan puzzle kepada setiap kelompok dan
menginstruksikan siswa untuk menyusunnya.
- Siswa menyusun puzzle.
- Siswa secara berkelompok mempresentasikan puzzlenya yang
berupa gambar aturan di sekolah maupun di masyarakat.
- Selain mempresentasikan puzzle setiap siswa juga membuat
daftar kegiatan yang akan dilakukannya sebagai perwujudan
bahwa mereka akan melaksanakan aturan baik di sekolah
maupun di masyarakat.
- Guru memberikan soal evaluasi.
Kegiatan Penutup
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
- Guru menyampaikan refleksi.
- Guru membimbing siswa untuk melakukan aksi dalam
kehidupan nyata berhubungan dengan nilai kedisiplinan.
- Guru menyampaikan salam penutup.
- Guru mengajak siswa untuk berdoa.
Pertemuan 2 (2 x 35 menit)
Kegiatan Pembuka
- Guru mengucapkan salam pembuka.
- Guru mengabsen siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
- Guru menyampaikan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh aturan.
- Siswa menyebutkan kembali beberapa contoh aturan yang telah
disampaikan siswa.
- Guru memberikan penjelasan tentang contoh aturan, bisa
menambahkan maupun membenarkan pendapat dari siswa.
- Guru memberikan penjelasan mengenai macam-macam aturan
yang berlaku di masyarakat beserta contohnya seperti gambar
yang sudah ditampilkan.
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
- Guru membagikan macam-macam gambar aturan yang berlaku
di masyarakat.
- Guru meminta siswa mengelompokkan gambar yang diberikan
sesuai dengan macam-macam aturan yang berlaku di
masyarakat.
- Guru meminta siswa menuliskan manfaat adanya aturan dalam
kehidupan sehari-hari.
- Guru meminta kelompok yang telah selesai mengerjakan untuk
mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan di dalam
kelompok.
- Guru memberikan soal evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
Kegiatan Penutup
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
- Guru menyampaikan refleksi.
- Guru membimbing siswa untuk melakukan aksi dalam
kehidupan nyata berhubungan dengan nilai kedisiplinan.
- Guru menyampaikan salam penutup.
- Guru mengajak siswa untuk berdoa.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi bagaimana sikap kedisiplinan
siswa selama dua kali pembelajaran di siklus I. Peneliti juga
mencatat beberapa hal penting yang berhubungan dengan sikap
kedisiplinan yang muncul dalam pembelajaran tersebut.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti mengidentifikasi
permasalah-permasalahan yang muncul. Peneliti juga melihat hasil
observasi apakah sudah menunjukkan peningkatan. Walaupun hasil
refleksi menunjukkan bahwa pada siklus I telah mengalami
peningkatan, tetapi peneliti tetap melanjutkan penelitian ke siklus
II untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti kembali menyiapkan
RPP, materi, dan soal evaluasi untuk pembelajaran di siklus II.
Selain itu peneliti juga menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
siswa dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada siklus II ini dilaksanakan satu kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit.
Pertemuan (2 x 35 menit)
Kegiatan Pembuka
- Guru mengucapkan salam pembuka.
- Guru mengabsen siswa.
- Guru menyampaikan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai aturan-aturan apa
saja yang ada di lingkungan sekitar.
- Guru juga bertanya jawab tentang sikap apa yang harus
dimiliki untuk melaksanakan aturan-aturan itu dan pernahkah
siswa melakukan aturan itu.
- Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan anggota
setiap kelompoknya terdiri dari 5-6 anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
- Siswa secara berkelompok mempraktikan cerita yang berwujud
dialog mengenai contoh sikap disiplin atau sikap tidak disiplin
yang telah disiapkan oleh guru di depan kelas.
- Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk
membedakan mana sikap disiplin dan yang mana sikap tidak
disiplin berdasarkan cerita yang dipraktikkan.
- Siswa secara berkelompok membuat poster mengenai contoh
sikap disiplin.
- Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
Kegiatan Penutup
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
- Guru menyampaikan refleksi.
- Guru membimbing siswa untuk melakukan aksi dalam
kehidupan nyata berhubungan dengan nilai kedisiplinan.
- Guru menyampaikan salam penutup.
- Guru mengajak siswa untuk berdoa.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi bagaimana sikap kedisiplinan
siswa dalam pembelajaran di siklus II. Peneliti juga mencatat
beberapa hal penting yang berhubungan dengan sikap kedisiplinan
yang muncul dalam pembelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti mengidentifikasi
permasalah-permasalahan yang muncul. Peneliti juga melihat hasil
observasi, apakah sudah menunjukkan peningkatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan
lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau
hal-hal yang diketahuinya (Masidjo, 1995:70). Kuesioner dibuat
peneliti untuk mengetahui sikap kedisiplinan siswa yang meliputi
pemahaman (kognitif), penghayatan (afektif), dan pelaksanaan
(konatif) nilai-nilai kedisiplinan. Kuesioner diisi oleh siswa kelas III B,
SD Negeri Nanggulan sebanyak tiga kali. Pengisian sebanyak tiga kali
tersebut meliputi pengisian sebelum mendapat tindakan untuk melihat
kondisi awal bagaimana sikap kedisiplinan siswa, setelah dilakukan
tindakan siklus I, dan setelah dilakukan tindakan siklus II.
Penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur. Pilihan
jawaban pada kuesioner menggunakan skala likert yaitu “Sangat
Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Cukup” (C), “Tidak Setuju” (TS), dan
“Sangat Tidak Setuju” (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
Tabel 3.1 Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Cukup 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Untuk menghindari kecenderungan siswa menjawab pilihan
jawaban “Cukup” dibandingkan dengan pilihan jawaban lainnya,
peneliti tidak mencantumkan pilihan jawaban “Cukup” dalam
kuesioner. Kuesioner pada penelitian ini berisi 20 pertanyaan yang
telah dijabarkan dari tiga aspek sikap kedisiplinan yaitu kognitif,
afektif, dan konatif..
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung kemudian mencatat hal-hal
yang ingin diteliti (Sanjaya, 2006:86). Observasi dilakukan terhadap
siswa kelas III B SD Negeri Nanggulan. Peneliti menggunakan
observasi terstruktur. Peneliti menggunakan teknik observasi untuk
mengamati sikap kedisiplinan siswa yang meliputi pemahaman,
penghayatan, dan pelaksanaan nilai-nilai kedisiplinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
3. Wawancara
Wawancara menurut Hopkins (1993:125) dalam Wiriaatmaja
(2007:117) suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas
dilihat dari sudut dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang
diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah,
beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa
dll. Pada penelitian ini wawancara menggunakan wawancara
terstruktur. Wawancara ini ditujukan kepada guru kelas II B SD Negeri
Nanggulan tentang bagaimana sikap kedisiplinan siswa di sekolah.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas II B karena saat
peneliti melaksanakan penelitian, tahun ajaran 2015/2016 baru berjalan
dua minggu, sehingga peneliti melihat guru kelas II B lebih
mengetahui karakter siswa kelas III B.
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui sikap
kedisiplinan siswa di keluarga, sekolah, dan di masyarakat. Kuesioner
ini diisi sendiri oleh siswa dengan bentuk checklist. Sedangkan untuk
kisi-kisi kuesioner dikembangkan berdasarkan tiga aspek berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
1 Memahami aturan yang
berlaku (kognitif) 7, 17, dan 19
15, 18, dan
20 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
Tabel 3.3 Sebaran Butir Item
Aspek 1. Memahami nilai kedisiplinan (kognitif)
No Favorable Unfavorable
1
Saya meyakini membuat
jadwal kegiatan sehari-hari
dapat menjadikan hidup teratur
Saya memahami pentingnya
menaati peraturan hanya di
rumah saja
2
Saya yakin bahwa aturan
disiplin dapat membantu saya
menjadi rajin
Saya tidak bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan aturan yang
berlaku di masyarakat
3
Saya tahu jika melaksanakan
piket itu dapat menjaga
kebersihan
Saya tahu piket dapat membuat
saya lelah
Tabel 3.4 Sebaran Butir Item
Aspek 2. Menghayati nilai kedisiplinan (afektif)
No Favorable Unfavorable
1 Saya bangga memakai seragam
sesuai peraturan sekolah
Saya senang memakai seragam
bebas ke sekolah
2
Saya menghargai teman yang
sedang piket dengan tidak
berada di dalam kelas
Saya tidak ingin melaksanakan
aturan disiplin di kelas karena
saya merasa bosan
3 Aturan di sekolah tidak terlalu
penting bagi saya
2 Menghayati aturan
yang berlaku (afektif) 3 dan 6 5, 12, dan 14 5
3 Melaksanakan aturan
yang berlaku (konatif)
1, 4, 8, 10,
11, 13, dan
16
2 dan 9 9
Jumlah 12 8 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
Tabel 3.5 Sebaran Butir Item
Aspek 3. Melaksanakan nilai kedisiplinan (konatif)
No Favorable Unfavorable
1 Saya mengumpulkan tugas
tepat waktu
Saya mencontek ketika ulangan,
demi memperoleh nilai baik
2 Saya sudah melaksanakan
piket di kelas sesuai dengan
jadwal
Saya malas untuk bangun pagi
3 Saya datang ke sekolah tepat
waktu
4 Saya melaksanakan aturan
yang berlaku di masyarakat
dengan sungguh-sungguh.
5 Saya memakai seragam sesuai
peraturan sekolah agar tidak
mendapat sanksi
6 Saya berniat memperhatikan
penjelasan guru saat pelajaran
di kelas
7 Saya membuat jadwal kegiatan
sehari-hari agar hidup lebih
teratur
2. Lembar Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara kepada guru kelas II B SD Negeri
Nanggulan. Berikut adalah garis besar pertanyaan-pertanyaan yang
nantinya akan diajukan kepada narasumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara
Pernyataan Jawaban
Keterangan Ya Tidak
Apakah semua siswa
menaati peraturan
sekolah?
Apakah semua siswa
melaksanakan peraturan
kelas?
Apakah ada manajemen
kelas di dalam kelas? Jika
ada, apakah semua siswa
menerapkannya?
Apakah ada siswa yang
telat mengumpulkan
tugas? Jika ada seberapa
sering?
Apakah ada jadwal piket
kelas? Jika ada apakah
semua siswa
melaksanakan tugas piket
sesuai jadwal?
Apakah semua siswa
memiliki sikap dan nilai
kedisiplinan yang baik
pada raport?
Apakah semua siswa
masuk kelas tepat waktu?
Apakah siswa memakai
seragam sesuai dengan
aturan sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
3. Lembar Observasi
Peneliti juga telah menyusun format observasi yang akan
digunakan oleh peneliti pada saat pelaksanaan penelitian. Adapun
format tersebut adalah:
Tabel 3.7 Pedoman Observasi
No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Siswa memperhatikan
guru saat melakukan
pembelajaran.
2. Siswa tidak ramai
sendiri pada saat
proses pembelajaran
berlangsung.
3.
Siswa menjalankan
aturan yang berlaku di
kelas.
4. Aktivitas belajar siswa
F. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Validitas adalah derajat derajat yang menunjukkan di mana
suatu instrument penelitian mengukur apa yang hendak diukur
(Sukardi, 2007:122). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu: validitas rupa (face validity), validitas isi (content validity), dan
validitas konstruk (construct validity).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
a. Validitas Rupa (Face Validity)
Validitas rupa merupakan validitas yang menunjukkan
suatu alat ukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak
mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2012:46). Validitas ini
biasanya mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen
penelitian. Validitas rupa di dalam penelitian ini dibagi menjadi 2,
yaitu validitas rupa untuk siswa dan validitas rupa untuk guru.
(1) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Siswa
Validitas rupa untuk siswa ini diujikan kepada siswa
kelas III untuk mengetahui seberapa paham mereka atas
pernyataan-pernyataan yang disusun oleh peneliti. Peneliti
memilih siswa kelas bawah dikarenakan instrumen yang
digunakan pada saat penilitian ditujukan kepada siswa kelas IV
yang telah menerima materi yang diajarkan.
(6) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Guru
Validitas rupa untuk guru diujikan kepada guru kelas
atas, yaitu guru kelas 4. Pemilihan guru kelas 4 karena validasi
dilakukan di kelas 4, sehingga guru menilai pernyataan-
pernyataan yang disajikan mudah dipahami siswa atau sulit
dipahami serta layak diujikan atau memerlukan perbaikan lagi.
c) Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi (content validity) merupakan pengukuran yang
dilakukan untuk mengetahui tingkatan seberapa besar item-item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
instrumen mewakili konsep yang diukur. (Jogiyanto, 2008: 56).
Mengukur validitas isi dilakukan dengan expert judgement atau
dilakukan oleh yang ahli dan mengetahui tentang konsep yang
akan diukur. Ahli yang dipilih oleh peneliti untuk mengukur
instrumen penelitian ini adalah 2 dosen dan 1 guru (guru kelas III
B). Para ahli ini memberikan penilaian dan komentar terhadap
instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti.
Terdapat 10 komponen penilaian yang diisi berdasarkan
skor yang disediakan. Pedoman penskoran untuk komponen
penilaian yaitu 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
Skor dari komponen penilaian yang diberikan pada para ahli lalu
dihitung totalnya. Peneliti juga menyediakan kualifikasi dari skor
total yang diperoleh dari penilaian komponen tersebut. Kualifikasi
dari skor total tersebut yang menentukan instrumen penelitian yang
layak digunakan atau tidak layak digunakan, sehingga peneliti
dapat melakukan perbaikan sebelum instrumen digunakan sebagai
alat uji penelitian.
d) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas Konstruk (Construct Validity) merupakan
penilaian pada alat ukur yang dipakai mengandung suatu definisi
operasional dari suatu konsep teoritis (Margono, 2003:187).
Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan uji empiris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
Uji empiris langsung dilaksanakan kepada siswa dengan
pembagian kuesioner sikap kedisiplinan.
Peneliti melakukan uji empiris kepada siswa kelas IV di SD
Negeri Nanggulan. Jumlah responden uji empiris di SD Negeri
Nanggulan berjumlah 31 siswa. Jumlah tersebut memenuhi kriteria
minimal untuk uji empiris yaitu paling sedikit 30 responden.
Teknik penghitungan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan
teknik korelasi product-moment Pearson. Korelasi ini digunakan
untuk menganalisis korelasi dua variabel (X=variabel bebas,
Y=variabel terikat) (Mundir, 2013:114). Rumus korelasi product-
moment tersebut yaitu:
2222 )( YYnXXn
YXXYnrxy
Gambar 3.2 Rumus Product Moment
Keterangan:
rxy= koefisien validitas
X= skor butir soal
Y = skor total
n= jumlah responden
Data yang diperoleh dari uji empiris tersebut lalu diolah
untuk mengetahui pernyataan yang valid dan tidak valid.
Penghitungan yang dilakukan peneliti adalah menggunakan
progam SPSS 16.1. Output hasil uji empiris yang dihitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
menggunakan SPSS 16.1. Aitem dikatakan valid apabila nilai
Pearson Correlation (r hitung) lebih besar dari nilai koefisensi
korelasi (r tabel) Product Moment. Berdasarkan jumlah responden
uji skala sikap kedisiplinan peneliti telah menentukan nilai
koefisiensi korelasi (r tabel) Product Moment sebesar 0,355 untuk
signifikansi 5% dan 0,456 untuk signifikansi 1%.
Pernyataan dapat dikatakan valid dan memiliki signifikansi
5% dan kepercayaan sebesar 95% apabila 0,355 ≤ r hitung ≤ 0,456,
sedangkan untuk signifikansi 1% dan kepercayaan 99% apabila r
hitung > 0,456. Maka, peneliti menuliskan hasil dari SPSS 16.1
seperti dibawah ini:
Tabel 3.8 Validasi Skala Sikap Kedisiplinan Kelas 3
Aspek
yang
Diamati
Pernyataan Pearson
Correlation
(r hitung)
Keterangan
Kognitif
Saya memahami bahwa
aturan disiplin dapat
membuat hidup lebih
teratur
.247 Tidak
Valid
Saya yakin bahwa aturan
disiplin dapat membantu
saya menjadi rajin
.531** Valid,
Saya menyadari
pentingnya aturan yang
berlaku di lingkungan
yang membuat hidup
lebih tertib dan aman
.318 Tidak
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
Saya meyakini membuat
jadwal kegiatan sehari-
hari dapat menjadikan
hidup teratur
.437* Valid,
Saya mengatahui sikap
disiplin penting
diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
.161 Tidak
Valid
Saya masuk kelas tepat
waktu agar tidak
mengganggu pelajaran
.309 Tidak
Valid
Saya tahu jika
melaksanakan piket itu
dapat menjaga
kebersihan
.566** Valid,
Saya melupakan aturan
kedisiplinan di
lingkungan sekolah
.038 Tidak
Valid
Saya tidak bersungguh-
sungguh dalam
melaksanakan aturan
yang berlaku di
masyarakat
.387* Valid
Aturan yang dibuat
membuat saya tertekan
dalam melakukan
berbagai macam kegiatan
.220 Tidak
Valid
Saya memahami
pentingnya menaati
peraturan hanya di rumah
.401* Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
saja.
Saya menyadari bersikap
mematuhi aturan
membuat hidup semakin
ruwet
.180 Tidak
Valid
Saya sadar masuk kelas
tepat waktu itu membuat
saya tergesa-gesa
.005 Tidak
Valid
Saya tahu piket dapat
membuat saya lelah
.459** Valid
Afektif
Saya merasa senang
ketika melaksanakan
aturan di lingkungan
sekitar
.273 Tidak
Valid
Ketika diajak untuk
membolos oleh teman
saya menolak
.338 Tidak
Valid
Aturan di sekolah
membuat saya lebih rajin
.091 Tidak
Valid
Apabila melanggar
peraturan saya siap
menerima sanksi
.346 Tidak
Valid
Saya merasa ketekunan
dalam belajar, membuat
saya pandai
.275 Tidak
Valid
Saya menghargai teman
yang sedang piket
dengan tidak berada di
dalam kelas
.459** Valid
Saya senang melakukan .260 Tidak
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
piket sesuai jadwal
Saya bangga memakai
seragam sesuai peraturan
sekolah
.487** Valid
Saya tidak ingin
melaksanakan aturan
disiplin di kelas karena
saya merasa bosan
.379* Valid
Saya tidak tertarik untuk
menaati peraturan yang
sudah dibuat
-.142 Tidak
Valid
Aturan di sekolah tidak
terlalu penting bagi saya
.380* Valid
Saya tidak mau
menerima sanksi bila
saya melangggar aturan
.189 Tidak
Valid
Mencoret-coret tembok
merupakan tindakan
yang layak dilakukan di
masyarakat karena
menyalurkan rasa seni
.055 Tidak
Valid
Saya tertarik ajakan
teman untuk membolos
saat pelajaran yang tidak
saya sukai
.320 Tidak
Valid
Saya senang membuang
sampah di laci kelas
.079 Tidak
Valid
Saya senang memakai
seragam bebas ke
sekolah
.365* Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
Konatif
Saya sudah
melaksanakan piket di
kelas sesuai dengan
jadwal
.589** Valid
Saya datang ke sekolah
tepat waktu
.729** Valid
Saya mengumpulkan
tugas tepat waktu
.538** Valid
Saya melaksanakan
aturan yang berlaku di
masyarakat dengan
sungguh-sungguh.
.455* Valid
Saya berniat
memperhatikan
penjelasan guru saat
pelajaran di kelas
.808** Valid
Saya mematikan televisi
ketika sedang belajar
.173 Tidak
Valid
Saya membuat jadwal
kegiatan sehari-hari agar
hidup lebih teratur
.384* Valid
Saya setiap hari masuk
kelas tepat waktu agar
tidak ketinggalan
pelajaran
.330 Tidak
Valid
Saya memakai seragam
sesuai peraturan sekolah
agar tidak mendapat
sanksi
.570** Valid
Saya mengerjakan tugas .054 Tidak
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
jika saya diingatkan
Saya membiarkan teman
yang melanggar
peraturan
.236 Tidak
Valid
Saya datang terlambat ke
sekolah
.113 Tidak
Valid
Saya tidak bersungguh-
sungguh dalam
melaksanakan aturan
yang dituliskan
-.118 Tidak
Valid
Saya mencontek ketika
ulangan, demi
memperoleh nilai baik
.448* Valid
Saya malas untuk bangun
pagi
.620** Valid
Saya terpaksa melakukan
piket kelas
.-.007 Tidak
Valid
Saya malas mengerjakan
pekerjaan rumah karena
menyita waktu bermain
saya
-.148 Valid
Berdasarkan tabel validasi di atas dapat disimpulkan aitem
pernyataan yang valid ditandai dengan bintang satu (*) untuk signifikansi
sebesar 0,05 atau kepercayaan 95% dan bintang dua (**) untuk
signifikansi sebesar 0,01 atau kepercayaan 99%, peneliti menyimpulkan ke
dalam tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
Tabel 3.9 Pernyataan Skala Sikap Kedisiplinan Yang Valid
Aspek
yang
Diamati
Pernyataan Pearson
Correlation
Keterangan
Kognitif
Saya yakin bahwa aturan
disiplin dapat membantu
saya menjadi rajin
.531** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Saya meyakini membuat
jadwal kegiatan sehari-
hari dapat menjadikan
hidup teratur
.437* Valid,
tingkat
kepercayaan
95%
Saya tahu jika
melaksanakan piket itu
dapat menjaga
kebersihan
.566** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Saya tidak bersungguh-
sungguh dalam
melaksanakan aturan
yang berlaku di
masyarakat
.387* Valid,
tingkat
kepercayaan
95%
Saya memahami
pentingnya menaati
peraturan hanya di rumah
saja.
.401* Valid,
tingkat
kepercayaan
95%
Saya tahu piket dapat
membuat saya lelah
.459** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Afektif
Saya menghargai teman
yang sedang piket
dengan tidak berada di
dalam kelas
.459** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
Saya bangga memakai
seragam sesuai peraturan
sekolah
.487** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Saya tidak ingin
melaksanakan aturan
disiplin di kelas karena
saya merasa bosan
.379* Valid,
tingkat
kepercayaan
95%
Aturan di sekolah tidak
terlalu penting bagi saya
.380* Valid,
tingkat
kepercayaan,
95%
Saya senang memakai
seragam bebas ke
sekolah
.365* Valid,
tingkat
kepercayaan
95%
Konatif
Saya sudah
melaksanakan piket di
kelas sesuai dengan
jadwal
.589** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Saya datang ke sekolah
tepat waktu
.729** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Saya mengumpulkan
tugas tepat waktu
.538** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Saya melaksanakan
aturan yang berlaku di
masyarakat dengan
sungguh-sungguh.
.455* Valid,
tingkat
kepercayaan
95%
Saya berniat
memperhatikan
penjelasan guru saat
pelajaran di kelas
.808** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
Saya membuat jadwal
kegiatan sehari-hari agar
hidup lebih teratur
.384* Valid,
tingkat
kepercayaan
95%
Saya memakai seragam
sesuai peraturan sekolah
agar tidak mendapat
sanksi
.570** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Saya mencontek ketika
ulangan, demi
memperoleh nilai baik
.448* Valid,
tingkat
kepercayaan
95%
Saya malas untuk bangun
pagi
.620** Valid,
tingkat
kepercayaan
99%
Berdasarkan tabel diatas, maka aitem yang memiliki tingkat
kepercayaan sebesar 95% sebanyak 9 pernyataan dan aitem yang
memiliki tingkat kepercayaan sebesar 99% sebanyak 11 pernyataan.
Jadi, secara keseluruhan aitem yang valid terdapat 20 pernyataan skala
sikap yang terdiri aspek kognitif, afektif, dan konatif.
2. Reliabilitas
Reliabilitas disebut juga konsistensi atau keajegan. Suatu
instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur yang hendak diukur (Sukardi, 2007:127). Peneliti
menggunakan rumus penghitungan Cronbach alpha. Conbrach alpha
dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala Likert atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
instrumen yang item-itemnya dalam bentuk esai (Usman dan Akbar,
2006: 291), rumusnya adalah:
α = k ∑si
2
si2
keterangan:
α = Cronbach’s koefficient alpha
k = jumlah pecahan
∑s2
i= jumlah varians skor total
s2
i= varians responden untuk item ke i
Pengujian keputusan pada hasil uji reliabilitas peneliti
menggunakan tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Masidjo
(1995). Berikut adalah tabel kriteria koefisien reliabitas:
Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabitias
Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas apabila penghitungan reliabitas
menggunakan Cronbach alpha memperoleh hasil 0,91-1,00 maka
intrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien sangat tinggi.
Hasil penghitungan reliabitas memperoleh 0,71-0,90 maka instrumen
penelitian yang digunakan memiliki koefisien tinggi. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
penghitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,41-0,70 maka
instrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien cukup. Hasil
penghitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,21-0,40 maka
instrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien rendah. Hasil
penghitungan reliabilitas menunjukkan negatif-0,20 maka instrumen
penelitian yang digunakan memiliki koefisien sangat rendah.
Reliabilitas dari uji validasi skala sikap kedisiplinan dihitung
menggunakan SPSS 16.1diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Reliabiliatas Skala Sikap Kedisiplinan Kelas 3
Berdasarkan tabel di atas, reliabitas aitem skala sikap
kedisiplinan diperoleh hasil sebesar 0,867, apabila dilihat pada tabel
koefisien reliabilitas menurut Masidjo (1995) termasuk dalam
kualifikasi tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa skala sikap
kedisiplinan kelas 3 memiliki reliabilitas yang tinggi, yang
menandakan bahwa aitem-aitem pernyataannya memiliki taraf
kepercayaan, ketepatan dan ketelitian yang tinggi untuk diujikan.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.856 .867 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data
statistik inferensial. Peneliti menggunakan statistik inferensial untuk
mengetahui peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn kelas
III B. Untuk menghitung peningkatan sikap kedisiplinan siswa kelas III
dari kondisi awal sampai dengan pelaksanaan siklus ke 2 dilakukan
peraspek dengan menggunaan tabel kriteria PAP tipe I.
Tabel 3.12 Kriteria PAP tipe I
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap
kedisiplinan jika berada pada rentang skor 65% - 100% dengan kata lain
siswa dikatakan memiliki sikap kedisiplinan jika mendapatkan skor C atau
cukup. Langkah-langkah untuk menganalisis sikap kedisiplinan siswa
adalah sebagai berikut:
1. Mengitung jumlah skor seluruh siswa
Jumlah skor seluruh siswa = jumlah skor item semua siswa
Tingkat
Penguasaan
Kompetensi
Nilai Huruf Keterangan
90% - 100% A Sangat Baik
80% - 90% B Baik
65% - 79% C Cukup Baik
55% - 64% D Tidak Baik
Di bawah 55% E Sangat Tidak Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
2. Menghitung rata-rata skor kelas
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 =jumlah skor
jumlah siswa
3. Menghitung nilai rata-rata
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
4. Menentukan rentang skor berdasarkan kriteria sikap kedisiplinan
menggunakan PAP I
a. Aspek Kognitif (memahami nilai kedisiplinan)
Dalam skala sikap terdapat 6 soal yang mewakili aspek kognitif.
Skor maksimal = 6 soal × 5 (sangat baik)
= 30
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada
aspek kognitif adalah 30. Selanjutnya peneliti menentukan rentang
nilai untuk penggolongan sikap kedisiplinan siswa berdasarkan
PAP tipe I. Rentang nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13 Rentang Nilai Aspek Kognitif
Tingkat
Penguasaan
Kompetensi
Rentang Skor Keterangan
90% x 30 = 27 27 – 30 Sangat Baik
80% x 30 = 24 24 – 26, 99 Baik
65% x 30 = 19,5 19,50 – 23,99 Cukup Baik
55% x 30 = 16, 5 17 – 19,49 Tidak Baik
Di bawah 55 % 6 – 16,99 Sangat Tidak Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
Dari tabel 3.13 diketahui bahwa pada aspek kognitif siswa dapat
dikatakan memahami nilai kedisiplinan jika mendapat minimal
skor 20. Pada kondisi awal terdapat 48% atau 14 dari 29 siswa
yang memiliki pemahaman terhadap nilai kedisiplinan.
b. Aspek Afektif (menghayati nilai kedisiplinan)
Dalam skala sikap terdapat 5 soal yang mewakili aspek afektif.
Skor maksimal = 5 soal × 5 (sangat baik)
= 25
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada
aspek afektif adalah 25. Selanjutnya peneliti menentukan rentang
nilai untuk penggolongan sikap kedisiplinan siswa berdasarkan
PAP tipe I. Rentang nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14 Rentang Nilai Aspek Afektif
Dari tabel 3.14 diketahui bahwa pada aspek afektif siswa dapat
dikatakan menghayati nilai kedisiplinan jika mendapat minimal
skor 15. Pada kondisi awal terdapat 48% atau 14 dari 29 siswa
yang memiliki penghayatan terhadap nilai kedisiplinan.
Tingkat
Penguasaan
Kompetensi
Rentang Skor Keterangan
90% x 25 = 22,5 22,50 – 25 Sangat Baik
80% x 25 = 20 20 – 22,49 Baik
65% x 25 = 16,25 16,25 – 19,99 Cukup Baik
55% x 25 = 13,75 13,75 – 16,24 Tidak Baik
Di bawah 55 % 5 - 13,74 Sangat Tidak Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
c. Aspek Konatif (melaksanakan nilai kedisiplinan)
Dalam skala sikap terdapat 9 soal yang mewakili aspek konatif.
Skor maksimal = 9 soal × 5 (sangat baik)
= 45
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada
aspek konatif adalah 45. Selanjutnya peneliti menentukan rentang
nilai untuk penggolongan sikap kedisiplinan siswa berdasarkan
PAP tipe I. Rentang nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 3.15.
Tabel 3.15 Rentang Nilai Aspek Konatif
Dari tabel 3.15 diketahui bahwa pada aspek konatif siswa dapat
dikatakan melaksanakan nilai kedisiplinan jika mendapat minimal
skor 31. Pada kondisi awal terdapat 38% atau 11 dari 29 siswa
yang melaksanakan nilai kedisiplinan.
d. Rentang Skor Secara Keseluruhan
Dalam skala sikap secara keseluruhan terdapat 20 soal
Skor maksimal = 20 soal × 5 (sangat baik)
= 100
Tingkat
Penguasaan
Kompetensi
Rentang Skor Keterangan
90% x 45 = 40,5 40,50 – 45 Sangat Baik
80% x 45 = 36 36 – 40,49 Baik
65% x 45 = 29,25 29,25 – 35,99 Cukup Baik
55% x 45 = 24, 75 24,75 – 29,24 Tidak Baik
Di bawah 55 % 9 – 24,74 Sangat Tidak Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal adalah 100.
Selanjutnya peneliti menentukan rentang nilai untuk penggolongan
sikap kedisiplinan siswa berdasarkan PAP tipe I. Rentang nilai
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.16.
Tabel 3.16 Rentang Nilai Secara Keseluruhan
Dari tabel 3.16 diketahui bahwa secara keseluruhan siswa dapat
dikatakan melaksanakan nilai kedisiplinan jika mendapat minimal
skor 65.
5. Menghitung persentase siswa yang memiliki sikap kedisiplinan
(kriteria minimal cukup)
Cara perhitungan yang digunakan peneliti untuk mengetahui
presentase sikap kedisiplinan siswa secara keseluruhan pada kondisi
awal adalah:
X = jumlah siswa mendapat skor minimal cukup
jumlah seluruh siswa × 100%
X = 16
29 × 100%
X = 55,17%
Jadi, persentase jumlah siswa yang mendapatkan nilai sikap
kedisiplinan minimal cukup pada kondisi awal adalah 55,17%.
Tingkat
Penguasaan
Kompetensi
Rentang Skor Keterangan
90% x 100 = 90 90 – 100 Sangat Baik
80% x 100 = 80 80 – 89,99 Baik
65% x 100 = 65 65 – 79,99 Cukup Baik
55% x 100 = 55 55 – 64,99 Tidak Baik
Di bawah 55 % 20 - 55,99 Sangat Tidak Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
H. Indikator Keberhasilan
Pada penelitian ini terdapat tiga aspek yang ingin ditingkatan,
yaitu: (1) Kognitif (siswa memahami nilai kedisiplinan), (2) Afektif (siswa
menghayati nilai kedisiplinan), dan (3) Konatif (siswa melaksanakan nilai
kedisiplinan). Siswa dinyatakan memenuhi kriteria jika siswa tersebut
minimal mencapai kriteria “Cukup” sesuai dengan PAP tipe I.
Tabel 3.17 Indikator Keberhasilan Peraspek
Indikator Kondisi Awal Target Capaian Inst
Aspek
Kognitif:
Siswa
memahami
nilai
kedisiplinan
48% siswa
memahami
nilai
Kedisiplinan
(Min Cukup)
Rata-
rata
nilai 70
(Cukup
Baik)
78% siswa
memahami
nilai
Kedisiplinan
(Min Cukup)
Rata-
rata nilai
80
(Baik)
Non
tes
Aspek
Afektif:
Siswa
menghayati
nilai
kedisiplinan
48% siswa
menghayati
nilai
Kedisiplinan
(Min Cukup)
Rata-
rata
nilai
65,52
(Cukup
Baik)
78% siswa
menghayati
nilai
Kedisiplinan
(Min Cukup)
Rata-
rata nilai
80
(Baik)
Aspek
Konatif:
Siswa
melaksana-
kan nilai
kedisiplinan
38% siswa
melaksana-
kan nilai
Kedisiplinan
(Min Cukup)
Rata-
rata
nilai
63,60
(Tidak
Baik)
75% siswa
melaksana-
kan nilai
Kedisiplinan
(Min Cukup)
Rata-
rata nilai
80
(Baik)
Tabel 3.18 Indikator Keberhasilan Secara Keseluruhan
Indikator Kondisi Awal Target
Sikap siswa
akan nilai
kedisiplinan
55% siswa
mempunyai
sikap
Kedisiplinan
(Min Cukup)
Rata-rata
nilai
sikap 66
77% siswa
mempunyai
sikap
Kedisiplinan
(Min Cukup)
Rata-rata
nilai sikap
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
I. Jadwal Penelitian
Keseluruhan penelitian yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 telah dijadwalkan sebagai
berikut
Tabel 3.19 Jadwal Penelitian pada Semester Ganjil
No. Kegiatan Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb
1. Permohonan izin penelitian ke kepala sekolah
2. Permohonan izin penelitian ke wali kelas III
3. Melakukan observasi pra penelitian di kelas III
4. Melakukan wawancara pra penelitian dengan guru kelas III
5. Menyusun proposal penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian
7. Menyusun perangkat pembelajaran
8. Validasi instrumen penelitian oleh dosen
9. Validasi instrumen penelitian oleh wali kelas
10. Pelaksanaan siklus I
11. Pelaksanaan siklus II
12. Pengolahan data dan hasil penelitian
13. Penyusunan laporan penelitian
14. Ujian skripsi
15. Revisi skripsi
16. Pengesahan oleh dekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab hasil penelitian dan pembahasan ini menguraikan tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan dari hasil tersebut. Berikut
adalah penjelasan dari hasil penelitian dan pembahasan dari hasil tersebut.
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Pada siklus pertama
dilakukan dua pertemuan yaitu pada tanggal 25 Agustus 2015 dan 8
September 2015. Sedangkan siklus kedua dilakukan satu pertemuan yaitu pada
tanggal 15 September 2015. Jadi, total pertemuan pada penelitian ini adalah
tiga pertemuan. Data penelitian yang diperoleh melalui siklus pertama dan
kedua terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus pertama ini peneliti melakukan empat tahap yaitu:
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti meminta izin untuk
melaksanakan penelitian di SD Negeri Nanggulan. Permintaan izin
tersebut dilakukan pada bulan Juli 2015. Setelah mendapat izin dari
kepala SD Negeri Nanggulan, peneliti meminta izin kepada guru kelas
II untuk melakukan wawancara dan guru kelas III untuk melakukan
observasi dan penelitian di kelas tersebut. Berdasarkan hasil observasi
yang peneliti lakukan di kelas III A dan III B, peneliti tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menemukan di kelas III A. Sebaliknya, peneliti menemukan masalah
yang perlu diperbaiki di kelas III B dalam proses pembelajaran yang di
kelas terutama dalam penanaman nilai dan sikap siswa di dalam kelas.
Hal tersebut terlihat dengan masih banyaknya siswa yang tidak
memperhatikan guru mengajar dan justru berbicara atau bermain
dengan siswa di sebelahnya atau di belakangnya. Selain itu terdapat
siswa yang tidak mengerjakan PR dan bahkan terdapat seorang siswa
yang sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Melihat masalah tersebut peneliti kemudian berdiskusi dengan
guru kelas III B bagaimana cara untuk meningkatkan sikap
kedisiplinan siswa. Peneliti juga berdiskusi dengan dosen pembimbing,
yang kemudian peneliti memutuskan untuk menggunakan model
pembelajaran paradigma pedagogi reflektif sebagai upaya untuk
meningkatkan sikap kedisiplinan siswa.
Pada tahap perencanaan peneliti berdiskusi dengan guru
maupun dengan dosen untuk menentukan materi yang diajarkan yaitu
mengenal norma-norma yang ada di lingkungan masyarakat sekitar,
memberikan contoh norma-norma yang ada di lingkungan masyarakat
sekitar, dan melaksanakan norma-norma yang ada di lingkungan
masyarakat sekitar. Setelah memahami materi, peneliti kemudian
menyiapkan RPP, LKS, soal evaluasi, dan media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b) Tindakan
Pelaksanaan tahap tindakan pada siklus pertama ini
dilaksanakan melalui dua pertemuan dan setiap pertemuan
dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 × 35 menit). Pertemuan
pertama dilaksanakan pada tanggal tanggal 25 Agustus 2015 dengan
materi pokok mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
masyarakat sekitar. Sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada
tanggal 8 September 2015 dengan materi pokok contoh-contoh aturan
yang ada di lingkungan masyarakat sekitar.
c) Pengamatan
Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan siswa selama
mengikuti pembelajaran pada siklus pertama. Pada pertemuan pertama
ini peneliti mengawalinya dengan bertanya jawab dengan siswa
tentang pengertian aturan. Pada pertemuan pertama siswa terlihat
termotivasi ketika peneliti mengajak siswa untuk menyusun puzzle
yang berkaitan dengan aturan yang berlaku di lingkungan sekitar.
Semua siswa dalam kelompok dapat bekerja sama dan saling
membantu dalam menyusun puzzle. Siswa juga aktif ketika diajak
untuk mempresentasikan puzzle yang telah disusunnya di depan kelas.
Dari 8 kelompok terdapat 5 kelompok yang langsung mengajukan diri
maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Pada
saat terdapat kelompok yang presentasi, saya melihat satu kelompok di
belakang yang tidak memperhatikan dan justru berbicara dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
satu kelompok. Akhirnya peneliti menegur mereka dan memberikan
nasihat.
Pada pertemuan kedua peneliti melihat siswa lebih aktif
mengikuti pelajaran. Sebelum masuk materi peneliti menanyakan PR
yang telah diberikan sebelumnya. Ternyata ada seorang siswa yang
belum mengerjakan. Pada pertemuan ini peneliti mengajak siswa untuk
mengelompokkan gambar aturan di sekolah, di rumah, dan di
masyarakat. Ketika pembagian kelompok terdapat dua siswa yang
mengeluh karena tidak mau dikelompokkan dengan teman di
belakangnya. Peneliti pun menasihati kedua siswa tersebut dan
mengingatkan mereka pada perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya. Peneliti melihat semua siswa dapat bekerja sama dan
saling membantu dalam mengelompokkan gambar. Pada saat
presentasi kelompok, peneliti melihat semua kelompok berebut untuk
mengajukan diri untuk presentasi terlebih dahulu.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama siklus pertama,
peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus pertama ini
telah sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap
akhir siklus pertama, peneliti mendapatkan data berupa hasil skala
sikap yang telah diisi oleh siswa kelas III B. Hasil skala sikap yang
telah diisi oleh siswa kelas III B dapat dilihat pada table berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4.1 Hasil Skala Sikap Siklus I Aspek Kognitif
No.
Resp.
Aspek Kognitif Total Ket
7 15 17 18 19 20
1 5 4 5 5 4 4 27 SB
2 5 4 2 5 2 4 22 C
3 2 5 2 1 4 4 18 TB
4 5 5 4 5 4 5 28 SB
5 5 4 5 4 5 4 27 SB
6 4 1 4 4 4 1 18 TB
7 5 1 5 4 5 5 25 B
8 5 5 5 1 5 5 26 B
9 4 2 5 4 5 4 24 B
10 4 5 5 5 5 5 29 SB
11 4 4 4 4 2 1 19 TB
12 5 4 5 4 4 5 27 SB
13 4 5 4 4 4 4 25 B
14 5 4 5 5 5 5 29 SB
15 5 4 1 5 5 4 24 B
16 4 4 5 5 5 4 27 SB
17 4 2 4 4 4 4 22 C
18 5 4 5 5 5 2 26 B
19 4 5 5 5 4 4 27 SB
20 4 4 4 4 4 4 24 B
21 5 5 5 5 5 5 30 SB
22 2 4 5 4 5 4 24 B
23 4 2 4 4 4 1 19 TB
24 4 2 5 5 5 2 23 C
25 4 4 4 5 5 5 27 SB
26 4 4 4 5 5 4 26 B
27 5 5 5 4 4 4 27 SB
28 4 2 4 4 5 2 21 C
29 4 1 4 1 4 5 19 TB
Jumlah Skor 723
Rata-rata Skor 24,93 C
Rata-rata Nilai 83,10 B
Jumlah siswa yang memahami nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup) 24
Presentase siswa yang memahami nilai
kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata aspek kognitif
adalah 83,10. Pada aspek kognitif siklus I terdapat 24 siswa yang
memahami nilai kedisiplinan atau 83% siswa dan terdapat 5 siswa
yang belum memahami nilai kedisiplinan. Siswa dikatakan memahami
nilai kedisiplinan jika mencapai kriteria minimal “Cukup.”
Tabel 4.2 Hasil Skala Sikap Siklus I Aspek Afektif
No.
Resp.
Aspek Afektif Total Ket
3 5 6 12 14
1 4 2 4 2 2 14 TB
2 5 5 5 4 5 24 SB
3 1 1 2 5 4 13 STB
4 2 2 1 4 5 14 TB
5 5 4 4 4 4 21 B
6 5 5 5 5 5 25 SB
7 5 5 5 5 5 25 SB
8 5 1 5 5 5 21 B
9 4 4 4 4 4 20 B
10 4 5 2 5 5 21 B
11 1 1 2 4 4 12 STB
12 4 5 2 5 5 21 B
13 4 4 5 5 5 23 SB
14 5 5 5 5 5 25 SB
15 5 5 5 5 5 25 SB
16 5 4 4 5 5 23 SB
17 4 5 4 4 4 21 B
18 2 1 2 4 5 14 TB
19 4 5 5 1 4 19 C
20 4 4 4 4 4 20 B
21 1 5 5 2 1 14 TB
22 5 4 2 5 4 20 B
23 4 5 1 5 5 20 B
24 4 5 1 5 5 20 B
25 4 4 2 5 4 19 C
26 4 4 2 4 5 19 C
27 4 4 2 5 5 20 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
28 5 5 5 5 2 22 B
29 4 4 2 4 4 18 C
Jumlah Skor 573
Rata-rata Skor 19,76 C
Rata-rata Nilai 79,04 C
Jumlah siswa yang menghayati nilai
kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 23
Presentase siswa yang menghayati nilai
kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 79%
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata aspek afektif adalah
79,04. Pada aspek afektif siklus I terdapat 23 siswa yang menghayati
nilai kedisiplinan atau 79% siswa dan terdapat 6 siswa yang belum
menghayati nilai kedisiplinan. Siswa dikatakan menghayati nilai
kedisiplinan jika mencapai kriteria minimal “Cukup.”
Tabel 4.3 Hasil Skala Sikap Siklus I Aspek Konatif
No.
Resp.
Aspek Konatif Total Ket
1 2 4 8 9 10 11 13 16
1 4 4 5 5 5 5 4 5 4 41 SB
2 5 5 5 4 4 1 5 4 1 34 C
3 2 2 1 1 2 1 5 4 4 22 STB
4 4 5 1 1 1 1 4 2 2 21 STB
5 4 4 4 1 4 5 4 2 5 33 C
6 4 2 5 2 4 5 1 1 1 25 TB
7 4 2 5 4 4 5 4 4 1 33 C
8 4 4 4 2 4 5 2 2 2 29 TB
9 4 4 4 2 4 4 1 4 4 31 C
10 5 5 2 4 5 5 1 5 2 34 C
11 4 4 4 1 4 1 1 4 4 27 TB
12 4 4 5 1 5 4 5 4 4 36 B
13 5 5 4 2 4 2 4 4 5 35 C
14 2 5 1 4 4 1 4 2 5 28 TB
15 2 4 1 5 5 4 5 4 4 34 C
16 5 4 1 4 2 4 2 2 4 28 TB
17 4 4 4 4 2 4 4 4 4 34 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
18 4 4 5 5 2 5 4 5 5 39 B
19 2 4 4 5 2 5 4 4 4 34 C
20 2 4 4 4 2 4 4 4 4 32 C
21 1 5 5 4 5 1 1 4 5 31 C
22 4 2 4 5 4 4 5 5 4 37 B
23 4 1 4 1 1 1 4 4 2 22 STB
24 4 1 2 4 1 5 4 4 2 27 TB
25 4 5 2 5 4 4 2 4 2 32 C
26 4 5 4 5 4 1 4 4 4 35 C
27 4 4 4 5 5 1 5 4 4 36 B
28 4 4 5 5 5 5 5 2 1 36 B
29 2 4 4 1 1 4 4 2 2 24 TB
Jumlah Skor 910
Rata-rata Skor 31,38 C
Rata-rata Nilai 69,73 C
Jumlah siswa yang melaksanakan nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup) 19
Presentase siswa yang melaksanakan nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup) 66%
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata aspek konatif
adalah 69,73. Pada aspek konatif siklus I terdapat 19 siswa yang
melaksanakan nilai kedisiplinan atau 66% siswa dan terdapat 8 siswa
yang belum melaksanakan nilai kedisiplinan. Siswa dikatakan
melaksanakan nilai kedisiplinan jika mencapai kriteria minimal
“Cukup.”
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Siklus I
No.
Resp.
Siklus I
Kognitif Afektif Konatif
Total Ket Total Ket Total Ket
1 27 SB 14 TB 41 SB
2 22 C 24 SB 34 C
3 18 TB 13 STB 22 STB
4 28 SB 14 TB 21 STB
5 27 SB 21 B 33 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
6 18 TB 25 SB 25 TB
7 25 B 25 SB 33 C
8 26 B 21 B 29 TB
9 24 B 20 B 31 C
10 29 SB 21 B 34 C
11 19 TB 12 STB 27 TB
12 27 SB 21 B 36 B
13 25 B 23 SB 35 C
14 29 SB 25 SB 28 TB
15 24 B 25 SB 34 C
16 27 SB 23 SB 28 TB
17 22 C 21 B 34 C
18 26 B 14 TB 39 B
19 27 SB 19 C 34 C
20 24 B 20 B 32 C
21 30 SB 14 TB 31 C
22 24 B 20 B 37 B
23 19 TB 20 B 22 STB
24 23 C 20 B 27 TB
25 27 SB 19 C 32 C
26 26 B 19 C 35 C
27 27 SB 20 B 36 B
28 21 C 22 B 36 B
29 19 TB 18 C 24 TB
% 83% 79% 66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.5 Hasil Skala Sikap Siklus I Secara Keseluruhan
No.
Resp.
Sikap Kedisiplinan Siklus I Total Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 4 5 2 4 5 5 5 5 4 2 5 2 4 4 5 5 4 4 82 B
2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 4 4 5 4 1 2 5 2 4 80 B
3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 5 5 4 4 5 4 2 1 4 4 53 STB
4 4 5 2 1 2 1 5 1 1 1 4 4 2 5 5 2 4 5 5 5 64 TB
5 4 4 5 4 4 4 5 1 4 5 4 4 2 4 4 5 5 4 5 4 81 B
6 4 2 5 5 5 5 4 2 4 5 1 5 1 5 1 1 4 4 5 1 69 C
7 4 2 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 1 1 5 4 5 5 83 B
8 4 4 5 4 1 5 5 2 4 5 2 5 2 5 5 2 5 1 5 5 76 C
9 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 2 4 5 4 5 4 75 C
10 5 5 4 2 5 2 4 4 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 5 5 84 B
11 4 4 1 4 1 2 4 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 5 1 61 TB
12 4 4 4 5 5 2 5 1 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 85 B
13 5 5 4 4 4 5 4 2 4 2 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 84 B
14 2 5 5 1 5 5 5 4 4 1 4 5 2 5 4 5 5 5 5 5 82 B
15 2 4 5 1 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 1 5 5 4 83 B
16 5 4 5 1 4 4 4 4 2 4 2 5 2 5 4 4 5 5 5 4 78 C
17 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 78 C
18 4 4 2 5 1 2 5 5 2 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 2 79 C
19 2 4 4 4 5 5 4 5 2 5 4 1 4 4 5 4 5 5 5 4 81 B
20 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 77 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
21 1 5 1 5 5 5 5 4 5 1 1 2 4 1 5 5 5 5 5 5 75 C
22 4 2 5 4 4 2 2 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 81 B
23 4 1 4 4 5 1 4 1 1 1 4 5 4 5 2 2 4 4 5 1 62 TB
24 4 1 4 2 5 1 4 4 1 5 4 5 4 5 2 2 5 5 5 2 70 C
25 4 5 4 2 4 2 4 5 4 4 2 5 4 4 4 2 4 5 5 5 78 C
26 4 5 4 4 4 2 4 5 4 1 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 80 B
27 4 4 4 4 4 2 5 5 5 1 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 84 B
28 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 2 1 4 4 5 2 79 C
29 2 4 4 4 4 2 4 1 1 4 4 4 2 4 1 2 4 1 5 5 62 TB
Jumlah Skor 2206
Rata-rata Skor 76 C
Rata-rata Nilai 76 C
Jumlah siswa yang memiliki sikap kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 24
Presentase siswa yang memiliki sikap kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sikap kedisiplinan siswa secara keseluruhan dapat dihitung
dengan cara:
𝒳 =jumlah siswa mendapat skor minimal cukup
jumlah seluruh siswa × 100%
𝒳 =24
29 × 100
𝒳 = 82,76%
Jadi, secara keseluruhan presentase sikap kedisiplinan siswa
setelah dilaksanakan siklus I adalah 82,76%. Jika dilihat pada PAP tipe
I, terjadi peningkatan sikap kedisiplinan siswa dari “Sangat Tidak Baik”
menjadi “Baik.” Sedangkan rata-rata nilai keseluruhan pada siklus I
adalah 76.
d) Refleksi
Siklus pertama penelitian yang dilakukan dengan dua
pertemuan telah terlaksana sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh
peneliti. Pertemuan pertama dilaksanakan pada 25 Agustus 2015. Pada
pertemuan pertama ini peneliti mengajak siswa untuk mengenal
aturan-aturan yang berlaku di keluarga, sekolah, maupun di
masyarakat. Siswa diajak untuk memahami arti penting dari aturan-
aturan yang berlaku. Peneliti mengajak siswa untuk menggali
pengetahuan awal mereka dengan bertanya jawab tentang aturan-
aturan yang telah diketahui siswa. Peneliti juga memberikan
pengalaman langsung kepada siswa dengan mengajak siswa untuk
menyusun aturan-aturan saat pembelajaran di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Aktivitas siswa pada permemuan pertama ini diisi dengan
menyusun puzzle dengan gambar aturan-aturan yang berlaku di
keluarga, sekolah, atau masyarakat sekitar. Terlebih dulu siswa dibagi
menjadi 8 kelompok. Siswa diajak untuk bekerja sama dalam
kelompok untuk menyusun puzzle tersebut. Selain itu siswa juga
dilatih untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kepada teman-
temannya. Pada saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil
pekerjaannya, terdapat satu kelompok di belakang yang tidak
memperhatikan dan justru berbicara dan bermain dengan teman
sekelompoknya. Akhirnya dengan terpaksa peneliti harus memberikan
peringatan keras kepada siswa. Pertemuan pertama ditutup dengan
mengajak siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Peneliti mengajak siswa untuk merefleksikan tentang
arti penting dari aturan yang berlaku, dan apakah akibatnya jika siswa
tidak mentaatinya. Peneliti juga mengajak siswa untuk mengingat
kembali apakah ada pelanggaran aturan yang dilakukan oleh siswa
selama pembelajaran. Peneliti kemudian memberikan nasihat kepada
siswa agar tidak mengulanginya lagi. Peneliti juga mengajak siswa
untuk melakukan aksi dengan mencari tahu tentang aturan-aturan yang
berlaku di masyarakat kepada orang tua atau anggota keluarga yang
lain. Pada akhir pembelajaran siswa diajak untuk mengerjakan soal
evaluasi tentang peraturan yang berlaku di sekolah, keluarga maupun
di masyarakat sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pertemuan kedua dilaksanakan pada 8 September 2015. Pada
pertemuan kedua ini siswa diajak untuk mengenal contoh-contoh
aturan yang berlaku di keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar.
Peneliti juga mengajak siswa untuk membahas aksi yang telah
dilakukan. Peneliti mengajak siswa untuk menyebutkan aturan-aturan
apa saja yang terdapat di masyarakat sekitarnya sesuai dengan apa
yang dijelaskan orang tua atau anggota keluarga yang lainnya.
Selanjutnya peneliti memberikan pengalaman langsung kepada siswa
dengan mengelompokkan gambar tentang aturan yang berlaku di
keluarga, sekolah, atau masyarakat sekitar. Sebelumnya siswa sudah
dibagi dalam 8 kelompok terlebih dahulu. Pada saat pembagian
kelompok terdapat dua siswa yang tidak mau dikelompokkan dengan
seorang temannya. Namun setelah diberikan nasihat siswa tersebut
akhirnya mau berkelompok dengan temannya. Pertemuan kedua
ditutup dengan mengajak siswa untuk merefleksikan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Siswa diajak untuk merefleksikan bahwa
siswa sebaiknya bisa mentaati semua peraturan yang berlaku, baik
aturan di keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar. Peneliti
mengajak siswa untuk mengingat kembali apakah ada pelanggaran
aturan yang dilakukan oleh siswa. Peneliti kemudian memberikan
nasihat kepada siswa agar tidak mengulanginya lagi. Peneliti juga
mengajak siswa untuk melakukan aksi berupa membuat perjanjian
kepada orang tua atau anggota keluarga lainnya untuk mentaati aturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
yang sering dilanggar oleh siswa di rumah. Pada akhir pembelajaran
siswa diajak untuk mengerjakan soal evaluasi.
Pada siklus I ini peneliti mengalami kesulitan ketika harus
menasihati siswa. Siswa beranggapan bahwa peneliti bukan guru
sehingga tidak perlu didengarkan nasihatnya. Salah sorang siswa
bahkan ada yang membantah ketika peneliti berusaha menasihatinya.
Peneliti melihat bahwa sikap kedisiplinan siswa masih perlu
ditingkatnya. Selain itu berdasarkan hasil skala sikap yang telah diisi
oleh siswa, terdapat salah satu aspek yang belum memenuhi target
yaitu aspek konatif. Oleh karena itu penelitian akan dilanjutkan ke
siklus II.
2. Siklus II
Siklus II dilakukan dalam empat tahap, yaitu:
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti kembali mengajak guru
kelas untuk berdiskusi tentang perangkat pembelajaran apakah perlu
diperbaiki atau ditambah lagi. Peneliti juga menyiapkan media berupa
teks drama yang nantinya akan digunakan saat pembelajaran dan
peralatan yang akan digunakan siswa untuk membuat poster.
b) Tindakan
Pada tahap tindakan di siklus II ini peneliti melaksanakan satu
kali pertemuan dengan waktu selama 2 jam pelajaran (2 × 35 menit).
Pertemuan dilaksanakan pada 15 September 2015. Materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
disampaikan pada pertemuan tersebut adalah pelaksanaan aturan-
aturan yang berlaku di keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar.
c) Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini peneliti mengamati kegiatan siswa
selama mengikuti pembelajaran pada siklus kedua. Pada pertemuan di
siklus kedua ini siswa terlihat lebih dapat dikendalikan. Berbeda
dengan pada saat pertemuan pertama siklus I, yang ketika masuk kelas
masih ada siswa yang berlarian di dalam kelas dan peneliti harus
berusaha menyiapkan siswa terlebih dahulu agar siap belajar. Pada
siklus II ini, ketika peneliti masuk kelas siswa sudah berada di tempat
duduk masing-masing. Pada pertemuan ini peneliti mengawalinya
dengan membahas kelanjutan aksi yang telah dilakukan oleh siswa
pada siklus I.
Pada pertemuan ini peneliti mengajak siswa untuk membuat
kelompok yang masing-masing kelompok berisi 4-5 siswa. Peneliti
melihat siswa lebih termotivasi ketika diajak untuk berkelompok.
Dengan inisiatif sendiri siswa mengatur meja sedemikian rupa
sehingga nyaman digunakan untuk berkelompok dengan teman di
belakang atau di sampingnya. Setelah semua siswa duduk dalam
kelompok, siswa diajak untuk bermain drama sesuai dengan teks yang
telah diberikan oleh peneliti. Siswa terlihat antusias dan langsung
mempraktikkan drama tersebut di dalam kelompok. Ada satu
kelompok siswa yang justru berebut untuk memainkan suatu peran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Akhirnya peneliti pun menasihati dan menentukan peran setiap siswa
pada kelompok tersebut. Peneliti melihat semua siswa fokus berlatih
drama dengan kelompok, tidak ada siswa yang bermain atau berlarian
di dalam kelas. Saat peneliti mengajak siswa untuk mempraktikkan
drama di depan kelas, semua kelompok berebut untuk dapat maju
terlebih dahulu. Pada saat satu kelompok mempraktikkan drama di
depan kelas semua siswa di belakang dapat memperhatikan temannya
yang ada di depan. Setelah semua kelompok mempraktikkan drama di
depan kelas, siswa diajak untuk menggambar poster yang berkaitan
dengan aturan yang terdapat di dalam drama yang sudah diperannkan
oleh masing-masing kelompok.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama siklus kedua,
peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus kedua ini
telah sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap
akhir siklus kedua, peneliti mendapatkan data berupa hasil skala sikap
yang telah diisi oleh siswa kelas III B. Hasil skala sikap yang telah
diisi oleh siswa kelas III B dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Hasil Skala Sikap Siklus II Aspek Kognitif
No.
Resp.
Aspek Kognitif Total Ket
7 15 17 18 19 20
1 5 4 5 2 5 5 26 B
2 4 5 5 5 5 5 29 SB
3 4 1 4 2 2 1 14 STB
4 2 5 5 5 5 5 27 SB
5 5 5 5 5 5 5 30 SB
6 5 5 1 1 2 4 18 TB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
7 5 5 5 5 5 5 30 SB
8 5 4 4 5 2 5 25 B
9 4 2 5 5 4 5 25 B
10 2 4 4 2 2 5 19 TB
11 5 4 5 1 5 4 24 C
12 5 4 5 4 4 4 26 B
13 4 2 4 5 5 4 24 B
14 5 5 5 5 5 5 30 SB
15 5 5 5 5 5 5 30 SB
16 5 4 5 5 5 4 28 SB
17 4 5 4 5 4 5 27 SB
18 5 4 5 4 5 4 27 SB
19 5 4 1 5 5 4 24 B
20 4 4 4 4 4 4 24 B
21 5 5 5 5 5 5 30 SB
22 5 4 4 4 5 2 24 B
23 5 5 1 1 5 2 19 TB
24 5 5 5 5 5 5 30 SB
25 5 4 4 5 5 5 28 SB
26 5 4 4 4 4 4 25 B
27 5 4 2 5 5 4 25 B
28 4 1 5 4 5 5 24 B
29 4 4 4 4 4 4 24 B
Jumlah Skor 736
Rata-rata Skor 25,38 B
Rata-rata Nilai 84,60 B
Jumlah siswa yang memahami nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup) 25
Presentase siswa yang memahami nilai
kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 86%
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata aspek kognitif
adalah 84,60. Pada aspek kognitif siklus I terdapat 25 siswa yang
memahami nilai kedisiplinan atau 86% siswa dan terdapat 4 siswa
yang belum memahami nilai kedisiplinan. Siswa dikatakan memahami
nilai kedisiplinan jika mencapai kriteria minimal “Cukup.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.7 Hasil Skala Sikap Siklus II Aspek Afektif
No.
Resp.
Aspek Afektif Total Ket
3 5 6 12 14
1 4 4 5 5 5 23 SB
2 5 1 2 5 1 14 TB
3 4 1 5 5 4 19 C
4 1 2 1 5 5 14 TB
5 5 5 5 5 5 25 SB
6 5 5 5 5 5 25 SB
7 5 5 5 4 4 23 SB
8 5 5 4 4 5 23 SB
9 4 5 2 5 5 21 B
10 5 5 5 5 5 25 SB
11 1 4 1 4 2 12 STB
12 5 4 2 5 4 20 B
13 4 5 5 5 4 23 SB
14 2 5 2 5 5 19 C
15 5 4 5 5 5 24 SB
16 4 5 5 5 5 24 SB
17 4 5 4 5 5 23 SB
18 5 4 5 4 4 22 B
19 5 5 5 5 5 25 SB
20 4 4 4 4 4 20 B
21 5 5 4 5 4 23 SB
22 5 5 2 5 4 21 B
23 1 5 4 1 2 13 STB
24 2 5 2 5 5 19 C
25 5 4 2 5 4 20 B
26 5 4 4 4 4 21 B
27 4 5 4 5 5 23 SB
28 5 4 5 4 4 22 B
29 4 2 4 2 2 14 TB
Jumlah Skor 600
Rata-rata Skor 20,69 B
Rata-rata Nilai 82,76 B
Jumlah siswa yang menghayati nilai
kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 24
Presentase siswa yang menghayati nilai
kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata 82,76. Pada aspek
afektif siklus II terdapat 24 siswa yang menghayati nilai kedisiplinan
atau 83% siswa dan terdapat 5 siswa yang belum menghayati nilai
kedisiplinan. Siswa dikatakan menghayati nilai kedisiplinan jika
mencapai kriteria minimal “Cukup.”
Tabel 4.8 Hasil Skala Sikap Siklus II Aspek Konatif
No.
Resp.
Aspek Konatif Total Ket
1 2 4 8 9 10 11 13 16
1 5 5 4 4 5 5 4 5 5 42 SB
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 SB
3 5 5 2 4 1 2 4 4 2 29 TB
4 1 2 5 1 4 1 2 5 1 22 STB
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 SB
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 SB
7 5 4 5 5 5 5 4 5 4 42 SB
8 5 4 4 5 5 5 5 5 5 43 SB
9 5 4 4 4 5 5 5 5 5 42 SB
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 SB
11 5 5 4 4 1 1 2 4 1 27 TB
12 5 5 5 5 4 5 5 5 4 43 SB
13 5 4 4 5 5 4 5 5 5 42 SB
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 SB
15 5 5 5 1 1 1 5 5 1 29 TB
16 5 5 5 5 5 5 4 4 4 42 SB
17 4 5 4 4 5 4 4 4 4 38 B
18 4 4 4 4 2 5 4 2 4 33 C
19 5 4 5 5 5 5 5 5 4 43 SB
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 B
21 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44 SB
22 4 5 4 4 4 5 4 5 4 39 B
23 5 4 4 4 4 5 4 5 5 40 B
24 4 4 5 2 1 5 4 5 5 35 C
25 4 5 4 5 4 4 5 4 4 39 B
26 5 4 4 5 5 4 5 4 5 41 SB
27 5 5 5 4 5 4 4 5 4 41 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
28 4 4 4 5 4 5 5 5 5 41 SB
29 4 4 1 1 2 4 2 4 4 26 TB
Jumlah Skor 1124
Rata-rata Skor 38,76 B
Rata-rata Nilai 86,13 B
Jumlah siswa yang melaksanakan nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup) 24
Presentase siswa yang melaksanakani nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup) 83%
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata aspek konatif
adalah 86,13. Pada aspek konatif siklus II terdapat 24 siswa yang
melaksanakan nilai kedisiplinan atau 83% siswa dan terdapat 5 siswa
yang belum melaksanakan nilai kedisiplinan. Siswa dikatakan
melaksanakan nilai kedisiplinan jika mencapai kriteria minimal
“Cukup.”
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Siklus II
No.
Resp.
Siklus II
Kognitif Afektif Konatif
Total Ket Total Ket Total Ket
1 26 B 23 SB 42 SB
2 29 SB 14 TB 45 SB
3 14 STB 19 C 29 TB
4 27 SB 14 TB 22 STB
5 30 SB 25 SB 45 SB
6 18 TB 25 SB 45 SB
7 30 SB 23 SB 42 SB
8 25 B 23 SB 43 SB
9 25 B 21 B 42 SB
10 19 TB 25 SB 45 SB
11 24 C 12 STB 27 TB
12 26 B 20 B 43 SB
13 24 B 23 SB 42 SB
14 30 SB 19 C 45 SB
15 30 SB 24 SB 29 TB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
16 28 SB 24 SB 42 SB
17 27 SB 23 SB 38 B
18 27 SB 22 B 33 C
19 24 B 25 SB 43 SB
20 24 B 20 B 36 B
21 30 SB 23 SB 44 SB
22 24 B 21 B 39 B
23 19 TB 13 STB 40 B
24 30 SB 19 C 35 C
25 28 SB 20 B 39 B
26 25 B 21 B 41 SB
27 25 B 23 SB 41 SB
28 24 B 22 B 41 SB
29 24 B 14 TB 26 TB
% 86% 83% 83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4.10 Hasil Skala Sikap Siklus II Secara Keseluruhan
No.
Resp.
Sikap Kedisiplinan Siklus II Total Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 2 5 5 91 SB
2 5 5 5 5 1 2 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 88 B
3 5 5 4 2 1 5 4 4 1 2 4 5 4 4 1 2 4 2 2 1 62 TB
4 1 2 1 5 2 1 2 1 4 1 2 5 5 5 5 1 5 5 5 5 63 TB
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 SB
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 2 4 88 B
7 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 95 SB
8 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 2 5 91 SB
9 5 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 88 B
10 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 2 2 5 89 B
11 5 5 1 4 4 1 5 4 1 1 2 4 4 2 4 1 5 1 5 4 63 TB
12 5 5 5 5 4 2 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 89 B
13 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 2 5 4 5 5 4 89 B
14 5 5 2 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 94 SB
15 5 5 5 5 4 5 5 1 1 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 83 B
16 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 94 SB
17 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 88 B
18 4 4 5 4 4 5 5 4 2 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 82 B
19 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 4 92 SB
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
21 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 97 SB
22 4 5 5 4 5 2 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 2 84 B
23 5 4 1 4 5 4 5 4 4 5 4 1 5 2 5 5 1 1 5 2 72 C
24 4 4 2 5 5 2 5 2 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 84 B
25 4 5 5 4 4 2 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 87 B
26 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 87 B
27 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 2 5 5 4 89 B
28 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 1 5 5 4 5 5 87 B
29 4 4 4 1 2 4 4 1 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 64 TB
Jumlah Skor 2460
Rata-rata Skor 84,83 B
Rata-rata Nilai 84,83 B
Jumlah siswa yang memiliki sikap kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 25
Presentase siswa yang memiliki sikap kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 86%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Sikap kedisiplinan siswa secara keseluruhan dapat dihitung dengan
cara:
𝒳 =jumlah siswa mendapat skor minimal cukup
jumlah seluruh siswa × 100%
𝒳 =25
29 ×100%
𝒳 = 86,21%
Jadi, secara keseluruhan presentase sikap kedisiplinan siswa
setelah dilaksanakan siklus II adalah 86,21%. Jika dilihat pada PAP
tipe I, terjadi peningkatan sikap kedisiplinan siswa dari kondisi awal
“Sangat Tidak Baik” kemudian pada siklus I menjadi “Cukup” dan
pada akhir siklus II menjadi “Baik.” Sedangkan rata-rata nilai
keseluruhan pada siklus II adalah 84,83.
d) Refleksi
Siklus kedua penelitian yang dilakukan dengan satu pertemuan
telah terlaksana sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti.
Pertemuan pada siklus kedua dilaksanakan pada 15 September 2015.
Pada pertemuan ini peneliti mengajak siswa untuk melaksanakan
aturan-aturan yang berlaku di keluarga, sekolah, maupun di
masyarakat. Peneliti juga menggali pengalaman siswa dengan bertanya
jawab peraturan-peraturan apa saja yang pernah ditaati dan dilanggar
baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pada pertemuan di
siklus kedua ini suasana kelas lebih dapat dikondisikan dibandingkan
dengan ketika siklus pertama. Pada siklus kedua ini, ketika peneliti
masuk kelas siswa sudah berada di tempat duduk masing-masing. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pertemuan ini peneliti mengawalinya dengan membahas kelanjutan
aksi yang telah dilakukan oleh siswa pada siklus I. Peneliti berusaha
untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan
bermain peran atau drama yang bertemakan pelaksanaan dan
pelanggaran aturan-aturan yang berlaku. Siswa diajak untuk
membentuk kelompok, dan masing-masing kelompok mendapatkan
teks drama yang berkaitan dengan pelaksanaan atau pelanggaran
aturan. Setiap kelompok wajib untuk memerankan drama tersebut di
depan kelas hasil pekerjaan kepada teman-temannya. Berbeda dengan
siklus pertama, pada siklus kedua ketika ada kelompok yang sedang
memerankan drama mereka, semua kelompok di belakang
memperhatikan.
Pertemuan di siklus kedua ini ditutup dengan mengajak siswa
untuk merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti
mengajak siswa untuk mengingat kembali apakah ada pelanggaran
aturan yang dilakukan oleh siswa. Peneliti juga memberikan pujian
kepada siswa, karena pada siklus kedua ini siswa telah menunjukkan
peningkatan sikap kedisiplinan mereka. Selanjutnya peneliti
memberikan nasihat kepada siswa agar tetap mempertahankan sikap
kedisiplinan siswa dan berusaha lagi untuk meningkatkannya lagi.
Pada akhir pertemuan peneliti mengajak siswa untuk melakukan aksi
dengan mencari membuat poster yang berkaitan dengan pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
aturan-aturan di keluarga, sekolah, atau masyarakat sekitar. Pada akhir
pembelajaran siswa diajak untuk mengerjakan soal evaluasi.
Pada siklus II ini peneliti mengalami kesulitan ketika
mengalokasikan waktu. Pada siklus kedua ini siswa diajak untuk
bermain peran. Siswa harus maju satu per satu untuk memerankan
drama mereka. Selain itu terdapat aktivitas lainnya yaitu membuat
poster. Namun secara keseluruhan pembelajaran telah sesuai dengan
RPP yang telah disusun. Selain itu indikator keberhasilan telah tercapai
dalam artian sikap kedisiplinan siswa kelas III B telah meningkat.
B. Pembahasan
Penelitian ini telah terlaksana sesuai dengan yang direncanakan dan
diharapkan oleh peneliti. Peneliti juga telah mengajar sesuai dengan tahap-
tahap PPR yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap
kedisiplinan siswa kelas III B SD Negeri Nanggulan. Peneliti menggunakan
kompetensi dasar 2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
masyarakat sekitar; 2.2 Menyebutkan contoh aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan masyarakat sekitar; dan 2.3 Melaksanakan aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan masyarakat sekitar.
Peneliti menggunakan skala sikap untuk mengetahui sikap kedisiplinan
siswa yang diberikan pada akhir siklus I dan siklus II. Pencapaian pada siklus
I dan siklus II secara keseluruhan maupun persapek dapat dilihat pada tabel
4.11 dan tabel 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 4.11 Aspek pencapaian dan rata-rata kelas secara keseluruhan
Indikator Deskriptor Kondisi
awal
Target Siklus
I
Siklus
II
Sikap
Kedisiplinan
Siswa
Jumlah siswa yang
mendapatkan skor
minimal “Cukup”
dibagi keseluruhan
siswa x 100%
55% 77% 83% 86%
Skor total dibagi
seluruh siswa 66 75 76 84,83
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I sikap
kedisiplinan siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat ketika pada
kondisi awal presentase sikap kedisipinan siswa sebesar 45% sedangkan pada
siklus I meningkat menjadi 78%. Selain mengalami peningkatan, presentase
sikap kedisiplinan siswa pada siklus I juga telah mencapai target yang
ditetapkan peneliti sebelumnya. Kemudian pada siklus II sikap kedisiplinan
siswa juga mengalami peningkatan yaitu menjadi 84%.
Pada tabel 4.11 juga dapat dilihat bahwa rata-rata nilai skala sikap
siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal itu terlihat ketika
kondisi awal nilai rata-rata siswa adalah 66, kemudian pada siklus I menjadi
77. Selain mengalami peningkatan rata-rata nilai siswa juga telah mencapai
target yang telah ditentukan yaitu 75. Pada siklus II rata-rata nilai siswa juga
meningkat menjadi 85,14. Peningkatan sikap kedisiplinan siswa kelas III
mulai dari kondisi awal, siklus I, sampai siklus II dapat dilihat pada grafik 4.1
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
45%
83% 86%
38%
3%
Persentase Peningkatan Kedisiplinan Siswa
Persentase Sikap Kedisiplinan
Gambar 4.1 Grafik Presentase Sikap Kedisiplinan Siswa Secara Keseluruhan
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
sikap kedisiplinan siswa pada siklus I sebesar 33% dari kondisi awal
Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 39% dari kondisi awal.
Jika melihat pada PAP tipe I sikap kedisiplinan siswa mengalami peningkatan
dari kriteria “Sangat Tidak Baik” pada kondisi awal mengingkat menjadi
“Cukup Baik” pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi “Baik.” Dengan
demikian jumlah siswa yang telah menunjukkan sikap kedisiplinan telah
mengalami peningkatan dan indikator keberhasilan telah tercapai, sehingga
siklus dapat dihentikan.
Penghitungan peningkatan sikap kedisiplinan siswa dan nilai rata-rata
siswa peraspek dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 4.12 Peningkatan Sikap Kedisiplinan dan Rata-rata Siswa Peraspek
No Sikap
Kedisiplinan
Deskriptor Kondisi
awal
Siklus I Siklus II
1 Kognitif
(pemahaman)
(Jumlah siswa yang
mendapatkan skor
sikap dibagi
keseluruhan siswa x
100%) dan (skor rata-
rata dibagi skor
maksimal × 100)
48% 83% 86%
70 83,10 84,60
2 Afektif
(penghayatan)
48% 79% 83%
65,52 79,04 82,76
3 Konatif
(pelaksanaan)
38% 66% 83%
63,60 69,73 86,13
Pada tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan sikap kedisiplinan
siswa pada aspek kognitif, afektif, maupun konatif. Pada aspek kognitif telah
mengalami peningkatan dari kondisi awal yang persentasenya sebesar 48%
pada siklus I meningkat menjadi 83%. Pada siklus I target telah tercapai
karena telah mecapai 78%. Selanjutnya pada siklus II aspek kognitif kembali
meningkat menjadi 86%.. Jika melihat pada PAP tipe I kriteria aspek kognitif
mengalami peningkatan dari kondisi awal yaitu “Sangat Tidak Baik” menjadi
“Baik” pada siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata siswa pada aspek kognitif
juga mengalami peningkatan dari kondisi awal yang sebesar 70, meningkat
menjadi 83,10 pada siklus I, dan meningkat kembali menjadi 84,60 pada
siklus II.
Selain aspek kognitif, aspek afektif juga mengalami peningkatan. Pada
siklus I aspek afektif mengalami peningkatan dari kondisi awal yang
persentasenya sebesar 48% meningkat menjadi 79% pada kondisi awal. Pada
siklis I target telah terpenuhi karena telah mencapai 78%. Sedangkan pada
siklus II aspek afektif mengalami peningkatan menjadi 83%. Jika melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PAP tipe I kriteria aspek afektif mengalami peningkatan yaitu dari “Sangat
Tidak Baik” pada kondisi awal, menjadi “Cukup” pada siklus I dan menjadi
“Baik” pada siklus II. Nilai rata-rata siswa pada aspek afektif juga mengalami
peningkatan dari kondisi awal yang sebesar 65,52, meningkat menjadi 79,04
pada siklus I, dan meningkat kembali menjadi 82,76 pada siklus II.
Selanjutnya pada aspek konatif meningkat dari kondisi awal yang
sebesar 38% meningkat menjadi 66% pada siklus I. Kemudian pada siklus II
aspek konatif juga mengalami peningkatan menjadi 83%. Target telah
terpenuhi pada siklus II karena telah mencapai 75%. Jika melihat PAP tipe I
kriteria aspek konatif mengalami peningkatan yaitu dari “Sangat Tidak Baik”
pada kondisi awal, menjadi “Cukup” pada siklus I dan menjadi “Baik” pada
siklus II. Nilai rata-rata siswa pada aspek konatif juga mengalami peningkatan
dari kondisi awal yang sebesar 63,60, meningkat menjadi 69,73pada siklus I,
dan meningkat kembali menjadi 86,13pada siklus II.
Dengan demikian sikap kedisiplinan siswa baik dari aspek kognitif,
afektif, maupun konatif telah mengalami peningkatan. Selain itu pada siklus II
semua aspek telah mencapai target yang ditentukan sebelumnya. Selanjutnya
grafik peningkatan sikap kedisiplinan siswa peraspek dapat dilihat pada grafik
di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar 4.2 Grafik Presentase Peningkatan Sikap Kedisiplinan Siswa
Peraspek
Jika melihat pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pada aspek
kognitif telah mengalami peningkatan sebesar 35% pada siklus I dari kondisi
awal. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 38% dari kondisi
awal. Sedangkan untuk aspek afektif juga mengalami peningkatan. Pada siklus
I aspek afektif mengalami peningkatan sebesar 31% dari kondisi awal.
Sedangkan pada siklus II aspek afektif mengalami peningkatan sebesar 35%
dari kondisi awal. Selanjutnya pada aspek konatif meengalami peningkatan
sebesar 28% dari kondisi awal. Pada siklus II aspek konatif kembali
mengalami peningkatan sebesar 45% dari kondisi awal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, jumlah siswa yang
telah memiliki sikap kedisiplinan baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun
konatif telah mengalami peningkatan. Hal tersebut berarti indikator
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Kognitif Afektif Konatif
48% 48%
38%
83%79%
66%
86%83% 83%
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keberhasilan sudah tercapai. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif yang mengintegrasikan pemahaman masalah
dunia, kehidupan, dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan pada
Pendidikan Kewarganegaraan. Model pembelajaran PPR ini juga mengajak
siswa untuk dapat melakukan aksi nyata setelah siswa merefleksikan
pembelajaran yang telah didapatkannya. Dengan demikian penelitian ini dapat
diakhiri dan tidak dilanjutkan ke siklus III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 4.13 Rangkuman Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No.
Res
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif
Tot Ket Tot Ket Tot Ket Tot Ket Tot Ket Tot Ket Tot Ket Tot Ket Tot Ket
1 27 SB 21 B 37 B 27 SB 14 TB 41 SB 26 B 23 SB 42 SB
2 28 SB 11 STB 26 TB 22 C 24 SB 34 C 29 SB 14 TB 45 SB
3 12 STB 12 STB 26 TB 18 TB 13 STB 22 STB 14 STB 19 C 29 TB
4 26 B 14 TB 29 TB 28 SB 14 TB 21 STB 27 SB 14 TB 22 STB
5 18 TB 21 B 22 STB 27 SB 21 B 33 C 30 SB 25 SB 45 SB
6 27 SB 14 TB 27 TB 18 TB 25 SB 25 TB 18 TB 25 SB 45 SB
7 23 C 14 TB 35 C 25 B 25 SB 33 C 30 SB 23 SB 42 SB
8 25 B 14 TB 40 B 26 B 21 B 29 TB 25 B 23 SB 43 SB
9 17 TB 18 C 28 TB 24 B 20 B 31 C 25 B 21 B 42 SB
10 19 TB 14 TB 25 TB 29 SB 21 B 34 C 19 TB 25 SB 45 SB
11 19 TB 7 STB 24 STB 19 TB 12 STB 27 TB 24 C 12 STB 27 TB
12 19 TB 18 C 34 C 27 SB 21 B 36 B 26 B 20 B 43 SB
13 15 STB 19 C 29 TB 25 B 23 SB 35 C 24 B 23 SB 42 SB
14 26 B 21 B 22 STB 29 SB 25 SB 28 TB 30 SB 19 C 45 SB
15 27 SB 22 B 33 C 24 B 25 SB 34 C 30 SB 24 SB 29 TB
16 19 TB 19 C 16 STB 27 SB 23 SB 28 TB 28 SB 24 SB 42 SB
17 18 TB 14 TB 31 C 22 C 21 B 34 C 27 SB 23 SB 38 B
18 18 TB 14 TB 19 STB 26 B 14 TB 39 B 27 SB 22 B 33 C
19 19 TB 22 B 34 C 27 SB 19 C 34 C 24 B 25 SB 43 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
20 24 B 14 TB 34 C 24 B 20 B 32 C 24 B 20 B 36 B
21 19 TB 22 B 29 TB 30 SB 14 TB 31 C 30 SB 23 SB 44 SB
22 27 SB 20 B 26 TB 24 B 20 B 37 B 24 B 21 B 39 B
23 9 STB 17 SB 22 STB 19 TB 20 B 22 STB 19 TB 13 STB 40 B
24 25 B 20 B 36 B 23 C 20 B 27 TB 30 SB 19 C 35 C
25 27 SB 14 TB 34 C 27 SB 19 C 32 C 28 SB 20 B 39 B
26 25 B 13 STB 26 TB 26 B 19 C 35 C 25 B 21 B 41 SB
27 25 B 19 C 34 C 27 SB 20 B 36 B 25 B 23 SB 41 SB
28 12 STB 14 TB 29 TB 21 C 22 B 36 B 24 B 22 B 41 SB
29 14 STB 13 STB 23 STB 19 TB 18 C 24 TB 24 B 14 TB 26 TB
% 48% 48% 38% 83% 79% 66% 86% 83% 83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Dalam bab penutup ini peneliti membahas tentang kesimpulan,
keterbatasan penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas III B SD
Negeri Nanggulan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam upaya peningkatan
sikap kedisiplinan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif
pada Pendidikan Kewarganagaraan pada siswa kelas III B SD Negeri
Nanggulan tahun ajaran 2015/2016 dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: guru menyampaikan materi pelajaran, guru menggali
pengalaman siswa dan mengaitkannya dengan materi, siswa
merefleksikan pembelajaran, guru mengajak siswa melakukan aksi,
dan guru mengevaluasi hasil belajar siswa.
2. Penerapan model Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan
sikap kedisiplinan siswa yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
konatif pada Pendidikan Kewarganagaraan menggunakan model
Paradigma Pedagogi Reflektif pada siswa kelas III B SD Negeri
Nanggulan tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut ditunjukkan dengan
hasil skala sikap yang dikerjakan sendiri oleh siswa. Persentase sikap
kedisiplinan siswa pada kondisi awal sebesar 45% meningkat menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78% pada siklus I kemudian meningkat kembali menjadi 84% pada
siklus II.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti
sendiri, sehingga siswa sulit untuk dikondisikan karena mereka
beranggapan bahwa peneliti bukanlah guru mereka.
2. Pelaksanaan observasi kurang maksimal karena hanya dilakukan oleh
satu observer, padahal terdapat 29 siswa di dalam kelas.
C. Saran
1. Bagi peneliti berikutnya lebih baik jika pelaksanaan pembelajaran saat
penelitian dilakukan oleh guru mereka sendiri, sehingga siswa lebih
bisa dikondisikan.
2. Bagi guru akan lebih baik jika pembelajaran menggunakan model
Paradigma Pedagogi Reflektif khususnya pada pelajaran PKn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Referensi
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya
Aryani, K. & Susatim, M. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai.
Bogor: Ghalia.
Azwar, S. 2015. Sikap Manusia “Teori dan Pengukurannya”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Darwis. 2014. “Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa dalam Pembelajaran di SMKN
Parigi Selatan”. Jurnal EDU-CIVIC. Volume 1, No. 3.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/EduCivic/article/view/4212
Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuesioner: Mengembangkan Kuesioner,
Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE UGM
John, E. 2011. “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak di Kelas melalui Cerita.”
Jurnal Pendidikan Penabur. No16/Juni 2011. Hal 11-25
Khalsa, S. 2008. Pengajaran Disiplin dan Harga Diri. Jakarta: PT Indeks
Kusumah, W. & Dwitagama, D., 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Indeks
Margono. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raneka Cipta
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mundir, dkk. 2013. Statistik Pendidikan: Pengantar Analisis Data untuk
Penelitian Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pidarta, M., 1995. Peranan Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia
Sanjaya, W., 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Schaefer, C. 1986. Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Yogyakarta:
Graha Pustaka
Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Pranadamedia Group
Subagja, J., 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Supadjar, D., Sutrisno S., & Sukarno M. 1983. Eksperimentasi Pembinaan
Disiplin Siswa SMTP dan SMTA. Yogyakarta: Pusat Pengembangan
Inovasi dan Fakultas Filsafat UGM
Utami D. T. & Rosdijati N., 2010. Praktik PAKEM PKn SD. Jakarta: Erlangga
Widiyanti,. Sunardi. dan Anitah W, S. 2013. “Pengaruh Pendidikan Karakter
dengan Pendekatan PPR dan Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian
Siswa.” http://eprints.uns.ac.id/id/eprint/1096
Wiriaatmaja, R., 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN 1 Silabus Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Silabus Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SD Negeri Nanggulan
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : 3/I
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 kali pertemuan)
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber
Belajar/Bahan
Alokasi
Waktu
2. Melaksana-
kan norma
yang berlaku
di
masyarakat
2.1 Mengenal
aturan-aturan
yang berlaku
dilingkungan
masyarakat
sekitar
Competence
2.1.1
Menyebutkan arti
aturan yang
berlaku di
sekolah dan
masyarakat
sekitar.
Kegiatan Inti
Eksplorasi (10 menit)
a. Guru bertanya jawab dengan
siswa mengenai pengertian
aturan.
b. Siswa menyebutkan pengertian
aturan sesuai dengan
pengetahuan mereka.
c. Guru memberikan penjelasan
tentang aturan, bisa
Tes
tertulis:
pilihan
ganda
Hernawan,
Edi. &
Hendayani,
Endang. 2009.
Pendidikan
Kewarganega
raan untuk SD
dan MI Kelas
3.
Departemen
Pendidikan
Nasional:
Jakarta
2 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Conscience
2.1.2
Menyadari
pentingnya aturan
yang ada di
sekolah dan
lingkungan
masyarakat
sekitar.
Compassion
2.1.3
Membuat daftar
aturan yang ada
di sekolah dan
lingkungan
masyarakat
sekitar
menambahkan maupun
membenarkan pendapat dari
siswa
Elaborasi (20 menit)
a. Siswa dibagi kedalam
kelompok-kelompok dengan
anggota setiap kelompoknya
terdiri dari 4-5 anak.
b. Guru membagikan puzzle
kepada setiap kelompok dan
menginstruksikan siswa untuk
menyusunnya yang nantinya
siswa akan menjelaskan
tentang gambar yang ada di
puzzle dan tujuan gambar
tersebut dilakukan.
c. Siswa menyusun puzzle
d. Siswa secara berkelompok
mempresentasikan puzzlenya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
yang berupa gambar aturan di
sekolah maupun di masyarakat.
e. Selain mempresentasikan
puzzle setiap siswa juga
membuat daftar kegiatan yang
akan dilakukannya sebagai
perwujudan bahwa mereka
akan melaksanakan aturan baik
di sekolah maupun di
masyarakat.
Konfirmasi (25 menit)
a. Memberikan umpan balik
positif terhadap keberasilan
siswa.
b. Memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif selama
pembelajaran.
c. Siswa diberi kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
bertanya
d. Siswa diberikan latihan soal.
2.2 Menyebutkan
contoh
aturan-aturan
yang berlaku
di lingkungan
masyarakat
sekitar
Competence
2.2.1
Membedakan
sikap mentaati
aturan dan
melanggar aturan
dengan gambar
Consciense
2.2.2 Mengerjakan
soal yang diberikan
dengan percaya diri
2.2.3 Menyadari
pentingnya aturan
yang dibuat di
lingkungan
masyarakat
Compassion
a. Guru memberikan penjelasan
mengenai macam-macam
aturan yang berlaku di
masyarakat beserta contohnya
seperti gambar yang sudah
ditampilkan
b. Guru membagi siswa menjadi
4 kelompok
c. Guru membagikan macam-
macam gambar aturan yang
berlaku di masyarakat
d. Guru meminta siswa
mengelompokkan gambar yang
diberikan sesuai dengan
macam-macam aturan yang
berlaku di masyarakat
e. Guru meminta siswa
Tes Tertulis
Hermawan,
Edi, dkk.
2009.
PendidikanKe
warganegara
an3: Untuk
SD/MI kelas
3. Jakarta:
PusatPerbuku
an,
DepartemenP
endidikanNasi
onal.
Murwanti,
dkk. 2009.
Pendidikan
Kewarganega
raan 3: Untuk
Sekolah
Dasar III.
Jakarta: Pusat
Perbukuan,
Departemen
Pendidikan
2 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
2.2.4 Bekerjasama
dengan baik
2.2.5
Menyampaikan
hasil diskusi
tentang aturan
yang berlaku di
masyarakat
2.2.6 Membuat
contoh aturan yang
berlaku di kelas
menuliskan manfaat adanya
aturan dalam kehidupan sehari-
hari
f. Guru meminta kelompok yang
telah selesai mengerjakan
untuk mempresentasikan hasil
yang telah didiskusikan di
dalam kelompok
g. Guru mengoreksi jawaban
siswa
h. Guru menanyakan kepada
siswa hal yang belum dipahami
atau kesulitan selama
pembelajaran
i. Guru membagikan latihan soal
sebagai evaluasi
j. Guru bersama dengan siswa
membuat kesimpulan
pembelajaran
Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
2.3 Melaksana-
kan aturan-
aturan yang
berlaku di
lingkungan
masyarakat
sekitar.
Competence
2.3.1
Mendeskripsikan
contoh tindakan
yang sesuai
dengan aturan.
Conscience
2.3.2 Menyadari
sikap disiplin
dalam
pembelajaran di
kelas untuk
mencontohkan
aturan-aturan
yang ada dalam
masyarakat
sekitar
Compassion
2.3.3 Terlibat
Eksplorasi (5 menit)
a. Guru bertanya jawab dengan
siswa mengenai aturan-aturan
apa saja yang ada di
lingkungan sekitar dan sikap
apa yang harus dimiliki untuk
melaksanakan aturan-aturan itu
serta pernahkah siswa
melakukan aturan tersebut.
Elaborasi (40 menit)
a. Siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok yang
setiap kelompok memiliki
anggota sebanyak 5-6 siswa
b. Siswa secara berkelompok
mempraktikkan cerita yang
berwujud dialog mengenai
contoh sikap disiplin atau sikap
tidak disiplin yang telah
Tes Tertulis: Isian Singkat
Hernawan, Edi. & Hendayani, Endang. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD dan MI Kelas 3. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
2 jp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
dalam kegiatan
berkelompok
untuk
menjunjukkan
sikap disiplin atau
tidak disiplin saat
mencontohkanatu
ran-aturan yang
ada di lingkungan
masyarakat
sekitar
disiapkan oleh guru di depan
kelas.
c. Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa untuk
membedakan mana sikap
disiplin dan mana sikap tidak
disiplin berdasarkan cerita
yang dipraktikkan.
d. Siswa secara berkelompok
membuat poster mengenai
contoh sikap disiplin atau tidak
disiplin dan akibatnya terhadap
aturan-aturan yang ada di
masyarakat sekitar.
Konfirmasi (5 menit)
a. Memberikan umpan balik
positif terhadap keberhasilan
siswa
b. Memberikan motivasi kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif selama
pembelajaran
c. Siswa diberikan kesempatan
bertanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN 2 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Nanggulan
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/ Semester : III/ 1
Pertemuan : 1
Alokasi Wakru : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat
B. Kompetensi Dasar
2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar
C. Indikator
Competence
2.1.1 Menyebutkan arti aturan yang berlaku di sekolah dan masyarakat
sekitar.
Conscience
2.1.2 Menyadari pentingnya aturan yang ada di sekolah dan lingkungan
masyarakat sekitar.
Compassion
2.1.3 Membuat daftar aturan yang ada di sekolah dan lingkungan
masyarakat sekitar
D. Tujuan Pembelajaran
Competence
2.3.1.1 Siswa mampu menyebutkan arti aturan yang berlaku di sekolah dan
masyarakat sekitar.
Conscience
2.3.2.2 Siswa mampu menyadari pentingnya aturan yang ada di sekolah dan
lingkungan masyarakat sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Compassion
2.3.3.3 Siswa mampu membuat daftar aturan yang ada di sekolah dan
lingkungan masyarakat sekitar.
E. Materi Pembelajaran
Aturan-aturan yang ada di lingkungan masyarakat
F. Pendekatan, Model, Metode dan Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Pedagogi Refletif
Model : Kontekstual
Strategi : diskusi, tanya jawab, dan presentasi
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk memulai pelajaran
b. Siswa dan guru berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa
c. Guru menanyakan kabar siswa
d. Guru melakukan presensi
e. Guru memberikan kontrak belajar
f. Guru menyampaikan tujuan pelajaran
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (10 menit)
a. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pengertian aturan.
b. Siswa menyebutkan pengertian aturan sesuai dengan pengetahuan
mereka.
c. Guru memberikan penjelasan tentang aturan, bisa menambahkan
maupun membenarkan pendapat dari siswa
Elaborasi (20 menit)
a. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 anak.
b. Guru membagikan puzzle kepada setiap kelompok dan
menginstruksikan siswa untuk menyusunnya yang nantinya siswa akan
menjelaskan tentang gambar yang ada di puzzle dan tujuan gambar
tersebut dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
c. Siswa menyusun puzzle
d. Siswa secara berkelompok mempresentasikan puzzlenya yang berupa
gambar aturan di sekolah maupun di masyarakat.
e. Selain mempresentasikan puzzle setiap siswa juga membuat daftar
kegiatan yang akan dilakukannya sebagai perwujudan bahwa mereka
akan melaksanakan aturan baik di sekolah maupun di masyarakat.
Konfirmasi (25 menit)
a. Memberikan umpan balik positif terhadap keberasilan siswa.
b. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif selama pembelajaran.
c. Siswa diberi kesempatan bertanya
d. Siswa diberikan latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
b. Melakukan refleksi
c. Menetukan aksi
d. Pemberian tugas rumah untuk siswa
e. Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya
f. Doa penutup dan salam
H. Refleksi
a. Bagaimana perasaanmu mengikuti pelajaran hari ini?
b. Apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok dan menggunakan waktu
secara disiplin?
c. Apakah kamu sudah mengetahui jenis-jenis aturan yang ada di lingkungan
masyarakat sekitar?
I. Aksi
a. Siswa membuat daftar-daftar aturan yang ada di sekolah dan lingkungan
masyarakat sekitar
J. Alat dan Sumber
Media : Puzzle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Alat/ Bahan : kertas karton, lem, dan gambar aturan di
sekolah/masyarakat
Sumber belajar : Hernawan, Edi. & Hendayani, Endang. 2009. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk SD dan MI Kelas 3. Departemen Pendidikan
Nasional: Jakarta
K. Penilaian
1. Teknik : Tes dan Nontes
2. Jenis : Tertulis dan Observasi
3. Bentuk : Pilihan Ganda
4. Instrumen : Terlampir
5. Rubrik Penilaian : Terlampir
Penilaian Afektif (Observasi)
Kompetensi yang dinilai:
Kerjasama dalam kelompok
Rubrik Penilaian
Aspek yang
Dinilai
Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Kerjasama Seluruh siswa
mampu
bekerjasama dan menjaga
ketenangan
dengan baik dalam
kelompok saat
menyelesaikan tugas yang
diberikan.
Seluruh siswa
mampu
bekerjasama dengan baik
dalam
kelompok, tetapi sebagian
anggota ada
yang ramai atau
mengganggu
teman saat
menyelesaikan tugas yang
diberikan,
tetapi dengan.
Sebagian
siswa mampu
bekerjasama dan menjaga
ketenangan
dengan baik dalam
kelompok saat
menyelesaikan tugas yang
diberikan.
Siswa
didampingi guru agar
dapat
menyelesaikan tugas yang
diberikan.
Seluruh siswa di
dalam kelompok
tidak dapat bekerjasama dan
menjaga
ketenangan dengan baik
dalam kelompok
saat menyelesaikan
tugas yang
diberikan. Siswa
didampingi guru agar dapat
menyelesaikan
tugas yang diberikan.
Ketepatan
waktu menyelesaikan
Siswa mampu
menyelesaikan soal lebih
Siswa mampu
menyelesaikan soal tepat
Siswa
menyelesaikan soal terlambat
Siswa
menyelesaikan soal terlambat >
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
soal cepat dari
waktu yang ditentukan.
waktu. < 5 menit. 5 menit.
No Nama Kerjasama dalam kelompok
BT MT MM SM
1 Budi
2 Susi
3 dst.
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MM :Mulai Membudaya
SM : Sudah Membudaya
Penilaian Kognitif (Tes)
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, atau c di depan jawaban yang
paling tepat!
1. Aturan dibuat untuk membuat ....
a. Kacau
b. Tenteram
c. Gelisah
2. Aturan keluarga berlaku untuk ....
a. ayah dan ibu
b. kakak dan adik
c. semua anggota keluarga
3. Sebelum berangkat sekolah sebaiknya ....
a. minta doa restu
b. minta uang saku
c. minta iuran sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4. Regu piket sebaiknya datang ....
a. terlambat
b. lebih awal
c. tepat waktu
5. Dalam berteman di sekolah sebaiknya ....
a. memilih yang pandai
b. memilih yang kaya
c. tidak membedakan
6. Jika bertamu, yang pertama kamu lakukan ....
a. duduk di kursi tamu
b. masuk ruang tamu
c. mengucap salam
7. Kamu harus berbuat sopan terhadap ....
a. siapa saja
b. orang tua
c. kakak
8. Yang menjadi kepala keluarga adalah ....
a. Ayah
b. Kakek
c. Ibu
9. Kebersihan kelas adalah tanggung jawab ....
a. regu piket
b. semua warga kelas
c. bapak/ibu guru
10. Poskamling adalah tempat untuk ....
a. ronda malam
b. musyawarah
c. pertemuan warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Kunci Jawaban
1. B 6. C
2. C 7. A
3. A 8. A
4. B 9. B
5. C 10. A
Penilaian Psikomotorik (bservasi dan Non-tes)
Kompetensi yang dinilai:
Presentasi kelompok
Membuat daftar kegiatan harian secara pribadi
Rubrik Penilaian:
Aspek
yang
Dinilai
Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Presentasi Seluruh anggota
mampu
mempresentasikan hasil
diskusi
dengan sungguh-
sungguh,
menggunakan
bahasa Indonesia
yang mudah
dipahami .
Seluruh anggota mampu
mempresentasik
an hasil diskusi dengan
sungguh-
sungguh, tetapi bahasa yang
digunakan
masih sulit
dipahami.
Sebagian anggota mampu
mempresentasik
an hasil diskusi dengan
sungguh-
sungguh, tetapi bahasa yang
digunakan
masih sulit
dipahami.
Seluruh anggota belum mampu
mempresentasika
n hasil diskusi dengan sungguh-
sungguh, bahasa
yang digunakan juga masih sulit
dipahami.
Membuat
daftar
kegiatan
Siswa mampu
membuat
daftar
kegiatan secara rinci
dan runtut,
disertai keterangan
lengkap serta
menggunakan bahasa tulis
yang tepat
dan rapi.
Siswa mampu
membuat daftar
kegiatan secara
rinci dan runtut, disertai
keterangan
tetapi kurang lengkap,
menggunakan
bahasa tulis yang tepat dan
rapi.
Siswa mampu
membuat daftar
kegiatan secara
runtut tetapi kurang rinci dan
keterangan
kurang lengkap, bahasa tulis
yang digunakan
tepat tetapi kurang lengkap.
Siswa belum
mampu membuat
daftar kegiatan
secara runtut, rinci, tanpa
keterangan dan
bahasa yang digunakan kurang
tepat dan kurang
rapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Nanggulan
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : 3/ I (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35menit (2 jp)
A. Standar Kompetensi
2. Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menyebutkan contoh aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
masyarakat sekitar
C. Indikator
Competence
2.2.1 Membedakan sikap menaati aturan dan melanggar aturan dengan
gambar
Consciense
2.2.2 Mengerjakan soal yang diberikan dengan percaya diri
2.2.3 Menyadari pentingnya aturan yang dibuat di lingkungan masyarakat
Compassion
2.2.4 Bekerjasama dengan baik
2.2.5 Menyampaikan hasil diskusi tentang aturan yang berlaku di
masyarakat
2.2.6 Membuat contoh aturan yang berlaku di kelas
D. Tujuan Pembelajaran
Competence
2.2.1.1 Siswa mampu membedakan 3 sikap menaati aturan dan melanggar
aturan dengan gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Conscience
2.2.2.2 Siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan dengan percaya diri
2.2.3.3 Siswa mampu menyadari pentingnya aturan yang dibuat di lingkungan
masyarakat
Compassion
2.2.4.4 Siswa mampu bekerjasama dengan baik dalam kelompok
2.2.5.5 Siswa mampu menyampaikan hasil diskusi mengenai aturan yang
berlaku di masyarakat.
2.2.6.6 Siswa mampu membuat 3 contoh aturan yang berlaku dikelas dengan
benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Tujuan aturan di lingkungan mayarakat
2. Pentingnya aturan di lingkungan mayarakat
3. Macam-macam aturan di lingkungan masyarakat
4. Contoh aturan di lingkungan masyarakat
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran: Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
2. Metode Pembelajaran: Picture and Picture (Mengelompokkan gambar)
G. Nilai Kemanusian
1. Kerjasama
2. Tanggungjawab
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk memulai pelajaran
b. Siswa dan guru berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa
c. Guru menanyakan kabar siswa
d. Guru melakukan presensi
e. Guru memberikan kontrak belajar
f. Guru menyampaikan tujuan pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (10 menit)
a. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh aturan.
b. Siswa menyebutkan kembali beberapa contoh aturan yang telah
disampaikan siswa.
c. Guru memberikan penjelasan tentang contoh aturan, bisa
menambahkan maupun membenarkan pendapat dari siswa
Elaborasi (20 menit)
a. Guru memberikan penjelasan mengenai macam-macam aturan yang
berlaku di masyarakat beserta contohnya seperti gambar yang sudah
ditampilkan
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
c. Guru membagikan macam-macam gambar aturan yang berlaku di
masyarakat
d. Guru meminta siswa mengelompokkan gambar yang diberikan sesuai
dengan macam-macam aturan yang berlaku di masyarakat
e. Guru meminta siswa menuliskan manfaat adanya aturan dalam
kehidupan sehari-hari
f. Guru meminta kelompok yang telah selesai mengerjakan untuk
mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan di dalam kelompok.
Konfirmasi (25 menit)
a. Guru mengoreksi jawaban siswa
b. Guru menanyakan kepada siswa hal yang belum dipahami atau
kesulitan selama pembelajaran
c. Guru membagikan latihan soal sebagai evaluasi
d. Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan pembelajaran
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
b. Melakukan refleksi
c. Menetukan aksi
d. Pemberian tugas rumah untuk siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
e. Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya
f. Doa penutup dan salam
Refleksi
a. Guru membagikan kertas refleksi kepada siswa dan meminta siswa
menjawab pertanyaan guru berkaitan tentang pembelajaran yang telah
dialami siswa
Aksi
a. Guru mengajak siswa untuk membuat contoh aturan yang cocok berlaku
di kelas
I. Penilaian
1. Penilaian Competence
Rubrik Penilaian
Kompetensi yang dinilai:
- Menjelaskan tujuan dibuatnya aturan di lingkungan masyarakat
- Menjelaskan macam-macam aturan yang berlaku di lingkungan
masyarakat
- Memberikan contoh aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat
Aspek yang
dinilai
Baik Cukup Berlatih Lagi
3 2 1
Tujuan
dibuatnya aturan
Menyebutkan 3
atau lebih tujuan
dibuatnya aturan
di lingkungan
masyarakat
dengan benar
dan tepat
Menyebutkan 2
atau lebih tujuan
dibuatnya aturan
di lingkungan
masyarakat
dengan benar
dan tepat
Menyebutkan 1
atau lebih tujuan
dibuatnya aturan
di lingkungan
masyarakat
dengan benar
dan tepat
Macam-macam
aturan
Menyebutkan 2
macam aturan
yang berlaku di
masyarakat
Menyebutkan 1
macam aturan
yang berlaku di
masyarakat
Menyebutkan
macam aturan
yang berlaku di
masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
dengan benar
dan tepat
dengan benar
dan tepat
tetapi belum
benar
Menyebutkan
contoh aturan
Menyebutkan 3
atau lebih
contoh aturan
yang berlaku di
masyarakat
dengan benar
Menyebutkan 2
atau lebih
contoh aturan
yang berlaku di
masyarakat
dengan benar
Menyebutkan 1
atau lebih
contoh aturan
yang berlaku di
masyarakat
dengan benar
2. Penilaian Conscience
Kompetensi yang diniai:
- Mengerjakan soal yang diberikan dengan percaya diri
- Menyadari pentingnya aturan yang dibuat di lingkungan masyarakat
Nilai Karakter yang
Dikembangkan
Indikator
Percaya Diri Mengerjakan soal dengan
percaya diri (mandiri)
Mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas
Kesadaran akan aturan Menaati aturan yang berlaku
Pentingnya dibuat aturan dalam
kehidupan
No Nama Percaya Diri Kesadaran akan aturan
BT MT MB SM BT MT MB SM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Keterangan:
BT: Belum Terlihat (apabila siswa belum memperlihatkan rasa percaya
diri dan belum menunjukkan kesadaran akan dibuatnya aturan)
MT: Mulai Terlihat (apabila siswa sudah memperlihatkan rasa percaya
diri atau menunjukkan kesadaran akan aturan yang berlaku)
MB: Mulai Berkembang (apabila siswa sudah mulai memperlihatkan
rasa percaya diri dan menunjukkan kesadaran akan aturan yang berlaku,
tetapi masih kadang-kadang)
SM: Sudah Membudaya (apabila siswa sudah memperlihatkan rasa
percaya diri dan menunjukkan kesadaran akan aturan yang berlaku serta
menjadi kebiasaan siswa)
3. Penilaian Compassion
Kompetensi yang dinilai:
- Siswa mampu bekerjasama dengan baik dalam kelompok
- Siswa mampu menyampaikan hasil diskusi mengenai aturan yang
berlaku di masyarakat
- Siswa mampu membuat 3 contoh aturan yang berlaku di kelas
Aspek yang
dinilai
Baik Cukup Berlatih Lagi
3 2 1
Kerjasama
dalam
kelompok
Seluruh anggota
bersungguh-
sungguh
mengerjakan
tugas yang
diberikan
didalam
kelompok
Sebagian
anggota
bersungguh-
sungguh
mengerjakan
tugas yang
diberikan
didalam
kelompok,
Seluruh anggota
bermain-main
dalam
mengerjakan
tugas didalam
kelompok,
sekalipun sudah
diperingatkan
dan diawasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
sekalipun dalam
pengawasan
guru
guru,
Menyampaikan
hasil diskusi
Penjelasan hasil
diskusi mudah
dipahami dan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baku dan
benar.
Penjelasan
mudah
dipahami, tetapi
beberapa kata
belum dan
kurang sesuai
dengan bahasa
Indonesia yang
baku dan benar
Penjelasan
kurang
dipahami, ada
beberapa kata
belum dan
kurang sesuai
sesuai dengan
bahasa Indonesia
yang baku dan
benar
Membuat
aturan yang
berlaku di
kelas
Siswa mampu
membuat 3
contoh aturan
yang berlaku di
kelas dengan
benar.
Siswa mampu
membuat 2
contoh aturan
yang berlkau di
kelas dengan
benar
Siswa mampu
membuat 1
contoh aturan
yang berlaku di
kelas dengan
benar.
J. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
Sumber belajar:
Hermawan, Edi, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan 3:
Untuk SD/MI kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Murwanti, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan 3: Untuk
Sekolah Dasar III. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Nanggulan
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/ Semester : III/ 1
Pertemuan : 3
Alokasi Wakru : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat
B. Kompetensi Dasar
2.3 Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat
sekitar.
C. Indikator
Competence
2.3.1 Mendeskripsikan contoh tindakan yang sesuai dengan aturan.
Conscience
2.3.2 Menyadari sikap disiplin dalam pembelajaran di kelas untuk
mencontohkan aturan-aturan yang ada dalam masyarakat sekitar
Compassion
2.3.3 Terlibat dalam kegiatan berkelompok untuk menjunjukkan sikap
disiplin atau tidak disiplin saat mencontohkan aturan-aturan yang ada
di lingkungan masyarakat sekitar
D. Tujuan Pembelajaran
Competence
2.3.1.1 Siswa mampu mendeskripsikan contoh tindakan yang sesuai aturan
melalui kegiatan role play dengan bantuan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Conscience
2.3.2.2 Siswa mampu menyatakan sikap disiplin dalam pembelajaran di kelas
untuk mencontohkan aturan-aturan yang ada dalam masyarakat sekitar
dengan kompak.
Compassion
2.3.3.3 Siswa mampu terlibat dalam kegiatan berkelompok untuk
menjunjukkan sikap disiplin atau tidak disiplin saat mencontohkan
aturan-aturan yang ada di lingkungan masyarakat sekitar dengan
membuat poster sederhana.
E. Materi Pembelajaran
Aturan-aturan yang ada di lingkungan masyarakat
F. Pendekatan, Model, Metode dan Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Pedagogi Reflektif
Model : Kontekstual
Metode : Role play, presentasi, ceramah interaktif
Strategi : Induktif
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (7 menit)
a. Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk memulai pelajaran
b. Siswa dan guru berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa
c. Guru menanyakan kabar siswa
d. Guru melakukan presensi
e. Guru memberikan kontrak belajar
f. Guru menyampaikan tujuan pelajaran
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (5 menit)
a. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai aturan-aturan apa saja
yang ada di lingkungan sekitar dan sikap apa yang harus dimiliki untuk
melaksanakan aturan-aturan itu serta pernahkah siswa melakukan
aturan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Elaborasi (30 menit)
a. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap
kelompoknya terdiri dari 5-6 anak.
b. Siswa secara berkelompok mempraktikan cerita yang berwujud dialog
mengenai contoh sikap disiplin atau sikap tidak disiplin yang telah
disiapkan oleh guru di depan kelas.
c. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk membedakan mana
sikap disiplin dan yang mana sikap tidak disiplin berdasarkan cerita
yang dipraktikkan.
d. Siswa secara berkelompok membuat poster mengenai contoh sikap
disiplin atau tidak disiplin dan akibatnya terhadap aturan-aturan yang
ada di lingkungan masyarakat.
Konfirmasi (5 menit)
a. Memberikan umpan balik positif terhadap keberasilan siswa.
b. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif selama pembelajaran.
c. Siswa yang belum paham diberi kesempatan bertanya
3. Kegiatan Penutup (23 menit)
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi
b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
c. Melakukan refleksi
d. Menetukan aksi
e. Pemberian tugas rumah untuk siswa
f. Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya
g. Doa penutup dan salam
H. Refleksi
a. Bagaimana perasaanmu mengikuti pelajaran hari ini?
b. Apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok dan menggunakan secara
disiplin?
c. Apakah kamu sudah mengetahui aturan yang ada di lingkungan
masyarakat sekitar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
d. Apakah kamu sudah mengetahui contoh perbuatan disiplin dan tidak
disiplin?
I. Aksi
a. Dapat berperilaku disiplin saat menjumpai aturan-aturan di lingkungan
sekitar.
b. Membuat orang-orang terdekat untuk hidup disiplin melalui poster yang
dibuat.
J. Alat dan Sumber
Media : Naskah cerita tentang kedisiplinan
Alat/ Bahan : Kertas gambar, pewarna.
Sumber belajar : Hernawan, Edi. & Hendayani, Endang. 2009. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk SD dan MI Kelas 3. Departemen Pendidikan
Nasional: Jakarta
K. Penilaian
Teknik : Tes dan Nontes
Jenis : Tertulis dan Observasi
Bentuk : Isian singkat
Instrumen : Terlampir
Rubrik Penilaian : Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
LAMPIRAN 3 Validasi RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
LAMPIRAN 4 Validasi Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
LAMPIRAN 5 Kuesioner Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
LAMPIRAN 6 Contoh Kuesioner Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
LAMPIRAN 7 Hasil Penghitungan Kuesioner
Kondisi Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Hasil Penghitungan Kuesioner Kondisi Awal
1. Aspek Kognitif
No.
Resp.
Aspek Kognitif Total Ket
7 15 17 18 19 20
1 4 4 5 5 5 4 27 SB
2 5 4 4 5 5 5 28 SB
3 5 1 1 1 2 2 12 STB
4 2 5 5 5 4 5 26 B
5 2 4 2 4 2 4 18 TB
6 5 4 5 4 4 5 27 SB
7 2 2 5 5 4 5 23 C
8 4 4 4 4 4 5 25 B
9 4 2 1 2 4 4 17 TB
10 1 4 4 4 4 2 19 TB
11 4 4 2 4 1 4 19 TB
12 4 4 5 1 4 1 19 TB
13 4 2 4 2 1 2 15 STB
14 5 5 1 5 5 5 26 B
15 5 4 5 4 5 4 27 SB
16 1 4 4 2 4 4 19 TB
17 4 1 4 4 4 1 18 TB
18 1 2 5 2 4 4 18 TB
19 5 1 4 1 4 4 19 TB
20 4 4 4 4 4 4 24 B
21 4 1 4 2 4 4 19 TB
22 5 4 5 5 4 4 27 SB
23 1 1 1 4 1 1 9 STB
24 4 4 5 4 4 4 25 B
25 5 4 5 5 4 4 27 SB
26 4 4 4 5 4 4 25 B
27 5 4 5 5 4 2 25 B
28 4 2 1 2 1 2 12 STB
29 2 2 4 2 2 2 14 STB
Jumlah Skor 609
Rata-rata Skor 21 C
Rata-rata Nilai 70 C
Jumlah siswa yang memahami nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup) 14
Presentase siswa yang memahami nilai
kedisiplinan (kriteria minimal cukup) 48%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
2. Aspek Afektif
No.
Resp.
Aspek Afektif Total Ket
3 5 6 12 14
1 4 5 2 5 5 21 B
2 1 4 1 4 1 11 STB
3 2 1 4 1 4 12 STB
4 1 2 1 5 5 14 TB
5 5 1 5 5 5 21 B
6 1 4 4 1 4 14 TB
7 1 4 1 4 4 14 TB
8 4 1 4 1 4 14 TB
9 4 4 2 4 4 18 C
10 1 4 1 4 4 14 TB
11 2 1 2 1 1 7 STB
12 5 5 2 5 1 18 C
13 5 4 5 4 1 19 C
14 5 5 5 5 1 21 B
15 5 4 5 4 4 22 B
16 2 4 4 5 4 19 C
17 4 4 1 1 4 14 TB
18 5 1 2 2 4 14 TB
19 4 5 4 5 4 22 B
20 1 1 4 4 4 14 TB
21 5 5 5 2 5 22 B
22 5 2 4 5 4 20 B
23 5 4 2 4 2 17 C
24 4 4 4 4 4 20 B
25 4 2 2 5 1 14 TB
26 1 4 2 2 4 13 STB
27 4 4 1 5 5 19 C
28 4 1 1 4 4 14 TB
29 2 2 4 1 4 13 STB
Jumlah Skor 475
Rata-rata Skor 16,38 C
Rata-rata Nilai 65,52 B
Jumlah siswa yang menghayati nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup)
14
Presentase siswa yang menghayati nilai kedisiplinan
(kriteria minimal cukup)
48%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
3. Aspek Konatif
No.
Resp.
Aspek Konatif Total Ket
1 2 4 8 9 10 11 13 16
1 5 4 4 5 2 5 5 2 5 37 B
2 4 2 4 4 2 4 2 2 2 26 TB
3 1 2 4 1 4 2 4 4 4 26 TB
4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 29 TB
5 1 1 2 2 5 5 4 1 1 22 STB
6 1 4 4 2 4 5 2 4 1 27 TB
7 2 5 5 4 1 4 5 4 5 35 C
8 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40 B
9 2 4 1 4 4 4 4 4 1 28 TB
10 4 4 1 2 1 5 1 5 2 25 TB
11 2 1 2 5 4 2 2 1 5 24 STB
12 4 5 5 1 5 5 4 1 4 34 C
13 4 5 4 2 4 2 2 4 2 29 TB
14 1 1 5 2 5 1 4 2 1 22 STB
15 5 4 5 2 4 2 4 2 5 33 C
16 1 1 1 4 1 1 1 1 5 16 STB
17 4 2 4 4 4 4 1 4 4 31 C
18 2 1 1 1 1 5 5 1 2 19 TB
19 5 2 5 5 5 4 2 4 2 34 C
20 4 2 4 4 4 4 4 4 4 34 C
21 4 2 5 4 4 2 2 4 2 29 TB
22 4 5 2 1 2 2 5 4 1 26 TB
23 4 1 2 4 4 2 1 2 2 22 STB
24 5 4 2 4 4 5 4 4 4 36 B
25 4 5 2 4 4 4 2 5 4 34 C
26 1 4 1 5 4 1 2 4 4 26 TB
27 4 5 5 2 1 4 4 5 4 34 C
28 5 4 4 4 1 4 4 1 2 29 TB
29 5 2 1 4 1 4 1 4 1 23 STB
Jumlah Skor 830
Rata-rata Skor 28,62 TB
Rata-rata Nilai 63,60 TB
Jumlah siswa yang melaksanakan nilai kedisiplinan (kriteria
minimal cukup)
11
Presentase siswa yang melaksanakani nilai kedisiplinan (kriteria
minimal cukup)
38%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
LAMPIRAN 8 Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
HASIL WAWANCARA SIKAP KEDISIPLINAN SISWA
Tanggal : 31 Juli 2015
Narasumber : Ibu Iswandari Sunarjati (Guru Kelas II B)
Pernyataan Jawaban
Keterangan Ya Tidak
Apakah semua siswa menaati
peraturan sekolah?
√
Guru sering melihat anak yang membuang sampah sembarangan. Ketika
upacara terdapat siswa yang tidak memakai topi dan berbicara dengan teman.
Ada juga siswa yang tetap memakai seragam olahraga padahal olahraga telah
selesai, atau ketika olahraga tidak memakai seragam olahraga yang telah
ditetapkan oleh sekolah
Apakah semua siswa melaksanakan
peraturan kelas?
√
Guru sering melihat siswa yang tidak memperhatikan guru ketika
pembelajaran berlangsung dan justru berbicara dengan temannya. Ada juga
siswa yang tidak mengerjakan PR dan tugas yang telah diberikan oleh guru.
Beberapa siswa ada yang tidak sepenuh hati dalam melaksanakan piket
harian.
Apakah ada manajemen kelas di
dalam kelas? Jika ada, apakah
semua siswa menerapkannya?
√
Manajemen di kelas ada tetapi tidak semua siswa dapat menerapkannya
dengan baik
Apakah ada siswa yang telat
mengumpulkan tugas? Jika ada
seberapa sering?
√
Setiap mengumpulkan tugas biasanya ada 1-3 siswa yang terlambat
mengumpulkan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Apakah ada jadwal piket kelas?
Jika ada apakah semua siswa
melaksanakan tugas piket sesuai
jadwal?
√
Semua siswa melaksanakan piket sesuai jadwal. Hanya saja ada beberapa
siswa yang tidak sepenuh hati dalam melaksanakannya. Terkadang ada siswa
yang menyapu kelas tidak bersih.
Apakah semua siswa memiliki
sikap dan nilai kedisiplinan yang
baik pada raport?
√
Tidak semua siswa mendapatkan nilai kedisiplinan yang baik di raport ada
sekitar 7 siswa yang mendapatkan nilai C.
Apakah semua siswa masuk kelas
tepat waktu?
√
Terkadang ada siswa yang telat masuk kelas, apalagi ketika masuk kelas
setelah istirahat
Apakah siswa memakai seragam
sesuai dengan aturan sekolah?
√
Terkadang ada siswa yang tetap memakai seragam olahraga padahal olahraga
telah selesai, atau ketika olahraga tidak memakai seragam olahraga yang
telah ditetapkan oleh sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
LAMPIRAN 9 Hasil Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
LAMPIRAN 10 Foto-foto Pembelajaran Siklus I
dan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
LAMPIRAN 11 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
LAMPIRAN 12 Surat Keterangan telah
Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
CURRICULUM VITAE
Bernadus Johan Susanto adalah anak pertama dari
pasangan Tarsisius Judiwijana dan Yohana Fransiska
Marjiyem. Lahir di Tangerang pada tanggal 7 Mei 1994.
Pendidikan pertama dimulai di Taman Kanak-kanak
Kanisius Milir pada tahun 1998-2000. Dilanjutkan dengan
menempuh pendidikan dasar di SD Kanisius Milir pada
tahun 2000-2006. Kemudian masuk ke jenjang selanjutnya yaitu di SMP Negeri 2
Pengasih pada tahun 2006-2009. Selanjutnya pada tahun 2009-2012 penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Wates. Pada tahun 2012-2016 penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama
menempuh pendidikan dari SD-SMA penulis telah mengikuti berbagai macam
kegiatan di antaranya Dokter Kecil, Pramuka, Pleton Inti, dan Pasukan Pengibar
Bendera pada upacara HUT RI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI