skripsi 1.pdf
TRANSCRIPT
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS PADA PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG SURABAYA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi
Disusun oleh:
VITA PUSPITA
NIM : 2007410524
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA 2010
TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS
PADA PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG SURABAYA
Diajukan Oleh:
Vita Puspita
NIM : 2007410524
Telah siap dipresentasikan
Dosen Pembimbing
Tanggal:
Supriyati, S.E.,M.Si.,Ak
TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS
PADA PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG SURABAYA
Dipresentasikan Oleh:
VITA PUSPITA
NIM : 2007410524
Dan telah dinyatakan lulus evaluasi presentasi
pada tanggal 11 Febuari 2010
Tim Evaluasi,
Evaluator I Evaluator II
Dr Wahyudiono , MM Kautsar Riza Salman,S.E., MSA.,BKP, AK
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nama : Vita Puspita
Tempat, Tanggal, Lahir : Serang, 2 Oktober 1989
NIM : 2007410524
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Diploma III
Program Studi : Akuntansi
Judul : Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas pada
PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG
SURABAYA
Disetujui dan Diterima baik oleh:
Dosen Pembimbing Ketua Program Diploma
Tanggal : Tanggal :
Supriyati, S.E., Msi., Ak Drs. Ec.Mochammad farid., M.M
HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN
MOTTO
ALWAYS THINK POSSITIVE AND BELIEVE IN YOUR SELF
N’
REMEMBER IF THERE IS A WILL THERE IS WAY
PERSEMBAHAN:
1. Terima kasih kepada Allah SWT , sudah sangat banyak nikmat dan
kebahagiaan yang telah Allah berikan sehingga tugas akhir ini dapat
selesai dengan baik.
2. Terima kasih kepada semua dosen dan karyawan perbanas yang telah
memberi ilmu dan juga telah membantu segala sesuatunya agar saya dapat
lulus
3. Orangtua serta keluarga yang memberikan doa, semangat, dukungan,
perhatian dan lain-lain...dan penulis berharap dengan terselesaikannya
tugas akhir ini dapat membuat orangtua saya bangga
4. Nully Pujiwo Herutomo sebagai orang yang gak pernah berhenti
memotivasi mbun supaya gak berpikir pesimis tapi selalu optimis, bantuin
mbun dalam meneliti di perusahaan, nemenin selama proses penelitian
berlangsung, yang terpenting adalah bee selalu membuat mbun tertawa
dibalik semua kesusasan dan masalah. Terima kasih bee..
5. Buat windi, dzi, rara, nuria, diana, dan semua anak d3 akuntansi perbanas
yang uda jadi teman yang baik, mudah-mudahan pertemanan ini bisa
selalu terjalin walaupun udah gak satu kampus.amien...
6. Semua pihak yang udah bantuin dalam segala hal, namun gak bisa
disebutin satu persatu... terima kasih..
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat
menyelesaikan studi program Diploma III di STIE Perbanas Surabaya.
Penyelesaiaannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kesempatan, kesehatan, dan
kekuatan pada penulis.
2. Prof. Dr. Hj tatik Suryani P.Si., M.M Selaku ketua STIE Perbanas
Surabaya
3. Bpk Drs. Ec Moch Farid, M.M selaku ketua jurusan Diploma 3
4. Bpk Kautsar Riza Salman, SE.,MSA., Ak selaku dosen wali
5. Ibu Supriyati, SE., M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan baik selama proses bimbingan tugas
akhir.
6. Orangtua serta keluarga penulis yang selalu memberikan
dukungan,doa,dan nasehat kepada penulis.
7. Karyawan PT Kia Mobil Indonesia yang telah membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
8. Teman penulis yaitu windi yang sudah banyak membatu dan
menemani penulis dalam susah maupun senang dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini, serta smua teman D3 Akuntansi.
Ucapan terima kasih memang telah diberikan untuk nama-nama di atas tetapi rasa
terima kasih akan tetap meluap dari hati untuk semua pihak yang telah hadir
selama proses penyelesaian tugas akhir ini. Semua yang telah mendukung,
mendoakan, dan telah membantu penulis dalam sekecil apapun bagian itu, rasa
terima kasih ini penulis persembahkan.
Surabaya, 15 Januari 2010
Penulis
D A F T A R I S I
Halaman Judul........................................................................................................... i
Halaman Persetujuan Siap dipresentasikan............................................................... ii
Halaman Pernyataan lulus evaluasi........................................................................... iii
Halaman Pengesahan................................................................................................. iv
Halaman Motto dan Persembahan................................................. ........................... v
Kata Pengantar........................................................................................................... vi
Daftar Isi.................................................................................................................... viii
Daftar Gambar............................................................................................................ x
Daftar Lampiran......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 1.2 Penjelasan Judul ........................................................................... 3 1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 4 1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
1.5.1 Bagi Penulis ...................................................................... 5
1.5.2 Bagi Pihak Perusahaan .................................................... 5
1.5.3 Bagi Masyarakat dan Pihak Lain ...................................... 5
1.6 Metode Penelitian........................................................................... 6
1.6.1 Ruang Lingkup Pembahasan ............................................ 6
1.6.2 Prosedur Pengumpulan Data ............................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern ....................................... 7
2.2 Fungsi Pengendalian Intern ......................................................... 7
2.3 Tujuan Pengendalian Intern ......................................................... 8
2.4 Ciri - Ciri Pokok dari Sistem Pengendalian Intern ........................ 8
2.4.1 Struktur Organisasi ........................................................... 9
2.4.2 Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan ................ 10
2.4.3 Praktek yang Sehat .......................................................... 11
2.4.4 Pegawai yang Cukup Cakap ........................................... 11
2.5 Pengawasan - Pengawasan Tambahan ..................................... 12
2.5.1 Laporan ............................................................................ 12
2.5.2 Standar Atau Budget ........................................................ 14
2.5.3 Staff Audit Intern ............................................................... 14
2.6 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ............................................. 15
2.6.1 Dokumen yang digunakan................................................... 16
2.6.2 Catatan akuntansi yang digunakan...................................... 17
2.6.3 Fungsi yang terkait.............................................................. 18
2.7 Sistem Dana Kas Kecil ................................................................. 20
2.7.1 Dokumen yang digunakan................................................... 23
2.7.2 Catatan akuntansi yang digunakan...................................... 24
2.7.3 Fungsi yang terkait.............................................................. 25
2.8 Unsur - Unsur Pengendalian Intern ............................................. 27
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Berdirrnya Perusahaan ……….……………………….. 33
3.2 Visi dan Misi Perusahaan ……………………………………… 35
3.3 Struktur Organisasi …………………………………………….. 37
viii
3.4 Job Description ………………………………………………… 38
3.5 Profil Produk …………………………………………………… 41
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Sistem Pengeluaran Kas Perusahaan ……………………………. 42 4.1.1 Deskripsi Sistem Pengeluarahn Kas .............................… 42
4.1.2 Dokumen Yang Digunakan ……………………………… 43
4.1.3 Catatan Akuntansi Yang Digunakan ……………………. 43
4.1.4 Fungsi Yang Terkait …………………………………….. 45
4.2 Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek............................................. 46
4.2.1 Dokumen Yang Digunakan …………………………….. 46
4.2.2 Catatan Akuntansi Yang Digunakan……………………. 48
4.2.3 Fungsi Yang Terkait……………………………………. 50
4.3 Unsur - Unsur Dalam Sistem Pengendalian Intern……………... 51
4.3.1 Struktur Organisasi …………………………………….. 51
4.3.2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan……………… 53
4.3.3 Praktek Yang Sehat……………………………………... 54
4.3.4 Pegawai Yang Cukup Cakap……………………………. 56
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....…………………………………............................ 58 5.2 Saran ……………………………………………………………. 60
DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1StrukturOrganisasi........................................................................... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar perbaikan skripsi
Lampiran 2 Surat keterangan perusahaan
Lampiran 3 Kuisioner dan hasil wawancara
Lampiran 4 Bukti pengeluaran uang
Lampiran 5 Voucher pengeluaran uang kas
Lampiran 6 Tanda terima
Lampiran 7 Purchase order (PO)
Lampiran 8 Laporan kas kecil
Lampiran 9 Nota Penjualan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin
dicapai, akan tetapi dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang
sebagai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu mancapai
keuntungan maksimum. Secara umum tujuan pendirian perusahaan dapat
dibedakan menjadi tujuan ekonomis dan tujuan sosial, dalam hal ini perusahaan
berupaya menciptakan laba, menciptakan pelanggan, dan menjalankan upaya-
upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan masyarakat
dalam hal produk yang diinginkan, kualitas, harga, kuantitas, waktu pelayanan,
kegunaan produk, dan lain-lain sedemikian rupa yang merupakan salah satu ciri
produk perusahaan tersebut.
Persaingan yang terjadi didunia usaha pada saat ini juga semakin ketat,
sehingga menyebabkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan
semakin banyak dan semakin komplek. Salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan adalah mengenai pengendalian intern pengeluaran kas yang baik,
karena kas sering terjadi kecurangan sehingga apabila dalam penanganannya tidak
dilakukan dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Perusahaan harus menyadari perlunya manajemen yang baik dengan
menerapkan pengendalian intern yang memadai agar tercapai pengelolaan yang
lebih efektif dalam kegiatan perusahaan. Pengendalian intern yang memadai tidak
1
menjamin bahwa semua penyimpangan atas tindakan yang merugikan perusahaan
dapat dihindarkan sama sekali, tetapi kemungkinan-kemungkinan tersebut
diusahakan dapat seminimal mungkin.
Untuk keperluan tersebut dibutuhkan upaya inovatif yang
berkesinambungan agar perusahaan mampu mencapai tujuannya dalam jangka
panjang, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat banyak dan pada akhirnya
akan mendorong kenaikan penjualan. Demikian halnya dengan perusahaan-
perusahaan dagang yang terdiri dari berbagai macam sistem yang bekerja di
dalamnya. Perusahaan yang bergerak di dalam bidang perdagangan barang adalah
suatu perusahaan yang banyak diminati oleh masyarakat. Oleh sebab itu
perusahaan-perusahaan dagang tersebut haruslah mengelola usahanya secara
efektif dan efisien agar dapat menjaga kelangsungan hidup usahanya dan pada
akhirnya tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan perencanaan
awal perusahaan.
Menanggapi hal tersebut, penulis mencoba mengevaluasi suatu sistem
pengendalian intern pada sistem pengeluaran kas PT. KIA MOBIL INDONESIA
cabang Surabaya. Penulis tertarik pada sistem pengeluaran kas di PT. KIA
MOBIL INDONESIA cabang Surabaya dikarenakan kas merupakan harta yang
paling lancar (liquid), yang paling mudah disembunyikan dan dihilangkan.Oleh
karena itu sistem pengendalian kas perlu disusun dengan cermat, berhati-hati dan
lengkap.
Pengendalian intern pada pengeluaran kas tersebut meliputi rencana
organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan
pengamanan aktiva. Hal yang mendasari penulis untuk meneliti pada perusahaan
yang dituju adalah dengan mengetahui apakah terdapat selisih antara anggaran
yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan realisasi yang terjadi pada
perusahaan. Keadaan tersebut dapat dihindari dengan diterapkannya sistem
perencanaan pengeluaran kas yang efektif, perusahaan dapat mengatur,
mengarahkan dan mengamati hal yang berkaitan dengan transaksi pengeluaran kas
perusahaan baik menggunakan cek maupun uang tunai dengan kas kecil,
sehingga dapat mencegah adanya kecurangan, penyelewengan, serta pemborosan
dana yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab di dalam
perusahaan tersebut. Umumnya perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang
optimal dan tujuan tersebut dilakukan dengan menekan dan menghindari
kecurangan dan penyelewengan yang akan merugikan perusahaan dan sistem
pengendalian intern dapat menanggulangi masalah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul “ SISTEM
PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS PADA PT. KIA MOBIL
INDONESIA Cabang Surabaya” .
1.2 Penjelasan Judul
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam judul Tugas Akhir ini, maka penulis
akan memberikan penjelasan judul sebagai berikut:
Sistem
Adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang
disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu
kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan
Pengendalian Intern
Adalah seluruh sistem dan prosedur yang diterapkan manajemen untuk menjaga
harta perusahaan dari kelalaian / kesalahan, kecurangan, ataupun kejahatan.
Pengeluaran kas
Adalah kas yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berupa cek dan dana kas kecil
PT KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya
Adalah tempat yang digunakan sebagai pengamatan untuk penulisan tugas akhir.
Berdasarkan dari penjelasan judul di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai judul sebagai berikut:
Suatu tindakan pengendalian atau pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan
mengenai pengeluaran kas yang dilakukan pada PT. KIA MOBIL INDONESIA.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan Tugas Akhir ini, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
Bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada PT.
KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem pengendalian
intern pengeluaran kas pada PT. KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya.
I.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Penulis
1. Sebagai bahan perbandingan antara teori-teori yang selama ini dipelajari dalam
perkuliahan dengan praktik nyata di perusahaan.
2. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan serta memperoleh
gambaran tentang sistem pengendalian intern pengeluaran kas di PT. KIA
MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya
1.5.2 Bagi Pihak Perusahaan
Sebagai bahan masukan untuk kemudian melakukan perbandingan dengan
apa yang selama ini telah dilakukan, sehingga dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan selanjutnya.
Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya sistem
pengendalian intern pengeluaran kas di PT. KIA MOBIL INDONESIA
Cabang Surabaya
1.5.3 Bagi Masyarakat dan Pihak Lain
Sebagai bahan pembanding bagi karya tulis dan sebagai salah satu bahan
referensi lain yang membahas permasalahan serupa dan mungkin berguna
bagi mereka yang berminat menelaah lebih lanjut.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Pembahasan
Agar dalam penyusunan tugas akhir ini tidak menyimpang dari
permasalahan maka ruang lingkup pembahasan hanya pada sistem
pengendalian intern pada pengeluaran kas di PT. KIA MOBIL INDONESIA
cabang Surabaya
1.6.2 Prosedur pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Interview
Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara atau hanya tanya jawab dengan pihak yang terkait dalam
perusahaan.
2. Pemanfaatan data
Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data
yang diperoleh dari pihak perusahaan.
3. Kuisioner
Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
kuisioner yang akan diisi oleh pihak perusahaan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Michell Suharli (2006:174) Sistem Pengendalian Intern adalah
seluruh sistem dan prosedur yang diterapkan manajemen untuk menjaga harta
perusahaan dari kelalaian / kesalahan, kecurangan, ataupun kejahatan, selanjutnya
menurut Bambang hartadi (1992:3) Sistem pengendalian inten merupakan
prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi
seperti misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar dan melurus.
Lebih lanjut dalam buku Auditing yang ditulis oleh Al Haryono Jusup
(2001:252) laporan Coso mendefinisikan Sistem pengendalian Intern adalah suatu
proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan
usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kesesuaian dengan undang-undang peraturan yang berlaku
3. Efektifitas dan efesiensi operasi.
2.2 Fungsi Pengendalian Intern
Menurut Nugroho Widjajanto (2001:234) pengendalian intern mempunyai dua
fungsi utama, yaitu:
7
1. Mengamankan sumberdaya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga
kecermatan data akuntansi
2. Mendorong efisiensi operasi organisasi sehingga kebijaksanaan ataupun
tujuan manajemen yang telah digariskan dapat tercapai.
2.3 Tujuan Pengendalian intern
Menurut Mulyadi (2001:163) Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi, dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Selain itu Menurut Baridwan (1993:13) Suatu Sistem Pengendalian Intern yang
baik akan berguna untuk:
1. Menjaga keamanan harta milik suatu orgnanisasi
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3. Memajukan efisiensi dalam operasi
4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
2.4 Ciri-ciri pokok dari Sistem Pengendalian Intern adalah:
Menurut Baridwan (1993:14) Ciri-ciri pokok dari sistem pengeluaran kas
adalah:
1. Sruktur Organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara
tepat
2. Suatu wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna untuk
melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, utang-utang,
pendapatan-pendapatan, biaya-biaya.
3. Praktek yang yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas-tugas
dan fungsi-fungsi di setiap bagian dalam organisasi.
4. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggungjawabnya.
2.4.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang tepat bagi perusahaan belum tentu baik bagi
perusahaan lain. Perbedaan struktur organisasi diantara berbagai perusahaan
disebabkan oleh berbagai hal seperti jenis, luas perusahaan, banyaknya cabang,
dan lain-lain.
Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi perusahaan
adalah pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti
memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan
perubahan total. Selain itu organisasi yang disusun harus dapat menunjukkan
garis-garis wewenang dan tanggungjawab yang jelas, jangan sampai terjadi
overlap fungsi masing-masing bagian. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya
suatu pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan
fungsi-fungsi operasional, penyimpanan, dan pencatatan. Pemisahan fungsi-fungsi
ini diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan-kecurangan dalam
perusahaan.
2.4.2 Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan
Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam perusahaan merupakan alat
bagi manajemen untuk mengadakan pengendalian terhadap operasi dan transaksi-
transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan
tepat. Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening
buku besar. Susunan rekening-rekening dalam buku besar biasanya disebut chart
of accounts. Dalam buku Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode
yang ditulis oleh Baridwan (1993:15) menurut AICPA susunan rekening yang
baik harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan keuangan dan
laporan-laporan lainnnya dengan ekonomis
2. Meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan
dengan baik dan teliti harta-harta, utang-utang, pendapatan-pendapatan,
dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi
manajemen di dalam melakukan pengawasan operasi perusahaan.
3. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di dalam
setiap rekening.
4. Memberikan batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal,
pendapatan-pendapatan, dan biaya-biaya.
5. Membuat rekening-rekening kontrol apabila diperlukan.
Pengendalian terhadap operasi dan transaksi-transaksi dapat dilakukan melalui
prosedur-prosedur yang ditetapkan lebih dahulu. Prosedur-prosedur ini akan
disusun untuk seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan. Dalam setiap
prosedur akan digunakan dokumen-dokumen yang merupakan bukti terjadinya
transaksi dan juga sebagai dasar untuk pencatatan transaksi-transaksi tersebut.
2.4.3 Praktek yang Sehat
Praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Misalnya bagian
akuntansi mencatat jurnal pada saat ada pengeluaran kas melalui kas kecil.
Apabila semua pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur dan
tidak asal saja, sebelum membuat laporan pengeluaran kas, bagian akuntansi harus
betul-betul menghitung dan memeriksa bukti kas keluar, maka diharapkan
terdapat suatu pengendalian intern yang cukup baik.
Praktek yang sehat ini harus berlaku untuk seluruh prosedur yang ada di
perusahaan, sehingga pekerjaan suatu bagian akan langsung dicek oleh bagian
lainnya. Pengecekan ini dapat terjadi bila struktur organisasi dan prosedur yang
disusun itu sudah memisahkan tugas dan wewenang sehingga tidak ada satu
bagianpun dalam perusahaan yang mengerjakan suatu transaksi dari awal sampai
akhir.
2.4.4 Pegawai yang Cukup Cakap
Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tindakannya suatu
sistem pengendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasinya yang
tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak
memenuhi syarat yang diminta, bisa diharapkan bahwa sistem pengawasan intern
juga tidak akan berjalan dengan baik.
Untuk mendapatkan pegawai yang tingkat kecakapannya cukup, langkah-
langkah harus dimulai sejak penerimaan pegawai baru. Jika ada penerimaan
pegawai baru, hendaknya dilakukan seleksi dan test tulis agar dapat ditentukan
apakah calon pegawai yang bersangkutan memenuhi kriteria yang diinginkan.
Apabila pegawai sudah diterima bekerja dalam perusahaan, perlu diadakan
latihan-latihan agar dapat meningkatkan kecakapan pegawai tersebut. Hal ini
dilakukan agar pegawai dapat selalu mengikuti perkembangan perusahaan.
Pegawai yang cukup cakap untuk suatu pekerjaan bukan berarti pegawai yang
tingkat pendidikannya paling tinggi, sehingga gajinya juga besar, perlu
dipertimbangkan agar dapat memperoleh pegawai yang cukup cakap tetapi juga
ekonomis.
2.5 Pengawasan-Pengawasan Tambahan
Menurut Baridwan (1992:16) untuk menjamin berlakunya sistem
pengendalian intern dengan baik, selain terpenuhinya keempat ciri-ciri diatas,
diperlukan beberapa pengawasan tambahan yang terdiri dari laporan, budget atau
standar dan suatu staff audit intern. Berikut ini pembahasan mengenai masing-
masing pengawasan tambahan tersebut:
2.5.1 Laporan
Laporan merupakan alat bagi suatu bagian dalam perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya. Laporan-laporan ini diserahkan
kepada atasan dengan maksud agar atasan dapat mengetahui sampai seberapa jauh
pekerjaan-pekerjaan sudah dilaksanakan. Agar atasan dapat selalu mengetahui
hasil kegiatan perusahaan, biasanya disusun laporan-laporan secara operasional.
Apabila terjadi suatu keadaan yang sangat menyimpang, kadang-kadang
diperlukan untuk menyusun laporan sebelum waktunya, sehingga data yang
dilaporkan sebagian akan berisi taksiran-taksiran. Dalam buku Sistem Akuntansi
Penyusunan Prosedur dan Metode yang ditulis oleh Zaki Baridwan (1993: 17)
Heckert &Wilson menyatakan 5 prinsip dasar agar suatu laporan dapat berfungsi
dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan
itu harus disusun sesuai dengan tanggung jawab suatu bagian dalam
perusahaan. Laporan-laporan ini dibuat bertingkat sesuai dengan
tingkat yang ada dalam struktur organisasi.
2. Pengecualian, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang
disusun itu hendaknya menunjukkan hal-hal yang menyimpang dari
standart atau budgetnya. Maksud dari prinsip ini ialah agar manajemen
dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang menyimpang
tersebut.
3. Perbandingan, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang
disusun hendaknya dibandingkan dengan data lain agar lebih
mempunyai arti. Perbandingan itu dapat dilakukan dengan data lain
agar lebih mempunyai arti. Perbandingan ini dapat dilakukan dengan
standart atau budget atau dengan realisasi periode sebelumnya.
4. Ringkas, yaitu prinsip bahwa laporan yang dibuat untuk bagian yang
lebih tinggi harus lebih ringkas, sehingga dapat memberikan ruang
lingkup yang lebih luas.
5. Komentar, yaitu prinsip bahwa laporan itu sebaiknya juga berisi
beberapa komentar dari pihak yang menyusun. Maksud pemberian
komentar ini adalah agar pembaca laporan dapat segera mengetahui
hal-hal penting yang ada dalam laporan tersebut.
2.5.2 Standar atau Budget
Standar atau Budget merupakan alat untuk mengukur realisasi. Apabila
manajemen menginginkan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan
bagian-bagian dalam perusahaan maka manajemen harus menyediakan alat-alat
untuk mengukur realisasi. Alat pengukur ini seperti yang telah disebutkan di muka
adalah standar atau budget, dengan adanya standar atau budget maka laporan-
laporan bisa disusun dengan membandingkan antara realisasi dengan standarnya,
sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
2.5.3 Staff Audit Intern
Staff audit intern merupakan bagian atau pegawai dalam perusahaan yang
tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur yang
telah diterapkan. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan kerja itu sesuai atau menyimpang dari yang sudah diterapkan, karena
prosedur-prosedur itu disusun dengan tujuan untuk mengadakan suatu sistem
pengawasan intern yang lain. Hasil dari pemeriksaan ini, manajemen dapat
mengetahui apakah ketetapan-ketetapan yang sudah ada itu dipatuhi atau tidak.
2.6 Sistem Akuntansi Pengeluaran kas
Menurut S Munawir (2002: 115) Jenis penggunaan kas yang utama adalah sebagai
berikut:
1. Dividen tunai
2. Pembayaran utang
3. Pembelian saham
4. Pembelian ktiva tetap
5. Pembelian selain aktiva tetap
Menurut Mulyadi (2001: 455), pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua
sumber utama, yaitu: pengeluaran kas dengan cek, dan dengan uang tunai melalui
sistem pendanaan kas kecil.
Pengeluaran Kas dengan Cek
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek.
Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena
jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang
diselenggarakan dengan dengan salah satu diantara dua sistem: fluktuating system
dan imprest system.
Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern
berikut ini:
1. Menggunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh
pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek, dengan
demikian pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut
oleh pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar.
2. Pihak luar terlibat, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi
pengeluaran kas perusahaan. Penggunaan cek dalam setiap pengeluaran
kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang
secara periodik mengirimkan rekening koran bank kepada perusahaan
nasabahnya.Rekening bank inilah yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengecek ketelitian catatan transaksi kas perusahaan yang direkam
di dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check
issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi
perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya cancelled
check sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran.
2.6.1 Dokumen yang Digunakan:
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
adalah
1. Bukti kas keluar (BKK)
2. Cek
3. Permintaan cek
Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasier
sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dokumen ini berfungsi juga
sebagai surat pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula
sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.
Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum
pada cek. Ada dua pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran: (1) Check
issuer membuat cek atas nama, atau (2) Check issuer membuat cek atas unjuk.
Cek atas nama dibuat dengan cara mengisi nama orang atau perusahaan yang akan
menerima pembayaran melalui cek. Cek atas unjuk merupakan cek yang bisa
langsung dicairkan ke bank. Siapa saja yang bisa menunjukkan (menyerahkan)
cek berhak menerima penyerahan uang dari bank sebesar sebesar yang tercantum
di dalam cek.
Permintaan cek
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan
pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar. Dalam
transaksi pengeluaran kas yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari
transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaan cek kepada
fungsi akuntansi untuk kepentingan pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar
ini dibuat sebagai perintah kepada fungsi keuangan untuk membuat cek sebesar
jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.
2.6.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas
2. Register cek
Jurnal Pengeluaran Kas
Dalam pencatatan transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian,dan untuk
mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas. Dokumen sumber
yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran adalah faktur dari
pemasok yang telah di cap “lunas” oleh fungsi kas.
Register Cek
Dalam pencatatan utang dengan vouucher payable system, transaksi untuk
mencatat transaksi pembelian digunakan dua jurnal: register BKK dan register
cek. Register BKK digunakan untuk mencatat utang yang timbul, sedangkan
register cek digunakan mencatat pengeluaran kas dengan cek. Regiter cek
digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan-perusahaan yang dikeluarkan
untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain. Jika sistem perbankan
mengembalikan cancelled check kepada check issuer, register cek ini digunakan
pula untuk mencatat cancelled check yang telah dilakukan endorsement oleh
penerima pembayaran
2.6.3 Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.
2. Fungsi kas
3. Fungsi akuntansi
4. Fungsi pemeriksaan intern
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa
dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan
permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang). Permintaan cek ini harus
mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan. Jika perusahaan
menggunakan voucher payable system, bagian utang kemudian BKK (voucer),
untuk memungkinkan bagian kasier mengisi cek sejumlah permintaan yang
diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.
Fungsi Kas
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung
jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek
kepada kreditur via pos atau membayarkannya langsung kepada kreditur. Pada
umumnya pembayaran kepada kreditur dilakukan dengan pemindahbukuan. Jika
bank-bank dinegara kita telah dihubungkan dengan sistem komputer dalam
pelayanan clearing-nya, prosedur pembayaran dengan cek yang dikirim melalui
pos akan lebih mudah.
Fungsi Akuntansi
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi
bertanggung jawab atas:
1. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
Dalam struktur organisasi, fungsi ini berada ditangan Bagian Kartu
Persediaan dan Bagian kartu Biaya.
2. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau
register cek. Fungsi ini berada di tangan bagian jurnal.
3. Pembuatan BKK yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam
mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi
kelengkapan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebesar dasar
pembuatan BKK.
Fungsi Pemeriksaan Intern
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung
jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil
perhitungannya dengan dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening
kas pada buku besar). Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan
pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan dan
membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
2.7 Sistem dana Kas Kecil
Menurut Mulyadi (2001:529) Penyelenggaraan dana kas kecil untuk
memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan
dua cara:
1. Sistem saldo berfluktuasi, dan
2. Sistem tetap
Dalam sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaran dana kas kecil dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas
kecil
2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas
kecil, sehingga setiap saat saldo rekening berfluktuasi
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan
keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Dalam
sistem ini saldo rekening dana kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Dalam imprest system, penyelenggaran dana kas kecil dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan
mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak
boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo
yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau diturunkan.
2. Pengeluaran dana kas kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang
diselenggarakan oleh pemegang dana kas kecil.
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang
tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali
dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit
rekening biaya dan mengkredit rekening kas. Rekening dana kas kecil
tidak terpengaruh dengan pengeluaran dana kas kecil, dengan demikian
pengawasan terhadap dana kas kecil mudah dilakukan, yaitu dengan cara
periodik atau secara mendadak menghitung dana kas kecil. Jumlah uang
yang ada ditambah dengan permintaan pengeluaran kas kecil yang belum
dipertanggungjawabkan dan bukti pengeluaran kas kecil, harus sama
dengan saldo rekening dana kas kecil yang tercantum dalam buku besar.
Baik dengan imprest system maupun dengan fluktuating fund-balance system,
penyelenggaraan dana kas kecil dilaksanakan melalui tiga prosedur yaitu:
1. Prosedur pembentukan dana kas kecil
2. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil
3. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Pembentukan dana kas kecil dimulai dengan adanya surat keputusan dari
direktur keuangan mengenai jumlah dana yang disisihkan ke dalam dana kas kecil
dan tujuan pembentukan dana tersebut. Pengeluaran dana kas kecil dimulai
dengan adanya permintaan pengeluaran dana kas kecil oleh pemakai yang
ditujukan kepada pemegang dana kas kecil. Pemakai dana kas kecil berkewajiban
mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil dengan membuat
pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil yang dilampiri dengan bukti-
bukti pendukungnya. Dalam imprest sistem, bukti pengeluaran kas kecil dilampiri
dengan dokumen pendukungnya disimpan sementara oleh pemegang dana kas
kecil untuk digunakan nanti dalam pengisian kembali dana kas kecil. Dalam
sistem saldo berfluktuasi bukti pengeluaran kas kecil diserahkan pemegang dana
kas kecil ke bagian jurnal untuk dicatat dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.
Jika dana kas kecil sudah menipis saldonya, pemegang dana kas kecil mengisi
formulir permintaan pengisian kembali kas kecil. Formulir ini dilampiri dengan
bukti-bukti pendukungnya dan dikirimkan ke bagian utang untuk diproses dalam
pengisian kembali dana kas kecil.
2.7.1 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Bukti kas Keluar
2. Permintaan pengeluaran kas kecil
3. Bukti pengeluaran kas kecil
4. Permintaan pengisisan kembali kas keci
Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi
kepada fungsi kas sebesar yang terrcantum dalam dokumen tersebut. Dalam
sistem dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas
kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke
pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi
sebagai bukti telah dikeluarkannya dana kas kecil oleh pemegang dana kas kecil.
Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil menurut nama pemakai
dana kas kecil.
Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini dibuat untuk pemakai dana kas kecil untuk
mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri
dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas
kecil kepada pemegang dana kas kecil. Dalam imprest system, bukti pengeluaran
kas kecil dilampiri dengan dokumen pendukungnya disimpan dalam arsip
sementara oleh pemegang dana dana kas kecil untuk keperluan pengisisan
kembali dana kas kecil. Dalam imprest system tidak dilakukan pencatatan bukti
pengeluaran kas kecil dalam catatan akuntansi. Dalam fluktuating fund-balance
system, bukti pengeluaran kas kecil dilampiri dengan dokumen pendukungnya
diserahkan oleh pemegang dana kas kecil kepada fungsi akuntansi untuk dicatat
dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.
Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian
utang agar dibuatkan BKK guna pengisian kembali kas kecil. Dalam sistem dana
kas kecil dengan imprest system, jumlah yang diminta untuk pengisian kembali
dana kas kecil adalah sebesar jumlah uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai
yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil yang dikumpulkan dalam arsip
pemegang dana kas kecil. Dalam sistem dana kas kecil dengan fluktuating fund-
balance system, pengisian kembali dana kas kecil tidak didasarkan pada jumlah
uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluarran kas kecil,
namun sesuai dengan kebutuhan pengeluaran uang tunai yang diperkirakan oleh
pemegang dana kas kecil. Dengan demikian, jumlah pengisian kembali dana kas
kecil dalam fluktuating fund-balance system dapat lebih besar atau lebih kecil
daripada jumlah dana kas kecil yang telah dikeluarkan sesuai dengan jumlah yang
tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil.
2.7.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas
2. Register cek
3. Jurnal pengeluaran dana kas kecil
Jurnal Pengeluaran kas
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali dana
kas kecil. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam
jurnal pengeluaran kas adalah bukti kas keluar yang telah dicap lunas oleh fungsi
kas.
Register cek
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek
perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas
kecil.
Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus.
Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul
sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.
2.7.3 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Fungsi kas
2. Fungsi akuntansi
3. Fungsi pemegang dana kas kecil
4. Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai
5. Fungsi pemeriksaan intern
Fungsi Kas
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi BKK,
memintakan otorisasi, dan menyerahkan BKK kepada pemegang dana kas kecil
pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas
kecil
Fungsi akuntansi
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas:
1. Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan.
2. Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil
3. Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas
atau register cek
4. Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas
kecil (fluktuating fund-balance system)
5. Pembuatan BKK yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam
mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi
kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai
dasar pembuatan BKK
Fungsi pemegang dana kas kecil
Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpangan dana kas kecil, pengeluaran dana
kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk, dan
permintaan pengisian kembali dana kas kecil.
Fungsi Pemeriksaan Intern
Dalam sistem kas, fungsi ini bertanggungjawab atas perhitungan dana kas kecil
secara periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi
ini juga bertanggungjawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo dana
kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.
2.8 Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001: 518) Unsur-unsur pengendalian intern adalah sebagai
berikut:
Organisasi
Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Unsur sistem
pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi
penyimpanan, agar data akuntansi yang tercatat dalam catatan akuntansi dijamin
keandalannya. Sistem kas, didalamnya ada fungsi penyimpanan kas yang
dipegang oleh bagian kasier harus dipisahkan dengan fungsi akuntansi kas yang
dipegang oleh bagian jurnal, yang menyelenggarakan register check atau jurnal
pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas. Dengan pemisahan ini, catatan
akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat berfungsi sebagai
pengawas semua mutasi kas yang disimpan oleh fungsi penyimpanan kas.
Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian
kasier sejak awal sampai akhir. Unsur pengendalian intern mengharuskan
pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari satu fungsi agar tercipta adanya
internal check. Dalam transaksi kas, bagian kasier adalah pemegang fungsi
penerimaan kas, pengeluaran kas, dan fungsi penyimpanan kas. Transaksi
penerimaan kas dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan kas, dan
fungsi akuntansi. Transaksi pengeluaran kas dilaksanakan oleh fungsi pembelian,
penerimaan barang, fungsi akuntansi, dan fungsi pengeluaran kas. Dengan
pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas oleh oleh lebih dari satu
fungsi ini, kas perusahaan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat
dalam catatan akuntansi dapat dijamin ketelitiannya.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Pengeluaran kas Harus Mendapat Otorisasi dari Pejabat yang Berwenang
Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dengan
menggunakan dokumen BKK. Berdasarkan BKK ini kas perusahaan berkurang
dan catatan akuntansi dimutakhirkan.
Pembukuan dan Penutupan Rekening Bank Harus Mendapatkan
Persetujuan dari Pejabat yang Berwenang. Sistem pengendalian intern
mengharuskan setiap pembukaan dan penutupan rekening bank mendapatkan
persetujuan dari manajemen puncak. Rekening giro perusahaan di bank
merupakan sarana untuk menerima dan mengeluarkan perusahaan, jika terjadi
pembukaan dan penutupan rekening giro di bank tanpa otorisasi dari pejabat yang
berwenang, akan terbuka kemungkinan penyaluran penerimaan kas perusahaan ke
rekening giro yang tidak sah dan pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan
pribadi karyawan.
Pencatatan dalam Jurnal Pengeluaran Kas Harus Didasarkan atas BKK
yang Telah Mendapat Otorisasi dari Pejabat Berwenang dan dengan
dilampiri dengan Dokumen yang Lengkap. Sistem pengendalian intern
mengaruskan setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan pada
dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan yang
dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang telah diproses melalui
sistem otorisasi yang berlaku.
Praktik yang Sehat
Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian
atau penggunaan yang tidak semestinya. Dalam sistem kas, seperti yang
digambarkan diatas, saldo kas yang ada ditangan adalah berupa dana kas kecil dan
penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari piutang yang belum disetor ke bank.
Saldo kas ini perlu dilindungi dari kemungkinan pencurian dengan cara
menyimpannya dalam lemari besi dan menempatkan kasir di suatu ruangan yang
terpisah.
Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus
dibubuhi cap lunas oleh bagian kasir setelah transaksi pengeluaran kas di
lakukan. Dalam transaksi pengeluaran kas, BKK dibuat oleh fungsi akuntansi
setelah dokumen pendukungnya lengkap. BKK ini merupakan dokumen perintah
pengeluaran kas dari pejabat yang berwenang kepada fungsi keuangan. Oleh
karena itu untuk menghindari penggunaan dokumen pendukung lebih dari satu
kali sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar, fungsi keuangan harus
membubuhkan cap lunas pada BKK beserta dokumen pendukungnya, segera
setelah pengiriman cek kepada kreditur dilakukan.
Penggunaan Rekening Koran Bank, yang Merupakan Informasi dari Pihak
Ketiga, untuk Mengecek Ketelitian Catatan Kas oleh Fungsi yang Tidak
Terlibat dalam Pencatatan dan Penyimpanan Kas. Transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas melibatkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi
akuntansi. Untuk menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dicatat
dalam register cek dan jurnal penerimaan kas, dalam sistem kas dapat dirancang
penggunaan rekening koran bank sebagai alat untuk mengawasi catatan kas
perusahaan. Rekening koran bank yang diterima secara periodik oleh perusahaan
digunakan untuk mengecek ketelitian register cek dan jurnal penerimaan kas
dalam kegiatan kas yang disebut rekonsiliasi bank. Sistem pengendalian intern
mengharuskan rekonsiliasi bank ini dilakukan oleh fungsi pemeriksaan intern
yang merupakan pihak yang menyelenggarakan catatan kas dan tidak memegang
fungsi penyimpanan kas.
Semua Pengeluaran Kas harus dilakukan dengan Cek Atas Nama
Perusahaan Penerima Pembayaran atau dengan Pemindahbukuan.
Pembayaran dengan cek dapat dilakukan dengan dua cara: dengan menuliskan
kata tunai dan dengan menuliskan nama penerima cek yang dituju. Cek dengan
cara pertama disebut cek atas unjuk, yaitu cek tersebut dapat diuangkan oleh siapa
saja yang dapat menunjukkan cek tersebut ke bank. Cek yang dihasilkan dengan
cara kedua disebut cek atas nama, yaitu cek yang hanya dapat diuangkan oleh
orang atau perusahaan yang namanya tercantum dalam cek tersebut. Pembayaran
melaui bank dapat pula dilakukan dengan pemindahbukuan dana dari rekening
giro perusahaan pembayar ke rekening giro perusahaan penerima.
Jika Pengeluaran kas Hanya Menyangkut Jumlah yang Kecil, pengeluaran
ini dilakukan melalui Dana Kas Kecil, yang Akuntansinya diselenggarakan
dengan imprest system. Seperti telah dijelaskan diatas, agar catatan akuntansi
kas perusahaan dapat diawasi ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan
jasa pihak luar yang bebas, setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus
melibatkan bank. Untuk itu setiap penerimaan kas harus segera disetor ke bank,
dan setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek. Pengeluaran kas yang
jumlahnya relatif kecil, dilakukan melaui dana kas kecil yang penyelenggaraannya
dengan inprest system.
Secara Periodik Diadakan Pencocokan Jumlah Fisik Kas yang ada di Tangan
dengan jumlah Kas Menurut Catatan. Perhitungan fisik kas yang ada ditangan
perusahaan harus dilakukan secara periodik untuk mencegah karyawan
perusahaan menggunakan kesempatan penyelewengan penggunaan kas.
Perhitungan fisik kas dilakukan terhadap jumlah kas yang belum disetor ke bank
dan saldo kas kecil yang ada ditangan perusahaan pada saat tertentu. Besarnya
saldo dana kas kecil yang dihitung harus sama dengan saldo kas kecil yang telah
dikeluarkan namun belum diganti.
Kas yang Ada ditangan dan Kas yang Ada diperjalanan diasuransikan dari
Kerugian. Jika kas yang ada ditangan dan yang ada diperjalanan jumlahnya
relatif besar, sehingga diperkirakan akan timbul kerugian yang besar jika terjadi
perampokan atau pencurian, perusahaan sebaiknya menutup asuransi untuk
menghindari risiko kerugian tersebut.
Kasir diasuransikan
Untuk menghindari kerugian akibat penyelenggarakan kas yang dilakukan oleh
karyawan yang diserahi tugas sebagai penyimpanan kas, karyawan tersebut perlu
diasuransikan. Kasir diasuransikan menjamin penggantian atas kerugian yang
timbul sebagai akibat penyelewengan yang dilakukan oleh kasir.
Kasir dilengkapi dengan Alat-alat yang Mencegah Terjadinya Pencurian
Terhadap Kas yang Ada Ditangan (misalnya mesin register kas, almari besi,
strong room).
Untuk menjaga fisik kas yang ada ditangan, bagian kasir harus diberi
perlengkapan yang memadai. Umumnya setiap perusahaan menempatkan bagian
kasir dalam suatu ruangan yang tidak setiap karyawan diperkenankan melakukan
akses ke dalamnya, tanpa ijin, dari pejabat yang berwenang. Mesin register kas,
almari besi dan strong room merupakan perlengkapan yang biasanya disediakan
bagi kasir untuk melindungi kas yang ada ditangan perusahaan.
Semua Nomor Cek Harus dipertanggungjawabkan Oleh Bagian Kasir
Formulir cek berfungsi sebagai perintah kepada bank untuk membayarkan
sejumlah uang perusahaan kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek,
tersebut, maka penggunaan cek diawasi dengan mengontrol penggunaan nomor
urut cek tersebut. Setiap nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian
kasir, karena bagian ini bertugas untuk mengisi cek dan memintakan otorisasi atas
cek tersebut.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah berdirinya Perusahaan
Kia Motors adalah perusahaan otomotif dunia yang dibesarkan dan
didirikan oleh Korea Selatan. Kia Motors juga telah bekerjasama dengan Hyundai
Motor Company. Kia Motors masuk ke Indonesia pada tahun 1999 dengan Agen
Tunggal Pemegang Merk (ATPM) PT. Kia Mobil Indonesia (KMI). Motto Kia
Motors adalah The Power To Surprise". Kia berdiri pada tahun 1944 di Seoul
Korea Selatan. Dulunya, Kia memproduksi truk roda tiga. Pada tahun 1992, Kia
memproduksi Truk kecil dengan nama Ceres. Pada tahun 1998, Saat krisis
ekonomi, Kia motors mengalami kebangkrutan . Namun akhirnya bangkit kembali
setelah sahamnya dibeli oleh Hyundai Motors. Kia adalah singkatan dari "Korean
International Automotive" atau "Korea Industrial Autocar". atau dalam bahasa
koreanya adalah Terbit di Asia"
PT. KIA Mobil Indonesia didirikan pada tanggal 16 Desember 1999,
sebagai distributor kendaraan CBU merek KIA, dan diresmikan sebagai
distributor resmi oleh Kia Motors Corp. Korea (principal KIA) pada tanggal 17
April 2000. Diawal beroperasinya PT KIA Mobil Indonesia memasarkan Carnival
& Sportage yang diikuti dengan tipe – tipe lainnya seperti Shuma, Carens, Visto
hingga kini Picanto dan Travello.
33
Untuk meningkatkan kualitas produk dan distribusi ke masyarakat PT KIA
Mobil Indonesia mengembangkan sayap dengan mendirikan PT Kia Indonesia
Motor pada 6 September 2001 yang memproduksi unit KIA dalam bentuk CKD,
hal ini diawali dengan memproduksi Carens II dengan Pregio dan kini dilanjutkan
dengan memproduksi Big Up dan Travello. Hingga saat ini Kia Mobil Indonesia
telah memiliki 12 Kantor Cabang, 33 Dealer serta 39 Bengkel Resmi juga Parts
Centre serta Kia Used Car. Dengan karyawan sebanyak 757 orang PT KIA Mobil
Indonesia berusaha untuk terus eksis dibidang otomotif.
Beberapa acara penting yang dialami perusahaan adalah sebagai berikut :
1999 Kia Mobil didirikan
2000 Kia Mobil diresmikan sebagai distributor resmi oleh KIA MOTORS
CORP. KOREA
2000 Peluncuran Kia Carnival, Carens, Kia Sportage, Shuma
2001 Peluncuran Rio, Visto & Pregio
2002 Peluncuran Visto Zip Drive
2003 Peluncuran Carens II & Kia Picanto
2004 Peluncuran New Pregio
2005 Peluncuran Big Up & Pride
2006 Peluncuran Picanto Sporty & Travello
2007 Peluncuran New Picanto
PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya berdiri pada October
2005, berkantor di jalan Raya Jemursari No.175 sudah berjalan selama lebih dari
4 tahun. Produk yang ditawarkan sangat variatif, yaitu dari mobil keluarga yang
berukuran besar seperti KIA carnival hingga city car seperti new Picanto,
berbagai macam produk yang ditawarkan ini merupakan salah satu cara
perusahaan menarik daya beli pelanggan setia PT. KIA MOBIL INDONESIA.
Kami selalu melakukan inovasi-inovasi baru untuk memenuhi permintaan pasar
yang berubah-ubah. PT. KIA MOBIL INDONESIA cabang Surabaya melayani
pesanan dari Surabaya dan sekitarnya, khususnya di daerah Jawa Timur.
Rintangan dan hambatan coba diselesaikan dengan baik agar perusahaan ini dapat
terus berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.
3.2 Visi dan misi Perusahaan
Visi:
Menjadi perusahaan otomotif yang paling sukses dan dihormati di kawasan Asia
Tenggara dengan memberikan pengalaman terbaik dalam kepemilikan kendaraan.
Misi:
1. Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas
tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran
yang terbaik
2. Mengembangkan karyawan yang berkompeten dengan menciptakan
lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan
pelanggan
3. Memperkuat kolaborasi dengan produsen, dealer utama dan dealer-dealer
melalui komunikasi dan kerjasama yang lebih baik
4. Untuk mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala
aspek, misalnya pemenuhan peraturan, lingkungan dan lain-lain.
3.3 Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. KIA MOBIL INDONESIA - CABANG SURABAYA
Sumber : PT. KIA MOBIL INDONESIA - CABANG SURABAYA
3.4 Job Description
Adapun job description pada PT. KIA MOBIL INDONESIA - CABANG
SURABAYA adalah sebagai berikut :
Tugas Kepala Cabang adalah :
1. Kepala Cabang Bertanggung jawab penuh dalam memimpin jalannya
operasi Cabang, baik pada di bengkel maupun showroom, dalam rangka
menuju tercapainya tujuan Perusahaan
2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan Cabang
3. Menggunakan semua materi dan sumber daya yang tersedia secara efektif
dan efisien dalam rangka melaksanakan kegiatan perusahaan.
4. Menyampaikan laporan-laporan bulanan kepada Direksi Perusahaan
mengenai pelaksanaan kegiatan usaha Cabang
5. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja Perusahaan.
6. Membina dan memotivasi karyawan dalam rangka peningkatan
produktifitas dan pengembangan karir karyawan.
Tugas Kepala Bengkel adalah:
1. Menyusun, mengatur, dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan reparasi
dan mesin-mesin peralatan bengkel agar tidak mengganggu jalannya
operasi perusahaan.
2. Mengajukan permintaan pembelian suku cadang dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya yang diperlukan untuk pemeliharaan dan mereparasi semua
peralatan bengkel
3. Bertanggung jawab atas penggunaan suku cadang dan biaya - biaya yang
terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan
reparasi.
4. Mengadakan pencatatan mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan oleh
masing-masing peralatan bengkel.
5. Memeriksa kerusakan yang timbul dan menentukan suku cadang yang
diperlukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
6. Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja karyawan secara berkala.
Tugas Service Advicer:
Orang yang bertugas melayani pelanggan yang akan melakukan service mobil di
PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya.
Tugas Kepala Regu:
Orang yang bertugas untuk mengkoordinator para mekanik dalam memperbaiki
mobil yang rusak atau dalam rangka service berkala di bengkel.
Tugas Part koordinator / counter:
Orang yang bertugas dalam mengurus administrasi yang berhubungan dengan
sparepart yang ada di bengkel.
Tugas Part local / supply:
Orang yang bertugas sebagai asisten part koordinator/ counter
Tugas Toolman:
Orang yang bertugas mengurus semua perlengkapan bengkel serta
bertanggungjawab dalam penggunaan alat-alat bengkel oleh mekanik.
Tugas Mekanik:
Orang yang bertugas memperbaiki mobil sesuai keluhan pelanggan atas kerusakan
mobil atau pada saat service berkala.
Tugas Aministrasion Head:
Orang yang bertugas dalam mengontol semua kegiatan perusahaan yang
berhubungan dengan keuangan, menyetujui semua pengeluaran dan penerimaan
kas perusahaan, serta membuat laporan keuangan showroom.
Tugas admin showroom:
Orang yang bertugas dalam mengurus semua administrasi yang berhubungan
dengan persediaan yang ada di showroom, mengurus pembuatan STNK dan
BPKB mobil, serta stok unit barang atau persediaan.
Tugas Kasier:
Orang yang bertanggungjawab atas pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan
dan bank serta membuat semua jurnal transaksinya.
Tugas Marketing support:
Orang yang bertanggung jawab atas penjualan semua produk yang ada di
showroom cabang surabaya, Mengkoordinasi semua sales
Tugas Sales Supervisor:
1. Mengelola dan mengawasi tim salesman untuk memastikan pencapaian
target penjualan dan distribusi produk di areanya (Supervisory Role)
2. Mengembangkan distribusi produk secara jangka panjang dengan
mengembangkan infrastruktur penjualan sesuai dengan yang dibutuhkan
3. Bekerja sama dengan para distributor untuk memastikan
Tugas Salesman:
Orang yang menjual barang dagangan yang ada di perusahaan.
Tugas Driver:
Orang yang bertugas sebagai supir untuk keperluan operasional perusahaan
Tugas Office boy:
Orang yang bertugas menyiapkan makanan, minuman perusahaan serta
membersihkan kantor.
Tugas Security:
Orang yang bertugas sebagai keamanan di Perusahaan.
3.5 Profil Produk
Produk yang dijual oleh PT.KIA MOBIL INDONESIA adalah mobil, macam-
macam mobil yang dijual adalah sebagai berikut:
1. Picanto
2. Pride
3. Carens
4. Sedona
5. Sorento
6. Sportage
7. Travello
8. Bigup
9. Pregio
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Sistem Pengeluaran Kas Perusahaan
4.1.1 Deskripsi Sistem pengeluaran kas PT KIA MOBIL INDONESIA
cabang Surabaya
Pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu:
pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem pendanaan kas kecil dan
dengan cek. Transaksi pengeluaran kas dari kas kecil dilakukan apabila ada
permintaan pengeluaran kas dibawah Rp. 500.000, contoh pengeluaran kas
melalui dana kas kecil yaitu pembelian bensin display serta persediaan
perlengkapan kantor yang sudah habis.
Transaksi pengeluaran kas yang dilakukan dengan menggunakan cek / BG
(Bilyet Giro) dilakukan apabila ada permintaan pengeluaran kas diatas Rp.
500.000, contoh pengeluaran kas melalui cek adalah pembelian persediaan oli
mobil dalam jumlah yang besar serta sparepart mobil. Pengeluaran kas dengan
cek tidak bisa langsung diberikan, contoh pada tangaal 10 Desember 2009
supplier datang ke perusahaan untuk meminta cek, bagian kasier hanya
memberikan tanda terima kepada supplier dan 2 minggu kemudian tanggal 24
Desember 2009 supplier datang kembali untuk mengambil cek tersebut. Pihak
yang bersangkutan dari perusahaan yang akan memberitahukan kepada suplier
bahwa ceknya sudah dapat diambil. Jangka waktu kembalinya tanda terima cek
juga ditentukan oleh perusahaan.
42
4.1.2 Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas melalui kas
kecil adalah:
4. Bukti Pengeluaran Kas Kecil
5. Voucher Pengeluaran uang kas
Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini dibuat untuk pemakai dana kas kecil untuk
mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Bukti pengeluaran kas kecil
diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil di
perusahaan yaitu kasier. Sitem dana kas kecil yang digunakan perusahaan adalah
Imprest system. Dalam sistem dengan imprest system, bukti pengeluaran kas kecil
disimpan dalam arsip sementara oleh pemegang dana dana kas kecil sebagai bukti
telah dikeluarkannya dana kas kecil.
Voucher Pengeluaran Uang Kas
Dokumen ini dibuat oleh kasir dan digunakan sebagai bukti pengeluaran kas kas.
Dokumen ini berisi nama orang yang meminta pengeluaran kas dilakukan, nomor
voucher, tanggal voucher, jumlah uang yang dikeluarkan, nama rekening, nomor
rekening, dan disertai sistem otorisasi dari pihak-pihak yang bersangkutan.
4.1.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengeluaran kas adalah:
1. Jurnal Pengeluaran Kas
2. Laporan Harian Kas
Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas perusahaan dilakukan setelah kasier membuatkan voucher
yang telah diisi dan diotorisasi oleh pihak perusahaan yang berwenang. Dokumen
sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas
adalah voucher pengeluaran uang kas yang telah dicap lunas oleh fungsi kas.
Contoh jurnal pengeluaran kas dengan dana kas kecil adalah sebagai berikut:
1. Pengeluaran kas berupa bensin
D: Biaya BBM xxx
K: Kas xxx
2. Pengeluaran kas berupa ATK perusahaan
D: Biaya ATK xxx
K: Kas xxx
3. Pengeluaran kas berupa Iuran RT
D: Iuran RT xxx
K: Kas xxx
4. Pengeluaran kas berupa biaya listrik
D: PLN xxx
K: Kas xxx
5. Pengeluaran kas berupa biaya air
D: PDAM xxx
K: Kas xxx
6. Pengeluaran kas berupa biaya telepon
D: Telepon xxx
K: Kas xxx
Laporan Harian Kas
Laporan harian kas dilakukan setiap hari oleh kasier. Laporan ini merupakan
rekapitulasi pengeluaran kas perusahaan yang telah dilakukan selama sehari.
Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam laporan kas harian
adalah voucher pengeluaran uang kas.
4.1.4 Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan kas kecil
adalah
5. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.
6. Fungsi kas
7. Fungsi Otorisasi
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi ini ditangani oleh semua bagian yang memerlukan pengeluaran kas, fungsi
ini bertanggungjawab apabila suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, maka
fungsi tersebut mengajukan permintaan pengeluaran kas kepada fungsi kasier,
dimana nantinya fungsi kasier mengisi voucher pengeluaran uang kas, dan juga
yang memintakan otorisasi kepada pihak yang berwenang, setelah diotorisasi
kemudian kasier mengeluarkan sejumlah uang yang diminta.
Fungsi Kas
Fungsi ini ditangani oleh bagian kasier, fungsi ini bertanggungjawab atas
penerimaan dan pengeluaran kas, mengisi voucher pengeluaran uang kas, setelah
itu kasier memintakan otorisasi terhadap bukti pengeluaran kas kepada
Administrasion Head (ADH), dan kepala cabang. Fungsi ini merangkap tugas
membuat jurnal pengeluaran kas yang seharusnya dibuat oleh fungsi akuntansi.
Fungsi Otorisasi
Fungsi ini ditangani dua bagian, yaitu bagian Administration head (ADH) dan
Kepala cabang. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyetujui semua
penerimaan dan pengeluaran kas serta mengotorisasi semua dokumen pengeluaran
kas yang dilakukan pada PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya.
4.2 Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek pada PT. KIA MOBIL
INDONESIA - Cabang Surabaya
4.2.1 Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas melallui cek
adalah:
1. Bukti Pengeluaran Uang (credit voucher)
2. Cek
3. Tanda terima
4. Purchase Order ( Jika diperlukan)
Bukti Pengeluaran Uang
Dokumen ini dibuat oleh kasir dan digunakan sebagai bukti pengeluaran uang
dengan menggunakan cek. Dokumen ini berisi nama orang yang meminta
pengeluaran cek dilakukan, nomor bukti pengeluaran uang, tanggal bukti
pengeluaran uang, jumlah uang yang dikeluarkan, nama rekening,nomor rekening,
dan disertai sistem otorisasi dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum
pada cek. Cek yang dibuat oleh perusahaan adalah cek atas unjuk yang
didalamnya ada nama perusahaan atau nama orang yang bersangkutan, hal ini
dilakukan agar dapat meminimalisir penyelewengan atau kecurangan yang dapat
terjadi.
Tanda Terima
Dokumen ini dibuat rangkap dua. Satu untuk bagian kasier, satu untuk orang yang
menerima cek tersebut. Dokumen ini dibuat oleh kasier dengan persetujuan dari
pejabat yang berhubungan dengan pengeluaran kas dengan cek, yaitu kepala
administrasi dan kepala cabang. Cek tidak dapat langsung diberikan pada saat ada
yang meminta pengeluaran kas dengan cek, butuh waktu 2-3 minggu dalam
penyerahan cek tersebut kepada pihak yang bersangkutan. Jangka waktu
dikeluarkannya cek ditentukan oleh perusahaan, apabila cek sudah dapat
dicairkan, maka pihak perusahaan yang akan menelpon pihak yang menerima cek.
Purchase Order (PO)
Purchase Order (PO) merupakan dokumen permintaan pembelian suatu barang.
Perusahaan mengeluarkan PO apabila perusahaan tidak memiliki barang yang
diminta oleh pelanggan. Contoh barang yang tidak dimiliki oleh perusahaan
adalah kaca film, power window, dan aksesoris mobil lainnya. Dokumen ini
dilampiri dengan voucher pengeluaran kas. Dokumen ini dibuat oleh fungsi
administrasi. PO dibuat 2 rangkap yang dipegang oleh kasier dan pihak yang
bersangkutan atas pembelian barang. PO diotorisasi oleh kepala administrasi dan
kepala cabang.
PT. KIA Mobil Indonesia Cabang Surabaya dalam transaski pengeluaran
kas dengan cek dapat menggunakan dokumen Purchase Order (PO), bisa juga
tidak, perusahaan menggunakan dokumen PO apabila perusahaan tidak memiliki
persediaan yang diminta oleh pelanggan. Dokumen ini tidak dilakukan apabila
perusahaan tidak membeli persediaan dari luar perusahaan, contoh pembayaran
PLN, PDAM, dan Telepon yang jumlahnya diatas Rp. 500.000, maka dokumen
PO tidak dipakai.
4.2.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengeluaran kas dengan cek adalah:
1. Jurnal Pengeluaran Kas
2. Laporan Mingguan Cek
Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas perusahaan dilakukan setelah kasier membuatkan bukti
pengeluaran uang yang telah diisi dan diotorisasi oleh pihak perusahaan yang
berwenang. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam
jurnal pengeluaran kas adalah bukti pengeluaran uang.
Contoh jurnal pengeluaran kas dengan cek tanpa dokumen PO adalah:
1. Pengeluaran kas untuk biaya listrik
D: PLN xxx
K: Bank xxx
2. Pengeluaran kas untuk biaya air
D: PDAM xxx
K: Bank xxx
3. Pembayaran kas untuk telepon
D: Telepon xxx
K: Bank xxx
Contoh jurnal pengeluaran kas dengan cek dengan dokumen PO adalah:
1. Pengeluaran kas untuk pembelian aksesoris mobil (kaca mobil)
D: Biaya yang harus dibayar xxx
K: BCA xxx
2. Pengeluaran kas untuk pembelian aksesoris mobil (power window)
D: Sublet jasa xxx
K: BCA xxx
Laporan Mingguan Cek
Laporan ini sama halnya dengan laporan kas harian namun pembuatannya
dilakukan setiap satu minggu sekali, karena pengeluaran uang dengan cek tidak
dilakukan setiap hari, namun setiap ada pengeluaran kas dengan cek langsung di
buat laporannya di komputer dan dilakukan konfirmasi kepada pihak bank yang
bersangkutan dengan perusahaan yaitu Bank BCA dan Bank Jatim. Setiap terjadi
pengeluaran kas dengan cek atau BG (Bilyet Giro) kasier yang melakukan
konfirmasi kepada pihak bank, setelah itu kasier dapat mengetahui apa saja
transaksi yang dilakukan perusahaan dengan cek atau BG karena hanya kasier
yang mengetahui kata sandi dari bank yang bersangkutan.
4.2.3 Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2. Fungsi kasier
3. Fungsi Otorisasi
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi ini ditangani oleh semua bagian yang memerlukan pengeluaran uang.
Fungsi ini bertanggungjawab apabila suatu fungsi memerlukan pengeluaran uang,
maka fungsi tersebut mengajukan permintaan pengeluaran uang dengan cek
kepada fungsi kasier, dimana nantinya fungsi kasier mengisi bukti pengeluaran
uang, dan juga kasier yang memintakan otorisasi kepada pihak yang berwenang,
setelah diotorisasi barulah kasier membuatkan tanda terima pengeluaran cek.
Fungsi Kas
Fungsi ini ditangani oleh bagian kasier. Fungsi ini bertangggungjawab atas
penerimaan dan pengeluaran uang, mengisi bukti pengeluaran uang (credit
voucher) , setelah itu kasier memintakan otorisasi atas pengeluaran uang dengan
cek kepada Administrasion Head (ADH), dan Kepala Cabang, setelah disetujui
maka kasier akan membuatkan tanda terima penyerahan cek sebanyak 2 rangkap,
satu diberikan kepada penerima cek dan yang satunya dipegang oleh kasier.
Setelah cek siap maka diberikan kepada penerima cek lalu ksier membuatkan
jurnal pengeluaran kasnya. Fungsi ini berperan ganda menjadi kasier sekaligus
administrasi, karena seharusnya fungsi administrasi yang membuat jurnal
pengeluaran kas, namun pada perusahaan ini fungsi tersebut tidak dipisah.
Fungsi Otorisasi
Fungsi ini ditangani dua bagian, yaitu bagian Administration Head (ADH) dan
Kepala Cabang. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyetujui semua
pengeluaran kas perusahaan serta mengotorisasi semua dokumen pengeluaran kas
yang dilakukan pada PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya.
4.3 Unsur - Unsur dalam Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern di PT. KIA Mobil Indonesia Cabang Surabaya
sudah menerapkan unsur-unsur pengendalian intern, yaitu struktur organisasi,
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat serta pegawai yang
cakap. Hal ini dikarenakan penulis telah melakukan wawancara kepada bagian
kasier perusahaan ( dilampirkan dengan kuisioner) tentang bagaimana penerapan
sistem pengendalian intern di di PT. KIA Mobil Indonesia Cabang Surabaya.
4.3.1 Struktur Organisasi
Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Pada struktur organisasi di
PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya sudah dipisahkan antara
bagian kasier dan administrasi, namun pada kenyataannya kasier merangkap tugas
menjadi admininstrasi yaitu membuat jurnal semua penerimaan dan pengeluaran
kas, bagian akuntansi di perusahaan tidak bertugas membuat jurnal pengeluaran
kas melainkan lebih mengurus semua administrasi yang berhubungan dengan
persediaan yang ada di showroom, pembuatan STNK dan BPKB mobil, serta stok
unit barang atau persediaan perusahaan. Perangkapan fungsi ini sebaiknya tidak
dilakukan pada perusahaan karena dapat menimbulkan kesempatan bagi karyawan
untuk berbuat kecurangan.
Fungsi kas tidak terpisah dari fungsi pemegang dana kas kecil. Perusahaan
tidak memisahkan fungsi kas dengan fungsi pemegang dana kas kecil. Hal ini
dikarenakan fungsi kas bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran kas,
maka fungsi kas juga memegang dana kas kecil dimana dana kecil tersebut
dibutuhkan oleh perusahaan, yaitu apabila ada transaksi pengeluaran kas dengan
kas kesil yaitu dibawah nominal Rp. 500.000 .
Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian
kasier sejak awal sampai akhir. Unsur pengendalian intern mengharuskan
pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari fungsi agar tercipta adanya internal
check. Dalam transaksi kas di perusahaan, bagian kasier adalah pemegang fungsi
penerimaan kas, pengeluaran kas, dan fungsi penyimpanan kas dan fungsi
administrasi. Misalnya terjadi transaksi pengeluaran kas pembelian bensin maka
dilaksanakan oleh fungsi kas dan fungsi otorisasi. Dengan pelaksanaan transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas oleh lebih dari satu fungsi ini, kas perusahaan
terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi
dapat dijamin ketelitiannya.
4.3.2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
Transaksi pengeluaran kas diperusahaan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
yaitu kasier, administrasi, kepala administrasi, dan kepala cabang. Otorisasi
tersebut menggunakan dokumen bukti pengeluaran uang dan voucher
pengeluaran uang kas. Berdasarkan dokumen tersebut kas perusahaan berkurang
dan catatan akuntansi dimutakhirkan.
Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwenang. Pengeluaran uang perusahaan yang melibatkan
bank adalah dengan cek atau BG, sebelum cek atau BG di buat maka harus
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang yaitu Administration Head (ADH) dan
kepala cabang. Apabila ada penutupan rekening bank juga harus mendapat
otorisasi oleh pejabat yang berwenang agar tidak terjadi kecurangan yang
dilakukan oleh karyawan perusahaan yang tidak bertanggungjawab.
Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan atas bukti
pengeluaran uang dan voucher pengeluaran uang kas yang telah mendapat
otorisasi dari pejabat berwenang dan dengan dilampiri dengan dokumen
yang lengkap. Setiap terjadi transaksi pengeluaran kas, kasier mengisi bukti
pengeluaran uang atau voucher pengeluaran uang kas setelah itu kasier meminta
otorisasi dari pejabat yang berwenang, kemudian kasier membuat jurnal
pengeluaran kas yang bersumber dari dokumen yang telah diotorisasi.
4.3.3 Praktek yang Sehat
Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian
atau penggunaan yang tidak semestinya. Kasier sebagai pemegang dana kas
kecil maupun dari penerimaan kas dilengkapi dengan lemari besi atau
brankas.Tempat itu digunakan untuk menyimpan uang tunai serta melindungi kas
dari kemungkinan kecurangan yang terjadi. Kasir tidak menempati satu ruangan
yang terpisah melainkan dalam satu ruangan terdapat 3 bagian yaitu kasier,
administrasi dan kepala administrasi. Pada sistem pengendalia intern sebaiknya
kasier mempunyai ruangan sendiri dan tidak sembarang orang dapat mengakses
ruangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyimpangan-
penyimpangan serta pencurian uang kas perusahaan.
Dokumen dasar dan dokumen pendukung transasksi pengeluaran kas
dibubuhi cap lunas oleh bagian kasier. Dokumen dasar pengeluaran kas adalah
bukti pengeluaran uang dan voucher pengeluaran kas, sedangkan dokumem
pendukung transaksi pengeluaran kas adalah kwitansi, atau purchase order yang
telah diototisasi oleh pejabat yang berwenang dari perusahaan. Dokumen tersebut
dibubuhi cap lunas agar kasier dapat membedakan dokumen yang sudah terjadi
dengan dokumen yang belum terjadi.
Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan
penerima pembayaran atau dengan pemindahbukuan. Pembayaran dengan
cek dapat dilakukan dengan dua cara: cek atas unjuk dan cek atas nama.
Perusahaan hanya mebuat cek atas nama, hal ini dilakukan demi menjaga
keamanan cek dari pihak-pihak yang mungkin melakukan kecurangan. Dengan
menggunakan cek atas nama, kemungkinan terjadinya kecurangan menjadi lebih
kecil, dan juga lebih aman bagi pihak perusahaan.
Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan
dengan jumlah kas menurut catatan. Perhitungan fisik kas yang ada ditangan
perusahaan harus dilakukan secara periodik untuk mencegah karyawan
perusahaan menggunakan kesempatan penyelewengan penggunaan kas. Setiap
satu minggu sekali perusahaan melakukan pemeriksaan catatan akuntansi yang
dipegang oleh kasier untuk membandingkan saldo kas menurut catatan dengan
saldo kas fisiknya agar terjadi kesamaan antar keduanya. Kegiatan pemeriksaaan
dilakukan oleh kasier yang dilakukan pada saat akhir jam kerja disetiap
minggunya. Besarnya saldo dana kas kecil yang dihitung harus sama dengan saldo
kas kecil yang telah dikeluarkan namun belum diganti.
Kas ditangan, kas yang ada diperjalanan, serta kasier tidak diasuransikan.
Pihak perusahaan tidak mengasuransikan kas yang ada ditangan, di perjalanan,
serta kasier dikarenakan saldo kas di perusahaan dirasa tidak terlalu besar serta
perusahaan telah melakukan pencegahan terjadinya kecurangan dengan adanya
almari besi dan brankas yang ada di ruangan kasier, dan juga kas yang ada di
perjalanan selalu di konfirmasi oleh kasier kepada pihak bank agar tidak terjadi
perbedaan saldo kas yang ada di perusahaan dengan yang ada di bank.
Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian
terhadap kas perusahaan yang ada ditangan (misalnya, almari besi dan
strong room). Kasier di perusahaan sudah dilengkapi dengan alat untuk mencegah
terjadinya pencurian yaitu dengan adanya alamari besi dan brankas untuk
menyimpan kas yang ada ditangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya
kecurangan atau penyelewengan uang kas yang ada ditangan oleh karyawan
perusahaan.
Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kasir. Formulir
cek berfungsi sebagai perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang
perusahaan kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek tersebut, maka
penggunaan cek diawasi dengan mengontrol penggunaan nomor urut cek tersebut.
Kasier perusahaan yang bertanggung jawab atas semua nomor cek karena dialah
yang membuat cek serta yang memintakan otorisasi dari pejabat yang berwenang.
4.3.4 Pegawai yang Cukup Cakap
Pegawai yang cukup cakap dapat dilakukan dengan cara menyeleksi
tenaga kerja, penyeleksian ini dilakukan oleh bagian SDM (Sumber Daya
Manusia) yang ada di kantor pusat. Perusahaan menerima tenaga kerja ada yang
sesuai dengan pendidikan, dan ada yang tidak sesuai. Hal ini dapat disingkapi oleh
perusahaan dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan untuk karyawan sesuai
dengan bidangnya masing-masing dimana pelatihan tersebut dilakukan secara
periodik agar dapat berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan
yang semakin luas, serta tantangan era globalisasi yang menuntut karyawan dapat
mengikuti perkembangan jaman dengan cepat dan juga menerapkan ilmu baru
tersebut kedalam pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Unsur-unsur yang terdapat dari semua unsur pengendalian intern, unsur
karyawan sehatlah yang paling penting, karena apabila dalam suatu perusahaan
karyawannya kompeten dan jujur, maka unsur yang lainnya pun dapat berjalan
dengan baik. Tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya biasanya lebih menjadi
prioritas dalam merekrut karyawan baru. Hal ini dilakukan agar kedepan
karyawan tersebut lebih mudah berkembang sesuai dengan kemampuannya
dibidang yang diperlukan oleh perusahaan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pelaksanaan sistem
pengendalian intern pengeluaran kas yang bersumber dari kas kecil dan cek di PT.
KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya , dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu:
pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem pendanaan kas kecil
dan dengan cek. Transaksi pengeluaran kas dari kas kecil dilakukan
apabila ada permintaan pengeluaran kas dibawah Rp. 500.000, contoh
pengeluaran kas melalui dana kas kecil yaitu pembelian bensin display
serta persediaan perlengkapan kantor yang sudah habis. Transaksi
pengeluaran uang yang dilakukan dengan menggunakan cek / BG
(Bilyet Giro) dilakukan apabila ada permintaan pengeluaran kas diatas
Rp. 500.000, contoh pengeluaran kas melalui cek adalah pembelian
aksesoris mobil yang tidak tersedia di perusahaan, serta pembayaran
PDAM, PLN, dan telepon setiap bulannya.
2. Sistem pengendalian intern pengeluaran kas dengan kas kecil dan cek
di PT. KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya sudah cukup
baik, hal ini dikarenakan perusahaan sudah memenuhi unsur-unsur
pengendalian intern yang ada, antara lain:
58
a. Transaksi pengeluaran kas perusahaan tidak dilaksanakan
sendiri oleh bagian kasier sejak awal sampai akhir.
b. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwenang
c. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan
persetujuan dari pejabat yang berwenang
d. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama
perusahaan penerima pembayaran atau dengan
pemindahbukuan
e. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang
ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan
f. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya
pencurian terhadap kas perusahaan yang ada ditangan
(misalnya, almari besi dan brankas)
g. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian
kasir
h. Perusahaan sudah melakukan pemeriksaan mendadak kepada
bagian-bagian yang ada di perusahaan.
Namun ada unsur pengendalian intern perusahaan yang belum
terpenuhi antara lain:
a. Terdapat perangkapan fungsi antara fungsi kas dan fungsi
administrasi, walaupun pada struktur organisasi telah ada bagian
kasier dan administrasi, namun kasier merangkap tugas sebagai
administrasi, yaitu membuat jurnal penerimaan dan pengeluaran
kas, hal ini seharusnya dilakukan oleh fungsi administrasi.
b. Kas ditangan, kas yang ada diperjalanan, serta kasier tidak
diasuransikan. Pihak perusahaan tidak mengasuransikan kas yang
ada ditangan, di perjalanan, serta kasier dikarenakan saldo kas di
perusahaan dirasa tidak terlalu besar serta perusahaan telah
melakukan pencegahan terjadinya kecurangan dengan adanya
almari besi dan brankas yang ada di ruangan kasier, dan juga kas
yang ada di perjalanan selalu di konfirmasi oleh kasier kepada
pihak bank agar tidak terjadi perbedaan saldo kas yang ada di
perusahaan dengan yang ada di bank.
c. Perusahaan tidak menggunakan peralatan mekanis seperti kas
register untuk memperlancar pengeluaran kas diperusahaan. Pihak
perusahaan masih menggunakan dokumen pengeluaran kas secara
manual yaitu menggunakan tulisan tangan yang dibuat fungsi kas
yang ditangani oleh bagian kasier.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan memberikan saran yang
mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan KIA Mobil
Indonesia cabang Surabaya terhadap pengeluaran kas agar lebih baik serta dapat
mengurangi terjadinya kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi serta
merugikan perusahaan. Berikut saran-saran yang dapat diberikan:
A) Untuk Perusahaan
1. Sebaiknya dalam pengeluaran kas baik dengan kas kecil maupun cek
diadakan pembagian tugas yang jelas antara fungsi kas dan fungsi
akuntansi. Fungsi kas bertanggungjawab atas semua hal yang berkenaan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas, sedangkan fungsi akuntansi
yang membuat jurnalnya, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan perusahaan.
2. Sebaiknya kasier mempunyai ruangan sendiri dan tidak sembarang
orang dapat mengakses ruangan tersebut, hanya kasier dan orang-orang
yang berkepentingan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang
dapat masuk ke ruangan kasier, karena kas merupakan merupakan harta
yang paling lancar (liquid), dan paling sering terjadi kecurangan
sehingga apabila dalam penanganannya tidak dilakukan dengan baik,
maka akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
3. Sebaiknya kas yang ada di tangan, kas yang ada diperjalanan serta kasier
diasuransikan agar kas yang ada di perusahaan terlindungi dari kerugian
yang timbul akibat kecurangan yang mungkin terjadi di dalam
perusahaan. Asuransi yang dilakukan oleh perusahaan mungkin akan
menambah biaya pada awalnya, namun pihak asuransi dapat
mengembalikan uang yang telah diasuransikan apabila tidak terjadi
kecelakaan kerja terhadap pihak yang diasuransikan.
4. Sebaiknya perusahaan menggunakan mesin kas register untuk
memperlancar fungsi kas yang ditangani oleh bagian kasier dalam
transaksi pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan.
B) Untuk mahasiswa
1. Memberikan variasi judul tugas akhir kepada mahasiswa agar dapat
meneliti lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern di
perusahaan selain perusahaan manufaktur dan dagang, yaitu seperti
perusahaan asuransi maupun rumah sakit, dan sebagainya.
2. Bagi mahasiswa yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan dapat
mencari topik penelitian yang lain sehingga ada variasi pada obyek
pengamatan.
DAFTAR RUJUKAN
Bambang Hartadi. 1992.Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan Manajemen & Audit. Edisi kedua.Yogyakarta: BEP yogyakarta.
Haryono Jusup. 2001. Auditing (pengauditan). Yogyakarta: Bagian penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Michell Suharli. 2006. Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang. Edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba empat Nugroho Widjajanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga. S. Munawir. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Edisi pertama. Yogyakarta:
Liberty yogyakarta. Zaki Baridwan. 1993. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. BPFE
: Yogyakarta.