skrip si

46
SEKRETORI IMUNOGLOBULIN A DALAM AIR SUSU IBU DAN PENGARUHNYA TERHADAP INFEKSI Diajukan Ke Fakultas Kedokteran UKI Sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat Mendapat Gelar Sarjana Kedokteran Disusun Oleh Yosua Siwabessy 1061050019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2013

Upload: filologus-siwabessy

Post on 25-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SEKRETORI IMUNOGLOBULIN A DALAM AIR SUSU IBU DAN PENGARUHNYA TERHADAP INFEKSI

Diajukan Ke Fakultas Kedokteran UKISebagai Pemenuhan Salah Satu SyaratMendapat Gelar Sarjana Kedokteran

Disusun Oleh

Yosua Siwabessy1061050019

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAJAKARTA

2013

SEKRETORI IMUNOGLOBULIN A DALAM AIR SUSU IBU DAN PENGARUHNYA TERHADAP INFEKSI

Diajukan Ke Fakultas Kedokteran UKISebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran Disusun Oleh :Yosua Siwabessy1061050019

Telah Disetujui Oleh Pembimbing26 Februari 2013

(dr. Ida Bagus Eka Utama Wija, SpA)NIK: 061603

Mengetahui

(Prof. Rondang Soegianto, PhD)Ketua Tim Skripsi

PERNYATAAN MAHASISWA

Nama Mahasiswa: Yosua SiwabessyNIM: 1061050019

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi berjudul Sekretori Imunoglobulin A dalam Air Susu Ibu dan Pengaruhnya Terhadap Infeksi adalah betul-betul karya buatan sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi tersebut telah diberi tanda citation dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik.

Jakarta, 22 Februari 2013

Yang membuat pernyataan

(Yosua Siwabessy)NIM: 1061050019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulisan skripsi dengan judul Sekretori imunoglobulin A dalam Air Susu Ibu dan Pengaruhnya Terhadap Infeksi dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktuSkripsi ini diajukan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia sebagai pemenuhan salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Papa dan Mama tercinta yang selama ini telah memberikan dukungan penuh, motivasi tiada henti, doa, kasih sayang, cinta, dan perhatian selama pengerjaan skripsi ini.2. Prof. DR. Rondang R. Soegianto selaku Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia3. Dr. Ida Bagus Eka, SpA selaku pembimbing yang sangat berbaik hati telah mendedikasikan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan-masukan bijak selama proses penyelesaian skripsi ini.4. Kakak dan adik tersayang, Robby Siwabessy dan Filologus Siwabessy, terima kasih atas dukungan dan semangat serta masukan yang selalu membangkitkan semangat.5. Sahabat-sahabat terkasih dan tercinta, Dwitya Noviari, Stephanie Talilah, Natasya Eva Christy, Nabila Garyudanefi, Donna Eveline Prisca Panduu, Suci Ventasamia, Angelina Banjarnahor, Sandana Sareswedhi, Amita Rouli P. Sitanggang, yang selalu memberikan motivasi, canda, tawa, semangat dan hiburan tiada henti di kala kejenuhan datang saat mengerjakan skripsi dan memberikan sarana dan prasarana guna menunjang proses penyelesaian skripsi ini.6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 FK UKI yang selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan serta saling mendukung dan menyemangati satu sama lain sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.7. Segenap karyawan dan satpam Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia yang selalu menjaga dan menyediakan tempat yang bersih dan nyaman sebagai prasarana pengerjaan skripsi. Semuga Tuhan Yang Maha Esa membalas jasa serta budi baik yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.Meskipun skripsi ini disusun sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis, semoga hasil dari karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta bagi perkembangan dunia kedokteran.

Jakarta, 21 Februari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAMLEMBAR PERNYATAAN MAHASISWAKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARDAFTAR SINGKATAN/ISTILAHABSTRAKABSTRACTBAB I PENDAHULUANA. Latar belakang masalahB. Tujuan penulisanC. Manfaat penulisanBAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Fisiologi pembentukan ASIB. Fisiologi pembentukan ImunoglobulinC. Kandungan dalam ASID. Imunoglobulin dalam ASIE. Sekretori Immunoglobulin AF. Hal-hal yang mempengaruhi Sekretori Immunoglobulin A dalam ASIG. Proses pembentukan sIgA dalam ASIH. Mekanisme kerja sIgAI. Komponen imunologik lain dalam ASIBAB III PEMBAHASANBAB IV PENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKA BIODATA MAHASISWA

DAFTAR TABELNomor tabel Judul tabelHalaman

Tabel 1Faktor anti parasit yang terdapat dalam ASI13

Tabel 2Faktor anti bakteri yang terdapat dalam ASI13

DAFTAR GAMBAR

Nomor gambarJudul gambarHalaman

Gambar 1Struktur Sekretori Immunoglobulin A8

Gambar 2 Mekanisme pembentukan sIgA dalam ASI10

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG/ISTILAH

ASI:Air Susu IbuFc :Fragment cristalliableG-CSF: Granulocyte Colony StimulatingIgA :Immunoglobulin AIgD:Immunoglobulin DIgE:Immunoglobulin EIgG:Immunoglobulin GIgM:Immunoglobulin MsIgA:Sekretori immunoglobulin A

ABSTRAK

Yosua Siwabessy, 1061050019, 2013, SEKRETORI IMMUNOGLOBULIN A DALAM AIR SUSU IBU DAN PENGARUHNYA TERHADAP INFEKSI, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia.

Air Susu Ibu merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan serta mengandung komponen-komponen imunologik yang sangat penting bagi pertahanan tubuh bayi terhadap infeksi. Bayi baru lahir memiliki sistem imun yang belum matang sehingga ASI yang mengandung berbagai macam komponen imunologik merupakan solusi dari permasalahan ini. Konsumsi ASI akan memberikan imunitas secara pasif kepada bayi sehingga tubuh bayi terproteksi dari berbagai macam infeksi. Salah satu komponen imunologik dalam ASI yang penting adalah Sekretori Immunoglobulin A (sIgA). Sekretori Immunoglobulin A merupakan dimerik Immunoglobulin A yang ditautkan oleh rantai J dan mengandung komponen sekretori. Komponen sekretori ini berfungsi untuk menjaga IgA dari enzim-enzim pencernaan. Sekretori Immunoglobulin A memiliki kadar yang tinggi di dalam ASI bila dibandingkan dengan immunoglobulin lain yang terdapat dalam ASI. Peran dari Sekretori Imunnoglobulin A dalam ASI adalah untuk melawan infeksi dari mikroorganisme serta menetralisir toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme patogenik. Berdasarkan data-data yang ada, ditemukan bahwa sIgA dalam ASI memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap infeksi sehingga dapat disimpulkan bahwa sIgA merupakan salah satu komponen imunologik yang penting dalam ASI.

Kata kunci: ASI, sIgA, imunitas, bayi, infeksi

ABSTRACT

Yosua Siwabessy, 1061050019, 2013, SECRETORY IMMUNOGLOBULIN A IN BREAST MILK AND EFFECT ON INFECTION, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia

Breast milk is the mainly and best food for infant because it contains the nutrients a infant needs for growth and development and contains immunologic components it is useful for the infants bodys defense against infection. Newborns have immature immune systems so that breast milk contains variety of immunological components is solution of this problem. Consumption of breast milk will provide passive immunity to the infant so that the infant is protected from various kinds of infections. One of the immunological components in breast milk is Secretory Immunoglobulin A (sIgA). Secretory Immunoglobulin A is dimeric immunoglobulin A, which is linked by J chain and contains secretory component. Secretory component in IgA serves to keep IgA from digestive enzymes. Secretory Immunoglobulin A has high levels in breast milk compared to other immunoglobulin found in breast milk. The role of Secretory Immunoglobulin A in breas milk is to fight infection from microorganism and meutralize toxins produced by pathogenic microorganisms. Based on existing data, it is found in breast milk that sIgA has a considerable influence on the infection so it can be concluded that sIgA is one important immunologic component in breast milk.

Key words: breast milk, sIgA, immunity, infant, infection

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSistem imun merupakan bagian penting dalam memproteksi tubuh sehingga walaupun terpapar dengan mikroorganisme, tubuh tetap terproteksi dan dapat mencegah terjadinya penyakit akibat infeksi. Pembentukan sistem imun pada manusia dimulai sejak embrio dilanjutkan selama masa fetus dan sempurna dalam beberapa tahun sejak lahir1. Fetus tumbuh dalam suatu lingkungan yang sangat terlindung, bebas kuman, dan kurang berpengalaman terhadap zat antigenik2. Bayi baru lahir belum memiliki sistem pertahanan tubuh yang baik dan rentan terhadap berbagai macam infeksi sehingga membutuhkan pertahanan tubuh yang didapat secara pasif dari luar tubuh untuk memproteksi tubuh dari berbagai macam mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi yang sangat penting bagi kesehatan bayi. ASI, selain mengandung berbagai macam zat gizi dan enzim yang penting bagi tumbuh kembang bayi, didalam ASI juga terkandung berbagai macam sel, antibodi, serta zat-zat lain yang berfungsi untuk memproteksi tubuh bayi dari berbagai macam infeksi.Antibodi merupakan salah satu komponen yang penting dalam ASI. Pada bayi antibodi yang dibentuk oleh tubuh belum sempurna, sehingga dibutuhkan antibodi dari luar tubuh untuk memproteksi tubuh bayi dari infeksi. Antibodi yang ada dalam ASI antara lain IgM, IgA, IgD, IgG, dan IgE namun yang paling banyak adalah sIgA1. Bila antibodi dalam tubuh tidak mencukupi akan meningkatkan resiko terkena infeksi yang dapat mengganggu kesehatan bayi serta menimbulkan kematian, sebaliknya bila antibodi dalam tubuh tercukupi maka tubuh akan terproteksi dari infeksi oleh berbagai macam mikroorganisme sehingga kesehatan bayi tetap terjaga.Menurut data statistik WHO, jumlah kematian bayi di dunia tahun 2010 akibat infeksi cukup tinggi yaitu 10% akibat diare, 7% akibat malaria, 18% akibat pneumonia dan 6% akibat neonatal sepsis3. Dari data ini pneumonia merupakan penyakit yang paling banyak mengakibatkan kematian dibandingkan dengan penyakit lain baik akibat infeksi maupun bukan akibat infeksi, selain itu bayi yang mendapat ASI secara eksklusif juga memiliki resiko lebih rendah terserang infeksi jika dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Hal-hal inilah yang telah mendorong penulis untuk melakukan penulisan mengenai Sekretori Imunoglobulin A dalam ASI dan pengaruhnya terhadap infeksi penulis sangat berharap agar penulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu Kesehatan Anak dan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

B. TUJUAN

Tujuan umum : Mengetahui pengaruh Sekretori Imunoglobulin A dalam Air Susu Ibu terhadap infeksi

Tujuan khusus : Mengetahui kadar sIgA dalam ASI Mengetahui proses pembentukan sIgA dalam ASI Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi sIgA dalam ASI Mengetahui mekanisme kerja sIgA dalam ASI untuk memproteksi tubuh terhadap infeksi

C. MANFAATPenulis berharap hasil tulisan ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak, dapat memberikan pengetahuan dan memperluas pemahaman mengenai Sekretori Imunoglobulin A dalam ASI. Penulis juga berharap penulisan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam kemajuan FK UKI, serta dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Fisiologi pembentukan ASISebelum Air Susu Ibu (ASI) dapat terbentuk maka perlu perkembangan terlebih dahulu pada payudara. Perkembangan payudara ini distimulasi oleh estrogen. Selama kehamilan, sejumlah besar estrogen disekresikan oleh plasenta sehingga sistem duktus payudara tumbuh dan bercabang. Perkembangan akhir payudara menjadi organ yang mensekresi ASI juga memerlukan progesteron. Progesteron bekerja secara sinergitik dengan estrogen, menyebabkan pertumbuhan lobulus payudara dengan pertunasan alveolus dan perkembangan sifat ekskresi dari sel-sel alveoli4.Estrogen dan progesteron berfungsi dalam perkembangan fisik payudara, akan tetapi untuk merangsang sekresi ASI dibutuhkan hormon prolaktin4.Melalui proses-proses hormonal ini maka ASI dapat diproduksi dan dapat menjadi media pemberian nutrisi serta imunitas pasif bagi bayi untuk memproteksi bayi terhadap infeksi.

B. Fisiologi pembentukan imunoglobulinPembentukan imunoglobulin dilakukan oleh sel B yang mengalami serangkaian proses dan menjadi sel plasma. Ketika ada antigen yang masuk maka makrofag dalam jaringan limfoid akan memfagositosis antigen dan kemudian membawanya ke sel limfosit B. Limfosit B bersifat spesifik terhadap antigen berdeferensiasi lebih lanjut yang kemudian menjadi prekusor sel plasma5. Plasmablas ini kemudian membelah menjadi sel plasma yang kemudian menghasilkan imunoglobulin dan akan diangkut ke sirkulasi darah untuk melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh.Pada bayi baru lahir respon imunitas seperti ini belum dapat berproses dengan baik sehingga membutuhkan imunitas yang diberikan secara pasif melalui ASI.

C. Kandungan dalam ASIAir Susu Ibu (ASI) sangat diperlukan selama masa pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan, ASI juga meningkatkan daya tahan dan mengandung anti bakteri dan anti virus yang melindungi bayi terhadap infeksi.Infeksi bakteri sering terjadi pada neonatus dan bayi dengan frekuensi 1-5 episod per 1000 kelahiran6. Dalam laporan WHO disebutkan bahwa hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40% kematian disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan akut, yang dapat dicegah dengan ASI eksklusif7. Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa ASI dapat mengurangi kejadian dan beratnya penyakit seperti radang telinga tengah (otitis media), radang selaput otak (meningitis) dan infeksi saluran kemih6. Tahapan sekresi ASI diawali dengan pengeluaran kolostrum pada saat lahir, ASI transisi pada sepuluh hari pertama sampai dua minggu setelah lahir dan berikutnya adalah ASI matang1. Kandungan dari setiap tahapan berguna untuk bayi baru lahir, terutama upaya adaptasi fisiologis terhadap kehidupan di luar kandungan. Semakin matang ASI, konsentrasi imunoglobulin, total protein dan vitamin yang larut di dalam lemak menurun, sedangkan laktosa, lemak, kalori, dan vitamin yang larut dalam air meningkat1.

D. Imunoglobulin dalam ASI ASI mengandung berbagai macam zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, akan tetapi tidak hanya itu, ASI juga mengandung berbagai macam protein, sel, dan komponen lainnya berfungsi memproteksi tubuh dari infeksi. Salah satu komponen yang penting dalam ASI adalah antibodi yang secara pasif diberikan kepada bayi. Tubuh secara normal akan membentuk suatu antibodi (imunoglobulin) bila terjadi suatu infeksi oleh mikroorganisme sehingga infeksi yang terjadi pada tubuh tidak menyebabkan sakit. Mekanisme ini pada bayi belum matang sehingga bayi pada awal kehidupan rentan mengalami infeksi.Sementara menunggu sistem imunologi endogen bayi matang. Berbagai komponen imunologi dan bioaktif susu bekerja secara sinergis untuk memberikan sistem penyokong imunologi pasif dari ibu ke bayinya pada hari dan bulan pertama kelahiran1 sehingga dapat mencegah munculnya penyakit akibat infeksi. Beberapa studi secara jelas mengatakan keuntungan secara klinis menunjukan penurunan resiko infeksi saluran cerna dan pernapasan terutama selama tahun pertama kehidupan8.Air Susu Ibu mengandung imunoglobulin M,A,D,G dan E, namun yang paling banyak adalah sIgA. Sekretori IgA pada ASI merupakan sumber utama imunitas didapat secara pasif selama beberapa minggu sebelum produksi endogen sIgA, konsentrasi paling tinggi pada beberapa hari pertama post partum. Selama masa pasca lahir, bayi rentan terhadap infeksi patogen yang masuk, oleh sebab itu sIgA adalah faktor protektif penting terhadap infeksi1. Studi dari Swedia menyatakan bahwa kadar antibodi IgA dan IgM secara bermakna lebih tinggi pada bayi mendapat ASI dibandingkan dengan yang tidak mendapat ASI9. Imunoglobulin A (IgA) yang terdapat di dalam antibodi maternal didapat dari sistem imun saluran cerna dan pernapasan yang dibawa melalui sirkulasi darah dan limfatik ke kelenjar payudara, akhirnya dikeluarkan melalui ASI sebagai sIgA.

E. Sekretori imunoglobulin AsIgA merupakan imunoglobulin yang banyak ditemukan dalam ASI. Kadar imunoglobulin A dalam ASI merupakan yang tertinggi di antara imunoglobulin yang lain. Jumlah imunoglobulin A dalam ASI khususnya kolostrum kadarnya mencapai 1740 mg/dl, sedangkan dalam ASI matur kadarnya mencapai 100 mg/dl11.Sekretori imunoglobulin A ini merupakan gabungan antara IgA dengan sekretori piece, dan sekretori piece ini berfungsi untuk membentuk sIgA yang terlindung dari pencernaan oleh enzim. sIgA berperan sebagai unsur pertahanan terhadap infeksi dan kontrol terhadap masuknya antigen dengan cara memblok perlekatan bakteri pada mukosa usus sehingga tidak terjadi kolonisasi bakteri, mencegah ambilan antigen oleh epitel usus sehingga mencegah masuknya antigen ke dalam sirkulasi sistemik. sIgA juga dapat menetralisasi toksin dan virus12. Secara in vitro sIgA ini aktif terhadap E. Coli (juga antigen pili, kapsul, CFA1) termasuk strain enteropatogenik, C. tetani,C. Diphtheriae, K. Pneumoniae, S. Pyogenes, S. Mutans, S. Sanguins, S. Mitis, S. Agalactiae (group B streptococci), S. Salvarius, S. Pneumoniae (juga polisakarida kapsul), C. Burnetti, H. Influenzae, H. Pylori, S. Flexneri, S. Boydii, S. Sonnei, C. Jejuni, N. Meningitidis, B. Pertussis, S. Dysenteriae, C. Trachomatis, Salmonella (6 group), S. Flexneri virulence plasmid antigen, c. Diphtheriae toksin, E. Coli enterotoxin, V. Cholerae, enterotoksin C. Difficile toksin, kapsul H. Influenzae, enterotoksin F. Aureus, candida albicans*, mycoplasma pneumonia1

Gambar 1. Struktur Sekretori Imunoglobulin A

F. Hal-hal yang mempengaruhi Sekretori Imunoglobulin A dalam ASIKadar sIgA juga menunjukan perbedaan yang cukup signifikan ditinjau dari paritas ibu. sIgA pada ibu dengan primipara lebih sedikit jika dibandingan dengan sIgA pada ibu dengan multipara13. Penelitian yang dilaksanakan Hennart dkk, ditemukan bahwa status gizi tidak mempengaruhi jumlah sIgA dalam Air Susu Ibu akan tetapi sIgA mempunyai konsentrasi yang cukup signifikan pada ASI awal (kolostrum) dibandingkan dengan ASI matang (matur)13. Walaupun status gizi tidak memberikan pengaruh besar, perbaikan gizi ibu hamil perlu dilakukan karena penelitian-penelitian yang lain ditemukan penurunan kualitas dan kuantitas dari ASI.

G. Proses pembentukan sIgA dalam ASIsIgA mungkin disintesis di mammary alveolar cells atau pada lymphocytes yang kemudian bermigrasi dari peyer patches pada saluran pencernaan atau melalui lymphoid tissue pada saluran pernapasan yang kemudian melalui saluran limfatik menuju payudara11. sIgA yang dilepaskan dalam ASI berbentuk dimerik yang dikaitkan oleh polipeptida rantai J (joining chain). Pada sIgA juga terdapat secretory piece yang berfungsi mempertahankan IgA dari enzim-enzim yang ada di dalam saluran pencernaan.

Gambar 2. Mekanisme pembentukan sIgA pada ASI

H. Mekanisme kerja sIgAMekanisme kerja dari sIgA adalah sebagai berikut12: sIgA melindungi tubuh dari patogen oleh karena dapat bereaksi dengan molekul adhesi dari patogen potensial sehingga mencegah adherens dan kolonisasi patogen tersebut dalam sel pejamu. IgA dapat bekerja sebagai opsonin, oleh karena neutrophil, monosit, dan makrofag memiliki reseptor untuk Fc (Fc-R) sehingga dapat meningkatkan efek bakteriolitik komplemen dan menetralisasi toksin. IgA diduga juga berperan pada imunitas cacing pita. Baik IgA dalam serum maupun dalam sekresi dapat menetralkan toksin atau virus dan mencegah terjadinya kontak antara toksin atau virus dengan sel alat sasaran. IgA dalam serum dapat mengaglutinasi kuman, mengganggu motilitasnya sehingga memudahkan fagositosis (opsonisasi) oleh sel polimorfonuklear IgA sendiri dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif, tidak seperti halnya IgG dan IgM yang dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik.

I. Komponen imunologi lain dalam ASISelain sIgA, pada ASI juga ditemukan komponen-komponen imunologik lain yaitu laktoferin, lisozim, komplemen, granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF), oligosakarida, musin, lipase, interferon, dan fibronektin serta probiotik. Semua komponen-komponen imunologik ini bekerja untuk memberikan proteksi terhadap infeksi akibat mikroorganisme.

Tabel 1. Faktor anti parasit yang terdapat dalam ASIDikutip dari: dampak proteksi Air Susu Ibu terhadap infeksi, Aldy Omar S et alFaktor Secara in vitro aktif terhadap

IgA secretorikGiardia lamblia, Entamoeba histoytica, Schistosoma mansoni (blood fluke), Cryptosporidum, Toxoplasma gondii, Plasmodium falciparum

IgG Plasmodium falciparum

GangliosidaGiardia lamblia, Giardia muris

Lipid (asam lemak bebas dan monogliserida)Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, Trichomonas vaginalis, Eimeria tenella (animal coccidiosis)

LaktoferinGiardia lamblia, Plasmodium falciparum

MakrofagEntamoeba histolytica

Tabel 2. Faktor anti bakteri yang terdapat dalam ASIDikutip dari: dampak proteksi Air Susu Ibu terhadap infeksi, Aldy Omar S et alFaktor Secara in vitro aktif terhadap

IgA sekretorikE. coli (juga antigen pili, kapsul, CFA1) termasuk strain enteropatogenik, C. tetani, C. diphtheriae, K. pneumoniae, S. pyogenes, S. mutans, S. sanguins, S. mitis, S. aglactiae, (group B streptococci), S. savarius, S. pneumoniae, (juga polisakarida kapsul) C. burnetti, H. influenzae, H. pylori, S. flexeneri, S. boydii, S. sonnei, C. jejuni, N. meningitidis, B. pertusis, S. dysenteriae, C. Trachomatis, Salmonella (6 group), S. minnesota, P. Aeruginosa, L. Innocua, Campylobacter flagelin, Y.entericolitica, S. flexeneri, virulence plasmid antigen, C. Diphteriae toksin, E. Coli enterotoxin, V. Cholerae, enterotoksin C. Dificile toksin, kapsul H. influenzae, S. enterotoksin F aureus, Candida albicans*, Mycoplasma pneumoniae

IgGE. coli, B. pertussis, H. influenzae tipe b, S. pneumoniae, S agalactiae, N. Meningitidis, 14 pneumoccoccal capsular polysaccharides, V. Cholerae lipopolysaccharide, S. Flexneri invasion plasmid-coded antigens, major opsonin for S. aureus

IgMV cholerae lipopolysaccharide, E. Coli, S. flexneri

IgDE. coli

Analog reseptor sel epithelial (oligosakarida dan sialylated oligosaccharides)S. pneumoniae, H. influenza

Bifidobacterium bifidum growth factors (oligasakarida, glikopeptida) bifidobacteria growth factors lainnya (alphalactoglobulin lactoferrin, sialyllactose)bakteri enterik. Bifidobacteria species menghasilkan molekul lipofilik yang dapat membunuh S. typhimurium. B. bifidum memproduksi bifidocin B yang dapat membunuh Listeria. B. longum memproduksi protein BIF, yang menghentikan E. Coli

Karbohidrat Enterotoksin E. Coli, E. Coli, C. Difficile toksin A

Cathelicidin (LL-37 peptide)S. aureus, group A streptococcus, E. Coli

Kasein H. influenza

Kappa-kaseinH. pylori, S. pneumonia, H. influenzae

Komplemen C1-C9 (mainly C3 dan C4)Membunuh S. aureus in macrophages, E. Coli (serum-sensitive)

-defensin-1 atau -2 atau neutrofil--defensin-1 atau -defensin-5 atau -6E. coli, P. Aeruginosa, (beberapa Candida albicans)

Faktor binding proteins (zinc, vitamin B12, folate)Dependent E. Coli

Free secretory componentE. coli colonization factor antigen 1 (CFA I) dan CFA II, toksin C. Difficile A, H. pylori, E. coli

Fucosylated oligosaccharidesE. coli heat stable enterotoxin, C. jejuni,E. coli

Gangliosid GM1Enterotoksin E. coli, toksin V. cholerae, enterotoksin C. jejuni, E. coli

Gangliosid GM3E. coli

Glikolipid Gb3S. dysenterae toksin, shigatoxin shigella dan E. coli

Glikoprotein (mannosylated)E. coli, E. coli CFA11, fimbrae

Glikoprotein (receptor like) + oligosakaridaV. cholera

Glikoprotein (berisi sialic acid atau galaktosa terminal)E. coli (S-fimbrinated)

Aalpha-laktabumin (variant)S. pneumonia

LactoferrinE. coli, E. coli/CFA1 or S-fimbriae, Candida albicans*, Candida krusei*, Rhodotorula rubra*, H. influenzae, S. flexeneri, Actinobacillus actinomycetemcomitans

LaktoperoksidaseStreptococcus, Pseudomonas, E. coli, S. typhimurium

Antigen LewisS. aureus, C. perfringens

LipidS. aureus, E. coli, S. epidermis, H. influenzae, S. agalactiae, L. monocytogenes, N. Gonorrhoeae, C. trachomatis, B parapertusis heat-labile toxin, mengikat shigella-like toxin-1

Lisozim E. coli, Salmonella, M. lysodeikticus, S. aureus, P. fragi, growing Candida albicans* dan Aspergillus fumigatus

Sel ASI (80% makrofag, 15% neutrofil, 0.3% limfosit B dan 4% limfosit T)Dengan fagositosis dan membunuh E. coli, S. aureus, S. enteritidis dengan mensensitisasi limfosit: E. coli. dengan fagositosis: Candida albicans*, E. coli, stimulasi limfosit: E. coli K antigen, tuberkulin Spontaneus monokines terstimulasi oleh lipopolisakarida menginduksi sitokin: PHA, PMA + ionomycin Fibronektin membantu asupan oleh sel fagositik

Musin (muc-1 ; membran globulin lemak ASI)E. coli (S-fimbrinated)

Nonimmunoglobulin (lemak ASI, protein)C. trachomatis, Y. enterocolitica

Fosfatidiletanolamin H. pylori

(Tri sampai penta) phosphorylated beta-caseinH. influenza

Sialyllactosetoksin V. cholerae, H. pylori

Sialyloligosaccharides pada sIgA(Fc)Adhesi E. coli (S-fimbrinated)

Soluble bacterial pattern recognition receptor CD14Bakteri (atau LPS) mengaktivasi untuk induksi molekul respons imun dari sel usus

Sulphatide (sulphogalactosylceramide)S. typhimurium

Faktor yang tidak teridentifikasiS. aureus, B. pertusis, C. jejuni, E. coli, S. typhimurium, S. flexeneri, S. sonnei, V. cholerae, L. pomona, L. hyos, L. icterohaemorrhagiae, toksin B C. difficile, H. pylori, C. trachomatis.

Xanthine oxidase (dengan tambahan hipoxantin)E. coli, S. enteritidis

Faktor yang ditemukan pada kadar sangat rendah dalam ASISecara invitro aktif terhadap

CCL 28 (CC-chemokine)Candida albicans*, P. aeruginosa, S. mutans, S. pyogenes, S. aureus, K. Pneumonidae

HeparinChlamydia pneumonia

RANTES (CC-chemokine)E. coli, S. aureus, growing C. albicans*, Cryptococcus neoformans

Secretory leukocyte protease inhibitor (protease antileukosit, SLPI)E. coli, S. aureus, growing C. albicans*, dan A. fumigatus*

Berdasarkan data pada tabel 1 dan 2, terlihat jelas bahwa sIgA merupakan komponen imunologik yang paling banyak aktif terhadap mikroorganisme, oleh karena itu sIgA juga disebut sebagai imunoglobulin utama dalam Air Susu Ibu.

BAB IIIPEMBAHASAN

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan penting dan terbaik bagi bayi karena selain mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan, ASI juga mengandung komponen-komponen sistem imun yang berfungsi menjaga tubuh dari infeksi akibat mikroorganisme. Komponen sistem imun ini cukup banyak antara lain sel-sel, laktoferin, probiotik, juga imunoglobulin-imunoglobulin yaitu IgM, IgG, IgD, dan IgA dan yang terbanyak dalam ASI adalah sekretori IgA (sIgA). Jumlah sekretori imunoglobulin A dalam ASI khususnya kolostrum kadarnya mencapai 1740mg/dl, sedangkan dalam ASI matur kadarnya mencapai 100 mg/dl11. Dan ini merupakan jumlah tertinggi bila dibandingkan dengan imunoglobulin yang lain. sIgA pada tubuh merupakan komponen imunologik utama dalam saluran pencernaan yang berfungsi untuk melawan mikroorganisme patogenik. sIgA ini mengandung komponen sekretori (secretory piece) yang mempunyai fungsi utuk menjaga agar imunoglobulin tidak mengalami kerusakan dengan enzim pencernaan khususnya protease. Hal ini jelas penting karena ASI dikonsumsi dan pasti akan melewati saluran pencernaan bayi yang terdapat enzim. Proses pembentukan sIgA dalam ASI terjadi melalui serangkaian proses yang dimulai dari sistem limfatik pada saluran cerna (peyer patches) atau jaringan limfoid dan kemudian disalurkan ke kelenjar payudara melalui pembuluh limfatik, yang kemudian akan disekresikan bersama dengan ASI dalam bentuk sIgA.sIgA dalam ASI berfungsi melindungi tubuh bayi dari patogen karena bereaksi dengan molekul adhesi dari patogen sehingga mencegah kolonisasi mikroorganisme patogen. sIgA dapat menetralkan toksin dan virus, mengaglutinasi kuman serta mengganggu motilitas dari kuman. Dalam penelitian yang dilakukan untuk mengindetifikasi hal-hal yang mempengaruhi sIgA dalam ASI ditemukan bahwa pada ibu dengan multipara memiliki kandungan sIgA yang lebih tinggi dibandingkan dengan ASI para ibu primipara. Penelitian lain yang dilakukan untuk melihat pengaruh status gizi ibu terhadap sIgA ternyata tidak memberikan pengaruh, namun bukan berarti status gizi menjadi sesuatu yang diabaikan karena status gizi berpengaruh bagi kesehatan ibu juga berpengaruh pada ASI ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas ASI. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sIgA merupakan komponen penting dalam ASI yang memiliki pengaruh terhadap infeksi yaitu memproteksi tubuh bayi dari infeksi akibat mikroorganisme.

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanSekretori imunoglobulin A dalam ASI berperan besar dalam memproteksi tubuh bayi terhadap infeksi, sehingga pemberian ASI merupakan pilihan terbaik bagi bayi baik sebagai sumber nutrisi maupun sebagai media pemberian imunitas secara pasif dikarenakan sistem imunitas bayi yang belum sempurna.

B. Saran Pemberian ASI kepada bayi harus diberikan demi kesehatan bayi baik dari segi pemenuhan nutrisi maupun dalam menjaga imunitas bayi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aldy Omar Sazaly, Lubis Bugis M, Sianturi Pertin, Azlin Emil, Tjipta Gushilan D. Dampak Proteksi Air Susu Ibu Terhadap Infeksi. Sari pediatri 2009;11(3):167-732. Chirico G, Gasparoni A. Immunologic Components Of Human Milk. Haematologica reports 2006;2:27-303. WHO. World Health Statistics 2012. France: WHO library Cataloguing-in punlication data, 20124. Guyton AC, Hall JE. Guyton & Hall: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi ke-11. Jakarta: EGC 2007: 1092-45. Guyton AC, Hall JE. Guyton & Hall: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi ke-11. Jakarta: EGC 2007: 464-56. Tumbelaka AR, Karyati MR. Air Susu Ibu dan Pengendalian Infeksi. Diunduh dari http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=2010816948107. Leon-cava N, Lutter C, Ross J, Martin L. Quantifying the Benefits of Breastfeeding: a Summary of the Evidence. The Linkages Project. Washington DC: Pan American Health Organization;2002. Didapat dari:www.aed.org/toolsandpublication/upload/quantifyingbenefits . pdf8. Matondang CS. Aspek Imunologi Air Susu Ibu. Dalam: Akib AAP, Munasir Z, Kurniati N, penyunting. Buku ajar Alergi-Imunologi Anak. Edisi ke-2 Jakarta: IDAI;2007.h. 190-2049. Butte NF, Alarcon MGL, Garza C. Nutrient Adequancy of Exclusive Breastfeeding for the Term Infant During the First Six Month of Life. Geneva; World Health Organization: document WHO 200210. Wagner CL. Human milk and lactation. Didapat dari: http://www.emedicine.com11. Lawrence RA, Lawrence RM. Breastfeeding a Guide for the Medical Profession. 7th eds. Missouri: Elsevier, 2011 : 153-8912. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Dasar edisi VIII. Jakarta: balai penerbit FKUI, 2009: 149-6213. Hennart FP, Brasseur DJ, Delogne-Desnoeck JB, Dramaix MM, Robyn CE. Lysozyme, Lactoferrin, and Secretory Immunoglobulin A Content in Breast Milk: Influence of Duration of Lactation, Nutrition Status, Prolactin Status, and Parity of Mother Am J Clin Nutr 1991;53:32-9

BIODATA MAHASISWABIMBINGAN SKRIPSI FK UKI T.A. 2012/2013

Nama : Yosua SiwabessyNIM : 1061050019Tempat/Tgl Lahir : Ambon, 11 Juli 1992Riwayat pendidikan1. SD : SDN 1 KAIRATU, MALUKU2. SLTP : SMPN 1 KAIRATU, MALUKU3. SLTA : SMAN 2 KAIRATU, MALUKU4. UNIVERSITAS : UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA