skrining gizi buruk

Upload: ega-purnamasari

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Skrining Gizi Buruk

    1/5

  • 8/10/2019 Skrining Gizi Buruk

    2/5

    dan nafsu makan membaik maka penanganan anak tersebut dilakukan melalui rawat

    jalan.

    7. Bila kondisi anak rawat inap sudah tidak lagi ditemukan tandatanda komplikasi

    medis, tanda klinis baik dan status gizi kurang, nafsu makan baik maka penanganan

    anak dengan pemberian PMT pemulihan.

    8. Anak gizi buruk yang telah mendapatkan penanganan melalui rawat jalan dan PMT

    pemulihan, jika kondisinya memburuk dengan ditemukannya salah satu tanda

    komplikasi medis, atau penyakit yang mendasari sampai kunjungan ke tiga berat

    badan tidak naik (kecuali anak dengan edema), timbulnya edema baru, tidak ada nafsu

    makan maka anak perlu penanganan secara rawat inap. Untuk lebih jelasnya alur

    pemeriksaan atau penemuan kasus dapat dilihat pada bagan berikut :

  • 8/10/2019 Skrining Gizi Buruk

    3/5

  • 8/10/2019 Skrining Gizi Buruk

    4/5

    PENJARINGAN DAN PELACAKAN KASUS GIZI BURUK

    (Rahma Edy Pakaya, Istiti Kandarina, Akhmadi, Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No.2, Juni 2008)

    Penjaringan

    Penjaringan kasus gizi buruk dapat dilakukan dengan dua cara :

    1. Penjaringan AktifPenjaringan secara aktif dilakukan dua bulan sekali atau tiga bulan sekali di semua

    posyandu. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas Puskesmas yang dibantu oleh kaderkesehatan yang ada di masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah:

    - Semua balita didata terlebih dahulu kemudian dilakukan pengukuran BB, TB danLingkar kepala.

    - Pengukuran BB menggunakan standar yang lebih sederhana yakni dengan indeksBB/Umur. Bila didapatkan balita dengan BB yang tidak sesuai dengan umurnyaatau terdapat tanda-tanda gizi buruk maka balita tersebut dirujuk ke Puskesmasuntuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga status gizi balita tersebut dapatdipastikan.

    2. Penjaringan PasifPenjaringan secara pasif dilakukan di Puskesmas apabila penderita datang ke

    Puskesmas untuk memeriksakan penyakitnya dan saat itu diketahui balita tersebutmenderita gizi buruk, juga didapatkan laporan dari kader bahwa ada gizi buruk diwilayahkerja Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan dalam penjaringan tersebut antara lain :

    - Menanyakan nama dan umur balita, menimbang berat badan denganmenggunakan indeks BB/Umur, mengukur tinggi badan, mengukur lingkarkepala, kemampuan motorik kasar, dan kemampuan motorik halus.

    - Bila didapatkan kriteria gizi buruk pada balita maka balita tersebut akandilaporkan ke pelayanan gizi Puskesmas untuk dilakukan validasi serta mengukurkembali BB dengan menggunakan indeks BB/TB.

    -

    Setelah didapatkan hasil tentang status gizi balita tersebut dan dipastikan bahwa balita tersebut mengalami gizi buruk maka akan dimasukkan dalam daftar penderita gizi buruk yang akan mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    - Namun sebelumnya balita tersebut diperiksa kembali oleh dokter untukmengetahui adanya penyakit penyerta, bila penyakit yang menyertai tidak dapatdiatasi di Puskesmas maka akan dirujuk ke rumah sakit.

  • 8/10/2019 Skrining Gizi Buruk

    5/5

    PelacakanPelacakan pada balita gizi buruk dilakukan untuk mengetahui faktor faktor yang

    berkaitan dengan kejadian gizi buruk dengan melalui wawancara dan pengamatan. Pelacakandilaksanakan setelah terjadi penjaringan atau didapatkan kasus balita gizi buruk dengan

    mendatangi rumah balita gizi buruk tersebut.Kegiatan yang dilakukan dalam pelacakan balita gizi buruk diantaranya adalahmemberikan kuesioner atau tanya jawab langsung kepada orang tua balita gizi buruk,melakukan pengukuran ulang antropometri bila diperlukan, melakukan rujukan ke Puskesmasdan atau ke rumah sakit bila ada penyakit yang menyertai serta melakukan dokumentasi.

    Melalui wawancara dan pengamatan di lihat factor-faktor yang dapat menyebabkangizi buruk seperti ekonomi yang lemah, lingkungan yang tidak sehat, pola asuh orang tuayang salah.