skizofrenia tak terinci
DESCRIPTION
f 20.3TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
SEORANG LAKI-LAKI 25 TAHUN DENGAN
SKIZOFRENIA TAK TERINCI
DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
Disusun Oleh :
Afilifia Birruni Sabila
G99122009
Pembimbing :
dr. Wahyu Nur Ambarwati, SpKJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RS JIWA DAERAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013
STATUS PENDERITA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : MagersarenRT 001/10 Gathak Delanggu Klaten
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Masuk Rumah Sakit : 8 Agustus 2013
Tanggal Pemeriksaan : 5 September 2013
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat penyakit pasien didapatkan dari anamnesis terhadap pasien
(autoanamnesis) maupun dari keluarga (alloanamnesis).
1. Autoanamnesis dilakukan di bangsal Abimanyu RS Jiwa Daerah Surakarta
pada tanggal 5 September 2013
2. Alloanamnesis dilakukan terhadap kakak pasien yaitu Tn. B, usia 33
tahun, pada tanggal 6 September 2013
A. Keluhan Utama:
Gaduh gelisah
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
1. Alloanamnesa
Tn. B, usia 33 tahun, bekerja sebagai karyawan diperusahaan
swasta. Tn. B menceritakan bahwa pasien dibawa ke RSJ karena
ngamuk, marah-marah dan membuat takut keluarga dan tetangganya.
2
Sejak 12 tahun yang lalu pasien sudah lebih dari 8 kali ditrawat
di RSJ Surakarta karena mengalami gangguan jiwa. Tn. B mengatakan
hampir semua gejala gangguan jiwa sudah pernah dialami oleh pasien.
Bila pasien mengonsumsi obatnya dengan teratur, pasien dapat
berkativitas dengan normal. Namun seringkali pasien tidak mau
minum obat dan membuat gejalanya kambuh.
Pasien dirawat di Puri Waluyo selama 20 hari. Setelah
mendapatkan banyak kemajuan, pasien kemudian dipulangkan dan
cukup melakukan obat jalan saja. Pasien rajin kontrol dan menjalankan
pengobatan selama 3 tahun. Selama menjalani pengobatan tersebut,
pasien sudah dapat beraktivitas seperti biasanya dan bergaul dengan
lingkungan sekitarnya, bahkan pasien sudah dapat bekerja menjual
bensin di depan rumahnya dan mengikuti arisan di kampungnya.
Karena dirasa oleh keluarganya bahwa pasien sudah sembuh, maka
pengobatan dihentikan sama sekali selama setahun terakhir. Setahun
terakhir ini, pasien sempat menikah lagi tetapi hanya bertahan selama
2 bulan karena suami pasien tidak suka dengan kebiasaan pasien yang
suka marah-marah.
Tn. B menceritakan bahwaperta kali pasien mengalami gejala
gangguan jiwa adalah saat pasien duduk di kelas 2 SMP. Saat itu
pasien diancam oleh seseorang untuk meminta paksa uang teman-
teman di sekolahnya. Pasien menjadi ketakutan, sering terlihat bingung
dan berbicara sendiri. Keluarga pasien kemudian membawa pasien
berobat ke RSJ, pasien dirawat dan sembuh.namun pasien cenderung
susah diatur ketika diingatkan untuk minum obat jalan, akhirnya pasien
menjadi sering kambuh. Tn. B menceritakan bahwa gejala-gejala
gangguan jiwa yang sering pasien alami sudah bermacam-macam dan
seringkali membuat takut orang-orang di sekitarnya.
Semasa kecil pasien merupakan orang yang cukup pandai
bergaul dan memiliki teman. Namun sejak mengalami gangguan jiwa
pasien menjadi pemarah dan sensitif. Sehari-hari pasien membantu
3
usaha keluarganya menjual susu segar, sebelumnya pasien pernah
beberapa kali bekerja sebagai sales dan karyawan perusaaah mebel
tapi pasien hanya bertahan 1-2 bulan saja.
Selama tumbuh kembang pasien, Ny. R mengatakan tidak ada
masalah, tumbuh kembang normal seperti anak lainnya, tidak pernah
mengalami cedera kepala. Pasien tidak pernah mengkonsumsi
minuman beralkohol, merokok, maupun obat-obatan terlarang. Dari
anggota keluarga yang lain, adik kandung pasien yang kini berusia 22
tahun juga mengalami gangguan jiwa yang sampai sekarang masih
sering kambuh.
2. Autoanamnesa
Pasien mendatangi pemeriksa terlebih dulu saat pemeriksa
berkunjung ke bangsal Abimanyu. Pasien meminta pemeriksa untuk
mengobati dirinya. Wajah pasien tampak sesuai usia dengan perawatan
diri cukup. Saat ditanya tentang identitasnya, pasien menjawab lupa
akan namanya, setelah beberapa waktu baru pasien mengatakan bahwa
namanya adalah ‘mas gi’ yang bekerja sebagai orang sukses di bursa
saham ternama. Pasien mengatakan rumahnya di delanggu, tinggal
bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Namun saat diminta untuk
menyebutkan nama orang tua dan saudaranya, pasien menjawab bahwa
dia lupa. Pasien mengatakan bahwa dia mengalami sindrom amnesia.
Saat ditanya ini dimana pasien menjawab di rumah sakit, pasien
juga tidak mengetahui mengapa keluarganya membawa dia kemari.
Pasien mengeluh bahwa dirinya depresi karena ditinggal pacarnya
menikah. Pasien bisa mengingat nama lengkap pacarnya dengan jelas.
Pasien mengatakan bahwa dia sudah berpacaran dengan kekasihnya itu
sejak SMP. Pasien bercerita bahwa pacarnya tiba-tiba menikah tanpa
memberitahunya, pasien mengetahui perihal kabar pernikahan tersebut
dari orang lain. Pasien mengatakan bahwa dia sangat sakit hati, sedih
dan marah. Pasien berbicara dengan volume, intonasi dan artikulasi
yang cukup.
4
Saat ditanya mengenai pendidikannya pasien menjawab dia
pernah sekolah di Universitas Airlangga jurusan Teknik Kimia tapi
pasien lupa apakah dia sempat menyelesaikan pendidikannya tersebut.
Mengenai kehidupan sosialnya pasien bercerita bahwa dia tidak
mempunyai banyak teman sejak kecil, karena dia sering menjadi obyek
aniaya teman-temannya. Saat ditanya tentang kehidupan di
keluarganya, pasien mengatakan bahwa dia lupa.
Saat ditanya apakah pasien pernah mendengar suara-suara atau
melihat bayangan atau sesuatu yang tidak didengar atau dilihat oleh
orang lain pasien menjawab tidak pernah. Pasien merasa bahwa dirinya
mengalami sindrom depresi dan amnesia sehingga dia lupa sebagian
besar ingatannya. Pasien mengatakan bahwa dia tidak ingat apakah
sebelumnya dia pernah dirawat di RSJ.
C. Riwayat Penyakit dahulu
1. Riwayat Psikiatri
Gangguan jiwa sebelumnya: (+) sejak tahun 2009 berkali kali
mengalami gangguan jiwa dengan
diagnosis yang berbeda-beda
2. Riwayat Gangguan Medis
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat diabetes mellitus : disangkal
- Riwayat cedera kepala : disangkal
- Riwayat kejang : disangkal
- Riwayat opname : (+)
-
3. Riwayat Penyalahgunaan obat/zat
a. Riwayat konsumsi alkohol : disangkal
b. Riwayat merokok : disangkal
c. Riwayat konsumsi obat psikotropik : (+)
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
5
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien anak keempat dari lima bersaudara. Pasien memiliki satu orang
adik laki-laki. Pasien lahir normal ditolong oleh bidan, kehamilan
cukup bulan, dan lahir lewat jalan lahir. Ibu pasien tidak pernah
mengalami sakit saat mengandung pasien.
2. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandung pasien dengan kasih sayang dan
perhatian yang cukup. Pasien mendapat ASI dan diberikan makanan
tambahan saat pasien berusia 6 bulan. Pasien tumbuh normal seperti
anak-anak lainnya.
3. Riwayat Masa Anak Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien mulai bersekolah di sekolah dasar saat berusia 6 tahun. Selama
bersekolah, nilai pasien tergolong baik dan tidak pernah tinggal kelas.
Pasien dikenal sebagai pribadi yang suka bergaul dan memiliki banyak
teman akrab.
4. Riwayat Masa Anak Akhir (pubertas sampai remaja)
Pasien mengalami gangguan jiwa pertama pada kelas 2 SMP, karena
diancam oleh seseorang untuk meminta uang teman temannya di
sekolah. Pasien menempuh pendidikan hingga lulus SMA. Selama
sekolah, pasien tergolong siswa yang baik dan mampu menyelesaikan
setiap tahapan sekolah. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus dari SMA, pasien sempat bekerja beberapa kali,
antara lain sebagai sales dan karyawan di perusahaan mebel. Setiap
kali bekerja pasien hanya betah kurang lebih dua bulan.
Selanjutnya pasien membantu usaha keluarganya membuat susu
segar.
b. Riwayat Perkawinan
Belum menikah
c. Riwayat Pendidikan
6
Pasien tamat SMA
d. Riwayat Agama
Pasien beragama Islam, menjalankan sholat bila tidak malas
e. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenis
f. Riwayat Kemiliteran dan hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam kegiatan kemiliteran dan
masalah hukum
g. Situasi Hidup Sekarang
Sebelum tinggal di rumah sakit jiwa, pasien tinggal di rumah
bersama ayah, ibu pasien dan adiknya.
E. Riwayat Keluarga
Ket.: : laki-laki
: perempuan
: laki-laki sudah meninggal
: perempuan sudah meninggal
: pasien dengan gangguan jiwa
: saudara laki-laki dengan gangguan jiwa
: tinggal serumah
Ditemukan riwayat keluarga yang memiliki keluhan yang sama atau
gangguan jiwa.
7
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Gambaran Umum
1. Penampilan
Pasien adalah seorang laki-laki, usia 25 tahun. Pasien tampak sesuai
usianya, perawatan diri cukup, menggunakan seragam RS Jiwa
Daerah Surakarta berwarna biru.
2. Psikomotor
Pasien tampak normoaktif.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa cukup kooperatif. Saat ditanya,
pasien bersedia untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
B. Kesadaran
1. Kuantitatif : compos mentis, E4V5M6
2. Kualitatif : berubah
C. Pembicaraan
Pasien menjawab dengan volume dan intonasi cukup, dan
artikulasi yang cukup jelas. Pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan
yang diberikan.
D. Alam Perasaan
1. Mood : sedih
2. Afek : menyempit
3. Kesesuaian : tidak serasi
E. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : (-)
2. Ilusi : (-)
3. Depersonalisasi : (+)
4. Derealisasi : (-)
F. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : non realistik
2. Isi pikir : ide kebesaran
3. Arus pikir : logorrhea
8
G. Sensorium dan Kognisi
1. Orientasi
Orang : baik, pasien dapat mengenali dokter, perawat, dan
keluarga
Tempat : baik, pasien mengetahui sedang berada di rumah sakit
jiwa
Waktu : baik, pasien mengetahui waktu saat dilakukan
pemeriksaan yaitu pada siang hari
2. Daya ingat
Remote memory : terganggu, pasien tidak dapat menyebutkan
anggota keluarganya dengan benar.
Recent past memory : terganggu, pasien tidak dapat menceritakan
kejadian sebelum dibawa ke RSJ Surakarta dan kapan tepatnya
dibawa.
Recent memory : baik, pasien mampu menyebutkan apa yang
dimakan saat sarapan.
Immediate retention and recall memory : terganggu, pasien tidak
mampu mengulang enam angka yang disebutkan oleh pemeriksa.
3. Daya konsentrasi dan perhatian
a. Konsentrasi : kurang
b. Perhatian : baik
4. Kapasitas membaca dan menulis : baik.
5. Kemampuan visuospasial : baik, dapat menggambar jam.
6. Pikiran abstrak :baik, pasien dapat menyebutkan
arti peribahasa dengan tepat.
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat makan,
minum, mandi, dan bisa
tidur sendiri.
H. Pengendalian Impuls
Terganggu
I. Daya Nilai dan Tilikan
9
1. Daya nilai sosial:
Baik
2. Uji Daya Nilai:
Baik
3. Penilaian realita:
Terganggu
4. Tilikan Diri:
Derajat III
J. Taraf Dapat Dipercaya:
Informasi yang diutarakan pasien kurang dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Interna
1. Kesadaran : compos mentis
2. Vital Sign :
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84 kali/menit
c. Suhu : 36,5 oC
d. Respirasi : 20 kali/menit
Kesan : Pemeriksaan vital sign dalam batas normal
B. Status Neurologis
1. Fungsi kesadaran : GCS E4V5M6
2. Fungsi luhur : baik
3. Fungsi kognitif : baik
4. Fungsi sensorik : baik
N N
N N
5. Fungsi motorik : baik
Kontraksi otot Tonus otot
+5 +5 N N
+5 +5 N N
10
Reflek fisiologis Reflek patologis
+2 +2 - -
+2 +2 - -
6. Nervus cranialis : N III, VII, XII dalam batas normal.
Kesan : Pemeriksaan status neurologi dalam batas normal
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki, berusia 25 tahun dengan pendidikan terakhir SMA
datang ke RSJD Surakarta dikeluhkan oleh keluarganya sering marah-marah
dan seperti orang kesurupan sejak 2 bulan SMRSJ. Pasien mengatakan
dirinya depresi karena ditinggal menikah oleh pacarnya.
Pertama kali pasien mengalami gejala gangguan jiwa adalah saat pasien
duduk di kelas 2 SMP (12 tahun yang lalu). Saat itu pasien diancam oleh
seseorang untuk meminta paksa uang teman-teman di sekolahnya. Pasien
menjadi ketakutan, sering terlihat bingung dan berbicara sendiri. Keluarga
pasien kemudian membawa pasien berobat ke RSJ, pasien dirawat dan
sembuh.namun pasien cenderung susah diatur ketika diingatkan untuk minum
obat jalan, akhirnya pasien menjadi sering kambuh. Tn. B menceritakan
bahwa gejala-gejala gangguan jiwa yang sering pasien alami sudah
bermacam-macam dan seringkali membuat takut orang-orang di sekitarnya.
Pasien tinggal di rumah bersama dengan ayah, ibu, dan seorang adiknya
yang juga mempunyai gangguan jiwa. Pasien dibesarkan oleh keluarganya
dengan perhatian dan kasih sayang yang cukup, pasien tidak pernah
mengalami masalah keluarga yang berarti, namun pasien sering merasa iri
terhadap kakaknya yang lebih berhasil daripada dia. Semasa sekolahnya
pasien merupakan siswa yang cukup pintar dan tidak pernah mengalami
masalah akademik. Pasien pernah bekerja beberapa kali setelah lulus SMA,
namun hanya bertahan sebulan-dua bulan. Kini pasien membantu usaha
keluarganya menjual susu segar.
Hasil pemeriksaan status mentalis didapatkan seorang perempuan
tampak sesuai dengan usianya, perawatan diri cukup. Kesadaran pasien
11
secara kualitatif berubah. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa
dengan intonasi dan volume yang cukup serta artikulasi yang jelas. Mood
pasien sedih, afek menyempit, secara keserasian tidak serasi. Didapatkan
fantasi mengenai pacarnya, yang mana dia menganggap memiliki pacar yang
meninggalkannya menikah. Bentuk pikiran non realistik, isi pikiran
ditemukan fantasi mengenai pacar, arus pikirnya logorrhea dan koheren.
Orientasi orang, tempat, dan waktu baik. Daya konsentrasi dan perhatian
cukup. Daya ingat baik. Kapasitas menulis dan membaca, kemampuan
visuospasial, pikiran abstrak, serta kemampuan menolong diri sendiri baik.
Pengendalian impuls terganggu, daya nilai sosial baik, uji daya nilai baik,
penilaian realita terganggu. Tilikan derajat I. Informasi dari pasien kurang
dapat dipercaya.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan perilaku dan psikologis yang secara klinis
bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya
(disability) pada fungsi pekerjaan dan kehidupan sosialnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.
A. Diagnosis Aksis I
Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit pada saat ini.
Berdasarkan data ini, kemungkinan organik sebagai penyebab kelainan
yang menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa
yang diderita saat ini bisa disingkirkan, sehingga diagnosis gangguan
mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.
Dari anamnesis tidak didapatkan/disangkal riwayat penggunan zat-
zat adiktif sebelumnya sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku
akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.
Dari anamnesis didapatkan pasien pernah menderita gangguan jiwa
sejak 2001 (12 tahun) sempat mondok di RSJ lebih dari 5 kali dan
12
terkontrol dengan obat. Gejala sering kambuh bila pasien tidak
mengonsumsi obatnya.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan pasien tampak
normoraktif namun cukup kooperatif ketika diajak berbicara. Kesadaran
kuantitatif compos mentis, GCS E4V5M6, kualitatif berubah. Pasien
menjawab dengan volume dan intonasi cukup, dan artikulasi jelas.
Didapatkan mood sedih, afek menyempit, dan keserasian afek dan mood
tidak serasi. Halusinasi auditorik tidak didapatkan. Bentuk pikir non
realistik; isi pikir: fantasi mengenai pacar; arus pikir: logorrhea, koheren.
Berdasarkan data-data di atas, maka sesuai kriteria PPDGJ III, untuk aksis
I, pada pasien memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia tak terinci (F20.3).
Pasien memenuhi kriteria umum skizofrenia yaitu terdapatnya fantasi.
Gejala tersebut terjadi lebih dari satu bulan. Tidak memenuhi kriteria
untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik atau katatonik. Tidak
juga memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-
skizofrenia. Jadi, berdasarkan ulasan di atas dengan berpedoman pada
PPDGJ III maka pasien memenuhi kriteria diagnosis Aksis I berupa
skizofrenia tak terinci (F20.3).
B. Diagnosis Aksis II
Ciri kepribadian skizoid
C. Diagnosis Aksis III
Tidak ada diagnosis
D. Diagnosis Aksis IV
Masalah percintaan
E. Diagnosis Aksis V
Skala GAF saat pemeriksaan : 80-71 (gejala sementara, disabilitas
ringan dalam sosial dan pekerjaan)
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F20.3 Skizofrenia tak terinci
Axis II : Ciri kepribadian skizoid
13
Axis III : tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah percintaan
Axis V : GAF 80-71
Diagnosis Banding:
F25.2 Gangguan skizoafektif tipe manik
VIII. DAFTAR MASALAH
A. Psikologik :
1. Gangguan perilaku
2. Gangguan alam perasaan (mood dan afek)
3. Gangguan proses pikir (isi pikir dan arus pikir)
4. Gangguan penilaian realita
IX. PROGNOSIS
No Keterangan Baik Buruk
1 Awitan Muda
2 Faktor Pencetus Jelas
3 Onset Kronis
4 Riwayat sosial, seksual, dan
pekerjaan premorbid
Terganggu
5 Status pernikahan Belum Menikah
6 Riwayat keluarga Didapatkan
7 Sistem Pendukung Baik
8 Gejala Negatif
9 Tanda dan gejala neurologis Tidak didapatkan
10 Riwayat trauma perinatal Tidak didapatkan
Kesimpulan Prognosis
- Ad vitam : dubia ad malam
- Ad sanam : dubia ad malam
- Ad fungsionam : dubia ad malam
X. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP
14
A. Medikamentosa
1. Risperidone 2x2 mg
2. CPZ 2x100 mg
3. THP 3x2 mg
4. Haloperidole 2x5 mg
B. Non Medikamentosa
1. Terhadap pasien jika kondisi sudah membaik.
a. Penjelasan tentang penyakitnya, cara, manfaat, dan efek samping
dari pengobatan yang diterima pasien dan memotivasi pasien
supaya minum obat secara teratur serta rajin kontrol.
b. Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-
hari secara bertahap dan membantu pasien untuk bisa menerima
kenyataan dengan ikhlas, dan yakin bisa menghadapinya.
c. Mengembangkan potensi diri yang dimiliki pasien.
2. Terhadap keluarga :
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gangguan jiwa yang
dialami pasien.
b. Menyarankan kepada keluarga pasien supaya berpartisipasi dalam
pengobatan pasien dan memberikan suasana/lingkungan yang
kondusif bagi penyembuhan dan pemeliharaan pasien,
mengingatkan pasien agar teratur minum obat, serta mengantar
pasien saat pasien kontrol.
15