skizo paranoid.doc

15
Sabtu, 14 Juni 2014 SKIZOFRENIA PARANOID BAGIAN PSIKIATRI LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2013 UNIVERSITAS HALUOLEO SKIZOFRENIA PARANOID OLEH: ESTIANI NINGSIH, S.KED K1A1 09 050 SUPERVISOR dr. JUNUDA RAF, Sp.KJ, M.Kes KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO/

Upload: rezki

Post on 15-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Sabtu, 14 Juni 2014

SKIZOFRENIA PARANOID

BAGIAN PSIKIATRI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2013

UNIVERSITAS HALUOLEO

SKIZOFRENIA PARANOID

OLEH:

ESTIANI NINGSIH, S.KED

K1A1 09 050

SUPERVISOR

dr. JUNUDA RAF, Sp.KJ, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO/

RSJ DR. SOEPARTO HARDJOHOESODO

KENDARI

2013

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

Khusus Kepanitraan Klinik

STATUS PASIEN

Nama Dokter Muda : Estiani Ningsih, S. Ked

Nama Pasien : Tn. x

(untuk wanita ditambah nama kecil, ditulis dengan huruf besar).

No. Status / No. Reg :

Masuk RS : April 2013

Nama : Tn. I

Jenis kelamin : Laki laki TTL : Mandar, 4 Oktober 1981

Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia Suku Bangsa : Mandar

Pekerjaan/sekolah : - / S1

Alamat / No.Telepon : Jalan Bunga Matahari

Dikirim Oleh : Orang Tua

Dokter yang mengobati : dr. Jimmy

Diagnosa sementara : Skizofrenia paranoid (waktu pasien masuk)

Gejala-gejala utama : mengamuk, memukul adik

LAPORAN PSIKIATRIK :

I. RIWAYAT PENYAKIT :

A. Keluhan utama dan alasan MRSJ : pasien gelisah dan mengamuk hingga memukul adiknya sendiri

B. Riwayat gangguan sekarang :

- Keluhan dan gejala : pasien mengamuk dan melakukan kekerasan terhadap adiknya akibat merasa terganggu dengan adik yang malas ke sekolah. Tindakan kekerasan ini juga didasari oleh ketakutan ketakutan pasien akibat sering mendengar bisikan bisikan dan melihat penampakan orang yang sudah meninggal. Pasien merasa akan dicelakai oleh bisikan dan penampakan tersebut.

- Hendaya / disfungsi

Hendaya sosial : pasien lebih sering berdiam diri di rumah, dan kurang bersosialisasi dengan anggota keluarga maupun tetangga.

Hendaya pekerjaan : pasien sudah tidak bekerja lagi

Hendaya waktu senggang : pasien tidak dapat menikmati waktu senggangnya karena selalu merasa ketakutan

- Faktor stresor psikososial : ada, yaitu pasien sudah tidak bekerja lagi akibat kontrak kerja di Balikpapan telah berakhir.

- Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya : pada tahun 2012, pasien pernah mengalami hal yang sama, namun sempat menghilang. Gejala kembali dialami pada awal 2013

C. Riwayat gangguan sebelumnya :

1. Penyakit Fisik : -

2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : ganja ( sejak tahun 2010 sampai 2012)

3. Riwayat Gangguan psikiatrik sebelumnya : halusinasi penglihatan dan pendengaran pada tahun 2012

D. Riwayat kehidupan pribadi : os lahir normal, ditolong bidan. Os merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara [,,, ]. Pendidikan terakhir S1. Pernah bekerja di perusahaan minyak di Balikpapan dengan gaji yang cukup besar. Os menikah di Balikpapan dan telah memiliki 1 orang anak laki-laki. Setelah kontrak kerjanya selesai, os kembali ke Kendari dan berusaha mencari pekerjaan, namun tidak ada perusahaan yang mampu membayar gaji seperti di Balikpapan.

E. Riwayat kehidupan keluarga : Hubungan dengan saudara baik. Riwayat keluhan yang sama pada keluarga tidak ada.

F. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya : pasien mengakui dirinya sakit dan perlu berobat

II. STATUS MENTAL :

A. Deskripsi Umum :

1. Penampilan : laki-laki 32 tahun, wajah sesuai umur, tidak terfiksasi. Ekspresi normal, pakaian cukup rapi, kebersihan diri terjaga.

2. Kesadaran : compos mentis, tidak berubah

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : tenang

4. Pembicaraan : verbal baik

5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif,

B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :

1. Mood : euthymia

2. Afek : sesuai

3. Empati : dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual (kognitif) :

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : cukup

2. Daya Konsentrasi : tidak ada ganguan

3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : baik

4. Daya ingat: baik

5. Pikiran abstrak : tidak terganggu

6. Bakat kreatif : menyanyi dan bermain musik

7. Kemampuan menolong diri sendiri : tidak dibantu orang lain

D. Gangguan Persepsi :

1. Halusinasi: ada, halusinasi visual dan auditorik

2. Ilusi : tidak ada

3. Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

E. Proses Berfikir :

1. Arus pikiran :

a. Produktifitas : pasien menjawab secara spontan selama wawancara

b. Kontinuitas : Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa secara relevan, teratur dan sesuai dengan topik

c. Hendaya berbahasa : tidak ada

2. Isi pikiran :

a. Preokupasi : tidak ada perusahaan yang sanggup membayar gajinya seperti saat masih bekerja di Balikpapan

b. Waham : tidak ditemukan

F. Pengendalian Impuls : terganggu

G. Daya Nilai :

1. Norma Sosial : tidak terganggu

2. Uji daya nilai : tidak terganggu

3. Penilaian realitas : tidak dapat dinilai

H. Tilikan (insight) : 6

I. Taraf dapat dipercaya : echt

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Pemeriksaan Fisik :

1. Status General :

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan umum : Baik

Tanda vital

Tekanan darah :120/70 mmHg

Frekuensi nadi : 96 x/menit

Frekuensi nafas : 20 x/menit

Suhu : 36,6 0C

Kepala : Normochepal

Mata : pupil isokor, 2,5 mm

Sistem kardiovascular : Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)

Sistem musculoskeletal: Tidak ditemukan kelainan

Sistem gastrointestinal: bising usus (+) normal

Sistem urogenital : Tidak diperiksa

Gangguan khusus : Tidak ditemukan kelainan

2. Status Neurologis :

Dalam batas normal

IV. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA : (Tuliskan hanya yang ada gangguan secara singkat)

Laki laki 32 tahun, MRS dengan keluhan mengamuk, dan memukuli adik sendiri. Terdapat hendaya dalam sosial, pekerjaan dan waktu senggang. Terdapat ganguan isi pikiran berupa halusinasi audiovisual, terdapat preokupasi bahwa tidak ada yang sanggup membayar gajinya. Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL : (Sesuai PPDGJ III)

Aksis I : - ditemukan halusinasi audiovisual

ditemukan waham kejar

F.20.0 skizofrenia paranoid

Aksis II : tidak ada

Aksis III : tidak ada

Aksis IV : masalah pekerjaan

Aksis V : saat pertama masuk : GAF 60-51, gejala sedang, disabilitas ringan

Sekarang : GAF 80-71, gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll

VI. DAFTAR PROBLEM :

Organobiologik : adanya ketidakseimbangan neurotransmitter yang patologik

Psikologik : terdapat hendaya berupa halusinasi audiovisual dan waham kejar

Sosiologik : terdapat hendaya waktu senggang, sosial, dan pekerjaan

VII. PROGNOSIS :

Faktor pendukung : - gejala positif menonjol berupa waham dan halusinasi

Faktor penghambat : pasien belum memiliki pekerjaan tetap

VIII. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA

Skizofrenia adalah gangguan psikotik menetap yang mencakup gangguan pada perilaku, pikiran, emosi dan persepsi. Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk. Orang-orang dengan skizofrenia menunjukkan kemunduran yang jelas dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Mereka mungkin mengalami kesulitan mempertahankan pembicaraan, membentuk pertemanan, mempertahankan pekerjaan, atau memperhatikan kebersihan pribadi mereka. Namun demikian tidak ada satu pola perilaku yang unik pada skizofrenia, demikian pula tidak ada satu pola perilaku yang selalu muncul pada penderita skizofrenia.

Penderita skizofrenia mungkin menunjukkan waham, masalah dalam pikiran asosiatif, dan halusinasi, pada satu atau lain waktu, namun tidak selalu semua tampil pada saat bersamaan. Dalam beberapa kasus, skizofrenia menyerang manusia usia muda antara 15 hingga 30 tahun, tetapi serangan kebanyakan terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Skizofrenia bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin, ras, maupun tingkat sosial ekonomi.

Skizofrenia tidak bisa disembuhkan sampai sekarang. Tetapi dengan bantuan Psikiater dan obat-obatan, skizofrenia dapat dikontrol. Pemulihan memang kadang terjadi, tetapi tidak bisa diprediksikan. Dalam beberapa kasus, penderita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Keringanan gejala selalu nampak dalam 2 tahun pertama setelah penderita diobati, dan berangsur-angsur menjadi jarang setelah 5 tahun pengobatan. Pada umur yang lanjut, di atas 40 tahun, kehidupan penderita skizofrenia yang diobati akan semakin baik, dosis obat yang diberikan akan semakin berkurang, dan frekuensi pengobatan akan semakin jarang.Peranan Psikolog juga sangat penting dan mendukung penanganan penderita skizofrenia melalui psikotherapy dengan CBT : Cognitive Behavior Therapy yang menggunakan berbagai teknik.

Skizofrenia paranoid merupakan salah satu tipe dari enam jenis skizofrenia dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ-III) diberi kode diagnosis F20.0. Skizofrenia Paranoid merupakan gangguan psikotik yang merusak yang dapat melibatkan gangguan yang khas dalam berpikir (delusi), persepsi (halusinasi), pembicaraan, emosi dan perilaku. Keyakinan irasional bahwa dirinya seorang yang penting (delusi grandeur) atau isi pikiran yang menunjukkan kecurigaan tanpa sebab yang jelas, seperti bahwa orang lain bermaksud buruk atau bermaksud mencelakainya. Para penderita skizofrenia tipe paranoid secara mencolok tampak berbeda karena delusi dan halusinasinya, sementara keterampilan kognitif dan afek mereka relatif utuh. Mereka pada umumnya tidak mengalami disorganisasi dalam pembicaraan atau afek datar. Mereka biasanya memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan penderita tipe skizofrenia lainnya, Durand, dkk (2007).

Ciri utama skizofrenia tipe paranoid ini adalah adanya waham yang mencolok atau halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan afek yang relatif masih terjaga, sedangkan katatonik relatif tidak menonjol. Waham biasanya adalah waham kejar atau waham kebesaran, atau keduanya, tetapi waham dengan tema lain (misalnya waham cemburu, keagamaan, atau somatisasi) mungkin juga muncul. Halusinasi juga biasanya berkaitan dengan tema wahamnya,

Kriteria Diagnostik Skizofrenia Paranoid :

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia yaitu harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih, bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :

1) Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya. Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal), dan Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

2) Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar, atau delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar, atau delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap sesuatu kekuatan dari luar, (tentang dirinya = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus). Delusional perception= pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

3) Halusinasi auditorik : suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

4) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

5) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

6) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.

7) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

8) Simtom-simtom negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri( self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Sebagai tambahan :

a. halusinasi atau waham harus menonjol :

o suara-suara halusinasi yg mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik.

o Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

o Waham hampir setiap jenis, seperti ; waham dikendalikan, waham kejar, waham curiga yang paling khas.

b. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak menonjol.

IX. RENCANA TERAPI :

Psikofarmaka :

- Chlorpromazine 2 X 1

- Haloperidol 2X1

Psikoterapi : supportif

Terapi Suportif berguna dalam membina kepercayaan pasien kepada dokter sehingga mau menceritakan masalahnya dan juga mau menjalani terapi dengan baik. Selain itu juga membantu hubungan pasien dengan orang-orang disekitarnya serra membuat pasien mau sembuh serta kembali pada kehidupan normal

Sosioterapi :

Setelah pemulangan pasien, hal yang paling penting adalah proses pemulihan baik durasi dan dan strategi dalam menurunkan stress serta mengatasi masalah dan pelibatan kembali pasien ke dalam aktivitas keluarga.

Terapi kelompok biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan dan meningkatkan hubungan dengan orang-orang disekitar pasien

I. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA

Skisofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab yang banyak belum diketahui. Perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

Berdasarkan PPDGJ III, untuk mendiagnosa skisofrenia terdapat ketentuan sebagai berikut:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

1. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang bergema dan berulang dalam kepalanya dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.

Thought insertion or withdrawal = isi pikiran asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)

Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain mengetahuinya.

2. Delution of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari luar.

Delution of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan dari luar.

Delution of perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

Delution of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap kekuatan dari luar.

3. Halusinasi auditorik:

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus tentang perilaku pasien.

- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

4. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hati selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

2. Arus pikir yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

3. Perilaku katatonik.

4. Gejala-gejala negatif.

Gejala harus berlangsung minimal 1 bulan.

Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi.

Pada skisofrenia paranoid, halusinasi auditorik dan/atau waham yang harus menonjol. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak meninjol.

:

Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu sering berbicara-bicara sendiri jika beraktivitas dan melamun. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa.

Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non-Organik.

Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik yaitu suara-suara yang mengomentari perilaku pasien tiap hari yang berupa salah lagi-salah lagi serta perintah raja luwu untuk menjaga daerah luwu dan menjaga badik raja luwu dari rebutan kerajaaan mandar. Dan waham mustahil yang berupa pasien berkomunikasi dengan raja luwu melalui ilmu kebatinan. Sehingga berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis sebagai Skizofrenia (F.20).

Disamping itu, ditemukan adanya gejala waham dan halusinasi yang menonjol sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III), diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F.20.0).