skenario d blok 19 tahun 2013
TRANSCRIPT
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO D BLOK 19
Disusun oleh: Kelompok L6
Astary Utami 04111001004
Rike Lestari 04111001027
Rachmat Taufan 041110010xx
Yuni Paradita D 04111001042
Lianita 04111001083
Bhagaskara 04111001101
Kevin Putrawan 04111001105
Randina Dwi M 04111001110
Rizki Febrina 04111001116
Utari Mudhia Arisa P 04111001117
Catri Dwi Utari P 04111001133
Randa Deka Putra 04111001141
Anggun Nurul Fitria 04111001143
Tutor : dr. Elza Iskandar, Sp.M
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan Tutorial
Skenario D Blok 19 ini dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun laporan ini bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu akan penyelesaian
dari skenario yang diberikan, sekaligus sebagai tugas tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tim Penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat
dalam pembuatan laporan ini.
Tim Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca akan sangat bermanfaat
bagi revisi yang senantiasa akan penyusun lakukan.
Tim Penyusun
September 2013
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................
Skenario............................................................................................................................
Klarifikasi Istilah...............................................................................................................
Identifikasi Masalah..........................................................................................................
Analisis Masalah...............................................................................................................
Hipotesis............................................................................................................................
Sintesis..............................................................................................................................
Kerangka Konsep..............................................................................................................
Kesimpulan.......................................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................................
SKENARIO
Anamnesis
Sarah, 7 year-old girl, brought by her mother to the hospital with complaints of decreased
hearing and discharge from her right ear. These complaints happened everytime Sarah
suffered from cough and runny nose. Her mother said that Sarah was only 4 yeras-old when
her right ear excreted fluid for the first time.
Physical Examination
General examination: N= 84x/m, RR= 20x/m, Temp= 36,8oC
Ear, Nose, Throat Examination:
Otoscopy:
Left ear: Auricula : within normal limit
EAC : within normal limit
Tympanic membrane : normal
Right ear: Auricula : within normal limit
EAC : liquid (+)
Tympanic membrane : central perforation
Rhinoscopy:
Anterior: hyperemic mucosa, secretion (+)
Oropharynx:
Normal pharynx, tonsils: T1-T1, hyperemic, detritus (+)
Audiometric examination
Left ear:
Frequency : 250 500 1000 2000 4000 Hz
Bone conduction : 5 10 5 10 10 dB
Air conduction : 45 50 45 45 50 dB
Right ear:
Frequency : 250 500 1000 2000 4000 Hz
Bone conduction : 5 5 10 5 5 dB
Air conduction : 5 10 10 5 5 dB
I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Discharge : ekskresi atau substansi yang dikeluarkan
2. Liquid : cairan
3. Hiperemis : warna tampak kemerahan
4. Detritus : bahan partikular yang dihasilkan dengan atau
sisa pengausan atau disintegrasi substansi atau
jaringan
5. Bone conduction : proses konduksi gelombang suara ke organ
pendengaran di telinga dalam melalui tulang
6. Air conduction : proses konduksi gelombang suara ke organ pen-
dengaran di telinga dalam melalui udara
7. Runny nose : hipersekresi mukosa hidung
8. Central perforation : adanya lubang atau robekan di bagian tengah
membran timpani
9. T1-T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sam-
pai ¼
10. Otoskopi : pemeriksaan liang telinga dan membran timpani
dengan menggunakan otoskop
11. Rhinoskopi : pemeriksaan rongga hidung dengan mengguna-
kan spekulum hidung terdiri dari pemeriksaan
anterior dan posterior
12. Audiometric examination : pengukuran ketajaman pendengaran untuk ber-
bagai macam frekuensi gelombang suara
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Sarah, 7 year-old girl, brought by her mother to the hospital with complaints of
decreased hearing and discharge from her right ear. These complaints
happened everytime Sarah suffered from cough and runny nose.
2. Her mother said that Sarah was only 4 yeras-old when her right ear excreted
fluid for the first time.
3. Physical Examination
4. Audiometric Examination
III. ANALISIS MASALAH
1. Sarah, 7 year-old girl, brought by her mother to the hospital with complaints of
decreased hearing and discharge from her right ear. These complaints
happened everytime Sarah suffered from cough and runny nose.
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi THT? (lianita, yuni)
b. Apa etiologi dan mekanisme penurunan pendengaran? (rike, anggun)
c. Apa etiologi dan mekanisme keluarnya cairan? (randa, taufan)
Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus)
- Telinga berair (otorrhoe)
Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung
stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik
telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang
tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh
perforasi membran timpani dan infeksi. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai
adannya sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi
kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya
d. Apa hubungan penurunan pendengaran dengan keluarnya cairan? (bhagas,
utari)
e. Apa hubungan jenis kelamin, umur (saat 4 tahun) dengan keluhan? (astary,
kevin)
f. Apa hubungan hidung meler, batuk dengan keluhan? (catri, ega)
g. Bagaimana klasifikasi penurunan pendengaran (tuli)? (bhagas, rike)
2. Her mother said that Sarah was only 4 yeras-old when her right ear excreted
fluid for the first time.
a. Bagaimana hubungan penyakit terdahulu dengan penyakit sekarang?
(anggun, yuni)
3. Physical Examination
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal (sertakan gambar
perbandingan normal dan abnormal) (taufan, astary, lianita)
b. Bagaimana cara pemeriksaan:
- Otoscopy (kevin, anggun)
- Rhinoscopy (utari, catri)
- Oropharynx (randa, ega)
4. Audiometric Examination
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal (sertakan gambar
perbandingan normal dan abnormal) (yuni, kiki, bhagas)
b. Bagaimana cara pemeriksaan:
- Audiometric (astary, taufan)
c. Bagaimana klasifikasi derajat penurunan pendengaran? (catri, lianita)
5. Cara penegakan diagnosis dan pemeriksaan penunjang (rike, ega)
6. DD dan WD (kiki, kevin)
7. Etiologi (utari, yuni)
8. Epidemiologi (taufan, lianita)
9. Faktor risiko (randa, bhagas)
10. Telinga berair (otorrhoe)
Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung
stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik
telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang
tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh
perforasi membran timpani dan infeksi. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai
adannya sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi
kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya
11. Patofisiologi (anggun, astary)
12. Patogenesis (ega, kevin)
13. Manifestasi klinis (catri, rike)
14. Tatalaksana :
a. konservatif farmakologis (taufan, kiki)
b. konservatif non farmakologis (yuni, randa)
Tindak lanjut
Pasien diperiksa kembali dalam waktu 5 hari.
Jika telinga masih bernanah: tanyakan kepada ibu apakah masih terus membersihkan telinga anak dan dapat diberikan antibiotik oral. Bila 3 bulan tidak sembuh, idealnya dilakukan terapi bedah. Pemilihan antibiotik oral dapat berdasarkan tanda klinis, bila sekret kuning keemasan kuman penyebab biasanya Staphylococus aureus, diberikan betalaktam, bila sekret hijau kebiruan diberikan anti Pseudomonas, bila sekret berbau busuk diberikan anti anaerob.
Idealnya bila fase aktif bertahan lebih dari 3 bulan rujuk ke spesialis THT untuk dilakukan mastoidektomi dan timpanoplasti, atau kemungkinan operasi eradikasi kolesteatom dan timpanoplasti jika ditemukan kolesteatom.
c. non konservatif (utari, bhagas)
15. Pencegahan (lianita, astary)
16. Komplikasi (kevin, anggun)
17. Prognosis (catri, ega)
18. KDU (rike, kiki)
IV. HIPOTESIS
Sarah (7) mengalami tuli konduksi derajat sedang pada telinga kanan et causa
otitis media supuratif kronis.
Sarah, 7 year-old girl suffered from right ear moderate conductive hearing loss
because of chronic suppurative otitis media.
V. LEARNING ISSUES
1. Anatomi THT (yuni, rike)
2. Fisiologi pendengaran (taufan, kiki)
3. Otitis medis supuratif kronis (lianita, randa, utari)
4. Tuli konduksi (bhagas, astary, ega)
5. Pemeriksaan Audiometri (kevin, catri, anggun)
Jawaban dikumpulkan dengan format:
Font: Times New Roman size: 12 line spacing: 1,5 alignment:
justify color: black
Paling lambat Rabu, 18 September 2013 pukul 17.00 WIB
Terima kasih.