skenario 2 tutor 10-2009
DESCRIPTION
tutorTRANSCRIPT
TUTORIAL 10
Beatta Meidini Rahmat @BeattaMei Riza Darmayanti @rizachubby Aliya @aliya_super Amelia Alva Roro Febriana @anaBryna Galih Mega Lusiana Kusuma Bella Yulia Ayu Puspitaning Dewi
Bu herni, 45 tahun, karyawan perusahaan swasta datang ke poliklinik karena insomnia 3 bulan. Dia berkata, “saya merasa tak punya semangat hidup, hidup sekedar dijalani saja.” Dia sehari-hari anhedonia juga mengalami social withdrawal.
Dia juga anoreksia dan sering dyspepsia. Belakangan ini ia tidak mau lagi ke kantor. Katanya percuma, ia merasa tak bermanfaat di kanor. Dia juga merasa kemunduran prestasi perusahaan karena kesalahannya. Meski tidak demikian.
2 hari terakhir ia mengatakan hidupnya tak berguna, lebih baik meninggalkan segalanya. Dia bahkan pernah tentamen suicide dengan minum baygon.
• Wanita 45 tahun• Insomnia 3 bulan terakhir• Anhedonia• Mengalami social withdrawal• Tentamen suicide• Anoreksia• Tidak punya semangat hidup• Dyspepsia• Merasa tidak bermanfaat
• Insomnia : pengalaman subjektif tidur yang inadekuat atau kurang baik
• Anhedonia : ketidakmampuan mengalami kenikmatan yang menahun (Maramis)
• Dyspepsia : terganggunya daya atau fungsi pencernaan (Dorland)
• Tentamen suicide : percobaan bunuh diri sebagai perbuatan untuk membinasakn dirinya sendiri dalam waktu singkat
• Anoreksia : tidak ada nafsu makan (Maramis dan Dorland)
ditandai dengan hilangnya 25 % BB ideal serta perubahan persepsi terhadap tubuh dan ketakutan akan obesitas
• Withdrawal : kemunduran patologis antar hubungan manusia dan kehidupan sosial (Dorland)
1. Mengapa pasien mengalami insomnia selama 3 bulan terakhir?
2. Mengapa pasien ingin bunuh diri?3. Mengapa pasien merasa tidak
berguna?4. Mengapa pasien mengalami
anhedonia?5. Apa kaitan anoreksia dan dyspepsia
dengan penyakit yang dialami pasien?
Adakah hubungan antara social withdrawal dengan insomnia?
Adakah pengaruh usia dan jenis kelamin dengan penyakit yang dialami pasien?
Apa penatalaksanaan awal pada pasien?
Apa DD dari penyakit di skenario?
1. Faktor biologis penurunan serotonin di Raphe Nuklei atau hipotalamus anteriorfaktor-faktor yang mempengaruhi :
2. Karena merasa hidupnya tidak bergunafaktor biologis penurunan serotonin, bahan pembuat serotonin, reseptornya tidak sensitif
3. Penurunan serotonin mempengaruhi mood dan psikis pasien
4. NE dan serotonin merangsang sistem limbic (emosi) sehingga bila NE dan serotonin turun, emosi akan labil
5. Faktor neuroendogen merangsang kortisol disfungsi regulasi hormon kortisol abnormalitas regulasi hipotalamus kehilangan nafsu makan anoreksia peningkatan HCl di lambung + faktor psikis dyspepsia
6. Insomia kualitas tidur kurang baik faktor psikis, stres lingkungan social withdrawal
7.Epidemiologi menyatakan wanita lebih banyak mengalami gejala tersebut disebabkan faktor hormonal, efek kelahiran, perbedaan stressor psokososial bagi wanita dan laki-laki dan model perilaku tentang keputus-asaan yang dipelajari
8.Kombinasi anti depresan dengan BDZ, non farmakologis, MRS, stabilitator mood
DD : Gangguan bipolar I dan bipolar II
• Gangguan tidur – Insomnia– Hipersomnia– Parasomnia
• Gangguan makan– Anoreksia nervosa– Bulimia
• Gangguan mood– Depresi– Bipolar
♀, 45 tahun
Insomnia (3 bln)
AnhedoniaTentament
suicide
Anoreksiadispepsia
Gangguan TidurGangguan TidurGangguan MoodGangguan Mood Gangguan MakanGangguan Makan
Masalah situasionalPenuaanMasalah medisObat-obatanPsikologis
Masalah situasionalPenuaanMasalah medisObat-obatanPsikologis
GenetikIrama sirkadianBiologis
BiologisSelf-image buruk
Penurunan 5HT, NE,
DA
Imbalans 5HT, NE, DA
Penurunan 5HT, NE,
DA
DD: Hipersomnia & Parasomnia
BDZMelatonin
BIPOLAR•Manik+depresi•Hipomanik +
depresi
UNIPOLAR•Depresi
LithiumAntikonvulsa
n
SSRIImipramine
DD: Bulimia
SSRITerapi nutrisi
TERAPI PSIKIS
Bella yulia rachmawati09020121
Kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.
Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
AwalNon rapid eyes movement (non-rem)Rapid Eyes Movement (rem)Dream Sleep
Faktor fisik seperti karena sedang sakit Faktor lingkungan Faktor gaya hidup tidak sehat seperti
akibat rokok, minuman keras, obat kuat, dsb.
Faktor psikologis yaitu seperti stres yang terus-menerus.
Faktor prikiatris akibat rasa depresi yang dialami seseorang.
Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap: - pola tidur penderita - pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang - tingkatan stres psikis - riwayat medis - aktivitas fisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres.
Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi. Amitriptyline , Doxepin , Nortriptyline , Trazodone , Nefazodone , Mirtazapine
Sedatif sedatif non benzodiazepine adalah
Zaleplon , Zolpidem , Eszopiclone . sedatif benzodiazepine adalah
Triazolam , Estazolam , Temazepam
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu.
Hipersomnia adalah bertambahnya waktu tidur sampai 25% dari pola tidur yang biasa.
Hipersomnia merupakan gejala yang seringkali menunjukkan kemungkinan adanya penyakit yang serius. Hipersomnia temporer (sementara) bisa terjadi pada seseorang yang sehat, selama beberapa malam atau hari setelah mengalami kurang tidur atau kelelahan fisik yang luar biasa.
Hipersomnia yang berlangsung lebih dari beberapa hari bisa merupakan gejala dari: - Kelainan psikis (misalnya kecemasan atau depresi yang berat) - Pemakaian obat tidur yang berlebihan - Kekurangan oksigen dan penimbunan karbondioksida di dalam tubuh sebagai akibat dari tidur apneu - Kelainan otak.
Penderita merasa sangat mengantuk dan sering ingin tidur atau bahkan tertidur bukan pada tempatnya dan bukan pada waktunya tidur.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium, karena hipersomnia bisa disebabkan oleh penyakit tertentu.
Hipersomnia yang baru saja timbul dan penyebabnya sulit dijelaskan, mungkin merupakan akibat dari kelainan psikis (misalnya depresi) atau kelainan neurologis (misalnya ensefalitis, meningitis atau tumor di dalam tengkorak). Pemeriksaan psikis ditujukan untuk depresi, gangguan ingatan atau tanda-tanda kelainan neurologis. Pemeriksaan CT scan atau MRI dilakukan pada penderita dengan tanda-tanda kelainan neurologis.
Parasomnia adalah kategori gangguan tidur yang melibatkan gerakan abnormal dan tidak wajar, perilaku, emosi, persepsi, dan mimpi yang terjadi ketika tidur.
Fenomena yang tidak umum dan tidak diinginkan yg tampak secara tiba2 selama tidur atau yang terjadi pada ambang antara terjaga dan tidur
1 NREM (Non-Cepat Eye Movement) parasomnia 1,1 Jactatio capitis nocturna 1,2 tidur sambil berjalan (berjalan sambil
tidur) 1,3 Teror tidur (teror malam) 1,4 Bruxism 1,5 tidur berbicara
2 REM parasomnia 2,1 gangguan perilaku REM 2,2 Paralisis Tidur
Parasomnia NREM adalah gangguan gairah yang terjadi selama tahap 3 atau 4. Secara khusus, gangguan ini melibatkan aktivasi dari sistem saraf otonom , sistem motor , atau proses kognitif saat tidur atau tidur-bangun transisi.
Membantingkan kepala yang berhubungan dg tidur adalah suatu istilah untuk perilaku tidur yg terutama terdiri dari menggoyangkan kepala yg ritmik kedepan dan ke belakang, kadang2 menggoyangkan seluruh tubuh, tjd tepat sebelum atau selama tidur.
Pengobatan terdiri dari tindakan untuk mencagah cidera
Tidur berjalan jg dikenal sbg somnambulisme, teridiri dr urutan perilaku komples yg dimulai dlm sepertiga bagian pertama malam hari selama tidur non-REM (stadium 3 & 4)
Sleepwalking memiliki prevalensi 1-17% pada anak, dengan kejadian paling sering sekitar usia 11-12. Sekitar 4% dari pengalaman orang dewasa berjalan sambil tidur
Kelainan neurologis minor kemungkinan mendasari gangguan ini.
Pengobatan terdiri dari tindakan untuk mencegah cidera dan obat yg menekan tidurstadium 3 &4
Teror Tidur adalah gangguan yang paling mengganggu gairah karena mungkin melibatkan keras jeritan dan kepanikan, dalam kasus ekstrim, dapat mengakibatkan kerusakan tubuh atau kerusakan properti dengan menjalankan tentang atau memukul dinding.
Teror malam munkin mencerminkan suatu kelainan neurologis minor, kemungkinan dlm struktur lobus temporalis atau struktur dasar, karena jika teror malam mulai pd masa remaja & dewasa muda, keadaan tsb mjd gejala utama epilepsi lobus temporalis
Terapi spesifik untuk gangguan teror malam jarang diperlukan. Terapi individual/keluarga kadang2 berguna.
Diazepam (Valium) dalam dosis kecil sebelum tidur memperbaiki kondisi & kadang2 menghilangkan sama sekali serangan.
Bruxism adalah menggesakkan gigi terjadi di sepanjang malam, paling jelas pd tidur stadium 2.
Hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur bagi penderita dan pasangan tempat tidur, memakai dan patah gigi, dan nyeri rahang.
Pengobatan terdiri dari plat gigit dental (dental bite plate) dan prosedur ortodontik korektif
Tidur berbicara adlh sering ditemukan pada anak2 dan orang dewasa.
Episode tidur bebicara kadang-kadang menyertai teror malam dan tidur berjalan.
Tidak memerlukan pengobatan
REM gangguan perilaku REM Sleep Disorder Perilaku REM
adalah tidur yang paling umum parasomnia di mana otot uteri tidak ada. Hal ini memungkinkan individu untuk bertindak keluar mimpi mereka dan dapat mengakibatkan diulang cedera - memar , lecet , dan patah tulang -untuk diri sendiri atau orang lain.
Cedera yg serius pd pasien atau teman tidurnya adalah suatu resiko utama .
Gangguan perilaku tidur REM diobati dg clonazepam (Klonopin), 0,5-2,0 mh/hr. Carbamazepin 100 mg tiga kali sehari jg efektif dlm mengendalikan gangguan.
predileksi jenis kelamin Pria Usia rata-rata 50-65 tahun (kisaran
20-80 tahun) Fokalisasi, berteriak, bersumpah
yang mungkin terkait dengan mimpi Aktivitas motorik, sederhana atau
kompleks, yang dapat mengakibatkan cedera pada pasien
Mungkin berhubungan dengan penyakit neurodegenerative
ketidakmampuan yg tiba2 untuk melakukan gerakan volunter tepat pada onset tidur atau saat terjaga di malam hari atau di pagi hari.
Biologi SosialPsikologi
• Wanita• Remaja/pubertas• Tinggal di negara industri• Riwayat keluarga obesitas / adiksi• Obesitas masa kanak• Rendah diri• Tuntutan pekerjaan (artis, guru senam,
penari, dll)• Diabetes• Gangguan kepribadian neurotik
Keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain
Rendah diriMalu, menyendiriMendewakan kesempurnaanPenurunan BB = disiplin & self-
control
A. Menolak mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan.
B. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang.
C. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya yang rendah.
D. Pada wanita paska menarki, amenore, yaitu, tidak ada sekurangnya 3 siklus menstruasi berturut-turut.
Tipe Membatasi : selama episode anoreksia nervosa sekarang, pasien tidak secara teratur terlibat dalam perilaku pesta makan dan mencahar.
Tipe Pesta Makan/Pencahar : selama periode anoreksia nervosa sekarang, pasien secara teratur terlibat dalam perilaku pesta makan atau mencahar.
• Berhubungan dengan penurunan berat badan:– Kakheksia – Jantung– Pencernaan – Reproduktif – Dermatologis – Hematologis– Neuropsikiatrik– Rangka
Berhubungan dengan mencahar : Metabolisme Pencernaan Gigi Neurospikiatrik
Perawatan di rumah sakitPsikoterapiTerapi farmakologis
Cyproheptadine (Periactin) Amitriptyline (Elavil)
Tergantung pada perjalanan penyakit anoreksia nervosa, pada umumnya prognosis adalah tidak baik.
Bulimia Nervosa adalah suatu kelainan yang ditandai dengan: - episode berulang dari binge (makan dalam jumlah yang banyak), yang diikuti dengan memuntahkannya (baik dirangsang oleh penderita sendiri maupun dengan obat pencahar, diuretik - diet yang sangat ketat - olah raga yang berlebihan untuk mengatasi efek dari binge.
Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi faktor-faktor yang diduga berperan dalam terjadinya bulimia nervosa adalah: - masalah keluarga - perilaku maladaptif - pertentangan identitas diri - budaya yang terlalu menitikberatkan kepada penampilan fisik.
Binge merupakan suatu keadaan dimana ketika kehilangan kendali, penderita mengkonsumsi sejumlah besar makanan dengan cepat. Stres emosional seringkali memicu terjadinya binge, yang biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bulimia mencerminkan kekhawatiran akan kegemukan (obesitas) dan beberapa penderitanya mengalami obesitas, tetapi berat badan mereka cenderung turun-naik di sekitar berat badan normal.
Perangsangan muntah (dengan memasukkan tangan/benda ke dalam tenggorokan) bisa menyebabkan: - pengikisan email gigi - pembengkakan kelenjar ludah di pipi (kelenjar parotis) - peradangan kerongkongan.
- Terganggunya proses pencernaan - Ketidakseimbangan cairan tubuh akibat
stimulus zat diuretic secara berlebih.
Muntah dan pemakaian pencahar bisa menyebabkan berkurangnya kadar kalium dalam darah, sehingga terjadi gangguan irama jantung.
Melakukan binge dan muntah minimal 2 kali/minggu.
Serta: - sangat khawatir akan penambahan berat badan dan berat badanya turun-naik dalam kisaran yang luas - pemakaian obat pencahar secara berlebihan - pembengkakan kelenjar ludah di pipi - jaringan parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang muntah - pengikisan email gigi karena asam lambung
- kadar kalium yang rendah dalam darah.
Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati bulimia:
Terapi psikis (psikoterapi) Obat-obatan.
Obat anti-depresi seringkali bisa membantu mengendalikan bulimia, meskipun penderita tidak tampak depresi. Tetapi bulimia akan kambuh kembali jika pemakaian obat dihentikan.
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya.
Laki-laki : anita = 2 : 1 perbedaan hormon, efek kelahiran, perbedaan stressor psikososial, model perilaku.
Usia 20-50, depresi berat meningkat pd usia <20
Sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat (jomblo, bercerai, putus/berpisah)
1. Faktor Biologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin ↓ (5-HT2A)
2. Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial
3. Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup , kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
1. Episode Depresif Ringan( 1 ) Sekurang-kurangnya dua gejala depresif yang khas
(gejala A) :▪ Perasaan depresif▪ Kehilangan minat dan kesenangan▪ Mudah menjadi lelah
( 2 ) Sekurang-kurangnya dua dari gejala B :▪ Konsentrasi dan perhatian berkurang▪ Harga diri dan kepercayaan diri berkurang▪ Rasa bersalah dan tak berguna▪ Masa depan suram dan pesimis▪ Gagasan atau perbuatan membahayakan diri▪ Tidur terganggu▪ Nafsu makan berkurang
(3) Telah berlangsung paling sedikit dua minggu(4) Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.
2. Episode Depresif Sedang(1) Paling sedikit dua dari gejala A(2) Paling sedikit tiga dari gejala B(3) Paling sedikit dua minggu(4) Mengalami kesulitan dalam pekerjaan
dan kegiatan sosial
3. Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik(1) Tiga dari gejala A(2) Paling sedikit empat dari gejala B dan intensitas berat.(3) Paling sedikit telah berlangsung dua
minggu atau gejala amat berat dan onset sangat cepat.(4) Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan kegiatan sosial.
4. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik▪ Gejala Sama seperti 3 disertai
dengan waham, halusinasi, atau stupor depresif.
Penyakit manik-depresif biasanya diawali dengan depresi dan meliputi setidaknya 1 episode mania dalam perjalanan penyakitnya.
Episode depresi berlangsung selama 3-6 bulan.
Pada bentuk penyakit yang paling berat (kelainan bipolar I), depresi diselingi oleh mania yang berat. Pada bentuk yang tidak terlalu berat (kelainan bipolar II), episode depresi yang singkat diselingi dengan hipomania
Pada saat pertama kali berobat, biasanya pasien datang dalam kondisi gejala depresi.
Episode depresif dari gangguan bipolar memiliki kriteria diagnostik yang sama dengan gangguan depresi mayor episode tunggal.
Episode mania Periode mood scra abnormal dan persisten meningkat,
ekspansif berlangsung setidaknya 1 minggu Selama gangguan mood, 3 atau lebih gejala berikut ada :▪ Harga diri melambung▪ Berkurangnya kebutuhan tidur▪ Lebih banyak berbicara daripada biasanya▪ Flight of ideas ▪ Perhatian mudah teralih▪ Meningkatnya aktivitas bertujuan baik▪ Keterlibatan yg berlebihan dalam aktivitas
menyenangkan Gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan
hendaya nyata fungsi pekerjaan Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung
suatu zat
Episode hipomania Periode mood scra abnormal dan persisten meningkat,
ekspansif berlangsung setidaknya 4 hari Selama gangguan mood, 3 atau lebih gejala berikut ada :
Harga diri melambung Berkurangnya kebutuhan tidur Lebih banyak berbicara daripada biasanya Flight of ideas Perhatian mudah teralih Meningkatnya aktivitas bertujuan baik Keterlibatan yg berlebihan dalam aktivitas menyenangkan
Gangguan mood dapat diamati orang lain Episode ini tidak cuup berat untuk menimbulkan hendaya
nyata fungsi pekerjaan Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu
zat
Anamnesis Episode manik dan hipomanik sering
kali disangkal atau dilupakan oleh pasien.
Pemeriksaan fisik
DEPRESI HIPOMANIA MANIA
PENAMPILAN
•sedikit kontak mata•Kurus•Gerak lambat•Suara pelan
•Sangat sibuk dan aktif
•Hioeraktif•Bicara cepat•Bertenaga•Pakaian mencolok
AFEK •Sedih•Tertekan•kosong
•Suasana hati meningkat
•Tampak sangat gembira•Mudah marah
PIKIRAN •Lebih fokus ttg kematian dan bunuh diri
•Pemikiran optimis•Punya sikap positif
•PD berlebihan•Cepat membuat pemikiran/gagasan
PERSEPSI •halusinasi (-) •Khayalan mania
Tergantung dari fase episodenya (depresi atau mania ) dan derajat keparahan fase tersebut.
Indikasi rawat inap : Berbahaya untuk diri sendiri Berbahaya untuk orang lain Ketidakmampuan total dari fungsi Tidak dapat diarahkan sama sekali Kondisi medis yang harus dimonitor
Terapi farmakologis Litium Valproat Karbamazepin
Bunuh diripembunuhan
Hanya 50 – 60% pasien BP I dapat dikontrol dengan litium terhadap gejalanya. 7% pasien sembuh, 45% mengalami kekambuhan, 40% mengalami gangguan yang menetap
Faktor yang memperburuk prognosis : Riwayat kerja yg buruk Penyalahgunaan alkohol Gambaran psikotik
S & S ETIOLOGI TERAPI
GANGGUAN BIPOLAR I(Episode Manic)
mood meningkat atau irritable InsomniaDistractibility: kurang atensiFlight of ideas: ide yang meloncat-loncatGrandios: ide-ide kebesaran diri
•Katekolamin↑•Serotonin↑•Stres sosial•Perubahan irama sirkadian
•MEDISLithium CarbonateCarbamazepineLamotrigine
•PSIKOSOSIALPerbaikan situasional (famili, keuangan,dll)
GANGGUAN BIPOLAR II(Hipomanik
Mood depresiAnhedoniaInsomnia/hipersomniagrandios
•Katekolamin↑•Serotonin↑•Stres sosial•Perubahan irama sirkadian
•MEDISLithium CarbonateCarbamazepineLamotrigine
•PSIKOSOSIALPerbaikan situasional (famili, keuangan,dll)
GANGGUAN MOOD
S & S ETIOLOGI TERAPI
DEPRESI •Paranoid•Delusi nihilistik•Halusinasi•Gangguan psikomotor•Periode REM ↓•Pesimis terhadap masa depan•Learned-helplessness
Gangguan keseimbangan NE – serotoninPerubahan keseimbangan kolinergik – AchDopamine ↓Gangguan HPA (rilis kortisol ↑↑↑)Menyalahkan lingkungan untuk perubahan mood-nyaSelf-doubt
•Antidepresan•SSRI•ECT•Psikososial terapi•Meminta pasien mendokumentasikan aktivitasnya
S & S ETIOLOGI TERAPI
INSOMNIA •Perubahan pola tidur•Pemendekan masa laten REM
•Gangguan mood•Pola tidur berubah-ubah•Penuaan•Gangguan medis•Kondisi psikologis•Drug-abused
•BDZ•Melatonin
HIPERSOMNIA •Kebutuhan tidur memanjang•Sleep attack•Mendengkur
•Stimulan SSP•Antidepresan trisiklik
PARASOMNIA •Gerakan selama tidur•Jerking•Gerakan kaki otonom•enuresis
•Gangguan sleep-behavioral REM
•Clonazepam
GANGGUAN TIDUR
GANGGUAN MAKAN
S & S ETIOLOGI TERAPI
ANOREXIA •Pengurangan intake kalori scr drastis•Over-excercise•Konsumsi laxative berlebih•Gangguan hormonal•Keras kepala & galak
•Gangguan afek (distortion of body image)•Stres psikis
•Terapi dehidrasi•Terapi nutrisi•Pemeriksaan LAB•psikoterapi
BULIMIA •Memakan makanan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat•Tidak bisa berhenti makan•Depresi, cemas•Memuntahkan makanan•Puasa dlm waktu lama
•Ketidakseimbangan DA, NE, 5HT•Penerimaan diri yg buruk
•Rehidrasi•Antidepresan•Terapi nutrisi
Major depressive disorder
Dysthimic disorder
Depressive disorder
At least 3 of 9 symptoms of
dysthimis for at least 2 years?
Symptoms for at least 2 weeks?
Depressive disorder or
dysthimic disorder
Has patient had at least 5 of 9 classic symptoms,
including either mood or loss of interest/pleasure?
Substance-induced mood
disorder
Mood disorder due to a general
medical condition
Does patient have a medical condition that is thought to cause mood disorder or can the mood
disordered be considered substance induced?
Consider bipolar
disorder
History of mania or hypomania?
Patient complains of depression
NO
YES
YES
NO
NO
NO
YES
NO
NO
YES
YES
DIAGNOSIS BANDING DEPRESI