skenario 1 blok metode belajar

20
Blok Metode Belajar JUDUL SKENARIO : IBU TITIPAN Wrap Up Kelompok : A-11 1. Ketua : 1102010123 : Hilda Herman 2. Sekretaris : 1002010087 : Elga Elaskia Anggota: 1. 1102010020 : Andhika Hadi Wirawan 2. 1102010021 : Andhika Rachadian Pratama 3. 1102010043 : Ayu Violet Elfareta 4. 1102010085 : Dyane Vatricia 5. 1102010086 : Eka Septia Puspitasari 6. 1102010121 : Herdanti Dwi Putri 7. 1102010122 : Heru Tri Purwanto 8. 1102010153 : Liza Chairunnisa FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: dyane-vatricia

Post on 10-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

blok metode belajar

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 1 blok metode belajar

Blok Metode Belajar

JUDUL SKENARIO : IBU TITIPAN

Wrap Up

Kelompok : A-11

1. Ketua : 1102010123 : Hilda Herman2. Sekretaris : 1002010087 : Elga Elaskia

Anggota:

1. 1102010020 : Andhika Hadi Wirawan2. 1102010021 : Andhika Rachadian Pratama3. 1102010043 : Ayu Violet Elfareta4. 1102010085 : Dyane Vatricia5. 1102010086 : Eka Septia Puspitasari6. 1102010121 : Herdanti Dwi Putri7. 1102010122 : Heru Tri Purwanto8. 1102010153 : Liza Chairunnisa

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

2010/2011

Page 2: Skenario 1 blok metode belajar

Ibu Titipan: Titip Rindu untuk Ibu

Tamara adalah seorang calon ibu dari bayi yang dikandung wanita lain. Tamara (32 th) menikah dengan Rafli (37 th) dan selama 3 tahun belum dikaruniai seorang anak. Merek sudah memeriksakan dirinya ke ahli kandungan dan kebidanan dr. Yulianto. SpOG, dokter ahli kandungan dan kebidanan tersebut mengatakan ada kelainan di rahim Tamara yang sulit diperbaiki, sehingga sulit untuk mempunyai keturunan. Pada suatu hari mereka mendapat informasi tentang surrogate mother atau ibu titipan dari temannya di Eropa, mereka berdua kemudian mencari informasi tentang hal tersebut dan memutuskan untuk melakukan bayi tabung dan menitipkannya pada wanita lain dan mempunyai rahim yang normal.

Dokter Yulianto SpOG, memberikan informasi tindakan apa yang akan dilakukan kepada kedua pasangan tersebut, dan merujuknya kepada Prof. Bambang pakar dalam etik kedokteran. Prof. Bambang menerangkan tentang hubungan etika, budaya, dan agama kepada pasangan tersebut. Setelah memperoleh informasi dari Prof. Bambang, pasangan Tamara Rafli kembali menemui dr. Yulianto SpOG, sebagai dokter dia wajib melakukan yang terbaik (Beneficence) untuk pasiennya, dan tidak melakukan suatu keadaan yang memperburuk pasien tersebut (Non-Maleficence) dan menghormati keputusan pasien (Otonomi) dalam melakukan surrogate mother. Dokter Yulianto juga merasa sudah melakukan keadilan kepada pasiennya (Justice). Setelah menimbang dan memilih siapa ibu titipannya, pilihan mereka jatuh pada seorang mahasiswi kedoketran di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Marsya (24 th) mahasiswi kedokteran tingkat akhir, terpilih sebagai ibu titipan pasangan tersebut dan bersedia menjadi ibu titipan pasangan Tamara Rafli. Marsya menerima sejumlah uang untuk menyewakan rahimnya dan kompensasi semua biaya kesehatan dan semua kebutuhannya selama menjadi ibu titipan. Mendekati bulan kelahirannya Marsya berubah pikiran, karena dia merasa bahwa bayi yang ada di kandungannya adalah anaknya, Marsya mulai mencintai bayi yang ada di kandungannya tersebut. Dia mulai berniat mengingkari janji yang sudah dibuat dengan pasanagan Tamara Rafli dan berniat tidak akan mengembalikan bayi yang akan dilahirkannya tersebut. Marsya kemudian melarikan diri dan sembunyi di kota terpencil untuk melahirkan bayinya. Pasangan Tamara Rafli melaporkan hal ini kepada Polisi, tetapi kepolisian mengatakan tidak ada pasalnya anak yang diculik ibu kandungnya. Kemudian Tamara sebagai ibu genetik menempuh jalan damai dengan mendekati Marsya sebagai ibu kandung tetapi Marsya tetap tidak mau menyerahkan bayi perempuan yang dilahirkannya.

Page 3: Skenario 1 blok metode belajar

Sasaran Belajar

LI.1. Mampu memahami ciri-ciri dokter muslim.LO.1.1. Memahami dan menjelaskan pengertian dokter muslim.LO.1.2. Memahami dan menjelaskan cirri-ciri dokter muslim.LO.1.3. Memahami dan menjelaskan karakteristik dokter muslim.

LI.2. Mampu memahami Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kaidah Dasar Bioetik beneficence dan autonomi.LO.2.1. Memahami dan menjelaskan Etika Kedokteran.LO.2.2. Memahami dan menjelaskan Kaidah Dasar Bioetika beneficence dan autonomi.LO.2.3. Memahami dan menjelaskan Etika Klinik.LO.2.4. Memahami dan menjelaskan Hubungan Etik dengan Hukum.

LI.3. Mampu memahami hubungan dokter pasien.LO.3.1. Memahami dan menjelaskan pola hubungan dokter – pasien.LO.3.2. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis perjanjian kontrak terapeutik.LO.3.3. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokter.LO.3.4. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban pasien.

LI.4. Mampu memahami tentang hukum praktik bayi tabung dan surrogate mother atau Ibu Titipan menurut Islam.LO.4.1. Memahami dan menjelaskan hukum inseminasi dan bayi tabung.LO.4.2. Memahami dan menjelaskan syarat bolehnya inseminasi buatan dan bayi tabung.LO.4.3. Memahami dan menjelaskan hukum surrogate mother.

Page 4: Skenario 1 blok metode belajar

Penjelasan Sasaran Belajar

LI.1. Mampu memahami ciri-ciri dokter muslim.

LO.1.1. Memahami dan menjelaskan pengertian dokter muslim.Dokter muslim adalah seorang dokter beragama Islam yang menguasai ilmu kedokteran

dan menjadikan syariat Islam sebagai acuan dalam menunaikan tugasnya.

LO.1.2. Memahami dan menjelaskan cirri-ciri dokter muslim.1.Beriman dan Bertaqwa 2.Penyayang,Penghibur,Murah Senyum.3.Sabar,Rendah Hati,Toleran 4.Tenang sekalipun dalam keadaan kritis 5.Peduli Terhadap Pasien 6.Memandang semua pasien sama 7.Pemberi Nasehat 8.Menjaga Kesehatan sendiri 9.Suci hatinya & dapat dipercaya 10.Berilmu Pengetahuan

LO.1.3. Memahami dan menjelaskan karakteristik dokter muslim.Menurut Ja’far Khadim Yamani:1. Dokter harus mengobati pasien dengan ihsan dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan

dengan Al-Quran.2. Tidak menggunakan bahan haram atau dicampur dengan unsur haram.3. Dalam pengobatan tidak boleh berakibat mencacatkan tubuh pasien, kecuali sudah tidak ada

alternatif lain.4. Pengobatannya tidak berbau takhayul, khurafat, atau bid’ah.5. Hanya dilakukan oleh tenaga medis yang menguasai bidang medis.6. Dokter memiliki sifat-sifat terpuji, tidak memiliki rasa iri, riya, takabur, senang merendahkan

orang lain, serta sikap hina lainnya.7. Harus berpenampilan rapi dan bersih.8. Lembaga-lembaga pelayanan kesehatan harus bersifat simpatik.9. Menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lembaga-lembaga non-Islamis.

Menurut Abu Al-Fadl:1. Percaya akan adanya kematian yang tidak terelakan seperti banyak ditegaskan dalam Al-

Quran dan Hadist Nabi

Page 5: Skenario 1 blok metode belajar

2. Menghormati pasien, berbicara baik kepada pasien, tidak membocorkan rahasia dan perasaan pasien, tidak melakukan pelecehan seksual disarankan pasien didampingi orang ketiga, dokter tidak memberati pasien.

3. Pasrah kepada Allah sebagai dzat penyembuh. Ini berarti tidak membebaskan dokter dari segala upaya diagnosis dan pengobatan. Dengan kepasrahan demikian maka akan menghindarkan perasaan bersalah jika segala upaya yang dilakukannya mengalami kegagalan.

LI.2. Mampu memahami Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kaidah Dasar Bioetik beneficence dan autonomi.

LO.2.1. Memahami dan menjelaskan Etika Kedokteran.Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang asas akhlak. Etik profesi kedokteran

merupakan perilaku para dokter dan dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja.

Tujuan pendidikan etika dalam pendidikan dokter adalah untuk menjadikan calon dokter lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan emosional.

LO.2.2. Memahami dan menjelaskan Kaidah Dasar Bioetika.

LO.2.3. Memahami dan menjelaskan Etika Klinik.Pembuatan keputusan etik terutama dalam situasi klinik dapat dilangsungkan dengan

pendekatan yang berbeda dengan pendekatan kaidah dasar normal. Jansen, Siegler, Winslade (2002) mengembangkan teori etik yang menggunakan 4 topik yang esensial dalam pelayanan klinik yaitu:1. Medical Indication : Meliputi semua prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai untuk

mengevaluasi keadan pasien dan mengobatinya.2. Patient Preference : Mempertahankan nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan

beban yang akan diterimanya.3. Quality of Life : Merupakan aktualisasi salah satu tujuan kedokteran yaitu

memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kualitas hidup insani.4. Contextual Features : Dibahas pertanyaan etik seputar aspek non medis yang

mempengaruhi keputusan, seperti faktor keluarga, agama, budaya, ekonomi, kerahasiaan, alokasi sumber daya, dan faktor hukum.

Pada praktik klinik, seorang dokter muda atau Ko-assisten harus memahami hal-hal berikut:1. Bahwa tidak semua pasien yang berobat jalan dan atau dirawat inap di rumah sakit pendidikan

atau rumah sakit yang dimanfaatkan untuk lahan praktik klinik, otomatis menadi sujek pendidikan, bahkan seharusnya setiap pasien perlu diminta izn tertulis untuk menjadi subjek pendidikan. Jika ada penolakan dari pasien harus dihormati.

Page 6: Skenario 1 blok metode belajar

2. Kepada pasien yang berstatus subjek pendidikan, perlu diberikan informasi bahwa:- Pertama kali akan diperiksa oleh dokter muda.- Kadangkala pemeriksaan dilakukan oleh lebih dari satu dokter muda.- Kadangkala pemeriksaan dilakukan hanya untuk tujuan pendidikan, bukan asuhan medik.

3. Permintaan untuk tindakan medik haruslah sopan.4. Pada prosedur invasive harus dihadiri supervisor apalagi pada tindakan pertama kali yang

dilakukan oleh dokter muda.

LO.2.4. Memahami dan menjelaskan Hubungan Etik dengan Hukum.Persamaan etik dan hukum:

1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan.4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.

Perbedaan etik dan hukum:1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku untuk umum.2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum disusun oleh badan

pemerintah.3. Etik tidak seluruhnya tertulis, hukum tercantum secara terinci dalam kitab Undang-

Undang dan lembaran/berita Negara.4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan, sanksi terhadap pelanggaran hukum

berupa tuntutan.5. Pelanggaran etik diselesakan oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

(MKDKI) yang dibentuk oleh Konsil Kedokteran Indonesia dan atau oleh Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pelanggaran hukum diselesaikan oleh pengadilan.

6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaian pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.

LI.3. Mampu memahami hubungan dokter pasien.

LO.3.1. Memahami dan menjelaskan pola hubungan dokter – pasien.Esensi Hubungan Dokter Pasien (HDP)

Secara Umum: Hubungan Biomedis aktif-pasif dimana superioritas dokter terlihat jelas, berat sebelah

Idealnya hubungan mendekati persamaan hak antar manusia. Selain itu juga harus ada kepercayaan yang melandasi hubungan medik

Page 7: Skenario 1 blok metode belajar

Dokter memainkan peran penting sebagai sosok yang memiliki kredibilitas tinggi. Kredibilita yaitu terbagi 2:

Keahlian (expertise) : hubungan dengan kemampuan menangani pasien dan penyakitnya dianggap cerdas, mampu, ahli, berpengalaman, terlatih.

Kepercayaan : berkaitan dengan watak sebagai penolong terpercaya Pola hubungan berdasarkan sosia budaya dan penyakit pasien:

Activity-passivity: hubungan orang tua anak, pola klasik dokter sepenuhnya melaksanakan ilm tanpa campur tangan pasien’

Guidance – cooperation : hubungan berupa membmbing , kerja sama orang tua – remaja. Biasanya pada keadaan pasien tidak terlalu berat. Kerjasama ditunjukkan dengan nasihat atau anjuran dokter.

Mutual-participation : filosfinya mansia meneliti martabat dan hak yang sama pada pemeliharaan kesehatan, medical check-up, pasien sadar aktif mengubah dirinya.

Aspek hukum hubungan dokter-pasien: Dokter dan pasien adalah dua subjek hukum yang terkait dalam hukum kedokteran. Keduanya membentuk baik hubungan medik maupun hubungan hukum. Pelaksanaan keduanya diatur dalam peratutan tertentu agar terjadi keharmonisan dalam

pelaksanaanya Hubungan hukum antara dokter dan pasien ada 2 bentuk

a) Hubungan karena kontrakb) Hubungan karena Undang-Undang

Pola-pola hubungan dokter pasien1. Priestly model (paternalistik)

Menggunakan prinsip utama beneficence dengan meniadakan hak pasien. Hak penuh pengambilan keputusan oleh dokter/ dokter lebih dominan. Mulai dikritik tahun 1956

2. Collegial model (mitra)Hak dokter pasien sejajar dengan pasien adalah subek hukum yang dapat mengambil keputusan. Prinsip utama adalah otonomi yang dimulai tahun 1972-1975 (social contract)

3. Engineering modelHak pasien penuh, dokter tidak mengambil keputusan dan lebih modern.

4. PartnershipDikembangkan 5 tahun belakangan ini di eropa dan amerika. Hubungan contractual lebih dilihat dari kacamata hukum, dokter dan pasien berpartner untuk melawan pihak ke3 yaitu penyakitnya. Lebih mengutamakan keselamatan pasien (patient’s safety) kalau dokter ingin selamat, pasien harus selamat labih dahulu supaya tidak ada tuntut menuntut.

LO.3.2. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis perjanjian kontrak terapeutik

Page 8: Skenario 1 blok metode belajar

LO.3.3. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokter.

Kewajiban seorang dokter :

Setiap dokter harus menjunjung tinggi,menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.

Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.Seorang dokter harus memberikan pelayanan kedokteran atau kesehatan sesuai dengan kemajuan iptek, dilandasi dengan etika kedokteran hukum dan agama, dan harus juga tersedia sarana yang memadai ditambah lagi dengan mutu pelayanan.

Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan kemandirian profesi.

a) Meskipun dalam menjalankan tugasnya dokter berhak memperoleh imbalan namun dalam hal ini tidak boleh disamakan dengan usaha atau pelayanan jasa yang lain. Imbalan jasa yang diterima oleh dokter disebut honorarim

b) Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan dan keterlampilan dokter dalam segala bentuk tanps kebebasan profesi. Yang dimaksud adalah dokter tidak melibatkan dirinya dengan usaha apotik atau farmasi, laboratorium klinik, optisien, rumah sakit dan lain-lain.

c) Menerima imbalan selain dari pada yang layak sesuai dengan jasanya, kecuali dengan keikhlasan, sepengatahuan, dan atau kehendak pasien.

Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.Dokter harus selalu sadar, bahwa pengetahuan dan keterlampilan profesi yang dimilikinya adalah karunia dan kemurahan Allah swt. Karena itu, tidaklah pantas dokter memuji dirinya sendiri.

Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan baik psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.Upaya dokter dalam pelayanan kedokteran adalah menyembuhkan pasien atau mengurangi penderitaanya, setidaknya menggembirakannya jika harapannya untuk sembuh tipis. Upaya yang dilakukan adalah:

a) Menimbulkan dan mempertebal kepercayaan dan keyakinan pasien bahwa ia dapat sembuh.

Page 9: Skenario 1 blok metode belajar

b) Mengusahakan tindakan yang digolonngkan dalam upaya peningkatan kesehatan berdasarkan kenyataan bahwa badan manusia punya kekuatan sendiri unruk menangkis dan menyembuhkan penyakit.

c) Menggunakan farma dan tidakan medis lain.

Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan sistem penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum di uji kebenarannya dan hal-halnyang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.Penemuan baru atau pengobatan baru yang telah diuji kebenarannya melalui penelitian klinik perlu disebarluaskan melalui presentasi forum ilmiah atau publikasi di majalah kedokteran dengan tujuan memperoleh tangapan sejawat sebelum dipraktikan dalam pelayanan kedokteran.

Seorang dokter hanya member surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya disertai rasa kasih saying (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan dalam menangani pasien.

Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak-hak tenaga kesehatan lain, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

Setiap dokter harus senantiasa mengingatkan akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.

Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh ( promotif, preventif¸kuratif, dan rehabilitatif ) baik fisk maupun psiko-sosial, serta berusuha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakatyang sebenar-benarnya.Dokter adalah tenaga profesi yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan potensi yang ada bagi terwujudnya tujuan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu, pelayanan kedokteran

Page 10: Skenario 1 blok metode belajar

mencangkup semua aspek ( pelayanan kesehatan paripurna), yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan di bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.Dengan pesatnya kemajuan Iptek, termasuk Iptek kedokteran/kesehatan, makin disadari bahwa pemecahan masalah di bidang kesehatan tidak mungkin ditangani oleh satu disiplin ilmu saja. Maka itu perlu dijalin kerja sama dengan instansi-instansidi luar bidang kedokteran.

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterlampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan sehingga atas pesetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang memiliki keahlian dalam penyakit tersebut.Dokter umum tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, dokter itu harus merujuk pasiennya kepada dokter spesialis atau sub spesialis yang relevan disertai keterangan yang cukup mengenai pasiennya.

Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepad pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya dalam beribadah dan atau dalam masalah lainnya.Dokter yang menghormati dan bersikap bijaksana selalu mendalami latarbelakang pasiennya, termasuk aspek social, ekonomi, mental, intelektual dan spiritualnya.

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.Dokter berkewajiba memegang teguh rahasia jabatan dan pekerjaannya sebagai dokter.. hubungan dokter-pasien bersifat konfidensial, percaya-mempercayai, dan hormat-menghormati.

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.Setiap orang wajib memberikan pertolongan pertama kepada siapapun yang mengalami kecelakaan atau sakit mendadak, apalagi seorang dokter. Pertolongan yang diberikan tentulah sesuai dengan kemampuan masing-masing dan sesuai dengan sarana yang tersedia.

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.Diantara sesama sejawat dokter hendaknya terjalin rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan keakraban sehingga dalam menjalankan profesinya dapat saling membantu, saling

Page 11: Skenario 1 blok metode belajar

mendukung, dan saling balajar dengan penuh pengertian. Mencemarkan nama baik sejawat berarti mencemarkan nama baik sendiri.

Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawatnya, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

Setiap dokter harus memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik..Dokter harus member teladan kepada masyarakat sekitarnya dalam memelihara kesehatan, melakukan pencegahan terhadap penyakit, berprilaku sehat sehingga dapat bekerja dengan baik dan tenang.

Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kesehatan.Seorang dokter harus menikutu perkembangan ini, baik untuk mamfaat diri sendiri dan keluarga maupun untuk pasien dan masyarakat.

Hak-hak seorang dokter :

Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan Surat Izin Praktik (SIP).Dalam PP No. 58 tahun 1958 telah ditetapkan tentang wajib daftar ijazah dokter dan dokter gigi baru, yang disusul dengan peraturan mentri kesehatan RI No. 560/Menkes/Per/X/1981dan No. 561/Menkes/Per/X/1981. Pasal 7 UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik dokter.

Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien atau keluarga tentang penyakitnya.Infomasi tentang penyakitnya terdahulu dan keluhan pasien yang sekarang dideritanya, serta riwayat pengobatan sebelumnya sangat membantu untuk menegakkan diagnosis yang pasti. Setelah diperoleh anamnesis, dokter berhak melanjutkan pemeriksaan dan pengobatan walaupun untuk prosedur tertentu memerlukan PTM.

Bekerja sesuai standar profesi.Dalam upaya memelihara kesehatan pasien, seorang dokter berhak untuk bekerja sesuai standar (ukuran) profesinya sehingga ia dipercaya dan diyakini oleh masyarakat bahwa dokter bekerja secara profesional.

Menolak dan melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika, hukum, agama dan hati nuraninya.Hak ini dimiliki dokter untuk menjaga martabat profesinya. Dalam hal ini berlaku “Sa science et sa conscience”, ya ilmu pengetahuan, ya hati nurani

Page 12: Skenario 1 blok metode belajar

Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilainya kerja sama pasien dengannya tidak berguna lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat.Jika instruksi yang diberikan dokter, misalnya untuk meminum obat berkali-kali tadak dipatuhi oleh pasien dengan alasan lupa, tidak enak dan sebagainya sehingga jelas bagi dokter bahwa pasien tersebut tidak kooperatif. Dengan demikian, dokter mempunyai hak memutuskan kontrak terapeutik.

Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya.Seorang dokter yang telah menguasai sesuatu bidang spesialisasinya, tentunya tidak mampu memberikan pelayanan kedokteran dengan standar tinggi kepada pasien yang bukan bidang spesialisasinya. Karena itu, dokter berhak menolak pasien tersebut. Namun, untuk pertolongan pertama pada kecelakaan ataupun untuk pasien-pasien gawat darurat, setiap dokter berkewajiban menolongnya apabila tidak ada dokter lain yang menanganinya.

Hak atas kebebasan pribadi (privacy) dokter.Pasien yang mengetahui kehidupan pribadi dokter, perlu menahan diri untuk tidak menyebarluaskan hal-hal yang sangat bersifat pribadi dari dokternya.

Ketentraman bekerja.Permintaan yang tidak wajar dan sering diajukan oleh pasien atau keluarganya, bahkan disertai tekanan psikis atau fisik, tidak akan membantu dokter dalam memelihara keluhuran profesinya. Sebaliknya, dokter akan bekerja dengan tenteram jika dokter sendiri memegang teguh prinsip-prinsp ilmiah dan moral atau etika.

Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter. Dokter berhak menerbitkan surat-surat keterangan tersebut berlandaskan kebenaran.

Menerima imbalan jasa.Dokter berhak menerima imbalan jasa sesuai kesepakatan dengan pasien atau keluarganya.

Menjadi anggota perhimpunan profesi.Dokter perlu menggabungkan dirinya dalam perkumpulan profesi atau perhimpunan seminar dengan tujuan untuk meningkatkan iptek dan karya dalam bidang yang ditekuninya serta menjalin keakraban antar sesama anggota.

Hak membela diri.

Page 13: Skenario 1 blok metode belajar

Dalam menghadapu keluhan pasien yang tidak merasa puas terhadapnya atau dokter bermasalah, dokter berhak membeladiri dalam lembaga tempat ia bekerja, dalam perkumpulan tempat ia menjadi anggota, atau di pengadilan jika telah diajukan gugatan terhadapnya.

LO.3.4. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban pasien.

LI.4. Mampu memahami tentang hukum praktik bayi tabung dan surrogate mother atau Ibu Titipan menurut Islam.

LO.4.1. Memahami dan menjelaskan hukum inseminasi dan bayi tabung.

LO.4.2. Memahami dan menjelaskan syarat bolehnya inseminasi buatan dan bayi tabung.

LO.4.3. Memahami dan menjelaskan hukum surrogate mother.