siti syuraidah fsh

79
STRATEGI PENYALURAN ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM MENINGKATKAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KAUM DHUAFA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: SITI SYURAIDAH 206046103884 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Upload: budi-yanto

Post on 12-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Fsh

TRANSCRIPT

  • STRATEGI PENYALURAN ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM MENINGKATKAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

    KAUM DHUAFA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

    Oleh:

    SITI SYURAIDAH

    206046103884

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1432 H / 2011 M

  • iv

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.................................................................................................i

    DAFTAR ISI..iv

    DAFTAR LAMPIRAN.vii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah.............1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..6

    D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan....7

    E. Kajian Pustaka....9

    F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.10

    G. Sistematika Penelitian...13

    BAB II TUJUAN TEORITIS STRATEGI

    A. Pengertian Strategi ...15

    B. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah.....22

    C. Lembaga Pemodalan Zakat...................30

    1. Urgensi Pengelolaan Zakat.30

    2. Organisasi Lembaga Pengelolaan Zakat.35

  • v

    BAB III PROFILE LAZ DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

    A. Sejarah Singkat LAZ Dompet Dhuafa Republika38

    B. Visi dan Misi LAZ Dompet Dhuafa Republika...40

    C. Struktur Organisasi...41

    D. Program-Program LAZ Dompet Dhuafa ....42

    1. Program Ekonomi Pembiayaan Mikro Syariah..43

    2. Program Sosial48

    3. Program Pendidikan dan Dakwah..50

    BAB IV STRATEGI PENYALURAN ZAKAT PADA LAZ DOMPET

    DHUAFA REPUBLIKA

    A. Penghimpunan Dana Ziswaf pada DDR...58

    B. Strategi Penyaluran Zakat Terhadap UMKM Dompet Dhuafa

    Republika..................64

    C. Kendala yang di temukan dalam penyaluran zakat terhadap

    UMKM pada DDR67

    D. Analisa Penulis Terhadap Strategi Penyaluran Zakat ..................67

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan...69

    B. Saran.....71

    DAFTAR PUSTAKA..74

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Zakat sebagai salah satu Rukun Islam yang asasi merupakan media yang tepat

    untuk menghubungkan antara yang kaya dan miskin, sekaligus berfungsi untuk

    membina ukhuwah islamiyah. Karena pada dasarnya prinsip zakat adalah harta yang

    mampu dibagikan kepada mustahik dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan

    agama.1

    Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan

    sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan

    bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian bahu-

    membahu mengelola dan menggerakan semua potensi ekonomi agar berdaya dan

    berhasil guna secara optimal.2

    Ilmu ekonomi lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam pemenuhan

    kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dipelajari pemanfaatan suatu benda secara

    efektif dan efisien. Bidang keilmuan yang memperoleh pembaharuan secara memadai

    salah satunya adalah ekonomi yang kelak popular dengan nama ekonomi Islam.

    Menurut MA. Mannan Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan penerapan perintah-

    perintah (Injunctions) dan tata cara (rules) yang diterapkan oleh syariah yang

    1 Abdullah Zaky Al-kaaf, Ekonomi Dalam Persfektif Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002) cet, 1 h. 132

    2 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta, Bumu Aksara, 2002), h. 1

  • 2

    mencegah ketidakadilan dalam penggalian dan penggunaan sumber daya material

    guna memenuhi kebutuhan manusia yang memungkinkan mereka melaksanakan

    kewajibannya kepada Allah dan masyarakat.3

    Sedangkan menurut A.M. Al-Assal ekonomi islam adalah cara bagaimana

    mengatur kehidupan perekonomian secara islami dan mempunyai prinsip saling

    menguntungkan, sebagaimana para ahli mendefinisikan Ekonomi Islam merupakan

    sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari al-quran dan as-

    sunnah dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan diatas landasan dasar-

    dasar keimanan dan moral sesuai dengan kondisi lingkunan dan masa.4

    Secara terperinci, tujuan ekonomi islam dapat dijelaskan sebagai berikut:

    pertama, kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting.

    Kesejahteraan ini mencangkup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara.

    Kedua, tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian,

    tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara yang menjamin

    terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil. Ketiga, penggunaan sumber

    daya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak mubazir.5

    3 M. abdul Mannan. Ekonomi Islam : Teori dan Praktek, (Yogyakarta, PT. Dana Bakti Wakaf, 1995)

    4 Ahmad Muhammad Al-Assal, Al-Nizam Al-Iqtisad fil al-islam. Mabaadiuhu wa ahdafuhu, (System Ekonomi Islam, Prinsip dan Tujuannya ), terj.H.Abu Ahmadi dkk.,PT. Bina Ilmu Surabaya, 1980,h.11

    5 Anas Zarqa, Islamic Economics: An Approacch to Human Welfare, dalam aidit Ghazali dan Syed Omar dalam httpnurkholis77.staff.uii.ac.idkorupsi-dan aibatnyaanalisis-perspektif-ekonomi-islam di akses pada 7 November 20010

  • 3

    Potensi potensi dasar yang dianugrahkan Allah kepada ummat Islam belum

    dikembangkan secara optimal. Padahal ummat Islam memiliki banyak intelektual dan

    ulama, disamping potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah. Jika

    seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama, dirangkai dengan potensi aqidah

    islamiyah (tauhid), tentu akan diperoleh hasil yang optimal. Pada saat yang sama, jika

    kemandirian, kesadaran beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin juga

    makin meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi akan

    makin dapat dipersempit.6 Al-Quran memberikan petunjuk dengan jelas dalam hal

    zakat, ia mendorong untuk berlomba-lomba mengerjakan amal sholeh serta

    menunaikan zakat.

    Sering kali seseorang memiliki keahlian untuk melakukan produksi namun

    terkendala di modal, untukl itu diperlukan lembaga keuangan yang bersedia

    memberikan pinjaman untuk modal usaha. Pengusaha-pengusaha yang dimiliki

    perusahaan yang sudah besar sangat mudah memperoleh bantuan dana dari bank,

    namun bagi pengusaha kecil terutama bagi kaum dhuafa yang bergerak di UMKM,

    memerlukan dana untuk modal sangat sulit.

    Kemampuan wirausaha sangat tingi, namun tidak diiringi dengan cukupnya

    modal dapat menghalangi seseorang berwirausahawan untuk menjalankan usahanya.

    Sangat disayangkan apabila hal tersebut sampai terjadi, karena lapangan pekerjaan

    yang seharusnya terbuka menjadi tertutup karena usaha yang tidak berjalan lagi.

    6 Dompet Dhuafa Republika, Panduan Zakat Praktis, 2010

  • 4

    Aspek sosial islam ini hingga 15 abad dalam pengelolaannya sudah

    mengalami perubahan. Asalnya hanya sekedar bagi-bagi habis, kini melalui program

    pemberdayan ekonomi melalui UMKM mampu memandirikan sekaligus menjadikan

    mereka tidak tergantung dengan pemberian. Ini memang tujuan dari zakat, yaitu

    membersihkan rohani dan memberdayakan umat islam.7

    Secara hakiki yang paling berkepentingan untuk membayar zakat dan atau

    memberi infak/sedekah adalah si pembayar zakat atau pemberi infak atau sedekah itu

    sendiri, yaitu para muzaki, munfik, dan musadik dalam menjalankan perintah Allah

    SWT demi kebaikan di dunia dan akhirat.8

    Dengan demikian mayoritas penduduk Indonesia secara ideal bisa terlibat

    dalam mekanisme pegelolaan zakat. Apabila ini terbiasa terlaksana dalam aktifitas

    sehari-hari umat Islam, maka secara hipotik zakat berpotensi mempengaruhi aktifitas

    ekonomi secara nasional, termasuk didalamnya adalah penguatan pemberdayaan

    ekonomi nasional.9

    Program gerakan Zakat Untuk Bangsaku misalnya bisa dilakukan pemerintah

    untuk memicu semangat dan kesadaran masyarakat. Program itu tentunya disertai

    dengan penyuluhan ke masyarakat dan komunikasi yang efektif lewat media massa.

    Dengan gencarnya iklan di media massa tentang pentingnya arti zakat untuk

    7 Eri Sudewo. Praktisi Zakat dan Entrepreneur, Wawancara Majalah Swadaya

    8 Diakses pada 12 oktober 2010 dari http://www.bazisdki.go.id/panduan/zakat/158-hakekat-pembayaran-zis

    9 H. M. Djamal Doa. Membangun Ekonomi Ummat Melalui Pengelolaan Zakat Harta, (Jakarta: Nuansa Madani, 2002), cet.1, h.3

  • 5

    membantu sesama pastinya akan menggugah para muzakki. Selain itu fatwa Majlis

    Ulama Indonesia tentang kewajiban berzakat melalui Lembaga-lembaga Zakat dinilai

    juga cukup efektif untuk bisa menyadarkan ummat.

    Dalam menyalurkan dana zakat produktif bagi para kaum dhuafa untuk

    UMKM diperlukan strategi yang tepat agar DDR dapat menyalurkan dana tersebut

    pada usaha yang tepat dan mendapatkan keuntungan dari hasil kerjasama yang

    dilakukan.

    Perkembangan yang terjadi menunjukan bahwa DDR memiliki strategi dalam

    melakukan aktifitasnya, dan telah menjalankan fungsinya untuk mengembangkan

    UMKM kaum dhuafa.

    Maka LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah sebuah lembaga solusi dalam

    penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan

    pendayagunaan zakat, infak dan shadaqah dengan cara memberikan pembiayaan bagi

    kaum dhuafa untuk pemberdayaan UMKM.

    Terdorong dari pemikiran inilah, penulis mencoba untuk menyusun sebuah

    tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul STRATEGI PENYALURAN ZAKAT

    DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM MENINGKATKAN USAHA

    MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KAUM DHUAFA

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    Mengingat sangat luasnya pembahasan maka penulis mengarah persoalan

    hanya pada lembaga amil zakat dompet dhuafa republika dalam menstrategikan

  • 6

    penyaluran dana zakat produktif dan solutif. Dari pembahasan diatas, penulis

    mengangkat perumusan masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana penghimpunan dana pada Dompet Dhuafa Republika dalam

    menyalurkan zakat untuk meningkatkan Usaha Mikro Kecil Dan

    Menengah (UMKM)?

    2. Bagaimana strategi penyaluran zakat terhadap UMKM pada Dompet

    Dhuafa Republika?

    3. Kendala apa saja yang ditemukan dalam penyaluran zakat terhadap

    UMKM pada Dompet Dhuafa Republika?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :

    1. Mengetahui konsep tentang pemberdayaan zakat produktif.

    2. Mengetahui Strategi penyaluran zakat produktif dan solutif terhadap

    perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kaum dhuafa.

    3. Dengan mengetahui aplikasi pendapatan dan penyaluran zakat, diharapkan

    dapat dipahami dan direalisasikan melalui Lembaga Amil Zakat agar

    teralokasi dengan efisien dan efektif.

    Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :

    1. Manfaat teoritis : hasil ini diharapkan berguna bagi kalangan

    pelajar, mahasiswa dan akademisi lainnya.

  • 7

    2. Manfaat praktis : hasil penulisan ini diharapkan berguna bagi

    pelaku-pelaku ekonomi islam serta pengelola

    zakat agar sesuai dengan visi dan misinya.

    3. Manfaat kebijakan : hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan

    manfaat kepada pemerintah, khususnya BAZNAS

    dalam menentukan kebijakannya dan juga

    pemberdayaan masyarakat duafa.

    D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

    Penelitian merupakan upaya untuk menambah dan memperluas pengetahuan,

    yang selain untuk menghasilkan pengetahuan yang baru sama sekali yaitu yang

    sebelumnya belum dikenal, juga termasuk pengumpulan keterangan baru yang

    bersifat memperkuat teori-teori yang sudah ada atau bahkan menyangkal teori-teori

    yang sudah ada.10

    Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian.

    Keperpustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Metode

    ini disebut juga dengan Triangulation Method, yaitu upaya untuk mengadakan

    pengecekan kebenaran data melalui cara lain atau melakukan pengumpulan data yang

    sama dengan menggunakan instrument lain.11

    10 Sutrisno hadi, Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi (Yogyakarta: Andi Offiset,1997). H. 40

    11 Arikunco Suharsimi,.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998), h.214

  • 8

    Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mencapai pemahaman yang

    konprehensif tentang konsep yang akan dikaji. Bahan yang digunakan untuk kajian

    pustaka adalan buku-buku, majalah, surat kabar, google dan artikel-artikel yang

    berkaitan dan relevan dengan penelitian.

    Peneliti juga langsung terjun kelapangan untuk mendapatkan data hasil

    pengamatan lapangan atau infirmasi. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan

    menggunakan wawancara sebagai alat untuk mencarai data. Penulis mendatangi

    pihak yayasan secara langsung dan melakukan wawancara tatap muka.

    Sumber data yang didapat peneliti adalah data primer yaitu data yang

    didapat langsung dari sumbernya.12 Data primer ini diperoleh dari LAZ Dompet

    Dhuafa Republika berupa Laporan keuangan, dokumentasi-dokumentasi seperti

    laporan perkembangan program ekonomi. media yang diterbitkan LAZ Dompet

    Dhuafa Republika serta hasil wawancara dengan divisi program ekonomi mengenai

    strategi penyaluran yang digunakan LAZ Dompet Dhuafa Republika dalam

    penggunaan dana zakat yang disalurkan, sedangkan data skunder yaitu data yang

    diperoleh secara tidak langsung, berupa keterangan yang ada hubungannya dengan

    penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data primer.13 Dalam penelitian

    ini data skunder tersebut berupa data-data yang diambil dan di dapat dari studi

    dokumentasi dan studi kepustakaan.

    12Ibid,. h.134 13Ibid., h. 134

  • 9

    Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif yang akan dikembangkan oleh

    penulis dengan metode Deskripsi. Maksud Deskripsi yaitu untuk menggambarkan

    secara jelas peranan efektifitas zakat produktif dan solutif di yayasan Domprt Dhuafa

    Republika.

    Sedangkan acuan untuk teknik penulisan digunakan buku Pedoman

    Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

    E. Kajian Pustaka

    Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber

    keperpustakaan, peneliti melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini

    tampaknya kurang mendapatkan perhatian dari pada peneliti, untuk tidak mengatakan

    belum pernah diteliti sama sekali.

    Fadhilah pada tahun 200714, sifat penelitian kualitatif tentang efektifitas zakat

    dalam meningkatkan pendapatan mustahik dan disimpulkan bahwa penyaluran zakat

    yang dimaksud adalah pola penyaluran zakat dalam bentuk pemberdayaan (produktif)

    yang disertai target terjadinya kemandirian ekonomi bagi mustahik dan

    mengupayakan adanya peningkatan pendapatan bagi mustahik. disertai target

    terjadinya kemandirian ekonomi bagi mustahik dan mengupayakan adanya

    peningkatan pendapatan bagi mustahik.

    14 Faradilla, Efektifitas Penyaluran Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahik pada LAZNAS Bangun Sejahtera Mitra BSM Ummat. Skripsi Jurusan Muamalah Fak. Syariah & Hukum, UIN Ciputat, 2006

  • 10

    Muhammad Soleh pada tahun 2006, dengan judul penelitian Peranan BMT

    dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat adapun tujuan dari penelitian ini untuk

    mengetahui peranan BMT center dalam meberdayakan ekonomi masyarakat, melalui

    BMT binaanya.

    Cecep Suyudi pada tahun 2008, dengan judul penelitian Strategi Lembaga

    Nirlaba dalam Upaya Pemberdayaan UMKM (Study pada Lembaga Nirlaba Syariah

    Masyarakat Mandiri parung bogor) adapun tujuan dari skripsi ini adalah memahami

    dan meneliti lebih jauh strategi yang dilembaga keuangan syariah dalam upaya

    pemberdayaan UMKM dan untuk mengetahui keunggulan strategi yang

    dikembangkan masyarakat mandiri.

    F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

    Istilah lain dari kata zakat adalah sedekah. Sedekah terbagi menjadi dua. Ada

    materi serta ada yang tak berwujud. Yang awam melihat, materi mempunyai peran

    lebih. Bagi mereka, dengana tunaikan zakat 2,5 % selesailah tugas umat islam ke tiga.

    Adahal jika dikaitkan dengan kandungan kalifah filard, ternyata 2,5 % itu tak cukup.

    Tiap orang akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Pemimpin bukan hanya para

    pejabat atau direktur saja. Pemimpin adalah minimal dia memimpin dirinya sendiri.

    Membawa diri sebagai pemimpin, artinya dia harus bisa memberi kebaikan dan

    kenyamanan bagi lingkungannya.15

    15 Dompet Dhuafa Republika, Masakini Ramadhan, Edisi Special Ramadhan 1431 H

  • 11

    Sesuai penggolongannya, zakat penghasilan dihitung seperti zakat pertanian

    dan zakat harta (emas) sekaligus. Nishabnya setara dengan zakat pertanian, yaitu

    sebesar 5 ausaq atau 653 kg gabah atau setara dengan 520 kg beras, serta dikeluarkan

    pada saat menerima pendapatan dari hasil kerja. Kondisi ini didasarkan pada urf

    (tradisi) disebuah negara. Penganalogian pada zakat pertanian dilakukan karena ada

    kemiripan antara keduanya (al-syabah), karena penghasilan yang diterima tidak

    terkait antara bulan yang satu dengan yang lainnya. Dianalogikan pada zakat emas

    karena diterimanya dalam bentuk uang. Kadar zakat penghasilan adalah 2,5% dari

    pendapatan yang diterima16.

    Masyarakat yang terhubung batinnya antara mereka yang berkecukupan dan

    mereka yang membutuhkan. Itulah indahnya kepedulian yang dibingkai dalam

    silaturrahim dalam Islam. Secara terminologi, infak dan sedekah mengandung

    pengertian mengeluarkan harta untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran

    Islam diluar zakat.17

    Para jumhur mufasir dan ulama kontemporer juga menyepakati suatu kondisi

    sosial yang mewajibkan orang untuk peduli. Pada banyak riwayat dikatakan bahwa

    infak dan sedekah bukan mengurangi harta, bahkan sebaliknya, menjadi banyak dan

    berkah. Dalam hal lain juga disampaikan bahwa infak dan sedekat dapat

    menghindarkan orang dari bala dan kesempitan.

    16 Diakses pada 12 oktober 2010 dari http://www.dompetdhuafa.org/dd.php?x=zakat 17 Ibid.,

  • 12

    Dilihat dari data FOZ (Forum Zakat) Indonesia menyebutkan tahun 2006,

    total zakat yang dihimpun LAZ dan BAZ (Badan Amil Zakat) seluruh Indonesia

    hanya Rp 500-an miliar. Tahun 2007S berkisar Rp 600 miliar. Himpunan total itu, tak

    mencapai 10% potensi terendah.18

    Ada beberapa pilar instrumen yang bisa dilihat agar pembangunan negeri

    berjalan baik. Pertama dari sektor pajak. Dana ini bisa sebagai instrumen fiskal.

    Dihimpun setiap tahun serta dianggarkan untuk tahun berikut dan digunakannya

    untuk operasional pemerintah, menggaji pegawai pemerintah dan militer,

    membangun infrastruktur. Kedua, sektor perbankan. Sektor ini memainkan peran

    penting dalam mendongkrak usaha dan perkembangan bisnis masyarakat. Maju

    mundurnya sebuah negara, bisa dilihat dari sehat tidaknya lembaga keuangan

    khususnya perbankan. Ketiga, sektor asuransi. Kehadirannya amat dibutuhkan

    terutama untuk menjamin agar seseorang atau keluarga mendapat jaminan hidup

    layak. Keempat, sektor dana pension. Dana pensiun ternyata juga jadi sumber yang

    besar. Dana ini pun bisa dikelola dalam usaha yang menguntungkan.

    Kelima, sektor dana haji. Tabung Haji Malaysia telah buktikan. Dana yang

    dihimpun diinvestasikan dalam usaha yang menguntungkan. Keuntungannya dipakai

    membayar ongkos haji.

    Keenam, sektor CSR (Corporate Social Responbilty). Indonesia masih

    mengabaikan sektor ini. Jika dana ini bisa dihimpun seperti PKBL (Program

    18 http://www.FOZ Indonesia. co. id

  • 13

    Kemitraan dan Bina Lingkungan) BUMN, maka manfaatnya juga besar. Sebab

    dengan penyisihan dari total laba sebesar 5%, potensinya yang dihimpun amat besar.

    Ketujuh, sektor zakat. Untuk sektor ini pemerintah Indonesia masih setengah

    hati. Jangankan zakat yang cuma 2.5% dan mesti dihimpun rupiah demi rupiah.

    Meneg BUMN sendiri menolak membeli BUMN yang sudah dijual. Jika pemerintah

    serius, dana zakat jadi sumber yang bisa didulang tiap tahun. Penerima zakat sudah

    jelas yaitu delapan asnaf. Kedelapan, sektor sedekah atau infak. Dana ini bisa

    dihimpun jika program yang ditawarkan memang bisa melipatkan kebajikan,

    terutama didorong motivasi agama.

    Dan yang terakhir, kesembilan adalah sektor wakaf. Lembaga Al-Azhar Kairo

    Mesir jadi contoh betapa dana wakaf bisa membuat Al-Azhar Kairo hidup berabad-

    abad lamanya. Artinya, manfaat yang bisa diberikan kepada penerima atau umat

    bermanfaat besar. Jutaan pelajar dan mahasiswa yang mendapat beasiswa Al-Azhar19.

    G. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan penulisan skripsi ini dibagi kedalam beberapa bab yaitu :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Dalam bab ini mencangkup : Latar Belakang masalah,

    Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

    Penelitian, Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan, Kajian

    19 Ahmad Sahidin. Mengatasi Kemiskinan Tak Lain Bicara Kebijakan Politik. (Wawancara) Sudewo, Erie. Sosial Entrepreneur.

  • 14

    Pustaka, Kerangka Teori dan kerangka Konsep, sistematika

    Penulisan.

    BAB II : TINJAUAN TEORITIS

    Dalam bab ini mencangkup : Strategi yang digunakan Dompet

    Dhuafa republika dalam menyalurkan zakat terhadap UMKM,

    Lembaga Pengelola Zakat.

    BAB III : PROFILE LAZ DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

    Bab ini akan menguraikan tentang : Sejarah Pendirian , Tujuan

    dan Fungsi, Motto, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Akte

    Pendirian (Berbadan Hukum), program-program Domper Dhuafa

    Republika.

    BAB IV : STRATEGI PENYALURAN ZAKAT PADA LAZ

    DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

    Dalam bab ini membahas tentang : Penghimpunan dana Ziswaf

    pada LAZ Dompet Dhuafa Republika, Analisis strategi

    penyaluran zakat terhadap UMKM pada LAZ Dompet Dhuafa

    Republika, dan kendala yang dihadapi dalam menyalurkan zakat

    terhadap UMKM.

    BAB V : PENUTUP

    Dalam Bab ini akan disebutkan kesimpulan dan saran yang di

    ambil setelah dilakukan pembahasan pada bab sebelumnya.

  • 15

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    STRATEGI

    A. Pengertian Strategi

    Istilah strategi diawali atau bersumber dari dan popular di dunia militer. Kata

    strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti jendral, militer dan

    gabungan kata stratus (tentara) dan ago (pemimpin.)1

    Menurut Websters New Dictionary, strategi adalah ilmu untuk merencanakan

    dan mengarahkan oprasi-oprasi militer berskala besar, menggerakan pasukan ke

    posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran yang sebenarnya dengan

    musuh.2 Sehingga penggunaan istilah strategi lebih dominant dalam situasi

    peperangan, sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang

    bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan.3

    Kata strategi berasal dari yunani, yaitu stratogos atau strategis yang berarti

    jendral. Strategi berarti seni para jendral.4 Dalam pembahasan kata Strategisulit

    untuk dibantah bahwa penggunaannya dibawah atau bersumber dari dan popular di

    1 Fred R.David, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Indeks Kelompok

    Gramedia, 2004), Edisi 9, h.34 2 Ibid, 3 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi, Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah,

    (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003),cet 2, h. 147 4 Djaslim Saladin, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, (Bandung, Linda Karya,

    2004), h. 1

  • 16

    lingkungan militer. Di lingkungan tersebut penggunannya lebih dominan dalam

    situasi peperangan sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh.5

    Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai

    perfektif, strategi sebagai posisi, strategi sebagai perencanaan, strategi sebagai pola

    kegiatan, dan strategi sebagai penipuan (ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai

    perfektif, dimana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif

    kepada semua aktifitas. Sebagai posisi, dimana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai

    perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performasi perusahaan. Sebagai

    pola kegiatan, dimana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan

    penyesuaian.

    Dari berbagai pengertian dan devinisi mengenai strategi, secara umum dapat

    didefinisikan bahwa strategi itu adalah suatu seni. Walaupun diadakan suatu analisis

    peralatan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi, tetapi proses perumusan

    strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran instuisi, perasaan, persepsi dan

    pendapat individu.6

    Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia, strategi militer

    sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembag aprofit ataupun non profit. Banyak

    terdapat kesamaan atau kemiripan antara strategi bisnis atau non bisnis dengan

    strategi militer. Diantaranya profit atau non profit maupun militer berusaha untuk

    menggunakan kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam menggempur kelemahan

    lawan. Seperti yang diungkapkan Carl Von Clausewitz 1780-1831 bahwa Strategi

    5 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik, (Gjah Mada University Press, 2003), Cet. 2, h. 147 6 Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992), h. 335

  • 17

    terbaik selalu menjadi amat kuat, mula-mula secara umum kemudian dengan tujuan

    tertentu tidak ada hukum yang lebih jelas dan lebih sederhana untuk strategi

    menyatukan kekuatan.7

    Memang sangat jelas pengertian tentang strategi di atas, namun perlu

    dispesifikasikan dan di rumuskan tentang pengertian strategi yang mengarah ke

    bidang bisnis atau non bisnis, berikut dibawah ini berupa pengertianstrategi bisnis

    atau non bisnis:

    1. Strategi merupakan suatu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat

    dicapai dengan mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh suatu

    lembaga atau perusahaan disamping diusahakan pula untuk mengatasi

    kesulitan-kesulitan serta tantangan-tantangan yang ada.8

    2. Strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik,

    yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan kompetititf yang

    diharapkan.9

    3. Strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam kaitannya dengan

    tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber

    daya.10

    7 Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran gelobal, Terjemahan Alexander Sindoro &

    Tanty Syahlena tarigan, MM., (Jakarta, PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), Edisi 6, h 1 8 Veitzhal Rivai, MBA, dkk., Credit Management Hand Book : Teori, Konsep, Prosedur, dan

    Aplikasi Panduan Praktisi Mahasiswa, Bankir&Nasabah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006) Edisi 1, h. 150

    9 Blocher, dkk., Manajemen Biaya, Terjemahan Dra A. Susty Ambarriani, M. Si., (Jakarta Salemba Empat, 2000), h.3

  • 18

    Strategi saja tidak cukup, dibutuhkan pengaturan atau manajemen yang

    memungkinkan perusahan atau lembaga mencapain tujuannya. Manajemen

    strategilah yang lebih tepat supaya strategi-strategi perusahaan atau lembaga dapat

    terlaksana dengan baik.

    Manajemen strategi sendiri adalah perencanaan berskala besar (disebut

    perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh

    (disebut VISI), yang diterapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan

    yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi

    secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan suatu (perencanaan

    oprasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang

    berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan

    strategi dan berbagai sasaran tujuan oprasional organisasi).11 Pengertian yang cukup

    luas ini menunjukan bahwa manajemen strategi merupakan suatu system yang

    sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan

    saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang

    sama pula, sebagaimana dijelaskan dalam bagan berikut ini:12

    10 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membadah Kasus Bisnis, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet 12, h.3

    11 Hadari Nawawi, Op. Cit. h 149-152 12 Ibid.,

  • 19

    Dari pengertian yang diuraikan dapat disimpulkan beberapa karakteristiknya

    sebagai berikut :

    1. Manjemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar

    dalam arti mencangkup seluruh komponen di lingkungan sebuah

    organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (RENSTRA)

    yang dijabarkan menjadi perencanaan oprasional (RENOP), yang

    kemudian dijabarkan pula dalam program kerja dan proyek tahunan.

    Rencana strategis berorientasi pada jangkaun masa depan, untuk

    organisasi profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang untuk

    organisasi non profit khususnya dibidang pemerintahan untuk satu

    generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun.

    2. VISI MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk (utama),

    dan tujuan organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan dalam

    merumuskan rencana strategi (RENSTRA), namun dalam teknik

    penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis

    semua acuan tersebut terdapat di dalamnya.

    3. RENRA dijabarkan menjadi rencana oprasional yang antara lain berisi

    program-program oprasional termasuk proyek, dengan sasaran jangka

    sedang masing-masing, juga sebagai keputusan manajemen puncak.

    4. Penentapan RENTRA dan RENOP harus melibatkan manajemen puncak

    karena sifatnya sangat mendasar atau prinsipil dalam melaksanakan

  • 20

    seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan

    mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk jangka panjang.

    5. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-

    proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui

    fungsi-fungsi manajemen yang mencangkup pengorganisasian,

    pelaksanaan (actuating), penganggaran dan control.13

    Fungsi manajemen strategi adalah sebagai berikut:

    1. Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun

    perencanaan sebagai fungsi manajemen dan dalam proses pekerjaan

    dengan menggunakan semua sumber daya yang ada secara nyata dimiliki

    melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya dan

    dapat dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.

    2. Sebagai paradigma baru di lingkungan organisasi non profit, dapat

    mendorong perilaku proaktif semua pihak untu ikut serta posisi

    wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

    3. Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas, prakasa,

    inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan

    perkembangan lingkungan operasional pada semua pihak sesuai

    wewenang dan tanggung jawabnya.14

    13 Ibid., 14 Ibid., h. 183

  • 21

    Di dalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap manajemen strategi

    terdiri dari tiga tahap, yaitu:

    a. Perumusan Strategi

    Mencangkup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi,

    mengindentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan

    dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangkan panjang organisasi,

    membuat strategi alternative untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk

    digunakan. Baik buruknya keputusan-keputusan strategi tersebut memiliki

    multifungsi dan dampak yang lama untuk organisasi.

    b. Pelaksanaan Strategi

    Disebut tahapan tindakan dalam manajemen strategi. Melaksanakan strategi

    berarti mendorong dan memobilisasi para manajer dan karyawan untuk melaksanakan

    strategi-strategi yang dirumuskan. Pelaksanaan strategi sering dianggap sebagai tahap

    yang paling sulit, dalam manajemen strategi menuntut disiplin, komitmen dan

    pengorbanan pribadi. Ketrampilan anatar pribadi sangat penting untuk keberhasilan

    pelaksanaan strategi mempengaruhi semua strategi dan lembaga atau organisasi.

    Tantngan dalam tahap pelaksanaan strategi adalah mendorong para manajer dan

    karyawan diseluruh lembaga atau organisasi untuk bekerja dengan rasa bangga dan

    antusias guna tujuan-tujuan yang ditetapkan.

    c. Evaluasi Strategi

    Adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga kegiatan pokok dalam

    evaluasi strategi adalah:

  • 22

    1. Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi perumusan

    strategi yang menjadi perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini.

    2. Mengukur kinerja.

    3. Melakukan tindakan-tindakan korelatif.15

    Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan

    merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok.

    Proses manajemen strategi ditunjukan untuk membuat organisasi dapat

    menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang.

    Sebagaimana diterangkan oleh Waterman : di lingkungan bisnis/non bisnis saat ini,

    di bandingkan dengan era sebelumnya, satu-satunya hal yang tetap adalah perubahan.

    Organisasi-organisasi yang berhasil adalah organisasi yang secara sefektif mengelola

    perubahan dan selalu menyesuaikan birokrasi, strategi, system produk dan budaya

    mereka supaya dapat bertahan dan berkembang melalui guncangan dan kekuatan-

    kekuatan yang menghancurkan persaingan.16

    B. Pengertian Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)

    Usaha Kecil dan Menengah terdiri dari empat kata yaitu usaha, Mikro, Kecil

    dan Menengah atau Tengah. Dalam literature yang tedapat di kamus besar bahasa

    Indonesia. Pengertian secra bahasa kata Usaha adalah kegiatan dengan

    mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan

    15 Fred R. david, Op. Cit., h 6-7 16 Ibid.,

  • 23

    (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, dan daya upaya ) untuk mencapai sesuatu. Dan untuk

    kata mikro adalah kecil, tipis, sempit atau berkaitan dengan jumlah yang sedikit

    atau ukuran yang kecil, sedangkan untuk kecil menurut kamus besar bahasa

    Indonesia adalah kurang besar (keadaannya atau sebagainya) tidak besar. Serta untuk

    kata menengah yang berasal dari kata dasar tengah, kamus besar bahasa Indonesia

    mengartikan sebagai tempat (arah, titik) diantara dua tepi (batas). Untuk kata syariah

    atau syariat, kamus besar bahasa Indonesia mengartikannya adalah hukum agama

    yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT,

    hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar berdasarkan al-quran dan

    hadist.17

    Sedangkan pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) di beberapa

    Negara tidak selalu sama, tergantung kepada konsep yang digunakan oleh Negara

    tersebut. Oleh karena itu pengertian usaha kecil dan menengah teryata berbeda di satu

    Negara dengan negara lainnya. Misalnya di United Kingdom adalah suatu usaha bila

    jumlah karyawannya antara 1-200 orang, di Jepang antara 1-300 orang, di USA

    antara 1-500 orang.18 Untuk Indonesia sendiri, mendefinisikan Usaha Kecil sebagai

    perusahaan yang mempunyai pekerja kurang dari 20 orang atau nilai asset Rp.

    200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). Usaha yang terlalu kecil dengan jumlah pekerja

    yang kurang dari 5 orang di katakana usaha kecil level mikro.

    17 http://www.pusatbahasa.diknas.go.id diakses pada 20 november 2010 18 Titik Sartika Partomo M.S dan Abd. Racman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil Menengah

    dan Koprasi, dalam Lilis Sali Satunnisa, BMT Sebagai mitra Pengusaha Kecil dan Menengah, study kasus pada BMT Fajar Shiddiq Jakarta, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2004), h.11

  • 24

    Di Indonesia sendiri terdapat beberapa definisi usaha mikro menurut SK

    mentri keuangan No.40/KMK.06/2003 adalah usaha produktif milik keluarga atau

    perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000,-

    (seratus juta rupuah) pertahun serta mengajukan kredit kebank paling banyak

    50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).19 Berdasarkan UU No.9/1995 tentang usaha

    kecil, yang dimaksud usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rayat yang berskala kecil

    dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta

    kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

    Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

    1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta

    Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

    2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu

    Miliar Rupiah)

    3. Milik Warga Negara Indonesia.

    4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

    yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

    langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

    5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan

    hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi20.

    19 Saat Soeharto, Jurus Ampuh Mengatasi Kemiskinan, dalam Euis Amalia Keadilan

    Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2009), h.42

    20Sri Adiningsih,Regulasi Dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah Di Indonesia, (Artikel : 2009)

  • 25

    Keriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2), nilai nominalnya

    dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dengan

    peraturan pemerintah.

    Departemen keuangan memiliki kriteria khusus mengenai usaha kecil yang

    termuat dalam keputusan mentri keuangan RI Nomor 316/KMK.616/1994 tentang

    pedoman pembinaan Usaha Kecil dan Komprasi melalui pemanfaatan dana dari

    bagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keputusan tersebut membahas apa

    yang dimaksud dengan usaha kecil dan kemudian didefinisikan sebagai perorangan

    atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha dengan omset pertahun

    setinggi-tingginya Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah).21

    Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2008 yang lalu dengan

    persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama pemerintah membuat

    undang-undang baru yaitu UU No.20 Tahun 2008. Berdasarkan UU No.20 Tahun

    2008 definisi dari Usaha Mikro Kecil dan Mengah (UMKM) yaitu usaha produktif

    milik orang perorangan yang memenihi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

    dalam undang-undang ini yaitu:

    1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh

    juta rupiah) tidak termasuk tanah dan banguna tempat usaha.

    21 Euis amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM

    di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.43

  • 26

    2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

    ratus juta rupiah).

    Agar lebih lengkap pemahaman kita terhadap UMKM maka ada baiknya

    melihat beberapa definisi yang ada dari berbagai pihak yang memiliki keterlibatan

    dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), definisinya sebagai berikut :22

    1. UU No.9/1995 tentang Usaha Kecil, Usaha Kecil adalah asset yang

    kurang dari 200 juta di luar tanah dan bangunan. Omset tahunan kurang

    dari Rp. 1 Miliyar. Di miliki oleh orang Indonesia. Independent, tidak

    terafiliasi dengan usaha-usaha menengah besar boleh berbadan hukum,

    boleh juga tidak.

    2. Badan Pusat Statistik, Usaha Miko mempunyai pekerja lima orang,

    termasuk tenaga keluarga yang tidak di bayar. Sedangkan Usaha Kecil

    mempunyai pekerja 5-19 orang. Dan Usaha Menengah mempunyai

    pekerja 10-99 orang.

    3. Bank Indonesia, Usaha Mikro (SK Dir BI No. 31/24/KEP/DIR tgl 5 Mei

    1998): usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin.

    Dimiliki keluarga, sumber daya lokal dan teknologi sederhana. Lapangan

    usaha mudah untuk exit dan Entry. Usaha Menengah (SK Dir BI

    No.30/45/Dir/UK tgl 5 Januari 1997): asset 5 miliyar untuk sektor non-

    22 Indra Ismawan, Sukses di Era Ekonomi Liberal Bagi Koperasi dan Perusahaan Kecil dan

    Menengah, (Gramedia: Jakarta, 2001 ), h. 37

  • 27

    industri. Asset Rp. 600 Juta diluar tanah dan bangunan untuk sector non-

    industri manufacturing. Omzet tahunan Rp. 3 miliyar.

    Untuk melakukan pemberdayaan yang komprehensif maka kita perlu

    memahami karakteristik dan problem UMKM, sehingga dengan mengetahui

    kondisinya maka dapat dilakukan diagnosa lebih baik untuk menentukan solisi

    terbaik yang kemudian dapat dijabarkan dalam sebuah strategi. Adapun karakteristik

    UMKM adalah sebagai berikut:23

    1. Mempunyai skala yang kecil, baik modal,pengunaan tenaga kerja maupun

    orientasi pasar.

    2. Banyak berlokasi di pedesaan, kota-kota kecil atau daerah pinggiran kota

    besar.

    3. Status usaha milik pribadi atau keluarga.

    4. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan social budaya (etnis dan

    geografis) yang direkrut melalui pola pemagangan atau melalui pihak

    ketiga

    5. Pola kerja seringkali parttime, atau sebagai usaha sampingan dari

    kegiatan lainnya.

    6. Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi, dan

    pengelolaan usaha dan administrasinya sederhana.

    23Alila Pramiyanti, Study Kelayakan Bisnis Untuk UKM, (Yogyakarta: Media Presindo,

    2008), h. 5

  • 28

    7. Struktur permodalan sangat terbatas dan keurangan modal kerja serta

    sangat bergantung terhadap sumber modal sendiri dan lingkungan pribadi.

    8. Strategi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang

    sering berubah secara cepat

    Sektor-sektor UMKM, usaha-usaha kecil dan mikro terdapat pada seluruh

    sector perekonomian yaitu (DEKOPIN,2002):24

    1. Sektor perkebunan, usaha perkebunan yang termasuk usaha kecil dan mikro

    disini adalah usaha perkebunan pada kebun-kebun rakyat yang terbagi

    dalam lahan sempit.

    2. Sector pertanian, usaha pertanian termasuk kategori usaha kecil karena

    sebagian besar dari mereka mengusahakan lahan pertanian yang luasnya

    kurang dari satu hektar.

    3. Sector industry, usaha kecil dan mikro pada sector ini berwujud berbagai

    industry kecil rumah tangga, yang menghasilkan berbagai jenis barang

    kerajinan dan keperluan rumah tangga.

    4. Sector perdagangan, usaha kecil dan mikro ini berwujud usaha perdagangan

    yang dijalankan rakyat kecil di pasar-pasar tradisional, toko, kios, dan

    warung-warung disepanja jalan dan kampung-kampung.

    5. Sector kehutanan, pada sector kehutanan ini usaha kecil dan mikro berwujud

    pada rupa-rupa usaha pemanfaatan hasil hutan.

    24Ishak RS, IPemberdayaan Masyarakat Miskin, www.dekopin.com., di akses pada 2

    Desember 2010

  • 29

    Setelah memahami karakteristik UMKM maka langkah lebih lanjut adalah

    memahami permasalah-permasalah di dalam dunia UMKM, adapun permasalahan

    tersebut antara lain :25

    1. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen

    2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh

    jalur akses terhadap sumber-sumber permodalan.

    3. Kelemahan dalam memperoleh peluang dan memperluas pangsa pasar.

    4. Keterbatasan dalam kelemahan pemanfaatan akses dan penguasaan

    teknologi, khususnya teknologi terapan.

    5. Masih rendahnya kualitas SDM yang meliputi aspek kompetensi,

    keterampilan, etos kerja, karakter, kesadaran akan pentingnya konsisten

    mutu dan standarisasi produk dan jasa, serta wawasan kewirausahaan.

    6. Keterbatasan penyediaan bahan baku mulai dari jumlah yang dapat dibeli,

    standarisasi kualitas yang ada, maupun panjangnya rantai distribusi bahan

    baku yang berakibat pada harga bahan baku itu sendiri.

    7. Sistem kemitraan yang pernah digulirkan selama ini, cenderung mengalami

    distorsi di tingkat implementasi sehingga berdampak pada sub-ordinasinya

    pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dibandingkan dengan mitra

    usahanya ( usaha besar)

    25Alila Pramiyati, Studi Kelayakan Bisnis Untuk UKM, (Media Presindi : Yogyakarta,

    2008), h.10

  • 30

    C. Lembaga Pengelolaan Zakat

    1. Urgensi Pengelolaan Zakat

    Amil zakat ialah orang atau individu yang bertugas melakukan pekerjaan yang

    berkaitan dengan penghimpunan, pengelolaan, pencatatan dan pendayagunaan dana

    zakat. Mereka dipilih oleh pemerintah apabila mereka bekerja pada Badan Amil

    Zakat (BAZ) dan dipilih oleh pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk dinegara

    Indonesia. Amil zakat berhak untuk menghimpun dana zakat, dan mendayagunakan

    dana tersebut serta melakukan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan zakat seperti

    mengajarkan masyarakat tentang hokum zakat, menerangkan tentang sifat-sifat

    pemilik harta yang wajib dikeluarkan zakat dan golongan-golongan yang berhak

    menerima zakat, memindahkan, menyimpan, menjaga, mengembangkan serta

    memanfaatkan harta zakat sesuai mengikut ketetapan dan syarat-syarat yang telah

    dibuat.

    Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat yang ada pada masa kini juga

    diangap memiliki hak sebagaimana ditetapkan di dalam syariat islam. Oleh karena itu

    BAZ dan LAZ wajib mengikuti syarat-syarat yang di tetapkan di dalam mengambil

    bagian amil zakat.

    Di antara tugas-tugas yang diamanahkan kepada amil-amil zakat ada yang

    berbentuk pemberian kuasa, karena ia berkaitan dengan tugas asas dan

    kepemimpinan. Oleh yang demikian orang yang memegang amanah ini di syaratkan

    supaya mengikuti syarat-syarat yang telah di tetapkan oleh ulama-ulama fiqih di

    antaranya ialah: islam, pria, jujur (beramanah) dan mengetahui hokum-hukum zakat

    di dalam lapangan kerja.

  • 31

    Selain dari itu terdapat juga beberapa tugas lain sebagai bantuan yang boleh

    diserahkan kepada orang-orang yang tidak dapat memenuhi sebagian dari syarat-

    syarat yang telah di tetapkan sebagaimana di atas seperti kerja-kerja yang berkaitan

    dengan pengurusan computer, keuangan dan lain sebagainya.

    Amil-amil zakat berhak mendapatkan tambahan dari kerja mereka yaitu dari

    golongan amil zakat yang di berikan oleh pihak pemerintah atau pengurus LAZ yang

    melantik mereka dengan kadar tidak lebih dari gaji yang telah di tetapkan, walaupun

    mereka bukan dari kalangan orang-orang fakir yang mengambil dari jumlah dana

    yang di bayar untuk semua amil zakat, persiapan pembiayaan oprasional kantor

    dengan tidak lebih dari satu perdelapan dari hasil pungutan zakat (12,5%).

    Perlu di perhatikan juga, amil zakat tidak boleh di pekerjakan lebih dari

    keperluan dan sebaik-baiknya gaji kesemua amil zakat yang dipekerjakan atau

    sebagian dari mereka adalah diambil dari dana Anggaran Belanja dan Pendapatan

    Negara (APBN) dan Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) sehingga

    dana zakat boleh didayagunakan kepada golongan-golongan lain yang berhak

    menerima zakat. Golongan amil zakat tidak boleh menerima apa-apa bentuk hadiah

    atau hibah baik berupa dana atau uang tunai maupun dalam bentuk barang.

    Pemerintah dan pengurus LAZ menyediakan sarana oprasional seperti

    perlengkapan kantor, telepon, faks, computer, yang mana semua dipergunakan Amil

    Zakat untuk melakukan kegiatannya, baik menghimpun, mengelola dan

    mendayagunakan dana zakat.

    Pihak yang sudah memilih dan sudah menetapkan seseorang sebagai Amil

    Zakat tetap harus mengawasi dan memperhatikan sebagaimana yang telah

  • 32

    dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Amil Zakat hendaklah seseorang yang

    jujur (amanah) dan dia adalah orang yang bertanggung jawab untuk menggantikan

    segala kerusakan, kehilangan dana zakat yang disebabkan oleh kecerobihan dan

    kelalaian.

    Amil-amil zakat sepatutnya menjaga dirinya dengan mengikuti adab-adab

    islam secara umum seperti sopan santun, lemah lembut terhadap orang-orang yang

    mengeluarkan zakat, senantiasa berdoa kepada mereka dan juga kepada golongan-

    golongan yang berhak menerima zakat, mengajar tentang hulum-hukum zakat dan

    menjelaskan kepentingannya didalam masyarakat islam untuk mencapai perpaduan

    masyarakat dan mendayagunakan zakat secepat mungkin kepada golongan-golongan

    yang berhak menerima zakat.

    Di Indonesia profesi amil zakat masih belum menjadi sebuah profesi yang di

    pilih oleh masyarakat Indonesia. Padahal semua aturan untuk menjadi seorang amil

    zakat sudah jelas dan tegas digambarkan. Sebagaimana halnya zakat harta dan profesi

    yang belum tersosialisasikan dengan baik, peran dan profesi Amil Zakat juga

    demikian.

    Allah telah berfirman dalam surat At-Taubah: 60 yang berbunyi :

    )/ : ( sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

    orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang di bujuk hatinya

  • 33

    untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah

    dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapapan

    yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Qs.

    At-Taubah: 60).

    Dalam surat At-Taubah:60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu golongan

    yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang yang bertugas

    mengurus zakat (amili alaiha). Sedangkan dalam At-Taubah:103 dijelaskan bahwa

    zakat itu di ambil (dijemput) dari orang-orang yang berkewajiban untuk berzakat

    (muzakky) untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerima

    (mustahik). Imam Qutbi ketika menafsirkan ayat tersebut (At-Taubah:60) menyatakan

    bahwa amil itu adalah orang-orang yang ditugaskan (di utus oleh imam atau

    pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatat zakat yang

    diambilnya dari para muzakky untuk kemudian diberikan kepada yang berhak

    menerimanya.

    Diambilnya zakat dari muzakki melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan

    kepada mustahik, menunjukan kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat

    amal kariatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajban yang juga bersifat

    otoritatif (ijabari)26. Pengelolaan zakat lembaga pengelola zakat, apalagi yang

    memiliki kekuatan hokum formak, akan memiliki beberapa keuntungan27 antara lain :

    26Abdul Qodir. Zakat Dalam Dimensi Madhah dan Sisial, Raja Grafindo Persada. Jakarta,

    1998. h. 85 27 Ibid, h. 87

  • 34

    Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat.

    Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila

    berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.

    Ketiga, untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam

    penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu saat.

    Keempat, untuk memperlihatkan syiar islam dalam semangat penyelenggaraan

    pemerintah islami.

    Dalam Bab II pasal 5 Undang-undang tahun 1999 tentang pengelolaan zakat

    dikemukakan bahwa pengelolaan zakat bertujuan untuk : a. Untuk meningkatkan

    pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai sesuai dengan tuntunan

    agama. b. meningkatkan fungsi dan peranan piata keagamaan dalam upaya

    mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan social. c. meningkatkan hasil

    guna dan daya guna zakat.

    Persyaratan lembaga pengelolaan zakat, Yusuf Al-Qardhowi dalam bukunya,

    fiqih zakat28, menyatakan bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai amil zakat atau

    pengelola zakat, harus memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut: pertama,

    beragama islam. Kedua, mukallaf yaitu orang dewasa yang akal sehat akal pikirannya

    yang siap menerima tanggung jawab mengurus urusan ummat. Ketiga, memiliki sifat

    amanah dan jujur. Keempat, mengerti dan memahami hokum-hukum zakat yang

    menyebabkan ia mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang berkaitan dengan

    zakat kepada masyarakat. Kelima, memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas

    28 Yusuf Al-Qaradhawi , Fiqh Zakat, Muassasah Risalah. Beirut. 1991. Juz. II, h. 586

  • 35

    dengan sebaik-baiknya. Keenam, hemat penulis adalah kesungguhan amil zakat

    dalam melaksanakan tugasnya. Amil yang baik adalah amil yang full-time dalam

    melaksanakan tugasnya, tidak asal-asalan dan tidak pula sambilan.

    2. Organisasi Lembaga Pengelolaan Zakat

    Sebagai organisasi nirlaba milik masyarakat Indonesia, organisasi pengelolaan

    zakat juga memiliki karakteristik seperti organisasi nirlaba lainnya, yaitu: a. sumber

    daya (baik dana maupun barang) berasal dari para donator yang mempercayakan

    kepada lembaga. b. menghasilkan berbagai pengelolaan jasa dalam bentuk pelayanan

    kepada masyarakat. c. kepemilikan organisasi pengelola zakat tidak seperti lazimnya

    pada organisasi bisnis.

    Organisasi pengelola zakat mempunyai karakteristik yang membedakannya

    dengan organisasi nirlaba lainnya29, yaitu: 1. Terkait dengan aturan-aturan dan

    prinsip-prinsip syariah islam. 2. Sumber dana utama adalah zakat, infaq, shadaqoh,

    dan wakaf. 3. Memiliki Dewan Pengawas dalam struktur organisasinya.

    A. Susunan Organisasi Badan amil Zakat

    1. Badan amil zakat.

    2. Dewan pertimbangan

    3. Komisi pengawas.

    4. Badan pelaksana.

    29Ibid h. 1

  • 36

    5. Angota pengurus Badan Amil Zakat terdiri atas unsur masyarakat dan

    unsure pemerintah.

    B. Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus Badan Amil Zakat (BAZ)

    1. Dewan Pertimbangan

    a. Fungsi yaitu memberikan pertimbangan, fatwa, sara dan rekomendasi

    kepada badan pelaksana dan komisi pengawas dalam pemgelolaan

    badan amil zakat, meliputi aspek syariah dan aspek manajerial.

    b. Tugas pokok adalah 1. Memberikan garis-garig kebijakan umum

    Badan Amil Zakat. 2. Mengesahkan rencana kerja dari Badan

    Pelaksanaan dan komisi pengawas. 3. Mengeluarkan fatwa syariah

    baik diminta maupun tidak berkaitan dengan hokum zakat wajib

    diikuti oleh pengurus Badan Amil Zakat. 4. Memberikan

    pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada Badan Pelaksana dan

    komisi pengawas baik diminta maupun tidak. 5. Memberikan

    persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan Pelaksana dan

    Komisi Pengawas. 6. Menunjuk akuntan public.

    2. Komisi Pengawas

    a. Fungsi yaitu sebagai pengawas internal lembaga atas oprasional

    kegiatan dilaksanakan badan pelaksana.

    b. Tugas pokok adalah: pertama, mengawasi pelaksanaan kerja yang

    telah disahkan. Kedua, mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan

    yang telah ditetapkan Dwan Pertimbangan. Ketiga, mengawasi

  • 37

    oprasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana, yang

    mencangkup pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.

    Keempat, melakukan pemeriksaan oprasional dan pemeriksaan

    syariah.

    3. Badan Pelaksana

    a. Fungsinya adalah sebagai pengelola zakat.

    b. Tugas pokok meliputi: 1. Membuat rencana kerja. 2. Melaksanakan

    oprasional pengelolaan zakat sesuai dengan rencana kerja yang telah

    ditetapkan . 3. Menyusun laporan tahunan. 4. Menyampaikan laporan

    pertanggung jawaban kepada pemerintah. 5. Bertindak dan

    bertanggung jawab untuk dan atas Badan Amil Zakat ke dalam

    maupun ke luar.

  • 38

    BAB III

    PROFIL LEMBAGA AMIL ZAKAT

    DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

    A. Sejarah Singkat Lembaga Amil Zakat Dompet dhuafa Republika

    LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat

    indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa

    dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal

    dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga)1. Kelahirannya berawal

    dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat

    miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Digagaslah manajemen galang

    kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasif dhuafa. Empat orang

    wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu

    sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika.2

    Sejak kelahiran Harian Umum Republika awal 1993, wartawannya aktif

    mengumpulkan zakat 2,5% dari penghasilan. Dana tersebut disalurkan langsung

    kepada dhuafa yang kerap dijumpai dalam tugas. Dengan manajemen dana yang

    dilakukan pada waktu sia-sia, tentu saja penghimpunan maupun pendayagunaan dana

    tidak dapat maksimal.

    1 Company profile LAZ Dompet Dhuafa Republika, h.1 2 Wawancara Pribadi dengan Asep Beny (General Afairs LAZ Dompet Dhuafa Republika),

    Ciputat, 2 Desember 2010

  • 39

    Dalam sebuah kegiatan di Gunung Kidul Yogyakarta, para wartawan

    menyaksikan aktivitas pemberdayaan kaum miskin yang didanai mahasiswa. Dengan

    menyisihkan uang saku, mahasiswa membantu masyarakat miskin. Aktivitas sosial

    yang telah dilakukan sambilan di lingkungan Republika pun terdorong untuk

    dikembangkan.

    Apalagi kala itu, masyarakat luas telah terlibat menyalurkan ZISnya melalui

    DD. Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, Dompet Dhuafa Republika

    tercatat di Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang berbentuk Yayasan.

    Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal 14

    September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No.

    163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.3

    Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

    zakat, DD merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat.

    Tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat

    Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang pengukuhan Dompet Dhuafa Republika

    sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional. Lembaga amil zakat merupakan salah

    satu unit bisnis nirlaba yang didirikan dengan mempunyai Visi dan Misi yang hendak

    di capai.

    3 Company Profile LAZ Dompet Dhuafa Republika, h.5

  • 40

    B. Visi dan Misi LAZ Dompet Dhuafa Republika

    Visi dari didirikannya LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah Bertekad

    menumbuhkembangkan jiwa dan kemandirian masyarakat yang bertumpu pada

    sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan.

    Sedangkan misi yang hendak dicapai oleh LAZ Dompet Dhuafa Republika

    yaitu :4

    1. Membangun diri menjadi lembaga yang berfungsi sebagai lokomotif

    gerakan pemberdayaan masyarakat.

    2. Menumbuhkembangkan jaringan lembaga pemberdayaan masyarakat.

    3. Menumbuhkembangkan dan mendayagunakan aset masyarakat yang

    berbasis kekuatan sendiri.

    4. Mengadvokasi paradigma ekonomi berkeadilan

    Selain Visi dan Misi, LAZ Dompet Dhuafa Republika juga memiliki beberapa

    tujuan dalam pendiriannya, yaitu :5

    1. Meningkatnya efektivitas kinerja lembaga.

    2. Meningkatnya otonomi jaringan lembaga melalui devolusi (desentralisasi

    dan pelimpahan wewenang).

    3. Meluasnya pemahaman, penerimaan dan pelaksanaan ekonomi

    berkeadilan.

    4 Wawancara Pribadi dengan Asep Beny. 5 Company Profile LAZ Dompet Dhuafa Republika, h. 7.

  • 41

    4. Meningkatnya pendayagunaan aset masyarakat melalui pengelolaan

    ziswaf dan derma.

    5. Tercapainya kemandirian komunitas sasaran.

    Visi Misi serta tujuan pendirian lembaga di atas, merupakan arahan yang akan

    dijalankan oleh setiap individu di dalam organisasi tersebut sesuai dengan perannya

    masing-masing.peranan-peranan itu tertuang di dalam struktur organisasi yang

    menimbulkan konsekuensi terhadap hak dan kewajiban individu-individu di LAZ

    Dompet Dhuafa Republika.

    C. Struktur Organisasi

    Organisasi merupakan sebuah perkumpulan yang terdiri dari beberapa bagian.

    Setiap bagian tersebut memiliki tugas dan kewajiban masing-masing. Struktur kepala

    organisasi LAZ Dompet Dhuafa Republika dapat terlihat sebagai berikut :

    Broard of Trustee (Wali Amanat) : Parni Hadi

    Eri Sudewo

    Haidar Bagir

    S. Sinansari Encip

    Houtman Z. Arifin

    Board of Supervisory(Dewan Pengawas) : Kh. Didin Hafidhuddin

    Rahmad Riyadi

    Erry Riyana Hardjapamekas

  • 42

    Board of Sharia (Dewan Syariah) : Prof. Dr. Muhammad Amin Suma

    Bobby Herwibowo, LC.

    Izzanudin Abdul Manaf, LC.

    President Director (President Direktur) : Ismail A. Said

    Executive Director (Direktur Eksekutif) : Ahmad Juwaini

    Internal Audit (Internal Audit) : Tri Estriani

    Comunication & Remo Director (Komunikasi & Direktur Remo) : Yuli Pujihardi

    Program Director (Program Direktur) : M. Arifin Purwakananta

    Business Director (Bisnis Direktur) : Kusnandar

    Finance Director (Direktur Keuangan) :6 Rini Suprihartanti

    Pada dasarnya struktur organisasi LAZ Dompet Dhuafa Republika di atas,

    sama dengan struktur organisasi perusahaan-perusahaan pada umumnya. Akan tetapi

    tugas dan kewajiban yang diembannya memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut

    sesuai dengan tujuan pedirian lembaga ini yang berkhidmat untuk mengangkat harkat

    social kemanusiaan kaum dhuafa, bukan sekedar mencari keuntungan semata, yang

    tercermin dari kegiatan usaha yang dilakukan lembaga tersebut.

    D. Program-program LAZ Dompet Dhuafa Republika

    LAZ Dompet Dhuafa Republika merupakan salah satu lembaga amil zakat

    yang berusaha memberikan pelayanan secara profesionalisme yang berkaitan dengan

    6 Company Profile Dompet Dhuafa Republika

  • 43

    pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran atau istribusi

    harta zakat.

    Setelah beroprasi lebih dari 11 tahun dan yayasan telah mampu

    mempekerjakan sekitar 40 staff tetap termasuk penggalang dana, pendapatan LAZ

    Dompet Dhuafa Republika terus meningkat, lokasi proyek LAZ Dompet Dhuafa

    Republika pun tidak lagi terbatas di pulau jawa saja akan tetapi meluas keseluruh

    wilayah Indonesia.7 Sehingga kegiatannya pun bergeser dari sebatas program sosial

    menjadi pengembangan sumber daya manusia dan ekonomi.

    1. Program Ekonomi Pembiayaan Mikro Syariah

    a. BMT Center

    Kerinduan terhadap lahirnya lembaga keuangan yang berpihak kepada kaum

    lemah merupakan cita-cita awal DD. Sejak munculnya BMT (Baitul Maal Wa

    Tamwil) di Jakarta dan Semarang (BMT Insan Kamil dan Binama), terasa perlu

    adanya lembaga yang menggalang tumbuhnya lembaga keuangan serupa dalam satu

    sinergi. Tahun 1994-1995 serangkaian diklat dan pertemuan yang berintikan

    pemasyarakatan ekonomi syariah mulai disokong DD. Pada 1994 itu DD telah

    didaulat oleh puluhan lembaga BMT di segenap wilayah untuk membangun sebuah

    lembaga holding BMT guna menopang sinergi dan permodalan itu.

    Belasan tahun kemudian, DD telah berhasil mensponsori lebih kurang

    pendirian 60 LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah-termasuk BMT) dan

    7 Wawancara pribadi dengan Rovi Octaviano Vustany (Direct Channel Unit

    head LAZ Dompet Dhuafa Republika)

  • 44

    tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Sebagai kelanjutan dari langkah ini tahun 2006

    DD memfasilitasi silaturahmi 200 pengelola BMT se-Jawa dan Sumatera sekaligus

    menandai berdirinya Perhimpunan BMT Indonesia yang kemudian dikenal dengan

    nama BMT Center. Sampai tahun 2008, geliat dari koordinasi ini terus berlangsung di

    bawah jejaring DD yang kini beranggotakan lebih dari 269.543 orang dengan aset

    yang dikelola mencapai Rp. 266 miliar dengan pengelolaan dana ke tiga sebesar Rp.

    233 miliar.

    Bahwa sinergi BMT Center aneka program telah digulirkan dan meliputi

    advokasi, konsultasi, jasa audit syariah, training, pooling fund, dan penempatan dana.

    Aliansi ini berlanjut dengan menangani sindikasi pembiayaan, aktivitas kliring, dan

    penjaminan dana. Dalam unit bisnisnya kini juga telah ditumbuhkan lembaga

    pembiayaan ventura yang diperkenalkan sebagai BMT Ventura. Semua lini keuangan

    mikro berbasis syariah ini semakin penting guna membantu berbagai pembiayaan

    kalangan lemah yang biasanya menjadi pihak terlemah dari arus besar ekonomi

    ribawi yang masih terlalu tangguh untuk dilawan secara sendiri-sendiri oleh pelaku

    keuangan berbasis syariah.

    b. Baitul Maal Desa (BMD)

    Program ini bertujuan untuk memudahkan bagi masyarakat khususnya di

    pedesaan dalam rangka meningkatkan kemandirian dalam kehidupan ekonomi.

    Program Baitul Maal Desa (BMD) ini sebenarnya adalah perluasan dari konsep BMT

    (Baitul Maal wat Tamwil) yang sudah lebih dahulu berkembang. Program BMD

    menitikberatkan pada pengembangan potensi lokal setempat.

  • 45

    Banyak desa-desa di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi yang besar

    seperti pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan, industri kerajinan, dan

    sebagainya. Potensi ini kadangkala tidak berkembang disebabkan kurangnya

    perhatian dan pengetahuan dari para pelakunya yang banyak berasal dari kalangan

    rakyat kecil. Dengan Program BMD ini, diharapkan, potensi bisa lebih maju,

    berkembang dan menghidupi ekonomi daerah setempat. Program BMD telah

    diujicobakan di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Dompet Dhuafa melalui BMD mendata potensi ekonomi setempat, kemudian

    memfasilitasi produksinya, hingga membantu dalam bidang pemasaran produk

    tersebut. Baitul Maa Desa (BMD) diawasi langsung oleh Direktorat Program Dompet

    Dhuafa Republika guna menjamin akuntabilitas dan ketepatan sasaran. Dana yang

    diberikan kepada masyarakat sifatnya bergulir (revolving fund). Dana awal terus

    berputar dari satu mustahik ke mustahik lain, berbeda dengan dana pinjaman dari

    institusi perbankan yang mesti dikembalikan. Dana bergulir ini dimaksudkan untuk

    merangsang minat dan kreativitas usaha masyarakat, tanpa harus takut dengan

    pengambalian. Setelah satu Mustahik berhasil, dana ini akan berpindah ke Mustahik

    lainnya dan seterusnya.

    c. Pemberdayaan Peternak

    Kampoeng Ternak, sesuai namanya merupakan lembaga mandiri di bawah

    DD yang semula dipantik oleh animo dan keberhasilan program Tebar Hewan

    Kurban. Dari tahun ke tahun, sambutan masyarakat akan keberhasilan program yang

    melibatkan penyediaan ribuan hewan ternak sehat itu makin tak terbendung. Hal ini

  • 46

    sekaligus menginspirasi lahirnya pola pemberdayaan berbasis peternakan yang dapat

    menyejahterakan warga pedesaan.

    Program Pokok dari Kampoeng Ternak utamanya adalah melakukan

    pengembangan riset peternakan untuk melahirkan hewan ternak sehat, dan yang

    kedua adalah pemberdayaan peternak dhuafa. Program riset dan pengembangan

    Kampoeng Ternak meliputi pembibitan (breeding), pakan, teknologi, manajemen, dan

    veteriner. Sedangkan program pemberdayaan peternak dibangun dengan menginisiasi

    kelompok peternak di daerah binaan DD. Kelompok peternak ini disebut mitra DD

    yang akan menjadi bagian dari proses penyiapan ternak dalam lini pengadaan ternak

    saat Tebar Hewan Kurban setiap tahun.

    Selama tahun 2008, Kampoeng Ternak didukung pendanaan oleh DD sebesar

    Rp. 600 juta lebih. Telah memberdayakan lebih dari 1247 KK dan melibatkan 6.640

    jiwa. Kampoeng Ternak kini melakukan aktivitas penyediaan ternak sehat yang

    mampu memproduksi hewan untuk memasok THK sekitar 1000 ekor domba dan

    sapi. Sedangkan untuk kemitraan dengan peternak dhuafa, DD menyiapkan tim yang

    mendampingi peternak di dusun-dusun mitra di seluruh pelosok tanah air untuk

    menyiapkan hewan yang akan dipotong di daerah peternak dan sekitarnya pada saat

    Tebar Hewan Kurban yang fenomenal itu.

    d. Pemberdayaan Petani

    Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa berdiri pada bulan Juni 1999

    yang semula bernama Laboratorium Pengendalian Biologi DD Republika yang

    berfungsi untuk meneliti dan mengembangkan sarana pertanian tepat guna untuk

    membantu petani kecil.

  • 47

    Pertama kali diproduksi oleh Laboratorium Pengendalian Biologi DD

    Republika adalah biopestisida (pengendali hama tanaman) berbahan aktif virus

    serangga NPV (nuclear polyhedrosis virus) yang ramah lingkungan. Produk

    biopestisida yang berbahan aktif virus patogen serangga hama tersebut, merupakan

    yang pertama diproduksi di Indonesia dengan nama VIR-L, VIR-X dan VIR-H.

    Kemudian hasil dari penelitian dan perakitan teknologi tepat guna pada tahun 2000

    dihasilkan pupuk organik OFER dan pestisida nabati PASTI berbahan aktif ekstrak

    akar tuba (Derris sp.).

    Pada tahun 2002 Laboratorium Pengendalian Biologi berubah nama menjadi

    Usaha Pertanian Sehat (UPS), hal ini berkaitan erat dengan upaya pengembangan

    pemasaran produk-produk yang dihasilkan Laboratorium sebelumnya. Pemisahan

    laboratorium dan usaha dilakukan pada awal tahun 2003 menjadi LPS yang berada di

    Jejaring Aset Sosial (JAS) dan UPS yang berada di Jejaring Aset Reform (JAR).

    Selain produk Laboratorium, UPS juga mulai membantu pemasaran produk pertanian

    dari petani-petani yang telah menggunakan teknologi ramah lingkungan, diantaranya

    berupa Beras Sehat Bebas Pestisida.

    Kemudian menginjak awal tahun 2004 Laboratorium Pertanian Sehat dan

    Usaha Pertanian Sehat disatukan kembali menjadi Lembaga Pertanian Sehat Dompet

    Dhuafa di bawah koordinasi Jejaring Aset Reform (JAR) dengan mandat yang lebih

    luas tidak hanya penelitian dan produksi sarana pertanian sehat, tetapi juga berupaya

    untuk melakukan pemberdayaan petani dhuafa melalui Program Pemberdayaan

    Pertanian Sehat (P3S). Pada tahun 2005 seiring dengan perubahan internal lembaga

    holding Dompet Dhuafa, LPS menjadi salah satu jejaring pengembangan ekonomi

  • 48

    yang diharapkan dapat menjadi sebuah lembaga mandiri secara financial dari sektor

    produksi dan bisnis dengan tetap tidak kehilangan jatidirinya sebagai jejaring dari

    lembaga nirlaba Dompet Dhuafa.

    e. Pemberdayaan Komunitas

    Komunitas pengason adalah Program Development (Pembangunan). Seiring

    dengan peran yang lebih sentral yang dimainkan DD di kancah program

    development, ke depan DD akan menguatkan sisi development ini dengan mendesain,

    mengarahkan, dan mengimplementasikan program pembangunan yang berorientasi

    pada wilayah atau berbasis komunitas. Dengan demikian diharapkan program DD

    dapat mengakomodir kebutuhan regional/kewilayahan, berimplikasi langsung dengan

    komunitas setempat dan dapat melahirkan agen-agen perubahan di masyarakat

    setempat untuk menjamin keberlanjutan program.

    2. Program Sosial

    a. Rumah bersalin Cuma-Cuma (RBC)

    RBC merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, khususnya

    dalam bidang persalinan yang diperuntukan bagi kaum dhuafa secara Cuma-Cuma.

    Jenis pelayanan yang tersediya di RBC berupa pemeriksaan kehamilan, persalinan

    normal 24 jam, KB, imunisasi, senam hamil, ANC Mobile, Akses Kesehatan,

    Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, serta pengobatab umum bagi iu dan anak bebas

    biaya. Meski Cuma-Cuma, RBC tetap mengedepankan layanan professional dan

    maksimal bagi setiap pasiennya.

    Tidak hanya itu, anggota (member) juga mendapatkan kesempatan

    pendampingan dalam bidang agama, pendidikan, dan ekonomi sesuai dengan potensi

  • 49

    yang dimilikinya. Melalui upaya ini diharapkan dapat terbentuk keluarga-keluarga

    mandiri. RBC beralamat di komplek pesantren At-Taazhimiyah jl. Holis 448A

    Bandung.8

    Wujud profesionalitas, RBC merekrut tenaga medis yang memiliki

    kompetensi di bidangnya, antara lain ; 3 orang dokter umum, 8 orang bidan, dan 3

    orang perawat berpengalaman. Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan

    mendekatkan diri.

    b. Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM)

    LPM merupakan lembaga pelayanan bagi masyarakat, yang terbuka setiap

    hari kerja, pukul 09:00 sampai dengan 15:00. Layanan LPM meliputi kesehatan,

    pendididkan, sandang pangan, transportasi, hingga ekonomi. Layanan ini

    bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menjaga amanah dan optimalisasi dana

    zakat, bantuan yang diberikan pun sesuai permasalahannya, seperti bantuan kesehatan

    berupa pengantar pemeriksaan klinik dan obat, dan tebus resep, pemeriksaan

    laboraturium. Bantuan pendididkan berupa bantuan yang dibayarkan langsung ke

    sekolah. Transportasi bantuan diberikan surat jalan pengganti tiket. Sandang pangan

    bantuan dalam bentuk pakaian, buku, beras dan tiket makan. Ekonomi bantuan dalam

    bentuk pinjaman tanpa bungan.

    8Summary Dompet Dhuafa Republika 2010

  • 50

    3. Program pendidikan dan Dakwah

    a. Bursa Anak Asuh

    Bursa anak asuh adalah ajang mempertemukan calon anak asuh dengan calon

    orang tua asuh. Anak asuh yang ditawarkan dalam bursa ini adalah anak-anak yang

    berdasarkan survey lapangan yang dilakukan Tim DD, adalah anak-anak yang wajib

    dibantu agar kelangsungan pendidikannya dapat terjamin. Kondisi orang tua/wali dari

    anak-anak tersebut pada umumnya adalah kaum dhuafa dengan pekerjaan sebagai

    buruh tani, pemulung, korban bencana/kerusuhan, pengungsi Dan ;aim-lain.

    Pembinaan terhadap anak asuh dilakukan secara terus menerus oleh para

    koordinator anak asuh (Kakak Asuh) yang dipilih dari kelompok mahasiswa yang

    punya kepedulian. Pembinaan bulanan akan dilakukan Tim DD saat diadakan

    pertemuan dengan semua anak asuh dalam rangka penyaluran dana bea siswa

    bulanan.

    Pembinaan juga diarahkan terhadap para orang tua dari anak asuh, baik dalam

    rangka meningkatkan pendapatan maupun meningkatkan motivasi menyekolahkan

    anak. Pembinaan terhadap orang tua dari anak asuh akan disinkronisasikan dengan

    program pemberdayaan masyarakat Dompet Dhuafa Bandung, dengan menggunakan

    dana Zakat, Infak dan Sedekah

    Klasifikasi Dana Berdasarkan asumsi bahwa biaya pendidikan minimal yang

    dibutuhkan setiap anak per bulan adalah uang SPP/BP3 dan biaya transport, maka

    biaya pendidikan untuk masing-masing jenjang pendidikan sebagai berikut :

  • 51

    Sekolah Perbulan Pertahun

    SD

    SMP

    SMU

    Perguruan Tinggi

    Rp. 30.000,-

    Rp. 500.000,-

    Rp. 100.000,-

    Rp. 150.000,-

    Rp. 360.000,-

    Rp. 600.000,-

    Rp. 1. 200.000,-

    Rp. 1.800.000,-

    Persyaratan Anak Asuh:

    1. Tidak mampu, yang dibuktikan dengan keterangan miskin dan survey Tim

    DD.

    2. Sungguh-sungguh dalam menjalani pendidikan.

    3. Bersedia mengikuti pembinaan-pembinaan rutin

    Persyaratan Orang Tua Asuh Peserta ditargetkan minimal 100 orang dalam

    setiap pelaksanaan kegiatan. Mereka terdiri dari :

    1. Mampu menanggung biaya pendidikan anak asuh.

    2. Bersedia menjadi orang tua asuh untuk 1 tahun dan mengirim biaya

    minimal untuk 6 bulan.

    3. Bersedia mengikuti kegiatan pertemuan antara anak asuh dengan orang tua

    asuh dalam rangka pembinaan dan silaturahmi (akan dijadwalkan

    tersendiri)

    b. Sekolah Unggul Bebas Biaya

    Smart Ekselensia Indonesia sekolah unggul bebas biaya, Dalam sebuah sistem

    pendidikan berkualitas sudah seharusnya menggunakan paradigma berpikir "Starting

  • 52

    with the end". Artinya dalam mendesain sebuah program harus dimulai dengan

    pertanyaan : Apa yang ingin anda hasilkan? Lantas apa yang kita punya saat ini dan

    kemudian bagaimana caranya dengan apa yang kita punya tersebut meraih apa yang

    kita inginkan. Dengan paradigma berpikir seperti ini kita setidaknya akan

    memperoleh 3 (tiga) keuntungan yaitu :

    1. Institusi pendidikan akan berkembang secara berkesinambungan

    2. Dorongan motivasi untuk melakukan perubahan jauh lebih kuat

    3. Parameter keberhasilan program akan jauh lebih terukur

    Oleh karena itu Program Pendidikan SMART Ekselensia Indonesia yang

    merupakan proyek masa depan yang idealis, perlu melakukan reformasi/perubahan

    dalam hal paradigma pendidikan. Sehingga kita mempunyai kesadaran yang sama,

    bahwa untuk mencetak kualitas lulusan yang unggul diperlukan calon siswa yang

    relevan dan potensial. Dan untuk menjaring para calon siswa yang potensial

    diperlukan sebuah program seleksi yang benar-benar ketat dan sesuai sasaran.

    Smart Ekselensia Indonesia adalah sekolah tingkat menengah berasrama dan

    bebas biaya yang berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan Insani (LPI)

    Dompet Dhuafa. Didirikan pada tahun 2004, sekolah ini telah memiliki siswa didik

    berjumlah 137 untuk 4 angkatan.

    Sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak dari kalangan dhuafa yang

    berprestasi dari seluruh Indonesia ini digagas untuk meningkatkan harkat dan derajat

    kaum dhuafa melalui program pendidikan dan pembinaan yang komprehensif dan

    berkesinambungan. Diharapkan, setelah melalui proses pendidikan dan pembinaan di

  • 53

    SMART EI, setiap siswa memiliki bekal berkarya untuk bangsa, negara dan

    agamanya. Proses seleksi hingga kedatangan calon siswa, serta pendidikan selama

    berada di kampus SMART EI, tidak dipungut biaya apapun.

    Persyaratan Umum yang harus dipenuhi antara lain:

    1. Berasal dari keluarga dhuafa (sesuai kriteria Dompet Dhuafa )

    2. Laki-laki

    3. Lulus/Tamat SD atau sederajat

    4. Bersedia untuk mengikuti program belajar 5 tahun atau hingga selesai

    5. Memeroleh izin dari orang tua/wali

    6. Memiliki prestasi akademik, dengan kriteria

    7. Mendapat Rangking 1-5 di Kelas IVVI

    8. Rata-rata Nilai Rapor minimal 7,0 dan Rapor tidak ada nilai 5

    9. Memiliki prestasi kegiatan pendukung, seperti olah raga, kesenian,

    organisasi, atau keterampilan Bersedia mengikuti seluruh tahapan seleksi

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    10. Berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular

    11. Bersedia mengikuti seluruh tahapan seleksi sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku (sistem gugur).

    Persyaratan Khusus yang harus dipenuhi antara lian :

    1. Mengisi formulir pendaftaran calon peserta seleksi (disediakan panitia)

    2. Fotokopi rapor kelas IV VI yang telah dilegalisir oleh sekolah asal.

    3. Fotokopi ijasah/STTB/ STK (bila belum memeroleh dapat disusulkan)

  • 54

    4. Fotokopi piagam penghargaan/ sertifikat (bila ada)

    5. Surat keterangan tidak mampu dari Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM).

    6. Surat Keterangan Gaji/Penghasilan orang tua/wali dan/atau anggota

    keluarga yang menopang/ikut membantu pendapatan keluarga dari RT

    atau RW atau Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) setempat. (Disediakan

    panitia)

    7. Surat pernyataan/izin mengikuti pendidikan di SMART EI dari orang tua

    (disediakan panitia)

    8. Fotokopi rekening listrik 2 bulan terakhir (bila ada)

    9. Fotokopi KTP/Surat Keterangan Domisili Tetap dari RT atau RW.

    10. Fotokopi Kartu Keluarga/KK.

    11. Pas Foto Calon Peserta ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar.

    c. Bea Study Sarjana

    Beastudi Etos adalah beastudi yang diperuntukkan bagi mahasiswa berpotensi

    namun memiliki keterbatasan ekonomi di sebelas perguruan tinggi negeri (PTN) di

    Indonesia. Bentuk beastudi yang diberikan adalah biaya masuk perguruan tinggi, SPP

    semester I dan II, akomodasi asrama selama tiga tahun, uang saku sebesar Rp

    400.000,00 Rp 450.000,00 per bulan selama tiga tahun, dan pelatihan

    pengembangan diri (self development training)

    Latar Belakang yang menjadi pertimbangan khusus LAZ Dompet Dhuafa

    Republika dalam menyalurkan Bea Study Sarjana adalah Potensi kaum dhuafa yang

    kurang tersalurkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Biaya

  • 55

    kuliah semakin tidak terjangkau, dan Perlu upaya sistematis untuk membangun

    mental dan karakter mahasiswa dari kalangan tidak mampu. Adapun Visi Program

    Bea Study Sarjana, Memutuskan rantai kemiskinan dan Membentuk generasi mandiri

    secara ekonomi dan sikap.

    Ketentuan pemberian Beastudi Etos yaitu Biaya masuk perguruan tinggi, SPP

    semester I dan II, Uang saku sebesar Rp. 350.000,00 Rp 400.000,00/bulan

    (tergantung wilayah) selama tiga tahun, Akomodasi asrama selama tiga tahun, dan

    Pelatihan pengembangan diri (Self Development Training). Empat domain

    pembinaan adalah Akademik, Agama, Pengembangan Diri, Sosial, dan

    Pengembangan Kapasitas Guru.

    d. Makmal Pendidikan

    Makmal Pendidikan adalah sebuah laboratorium pendidikan yang berusaha

    menjawab kebutuhan peningkatan kualitas guru dan sekolah melalui program-

    programnya yakni pelatihan guru, pendampingan, dan sahabat guru indonesia.

    Pelatihan guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru akan berdampak pada

    pengelolaan pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas hasil belajar siswa.

    Peningkatan kualitas hasil belajar yang dimaksud adalah daya kreatifitas,

    penalaran, kearifan sosial dan peningkatan nilai akademik. Untuk mempertahankan

    kualitas sebagaimana dipaparkan di atas, maka diperlukan sebuah mekanisme yang

    mampu membuat guru senantiasa mengaplikasikan segenap kemampuannya secara

    optimal. Untuk itulah Makmal Pendidikan juga memberikan pendampingan bagi para

    guru. Program pendampingan ini dilakukan melalui kegiatan workshop untuk

  • 56

    mengasah terus berbagai jenis ketrampilan guru, lesson study untuk menciptakan

    learning community di kalangan guru sehingga memunculkan keterampilan leaning

    how to learn.

    Salah satu faktor pendukung kesuksesan hasil belajar adalah sarana dan

    prasarana yang memadai. Salah satu sarana yang paling penting adalah gedung

    sekolah itu sendiri. Lebih khusus lagi adalah ruang belajar atau ruang kelas.

    Berdasarkan data Balitbang Depdiknas, 2003,dari 937.500 SD/MI di Indonesia

    24,96% dinyatakan rusak berat, sementara dari 206.000 SMP/MTs, 7,42% juga dalam

    kondisi yang parah. Namun cerita miris tentang pendidikan Indonesia tidak hanya

    sampai di situ, karena kondisi di atas juga diperparah dengan kualitas mengajar guru

    yang masih di bawah standar. Berdasarkan laporan Pusat Data dan Informasi

    Pendidikan Balitbang Diknas, 2004. Prosentase guru SD/MI yang tidak layak

    mengajar mencapai 49,3%, sementara untuk tingkat SMP/MTs mencapai 35,9%. Di

    sisi lain masih banyak fenomena gedung sekolah yang baik namun belum ditunjang

    dengan kualitas guru yang baik pula. Berdasarkan permasalahan di atas nampaknya

    sangat perlu partisipasi seluruh lapisan masyarakat untuk membantu meningkatkan

    kualitas pendidikan baik sarana/prasarana dan yang utama adalah kualitas

    pengajarannya. Untuk itulah Makmal Pendidikan Lembaga Pengembangan Insani

    (LPI) hingga kini telah aktif membantu masyarakat untuk mendapatkan pendidikan

    berkualitas melalui berbagai program, di antaranya, menyelenggarakan training dan

    workshop bagi para guru serta program pendampingan bagi sekolah yang memiliki

    potensi untuk dikembangkan. Visi dari program ini adalah Memperbesar alternatif

    sekolah yang bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan Misi yang ingin

  • 57

    dicapai yaitu Melakukan penelitian berkelanjutan bagi peningkatan mutu pendidikan

    dan pengajaran, Meningkatkan kualitas dan Memberdayakan tenaga kependidikan

    melalui training, Meningkatkan manajemen sekolah melalui workshop dan pelatihan,

    Melakukan pendampingan bagi sekolah-sekolah yang memiliki potensi berkembang

    dan dijadikan model, Meningkatkan partisipasi dan kontribusi masyarakat untuk

    mendukung program peningkatan kualitas pendidikan.

  • 58

    BAB IV

    STRATEGI PENYALURAN ZAKAT

    PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

    A. Penghimpunan Dana Ziswaf Pada Dompet Dhuafa Republika

    Dalam rangka mengembangkan kapasitas dan sertifikasi profesi perhimpunan

    dana (fundraiser) di kalangan mahasiswa dan Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ)

    Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga yang focus dalam pengembangan

    Sumber Daya Manusia (SDM). bekerja sama dengan DKM Al Huriyah IPB dan BEM

    Fateta mengelar training Register Fundraising Program (RFP).

    Dari data yang di sampaikan Manager Fundraising Dompet Dhuafa, kaitanya

    dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahlian dalam mengembangkan

    filatropi di dunia. Terdapat potensi zakat di Indonesia yang telah mencapai Rp19,9

    triliun (berdasarkan penelitian Pusat Bahasa dan Budaya Universitas Islam Negeri

    Jakarta). Namun pada realitanya penghimpunan nasional tercatat masih kurang dari

    Rp 1 trilyun1. Hal ini menurut Urip potensi sumber dana cukup besar walau pada

    kenyataanya relaitas kemiskinan masih harus terus dicari jalan keluarnya2.