sistem reproduksi

23
SISTEM REPRODUKSI Laely Hidayati, S.Farm., Apt

Upload: yabniel-lit-jingga

Post on 30-Jun-2015

335 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem reproduksi

SISTEM REPRODUKSI

Laely Hidayati, S.Farm., Apt

Page 2: Sistem reproduksi

Tatalaksana Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui

1. Pengkajian / penilaian peresepanTujuan :Memastikan bahwa rejimen obat yg diberikan sesuai dg indikasi, mencegah atau meminimalkan efek yg merugikan akibat penggunaan obat dan mengevaluasi kepatuhan pasien dlm mengikuti rejimen pengobatan.

Page 3: Sistem reproduksi

Kriteria BuMil / BuSui yg mendapat prioritas unt dilakukan telaah ulang rejimen obat :-Mendapat 5 macam obt/lebih dalam sehari-Mendapat obt dgn rejimen yg komplek dan atau tg

beresiko tinggi unt mengalami efek amping yg serius-Menderita 3 panyakit/lebih-Tidak patuh dlm mengikuti rejimen pengobatan-Akan pulang dari perawatan di RS-Berobat pd banyak dokter-Mengalami efek samping yg serius, alergi

Page 4: Sistem reproduksi

2. Pedoman Pemantauan Penggunaan ObatTujuan : Mengoptimalkan efek terapi obt dan mencegah/meminimalkan efek merugikan akibat penggunaan obt. Obat yang digunakan pada masa kehamilan- Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan- Obat hanya diresepkan pada BuMil bila manfaat lebih besar dibandingkan resiko pada janin

Page 5: Sistem reproduksi

-Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama Trimester pertama kehamilan

-Apabila diperlukan, lebih baik obat tg telah dipakai secara luas pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru / obat yg belum pernah dicoba secara klinis

-Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dlm jangka waktu sesingkat mungkin

-Hindari polifarmasi-Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan

pemantauan pd beberapa obat

Page 6: Sistem reproduksi

Obat yang digunakan pada Ibu menyusui- Penggunaan obat yg tidak diperlukanharus

dihindari. Jika pengobatan memang diperlukan, perbandingan manfaat/resiko harus dipertimbangkan pd ibu maupun bayinya

- Neonatus, dan khususnya bayi yg lahir prematur mempunyai resiko lebih besar terhadap paparan obat melalui ASI. Hal ini disebabkan oleh fungsi ginjal dan hati yg belum berkembang, sehingga beresiko terjadi penimbunan obat

Page 7: Sistem reproduksi

- Hindari atau hentikan sementara menyusui

- Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus dipantau secara cermat terhadap efek samping yg mungkin terjadi

Page 8: Sistem reproduksi

Contoh Obat-Obat Yang Terbukti Bersifat Teratogenik Pada Manusia

Obat Efek teratogenikMetotreksat Malformasi SSP, Mata, Telinga, Tangan Dan Kaki

Dietilstilbestrol (DES) Kanker Vagina

Karbamazepin, Asam Valproat Cacat Tabung Saraf

Fenitoin Fetal Hydanatoin Syndrome

Thalidomide Phocomelia

Warfarin Tulang Rangka, SSP

Alkohol Fetal Alcohol Syndrome

Isotretinoin SSP, Craniofacial, Jantung

Tetrasiklin Tulang Gigi

ACE Inhibitor Gagal Ginjal, Tengkorak

Sikofosfamid Cleft Palate, Ginjal Tidak Terbentuk

Page 9: Sistem reproduksi

Penggolongan tingkat keamanan penggunaan obat pada wanita hamilberdasarkan FDA Amerika Serikat banyak dijadikan acuan dalam mempertimbangkan penggunaannya dalam praktik, yaitu:

• · Kategori A : penelitian terkontrol menunjukan tidak ada risiko. Penelitian terkontrol dan memadai pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya risiko pada janin.

• · Kategori B : tidak ada bukti risiko pada manusia. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya risiko tetapi penelitian pada manusia tidak, atau, penelitian pada hewan menunjukkan tidak ada risiko tetapi penelitian pada manusia belum memadai.

• · Kategori C : risiko tidak dapat dikesampingkan. Penelitian pada manusia tidak memadai, penelitian pada hewan menunjukkan risiko atau tidak memadai.

• · Kategori D : risiko pada janin terbukti positif, baik melalui penelitian atau post-marketing study.

• · Kategori X : kontraindikasi pada kehamilan. Penelitian pada hewan atau manusia, atau data post marketing study menunjukkan adanya risiko pada janin yang secara jelas lebih merugikan dibandingkan manfaatnya.

Page 10: Sistem reproduksi

Obat Pereda Sakit Saat Melahirkan

Pengalaman melahirkan, termasuk kadar rasa sakit yang dialami, sangat bervariasi untuk setiap ibu. Ada beragam teknik mengurangi rasa sakit ketika persalinan. Berikut adalah pilihan-pilihan pereda sakit melahirkan dengan menggunakan obat.

Page 11: Sistem reproduksi

1. Epidural. Umumnya digunakan dalam persalinan caesar, namun bisa pula digunakan pada persalinan alami dengan menggunakan obat bius. Teorinya: dapat menghilangkan seluruh rasa sakit. Kenyataannya: berisiko mengakibatkan sakit kepala, pusing, nyeri punggung, kejang, sulit napas, reaksi alergi, kerusakan saraf, tekanan darah turun mendadak, kaki jadi kebal sehingga tidak dapat berjalan sebelum pengaruh obat bius hilang.

Page 12: Sistem reproduksi

2. Pethidine. Suntikan obat bius ini membantu Anda mencapai keadaan relaks, merasa senang luar biasa alis eforia dan mencapai kondisi kesadaran ‘setengah bermimpi’ menjelang persalinan. Akan bertahan selama 3-4 jam. Teorinya: obat bius ini tidak menghilangkan sensasi kontraksi, tapi membantu Anda menjadi sangat relaks, bahkan tertidur. Biasanya diberikan ketika Anda sudah kelelahan sebelum tiba waktu mengejan. Kenyataannya: ada yang tidak mempan dengan efek obat ini, akibatnya menjadi mual, berkeringat, kehilangan kesadaran dan tekanan darah menurun drastis. Bila diberikan pada tahap lanjut persalinan akan berisiko ‘mengganggu pengalaman melahirkan’ karena Anda akan mati rasa dan bayi akan terpengaruh obat sehingga saat dilahirkan dia mengantuk dan pernapasannya melambat.

Page 13: Sistem reproduksi

3. Entonox (gas dan oksigen). Ini adalah kombinasi dari nitrogen dan oksigen (gas ketawa) yang diberikan melalui rongga mulut, biasanya dengan menggunakan masker. Teorinya: membuat Anda mencapai keadaan eforia yang akan mengalihkan perhatian dari rasa sakit. Anda juga terbantu untuk tetap dapat bernapas dengan teratur dan mendapat asupan oksigen selama proses persalinan.

Page 14: Sistem reproduksi

Kenyataannya: banyak ibu menolak menggunakan teknik ini karena memang tidak banyak membantu mengurangi rasa sakit. Cara ini dianggap kurang efektif terutama bagi yang benar-benar ingin menghilangkan rasa sakit semaksimal mungkin.

Page 15: Sistem reproduksi

OBAT UTEROTONIKA

Oksitosin adalah hormon yang bertanggungjawab untuk merangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan. Bagi perempuan yang mengalami kontraksi lambat, tetesan oksitosin dapat digunakan untuk membantu kontraksi lebih kuat dan teratur. Selain itu, hormon oksitosin juga memainkan peranan penting saat setelah proses melahirkan. Yakni, merangsang rahim berkontraksi lagi untuk mengeluarkan plasenta.

.

Page 16: Sistem reproduksi

Pelepasan hormon oksitosin berlangsung secara alami, namun terdapat suatu cara untuk mendorongnya lebih cepat. Diantaranya, melalui proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Meletakkan bayi di atas perut ibu, agar bayi mencari payudara ibunya sendiri, dapat merangsang pelepasan oksitosin. Sehingga, wanita disarankan untuk melakukannya secepat mungkin setelah melahirkan, untuk membantu keluarnya plasenta. Jika plasenta gagal keluar, ibu akan diberikan hormon sintetis yang mereplikasi efek oksitosin untuk membantu rahim berkontraksi.

Page 17: Sistem reproduksi

Oksitosin juga memainkan peranan penting di luar proses melahirkan. Setiap kali menyusui, ibu akan melepaskan hormon oksitosin yang membantu rahim menciut dan kembali ke ukuran normal.

Page 18: Sistem reproduksi

Metil Ergometrin Maleat • Deskripsi - Nama & Struktur Kimia :

Methylergometrina Maleat/Methylergonovine Maleat. C20H25N3O2.C4H4O4 – Golongan/Kelas Terapi Oksitoksik dan Relaksan Uterus

• Indikasi Pencegahan dan pengobatan perdarahan sesudah melahirkan atau keguguran karena uterus atoni atau subinvolusi (uterus tetap besar, tidak kembali ke ukuran semula).

Page 19: Sistem reproduksi

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian• Oral : 0,2 mg sehari 3-4 kali selama 2-7 hari.• Intramuskuler, 0,2 mg, dapat diulang sampai 5

dosis dengan interval waktu 2 - 4 jam.• Dalam keadaan emergensi : intravena, 0,2 mg

selama 60 detik. Jangan rutin diberikan secara i.v. karena dapat menginduksi hipertensi yang mendadak dan gangguan serebrovaskuler.

Page 20: Sistem reproduksi

• KontraindikasiHipersensitif terhadap metilergometrin atau komponen-komponen lain dalam sediaan; inhibitor kuat CYP3A4 (protease inhibitor, antifungi golongan azol, beberapa antibiotik golongan makrolid); hipertensi; toksemia. Kehamilan.

• Efek Samping- Infark kardovaskuler : miokardial akut, hipertensi, sakit dada temporer, palpitasi.

- SSP : halusinasi, pusing, kejang, sakit kepala;- Metabolisme endokrin : intoksikasi air.- Saluran cerna : mual, muntah, diare, rasa tidak enak. - Lokal : tromboflebitis : neuromuskuler skeletal: kram kaki.- Telinga : tinitus.- Pernafasan : dipsnea, kongesti hidung.

Page 21: Sistem reproduksi

• Mekanisme AksiObat ini bekerja pada uterus menimbulkan kontraksi yang kuat yang efeknya lebih lama dari yang ditimbulkan oleh oksitosin.

Page 22: Sistem reproduksi

OBAT ANASTESI

Lidocain adalah obat anastesi atau obat pati rasa yang di gunakan untuk meringankan rasa sakit, radang, gatal dan luka bakar. lidokain telah ditunjukkan untuk mengurangi neuralgia postherpetic (timbul, misalnya, dari herpes zoster) di beberapa pasien, meskipun tidak ada cukup bukti studi untuk direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama. Profil kemanjuran lidokain sebagai obat bius lokal dicirikan oleh onset cepat dan durasi tindakan menengah keampuhan. Oleh karena itu, lidokain cocok untuk infiltrasi, blok dan anestesi permukaan.

Page 23: Sistem reproduksi