sistem penunjang keputusan penentuan penerima...

16
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SD NEGERI TAMANAN BANTUL YOGYAKARTA Naskah Publikasi diajukan oleh Tegar Adi Prayogo 09.22.1041 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Upload: dophuc

Post on 28-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA

BEASISWA KURANG MAMPU DI SD NEGERI TAMANAN

BANTUL YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Tegar Adi Prayogo

09.22.1041

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

DECISION SUPORT SYSTEM ARE LESS CAPABLE OF DETERMINING THE SCHOLARSHIP RECIPIENT IN SD NEGERI TAMANAN

BANTUL YOGYKARATA

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SD NEGERI TAMANAN

BANTUL YOGYAKARTA

Tegar Adi Prayogo Jurursan Sistem Informasi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Application Decision Support System (DSS) are widely used in various fields because it is built to support a solution to a problem or an opportunity to evaluate, among them in education DSS is used for the determination of scholarship recipients.

This application is for a database application of decision support systems, where the application is intended for the elementary schools especially in the processing of data N Tamanan Less able students are eligible for scholarships. In the application of Decision Support System Determination Less Able Fellows are students who want to get a scholarship must fill out a form that contains some predetermined criteria. To run this program it takes an admin in charge of entering Data from forms filled by students.

Scholarship applications can help the school in making decisions in determining

which students are eligible for scholarships. This application is also equipped with printing the report so that both teachers, students and parents that students can see the results of processing the data.

Key Words: Scholarship, Decision, Applications

1. PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi, terutama teknologi

informasi komputer, mendorong munculnya inovasi baru dalam penyajian informasi

untuk memenuhi kebutuhan informasi. Sistem yang menyajikan atau menyediakan

informasi bagi kepentingan manajemen baik secara level manajemen maupun fungsi

manajemen, dengan dibantu atau menggunakan perangkat elektronik digital atau

komputer yang disebut dengan Computer Based Information System (CBIS). Salah

satu aplikasi CBIS yang mendukung dalam pengambilan keputusan adalah Decision

Support System (DSS).

Aplikasi DSS menggunakan data, memberikan antar muka pengguna yang

mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. DSS lebih

ditujukan untuk mendukung menejemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat

analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas.

DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan,

tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan

untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model- model yang tersedia.

Aplikasi DSS banyak digunakan dalam berbagai bidang karena dibangun untuk

mendukung solusi terhadap suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang,

di antaranya dalam bidang pendidikan DSS digunakan untuk penentuan penerima

beasiswa. Oleh karena itu penyusun mengangkat judul SISTEM PENUNJANG

KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SD N

TAMANAN BANTUL YOGYAKARTA

2. LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau

elemennya.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisiskan

sistem sebagai berikut : “ Suatu jaringan kerja dari prosedur–prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

menyelesaikan suatu batasan yang tertentu”.

Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau

elemen mendefinisikan sistem sebagai berikut : “ Kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Beberapa penulis banyak yang menggunakan pendekatan komponen dalam

memberikan definisi sistem. Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak

bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang

merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen merupakan

definisi yang lebih luas.

Definisi ini lebih banyak diterima, karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri

dari beberapa sub sistem atau sistem-sistem bagian. Pendekatan sistem yang

menekankan pada komponen akan lebih mudah dalam mempelajari suatu sistem

untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem.

Menganalisis dan merancang suatu sistem, analis dan perancang sistem harus

mengerti terlebih dahulu mengenai komponen-komponen atau elemen-elemen dari

sistem tersebut, meskipun sudah dirancang dengan baik, efisien dan sederhana,

sistem tetap tidak akan berguna jika komponen-komponen tidak saling bekerja sama.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu. Adapun karakteristik

tersebut diantaranya:

1. Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya

saling bekerja sama membentuk satu-kesatuan yang utuh sehingga dapat

memberikan suatu informasi yang bermanfaat.

2. Batasan

Suatu yang membatasi antara sistem yang satu dengan sistem yang lain atau antara

suatu sub sistem dengan sub sistem lain.

Batasan tersebut dapat berupa :

1. Peralatan yang digunakan

2. Biaya-biaya

3. Lingkungan Luar

Apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar

sistem dapat bersifat merugikan dan dapat juga bersifat menguntungkan sistem.

4. Penghubung

Media penghubung antara sub sistem dengan sub sistem lainnya.

5. Masukan

Energi yang dimasukkan kedalam sistem untuk diolah yang akan menghasilkan

keluaran.

Masukan dapat berupa:

a. Masukan perawatan

b. Masukan sinyal

6. Proses

Proses tidak terlepas dari elemen kelima yaitu masukan, proses berfungsi untuk

pemrosesan terhadap masukan sehingga menjadi informasi yang sesuai denagn

kebutuhan organisasi

7. Keluaran

Merupakan tujuan akhir dari sebuah sistem, sebagai contoh berupa informasi.

8. Tujuan

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan kalau suatu sistem tidak mempunyai tujuan

maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

mengenai tujuan.

2.1.3 Pengertian Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah sistem berbasis komputer interaktif,

yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai

model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur (Scott Morton, 1971

dalam Turban et al, 2005). Menurut (Keen et al, 1978 dalam Turban et al, 2005)

sistem penunjang keputusan memadukan sumber daya intelektual dari individu

dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. SPK adalah

sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen

yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur.

2.1.4 Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an,

tetapi istilah sistem penunjang keputusan itu sendiri baru muncul pada tahun 1971,

yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S.Scott Morton, keduanya adalah

profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk menciptakan kerangka

kerja guna mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan

manajemen.

Sementara itu, perintis sistem penunjang keputusan yang lain dari MIT, yaitu

Peter G.W. Keen yang bekerja sama dengan Scott Morton telah mendefenisikan tiga

tujuan yang harus dicapai oleh sistem penunjang keputusan, yaitu:

1. Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan guna

memecahkan masalah semi terstruktur.

2. Sistem harus dapat mendukung manajer,bukan mencoba menggantikannya.

3. Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan

manajer.

Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar sistem pendukung

keputusan (Kadarsah, 1998 dalam Oetomo, 2002), yaitu:

1. Struktur masalah : untuk masalah yang terstruktur, penyelesaian dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk

masalah terstruktur tidak dapat dikomputerisasi. Sementara itu, sistem

pendukung keputusan dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan masalah

yang semi-terstruktur.

2. Dukungan keputusan : sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan

untuk menggantikan manajer, karena komputer berada di bagian terstruktur,

sementara manajer berada dibagian tak terstruktur untuk memberikan penilaian

dan melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerja sama sebagai sebuah

tim pemecah masalah semi terstruktur.

3. Efektivitas keputusan : tujuan utama dari sistem penunjang keputusan

bukanlah mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tetapi agar keputusan

yang dihasilakn dapat lebih baik.

2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan DSS

Gambar 2.1 Karakteristik dan Kemampuan DSS

4. DSS memberi dukungan bagi pengambil keputusan untuk menyelesaikan

masalah yang semi terstruktur atau tidak terstruktur.

5. Mendukung berbagai tingkatan manajemen yang berbeda.

6. Untuk individu dan juga bagi kelompok orang.

7. Untuk keputusan yang berurutan atau saling berkaitan.

8. Mendukung berbagai fase pengambilan keputusan, intelligence, design,

choice dan implementation.

9. Mendukung pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda.

10. DSS dapat beradaptasi sepanjang masa (sehingga pengambil keputusan

harus reaktif) dan fleksibel.

11. Mudah digunakan.

12. Mengutamakan efektifitas daripada efisiensi .

13. Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua

langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah.

DSS secara khusus ditujukan untuk mendukung dan tak menggantikan

pengambil keputusan.

14. DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru

dan penyempurnaan system.

15. User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.

16. DSS biasanya mendaya gunakan berbagai model (standar atau sesuai

keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan.

17. DSS dalam pengembangannya dilengkapi dengan komponen knowledge

yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif.

3. PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Sistem

3.1.1 Arsitektur Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa

Kurang Mampu di SD N Tamanan.

1. Model penilaian pendidikan terakhir ortu

2. Model penilaian pekerjaan ortu 3. Model penilaian penghasilan ortu 4. Model penilaian status ortu lakilaki 5. Model penilaian jumlah saudara 6. Model penilaian status beasiswa 7. Model penilaian ipk

Ek s t r a k s

i

Basis data SPK

Basis model SPK

Data Internal

- Data siswa - Data pendidikan terakhir

ortu - Data pekerjaan ortu - Data penghasilan ortu - Data status ortu laki-laki - Data jumlah saudara - Data status beasiswa

- Data ipk

Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Basis Model

1. Dialog bobot kriteria 2. Dialog data siswa 3. Dialog pendidikan terakhir ortu 4. Dialog pekerjaan ortu 5. Dialog penghasilan ortu 6. Dialog status ortu laki-laki 7. Dialog jumlah saudara 8. Dialog status beasiswa 9. Dialog ipk 10. Dialog Penilaian Beasiswa 11. Dialog hasil dan laporan 12. Dialog Pengguna

13. Dialog login

Komputer

Pengguna

3.1.2 Permodelan Sistem Penunjang Keputusan Penerima Beasiswa Kurang

Mampu di SD N Tamanan

Langkah yang pertama harus dilakukan dalam perancangan sistem ini

adalah menentukan variabel-variabel. Setelah melakukan analisa maka terdapat

beberapa variable sebagai acuan di dalam penyelesaian masalah pada kasus ini,

yaitu :

Pendidikan terakhir orang tua

Pekerjaan orang tua

Penghasilan orang tua

Status orang tua laki-laki

Status beasiswa

Jumlah Bersaudara

IPK ( Indek Peringkat Kelas )

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan kegiatan akhir dari proses penerapan sistem baru

yang telah dibuat atau dikembangkan sebelumnya, dimana pada tahapan ini proses

pengoperasian sistem yang baru tersebut dilakukan secara menyeluruh untuk

menggantikan sistem yang lama. Dengan implementasi ini diharapkan sistem baru

yang telah dikembangkan berjalan sesuai dengan harapan. Tahapan implementasi

sistem ini meliputi beberapa kegiatan antara lain adalah :

1. Menerapkan rencana implementasi,

2. Melakukan kegiatan implementasi sistem,

3. Tindak lanjut implementasi.

4.2 Instalasi Hardware dan Software

Instalisasi perangkat keras dan perangkat lunak dilakukan oleh programmer

karena sistem yang dibuat harus disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang akan

dibangun dan diterapkan. Dalam sistem baru ini tidak dibutuhkan lagi instalisasi

hardware karena perangkat keras yang ada siap dipakai atau layak dioperasikan.

Software dalam hal ini adalah program yang telah dirancang dan dibuat sebagai

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama. Sistem yang dihasilkan ini

adalah Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa Kurang Mampu

di SD Negeri Tamanan Bantul Yogyakarata yang akan diinstalasi pada komputer yang

telah dipersiapkan dengan menggunakan CD yang telah diisi program aplikasi

tersebut.

Berikut merupakan spesifikasi minimal komputer untuk menjalankan program

sistem penunjang keputusan penerima beasiswa kurang mampu.

1. Sistem Operasi : Windows XP

2. Processor : Intel Pentium III 1.06 Ghz

3. Memory : 256 SDRAM

4. Hard drive : 20 Gb

5. VGA : 64 Mb

Langkah-langkah dalam proses penginstalan adalah sebagai berikut:

1) Jalankan file setup.exe dengan double click file setup.exe

2) Akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu tekan tombol OK untuk

meneruskan dan tekan tombol exit setup untuk membatalkan instalasi.

Gambar 4.2 Setup Program

Gambar 4.1 File Setup Program

3) Klik gambar komputer jika setuju tujuan direktori instalasinya.

4) Klik tombol continue

Gambar 4.4 Memilih Group Program

5) Langkah selanjutnya adalah menunggu proses instalasi sampai selesai (100%),

lalu tekan OK.

Gambar 4.3 Setup Program

4.3 Pengetesan Sistem

Pengetesan terhadap sistem dilakukan biasanya setelah pengetesan program.

Pengetesan sistem dilakukan untuk memeriksa dan memastikan bahwa komponen-

komponen program atau tiap-tiap modul program yang telah dibuat sudah berfungsi

sesuai dengan yang diharapkan. Pengetesan sistem termasuk dalam pengetesan

program secara menyeluruh. Pada pengetesan program yang sebelumnya telah

dilakukan, masing-masing komponen atau modul berjalan dengan benar dan baik.

Namun hal ini bukan berarti komponen atau modul-modul program tersebut dapat

berjalan dengan sempurna dengan program yang lainnya atau dengan modul-modul

yang lain ketika modul-modul tersebut diintegrasikan untuk menjadi satu kesatuan

sistem yang utuh.

Kumpulan dari beberapa program atau modul yang telah diintegrasikan perlu

dilakukan test kembali untuk mengetahui apakah program dapat menerima input data

dengan baik dan memprosesnya dengan baik pula. Dalam pembuatan program,

semua program yang telah dibuat harus dilakukan uji coba dengan salah satu cara

dari dua cara yang biasa digunakan untuk mengetes sistem. Dua cara tersebut

adalah:

1) Black Box Testing (Melalui Eksekusi Program)

Uji Black Box yaitu pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau

mengeksekusi unit atau modul sesuai dengan proses yang dijalankan. Jika

ada unit yang tidak sesuai inputnya maka untuk menyelesaikannya,

diteruskan pada pengujian yang kedua, yaitu White Box Testing.

2) White Box Testing (Melalui Kode Program)

White Box Testing adalah cara pengujian dengan melihat kedalam modul

untuk meneliti kode-kode program yang ada dan menganalisis apakah ada

kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak

sesuai dengan yang seharusnya, maka baris-baris program, variabel dan

parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan

diperbaiki, kemudian di-compile ulang.

4.4 Tampilan Menu Utama

Menu utama akan muncul apabila user berhasil memasukkan nama atau

password dengan benar pada form login.

Gambar 4.5 Form menu utama

5. KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan dalam laporan ini, maka

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Sistem ini sudah dapat menampilkan daftar seluruh siswa peserta beasiswa.

2. Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa Kurang

Mampu ini dapat memberikan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk

menentukan siswa yang layak menerima beasiswa sesuai dengan nilai yang

di peroleh.

Sistem yang dibuat terdapat kelebihan serta kekurangan antara lain

adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan

1. Dapat menghemat waktu dalam proses penetuan penerima beasiswa.

2. Meminimalkan tingkat kesalahan pada proses pengambilan keputusan

dalam penentuan siswa yang memperoleh beasiswa.

3. Tata letak dari program diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk

dimengerti.

4. Bentuk output dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diterima, mudah

dibaca dan dapat dilihat isinya dengan cepat.

b. Kekurangan

1. Dalam proses penilaian kriteria di lakukan satu persatu tidak bisa

bersamaan.

2. Sistem tidak menampilkan data siswa secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi ModernI. Penerbit : Andi

Offset, Yogyakarta.

Arief, M. Rudyanto. 2006. Pemrograman Basis Data Menggunakan

Transact_SQL dengan Microsoft SQL Server 2000. Penerbit : Andi Offset,

Yogyakarta

Jogiyanto. 1990 .Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Penerbit : Andi Offset, Yogyakarta.

Kusrini dan Koniyo, Andri. 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi

Akuntansi dengan VISUAL BASIC & Microsoft SQL Server. Penerbit : Andi

Offset, Yogyakarta.

Sunyoto, Andi. 2007. Pemrograman Database dengan Visual Basic dan Microsoft

SQL. Penerbit : Andi Offset, Yogyakarta.

Sutabri,Tata. 2004. Analisa Sistem Informasi. Penerbit : Andi Offset, Yogyakarta.

Turban. E. 2005 . Decision Support System and Intelligent Systems Edisi 7. Jilid

2 . Penerbit : Andi Offset, Yogyakarta.