sistem pengelolaan keuangan masjid nurul ...repository.uinjambi.ac.id/2269/1/she....
TRANSCRIPT
i
SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID NURUL
IKHLAS DI PEMATANG GAJAH JALUKO DALAM
MENINGKATKAN KEMASLAHATAN MASYARAKAT
BERDASARKAN
PERSPEKTIF HUKUM SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan
Hukum Ekonomi Syariah
AHMAD BAIDHAWI
NIM.: SHE. 141576
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya:“….Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri…”.1
1Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Nurul Iman, 1981), hlm. 370
(١١)الرعد:
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT yang melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga aku berhasil menyusun skripsi
dengan baik dan tepat waktu
dengan selesainya skripsi ini saya persembahkan untuk
ayahanda dan ibunda tercinta yang telah sangat berjasa mendidik,
membimbing dan mengasuh serta mengorbankan
segala daya kemampuannya untuk menyelesaikan anaknya
dalam menamatkan pendidikan Sarjana Strata Sata (S.I)
pada Fakultas Syariah di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, semoga jerih
payah dan dukungan tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Amin...
vii
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk membahas tentang: Sistem Pengelolaan
Keuangan Masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko dalam Meningkatkan
Kemaslahatan Masyarakat Berdasarkan Perpekstif Hukum Islam. Adapun jenis
penelitian ini yaitu kualitatif deskriftip dengan jenis data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi, sedangkan untuk analisis data peneliti
menggunakan analisis adalah analisis domain, teksonomi dan komponensial.
Hasil penelitian yaitu pembukuan keuangan masjid Nurul Ikhlas
Pematang Gajah Jaluko di dilakukan dengan mengedepankan prinsip
pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran, mengatur mekanisme
penyusunan anggaran, membuat budgeting (penganggaran), dan melakukan
pengawasan dan membuat laporan keuangan. Sehingga secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa pembukuan keuang masjid dlakukan dengan baik.
Penerapan sistem pemasukan dan pengeluaran keuangan di masjid Masjid Nurul
Ikhlas Pematang Gajah Jaluko diantaranya mengupayakan pemasukan anggaran
dana masjid dilakukan dengan mengajukan proposal bantuan, mencari donatur,
membuat kotak infak atau sedekah. Sedangkan sistem pengeluaran keuangan
dilakukan dengan menyediakan kas masjid berupa brangkas dan juga sarana
bank, selain itu pengeluaran anggaran masjid didasarkan kebutuhan yang telah
disepakati bersama dengan memperhatikan kesesuaian dengan anggaran yang
telah ditetapkan bagi masing-masing bidang. Maka dapat simpulkan bahwa
sistem pengelolaan keuangan masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko
dalam meningkatkan kemaslahatan masyarakat telah sesuai dengan perpekstif
hukum ekonomi Islam, karena menggunakan prinsip akuntansi syari‟ah dengan
menerapkan pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran maka hal ini akan
menjadikan laporan keuangan bisa dipertanggung jawabkan.
Kata Kunci: Pengelolaan Keuangan, Masjid dan Hukum Islam
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta tidak lupa pula iringan shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan dosen pembimbing I dan Dosen
Pembimbing 2 maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Prof.Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak H. M. Zaki, S.Ag, M.Ag Selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan hingga skripsi ini
bisa
3. Ibu Pidayan Sasnifa, SH,. M.Sy selaku Dosen Pembibing II yang telah banyak
membantu memberikan saran yang lebih baik hingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan.
4. Dosen-dosen serta karyawan-karyawati di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Kepala desa, perangkat desa, ulama, imam masjid, pengelola masjid dan
masyarakat yang ada di Masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko yang
telah
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ..............................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .....................................................................
iv
MOTTO ................................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .................................................................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
viii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................
6
xi
C. Batasan Masalah ...............................................................................
7
D. Tujuan Penelitian...............................................................................
7
E. Manfaat Penelitian .............................................................................
8
F. Kerangka Teori ..................................................................................
8
G. Studi Pustaka .....................................................................................
28
H. Sistematika Penulisan ........................................................................
30
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......................................................................
31
B. Jenis dan Sumber Data .....................................................................
32
C. Subjek Penelitian ...............................................................................
34
D. Metode Pengumpulan Data ...............................................................
35
E. Teknik Analisis Data .........................................................................
38
F. Uji Kepercayaan Data ........................................................................
41
BAB III GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN KEUANGAN MASJID
xii
A. Pembukuan Keuangan Masjid Nurul Ikhlas .....................................
45
B. Analisis Peneliti ................................................................................
55
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembukuan Keuangan Masjid di Pematang Gajah Jaluko dalam
meningkatkan kemaslahatan masyarakat berdasarkan
perpekstif Hukum Islam ...................................................................
59
B. Sistem pemasukan dan pengeluaran keuangan di Masjid
Nurul Ikhlas Pematang Gajah Jaluko dalam meningkatkan
kemaslahatan masyarakat berdasarkan perpekstif
Hukum Islam ....................................................................................
67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................
74
B. Rekomendasi .....................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah sistem nilai, tata cara dan praktik hidup. Islam mengatur segala
gerak dan langkah setiap manusia. Hal ini bukan berarti Islam mengekang
kehidupan manusia atau tidak memberikan kebebasan untuk bertindak, akan
tetapi dengan aturan-aturan yang ada ini menjadikan manusia menjadi lebih
sejahtera baik dunia maupun dalam kehidupan akhirat nanti. Sebagai
penyempurna risalah-risalah agama terdahulu, Islam memiliki syariah yang sangat
istimewa, yakni bersifat komprehensif dan universal. Komprehensif berarti
Syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun
sosial (muamalah), sedangkan universal berarti syariah Islam dapat diterapkan
dalam setiap waktu dan tempat sampai yaumul-Hisab nanti.2
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa ataupun negara dapat dinilai dengan
berbagai ukuran agregat, secara umum pendapatan nasional bukan hanya berguna
untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara dari waktu kewaktu tetapi
juga membandingkan dengan Negara lain.3
Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang menjelaskan segala
fenomena tentang perilaku pilihan dan pengambilan keputusan dalam setiap unit
kegiatan atau aktivitas ekonomi dengan mendasarkan pada tata aturan moral dan
2Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 4-5 3Subandi, Sitem Ekonomi Indonesia, (Bandung: Alfabeta: 2011), hlm. 29
2
etika Islam.4 Pada dasarnya Islam sudah memberikan prinsip-prinsip dan filosofi
dasar yang harus dijadikan pedoman dalam aktivitas perekonomian dan
perdagangan. Karena itu, dalam menghadapi masalah muamalah kontemporer
yang harus dilakukan hanyalah mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi dasar
ajaran Islam dalam bidang ekonomi, dan kemudian mengidentifikasi semua
halyang dilarang.
Berdasarkan pernyataan Allah tersebut, maka ekonomi Islam dengan
berbagai prilaku bisnisnya, prilaku konsumsinya dan prilaku produksinya akan
selalu bersandar pada tujuan utama yaitu keseimbangan untuk kebahagian dunia
dan akhirat.5
Sebagai entitas pelaporan keuangan atau akuntansi yang menggunakan dana
masyarakat sebagai sumber keuangannya dalam bentuk sumbangan, sedekah atau
bentuk bantuan social lainnya yang berasal dari masyarakat (publik), masjid
menjadi bagian dari entitas publik yang semua aktivitasnya harus dipertanggung
jawabkan kepada publik. Adanya pengelolaan masjid akan membentuk pengurus
yang professional serta mampu memilih dan memilah berbagai prioritas
kebutuhan sehingga dapat menciptakan optimalisasi kegiatan jamaah berbasis
pendidikan berkualitas unggul yang akan mengimbas terhadap hal-hal yang dapat
meningkatkan kualitas SDM. Dengan pengelolaan masjid tentunya akan tersusun
perencanaan yang baik, pelaksanaan kegiatan yang tepat, evaluasi yang benar,
4Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. v 5Hasan Aedy, Indahnya Ekonomi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 3
3
organisasi yang rapi administrasi yang betul serta mekanisme kerja yang efektif
dan efesien.6
Salah satu bentuk pengelolaan kerja masjid yaitu pengelolaan laporan
keuangan masjid, agar eksitensi dan kebermanfaatan pengelolaan keuangan
masjid memperoleh perwujudan yang konkret dan dapat memaksimalkan
perannya sebagai instrument pengembangan dakwah di Masjid. Semua aktivitas
lembaga baik publik maupun swasta selalu dituntut transparan dan akuntabel.
Kehidupan keagamaan seakan menjadi dimensi lain yang tidak memerlukan
transparansi dan akuntabilitas secara langsung dalam bentuk pelaporan keuangan.
Praktek akuntansi sebagai instrumen transparansi dan akuntabilitas di entitas
keagamaan khususnya Islam melalui Masjid jarang sekali menjadi perhatian
khusus dalam praktik dan kajian ilmiah, oleh sebab itu, penelitian ini menjadi
unik dan sangat penting untuk menemukan praktik pengelollan keuangan masjid
sebagai salah satu bentuk akuntansi syariah.
Peranan pengelolaan keuangan masjid karena dalam pengambilan keputusan-
keputusan ekonomi dan keungan di zaman globalisasi semakin disadari oleh
semua pihak, baik dalam organisasi yang bertujuan mencari laba (profit oriented)
maupun dalam organisasi yang tidak mencari laba(non-profit oriented), oleh
karena itu laporan pengelolaan keuangan mempunyai peran penting untuk
menunjang keberadaanya, hal ini karena semakin kompleksnya variabel-variabel
6Eman Suherman, Manajemen Masjid: Kiat Meningkatkan Kualitas SDM Melalui Optimalisasi
Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggul, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 5
4
yang ada dalam suatu transaksi yang terjadi, terutama dalam organisasi nirlaba
sehingga data pengelolaan keuangan dapat diolah sedemikian rupa untuk
menghasilkan sebuah laporan yang siap digunakan pengambilan keputusan
ekonomi dangan keuangan.
Laporan pengelolaan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap
penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat
signifikannya. Sedangkan prinsip akuntansi atau pengelolaan keuangan
merupakan pendekatan umum yang digunakan dalam pengakuan (recognition)
dan pengukuran (measurement) kejadian-kejadian akuntansi.
Masjid yang merupakan organisasi nirlaba di wajibkan untuk membuat dan
melaporkan masuknya uang yang berasal infaq dan shodaqoh Sebagai
pertanggung jawaban bagi seluruah jamaah dan donator yang telah memberikan
sumbangan kedalam masjid yang diharapkan dapat menunjukan tingkat
akuntabilitas. Sifat dan sumber pendanaan organisasi masjid yaitu dari infaq dan
shodaqoh di sektor nirlaba bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dana
yang ada digunakan secara efektif. Ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan keuangan lembaga nirlaba, antara lain:
bagaimana mengelola pendanaan untuk menjalankan program dan mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang
disepakati dengan pihak donator, juga bagaimana lembaga nirlaba ini dapat
menyisihkan sebagian dananya untuk membayar berbagai keperluan operasional
seperti pembayaran gaji, tagihan dan sebagainya. Saat ini organisasi keagamaan
5
(masjid) dituntut harus mempunyai orang-orang yang berkompeten mengatur
keungan untuk keperluan pelayanan, guna mempertanggung jawabkan dengan
baik atas setiap dana-dana yang di terima dari donator masjid yaitu Jamaah
masjid. Minimnya pengetahuan pengurus masjid/takmir masjid mengakibatkan
pembukuan keuangan masjid masih menggunakan sistem pencatatan yang
sederhana saja yang bisa di bilang secara manual.
Pengamatan peneliti di masjid-masjid yang ada di Kecamatan Telanaipura
Kota Jambi melihat bahwa dana terkumpul merupakan amanah untuk
dipertanggungjawabkan penggunaannya, tetapi terlihat belum dikelola dengan
baik dan maksimal. Pengelolaan keuangan masjid juga belum didasarkan pada
pedoman pengelolaan keuangan, meskipun pedoman pengelolaan keuangan dapat
memberi acuan kepada pengurus masjid di dalam mengelola dana organisasi. Hal
ini dapat dilihat dari cara pengelola keuangan masjid yang dilakukan oleh petugas
masjid Nurul Ikhlas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1: Lamporan Keuangan Bulanan
Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo Kas
a. Penerimaan
b. Pengeluaran
c. Saldo kas
38.386.955
-
-
-
2.041.500
-
-
-
36.345.455
Berdasarkan keadaan data pada tabel dapat diketahui bahwa laporan keuangan
yang dibuat oleh petugas masjid masih bersifat iumum, karena belum terinci
dengan jelas, penerimaan atau sumber penerimaan dan asal dana tidak tercantum,
6
selanjutnya bentuk pengeluaran juga belum terlihat tercantum serta saldo kas atau
siswa uang juga belum tercantum untuk peride waktu tertentu.
Selain itu, laporan keuangan masjid yang dibuat belum menyajikan
informasi yang lengkap mislanya laporan hanya dibuat untuk suatu waktu
tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca keuangan masjid juga
belum menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modalyaang adaa di masjid
tersebut. Laporan laba rugi juga belum menggambarkan informasi hasil
(pendapatan dan biaya). Sehingga laporan arus kas belum menggambarkan
informasi arus kas masuk dan keluar yang sesuai dengan syariah. Pengurus masjid
juga belum maksimal dalam melakukan himbauan untuk melaksanakan sedekah,
kepada seluruh jama‟ah masjid, sehingga masih banyak jama‟ah yang belum
mempunyai kesadaran yang tinggi dalam bersedekah dan belum berpartisipasi.
Berdasarkan urain latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul:” “Sistem Pengelolaan Keuangan Masjid Nurul Ikhlas di
Pematang Gajah Jaluko dalam Meningkatkan Kemaslahatan Masyarakat
Berdasarkan Perpekstif Hukum Islam”.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan lebih sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka perlu adanya rumusan masalah yang akan diteliti, maka penulis
merumuskan beberapa masalah yaitu:
7
1. Bagaimana pembukuan keuangan masjid Nurul khlas di Pematang Gajah
Jaluko dalam meningkatkan kemaslahatan masyarakat berdasarkan perpekstif
Hukum Islam?
2. Bagaimana sistem pemasukan dan pengeluaran keuangan di Masjid Nurul
Ikhlas Pematang Gajah Jaluko dalam meningkatkan kemaslahatan masyarakat
berdasarkan perpekstif Hukum Islam?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan pemusatan masalah kepada intisari penelitian
yang akan dilakukan. Batasan masalah penelitian harus dilakukan dengan cara
eksplisit agar kedepannya dapat meringankan peneliti sebelum turun atau
melakukan observasi/pengamatan. Mengingat waktu dan pendanan yang terbatas
maka penelitian ini dibatasi khusus meneliti tentang pengelolaan keuangan masjid
yang dilihat dari pembukuan keuangan masjid dengan sistem pembukuan
akuntansi syariah dan didasarkan pada hokum ekonomi Syariah.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat
menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan yaitu sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui pembukuan keuangan masjid di Pematang Gajah Jaluko
dalam meningkatkan kemaslahatan masyarakat berdasarkan perpekstif Hukum
Ekonomi Islam.
8
2. Ingin mengetahui sistem pemasukan dan pengeluaran keuangan di Masjid
Nurul Ikhlas Pematang Gajah Jaluko dalam meningkatkan kemaslahatan
masyarakat berdasarkan perpekstif Hukum Islam
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Pengelolaan manajemen keuangan yang baik, dengan melakukan
pencatatan keuangan, maka dapat bermanfaat untuk keberlangsungan
organisasi keagamaan dengan harapan bisa di gunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan keuangan di masa yang akan dating, sehingga bisa
dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat.
2. Manfaat Teoritis.
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk mengembangkan ilmu
pengelolaan keuangan terutama pada aspek pengelolaan manajemen keuangan
dan pencatatan keuangan di masjid.
3. Manfaat Akademis
Menambah pengetahuan mengenai pelaporan keuangan bagi organisasi
nirlaba khususnya pelaporan pengelolaan keungan masjid dan sebagai
tambahan bahan reverensi bagi penelitian selanjutnya.
F. Kerangka Teori
9
1. Pengertian Pengelolaan/Pembukuan Keuangan
Pembukuan keuangan atau disebut juga dengan akutansi keuangan yaitu
menyangkut masalah keseimbangan funansial di dalanmm sebuah perusahaan
ataupun lembaga yaitu mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan
pasiva yang dibutuhkan serta mencari susunan kualitatif dari pada aktiva dan
pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya.7 Pembukuan merupakan aktivitas
pencatatan data usaha suatu perusahaan dengan suatu cara tertentu. Seorang
pemegang pembukuan mungkin bertanggung jawab terhadap seluruh catatan
usaha suatu perusahaan, tetapi mungkin juga hanya bertanggung jawab pada
suatu bagian kecil tertentu, seperti catatan penjualan kepada pelanggan
perusahaan saja. Sebagian besar pekerjaan pembukuan adalah pekerjaan
klerikal, dan kalaupun terjadi peningkatan biasanya akan dibantu dengan
bantuan komputer.
Pembukuan merupakan pencatatan transaksi keuangan. Transaksi
meliputi penjualan, pembelian, pendapatan, dan pengeluaran oleh
perseorangan maupun organisasi. Pembukuan biasanya dilakukan oleh
seorang ahli pembukuan. Pembukuan berbeda dengan akuntansi. Proses
akuntansi biasanya dilakukan oleh seorang akuntan. Akuntan membuat
laporan dari transaksi keuangan tercatat yang ditulis oleh ahli pembukuan.
Terdapat beberapa metode umum pembukuan, semisal sistem pembukuan
7Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis: Cara Cerdas dalam memahami Konsep dan
Faktor-Faktor Ekonomi Bisnis dengan Beberapa Contoh Praktis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 93
10
masukan-tunggal dan pembukuan berpasangan, kedua-dua sistem ini dapat
dilihat sebagai pembukuan nyata.
Pengertian Pembukuan juga bisa diartikan sebagai suatu proses
pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan
biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba
rugi pada setiap tahun pajak berakhir.8
Pembukuan diartikan sebagai pencatatan dalam buku. Jika yang dicatat
tentang keuangan berarti pencatatan mengenai pembukuan keuangan masjid,
tugas, wewenangdan tanggung jawabnya berpusat pada bendahara. Untuk
menjaga tertib administrasi keuangan masjid maka dalam suatu manajemen
masjid minimal harus ada anggaran pendapatan belanja masjid, teknik
pelaksanaan belanja dan juga buku kas dan catatan keuangan lainnya.9
Keuangan bisa diartikan mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan
organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya
moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung risiko dalam
menjalankan proyek mereka. Istilah keuangan dapat berarti: ilmu keuangan
dan asset lainnya, manajemen asset tersebut, dan menghitung dan mengatur
8http://AkutansiIslam.go.id/Akutansi/Pengertianlaporankeuangan /node/2068.diunduh tanggal
10 Januari 2015, pukul 14.00 Wib. 9Eman Suherman, Manajemen Masjid: Kiat Meningkatkan Kualitas SDM Melalui Optimalisasi
Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggul…, hlm. 113
11
risiko proyek. Jadi keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang
yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan
berhubungan dengan proses, lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat
dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah.
2. Pengertian Masjid
Surau langgar atau masjid atau di serambi rumah guru, berkumpul
sejumlah murid, besar kecil, duduk di lantai, menghadap sang guru untuk
belajar mengaji, waktu mengajar diberikan biasanya pada waktu petang atau
malam hari antara magrib dan Isya‟.10
Banyak sekali orang tua yang tidak
memiliki ilmu agama islam yang cukup untuk mendidik anak-anaknya,
mereka justru itulah anak mereka disuruh pergi kelanggar, masjid atau surau
untuk mengaji kepada seorang guru ngaji atau guru agama.
Menurut Ar-Rahlawi, Implikasi masjid sebagai lembaga pendidikan
Islam diantaranya:
a. Mendidik anak untuk tetap beribadah kepada Allah SWT.
b. Menanamkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan, menanamkan rasa
solidaritas sosial, serta menyadarkan hak-hak dan kewajiban sebagai
insane pribadi, sosial dan warga Negara.
10
Zuhairi, Dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 212
12
c. Memberi rasa ketentraman, kekuatan dan kemakmuran potensi-potensi
rohani manusia melalui pendidikan kesabaran, keberanian, kesadaran,
optimisme dan penyelenggaraan penelitian.11
Memang dalam bentuk yang permulaan, pendidikan agama islam di
surau, langgar atau di masjid masih sanggat sederhana. Modal pokok yang
mereka miliki adalah semanggat menyiarkan agama bagi yang telah
mempunyai ilmu agama dan semanggat menuntut ilmu bagi anak-anak. Yang
penting bagi guru agama ialah dapat memberikan ilmunya kepada siapa saja,
terutama pada anak-anak.12
Sebenarnya fungsi masjid, surau atau langgar bukan hanya sebagai
tempat sholat, melainkan juga untuk melaksanakan pendidikan, kegiatan
sosial agama, penyelesaian perkara atau melaksanakan hukum.13
Kegiatan
pengajian antara Magrib dan Isya‟ yang biasa dilaksankan di masjid menjadi
sarana yang tepat dan fungsional dalam menyempurnakan pendidikan agama
masyarakat.
Masjid merupakan institusi pendidikan yang dibentuk dalam lingkungan
masyarakat muslim setelah keluarga, masjid memegang peran penting dalam
pendidikan Islam, masjid berfungsi menyempurnakan pendidikan dalam
keluarga agar anak mampu melaksanakan tugas-tugasnya dalam masyarakat
dan lingkunganya. Masjid juga sebagai tempat membina akhlak dan
11
Hamdani, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 59 12
Zuhairi, Dkk, Sejarah Pendidikan Islam…, hlm. 211 13
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 139-140
13
memahami nilai-nilai kehidupan, pengetahuan agama, dan mempersiapkan
kader-kader Islam yang tangguh. Dengan demikian akan terlihat hidupnya
sunah-sunah Islam, mengembangkan hukum-hukum Allah, dan
menghilangkan stratifikasi rasa dan status ekonomi.14
Meletakkan dahi, kedua
tangan dan lutut, serta kedua ujung kaki ke bumi, yang kemudian dinamai
sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna di
atas. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk
melaksanakan shalat dinamai masjid, yang artinya tempat bersujud.Dalam
pengertian sehari-hari, merupakan bangunan tempat shalat kaum muslimin.
Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh. Oleh
karena itu, hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang
mengandung kepatuhan kepada Allah semata.
Jika dikaitkan dengan bumi ini, masjid bukan hanya sekedar tempat
sujud dan sarana pensucian. Di sini kata “masjid” juga tidak lagi hanya berati
bangunan tempat shalat, atau bahkan bertayamum sebagai sarana bersuci
pengganti wudlu, akan tetapi makna masjid di sini berarti juga tempat
melaksanakan segala aktivitas manusia yang mencermikan kepatuhan kepada
Allah Swt.. Dengan demikian, masjid menjadi “pangkal tempat bertolak,
sekaligus pelabuhan tempat bersauh”.
Dalam fungsinya sebagai kiblat, masjid al-haram menempati posisi yang
sangat suci dan istimewa. Di dalam dan di sekitar Masjid al-Haram, ummat
14
Hamdani, Dasar-Dasar Kependidikan…, hlm. 59-60
14
Islam harus menjaga keamanan dan kekhususan ibadah sedemikian rupa
sehingga orang-orang yang membeci Islam tidak dapat masuk dan bahkan
tidah boleh mendekatinya. Di dalam dan di lingkungan sekitarnya umat Islam
juga di larang berperang, kecuali kalau diserang, tidak boleh memerangi orang
musyrik kecuali jika mereka yang memulai. Sebaliknya umat Islam
diperintahkan untuk memakai pakaian dan perhiasan yang indah dan memakai
wangia-wangian jika mau memasuki masjid, berusaha untuk saling menjamin
kebutuhan pokok sesama orang yang mengunjungi masjid al-haram, dengan
penuh keikhlasan. Ummat Islam dilarang keras berbuat sewenang-wenang
terhadap orang yang sempat menghalang-halangi mereka untuk pergi ke
masjid. Seperti yang Allah SWT jelaskan dalam Al-Quran dalam Surat Al-
Maidah: 5, ayat 2, yaitu sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-
syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya dan binatang-
binatang qalaa-id dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
15
ibadah haji, Maka bolehlah berburu dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka) dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.15
Di luar konteks pembicaraan tentang masjid al-Haram, Al-Quran
menegaskan ada dua motivasi pendirian bangunan masjid. Pertama motivasi
taqwa dan kedua motivasi kejahatan. Kedua motivasi ini indikatornya dapat
diketahui melalui perilaku. Motivasi taqwa ditandai oleh kelurusan pikiran
dan kejernihan hati para pengelolanya. Mereka tidak mempertukarkan
kejujuran dan kebenaran dengan usaha mencari keuntungan duniawi.
Kejujuran dan kebenaran tetap ditegakkan walau dengan itu menghadapi
risiko dan kerugiaan duniawi. Sebaliknya pendirian masjid dengan motivasi
kejahatan ditandai dengan perilaku buruk, pembangakangan, penuh dengan
intrik dan rekayasa untuk memecahbelah ummat serta seba-gai tempat untuk
mengintai gerak-gerik ummat Islam yang selalu berjuang menegakkan
kebenaran dan keadilan.
3. Pengertian Laporan Keuangan/Akuntansi Keuangan
Laporan keuangan pada sebuah perusahaan ataupun lembaga lainnya
merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang menccerminkan kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan. Imformasi tentang kondisi keuangan
15
Q.S: Al-Maidah, (5), 2.
16
dan hasil operasi sangat berguna bagi berbagai pihak. Secara garis besar siklus
akuntansi dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. transaksi-transaksi perusahaan dengan bukti-bukti atau dokumen dicatat
kedalam jurnal dan digolongkan lalu diklasifikasikan dalam bentuk buku
besar, tahap ini disebut dengan tahap pencatatan.
b. Data-data akuntansi selanjutnya dianalisis kemudian disesuaikan dan
diringkas selajutnya dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan (neraca,
laporan rugi/laba, laporan perubahan modal,/laba, laporan arus kas),
tahapan ini disebut dengan tahap pengikhtisiaran.16
Laporan keuangan merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan
informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada
waktu periode tertentu. Akuntansi juga merupakan seni pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran
moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan
dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Laporan keuangan pada dasarnya bukan merupakan ilmu pengetahuan
murni (science). Hal ini disebabkan penerapan prosedur akuntansi dalam
menghasilkan laporan keuangan, sangat tergantung pada lingkungannya dan
dipengaruhi berbagai faktor pertimbangan tertentu. Akuntansi sebagai proses
mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai
16
Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan Keuangan: Pengetahuan Dasar bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan, (Jakarta: Grasindo, 2008), hlm. 3
17
bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam
mengambil kesimpulan oleh para pemakainya. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa akuntansi merupakan media/alat yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada pemakai yang berkepentingan dengan
masalah pengelolaan perusahaan. Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa.
Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran
uang, mengenal suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar dalam memilih di
antara beberapa alternatif.
Dalam pembahasan ini, selain pengertian akutansi, maka disinggung
juga akuntansi keungan syariah, dimana dalam sistem keuangan syaraih
berbeda dengan sistem keuangan konvensional, karena system keuangan
syariah berlandaskan prinsip syariah.17
Sistem akuntansi intern merupakan system yang membuat laporan
mengenai pesanan, penjualan, tingkat investasi, piutang, utang dan
sebagainya, dengan informasi ini seseorang akan dapat mengetahui masalah-
masalahnya dan dapat membandingkan antara nilai prestasi yang nyata dan
yang diharapkan.18
Laporan keuangan berfungsi sebagai penyedia data untuk menyusun
laporan keuangan, dimana data tersebut harus bersifat objektif dan informatif,
17
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), hlm. 6
18Mursid, Manajemen P emasaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 55
18
supaya fungsi-fungsi tersebut dapat dipenihu maka diperlukan konsep-konsep
akutansi dalam pencatatan guna penyusunan laporan keuangan tersebut yaitu:
konsep kesatuan usaha, konsep kelangsungan hidup, konsep harga pokok,
konsep satuan pengukuran, konsep stabilnya nilai uang, konsep periode
waktu, konsep obyektifitas, konsep keterbukaan, konsep konsistensi, konsep
konservatisme, konsep realisasi dan konsep perbandingan.19
Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan
konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi
itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bisa menjadi keterbatasan atau
sekaligus kekuatan informasi ini yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Banyak
kajian yang telah menawarkan dan menjelaskan prinsip atau sifat dasar
akuntansi itu.
Dalam beberapa literatur yang ada, prinsip laporan keuangan Syariah atau
akuntansi Syari‟ah secara garis besar berpegangan pada surat al-Baqarah ayat
282, namun ada juga yang menggunakan teori “pendekatan rekontruksi”.
Sedangkan menurut Muhammad, prinsip umum Akuntansi Syari‟ah adalah yang
terkandung di dalam al-Qur‟an Surah al-Baqarah ayat 282:
19
Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan Keuangan: Pengetahuan Dasar bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan,, hlm. 6-7
19
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada
dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan
dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang
seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis
hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.
yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian
dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
muamalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
20
kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan
(yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.20
Berdasarkan ayat di atas maka dijelaskan prinsip umum Akuntansi
Syari‟ah yang secara garis besar ada tiga prinsip yaitu:
a. Prinsip Pertanggungjawaban
Prinsip pertanggungjawaban (accountability) selalu berkaitan dengan
konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil
transaksi manusia dengan Allah dari alam kandungan. Manusia diciptakan
oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi ke-khilafahannya. Inti ke-
khalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah.
b. Prinsip Keadilan
Jika ditafsirkan lebih lanjut maka dalam surah Al-Baqarah ayat 282
mengandung prinsip keadilan. Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan
nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi
juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah manusia.
Dalam konteks akuntansi, kata adil dalam ayat tersebut secara sederhana
dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat
dengan benar.
Dengan demikian kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi
20
Q.S: Al-Baqarah, (2), 282.
21
mengandung dua macam pengertian, yaitu: Pertama, berkaitan dengan
praktik moral, yaitu kejujuran, karena tanpa kejujuran informasi disajikan
akan menyesatkan dan sanat merugikan masyarakat.
Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental, karena adil ini sebagai
pendorong untuk melakukan upaya-upaya dekonstruksi terhadap bangun
akuntansi modern menuju pada bangun akuntansi yang lebih baik.
c. Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan
prinsiop keadilan. Kebenaran dalam al-Qur‟an tidak boleh dicampur
adukkan dengan kebathilan.
Dalam Akuntansi Syari‟ah ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam pencatatan tersebut, yaitu:
a. Hifzul Amwal (memelihara uang). Perintah menulis dalam surah al-
Baqarah merupakan suatu keharusan untuk menjaga harta itu dan
menghilangkan keragu-raguan.
b. Eksistensi pencatatan ketika ada perselisihan. Dalam tafsir al Qurtubi
dijelaskan bahwa lafadz faktubu ini adalah mengisyaratkan agar menulis
(keuangan) dengan semua sifat-sifat yang bisa membedakan dari yang
lain, karena hal tersebut berguna kalau terjadi ikhtilaf yang meragukan
dianatar kedua belah pihak (sanabah dan bank) yang bertransaksi dan bisa
digunakan sebagai hujjah di depan hakim.
c. Dapat membantu dalam mengambil keputusan. Sebagaimana tujuan
22
akuntasi konvensional yakni memberikan informasi yang bermanfaat
untuk pengambilan keputusn bagi para pemakainya maka Akuntansi
Syari‟ah juga bertujuan untuk bisa membantu dalam mengambil
keputusan.
d. Menentukan hasil-hasil usaha yang akan dizakatkan. Diantara tujuan
Akuntansi Syari‟ah yang utama adalah untuk mengetahui hasil-hasil
perdagangan (transaksi) diakhir tahun.
e. Menentukan imbalan balasan atau sanksi Akuntansi Syari‟ah ini bertujuan
juga supaya bisa menentukan berapa imbalan (bagi hasil) yang diberikan
atau bahkan dimungkinkan menentukan sanksi.
4. Transaksi Keuangan Syariah
Akuntansi adalah suatu proses untuk mencatat, menggolongkan,
meringkas, melaporkan dan menganalisa datakeuangan dari suatu organisasi
atau perusahaan.21
Akuntansi Syariah yang dikembangkan bukan hanya
dengan tambal sulam dengan akuntansi konvensional, akan tetapi merupakan
pengembangan filosofis, terhadap nilai-nilai Al-Quran yang diturunkan
kedalam pemikiran teoritis dan teknis akuntansi.
Akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna baik bagi pihak-
pihak yang menyelenggarakan maupun pihak-pihak luar, kegunaanya
21
Murti Sumarni, Pengantar Bisnis: Dasar-Dasar Ekonomimi Perusahaan, (Yokyakarta: Liberty, 2005), hlm. 395
23
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dan pertanggung
jawaban.22
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan 1998, laporan
keuangan di buat dengan tujuan memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yangbermanfaat bagi para
penggunanya.23
Perbankan Syariah pada dasarnya adalah sistem perbankan
yang dalam usahanya didasarkan pada prinsip-prinsip hukum atau Syariah
Islam dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadist, salah satunya sistem
penyajian laporan keuangan Syariah. Maksud dari sistem yang sesuai dengan
syariat Islam adalah beroperasi mengikuti kketentuan-ketentuan syariat Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah.24
Konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan
Syariah bagi para penggunanya adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan standar akuntansi keuangan Syariah, dalam pelaksanaan
tugasnya.
b. Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah
akuntansi Syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi
keuangan Syariah.
22
Soemarsono, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), hlm 3 23
Bambang Wahyudiono, Mudah Membaca Laporan Keuangan, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), hlm. 17
24Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan,
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hlm. 407
24
c. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi Syariah yang
berlaku umum.
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam mentafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan Syariah.25
Laporan keuangan tersebut secara spesifik dapat dikategorikan sebagai
pihak internal dan pihak eksternal, yaitu pihak yang berhubungan secara
langsung dengan kebijakan yang akan diambil oleh lembaga keuangan
tersebut, misalnya investor dan pengawas Syariah. Sedangkan pihak eksternal
yang tidak berhubungan secara langsung dengan kebijakan yang akan diambil
oleh lembaga keuangan tersebut, misalnya pemerintah dan masyarakat umum.
Akuntansi Syariah merupakan ilmu dan teknologi berorientasi sosial dan
pertanggung jawaban yang universal yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan perubahan yang terjadi sesuai dengan lingkungannya baik sosial,
ekonomi, politik, peraturan perundangan, kultur, persepsi dan nilai
(masyarakat) tempat akuntasi Syariah di terapkan.
Berbicara mengenai akuntansi, tidak cukup hanya mengerti tentang
pengertian dari akuntasi itu saja tetapi kita juga harus tau apa yang di maksud
dengan standat akuntansi itu sendiri kemudian teknik akuntansi itu apa.
25
http://www.bi.go.id/web/id/PerbankanSyariah,Perbankan/Syariah/Contents/default.aspx. diakses pada 2 Juli 2019
25
Standar akuntasi adalah peraturan umum yang dijabarkan dari laporan
keuangan atau konsep teoritis akuntansi yang menjadi dasar dalam
pengembangan teknik akuntansi.
Standar akuntansi ditetapkan dengan beberapa tujuan antara lain
keseragaman laporan keuangan, minimalisasi bias dari penyusun,
memudahkan auditor, memudahkan interpretasi dan membandingkan laporan
keuangan lainya serta memudahkan pengguna laporan keuangan.26
Pada
dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan
perhatian) sedangkan kebutuhan dan keinginannya tidak terbatas. Begitu pula
dengan kemampuan atau usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
tersebut sangat terbatas.Adanya keterbatasan inilah yang membuatnya
bersedia bekerja, menerima tugas , dan tanggungjawab. Dengan adanya
pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama
dan keterkaitan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi atau
perusahaan para karyawan berinteraksi untuk menyelesaikan berbagai
pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, maka pekerjaan yang berat dan
sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan
tercapai. Penggunaan informasi akuntansi secara emplisit adalah:
a. Informasi akuntansi keuangan sebagai produk dari proses
governance.
26
Bambang Wahyudiono, Mudah Membaca Laporan Keuangan, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014),, hlm. 17-18
26
b. Penggunaan informasi akuntansi sebagai eksplisit dalam corporate
governance
c. Penggunaan informasi akuntansi secara implisit dalam corporate
governance.27
Pencatatan transaksi keuangan secara teratur memegang peranan penting
untuk melengkapi laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan bisnis. Karena setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan akan menjadi informasi awal yang harus dicatat dan diolah
sehingga nantinya manghasilkan laporan keuangan. kegunaan atau manfaat
dari akuntansi keuangan bagi suatu perusahaan adalah untuk mengetahui
rugi/laba, pengamanan harta, menyusun rencana, mengukur efesiensi dan
mengendalikan biaya.28
Analisa laporan keuangan adalah meneliti hubungan yang ada diantara
unsure-unsur dalam laporan keuangan, dan membandingkan unsur-unsur pada
laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur-unsur sama tahun yang lalu
atau angka pembanding lain serta menjelaskan perubahanya.29
Sebelum
membuat pencatatan transaksi keuangan, tentunya harus menyiapkan bukti-
bukti transaksi bisnis sebagai dasar dari pencatatan keuangan. Bukti-bukti
27
Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis: Cara Cerdas dalam Memahami Konsep dan Faktor-Faktor Etika Bisnis dengan Beberapa Contoh Praktis, (Jakarta Raja Wali Pres, 2011), hlm. 86-100
28Murti Sumarni dan John Soeprihanto, Pengantar Bisnis: Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan,
(Yokyakarta: Liberty, 2005), hlm. 396 29
Pusat Pengembangan Akuntansi, Modul Materi Akuntansi keuangan Menengah, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, (Jakarta: Salemba Raya, 2011), hlm. 213
27
tersebut dapat dikatakan sebagai alat pertanggungjawaban terhadap transaksi
yang sudah dilakukan perusahaan. Untuk dapat mencatat bukti-bukti tersebut
kedalam laporan keuangan, harus menganalisanya terlebih dahulu sehingga
dapat diketahui perlakuan yang tepat untuk akun yang berkaitan. Setelah
menganalisis bukti-bukti transaksi yang ada, saatnya mencatat bukti-bukti
tersebut ke dalam jurnal harian. Jurnal merupakan catatan yang disusun secara
sistematis dan didasarkan pada kronologis transaksi-transaksi yang dilakukan.
Setelah mencatat semua bukti transaksi ke dalam jurnal, langkah
berikutnya yang harus dilakukan adalah memposting ke dalam buku besar.
Pengelolaan keuanagn sangat penting dalam setiap perusahaan, karena dengan
pengelolaan keuangan yang baik dapat memperlancar aktivitas perusahaan
5. Ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang menjelaskan segala
fenomena tentang perilaku pilihan dan pengambilan keputusan dalam setiap
unit kegiatan atau aktivitas ekonomi dengan mendasarkan pada tata aturan
moral dan etika Islam.30
Islam memiliki syariah yang sangat istimewa, yakni
bersifat komprehensif dan universal. Komprehensif berarti Syariah Islam
merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun social
30
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. v
28
(muamalah), sedangkan universal berarti syariah Islam dapat diterapkan
dalam setiap waktu dan tempat sampai yaum al-Hisab nanti.31
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa ataupun nenara dapat dinilai dengan
berbagai ukuran agregat, secara umum pendapatan nasional bukan hanya
berguna untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara dari waktu
kewaktu tetapi juga membandingkan dengan Negara lain.32
Pada dasarnya
Islam sudah memberikan prinsip-prinsip dan filosofi dasar yang harus
dijadikan pedoman dalam aktivitas perekonomian dan perdagangan. Karena
itu, dalam menghadapi masalah muamalah kontemporer yang harus dilakukan
hanyalah mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi dasar ajaran Islam
dalam bidang ekonomi, dan kemudian mengidentifikasi semua halyang
dilarang.
Ekonomi Islam dengan berbagai prilaku bisnisnya, prilaku konsumsinya
dan prilaku produksinya akan selalu bersandar pada tujuan utama yaitu
keseimbangan untuk kebahagian dunia dan akhirat.33
Dengan mengikuti apa
yang telah di ajarkan oleh Rasulullah sebagai panutan umat muslim seluruh
dunia, kita akan mendapatkan kedamaian dan syafaat dari Allah. Oleh karena
itu, fungsi pokok ekonomi Islam seperti halnya dengan pengetahuan yang
lainnya, akan dapat merealisasikan atau menciptakan pencapaian
31
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 4-5
32Subandi, Sitem Ekonomi Indonesia, (Bandung: Alfabeta: 2011), hlm. 29
33Hasan Aedy, Indahnya Ekonomi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 3
29
kesempurnaan manusia melalui aktualisasi maqasid (tujuan), dalam hal ini
perspektif ekonomi Islam dapat di defenisikan sebagai cabang ilmu
pengetahuan yang dapat membantu mewujudkan sumber keadaan manusia
melalui penataan, pengalokasian dan pendistribusian sumber daya alam yang
sesuai dengan ajaran agama Islam, tanpa mengabaikan kebebasan individual
atau terus menciptakan kondisi makro ekonomi yang semakin baik dan
mengurangi terjadinya ketidak seimbangan ekologi
G. Tinjauan Pustaka
Telah ditemukan beberapa penelitian yang seidentik atau yang membahas
tentang pengelolaan keuangan masjid, diantaranya:
1. Hasil penelitian Irwan, maha siswa jurusan Syariah Ia mengangkat judul
tentang “Peranan Pengurus dalam Mengelola Akutansi Keuangan Masjid
Untuk meningkatkan Kegiatan Keagamaan”. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa peranan pengurus masjid untuk meningkatkan kegioatan keagamaan
dilakukan dengan melaksanakan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan
berdasarkan undang-undang dan ketentuan yang ada. Membuat kebijakan
untuk pengumpulan dan pendistribusian keuangan masjid. Membuat
kebijakan untuk pendayagunaan dan pengembangan keuangan masjid dengan
membuat pembukuan yang disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.34
34
Irwan, “Peranan Pengurus dalam Mengelola Akutansi Keuangan Masjid Untuk meningkatkan Kegiatan Keagamaan”. Skripsi mahasiswa Syariah jurusan Ilmu Pemerintahan IAIN STS Jambi, September 2018
30
2. Skripsi Ayunda Fitri, dengan judul:”Kendala dan upaya Pengurus dalam
Mengelola Keuangan Masjid”. mahasiswa fakultas syariah UIN Syarif
Hidayatullah”, 2008, penelitian menjelaskan: kendala dan upaya pengurus
dalam mengelola keuangan masjid diantaranya adanya kendala atau
permasalahan internal diantaranya belum maksimalnya bantuan operasional,
baik dari infak dan sedekah. Adanya kendala eksternal yaitu pemahaman
masyarakat tentang pentingnya infak dan sedekah masih rendah, kurangnya
dukungan dan belum maksimalnya unit kerja dalam mengelola keuangan
masjid serta kurang maksimalnya perhatian media mengenai pelaksanaandan
pengelolaan keuangan masjid. Upaya yang dilakukan diantaranya
mengupayakan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan masjid dapat terlaksana
dengan maksimal. Memaksimalkan fungsi keuangan masjid bagi kepentingan
beribadah jamaah dan masyarakat.35
3. Skripsi Mahdalena”Penerapan Sistem Akutansi Dalam Pengelolaan Dana
Pada Masjid Agung Al-Falah, Mahasiswa Jurusan Ekonomi Fakultas Syariah
IAIN STS Jambi, 2013. Skripsi menjelaskan bahwa Sistem akutansi syariah
adalah system transaksi yang dilakukan berdasarkan prinsip persaudaraan,
keadilan, kemaslahatan,keseimbangadan universal. Standar penyajian laporan
keuangan syariah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
perubahan ekuitas, sumber dan penggunaan dana zakat, penggunaan dana
35
http:www. Ayunda Fitri, “Kendala dan upaya Pengurus dalam Mengelola Keuangan Masjid”. Skripsi mahasiswa fakultas syariah UIN Syarif Hidayatullah”, 2008. diakses 6 September 2018
31
kebajikan dan laporan keuangan.Sistem keuangan di masjid Al-Falah terbagi
dua yaitu pencatatan uang masuk dan keluar serta pelaporean keuangan.
Selain itu kendala yang dihadapi diantaranya terbatasnya sumberdaya
manusiadan sarana prasarana pendukung. Sementara upaya yang dilakukan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menambah sarana
prasarana.36
H. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap babnya terdiri
dari sub-sub. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi saling
berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika pembahasan
adalah:
BAB I: Bab ini membahas tentang pendahuluan mencakupi latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka dan studi pustaka.
BAB II: Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan
penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, dan
tekhnik analisis data.
BAB III: Bab ini membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian
BAB IV: Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh
penulis mengenai sistem pengelolaan keuangan masjid dalam
36
Mahdalena”Penerapan Sistem Akutansi Dalam Pengelolaan Dana Pada Masjid Agung Al-Falah, Mahasiswa Jurusan Ekonomi Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, 2016
32
meningkatkan kemaslahatan masyarakat berdasarkan perpekstif hukum
Islam.
BAB V: Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.
33
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau
jasa berupa kejadian atau fenomena atau gejala sosial adalah makna dibalik
kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu
pengembangan konsep dan teori.37
Dalam upaya mencari dan mengumpulkan data
yang akurat, penelitian yang penulis lakukan bersifat penelitian kulitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan apa-apa yang
saat ini berlaku, di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,
menganalisis, dan mengimperprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini
terjadi atau ada.38
Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang
berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan
yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variable pertentangan dua kondisi
37
Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.22 38
Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal.
26
34
atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan-perbedaan antar fakta dan
lain-lain.39
Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah aspek yang sangat
penting dalam suatu penelitian, pendekatan yang sesuai dengan tujuan
penelitian akan mendukung kemudahan bagi peneliti yang akan mendukung
kemudahan bagi peneliti dalam menjalankan proses penelitian yang akan
dijalankan. Sementara desain dalam penelitian ini bersif deskriptif karena
penelitian dijelaskan melalui gambaran, umum yang bersifat sementara, apa
yang akan dapat diteliti dan bersifat fleksibel serta masih mengalami
perubahan.
B. Jenis dan Sumber Data
Untuk memperoleh gambaran maupun data yang dikumpulkan dalam
penulisan dan penyusunan skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian atau
riset di kelas yang memungkinkan dan memudahkan penulis memperoleh data
dan gambaran masalah yang dibahas maupun diteliti.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti langsung
dari sumber utamanya.40
Data primer merupakan data yang diperoleh
39
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 26-27 40
Ronny Kountur, Metode Penelitian: untuk Penulisan Skripsi dan Tesis: dilengkapi dengan
Contoh Laporan Penelitian, (Jakarta: PPM, 2007), hal. 182
35
langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data
tersebut menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak
berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan.
Data primer juga merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian Data primer
dalam penelitian ini berbentuk hasil obsrvasi di lokasi penelitian dan hasil
wawancara peneliti dengan responden penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber-sumber yang dapat berupa buku tentang
subjek matter yang ditulis orang lain, dokumen-dokumen yang merupakan
hasil penelitian dan hasil laporan.41
Data sekunder merupakan data
pendukung atau data pelengkap atau data yang tidak langsung diserahkan
oleh sumber data, tetapi lewat orang lain atau lewat dokumen. Data
Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau
pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah
terhadap dokumentasi pribadi, resmi kelembagaan, reverensi atau
literature laporan yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan
penelitian. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulanya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah, Koran,
keterangan-keterangan atau publikasi lainya dalam penelitian ini bentuk
41
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 93
36
data sekunder berupa data dokumen penjualan, dokumen pengeluaran dan
pemasukan dan sebagainya.
2. Sumber Data
Sumber data adalah sumber dimana data bersifat umum yang memiliki
informasi tentang objek penelitian. Sumber data adalah subjek dari mana data
diperoleh.42
Sumber data atau informasi baik jumlah mapun keragamanya
harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan
isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ataupun responden adalah pihak-pihak yang akan dimintai
informasi menyangkut fokus penelitian. Dalam penelitian ini, mereka adalah
orang-orang yang diduga mampu memberikan informasi. Subjek yang diteliti
diambil dengan menggunakan cara purposive sampling yaitu teknik yang
didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan
ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.43
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal. 172 43
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
2012), hal.202
37
Setelah penulis memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan seseorang
informan kunci (key informant) yang merupakan informan yang berwibawa dan
dipercaya mampu „‟membuka pintu‟‟ kepada peneliti untuk memasuki obyek
penelitian. Misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
diharapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
Setelah itu penulis melakukan wawancara kepada informan tersebut dan
mencatat hasil wawancara. Setelah itu, perhatian penulis pada objek penelitian
dan memulai memajukan pertanyaan deskriptif. Catatan deskriptif maksudnya
catatan berisi informasi faktual yang menggambarkan segala sesuatu apa adanya.
Subjek penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang hal-hal yang
tengah diteliti atau orang yang memiliki informasi banyak sekaligus paham
dengan masalah yang akan diteliti. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian
ini adalah kepala sekolah, tata usaha, guru dan siswa-siswa dalam hal ini subjek
penelitian juga disebut informan maupun responden.
D. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa
sesuatu yang diketahui atau dianggap atau anggapan, atau suatu fakta yang
digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
38
Observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan
pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.
Metode observasi juga dapat diartikan sebagai pengamatan langsung terhadap
objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya
dalam upaya mengumpulkan data penelitian.44
Metode observasi atau pengamatan mengoptimalkan kemampuan
peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, prilaku tidak sadar, kebiasaan
dan sebagainya. Yang dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-
gejala sosial dalam kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan mencatat
segera dengan memakai alat bantu seperti alat pencatat, formulir dan alat
mekanik. Dalam pelaksanaannya digunakan alat bantu seperti checklist, skala
penilaian atau alat mekanik seperti tape recorder dan lainnya.
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan
data karena sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara
sistematis dan dapat dikontrol keandalannya (reliabilitas) dan kesahihannya
(validitas). Dalam penelitian ini, peneliti akan mengobservasi sebagai berikut:
a. Mengobservasi situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar siswa
b. Mengobservasi situasi dan kondisi aktivitas belajar siswa melalui aktivitas
story telling.
c. Mengobservasi situasi dan kondisi lokasi penelitian.
44
Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.105
39
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pembicaraan santai
dalam berbagai situasi, dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan
informasi dan penjelasan yang utuh, mendalam, terperinci dan lengkap.
Wawancara yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara
lisan dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan
secara tuntas dilengkapi dengan instrumen.45
Wawancara memerlukan syarat penting yakni terjadinya hubungan yang
baik dan demokratis antara responden dengan penanya (Im good, you ure
good). Fungsi wawancara (interview) dalam penelitian adalah:
a. Mendapatkan informasi langsung dari responden (metode primer) .
b. Mendapatkan informasi, ketika metode lain tidak dapat dipakai (metode
sukunder).
c. Menguji kebenaran dari metode kuesioner atau observasi (metode
Kreteria).
Adapun data hasil wawancara dalam penelitian ini dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat
menjawab rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti dan akan diajukan
kepada responden penelitian.
45
Moh. Hariyadi, Statistik Pendidikan: Panduang Lengkap dari Design sampai Analisis
Statistik Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2010), hal. 14-15
40
Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-
catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang
psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui catatan pribadinya.46
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa
berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.47
Cara mengumpulkan data
melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik dokumenter atau studi
dokumenter.
E. Metode Analisis Data
46
Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), hal.112. 47
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm.
70-71
41
Setelah selesai penelitian ini, maka data yang di peroleh terlebih dahulu
diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi
kualitatif, dengan teknik:
1. Analisis Domain
Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek
penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan minitour question. Hasilnya
berupa gambaran umum tentang obyek yang diteliti, yang sebelumnya belum
pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum
mendalam, masih di permukaan, namun menemukan domain-domain atau
kategori dari situasi sosial yang diteliti.48
Data diperoleh dari grand tour dan minitour question. Dalam analisis ini
informasi yang diperoleh belum mendalam, masih di permukaan, namun
menemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial yang diteliti.
Hasilnya masih berupa pengetahuan atau pengertian di tingkat permulaan
tentang berbagai domain atau kategori konseptual (kategori-kategori simbolis
yang mencakup atau memadai sejumlah kategori atau simbol lain secara
tertentu). Domain atau kategori simbolis tersebut memiliki makna atau
pengertian yang lebih luas dari kategori atau simbolis yang dirangkumkan.
Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:
48
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perpekstif Rancangan Penelitian,
(Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 253
42
a. Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan
hubungan semantik yang tersedia.
b. Menyiapkan lembar analisis domain.
c. Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk
memulainya.
d. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan
semantik dari catatan lapangan.
e. Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik
habis.
f. Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).
2. Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi merupakan analisis yang lebih rinci dan mendalam
dan fokus penelitian di tetapkan terbatas pada domain tertentu yang sangat
berguna dalam upaya mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena/fokus
yang menjadi sasaran semula penelitian. Taksonomi adalah tidak hanya
terfokus pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya
mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena atau fokus yang menjadi sasaran
semula peneliti. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi
yaitu:
a. Memilih salah satu domain untuk dianalisis.
b. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang
digunakan untuk domain itu.
43
c. Mencari tambahan istilah bagian.
d. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat
dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis.
e. Membentuk taksonomi sementara.
f. Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah
dilakukan.
g. Membangun taksonomi secara lengkap.
3. Analisis Komponensial
Analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain
bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan
atau yang kontras, data dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
yang selektif. Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan
dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang
memiliki berbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Adapun langkah-langkah dalam
analisis ini yaitu:
a. Memilih domain yang akan dianalisis
b. Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan
c. Menyiapkan lembar paradigma
d. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai
e. Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu
f. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada
44
g. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data
h. Menyiapkan paradigma lengkap.
F. Uji Kepercayaan Data
Uji keabsahan data dimaksudnkan untuk menguji kebenaran data hasil
penelitan. Upaya pemeriksaan keabsahan data dapat diuraikan dengan beberapa
teknik pemeriksaan tertentu, dengan cara sebagai berikut:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Dalam penelitian kualitatif ini keikutsertaan sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat,
tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian, yaitu untuk membangun
kepercayaan para subjek terhadap peneliti, dan juga kepercayaan diri peneliti
sendiri. Perpanjangan keikutsertaan sangat menuntut peneliti agar terjun
kelokasi pada waktu yang cukup panjang, agar data yang diperoleh benar-
benar bisa dijadikan acuan.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti benar-benar bermaksud menemukan ciri-
ciri dan unsur yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
45
3. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Sementara itu, triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh melalui pengamatan, lalu dicek
dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik
pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
benar.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Dalam pemeriksaan keabsahan data teknik
trianguasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Sumber.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2) Membandingkan hasil wawancara dengan hasil isi dokumen yang
berkaitan.
46
3) Membandingkan keadaan dan persepsi seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan.
b. Metode
Pada triangulasi metode terdapat dua strategi:
1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan
berbagai data
2) Pengecekan derajat kepercayaan dengan berbagai sumber data yang
sama.
c. Penyidik
Triangulasi dengan cara penyelidik memanfaatkan penelitian atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya membantu
mengurangi melencengnya dalam pengumpulan data.
Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud untuk
mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan
yang diperoleh melalui sumber hasil observasi, wawancara maupun
melalui dokumentasi, sehingga dapat dipertanggung jawab keseluruhan
data yang diperoleh di lapangan dalam penelitian tersebut.
47
BAB III
GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN KEUANGAN MASJID
A. Pembukuan Keuangan Masjid Nurul Ikhlas
Kekayaan Masjid diperoleh dari usaha-usaha dan sumbangan yang halal
dan tidak mengikat. Dana terkumpul merupakan amanah yang harus
dipertanggungjawabkan penggunaannya, karena itu perlu pembukuan dengan
baik. Adanya pembukuan Keuangan dimaksudkan agar semua aktivitas dapat
dipertanggung jawabkan kepada publik. Transparansi dan akuntabilitas menjadi
kata kunci yang penting. Pembukuan keuangan masjid Nurul Ikhlas bertujuan
untuk melaporkan keuangan masjid yang meliputi sumber dana, penganggaran
kegiatan maupun lalu lintas keuangannya. Uang yang masuk dan keluar harus
halal, jelas sumbernya, tercatat dengan rapi dan dilaporkan secara periodik.
Demikian pula prosedur pemasukan dan pengeluaran dana harus ditata dan
dilaksanakan dengan baik.
Kegiatan di Masjid Nurul Ikhlas memerlukan dana yang tidak sedikit.
Kurang baiknya pendanaan dan pembukuan dapat menyebabkan terhambatnya
kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan. Oleh karena itu masalah in perlu
ditangani secara serius. Beberapa kegiatan penggalian dana yang dilakukan di
masjid Nurul Ikhlas diantaranya:
1. Donatur tetap, yaitu sumbangan dari jama‟ah atau pihak lain yang secara
periodik memberikan infaq.
48
2. Donatur tidak tetap, yaitu sumbangan dari berbagai pihak yang dilakukan
dengan mengajukan permohonan, misalnya kepada instansi pemerintan,
instansi swasta, lembaga donor atau simpatisan.
3. Donatur bebas, yaitu sumbangan yang diperoleh dari lingkungan jama‟ah
sendiri atau pihak luar yang bersifat insidentil. Hal ini dilakukan dengan
menyediakan Kotak Amal maupun penggalangan dana masyarakat.
Perencanaan keuangan dalam melaksanakan Program Kerja dilakukan secara
periodik. Perencanaan ini meliputi pengeluaran dan penerimaan dana secara
detail, sehingga kebutuhan biaya operasi dan pemenuhannya, insya Allah, dapat
diperkirakan.
1. Mekanisme penyusunan anggaran.
a. Masing-masing bidang kerja menjabarkan Program Kerja hasil
Musyawarah Jama‟ah untuk kegiatan tahunan.
b. Melakukan identifikasi kegiatan dan penjadwalannya.
c. Melakukan penghitungan biaya dan pendanaan atas masing-masing
kegiatan.
d. Mengajukan anggaran yang telah disusun masing-masing bidang pada
Rapat Kerja Pengurus.
e. Melakukan integrasi keseluruhan pembiayaan dan penerimaan dengan
memperhatikan skala prioritas.
2. Budgeting (penganggaran). Melalui Rapat Kerja pengurus masjid Nurul Ikhlas
menyusun anggaran pengeluaran dan pemasukan sesuai dengan kegiatan yang
49
akan diselenggarakan. Diusahakan dalam penyusunan anggaran pengurus
memiliki sumber dana yang jelas supaya tidak mengalami defisit. Beberapa
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Melakukan prioritas kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dana.
b. Pos-pos pengeluaran dan pemasukan ditunjukkan secara jelas.
c. Memberi toleransi anggaran sebesar (+) 10 % atau lebih sebagai faktor
safety.
d. Jumlah pengeluaran masing-masing bidang dinyatakan angka-angkanya
e. Melakukan integrasi seluruh bidang dalam menyusun anggaran dengan
menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP).
3. Lalu Lintas Keuangan
a. Pengumpulan. Pengumpulan dana dikoordinasi oleh Pengurus Bidang
Dana dan Perlengkapan yang berupaya dalam memenuhi kebutuhan
pendanaan untuk keseluruhan aktivitas. Pengurus melakukan beberapa
aktivitas penggalangan dana, di antaranya mengajukan proposal, membuat
kotak amal, dan lain sebaginya.
b. Pemasukan dan pengeluaran. Dana yang telah dikumpulkan bidang dana
dan Perlengkapan selanjutnya diserahkan kepada Bendahara dengan
diketahui Ketua Umum. Hal ini dilakukan dengan mekanisme Form
Penyerahan Dana. Oleh Bendahara selanjutnya dana tersebut dimasukkan
dan disimpan dalam Kas Keuangan Masjid Nurul Ikhlas atau Rekening
Bank. Untuk pengeluaran dana perlu diperhatikan adanya kesesuaian
50
dengan anggaran yang telah ditetapkan bagi masing-masing bidang.
Bidang yang bersangkutan mengajukan permohonan dana kepada Ketua
Umum dengan mengisi Form Permintaan Uang Muka. Apabila disetujui,
selanjutnya Bendahara mengeluarkan dana sesuai yang dimintakan.
c. Pengawasan. Aktivitas pengumpulan dana oleh Bidang Dana dan
Perlengkapan maupun pengelolaan dana oleh Bendahara perlu dilakukan
pengontrolan. Hal ini dilakukan antara lain melalui:
1) Lembar bukti. Beberapa lembar bukti yang bisa digunakan antara lain:
kwitansi, nota, deklarasi, kupon dan lain sebagainya.
2) Lembar Informasi. Informasi pengumpulan dan pengelolaan dana tiap
bulan disampaikan oleh Bidang Dana dan Perlengkapan maupun
Bendahara.
3) Papan pengumuman. Informasi keuangan Ta‟mir Masjid yang
ditempelkan pada papan pengumuman.
4) Laporan rutin. Pengurus Bidang Dana dan Perlengkapan maupun
Bendahara menyampaikan laporan rutin pengelolaan dana pada forum
Rapat Umum maupun Laporan Tahunan Pengurus. Juga disampaikan
dalam Laporan Pertanggungjawaban Pengurus pada saat Musyawarah
Jama‟ah.
5) Forum/Lembaga pengawas. Beberapa forum atau lembaga yang bisa
melakukan pengawasan secara langsung adalah: rapat umum, rapat
pleno, majelis syura dan musyawarah jama‟ah.
51
4. Laporan Keuangan Masjid Nurul Ikhlas
Laporan Keuangan yang dibuat oleh pengurus masjid Nurul Ikhlas
masih sangat sederhana berbentuk laporan kas, dengan bentuk empat kolom
uraian, penerimaan, pengeluaran dan saldo. Bentuk laporan keuangan sangat
sederhana hanya sekedar laporan penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu
periode.
Berikut Realisasi penerimaan dan pengeluaran keuangan masjid Nurul
Ikhlas Mendalo Jambi.
REKAPITULASI
PENERIMAAN/PENGELUARAN
UANG KAS MASJID NURUL IKHLAS BULAN MARET 2019
URAIAN PENERIMAAN
(RP)
PENGELUARAN
(RP)
SALDO KAS
(RP)
1 2 3 4
A. Saldo uang kas akhir bulan
Februari 2019, sebesar..........
B. Penerimaan bulan ini
I. Minggu III
Jumat, 21-03-2019
II. Minggu IV
Jumat, 27-03-2019
III. Minggu I
Jumat, 06-04-2019
IV. Minggu II
Jumat, 11-04-2019
36.149.955
504.000
649.000
439.000
645.000
-
479.200
165.000
165.000
1.252.3000
36.149.955
24.800
484.000
274.000
-
Jumlah s/d akhir bulan Maret
2019, tdd
d. Penerimaan sebesar
e. Pengeluaran sebesar
f. Saldo uang pada kas sebesar
38.386.955
-
-
-
2.041.500
-
-
-
36.345.455
Berdasarkan tujuan penggunaan, pendapatan dikelompokkan menjadi dua,
yaitu: pendapatan terikat temporer dan pendapatan tidak terikat. Pendapatan
52
terikat temporer artinya pendapatan yang tujuan penggunaannya sudah jelas atau
sudah ditentukan penderma. Dikatakan temporer karena pemanfaatannya jangka
pendek (tidak permanen). Bisa jadi pendapatan yang diterima merupakan
perpaduan (mix) antara pendapatan terikat dan temporer. Misalnya, pendapatan
dari siswa TPA (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) perbulan, maka ini harus
ditentukan sejak awal berapa persen dari pendapatan tersebut yang dialokasikan
untuk pendapatan terikat temporer (untuk membayar gaji guru, sarana pendidikan,
kebersihan dan biaya yang pasti keluar lainnya dalam 1 bulan) dan berapa persen
yang tergolong pendapatan tidak terikat. Pendapatan tidak terikat inilah yang
fleksibel digunakan. Bisa jadi juga pendapatan dari siswa TPA merupakan
pendapatan terikat temporer semua. Besarnya proporsi alokasi serta jenis-jenis
pengelompokan ini ditentukan oleh pengelola dan harus diterapkan secara
konsisten.
Lingkup penerapan anggaran berada dalam irisan antara akuntansi dan
manajemen. Secara manajemen, anggaran disusun sebagai alat pengendalian
(untuk menghindari pembelanjaan yang berlebihan, atau pembelanjaan di luar
aktivitas yang sejalan dengan tujuan), sebagai alat motivasi (misalnya, pada
anggaran pendapatan, maka anggaran pendapatan merupakan target pencapaian),
maupun sebagai penilai kinerja (yang dapat mengaitkan antara biaya dengan
aktivitas, serta dapat digunakan sebagai patokan apakah suatu unit kerja atau
bagian telah memenuhi target).
53
Secara akuntansi, realisasi atas anggaran diklasifikasikan dan dicatat
berdasarkan bukti. Anggaran disusun berdasarkan hasil evaluasi atas realisasi atau
informasi akuntansi periode sebelumnya.
Periode penyusunan anggaran setiap organisasi dapat berbeda-beda. Ada
yang tahunan, ada yang setiap semester, tergantung dari kebutuhan organisasi.
Pada umumnya, anggaran ditentukan setiap tahun. Namun, evaluasinya dilakukan
setiap bulan atau tiga bulanan. Menganggarkan pendapatan bukan berarti
membentuk organisasi sektor publik menjadi organisasi komersial. Perencanaan
pendapatan (atau anggaran pendapatan) merupakan faktor pengendali
ketersediaan dana, kualitas layanan, dan efisiensi. Dengan menganggarkan
pendapatan, diharapkan pengelola dapat lebih baik dalam memilih bentuk
aktivitas dan mengalokasikan biaya, menjaga relevansi aktivitas dengan tujuan
dalam upaya menggapai mimpi organisasi.
Begitu juga dengan keadaan penerimaan dan pengeluaran uang kas masjid
keuangan masjid Nurul Ikhlas akuntansi masjid dilakukan dengan proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi
keuangan yang dilakukan oleh sebuah organisasi (biasanya disebut takmir).
Pencatatan dilakukan sesuai dengan prinsip keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban. Jika melhat laporan keangan pada tahun-tahun sebelumnya
di masjid Nurul Ikhlas maka dapat dilihat pada keadaan penerimaan dan
pengeluaran uang kas masjid Nurul Ikhlasdapat dilihat pada table sebagai berikut:
54
REALISASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN UANG KAS MASJID 2018
Tgl/Bln/Thn No Uraian Penerimaan dan Pengeluaran Penerimaan
Rp
Pengeluaran
Rp
Saldo
Rp
01-03-2018 1 Dibukukan kembali saldo kas akhir bulan
Februari 2014, sebesar
36.149.955
-
-
07-03-2018 01
02
03
04
05
06
Dierima sumbangan dari jamaah sholat
Jumat melalui kotak amal sebesar....
Diterima wakaf dari hamba Allah,
sebesar...
Dikeluarkan honorium untuk
penceramah jamaah remaja
sebesar.........
Dikeluarkan uang kebersihan sholat Jumat
sebesar.........
Dikeluarkan uang foto copy dan ATK
pengadaan laporan masjid dsb, sebesar.....
Dikeluarkan BOS Masjid Al-Badr,
sebesar...
404.000
100.000
150.000
15.000
14.200
300.000
-
-
-
-
-
14-03-2018 01
02
03
04
Diterima sumbangan dari jamaah sholat
Jumat melalui kotak amal sebesar....
Diterima wakaf dari hamba Allah,
sebesar...
Dikeluarkan jasa transportasi khatip dan
imam sebesar.........
Dikeluarkan uang kebersihan sholat Jumat
sebesar.........
549.000
100.000
-
-
150.000
15.000
-
-
-
21-03-2018 01
02
03
04
Dierima sumbangan dari jamaah sholat
Jumat melalui kotak amal sebesar...
Diterima wakaf dari hamba Allah,
sebesar....
Dikeluarkan jasa transportasi khatip dan
imam sebesar....
Dikeluarkan uang kebersihan sholat Jumat
sebesar.........
336.000
103.000
-
-
150.000
15.000
-
-
-
55
28-03-2018 01
02
3
04
05
06
07
08
09
Dierima sumbangan dari jamaah sholat
Jumat melalui kotak amal sebesar....
Diterima wakaf dari hamba Allah,
sebesar....
Dikeluarkan guru untuk kegiatan PAMI
sebesar.........
Dikeluarkan uang kebersihan sholat Jumat
sebesar.........
Dibayar honorarium 2 orang petugas
masjid bulan Februari, sebesar........
Dibayar rekening air sebesar........
Dibayar rekening listrik sebesar.......
Dibayar bon 1 bola lampu besar (garansi)
dari Toko Ibrahim sebesar........
Dibayar honorarium pembantu imam sholat
5 waktu sebesar.........
445.000
200.000
-
-
-
-
-
-
150.000
15.000
500.000
84.300
108.000
75.000
300.000
-
-
-
-
-
-
-
-
28-03-2018 01
02
03
04
05
06
07
08
09
Dierima sumbangan dari jamaah sholat
Jumat melalui kotak amal sebesar....
Dikeluarkan untuk pembelian Al-Guran
dan buku Iqro untuk kegiatan PAMI....
Dikeluarkan jasa transportasi khatip dan
imam sebesar.........
Dikeluarkan uang kebersihan sholat Jumat
sebesar.........
Dibayar honorarium 2 orang
penceramah majelis taklim sebesar........
Dibayar rekening air sebesar........
Dibayar rekening listrik sebesar.......
Dibayar bon 1 bola lampu besar (garansi)
dari Toko Ibrahim sebesar........
Dibayar honorarium pembantu imam sholat
5 waktu sebesar.........
445.000
200.000
-
-
-
-
-
-
150.000
15.000
500.000
84.300
108.000
75.000
300.000
-
-
-
-
-
-
-
-
56
Jumlah s/d akhir 2018 tdd :
Penerimaan sebesar........
Pengeluaran sebesar.........
Saldo uang pada kas sebesar.......
38.386.955
-
-
-
2.041.500
-
-
-
36.345.455
Data pada tabel dapat dianalisis bahwa keadaan laporan keaungan masjid
belum secara rinci dijelaskan dan dilaprkan, tetapi berdasarkan laporan keuangan
masjid dapat dlihat bahwa bentuk kegiatan yang mengarah kepada kemaslahatan
umat dan emnggunakan dana masjid diantaranya yaitu dikeluarkan honorium
untuk penceramah jamaah remaja yang mana keuangan masjid dimanfaatkan
untuk mengadakan pengajian para remaja masjid. Adanya kegiatan PAMI yang
dilaksanakan pada daat sholat Magrib dan menjelang Isya juga merupakan untuk
kemaslahatan umat karena digunakan untuk pendidikan agama anak. hal ini juga
di dukung dengan adanya pembelian Al-Guran dan buku Iqro untuk kegiatan
PAMI.
Dalam organisasi masjid untuk pendanaanya berasal dari sumbangan para
jamaah, karena terdapat kecenderungan dari para penyumbang itu yang ingin
mengetahui seberapa besar peran bantuan uang yang mereka sumbangkan dapat
membantu organisasi itu maka diperlukan kejelasan dalam penggunaan dana itu,
oleh sebab itu maka akuntansi perlu juga diterapkan pada dua organisasi ini.
Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban takmir masjid juga bertindak
sebagai pengelola, akuntansi masjid juga bertujuan untuk menyediakan informasi
yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Misalnya peralatan apa yang
57
dibutuhkan secara rutin, aktivitas apa saja yang harus dilaksanakan, serta
bagaimana mengalokasikan sumber daya masjid untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Peran akuntansi masjid yang lain adalah sebagai
pengendalian manajemen.
Peroses pencatatan akuntansi masjid jauh lebih sederhana bila dibandingkan
dengan pencatatan pada akuntansi konvensional. Dimulai dengan melakukan
identifikasi sumber pendapatan, misal: dari iuran TPA. Selanjutnya melakukan
identifikasi aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan serta alokasi dana yang
dibutuhkan dengan melihat sumber dana yang dimiliki, misal: kegiatan rutin TPA,
penyembelihan kurban saat Hari Raya Idul Adha, pengadaan khitanan massal bagi
warga kurang mampu. Dalam penerapannya, akuntansi masjid menggunakan
basis kas yakni mengakui pendapatan dan biaya pada saat kas diterima dan
dibayarkan. Selain itu, akuntansi masjid menggunakan metode pembukuan
tunggal (single entry method) dimana takmir masjid tidak perlu membuat jurnal,
buku besar. Laporan keuangannya disajikan dengan membandingkan antara
anggaran yang telah dibuat dengan realisasinya.
B. Analisis Peneliti
Berdasarkan uraian pembukuan keuangan masjid terutama pada masjid
masjid Nurul Ikhlas, maka peneliti dapat mensintesis bahwa kekayaan Masjid
diperoleh dari usaha-usaha dan sumbangan yang halal dan tidak mengikat. Dana
terkumpul merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan
penggunaannya, karena itu perlu dikelola dengan baik. Adanya Pedoman
58
Pengelolaan Keuangan dimaksudkan agar dapat memberi acuan kepada Pengurus
dalam mengelola dana organisasi tersebut.
Bendahara masjid mempunyai tugas untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, membayarkan dan mempertanggung-jawabkan
keuangan masjid. Bendahara masjid harus membuat laporan pertanggungjawaban
atas penerimaan dan uang yag menjadi tanggungjawabnya melalui laporan
pertanggungjawaban. Betapa banyak tugas dan tanggungkawab bendahara masjid
sehingga tentulah si bendahara masjid harus memahami pengelolaan keuangan
masjid secara baik dan benar. Pengelolaan Keuangan Masjid dimulai dari
perencanaan, kemudian diikuti dengan penganggaran, penatausahaan pelaporan,
pertanggungjawaban dan diakhiri dengan pengawasan. Dari siklus pengelolaan
keuangan masjid diatas, bendahara masjid menjadi bagian yang cukup penting,
terutama pada tahap penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.
Dalam penatausahaan pengelolaan keuangan masjid beberapa pembukuan
wajib diselenggarakan oleh bendahara masjid. Penatausahaan Penerimaan dan
pengeluaran Masjid mewajibkan Bendahara masjid membuat Buku Kas Umum,
dan beberapa buku pembantu lainnya. Selama ini bendahara masjid yang relatif
sebagian besar berpendidikan bukan dari sekolah kejuruan pembukuan ataupun
akuntansi, agak sedikit mengalami kesulitan untuk mengerjakan penatausahaan
tersebut.
Pengangkatan Bendahara Masjid yang menjadi hak perogratif Kepala
Masjid hanya berdasarkan suka atau tidak suka saja, tanpa mempertimbangkan
59
latar belakang pendidikan si Bendahara Masjid minimal setara dengan SMU.
Meskipun hal tersebut belum dapat menjamin penatausahaan dapat berjalan
dengan baik, paling tidak masih lebih baik jika dibandingkan dengan hanya
berpendidikan SMP ataupun sekolah dasar.
Dewasa ini sangat banyak pembangunan di masjid yang sumber dananya
tidak saja berasal dari jamaahnya tetapi juga bersumber dari pemerintah maupun
dari bantuan luar negeri antara lain berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat
masjid yang tentunya mengharuskan perangkat masjid mempunyai pengetahuan
yang memadai mengenai penatausahaan pengelolaan keuangan. Tentunya ini
menjadi suatu tantangan bagi penyelenggara keuangan di masjid.
Pemahaman yang baik atas Pengelolaan Keuangan Masjid akan sangat
membantu para Kepala Masjid dan perangkat masjid lainnya termasuk bendahara
masjid. Disinilah pemerintah daerah memainkan peranan yang penting dalam
memberikan perhatian atas kapabilitas para penyelenggara pengelola keuangan
masjid, dengan membuat suatu petunjuk pengelolaan keuangan masjid yang lebih
rinci dalam rangka penyeragaman penyelenggaraan penatausahaan dan
pertanggungjawaban keuangan masjid.
Asistensi ataupun bimbingan teknik pengelolaan keuangan masjid secara
berkesinambungan atas bendahara masjid dapat menjadi salah satu alternatif
dalam meningkatkan kemampuan para bendahara masjid. Tidak saja bimbingan
teknik bagi bendahara masjid, tetapi juga bagi para Kepala Masjid, Sekretaris
Masjid sehingga diharapkan akan ada pemahaman yang sama atas pengelolaan
60
keuangan masjid yang tentunya dapat membantu kelancaran pelaksanaan
pengelolaan keuangan masjid.
Sedangkan untuk donator yang tidak tetap biasanya dilakukan dengan
membuat surat permohonan yang disertai Proposal Aktifitas Ta‟mir Masjid
kepada donatur. Mengajukan surat permohonan tersebut dengan mendatangi
instansi yang bersangkutan atau melalui pos/kurir. Dana cash atau berupa cheque
diserahkan langsung kepada Bendahara. Sementara pada donator bebas biasanya
para pengurus masjid melakukan penempatan kotak-kotak amal di luar
lingkungan Masjid dilakukan dengan membuat surat permohonan penempatan.
Membuat kotak-kotak amal sesuai dengan kebutuhan dan menempatkan pada
tempat-tempat yang sudah ditentukan. Secara periodik Bidang Dana dan
Perlengkapan membuka kotak-kotak amal tersebut. Untuk penggalangan dana
bebas dalam acara-acara tertentu dapat dilakukan dengan mengedarkan kotak
amal jariyah secara langsung.
Selain itu analisis peneliti mengenai pembukuan keuangan masjid yang
dikelalo oleh pengurus-pengurus masjid yang ada di Mendalo, secara keseluruhan
memiliki persamaan dalam melakukan atau menyusunan pembukuan keuangan
masjid baik dalam menyusun kas jangka pendek maupun kas jangka panjang.
Perbedaan yang terlihat dari penyusunan pembukuan keuangan adalah cara
menyusun dan juga bentuk kegiatan yang diprogramkan berdasarkan anggaran
keuangan masjid yang ada.
61
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembukuan Keuangan Masjid di Pematang Gajah Jaluko dalam meningkatkan
kemaslahatan masyarakat berdasarkan perpekstif Hukum Ekonomi Islam
Dalam pembukuan keuangan masjid Nurul Ikhlas yang berada di Pematang
Gajah Jaluko telah menerapkan prinsip-prinsip akuntansi syariah, karena dilihat dari
pembukuan keuangan masjid, masjid ini tetap berpegang teguh pada prinsip
pertanggung jawaban, prinsip keadilan dan prinsip kebenaran, mengatur mekanisme
penyusunan anggaran, membuat budgeting (penganggaran), melaksanakan
pengumpulan, pemasukan, pengeluaran dan pengawasan dan membuat laporan
keuangan.
i. Mengedepankan Prinsip Pertanggungjawaban, Keadilan dan Kebenaran
Hasil wawancara peneliti dengan salah satu penanggung jawab keuangan di
masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko yaitu bapak Tachruddin Thaib
yang memberikan penjelasan sebagai berikut:
Untuk membuat pembukuan keuangan masjid kami selalu berusaha tetap
melaksanakan prinsip pertanggung jawaban, prinsip keadilan dan prinsip
kebenaran, karena akutansi keuangan masjid baik pemasukan dan
pengeluarannya harus benar-benar di bukukan dengan tepat sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan yang ada. Oleh karena itu tanpa adanya prinsip yang
ketiga tersebut maka akan terjadi kesalahan yang berdampak pada orang
banyak.49
49
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 2 Juli
2019
62
Mengani hal yang sama peneliti juga memperoleh informasi yang sama dari
bapak Usman, selaku Bendahara yang ada di masjid Nurul Ikhlas di Pematang
Gajah Jaluko, ia menjelaskan sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan pembukuan keuangan atau akutansi keuangan masjid
saya dan teman-teman yang lainnya memang selalu berusaha untuk
mengedepankan prinsip pertanggung jawaban, keadilan dan kebenaran,
karena apa yang kami buat dalam pembukuan akan kami pertanggung
jawabkan dan hal itu tentunya akan berdampak pada keadilan dan kebenaran
bagi orang banyak khususnya umat Islam atau jamaah yang ada di sini.50
Bedasarkan keterangan di atas, dapat dipahami bahwa prinsip
pertanggungjawaban (accountability) amanah. Bagi kaum muslim, persoalan
amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan Allah dari alam kandungan.
Manusia diciptakan oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi ke-
khilafahannya. Oleh karena itu sikap dan sifat amanah akan lebih mudah untuk
mempertanggungjawabkan segala urusan, terutama masalah keuangan masjid.
Dalam hal ini takmir masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko berusahan
untuk selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah di amanatkan, wujud
pertanggungjawaban nya berbentuk laporan keuangan masjid.51
Wawancara peneliti dengan pengelola keuangan Masjid Nurul Ikhlas di
Pematang Gajah Jaluko memperoleh informasi yaitu sebagai berikut:
Dalam membuat akuntansi keuangan masjid kami pengurus masjid memang
berusaha untuk selalu bisa bersikap adil dalam menerima uang yang masuk
dan uang yang akan dikeluarkan dalam bentuk apapun, selain itu melalui
kegiatan pembukuan ini kami juga selalu mengupayakan agar tetap
berpegang teguh pada etika moral oleh karena itu setiap pembukuan harus
dicatat dan ditulis dengan baik dan benar.52
50
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 2 Juli
2019 51
Observasi, 2 Juli 2019 52
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko,, 2 Juli
2019
63
Dalam observasi peneliti melihat bahwa prinsip keadilan ini tidak saja
merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis,
tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah manusia.
Dalam konteks akuntansi, kata adil yang dimaksudkan disini dilaksanakan oleh
masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko melalui kegiatan setiap transaksi
yang dilakukan dicatat dengan benar.53
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Iskandar selaku pengelola masjid
Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, memberikan informasi sebagai berikut:
Ketika melakukan atau membuat pembukuan keuangan masjid prinsip
keadlian berhubungan dengan kejujuran mengenai informasi yang dibuat
baik dalam bentuk pemasukan dan pengeluaran uang, selain itu dengan
bersikap adil dan jujur maka apa yang telah direncanakan dan diprogramkan
akan menjadi lebih jelas dan lebih baik, setidaknya memperbaiki
pembukuan agar lebih baik dari sebelumnya.54
Pada dasarnya menjunjung prinsip keadilan berkaitan dengan praktik moral,
yaitu kejujuran, karena tanpa kejujuran informasi disajikan akan menyesatkan dan
sangat merugikan masyarakat. Selain itu, adil bersifat lebih fundamental, karena
adil ini sebagai pendorong untuk melakukan upaya-upaya dekonstruksi terhadap
bangun akuntansi modern menuju pada bangun akuntansi yang lebih baik.
ii. Mengatur Mekanisme Penyusunan Anggaran
Mengatur mekanisme penyusunan anggaran yang dilakukan oleh masjid
Nurul Ikhlas yang berada di Pematang Gajah Jaluko cukup baik dilaksanakan. Hal
ini seperti yang dijelaskan oleh bapak Iskandar yaitu sebagai berikut:
53
Observasi, 2 Juli 2019 54
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 2 Juli
2019
64
Kegiatan awal yang harus dilakukan untuk mengatur mekanisme
penyusunan anggaran di masjid dilakukan dengan membuat program kerja
dimana program kerja tersebut telah dimusyawarahkan bersama dan
melakukan identifikasi serta penjadwalan kegiatan tersebut. Dengan begitu
kegiatan untuk penyusunan anggaran akan lebih jelas dan teratur.55
Periode penyusunan anggaran setiap organisasi dapat berbeda-beda. Ada
yang tahunan, ada yang setiap semester, tergantung dari kebutuhan organisasi.
Pada umumnya, anggaran ditentukan setiap tahun. Namun, evaluasinya dilakukan
setiap bulan atau tiga bulanan. Menganggarkan pendapatan bukan berarti
membentuk organisasi sektor publik menjadi organisasi komersial. Perencanaan
pendapatan (atau anggaran pendapatan) merupakan faktor pengendali
ketersediaan dana, kualitas layanan, dan efisiensi. Dengan menganggarkan
pendapatan, diharapkan pengelola dapat lebih baik dalam memilih bentuk
aktivitas dan mengalokasikan biaya, menjaga relevansi aktivitas dengan tujuan
dalam upaya menggapai mimpi organisasi.
Peneliti juga mewawancarai salah satu pengusus masjid yang berada di Pematang
Gajah Jaluko yaitu bapak Sulaiman yang juga memberikan informasi yaitu
sebagai berikut:
Dalam rangka penyusunan anggaran atau berhubungan dengan keuangan
masjid biasanya di masjid ini selalu diadakan musyawarah, seperti ketika
akan mengadakan kegiatan bulanan ataupun tahunan yang memerlukan
anggaran dana maka dilakukan musyawarah untuk mencapai mufakat,
sehingga anggaran yang akan dikeluarkan atau anggaran yang diterima bisa
identifikasi dan diatur sedemikian rupa.56
Observasi peneliti pada masing-masing masjid baik Nurul Ikhlas di
Pematang Gajah Jaluko memang terlihat melakukan musyawarah untuk mencapai
55
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 2 Juli
2019 56
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 6 Juli
2019
65
mufakat dalam menentukan sebuh kegiatan, sehingga dengan hal itu anggaran
keuangan yang akan masuk ataupun dikeluarkan dapat dibukukan dengan baik.57
Selain itu wawancara peneliti juga mendapatkan informasi menganai
mekanisme penyususan anggaran yang biasanya dilakukan, informasi ini
diperoleh dari bapak Asmari selaku pengelola keuangan masjid Nurul Ikhlas di
Pematang Gajah Jaluko ia menjelaskan sebagai berikut:
Dalam mengatur mekanisme anggaran keuangan, kami selalu melakukan
perhitungan biaya atau pendanaan dari setiap kegiatan yang dilakukan,
anggaran yang telah di susun maka akan diajukan dan perhitungkan sesuai
dengan keadaan anggaran yang ada. Dengan mekanisme tersebut akan
membantu menstabilkan anggaran dan juga memperhitungkan pendanaan
yang telah diterima baik dari masyarakat maupun dari donatur tetap.58
Keterangan yang sama juga peneliti peroleh dari bapak Usman selaku salah
satu pengurus di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko ia menjelaskan
sebagai berikut:
Untuk mengontrol dan melakukan mekanisme penyusunan anggaran
keuangan masjid biasanya kami menentukan apa saja kegiatan yang akan
dilakukan, menentukan anggaran dana atau biaya dan juga melakukan
perhitungan anggaran yang akan digunakan, hal ini biasanya diperolah
melalui muasyawarah bersama antar pengurus masjid, sehingga keunagna
masjid dapat dikontrol dengan baik.59
Pengamatan peneliti di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko
dalam hal mengatur mekanisme pengusunan anggaran memang sama, hal ini
terlihat dari untuk setiap kegiatan pengeluaran keuangan selalu dilakukan
perhitungan, mengajukan anggaran yang telah disusun masing-masing bidang
57
Observasi, 6 Juli 2019 58
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko,, 6 Juli
2019 59
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 6 Juli
2019
66
pada Rapat Kerja Pengurus dan juga melakukan integrasi keseluruhan
pembiayaan dan penerimaan dengan memperhatikan skala prioritas.60
iii. Membuat Budgeting (Penganggaran)
Melalui Rapat Kerja pengurus masjid, biasanya dilakukan penyusunan
anggaran pengeluaran dan pemasukan sesuai dengan kegiatan yang akan
diselenggarakan. Diusahakan dalam penyusunan anggaran pengurus memiliki
sumber dana yang jelas supaya tidak mengalami defisit. Seperti yang di jelaskan
oleh bapak Said selaku salah satu pengurus masjid Nurul Ikhlas di Pematang
Gajah Jaluko, ia menjelaskan sebagai berikut:
Untuk penganggaran dana terutama dana untuk pengeluaran, maka biasanya
kami melakukan kegiatan yang sangat penting, atau memprioritaskan
kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan anggaran dana.
Sehingga dengan begitu pengeluaran dan pemasukan anggaran bisa dibuat
atau dibukukan secara jelas, karena kegiatan yang diadakan benar-benar
diprioritaskan berdasarkan kebutuhan masyarakat.61
Menganai hal yang sama peneliti juga memperoleh informasi dari bapak
Sulaiman selaku salah satu pengurus masjid ia menjelaskan sebagai berikut:
Dalam membuat anggaran apalagi anggaran untuk sebuah kegiatan,
biasanya selalu diprioritaskan pada kegiatan yang sangat penting dan
anggaran danapun di prioritaskan pada kegiatan-kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi para jamaah di sini, melalui kegiatan penganggaran yang
serba di prioritaskan ini diharapkan dapat mengatur dengan baik anggaran
dana sesuai dengan kebutuhan dana yang akan dikeluarkan.62
Observasi peneliti melihat bahwa dalam melaksanakan kegiatan keagamaan
biasanya para pengurus masjid selalu menganggarkan dana sesuai dengan
kebutuhan, selain itu para pengurus juga menjelaskan dan mengumumkan
60
Observasi, 6 Juli 2019 61
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 6 Juli
2019 62
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 6 Juli
2019
67
anggaran dana yang diterima dan dikeluarkan.63
Seperti hasil wawancara peneliti
dengan bapak Asmari di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko yang
memberikan informasi sebagai berikut:
Dalam melaksanakan kegiatan, biasanya kami pengurus memberikan
toleransi anggaran sebesar 10%, hal ini dilakukan agar kegiatan bisa
dilaksanakan sebagaimana mestinya, selain itu kami juga selalu
mengumumkan pengeluaran dan pemasukan anggaran dalam bentu angka-
angka, sehingga anggarana dan dana yang diterima dan dikeluarkan dapat
ditunjukkan dengan jelas.64
Berdasarkan hasil wawancara dan obervasi maka dapat disintesis bahwa
dalam menyusun anggaran para pengurus masjid melakukan prioritas kegiatan
yang disesuaikan dengan kebutuhan dana. Pengeluaran dan pemasukan
ditunjukkan secara jelas. Jumlah pengeluaran masing-masing bidang dinyatakan
angka-angkanya
4. Melakukan Pengawasan dan Membuat Laporan Keuangan
Aktivitas pengumpulan dana oleh bidang dana dan perlengkapan maupun
pengelolaan dana oleh Bendahara perlu dilakukan pengontrolan. Hal ini seperti
dijelaskan oleh oleh salah satu pengurus dari masjid Nurul Ikhlas di Pematang
Gajah Jaluko, ia mengatakan bahwa:
Dalam membuat laporan keuangan masjid biasanya ada proses pengawasan
pada kegiatan tersebut. Oleh karena itu dalam pembukuan harus
melampirkan lembar bukti, membuat informasi/pengumuman sehingga bisa
diketahui oleh seluruh jamaah atau para donator dan membuat laporan yang
rutin pada setiap pemasukan maupun pengeluaran. Dengan langkah-langkah
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja menjadi lebih baik.65
63
Observasi, 6 Juli 2019 64
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 6 Juli
2019 65
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 6 Juli
2019
68
Menanggapi kegiatan pengawasan di masjid Nurul Ikhlas di Pematang
Gajah Jaluko pengurus juga menjelaskan sebagai berikut:
Kegiatan pengawasan terhadap pembukuan keuangan masjid memang selalu
dilakukan, hal ini dilakukan untuk mengontrol keluar masuknya anggaran
yang ada di kas masjid, oleh karena itu perangkat ataupun pengurus masjid
harus selalu membuat pembukuan dengan disertai bukti-bukti yang
mendukung seperti setiap pembelian barang harus ada nota, setiap
pengeluaran dan pemasukan harus selalu diinformasikan, dan sebagainya.66
Dalam pengamatan peneliti memang melihat bahwa dalam setiap
pengeluaran ataupun pemasukan anggaran para pengurus masjid selalu
mengupayakan beberapa lembar bukti yang bisa digunakan antara lain: kwitansi,
nota, deklarasi, kupon dan lain sebagainya. Selain itu, para pengurus masjid juga
memberikan informasi mengenai pengumpulan dan pengelolaan dana tiap bulan
disampaikan oleh Bidang Dana dan Perlengkapan maupun Bendahara.67
B. Sistem pemasukan dan pengeluaran keuangan di Masjid Nurul Ikhlas Pematang
Gajah Jaluko dalam meningkatkan kemaslahatan masyarakat berdasarkan
perpekstif Hukum Ekonomi Islam
i. Sistem Pemasukan Keuangan
Pembukuan Keuangan Masjid pada masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah
Jaluko dilakukan dengan melaksanakan pengumpulan dana untuk pemasukan
anggaran. Mengenai hal ini peneliti mewawancarai bapak Usman selaku salah
satu pengurus masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko ia menjelaskan
sebagai berikut:
66
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 6 Juli
2019 67
Observasi, 6 Juli 2019
69
Agar pembukuan keuangan masjid tetap stabil dan kas masjid tidak sampai
kosong maka kami selalu mengupayakan pengumpulan anggaran untuk
pemasukan. Dengan pengumpulan anggaran masjid tentunya akan
menambah pemasukan anggaran, anggaran atau dana yang masuk tentunya
akan diprioritaskan pada kegiatan-kegiatan yang lebih penting dan
bermanfaat.68
Menurut informasi yang peneliti terima, dalam hal pengumpulan dana untuk
anggaran uang masjid para pengurus masjid juga melakukan beberapa cara untuk
mengumpulkan anggaran, seperti yang dijelaskan oleh salah satu pengurus dari
masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, ia mengatakan:
Untuk melakukan pengumpulan dana atau anggaran masjid biasanya kami
mengkoordinasikan dengan pengurus untuk membantu memenuhi
kebutuhan pendanaan, misalnya dilakukan dengan cara mengajukan
proposal bantuan kekantor-kantor pemerintahan negeri maupun swasta yang
ikut serta memberikan andil dalam membangun agama Islam, baik melalui
kegiatan keagamaan maupun melalui bantuan dana langsung.69
Pembukuan keuangan masjid Nurul Ikhlas bertujuan untuk melaporkan
keuangan masjid yang meliputi sumber dana, penganggaran kegiatan maupun lalu
lintas keuangannya. Uang yang masuk dan keluar harus halal, jelas sumbernya,
tercatat dengan rapi dan dilaporkan secara periodik. Demikian pula prosedur
pemasukan dan pengeluaran dana harus ditata dan dilaksanakan dengan baik.
Keterangan di atas juga dibenarkan oleh salah satu pengurus di masjid Nurul
Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, ia menjelaskan sebagai berikut:
Salah satu cara pengumpulan dana memang kami lakukan dengan
mengajukan proposal kepada instansi-instansi pemerintahan, proposal itu
biasanya kami susun berdasarkan kegiatan atau program kerja yang telah
kami rancang atau telah ditentukan untuk kepentingan jamaah dan umat
68
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 10 Juli
2019 69
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 10 Juli
2019
70
Islam lainnya. Dengan begitu diharapkan anggaran dana di masjid tidak
pernah minimum.70
Pengamatan peneliti menemukan bahwa pengumpulan dana dikoordinasi
oleh Pengurus Bidang Dana dan Perlengkapan yang berupaya dalam memenuhi
kebutuhan pendanaan untuk keseluruhan aktivitas. Pengurus melakukan beberapa
aktivitas penggalangan dana, di antaranya mengajukan proposal, membuat kotak
amal, dan lain sebaginya.71
Seperti hasil wawancara peneliti dengan salah satu
pengurus di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, ia menjelaskan
sebagai berikut:
Kami selaku pengurus masjid memang selalu berusaha untuk mencari dana
atau anggaran agar kas masjid tetap stabil, misalnya seperti melakukan
kegiatan penggalangan dana melalui kegiatan peringatan hari besar Islam,
membuat kotak amal dan juga membuat proposal bantuan dana ke instansi-
instansi pemerintah, hal ini cukup membantu pemasukan anggaran masjid
karena selalu memberikan sumbangsih yang cukup baik.72
Selain itu, untuk membuat akutansi pembukuan keuangan masjid Nurul
Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko juga melakukan pembukuan pada pemasukan.
Seperti keterangan salah satu pengurus di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah
Jaluko, ia menjelaskan sebagai berikut:
Pembukuan dana pemasukan yang diperoleh baik dari sumbangan, wakaf
maupun infak atau yang lainnya selanjutnya di kumpulkan dan diserahkan
kepengurus masjid terutama sekretaris maupun bendahara masjid. Dana
pemasukan tersebut selanjutnya akan dikelola dalam kas masjid dan akan
digunakan berdasarkan kegiatan yang telah ditentukan. Jadi anggaran yang
telah diperoleh harus benar-benar dibukukan dengan baik.73
70
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 10 Juli
2019 71
Observasi, 10 Juli 2019 72
Wawancara dengan dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah
Jaluko, 10 Juli 2019 73
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 10 Juli
2019
71
Pengamatan peneliti mengenai anggaran yang masuk dalam kas masjid juga
berasal dari beberapa donatur, seperti hasil wawancara peneliti dengan bapak
Asmari, yang memberikan informasi sebagai berikut:
Anggaran dana yang kami terima atau dana yang masuk di kas masjid kami
ini memang ada yang berasal dari para donatur, para donator memang ada
yang tetap, ada donatur yang tidak tetap dan ada juga donatur yang bebas,
tetapi meskipun demikian para donatur ini tetap memberikan sumbangsih
yang sukup besar terhadap kegiatan keagamaan yang di selenggarakan
masjid ini.74
Secara manajemen, anggaran disusun sebagai alat pengendalian (untuk
menghindari pembelanjaan yang berlebihan, atau pembelanjaan di luar aktivitas
yang sejalan dengan tujuan), sebagai alat motivasi (misalnya, pada anggaran
pendapatan, maka anggaran pendapatan merupakan target pencapaian), maupun
sebagai penilai kinerja (yang dapat mengaitkan antara biaya dengan aktivitas,
serta dapat digunakan sebagai patokan apakah suatu unit kerja atau bagian telah
memenuhi target).Lebih lanjut dalam wawancara bapak Said selaku salah satu
pengurus dari masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, ia mengatakan:
Para donator yang menyumbangkan rezekinya kemasjid ini memang terbagi
menjadi beberapa macam, ada donatur yang secara rutin melakukan atau
memberikan sedekah ataupun infak. Ada juga para donatur yang tidak tetap
memberikan sedekah misalnya dari instansi-instansi pemerintah. Sedangkan
donatur bebas biasanya berasal dari lingkungan jamaah yang secara bebas
memberikan sedekah ataupun infak.75
Pengamatan peneliti menemukan bahwa dalam kegiatan pengumpulan
anggaran ataupun dana dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
mencari donatur. Donatur tetap biasanya berasal jama‟ah atau pihak lain yang
74
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 10 Juli
2019 75
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko,, 10
Juli 2019
72
secara periodik memberikan infaq. Donatur tidak tetap, biasanya dana sumbangan
berasal dari berbagai pihak yang dilakukan dengan mengajukan permohonan,
misalnya kepada instansi pemerintan, instansi swasta, lembaga donor atau
simpatisan. Sedangkan Donatur bebas, biasanya sumbangan yang diperoleh dari
lingkungan jama‟ah sendiri atau pihak luar yang bersifat insidentil. Hal ini
dilakukan dengan menyediakan Kotak Amal maupun penggalangan dana
masyarakat.76
2. Sistem Pengeluaran Keuangan
Dana yang telah dikumpulkan Bidang Dana dan Perlengkapan selanjutnya
diserahkan kepada Bendahara dengan diketahui Ketua Umum. Hal ini dilakukan
dengan mekanisme Form Penyerahan Dana. Oleh Bendahara selanjutnya dana
tersebut dimasukkan dan disimpan dalam Kas Keuangan. Hasil wawancara
peneliti dengan bapak Sulaiman selaku salah satu pengurus di masjid, ia
menjelaskan sebagai berikut:
Dana atau anggaran yang diperoleh maka selanjutnya akan diserahkan
kepada bendahara masjid, tetapi sebelumnya harus diketahui oleh ketua
umum masjid dan juga pengurus masjid yang lainnya. Dana yang diterima
oleh bendahara akan dibukukan atau dibuat akuntansi pembukuannya dan
disimpan dalam kas masjid. Sehingga jika ada dana pengeluaran akan tetap
terdata dengan baik.77
Wawancara mengenai pembahasan yang sama peneliti lanjutan dengan
bapak bapak Asmari, yang memberikan informasi sebagai berikut:
Dana yang dianggarkan untuk pengeluaran biasanya perlu diperhatikan
adanya kesesuaian dengan anggaran yang telah ditetapkan bagi masing-
masing bidang. Sehingga anggaran dana yang akan digunakan terdata
dengan baik dan juga bisa dimanfaatkan berdasarkan kebutuhan kegiatan.
76
Observasi, 10 Juli 2019 77
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 14 Juli
2019
73
Mekanisme ini harus dilaksanakan pada seluruh bidang sehingga anggaran
dana jelas pengeluarannya.78
Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban takmir masjid juga bertindak
sebagai pengelola, akuntansi masjid juga bertujuan untuk menyediakan informasi
yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Misalnya peralatan apa yang
dibutuhkan secara rutin, aktivitas apa saja yang harus dilaksanakan, serta
bagaimana mengalokasikan sumber daya masjid untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Peran akuntansi masjid yang lain adalah sebagai pengendalian
manajemen. Keterangan salah satu pengurus dari masjid Nurul Ikhlas di
Pematang Gajah Jaluko, ia menjelaskan sebagai berikut:
Untuk melakukan pembukuan akutansi yang baik, maka biasanya kami
selalu mengupayakan agar setiap pengeluaran ataupun penggunaan dana
yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan oleh bidang yang
bersangkutan dalam laporan pertanggungjawaban kegiatan dengan
melampirkan laporan keuangan, atau dipertanggungjawabkan dengan
mengisi form pertanggungjawaban uang muka.79
Menanggapi masalah anggaran dana yang akan di kelola oleh pengurus
masjid, salah satu pengurus dari masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, ia
mengatakan:
Setelah dana terkumpul dari berbagai pihak, maka biasanya dana tersebut
akan disimpan dalam kas masjid, dimana kas masjid terdiri dari kas kecil
dan juga berbentuk rekening bank. Kas kecil ini biasanya di gunakan untuk
menyimpan anggaran dalam bentuk brankas sedangkan Dana disimpan di
Bank Syari‟ah dengan Ketua Umum dan Bendahara sebagai penandatangan
cheque atau pengambilan cash.80
78
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 14 Juli
2019 79
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 14 Juli
2019 80
Wawancara dengan reponden penelitian di masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko, 14 Juli
2019
74
Proses pengeluaran dana yang telah dikumpulkan bidang dana dan
perlengkapan selanjutnya diserahkan kepada Bendahara dengan diketahui Ketua
Umum. Hal ini dilakukan dengan mekanisme Form Penyerahan Dana. Oleh
Bendahara selanjutnya dana tersebut dimasukkan dan disimpan dalam Kas
Keuangan Masjid. Untuk pengeluaran dana perlu diperhatikan adanya kesesuaian
dengan anggaran yang telah ditetapkan bagi masing-masing bidang.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembukuan keuangan masjid Nurul Ikhlas Pematang Gajah Jaluko di dilakukan
dengan mengedepankan prinsip pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran,
mengatur mekanisme penyusunan anggaran, membuat budgeting (penganggaran),
dan melakukan pengawasan dan membuat laporan keuangan. Sehingga secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembukuan keuang masjid dlakukan
dengan baik.
2. Penerapan sistem pemasukan dan pengeluaran keuangan di masjid Masjid Nurul
Ikhlas Pematang Gajah Jaluko diantaranya mengupayakan pemasukan anggaran
dana masjid dilakukan dengan mengajukan proposal bantuan, mencari donatur,
membuat kotak infak atau sedekah. Sedangkan sistem pengeluaran keuangan
dilakukan dengan menyediakan kas masjid berupa brangkas dan juga sarana bank,
selain itu pengeluaran anggaran masjid didasarkan kebutuhan yang telah
disepakati bersama dengan memperhatikan kesesuaian dengan anggaran yang
telah ditetapkan bagi masing-masing bidang. Maka dapat simpulkan bahwa sistem
pengelolaan keuangan masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko dalam
meningkatkan kemaslahatan masyarakat telah sesuai dengan perpekstif hukum
ekonomi Islam, karena menggunakan prinsip akuntansi syari‟ah dengan
76
menerapkan pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran maka hal ini akan
menjadikan laporan keuangan bisa dipertanggung jawabkan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-
bab sebelumnya maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi diantaranya:
1. Mengingat begitu pentingnya akuntansi syari‟ah dan sekaligus sebagai syiar Islam
maka alangkah baiknya kalau sistem akuntansi yang berbasis kas lebih
difungsikan. Dengan informasi yang dapat dipertanggunggjawabkan maka bisa
meyakinkan para Jamaah, dan pihak penyumbang dana bahwa takmir masjid
benar-benar mengelola dana sesuai dengan syari‟ah.
2. Akuntansi syari‟ah dengan sistem cash basis sangat diperlukan karena informasi
yang di hasilkan lebih cocok dengan tuntunan syari‟ah. Melalui Rapat Kerja
pengurus menyusun anggaran pengeluaran dan pemasukan sesuai dengan kegiatan
yang akan diselenggarakan. Diusahakan dalam penyusunan anggaran pengurus
memiliki sumber dana yang jelas supaya tidak mengalami defisit.
77
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004
Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis: Cara Cerdas dalam memahami
Konsep dan Faktor-Faktor Ekonomi Bisnis dengan Beberapa Contoh
Praktis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2008
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013
Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan Keuangan:
Pengetahuan Dasar bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan, Jakarta:
Grasindo, 2008
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2011
Eman Suherman, Manajemen Masjid: Kiat Meningkatkan Kualitas SDM Melalui
Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggul,
Bandung: Alfabeta, 2012
Hasan Aedy, Indahnya Ekonomi Islam, Bandung: Alfabeta, 2007
Mursid, Manajemen P emasaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Nasution, Metode Reseach, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Subandi, Sitem Ekonomi Indonesia, Bandung: Alfabeta: 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuanti, Kualitatif dan R dan D),
Bandung: Alfabeta, 2009
Tim Penulis Fakultas Syariah, Pedoman Penulisan Skripsi, edisi revisi, Jambi:
Syari‟ah Press Fakultassyariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2014
Zuhairi, Dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2013