sistem pencernaan

Upload: anne-yulia

Post on 14-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

sistem pencernaan

TRANSCRIPT

SISTEM PENCERNAAN

I. Tujuan Percobaan Menjelaskan proses pencernaan kimiawi di mulut Menjelaskan proses pencernaan kimiawi di lambung oleh enzim pepsin Menjelaskan kondisi optimum yang diperlukan bagi aktivitas kerja pepsin Menjelaskan proses pencernaan kimiawi di usus halus

II. Alat dan BahanALATBAHAN

1. MikroskopSaliva

2. InkubatorPasta amlilum 3 %

3. Penangas airLarutan iodium 2 %

4. StopwatchLarutan Cu-Sulfat 1 %

5. Lampu spirtusLarutan NaOH 40 %

6. TermometerPereaksi Benedict

7. Gelas kimiaAsam asetat 6 %

8. Erlenmeyer atau vial penutupLarutan glukosa 10 %

9. Tabung reaksiMetilen biru 0,15 % dalam air

10. Pipet tetesPereaksi Biuret

11. Kaca obyek dan cover glassLarutan HCl 0,4 %

12. Plat tetesLarutan Na-karbonat 0,5 %

13. Batang pengadukLarutan pepsin 5 % (dibuat segar)

14. Corong Larutan pankreatin

15. Kertas saringIndikator universal

Aquadest

III. Prosedura. Memeriksa komponen salivai. Uji mikroskopik Siapkan object glass dan beri satu tetes saliva yang diwarnai dengan metilen biru lalu tutup dengan cover glass. Amati di bawah mikroskop!ii. Uji Amilum pada saliva Sediakan 5 ml saliva pada beaker glass dan tambahkan larutan pasta amilum. Dan sediakan juga 5 buah tabung reaksi yang telah diisi saliva. Uji 1 tetes saliva pada plat tetes dengan ditambahkan 1 tetes iodium. Dan amati perubahan yang terjadi. Lakukan berulang-ulang tiap selang waktu 1 menit hingga mencapai titik akromik. Lakukan jg bersamaan dengan uji Benedict dengan dimasukkan 1 tetes pereaksi benedict pada tabung reaksi tiap selang 1 menit. Kemudian panaskan semua tabung reaksi pada penangas air selama 5 menit. Sebagai pembanding, isi tabung reaksi dengan larutan benedict dan dicampur dengan 2 ml glukosa 10 %. Biarkan dingin, dan amati perubahan warna yang terjadi.b.Pencernaan protein di lambungi.Percobaan proses pencernaan protein secara in vitro Masukkan putih telur yang telah dipotong-potong kedalam gelas kimia. Rendam putih telur dengan larutan pepsin (5 %). Tetesi dengan HCl 0,4 % hingga mencapai pH 1,5 2 dengan menggunakan indicator universal atau pH meter. Tutup gelas kimia tersebut dengan plastik dan inkubasi pada suhu 37 C selama 3 hari. Kemudian saring campuran tersebut setelah diinkubasi 3 hari, dan tambahkan beberapa tetes NaOH 40 % untuk menetralkan. Jika masih terdapat endapan , panaskan campuran tersebut sampai medidih kemudian saring. Lakukan uji Biuret dengan mengambil sedikit campuran putih telur dan pepsin tersebut. Sebagai kontrol, ambil sedikit pepton dan reaksikan dengan uji Biuret.iii. Kondisi optimum untuk aktivitas pepsin Tabung 1 : 5 ml pepsin 5 % Tabung 2 : 5 ml HCl 0,4 % Tabung 3 : 5 ml pepsin 5 % dan HCl 0,4 % hingga pH 1,5 2 Tabung 4 : 2 ml pepsin 5 % dan 5 ml Na2CO3 0,5 % Tabung 5 : 5 ml aquadestKemudian masukkan sedikit protein pada masing-masing tabung, dan simpan dalam inkubator ( water bath) pada 40 C selama 30 menit.Setelah itu uji Biuret pada tiap tabung dan amati perubahan yang terjadi.Campur isi tabung 1 dan tabung 2, inkubasi pada 40 C selama 15-20 menit. Dan amati perubahan yang terjadi.c.Pencernaan kimiawi di usus halusi. Membandingkan kecepatan pencernaan albumin dan serum darah Siapkan dua buah vial Vial 1 : 5 ml larutan pankreatin dan sedikit putih telur Vial 2 : 5 ml larutan pankreatin dan sedikit serum darahInkubasi vial 1 dan vial 2 pada 40 C, dan ambil sedikit larutan dari vial 1 dan 2 tiap 15 menit. Lalu lakukan uji Biuret dan amati.. Lakukan hingga t = 90 menit. Amati perbedaaan kecepatan pencernaan yang terjadi.ii. Kerja garam empedu terhadap pencernaan lemak Tabung 1 : 5 ml air Tabung 2 : air dan garam empedu 5 % sama banyakTambahkan 1 tetes minyak sayur yang telah dicampur dengan pewarna (Sudan) pada masing-masing tabung dan kocok. Kemudian biarkan selama 5-10 menit dan amati. Tabung mana minyak yang terdispersi dan tabung mana minyak yang teremulsi.

IV. Data Pengamatan4.1 Memeriksa komponen saliva4.1.1 Uji mikroskopik

4.1.2 Pencernaan amilum oleh salivaWaktu pencampuran pasta amilum + salivaWarna yang terjadi pada uji iodiumWarna yang terjadi pada uji Benedict

1 menitHijauBening

2 menitHijauBiru muda

3 menitHijauBiru muda

4 menitHijauBiru muda

5 menitKuningBiru muda

4.2 Pencernaan di lambung4.2.1 Peoses pencernaan protein secara in vitro Putih telur+pepsin pada suasana asam inkubasi 3 hari pd suhu 370 C masih terdapat putih telur Kemudian di netralkan dengan NaOH masih ada endapan dipanaskan dan disaring uji biuret larutan berwarna kekuningan 4.2.2 Kondisi optimum untuk aktivitas pepsinTabungWarna yang tejadi setelah inkubasiWarna yang terjadi pada uji biuret

1. 5 ml Pepsin 5%Bening Bening

2. 5 ml Hcl 0,4%BeningBening

3. 5 ml Pepsin 5%+Hcl 0,4% sampai pH 1,5-2BeningKeruh dan ada endapan putih

4. 2 ml Pepsin 5%+5 ml NaCO3 0,5%BeningBening

5. 5 ml aquadestBeningBening

Tabung 1 + tabung 2 larutan putih susu diinkubasi keruh dan ada endapan putih4.3 Pencernaan kimiawi di usus halus Waktu setelah pencampuran dengan pankreatinHasil uji biuret

AlbuminSerum

15 menitBeningKuning pudar

30 menitBeningBening

4.4 Kerja garam empedu terhadap pencernaan lemak Tabung 1 : 5 ml air + 1 tetes minyak sayur yang telah dicampur pewarna sudan kocok, diamkan 10 menit minyak dan air tetap terpisah Tabung 2 : air dan detergent sama banyak + 1 tetes minyak sayur yang telah dicampur pewarna sudan kocok, diamkan 10 menit terbentuk emulsi minyak dalam air

V. Teori Dasar5.1 Alat Pencernaan MakananSistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari Rongga Mulut, Esofagus, Lambung, Usus Halus, Usus Besar, Rektum, Anus. (Anonim, 2009)

Gbr. Sistem Pencernaan pada manusia

Mahkota gigiLeher gigiAkar gigiPulpaEnamel DentinAkar gigiGbr. Anatomi GigiRongga MulutMulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan.Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pada Mulut terdapat :a. GigiMemiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. (Anonim, 2009)b. LidahMemiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. (Anonim, 2009)c. Kelenjar Ludah

Kel. SublingualKel. ParotisKel. SubmandibularSaluran kelenjarGbr. Rongga MulutLudah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida. (Anonim, 2009)

Esofagus (Kerongkongan)Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. (Anonim, 2009)

Gbr. Proses penelanan makananLambungLambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. (Anonim, 2009)Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:- lendir- asam klorida- prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. (Anonim, 2009)Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Pelepasan asam dirangsang oleh:- saraf yang menuju ke lambung- gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)- histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan utama dari daging. Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil. (Anonim, 2009)Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :Senyawa KimiaFungsi

Asam HClMengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus

LipaseMemecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit

ReninMengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.

MukusMelindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim. (Anonim, 2009)

EsofagusDinding lambungPilorusDuodenum3 Lapisan otot polosSel mukusKelenjar lambungSel kepalaSel parietalSaluran kelenjarSel endokrinGbr penampang dinding lambung

Usus HalusLambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. (Anonim, 2009)Duodenum menerima enzim pankreatin dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus. (Anonim, 2009)Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. (Anonim, 2009)Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. (Anonim, 2009)Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. (Anonim, 2009)Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik. (Anonim, 2009)Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum ( 25 cm), jejunum ( 2,5 m), serta ileum ( 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus. (Anonim, 2009)5.2 Makanan Kita memerlukan makanan untuk :- memperoleh energi- pertumbuhan- memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak Agar tubuh tetap sehat, makanan harus mengandung :1. Karbohidrat atau zat tepung- sumber energi- makanan pokok : beras, jagung, terigu, kentang2. Protein atau zat putih telur- bahan pembangun tubuh- lauk-pauk : daging, ikan, tahu, tempe, susu3. Lemak- sumber energi & cadangan energi- daging, mentega, kacang-kacangan4. Mineral- pelindung & pengatur- garam dapur, zat besi, pospor, yodium5. Vitamin- Tidak menghasilkan energi- Mutlak harus ada- Buah-buahan, sayuran, minyak ikan6. Air- Pelarut dalam tubuh- Minuman & cairan dalam makanan (Anonim, 2009)5.3 Proses pencernaan makananPencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe. (Anonim, 2009)

Gbr. Penampang Usus Halus Manusia

Pankreas

Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan- Pulau pankreas, menghasilkan hormon.Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum. (Anonim, 2009)Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. (Anonim, 2009)3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan glukagon).HatiHati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. (Anonim, 2009)Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. (Anonim, 2009)Darah diolah dalam 2 cara:- Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang- Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh.Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. (Anonim, 2009)Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu. (Anonim, 2009)Kandung empedu & Saluran empeduEmpedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum. (Anonim, 2009)Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan. (Anonim, 2009)Empedu memiliki 2 fungsi penting:- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:- Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan- Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya- Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan- Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh- Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja. (Anonim, 2009)Usus Besar (Kolon)Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :a. Menyerap air selama proses pencernaan.b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.c. Membentuk massa fesesd. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi. (Anonim, 2009)

Kolon desenden Kolon Transverum Kolon asenden Kolon sigmoid RektumSekum Usus halus Gbr. Usus Besar Manusia dan bagiannya

Rektum dan AnusRektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar. (Anonim, 2009)Anus merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. (Anonim, 2009)Pencernaan ProteinLambung merupakan suatu tempat yang pada berbagai spesies, protein mula-mula dicerna. Asam hidrokhlorida dihasilkan oleh sel-sel lambung dengan demikian memberikan medium asam yang mengaktivir pepsin dan rennin untuk membantu pencernaan protein. Pepsin memecah protein menjadi gugusan yang lebih sederhana, yaitu proteosa dan pepton. (Anonim, 2009)Getah pankreas yang mengandung enzim tripsin, khimotripsin, dan karboksipeptidase dialirkan ke duodenum. Enzim-enzim tersebut meneruskan pencernaan protein, yang dalam lambung dimulai oleh pepsin, memecah zat-zat lebih rumit menjadi peptida dan akhirnya kedalam asam-asam amino. (Anonim, 2009)Protein alam seringkali memperlihatkan ketahanan terhadap pencernaan enzim-enzim tersebut, oleh karenanya perlu dirubah terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga bentuk tiga dimensional dari protein dipecah ke dalam bentuk sederhana untuk memudahkan bagi enzim menghidrolisanya. Molekul-molekul protein alam dapat mengandung hanya sedikit senyawa yang peka terhadap aksi proteinase. Sekali proteolisis telah dimulai oleh pepsin maka akan terjadi peningkatan yang cepat dalam kepekaan senyawa peptida terhadap hidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik usus halus. (Anonim, 2009)Segera setelah makanan ditelan, terjadi rangsangan refleks syaraf vagus mukosa lambung yang memulai sekresi getah lambung. Getah tersebut mengandung asam hidroklorat, proteinase dan musin. Pepsinogen disekresi oleh sel-sel peptik dari proventrikulus dan empedal, pH dari sekresi yang ada dalam alat-alat tersebut serendah 1,5 2; akan tetapi dibawah pengaruh buffer makanan, maka pH naik menjadi sekitar 3,5 5. Bila sebagian makanan yang telah dicerna dan kemungkinan mekanisme lainnya menyebabkan pelepasan hormon gastrin yang merangsang sekresi selanjutnya dari asam hidrokhlorat. (Anonim, 2009)Asam hidrokhlorat proventrikulus (pada nilai pH di bawah 5) menyebabkan konversi autokatalitik pepsinogen ke pepsin. Konversi tersebut menyangkut pemecahan rantaipeptida dan bagian-bagian peptida yang menghalang-halangi pepsinogen agar jangan mempunyai aktivitas pepsin. (Anonim, 2009)Pepsin telah diketahui untuk menghidrolisa beberapa senyawa peptida yang berbeda-beda. Pengaruhnya yang paling menonjol adalah antara leusin dan valine, tirosin dan leusin atau antara asam amino aromatik seperti fenilalanin-fenilalanin atau fenilalanin-tirosin. (Anonim, 2009)pencernaan protein dimulai dari lambung oleh HCL dan pepsin(menjadi proteosa dan pepton) enzim pencernaan protein (tripsin, kemotripsin) dikeluarkan dari pankreas ke usus halus diusus halus, protein di cerna asam amino didalam mukosa usus sel usus halus di absorbs absorbsi asam amino masuk ke vena porta dan masuk ke hati hati mengatur distribusi asam asam amino keseluruh tubuh. Protein yang berlebih tidak diperlukan / sintesis oleh tubuh akan dieksresikan memalui urine dan feces dalam bentuk urea. (Anonim, 2009)VI. Pembahasan6.1 Memeriksa Komponen SalivaSaliva adalah cairan yang lebih kental daripada air biasa. Amilase saliva merupakan enzim pencernaan penting yang dihasilkan oleh kelenjar ludah. Tiap hari sekitar 1-1,5 liter saliva dikeluarkan oleh kelenjar saliva. Sebagian besar saliva diproduksi oleh tiga kelenjar utama yakni kelenjar parotis, kelenjar sublingual dan kelenjar submandibula. (Ganong, 1995).Pada uji amilum ini pertama-tama 5 ml saliva ditambahkan dengan larutan pasta amilum yaitu untuk menguraikan zat tepung menjadi bagian-bagian yang lebih kecil karena adanya enzim -Amylase. Enzim ini terdapat bersama dengan air liur (saliva), yang berperan dalam melakukan hidrolisis awal makanan terutama yang mengandung pati, dan enzim -Amylase ini bekerja spesifik di dalam mulut. Dalam proses pencernaan yang terjadi di dalam mulut, terjadi dua proses yaitu secara mekanik dan kimiawi. Secara mekanik dilakukan oleh gigi dengan cara dikunyah sedangkan secara kimiawi dilakukan oleh enzim. Enzim yang berada pada mulut tersebut mengubah amilum menjadi maltosa, enzim tersebut dinamakan enzim amilase. Kemudian maltosa diubah menjadi glukosa oleh enzim maltase. Dan hasil hidrolisis oleh amilase terutama yaitu berupa maltosa, sebagian kecil berupa limit dekstrin, maltotriosa, dan glukosa. Selanjutnya pipetkan satu tetes campuran saliva dengan larutan pasta amilum itu pada plat tetes dan uji amilum dengan penambahan iodium pada suatu polisakarida yang akan menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan waerna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah cokelat. Dan hasil yang kita dapatkan adalah berwarna hijau kekuningan.Pada uji iodium ini dilakukan berulang-ulang dengan selang waktu 1 menit hingga mencapai titik akromik. Titik akromik adalah titik dimana terjadi titik terakhir berubahnya warna atau sampai warnanya hilang. Dan juga bersamaan dengan uji Biuret. Dari hasil yang kita dapatkan tidak terjadi perubahan warna atau belum mencapai titik akromik. Karena waktu yang lama juga ternyata sangat mempengaruhi proses kerja enzim untuk bisa mencapai titik akromik. Prinsip percobaan ini adalah terbentuknya warna biru tua antara amilum dengan yodium. Amilum setelah dihidrolisis oleh enzim -Amylase secara berturut turut akan membentuk dekstrin dan oligosakarida dengan masing-masing tingkatkemampuan yodium yang berbeda-beda. amilodekstrin dengan yodium membentuk warna biru. Eritodekstrin dengan yodium membentuk warna merah. Akrodekstrin dan maltosa tidak berwarna.Disamping kerjanya sangat spesifik, kerja enzim juga sangat dipengaruhi olehfaktor-faktor lain. Diantaranya adalah faktor suhu dan pH (keasaman).Pada uji Biuret, larutan saliva yang berada di dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan pereaksi biuret menghasilkan warna biru muda dan tidak terjadi perubahan warna. Karena warna dasar dari biuret itu sendiri.Kemudian semua tabung reaksi tersebut dipanaskan di atas penangas air dan hasilnya mengalami perubahan warna yaitu berwarna kuning. Maka, amilum tidak mengandung glukosa. Jika amilum mengandung glukosa akan menghasilkan warna merah bata.6.2 Pencernaan di lambungLambung merupakan suatu tempat yang pada berbagai spesies, protein mula-mula dicerna. Asam hidrokhlorida dihasilkan oleh sel-sel lambung dengan demikian memberikan medium asam yang mengaktivir pepsin dan rennin untuk membantu pencernaan protein. Pepsin memecah protein menjadi gugusan yang lebih sederhana, yaitu proteosa dan pepton. (Anonim, 2009)Getah pankreas yang mengandung enzim tripsin, khimotripsin, dan karboksipeptidase dialirkan ke duodenum. Enzim-enzim tersebut meneruskan pencernaan protein, yang dalam lambung dimulai oleh pepsin, memecah zat-zat lebih rumit menjadi peptida dan akhirnya kedalam asam-asam amino. (Anonim, 2009)pencernaan protein dimulai dari lambung oleh HCL dan pepsin(menjadi proteosa dan pepton) enzim pencernaan protein (tripsin, kemotripsin) dikeluarkan dari pankreas ke usus halus diusus halus, protein di cerna asam amino didalam mukosa usus sel usus halus di absorbs absorbsi asam amino masuk ke vena porta dan masuk ke hati hati mengatur distribusi asam asam amino keseluruh tubuh. Protein yang berlebih tidak diperlukan / sintesis oleh tubuh akan dieksresikan memalui urine dan feces dalam bentuk urea. (Anonim, 2009)6.2.1 Proses pencernaan protein secara in vitroPutih telur yang di rendam dengan pepsin pada suasana asam dan diinkubasikan pada suhu 370 C selama tiga hari, hal ini dimaksudkan untuk meniru keadaan sebenarnya di dalam tubuh manusia.Setelah diinkubasi selama tiga hari masih terdapat putih telur, setelah dinetralkan dan diuji biuret larutan tidak berubah menjadi warna ungu kemerahan atau merah keunguan, seharusnya dalam waktu tiga hari protein sudah terurai menjadi proteosa dan pepton. Hal ini menunjukan reaksi urai protein belum terjadi dengan sempurna kemungkinan karena pH larutan tidak sama dengan pH lambung atau pH larutan berubah saat proses inkubasi atau karena inkubator yang suhunya tidak tepat 370 C.6.2.2 Kondisi optimum untuk aktivitas pepsinPada tabung satu yang berisi 5 ml pepsin ditambah sedikit protein dan diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian dilakukan uji biuret tidak terjadi perubahan warna pada larutan. Hal ini menunjukan bahwa pepsin tidak mencerna protein hanya dengan bantuan pemanasan atau inkubasi.Pada tabung dua yang berisi 5 ml Hcl ditambah sedikit protein dan diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian dilakukan uji biuret tidak terjadi perubahan warna pada larutan yang menunjukan HCl tidak mencerna protein.Pada tabung tiga yang berisi 5 ml pepsin ditambah sedikit protein pada suasana asam dan diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian dilakukan uji biuret terbentuk endapan putih pada larutan yang menunjukan aktivitas dari pepsin yang mencerna protein.Pada tabung empat yang berisi 5 ml pepsin ditambah sedikit protein dalam suasana basa dan diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian dilakukan uji biuret tidak terjadi perubahan warna pada larutan.hal ini menunjukan pepsin tidak mencerna protein pada suasana basa.Pada tabung lima yang berisi 5 ml Hcl ditambah sedikit protein dan diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian dilakukan uji biuret tidak terjadi perubahan warna pada larutan yang menunjukan aquadest tidak mencerna protein.Isi dari tabung satu dan dua dicampurkan dan diinkubasi pada suhu 400 C selama 15-20 menit, terbentuk endapan putih sama seperti yang terjadi pada tabung tiga.karena isi dari tabung satu dan dua bila di campurkan akan sama dengan isi dari tabung tiga.Hal ini menunjukan bahwa kondisi optimum untuk aktivitas pepsin dalam mencerna protein pada suasana asam dan pada suhu tubuh sekitar 370 C- 400 C.

6.3 Pencernaan kimiawi di usus halusDuodenum menerima enzim pankreatin dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus. (Anonim, 2009)Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. (Anonim, 2009)6.3.1 Membandingkan kecepatan pencernaan albumin dan serum darahVial satu yang berisi pankreatin dan putih telur pada inkubasi 15 menit pertama tidak terjadi perubahan pada larutan (larutan tetap bening). 15 menit berikutnya larutan berubah menjadi kuning pucat yang menandakan albumin mulai dicerna oleh pankreatinVial dua yang berisi pankreatin dan serum darah pada inkubasi 15 menit pertama tidak terjadi perubahan paada larutan (larutan tetap bening). 15 menit berikutnya larutan tetap tidak menunjukan perubahan, jika inkubasi di lanjutkan kemungkinan besar larutan akan menunjukan perubahan.Hal ini menunjukan bahwa albumin lebih cepat dicerna dibandingkan dengan serum darah.Albumin adalah protein dengan jumlah terbanyak di dalam tubuh. Albumin sangat penting demi memelihara tekanan osmosis untuk distribusi fluida tubuh antara intravascular compartment dan jaringan tubuh. Albumin juga berfungsi sebagai pengusung plasma dengan secara tidak langsung mengikat beberapa hormon steroid hidrophobik dan protein pengusung bagi hemin dan asam lemak dalam sirkulasinya. (Anonim, 2010)Di dalam darah serum adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi, serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen. (Anonim, 2010)Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous. (Anonim, 2010)6.3.2 Kerja garam empedu terhadap pencernaan lemakPada tabung satu yang berisi detergent ditambahkan satu tetes minyak yang telah dicampur dengan pewarna sudan kemudian dikocok dan didiamkan.Minyak teremulsi di dalam air atau terbentuk emilsi air dalam minyak. Karena detergent bersifat sebagai emulgator yang menurunkan tegangan permukaan antara air dan minyak, sehingga minyak berada di fasa dalam dan air berada si fasa luar.Pada tabung dua yang berisi air ditambahkan satu tetes minyak yang telah dicampur dengan pewarna sudan kemudian dikocok dan didiamkan.Minyak perlahan- lahan memisahkan diri, kembali ke permukaan. Minyak dan air tidak dapat bersatu tanpa penambahan emulgator atau tanpa diberikan perlakuan khusus.Empedu memiliki 2 fungsi penting:- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:- Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan- Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya- Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan- Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh- Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja. (Anonim, 2009)VII. Kesimpulan reaksi urai protein belum terjadi dengan sempurna kemungkinan karena pH larutan tidak sama dengan pH lambung atau pH larutan berubah saat proses inkubasi atau inkubator yang suhunya tidak tepat 370 C. Kondisi optimum untuk aktivitas pepsin adalah pada suasana asam dan pada suhu tubuh sekitar 37-400 C. Albumin lebih cepat dicerna oleh pankreatin di bandingkan dengan serum darah. Garam empedu sangat berpengaruh dalam pencernaan lemak, karena sifatnya sebagai emulgator.VIII. Daftar Pustaka http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/karbohidrat/ http://otetatsuya.wordpress.com/2010/04/02/plasma-darah-penjelasan-singkat/ Guyton & Hall, Textbook of Medical Physiology http://demitri9.multiply.com/journal/item/4/Proses_Pencernaan_Makanan www.free.vlsm.org/09/04/09/sistem-pencernaan-makanan/