sistem pakar pengobatan alergi dengan …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_04.12.0896.pdf ·...
TRANSCRIPT
SISTEM PAKAR PENGOBATAN ALERGI DENGAN THIBUNNABAWI
COVER Naskah Publikasi Naskah Publikasi
diajukan oleh
Dwi Retno Palupi 04.12.0896
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
2012
i
ii
EXPERT SYSTEM TO DIAGNOSE AND HEALING ALLERGY BY THIBUNNABAWI
SISTEM PAKAR PENGOBATAN ALERGI DENGAN THIBUNNABAWI
Dwi Retno Palupi
Jurusan Sistem Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Begins from personal experience and feelings of solidarity with fellow allergy
sufferers on the risk of allergy treatment with chemical drugs in the long run to give the risk of adverse effects such as kidney and liver damage,This expert system is present as a form of a solution to facilitate the public to get information to allergy sufferers and allergy treatment solution with the alternative medicine treatment methods Thibunnabawi without having trouble finding expert figure in the treatment of allergies by Thibunnabawi method.
We all know today the development of information technology has been growing very rapidly. It has been found the technology can help people to completing the work, one of them was the discovery of Artificial Intelligence and thenfound an expert system as one of their branches.Expert system is a computer software that has a knowledge base for specific areas and uses inference reasoning resembles an expert in problems solving.
With the development of information technology, scarcity of information in this case the treatment allergies with Scarcity of Thibunnabawi Experts figure no longer be a problem when we managed to build expert systems that can replace the role of experts figure to solve problems treatment allergy by Thibunnabawi. Key words: Allergy Treatment, Scarcity of Experts figure and Expert System.
1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alergi merupakan penyakit yang umum dijumpai di masyarakat, namun sampai
saat ini kesadaran masyarakat masih sangat rendah. Minimnya laporan kasus alergi
merupakan indikasi bahwa masyarakat menganggap enteng masalah alergi, padahal
alergi tidak dapat disepelekan, perlu penanganan tepat agar tidak menimbulkan penyakit
lain yang lebih berbahaya.
Alergi tidak dapat disepelekan karena akibatnya hingga penyebabkan kematian.
Hingga saat ini teknologi kedokteran barat belum menemukan penyembuhan mutlak
penyakit alergi. Karenanya dalam penanganan kasus alergi mereka cenderung
menyarankan untuk mengeliminasi factor penyebab alergi (allergen), karena itu alergi
muncul berulang-ulang kali.
Obat-obatan alergi mengandung resiko tinggi bila digunakan dalam jangka
panjang. Obat kimia untuk alergi ada dua golongan besar, pertama obat antihistamin
untuk menekan histamine, kedua kortikosteroid untuk serangan akut. Keduanya
menimbulkan resiko, antihistamin bila digunakan dalam jangka panjang menyebabkan
melemahnya system kekebalan tubuh dan memperpanjang masa serangan allergi.
Sedang kortikosteroid (kortison) menyebabkan osteopenia yaitu gejala osteoporosis
(tulang rapuh), juga menimbulkan efek samping berupa "full moon face" (wajah gemuk
bulat seperti bulan). Telah kita ketahui allergi muncul secara sporadic dan terkadang
tanpa diduga karena banyak dari allergennya tidak dapat kita hindari. Maka upaya
mengatasi alergi harus diperhatikan karena Allergi dapat menggangu aktivitas dan
menurunkan kualitas hidup.
Dunia kedokteran islam (thibbunnabawi) meyakini bahwa alergi dapat
disembuhkan. Namun permasalahan yang muncul, metode pengobatan Thibunnabawi
belum banyak yang menguasai sehingga pakar Thibunnabawi atau disebut sebagai
muarij masih langka, sedang keterlibatannya sangat dibutuhkan untuk menangani
permasalahan pengobatan alergi.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk membangun suatu
sistem pakar pengobatan alergi dengan thibunnabawi, serta melakukan penelitian dan
menuangkannya dalam penulisan ilmiah yang berjudul “Sistem Pakar Pengobatan Alergi dengan Thibunnabawi”.
2
1.2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
"Bagaimana menuangkan pengetahuan pakar kedalam sebuah system yang dapat
mendiagnosis alergi berikut tingkat deritanya, kemudian memberikan saran terapi bekam
maupun dosis herbal?".
1.3 Batasan Masalah.
Untuk memfokuskan pembahasan, penulis membatasi rancangan sistem pakar
yang akan dibangun dengan rincian ruang lingkup sebagai berikut:
1. Sistem pakar hanya membahas kasus alergi yang telah ditangani oleh Muarij yakni
terbatas pada empat jenis alergi antara lain asma, rinithis alergi, eksim (dematiris
atopik) urtikaria (biduran). 2. Sistem pakar hanya mengolah data-data yang diberikan oleh Muarij. 3. Pemakai sistem ini ditujukan pada praktisi thibhunnabawi dan masyarakat umum.
4. Metode penalaran yang digunakan adalah Forward Chaining dan Backward Chaining
untuk mempresentasikan basis pengetahuan. 5. Dalam sistem pakar ini tidak menggunakan faktor kepastian. 6. Pengembangan sistem pakar menggunakan software Visual Basic 6.0 dan Microsoft
Accsess 2003.
3
2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Sistem Pakar
2.1.1.1 Definisi Sistem Pakar
Secara umum sistem pakar adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia kedalam komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli
(Kusumadewi : 2003)1. Seorang ahli adalah orang yang memiliki pengetahuan
(knowladge) dibidang tertentu. Dalam pengembangan aplikasi kepakaran,
knowladge pakar dipindahkan kedalam komputer diikuti mekanisme penalaran
(metode inferensi) sehingga sistem memiliki kemampuan untuk berpikir seperti
halnya seorang pakar berfikir.
2.1.1.2 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan
pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban, 1995)2. Lingkungan pengembangan sistem
pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan
sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna
yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-
komponen sistem pakar dalam dua bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar
2.1.
1 Sri Kusumadewi, 2003. Artificial Intellegence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu.
Yogyakarta, Hal 109. 2 Muhammad Arhami. Penyadur, 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. CV. Andi Offset.
Yogyakarta, Hal 13.
4
LINGKUNGAN KONSULTASI LINGKUNGAN PENGEMBANGAN
Fasilitas tentang
Kejadian tertentu
Akuisisi pengetahuan
Gambar 2.1. Arsitektur system pakar.
2.1.1.3 Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan merupakan kombinasi sistem
bardasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafsiran prosedur untuk
digunakan dalam menyimpan struktur data. Penting untuk merealisasikan
kedua elemen tersebut. Struktur data tanpa penafsiran prosedur seperti
menggunakan kamus tanpa program pengecekan.
Pe-representasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting
problem dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan
problem.
2.2 Perangkat Lunak Pendukung
2.2.1 Microsoft Access 2003
Microsoft Access 2003 adalah sebuah software produksi dari Microsoft
Corporation. Microsoft Access 2003 merupakan salah satu produk unggulan
Pemakai
Knowledge Engineer
Pakar
Fasilitas Penjelasan
Perbaikan Pengetahuan
Aksi yang direkomendasikan
Workplace
Mesin Inferensi
Basis pengetahuan :
fakta dan aturan
Antar Muka
5
perusahaan tersebut untuk program aplikasi pengolahan database yang handal,
khususnya aplikasi database berskala kecil sampai menengah
2.2.2 Pengenalan Visual Basic 6.0
Visual Basic merupakan salah satu bentuk program yang berbasis visual. Dari
berbagai jenis bahasa pemrograman, didalam Visual Basic memiliki banyak fitur yang
mengarah pada bentuk WYSI WYG (What You See Is What You Get). Maksudnya
bahwa semua bentuk obyek yang diciptakan dalam form atau proyek, maka bentuk
mentah tersebutlah yang nantinya akan didapatkan pada program akhirnya.
2.3 Konsep Dasar Alergi dan Thibunnabawi
2.3.1 Definisi Alergi
Alergi ialah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi
hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya
imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik.
2.4 Konsep Dasar Thibunnabawi
2.4.1 Definisi Thibunnabawi
Menurut Syaikhul Imam Ibnul Qayyim Al Jauzi Thibunnabawi adalah
pengobatan penyakit yang memakai alat, bahan, metode, dan cara kerja seperti yang
diajarkan Nabi Muhammad SAW dan dipraktikkan pada zaman tersebut. Terdapat
beberapa ragam tekhnik pengobatan penyakit dalam thibunnabawi, diantaranya
adalah Bekam, penggunaan Obat-obatan Herbal, Avasyn dan lain sebagainya.
2.4.2 Bekam
Bekam atau yang dikenal dengan Hijamah adalah terapi mengeluarkan darah
kotor melalui permukanan kulit dengan menggunakan alat berbentuk vakum dan
dengan aturan titik-titik tertentu. Bekam mirip dengan teknik pengobatan akupuntur,
totok syaraf atau pijat refleksi, dimana ke-empat metode ini sama-sama memiliki
aturan titik yang berhubungan dengan organ-organ tubuh.
6
3 ANALISIS
3.1 Analisis
3.1.1 Analisis Masalah
Masalah-masalah yang dapat penulis identifikasi sebagai dasar bagi
pengembangan system pakar ini adalah, alergi merupakan penyakit yang
banyak diderita oleh masyarakat sehingga banyak orang yang ingin
menyembuhkan alergi dengan pengobatan alternatif yakni thibunnabawi
sedang keberadaan seorang pakar thibunnabawi jumlahnya terbatas, sehingga
penderita alergi tidak dapat melakukan konsultasi setiap waktu.
Berdasarkan uraian permasalahan pendekatan untuk menyelesaikan
masalah yakni dengan membangun system yang dapat menyerap
pengetahuan pakar, memprosesnya kedalam komputer kemudian mengambil
keputusan yang tepat untuk menyelesaikan kasus pengobatan alergi dengan
thibunnabawi.
Kesimpulannya pembangunan sistem pakar pengobatan alergi dengan
thibunnabawi dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah kelangkaan
pakar pengobatan alergi dengan thibunnabawi. Diharapkan melalui sebuah
sistem pakar yang akan dibangun deteksi alergi dapat dilakukan dengan
efisien dan efektif.
3.1.2 Analisis Kebutuhan Fungsional
- User pakar harus dapat melakukan login.
- Pengguna tidak perlu melakukan login.
- System harus dapat melakukan entri data-data seperti data gejala alergi,
data jenis alergi, data kontraindikasi, data tingkat derita, data ciri tingkat
derita, data titik bekam dan data obat herbal.
- System harus dapat melakukan entri data aturan diagnosis, data aturan
titik bekam, data aturan frekuensi dan data aturan obat herbal.
- System harus dapat menjawab hasil diagnosa gejala alergi dan
menampilkan hasil alergi yang diderita serta dapat memberikan solusi
pengobatan terapi bekam dan terapi herbal.
- System harus dapat menyusun laporan hasil terapi secara otomatis.
7
3.2 Representasi Pengetahuan
Aturan-aturan yang diperlukan sistem terdiri dari aturan diagnosis, aturan terapi
bekam dan aturan terapi herbal. Sedang data-data fakta yang diperlukan terdiri dari,
data pasien, data gejala, data jenis alergi, data kontraindikasi bekam, data titik
bekam, data tingkat derita, data ciri tingkat derita dan data obat herbal. Berikut
merupakan rincian table data yang dibutuhkan oleh system:
Tabel 3.3. Daftar Data Jenis Alergi Kd Alergi Nama Alergi Deskripsi
AL01 Asma Asma Alergi adalah penyempitan saluran pernafasan disebabkan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Pemicunya adalah debu, bulu dan serpihan halus.
AL02 Rinithis Alergi Rhinitis alergi adalah reaksi bersin dan pilek berulang terutama pada pagi hari dan akan reda dengan sendirinya, pemicunya udara yang dingin, debu, serpihan bulu binatang dsb.
AL03 Eksim (Dermatiris Atopik)
Eksim atau Dermatitis adalah kelainan kulit dimana kulit tampak meradang dan iritasi bila terpicu oleh alergennya yang antara lain; logam, protein dalam makanan tertentu.
AL04 Urtikaria (Biduran)
Reaksi alergi berupa bercak-bercak merah pada kulit disertai rasa gatal yang luar biasa yang diikuti pembengkakan dengan ukuran kira-kira 0.5 cm sampai sebesar telapak tangan. Pemicunya cuaca dan protein dalam makanan tertentu.
Tabel 3.4. Daftar Data Gejala Kd Gejala Gejala
GA01 Bersin-bersin saat udara dingin GA02 Hidung gatal dan berair GA03 Hidung tersumbat GA04 Mata gatal, panas dan berair GA05 Telinga terasa penuh GA06 Batuk-batuk GA07 Rasa gatal didalam leher atau didalam dada GA08 Sesak nafas GA09 Rasa sesak didada GA10 Ketika bernafas berbunyi mengi' GA11 Gatal-gatal GA12 Kulit yang teriritasi berwarna kemerah-merahan GA14 Kulit biduran yakni bentol-bentol atau bengkak yang makin lama
makin melebar, bentuknya seperti 'pulau-pulau' GA15 Kulit yang teriritasi tampak lebih terang atau sebaliknya lebih gelap GA16 Kulit yang teriritasi terasa sangat kering GA17 Kulit yang teriritasi menebal atau bersisik
8
Tabel 3.5. Daftar Data Kontraindikasi Bekam Kd Kontrainsikasi Kontraindikasi
KI01 Tekanan darah >=180/110 mmHg KI02 Kadar Gula >=200mg/dl KI03 Wanita hamil: Usia kandungan 3 Bln pertama KI04 Wanita sedang Menstruasi KI05 Penderita kelainan darah (Hemofilia atau Leukimia) KI06 Baru menjalani cuci darah (<=7 hari) KI07 Penderita Kelainan Pembuluh darah KI08 Usia >=70 th KI09 Berat badan <=24 Kg KI10 Kadar hemoglobin >10 mg/dl
Tabel 3.6. Daftar Data Titik Bekam Kd Titik Bekam Nama Titik Bekam Keterangan
TtB01 Al Kaahil titik terletak pada bagian punuk TtB02 Al Katifain titik terletak pada bahu/pundak kanan
dan kiri TtB03 Titik Jantung titik terletak dibawah tulang skapula
kiri dan kanan TtB04 Titik Paru-paru titik terletak dibawah pundak kiri dan
kanan
Tabel 3.7. Daftar Data Ciri Tingkat Derita Kd Ciri Ciri Tingkat Derita
CR01 <= 4 Pekan CR02 > 4 Pekan CR03 <= 6 Pekan CR04 > 6 Pekan CR05 > 12 Pekan
Tabel 3.8. Daftar Data Tingkat Derita
Kd Rentang Derita
Rentang Derita
Terapi
TD01 Akut 1x Sepekan, 4x berturut-turut. Selanjutnya sebulan sekali sampai kondisi membaik
TD02 Subakut 1x Sepekan, 4x berturut-turut. Kemudian 1x dalam 2 pekan, 4x berturut-turut. Selanjutnya sebulan sekali sampai kondisi membaik
TD03 Kronik 1x Sepekan, 4x berturut-turut. Kemudian 1x dalam 2 pekan, 8x berturut-turut. Selanjutnya sebulan sekali sampai kondisi membaik
Tabel 3.9. Daftar Data Obat Herbal Kd Herbal Nama Herbal
HB01 Habbatusauda
9
3.3 Perancangan Sistem
3.3.1 Perancangan Flowcart Sistem
Gambar 3.1 Rancangan Fflowcart Sistem
10
3.3.2 Perancangan Basis Data
Gambar 3.8. Entity Relation Diagram.
11
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Rancangan Interface
4.1.1 Halaman Menu Utama
Tampilan menu utama saat program diaktifkan hanya ada 3 menu
pilihan yang bisa diakses oleh pengguna yaitu menu konsultasi yang
digunakan untuk melakukan konsultasi pengobatan alergi, kemudian menu
login untuk pakar dan terakhir menu petunjuk berisikan petunjuk pemakaian
aplikasi sistem pakar (konsultasi alergi).
Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama
4.1.2 Halaman Konsultasi
Pertama system akan mendiagnosis jenis alergi yang diderita oleh
user dengan mengajukan pertanyaan gejala yang dirasakan oleh user.
12
Gambar 4.2 Tampilan Halaman Dianosis Alergi
Setelah hasil diagnosis keluar, user harus mengklik tombol terapi
untuk mendapatkan saran terapi dari system. Sebelum system memproses
terapi bekam, system terlebih dahulu menanyakan apakah user memiliki
kontraindikasi terhadap terapi bekam. Bila kontraindikasi terisi maka system
akan menampilkan keputusan sebagaimana gambar 4.3, dan user dapat
meneruskan terapi herbal dengan mengklik tombol melanjutkan terapi herbal,
maka system akan menampilkan halaman terapi herbal.
Gambar 4.3 Tampilan Hasil Terapi Bekam Bila Kontraindikasi Terisi
Bila user tidak memiliki kontraindikasi bekam, user dapat melanjutkan
ke halaman terapi bekam. Pertama-tama system akan mengeluarkan
keputusan terapi titik bekam berikut letaknya, seperti terlihat pada gambar 4.4,
kemudian user harus mengklik tombol frekuensi bekam untuk mendapatkan
frekuensi berberbekam yang harus user jalani.
13
Gambar 4.4Tampilan Halaman Terapi Titik Bekam
Untuk mendapatkan keputusan frekuensi berbekam system akan
menanyakan tingkat derita atau berapa lama user menderita alergi tersebut,
hal ini untuk mendiagnosis tingkat derita user apakah termasuk kedalam
kondisi Akut, Sub-Akut atau Kronik, karena setiap tingkat derita memiliki
frekuensi bekam masing-masing
Gambar 4.5 Tampilan Halaman Frekuensi Terapi Bekam
Setelah mendapatkan keputusan frekuensi berbekam, user dapat
melanjutkan ke terapi herbal dengan mengklik tombol terapi herbal. Pada
halaman terapi herbal user diwajibkan mengisi umur dan berat badan. Setelah
mengisi umur dan berat badan, system akan memproses jenis habbattusauda
dan dosis perhari yang harus diminum oleh user.
14
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Terapi Herbal
Setelah semua rangkaian konsultasi selesai user dapat melihat
rangkuman hasil konsultasi dengan mengklik tombol lihat hasil, system akan
menampilkan halaman rangkuman hasil konsultasi dan user dapat
mencetaknya.
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Hasil Konsultasi
4.2 Pengujian Sistem
Untuk melakukan pengujian system, penulis menggunakan metode black box
testing, yakni memastikan apakah system telah memenuhi kebutuhan fungsional
seperti yang telah di rencanakan. Berikut ini salah satu contoh kebutuhan fungsional
system dimana pakar dapat mengganti atau mengupdate data pengetahuan yang
tersimpan:
15
16
5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil aplikasi Sistem Pakar Pengobatan Alergi Dengan
Thibunnabawi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa penelitian ini:
- Telah mampu memberikan informasi kepada pemakai mengenai jenis alergi yang
dideritanya (diagnosa awal) berdasarkan gejala-gejala yang diberikan.
- Telah mampu memberikan informasi tentang terapi penyembuhan yakni terapi
bekam maupun terapi herbal.
- Data yang terdapat pada program aplikasi dapat di update atau di tambah jika
ditemukan data yang baru.
- Aplikasi sistem pakar ini hanya membahas empat jenis alergi dan
pengobatannya sesuai dengan yang telah direncanakan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat penulis berikan guna
pengembangan sistem kearah yang lebih baik adalah:
- Menambah data jenis alergi dan terapi pengobatanya, agar sistem dapat
menyelesaikan berbagai kasus alergi yang terjadi ditengah masyarakat.
- Menambah gambar letak titik bekam agar pemakai lebih mudah untuk
memahaminya.
17
6 DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi”. CV. Andi Offset.
Yogyakarta.
Al Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2009. “Metode Pengobatan Nabi (Cara Nabi Mengobati
Berbagai Macam Penyakit)”. Penerbit Jabal. Bandung.
Arhami, Muhammad. 2005. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
Desiani, Anita dan Arhami. 2006. ‘Konsep Kecerdasan Buatan”. Cv. Andi Offset.
Yogyakarta.
Kusrini. 2006. “Sistem Pakar Teori dan Aplikasi”. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
Kusumadewi, Sri. 2003. “Artificisisl Intellegence (Teknik dan Aplikasi)”. Graham Ilmu.
Yogyakarta.
Majalah Ummi. 2009, Edisi: Maret-Mei. Hal 11-12, 54-56, 58-59.
Mangkulo, Hengky Alexander. 2005. “Membuat Aplikasi Dengan Stok Inventori dengan
VBA Access 2003”. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Nugroho, Bunafit. 2005. “Visual Basic (Membuat Animasi dan Tampilan Cantik pada
Form Interface)”. Gava Media. Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Alergi. di download 6 januari 2010, 10.15 wib.