sistem moneter dalam ekonomi islam

Upload: chokey-hoky

Post on 10-Jul-2015

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM MONETER EKONOMI ISLAM

Disajikan dalam: KULIAH INFORMAL EKONOMI ISLAM KSEI UNDIP

Oleh:Nyata Nugraha, SE, Msi,Akt UNDIP, 6 Desember 2009

Comparative world-view and values of Islam and Western civilisationWorldview & Nilai BARATWorldview Materi Demokrasi Sekulerisme Individualisme Utilitarianisme Kemakmuran Liberalisme & Kebebasan

Worldview & Nilai ISLAMWorldview dua dunia

Khilafah: Pemerintahan KonsultatifTauhid, Keesaan dan Agama Amanah: kepercayaan individu dalam konteks masyarakat Akuntabilitas Kemanfaat publik / Kemaslahatan Pertanggungjawaban & Kebebasan Terbatas

Comparison of capitalist economic normsvs. Islamic Economic normsWestern Economic norms (CAPITALISM) Mengutamakan profit Islamic Economic norms (ISLAMIC ECONOMIC SYSTEM) Mengutamakan Keadilan & Kesejahteraan Sosial

Pasar Dibatasi dg pinjaman berbunga Mengagungkan harta pribadi. Menolak pembatasan harta

Pelarangan Bunga Harta sebagai titipan dari Tuhan. Hukum Waris menentukan kepemilikan dan identitas ahli warisInformation symmetry (informasi berimbang) Nilai Pasar: Negosiasi-Kerjasama Filter Moral Zakat Perpajakan terbatas

information efficiency (informasi tidak berimbang) Nilai Pasar: Kompetisi Konsumtif Kemanfaatan untuk kesejahteraan Perpajakan

Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah Negara. Biasanya otoritas moneter dipegang oleh Bank Sentral suatu negara. Sasaran yang ingin dicapai adalah memelihara kestabilan nilai uang baik terhadap factor internal maupun eksternal.

Stabilitas Nilai UangStabilitas nilai uang mencerminkan stabilitas harga yang pada akhirnya akan mempengaruhi realisasi pencapaian tujuan pembangunan suatu Negara, seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pemerataan distribusi, perluasan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi riil yang optimum dan stabilitas ekonomi.

Stabilitas Nilai UangKerangka kebijakan moneter dalam perekonomian Islam adalah stok uang, sasarannya haruslah menjamin bahwa pengembangan moneter yang tidak berlebihan melainkan cukup untuk sepenuhnya dapat mengeksploitasi kapasitas perekonomian untuk menawarkan barang dan jasa bagi kesejahteraan sosial umum. (M Umer Chapra)

Tujuan moneter Islam vs KonvensionalSecara prinsip, tujuan kebijakan moneter islam tidak berbeda dengan tujuan kebijakan moneter konvensional yaitu menjaga stabilitas dari mata uang (baik secara internal maupun eksternal) sehingga pertumbuhan ekonomi yang merata yang diharapkan dapat tercapai.

moneter Islam vs KonvensionalWalaupun pencapaian tujuan akhirnya tidak berbeda, namun dalam pelaksanaannya secara prinsip, moneter syariah berbeda dengan yang konvensional terutama dalam pemilihan target dan instrumennya.

moneter Islam vs KonvensionalPerbedaan yang mendasar antara kedua jenis instrumen tersebut adalah prinsip syariah tidak membolehkan adanya jaminan terhadap nilai nominal maupun rate return (suku bunga).

moneter Islam vs KonvensionalOleh karena itu, apabila dikaitkan dengan target pelaksanaan kebijakan moneter maka secara otomatis pelaksanaan kebijakan moneter berbasis syariah tidak memungkinkan menetapkan suku bunga sebagai target/sasaran operasionalnya.

Instrumen pokok kebijakan moneter konvensional1. Kebijakan Pasar terbuka. (Open Market Operation). 2. Penentuan Cadangan Wajib Minimum. (Reserve Requirement) 3. Penentuan Discount Rate. 4. Moral Suasion

Kebijakan Pasar terbuka (Konvensional)Kebijakan membeli atau menjual surat berharga atau obligasi di pasar terbuka. Jika bank sentral ingin menambah suplai uang maka bank sentral akan membeli obligasi, dan sebaliknya bila akan menurunkan jumlah uang beredar maka bank sentral akan menjual obligasi.

Penentuan Cadangan Wajib Minimum (Konvensional)Bank sentral umumnya menentukan angka rasio minimum antara uang tunai (reserve) dengan kewajiban giral bank (demand deposits), yang biasa disebut minimum legal reserve ratio.

Penentuan Discount Rate (1) (Konvensional) Bank sentral merupakan sumber dana bagi bank-bank umum atau komersial dan sebagai sumber dana yang terakhir (the last lender resort). Bank komersial dapat meminjam dari bank sentral dengan tingkat suku bunga sedikit di bawah tingkat suku bunga kredit jangka pendek yang berlaku di pasar bebas.

Penentuan Discount Rate (2) (Konvensional) Discount rate yang bank sentral kenakan terhadap pinjaman ke bank komersial mempengaruhi tingkat keuntungan bank komersial tersebut dan keinginan meminjam dari bank sentral. Ketika discount rate relatif rendah terhadap tingkat bunga pinjaman, maka bank komersial akan mempunyai kecendrungan untuk meminjam dari bank sentral.

Moral Suasion (Konvensional)Moral Suasion atau Kebijakan Bank Sentral yang bersifat persuasif berupa himbauan/bujukan moral kepada bank.

Instrumen pokok kebijakan moneter Islam1. 2. 3. 4. 5. 6. Reserve Ratio Moral Suassion Lending Ratio Refinance Ratio Profit Sharing Ratio Islamic Sukuk

Reserve Ratio (Islam)Adalah suatu presentase tertentu dari simpanan bank yang harus dipegang oleh bank sentral, misalnya 5 %. Jika bank sentral ingin mengontrol jumlah uang beredar, dapat menaikkan RR misalnya dari 5 persen menjadi 20 %, yang dampaknya sisa uang yang ada pada komersial bank menjadi lebih sedikit, begitu sebaliknya.

Moral Suassion (Islam) Bank sentral dapat membujuk bank-bank untuk meningkatkan permintaan pembiayaan sebagai tanggung jawab mereka ketika ekonomi berada dalam keadaan depresi. Dampaknya, pembiayaan dikucurkan maka uang dapat dipompa ke dalam ekonomi.

Lending Ratio (Islam)Dalam ekonomi Islam, tidak ada istilah Lending ( meminjamkan ), lending ratio dalam hal ini berarti Qardhul Hasan (pinjaman kebaikan).

Refinance Ratio (Islam) Adalah sejumlah proporsi dari pinjaman bebas bunga. Ketika refinance ratio meningkat, pembiayaan yang diberikan meningkat, dan ketika refinance ratio turun, bank komersial harus hati-hati karena mereka tidak di dorong untuk memberikan pinjaman.

Profit Sharing Ratio (Islam) Ratio bagi keuntungan (profit sharing ratio) harus ditentukan sebelum memulai suatu bisnis. Bank sentral dapat menggunakan profit sharing ratio sebagai instrumen moneter, dimana ketika bank sentral ingin meningkatkan jumlah uang beredar, maka ratio keuntungan untuk nasabah akan ditingkatkan.

Islamic Sukuk (Islam) Adalah obligasi pemerintah, di mana ketika terjadi inflasi, pemerintah akan mengeluarkan sukuk lebih banyak sehingga uang akan mengalir ke bank sentral dan jumlah uang beredar akan tereduksi. Jadi sukuk memiliki kapasitas untuk menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar.

KESIMPULAN (1)1. Hampir semua instrumen moneter pelaksanaan kebijakan moneter konvensional maupun surat berharga yang menjadi underlying-nya mengandung unsur bunga.

KESIMPULAN (2)2. Oleh karena itu instrumen-instrumen konvensional yang mengandung unsur bunga (bank rates, discount rate, open market operation dengan sekuritas bunga yang ditetapkan didepan) tidak dapat digunakan pada pelaksanaan kebijakan moneter berbasis Islam.

KESIMPULAN (3)3. Tetapi sejumlah instrument kebijakan moneter konvensional masih dapat digunakan untuk mengontrol uang dan kredit/Pembiayaan, seperti Reserve Requirement, overall and selecting credit ceiling, moral suassion and change in monetary base. 4.Instrumen lain yang berciri khas Ekonomi Islam

SELAMAT BERJUANG.