sistem indera.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM INDRA
GROUP A
DISUSUN OLEH:
Dina Rahmawati
NPM. 1243057019
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2013
1
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.atas segala
rahmat-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktikum
Anatomi Fisiologi Manusia yang berjudul Sistem Indra.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat penilaian tugas dalam mata
kuliah Praktikum Anatomi Fisiologi. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
mahasiswa akan mengerti lebih dalam tentang sistem indra dan semua aspeknya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Praktikum
Anatomi Fisiologi yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan perbaikan, untuk itu tim
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meningkatkan kualitas makalah ini dan kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 30 November 2013
Penulis
2
1. JUDUL PERCOBAAN : SISTEM INDRA
2. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui pembagian daerah pengecap berbagai rasa pada lidah manusia
Memahami serta mengetahui kepekaan syaraf peraba dengan melokalisir tempat yang
di tusukan keberbagai tempat, serta mengetahui kepekaan TPL (Two Point
Localization)
3. DASAR TEORI
Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra
manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat
(mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap
(lidah) dan indra peraba (kulit) (Chambell, 2004).
1. Indra Penglihat (Mata).
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk
gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan
cepat.Mata merupakan indra penglihat yang menerima rangsang berupa cahaya
(fotooreseptor).
2. Indra Pendengar (Telinga)
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita.Telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsang berupa suara
(fonoreseptor). Selain berungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai alat
keseimbangan.
3. Indra Pembau (Hidung)
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu
dari aroma yang dihasilkan. Serabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas
selaput lendir hidung. Serabut-serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat kimia
dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor).
3
4. Indra Pengecap (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari makanan
yang masuk ke dalam mulut kita. Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah
ujung saraf pengecap. Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan
terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Pangkal lidah dapat mengecap
rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung lidah dapat mengecap rasa
manis.
5. Indra Peraba (Kulit)
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor
yang peka terhadap rangsang fisik (mekanoreseptor). Kulit berfungsi sebagai alat
pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi
bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta
pengatur suhu tubuh.
A. LIDAH
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari
makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut
papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut
mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Pangkal
lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung
lidah dapat mengecap rasa manis.
4
Ujung organ untuk indera pengecap yang disebut taste buds (putting cita rasa)
terdiri atas sel-sel gustatory fusiform, tercampur dengan sel-sel sustakular yang terangkai
dalam bentuk kelompok yang menyerupai tong. Prosesus yang menyerupai rambut dari
sel-sel gustatory ini menjulur melalui pori pada bagian superficial dari putting cita rasa.
Ujung serabut-serabut saraf berakhir di sekitar sel-sel gustatory ini.
Bagian lidah yaitu valet dan papilla fungiform mengandung banyak sekali putting
cita rasa meskipun putting itu terdapat juga pada palatum, farink, dan larink. Sensasi cita
rasa di bawa kea rah dua per tiga bagian rostral lidah oleh cabang-cabang saraf fasial
korda timpani yang menyertai cabang lingual dari saraf trigeminus. Sebaliknya bagian
lidah yang sepertiga (arah kaudal = posterior) menerima cita rasa melalui cabang lingual
dari saraf (glosofarinkeal).
5
Pada manusia, modalitas rasa yang spesifik ada 4, yaitu manis, asin, pahit, dan
asam. Sensasi yang lain merupakan campuran dari cita rasa dasar, atau kombinasi
berbagai cita rasa dengan indera penciuman. Pangkal lidah sangant peka dengan cita rasa
pahit. Bagian lateral lidah memberikan (frandson, R.D. 1992).
Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu reseptor yang
terutama terletak pada lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup kecapa pada lidah
manusia) dan dalam jumlah yang lebih kecil pada polatum mole dan permukaan laringeal
dari epiglottis. Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari papilla sirkumvalata,
papilla foliota, papilla fungiformis. Bahan kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu
lubang kecil menuju ke sel-sel reseptor.
Kuncup kecap terdiri atas sekurang-kurangnya 4 jenis sel, yang dapat dikenali
dengan mikroskop electron. Sel tipe 1 dan sel tipe 2 panjang dengan mikrovili pada
permukaannya. Walaupun fungsinya belom diketahui, mereka dapat membantu aktivitas
sel tipe 3. Sel tipe 3 juga merupakan sel tipe panjang dicirikan oleh terdapatnya banyak
vesikel yang menyerupai versikel sinaps. Tipe sel ke 4 adalah suatu sel basal pra-
kembang yang mungkin merupakan precursor dari sel-sel yang lebih spesifik dalam
kuncup kecap. Tonjolan dendritik dari saraf sensorik yang paling dekat dengan kumpulan
vesikel sinaptik ini adalah dasar untuk penempatan penerimaan pengecapan pada sel tipe
3 (Junqueira, L. Carlos. 1995).
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia.
Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas
pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan
seperti rambut. Ada beberapa papilla pada lidah, antara lain:
• Papillae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak
pada bagian dasar lidah. Papillae sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar, dan
masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini tersusun berjejer
membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
• Papillae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk
jamur.
6
• Papilae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah.
Organ-ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak
terdapat dalam dinding papillae sirkumvalata dan fungiforum. Papilae filiform lebih
berfungsi untuk menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang sebenarnya.
Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan puting-puting pengecap
(Widiastuti.2002).
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai
indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut
membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin
lingua atau glossal
Struktur Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua
jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
2. papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di
belakang lidah;
3. papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada
hewan pengerat.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari
dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang (jimmy. 2011).
Pada hekekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera
khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik
Iidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot extrinsik mengaitkan lidah pada
bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan-kasar yang sangat penting
7
pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada
langit-langit dan gigi. dan akhirnya mendorongnya masuk farinx.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk
dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran Iidah bersentuhan dengan gigi-gigi
bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah.
Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut
frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah
pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung
Iidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk
bulat.
Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu se- hat
berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi plpil-papil, yang
terdiri atas tiga jenis. Papillae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis
ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papillae sirkumvalata adalah jenis papillae yang
terbesar, dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini
tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah. Papillae fungiformis
menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur. Papilae filiformis
adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ-ujung untuk
pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding
papillae sirkumvalata danfungiforum .Papilae filiform lebih berfungsi untuk menerima
rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan
farinx juga bermuatan puting-puting pengecap.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam dan asin. Kebanyakan
makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf
penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan
harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang
mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda
menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga.
8
Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat
pensarafan dari urat saraf hipoglosus (Saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi
menjadi “perasaan umum”, yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran,
bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya, dan “rasa pengecap khusus”.
Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut
saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf kranial kelima, sementara impuls
indera pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual, lantas kemudian
bersatu dengan saraf kranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis. Saraf kranial kesembilan,
saraf glossofaringeal, membawa, baik impuls perasaan umum, maupun impuls perasaan
khusus dari sepertiga posterior lidah. Dengan demikian indera pengecapan lidah dilayani
oleh saraf kranial kez’ lima, ketujuh dan kesembilan, sementara gerakan-gerakannya
dipersarafi oleh saraf kranial kedua belas.
Secara klinik, indera pengecap, seperti juga indera penciuman sangat peka dan
dapat hilang karena pilek atau gangguan pada mulut, lambung dan saluran pencernaan.
Seorang dokter, yang dapat juga dibantu oleh seorang perawat, memeriksanya dengan
seksama, apakah indera pengecap itu kering atau lembab, membengkak, lembek dan
pucat, atau mengecil dan berwarna merah, berbulu, pecah atau retak-retak.
Glositis, atau peradangan lidah, bisa akut ataupun kronis, dengan gejala-gejala
berupa adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul
pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah
lembek dan pucat, dengan bekas-bekas gigitan pada pinggirannya. Biasanya, glositis
kronis menghilang, apabila kesehatan badan membaik dan pemeliharaan higiene mulut
yang baik. Lekoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada
permukaan lidah (juga pada selaput lendir pipi dan gusi). Hal ini biasanya terlihat pada
perokok (fkunhas. 2010).
9
B. KULIT
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan.
10
Susunan Kulit. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermisdan lapisan
dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel
saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama
adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua,
yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi
sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari
lapisan granulosumumumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan
melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga
merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan
terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat
yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur,
sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermismembentuk kelenjar
keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang
membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.
Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau
merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis
terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam
tubuh dari kerusakan mekanik.
Fungsi Kulit. Kulit berfungsi sebagai alat
pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang;
sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai
rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan
fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor
untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerahepidermis. Reseptor untuk tekanan,
ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan
dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia
dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar,
terutama di ujung jari dan bibir.
11
Klasifikasi reseptor antara lain:
Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
Berdasarkan sumber rangsangan:
1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan
eksterna atau luar.
2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama
berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
Berdasarkan morfologi:
1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel
lainnya.
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di
samping saraf badan akhir saraf.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:
a. Ujung Saraf Bebas: Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas
pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat
akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin
berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir,
dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf
seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga
hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan
raba, nyeri dan suhu. Sehubungan denganfolikel rambut, banyak cabang serat saraf yang
berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Padaepidermis berhubungan
dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti
12
lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap
dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi
pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan
dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel
merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.
b. Korpuskulus Peraba (Meissner): Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila
dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris,
sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan
lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium
saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk
sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan
serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun
yang tak mangandung mielin.Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua
titik yang letaknya berdekatan).
c. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini): Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di
jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum,
mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan
besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat
dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah
kehilangan sarung sel schwannya pada tepikorpuskulus. Akson saraf banyak mengandung
mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel
gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada
sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
d. Korpuskulus Gelembung (Krause): Korpuskulus gelembung(krause) ditemukan di daerah
mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut.
Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50mikron. Mempunyai
sebuah kapsula tebal yang menyatu denganendoneurium. Di dalam korpuskulus,
serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan
sel schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir
13
saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskelini jumlahnya semakin berkurang
dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka
terhadap dingin.
e. Korpuskulus Ruffini: Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan
kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung
akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor,karena
mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus
dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar
berkastendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang
bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
4. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT :
Beaker glass
Batang Pengaduk
Cotton bud
Jarum Pentul
Penggaris
B. BAHAN :
Larutan Gula
Larutan Air Jeruk
Larutan Garam
Larutan Temu Ireng
14
5. PROSEDUR KERJA
A. Indra Pengecap (Lidah)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disiapkan air gula, air jeruk, air garam, air temu irang
3. Diambil cotton bud
4. Dicelupkan dalam larutan gula, diletakan cotton bud di ujung lidah, dirasakan
penjalaran rasa pada lidah, catat hasilnya
5. Dicelupkan dalam larutan jeruk, diletakan cotton bud di ujung lidah, dirasakan
penjalaran rasa pada lidah, catat hasilnya
6. Dicelupkan dalam larutan garam, diletakan cotton bud di ujung lidah, dirasakan
penjalaran rasa pada lidah, catat hasilnya
7. Dicelupkan dalam larutan temu irang, diletakan cotton bud di ujung lidah,
dirasakan penjalaran rasa pada lidah, catat hasilnya
B. Indra Peraba (Kulit)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Diambil jarum pentul dan penggaris
3. ditusukan jarum pentul pada daerah punggung badan probandus, tunjuk daerah
yang terasa sakit oleh tusukan jarum pentul, ukur dengan penggaris jarak antara
tusukan jarum pentul dengan daerah yang terasa ditusuk, catat hasilnya
4. ditusukan jarum pentul pada daerah punggung tangan probandua, tunjuk daerah
yang terasa sakit oleh tusukan jarum pentul, ukur dengan penggaris jarak antara
tusukan jarum pentul dengan daerah yang terasa ditusuk , catat hasilnya
5. ditusukan jarum pentul pada daerah hidung probandus, tunjuk daerah yang terasa
sakit oleh tusukan jarum pentul, ukur dengan penggaris jarak antara tusukan
jarum pentul dengan daerah yang terasa ditusuk pada probandus, catat hasilnya
6. ditusukan jarum pentul pada daerah telapak kaki probandus, tunjuk daerah yang
terasa sakit oleh tusukan jarum pentul, ukur dengan penggaris jarak antara
tusukan jarum pentul oleh probandus dengan daerah yang terasa ditusuk pada
probandus, catat hasilnya
15
6. DATA HASIL PERCOBAAN
A. Indra Pengecap (Lidah)
NO SAMPEL
HASIL
Probandus
I
Probandus
II
Probandus
III
Probandus
IV
Probandus
V
Probandus
VI
1
AIR GULA
(MANIS)
1,2,3,4 1,3,2,4 1,3,2,4 1,2,3,4 1,3,2,4 1,2,4,3
2
AIR JERUK
(ASAM)
2,3,1,4 2,3,4,1 2,3,1,4 2,3,4,1 2,3,4,1 2,1,3,4
3
AIR GARAM
(ASIN)
3,2,1,4 3,2,4,1 3,2,4,1 3,2,1,4 3,4,2,1 3,2,1,4
4
AIR TEMU IRENG
(PAHIT)
4,3,2,1 4,2,3,1 4,2,3,1 4,3,2,1 4,3,2,1 4,3,2,1
Keterangan :
1 : rasa manis
2 : rasa asam
3 : rasa asin
4 : rasa pahit
16
B. Indra Peraba (Kulit)
NODaerah Sasaran
HASIL
Probandus
I
Probandus
II
Probandus
III
Probandus
IV
Probandus
V
Probandus
VI
1Punggung
badan3 cm 2 cm 3 cm 4,5 cm 4 cm 2 cm
2Punggung
tangan0 cm 1 cm 2 cm 1 cm 2 cm 0,8 cm
3 Hidung 0,5 cm 0,5 cm 1 cm 0 cm 0,3 cm 0,5 cm
4Telapak
kaki0,5 cm 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm 0 cm
7. PEMBAHASAN
A. Indra Pengecap (Lidah)
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa bagian tepi samping depan lidah amat peka
dengan rasa asam namun lemah mendeteksi rasa pahit. Bagian tepi samping belakang
cepat mendeteksi rasa asin dan lemah mendeteksi rasa manis. Sedang bagian belakang
lidah amat peka akan rasa pahit dan bagian depan lidah peka akan rasa manis.
Dalam percobaan indra pengecap ini, letak rasa pada lidah sebagian tidak sesuai
dengan teori, karena disebabkan oleh beberapa factor, antara lain kondisi tubuh yang
kurang sehat (sakit) sehingga biasanya semua rasa akan terasa pahit, dan sisa rasa
makanan yang sebelumnya masih tertinggal dilidah sehingga rasa bercampur dengan rasa
makanan sebelumnya. kuncup rasa manis, asam, asin, pahit memang ada disemua bagian
lidah, tapi intensitas banyaknya kuncup rasa berberda-beda. Dalam percobaan ini kuncup
rasa pada lidah probandus yang paling peka adalah kuncup rasa pahit karena pada sampel
temu ireng dari 6 probandus, 5 probandus menunjukan hasil yang sama.
17
B. Indra Peraba (Kulit)
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa bagian tubuh yang paling peka secara
berurutan adalah hidung, punggung tangan, telapak kaki, dan diikuti punggung badan.
Hal ini disebabkan distribusi saraf sensorik pada kulit yang tidak merata. Kulit pada
hidung mempunyai banyak reseptor untuk merespon sentuhan yang letaknya lebih dekat
ke permukaan kulit yaitu ujung saraf Meisner , sedang punggung badan merupakan
daerah yang lebih miskin akan reseptor.
TPL (Two Point Localization) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti hidung,
mata, bibir, ujung jari dan telinga. Jarak yang ditusukkan dengan jarak yang
didapat/ditunjuk oleh probandus tergantung waktu, waktu yang mempengaruhi sehingga
terjadi penyebaran sensasi. TPL adalah system yang menyebar dan melingkar.
8. KESIMPULAN
A. Indra Pengecap (Lidah)
Pada lidah bagian ujung peka terhadap rasa manis, bagian tepi depan lidah peka
terhadap rasa asam, bagian tepi belakang lidah peka terhadap rasa asim, dan
bagian pangkal lidah peka terhadap rasa pahit
Pada normalnya manusia memiliki pembagian daerah pengecap yang sama
Dalam percobaan ini kuncup rasa pada lidah probandus yang paling peka adalah
kuncup rasa pahit karena pada sampel temu ireng dari 6 probandus 5 probandus
menunjukan hasil yang sama
B. Indra Peraba (Kulit)
Kebanyakan informasi dari sentuhan, tekanan, getaran dan kinestetis masuk ke
korda spinalis melalui dorsal root syaraf spinal yang sesuai
TPL (Two Point Localization) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti
hidung, mata, bibir, ujung jari dan telinga, sehinga apabila ditusuk atau diberi
rangsangan di daerah wajah akan lebih tepat dibandingkan dengan lengan.
Jarak yang ditusukkan dengan jarak yang didapat/ditunjuk oleh probandus
tergantung waktu. Waktu yang mempengaruhi sehingga terjadi penyebaran
sensasi
TPL adalah system yang menyebar dan melingkar.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bevelander, Gerrit & Judith A. Ramaley. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Ed ke-8
Terjemahan Wisnu Gunarso. Erlangga. Jakarta.
Champbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga
Dellmann, Dieter & Esther M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. Ed ke-3.
Terjemahan Hartono. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Subowo.1992. HistologiUmum.BumiAksara.Jakarta.
Villee, Claude A., dkk. 1999. Zoologi Umum. Jilid I. Ed ke-6. Terjemahan Nawangsari
sugiri. Erlangga. Jakarta.
Wijaya, Jati. 2007. Aktif Biologi 2A. Jakarta : Penerbit Ganeca Exact
19