sistem dan prosedur audit persediaan pada pt. … · 2020. 8. 12. · iii persembahan karya ilmiah...
TRANSCRIPT
SISTEM DAN PROSEDUR AUDIT PERSEDIAAN PADA
PT. TRAKTOR NUSANTARA MAKASSAR
NURUL HIDAYAH
105730523715
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
SISTEM DAN PROSEDUR AUDIT PERSEDIAAN PADA
PT. TRAKTOR NUSANTARA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
NURUL HIDAYAH
NIM 105730523715
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Penelitian pada
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah “Sistem dan Prosedur Audit Persediaan pada PT Traktor
Nusantara Makassar” ini kupersembahkan kepada Bapak, Ibu dan
Saudaraku tercinta, terima kasih atas segala kasih sayang serta dukungan
dan doa yang tulus kalian.
MOTTO HIDUP
Kamu tidak harus kaya,
Asal kamu mau berusaha dan bekerja keras.
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem dan Prosedur Audit
Persediaan pada PT Traktor Nusantara Makassar”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
tulus disertai rasa penghormatan yang teramat sangat penulis haturkan kepada
kedua orang tuaku tercinta bapak Musa dan ibu Jamilah yang senantiasa
memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus. Dan
saudara-saudaraku tercinta Nur Fadhilah, dan Muhammad Syaqir yang
senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan
seluruh keluarga besar atas pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah
diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang
telah diberikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan
didunia dan akhirat.
viii
Begitu pula penghargaan setinggi-tingginya dan terimakasih banyak
disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim,SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong,SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar dan selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian Skripsi.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak. CA. CSP, Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Bapak Amril, SE.,M.Si. Ak. CA, selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
Skripsi selesai dengan baik.
5. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Bapak Imam Syahreza, SE, selaku pengendali keuangan beserta staf dan
karyawan yang telah memberikan izin untuk pengambilan data yang penulis
butuhkan.
7. Keluarga besar AK 15 B tanpa terkecuali yang selama ini selalu berjuang
bersama, saling memberi motivasi dan semangat.
8. Teman-teman mahasiswa khususnya angkatan 2015 yang sama-sama
berjuang untuk menyelesaikan skripsinya masing-masing.
9. Sahabat – sahabat saya Siti Humairah, Syamsinar, Ayu Andirah, Nur Afia,
Indah Puspita Sari, dan Suherman yang selalu ada memberikan semangat
dan motivasi.
ix
10. Erwin, yang paling banyak membantu dan selalu memiliki cara dan memberi
solusi dalam setiap perjalanan kuliah sampai penyelesaian akhir kuliah saya,
dan bahkan sampai penyelesaian skripsi ini masih selalu ada untuk
memotivasi dan membimbing saya.
11. Muhammad Saeful, yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi
untuk penulis.
Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal dan skripsi ini
rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan namun, berkat motivasi,
dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik. Penulis juga
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi
ini.Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah
karya, melainkan awal dari semuanya, awal dari perjuangan hidup.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 11 Juli, 2020
Penulis
x
ABSTRAK
Nurul Hidayah, 2019. Sistem dan Prosedur Audit Persediaan pada PT
Traktor Nusantara Makassar.Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.Dibimbing oleh Pembimbing I
Amril dan Pembimbing II Ismail Rasulong.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem dan prosedur audit
persediaan pada PT Traktor Nusantara Makassar. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, dan teknik
pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara, dan observasi. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa prosedur untuk persediaan barang di gudang
pada PT Traktor Nusantara dilakukan dengan memasok barang dari supplier
kemudian disimpan untuk sementara yang diperuntukkan untuk dijual kepada
konsumen atau untuk memproduksi barang yang akan dijual dalam operasi
usahanya. Proses sistem persediaan barang di gudang pada PT Traktor
Nusantara yaitu, memesan barang dari supplier, menerima dan menyimpan
barang, mengirim barang, dan file induk persediaan perpectual.
Kata Kunci: Sistem, Prosedur audit, Persediaan
xi
ABSTRACT
Nurul Hidayah, 2019. Inventory Audit System and Procedures at PT Traktor Nusantara Makassar.Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar.Guided by Advisor I Amril and Advisor II Ismail Rasulong. This study aims to determine the inventory audit system and procedures at PT Traktor Nusantara Makassar. This type of research used in this research is a case study with a qualitative descriptive approach in the form of words, images, and not numbers, and data collection techniques that contain documentation, interviews, and observations. The results of the study concluded that the procedure for inventory of goods PT Traktor Nusantara is done by supplying goods from suppliers and then temporarily buying them intended to be sold to consumers or to produce goods to be sold in its business operations. The process of inventory system in warehouse at PT Traktor Nusantara, namely, ordering goods from suppliers, receiving and storing goods, and sending goods, and perpetual inventory master files. Keywords: System, Audit procedures, Stock
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
ABSTRACT .........................................................................................................xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
A. Pengertian Auditing ............................................................................... 5
B. Jenis-jenis Audit ..................................................................................... 6
C. Prosedur Audit ....................................................................................... 7
D. Pengertian Audit Operasional ............................................................... 7
xiii
E. Jenis-jenis Audit Operasional ................................................................ 9
F. Tujuan Audit Operasional ..................................................................... 10
G. Kualifikasi Auditor Operasinal ............................................................. 11
H. Persediaan ........................................................................................... 12
I. Fungsi Persediaan ............................................................................... 12
J. Pencatatan Persediaan ....................................................................... 13
K. Penilaian Persediaan ........................................................................... 14
L. Jenis Persediaan ................................................................................. 15
M. Klasifikasi Persediaan .......................................................................... 16
N. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 18
O. Kerangka Konsep ................................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 25
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 25
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 25
C. Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian ................................................. 25
D. Jenis Sumber Data ............................................................................... 25
E. Pengumpulan Data ............................................................................... 26
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 27
G. Teknik Analisa ...................................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 29
A. Gambaran Umum Perusahaan.............................................................. 29
B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 41
1. Sistem Pencatatan Persediaan pada PT. Traktor Nusantara ......... 42
xiv
2. Proses Sistem Persediaan pada PT. Traktor Nusantara ................ 45
3. Kebijakan Akuntansi atas Akun Persediaan .................................... 46
4. Prosedur Persediaan Barang di Gudang ....................................... 47
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 54
A. Kesimpulan ............................................................................................. 54
B. Saran ....................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 58
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 18
Tabel 2. Data Informasi .............................................................................. 42
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 1. Kerangka Konsep ........................................................................ 24
Gambar 2. Struktur Organisasi PT Traktor Nusantara Makassar ................. 33
Gambar 3. Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan Barang ..................... 51
Gambar 4. Perencanaan Audit Internal ........................................................ 52
Gambar 5. Pelaksanaan Audit Internal dan Pelaporan ............................... 53
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Pertanyaan Wawancara .............................................................. 59
2. Dokumentasi Gambar ............................................................................. 62
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian saat ini meyebabkan terjadinya
persaingan yang semakin ketat antar perusahaan baik yang bergerak
dibidang industri, dagang, maupun jasa, setiap perusahaan berusaha
untuk dapat mempertahankan kelangsungan usaha masing-masing.
Setiap perusahaan yang didirikan bermaksud untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, baik itu jangka panjang maupun jangka pendek.
Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap perusahaan harus
memperhatikan bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Semakin berkembangnya suatu perusahaan, menuntut pula
perkembangan dibidang pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan tidak
hanya pemeriksaan keuangan saja, tetapi juga pemeriksaan yang
menekankan penilaian sistematis dan objek serta berorientasi pada
tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang keaktifan dan memberikan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Pada sebuah
perusahaan dagang, salah satu informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan adalah nilai persediaan barang dagangan yaitu persediaan
barang yang dimiliki dengan tujuan utama untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan. Secara intern, kesalahan penyajian nilai
persediaan barang dagang dapat menimbulkan kesalahan pengambilan
keputusan produksi. Kegiatan pemasaran dan bahan pembelanjaan
perusahaan. Bagi pihak ekstern, kesalahan tersebut, dapat memberikan
informasi yang menyesatkan mengenai profitabilitas dan bahkan
2
2
kemampuan perusahaan untuk dapat menyelesaikan kewajiban-
kewajiban keuangan.
Mengingat besarnya resiko yang muncul dalam sistem
persediaan, maka untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak akan
informasi akuntansi mengenai persediaan barang dagang dibutuhkan
pengujian kesesuaian antara praktek akuntansi persediaan barang
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses pengujian tersebut
dikenal dengan istilah auditing, yang dilakukan oleh akuntan publik
sebagai pihak yang independen dari penyelenggaraan kegiatan,
pemilikan dan hubungan baik lainnya dengan organisasi perusahaan
yang dapat mempengaruhi independen tersebut.
Auditing atas persediaan ialah persediaan secara umum diajukan
untuk barang-barang yang dimiliki perusahaan dagang, baik berupa
usaha grosir maupun ritel ketika barang tersebut telah dibeli dan dalam
kondisi siap untuk dijual.Auditing atas persediaan adalah bagian yang
paling kompleks dan memerlukan waktu yang cukup banyak untuk
melakukan suatu permeriksaan.
Audit atas persediaan barang sangat diperlukan untuk mengurangi
resiko terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan
terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa prosedur telah dilakukan
dengan baik sehingga kemudian dapat dibuat suatu perbaikan.
3
3
Terdapat dua masalah mengapa suatu perusahaan perlu diaudit,
yaitu :
1. Audit dapat digunakan sebagai perencanaan didalam
pengambilan keputusan baik untuk manajemen puncak,
pejabat atau pemberi kredit dan lembaga lainnya yang
mempunyai hubungan erat dalam kegiatan operasional suatu
perusahaan.
2. Audit dapat digunakan sebagai pedoman atau alat didalam
pengawasan, apakah suatu perusahaan dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan atau tidak.
PT.Traktor Nusantara merupakan perusahaan yang menyediakan
peralatan industri, pertanian, pembangkit listrik, dan pembangunan
jalan.PT.Traktor Nusantara selalu memberikan yang terbaik untuk setiap
pelanggan dalam menciptakan dan mendukung kesuksesan bersama.
Perusahaan ini dipercaya untuk mendistribusikan 13 merek terkemuka
dunia untuk memenuhi kebutuhan alat berat disektor industri, pertanian,
pembangkit listrik dan sektor konstruksi jalan.
Oleh karena itu, pihak manajemen perlu melakukan pengamatan
dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan yang dilakukan apakah sudah
efektif dan efisien, tentunya sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Salah satu cara yang ditempuh untuk mengevaluasi persediaan, maka
perusahaan perlu melakukan audit atas persediaan barang.
4
4
Berawal dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka
penulis tertarik memilih judul dalam penulisan penelitian adalah
Sistem dan Prosedur Audit Persediaan pada PT. Traktor
Nusantara Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam
penilitian ini adalah “Bagaimanakah sistem dan prosedur audit persediaan
pada PT. Traktor Nusantara Makassar” ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian yaitu “Untuk menganalisis
sistem dan prosedur audit persediaan pada PT. Traktor Nusantara
Makassar”.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pihak-pihak terkait, seperti PT Traktor Nusantara Makassar
dan Mahasiswa selaku peneliti.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
meningkatkan sistem dan prosedur audit persediaan pada PT
Traktor Nusantara Makassar.
3. Bagi pihak akademisi diharapkan penelitian ini dapat menjadi
referensi bagi peneliti yang ingin mengkaji permasalahan
sistem dan prosedur audit persediaan pada PT Traktor
Nusantara Makassar.
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing
Istilah auditing adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pemeriksaan atau mengevaluasi apakah telah sesuai dengan aturan yang
ditetapkan.
Menurut Agoes (2012:4) auditing adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Menurut Mulyadi (2013:9) pengertian auditing adalah suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut Arens et al (2012;24) arti auditing adalah akumulasi dan
evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Audit
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa auditing
adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang
6
6
telah ditetapkan.Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
Menurut Standar Profesional Akuntansi Publik (2011:110:1)
adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam suatu hal yang
material, posisi keuangan, hasil akuntansi yang berlaku umum. Apabila
keadaan tidak memungkinkan dalam hal ini tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi Indonesia maka akuntan publik berhak memberikan pendapat
bersyarat atau menolak memberikan pendapat.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan
auditing secara umum adalah dapat menghendaki akuntan memberikan
pendapatnya mengenai kelayakan dari pelaporan keuangan perusahaan
apakah sesuai dengan standar auditing dan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, jika keadaan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
Indonesia, maka akuntan publik berhak memberikan pendapat bersyarat
atau menolak memberikan pendapat kepada perusahaan.
B. Jenis-Jenis Audit
Menurut Alvin A. Arens et al (2013:16) Jenis-jenis audit dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap
bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada
akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan
saran-saran untuk memperbaiki operasi.
7
7
2. Audit ketaatan (compliance audit)
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak
yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan
tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi.
3. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan
apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.
C. Prosedur Audit
Menurut Moniq Ae (2013), prosedur audit adalah tindakan atau
metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau
mengevaluasi bukti audit.
Menurut Mulyadi (2013), prosedur audit adalah proses sistematis
yang bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
independen tentang tindakan dan peristiwa ekonomi sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada
yang berkepentingan.
Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa prosedur audit yang kemudian mengkomunikasikannya kepada
pengguna yang berkepentingan atas informasi tersebut.
D. Pengertian Audit Operasional
Audit operasional disebut sebagai perluasan lingkup audit, karena
memang berawal dari perluasan audit keuangan. Menurut Kumaat
8
8
(2009:45) audit operasional pada hakikatnya bertujuan memberi
gambaran yang lebih jelas mengenai berbagai pelaksanaan, peristiwa,
atau masalah aktual dibalik fakta yang ditunjukkan oleh angka-angka
keuangan, seperti permasalahan disekitar.
1. Penjualan ke pelanggan (yang membentuk sales receivables
revenues).
2. Pembelian dari pemasok (yang tercatat pada trade payables
maupun purchase expenses).
3. Berbagai aktivitas operasi yang menimbulkan biaya/ beban
(expenses) perusahaan.
Menurut Bayangkara I.B.K (2014:2) audit operasinal adalah
rancangan secara sistematis untuk mengaudit aktivitas-aktivitas,
program-program, yang diselenggarakan, atau sebagai dasar dari entitas
yang biasa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya
dan dana yang telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari
program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak
melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan.
Institute of Internal Auditor (IIA)mendefinisikan audit operasional
sebagai proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan
keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian
manajemen. Audit operasional dilaporkan kepada manajemen, individu,
atau badan yang meminta audit mengenai hasil-hasil evaluasi tersebut
beserta rekomendasi perbaikan.
9
9
E. Jenis Audit Operasional
Menurut Arens dan Loebbecke (2013), membagi audit operasional
menjadi 3, yaitu :
1. Fungsional Audit
Fungsi merupakan suatu alat penggolongan kegiatan perusahaan,
seperti fungsi penerimaan kas atau fungsi produksi.Seperti yang
tersirat dalam namanya, audit fungsional berkaitan dengan sebuah
fungsi atau lebih dalam suatu organisasi. Keunggulan audit fungsional
adalah memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Sedangkan
kekurangannya adalah tidak dapat dieveluasinya fungsi yang saling
berkaitan didalam organisasi.
2. Organisasional Audit
Audit opersional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit
organisasi, seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan.
Penekanan dalam suatu audit organisasi adalah seberapa efisien dan
efektif fungsi-fungsi yang saling berinteraksi.
3. Penugasan Khusus
Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan
manajemen. Ada banyak variasi dalam audit seperti itu. Contoh-
contohnya mencakup, penentuan penyebab tidak efektifnya system
PDE, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi, dan
membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu
barang.
10
10
F. Tujuan Audit Operasional
Menurut Kumaat (2011:45) tujuan dari audit operasinal adalah :
1. Menggali berbagai akar masalah dibalik kinerja bisnis yang tergambar
dalam laporan keuangan, yang terkait dengan efektivitas dan efisiensi
kinerja pengelolaan berbagai objek.
2. Memastikan bahwa seluruh asset non keuangan menjadi asset yang
produktif bagi bisnis perusahaan, yaitu memberi manfaat yang
sepadan dibanding biaya atau resiko yang timbul.
3. Memastikan bahwa seluruh sistem (business process) berjalan dalam
koridor standar (kualitas) yang ditetapkan dengan tingkat
pengendalian internal yang memadai.
Menurut Bayangkara (2014:7) audit keuangan dilakukan untuk
mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan (manajemen) telah disusun melalui proses akuntansi yang
berlaku umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi keuangan
perusahaan pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada
periode tersebut. Dari hasil audit ini kemudian akuntan (auditor)
memberikan opini sebagai tanda pengesahan atas laporan tersebut,
untuk dapat digunakan oleh sebagian besar dari pemakai laporan
keuangan.
Tujuan penugasan audit operasional adalah :
1. Untuk menilai kegiatan yang tengah berjalan.
2. Untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan untuk perbaikan.
3. Mencari peluang untuk penyempurnaan dan pengembangan.
11
11
4. Pengembangan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas, dan
efisiensi.
Tujuan audit operasional secara umum adalah untuk mengetahui
apakah prestasi manajemen perusahaan telah sesuai dengan kebijakan
ketentuan dan peraturan yang ada dalam perusahaan, serta untuk
mengetahui apakah prestasi manajemen perusahaan lebih baik dari pada
masa sebelumnya, dan untuk menentukan apakah aktivitas atau program
perusahaan tersebut telah dikelola secara ekonomis, efektif, dan efisien.
G. Kualifikasi Auditor Operasional
Menurut Arens et al (2012:501) dua kualitas yang terpenting bagi
auditor operasional adalah independensi dan kompetensi. Berikut uraian
mengenai independensi dan kompetensi :
1. Independensi
Menurut Arens et al. (2012:51) independensi dapat diartikan
mengambil sudut pandang yang tidak bias.Auditor tidak hanya harus
independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam
penampilan. Independensi dalam fakta (independence in fact) ada bila
auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias
sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan
(independent in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atau
independensi ini.
2. Kompetensi
Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator
12
12
mutu personal, pengetahuan umum, dan keahlian khusus.
Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimilikioleh
auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun
keikutsertaan dalam pelatihan dan seminar.
H. Persediaan
Menurut Stice (2011) mendefinisikan persediaan adalah
“Persediaan secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki
perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun ritel ketika
barang-barang tersebut telah dibeli dan pada kondisi siap dijual.
Menurut Kieso dkk (2011:408) persediaan adalah barang asset
yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam kegiatan bisnis biasa atau
barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam produk barang yang
akal dijual.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa persediaan merupakan
item asset yang perusahaan simpan untuk dijual dalam kegiatan usaha
normal, atau barang yang akan digunakan untuk dikonsumsi dalam
produksi barang yang akan dijual.
I. Fungsi Persediaan
Menurut Aini (2011) persediaan memiliki fungsi penting bagi
perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi.
2. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.
13
13
3. Untuk memperoleh keuntungan dari kuantitas, karena membeli dalam
jumlah yang banyak atas diskon.
4. Untuk hedging dan inflasi dan perubahan harga.
5. Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena
cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman.
6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam
proses.
J. Pencatatan Persediaan
Menurut Weygandt et al (2013:269) pencatatan persediaan terdiri
dari :
1. Sistem perpetual
Dalam sistem persediaan perpetual, catatan rinci dari biaya
setiap pembelian persediaan dan penjualan dipertahankan.Sistem ini
terus menerus menunjukkan persediaan yang harus ditangan untuk
setiap item.
2. Sistem periodik
Dalam sistem persediaan perodik, catatan persediaan rinci
barang ditangan tidak terus sepanjang masa.Biaya penjualan
ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi yaitu secara bekala.
Apabila dalam suatu perusahaan menerapkan sistem perpetual,
pembelian akan dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang.
Kemudian, jika terjadi penjualan maka akan mendebit harga pokok
penjualan dan persediaan akan dikredit. Dengan menerapkan sistem
14
14
perpetual, perusahaan dapat mengetahui saldo persediaan yang ada dan
mengetahui harga pokok penjualan.
Selain itu, perusahaan menerapakan sistem periodikmaka
ketika terjadi pembelian yang akan didebit adalah pembelian. Jika terjadi
penjualan tidak ada jurnal yang menunjukkan harga pokok penjualan.
Oleh karena itu, jika perusahaan menerapkan sistem ini maka
perusahaan akan melakukan perhitungan fisik setiap akhir periode.
K. Penilaian Persediaan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2011:14.23) menyatakan
bahwa penilaian persediaan adalah biaya persediaan harus dihitung
dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar (MPKP) atau
rata-rata tertimbang (Weighted average cost method).Entitas harus
menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang
dimiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda di
perkenalkan.
Apabila barang-barang yang sejenis dibeli selama satu periode
akuntansi dengan harga pokok yang berbeda-beda, maka timbul masalah
mengenai harga pokok mana yang akan digunakan untuk persediaan
akhir barang yang akan dijual.
Menurut Dwi Martani, dkk (2012:251) menyatakan bahwa terdapat 3
alternatif dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas-entitas terkait dengan
asumsi arus biaya, yaitu :
1. Metode identifikasi khusus
2. Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
3. Rata-rata tertimbang
15
15
L. Jenis Persediaan
1. Prosedur audit diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah :
a. Observasi perhitungan fisik persediaan
b. Konfirmasi persediaan yang berada dipihak lain
c. Pengujian pisah batas (cut off)
2. Kelengkapannya.
Kuantitas persediaan tersebut meliputi semua produk atau
barang jadi, bahan mentah, bahan penolong yang ada di gudang,
dalam perjalanan dan yang disimpan diluar perusahaan (di gudang
umum) dan dalam konsinyasi. Prosedur audit yang dapat diterapkan :
a. Observasi perhitungan fisik persediaan
b. Konfirmasi persediaan yang berada dipihak lain
c. Prosedur analisis
3. Pemilikan atau hak dan kewajibannya.
Perusahaan benar-benar mempunyai hal milik terhadap
persediaan, dan persediaan tersebut tidak termasuk barang-barang
titipan atau milik pihak lain. Prosedur audit yang diterapkan untuk
mencapai tujuan adalah :
a. Observasi perhitungan fisik persediaan
b. Konfirmasi persediaan yang berada dipihak lain
c. Review kontrak konsinyasi dan pembelian
4. Penilaian atau alokasi.
Penilaian dinilai sebesar cost atau harga perolehannya (kecuali
harga pasarnya lebih rendah). Barang-barang mutasinya sangat
16
16
rendah, usang, dan rusak telah diidentifikasi dengan benar. Prosedur
audit untuk mencapai tujuan tersebut adalah :
a. Pengujian penentuan harga perolehan persediaan (inventory
pricing test).
b. Pengujian penilaian persediaan (inventory valuation test).
5. Penyajian dan pengungkapan.
Persediaan telah diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar dalam neraca, dan metode penilaiannya telah
diungkapkan.Pengungkapan dalam laporan keuangan sudah
memadai.Pengujian dilakukan dengan prosedur membandingkan
antara laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
M. Klasifikasi Persediaan
Klasifikasi persediaan antara satu perusahaan lain dapat
berbeda-beda. Menurut Santoso (2010:240), bagi perusahaan dagang
dimana persediaan merupakan barang yang langsung tanpa mengalami
proses lanjutan, maka persediaan disebut sebagai persediaan barang
dagang, sedangkan pada perusahaan industri dimana persediaan bahan
baku memerlukan proses lebih lanjut dalam bentuk barang jadi, maka
persediaan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bahan baku (rawmaterial) yaitu bahan baku yang akan diproses lebih
lanjut dalam proses produksi.
2. Barang dalam proses (work in process/ good in process) yaitu bahan
baku yang sedang diproses dimana nilainya merupakan akumulasi
17
17
biaya bahan baku (raw material cost), biaya tenaga kerja (direct labor
cost), dan biaya overhead (factory over head)
3. Barang jadi (finish head good) yaitu barang jadi yang berasal dari
barang yang telah selesai diproses dan telah siap untuk dijual sesuai
dengan tujuannya.
4. Bahan pembantu (factory/ manufacturing supplies) yaitu bahan
pembantu yang dibutuhkan dalam proses produksi namun tidak
secara langsung dapat dilihat secara fisik pada produk yang
dihasilkan.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu
aktiva diklasifikasikan sebagai persediaan tergantung pada jenis
perusahaan.Pada perusahaan properti misalkan, properti yang dimiliki
seperti apartemen, perumahan, dan gedung yang dijual dapat
diklasifikasikan sebagai persediaan karena properti tersebut
merupakan aktiva yang dijual untuk kegiatan usahanya yang bergerak
dibidang penjualan properti.
18
18
N. Penelitian Terdahulu
TABEL 1.
JURNAL PENELITIAN TERDAHULU
No. Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
1. Hakim
(2014)
Peranan Sistem
Informasi dan
Prosedur
Pencatatan
Persediaan
Barang pada
Perusahaan
Metode
analisis
deskriptif
kualitatif
Dari hasil
penelitiannya
menunjukkan
bahwa sistem dan
prosedur audt
persediaan sangat
berpengaruh dalam
pelaksanaan
pengendalian
internal
perusahaan.
2. Cynthia
Amanda,
Julie
J.Sondakh,
dan Stevan
J.Tangkuma
n (2015)
Analisis Efektif
Sistem
Penelitian
Pengendalian
Internal Atas
Persediaan
Barang Pada
Grand
Hardware
Metode
deskriptif
kuantitatif
Hasil penelitian
menujukkan
pengendalian
internal atas
persediaan pada
grand hardware
sudah efektif,
dimana adanya
pemisahan fungsi-
19
19
Manado fungsi terkait
dengan
penerimaan dan
pengeluaran
barang.
Pemantauan
terhadap
persediaan barang
dagangan juga
dilakukan secara
periodik oleh
bagian logistik.
3. Rida
Fariyanti
(2015)
Analisa
Keefektivan
Pengendalian
Sistem Audit
Persediaan
pada PT.
Cassanatama
Naturindo
Metode
deskriptif
kualitatif
Setelah
menganalisis dan
mengevaluasi
sistem
pengendalian
internal audit
persediaan pada
PT. Cassanatama
Naturindo yaitu
faktor-faktor yang
menyusun
lingkungan
pengendalian
20
20
internal PT.
Cassanatama
Naturindo
menerapkan
penegakan
integritas dan nilai
etika dengan baik
dan sudah
menunjukkan
bahwa PT.
Cassanatama
Naturindo
merupakan salah
satu Good
corporate
govermance.
4. Aprilia Maki
Surat, Jenny
Morasa Dan
Inggriani
Elim (2014)
Penerapan
Sistem
Pengendalian
Interen Untuk
Audit
Persediaan
pada Cv.
Multimedia
Persada
Metode
deskriptif
kuantitatif
Hasil penelitian
pada Cv.
Multimedia
Persada Manado
atas pengendalian
intern sudah baik
karena telah
menerapkan unsur-
unsur pengendalian
21
21
Manado interen. Disarankan
pihak manajemen
dapat melakukan
pencatatan manual
serta menyediakan
staf ahli dalam
menilai kualitas
barang dagangan.
5. Leni Ainiah
(2012)
Analisis
Prosedur
Pembiayaan
Musyarakah
Mutanaqisah
dan Penerapan
Nisbah Bagi
Hasil (Studi
kasus pada
“Produk
Pembiayaan
Hunian Syariah”
PT Bank
Muamalat
Indonesia
Cabang
Malang.
Metode
deskriptif
kuantitatif
Hasil dari penelitian
ini menunjukkan
bahwa dalam Bank
Muamalat
Indonesia Cabang
Malang terdapat
produk
“Pembiaayaan
Hunian Syariah
dengan
menggunakan akad
musyarakah
mutanaqisah. Pada
bank muamalat
Indonesia cabang
Malang,
pembiayaan
22
22
musyarakah
mutanaqisah
diakumulasikan
kedalam
pembiayaan.
Dalam pembiayaan
ini sudah
memisahkan tugas
dan tanggung
jawab masing-
masing pihak yang
terkait dalam
prosedur
pembiayaan hunian
syariah.
23
23
O. Kerangka Konsep
PT Traktor Nusantara Makassar merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang perdagangan dengan mendistribusikan 13 merek
terkemuka didunia untuk memenuhi kebutuhan alat berat disektor industri,
pertanian, pembangkit listrik dan sektor konstruksi jalan. Sistem dan
prosedur audit dilakukan dengan menganalisis sistem pencatatan
persediaan, proses sistem persediaan, kebijakan akuntansi, tujuan audit
persediaan, dan prosedur persediaan barang di gudang.
Sebelum hasil audit dikomunikasikan, auditor perlu
mengembangkan rekomendasi untuk memperbaiki hasil penyusunan
laporan tersebut. Banyaknya temuan yang diperoleh pada saat
melakukan audit, tidak menjamin bahwa auditor tersebut telah
melakukannya dengan maksimal. Hal ini terkait dengan penyelesaian
tindak lanjut temuan hasil audit yang masih perlu diselesaikan, temuan
yang belum ditindak lanjuti merupakan tanggung jawab auditor untuk
menyelesaikannya.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa
pelaksanaan audit pemeriksaan pada perusahaan dapat memastikan
bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik.Diperlukan pengelolaan dan
pemeriksaan yang memadai terhadap persediaan barang agar
perusahaan tetap bersaing.
24
24
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat diperoleh skema kerangka pikir yaitu sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Konsep
PT Traktor Nusantara
Sistem dan Prosedur Persediaan
Sistem Pencatatan Persediaan
Proses Sistem Persediaan
Kebijakan Akuntansi
Tujuan Persediaan
Prosedur Persediaan Barang
Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan
Sistem Persediaan Barang Dagang pada
PT. Traktor Nusantara Makassar
25
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu
penelitian yang dilakukan melalui wawancara sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana sistem dan
prosedur audit persediaan pada perusahaan yang akan diteliti.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah dengan memperhatikan sistem dan
prosedur audit persediaan pada perusahaan tersebut.
C. Pemilihan Lokasi
Penelitian ini dilakukan pada PT Traktor Nusantara, jl. Sultan
Alauddin KM.7 No. 74, Makassar, Sulawesi Selatan 902221, Waktu
penelitian selama 2 bulan.
D. Jenis Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan
dikumpulkan oleh peneliti.Dalam penelitian ini, data primer yang
dimaksud adalah hasil wawancara secara langsung kepada pihak-
pihak terkait seperti karyawan yang ada hubungannya dengan bagian
sistem dan prosedur audit persediaan pada perusahaan
tersebut.Adapun data yang ditampilkan oleh peneliti ialah melihat
sistem dan prosedur yang terjadi di perusahaan tersebut.Sedangkan
26
26
data primer yang ditampilkan yaitu informasi sistem dan prosedur,
untuk lebih mengetahui apakah suatu sistem informasi telah didesain
dan diimplementasikan secara efektif, efisien dan ekonomis.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan
dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti tinggal memanfaatkan data
tersebut menurut kebutuhannya.Dalam penelitian ini, juga
menggunakan data sekunder sebagai data tambahan seperti
dokumen serta beberapa dokumentasi.
E. Pengumpulan Data
1. Observasi Lapangan
Observasi ini dilakukan pada PT. Traktor Nusantara Makassar
dengan cara mengamati secara langsung tentang kondisi yang terjadi
selama dilapangan, baik yan berupa keadaan fisik maupun perilaku
yang terjadi selama berlangsungnya penelitian. Data-data yang
diperlukan dalam pengamatan ini yaitu data yang berkaitan dengan
persediaan barang dagang, prosedur persediaan, dan sistem
pencatatan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan kepala gudang dan kepala bagian
administrasi.Sebelum melakukan wawancara peneliti menjelaskan
atau memberikan gambaran dan latar belakang secara ringkas dan
jelas mengenai topik penelitian.Untuk menghindari kehilangan
informasi, peneliti meminta izin kepada informan untuk menggunakan
27
27
alat perekam.Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan
instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk di
ajukan dan mencatat setiap jawaban dari informan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh
peneliti untuk mengukur fenomena alam atau sosial.Instrumen pendukung
yang berfungsi untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
rekaman arsip dan daftar wawancara.
1. Wawancara
Peneliti juga menyiapkan beberapa pertanyaan yang ada
sangkut pautnya dengan penelitian ini untuk ditanyakan ke beberapa
pihak yang berkepentingan.
2. Rekaman Arsip
Rekaman arsip sangat penting bagi penelitian ini karena disini
dapat diketahui data-data yang sudah dilaksanakan dengan sistem
dan prosedur audit yang dilakukan oleh PT. Traktor Nusantara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai aktivitas dan proses penyediaan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat
berdasarkan pencatatan berbagai sumber informasi.
28
28
G. Teknik Analisis
Tahapan – tahapan analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengumpulan data, yaitu peneliti mencatat semua data secara
objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan
wawancara dilapangan.
2. Reduksi data, yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan
fokus penelitian.
3. Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi yang tersusun dan
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
4. Pengambilan keputusan atau verifikasi, berarti bahwa setelah data
disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Untuk itu diusahakan mencari pola, model, tema hubungan,
persamaan dan sebagainya.
29
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Umum Perusahaan
Sejak 1974, PT. Traktor Nusantara selalu memberikan yang
terbaik untuk setiap pelanggan dalam menciptakan dan mendukung
kesuksesan bersama. Hari ini PT. Traktor Nusantara dipercaya untuk
mendistribusikan 13 merek terkemuka dunia untuk memenuhi
kebutuhan alat berat di sektor industri, pertanian, pembangkit listrik
dan sektor konstruksi jalan.
Sebagai bagian dari PT. Astra International Tbk dan
Sumitomo Corporations Jepang, PT. Traktor Nusantara berkomitmen
untuk memberikan solusi inovatif secara komprehensif kepada setiap
pelanggan. Melalui portofolio bisnis termasuk distribusi unit,
dukungan purna jual (bagian dan layanan), penyewaan unit dan
peralatan bekas, PT. Traktor Nusantara bersama dengan anak
perusahaannya PT. Swadaya Harapan Nusantara terus melakukan
yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Melalui distribusi jaringan dengan 15 kantor cabang, 4 kantor
perwakilan, 3 kantor satelit dan 9 titik layanan diseluruh Indonesia,
pelanggan akan memperoleh jaminan nilai tambah dalam hal
operasi, pelatihan pemeliharaan, pasokan suku cadang, dan unit
cadangan yang lengkap namun akurat. Ditambah dengan dukungan
30
30
pusat pelatihan di Jakarta, pelanggan akan didukung oleh teknisi
yang berpengalaman.
PT Traktor Nusantara menjalankan bisnis distribusi,
penyewaan dan kontrak, layanan purna jual dan peralatan bekas
untuk keperluan industri, pertanian, tenaga penggerak dan energi
serta konstruksi jalan. PT. Traktor Nusantara memahami kebutuhan
sektor industri ini dan peralatan serta perlengkapan pendukung
sepeti, forklift merek Toyota dan berbahan bakar diesel bensin, gas
minyak cair, dan baterai, skid steer loader merek Toyota, mesin
merek perkins, towing traktor merek Toyota yang berbahan bakar
diesel dan bensin car towing battery (cbt) merek Toyota, generator
listrik merek perkins dan fg wilson (open type dan silent type) serta
instalasi dan panel pendukungnya serta kompresor udara merek
gardner denver.
Selain menjual alat-alat baru, untuk memenuhi kebutuhan
konsumen sektor industri, PT. Traktor Nusantara juga menyediakan
layanan tukar tambah alat lama dengan alat baru untuk forklift dan
generator listrik, penyewaan forklift dan generator listrik, menjual alat
bekas bergaransi untuk forklift dan generator listrik serta rekondisi
alat konsumen.
Tersedia berbagai merek alat berat seperti massey ferguson
tractor, perkins engine and genset, Toyota material handling, crane
hitaci sumitomo, link belt crane, sakai road equipment, erkins sabre
equipment, grander denver compressors, fg wilson generating set.
31
31
b. Visi dan Misi
Visi :
Menjadi perusahaan yang yang unggul dengan menawarkan
solusi dalam industri, pertanian, pembangkit listrik, dan konstruksi
jalan dengan nilai terbaik.
Misi :
Untuk menciptakan nilai terbaik bagi para pemangku kepentingan
kami.
c. Struktur Organisasi
Suatu organisasi adalah kelompok orang yang
berkerjasama untuk tujuan yang telah disepakati. Agar aktifitas
organisasi yang dijalankan oleh orang-orang yang ada didalamnya
dapat berjalan dengan baik, maka dibentuklah struktur organisasi
yang menggambarkan suatu sistem kerja yang baik, dimana
terdapat batasan-batasan, pembagian tugas, wewenang, dan
tanggung jawab serta fungsi masing-masing personil dalam
organisasi perusahaan.
Struktur organisasi itu sendiri adalah suatu susunan yang
merinci pembagian aktifitas kerja dan menunjukkan bagaimana
tingkatan aktifitas berkaitan satu samalain sampai tingkat tertentu,
struktur ini juga menunjukkan tingkat spesialisasi dari aktifitas
kerja. Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki organisasi
dan struktur wewenang,serta memperlihatkan hubungan
pelaporannya.
32
32
Bagi perusahaan, struktur organisasi memberikan stabilitas
dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup
walaupun orang datang dan pergi serta mengkoordinasikan
hubungannya dengan lingkungannya.
33
33
Gambar 2.
Struktur Organisasi PT Traktor Nusantara Makassar
34
34
d. Kegiatan Usaha PT Traktor Nusantara
1. Distribusi
PT. Traktor Nusantara melakukan distribusi alat berat
secara langsung dan tidak langsung.Distribusi langsung yaitu
penjualan yang dilakukan tanpa perantara dengan mendatangi
perusahaan distributor secara langsung.Sedangkan distribusi
secara tidak langsung dilakukan melalui perantara yaitu melalui
sales.
2. Penyewaan dan kontrak
PT. Traktor Nusantara menyediakan penyewaan alat berat
dan kontraktor yang telah berpengalaman selama puluhan tahun
dalam mengerjakan proyek-proyek besar baik proyek pemerintah
maupun swasta.
3. Service
PT. Traktor Nusantara juga konsisten menangani
permasalahan dan perawatan alat berat. Dengan memanfaatkan
teknologi informasi yang berkembang untuk membantu
mempercepat respon permintaan sesuai yang dibutuhkan
dengan sistem yang cepat.
4. Tukar tambah
Selain menjual alat-alat baru, untuk memenuhi kebutuhan
konsumen sektor industri, PT. Traktor Nusantara juga
menyediakan layanan tukar tambah alat lama dengan alat baru,
menjual alat bekas bergaransi untuk forklift dan generator listrik
serta rekondisi alat konsumen.
35
35
e. Tugas dan tanggung jawab
Setiap bagian dipimpin oleh seorang kepala bagian dan
bertanggung jawab pada manajer diatasnya.
Adapun uraian tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai
berikut :
1. Branch Coordination (Kordinator Cabang)
Tugas :
b. Memimpin dan mengelola kegiatan usaha/bisnis
perusahaan di cabang.
c. Membangun nama baik kantor cabang dengan image
yang positif.
d. Mengupayakan pertumbuhan dan perkembangan cabang
dari waktu ke waktu baik secara volume maupun kualitas.
Tanggung jawab :
a. Pelaksanaan operasional kantor cabang sesuai sistem
dan prosedur.
b. Risk control / pengendali resiko
c. Pertumbuhan dan perkembangan cabang
d. Merealisasikan profit yang ditargetkan.
2. Branch operation( Kepala operasi cabang )
Tugas seorang kepala cabang yaitu :
a. Mengelola dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
operasi perusahaan
36
36
b. Meminimalisir biaya-biaya operasi yang tidak
menguntungkan bagi perusahaan.
c. Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efisiensi
d. Mengawasi distribusi barang
e. Mengawasi persediaan distribusi barang dan tata letak
fasilitas operasional
f. Membuat pengembangan operasi dalam jangka pendek
dan jangka panjang
g. Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan
dalam mendukung visi dan misi perusahaan
3. Administrasion Dept. Head (Kepala Bagian Adinistrasi)
Tugas kepala bagian administrasi yaitu
mengkoordonasikan, memimpin dan mengendalikan semua
kegiatan keuangan, akuntansi dan pajak, SDM, healty safety
environment (kesehatan keselamatan lingkungan), investor
relation (hubungan investor), keamanan dan urusan umum di
cabang.
4. Parts Dept. Head (Kepala bagian suku cadang)
Tugas kepala bagian suku cadang, yaitu :
a. Menyusun rencana pemeliharaan peralatan mesin dan
perbaikan peralatan mesin yang rusak.
b. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan untuk menjaga
kelancaran proses produksi, mengurangi peralatan dan
37
37
mesin berhenti karena rusak, menjaga konsistensi kualitas
dan memperpanjang umur peralatan dan mesin.
c. Mengajukan rencana kebutuhan suku cadang, pelumas
dan bahan pembantu lainnya
d. Mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia
dengan menekan absensi, peningkatan disiplin dan tata
tertib serta konsistensi dalam menerapkan metode kerja
dan keselamatan kerja.
e. Mengatur pembuatan laporan, serta analisis, pemakaian
suku cadang dan bahan pembantu lainnya.
5. Service Dept. Head (Kepala Bagian Layanan)
Tugas dan tanggung jawab kepala bagian layanan yaitu, yaitu:
a. Menyusun program dan kegiatan bagian layanan
pengadaan barang dan jasa sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Memfasilitasi pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara
elektronik.
c. Mengoordinasikan tenaga ahli atau staf pendukung dalam
proses pengadaan barang dan jasa.
d. Melaksanakan pelaporan kegiatan bagian layanan
pengadaan barang dan jasa.
e. Melaksakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
38
38
6. Business consultant (Konsultan bisnis)
Tugas konsultan bisnis yaitu sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada.
b. Memberikan solusi atas masalah yang telah diidentifikasi
c. Membuat perencanaan bisnis dan mampu melihat
berbagai peluang yang ada.
d. Menjalin komunikasi yang baik dengan klien.
7. Chasier (Kasir)
Tugas dan tanggung jawab kasir, yaitu :
a. Melakukan penjualan produk dan penerimaan
pembayaran.
b. Mencatat semua transaksi dengan teliti.
c. Tanggung jawab dengan transaksi penjualan.
8. Parts counter (Bagian Counter)
a. Mempromosikan dan menjual produk atau layanan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
b. Teknisi layanan persediaan dengan suku cadang sesuai
kebutuhan.
c. Membantu menyiapkan barang dagangan.
d. Membantu dalam memelihara semua alat departemen,
peralatan, dan kendaraan dalam keadaan baik.
e. Melaporkan kekurangan dan masalah yang ditemukan.
39
39
9. Parts and Service Sales (Bagian penjualan suku cadang)
Service sales bertanggung jawab terhadap target penjualan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Beberapa hal yang
menjadi tugas dan tanggung jawab seorang sales yaitu :
a. Melakukan penjualan produk perusahaan. Sales harus
aktif mencari target pasar yang sesuai dengan produk
yang dijual.
b. Merekap hasil penjualan yang telah dilakukan secara
detail.
c. Menetapkan rencana dan strategi yang harus dilakukan
kedepannya. Merencanakan strategi yang akan dilakukan
berdasarkan kondisi lapangan atau pelanggan.
d. Menjamin kepuasan pelanggan dengan memberikan
informasi produk yang baik dan benar, meminta
feedbackakan pelayanan hingga melakukan survey ke
pelanggan.
10. Warehouseman (Kepala gudang)
Tugas dan tanggung jawab kepala gudang, adalah :
a. Membuat perencanaan pengadaan barang dan
distribusinya.
b. Mengawasi dan mengontrol operasional gudang.
c. Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk
dan keluar sesuai dengan SOP.
40
40
d. Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai
SOP.
e. Membuat perencanan, pengawasan dan laporan
pergudangan.
f. Memastikan ketersediaan barang sesuai kebutuhan.
g. Memastikan aktifitas keluar masuk barang berjalan lancar.
h. Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari
dan ke gudang.
11. Service admin (Administrasi layanan)
Administrasi layanan bertanggung jawab memberikan
bantuan dan dukungan kepada pelanggan dengan menerima
pesanan, menjawab pertanyaan dan keluhan, dan
memberikan saran alternatif untuk produk yang mungkin
kehabisan stok atau tidak cocok untuk pelanggan.
12. Mechanic (Mekanik)
Tugas dan tanggung jawab mekanik adalah melakukan
pemeliharaan, perbaikan trouble shooting engine alat berat
dan membuat laporan pekerjaan.
13. Product support admin (Admin dukungan produk)
Tugas dan tanggung jawab product support, yaitu :
a. Memberikan aplikasi dan dukungan produk kepada
pelanggan serta tim penjualan dan layanan.
41
41
b. Berpartisipasi dalam acara produk dan pemasaran.
c. Perjalanan sesekali ke situs pelanggan untuk dukungan
penjualan atau pemecahan masalah di tempat.
14. Helper mechanic (Mekanik pembantu)
Mekanik pembantu bertugas untuk menyelesaiakan tugas
dari mekanik utama.
B. Hasil Penelitian
Berdasarakan latar belakang dan rumusan masalah, kajian dan
metodologi penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
pada bab ini akan disajikan hasil penelitian melalui wawancara langsung
dengan informan dari perusahaan yang diteliti. Informan tersebut adalah
kepala bagian administrasi yang memimpin dan mengendalikan semua
kegiatan keuangan, akuntansi dan pajak.Selaian itu, informan lainnya
yaitu kepala gudang yang mengawasi dan mengontrol operasional
gudang, melaporkan semua transaksi keluar dan masuknya barang di
gudang, serta memastikan ketersediaan barang sesuai kebutuhan.Hal ini
untuk menjamin validitas infomasi yang disampaikan. Untuk keakuratan
data mengenai informasi maka diperlukan penjelasan mengenai data
informasi maka dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
42
42
Tabel 2.
Data Informasi
No. Nama Responden Jenis Kelamin Jabatan
1. Imam Syahreza L Administrasi Dept. Head
2. Agung Kurniawan L Warehouseman
Data wawancara, data dokumentasi dan observasi langsung
diperoleh dari informan berdasarakan pertanyaan dari peneliti.
1. Sistem Pencatatan Persediaan pada PT Traktor Nusantara
Pencatatan persediaan merupakan kegiatan yang membedakan
antara perusahaan barang dagang dengan perusahaan jasa sehingga
pencatatan persediaan merupakan hal yang penting dalam perusahaan
dagang.Pencatatan barang dagang baik yang masuk ataupun keluar
dilakukan untuk meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya
barang-barang dagang setelah dibeli, terlebih untuk barang-barang yang
dibeli secara kredit.
Metode pencatatan perpectual merupakan metode dimana
pencatatan dilakukan setiap waktu secara terus menerus berdasarkan
transaksi pemasukan dan pengeluaran persediaan barang serta retur
atas pembelian barang yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.Metode
pencatatan perpetual disebut juga sebagai metode buku yaitu dimana
setiap persediaan barang masuk dan keluar selalu dicatat dalam
pembukuan.Dengan menggunakan metode pencatatan persediaan
43
43
perpectual maka suatu perusahaan akan menjadi lebih mudah dalam
menyusun laporan neraca dan laporan laba rugi karena dengan
dilakukannya pencatatan secara berkala dalam penjurnalan maka
perusahaan dapat dengan mudah mengetahui persediaan yang
sebenarnya sehingga untuk mengetahui jumlah persediaan barang akhir,
perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan fisik atau stock opname
pada persediaan yang tersisa atau jika ingin menjamin keakuratan pada
pencatatan, perusahaan dapat melakukan perhitungan fisik pada jumlah
persediaan barang akhir yang dilakukan sekali dalam setahun.
Ciri-ciri dari metode pencatatan persediaan perpetual adalah:
a. Pembelian atas barang dagang atau bahan baku yang akan
diproduksi kemudian akan dicatat dengan mendebet akun persediaan
dan akun kas/utang dicatat dalam kredit.
b. Retur pembelian, biaya transportasi masuknya barang, diskon atas
pembelian barang, dan pengurangan harga barang dicatat dengan
mendebet akun persediaan.
c. Harga pokok penjualan (HPP) langsung dihitung untuk setiap
transaksi yang dilakukan dan pencatatan dilakukan dengan mendebet
akun harga pokok penjualan dan mengkreditkan dalam persediaan.
d. Persediaan adalah akun pengendalian yang dilengkapi dengan buku
besar pembantu. Buku besar pembantu tersebut berisikan catatan
persediaan yang berbeda-beda sesuai dengan tiap jenis
persediaannya. Catatan dalam buku besar pembantu yaitu berupa
catatan kuantitas dan harga dari setiap jenis persediaan yang ada
dalam persediaan tersebut.
44
44
Hasil wawancara penelitian menunjukkan bahwa sistem
pecatatan persediaan yang digunakan adalah sistem pencatatan
perpectual.Setiap barang dibeli dari supplier, langsung dicatat di
gudang dan ketika barang yang akan dipakai, dicatat kembali. Semua
pertambahan dan pengurangan barang dicatat dengan cara yang
sama yaitu dengan mecatat pertambahan dan pengurangan dan
pertambahan kas dibuku maupun komputer.Akun persediaan barang
pada awal periode akuntansi mengidentifikasi jumlah stok pada
tanggal tersebut.Pada waktu membeli barang dibuat jurnal dengan
mendebet akun persediaan dan mengkredit akun kas. Pada waktu
barang akan dipakai di jurnal harga pokok dari persediaan dan
mengkredit akun persediaan. Sistem perpectual mengikuti semua
transaksi pada saat barang bertambah atau berkurang dan
persediaan dicatat dalam kartu stok persediaan sehingga jumlah yang
dicatat merupakan jumlah yang ada digudang.
Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan mencatat pembelian
barang dengan mendebit perkiraan persediaan. Pada saat
perusahaan melakukan penjualan maka akan diperlukan dua (2) buah
jurnal pencatatan. Perusahaan akan mencatat penjualan sama seperti
biasanya yaitu, debit kas atau piutang dagang serta kredit penjualan
sebesar harga jual dari barang tersebut. Selain itu, perusahaan juga
akan mendebit harga pokok penjualan serta kredit pada persediaan
sebesar harga pokok dari barang tersebut. Dalam sistem persediaan
perpetualn harga pokok penjualan merupakan salah satu perkiraan
yang ada dalam buku besar.
45
45
2. Proses Sistem Persediaan pada PT Traktor Nusantara
Proses persediaan barang digudang pada PT Traktor Nusantara
memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Menerima barang
Barang yang diterima harus diinspeksi kuantitas dan
kualitasnya.Bagian penerimaan menghasilkan laporan
penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi penting
sebelum pembayaran dilakukan.
2. Menyimpan barang persediaan
Apabila barang telah diterima, barang tersebut disimpan di
gudang sambil menunggu pemesanan, atau penjualan. Barang
dikeluarkan dari persediaan atas penunjukan permintaan barang,
pesanan, dokumen yang sama atau pemberitahuan elektronik
yang layak disetujui yang menunjukkan jenis kuantitas barang
yang diperlukan.
3. Pengiriman barang
Pengiriman barang merupakan bagian dari siklus
penjualan dan penerimaan kas.Setiap pengiriman atau
pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman
atau pengeluaran barang yang diotoritasi dengan memadai.
4. File induk persediaan perpectual
File induk persediaan perpectual hanya memasukkan
informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual, dan
disimpan, atau infomasi mengenai biaya per unit.
46
46
Berdasarkan hasil wawancara atau informasi yang
diperoleh dari informan PT. Traktor Nusantara Makassar dapat
disimpulkan bahwa proses persediaan ini melalui beberapa
tahapan, yaitu penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman.
Namun, dalam proses persediaan ini sering mengalami
keterlambatan dalam penerimaan, sehingga seringnya terjadi
keluhan dari konsumen yang sudah memesan barang tersebut,
namun barangnya belum tersedia. Sehingga pihak perusahaan
harus melakukan negosiasi atau meminta pemakluman dan
tambahan waktu hingga batas waktu yang disepakati untuk
memenuhi keinginan konsumennya.
3. Kebijakan Akuntansi atas Akun Persediaan pada PT Traktor
Nusantara
PT Traktor Nusantara memiliki kebijakan mengenai akuntansi
persediaan, yaitu :
1. Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara
harga perolehan dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
2. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode
first in first out (FIFO) yang meliputi biaya-biaya yang terjadi
untuk memperoleh persediaan tersebut dan membawanya ke
lokasi dengan kondisinya yang sekarang.
3. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga
jual yang wajar setalah dikurangi dengan taksiran biaya untuk
menjual persediaan barang tersebut.
47
47
4. Besarnya penyisihan ditentukan berdasarkan persentase
tertentu sesuai hasil penilaian terhadap keadaan-keadaan
persediaan pada akhir priode.
Hasil penelitian menjukkan bahwa setiap perolehan maupun
pemakaian akan mempengaruhi pencatatan akuntansi atas persediaan.
Pencatatan pemakaian persediaan dilakukan pada akhir periode sebagai
penyeseuaian berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Setiap pemaiakan
persediaan akan dicatat sebagai beban persediaan atau beban
pemeliharaan.
4. Prosedur Persediaan Barang di Gudang
PT Traktor Nusantara memasok barang dari supplier yang
berasal dari Jepang, Brazil, dan Inggris, kemudian disimpan untuk
sementara yang ditentukkan untuk dijual kepada konsumen atau
untuk memproduksi barang yang akan dijual dalam operasi
usahanya. Dalam proses persediaannya, perusahaan ini melalui
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Penerimaan dan penyimpanan barang
a. Menerima informasi barang masuk. Dalam tahapan ini,
pihak dari PT Traktor Nusantara terlebih dahulu
mendapatkan informasi barang yang masuk. Informasi bisa
didapatkan sebelumnya melalui email, telepon, sms, dan
media lainnya dengan jangka waktu tertentu sebelum
48
48
barang masuk. Setelah itu informasi juga bisa didapatkan
ketika barang yang akan masuk sudah tiba di gudang.
b. Memastikan bahwa barang yang akan masuk sudah siap
diterima, kesiapan ini berkaitan dengan sumber daya
manusia, perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk menangani barang masuk dan juga lokasi
penempatan barang yang akan masuk.
c. Penerimaan barang masuk ini terjadi pada hari
penerimaan, dimana barang sudah tiba di gudang. Yang
perlu dilakukan adalah menyiapkan chek list barang yang
masuk. Jika sebelumnya sudah diinformasikan daftar
barang apa saja yang masuk misal dengan detail nama
barang, kode barang, jumlah, ukuran volume, berat, maka
daftar barang ini bisa dijadikan sebagai dokumen chek list
barang. Memastikan bahwa petugas gudang yang
bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan barang
berdasarkan dokumen tersebut. Jika tidak ada informasi
detail barang yang akan masuk, maka barang yang masuk
dicatat satu persatu sesuai detail yang diperlukan, misal
seperti nama barang, kode barang, jumlah, volume, dan
berat.
d. Pembuatan dokumen serah terima barang. Ini merupakan
proses terakhir dalam proses penerimaan barang yang
masuk ke dalam gudang . dokumen serah terima ini sangat
49
49
penting karena didalamnya bisa memberikan informasi
detail barang yang masuk :
5. Informasi siapa pembawa barang ke gudang
6. Informasi surat sebagai referensi barang masuk ke
gudang
7. Waktu (tanggal dan jam) barang tiba di gudang
8. Waktu (tanggal dan jam) barang mulai di bongkar
9. Waktu (tanggal dan jam) barang selesai di bongkar
10. Detail barang yang diterima (nama barang/ kode
barang/ jumlah/ volume/ berat)
11. Kondisi barang yang diterima (bisa dilengkapi dengan
foto)
12. Petugas gudang yang menerima barang.
Dokumen ini ditanda tangani oleh pembawa barang yang
dilengkapi dengan nama, nomor telepon yang bisa dihubungi, bisa
juga ditambah dengan email dan dilengkapi dengan foto copy
identitas dari pembawa barang. Dari pihak gudang juga
memberikan tanda tangan di dokumen tersebut yang juga
dilengkapi dengan nama, nomor telepon dan jabatan.
Dokumen ini dibuat rangkap, bisa dibuat dua rangkap,
tergantung dari kebutuhan dokumentasi.Misal jika dibuat rangkap
dua, rangkap pertama diberikan kepada pembawa barang untuk
diteruskan kepada pengirim barang, rangkap kedua sebagai
dokumen administrasi di gudang.Dokumen ini dilengkapi lampiran
dokumen checklist barang.
50
50
e. Penyimpanan/ memasukkan barang ke gudang
Barang-barang di gudang disimpan dan disusun menurut
jenis barang tersebut.
51
51
Gambar 3.
Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan Barang
Mulai
1. Menerima informasi barang masuk
2. Memastikan barang
masuk siap diterima
3. Penerimaan dan
pengecekan barang masuk
4. Membuat dokumen serah
terima barang
5. Menyimpan barang di
gudang
Dokumen
checklist barang
Dokumen serah
terima barang
52
52
Gambar 4.
Perencanaan Audit Internal
Start
1. Menetapkan program audit dan jadwal audit internal
2. Membentuk tim auditor
3. membuat surat penunjukan tim
audit internal
4. Membuat surat pemberitahuan
audit internal
5. Melaksanakan audit internal
sesuai dengan jadwal audit
6. Ada
ketidaksesuaian T Y
53
53
Gambar 5.
Pelaksanaan Audit Internal dan Pelaporan
Laporan
Ketidaksesuian
audit
7. Tulis hasil ketidaksesuaian
8. Merumuskan hasil temuan setelah
audit internal selesai
9. Closing meeting
10. Menyerahkan Laporan
Ketidaksesuaian audit kepada auditee
11. Analisa dan menentukan akar
penyebab masalah dari ketidaksesuain
12. Menetapkan koreksi dan tindakan
perbaikan dan melaksanakannya
13. Verifikasi terhadap koreksi dan
tindakan perbaikan
14. Efektif
15. Tulis status efektif pada laporan
ketidaksesuaian audit dan ditandatangani
16. Menyerahkan hasil verifikasi laporan
ketidaksesuaian audit
17. Melakukan analisa temuan audit
internal
54
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis tentang sistem
dan prosedur audit persediaan pada PT Traktor Nusantara Makassar,
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pecatatan persediaan yang digunakan adalah sistem
pencatatan perpectual. Setiap barang dibeli dari supplier,
langsung dicatat di gudang dan ketika barang yang akan dipakai,
dicatat kembali. Semua penambahan dan pengurangan barang
dicatat dengan cara yang sama yaitu dengan mecatat
penambahan dan pengurangan kas dibuku maupun komputer.
Sistem perpectual mengikuti semua transaksi pada saat barang
bertambah atau berkurang dan persediaan dicatat dalam kartu
stok persediaan sehingga jumlah yang dicatat merupakan jumlah
yang ada digudang.
2. Prosedur untuk persediaan barang di gudang pada PT Traktor
Nusantara dilakukan dengan memasok barang dari supplier yang
berasal dari Jepang, Brazil, dan Inggris, kemudian disimpan untuk
sementara yang diperuntukkan untuk dijual kepada konsumen
atau untuk memproduksi barang yang akan dijual dalam operasi
usahanya.
Dalam proses persediaanya perusahaan ini melalui
beberapa tahap yaitu, tahap pemesanan barang dari supplier,
setelah barang tersebut disetujui kemudian melalui proses
55
55
penerimaan barang persediaan yang akan disimpan dan nantinya
akan dijual kembali pada konsumen.
B. Saran
Berdasarakan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini, penulis memberikan saran yang kiranya dapat bermanfaat
dalam penelitian mengenai sistem dan prosedur audit persediaan pada
PT. Traktor Nusantara Makassar, yaitu sebagai berikut :
1. Saran bagi pimpinan PT. Traktor Nusantara Makassar.
Untuk menghindari adanya keterlambatan dan masalah
keluhan dari konsumen terkait persediaan barang dagang, sebaiknya
perusahaan meningkatkan kualitas kerja dan efisiensi dalam
penyediaan barang sesuai dengan kebutuhan yang paling banyak
diminati oleh konsmen. Dengan adanya peningkatan penyediaan
barang, akan mempermudah dalam penjualan barang dagang.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini belum komprensif,
karena hanya melihat dari kinerja organisasi dengan segi pendekatan
poses maka untuk kebutuhan penelitian berikutnya bagi yang
berminat melakukan penelitian tentang sistem dan prosedur audit
persediaan pada PT. Traktor Nusantara Makassar agar sekiranya
lebih meningkatkan data informasi yang efektif dan dapat
dikembangkan lagi dari penelitian ini.
56
56
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,Sukrisno,(2012). Auditing: Pemeriksaan Akuntan, Edisi 4, Salemba
Empat, Jakarta.
Agoes, Sukrisno. 2012 “Auditing Pemeriksaan Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik”, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Aini, 2011, Manajemen Persediaan, Edisi 1, Jakarta.
Andayani, Wuryan, 2008, Audit Internal, Edisi ke Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.
Anwar, Sanusi, 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta:Salemba Empat.
Alvin A.Arens, Mark S.Beasley dan Randal J.Elder,2012, Auditing and Assurance Service: An Integrated Apporoach, 1,3 th Edition, PearsonPrentice Hall.
Arens, A.A. & J.K. Loebecke. 2013. Auditing And Integrated Appoarch. 8 th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S. 2012. Auditing and Assurance Service.Fourteenth Edition. England: Pearson Education
Limited.
Bayangkara, IBK. 2013. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat
Bayangkara, IBK. 2014. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Divianto. 2012. Peranan Audit Operasional Terhadap Efektifitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit (studi kasus pada rumah sakit bunda Palembang). Palembang: Fakultas Ekonomi Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Dwi Martani, SylviaVeronica Nps, Ratna Wardhani, Aria Farahmita dan Edward Tanujaya. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 1. Jakarta. Salemba Empat.
Horrison Jr Walter T., Horngren,C William Thomas, Suwady T, 2013, Akuntansi Keuangan – Edisi IFRS, Edisi Kedelapan, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.
Imam Santoso, 2010, :Akuntansi Keungan Menengah (Intermediate Accounting)”. PT.Refik Aditama, Bandung.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., & Warfield, Terry D. 2011.IntermediateAccounting.IFRS edition. United States of America: John
Wiley & SonsInc.
Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit.Jakarta: Erlangga.
57
57
Kusuma, Anindita Wijaya. 2014. Anlisis Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Apotek Kencana Semarang, Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Moniqae.blogspot.com>2013/03
Mulyadi.2013.Sistem Akuntansi.Jakarta:Salemba Empat
Mulyadi.2014. Auditing Buku 1.Edisi keenam. Jakarta:Salemba Empat.
Profil Kesehatan Indonesia 2014. 2105. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Putri,Apriani. 2015. Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Persediaan Obat-Obatan (studi kasus pada rumah sakit Universitas Hasanuddin). Makassar: Fakultas EKonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin.
Sugiono, 2013, “Metode Penelitian Kunatitatif, Kualitatif dan Kombinasi”, Alfabeta, Bandung.
Stice, James D, Earl K.Fred Skousen, 2011, Akuntansi Keuangan Intermediate Accounting, Edisi Keenambelas.Diterjemahkan oleh Ali Akbar, Salemba Empat, Jakarta.
Tuanakotta, Theodorus M, 2013. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing). Jakarta: Salemba Empat..
Weygant,J.J., Kimmel,P.D., and Kieso,D.E. (2013). Financial Accounting, IFRS Edition. United States of America: Jhon Wiley & Son.
1
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
1. Tahun berapa perusahaan ini didirikan ?
- Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1974
2. Perusahaan ini merupakan perusahaan apa ? dan bergerak dibidang
apa?
- Perusahaan ini yaitu PT. Traktor Nusantara, yang bergerak dibidang
distribusi alat berat , penyewaan, dan kontrak, service atau perbaikan
dan pemeliharaan mesin, tukar tambah alat lama dan baru, dan alat-
alat bekas untuk mesin yang bergaransi.
3. Apa saja jenis barang yang tersedia di perusahaan ini ? bisa dijelaskan ?
- Tersedia berbagai merek alat berat seperti Massey Ferguson Tractor,
Perkins Engine and Genset, Toyota Material Handling, Crane Hitachi
Sumitomo, Link Belt Crene, Sakai Road Equipment, Perkins Sabre
Equipment, Gardner Denver Compressors, FG Wilson Generating
Set.
- Massey Ferguson Tractor, Mesin Perkins danGenset, Penanganan
Material Toyota, Crane Hitachi Sumitomo, Chain Belt Crene,
Peralatan Sakai Road, Peralatan Perkins Sabre, Kompresor Gardner
Denver, FG Wilson Generating Set.
4. Dari mana perusahaan memperoleh barang persediaan yang akan dijual?
- Untuk memperoleh barang tersebut, kami memesan dan menerima
barang dari Jepang, Brazil, dan juga Inggris.
2
5. Bagaimana prosedur penerimaan dan penyimpanan barang persediaan
dari supplier ?
- Sebelum menerima barang, kami harus menerima informasi barang
yang akan masuk, dan memastikan bahwa barang yang akan masuk
sudah siap diterima. Penerimaan barang masuk ini terjadi pada saat
penerimaan barang, dimana barang sudah tiba di gudang, kemudian
membuat dokumen serah terima barang. Setelah itu menyimpan atau
memasukkan barang ke gudang.
6. Bagaimana sistem pencatatan persediaan pada perusahaan ini ?
- Sistem pencatatan persediaan yang digunakan adalah sistem
pencatatan perpetual, setiap barang yang dibeli dari supplier,
langsung dicatatkan di gudang dan ketika barang yang akan dipakai
atau dikeluarkan akan dicatat kembali oleh PT. Traktor Nusantara.
Semua pertambahan dan pengurangan barang dicatat dengan cara
sama yang yaitu dengan mencatat pertambahan dan pengurangan
kas di buku maupun komputer,
7. Permasalahan apa yang pernah atau saat ini sedang terkait dengan
bagian persediaan ?
- Sejauh ini hanya permsalahan jika stok barang belum tersedia, tetapi
costumer meminta agar barangnya dikirim atau diperadakan dalam
waktu cepat.
8. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut ?
- Kami melakukan negosiasi dengan costumer dengan jangka waktu
tertentu.
3
9. Siapakah pihak-pihak yang berwenang dalam proses persediaan barang
dan apa saja tugas-tugasnya ?
- Untuk spare parts kami punya warehouseman (kepalagudang) yang
dikepalai oleh part depatement head, dan untuk keluar masuknya
barang semua ditanggung jawabi oleh kepala gudang, yang nantinya
kepala gudang akan melaporakan persediaan-persediaannya pada
part dept head.
10. Apakah hubungan keterkaitan antara struktur organisasi dengan job
description telah sesuai dan sudah diimplementasikan dengan tepat ?
- Sudah sesuai, karena masing-masing karyawan disini telah memiliki
tugas dan target tersendiri, dimana semua target dan tanggung jawab
mereka akan dibuat diawal tahun dan dievaluasi diakhir tahun.
11. Apakah dokumen-dokumen dan sistem-sistem pada perusahaan ini
sudah terstruktur atau belum ?
- Untuk dokumen-dokumen kami sudah terstruktur rapi, berserta
sistem-sistemnya agar mempermudah bagi karyawan jika
membutuhkan dokumen tersebut.
12. Bolehkah saya mendokumentasikan persediaan yang ada di perusahaan
ini ?
- Silahkan.
RIWAYAT HIDUP
NURUL HIDAYAH, Lahir di Pesse , Kecamatan Tanete
Riaja, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan Pada
Tanggal 26 Oktober 1997. Anak ke 2 dari 3 bersaudara,
Buah hati dari bapak Musa dan ibu Jamilah.
Penulis memulai dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) pada
tahun 2009 di SD Inpres Paria. Setelah tamat dari Sekolah Dasar penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Smp Negeri 2
Tanete Riaja dan tamat pada tahun 2012. Setelah tamat Sekolah Menengah
Pertama kemudian penulis melanjutkan pendidikan dijenjang Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di SMK Negeri 1 Barru dan tamat pada tahun 2015. Setelah
Tamat dari Sekolah Menengah Kejuruan penulis melanjutkan pendidikan
keperguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi. Kemudian Penulis menyelesaikan
Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar selama 5 tahun dan selesai
pada tahun 2020.